perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III IDENTIFIKASI DATA
A. Identifikasi Sondakan
1. Sejarah Sondakan Menurut cerita para sesepuh, jaman dahulu Sondakan masih berupa sebuah tegalan/lahan dan belum berwujud kampung seperti sekarang, lahan ini dulunya juga belum memiliki nama. Lahan luas yang terletak disebelah utara desa Laweyan ini ditinggali oleh seorang sesepuh bernama Ki Sondaka beserta keluarganya. Pada suatu hari di bulan Sura 1670 atau bulan Februari 1745 M, Kangjeng Susuhunan Paku Buwana II diantar oleh para Santonodalem, para
Abdidalem,
dan
para
Prajuritdalem
melaksanakan
“boyong
Kedhaton” atau perpindahan Keraton dari Kartosura menuju Desa Solo. Karena lelah, Kangjeng Susuhunan Paku Buwana II beserta rombongan beristirahat sejenak di sebelah timur sungai tepatnya di timur Bumi Pajang yang termasuk dalam wilayah Desa Laweyan. Mendengar berita tersebut, Ki Sondaka bergegas memanen buah kelapa yang ada di pekarangannya, beliau dan keluarganya memetiki semua buah hingga tak terhitung jumlahnya. Air kelapa tersebut kemudian dihidangkan kepada Kangjeng Susuhunan Paku Buwana II beserta rombongan sebagai jamuan. Setelah Kangjeng Susuhunan Paku Buwana II sampai di Keraton yang terletak di Desa Solo, Desa Solo diangkat derajatnya menjadi sebuah Kota yang diberi nama Surakarta, begitu juga dengan keraton dan diberi nama Keraton Kasunanan Hadiningrat Surakarta. commit to user 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Namun pada suatu hari, Kangjeng Susuhunan Paku Buwana II teringat ketika melaksanakan perjalanan boyong kedhaton ada seorang warga biasa yang mempunyai hati baik, berbudi pekerti luhur, dan dermawan yang rela memetiki buah kelapanya untuk hidangan Kangjeng Susuhunan Paku Buwana II dan rombongan ketika bersitirahat. Kemudian Kangjeng Susuhunan Paku Buwana II mengutus salah satu Abdidalem untuk memanggil orang tersebut, yakni Ki Sondaka. Sesampainya Ki Sondaka di Keraton dan bertemu dengan Kangjeng Susuhunan Paku Buwana II yang mana pada saat itu masih repot melakukan boyong kedhaton, Ki Sondaka mendapatkan penghargaan bahwa dirinya diangkat menjadi Abdidalem dan mendapatkan gelar Mas Ngabei Singondoko. Kemudian, tegalan/lahan yang ditempati oleh Ki Sondaka diberi nama Sondakan sebagai pengingat kepada semua orang terhadap sosok seorang Ki Sondaka yang baik hatinya. Dan tempat yang digunakan untuk bersitirahat oleh Kangjeng Susuhunan Paku Buwana II dan rombongan diberi nama Jungke yang berasal dari kata Munjungke yang berarti memberi. Sondakan juga lekat dengan sosok K.H Samanhoedi yang merupakan pendiri dari Sarekat Dagang Islam. Beliau tinggal di Jalan Dr. Radjiman No.552 Solo bersama kakeknya. Pada tanggal 16 Oktober 1905 di rumah tersebut, K.H. Samanhoedi bersama 8 temannya yaitu Soemo Wardoyo (Solo), Wirjotirto (Banaran), Soewandi (Mangkunegaran), Soerjopranoto (Laweyan),
Jarmani
(Solo),
Hardjosoemarto
(Sondakan),
Soekir
(Kratonan) dan Martodikoro (Banaran) mendirikan Sarekat Dagang Islam yang merupakan genre perkembangan Sarekat Islam berikutnya dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
