BAB III IDENTIFIKASI DATA CD Edukasi Interaktif Bahaya Pestisida bagi Kesehatan ini didukung oleh salah satu Dinas Pendidikan di Solo Raya yaitu Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta. Dalam identifikasi data pada perancangan CD interaktif ini menggunakan Kabupaten Karanganyar sebagai sampel penelitian. Dikarenakan Kabupaten Karanganyar adalah pemasok hasil pertanian paling lengkap mulai dari sayuran, padi, palawija dan juga buah-buahan, dibandingkan dengan kabupaten lain disekitar Solo. Pengumpulan sumber data meliputi penggunaan pestisida terhadap tanaman pertanian, kasus keracunan yang terjadi terhadap petani di Kabupaten Karanganyar,serta data tentang penderita kanker di wilayah Solo Raya yang menjadikan faktor urgensi lain, dari pentingnya dilakukannya kampanye pengurangan pestisida karena faktor kesehatan. Identifikasi data juga meliputi data-data mengenai dinas terkait yaitu Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta.
A. Bahaya Pestisida bagi Kesehatan Pestisida yang digunakan di bidang pertanian secara spesifik sering disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) untuk membedakannya dari produk-produk yang digunakan di bidang lain, (Djojosumarto, 2008: 22). Dengan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan pestisida adalah adalah zat pengatur dan
36
37
perangsang tumbuh, bahan lain, serta organisme renik, atau virus yang digunakan untuk melakukan perlindungantanaman. 1. Klasifikasi Pestisida Pestisida dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara, misalnya menurut sasaran, struktur senyawa kimia yang digunakan atau tingkat keberbahayaanya bagi kesehatan. Menurut sasaranya secara ringkas pestisida dibagi menjadi (Emmy L.S 1995: 2-4): a. Akarisida: Mengendalikan tugau b. Avicida: Mengendalikan burung c. Algatisida: Mmengendalikan ganggang d. Bakterisida: Mengendalikan bakteri e. Fungisida: Mengendalikan jamur f. Herbisida: Mengendalikan tanaman penggganggu g. Insektisida: Mengendalikan serangga h. Larvisida: Mengendalikan larva i. Moluskisida: Mengendalikan siput j. Nematisida: Mengendalikan cacing k. Ovisida: Mengendalikan telur l. Pesisida: Mengendalikan ikan m. Rodentisida: Mengendalikan tikus
38
n. Termitisida: Mengendaikan rayap semut
Menurut Efeknya terhadap serangga, klasifikasi pestisida terbagi menjadi: a. Antifeedant: Menghambat proses makan serangga, sehingga serangga serangga kelapan bahkan mati b. Anti transpiran: Mengurangi penguapan c. Antractant: Memikat serangga d. Chemosterilant: Merusak kemampuan reproduksi serangga, memberhentikan pertumbuhan tanaman yang tidak dikehendaki, tanpa dengan segera membunuh seluruh tanaman. e. Defollant: Menyebabkan serangga makan rakus f. Feeding stimunlant: Menghentikan, mempercepat atau memperlambat. g. Growth Regulator: Mengendalikan serangga tanpa membunuh mereka 2. Penggunaan Pestisida di Berbagai Bidang Pestisida digunakan pada beberapa bidang yaitu (Emmy L.S 1995: 2-4): a. Bidang pertanian: tanaman padi, sayuran, dan buah-buahan. b. Bidang perikanan: perawatan kolam, mengawetkan hasil perikanan c. Bidang peternakan: untuk membersihkan kandang dari gangguan caplak, lalat dan tungau. d. Bidang kehutanan: untuk mengawetkan hasil hutan dari rayap, jamur pelapuk dan kumbang.
39
e. Rumah Tangga: untuk mengendalikan serangga seperti nyamuk, lalat, kutu anjing, dan tikus. f. Bangunan (Perumahan): untuk menegendalikan rayap tanah 3. Penggunaan Pestisida yang Baik dan Bijak a. Penggunaan Pestisida yang Bijak Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam ketepatan penggunaan pestisida biasa disebut dengan istilah “ 5 tepat “ yaitu: 1) Tepat Dosis dan Kosentrasi Penggunaan
dosis
dibawah
anjuran
akan
menyebabkan
hama/penyakit tidak mati bahkan menjadikan hama kebal terhadap pestisida. Sedangkan dengan dosis berlebihan akan mengakibatkan boros biaya. Dosis merupakan jumlah pestisida yang dibutuhkan per satuan luas lahan (Kg/Ha, Liter/ Ha), sedangkan Konsentrasi adalah jumlah yang harus dicampurkan dalam setiap liter air (gram/liter, ml/ lt). 2) Tepat Waktu Penyemprotan sebaiknya dilakukan pagi antara jam 06.00 - 10.00 WIB
atau sore hari antara
jam 15.00-17.00 WIB. Waktu untuk
penyemprotan pestisida ada beberapa macam: a) Preventif (pencegahan) Penyemprotan yang di- lakukan sebelum terjadi serangan hama atau penyakit b) Kuratif adalah penyemprotan yang dilakukan setelah ada serangan
40
hama atau penyakit.
