BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1. Rencana Implementasi Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang alur bisnis PLTM Girimukti, maka di susun skema bisnis usaha PLTM Girimukti seperti terlihat pada gambar 3.1. di bawah ini. Dari diagram tersebut dapat di jelaskan bahwa sebagian dana pembangunan dalam bentuk debt akan di ajukan ke lender atau kreditor (private investor atau lembaga keuangan ataupun bank) dan sekaligus bekerjasama dengan lembaga penjaminan (bank/financial institution for security), sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dana tersebut (debt) di gabung dengan dana sendiri (equity), dimana komposisi debt to equity telah di tetapkan dari hasil analisis dengan perbandingan 70% : 30%, yang di pergunakan untuk biaya konstruksi, biaya administrasi termasuk biaya perijinan serta pembebasan lahan. Untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang terdiri dari kelompok pekerjaan Civil Works (termasuk pekerjaan Metal) dan kelompok pekerjaan Mechanical & Electrical (termasuk pekerjaan jaringan transmisi) akan ditunjuk vendor atau pelaksana yang berpengalaman dalam pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas dengan menggunakan sistim EPC (Engineering, Procurement and Construction). Pola kerja sistim EPC ini dilakukan dengan pemikiran bahwa pelaksana pekerjaan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap kualitas hasil dan target sasaran pekerjaan yakni terjaminnya kapasitas output daya listrik sesuai yang dengan perencanaan semula serta sesuai spesifikasi pekerjaan yang di syaratkan. Untuk mendapatkan jaminan terhadap kualitas pekerjaan seperti yang telah di rencanakan, maka akan di tunjuk konsultan pengawasan yang memiliki tugas untuk aspek pelaksanaan manajemen konstruksi, monitoring kegiatan aspek lingkungan, kajian aspek teknis termasuk review design (bila diperlukan) dan supervisi pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Setelah selesainya pekerjaan konstruksi baik Civil Works maupun Mechanical & Electrical Works, maka tahapan selanjutnya adalah di lakukannya pekerjaan Commissioning, dengan tujuan untuk melakukan verifikasi seluruh pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis dan sekaligus melakukan trial test terhadap output daya listrik setelah pelaksanaan pekerjaan. 75
LEADER / CREDITOR
PT. PT.GIRIMUKTI GIRIMUKTIe eNERGI NERGI
Bank/Financial Bank/Financial Institution Institutionfor forSecurity Security
Power Purchasing Agreement
PT. PT.PLN PLN(Persero) (Persero)
EPC CONSULTANT CONSULTANT ENGINEERING ENGINEERING MANAGEMENT MANAGEMENT LL EE G G AA LL ENVIRONMENT ENVIRONMENT& & SECURITY SECURITY DEVELOPMENT DEVELOPMENT SUPERVISION SUPERVISION
CONTRACTOR & SUPPLIER CONTRACTOR & SUPPLIER CIVIL CIVIL&&METAL METAL WORK WORK MECHANICAL/ELECTRICAL MECHANICAL/ELECTRICAL
PROPERTY PROPERTY INSURANCE INSURANCE
COMMISSIONING COMMISSIONING
POWER POWERPLANT PLANT OPERATOR OPERATORBODY BODY
PROPERTY PROPERTY INSURANCE INSURANCE
COMERCIAL COMERCIAL OPERATION OPERATION
Gambar 4.1. : Skema bisnis PLTM Girimukti
Pekerjaan commissioning dilakukan antara pemilik proyek (PT Girimukti Energi) dengan pihak kontraktor EPC, yang disaksikan oleh PLN selaku pembeli energi listrik. Untuk pekerjaan Commissioning akan ditunjuk lembaga yang memiliki kompetensi untuk melakukan validasi keandalan pembangkit, terutama pembangkit yang baru di bangun. Lembaga ini juga akan mengeluarkan sertifikat laik operasi bila hasil pemeriksaannya memenuhi kriteriakriterianya aspek ketenagalistrikan yang umum berlaku di Indonesia. Setelah Comissioning dan trial test dinyatakan selesai, maka langkah selanjutnya adalah tahap operasi (commercial operation) yakni pengoperasian pembangkit serta melakukan penjualan listrik ke PLN sebagai pembeli listrik sesuai dengan ketentuan dalam PPA, termasuk jumlah daya listrik yang di perjual-belikan serta ketentuan harga seperti yang telah di sepakati pada awal penyusunan bisnis pembangkitan ini. Sistim pembayaran (invoice) yang dilakukan oleh PLN biasanya dilakukan dalam bulanan. Hasil penjualan energi listrik di gunakan untuk biaya operasi dan pemeliharaan termasuk asuransi dan gaji tenaga operasional serta untuk membayar kewajiban hutang pokok berikut bunganya (interest) sesuai perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Dari hasil analisis solusi bisnis dan penilaian aspek kelayakan bisnis pembangunan PLTM seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka skenario pembangunan yang memberikan return maksimal adalah dengan membangun PLTM Girimukti-1 dan Girimukti-2 sekaligus 76