tujuan awal untuk menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan pedagangpedagang besar Tionghoa. K.H. Samanhoedi bersama keluarganya tinggal di tempat itu sampai dengan tahun 1944 dan karena kebangkrutan usahanya rumah tersebut ditinggalkan, kemudian beliau mengikuti seorang puteranya di Klaten sampai beliau wafat disana. 2. Data Sondakan Ide untuk mejadikan Sondakan sebagai kampung wisata sebenarnya sudah lama ada, namun baru benar-benar direalisasikan setelah Sondakan mendapat dukungan dari Pemerintah, yakni berupa dana PNPM Mandiri Pariwisata pada tahun 2012. PNPM Mandiri Pariwisata adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan
program-program
penanggulangan
kemiskinan
yang
pelaksanaannya melalui pemberdayaan masyarakat, peningkatan kapasitas para pemangku kepentingan dan pemberian Bantuan Kampung Wisata dalam
rangka
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
dengan
pembangunan kepariwisataan di desa wisata. Jadi, tujuan utama Kampung Wisata Sondakan adalah untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat guna mendorong pertumbuhan perekonomian di sekitar Sondakan. Peluncuran Kampung Wisata Sondakan sendiri baru dilaksanakan pada bulan Januari 2013 dengan diadakannya Gelar Potensi Wisata Sondakan di Solo Center Point Purwosari. Sampai saat ini, Kampung Wisata Sondakan masih dalam tahap pengembangan (menuju kampung wisata).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Sondakan belum memiliki kepengurusan khusus yang menangani tentang pariwisata disana, sehingga masih berada dibawah kepengurusan Kelurahan Sondakan, LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat) dan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Sondakan. a. Visi dan Misi Kelurahan Sondakan 1) Visi Tercapainya kehidupan masyarakat kelurahan Sondakan yang beriman, bertaqwa, aman, tenteram, sehat dan sejahtera. 2) Misi a) Menyelenggarakan sistem Pemerintahan Kelurahan yang efektif, cepat, tertib dan efisien b) Menyelenggarakan tertib administrasi Kelurahan c) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan dan kemasyarakatan d) Mendorong dan menumbuhkan suasana kehidupan masyarakat yang kondusif e) Menyediakan infrastruktur yang diperlukan f) Peningkatan
kualitas
Sumber
Daya
Manusia
Perangkat
Kelurahan b. Kondisi Geografis dan Kependudukan Sondakan terletak di sebelah selatan kota Solo dengan luas wilayah 78,5 Ha dengan batas wilayah: Barat : Sungai Jongke Utara : Jalan Utama Slamet Riyadi Timur : Purwosari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Selatan : Kelurahan Laweyan Sondakan memiliki 5 wilayah lingkungan yakni Tegalrejo, Sondakan, Premulung, Mutihan, dan Jantirejo. Kelurahan Sondakan memiliki 15 RW dan 52 RT. Sedangkan jumlah kepala keluarga mencapai 3.776 keluarga dengan jumlah penduduk : ± 12.668 jiwa (laki-laki : 6.161 jiwa, perempuan : 6.507 jiwa). Data penduduk menurut mata pencaharian : Belum/tidak bekerja : 797 orang, Mengurus Rumah tangga : 1.359, Buruh Industri : 3.278, Buruh bangunan : 537, Guru/ dosen : 146, PNS : 197, TNI : 9, POLRI : 11, Pensiunan / Purnawirawan : 270, Wiraswasta : 1.036, di Sondakan juga terdapat warga miskin sebanyak 592 kepala keluarga. Data penduduk menurut pendidikan : Belum sekolah : 1.334 orang, Belum tamat SD : 391, Tidak tamat SD: 1.132, Tamat SD : 1.606, SLTP/Sederajat : 1.974, SLTA/Sederajat: 4.085, Diploma III/Sarjana Muda : 560, Strata-1: 1.154, Strata-2: 86 dan Strata-3: 9 orang. Data penduduk menurut banyaknya pemeluk agama : Warga Sondakan mayoritas beragama Islam, warga muslimnya mencapai 11.258 jiwa, Kristen 885 jiwa, Katholik 463 jiwa, Hindu 46 jiwa, Budha 15 jiwa. (Berdasarkan data 25 Januari 2013, Kelurahan Sondakan). c. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Sondakan Sebagian
