BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Berdasarkan perkara yang diputus pada Putusan Pengadilan Negeri Surakarta Nomor 79/Pid.Sus/2015/PN.Skt yang dikaji penulis dalam pembahasan, adapun mengenai hal-hal penting yang perlu untuk diketahui sebelum membahas rumusan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut: 1. Kasus Posisi Putusan Nomor 79/Pid.Sus/2015/PN.Skt dijatuhkan kepada terdakwa pedagang di pasar Klewer Surakarta. Terdakwa dijerat dengan Pasal 94 ayat (1) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek dengan ancaman pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah). Terdakwa telah menjual celana panjang merek Cardinal palsu di kios Levi’s pasar Klewer Surakarta. Celana panjang merek Cardinal yang ia jual mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek Cardinal daftar Nomor IDM 000156995, Daftar Nomor IDM 000236055, Nomor IDM 000266731, Daftar Nomor IDM 000278485 dan Daftar Nomor IDM 000290335. Letak persamaannya terletak pada bunyi ucapan dan logo sehingga dapat menyesatkan konsumen. Padahal merek Cardinal telah terdaftar pada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dalam Daftar Umum Merek dengan Daftar Nomor IDM 000290335 tanggal 20 Januari 2011 atas nama PT. Multi Garmenjaya Jalan Krawang Nomor 1. Bandung 407272. Terdakwa tidak memiliki ijin atau lisensi dar PT. Multi Garmen Jaya selaku pemilik atau pemegang sertifikat merek celana Cardinal untuk memperdagangkan barang berupa celana panjang halus merek Cardinal.
Atas dasar tersebut, melalui Putusan Pengadilan Negeri
37
38
Surakarta Nomor 79/Pid.Sus/2015/PN.Skt, terdakwa dijatuhi pidana kurungan selama 1 (satu) bulan dan 20 (dua puluh) hari. 2. Identitas Terdakwa Nama Lengkap
: Sunarna alias Mbah Surip
Tempat Lahir
: Klaten
Umur/Tanggal Lahir
: 49 Tahun/ 11 November 1966
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Kebangsaan
: Indonesia
Tempat Tinggal
: Sanden Danguran RT.002 RW.001 Kelurahan Danguran, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Buruh Harian Lepas
Pendidikan
:-
3. Dakwaan Bahwa terdakwa SUNARNA Alias MBAH SURIP pada hari Senin tanggal 16 Juni 2014 atau setidak-tidaknya pada waktu – waktu lain masih dalam tahun 2014, bertempat di Pasar Klewer Kec. Pasar Kliwon Kota Surakarta atau setidak-tidaknya pada suatu tempat tertentu yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Surakarta telah memperdagangkan barang dan/atau jasa yang diketahui atau patut diketahui bahwa barang dan/atau jasa tersebut merupakan hasil pelanggaran, Perbuatan terdakwa tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Bahwa pada hari, tanggal dan bulan yang sudah tidak di ingat lagi sekitar pada tahun 2012 terdakwa menjual celana panjang merek Cardinal palsu di kios Levi”s pasar Klewer Kota Surakarta, celana panjang yang terdakwa jual tersebut terdakwa dapatkan dari saksi Azam pada saat bertemu di pasar Klewer, dan dibeli sebanyak 9 (Sembilan) lusin seharga Rp. 450.000,-
39
(empat ratus lima puluh ribu rupiah) dan selanjutnya terdakwa jual ke toko Levi”s milik saksi Tri Harsasi secara bertahap 3 sampai 5 lusin setiap penjualan. b. Bahwa celana panjang merek Cardinal yang terdakwa jual tersebut mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek Cardinal daftar Nomor IDM 000156995, Daftar
Nomor
IDM
000236055,
Nomor
IDM
000266731, Daftar Nomor IDM 000278485 dan Daftar Nomor IDM 000290335 letak persamaannya pada bunyi ucapan dan logo sehingga dapat menyesatkan konsumen, sesuai data yang terdapat pada Direktorat merek, Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM RI, merek Cardinal sudah terdaftar dalam Daftar Umum Merek dengan Daftar No IDM 000290335 tanggal 20 Januari 2011 atas nama PT. Multi Garmen Jaya yang beralamat di jalan Krawang No. 1 Bandung untuk kelas barang/jasa : Baju, Celana, Sepatu yang termasuk kelas 25 atas nama PT Multi Garmenjaya Jalan Krawang No. 1 Bandung 407272. c. Bahwa terdakwa tidak memiliki ijin/lisensi dari PT. Multi Garmen Jayamselaku pemilik/pemegang sertifikat merek celana panjang halus merek Cardinal untuk memperdagangkan barang berupa celana panjang halus merek Cardinal; d. Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 94 ayat (1) Undangundang Nomor 15 tahun 2001 tentang Merek. 4. Pembuktian a. Keterangan saksi yang diajukan oleh Jaksa : 1) Saksi ke-1 : H. FAHRURODIN
40
a) Bahwa saksi yang melaporkan pada Polresta Surakarta, tentang adanya dugaan pemalsuan celana panjang merek Cardinal; b) Bahwa
saksi
bekerja
di
PT.
Multi
Garmenjaya sebagai Staf Khusus yang tugasnya
menangani
pelanggaran
di
masalah-masalah
perusahaan
termasuk
pelanggaran merek; c) Bahwa pada tanggal 16 Juni 2014 di Pasar Klewer diketahui ada celana panjang merek Cardinal yang dijual dengan harga murah dan diduga palsu; d) Bahwa informasi adanya celana panjang merek
Cardinal
yang
diduga
palsu,
Perusahaan mendapat laporan dari saudara Carkum Haryanto, yang oleh Perusahaan (PT.
