1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Luas koloni M. anisopliae Hasil pengamatan pertumbuhan cendawan M. anisopliae pada ketiga media uji disajikan pada g...
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Luas koloni M. anisopliae Hasil pengamatan pertumbuhan cendawan M. anisopliae pada ketiga media uji disajikan pada gambar berikut ini.
(A)
(B)
(C)
Gambar 1. Koloni M. anisopliae pada Medium air kelapa+PDA (A), Medium PDA (B), dan Medium Air kelapa+Bacto Agar (C).
Hasil pengukuran pertumbuhan luas koloni cendawan M. anisopliae selama 10 hari, terlihat dengan jelas adanya perbedaan luas koloni cendawan M. anisopliae pada media yang berbeda. Pada media air kelapa + PDA, dan air kelapa + bacto agar di bandingkan dengan pertumbuhan pada medium PDA, Cendawan M.anisopliae paling awal dan paling cepat pertumbuhannya. Ferron (1981)
menyatakan bahwa sumber nutrisi dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan jamur entomopatogen. Media jamur harus mengandung subtansi organik sebagai sumber C, sumber N, dan ion anorganik dalam jumlah yang cukup sebagai pemasok pertumbuhan dan sumber vitamin (Inglod, 1962).
M. anisopliae juga memerlukan karbohidrat sebagai sumber karbon dalam pertumbuhannya menurut Bilgrami dan Verma (1981) bahwa penggunaan karbohidrat tinggi mendorong pertumbuhan vegetatif jamur. Hubungan antara umur dengan luas koloni M. anisopliae pada media yang berbeda dapat dilihat pada gambar berikut ini. 20 y = 1.8912x - 2.9469 R² = 0.9817 15
Luas Koloni (CM)
y = 1.5476x - 1.0239 R² = 0.978 10
y = 0.7742x - 1.3413 R² = 0.941
5
PDA+A.K 0 0
2
4
6
umur
8
10
12
PDA A.K+B.A
-5
Gambar 2. Hubungan antara Umur dengan Luas Koloni Cendawan M. anisopliae Pada medium yang Berbeda Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa umur sangat berpengaruh terhadap luas koloni terbukti dengan nilai R2 yang tinggi berkisar antara 0.940.98. Pertambahan luas koloni M. anisopliae pada media air kelapa+bacto agar, dan air kelapa+PDA lebih cepat dibandingkan dengan media PDA. Setiap pertambahan 1 hari, luas koloni M. anisopliae pada media air kelapa+PDA,
meningkat 1.8 dan 1.5 cm pada air kelapa+bacto agar. Air kelapa mengandung berbagai macam nutrisi berupa karbohidrat, protein, lemak, mineral dan sejumlah bahan organik lainnya (Londo, 2012). Dengan demikian berpotensi sebagai media tumbuh cendawan. Seperti diketahui bahwa jamur membutuhkan nutrisi dalam bentuk karbon (C) dalam jumlah yang tinggi (Biligrami dan Verma, 1981). Sementara itu karbohidrat merupakan sumber C. sumber nutrisi C pada media air kelapa+PDA selain berasal dari PDA juga dari air kelapa. Hal inilah yang diduga memicu pertumbuhan M. anisopliae pada kedua media tersebut karena kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan jamur seperti C tersuspensi dari PDA maupun air kelapa. Berdasarkan gambar diatas juga tampak bahwa pertumbuhan M. anisopliae pada air kelapa dan bacto agar lebih cepat di bandingkan pada media PDA sendiri. Meskipun kedua media tersebut sama-sama mengandung C yang satu di air kelapa dan yang lainnya dari kentang dan gula namun di duga nutrisi C yang berasal dari air kelapa lebih cepat tersedia untuk pertumbuhan jamur dibandingkan yang berasal dari PDA.
4.2 Pembentukan spora Koloni M.anisopliae tampak berwarna hijau pada hari ke empat masa inkubasi di media air kelapa+PDA sedangkan media PDA pada hari ke lima, sementara pada media air kelapa+bacto agar tidak tampak perubahan warna koloni. Perubahan warna koloni menandakan terbentuknya spora (konidia).
(A)
(B)
Gambar 3. Koloni M. anisopliae dengan spora berwarna hijau pada medium air kelapa+PDA (A). Dan Medium PDA (B) Spora hanya tumbuh pada media air kelapa+ PDA dan PDA sendiri sedangkan pada bacto agar+air kelapa tidak terbentuk spora. Pembentukan spora menurut Garraway dan evans (1984) dalam P2aph (2010) dipengaruhi oleh kandungan protein dalam media. Protein diperlukan untuk pembentukan organel yang berperan dalam pembentukan apikal hifa dan sintesis enzim diperlukan selama proses tersebut dan enzim juga berperan dalam aktivitas perkecambahan dan protein yang diserap dalam bentuk asam amino. Diduga air kelapa pada media menjadi sumber protein bagi terbentuknya spora. Kecukupan protein yang berasal dari air kelapa didukung oleh nutrisi lain yang berasal dari PDA. Nutrisi lain yang berasal dari PDA inilah yang diduga tidak di miliki oleh air kelapa+bacto agar sehingga tidak terbentuk spora.
4.3 Viabilitas spora Hasil pengamatan di bawah mikroskop menunjukkan bahwa M. anisopliae mampu berkecambah pada media air kelapa+PDA dan media PDA. Spora memerlukan pasokan nutrisi eksogen untuk berkecambah seperti
karbohidrat (Anonim, 2010). Namun belum diketahui jumlah yang berkecambah dan kecepatan berkecambah pada kedua media tersebut Diduga media PDA dan air kelapa telah mampu menyediakan nutrisi tersebut untuk terjadinya perkecambahan.
(A)
(B)
Gambar 4. Konidia yang belum berkecambah dan konidia yang telah berkecambah.