masyarakat
Sondakan
masih
melestarikan
kebudayaan seperti masih adanya kelompok musik tradisional, tari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
tradisional, pengrajin batik, wayang bahkan kuliner tradisional yang masih terus dipertahankan. Kegiatan-kegiatan keagamaan seperti pengajian, baca AlQur’an dan kegiatan sosial lainnya juga aktif diadakan seperti PKK, Karang Taruna, dan Posyandu. Sementara itu, lembaga sosial kemasyarakatan yang aktif mengurus Kampung Wisata Sondakan yaitu: 1) LKM Martani LKM / Lembaga Keswadayaan Masyarakat bertanggungjawab menjamin keterlibatan semua lapisan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang kondusif untuk pengembangan keswadayaan masyarakat. Peran LKM adalah: a) Mengorganisasikan merumuskan
rencana
warga
secara
partisipatif
jangka menengah
untuk
penanggulangan
kemiskinan b) Sebagai dewan pengambil keputusan untuk hal-hal yang menyangkut pelaksanaan PNPM c) Mempromosikan dan menegakkan nilai-nilai luhur d) Menumbuhkan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat e) Mengembangkan jaringan LKM di tingkat kecamatan f) Menetapkan kebijakan dan mengawasi proses pemanfaatan dana Bantuan Langsung Masyarakat 2) Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Sondakan a) Visi : Mempertegas komitmen tatanan kepariwisataan dengan memberdayakan potensi daerah yang berbasis kebudayaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
b) Misi
:
Membangun sinergisitas potensi daerah, dengan
meningkatkan
produktivitas
pelayanan,
usaha
dan
kesejahteraan masyarakat dalam rangka mewujudkan kondisi Sapta Pesona di Kelurahan Sondakan. c) Tujuan:
(1) Untuk
meningkatkan
peran
aktif
masyarakat
dalam
pembangunan dan pengembangan kepariwisataan daerah. (2) Memperkenalkan dan melestarikan serta memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata yang berada di daerah Kelurahan Sondakan. (3) Mewujudkan kondisi Sapta Pesona di Kelurahan Sondakan melalui pemberdayaan potensi daerah. d. Daya Tarik Wisata di Sondakan Di Sondakan terdapat berbagai jenis daya tarik wisata, antara lain kerajinan batik, kerajinan wayang, seni pertunjukan, kuliner, tempat bersejarah dan lain-lain. Berikut adalah daftar daya tarik wisata yang ada di Sondakan berdasarkan jenisnya: 1) Pengrajin Batik Terdapat 18 pengrajin batik, antara lain Batik Lurik Pak Lutiyo, Batik Cap Pak Mustain, Batik Kontemporer Pak Suparman, Batik Printing Bengawan Indah, Batik Lukis Canting Pak Sugiharjo, Batik Anugrah, Batik Lukis Mukena Pak Sutoro, Batik Tulis Pak Siswanto&Bambang, Pabrik Batik Danar Hadi, Batik Lukis Mukena Pak Bejo, Batik Segoro Inten, Batik Tali Pak Anto, Batik Lukis Pak Suwarno, Batik Cap Pak Syamsul, Batik Lukis Mukena
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Pak Ari, Batik Cemok Pak Heru, Batik Pak Markuat, Batik Gondosari. 2) Kerajinan Spesial Terdapat 11 kerajinan spesial, antara lain Kerajinan Cap Batik Pak Agus, Keris Antik Pak Saleh, Kerajinan Kandang Burung Pak Imron, Kerajinan Sandal Batik Mbak Endah, Twin Collection, Kembar Mayang Art Swasti, Siang Hari Handycraft, Herbal Kosmetik, Batik Indriyani, Batik Muniroh, Kerajinan Hanadia, Kerajinan Siekelku. 