c) Eradikatif adalah penyemprotan yang dilakukan untuk membersihkan apabila ada ledakan hama atau penyakit d) Sistem kalender adalah penyemprotan yang dilakukan secara berkala tanpa memperhatikan adanya serangan hama atau penyakit. 3) Tepat Cara Penggunaan pestisida harus disesuaikan dengan bentuk pestisida. Bentuk formulasi pestisida antara lain: a) EC (Emulsible Concentrate): Berbentuk cairan pekat, penggunaannya dengan cara disemprotkan. b) WP (Wettable Powder): Berbentuk tepung, penggunaanya dilarutkan dengan air terlebih dahulu sebelum disemprotkan. c) G (Granule): Berbentuk butiran. Penggunaanya dengan cara langsung ditaburkan di lahan. d) D
(Dust
):
Berbentuk
tepung,
penggunaanya
dengan
cara
dihembuskan. 4) Tepat Sasaran Sasaran penyemprotan pestisida secara biologis dikelompokkan menjadi 3 yaitu: Hama, Penyakit, Gulma. 5) Tepat Jenis
41
Jenis pestisida yang digunakan harus sesuai dengan hama atau penyakit yang akan dikendalikan. 4. Cara Kerja Pestisida: a. Pestisida kontak Berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena cairan pestisida. b. Pestisida fumigan Berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena uap atau gas c. Pestisida sistemik Berarti dapat ditranslokasikan ke berbagai bagian tanaman melalui jaringan. Hama akan mati jika menghisap cairan tanaman. d. Pestisida lambung Berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan pestisida. 5. Hal yang Harus di Perhatikan dalam Penggunaan Pestisida a. Pestisida digunakan apabila diperlukan b. Gunakan perlengkapan khusus (pakaian lengan panjang, sarung tangan, sepatu kebun, masker, kaca mata) c. Tidak boleh makan dan minum atau merokok pada waktu bekerja dengan pestisida. d. Tidak dianjurkan mencampur pestisida lebih dari satu macam
42
e. Simpan pestisida dengan menutup rapat kemasannya dan diletakkan ditempat yang sejuk dan kering, jauh dari bahan makanan, api sumber air dan jangkauan anak-anak. f. Wadah bekas pestisida harus dirusak, dibakar atau dibenamkan supaya tidak bisa digunakan lagi 6. Penyakit yang di Sebabkan Residu Pestisida a. Pestisida dapat menyebabkan kanker Situs berita nasional menuliskan berita tentang sejumlah temuan kasus penyakit kanker pada sejumlah petani dan buruh perkebunan di Kabupaten Mesuji Lampung. Menurut keterangan Humas Dinas Kesehatan Provinsi Lampung saat itu telah ditemukan minimal 10 kasus kanker ringan dan ganas di sejumlah desa kabupaten tersebut. Kanker menyerang bagian sekitar telinga dan leher, Kompas (3/6/2013).
43
Gambar 2. Sel Kanker yang Masuk Kedalam Aliran Darah Sumber: www.merdeka.com
b. Pestisida dapat menyebabkan kemandulan Salah satu jenis herbisida yang berhubungan dengan hal ini adalah atrazine. Atrazine adalah herbisida yang banyak digunakan dalam mengendalikan gulma pada pertanian tebu dan terdeteksi dalam air keran. Para ilmuwan dan dokter menyatakan bahwa pestisida jenis ini meningkatkan resiko keguguran dan kemandulan akibat penurunan kualitas dan mobilitas sperma. Hal ini diperkuat hasil review Environmental Protection Agency (EPA) pada tahun 2009 bahwa kelompok herbisida ini menimbulkan efek buruk bagi kesehatan reproduksi manusia.
Gambar 3. Petisida Mempengaruhi Penurunan Kualitas Sperma
44
Sumber: iictraining.net
c. Pestisida dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi Paparan pestisida selama proses kehamilan pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko keguguran spontan, selain itu terdapat beberapa potensi gangguan kesehatan pada calon bayi diantaranya resiko terkena leukimia, gangguan kecerdasan, spina bifida, bibir sumbing, kaki pengkor dan sindrom down. Hal ini disebabkan oleh selama masa perkembangannya, janin belum mampu mendetoksifikasi racun yang ada.
Gambar 4. Down Syndrome Sumber: www.google.co.id
d. Pestisida dapat mempengaruhi hormon Menurut situs Badan Penyuluh dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian pestisida antiandrogen dapat menyebabkan perubahan
45
orientasi seksual. Kondisi ini terjadi dengan tanda-tanda anak laki-laki yang mengalami demasculinisation yaitu hilangnya sifat-sifat maskulin. Sementara pada anak-anak perempuan mengalami defeminimisation yakni hilangnya karakter feminim pada anak perempuan.
Gambar 5. Pestisida Dapat Mempengaruhi Hormon Sumber: iictraining.net
e. Pestisida dapat menyebabkan diabetes Diabetes Care merilis beberapa jurnal yang menyatakan hubungan antara paparan pestisida terhadap timbulnya penyakit diabetes. Orang-orang yang mengalami kelebihan berat badan dan di dalam tubuhnya terdapat pestisida golongan organoklorin beresiko terkena penyakit diabetes.
