54
BAB IV KONSEP DESAIN
4.1
Landasan Teori 4.1.1
Teori Promosi
Promosi adalah suatu proses untuk memperkenalkan, memasarkan dan meningkatkan ketertarikan sebuah ide, produk maupun event. Promosi dapat mengarah kepada variasi solusi yang beragam dan eksekusi dengan berbagai media. (Designing Brand Experince, Robin Landa, p.198).
Promosi juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada pembeli atau pihak lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Tugas utama manajer pemasaran dalam promosi adalah memberitahu pelanggan target tentang ketersediaan produk yang tepat pada tempat yang tepat dan harga yang tepat pula. (Dasar-Dasar Pemasaran, E. Jerome McCarthy, Wiliam D.Perreault Jr., p. 294)
55
Menurut Richard J. Semenik dalam bukunya Promotion & Integrated Marketing Communication (Southwestern Thomson Learning. 2002, p.7), promosi adalah proses komunikasi dalam pemasaran sebuah merek dari produk/jasa, ide atau pribadi seseorang, digunakan agar sasaran komunikasi memiliki predisposisi (atau tendensi) berkenan positif/ terbaik kepada merek.
Tujuan Promosi adalah : 1.
Memperkenalkan produk seluas mungkin.
2.
Menyusun produk agar tampil semenarik mungkin
3.
Menyampaikan isi pesan semenarik mungkin, tanpa harus
berbohong. Isi pesan tersebut harus membangkitkan kesadaran dan hasrat yang kuat sebagai saingan terhadap pesan – pesan promosi lainnya.
Jenis promosi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1.
Above the line
Promosi dengan media (televisi, radio, koran, internet) dimana para advertiser membayar agensi periklanan untuk penempatan iklan tersebut. 2.
Below the line
Promosi dengan bentuk yang berbeda. Biasanya consumer tidak sadar dengan adanya promosi jenis ini. Adapun yang temasuk jenis promosi below the line
56
adalah
sponsorship,
penempatan
produk,
sales
promotion,
merchandise, direct mail, personal selling, dan public relation.
Dalam kaitannya dengan promosi acara Jakarta International Kite Festival, promosi dilakukan untuk memperkenalkan acara mengenai layang-layang semenarik mungkin dengan melakukan promosi above the line dan below the line yang sesuai dengan target market yang dituju, yaitu keluarga. Promosi ini dilakukan agar dapat menarik masyarakat luas ke acara ini, tidak hanya komunitas pecinta layang-layang saja.
4.1.2
Teori Pemasaran
Dalam halpromosi event, sebaiknya kita juga mengenal sedikit ilmu marketing. Karena dalam promosi, diperlukan pemasaran yang tepat. Menurut Drucker (1973), marketing adalah sesuatu yang sangat mendasar yang tidak dapat dianggap sebagai sebuah fungsi terpisah yang dapat disejajarkan dengan lainnya seperti manufaktur dan personalia. Marketing adalah sebuah pusat dari keseluruhan bisnis. Marketing merupakan keseluruhan bisnis yang terlihat dari sudut pandang akan hasil akhir yang berasal dari customer.
Dari konsep di atas, maka terbentuklah konsep positioning, yakni sebuah informasi mengenai sebuah produk atau jasa dikomunikasikan sedemikian
57
rupa sehingga dimengerti oleh konsumen mengenai perbedaanya dari kompetitor yang ada. Empat prinsip positioning antara lain: 1.
Kenali konsumen anda
2.
Beritahu bagaimana dan kapan untuk menggunakan produk atau jasa
3.
Jangan lupa untuk memberi tahu benefitnya
4.
Tampilkan kepribadian yang berbeda pada produk.
5P dalam pemasaran event: 1.
Produk: merupakan asperk yang pertama kali harus dipahami oleh pemasar event, berupa program pendidikan, barang produksi daerah, anatu materi konvensi. Dalam pemasaran event juga butuh untuk memunculkan pesan yang menggambarkan manfaat yang akan diperoleh para peserta serta keunikan produk yang dapat membuat pengunjung memilih untuk datang ke event ini bukan event yang lainnya.
2.
Price: tanggung jawab utama pemasar event adalah memahami sasaran keuangan organisasi.
3.