3) Showroom Batik Terdapat 14 showroom batik, antara lain Lumbung Batik, Wiryo Martono, Batik S128, Batik Bengawan Indah dan Kencana Ungu, Griya Batik Sinar Mulya, Batik Keyza, Krisna Collection, Batik Puspita Mekar, Mukti Kencono Batik, Batik Sinung Rejeki, Batik Al Fath, Omah Batik Larasati, Bilqis, Kher. 4) Seni Pertunjukan / Sanggar Kesenian / Komunitas Terdapat 9 antara lain Sanggar Wayang Kulit Wawan Sondakan, Sanggar Musik Bambu Naming D’lings, Sanggar Masaji, Keroncong Mekar Arum, Rebana Mahabbah, Rebana AlFath, Sanggar Tari Santi Budhoyo, Sanggar Tari Langen Budhoyo, Komunitas Canthing Kakung. 5) Kuliner Di Sondakan terdapat banyak pilihan kuliner, kurang lebih ada 21 tempat, yakni Ayam Goreng Mandiri, Bakso Lapangan Pak Min, Sate Kambing Man Gulit, Soto Ayam Bu Sum, Bebek&Ayam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Kampung Bu Retno, Wedangan Pak Basuki, Ayam Goreng Setiakawan, Warung Degan Ijo, Tahu Kupat Pak Gombloh, Soto Ayam Kampung Mbak Utik, Ayam Goreng Rachman, Orient Restaurant, Gule Kepala Ikan Pak Untung, Dwipa Snack, Toko Kue Tradisional 69, Putri Mandiri, Sate Kobra, Brownis Kurnia, Mie Surabaya, Karak Bratan dan Nasi Liwet & Cabuk Rambak Bu Lestari. 6) Cagar Budaya Di Sondakan terdapat 5 cagar budaya, yakni Museum Samanhoedi, Prasasti, Langgar, Pura dan Rumah Tua. 7) Pasar Tradisional Di Sondakan juga terdapat pasar tradisional, yakni Pasar OlehOleh, Pasar Kabangan, Pasar Buah dan Pasar Purwosari. e. Sarana & Prasarana / Fasilitas Pendukung Guna mendukung kelancaran kegiatan pariwisata di kampung Sondakan, di kawasan tersebut terdapat berbagai sarana & prasarana maupun fasilitas pendukung, antara lain: 1) Hotel dan wisma yang berjumlah 5 buah yakni Hotel Wiryo Martono, Hotel Mandala Wisata, Hotel Laweyan, Hotel Sapta Jaya dan Wisma Kadija. 2) Perpustakaan Kelurahan di RW XI 3) Fasilitas ibadah : 14 masjid, 9 mushola, 2 Gereja, dan 1 Pura. 4) Pusat Pendidikan : UNIBA, Magistra Utama, Akademi Bidan Citra Medika, AKSMI Kusuma Bangsa, SMK Al-Islam, SD 6 buah, TK 6 buah, PAUD 4 buah, Pondok Pesantren 2 buah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
5) Gerai SIPS (Sentra Informasi Pariwisata Sondakan) namun masih dalam proses pembangunan yang nantinya dapat digunakan oleh wisatawan untuk mendapatkan informasi tentang lokasi-lokasi industri disana dan contoh produk-produk yang dibuat oleh warga Sondakan. 6) Solo Centre Point 7) Lapangan Sepak Bola Sriwaru, Lapangan Volley, Lapangan Futsal, Lapangan Tenis 8) Kantor-kantor Perusahaan Nasional: GraPARI Telkomsel, Gerai Indosat, Askes 9) Bank BTPN & BRI 10) ATM Center 11) Minimarket 12) Transportasi : Becak, Halte Bus dan dekat dengan Stasiun Purwosari f. Promosi / Program yang Pernah Dilaksanakan Dalam Rangka Pengembangan Pariwisata Meskipun terbilang masih baru, namun kampung Sondakan telah melakukan beberapa upaya dalam rangka mempromosikan daerahnya. Promosi yang pernah dilakukan yakni: 1) Pembuatan Logo dan Slogan Sondakan Pembuatan Logo dan Slogan ini dilaksanakan pada tahun 2011, diluncurkan bersamaan dengan diadakannya event Napak Budaya Samanhoedi yang pertama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Gambar 1. Logo Sondakan Sumber Pokdarwis Sondakan
2) Brosur
Gambar2. Brosur Sondakan Sumber Pokdarwis Sondakan
3) Peta/ Papan Informasi Peta ini telah ada disetiap kawasan/wilayah di Kelurahan Sondakan, namun peta tersebut belum ter-update.