karena akan didapatkan efisiensi-efisiensi dalam pelaksanaan pembangunan, mekanisme penjualan energi listrik secara maksimal, serta akan mendapatkan additional revenue berupa penjualan carbon credit kepada pembeli CER. Langkah selanjutnya dari analisa bisnis PLTM ini adalah menyusun implementasi setiap aspek pekerjaan guna mendukung keberhasilan proyek, baik dari sisi perencanaan, proses perijinan, pembebasan lahan, pembangunan pembangkit, fabrikasi pekerjaan konstruksi, trial test and commisioning, maupun pada saat pelaksanaan operasional pembangkit dan proses penerimaan invoice dari hasil penjualan listrik. Secara garis besar rencana implementasi dapat di kelompokkan dalam tiga tahap utama, yakni : 1. Tahap Pra Konstruksi 2. Tahap Konstruksi 3. Tahap Operasional dan pemeliharaan Antara tahap satu dengan tahap lainnya dilakukan secara berurutan, dan untuk mendapatkan gambaran masing-masing tahap, dapat dijelaskan sebagai berikut. 4.1.1. Tahap Pra Konstruksi Tahap para-konstruksi merupakan tahap paling awal dalam kegiatan proyek, dan kegiatan yang dilakukan mencakup studi kelayakan (teknis, finansial dan studi AMDAL), proses perijinan, penyusunan detailed engineering design, serta menyusun scheme bisnis secara keseluruhan. 1. Studi kelayakan Kegiatan studi kelayakan teknis dilakukan untuk memastikan bahwa proyek dapat dilaksanakan secara teknis, yakni dengan melakukan kajian keandalan debit (Q), tinggi jatuh air (head) dan aspek kondisi geologi rencana lokasi proyek. Sedang kelayakan dari aspek finansial merupakan tinjauan terhadap tingkat keuntungan dari investasi yang ditanamkan, yakni dengan menggunakan tinjauan terhadap instrumen-instrumen keuangan yang umum berlaku, diantaranya Pay Back Period NPV, IRR, PBP, PI, dan ROI. Sementara kelayakan aspek lingkungan dilakukan dengan mengikuti ketentuan tentang Amdal yang ditetapkan oleh pemerintah34), yakni untuk pembangkit listrik dengan daya di bawah 100 MW (PLTM Giri-
34)
Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999, tentang Analisi Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
77
mukti memiliki kapasitas total 11,4 MW) tidak diperlukan dokumen AMDAL35), dan hanya diperlukan penyusunan dokumen UKL&UPL, yang persetujuannya dilakukan oleh BPLHD (Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah) mewakili Bupati. Kajian UKL&UPL36) bertujuan agar aspek sosial-ekonomi masyarakat dan lingkungan dapat di integrasikan di dalam implementasi proyek, sehingga pembangunan proyek tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat sekitar serta kehidupan sosial-ekonomi dan lingkungan dapat berjalan seperti sebelum adanya proyek. 2. Proses Perijinan Pembentukan suatu perusahaan yang berbadan hukum seperti halnya PT Girimukti Energi harus mengikuti ketentuan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, tentang prosedur pendirian perusahaan, permodalan & saham, rencana kerja dan laporan tahunan korporasi, penyelenggaraan RUPS, dan lain-lain. Perijinan yang diperlukan untuk pendirian perusahaan tersebut diantaranya:
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Tanda Daftar Perseroan yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Surat Keterangan Domisili Perusahaan
Surat Ijin Gangguan yang dikeluarkan oleh Kantor Penanaman Modal Daerah
Kartu Registrasi Perusahaan yang dikeluarkan Kantor Penanaman Modal Daerah
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Sedangkan perijinan yang di perlukan terkait dengan pembangunan PLTM, di tingkat daerah diantaranya :
Surat dukungan pembangunan PLTM dari Gubernur
Surat persetujuan Bupati tentang pembangunan pembangkit listrik terbarukan skala menengah
Surat ijin dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) tentang peruntukan penggunaan tanah.
35) 36)
Surat Keputusan Bupati tentang pemberian ijin lokasi tanah.
AMDAL = Analisa Mengenai Dampak Lingkungan UKL&UPL = Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
78
Surat keputusan dari kantor analisis dampak lingkungan kabupaten tentang persetujuan UKL&UPL Pembangunan PLTM
Sedangkan dokumen-dokumen yang diperlukan terkait dengan penjualan energi listrik ke PLN diantaranya adalah :
Nota Kesepahaman antara PT Girimukti Energi dengan PT PLN distribusi Jawa Barat dan Banten tentang jual beli energi listrik
Surat Ijin Penggunaan dan Pemanfaatan Air (SIPPA) yang dikeluarkan oleh dinas pengairan setempat (Dinas Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum).
