ANALISA CACAT PRODUK PADA PROSES PEMBUATAN SPEDOMETER ANALOG PADA MOTOR HONDA TIPE X
BAB V HASIL DAN ANALISA
5.1
Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan dan pengaolahan data menggunakan
metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah diproses untuk dianalisa dengan menggunakan metode diagram sebab akibat. Pada perhitungan Total Cacat dapat diketahui hasil dari komponenkomponen peta kendali P yaitu sebagai berikut : •
Garis Pusat (CL)
= 0,081
•
Rata-rata proporsi produk cacat (P)
= 0,084
•
Rata-rata batas kendali atas (UCL)
= 0,100
•
Rata-rata batas kendali bawah (LCL)
= 0,062
Berikut
ini
adalah
klasifikasi
penyebaran
jenis
kecacatan
yang
digambarkan dalam diagram pareto, yang selanjutnya akan dianalisa faktor-faktor penyebab kecacatannya :
152
ANALISA CACAT PRODUK PADA PROSES PEMBUATAN SPEDOMETER ANALOG PADA MOTOR HONDA TIPE X
Gambar 4.2 Diagram pareto untuk jenis cacat
Berikut ini penjelasan mengenai kemungkinan penyebab terjadi kecacatan serta hasil perhitungannya :
1. Jenis cacat Jarum spedometer over standart (Prosentase cacat = 27%) Penyebab : Cacat ini terjadi dikarenakan kurang ketelitian, konsentrasi dan kerapihan dari karyawan yang menyebabkan
adanya kotoran
masuk kedalam spedometer assy. Hasil perhitungan yang telah diproses : • Garis Pusat (CL)
= 0,022
• Rata-rata proporsi produk cacat (P)
= 0,023
153
ANALISA CACAT PRODUK PADA PROSES PEMBUATAN SPEDOMETER ANALOG PADA MOTOR HONDA TIPE X
• Rata-rata batas kendali atas (UCL) • Rata-rata batas kendali bawah (LCL)
= 0,032 = 0,012
2. Jenis cacat Jarum spedometer tidak bergerak (Prosentase cacat = 24%) Penyebab : Cacat ini terjadi dikarenakan kurang ketelitian dan konsentrasi dari operator yang sering juga terburu-buru saat bekerja yang menyebabkan adanya kotoran masuk dan mengakibatkan pointer tersendat Hasil perhitungan yang telah diproses : • Garis Pusat (CL)
= 0,019
• Rata-rata proporsi produk cacat (P)
= 0,021
• Rata-rata batas kendali atas (UCL)
= 0,029
• Rata-rata batas kendali bawah (LCL)
= 0,009
3. Jenis cacat Jarum fuel meter tidak bergerak (Prosentase cacat = 12%) Penyebab : Cacat ini terjadi dikarenakan kurang ketelitian, konsentrasi dan kurangnya pelatihan dari operator, dan juga karena salahnya penyetingan dalam pemasangan pointer, yang mengakibatkan pointer tidak bergerak, tersendat atau macet ( tidak kembali ke posisi awal ) Hasil perhitungan yang telah diproses : • Garis Pusat (CL)
= 0,010
• Rata-rata proporsi produk cacat (P)
= 0,010
154
ANALISA CACAT PRODUK PADA PROSES PEMBUATAN SPEDOMETER ANALOG PADA MOTOR HONDA TIPE X
• Rata-rata batas kendali atas (UCL)
= 0,017
• Rata-rata batas kendali bawah (LCL)
= 0,003
4. Jenis cacat Angka odometer tidak bergerak (Prosentase cacat = 9%) Penyebab : Cacat ini terjadi dikarenakan kurangnya ketelitian, konsentrasi, pandangan keliru dan kurangnya pelatihan dari operator, sehingga pemasangan odometer tidak sesuai atau sejajar, yang mengakibatkan odometer tidak bergerak, angka odometer acak atau terbalik
Hasil perhitungan yang telah diproses : • Garis Pusat (CL)
= 0,007
• Rata-rata proporsi produk cacat (P)
= 0,007
• Rata-rata batas kendali atas (UCL)
= 0,013
• Rata-rata batas kendali bawah (LCL)
= 0,001
5. Jenis cacat lampu indikator mati (Prosentase cacat = 9%) Penyebab : Cacat ini terjadi dikarenakan kurangnya ketelitian, konsentrasi, sehinnga dalam pemasangan kabel atau part tidak sesuai dengan nomor kode yang ditentukan. Hasil perhitungan yang telah diproses : • Garis Pusat (CL)
= 0,007
• Rata-rata proporsi produk cacat (P)
= 0,007
155
ANALISA CACAT PRODUK PADA PROSES PEMBUATAN SPEDOMETER ANALOG PADA MOTOR HONDA TIPE X
• Rata-rata batas kendali atas (UCL)
= 0,013
• Rata-rata batas kendali bawah (LCL)
= 0,001
6. Jenis cacat Warna lampu indikator tidak sesuai (Prosentase cacat = 7%) Penyebab : Cacat ini terjadi karena kurang hati-hati, konsentrasi dan sering terburu-burunya operator, yang mengakibatkan kesalahan dalam pemasangan lens (warna tidak sesuai) standar yang ada.