Place: lokasi penyelenggaraan event tidak hanya menentukan siapa pesertanya/hadirinnya, tetapi juga karakter event itu sendiri.
58
4.
Public relation:kehumasan merupakan bagian utama dari bauran pemasaran. Kehumasan dapat mengarahkan pemikiran orang lain kepada misi yang akan dicapai.
5.
Positioning: merupakan strategi penetapan kebutuhan konsumen yang bisa dipenuhi oleh event yang diselenggarakan. Pemasaran event sangat tergantung kepada ketepatan positioning produk.
4.1.3
Teori Desain Komunikasi Visual
Desain Komunikasi Visual dalam terapannya sebagai ilmu komunikasi yang memiliki fungsi dalam komunikasi : •
To identity
•
To inform
•
To persuade
Suatu karya desain komunikasi visual memiliki struktur yang sama dengan karya seni murni. Satu hal yang menjadi perbedaan mendasar adalah karena desain komunikasi visual memiliki tujuan dan fungsi yaitu komunikasi, maka nilai yang juga penting adalah komunikatif. Suatu desain yang memiliki struktur dan kualitas yang baik, apabila tidak komunikatif dapat dikatakan gagal.
Prinsip dasar desain merupakan pengorganisasian unsur-unsur dasar desain dengan
memperhatikan
prinsip-prinsip
dalam
menciptakan
dan
59
mengaplikasikan
kreativitas.
Frank
Jefkins
(1997,245)
mengelompokkan prinsip-prinsip desain menjadi: kesatuan, keberagaman, keseimbangan, ritme, keserasian, proporsi, skala, dan penekanan. a. Kesatuan (unity): merupakan sebuah upaya untuk menggabungkan unsurunsur desain menjadi suatu bentuk yang proporsional dan menyatu satu sama lain ke dalam sebuah media. Kesatuan desain merupakan hal yang penting dalam sebuah desain, tanpa ada kesatuan unsur-unsur desain akan terpecah berdiri sendiri-sendiri tidak memiliki keseimbangan dan keharmonisan yang utuh. b. Keberagaman (variety) dalam desain bertujuan untuk menghindari suatu desain yang monoton. Untuk itu diperlukan sebuah perubahan dan pengkontrasan yang sesuai. c. Keseimbangan (balance) adalah bagaimana cara mengatur unsur-unsur yang ada menjadi sebuah komposisi yang tidak berat sebelah. d. Ritme/irama (rhythm) : aliran secara keseluruhan terhadap desain selalu menyiratkan irama yang nyaman. Ritme membuat adanya kesan gerak yang menyiratkan mata pada tampilan yang nyaman dan berirama. e. Keserasian (harmony) Suptandar (1995,p19) mengartikan keserasian sebagai usaha dari berbagai macam bentuk, bangun, warna, tekstur, dan elemen lain yang disusun secara seimbang dalam suatu komposisi utuh agar nikmat untuk dipandang. Keserasian adalah keteraturan di antara bagian-bagian suatu karya.
60
f. Proporsi (proportion). Terdapat tiga hal yang berkaitan dengan masalah proporsi, yaitu penempatan susunan yang menarik, penentuan ukuran dan bentuk yang tepat, dan penentuan ukuran sehingga dapat diukur atau disusun sebaik mungkin. g. Skala (scale) berhubungan dengan jarak pandang atau penglihatan dengan unsur-unsur yang telah dimunculkan (faktor keterbacaan). Skala juga sangat berguna bagi terciptanya kesesuaian bentuk atau obyek dalam suatu desain. h. Penekanan (emphasis) . Adanya penekanan dalam desain merupakan hal yang penting untuk menghindari kesan monoton. Penekanan dapat dilakukan pada jenis huruf, ruang kosong, warna, maupun yang lainnya akan menjadikan desain menjadi menarik bila dilakukan dalam proporsi yang cukup dan tidak berlebihan.
Dalam melakukan promosi acara Jakarta International Kite Festival, identitas acara harus dibuat secara jelas agar acara JIKF memiliki keunikan tersendiri dibandingkan acara lainnya. Kemudian bentuk acara dan detail acara dari JIKF madalah hal yang harus diinformasikan secara jelas dan menarik kepada target market agar dapat menarik masyarakat untuk datang. Oleh karena itu, promosi acara JIKF harus memenuhi ketiga fungsi nya yaitu to identify, to inform, dan to persuade.