Multi
dilakukan
Garmenjaya) survey
secara
mengenai
rutin
penjualan
produk di pasaran dan untuk wilayah Solo Raya pelaksanaanya adalah saudara Carkum Haryanto,
setelah
mengetahui
adanya
penjualan celana panjang merek Cardinal yang diduga palsu di Pasar Klewer Solo, saudara Carkum kemudian melapor ke perusahaan, selanjutnya saksi dari PT. Multi Garmenjaya bersama team datang ke Pasar Klewer Solo dan saksi bersama team menemukan 4 kios/toko menjual celana panjang merek Cardinal yang diduga palsu; e) Bahwa yang menjual celana panjang merek Cardinal yang diduga palsu yaitu kios/toko :
41
LEE VI’S, MAZTRIX, ANANDA dan FARAS COLECTION; f) Bahwa saksi sempat membeli barang (celana panjang merek Cardinal yang diduga palsu) untuk sampel perusahaan; g) Bahwa saksi dapat mengetahui produk celana panjang Cardinal asli atau yang palsu dari harga jual sudah ada perbedaan, yang palsu
dijual
Rp.100.000,-
dengan
harga
dibawah
(seratus
ribu
Rupiah)
sedangkan yang asli harganya berkisar antara
Rp.200.000,-
s/d
Rp.300.000,-
sedangkan pada fisik barangnya, celana panjang merek Cardinal yang diduga palsu tersebut ada beberapa perbedaan dan saksi dapat menunjukkan antaralain : (1) Di dalam Hantag gantung tidak terdapat Hologram; (2) Di dalam Hantag tidak terdapat Barcode
produksi
yang
mencantumkan jumlah produksi dan size; (3) Di dalam benang gantungan Hantag tidak terdapat segel yang bertuliskan Cardinal; (4) Di dalam Hantag tempel seharusnya menggunakan
jahitan
untuk
melekatkan, sedangkan yang di duga palsu hanya menggunakan hakter untuk menempelkan Hantag;
42
(5) Di atas saku belakang sebelah kanan tidak terdapat label yang bertuliskan Cardinal; (6) Di dalam kancing kait tidak ada tulisan Cardinal; (7) Kepala resleting harusnya ada tulisan CDL; (8) Di atas saku belakang sebelah kiri pada bagian dalam tidak ada label yangbertuliskan Cardinal dan logo serta label size; (9) Di dalam jahitan saku seharusnya menggunakan jahitan rantai dengan menggunakan mesin jahit khusus; (10)
Tidak terdapat label code
cuci di bagian dalam; h) Bahwa kalau dilihat dari bahan kain bisa sama, hanya kwalitasnya yang berbeda; i) Bahwa merek Cardinal di produksi oleh PT. Multi Garmenjaya sejak tahun 1973; j) Bahwa ijin merek di Kementrian Hukum dan Ham RI, merek Cardinal adalah milik PT. Multi Garmenjaya; k) Bahwa ada 5 (lima) sertifikat merek Cardinal
yang
dimiliki
PT.
Multi
Garmenjaya yang terdaftar di Kementrian Hukum dan Ham RI yaitu : (1) Merek
CARDINAL
CHOICE,
Daftar
ULTIMATE Nomor
IDM
000156995tanggal 11 Maret 2008;
43
(2) Merek CARDINAL + LOGO Daftar Nomor IDM 000236055 tanggal 11 Februari 2010; (3) Merek CARDINAL Daftar Nomor IDM 000266731 tanggal 30 Agustus 2010; (4) Merek
CD
CARDINAL
Daftar
Nomor IDM 000278485 tanggal 8 Nopember 2010; (5) Merek CARDINAL + LOGO Daftar Nomor IDM 000290335 tanggal 20 Januari 2011; l) Bahwa agen resmi Cardinal untuk wilayah Solo Raya hanya ada di Yogya; m) Bahwa celana panjang merek Cardinal yang dijual
oleh
Terdakwa,
tidak
seijin
perusahaan karena diperoleh dari agen tidak resmi; n) Bahwa pemalsuan celana panjang merek Cardinal
mengakibatkan
perusahaan
mengalami kerugian materi, konsumen di wilayah
Solo
Raya
merosot,
banyak
konsumen yang komplain mengenai kualitas barang, dalam hal ini perusahaan dirugikan; o) Bahwa waktu melakukan survey, saksi menemukan ada produk celana panjang halus dengan merek FORMAL CARDINAL Modern Fit seharga Rp.50.000,yang
produk
yang
asli
padahal harganya
Rp.200.000,- s/d Rp.300.000,- kemudian ada produk merek Teflon yang asli harganya
44
Rp.300.000,- yang palsu di Pasar Klewer dijual Rp.75.000,- ke bawah; p) Bahwa
saksi
mendatangi
kios/toko
menanyakan harga dan membeli barang langsung ke terdakwa, saksi membeli celana merek Cardinal yang dipalsukan seharga Rp.75.000,- padahal yang asli harganya Rp.200.000,- s/d Rp.300.000, q) Bahwa di Pasar Klewer ditemukan 2 (dua) merek yang dipalsukan yaitu merek Modern Fit dan Teflon; r) Bahwa cara pemasaran produk dari PT. Multi
Garmenjaya
pusat
di
Bandung,
kemudian barang dikirim ke agen resmi di Yogya
untuk
diteruskan
ke
toko-toko
maupun mal yang ada di wilayah Solo Raya; s) Bahwa sampai saat ini saksi belum tahu siapa yang membuat produk celana panjang dengan merek Cardinal palsu; t) Bahwa seingat saksi di Pasar Klewer sudah 2 (dua) kali ditemukan produk Cardinal palsu; 2) Keterangan Saksi ke-2 : CARKUM HARYANTO a) Bahwa
saksi
bekerja
di
PT.
Multi
Garmenjaya sejak tahun 1996 sebagai pengemudi,
yang
bertugas
untuk
mengantar/mengirim barang; b) Bahwa
saksi
tidak
mengirim
barang
langsung ke Pasar Klewer Solo karena sudah ada agen/distributor resmi di Yogya yang diberi wewenang untuk mensuplay produk
45
ke toko-toko maupun mal-mal di Yogya, Solo dan sekitarnya c) Bahwa saksi tahu, di Pasar Klewer ada 1 (satu) kios/toko di lantai 2 yang menjual produk resmi/asli merek Cardinal tetapi apa nama tokonya saksi lupa; d) Bahwa saksi menemukan produk celana panjang merek Cardinal palsu di Pasar Klewer pada tanggal 23 April 2014, saat itu kebetulan saksi ke Solo rencana mencari batik di Pasar Klewer, disana saksi melihat ada produk Cardinal kemudian saksi dekati dan saksi lihat ada yang aneh, di dalam Hantag gantung tidak ada Hologram seperti produk yang asli, selanjutnya saksi membeli celana Formal harga dibawah Rp.50.000,padahal
yang
asli
harganya
diatas
Rp.200.000,- hal tersebut kemudian saksi laporkan ke perusahaan dan saksi membawa sampel celana palsu tersebut ke perusahaan di
Bandung
kemudian
perusahaan
memerintahkan pak Fahrurodin bersama team turun ke Klewer; e) Bahwa saksi dapat membedakan produk celana panjang merek Cardinal asli dengan yang palsu, kalau diteliti ada beberapa perbedaan yaitu pada produk yang palsu dapat dilihat antara lain : (1) Di dalam Hantag gantung tidak terdapat Hologram;
46
(2) Di dalam Hantag tidak terdapat Barcode
produksi
yang
mencantumkan jumlah produksi dan size; (3) Di dalam benang gantungan Hantag tidak terdapat segel yang bertuliskan Cardinal; (4) Di dalam Hantag tempel seharusnya menggunakan
jahitan
untuk
melekatkan, sedangkan yang di duga palsu hanya menggunakan hakter untuk menempelkan Hantag; (5) Di atas saku belakang sebelah kanan tidak terdapat label yang bertuliskan Cardinal; (6) Di dalam kancing kait tidak ada tulisan Cardinal; (7) Kepala resleting harusnya ada tulisan CDL; (8) Di atas saku belakang sebelah kiri pada bagian dalam tidak ada label yang bertuliskan Cardinal dan logo serta label size; (9) Di dalam jahitan saku seharusnya menggunakan jahitan rantai dengan menggunakan mesin jahit khusus; (10)
Tidak terdapat label code cuci