Power Purchase Agreement (PPA) antara PT Girimukti Energi dengan PT PLN
Surat Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk Kepentingan Umum (IUKU)
Surat Menteri Kehutanan Republik Indonesia tentang Persetujuan Prinsip Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Pembangkit Listrik Minihidro
Dokumen-dokumen yang diperlukan terkait dengan penjualan dan perolehan insentif CER dari buyer, diantaranya adalah :
Data teknis pembangkit
Dokumen Project Design Document (PDD)
Emission Reduction Purchase Agreement (ERPA)
Monitoring operasional pembangkit
3. Detail Engineering Design Setelah studi kelayakan proyek sudah dibuat dan dinyatakan layak, maka tahap selanjutnya adalah melakukan detail disain rencana pembangkit. Tahap ini lebih memprioritaskan pada
Gambar 4.2. : Gambar typical pekerjaan detail disain
79
penajaman aspek teknis, dengan sasaran di samping menyiapkan disain detail teknis, juga di persiapkan sebagai upaya untuk melakukan review terhadap harga satuan terbaru serta optimasi-optimasi yang perlu dilakukan untuk mengefisiensikan biaya investasi, terutama efisiensi biaya konstruksi. Disamping itu detail design di perlukan untuk membuat perkiraan volume pekerjaan konstruksi, mempermudah dalam pelaksanaan konstruksi, serta bahan penyusunan jadual pelaksanaan konstruksi. Contoh gambaran detail disain dapat dilihat pada gambar 4.2. diatas. 4.1.2. Tahap Konstruksi Implementasi pekerjaan konstruksi di awali dengan menyusun rencana kerja yang terkoordinasi berdasarkan urut-urutan pekerjaan. Jenis pekerjaan-pekerjaan pada tahap konstruksi ini telah disusun dalam suatu rencana implementasi konstruksi seperti terlihat pada diagram di bawah ini (lihat gambar 4.2.). Pekerjaan yang termasuk pada tahap konstruksi diantaranya pembebasan lahan, pelaksanaan tender EPC, pelaksanaan konstruksi, serta pekerjaan comisioning and trial test. Rencana implementasi ini dapat dijelaskan seperti berikut: 1. Pembebasan/Pengadaan Lahan Pembebasan lahan guna keperluan lokasi rencana konstruksi serta bangunan pelengkapnya di lakukan terhadap dua kelompok pemilik lahan yakni lahan milik masyarakat dan lahan milik departemen Kehutanan. Konsep yang umum dipakai dalam pembebasan lahan adalah untuk tanah milik masyarakat bisa dilakukan secara langsung dengan proses jual beli tanah milik masyarakat, sedangkan pembebasan lahan yang dimiliki oleh Kehutanan dilakukan sesuai dengan mekanisme yang berlaku di departemen kehutanan yakni dengan pola 1:2, dalam artian untuk setiap 1,0 m2 luas tanah yang di bebaskan harus diganti dengan lahan (milik masyarakat) seluas 2,0 m2 di tempat lain dalam areal wilayah kehutanan yang sama. Luas lahan yang di bebaskan di sesuaikan dengan kebutuhan lahan yang mengacu pada data hasil disain, dan pelaksanaannya harus dilakukan secara cermat mengingat masalah tanah merupakan masalah yang cukup rawan, dan harga tanah di sesuaikan dengan harga yang berlaku di lokasi pekerjaan atau berdasarkan harga yang tercantum dalam NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) atas tanah.
80
2. Tender EPC Tahap penting dalam periode konstruksi adalah pelaksanaan tender EPC, yakni melakukan seleksi terhadap pelaksana (kontraktor) pekerjaan konstruksi. Untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi di kelompokkan dalam dua golongan pekerjaan EPC, yakni : 1. Kelompok pekerjaan sipil (Civil Works) dan pekerjaan Metal (Lot – 1) 2. Kelompok pekerjaan Electrical Mechanical (Lot – 2) Penentuan kontraktor pelaksana pekerjaan dilakukan melalui sistim tender terbuka dengan sasaran untuk mendapatkan kualitas hasil pekerjaan yang terbaik dengan harga optimum. Sedangkan pembagian pekerjaan dalam dua kelompok pekerjaan adalah bertujuan untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan serta pelaksana pekerjaan tidak terkonsentrasi pada satu kontraktor, sehingga masing-masing kontraktor dapat lebih fokus pada pekerjaannya, dan dengan demikian akan di dapatkan kualitas hasil pekerjaan yang maksimum. 3. Tahap Negosiasi Harga dan Penanda-tanganan Kontrak Konstruksi Setelah tender dilakukan hingga didapatkan nominasi pemenang tender, tahapan selanjutnya adalah di lakukan negosiasi dan klarifikasi terhadap calon pemenang tender untuk masingmasing kelompok pekerjaan tersebut diatas. Sasaran dari negosiasi dan klarifikasi atas penawaran dari calon pemenang tender adalah untuk levelisasi terhadap lingkup pekerjaan serta target kapasitas pembangkit yang di inginkan, disamping untuk tetap mendapatkan harga pekerjaan yang paling kompetitif. Metode yang dilakukan dalam negosiasi ini adalah the lowest responsible bidder, yakni nilai penawaran terendah yang paling bisa di pertanggung-jawabkan. Setelah harga pekerjaan disepakati bersama selanjutnya dilakukan penanda-tanganan kontrak pekerjaan yang umumnya berisi lingkup pekerjaan, nilai/harga pekerjaan serta tata-cara pembayaran, jangka waktu pelaksanaan, sanksi-sanksi bila terjadi penyimpangan terhadap isi perjanjian.
81
82
Year 2
1
3
3 5
5 6
6 7
7
1st Year 8
8 9
9 10
10 11
11
1 13
2 14
Construction Stage
12
12
3 15
4 16
5 17
18
6 19
7
2nd Year 8 20
9 21
10 22
11 23
12
2 26
Warranty
25
1
3rd Year REMARKS
Legend
End of Commissioning & Test
End of Construction Stage
24
River Intake Gates
Desand Suice Gates
Head Pond Sluice Gates
Penstock Intake Screen
River Intake Screen
Penstock Intake Gates
Intake & Tailrace Stop Lock
Accessories
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
4.8.
4.9.
Mini Tower (350; 11M)
Cross Arm
Horn Lihting Arrester & Accessories
Lighting Arrester & Accessories
MOF
Fuse
Disconnecting Switch
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
1.8.
Outgoing Cibicle to Cijedil Grid
Outgoing Cibicle to Bandung Selatan Grid
Bus PT Cubile
Lightening Arrester Cubicle
Incoming Control Cubicle
Outgoing Control Cubicle
Synchronous Generator Panel
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.8.
2.10. Factory Inspection Supervision
Incumming Cubicle for Transf. 20kV/8.8MV
2.1.
2. Sub Station
Conductor AAAC 150 mm2
1.1.
1. Transmission Line
4. TRANSMISSION SYSTEM
5. Mandatory Spareparts
4. Control & Protection Equipment
3. Transformer & Switcgear
2. Generator & Exitation System
1. Turbine & Auxiliaries
3. ELECTRICAL & MECHANICAL EQUIPMENTS
Weir Sluice Gates
4.1.
