BAB V ANALISA DAN HASIL
5.1 Analisa Permasalahan Yang Terjadi Sebelum perbaikan, permasalahan di bagian produksi khususnya dibagian enrobing coklat belum dapat diketahui. Jumlah reject yang banyak pasti sangat berpengaruh terhadap output produksi. Hal ini jelas memberikan kerugian terhadap perusahaan. Setelah diterapkan langkah-langkah perbaikan melalui metode perbaikan QCC, maka dapat diketahui pokok permasalahan yang harus diperbaiki di bagian enrobing coklat. Berdasarkan data tabel 4.5 yang ditampilkan di bab sebelumnya, jumlah reject tertinggi di bulan juli s/d september yaitu terdapat pada reject coklat packing yakni sebesar 635,74 kg. Apabila dilihat dari grafik persentase pemakaian coklat sebelum dan sesudah implementasi, reject coklat mengalami penurunan sebesar 10,22% jika dilihat perbandingannya dari bulan september dan oktober. Hal ini terjadi karena permasalahan coklat yang tidak beku ketika memasuki cooling tunnel. Dari permasalahan tersebut, maka team QCC produksi ub3a menyepakati akan melakukan
69
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
perbaikan setelah melakukan brainstorming dengan diperkuat data dan fakta dilapangan. Dan pokok permasalahan yang harus diperbaiki adalah coklat yang tidak beku ketika memasuki cooling tunnel dikarenakan semprotan angin blower pada enrober coklat yang tidak dingin. Karena hal ini jelas merupakan masalah yang harus diselesaikan agar reject coklat dapat dikurangi dari sebelumnya. Setelah dilakukan perbaikan, permasalahan reject coklat yang tinggi sudah dapat ditanggulangi dengan baik. Jika kita melihat dari peresentase penurunan dari rata-rata 3 bulan terakhir yaitu Juli, Agustus, September dan setelah perbaikan yakni bulan oktober, maka persentase reject mengalami penurunan sekitar 11,07%. 5.2 Analisa PDCA Dalam analisa PDCA ini, penulis membandingkan apakah langkah-langkah perbaikan QCC yang diterapkan sesuai dengan siklus Deming. 5.2.1 Plan Pada tahap plan ini diterapkan 4 langkah, yaitu : 1. Menentukan Pokok Permasalahan Untuk menentukan pokok masalah telah diadakan suatu diskusi (brainstorming) oleh team QCC bagian Produksi Ub3a, dan sebagai bahan pertimbangan atas dipilihnya permasalahan tersebut, terlebih dahulu dibuat suatu data base untuk reject yang paling tinggi sebagaimana hasil pencapaian kontribusi produk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
tersebut. Sehingga ditemukanlah pokok permasalahan reject coklat packing yang paling tinggi. 2. Mencari Penyebab Sebelum dilakukan perbaikan, penyebab masalah belum diketahui. Dengan menggunakan salah satu alat dalam penerapan QCC, yaitu diagram fish bone, diketahui penyebab masalah reject coklat packing tinggi dengan menggunakan konsep 4M+1E, yaitu material, mesin, metode, manusia dan lingkungan. a) Material Diketahui penyebab dari segi material yaitu : 1. Temperatur ruang enrober coklat tinggi (30-32) derajat celcius. 2. Temperatur angin pada blower mesin enrober coklat panas (31-33) derajat celcius. b) Mesin / Alat Tidak adanya sistem pendinginan pada ruang enrober coklat dapat menyebabkan angin yang keluar dari blower menjadi panas. c) Metode Sistem input udara untuk peniup coklat berasal dari blower mesin enrober coklat yang tidak ber- AC.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
d) Manusia Tidak
terdapat
penyebab
yang
mengikut
sertakan
operator
dalam
permasalahan ini. e) Lingkungan Faktor lingkungan yang berpengaruh sekali adalah temperatur ruang enrober coklat yang tinggi. 3. Analisa Penyebab (Mencari Penyebab Dominan) Berdasarkan penyebab-penyebab yang ditemukan pada langkah mencari penyebab, yang berkaitan dengan pokok permasalahan sebelumnya. Maka pada langkah analisa penyebab ini, penyebab-penyebab tersebut dipersempit ruang lingkupnya atau keterkaitannya dengan pokok permasalahan. Sehingga pada langkah analisa penyebab ini, adalah menganalisa penyebab-penyebab tersebut, untuk menentukan penyebab yang paling dominan ruang lingkup atau keterkaitannya dengan pokok permasalahan yang diambil / ditentukan sebelumnya pada langkah menentukan pokok masalah. Adapun penyebab yang paling dominan dari penyebabpenyebab yang ada di diagram fish bone tersebut, maka ditemukan penyebab utama yaitu temperatur coklat pada enrober coklat tinggi dengan temperatur mencapai 31-33 derajat celcius sedangkan standar untuk temperatur coklat yang baik adalah 29-30 derajat celcius. Dengan temperatur coklat yang tidak standar tersebut, dapat menyebabkan lapisan coklat akan lembab dan menempel dijalur conveyor dan mesin packing.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