61
4.1.4. Teori Logo. Menurut David E. Carter pada buku “CorporateIdentity Manuals” : Setiap produk atau badan usaha memiliki identitas yang dapat membedakan produk serta badan usaha yang satu dengan yang lainnya. Maka dibutuhkan suatu logo identitas visual yang dapat mewakili karakter dari produk atau badan usaha tersebut. Menurut John Murphy dan Michael Rowe penulis buku ”How to BeginTrademarks and Logos” sebuah logo harus dapat : 1.
Mengidentifikasikan sebuah produk atau jasa atau perusahaan.
2.
Membedakannya dari yang lain.
3.
Mengkomunikasikan informasi, nilai atau kualitas dari produk atau jasa perusahaan .
Disamping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menurut Rowland, penulis buku ”Company Logo Design Theory” dalam perancangan sebuah logo, yaitu : 1.
Logo harus dapat mudah dikenali dari kejauhan.
2.
Warna dan proporsi ukuran pada logo haruslah tetap sama ketika logo tersebut diperkecil maupun diperbesar.
3.
Warna pada latar belakang, simbol serta teks yang merupakan bagian dari logo harus tetap sama.
Pada perancangan ulang visual promosi Jakarta International Kite Festival ini, sebuah logo dibutuhkan untuk membuat identitas festival layang-layang ini
62
berbeda dengan festivsal lainnya. Sebuah identitas dibutuhkan agar masyarakat dapat mengingat acara ini.
4.1.5. Teori Komunikasi. Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin “communis” yang berarti “common”: umum, bersama. Komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan yang terjadi antara 2 pihak untuk mendapatkan pengertian mengenai hal yang sama.
Tujuan komunikasi dapat dibedakan berdasarkan maksud dan caranya menjadi: 1. identifikasi 2. Informasi 3. Promosi (provokasi, persuasi, propaganda, dsb) 4. Ambience (penggarapan lingkungan)
Dalam semua usaha komunikasi pemasaran, tujuan diarahkan pada pekerjaan satu atau lebih: 1. Membangun keinginan
63
2. Menciptakan kesadaran 3. Menigkatkan sikap dan mempengaruhi niat 4. Mempermudah pemakaian atau pembelian.
Visual komunikasi memiliki arti komunikasi dengan menggunakan bahasa visual, yakni sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk menyampaikan arti, pesan, atau makna.
Dalam mempromosikan suatu produk atau jasa, maka dapat digunakan sebuah skema hirarki yang dikembangkan oleh Russel Colley (1961) untuk menetapkan tujuan periklanan. Tujuan periklanan adalah murni untu mengkomunikasikan kepada target audience mengenai pola berpikir yang menstimulasi sebuah tindakan. Colley menyatakan bahwa tugas komunikasi didasari oleh sebuah skema hirarki dari proses komunikasi (Teori DAGMAR), yakni: 1. Awareness 2. Comphrehension 3. Conviction 4. Action
64
Awareness atau kesadaran dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik
pasar
dalam
sebuah
organisasi
pada
masa
apapun.
Comprehension atau pengertian dapat dicapai melalui pemberian informasi mengenai barang atau jasa yang ditawarkan. Conviction atau keyakinan dapat diperoleh setelah proses pengertian atas produk atau jasa yang ditawarkan telah mantap. Setelah yakin, maka target akan mepertimbangkan untuk menggunakannya lagi. Agar target melakukannya, maka produk atau jasa yang ditawarkan harus lebih spesifikasi, yaitu dengan cara memberikan sebuah pesan yang mendemonstrasikan kekuatan produk atau jasa yang ditawarkan pesaing utamanya. Langkah berikutnya adalah mengajak target untuk melakukan tindakan membeli atau action. Dalam kaitannya dengan promosi acara Jakarta International Kite Festival, skema dari proses komunikasi di atas harus dilewati semua hingga sampai pada tahap action, yaitu mengajak masayarakat untuk menghadiri acara ini.
