BAB III IDENTIFIKASI DATA
A. Data Perusahaan 1.
Profil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta Kota Surakarta awalnya merupakan bekas kerajaan Kasunanan dan
Mangkunegaran, sehingga di kota Surakarta ini banyak peningalan- peninggalan sejarah yang kemudian dijadikan obyek wisata. Untuk melestarikan peninggalan sejarah tersebut, Pemkot dalam Rencana Induk Kota (RUK) Masterplan 20 Kodya dati II Surakarta ditetapkan Perda No. 5 Tahun 1975 dan disahkan dengan keputusan Mendagri No 412/1997, Kota Surakarta diarahkan sebagai Kota Budaya dan Pariwisata. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta berdiri pada tahun 1974 berdasarkan Surat Keputusan Walikota Surakarta Nomor 108/ kep. 1/3/1974 dengan nama Lembaga Perkembangan Pariwisata Kota Surakarta (LPPS), yang berstatus semi pemerintah. Pendirian lembaga ini dimaksudkan untuk pengolahan dan peningkatan kepariwisataan Kota Surakarta, mengingat
Kota Surakarta
merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Lembaga ini bertanggung jawab kepada Walikota Surakarta dengan fungsinya yaitu, memberi saran atau membantu Walikotamadya dalam hal tersebut dibawah ini: a.
Membina,
mengembangkan,
dan
mengarahkan
potensi
kepariwisataan di Kota Surakarta. b.
Mengkoordinasi badan-badan swasta dalam hak kepariwisataan.
c.
Mengadakan hubungan kerjasama sebaik-baiknya dengan pemerintah
25
26
dan swasta bersifat nasional maupun internasional. Mengingat pentingnya lembaga ini, maka untuk menyempurnakan keberadaan lembaga ini dikeluarkan Surat Keputusan Walikotamadya Surakarta Nomor 439/Kep I/Kp. 76 pada tanggal 31 Maret 1976 tentang struktur organisasi dan tata kerja Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta. Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan tersebut, maka secara Pengembangan Pariwisata Kota Surakarta berubah nama
resmi
Lembaga
menjadi
Dinas
Pariwisata Kota Surakarta, dan statusnya adalah organisasi pemerintah. Dalam rangka meningkatkan kepariwisataan di daerah, pemerintah pusat mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1979 tentang penyerahan sebagai urusan pemerintah dalam bidang kepariwisataan kepada Daerah Tingkat II. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah tersebut, maka secara otomatis Pemerintah Kota Surakarta mempunyai wewenang yang lebih luas mengenai masalah kepariwisataan. Dengan munculnya peraturan pemerintah tersebut, secara otomatis terjadi perubahan dalam penyusunan dan tata kerja Dinas Pariwisata Kota Surakarta. Untuk menanggapi hal tersebut, maka Walikota Surakarta mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 061.7/129/1980 pada tanggal 30 September 1980 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata Kota Surakarta. Keberadaan Dinas Pariwisata Surakarta semakin kuat posisinya setelah Gubernur Kepala daerah Tingkat I Jawa Tengah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 556/15509 pada tanggal 9 Juli Tahun 1982 tentang pembentukan Dinas Pariwisata untuk daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Implementasi Peraturan Pemerintah Dati I Jawa Tengah mengenai Kepariwisataan Daerah
27
Tingkat II Surakarta, secara resmi diserahkan pada tanggal 17 September 1986 di muka sidang pleno C/10 DPRD Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta. Berdasarkan hal-hal di atas, maka Dinas Pariwisata Kota Surakarta berusaha mengusahakan tugas dan fungsinya di bidang kepariwisataan. Kemudian pada Tahun 2008 Pemerintah Kota Surakarta menetapkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 pada tanggal 23 September 2008 dan di undangkan tanggal 26 September 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja, maka Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta berubah nama menjadi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta. 2.
Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta a.