4. Rencana Perbaikan Agar perbaikan berjalan dengan baik, maka harus dibuat rencana perbaikan terlebih dahulu berdasarkan penyebab dominan yang ada dengan menggunakan tabel 5W+1H. Rencana perbaikan difokuskan pada penyebab yang dominan. Sumber udara tiupan blower pada enrober coklat akan diambil dari ruang cooling table, sehingga angin pada blower enrober coklat tidak panas, dan akan dipasang selang flexible dari ruang cooling table ke input angin blower enrober coklat. 5.2.2 Do 1. Melaksanakan Perbaikan Pada tahap pelaksanaan perbaikan ini, pekerja melaksanakan perbaikan sesuai dengan rencana perbaikan yang telah dibuat. Perbaikan dilakukan oleh teknisi dan utility, setelah team QCC melaksanakan percobaan (trial and error) dilapangan sesuai dengan rencana perbaikan yang dibuat. Percobaan yang dilakukan adalah dengan membuat selang flexible dari ruang cooling table ke input angin blower enrober coklat sehingga angin yang ditiupkan oleh blower tidak panas. 5.2.3 Check 1. Periksa Hasil Perbaikan Setelah perbaikan dilaksanakan kemudian dilakukan periksa hasil perbaikan, dengan menganalisa hasilnya dan dibandingkan dengan data sebelumnya. Seperti telah dijelaskan sebelumnya standard temperatur coklat adalah 29-30 derajat celcius. Sedangkan sebelum dilakukan perbaikan QCC, temperatur coklat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
mencapai 30-33 derajat celcius. Sedangkan setelah perbaikan QCC, temperatur coklat menjadi normal sesuai dengan standarnya yaitu 29-30 derajat celcius. Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya angka reject coklat packing sekitar 11,07% dari 3 bulan sebelumnya. 5.2.4 Action 1. Standarisasi Hal-hal perubahan perbaikan QCC yang dilakukan, setelah melalui tahap pemeriksaan hasil perbaikan dan berhasil dalam perbaikannya, maka perlu distandarkan perubahan tersebut. Hal yang menjadi standarisasi pada perbaikan QCC dari pokok permasalahan yang diulas adalah dengan memasang selang flexibel pada lubang blower dan di arahkan ke ruang cooling table yang bersuhu 24 o C agar angin untuk meniup cokelat menjadi tidak panas (Suhu cokelat menjadi 29-30 o C). 2. Masalah Berikutnya Untuk perbaikan QCC selanjutnya bagian produksi ub3a menentukan masalah berikutnya dengan mengadakan diskusi kolompok (brainstorming). Sehingga team / kelompok QCC bagian produksi ub3a sepakat masalah berikutnya yang akan dilakukan perbaikan dengan metode QCC adalah ” Mengurangi reject coklat di mesin packing”. 5.3 Analisa Biaya Salah satu alasan kenapa team QCC ub3a mengambil tema perbaikan untuk mengurangi reject coklat dikarenakan biaya coklat adalah biaya yang paling tinggi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
dari pada biaya material lainnya seperti Sheet, Cream,Caramel dan Cereal/crispy. Untuk persentase harga, harga coklat sendiri mencapai 35% dari berat standar dalam satu pcs produk. 5.3.1 Biaya pengeluaran per material Sebelum Perbaikan QCC Berdasarkan analisa data yang dilakukan sebelum perbaikan selama 3 bulan yaitu pada bulan juli, agustus, september dapat kita lihat tabel dibawah ini untuk cost 3 bulan terakhir. Tabel 5.1 Biaya pengeluaran per material sebelum perbaikan QCC Material
Juli
Agustus
September
Average
Rp Sheet
Rp
1,468,644
Rp
1,253,901
Rp
1,213,948
Cream
Rp
4,028,677
Rp
3,439,610
Rp
2,521,750
Rp
3,330,012
Caramel
Rp
7,558,664
Rp
6,453,448
Rp
4,731,345
Rp
6,247,819
Cereal
Rp
8,295,035
Rp
7,082,148
Rp
5,192,277
Rp
6,856,487
Coklat
Rp 25,085,781
Rp
21,417,777
Rp 15,702,443
Rp
20,735,334
Total
Rp 46,436,801
Rp
39,646,885
Rp 29,067,113
Rp
38,383,599
http://digilib.mercubuana.ac.id/
919,298
76
Pada bulan juli, Perkiraan biaya dari reject yang dihasilkan adalah Rp 25,085,781 . Bulan Agustus, cost coklat mencapai angka Rp
21,417,777 dan pada
bulan september cost coklat mencapai angka Rp 15,702,443 Sehingga dari 3 bulan tersebut bila dirata-rata biaya reject coklat mencapai Rp
20,735,334 per bulan.
5.3.2 Biaya pengeluaran material Sesudah Perbaikan QCC Berdasarkan periksa hasil perbaikan yang dilakukan sesudah perbaikan pada langkah ke-6, reject coklat menurun hingga 10,22% dari bulan September ke Oktober dan jika dilihat dari rata-rata 3 bulan terakhir reject coklat menurun hingga 11,07%. Setelah dikalkulasi didapat cost sebesar Rp 1,514,032 selisih cost antara sebelum perbaikan dan setelah perbaikan
5.3.3 Saving cost yang didapat setelah perbaikan QCC Untuk lebih jelasnya, perbandingan cost yang didapat sebelum dan sesudah perbaikan QCC, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
Tabel 5.2 Perbandingan Cost Sebelum & Sesudah Perbaikan QCC Material
Sebelum
Sesudah
Selisih
Sheet
Rp
1,213,948
Rp
1,125,309
Rp
88,639
Cream
Rp
3,330,012
Rp
3,086,865
Rp
243,148
Caramel
Rp
6,247,819
Rp
5,791,622
Rp
456,197
Cereal
Rp
6,856,487
Rp
6,355,847
Rp
500,640
Coklat
Rp 20,735,334
Rp 19,221,302
Rp
1,514,032
Total
Rp 38,383,599
Rp 35,580,944
Rp
2,802,656
Dari tabel 5.1 dapat dilihat saving cost yang didapat adalah sebesar Rp. 1,514,032 dari perbandingan sebelum dan sesudah perbaikan QCC dalam satu bulan. Namun jika dihitung dalam satu tahun, saving cost menjadi sebesar Rp. 33,631,866 per tahun.
http://digilib.mercubuana.ac.id/