Gambar 3. Peta Sondakan Sumber commitPokdarwis to user Sondakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
4) Shelter Shelter ini digunakan ketika ada event di Sondakan, biasanya digunakan untuk stan-stan kerajinan yang dipamerkan.
Gambar 4. Shelter Sondakan Sumber Pokdarwis Sondakan
5) Becak Wisata Sondakan
belum
memiliki
becak
sendiri,
namun
hanya
menggunakan sistem kontrak (sewa) kepada pemilik becak. 6) Pelatihan Local Guide untuk Kampung Wisata Sondakan yang diadakan pada tahun 2012 7) Event Napak Budaya Samanhoedi Event ini dapat dikategorikan sebagai sarana pendukung wisata, dan dilaksanakan setiap setahun sekali sejak tahun 2011 sampai sekarang. g. Data Pengunjung Pengunjung/wisatawan yang mengunjungi Sondakan dapat mencapai 400 orang pertahun, kebanyakan adalah mahasiswa yang melakukan study tentang batik, budaya maupun sejarah. Sementara wisatawan mancanegara yang pernah melakukan perjalanan wisata di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Sondakan adalah rombongan wisatawan asal Mongolia yang berjumlah kurang lebih 50 orang. h. Hambatan Hambatan-hambatan yang dialami selama ini antara lain: 1) Sumber Daya Manusia yang belum terkoordinasi dengan baik, baik masyarakat maupun pengurus 2) Kurangnya keseriusan dan jumlah Sumber Daya Manusia, terutama yang mau dan mampu mengurus kampung wisata ini 3) Kesadaran masyarakat tentang kampung wisata masih kurang
B. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pariwisata
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan programprogram penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Kegiatan PNPM Mandiri Pariwisata difokuskan pada pengembangan wilayah sasaran yang memiliki keterkaitan fungsi dan pengaruh dengan unsur daya tarik wisata berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia maupun fasilitas usaha pariwisata dan kreatif yang menjadi penggerak aktivitas kepariwisataan di desa wisata. Dengan demikian, PNPM Mandiri
Pariwisata
diharapkan
member
dampak
kesejahteraan masyarakat di desa wisata dan sekitarnya.
commit to user
pada
peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
1. Tujuan Tujuan
utama
PNPM
Mandiri
Pariwisata
adalah
meningkatkan
kemampuan, menciptakan lapangan kerja dan usaha masyarakat di sektor pariwisata yang secara khusus dijabarkan sebagai berikut: a. Meningkatkan
keberdayaan
dan
kemandirian
masyarakat,
dan
kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya; b. Meningkatkan modal masyarakat seperti kesadaran kritis, potensi sosial dan budaya serta kearifan lokal; c. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan pembangunan kepariwisataan yang terintegrasi dan berpihak kepada masyarakat miskin (pro poor); d. Meningkatkan akses permodalan, inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat
guna,
informasi
dan
komunikasi
dalam
pemberdayaan
masyarakat; dan e. Membangun kemitraan lintas sektor untuk menunjang pembangunan kepariwisataan di desa wisata. 2. Sasaran Sasaran kegiatan PNPM Mandiri Pariwisata adalah: a. Meningkatnya kapasitas Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) di desa/kelurahan dalam
mendorong tumbuh dan berkembangnya
partisipasi serta kemandirian masyarakat dalam bidang kepariwisataan; b. Tersedianya
dokumen
perencanaan
desa/kelurahan
(RPJM
Desa/Kelurahan, PJM Nangkis atau sebutan yang lainnya) yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
memuat