Visi Mewujudkan citra Kota Surakarta sebagai kota budaya yang di dukung oleh pelayanan jasa pariwisata, perdagangan, industri, yang bertumpu pada hasil kerajinan rakyat dalam tata perkotaan yang kondusif, merangsang kehidupan kreatif, produktif dan mandiri.
b. Misi 1) Meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun pendapatan masyarakat golongan ekonomi menengah kebawah yang bergerak dalam bidang pariwisata tanpa mengabaikan peran golongan lain. Kota Surakarta sebagai daerah tujuan wisata nusantara dan daerah persinggahan wisatawan mancanegara dengan orientasi pada pengembangan ke arah pariwisata budaya dan menempatkan jenis pariwisata
yang
lain
sebagai
pendamping
berdasarkan
28
permintaan pasar dan potensi yang tersedia. 2) Meningkatkan obyek wisata yang ada menjadi kawasan wisata yang
terpadu,
terarah
dan
berkesinambungan
dengan
memperhatikan ragam obyek yang ada. 3.
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata
mempunyai
tugas
pokok
menyelenggarakan urusan pemerintah daerah bidang pariwisata, seni, sejarah, kebudayan dan purbakala. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Dinas Kebudayaan dan pariwisata mempunyai fungsi: a. Penyelenggaran kesekretariat dinas. b. Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi dan budaya. c. Penyelenggaraan dan pembiyayaan usaha akomodasi wisata, rekreasi dan hiburan umum. d. Pembinan dan pengembangan kesenian, bahasa dan budaya. e. Pelestarian nilai-nilai sejarah dan kepurbakalaan. f. Pembinaan waktu wisata. g. Pengendalian dan pengembangan aset wisata, seni dan kebudayaan. h. Pemasaran wisata. i. Penyelenggaraan sosialisasi. j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. k. Pembinaan jabatan fungsional. l. Pengelolaan Unit Pelaksana Daerah (UPTD).
29
Berdasarkan struktur organisasi yang telah dibuat, dapat dijabarkan tugas dan wewenang masing-masing adalah: a. Kepala Dinas Kepala Dinas memimpin penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta. b. Sekretariat Sekretariat melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan keuangan umum dan kepegawaian. Sekretariat membawahi: 1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan. 2) Subbagian Keuangan 3) Subbagian Umum dan Kepegawaian c. Bidang Sarana Wisata Bidang sarana wisata mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang akomodasi wisata dan rekreasi dan hiburan umum, dan Bidang Sarana Wisata, membawahi: 1) Seksi Akomodasi Wisata 2) Seksi Rekreasi dan Hiburan Umum d. Bidang Seni, Budaya, Sejarah dan Purbakala Bidang Seni, Budaya, Sejarah, dan Purbakala mempunyai tugas
30
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang seni, budaya, sejarah, dan purbakala. Bidang Seni, Budaya, Sejarah, dan Purbakala, membawahi: 1) Seksi Seni dan Budaya 2) Seksi Sejarah dan Purbakala e. Bidang Wisata Bidang Wisata mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumsan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pelestarian dan pengembangan aset, promosi dan informasi dan kerjasama. Bidang Wisata, membawahi: 1) Seksi Pelestarian dan Pengembangan Aset Wisata 2) Seksi Promosi dan Informasi Wisata 3) Seksi Kerjasama f. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional Senior sebagai Ketua Kelompok dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
B. Promosi Yang Sudah Dilakukan Promosi yang sudah dilakukan Dinas Pariwisata kota Solo antara lain : 1. Baliho
31
Baliho merupakan bentuk promosi untuk iklan outdoor yang memiliki ukuran yang besar dan dapat dilihat pada sepanjang jalan karena umumnya billboard diletakkan dengan tinggi sehingga banyak dilihat orang. Tujuan pemasangan baliho tersebut untuk menginformasikan kepada audience tentang event yang akan diselanggarakan di Kota Solo.
Gambar baliho Event Kota Solo 9 (Sumber : joglosemar.co)
2. Booklet Calender of Event Solo Sebuah buku saku yang menginformasikan obyek wisata di Kota Solo, Jadwal event dan juga peta Kota Solo.
32
Cover Booklet Calender of Event Solo 10 (Sumber : www.imronrosyid.net diakses 28 maret 2016)
3. Poster Poster pengumuman atau iklan berbentuk gambar atau tulisan yang ditempelkan di dindin, Dalam pengertian yang lain, poster adalah ajakan atau
33
imbauan untuk melakukan sesuatu. Poster promosi event tersebut dicetak perbulan untuk menginformasikan event yang akan digelar di bulan tersebut.