Commissioning
Erection
Transportation
4
4
Design/Procurement/ Manufacturing
Starting of Construction Stage
Contract Signing
2
1
4. Gates, Bulkheads & Screens
Month
3. Bifurcation
2. Pipeline Steel Works
1. Penstock Steel Works
2. METAL WORKS
10.Others Support Building
9. Access Road & Bridge
8. Powerhouse & Tailrace
7. Penstock Anchorage/Foundation
6. Head Pond
5. Waterways
4. Desand
3. Intake
2. Weir
1. Site Cleaerance
1. CIVIL WORKS
Key Project Schedule
Gambar 4.3. Rencana Implementasi
4. Tahap Pelaksanaan Konstruksi Tahap pelaksanaan konstruksi untuk dua kelompok pekerjaan tersebut dilakukan dengan tatacara sebagai berikut : a. Kelompok Pekerjaan Civil Works dan Metal Works Pekerjaan sipil dilakukan sesuai dengan metode dan tatacara pelaksanaan pekerjaan yang mengacu pada standard yang berlaku pada pekerjaan-pekerjaan sipil. Bangunan utama dan infrastruktur pada konstruksi PLTM Girimukti ini terdiri dari : I. PLTM Girimukti - 1 1. Bendung (Weir) - Tipe - Banjir Rencana (Q100th) - Panjang - Tinggi Mercu - Elevasi Mercu - Elevasi Muka Air Banjir - Elevasi Tanggul 2.
: OGEE (pasangan batu kali dengan selimut beton) : 631,53 m3/det : 25,00 m ~ 40,00 m : 4,00 m : NWL El. 800,30 m : HWL El. 804,30 m : El. 805,30 m
Apron - Panjang Lantai - Tebal Lantai
: 15,00 m : 0,50 m
Untuk keperluan pengamanan bangunan Bendung terhadap kemungkinan banjir 50 tahunan, di bagian hulu tubuh bendung Girimukti 1 akan dibangun 5 check dam. 3. Kolam Olakan - Tipe - Panjang - Tebal Lantai 4. Pembilas Bawah (Under Sluice) - Ukuran (lebar x tinggi x n) - Tebal
: USBR II : 25,00 m : 0,75 m
: 1,50 m x 1,50 m x 2 : Maksimal 1,00 cm
5. Kolam Pengambil (Intake) - Ukuran Pintu (lebar x tinggi x n) - Tebal Pilar Pemisah - Tinggi Bukaan Pintu
: 1,50 m x 1,10 m x 2 : 1,00 m : 1,10 m
83
6. Kantong Lumpur (Sandtrap/Desand) - Dimensi (lebar x panjang) - Pintu Penguras (lebar x tinggi x n) - Panjang Pelimpah Samping
: 10,00 m x 65,00 m : 1,30 m x 1,30 m x 2 : 28,00 m
7. Saluran Pembawa (Waterway) - Tipe - Debit (Q) - Dimensi (lebar x tinggi) - Panjang
: Saluran terbuka dilengkapi saluran gendong : 2 x 3 m3 / det : 3,25 m x 2,00 m : 3.900 m
8. Kolam Penenang (Headpond) - Dimensi (lebar x panjang) - Panjang Pelimpah Samping - Pintu Penguras (lebar x tinggi x n)
: 10,00 m x 30,00 m : 4,50 m : 1,30 m x 1,30 m x 1
9. Pipa Pesat (Penstock) - Diameter (∅)
: 1,10 – 1,70 m (Bifurcation)
- Panjang - Tipe - Tebal
: 200,00 m ~ 300 m : Exposed : 10,00 - 12,00 mm
- Bahan - Pintu Inlet (lebar x tinggi x n)
: Baja SM 41 : 1,30 m x 2,30 m x 2
10. Rumah Pembangkit (Powerhouse) - Dimensi - On Ground
: 12,00 m x 25,00 m : Di atas permukaan tanah
11. Serandang Hubung (Switchyard) - Dimensi - Tipe
: 5,00 m x 7,50 m, : Terbuka (Outdoor)
12. Saluran Pembuang (Tailrace) - Tipe - Ukuran (Lebar x Tinggi) - Panjang
: Saluran terbuka (persegi empat) : 5,00 m x 2,00 m : 20 - 30 m
13. Jalan Masuk (Access Road) & Jalan Inspeksi (Inspection Road) a. Jalan Masuk - Panjang - Lebar Perkerasan - Lebar Bahu
: 3.10 km : 3,00 m : 2 x 1,00 m
84
b. Jalan Inspeksi - Panjang - Lebar Perkerasan - Lebar Bahu
: 4.20 km : 3,00 km : 2 x 1,00 m
II. PLTM Girimukti - 2 1. Bendung (Weir)
2.