program
penanggulangan
kemiskinan
melalui
sektor
pariwisata; c. Meningkatnya
kapasitas
kemampuan
berusaha
dan
berkarya
masyarakat di desa wisata dan sekitarnya, yang mencakup wilayah pedesaan atau komunitas masyarakat yang memiliki hubungan atau keterkaitan fungsi dan peran (sebagai objek pendukung, pemasok bahan baku, pemasok logistik, dan sebagainya), sehingga masyarakat miskin yang berdomisili di sekitar daya tarik wisata atau pusat-pusat kegiatan pariwisata dan
budaya tersebut dapat meningkatkan
kesejahteraannya; d. Meningkatnya kapasitas pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan pembangunan kepariwisataan yang terintegrasi dan berpihak kepada masyarakat miskin (pro poor);
C. Komparasi
Komparasi atau pembanding digunakan untuk membandingkan dua hal atau lebih untuk mengetahui perbedaan masing-masing dan dapat digunakan sebagai acuan agar obyek yang diteliti dapat lebih maju. Komparasi yang digunakan pada perancangan ini adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
1. Laweyan
Gambar 5. Logo Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) Sumber: FPKBL
a. Sejarah Desa Laweyan (kini Kampoeng Laweyan) sudah ada sebelum munculnya kerajaan Pajang. Laweyan berasal dari kata “Lawe” yang berarti benang. Sejarah Laweyan bermula saat Kyai Ageng Henis yang merupakan keturunan Prabu Brawijaya V, mengembara hingga sampai di Kampung Laweyan dan bertemu dengan Sunan Kalijaga yang sedang menyebarkan agama Islam. Kyai Ageng Henis lalu menjadi mu’alaf dan masuk Islam, kemudian beliau ikut tinggal di Laweyan dan menjadi santri Sunan Kalijaga. Kyai Ageng Henis pun turut serta mempelajari tentang pembuatan batik dan ikut menyebarkan agama Islam melalui perantara batik. Maka sejak saat itulah perkembangan batik di Laweyan menjadi semakin pesat hingga sekarang. b. Kampoeng Batik Laweyan Laweyan merupakan sebuah kampung batik tertua di Indonesia yang telah ada sejak abad ke-15, Laweyan terletak di wilayah kecamatan Laweyan dan memiliki luas wilayah 24,83 hektar dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
jumlah UKM & IKM mencapai 90-an. Kampoeng Batik Laweyan diluncurkan pada tahun 2004 dengan potensinya berupa wisata batik dan heritage (warisan budaya), bersamaan dengan itu pula dibentuklah Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL). Warisan budaya yang terdapat di Laweyan adalah rumahrumah kuno milik penduduk yang saling menyambung satu sama lain, rumah-rumah tersebut memiliki ciri khas tembok-tembok yang menjulang tinggi di sisi-sisi jalan bernuansa Jawa, Eropa dan Timur Tengah. Rumah-rumah tersebut selain digunakan sebagai tempat tinggal, juga digunakan sebagai showroom batik oleh para pemiliknya. Selain rumah-rumah kuno, terdapat pula makam-makam Kyai, dan Langgar Laweyan yang mana merupakan masjid tertua di Pulau Jawa bagian selatan. Di Kampoeng Batik Laweyan, dapat ditemukan beratus motif. Dua motif paling terkenal adalah Tirto Tejo dan Truntun. Batik Laweyan cenderung banyak didominasi oleh warna cokelat (sogan). Namun, seiring berjalannya waktu, motif-motif batik di Laweyan semakin variatif, termasuk dari sisi warna. Untuk memudahkan wisatawan ketika berkunjung, Kampoeng Batik Laweyan telah dilengkapi papan penunjuk jalan dan peta. Wisatawan yang ingin
menginap
pun, dapat dengan mudah