Poster Event Kota Solo 11 (Sumber : www.twitter.com diakeses pada tanggal 28 maret 2016)
4. Mobile Application Aplikasi Solo Destination adalah aplikasi untuk smartphone yang menginformasikan segala hal mengenai Solo.
34
Gambar aplikasi Solo Destination untuk smartphone 12 (Sumber : www.surakarta.go.id diakses pada tanggal 28 maret 2016)
5. Website Website adalah halaman informasi yang disediakan melalui jalur internet sehingga bisa diakses di seluruh dunia selama terkoneksi dengan jaringan internet dan jaringan internet tersebut dijadikan media npendistribusiannya.
35
Website disini digunakan untuk menginformasikan mengenai event Kota Solo setiap bulannya, beserta informasi mengenai event tersebut
Gambar Website Event Solo 13 (Sumber : Dokumentasi www.eventsolo.com)
C. Target Market 1. Geografis
: Semua wisatawan Domestik maupun Mancanegara.
2. Demografis 1) Usia
: 17-60
2) Jenis Kelamin
: Laki-laki dan Perempuan
3) Pendidikan
: SMA sederajat keatas
4) Status Sosial
: Menengah ke atas
D.
Komparasi
36
Dalam sebuah perancangan, perlu adanya komparasi atau pembanding agar dalam perancangan nanti didapatkan hasil yang lebih sempurna dan bermanfaat. Dalam perancangan promosi event kota Solo melalui media merchandise t-shirt kali ini penulis menggunakan komparasi produk t-shirt khas kota Solo juga, yaitu Solowae. 1. Solowae Solowae sendiri adalah sebuah brand kaos yang mengkhususkan produknya bertema Solo, yang didirikan oleh Yayok Arioseno. Konsep dari Solowae sendiri adalah mengolah kekayaan lokal kota Solo seperti wayang, keris, batik maupun tempat wisata kota yang dikemas modern, sehingga bisa diterima oleh pasar, di zaman sekarang ini. Produk Solowae sendiri bisa di dapatkan di beberapa tempat misalnya Batik Barito, Batik Ivy, Batik Beteng, Batik Gunawan Setiawan, Hotel Dana, Ganep’s Traditional Snack, Bandara Adi Sumarmo, Stasiun Pompa Bensin Sumber Solo, Toko Era Jaya, dan Toko Bu Jono sedangkan outletnya sendiri berada di Solo Square Mall, jl. Slamet Riyadi, Solo. Dan Solowae tengah berencana melebarkan penjualannya melalui mall-mall di kota Solo seperti Mall Paragon dan juga Hartono Mall. Berikut beberapa contoh kaos Solowae yang paling laku :
37
Gambar Desain T-shirt Solowae 14 (Sumber : www.solowae.com)
Gambar Desain T-shirt Solowae 15 (Sumber : www.solowae.com)
38
Gambar Desain T-shirt Solowae 16 (Sumber : www.solowae.com)
Gambar Desain T-shirt Solowae 17 (Sumber : www.solowae.com)
39
Gambar tampilan website solowae 18 (Sumber : www.solowae.com)
Gambar tampilan facebook solowae 19 (Sumber : www.facebook.com/solowae)
Alamat
: Atrium floor, Solo Square Mall Jl. Slamet Riyadi 451-455 Solo Jawa Tengah
40
No. Telpon
: 081329122864, +628122605139
Website
: www.solowae.com
Facebook
:Solowae
2. Kaos Kota Rembang Kaos Kota Rembang sendiri adalah kaos merchandise khas Kota Rembang yang mempunyai konsep mengangkat obyek-obyek unik & khas Rembang yang divisualisasikan di Kaos Kota Rembang, mulai dari obyek arsitektur, bisnis, moda transportasi, pendidikan, seni, budaya, pariwisata, kuliner, olah raga, dan lain-lain.
Ilustrasi dengan objek utama tempat wisata tetap menjadi primadona Kaos Kota Rembang. Ada banyak ornamen obyek wisata yang sering didesain di Kaos Khas Rembang, diantaranya Pantai Kartini / Dampo Awang Beach, Makam RA Kartini, Museum RA Kartini, Petilasan Sunan Bonang, Rimba Pasucen, Taman Wisata Alam Sumber Semen,Wana Wisata Mantingan, Banyu Kuwung, Embong Lodan,dan lain-lainl.