- Tipe - Banjir Rencana (Q 100th) - Panjang - Tinggi Mercu
: OGEE (pasangan batu kali dengan selimut beton) : 631,53 m3/det : 25,00 m ~ 40,00 m : 4,00 m
- Elevasi Mercu - Elevasi Muka Air Banjir - Elevasi Tanggul
: El. 459,00 m : El. 464,00 m : El. 465.00 m
Apron - Panjang Lantai - Tebal Lantai
: 15,00 m : 0,50 m
Untuk keperluan pengamanan bangunan Bendung terhadap kemungkinan banjir 50 tahunan, di bagian hulu tubuh bendung Girimukti-2 akan dibangun 2 check dam. 3. Kolam Olakan - Tipe - Panjang - Tebal Lantai
: USBR II : 25,00 m : 0,75 m
4. Pembilas Bawah (Under Sluice) - Ukuran (lebar x tinggi x n) - Tebal
: 1,50 m x 1,50 m x 2 : Maksimal 1,00 cm
5. Kolam Pengambil (Intake) - Ukuran Pintu (lebar x tinggi x n) - Tebal Pilar Pemisah - Tinggi Bukaan Pintu
: 1,50 m x 1,10 m x 2 : 1,00 m : 1,10 m
6. Kantong Lumpur (Sandtrap/Desand) - Dimensi (lebar x panjang) - Pintu Penguras (lebar x tinggi x n) - Panjang Pelimpah Samping
: 10,00 m x 65,00 m : 1,30 m x 1,30 m x 2 : 28,00 m
7. Saluran Pembawa (Waterway) - Tipe - Debit (Q)
: Saluran Terbuka + Saluran Gendong : 2 x 3 m3 / det
85
- Dimensi (Lebar x Tinggi) - Panjang
: 3,25 m x 2,00 m : 3.900 m
8. Kolam Penenang (Headpond) - Dimensi (lebar x panjang)
: 10,00 m x 30,00 m
- Panjang Pelimpah Samping - Pintu Penguras (lebar x tinggi x n)
: 4,50 m : 1,30 m x 1,30 m x 1
9. Pipa Pesat (Penstock) - Diameter (∅)
: 1,10 – 1,70 m (Bifurcation)
- Panjang - Tipe - Tebal - Bahan - Pintu Inlet (lebar x tinggi x n)
: 250,00 m ~ 300 m : Exposed : 10,00 – 12,00 mm : Baja SM 41 : 1,30 m x 2,30 m x 2
10. Rumah Pembangkit (Powerhouse) - Dimensi - On Ground
: 12,00 m x 25,00 m : Di atas Permukaan Tanah
11. Serandang Hubung (Switchyard) - Dimensi - Tipe
: 5,00 m x 7,50 m, : Terbuka (Outdoor)
12. Saluran Pembuang (Tailrace) - Tipe - Ukuran (Lebar x Tinggi) - Panjang
: Saluran Terbuka (persegi empat) : 5,00 m x 2,00 m : 20 - 30 m
13. Jalan Masuk (Access Road) & Jalan Inspeksi (Inspection Road) a. Jalan Masuk - Panjang - Lebar Perkerasan - Lebar Bahu
: 2,43 km : 3,00 m : 2 x 1,00 m
b. Jalan Inspeksi - Panjang - Lebar Perkerasan - Lebar Bahu
: 2,04 km : 3,00 km : 2 x 1,00 m
b. Kelompok Pekerjaan Mechanical & Electrical (M/E) Kelompok pekerjaan M/E terdiri dari pekerjaan Mechanical dan Electrical termasuk pekerjaan transmisi berupa penyambungan jaringan listrik dari pembangkit listrik ke 86
jaringan tegangan menengan (T/M) terdekat milik PT PLN. Jenis item pekerjan M/E pada PLTM Girimukti-1 dan Girimukti-2 terdiri dari : I. PLTM Girimukti - 1 Spesifikasi Turbin :
2 sets Horizontal Spiral Francis Turbine (FSH130), D = 800 mm, Hnet = 152,09 m, Qmax = 2 x 3,5 m3/s, P = 4810 kW, n = 1000 rpm
Physical constants: - gravity acceleration - water density - water temperature
Valve parameters: - nominal diameter - nominal pressure - max. water flow
: 9,80665 m/s2 : 1.000 kg/m3 : 15 °C
: DN 800 : PN 25 : 3,5 m3/s
Main technical data of turbine - Net head - Maximum discharge per unit - Maximal turbine output at rated head - Speed nominal/runaway - Runner diameter - Suction head
: 152,09 m : 3,5 m3/s : 4810 kW : 1.000 / 1.780 rpm : 800 mm : - 0,5 m
Spesifikasi Generator : •
2 units Horizontal three-phase synchronous generator, directly coupled with horizontal Francis turbine, air cooled.
•
Designed parameters: - labelled output (apparent) - nominal speed - runaway speed
: 5.640 kVA : 1.000 rpm : 1.780 rpm
- voltage - frequency
: 6,3 kV : 50 Hz
- power factor (cos ϕ)
: 0,85
Peralatan Tegangan Menengah dan Tinggi : •
1 pc HV Switchgear 20 kV (AREVA), 50 Hz with outlet to transmission line (~ 45 m), main switch isolator of power station, lightning arrestors etc.
•
1 pc Station transformer (SGB) 6,3 kV / 0,4 kV, 3-phase, about 160 kVA, dry, inner type.
87
II. PLTM Girimukti - 2 Spesifikasi Turbin : •
2 sets Horizontal Spiral Francis Turbine (FSH234), D = 730 mm, H = 49,13 m,Qmax = 2x3,75m3/s P = 1670 kW, n = 750 rpm
•
Physical constants: - gravity acceleration - water density - water temperature
•
•
: 9,80665 m/s2 : 1.000 kg/m3 : 15 °C
Valve parameters: - nominal diameter - nominal pressure
: DN 1200 : PN 10
- max. water flow
: 3,75 m3/s
Main technical data of turbine - Net head - Maximum discharge per unit - Maximal turbine output at rated head - Speed nominal/runaway - Runner diameter - Suction head
: 49,13 m : 3,75 m3/s : 1.636 kW : 750 / 1.350 rpm : 700 mm :+2m
Spesifikasi Generator : - labelled output (apparent) - nominal speed - runaway speed - voltage - frequency
: 1980 kVA : 750 rpm : 1350 rpm : 6,3 kV : 50 Hz
- power factor (cos ϕ)
: 0.8
Peralatan Tegangan Menengah: •
1 pc Main transformer 6,3 kV / 20 kV, 3-phased, ~4200 kVA, cooling ONAN, inner type into cubicle.