4.1.6. Teori Semiotik Kata semiotik berasal dari kata semeion (bahasa Yunani), yang berarti tanda, semiotika berarti ilmu tanda. Semiotika adalah cabang ilmu yang beurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi penggunaan tanda (menciptakan dan menyampaikan makna melalui tanda, berkenaan dengan
65
komunikasi.). Seluruh tanda adalah segala sesuatu yang diambil dari kaidah sosial untuk mewakili sesuatu yang berbeda. Menurut salah satu tokoh semiotika Charles William Morris, ada tiga dimensi / bagian semiotika Morris yang dominan digunakan dalam komunikasi visual : 1.
Sintaktik Tanda-tanda dan hubungan formal dengan sign lainnya, berkenaan dengan keseragaman, keterpaduan sistem / struktur, disiplin, hubungan unsur-unsur, kontiniuitas.
2.
Semantik Tanda dan hubungannya dengan obyek yang dipresentasikan, berkenaan dengan makna, arti suatu citra visual dan informasi diungkapkan atau dideskripsikan.
3.
Pragmatik Tanda dan hubungannya dengan penterjemah (interpretant), berkenaan dengan teknis dan praktis, seperti ukuran, material, warna dengan pertimbangan kegunaan, kemudahaan, keamanan, kenyamanan.
4.1.7
Teori Typography
Menurut Sihombing (2001, p80 ) tipografi adalah salah satu hal yang membedakan antara desain grafis dan media ekspresi visual. Huruf memiliki
66
potensi untuk menerjemahkan atmosfir –atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual. Proses perancangan dengan menggunakan huruf merupakan tahapan yang paling menentukan dalam solusi masalah tipografi, seorang designer akan bertindak sebagai komunikator visual yang memiliki berbagai peluang mengontrol setiap keputusan kreatif yang dapat memperkuat efetivitas dan efisiensi dari sebuah pesan yang akan disampaikan kepada penerima.
Menurut Rob Carter, faktor faktor yang perlu diperhatikan dalam tipografi diantaranya adalah : 1.
Legibility, yaitu mudah dibaca. Penting dalam penyampaian pesan dan gagasan.
2.
Readability, yaitu dapat dibaca
3.
Visibility, mudah diliat
4.
Clarity, Jelas
Tipe huruf yang akan digunakan dalam Judul acara menggunakan display type, dengan body text menggunakan sans serif agar suasana yang ringan dan menyenangkan dapat terasa.
4.1.8
Teori Warna
67
Menurut Ryan Hembree (the complete graphic designer, 2008, p29) warna memiliki kekuatan untuk mengungkapkan emosi, jika digunakan secara benar warna dapat menjadi sarana yang efektif untuk menyampaikan komunikasi. Kombinasi warna yang digunakan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: 1.
Warna analogus: warna yang letaknya berderkatan pada colour wheel.
2.
Warna complementary: warna yang letaknya berseberangan pada colour wheel.
3.
Warna triadic: warna yang letaknya membentuk segitiga pada colour wheel
4.
Warna quadratic: warna yang letaknya pada colour wheel membentuk segiempat.
Warna juga dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu terang, sedang, gelap dan sebagai pertimbangan dari daya lihat target audience, maka daya pantul cahaya dapat dinilai sebagai berikut : 1.
Warna terang adalah warna yang disukai muda-mudi, yang dapat membuat produk menjadi lebih besar dan lebih dekat ke mata
2.
Warna keras/ hangat seperti merah, orange, kuning, warna-warna ini dapat menjadi daya tarik dan dampak sangat besar, dan sangat tepat diaplikasikan pada media
68
3.
Warna lembut/dingin seperti hijau dan biru, warna ini sangat dinamis dan cocok untuk produk-produk tertentu
4.
Warna tua, seperti coklat dan hitam, warna ini harus dikomposisikan dengan warna yang tingkat pantulnya tinggi serta latar belakang yang harus diletakkan dengan warna yang lebih kontras.
Dalam Jakarta International Kite Festival ini, warna yang ditampilkan adalah warna-warna dingin dan lembut seperti biru dan hijau dengan aksen-aksen warna yang terang. Warna-warna dingin dan lembut digunakan untuk mewakili kesan langit yang tenang dan warna-warna terang digunakan untuk mencerminkan suasana festival yang ramai, ceria, dan keragaman layanglayang yang ditampilkan.
4.1.9
Teori Layout
Layout memiliki beberapa elemen dalam desain, yang bertujuan untuk menyampaikan informasi dengan lengkap dan tepat dan memberi kenyamanan dalam membaca termasuk di dalamnya kemudahan mencari informasi yang dibutuhkan, navigasi dan estetika. Elemen tersebut adalah:
1.