di bagian dalam; f) Bahwa saksi menemukan produk celana panjang merek Cardinal yang diduga palsu
47
yaitu di kios/toko Lee vi’s, Ananda dan Maztrix; g) Bahwa
akibat
produk,
dari
dampak
adanya
terhadap
pemalsuan perusahaan,
terutama yang saksi alami yaitu terjadi penurunan omset di Solo dan tentu saja menjatuhkan nama baik perusahaan; 3) Keterangan
Saksi
ke-3:
RAHMANA
Bin
SADJIDIN : a) Bahwa, saksi melakukan survey ke Pasar Klewer Solo setelah mendapat laporan dari saudara Carkum Haryanto yang mengatakan bahwa di Pasar Klewer ditemukan produk celana merek Cardinal yang diduga palsu, kemudian saksi bersama team turun ke Pasar Klewer untuk melihat langsung; b) Bahwa saksi datang ke Pasar Klewer pada tanggal
16
Juni
2014
bersama
team
sebanyak 4 (empat) orang mendatangi kios Lee Vi’s, kios Maztrix dan kios Ananda; c) Bahwa yang saksi bersama team datangi hanya kios Lee Vi’s, kios Maztrix dan kios Ananda karena berdasarkan laporan saudara Carkum
Haryanto
yang
membeli
dan
menemukan produk celana merek Cardinal yang diduga palsu di 3 kios tersebut, untuk kios yang lainnya saksi tidak sempat cek; d) Bahwa saksi tidak menanyakan kepada pemilik kios, celana panjang merek Cardinal yang diduga palsu yang dijual di kiosnya didapatkan darimana;
48
e) Bahwa setelah dilakukan pengecekan ke Pasar Klewer dan disana benar ditemukan produk celana panjang merek Cardinal yang diduga palsu, selanjutnya pada bulan Juli 2014 tanggal lupa, saksi bersama team melaporkan
hal
tersebut
ke
Polresta
Surakarta; f) Bahwa di Pasar Klewer ada 1 (satu) kios yang menjual produk Cardinal asli, nama kiosnya lupa; g) Bahwa produk celana merek Cardinal yang asli selalu ada Hologram, Barcode, kancing ada tulisan Cardinal dll. ada 10 titik ciri produk yang asli; h) Bahwa dengan adanya produk celana merek Cardinal
yang
dipalsukan
berdampak
terhadap perusahaan yaitu omset turun dan banyak konsumen komplain bahwa produk kurang bagus; i) Bahwa yang menjabat Direktur Utama PT. Multi Garmenjaya adalah Bapak Toni Cahyadi; j) Bahwa saksi mulai bekerja di PT. Multi Garmenjaya sejak tahun 2013 setelahsaksi pensiun dari Polda Jabar; k) Bahwa benar, sering ditemukan merek Cardinal palsu di pasaran; 4) Saksi ke-4 : AL AZAM Alias AZAM : a) Bahwa saksi kenal dengan Sunarna alias mbah Surip antara tahun 2011-2013;
49
b) Bahwa saksi kenal dengan Sunarna alias mbah Surip dalam urusan dagang celana; c) Bahwa
saksi
bekerja
sebagai
sopir
merangkap sales, saksi sering kirim barang berupa produk celana, batik dan lain-lain dari Pemalang ke Pasar Klewer Solo dan saksi bertemu dengan Sunarna alias mbah Surip di Pasar Klewer Solo; d) Bahwa
awal
perkenalan
saksi
dengan
Sunarna alias mbah Surip ketika Sunarna alias mbah Surip pesan celana panjang halus merek
Cardinal,
setelah
mendapatkan
barang tersebut dari orang dengan panggilan mas Tik, kemudian barang tersebut saksi jual ke Sunarna alias mbah Surip; e) Bahwa alamat mas Tik di Dk. Samong, Rowosari, Ulujami, Kab. Pemalang; f) Bahwa ketika order barang, saksi tidak mendatangi rumah Mas Tik tetapi Mas Tik yang datang ke rumah saksi; g) Bahwa Sunarna alias mbah Surip order celana antara tahun 2011-2013; h) Bahwa saksi ditangkap polisi tanggal 01 September 2014; i) Bahwa saksi tidak tahu celana panjang merek Cardinal yang diduga palsu tersebut buatan mana; j) Bahwa saksi membeli celana panjang merek Cardinal Rp.450.000,-/Lusin dan saksi jual ke Sunarna alias mbah Surip seharga Rp. 460.000,-/ Lusin;
50
k) Bahwa Sunarna alias mbah Surip pesan paling banyak 15 (lima belas) Lusin itupun campuran tidak semua celana panjang merek Cardinal; l) Bahwa Celana panjang merek Cardinal yang asli saksi tidak tahu, baru pada tahun 2013 ada orang yang memberitahu saksi kalau di Pasar Klewer ada toko yang menjual celana merek Cardinal yang asli, kemudian saksi berhenti berjualan celana merek Cardinal yang palsu; m) Bahwa Sunarna alias mbah Surip order celana Cardinal 2-3 kali, terakhir seingat saksi order 5 (lima) Lusin; n) Bahwa saat saksi mau pesan barang, sales yang datang ke rumah, merek celana yang saksi
beli
bermacam-macam,
biasanya
merek pribadi (bukan merek terkenal) misalnya : merek Tren, merek Profit dll.; o) Bahwa saksi tahu bahwa Cardinal itu merek bagus, tidak mungkin dijual dibawah harga Rp.50.000,-; p) Bahwa Celana merek Cardinal palsu hanya saksi jual ke Sunarna alias mbah Surip; q) Bahwa saksi tidak tahu celana merek Cardinal palsu dibuat dimana; r) Bahwa saksi tahu, dengan peristiwa ini pihak
produsen
Cardinal
asli
yang
dirugikan; s) Bahwa saksi mendapat untung Rp.10.000,/Lusin;
51
t) Bahwa saksi hanya membeli, tahunya ada barang murah saksi beli, saksi menyadari hal tersebut tidak normal; u) Bahwa atas peristiwa ini saksi menyesal 5) Saksi ke-5 : TRI HARSASI, ST : a) Bahwa benar saksi adalah pemilik Toko Lee Vi’s di Pasar Klewer yang menjualkhusus celana pria dewasa dan anak; b) Bahwa benar saksi pernah menjual celana panjang merek Cardinal sama sepertiBarang Bukti yang dihadirkan di persidangan; c) Bahwa saksi membeli celana panjang merek Cardinal dari Sunarna alias mbah Surip; d) Bahwa saksi membeli celana dari Sunarna alias mbah Surip sudah 1 tahun untuk beberapa merek; e) Bahwa untuk celana merek Cardinal saksi lupa kapan beli dari Sunarna alias mbah Surip; f) Bahwa saksi beli celana merek Cardinal dari Sunarna alias mbah Surip 5-8 Lusin untuk berbagai warna; g) Bahwa saksi membeli seharga Rp.480.000,s/d Rp.490.000,-/Lusin; h) Bahwa kemudian celana saksi jual seharga Rp.500.000,-/Lusin; i) Bahwa saksi tidak tahu Sunarna alias mbah Surip mendapat celana merek Cardinal darimana; j) Bahwa saksi hanya membeli celana halus, tidak memperhatikan merek;
52
k) Bahwa dari 5 Lusin yang laku 3 Lusin, selebihnya disita oleh Polisi; l) Bahwa yang mensuplay/menawarkan celana bahan halus merek Cardinal seperti Barang Bukti kepada para pedagang Pasar Klewer hanya Sunarna alias mbahSurip; m) Bahwa saksi tidak tahu celana seperti Barang Bukti tersebut di produksi dimana; b. Keterangan ahli yang diajukan oleh Jaksa Ahli bernama NOVA SUSANTI,S.H telah dipanggil akantetapi tidak hadir di persidangan, atas persetujuan terdakwa, keterangan sebagaimanadi Berita Acara Pemeriksaan telah dibacakan di persidangan, yang pada pokoknya : 1) Sesuai data yang terdapat pada Direktorat Merek, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Kementrian
Hukum
dan
HAM
RI,
merek
CARDINAL sudah terdaftar dalam Daftar Umum Merek dengan daftar Nomor yaitu : a) Merek
CARDINAL
ULTIMATE
CHOICE, Daftar No. IDM 000156995 tanggal11 Maret 2008; b) Merek CARDINAL + LOGO Daftar No.