•
1 pc HV Switchgear 20 kV, 50 Hz with outlet to transmission line, main switch isolator of power station, lightning arrestors etc.
•
1 pc Station transformer SGB 6,3 kV / 0,4 kV, 3-phased, about 100 kVA, dry, inner type.
Berbeda dengan pekerjaan konstruksi bangunan sipil (civil works), setelah di tentukan pelak-sana pekerjaan mecha-nical & electrical, maka pihak konntraktor akan melakukan 88
detail disain turbin, generator serta bangunan pelengkapnya, disesuaikan dengan kondisi lokasi pekerjaan termasuk debit dan data head yang ada. Tahap pekerjaan mechanical and electrical dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Tahap disain dan fabrikasi mesin pembangkit Pekerjaan disain mesin pembangkit (turbin), generator termasuk accessoriesnya harus di periksa dan mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek sebelum di lakukan fabrikasinya. Disain yang dilakukan harus disesuaikan dengan kondisi lokasi pekerjaan serta mengacu pada kapasitas daya pembangkit yang ada pada disain awal penentuan bisnis pembangkitan ini. Setelah hasil disain di setujui, maka di lakukan fabrikasi turbin dan generator yang umumnya di lakukan di workshop dari fabrican turbin tersebut. Gambar 4.4. : Gambar typical Turbin pekerjaan detail disain
Hingga saat ini belum terbukti adanya fabrican
turbin di Indonesia yang mampu untuk membuat turbin dengan kapasitas mesin pembangkit diatas 1,0 MW, sehingga mesin turbin ini harus di pesan dan di buat di luar negeri. Proses pembuatan disain mesin pembangkit (turbin) hingga fabrikasi pembuatan mesin tersebut biasanya memakan waktu 6,0 bulan, termasuk pengecekan (factory inspection) yang dilakukan oleh pemilik proyek. 2. Tahap Shipping Setelah mesin pembangkit selesai di buat dan dilakukan pengetesan di pabrik tersebut, maka tahap selanjutnya adalah tahap shipping. Mesin pembangkit (turbin) yang telah selesai di buat (di negara pembuat mesin pembangkit) tersebut di kirim ke lokasi proyek yang umumnya melalui transportasi laut hingga ke pelabuhan laut terdekat di Indonesia, dalam hal ini Tanjung Priok, untuk kemudian dilakukan transportasi darat hingga ke lokasi proyek. Proses yang perlu diperhatikan dalam kaitan pembelian turbin dari luar negeri adalah dokumen mengenai import barang serta dokumen ke pabeanan yang ada dan berlaku di Indonesia. Jangka waktu yang dibutuhkan untuk
89
transportasi dari negara pembuat pembangkit hingga di lokasi proyek, umumnya tidak lebih dari 2,5 bulan. 3. Tahap Installation Segera setelah mesin tiba di lokasi proyek, maka tahap selanjutnya adalah tahap pemasangan (installation) turbin, generator berikut accesoriesnya pada lokasi proyek. Waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan pembangkit hingga siap beroperasi umumnya selama 8,0 bulan. Hal yang perlu diperhatikan pada saat installation adalah adanya pekerjaan interfacing (pekerjaan yang bersinggungan) antara pekerjaan Civil works dan pekerjaan Mechanical. Titik kritis umumnya terjadi pada pekerjaan interfacing ini, diantaranya pada pekerjaan pembuatan pondasi pembangkit yang belum selesai sementara turbin siap untuk dipasang, bila pekerjaan pondasi ini terlambat, maka pekerjaan pemasangan turbin belum bisa di laksanakan, dan risiko yang ada pada umumnya kontraktor mecahanical & electrical akan mengajukan klaim. 5. Pekerjaan Commissioning dan Trial Test Kegiatan commissioning merupakan kegiatan terpenting dari rangkaian kegiatan konstruksi, karena kegiatan ini bertujuan untuk mengukur kinerja penyelesaian pekerjaan, terutama untuk pekerjaan pembangkit listrik. Pada tahap comissioning dilakukan pengecekan terhadap daya terpasang yang bisa dibangkitkan dibandingkan dengan daya (output) rencana, dan sekaligus menentukan tingkat keberhasilan pada saat operasionalnya. Bila daya yang dibangkitkan kurang dari rencana, maka potensi perolehan revenue akan berkurang, yang akhirnya akan berakibat kegagalan perencanaan secara keseluruhan termasuk proyeksi keuangan. Proses commissioning termasuk trial test untuk pembangkit umumnya dilaksanakan pada saat kondisi debit mencapai maksimal, sehingga uji coba bisa dilakukan secara maksimal dan periode pelaksanaan pengujuan dilakukan pada jangka waktu satu bulan. 4.1.3. Tahap Operasi dan Pemeliharaan Setelah pekerjaan commissioning and trial test dinyatakan selesai dan laik operasi, maka tahap operasional dapat dimulai. Periode operasi dan pemeliharaan merupakan tahapan paling penting dari seluruh rangkaian bisnis. Perencanaan atau disain merupakan susunan 90
rencana dan proyeksi dari suatu bisnis, sedangkan periode operasi merupakan implemenasi dari bisnis yang sebenarnya. Operasionalisasi pembangkit dilakukan mengikuti prosedur baku yang umumnya di berikan oleh fabrican mesin pembangkit dalam bentuk ”petunjuk operasi dan pemeliharaan”, sedangkan pemeliharaan dilakukan terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan potensi gangguan terhadap kegagalan operasional, diantaranya pemeliharaan saluran air (saluran pembawa) dari kerusakan dan tersumbatnya saluran oleh kotoran atau sampah, tata-cara pemeliharaan turbin, generator serta accessories pembangkit, tata-cara pemeliharaan jeringan transmisi dan distribusi serta petunjuk operasi dan pemeliharaan lainnya. Sementara itu, pembayaran dari penjualan listrik ke PLN (invoice) yang merupakan sumber utama pemasukan keuangan proyek, dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam PPA atau perjanjian jual beli tenaga listrik, dimana jual beli listrik berlaku selama 20 tahun. 4.2. Kebutuhan Sumberdaya Aspek sumberdaya merupakan komponen penting dari suatu perusahaan, termasuk juga di bisnis pegelolaan ketenagalistrikan yang dilakukan oleh PT Girimukti Energi. Sumberdaya yang dimaksudkan disini adalah :