Elemen text: merupakan elemen yang terbentuk dari tipografi.
2.
Elemen visual.
69
3.
Invisible elements: merupakan fondasi atau kerangka yang
berfungsi sebagai acuan penempatan semua elemen layout lainnya, Elemen ini memiliki fungsi yang sangat penitng untuk membentuk unity dari keseluruhan layout.
Menurut Jefkins (1997, pp245 – 247 ) ada delapan hukum desain yang dapat diterapkan dalam suatu layout sebuah iklan. Delapan hukum desain itu adalah 1.
Hukum Kesatuan, Semua bagian dari suatu layout harus menyatu guna membentuk keseluruhan layout
2.
Hukum Keberagaman, Dalam suatu layout harus ada suatu perubahan dan pengkontrasan seperti menggunakan jenis huruf tebal dan medium, atau juga memanfaatkan ruang kosong dalam keseluruhan layout. Setidaknya tidak menimbulkan kesan monoton
3.
Hukum
Keseimbangan,
suatu
Layout
harus
menampilkan
keseimbangan 4.
Hukum Ritme, menimbulkan kesan gerakan sehingga mata pembaca dapat dibawa dan diarahkan ke seluruh bagian layout
5.
Hukum Harmoni, seluruh unsurnya harus harmonis, serta membantu menciptakan kesatuan
6.
Hukum Proporsi, hal ini khususnya berkenaan dnegan jenis ukuran huruf dengan ukuran media
70
7.
Hukum Skala, jarak penglihatan tergantung pada skala nada serta warna, beberapa tampak kurang mencolok, sementara yang lain terlalu mencolok.
8.
Hukum Penekanan, bila semua ditonjolkan maka yang terjadi adalah tidak ada hal yang ditonjolkan.
Dalam promotional item untuk Jakarta International Kite Festival, layout yang baik dibutuhkan untuk memudahkan target market dalam mengerti informasi yang dibutuhkan serta untuk menjaga kesatuan dari sebuah desain.
4.1.10 Teori Fotografi Berdasarkan kamu besar bahasa indonesia, fotografi adalah seni dan penghasilan gambar dan cahaya pada film maupun permukaan yang dipekakan. Sebuah Foto akan menjadi foto yang baik apabila foto tersebut dapat mengungkapkan atau menceritakan banyak hal kepada audience tentang apa yang berusaha disampaikan oleh sang fotografer.
Menurut Asdani Kindarto ( 2007,p 74) komposisi dan pencahayaan memiliki peran yang penting supaya foto lebih menarik, terdapat beberapa teknik dasar fotografi yang perlu dicermati yaitu:
71
1.
pencahayaan: subjek foto harus dilingkupi oleh cahaya, karena prinsip fotografi adalah melukis dengan cahaya. Terdapat beberapa karakter
cahaya,
yaitu
frontlighting,
sidelighting,
backlighting,
hairlighting. Pencahayaan dapat diagi menjadi 2 menurut sumber cahayanya, yaitu pencahayaan alami dan studio. 2.
Komposisi: adalah susunan elemen dalam suatu foto, sehingga kehadirannya dapat memperkuat kesan subjek utama dalam suatu foto.
3.
Proporsi: disebut juga keseimbangan elemen, elemen pendukung hendaknya memperkuat eksistensi subjek. Ada 2 karakter elemen yang mendukung, yaitu: asimetris dan simetris.
4.
Garis: kesan kedalaman, ketenangan, ketegasan, serta gerak dinamis dapat lahir melalui sentuhan garis yang hadir dalam suatu foto.
5.
Bentuk: pencahayaan dapat memperngaruhi detail bentuk suatu benda, dengan pencahayaan dari belakang maka bentuk akan menjadi siluet dan detailnya tidak terlihat jelas.
Dalam perancangan promosi untuk Jakarta International Kite Festival, teknik fotografi akan digunakan sebagai media untuk merekam gambar dari image yang akan digunakan.