IDM
000236055
tanggal
11
Februari2010; c) Merek CARDINAL Daftar No. IDM 000266731 tanggal 30 Agustus2010; d) Merek CD CARDINAL Daftar No. IDM
000278485
tanggal
8
Nopember2010; e) Merek CARDINAL + LOGO Daftar No. IDM 000290335 tanggal 20 Januari
53
f) 2011; 2) Sesuai dengan barang bukti yang diperlihatkan oleh penyidik kepada saksi berupa 1 (satu) buah celana panjang dengan merek CARDINAL produksi PT. Multi
Garmenjaya
dan
3
(tiga)
buah
KONPEKSI/CELANA dengan menggunakan merek CARDINAL yang masing-masing dibeli dari Toko Ananda, Toko Maztrix dan Kios Lee Vi’s Collection atau diduga merupakan hasil pelanggaran merek, saksi menjelaskan bahwa celana panjang dengan merek CARDINAL yang merupakan hasil pemakaian merek secara tanpa hak mempunyai persamaan
pada
pokoknya
dengan
merek
CARDINAL Daftar Nomor IDM 000156995, Daftar Nomor IDM 000236055, Daftar Nomor IDM 000266731, Daftar Nomor IDM 000278485, Daftar Nomor IDM 000290335, letak persamaannya pada bunyi ucapan dan logo sehingga dapat menyesatkan konsumen, sehingga unsur pidana sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Pasal 91 Undangundang No.15 Tahun 2001 tentang Merek telah terpenuhi dan dapat diberikan sanksi pidana sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 91 Undang-undang No.15 Tahun 2001 tentang Merek tersebut. c. Keterangan Terdakwa, SUNARNA 1) Bahwa terdakwa mulai jualan tahun 2011; 2) Bahwa terdakwa ambil celana panjang merek Cardinal dari Al Azam; 3) Bahwa terdakwa bertemu dan berkenalan dengan Al Azam di Pasar KlewerSolo;
54
4) Bahwa saat bertemu dan berkenalan dengan terdakwa,
Al
Azam
datang
kePasar
Klewer
sendirian tidak dengan orang lain; 5) Bahwa pekerjaan Al Azam adalah sales celana kolor dan celana halus; 6) Bahwa terdakwa memesan celana halus kepada Al Azam, kemudian dikirimcelana panjang halus merek Cardinal; 7) Bahwa terdakwa jual celana merek Cardinal tahun 2014, order ke Al Azamsejak 2011 dengan berbagai merek, tetapi merek Cardinal baru pesan 1 kalisebanyak 5 Lusin, seharga Rp.450.000, s/d Rp.460.000,-/Lusin; 8) Bahwa terdakwa beli celana merek Cardinal ke Al Azam hanya sekalisebanyak 5 Lusin dan dijual ke bu Tri saja; 9) Bahwa terdakwa jual celana merek Cardinal ke bu Tri hanya sekali; 10) Bahwa terdakwa jual ke bu Tri Rp.480.000,-/Lusin, terdakwa ambil untungRp.20.000,-/Lusin; 11) Bahwa terdakwa jual ke bu Tri sebanyak 5 Lusin; 12) Bahwa terdakwa tahu celana merek Cardinal yang dijual palsu, terdakwahanya mencari nafkah; 13) Bahwa terdakwa tahu ada toko yang menjual produk merek Cardinal yang aslidi Pasar Klewer baru-baru ini saja; 14) Bahwa terdakwa tahu, dalam hal ini yang dirugikan yaitu produsen. 15) Bahwa terdakwa hanya sekali order ke Al Azam, order celana;
55
5. Barang Bukti Selain mengajukan para saksi, di persidangan Jaksa juga mengajukan barang bukti yang berupa : a. 1 ( satu) potong celana halus merek Cardinal dan logo yang asli buatan PT. Multi Garmenjaya; b. 3 (tiga) potong celana panjang merek Cardinal dan logo yang diduga hasil pelanggaran; c. 1 (satu) lembar nota pembelian celana Cardinal dari kios Lee Vi’s Collection tertanggal 16 Juni 2014; dan d. 18 (delapan belas) potong celana panjang halus merek Cardinal bermacam ukuran. 6. Tuntutan Berdasarkan Surat Tuntutan/Requistioir Jaksa/Penuntut Umum pada pokoknya menuntut supaya Hakim Pengadilan Negeri Surakarta yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan : a. Menyatakan terdakwa SUNARNA Alias MBAH SURIP
bersalah
melakukan
tindak
pidana
memperdagangkan barang yang patut diketahui bahwa barang tersebut merupakan hasil pelanggaran sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 94 ayat (1) Undang-undang Nomor 15 tahun 2001 tentang Merek dalam surat dakwaan No.Reg Perk : PDM – 68 /SKRTA/ Euh.2 /06/ 2015 tanggal 01 Juni 2015; b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa berupa pidana kurungan selama 3 (tiga) bulan dengan perintah terdakwa segera dipidana kurungan; c. Menyatakan barang bukti berupa 1 (satu) potong celana panjang halus merek Cardinal dan Logo yang asli buatan PT. Multi Garmenjaya, 3 (tiga) potong celana panjang halus merek Cardinal dan
56
Logo yang diduga hasil pelanggaran, 1 (satu) lembar nota pembelian celana Cardinal dari kios Leevi”s Collection tertanggal 16 Juni 2014 dan 18 (delapan belas) potong celana panjang halus merek Cardinal bermacam ukuran, dikembalikan kepada Penuntut Umum untuk barang bukti perkara lain ; d. Menetapkan
agar
terdakwa,
membayar
biaya
perkara sebesar Rp. 2000,- (dua ribu rupiah). 7. Pertimbangan Hakim Menimbang, bahwa berdasarkan alat-alat bukti yang satu dengan lainnya yangsaling bersesuaian, dapat diperoleh fakta-fakta hukum yangterungkap di persidangan sebagai berikut : a. Bahwa benar Terdakwa telah menjual celana panjang dengan merekCardinal di kios Lee’vis Pasar Klewer ; b. Bahwa
benar
Terdakwa
mendapatkan
celana
tersebut dari saksi Al Azam saat bertemu di Pasar Klewer; c. Bahwa benar Terdakwa mulai menjual celana Cardinal
tahun
2014, terdakwa
mendapatkan
(mengorder) dari Al Azam sejak tahun 2011 dengan berbagai merek, sedangkan merek Cardinal baru pesan sebanya 1 kali sebanyak 5 lusin; d. Bahwa benar tiap satu lusin terdakwa beli dengan harga Rp.450.000,- -Rp.460.000,- dan terdakwa jual dengan harga Rp.480.000; e. Bahwa benar terdakwa menjual celana tersebut kepada bu Tri pemilik Toko Lee ‘Vis di Pasar Klewer; f. Bahwa terdakwa mengetahui kalau celana dengan merek Cardinal palsu, karena harganya murah;
57
g. Bahwa Terdakwa mengetahui yang dirugikan adalah pihak produsen ;h. Bahwa benar data yang terdapat pada Direktorat Merek,
Direktorat
Jenderal
Hak
Kekayaan
Intelektual, Kementrian Hukum dan Ham RI, merek Cardinal terdaftar dalam Daftar Umum Merek dengan Daftar Nomor yaitu : 1) Merek CARDINAL ULTIMATE CHOICE, Daftar No. IDM 000156995 tanggal11 Maret 2008; 2) Merek CARDINAL + LOGO Daftar No. IDM 000236055 tanggal 11 Februari2010; 3) Merek
CARDINAL
Daftar
No.