46
Gambar 6. Diabetes and Obesity Sumber : www.amchara.com
f. Parkinson Bahan kimia seperti pestisida tidak hanya dapat mengganggu kesuburunan tanaman tapi juga bisa menyebabkan penyakit parkinson. Parkinson merupakan gangguan degeneratif sistem saraf pusat yang dapat mengganggu cara bicara, keterampilan motorik, dan fungsi organ lainnya (doktersehat.com.18 Maret 2016.12:07)
Gambar 7. Parkinson Sumber: www.getsagecare.com
Melihat hal tersebut diperlukan sebuah solusi untuk menghadapi ancaman kesehatan dari pestisida. Bagi petani dan pelaku pertanian, sangat penting mulai
47
memandang pengendalian organisme pangganggu tanaman dari pendekatan kesehatan dan keramahan lingkungan. Salah satu cara yang mesti dijadikan kiblat adalah pengendalian hama penyakit tanaman terpadu (PHT). Melalui teknik ini pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) tidak hanya menitik beratkan pada aplikasi pestisida di lapangan melainkan cara-cara alternatif yang tidak berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan (iictraining.net.18 Maret 2016.12:46) Bagi konsumen produk pangan utamanya buah dan sayur, sangat disarankan untuk mencuci buah dan sayur yang hendak di konsumsi. Perlu diketahui menurut rilis daftar buah dan sayur yang paling banyak terkontaminasi pestisida oleh Environmental Working Group, terdapat 12 buah dan sayur dengan residu pestisida tertinggi, yaitu: Apel, stoberi, anggur, seledri, persik (peach), bayam, paprika, nectarin, mentimun, kentang, tomat ceri dan cabai. Oleh karena itu tindakan mencuci dan mengupas buah serta memasak sayur sebelum dikonsumsi adalah hal yang penting untuk dilakukan. 7. Kasus Keracunan Petani di Solo Raya Keracunan pestisida yang digunakan secara kronik maupun akut dapat terjadi pada pemakai dan pekerja yang berhubungan dengan pestisida, misalnya petani, pengecer pestisida, pekerja pabrik/gudang pestisida, dan sebagainya, serta manusia yang tidak bekerja pada pestisida. Keracunan akut terhadap pemakai dan pekerja dapat terjadi karena kontaminasi kulit, inhalasi (pernafasan) dan mulut/
48
saluran
pencernaan,
kemudian
apabila
mencapai
dosis
tertentu
dapat
mengakibatkan kematian. Resiko paparan pestisida paling besar terjadi pada petani yang melakukan pengaplikasian penyemprotan pada tanaman pertanian mereka. Mengutip data dari WHO dan UNEP, 1-5 juta kasus keracunan pestisida terjadi pada pekerja pertanian. Kasus keracunan pestisida pada petani kerapkali terjadi. Untuk kasus keracunan pestisida pada petani di Solo Raya sendiri, penulis menggunakan kasus 5 tahun terakhir. Untuk kasus yang terjadi di Kabupaten Karanganyar berdasarkan hasil studi pendahuluan di RSUD Karanganyar pada tahun 2013 jumlah keracunan pestisida 56 orang. Prevalensi dalam tiga bulan terakhir keracunan
zat
kimia
15
orang,
keracunan
pestisida
25
orang
(digilib.stikeskusumahusada.ac.id.16 Maret 2016. 17:56). Dalam penelitian lain yang telah dilakukan oleh sularti (2012), di Kabupaten Karanganyar
pada kelompok tani, sebanyak 30 responden (67%)
sebagian besar mengalami gejala keracunan . Salah satu faktor munculnya tanda gejala keracunan pada responden adalah masa pemakaian pestisida yang lama, yaitu sebagian besar responden telah memakai pestisida lebih dari 5 tahun. Dimana dalam hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa masa kerja diatas 5 tahun dianggap telah terjadi proses degeneratif akibat seringnya menggunakan pestisida. Semakin lama petani mengaplikasikan pestisida semprot, maka semakin besar resiko keracunan akibat paparan pestisida. Kasus keracunan pestisida oleh
49
petani dalam berbagai kasus diberbagai daerah, salah satunya diakibatkan kurangnya
pengetahuan
akan
penggunaan
dan
bahaya
pestisida,
serta
keselamatan yang seringkali dipandang sebelah mata, yaitu seringkali menganggap remeh penggunaan alat pelindung keselamatan. Keracunan pestisida level ringan hingga sedang pada petani kerapkali kurang disadari karena gejala yang ditimbulkan merupakan gejala ringan seperti pusing, lelah, sesak nafas dan mual. Jika salah satu gejala tersebut dialami oleh petani sehabis pengaplikasian pestisida, dapat dipastikan petani mengalami keracunan (Djojosoemarto, 2008). Menurut hasil wawancara dengan 10 orang petani di Kabupaten Sragen 6 orang diantaranya pernah mengalami gejala keracunan, terlebih jika intensitas hama sedang membludak. Gejala seperti pusing, sesak nafas, mual dan kulit terasa terbakar serta rasa kelelahan dialami oleh petani. Biasanya keracunan ini terjadi saat pestisida jenis insektisida yang digunakan tergolong pestisida jenis keras, maka efeknya cukup terasa pada petani dibanding pestisida jenis lain. Biasanya petani hanya beristirahat dirumah, membersihkan diri dengan cara mandi dan mengganti pakaian yang digunakan saat proses pengaplikasian pestisida serta meminum obat untuk menghentikan keluhan. Dari hasil wawancara dengan responden petani sudah menganggap hal tersebut merupakan hal yang wajar dan bukan menjadi permasalahan serius, karena sudah sering terjadi pada masyarakat. Petani menganggap jika mereka beristirahat atau mandi keluhan akan mereda dengan sendirinya. Kasus keluhan
50
yang dialami petani yang seringkali dianggap remeh ini secara tidak disadari oleh petani itu sendiri, akan membahayakan kesehatan dalam jangka panjang dan tidak menutup kemungkinan akan lebih mengkronik di dalam tubuh, karena sifat pestisida yang pesrsisten dan akumulatif. Selain membuktikan bahwa paparan pestisida berdampak pada kesehatan, hal ini juga membuktikan bahwa tingkat pengetahuan dan kepedulian akan keselamatan serta kesehatan kerja masih rendah pada petani di Solo Raya. Hal ini mengapa dengan mengurangi penggunaan pestisida dan produk-produk pangan yang mengandung residu pestisida, selain untuk hidup dan lingkungan yang lebih sehat, meningkatkan ketahanan dan kualitas pangan Indonesia , juga dapat membantu menyelamatkan pekerja di sektor pertanian Indonesia dari paparan pestisida. 8. Kasus Kanker di Solo Raya Di Indonesia jenis pestisida yang banyak digunakan adalah jenis insektisida, fungisida dan herbisida. Sedangkan dari sekian banyak golongan pestisida, insektisida, fungisida dan herbisida bersifat karsinogenik yaitu dapat menyebabkan kanker. Seperti yang telah disebutkan pada halaman latar belakang yang terdapat pada poin Bab I. Pendahuluan, Indonesia termasuk negara yang banyak menggunakan pestisida setelah Cina dan India. Menurut hasil penelitian dunia, dari 80 ribu jenis pestisida dan bahan kimia lain yang digunakan saat ini, hampir 10 persennya bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker (Dhora Dwifianti.repository.upi.edu.16 Maret 2016,19:12).