Gedung atau bangunan bersejerah di Rembang juga tidak luput dari bidikan desainer Kaos Kota Rembang. Bangunan-bangunan di Kota Tua Lasem, Klenteng Makao, Masjid Tiban, Parit Jalur Candu, Situs Tambak Bathuk Mini, dll acap tergambar apik di Kaos Kota Rembang.
Budaya dan kesenian khas Rembang sering berkolaborasi apik dengan desain Kaos Rembang. Objek ilustrasi Thong-thong Lek, Engklek, Sodor, Jorit,
41
Gacon, Kekean, Nekeran, Panthol Sarang, Laesan Lasem, Orek-orek Bulu, dan lain-lain menjadi menu utama dalam ragam hias Kaos Kota Rembang.
Aneka kuliner khas Rembang juga menjadi tema yang memikat pengguna Kaos Kota Rembang. Memakai kaos bergambar Lontong Tuyuhan, Sate Sarepeh, Sayur Mrica, Sirup Kawis, dan Siwalan, serasa menikmati lezat pedasnya masakan asli Rembang.
Ada satu ikon Rembang, yakni Batik Lasem, juga sering menjadi ragam hias Kaos Kota Rembang. Batik Lasem adalah batik tulis bermotif stailisasi ornamen obyek, flora, fauna, dan kata-kata yang mendiskripsikan keindahan alam, budaya, dan sosial masyarakat Lasem Rembang. Batik Lasem berkarakter khas karena motifnya merupakan hasil dari pembauran budaya Jawa dan Cina. Masih banyak obyek unik di Rembang yang sering menjadi motif ragam hias Kaos Kota Rembang.
42
Berikut beberapa contoh Kaos Kota Rembang :
Gambar Kaos Kota Rembang 20 (Sumber : www.kaoskota.com)
Gambar Kaos Kota Rembang 21 (Sumber : www.kaoskota.com)
43
Gambar Kaos Kota Rembang 22 (Sumber : www.kaoskota.com)
Gambar Kaos Kota Rembang 23 (Sumber : www.kaoskota.com)
44
Gambar Kaos Kota Rembang 24 (Sumber : www.kaoskota.com)
Gambar Kaos Kota Rembang 25 (Sumber : www.kaoskota.com)
Alamat
: Jl. Dr Wahidin No.50 Rembang Jawa Tengah
45
Website
: www.kaoskota.com/kaos-kota-rembang/
Telpon
: WA 081226903938
Email
:
[email protected]
E.
Analisis SWOT
SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan
(strengths),
kelemahan
(weaknesses),
peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Analisis SWOT (Stength, Weakness, Opportunity, Threat) adalah salah satu cara untuk menganalisis potensi Promosi Event Kota Solo Melalui Media Merchandise T-shirt untuk mempromosikan event kota Solo.
46
Promosi Event Kota Solo melalui Media Merchandise Tshirt Strength
Weakness
-
-
Solowae
Kaos Kota Rembang
Desain diharapkan tidak mungkin ketinggalan jaman karena obyek utamanya adalah event yang memang selalu mengikuti jaman.
Desain mengangkat budaya lokal Kota Solo Mudah didapatkan, karena mempunyai banyak outlet penjualan
- Desain mengangkat budaya lokal Kota Rembang sehingga dapat mengenalkan budaya lokal kepada wisatawan
Masih konsep belum diketahui respon pasar Pembuatan desain agak terkendala karena harus mendapatkan izin dari event
Desain kurang menarik dan pasaran
- Ilustrasi dikemas kurang menarik
-
-
Opportunity
-
Dapat mengenalkan event yang ada di Kota Solo kepada target market
- Dapat menjadi oleh-oleh wisatawan ketika berkunjung ke Kota Solo -
Dapat menjadi salah satu media untuk mempromosikan wisata, makanan maupun budaya Kota - Rembang
47
-
Menjadi oleholeh khas Kota Rembang -
Threat
-
Masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang produk original dan masih lebih memilih produk bajakan dikaranakan harga lebih murah
-
Terlalu banyaknya pesaing yang menggunakan konsep desain yang sama
-
Konsep desain sudah pasaran -
-
-
Tabel SWOT 1