4.2 Strategi Kreatif
72
4.2.1 Strategi Komunikasi 4.2.1.1 Fakta Kunci 1. Acara Jakarta International Kite Festival diadakan setiap tahun dengan tema yang berbeda, dengan mengadakan penerbangan layang-layang tradisional Indonesia dan layanglayang dari negara-negara lain, perlombaan layang-layang, fotografi dan bazaar. 2. Jakarta International Kite Festival merupakan acara yang berskala Internasional sehingga menampilkan keragaman layang-layang di dunia. 3. Jakarta Internatinal Kite Festival melibatkan anak-anak dengan tujuan memperkenalkan permainan layang-layang sejak dini. 4. Promosi acara Jakarta International Kite Festival kurang meluas. 5. Tempat penyelenggaraan acara yang kurang luas.
4.2.1.2 Masalah yang akan dikomunikasikan Menyusun strategi perancangan komunikasi visual dalam promosi acara Jakarta International Kite Festival 2010 agar sesuai dengan positioning acara ini sebagai salah satu acara Internasional yang dapat memacu kreativitas sehingga acara ini memiliki identitas tersendiri,
73
informasi mengenai acara ini dapat tersampaikan kepada masyarakat, dan dapat mengajak masyarakat untuk menghadiri acara ini.
4.2.1.3. Objective/ tujuan yang akan dicapai. Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah dapat menyampaikan informasi mengenai acara ini dengan menonjolkan data tarik utamanya
kepada masyarakat yaitu experiencemengenal layang-
layang tradisional Indonesia yang beraneka ragam serta penerbangan layang-layang bersama, selain itu membuat identitas tersendiri kepada Jakarta International Kite Festival 2010.
4.2.1.4. USP/ Unique Selling Proposition. Keunikan dari acara Jakarta International Kite Festival 2010 ini adalah acara berskala Internasional yang menampilkan
berbagai
layang-layang tradisional dari Indonesia dan mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan workshop pembuatan layang-layang hingga penerbangannya. Dengan kegiatan tersebut, masyarakat akan mendapatkan pengalaman yang berbeda dari acara ini. Selain itu, acara ini juga memiliki tema tersendiri yang berbeda dari tahun sebelumnya, yaitu “Unity Indonesia”. Tema ini menyuarakan
74
persatuan sebagai bangsa Indonesia dan mengenal kesenian Indonesia sendiri.
4.2.1.5 Profil Target 1. Geografis
:Domisili Indonesia, kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Bogor, Bekasi, Yogyakarta, Bali.
2. Demografis
:20 - 45 tahun (pekerja) SES B-B+, Pria dan Wanita (primer) 6-12 tahun (pelajar), SES B-B+, Pria dan Wanita (sekunder)
3. Psikografis
:Pria dan wanita yang sehari-harinya sibuk dengan berbagai kegiatan belajar dan pekerjaan, senang dengan hiburan, berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan, memiliki passion terhadap budaya dan kesenian Indonesia, gemar berwisata dan mengeksplor alam, tergabung dalam situs pertemanan
online,
sering
Internet dan menyukai keramaian.
menggunakan
75
4.2.1.6. Positioning. Jakarta International kite festival 2010 memposisikan dirinya sebagai acara berskala Internasional yang tetap mengangkat budaya dan kesenian Indonesia dengan tema unity Indonesia menampilkan sky gallery yaitu pameran lukisan di atas layang-layang dari beberapa daerah Indonesia yang diterbangkan.
4.2.1.7. Key message. Key message yang ditujukan kepada masyarakat adalah ingin menyampaikan bahwa pada acara Jakarta International Kite festival 2010, masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara membuat layanglayang hingga menerbangkannya, selain itu juga bisa lebih mengenal keragaman layang-layang Indonesia.
4.2.1.8. Respon yang diharapkan. Penulis mengharapkan masyarakat tertarik untuk menghadiri acara ini dan tertarik untuk mengikuti workshop, melukis layang-layang serta
76
penerbangan layang-layang. Untuk lebih lanjut lagi, masyarakat memiliki ketertarikan yang meningkat kepada layang-layang.
4.2.1.9. Big Idea. Secara umum, big idea dari Jakarta International Kite festival 2010 adalah ingin mengajak masyarakat untuk mengenal keragaman layang-layang Indonesia, mulai dari layang-layang tradisional hingga layang-layang kreasi baru.