IDM
000266731 tanggal 30 Agustus2010; 4) Merek CD CARDINAL Daftar No. IDM 000278485 tanggal 8 Nopember2010; 5) Merek CARDINAL + LOGO Daftar No. IDM 000290335 tanggal 20 Januari2011; e. Bahwa benar barang bukti yang diajukan berupa 1 (satu) buah celana panjang dengan merek Cardinal produksi PT. Multi Garmenjaya dan 3 (tiga) buah celana dengan menggunakan merek Cardinal yang diduga merupakan hasil pelanggaran merek, celana panjang merek Cardinal yang merupakan hasil pemakaian merek secara tanpa hak mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Cardinal Daftar No. IDM 000156995,Daftar No. IDM 000236055, Daftar No. IDM 000266731, Daftar No. IDM000278485, Daftar No. IDM 000290335, letak persamaannya pada bunyiucapan dan logo, sehingga dapat menyesatkan konsumen;
58
f. Bahwa benar merek Cardinal diproduksi oleh PT. Multi Garmenjaya sejaktahun 1973; g. Bahwa benar perusahaan mendapatkan laporan dari saksi CarkumHaryanto
yang
bertugas
untuk
secara
rutin
melakukan survey mengenaipenjualan produk di pasaran untuk wilayah Solo Raya; h. Bahwa benar pada tanggal 23 April 2014 saksi Carkum Haryanto melihatada celana merek Cardinal di jual di kios Lee’vis, Maztrix, Ananda danFaras Collection; i. Bahwa benar kemudian saksi Carkum Haryanto membeli celana tersebutdengan harga Rp.50.000,-; j.
Bahwa benar produk yang asli harganya leih dari Rp.200.000,-;
k. Bahwa benar produk yang dijual tersebut ada beberapa perbedaan denganyang asli yaitu : 1) Di dalam Hantag gantung tidak terdapat Hologram; 2) Di dalam Hantag tidak terdapat Barcode produksi yang mencantumkan jumlahproduksi dan size; 3) Di dalam benang gantungan Hantag tidak terdapat segel yang bertuliskanCardinal; 4) Di dalam Hantag tempel seharusnya menggunakan jahitan untuk melekatkan,sedangkan yang di duga palsu
hanya
menggunakan
hakter
untuk
menempelkanHantag; 5) Di atas saku belakang sebelah kanan tidak terdapat label yang bertuliskanCardinal; 6) Di dalam kancing kait tidak ada tulisan Cardinal; 7) Kepala resleting harusnya ada tulisan CDL; 8) Di atas saku belakang sebelah kiri pada bagian dalam tidak ada label yangbertuliskan Cardinal dan logo serta label size;
59
9) Di dalam jahitan saku seharusnya menggunakan jahitan rantai denganmenggunakan mesin jahit khusus; 10) Tidak terdapat label code cuci di bagian dalam; l. Bahwa benar pengiriman barang merek Cardinal melalui agen/distributor resmi di Yogyakarta, agen tersebut yang mensuplay produk ke toko-toko dan mal-mal di wilayah Yogya, Solo dan sekitarnya; m. Bahwa benar di Pasar Klewer hanya ada satu kios/toko yang menjual produk resmi Cardinal; n. Bahwa benar barang bukti yang diajukan ke persidangan. Menimbang, bahwa dakwaan Penuntut Umum disusun secara tunggal , yaitu melanggar Pasal 94 ayat (1) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, yang unsur-unsurnya : 1) Barang Siapa; 2) Memperdagangkan barang atau jasa yang diketahui atau patut diketahui bahwa barang dan atau jasa tersebut merupakan hasil pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92 dan Pasal 93. Unsur ke-1 : Barang siapa : Bahwa yang dimaksud dengan barang siapa adalah subyek yang melakukan tindak pidana, dalam hal ini dengan diajukannya terdakwa ke persidangan sebagai orang yang didakwa oleh Penuntut Umum melakukan tindak pidana sebagaimana Surat Dakwaan : a) Bahwa identitas yang diberikan oleh terdakwa telah sama dengan identitasyang dikemukakan di depan persidangan; b) Bahwa selama persidangan tidak didapatkan hal-hal yang dapat menghapus pertanggung jawaban pidana atas diri terdakwa, baik alasan pemaaf maupun pembenar
60
c) Menimbang bahwa dari uraian tersebut unsur ke-1 terpenuhi;
Unsur ke-2 : Memperdagangkan barang atau jasa yang diketahui atau patut diketahui bahwa barang dan atau jasa tersebut merupakan hasil pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92 dan Pasal 93; Bahwa unsur ini bersifat alternatif, dalam arti apabila terbukti, merupakan pelanggaran dari salah satu pasal tersebut diatas, maka unsur ini secara keseluruhan dianggap telah terbukti ; Menimbang, bahwa Pasal 1 Ketentuan Umum angka 1 UndangUndang Nomor 15 Tahun 2001 yang dimaksud dengan merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, hurufhuruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa; Menimbang, bahwa dari fakta-fakta hukum yang terungkap di persidangan : a) Bahwa benar pada tanggal 23 April 2014 saksi Carkum Haryanto yang bekerja pada PT. Multi Garmenjaya, pada saat berbelanja di Pasar Klewer melihat dim Kios Lee’Vis, Maztrix, Ananda, Faras Collection, menjual celana dengan merek Cardinal yang dijual dengan harga Rp.50.000,kemudian saksi Carkum Haryanto membeli celana tersebut, perbedaan dengan produk dari keterangan saksi Carkum Haryanto, dengan hanya melihat produk tersebut saksi menerangkan produk tersebut palsu karena ada perbedaan dengan produk Cardinal asli yaitu : (1) Di dalam Hantag gantung tidak terdapat Hologram; (2) Di dalam Hantag tidak terdapat Barcode produksi yang mencantumkan jumlahproduksi dan size;
61
(3) Di dalam benang gantungan Hantag tidak terdapat segel yang bertuliskanCardinal; (4) Di dalam Hantag tempel seharusnya menggunakan jahitan untuk melekatkan,sedangkan yang di duga palsu