menemukan hotel/penginapan disekitar Laweyan. c. Promosi yang Pernah Dilakukan Promosi yang pernah dilakukan oleh Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan yakni dengan membuat brosur, baliho,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
website, fanpage, iklan media cetak dan media elektronik yakni radio dan televisi lokal & internasional yang mana para pewarta tersebut datang sendiri dan meminta ijin untuk mengadakan peliputan tentang Kampoeng Batik Laweyan. Selain itu, promosi juga melalui penjualan langsung di showroom-showroom, dan pameran. 2. Kauman
Gambar 6. Logo Kampung Wisata Batik Kauman Sumber : Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman
a. Sejarah Kawasan Kauman mulai tumbuh pada saat Paku Buwono III membangun Masjid Agung pada tahun 1757. Paku Buwono III mengangkat Tafsir Anom sebagai Penghulu Masjid Agung yang dibantu oleh para abdi dalem ulama lainnya. Para abdi dalem ulama beserta santrinya ini tinggal di sekitar Masjid Agung. Kawasan ini kemudian dinamakan Kauman, yang berarti kampung “Kaum” atau kampung ulama. Para abdi dalem ulama ini awalnya hanya bekerja sebagai abdi dalem, istrinya bekerja sambilan membatik di rumahnya untuk keraton. Namun industri rumahan ini kemudian berkembang menjadi usaha batik dan berhasil mengangkat kondisi ekonomi masyarakatnya. Dari situlah awal mula Kampung Kauman menjadi kampung penghasil batik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
b. Kampung Wisata Batik Kauman Kampung Wisata Batik Kauman Surakarta merupakan salah satu objek wisata batik di Kota Solo yang dibentuk pada awal tahun 2006,
akan
tetapi
Kampung
Kauman
sudah
ada
semenjak
pemerintahan Keraton Kasunanan Surakarta dan hingga kini dikenal sebagai salah satu kampung penghasil batik. Ciri khas Batik Kauman adalah batik pakem dengan motif klasik, namun karena perkembangan jaman, para pengusaha batik mulai menciptakan varias-variasi baru tanpa mengurangi nilai seni yang ada. Kampung Wisata Batik Kauman juga telah memiliki Paguyuban yang terdiri dari pengusaha dan pedagang batik serta pengusaha lain yang mencapai 50-an anggota. Kampung dengan luas wilayah 20,10 km 2 ini, selain terkenal dengan kerajinan batiknya, juga dikenal memiliki gang-gang kecil yang kanan kirinya terdapat showroom batik yang ber-arsitekturkan rumah Jawa bercampur Eropa dan Belanda. Di Kampung Batik Kauman juga terdapat museum, yakni Museum Batik Kaoeman yang dapat digunakan untuk mempelajari sejarah batik, khususnya batik Kauman. Karena lokasinya yang berada di dalam tertutup dengan pertokoan dan perkantoran, Kampung Kauman ini tidak terlihat keberadaanya dari luar. Namun, dengan adanya gapura, papan penunjuk (sign system) dan peta di wilayah Kampung Kauman, wisatawan yang berkunjung di kampung tersebut dapat dengan mudah menemukan lokasi yang mereka inginkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
c. Promosi yang Pernah Dilakukan Promosi yang pernah dilakukan oleh Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman yakni dengan membuat leaflet, brosur, iklan melalui media cetak dan media elektronik yakni televisi dan radio yang mana para pewarta tersebut datang dengan sendirinya untuk meliput dan mempromosikan Kampung Wisata Batik Kauman. Selain itu, promosi juga melalui penjualan langsung di showroom-showroom, pembuatan buku Kauman dan pameran. Kampung Batik Kauman juga menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kota dan biro jasa lain demi mengembangkan kawasan tersebut.
D. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode perancangan yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan
(strength),
kelemahan
(weakness),
peluang
(opportunities) dan ancaman (threats) dalam menggambarkan kondisi sebuah perusahaan/bisnis. Metode ini digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan dan merumuskan strategi pemasaran yang harus dijalankan perusahaan. Analisis
SWOT mencakup lingkungan internal dan eksternal
perusahaan. Lingkungan internal mencakup kekuatan dan kelemahan perusahaan, sedangkan eksternal mencakup peluang dan ancaman. Dimana dengan analisis SWOT, Perusahaan dapat mengidentifikasi semua elemen positif dan negatif yang dapat mempengaruhi setiap kegiatan perusahaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Analisis SWOT merupakan sebuah metode yang sangat baik dalam mengorganisir informasi dan menyajikan solusi, mengidentifikasi hambatan dan menekankan pada peluang yang ada. Berikut ini adalah tabel analisis SWOT untuk Kampung Wisata Sondakan :
commit to user
Destination brand yang masih baru Wilayahnya terlalu luas Jarak antar toko/ pengrajin tidak semuanya dekat
Di Solo semakin sering diadakan event-event bertaraf nasional bahkan internasional, sehingga dapat mendatangkan wisatawan lebih banyak Sudah ada kampung wisata lain yang lebih terkenal Didirikannya apartment dan mall di sekitar kawasan Sondakan yang dapat mengganggu konsep kampung wisata
commit to user
Weakness/ Kelemahan
Opportunity/ Kesempatan
Threat/ Ancaman
Memiliki daya tarik wisata yang lebih variatif Lokasinya strategis dan mudah diakses karena letaknya dekat dengan stasiun kereta api Wisatawan dapat memilih wisata lain yang ada selain batik
Strength/ Kekuatan
Sondakan
53
Persaingan yang cukup ketat dengan kampung batik lain
Sering diliput oleh media elektronik & cetak Mengikuti pameran-pameran
Brand yang sudah kuat Suasana kampung yang khas seperti di Timur Tengah Lokasi nyaman Mempunyai forum yang dapat memanajemen kampung / antar pengusaha dengan baik Fasilitas umum belum cukup memadai Kesadaran masyarakat masih kurang
Laweyan
Tabel 1. Analisis SWOT
Persaingan yang cukup ketat dengan Pasar Klewer dan PGS (Pusat Grosir Solo)
Brand yang sudah kuat Suasana kampung yang khas seperti di dalam Keraton Mempunyai sign system yang baik Mempunyai Paguyuban yang dapat memanajemen kampung / antar pengusaha dengan baik Lokasinya sedikit tersembunyi meskipun berada dekat dengan jalan utama Jalan yang sempit membuat kendaraan roda empat susah lewat Sering diliput oleh media elektronik & cetak Mengikuti pameran-pameran
Kauman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
E. USP (Unique Selling Preposition)
Dalam membangun positioning di benak konsumen, perusahaan harus mengembangkan unique selling
preposition
(USP)
yang
merupakan
competitive advantage. Dimana produk/jasa yang dihasilkan harus unik atau hanya dimiliki perusahaan dan dibutuhkan oleh konsumen, yang secara tidak langsung akan membentuk karakteristik dari perusahaan atau produk/jasa itu sendiri, sehingga akan dapat membedakannya dengan perusahan atau produk/jasa dari perusahaan lain. Sebuah produk atau merek haruslah mengkomunikasikan dirinya sebagai yang nomor satu pada manfaat yang dicari konsumen. Dalam hal ini, Kampung Sondakan berusaha menarik minat wisatawan baik lokal maupun asing untuk datang ke Kampung Sondakan, yang mana Kampung Sondakan merupakan salah satu kawasan kampung wisata di Solo yang memiliki berbagai macam daya tarik wisata edukasi dan produksi seperti sentra kerajinan, sanggar, kelompok seni, kuliner dan museum. Selain itu, lokasi kampung ini sangat strategis karena terletak dekat dengan pusat kota dan mudah diakses.
F. Positioning
Positioning adalah suatu strategi dalam kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan perbedaan (differents), keuntungan (advantages), manfaat (benefit) yang membuat konsumen selalu ingat dengan suatu produk/jasa. Atau dengan kata lain, positioning merupakan sebuah usaha
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
menempatkan sesuatu dalam
pikiran orang/benak konsumen dimana
konsumen dalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan dibanding dengan produk/jasa perusahaan lain. Perusahaan harus mempunyai kredibilitas di benak konsumen, untuk itu konsumen perlu dibimbing. Positioning tidak sekedar membujuk atau menciptakan image/citra dalam benak pelanggan, tetapi juga bagaimana merebut kepercayaan konsumen. Positioning yang dilakukan oleh Kampung Sondakan adalah sebagai salah satu kawasan kampung wisata di Solo yang nyaman untuk dikunjungi dan dapat menjadi alternatif baru bagi wisatawan yang tidak hanya menginginkan wisata batik.
commit to user