51
Hal ini didukung oleh hasil survey yang menyatakan sekitar 40 persen kematian di dunia disebabkan oleh pencemaran lingkungan termasuk tanamantanaman yang dikonsumsi manusia. Sebuah penelitian lain tentang kanker menyatakan bahwa sekitar 1,4 juta kanker di dunia disebabkan oleh pestisida. Fenomena kanker di Indonesia sendiri menurut ahli kanker Rumah Sakit Dr Moewardi Solo, Heru Priyanto mengungkapkan dalam setahun penderita baru penyakit kanker rata-rata mencapai 12 juta orang dan hampir setiap jam terdapat penderita yang meninggal. Diperkirakan hal ini akan meningkat akibat pola makan tidak sehat dan pengaruh lingkungan (Majalahkartini.co.id.2015.15 Maret 2016.19:18). Menurut situs berita internet (KRjogja.com. 4 Februari 2016), jumlah penderita kanker di Jawa Tengah meningkat. Dalam situs berita ini menyebutkan, penderita kanker yang dirawat di RSUD Dr.Moewardi Solo, belakangan ini meningkat hingga 50 %. Setiap bulan, jumlah pasien kanker di rumah sakit ini mencapai 500 orang, atau dua kali lipat dibanding bulan-bulan sebelumnnya. Sementara itu, dalam harian Solopos (15/2/2016), menyebutkan Project Director Peringatan Hari Kanker Anak Internasional (HKAI) 2016 dari komunitas 3C Solo, Novi Dwi Jayanti, mengatakan 20 dari 80 anak penderita kanker yang sedang ditangani komunitas 3C Solo berasal dari wilayah Solo Raya, yaitu Kota Solo, Wonogiri dan Karanganyar. Dengan hasil kasus yang ditemukan, maka
52
dapat dijadikan sebagai penguat latar belakang dalam perancanagan CD Edukasi Interaktif Bahaya Pestisida bagi Kesehatan untuk siswa SD diwilayah Solo Raya. Berikut data pasien penderita kanker yang terdapat di RS.Dr.Moewardi Solo Tahun 2013-2015: Tabel Data Instalasi Rekam Medis RSUD Dr.Moewardi (2015) Rawat Jalan
Jenis Kanker
Rawat Inap
Jumlah
2013
2014
2015
2013
2014
2015
Ca Mammae
2.179
9.910
4.659
1.815
3.566
1.237
23.366
Ca Servix
1.641
8.454
3.026
1.104
1.836
500
16.561
Ca Nasopharing
399
1.063
1.484
253
522
205
3.926
Ca Ovarium
415
901
431
686
909
280
3.622
Leukemia
384
952
294
485
680
169
2.964
Ca Paru
157
428
510
84
293
265
1.737
Ca Colon
42
394
207
129
254
112
1.138
Ca Pankreas
18
21
86
21
39
51
236
Total
5.235
22.123
10.697
4.577
8.099
2.819
53.550
Tabel 1. Tabel Data Instalasi Rekam Medis RSUD Dr.Moewardi (2015) Sumber : thesis.umy.ac.id
9. Data Penggunaan Pestisida di Sektor Pertanian Karanganyar Kabupaten Karanganyar merupakan pemasok bahan makanan hasil pertanian, khususnya sayuran terbesar ke wilayah Solo Raya. Tawangmangu menjadi salah satu wilayah pensuply bahan makanan dari sektor pertanian
53
Kabupaten Karanganyar, berupa sayuran dan buah-buahan ke wilayah disekitarnya termasuk wilayah Solo Raya. Menurut hasil wawancara dengan petani di Kabupaten Karanganyar tentang intensitas penyemprotan pestisida oleh petani di Tawangmangu yaitu dimusim penghujan petani melakukan penyemprotan pestisida pada tanaman padi hingga 2 kali dalam seminggu, sedang wortel dengan intensitas sekali dalam 4 hari, tanaman kubis dan cabai 2 sampai 3 kali penyemprotan dalam seminggu, sedangkan tanaman bawang sebanyak 4 kali selama masa tanam yakni 3 bulan. Intensitas penyemprotan di musim penghujan akan berbeda dengan intensitas penyemprotan di musim kemarau. Untuk tanaman padi, kubis dan cabai intensitas penyemprotan dimusim penghujan akan lebih sering dilakukan dibanding pada saat musim kemarau. Menurut penelitian yang telah dilakukan, penggunaan
pestisida pada
tanaman cabai paling sering ditemukan kandungan residunya. Kandungan residu tersebut yaitu propenofos lebih dari 5 miligram yang merupakan batas residu pada tanaman cabai. Hal ini dikarenakan petani sering melakukan langkah praktis demi mencapai keuntungan yang di inginkan. Sedang untuk buah strawberry dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu selama 1-2 bulan hingga masa panen (eprints.ums.ac.id.24 Maret 2016.16:22). Penelitian lain menyebutkan Kabupaten Karanganyar, merupakan daerah pegunungan penghasil sayuran dengan tingkat penggunaan pestisida yang tinggi.(panap.net. 24 Maret 2016.16:45). Hal ini di
54
dukung oleh penelitian yang menyebutkan penggunaan pestisida pada tanaman sayuran di dataran tinggi tergolong sangat intensif, baik jenis, komposisi, takaran, waktu, maupun interval pemakaian. Hal ini disebabkan karena kondisi iklim yang sejuk dengan kelembaban dan curah hujan yang tinggi, sehingga sangat baik untuk perkembang biakan hama dan penyakit tanaman.(academia.edu.24 Maret 2016. 17:15). Sedangkan menurut situs berita online (beritasatu.com.24 Maret 2016. 23:24) Kamis, 19 April 2012, menyebutkan penggunaan pestisida di sektor pertanian Indonesia sudah mencapai level mengkhawatirkan. Hasil kajian Field Indonesia
terhadap
306
petani
padi
di
Klaten
pada
2011
sungguh
