BAB III PELAKSANAAN MAGANG
3.1 Pengenalan Lingkungan Magang Penulis memulai praktek pelaksanaan kerja atau magang pada PT. Selogiri Sampurna, selama satu bulan yang dimulai dari tanggal 1 November 2011 sampai dengan tanggal 30 November 2011. Dalam pelaksanaan kegiatan magang dilaksanakan dari hari senin – jum’at dan jam masuk kerjanya mulai pukul 08.00 sampai dengan 17.00 WIB . Dalam melaksanakan magang di PT. Selogiri Sampurna yang berlokasi di Jl. Tentara Pelajar No 21 Patal Senayan - Kebayoran Lama - Jakarta Selatan, penulis ditempatkan di Departemen Operasional. Pada hari pertama melakukan kegiatan magang, penulis diperkenalkan terlebih dahulu kepada bapak Drs. Koeswiyono selaku Manager Operasional, kemudian penulis diperkenalkan kepada seluruh anggota tim dari Departemen Operasional. Kemudian penulis diberikan penjelasan tentang tata tertib yang berlaku pada perusahaan yaitu berpakaian bebas tapi sopan, rapi, serta adanya pemberitahuan apabila penulis tidak hadir dalam praktek lapangan atau magang, serta diberitahukan tentang jam masuk, jam istirahat, dan jam pulang. Selain itu, penulis diberikan pengarahan tentang cara pembuatan salah satu dokumen , yaitu dokumen PIB .
3.2 Kegiatan Selama Magang Selama kegiatan magang, penulis melakukan kegiatan yang bersifat rutin dan kegiatan yang bersifat non rutin. Pelaksanaan magang di mulai dari jam 08.00 sampai dengan 17.00 WIB . 12
3.2.1 Kegiatan rutin Kegiatan rutin yang dilakukan oleh penulis selama melaksanakan magang adalah : 1. Fotocopy dokumen – dokumen pengurusan barang . 2. Menerima telephone . 3. Setting dokumen . 3.2.2 Kegiatan non rutin Kegiatan non rutin yang dilakukan oleh penulis selama melaksanakan magang adalah 1. Membuat PIB . 2. Mengirim dokumen via fax . 3. Menelepon pihak pelayaran untuk menanyakan biaya pengambilan DO (Delivery Order) . 3.3. Masalah yang ditemui pada unit kerja Selama pelaksanaan magang kegiatan magang di PT. Selogiri, penulis menemukan masalah atau kendala yang dihadapi perusahaan, yaitu : 3.3.1 Masalah kebijakan, yaitu : Tidak ada pemberian insentif dan upah lembur jika karyawan melakukan pekerjaan lebih dari jam kerja normal .
3.3.2 Masalah oprasional, yaitu : 1. Keterlambatan penerimaan dokumen atau dokumen yang dikirim pihak pengguna jasa tidak lengkap . 2. Armada transportasi yang tidak memadai . 13
3.4 Penyebab Masalah Yang Ditemui Masalah yang muncul dikarenakan adanya beberapa faktor penyebab, antara lain :
3.4.1 Masalah kebijakan Perusahaan tidak membuat kebijakan tentang pemberian insentif dan upah lembur karyawan .
3.4.2 Masalah Oprasional 1.
Pihak pengguna jasa tidak mengirimkan dokumennya secara lengkap .
2.
Armada transportasi yang terbatas menyebabkan sulitnya tim oprasional melaksanakan kegiatan oprasional, ini sangat menghambat kinerja oprasional karena perusahaan ini bergerak pada usaha jasa yang kebanyakan kegiatan oprasionalnya diluar perusahaan dan sangat membutuhkan alat transportasi .
3.5
Alternatif Pemecahan Masalah Pada setiap perusahaan atau organisasi pasti terdapat suatu masalah baik masalah kebijakan maupun oprasional. Maka dari itu hendaknya dipikirkan tentang masalah – masalah tersebut agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik. Sebelum dilakukan pemecahan masalah, maka dilakukan terlebih dahulualternatif pemecahan masalah agar mendapatkan solusi yang baik untuk masalah tersebut. Berikut ini alternatif masalah, yaitu :
3.5.1
Masalah kebijakan Tidak ada pemberian insentif dan upah lembur
14
Solusi
Perusahaan
segera
membuat
dan
memberlakukan kebijakan tentang pemberian insentif dan upah lembur kepada karyawan . 3.5.2
Masalah Oprasional 1. Keterlambatan penerimaan dokumen atau dokumen yang dikirim pihak pengguna jasa tidak lengkap Solusi
Perusahaan melakukan perjanjian yang berisikan sanksi atas keterlambatan dokumen .
2. Armada transportasi yang tidak memadai
Perusahaan menambah armada transportasinya .
Perusahaan menyewa armada transportasi .
3.6
Pemecahan Masalah Yang Disarankan Setiap maslah pasti memiliki solusi demikian pula dengan masalah yang ada di perusahaan. Solusi dilakukan untuk menemukan jawaban atas masalah tersebut. Maka dari itu, pemecahan masalah sangat penting untuk memberikan solusi dalam masalah. Penulis setelah menemukan masalah yang ada di perusahaan kemudian mengetahui penyebab masalah lalu mencari alternatif untuk masalah tersebut dan yang terakhir penulis memecahkan masalah tersebut. Berikut ini pemecahan masalah tersebut :
3.6.1
Masalah Kebijakan 15
Tidak ada pemberian insentif dan upah lembur Pemecahan Masalah :
Upah lembur karyawan merupakan hak dari karyawan, hal ini juga tertulis dalam peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No KEP. 102/MEN/VI/2004 tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur , yaitu pada pasal 1 ayat 1 Waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 (tujuh) jam sehari dan 40(empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 8 (delapan) jam sehari, dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari libur resmi yang ditetapkan Pemerintah, dan Pasal 4 ayat 1 Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja, wajib membayar upah lembur. Maka perusahaan harus segera membuat kebijakan mengenai upah lembur karyawan karena upah lembur karyawan adalah hak karyawan yang wajib diberikan oleh perusahaan. Mengenai insentif karyawan juga perlu diberikan kepada karyawan karena pemberian insentif dapat memacu produktifitas seorang karyawan karena tujuan utama pemberian insentif adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja individu maupun kelompok karyawan (Panggabean, 2002 : 93), hal ini tentunya akan menguntungkan perusahaan juga .
3.6.2 Masalah Oprasional
16
1. Keterlambatan penerimaan dokumen atau dokumen yang dikirim pihak pengguna jasa tidak lengkap Pemecahan Masalah :
Perusahaan melakukan perjanjian yang berisikan sanksi atas keterlambatan dokumen.
2. Armada transportasi yang tidak memadai Pemecahan Masalah :
Perusahaan harus membeli armada transportasi lagi atau menyewanya untuk kelancaran proses oprasional karyawan.
17