hanya
menggunakan
hakter
untuk
menempelkanHantag; (5) Di atas saku belakang sebelah kanan tidak terdapat label yang bertuliskanCardinal; (6) Di dalam kancing kait tidak ada tulisan Cardinal; (7) Kepala resleting harusnya ada tulisan CDL; (8) Di atas saku belakang sebelah kiri pada bagian dalam tidak ada label yangbertuliskan Cardinal dan logo serta label size; (9) Di dalam jahitan saku seharusnya menggunakan jahitan rantai denganmenggunakan mesin jahit khusus; (10)
Tidak terdapat label code cuci di bagian
dalam; b) Bahwa benar celana Cardinal tersebut diperoleh dari terdakwa, sedangkanterdakwa memperoleh barang tersebut dari saksi Al Azam, yang terdakwa pesandari saksi Al Azam sebanyak 1 kali sebanyak 5 lusin; c) Bahwa benar terdakwa membeli dari saksi Al Azam dengan harga Rp.450.000,-s/d Rp.460.000,- per Lusin dan dijual dengan harga Rp.480.000,- per Lusin; d) Bahwa benar celana merek Cardinal di produksi oleh PT. Multi Garmenjaya, telah terdaftar pada Direktorat Jenderal Hak dan Kekayaan Intelektual, Kementrian Hukum dan Ham RI dengan Nomor : (1) Merek CARDINAL ULTIMATE CHOICE, Daftar No. IDM 000156995 tanggal11 Maret 2008;
62
(2) Merek CARDINAL + LOGO Daftar No. IDM 000236055 tanggal 11 Februari2010; (3) Merek CARDINAL Daftar No. IDM 000266731 tanggal 30 Agustus2010; (4) Merek
CD
CARDINAL
Daftar
No.
IDM
000278485 tanggal 8 Nopember2010; (5) Merek CARDINAL + LOGO Daftar No. IDM 000290335 tanggal 20 Januari2011; e) Bahwa benar sebagaimana keterangan ahli, terhadap barang bukti yang diperlihatkan kepada ahli, ahli menjelaskan celana panjang merek Cardinal yang merupakan hasil pemakaian merek secara tanpa hak mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek Cardinal Daftar No. IDM 000156995, Daftar No. IDM 000236055, Daftar No. IDM 000266731, Daftar No. IDM 000278485, Daftar No. IDM 000290335, letak persamaannya pada bunyi ucapan dan logo, sehingga dapat menyesatkan konsumen, sehingga unsur pidana Pasal 91 UU No.15 Tahun 2001 terpenuhi; f) Bahwa benar terdakwa mengetahui harga Cardinal yang asli mahal; g) Bahwa benar terdakwa di dalam memperdagangkan celana Cardinal tersebut tanpa mempunyai ijin dari PT. Multi Garmenjaya selaku pemegang
merek celana
merek
Cardinal; h) Bahwa benar perbuatan terdakwa merugikan PT. Multi Garmenjaya selaku pemegang merek;
Menimbang, bahwa dari fakta-fakta hukum tersebut diatas Majelis berpendapatperbuatan terdakwa menjual di Pasar Klewer celana merek Cardinal palsu merupakanpelanggaran sebagaimana ditentukan di dalam Pasal 91 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001.
63
Menimbang, bahwa oleh karena perbuatan terdakwa merupakan pelanggaransebagaimana diatur dalam Pasal 91 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001, maka Unsur ke-2Dakwaan Penuntut Umum terpenuhi. Menimbang, bahwa di dalam Pembelaannya terdakwa hanya mohonkeringanan hukuman, dengan alasan menyesali perbuatannya, tidak akan mengulangiperbuatannya dan telah minta maaf kepada PT. MultiGarmenjaya. Menimbang, bahwa dari uraian-uraian tersebut diatas, semua unsur dakwaanPenuntut Umum terpenuhi dan Majelis Hakim berkeyakinan atas kesalahan terdakwa,oleh karena itu secara sah dan meyakinkan terdakwa haruslah
dinyatakan
terbuktibersalah
melakukan
tindak
pidana
sebagaimana dakwaan Penuntut Umum. Menimbang, bahwa selama persidangan tidak didapatkan hal-hal yang dapatmenghapus pertanggung jawaban pidana atas diri terdakwa, oleh karena itu terdakwaharuslah dijatuhi pidana yang setimpal dengankesalahannya. Menimbang, bahwa barang bukti berupa : 1 (satu) potong celana halus merekCardinal dan logo yang asli buatan PT. Multi Garmenjaya akan dikembalikan kepadayang berhak, sedangkan, 3 (tiga) potong celana panjang merek Cardinal dan logoyang diduga hasil pelanggaran, 1 (satu) lembar nota pembelian celana Cardinal darikios Lee Vi’s Collection tertanggal 16 Juni 2014 dan 18 (delapan belas) potongcelana panjang halus merek Cardinal bermacam ukuran oleh karena merupakan hasildari pelanggaran, akan dirampas untuk dimusnahkan. Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa dinyatakan terbukti bersalah,terdakwa haruslah dibebani untuk membayar biaya perkara. Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana terhadap
diriTerdakwa,
terlebih
dahulu
Majelis
Hakim
akan
mempertimbangkan keadaan-keadaanyang memberatkan dan keadaankeadaan yang meringankan bagi diri Terdakwa. Keadaan-keadaan yang memberatkan :
64
a) Bahwa perbuatan Terdakwa merugikan orang lain; Keadaan-keadaan yang meringankan : a) Bahwa Terdakwa belum pernah dihukum; b) Bahwa Terdakwa mengakui terus terang perbuatannya; c) Bahwa Terdakwa menyesali perbuatannya d) Bahwa Terdakwa telah minta maaf kepada PT. Multi Garmenjaya. 8. Amar Putusan a. Menyatakan terdakwa SUNARNA alias MBAH SURIP secara sah dan meyakinkan telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana pelanggaran: ”Dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek yang sama pada pokoknya dengan merek terdaftar milik pihak lain”; b. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa tersebut di atas oleh karena itu dengan pidana kurungan selama : 1 (satu) bulan dan 20 (dua puluh) hari; c.