mencengangkan, karena menggunakan pestisida rata-rata 5-7 kali per musim tanam. Ini merupakan jumlah yang cukup tinggi untuk tanaman padi. Data tersebut dapat dijadikan sebagai pendukung selain data dari sektor pernatian Karanganyar dan membuktikan bahwa penggunaan pestisida di sektor pertanian wilayah Solo Raya masih tinggi. 10. Alternatif Lain untuk Mendukung Pengurangan Pestisida Untuk mendukung masyarakat dalam pengurangan penggunaan pestisida dan produk-produk hasil pertanian yang mengandung residu pestisida tinggi dibutuhkan sebuah alternatif pilihan sebagai solusi lain untuk mengurangi penggunaan pestisida baik bagi petani maupun masyarakat sebagai konsumen. Diantaranya sebagai berikut:
55
a. Alternatif bagi Petani Upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap input bahan kimiawi dalam proses produksi pertanian dapat ditempuh
melalui
gerakan
pertanian
organik.
Gerakan
ini
mulai
memasyarakat terutama di negara-negara maju yang masyarakatnya alergi dengan produk bahan kimia. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menciptakan produk pertanian yang bersih, meliputi (www.pasarpupuk.com. 24 Maret 2016. 16:56): 1) Penggunaan varietas unggul tahan hama penyakit dan tekanan / hambatan lingkungan, 2) Penerapan teknik budidaya yang mampu mengendalikan OPT dan penggunaan pupuk organik Penerapan teknik budidaya meliputi
penataan pola tanam dan
sistem tanam, dan pengaturan jarak tanam dan pemupukan dapat menekan perkembangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Pengaturan pola tanam dalam setahun (tumpang gilir) dengan tanaman yang berbeda OPTnya, diharapkan dapat memutus siklus hidup dari OPT. Dengan bertanam secara campuran (mixed cropping) effisiensi lahan dapat ditingkatkan, resiko kegagalan dapat dikurangi, sehingga pendapatan petani dapat ditingkatkan.
56
Penggunaan pupuk organik (pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos) sebagai pelengkap dan penyeimbang pupuk buatan, selain mensuplai unsur hara juga berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pemberian pupuk organik dapat meningkatkan kapasitas menahan air, sifat penyangga (buffer) tanah dan meningkatkanmikroorganisme dalam tanah yang berguna bagi tanaman. 3) Peramalan Terhadap Serangan Hama dan Penyakit Peramalan terhadap serangan hama penyakit untuk mengetahui dinamika populasi HPT yang dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan cara pengendalian HPT. Pengendalian HPT berpedoman pada ambang kendali dimaksudkan untuk menentukan saat pengendalian HPT secara tepat, memberikan hasil yang maksimal dan menghemat penggunaan pestisida. 4) Penggunaan Biopestisida Biopestisida adalah bahan yang berasal dari alam, seperti tumbuhtumbuhan yang digunakan untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman atau juga disebut dengan pestisida hayati. Biopestisida merupakan salah satu solusi ramah lingkungan dalam rangka menekan dampak negatif akibat penggunaan pestisida non hayati yang berlebihan. Saat ini Biopestisida telah banyak dikembangkan di masyarakat khususnya para petani. Namun belum banyak petani yang menjadikan
57
biopestisida sebagai penangkal dan pengedali hama penyakit untuk tujuan mempertahankan produksi. Berdasarkan asalnya, biopestisida dapat dibedakan menjadi dua yakni pestisida nabati dan pestisida hayati. Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari tanaman baik dari daun, buah, biji atau akar yang senyawa atau metabolit sekunder dan memiliki sifat racun terhadap hama dan penyakit tertentu. Pestisida nabati pada umumnya digunakan untuk mengendalikan hama (bersifat insektisidal) maupun penyakit (bersifat bakterisidal). Sedang pestisida hayati berarti secara alami tiap spesies memiliki musuh alami (predator, parasit, dan patogen) yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama tanaman. Peningkatan penggunaan pestisida hayati dengan bahan aktifnya jasad renik penyebab penyakit hama khususnya serangga akan mengurangi ketergantungan terhadap insektisida kimiawi. Sebagai contoh pestisida hayati dalam produk NASA adalah Natural BVR bahan aktif Beauveria bassiana. Natural GLIO bahan aktif Gliocladium dan Trichoderma, dan Natural VITURA bahan aktif Sl NPV (Spodoptera litura Nuclear Polyhidrosis Virus) dan Natural VIREXI. b. Alternatif bagi Masyarakat (Konsumen) 1) Selektif Dalam Pemilihan Bahan Makanan
58
Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sayur dan meningkatkan kualitas hidup sehat, konsumen dituntut selektif dan jeli dalam memilih bahan makanan terlebih hasil pertanian yang baik dan sehat. Sayuran yang sehat selain bersih dan terlihat segar juga harus diperhatikan akan residu bahan kimiawi yang terkandung dibalik penampilannya yang menarik mata. Banyak sedikitnya kandungan residu bahan kimia atau pestisida dapat ditandai dari terdapatnya cacat fisik karna serangan hama pada sayur atau buah-buahan yang terdapat dipasaran. 2) Pemanfaatan Lahan Kosong Pekarangan Rumah Karena bahan makanan organik masih dirasa mahal, dengan memanfaatkan lahan kosong yang terdapat dipekaranagan rumah, selain dapat membantu meningkatkan produktifitas dan kreatifitas masyarakat dalam pemanfaatan lahan kosong, juga dapat sedikit mengurangi masyarakat dalam ketergantungan konsumsi bahan pangan anorganik yang ada dipasaran dengan kemungkinan residu pestisida yang tinggi. Hal ini mendukung masyarakat untuk lebih menggunakan bahan makanan organik hasil budidaya sendiri.
B. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta sebagai Pendukung Kampanye
59
Dalam Perancangan CD Edukasi Interaktif ini didukung oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta yang mewakili salah satu Dinas Pendidikan di Solo Raya. Dikpora Surakarta yang dalam kampanye ini sebagai pendukung dan sebagai pelopor gerakan kampanye, adalah lembaga pemerintahan yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pemberdayaan pemuda berprestasi yang mengawasi wilayah Kota Surakarta.
1. Logo
Gambar 8. Logo Dikpora Surakarta Sumber: www.surakarta.go.id
2. Visi dan Misi a. Visi Visi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta adalah “Terwujudnya insan yang cerdas, berkarakter, dan kompetitif”
60
b. Misi Sebagai penjabaran
dari Visi, dirumuskan
misi-misi
Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta yakni sebagai berikut : 1) Mewujudkan insan yang professional, terampil, dan bugar 2) Mewujudkan akses pendidikan yang terjangkau 3) Mengembangkan pendidikan seni dan budaya daerah 4) Menyelenggarakan pendidikan berkarakter 5) Membentuk kepribadian yang religius, berkompetensi ilmu pengetahuan dan kecakapan hidup. 6) Mewujudkan pencitraan publik yang kredibel dan akuntabel dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan. 7) Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, relevan, dan berdaya saing; 8) Meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan 9) Memassalkan olah raga, mengintensifkan pembibitan dan pembinaan olahragawan berprestasi. 3. Program a. Kreasi b. Pendidikan Karakter c. Pagar Hijau d. Pembangunan Gedung Sekolah
61
e. Pelatihan Garment f. PPDB Online g. Ujian Nasional h. BOS i. Lomba Kompetensi SMK j. BPMKS Untuk program pendidikan tentang bahaya pestisida dari Dinas Pendidikan Kota Surakarta selama ini pihak dinas belum pernah mengadakan program pendidikan khusus tentang bahaya pestisida bagi kesehatan untuk siswa kelas 4-6SD. Namun program ini dapat masuk kedalam kategori program pendidikan karakter.
C. Hasil Identifikasi Data Consumer insight dalam perancangan ini penulis peroleh dari angket yang dibagikan kepada siswa sekolah dasar kelas 4-6 yang rata-rata idealnya berumur antara 9-12 tahun yang berada di Solo , Sragen, Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, Wonogiri, Boyolali. Untuk di wilayah Solo penulis mengambil SD Cemara Dua dan SDN 15 sedangkan untuk mewakili daerah diluar Kota Solo penulis mengambil SDN Pilang 1 di Kabupaten Sragen. Penulis juga menyebar angket secara acak yang terfokus pada anak kisaran usia 9-12 tahun. Angket tersebut meliputi angket pengetahuan tentang pestisida dan ketertarikan visual. Hasil dari angket tersebut
62
diantaranya sebagai berikut: 1. Riset Pengetahuan tentang Pestisida Dari angket yang disebar kepada 60 responden yaitu siswa kelas 4-6SD yang ada di Solo Raya menghasilkan data sebagai berikut:
1. Apakah kamu tahu apa itu pestisida? a. Ya b. Tidak Hasil : a
b
5%
95%
Sebanyak 95% responden mengetahui tentang pestisida. 2. Apakah kamu tahu pestisida sangat berbahaya bagi kesehatan? a. Ya b. Tidak
63
Hasil : a
b
38%
62%
Sebanyak 62% responden mengetahui pestisida sangat berbahaya bagi kesehatan. 3. Tahukah kamu CD edukasi interaktif? a. Ya b. Tidak Hasil :
37%
63%
Sebanyak 63 % responden tidak mengetahui CD edukasi interaktif . 4. Tertarikkah kamu belajar mengenai bahaya pestisida melalui cd interaktif? a. Ya
64
b. Tidak
Hasil : a
b
5%
95%
Sebanyak 95 % responden tertarik dengan belajar bahaya pestisida melalui CD interaktif. 2. Riset Ketertarikan Visual Untuk riset visual penulis menyebar angket kepada 40 responden siswa di Surakarta dan Sragen. Hasil angket sebagai berikut: 1. Warna seperti apa yang kamu suka?
a.