4.2.1.10. Pendekatan kreatif. Pendekatan yang dilakukan pada promosi acara ini bersifat emosional, hal ini dilakukan karena dapat menarik target audiens untuk datang ke acara ini yaitu dengan memperlihatkan visual yang memberikan gambaran mengenai hiburan keluarga yang menyenangkan di alam sekaligus menggugah rasa ingin tahu masyarakat terhadap acara ini. Visual yang menarik dan sesuai dengan suasana acara yang akan dilakukan dapat menarik masyarakat secara emosional.
Pendekatan rasional juga dilakukan dengan memperlihatkan visual bentuk layang-layang tradisional Indonesia yang unik dan lukisanlukisan di atas layang-layang yang merupakan daya tarik utama pada
77
acara ini. Penyampaian informasi mengenai detail acara ini juga ditampilkan dengan menggunakan teks yang mudah terbaca. Pendekatan ini dilakukan agar masyarakat mengerti bahwa acara ini merupakan acara yang mengangkat permainan tradisional.
4.2.1.11 Keyword Permainan layang-layang, Indonesia, hiburan.
4.2.2. Strategi desain/ visualisasi. 4.2.2.1. Tone & Manner 1. Ecletic (Indonesia + International). 2. Fun. 3. Festive.
4.2.2.2. Warna. Warna yang akan saya gunakan adalah warna tint dari biru dan turunannya (hijau, biru, ungu) dengan aksen warna-warna cerah (cyan, kuning, magenta). Warna tint dari biru saya pilih untuk mewakili biru dari langit serta memberikan kesan santai dan kesan meriah, enerjik didapatkan dari warna-warna aksennya yang cenderung warna cerah.
78
Keseimbangan dalam warna berusaha diciptakan agar tidak semua bagian dari promosi ini ‘berbicara’ sehingga hirarki dalam desain dapat tercapai.
4.2.2.3. Grid & Layout. Sistem grid dan layout yang digunakan untuk promosi acara ini adalah modullar grid, yang merupakan system grid yang serupa seperti column grid yang memiliki banyak flowline horizontal yang membagi kolom menjadi baris yang kemudian membuat kotak-kotak yang disebut modules. Setiap module merupakan bagian yang memiliki informasi untuk disampaikan.
4.2.2.4. Tipografi. Tipografi yang digunakan untuk headline acara ini menggunakan bentuk yang sederhana sekaligus modern, sedangkan untuk body text menggunakan jenis tipografi sans serif. Tipografi yang digunakan secara keseluruhan tidak menggunakan bentuk tipografi yang simple agar sesuai dengan tone and manner yang sudah ditentukan dan mengutamakan tingkat keterbacaan yang baik.
4.2.2.5. Image.
79
Image yang digunakan adalah menggunakan teknik manual membentuk suatu image yang kemudian dibuat digital dengan teknik fotografi. Teknik ini banyak disebut sebagai tactile, yaitu teknik yang menggunakan keterampilan tangan. Saya menggunakan teknik ini berdasarkan cara pembuatan layang-layang itu sendiri yang masih dilakukan secara manual dengan keterampilan tangan.
4.2.3. Penulisan teks/copywriting. 4.2.3.1. Tagline/slogan. Tagline yang digunakan untuk acara ini adalah “Let’s Unite and get to know our culture !” 4.2.3.2. Headline. Jakarta International Kite Fest 2010. 4.2.3.3. Bodycopy. Bodycopy pada promosi item acara ini adalah detail dari acara yang akan terlaksana, dikomunikasikan dengan ringkas agar pengunjung dapat dengan mudah mencerna informasi.
4.2.4. Pemilihan media (Plan/Placement).
80
Media yang akan digunakan adalah: 1.
Logo Acara.
2.
Poster seri layang-layang tradisional Indonesia
3.
Poster seri layang-layang 3 dimensi
4.
Poster seri “sky gallery”.
5.
Website.
6.
Print Ad di Koran Kompas.
7.
Teaser Print Ad di Koran Kompas.
8.
Ambient Ad di mall dan jalan utama.
9.
Brosur.
10.
Umbul-umbul.
11.
Baliho.
12.
Sticker acara yang dapat ditempelkan di mobil.
13.
Layang-layang dengan bentuk kecil untuk hiasan di dalam mobil.
14.
Starter kit cara membuat layang-layang.
15.
T-shirt untuk panitia dan sebagai gimmick.
16.
Flag Chain.
17.
Tag Panitia.