Menetapkan agar Barang Bukti berupa : 1) 1 (satu) potong celana halus merek Cardinal dan logso yang asli buatan PT. Multi Garmenjaya dikembalikan kepada PT. Multi Garmenjaya, sedangkan 2) 3 (tiga) potong celana panjang merek Cardinal dan logo yang diduga hasil pelanggaran; 3) 1 (satu) lembar nota pembelian celana Cardinal dari kios Lee Vi’s Collection tertanggal 16 Juni 2014, dan; 4) 18 (delapan belas) potong celana panjang halus merek Cardinal bermacam ukuran; Dirampas untuk dimusnahkan;
65
d. 4 Membebankan biaya perkara ini kepada Terdakwa sejumlah Rp 2.000,- (duaribu Rupiah).
66
B. Pembahasan
1. Kesesuaian Dasar Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Surakarta dalam Penjatuhan Hukuman Pelaku Tindak Pidana Merek Hukum
berfungsi
sebagai
perlindungan
kepentingan
manusia. Agar kepentingan manusia terlindungi, hukum harus dilaksanakan. Pelaksanaan hukum dapat berlangsung secara normal, damai, tetapi dapat terjadi juga karena adanya pelanggaran hukum. Dalam hal ini hukum yang telah dilanggar itu haruslah ditegakkan. Melalui penegakan hukum inilah hukum itu menjadi kenyataan. Dalam menegakkan hukum ada tiga unsur yang selalu harus diperhatikan, yaitu : kepastian hukum (Rechtssicherheit), kemanfaatan (Zweckmassigkeit), dan keadilan (Gerechtigkeit). (Sudikno Mertokusumo,2008:160). Hukum harus dilaksanakan dan ditegakkan. Bagaimana hukumnya itulah yang harus berlaku, pada dasarnya tidak boleh menyimpang. Fiat Justitia et pereat mundus (meskipun dunia ini runtuh, hukum harus tetap ditegakkan). Itulah yang diinginkan dari kepastian hukum. Kepastian hukum merupakan perlindungan terhadap
tindakan
sewenang-wenang,
yang
berarti
bahwa
seseorang akan dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan dalam keadaan tertentu. Masyarakat mengharapkan adanya kepastian hukum, karena dengan adanya kepastian hukum masyarakat akan lebih tertib. Hukum bertugas menciptakan kepastian hukum karena bertujuan ketertiban masyarakat. Sebaliknya, masyarakat mengaharapkan manfaat dalam pelaksanaan atau penegakan hukum. Hukum adalah untuk manusia, maka
pelaksanaan
hukum
atau
penegakan
hukum
harus
memberikan manfaat atau kegunaan bagi masyarakat. Jangan
67
sampai justru karena hukumnya dilaksanakan atau ditegakkan timbul keresahan di dalam masyarakat. Unsur yang ketiga adalah keadilan,masyarakat sangat berkepentingan bahwa dalam pelaksanaan atau penegakan hukum harus adil. Hukum tidak identik dengan keadilan. Hukum itu bersifat umum, mengikat semua orang, bersifat menyamaratakan. Barangsiapa mencuri harus dihukum: setiap orang yang mencuri harus dihukum, tanpa membeda-bedakan siapa yang mencuri. Sebaiknya, keadilan bersifat subyektif, individualistis dan tidak menyamaratakan : adil bagi si A belum tentu dirasakan adil bagi si B(Sudikno Mertokusumo,2008:161). Pengertian
penegakan
hukum
meneurut
Hakim
di
Pengadilan Negeri Surakarta yang penulis wawancarai, Supriyono, yaitu melakukan atau melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum sesuai
dengan
aturan
hukum
itu
sendiri
oleh
penegak
hukum.Penegak hukum meliputi dari kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan advokat.
Hukum harus meletakkan keadilan
dalam posisi yang sebenarnya; orang bersalah harus dihukum dan orang yang tidak bersalah harus dibebaskan . Seperti yang disebutkan dalam asas “Tiada Pidana Tanpa Kesalahan” atau geen straf zonder schuld. Penegakan hukum pidana atas pelanggaran merek termaktub dalam Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92, Pasal 93, dan Pasal 94 Undang-Undang Merek. Ketentuan Pasal 90 Undang-Undang Merek berbunyi sebagai berikut “Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Merek yang sama pada keseluruhannya dengan Merekterdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa
sejenis
yang
diproduksi
dan/atau
diperdagangkan,
dipidanadengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliarrupiah).”
68
Ketentuan Pasal 91 Undang-Undang Merek berbunyi sebagai berikut “Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Merek yang sama pada pokoknya dengan Merek terdaftarmilik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana denganpidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 800.000.000,00 (delapan ratus jutarupiah).” Ketentuan Pasal 92 ayat (1) sampai ayat (4) UndangUndang Merek berbunyi sebagai berikut : (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan
tanda
yang
seluruhan
dengan
indikasigeografis milik pihak lain untuk barang yang sama atau sejenis dengan barang yang terdaftar, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (2) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan tanda yang sama pada pokoknya dengan indikasigeografis (3) milik pihak lain untuk barang yang sama atau sejenis dengan barang yang terdaftar, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah). (4) Terhadap pencantuman asal sebenarnya pada barang yang merupakan hasil pelanggaran ataupun pencantuman kata yang menunjukkan bahwa barang tersebut merupakan tiruan dari barang yang terdaftar dan dilindungi berdasarkan indikasigeografis, diberlakukan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).