65
b.
c.
Hasil: a
16%
b
c
0%
84%
Dari 40 responden sebanyak 84% lebih menyukai warna cerah karena melambangkan keceriaan. 2. Gambar mana yang kamu suka?
a.
66
b.
c.
Hasil: a
b
c
16% 31%
53%
Dari 40 responden sebanyak 53% lebih menyukai gambar dengan karakteristik gambar ilustratif dengan shading warna. 3. Apakah kamu menyukai gaya pewarnaan yang seperti ini?
67
a. Ya b. Tidak Hasil: aa bb c
16% 31% 43%
57%
53%
Dari 57% responden menyukai jenis gaya pewarnaan yang ilustratif dan berdimensi.
4. Jenis huruf mana yang kamu suka?
68
a.
b.
c. Hasil: a
b
c
22% 34%
45%
Dari 45% responden menyukai jenis font decoratif yang lebih tebal dan masih memiliki keterbacaan yang jelas. 5. Karakter mana yang kamu sukai? a. Ilmuwan
69
b. Explorer/ petualang
Hasil : a
b
49% 51%
70
Dari angket yang disebar untuk 40 orang responden secara acak sebanyak 51% responden memilih gambar b yang mengilustrasikan anak yang gemar berpetualang. 6. Buah mana yang lebih kamu sukai?
a.
b.
Hasil: a
b
47% 53%
71
Dari angket yang disebar untuk 40 orang responden secara acak menghasilkan data dengan perbedaan yang tipis. Sebanyak 52% responden menyukai buah apel dibanding buah jeruk yang hanya 48%. Namun setelah dilakukan penyebaran angket kepada 30 responden lagi secara acak, setelah digabung dengan angket pertama menunjukkan hasil sebanyak 57% responden memilih buah jeruk sebagai buah favorit mereka. Maka dalam CD interaktif ini menggunakan buah jeruk yang dapat mewakili target audience dalam hal contoh buah yang mengandung pestisida.
D. Komparasi 1. CD Pembelajaran Interaktif Anak Pintar ” English?No Problem!”
Gambar 9. CD Interaktif “English?No Problem” Sumber: lazada.co.id
72
a. Isi CD Isi CD edukasi interaktif ini membahas materi tentang vocabularies; grammar yaitu meliputi tenses, modal, pronoun, preposition, conversation, greeting; qustion words; interactive dictionary dilengkapi konten hiburan berupa detective story dan game.
b. Target Audience Anak usia 8-14 Tahun c. Distribusi CD edukasi interaktif ini di distribusikan oleh Akal Interaktif selaku produsen ke toko buku seperti Gramedia. d. Spesifikasi CD Pentium III, RAM 128Mb, HD 200Mb, monitor 800 x 600 high color, CD Drive, VGA Card 32Mb, Sound Card & Speaker, Mouse dan Keyboard.Windows XP/Windows Vista/Windows 7. e. Visual Menggunakan
konsep
yang
menarik
dan
konsisten
dengan
memberikan cerita detektif beserta misinya sehingga user lebih seperti sedang berpetualang dengan misi. Menggunakan suara narasi dengan efek gerak bibir pada karakter. Tampilan menu yang terkadang masih membingungkan user
73
saat pengoperasian pertama kali. Selain belajar user banyak mendapat sisi bermain/petualangan yang lebih menyenangkan.
Gambar 10. Tampilan Halaman Kedua dan Halaman Pilihan Menu Sumber: CD interaktif English?No Problem!
74
Gambar 11. Tampilan Halaman Analyze Sumber: CD interaktif English?No Problem!
Gambar 12. Tampilan Halaman Menu Materi Kamus Sumber: CD interaktif English?No Problem!
75
Gambar 13. Tampilan Halaman Kedua dan Halaman Pilihan Menu Sumber: CD interaktif English?No Problem!
2. CD Pembelajaran Interaktif Anak Pintar ” Alam dan Teknologi” CD interaktif yang kedua yang dijadikan sebagai komparasi dilihat dari segi materi dan konsep visual yang di berikan adalah CD interaktif Alam dan Teknologi untuk usia 8-14 tahun terbitan Akal Interaktif.
Gambar 14. CD Interaktif Alam dan Teknologi Sumber: tokopedia.com
a. Isi CD
76
Isi CD edukasi interaktif ini membahas materi tentang alam semesta, bumi, manusia, hewan, tumbuhan, keajaiban dunia, dan teknologi diantaranya transportasi, listrik dan cahaya. b. Target Audience Anak usia 8-14 Tahun
c. Distribusi CD edukasi interaktif ini di distribusikan oleh Akal Interaktif selaku produsen ke toko buku seperti Gramedia. d. Spesifikasi CD Pentium III, RAM 128Mb, HD 200Mb, monitor 800 x 600 high color, CD Drive, VGA Card 32Mb, Sound Card & Speaker, Mouse dan Keyboard.Windows XP/Windows Vista/Windows 7. e. Visual Konsep visual yang dipakai lebih sederhana dibanding dengan CD interaktif English?No Problem! Dalam CD ini, tampilan menu dan visual materinya sederhana sehingga mudah dipelajari dan tidak membingungkan user saat pertama kali menggunakan. Jenis ilustrasi yang dipakai adalah gabungan dari ilustrasi 2D dan kolase dari gambar foto sehingga dibeberapa bagian menimbulkan kesan tidak konsisten pada satu konsep visual.