Sumberdaya Keuangan
Organisasi dan Sumberdaya Manusia
4.2.1. Sumberdaya Keuangan Kebutuhan investasi awal secara keseluruhan adalah sebesar Rp 202,222.100.000 yang berasal dari anggaran sendiri (equity) dan pinjaman Jangka Panjang (debt) dengan jangka waktu pinjaman (tenor) selama 7 tahun, melalui skema pinjaman kredit investasi dari Bank sebesar 70%, atau Rp 131,4 Milyar dan dari sumber equity PT Girimukti Energi sebesar 30%, atau Rp 70.8 Milyar Biaya bunga bank pada analisis ini adalah sebesar 11% yang mengacu pada bunga untuk kredit investasi di bank Niaga atau bank umum lainnya, serta alokasi biaya (fee) untuk lembaga penjaminan di asumsikan sebesar 2%, sehingga dalam analisa kelayakan, faktor bunga total di perhitungkan 13%. Dari analisis ini di peroleh parameter kelayakan investasi sebagai berikut : 91
• • • • •
NPV : Rp 83.835.008.000 IRR : 17,47% Pay Back Period : 5,69 tahun Profitability Index : 1,41 ROI : 8,0%
4.2.2. Organisasi dan Sumberdaya Manusia Struktur organisasi PT Girimukti Energi menganut sistim multitasking dengan sasaran untuk efektivitas dan efisien biaya operasi. Dalam menjalankan organisasinya, perusahaan di kelola oleh Direktur yang sekaligus berfungsi sebagai General Manager dalam tahap operasional Posisi Komisaris General Manager Manager Operasi Supervisor Senior Operator Operator Technician/Mechanic Staff Supporting Total
Total
pembangkit. General Manager akan di bantu
2 1 3 3 1 4 2 14 30
oleh tiga orang Manager operasi sesuai dengan bagian dan kompetensinya masing-masing. Direksi bertanggung jawab langsung kepada pemegang saham yang dalam hal ini diwakili oleh Dewan Komisaris yang terdiri dari seorang Komisaris Utama dan seorang Komisaris. Struktur organisasi PT Girimukti Energi meng-
gunakan sistem organisasi garis (line function) dengan memperhatikan faktor fungsional di dalamnya. Sistem ini memberikan kejelasan perihal tugas, garis wewenang dan tanggung jawab setiap jabatan yang terlibat dalam hubungan kerja, sehingga pengelolaan organisasi dapat di laksanakan secara terpadu dan efektif dengan mendayagunakan potensi yang ada. Komisaris merupakan wakil dari Shareholders yang terdiri dari para pemegang saham yang berfungsi untuk mengawasi dan mengontrol jalannya perusahaan agar manajemen perusahaan dalam menjalankan roda perusahaan tetap mengacu pada kesepakatan dan rencana kerja yang sudah di buat pada awal pembentukan perusahaan. Direktur atau General Manager merupakan top manajemen yang ada di perusahaan, yang berfungsi menjalankan pengendalian manajemen perusahaan dan operasional bisnis sehari-hari. General manajer juga berfungsi memberikan unsur pembinaan dan pengayoman terhadap karyawan yang berada di bawahnya. Manajer operasi merupakan unit kerja yang bertanggungjawab secara langsung terhadap bidang tugas yang relevan, yakni menyangkut operasional pembangkit, operasional keuangan serta personalia. 92
4.3.
Identifikasi Risiko
Setiap perusahaan selalu berpotensi menghadapi risiko (kerugian). Dinamika dan sifat perubahan lingkungan usaha mengandung risiko yang dapat menimbulkan dampak terhadap aspek finansial, fisik, operasi dan sumberdaya manusia. Manajemen perusahaan telah menyiapkan konsep penetapan dan mempertahankan risiko yang wajar yang dapat di terima dan di sepakati bersama di masing-masing unit kerja yang ada di perusahaan. Identifikasi dan potensi risiko yang mungkin terjadi pada bisnis PLTM Girimukti ini di antaranya :
Risiko Teknologi Teknologi mesin pembangkit di Indonesia khususnya dalam sisi teknologi turbin dan generator masih harus di impor melalui supplier dari produsen di luar negeri. Kondisi ini menimbulkan ketergantungan kepada supplier mesin dan peralatan turbin. Garansi mesin dan peralatan serta jaminan kelancaran operasional dari supplier menjadi sangat penting. PT Girimukti Energi perlu melakukan kerjasama ekslusive dengan vendor luar negeri serta mulai melakukan alih teknologi secara bertahap, terutama dalam menjalankan operasional dan perawatan mesin-mesin turbin.
Risiko Finansial Risiko finansial merupakan risiko yang paling sering dialami oleh suatu perusahaan terutama perusahaan yang baru berdiri. Antisipasi yang dilakukan terhadap munculnya risiko finansial adalah dengan menerapkan WACC dalam kajian anasisa kelayakan PLTM ini, sehingga perhitungan analisis keungan telah dilakukan dengan mengacu pada kaidah-kaidah bisnis lain yang umum berlaku. Antisipasi lain terhadap adanya risiko finansial berupa risiko kredit dilakukan dengan mengasumsikan suku bunga kredit investasi diatas nilai suku bunga rata-rata. Porsi sumber dana dari pinjaman (debt) sebesar 70% telah mengacu pada persyaratan kredit investasi yang biasa berlaku di bank-bank domestik, sebagai contoh Bank BNI, Bank Mandiri, Bank Niaga dan lan-lain.