69
Ketentuan Pasal 93 berbunyi sebagai berikut “Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan tanda yang dilindungi berdasarkan indikasi-asal pada barang atau jasa sehingga dapat memperdaya atau menyesatkan masyarakat mengenai asal barang atau asal jasa tersebut, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).” Ketentuan Pasal 94 ayat (1) dan (2) berbunyi sebagai berikut : (1) Barangsiapa memperdagangkan barang dan/atau jasa yang diketahui atau patut diketahui bahwa barang dan/atau jasa tersebut merupakan hasil pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92, dan Pasal 93 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun
atau
denda
paling
banyak
Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. Putusan pemidanaan merupakansalah satu bentuk putusan Pengadilan Negeri. Putusan pemidanaan terjadi, jika pengadilan berpendapat bahwa terdakwa bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dari hasil pemeriksaan di persidangan, kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya terbukti secara sah dan meyakinkan. Terbukti melalui sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah dan hakim yakin terdakwa yang bersalah melakukan. (Bambang Waluyo,2000:86). Putusan yang menjatuhkan hukuman pemidanaan kepada seorang terdakwa tiada lain daripada putusan yang berisi perintah untuk menghukum terdakwa sesuai dengan ancaman pidana yang
70
disebut dalam pasal pidana yang didakwakan. Memang benar, hakim dalam menjatuhkan berat ringannya hukuman pidana yang akan dikenakan kepada terdakwa adalah bebas. Undang-undang memberi kebebasan kepda hakim untuk menjatuhkan pidana antara hukuman “minimum’ dan “maksimum” yang diancamkan dalam pasal pidana yang bersangkutan, sesuai dengan apa yang diatur dalam Pasal 12 KUHP(M.Yahya Harahap,2012:354). Hakim Pengadilan Negeri Surakarta dalam menjatuhkan hukuman kepada terdakwa menggunakan dasar hukum Pasal 91 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek yang berbunyi “Dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek yang sama pada pokoknya dengan merek terdaftar milik pihak lain.” Padahal dalam tuntutannya, Jaksa menggunakan Pasal 94 ayat (1) Undang-Undang nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek yang berbunyi “Barangsiapa memperdagangkan barang dan/atau jasa yang diketahui atau patut diketahui bahwa barang dan/atau jasa tersebut merupakan hasil pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92, dan Pasal 93 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).” Dasar hukum yang digunakan oleh Hakim dalam penjatuhan putusan terhadap terdakwa tidak tepat, karena seharusnya Hakim menggunakan Pasal 94 ayat (1) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001. Sebab terdakwa telah terbukti memperdagangkan barang hasil pemalsuan merek, bukan menggunakan merek yang sama pada pokoknya dengan merek terdaftar milik pihak lain. Hakim menjatuhkan pidana harus dalam rangka menjamin tegaknya kebenaran, keadilan, dan kepastian hukum bagi seseorang. Jadi, bukan hanya sebagai balas dendam, rutinitas pekerjaan, ataupun bersifat formalitas.(Bambang Waluyo,2000:90). Seorang hakim dalam menangani perkara, diharapkan dapat
71
bertindak arif dan bijaksana, menjunjung tinggi nilai keadilan dan kebenaran materiil, bersifat aktif dan dinamis, berlandaskan pada perangkat hukum positif, melakukan penalaran logis sesuai dan selaras dengan teori dan praktek sehingga semuanya itu bermuara pada
putusan
yang
akan
dijatuhkannya
yang
dapat
dipertanggungjawabkan dari aspek ilmu hukum itu sendiri, hak asasi terdakwa, masyarakat dan negara, diri sendiri, serta demi keadilan
berdasarkan
Ketuhanan
Yang
Maha
Esa(Lilik
Mulyadi,2007:65).
2. Hambatan dalam Penegakan Hukum oleh Hakim Pengadilan Negeri Surakarta dalam Tindak Pidana Merek Sebelum membahas mengenai hambatan yang dialami oleh Hakim Pengadilan Negeri Surakarta dalam tindak pidana merek, penulis akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai Hukum Pidana Khusus. Hukum pidana khusus adalah hukum pidana yang ditetapkan untuk golongan orang khusus atau yang berhubungan dengan perbuatan-perbuatan khusus. Termasuk di dalamnya hukum pidana militer (golongan orang-orang khusus) dan hukum pidana fiskal (perbuatan-perbuatan khusus). Sedangkan undangundang pidana khusus ialah undang-undang pidana selain Kitab Undang-Undang Hukum Pidana(yang selanjutnya disebut KUHP), yang merupakan induk peraturan hukum pidana. Kedudukan sentral dari KUHP ini terutama karena di dalamnya dimuat ketentuan-ketentuan umum dari hukum pidana dalam Buku I, yang berlaku juga terhadap tindak-tindak pidana yang terdapat diluar KUHP,
kecuali
apabila
Undang-Undang
menentukan
lain(Soedarto,1986:64). Terdapat tiga kelompok yang dapat dimasukkan ke dalam Undang-Undang Pidana Khusus, yaitu(Soedarto,1986:3) :
72
a. Undang-undang
yang
tidak
di
kodifikasikan,
misalnya Undang-Undang Lalu Lintas Jalan raya, Undang-Undang
Narkotika,
Undang-Undang
Tindak Pidana Imigrasi, Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,dll b. Perturan-peraturan
hukum
administratif
yang
memuat sanksi pidana, misalnya : Undang-undang tentang
penyelesaian
perselisihan
perburuhan,
Undang-Undang Pokok Agraria c. Undang-undang
yang
memuat
hukum pidana
khusus (ius singulare, ius speciale) yang memuat delik-delik untuk kelompok orang tertentu atau berhubungan dengan perbuatan tertentu,misalnya : Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Tentara, Undang-Undang Tindak Pidana Ekonomi, undangundang tentang pajak penjualan Pada prinsipnya setiap perumusan ketentuan tindak pidana dan sanksi pidana dalam perundang-undangan di luar KUHP harus tetap berada dalam sistem hukum pidana materiil yang berlaku saat ini, terutama keseluruhan sistem aturan umum yang tercantum dalam Buku I KUHP. Tujuannya adalah agar tercipta harmonisasi dan kesatuan sistem pemidanaan substansif(Mahrus Ali,2011:213). Semua prinsip-prinsip hukum pidana yang tercantum di dalam ketentuan umum Buku I KUHP harus dijadikan dasar bagi penyusunan dan perumusan sistem pemidanaan dalam perundangundangan di luar KUHP. Jika hal itu tidak dipatuhi, maka sistem hukum pidana nasional tidak tersusun secara sistematis dalam satu kesatuan sistem, sehingga antara ketentuan umum Buku I KUHP dengan perundang-undangan pidana di luar KUHP tidak harmonis dan bahkan memiliki sistem hukum masing-masing. Akibatnya, bangunan sistem hukum pidana nasional tidak memiliki pola yang
73
sama, utuh, dan terkesan serampangan. Oleh karena itu, agar bangunan sistem hukum pidana nasional tersusun secara sistematis dan memiliki pola yang tertata dengan baik, maka ketentuan umum BUKU I KUHP perlu dijadikan sebagai pedoman di dalam pembentukan perundang-undangan pidana di luar KUHP sebagai respon atas kejahatan-kejahatan baru yang tidak diatur di dalam KUHP(Mahrus Ali,2011:215). Tujuan pengaturan terhadap tindak-tindak pidana yang bersifat khusus adalah untuk mengisi kekurangan ataupun kekosongan hukum yang tidak tercakup pengaturannya dalam KUHP, namun dengan pengertian bahwa pengaturan itu masih tetap dan berada dalam batas-batas yang diperkenankan oleh hukum pidana formil dan materiil(Azis Syamsuddin,2013:11). Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek merupakan bagian dari pengaturan hukum atas tindak pidana di bidang kekayaan intelektual. Tindak pidana merek termasuk ke dalam tindak pidana khusus sebab termasuk ke dalam perbuatan pidana yang ditentukan dalam perundangan tertentu di luar KUHP. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui apakah ada hambatan yang dialami oleh Hakim Pengadilan Negeri Surakarta dalam menangani perkara tindak pidana merek. Berdasarkan hasil wawancara penulis, Hakim Supriyono mengatakan bahwa selama persidangan, Hakim sama sekali tidak mengalami hambatan. Sebabdalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek sudah dijelaskan secara rinci mengenai merek, tindak pidana merek beserta sanksi pidananya. Meskipun tindak pidana merek termasuk ke dalam tindak pidana khusus atau berada di luar Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), hakim tidak mengalami hambatan atau kesulitan.