77
Gambar 15 . Tampilan halaman Utama CD Interaktif Alam dan Teknologi Sumber: CD interaktif Alam dan Teknologi
78
Gambar 16. Tampilan Menu Depan CD Interaktif Alam dan Teknologi Sumber: CD interaktif Alam dan Teknologi
Gambar 17. Tampilan Halaman Materi CD Interaktif Alam dan Teknologi Sumber: CD interaktif Alam dan Teknologi
E. Analisis SWOT Berdasar atas hasil pengidentifikasian data dari kedua komparasi, maka dapat dibandingkan melalui analisis SWOT berikut ini:
79
Analisa
Strength
CD Edukasi CD Edukasi Interaktif Bahaya Interaktif CD Pestisida bagi English? No Kesehatan Problem! 1. Menjadi 1. Konsep visual
CD Edukasi Interaktif CD Alam dan Teknologi 1. Produk mampu
inovasi baru
yang bagus
menyampaikan
didunia
sehingga sangat
materi dengan
pendidikan
menarik
cara yang
formal untuk
perhatian user
interaktif.
mengedukasi
2. Produk mampu
2. Tampilan
tentang bahaya
membantu proses
sederhana dan
pestisida bagi
belajar bahasa
mudah
kesehatan
inggris dengan
dipahami oleh
melalui media
cara yang
user dalam
CD interaktif
menyenangkan
mengoperasika
2. Dapat
3. Konsep jelas
nya.
dipelajari oleh
dengan
3. Dilengkapi
siswa dari
memberikan
dengan suara
tingkat
sebuah alur cerita
narasi namun
ekonomi bawah
detektif dengan
hanya sebagai
hingga atas
misinya.
iringan tanpa
karena
efek berbicara
ditempatkan di
pada karakter
Sekolahan.
yang
3. Menjadi inovasi baru dalam dunia perancangan materi CD
digunakan.
80
Interaktif karena materi yang disampaikan belum pernah ada sebelumnya 4. Dengan konsep selipan cerita sederhana bertema petualangan yang beralur membawa materi dari sebab hingga akibat yang ditimbulkan, yang juga memiliki pesan moral, CD interaktif ini akan memiliki peluang untuk mendapatkan apresiasi. 5. Terdapat minigame yang
81
memuat garis besar inti materi yang disampaikan untuk mendukung isi CD agar dapat melekat dibenak siswa dan mudah dipahami. 6. Konsep dan ilustrasi yang belum banyak dipakai membuat CD interaktif ini akan menarik perhatian anakanak. Weakness
1. Edukasi dengan 1. Karena CD
1. Karena CD
menggunakan
Edukasi
Edukasi
CD Interaktif
Interaktif ini
Interaktif ini
bukan
bersifat komersil
bersifat
merupakan
dengan target
komersil
sesuatu yang
sasaran
dengan target
baru.
menengah keatas
sasaran
maka hanya
menengah
82
orang-orang
keatas maka
tertentu saja yang
hanya orang-
mampu membeli.
orang tertentu
Sehingga hanya
saja yang
orang-orang
mampu
tertentu saja yang
membeli.
mempelajarinya.
Sehingga hanya
2. Tampilan masih
orang-orang
kurang mudah
tertentu saja
dipahami
yang
sehingga
mempelajari-
membingungkan
nya.
user dalam mengoperasikan. 3. Bentuk visual
2. Dibeberapa bagian tampilan visual
style gambar
pada isi materi
sudah familiar di
kurang
kalangan anak-
dikemas
anak.
menarik. 3. Bentuk visual style gambar sudah familiar di kalangan anak-anak. 4. Visualisasi tidak konsisten karena menggunakan
83
2 jenis visual yaitu kolase dari foto dan ilustrasi. 5. Tampilan visual masih cukup biasa dan kurang sesuai dengan harga CD yang ditawarkan. Opportunity
1. Produk edukasi
1. Dengan konsep
1.
Dengan
interaktif
Visual yang
pengemasan
terkait bahaya
bagus,
visual yang
pestisida di
menjadikan
bagus,
sekolah masih
poin
menjadikan
belum ada,
pertimbangan
poin
sehingga CD
bagi konsumen
pertimbangan
edukasi
untuk lebih
bagi konsumen
interaktif ini
memilih
untuk lebih
bisa berpeluang
membeli CD
memilih
diterima
Interaktif ini
membeli CD
dengan baik
dibanding CD
Interaktif ini
oleh pihak
Interaktif lain
dibanding
sekolah sebagai
sejenis yang
media edukasi
media
dijual ataupun
konvensional
pendukung
yang terdapat di
lain seperti
pelajaran.
Internet.
buku.
84
2. Karena media placement di sekolahan membuat CD Edukasi Interaktif ini akan berpontensi besar untuk tersampaikan kepada target sasaran melalui proses belajar mengajar di sekolah 3. Bentuk visual yang sesuai dengan target audience bisa menjadi poin penting untuk memperoleh apresiasi. 4. Media output yang digunakan masih baru
85
dalam dunia kampanye menjadi poin penting untuk memperoleh apresiasi. Threat
1. Materi yang
1. Materi yang
disampaikan
disampaikan
masih bisa
masih bisa
dipelajari melalui
dipelajari
media lain yang
melalui media
tidak
lain yang tidak
membutuhkan
membutuhkan
biaya mahal.
biaya mahal.
2. Sudah terdapat
2. Sudah terdapat
banyak CD
banyak CD
Edukasi
Edukasi
Interaktif dengan
Interaktif
materi sejenis
dengan materi
yang telah
sejenis yang
beredar luas baik
telah beredar
yang dijual
luas baik yang
maupun di
dijual maupun
Internet.
di Internet.