Hasil perhitungan yang telah diproses : • Garis Pusat (CL)
= 0,006
• Rata-rata proporsi produk cacat (P)
= 0,007
• Rata-rata batas kendali atas (UCL)
= 0,011
• Rata-rata batas kendali bawah (LCL)
= 0,001
7. Jenis cacat wings merk lepas (Prosentase cacat = 5%) Penyebab : Cacat ini terjadi karena kurang ketelitian, konsentrasi dan terburu –
buru
dalam
melaksanakan
penyetingan
wings,
yang
mengakibatkan miring nya wings bahkan wings merk lepas. Hasil perhitungan yang telah diproses : • Garis Pusat (CL)
= 0,004
• Rata-rata proporsi produk cacat (P)
= 0,004
• Rata-rata batas kendali atas (UCL)
= 0,008
• Rata-rata batas kendali bawah (LCL)
=0
156
ANALISA CACAT PRODUK PADA PROSES PEMBUATAN SPEDOMETER ANALOG PADA MOTOR HONDA TIPE X
8. Jenis cacat Glass/case berembun (Prosentase cacat = 5%) Penyebab : Cacat ini terjadi karena kurang ketelitian, konsentrasi dan pandangan yang keliru, dan juga kesalahan dalam perencanaan serta kondisi meja kerja yang kotor, sehingga ada nya kotoran masuk seperti minyak yang mengakibatkan berembunya glass. Hasil perhitungan yang telah diproses : • Garis Pusat (CL)
= 0,004
• Rata-rata proporsi produk cacat (P)
= 0,004
• Rata-rata batas kendali atas (UCL)
= 0,008
• Rata-rata batas kendali bawah (LCL)
=0
9. Jenis cacat screw tidak ada (Prosentase cacat = 3%) Penyebab : Cacat ini terjadi karena kurang ketelitian dan konsentrasi, sehingga tidak mengamati adanya screw yang belum terpasang pada part. Hasil perhitungan yang telah diproses : • Garis Pusat (CL)
= 0,002
• Rata-rata proporsi produk cacat (P)
= 0,002
• Rata-rata batas kendali atas (UCL)
= 0,005
• Rata-rata batas kendali bawah (LCL)
5.2
=0
Analisis Diagram Sebab Akibat Analisa diagram pareto atau diagram sebab akibat digunakan untuk
mengetahui sebab terjadinya masalah defect pada produk yang diamati dengan mengumpulkan dan mengelompokkannya dalam beberapa penyebab dari faktor
157
ANALISA CACAT PRODUK PADA PROSES PEMBUATAN SPEDOMETER ANALOG PADA MOTOR HONDA TIPE X
produksi , analisa ini berhubungan langsung dengan pengaruh faktor-faktor produksi diantaranya manusia/operator, mesin, bahan baku/material, metode dan faktor non teknis lainnya yang kurang maksimal sehingga perlu diadakannya rencana solusi perbaikan untuk menghilangkan atau paling tidak mengurangi akibat yang terjadi. Analisa yang diagram sebab akibat tersebut adalah sebagai berikut : 1. Jenis cacat Jarum spedometer over standart (Prosentase cacat = 27%)
Manusia - Kurang teliti - kerapihan - Kurang konsentrasi
- Kurangnya kebersihan Lingkungan
Jarum speedometer over standar
- Kondisi bahan tidak sesuai dengan standar
Material
Gambar 5.2 Diagram sebab akibat jenis cacat Jarum spedometer over standart Analisa : Faktor penyebab dominan dari jenis cacat ini adalah kerena faktor manusia ,lingkungan
kerja,
material dan
beberapa
faktor
penyebab
lainnya. Manusia: Disini manusia menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya cacat adalah dikarnakan kurangnya ketelitian, konsentrasi dan kerapihan pada saat bekerja, sehingga kurang memperhatikan kebersihan area kerja, sarung tangan, dan mesin yang digunkan. Sehingga hasil prouk yang dihasilkan tidak mencapai kualitas yang diinginkan atau cacat.
158
ANALISA CACAT PRODUK PADA PROSES PEMBUATAN SPEDOMETER ANALOG PADA MOTOR HONDA TIPE X
Lingkungan: Kondisi lingkungan yang juga dapat mempengaruhi hasil akhir dari proses perakitan,
kondisi lingkungan yang kotor dapat
mengakibatkan jarum over satandar karna adanya debu yang menempel pada pointer yang mengakibatkan pointer over. Material: Kondisi kualitas material ynag kurang konssisten juga dapat menyebabkan pointer over, untuk itu pemeriksaan kualitas material sebelum digunakan sangatlah penting. Mesin: Perawatan mesin yang kurang malsimal sangatlah berpengaruh terhadap hasil akhir kualitas barang, perawatan yang dilakukan secara continu akan jauh lebih baik ketika proses produksi berlangsung. Method: Metode atau cara sangatlah penting dalam menentukan kualitas produk, metode yang telah terplaning secara benar akan jauh lebih baik. usulan
untuk
perbaikannya
adalah
dengan
meningkatkan
kemampuan operator dalam ketelitian dan konsentrasi serta peningkatan unsur-unsur produksi lainnya seperti pengecekan bahan baku yang lebih teliti, atau melakukan double chek terhadap part.
159