93
Risiko Sumber Energi Sumber energi dari PLTM adalah energi potensial berupa air yang berasal dari sungai Cibuni sebagai sumber bahan baku energi. Dari hasil studi atas debit atau aliran air sungai Cibuni untuk periode 10 tahun sebelumnya. PT Girimukti Energi telah menentukan kapasitas pembangkit yang akan dibangun berdasarkan kondisi debit air yang moderate - konservative, sehingga diharapkan dalam proyeksi mendatang kondisi debit air Sungai Cibuni tidak banyak berubah. Sungai Cibuni terletak di daerah hulu sungai, sehingga diharapkan juga pengaruh dari eksternal (di luar kondisi iklim) sangat minimal. Langkap preventive terhadap kemungkinan menurunnya debit adalah selalu memelihara catchment area dengan cara diantaranya bekerja sama dengan kehutanan untuk melakukan penghijauan.
Risiko Tarif Listrik (Price Risk) Risiko adanya fluktusai harga listrik, pengaruhnya sangat kecil, karena harga jual beli listrik dengan PLN telah diperhitungkan terhadap harga terendah dan telah di setujui oleh PLN, disamping itu tarif listrik ini bersifat tetap. Umumnya harga pembelian listrik oleh PLN tidak mungkin turun dan malahan selalu terjadi kenaikan. Bila terjadi kenaikan harga pada komponen pembiayaan pembangkit karena adanya eskalasi, maka otomatis harga jual beli pada komponen yang mengakibatkan kenaikan harga, akan bisa di klaim ke PLN untuk melakukan kenaikan yang sama. Dari analisis sensitivitas, adanya potensi perubahan ini telah di lakukan analisanya dan pengaruh risiko kenaikan harga listrik ini tidak menimbulkan adanya potensi kerugian yang berarti dari sisi bisnis.
Risiko Bisnis (business risk) Potensi risiko bisnis ini timbul bila terdapat perubahan peraturan terutama menyangkut financial market yang akan mempengaruhi hubungan historis antara siklus bisnis dengan pasar modal (stock market). Dalam perhitungan analisis kelayakan bisnis yang dilakukan dalam proyek akhir ini telah mengikuti kaidahkaidah bisnis yang berlaku di Indonesia, sehingga potensi risiko dari sisi aspek risiko bisnis telah diantisipasi, namun demikian perlunya manajemen perusahaan untuk selalu mengikuti perkembangan bisnis yang berlaku di pasar terutama bisnis pembangkit listrik merupakan antisipasi dalam menghadapi risiko ini. 94
Risiko Exchange Rate Risiko kurs mata uang asing (foreign exchange), terutama terkait dengan pembelian mesin pembangkit yang di rencanakan di beli dari luar negeri. Solusi dari risiko ini dapat di minimalkan dengan penggunaan sebanyak mungkin komponen barang lokal (local content), serta telah dilakukan analisis sensitivitas terhadap kemungkinan adanya kenaikan harga akibat adanya kenaikan nilai mata uang asing, dan hasil analisis menunjukan kenaikan investasi dibawah 15% masih pada posisi yang cukup stabil.
Dari identifikasi terhadap risiko-risiko bisnis pembangkit listrik tersebut diatas, dapat di simpulkan pada tabel 4.1. berikut. RISIKO POTENSIAL
MITIGASI
Financial Risk
Di aplikasikannya WACC sebagai discount factor dalam perhitungan dan analisis finansial (NPV dan IRR)
Credit Risk
Suku bunga investasi digunakan 11,0%, Fee Penjaminan sebesar 2,0%, dan di lakukan analisa sensitivitas dengan kemungkinan kenaikan suku bunga menjadi 13%, dalam kondisi yang masih layak
Price Risk
Harga tarif pemberilan telah dihitung sesuai harga terendah dari PLN, dalam posisi ini berarti price risk cukup aman terhadap risiko. Bila tarif PLN naik, maka akan di lakukan justifikasi harga sesuai prosentase kenaikan.
Operational Risk
Menempatkan personil yang kompeten, penggunan peralatan, spare parts, material pemeliharaan yang sesuai dengan persyaratan serta menerapkan sistim dan prosedur yang aplikatif. Langkah lain adalah mengasuransikan peralatanperalatan penting.
Foreign Exchange Rate
Melakukan analisa sensitivitas terhadap kenaikan harga satuan hingga 15% lebih tinggi dari harga yang berlaku saat ini, serta memperbanyak penggunaan komponen lokal.
Environmental Risk
Melakukan Studi Amdal, serta melibatkan masyarakat sekitar dalam pembangunan proyek, disamping tindakan melakukan penghijauan (untuk memelihara keandalan debit air) bekerjasama dengan dinas kehutanan setempat.
Sustainable Risk
Debit air untuk disain pembangkit diambil debit terendah sehingga diharapkan saat musim kering, debit masih tercukupi. Disamping itu di daerah lokasi proyek merupakan areal kehutanan, sehingga proses penghijauan dapat dijalankan dengan baik.
Political Risk
Mengikuti peraturan yang berlaku, selalu mengikuti ketentuan-ketentuan terbaru tentang pembangkitan, memberikan alokasi biaya cadangan
Tabel 4.1 : Tabel identifikasi potensi risiko dan mitigasinya
95