BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Penelitian 3.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Persekutuan adalah suatu organisasi perusahaan yang merupakan gabungan dari beberapa orang (lebih dari satu) pemilik untuk menyelenggarakan usaha dengan menggunakan nama bersama. Para pemilik disebut sekutu atau partner. Secara hukum para sekutu mempunyai tanggung jawab penuh atas utang-utang persekutuan, tetapi dilain pihak mereka mempunyai hak atas laba perusahaan. Persekutuan yang banyak dijumpai dalam dunia bisnis di Indonesia adalah Firma dan CV. (Al. Haryono Jusup 2005: 14) Klasifikasi bidang dan sub bidang usaha jasa konstruksi terdiri dari: 1. Bidang Usaha Jasa Perencana Konstruksi (konsultan) meliputi bidang pekerjaan; 1) Arsitektural 2) Sipil 3) Mekanikal 4) Elektrikal 5) Tata Lingkungan 6) Jasa Survey dan 7) Jasa Analisis dan Enjiring Lainnya 2. Bidang Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi (kontraktor) meliputi bidang pekerjaan;
1) Arsitektur 2) Sipil 3) Mekanikal 4) Elektrikal dan 5) Tata Lingkungan 3. Bidang Usaha Jasa Pengawas Konstruksi (konsultan) meliputi bidang pekerjaan; 1) Layanan Jasa Inspeksi Teknis 2) Layanan Jasa Manajemen Proyek dan 3) Layanan Jasa Engjiring Terpadu Begitu halnya dengan CV. Gatra Prima Perusahaan jasa yang didirikan oleh dua orang pemilik dimana masing-masing pemilik menanamkan modalnya serta salah satunya menjalankan perusahaan. Perusahaan dengan klasifikasi bidang konstruksi pada sub bidang arsitektur dan sipil. 3.1.2. Sejarah Berdirinya Lokasi Penelitian CV. Gatra Prima perusahaan ini berdiri pada tanggal 28 Desember tahun 2010 dengan Akta Notaris 424 oleh pemberi kuasa Hellen Pattia Sina, SH direktur atas nama bapak Rizal Nono serta sebagai persero comanditer adalah bapak Sardikum. Perusahaan ini beralamat dijalan Nani Wartabone, Kelurahan Tumbihe Kabupaten Bonebolango. 3.1.3. Landasan Hukum Perusahaan jasa CV. Gatra Prima telah mempunyai landasan hukum yang cukup, sehingga dalam pembangunan dan menjalankan usaha tidaklah
sulit. Landasan hukum bagi sebuah perusahaan merupakan jaminan usaha yang tepat dalam mengembangkan usaha ke depan, pemilik tidak perlu khawatir apabila disuatu saat nanti terjadi masalah. Adapun landasan hukum yang dimiliki oleh perusahaan jasa CV. Gatra Prima diantaranya: 1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dengan nomor 102/KPPTBB/002/PK/I/2011. 2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dengan nomor 03.091.594.6-822.00 3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dengan nomor 320534500449 4. Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan nomor 00035676 5. Surat
Izin
Usaha
Jasa
Konstruksi
(SIUJK)
dengan
nomor
2.010323.7504.4.00096 6. Surat
Izin
Guna
Usaha
(SIGU)
dengan
nomor
102/KPPT-
BB/SIGU/002/2011 3.1.4. Struktur Organisasi Struktur organisasi
pada setiap perusahaan
pasti
berbeda-beda
tergantung pada budaya, jenis perusahaan dan dimana mereka berusaha. Seperti halnya kelangsungan hidup sebuah organisasi yang berkaitan erat dengan proses perilaku manusia yang dapat memperkuat antara sub-unit bagi kedinamisan sebuah struktur organisasi. Organisasi memberikan informasi untuk mengetahui kegiatan atau pekerjaan yang harus dikerjakan, berkonsultasi atau bertanggung jawab kepada siapa, sehingga proses kerjasama menuju pencapaian tujuan dapat
terwujud sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan sebelumnya untuk hasil yang maksimal. Struktur organisasi CV. Gatra Prima masih sangat sederhana dan terlihat jelas pada Srukturnya kesatuan perintah terjamin, pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan, namun ada satu bagian dimana penanganan administrasi dan keuangan dilakukan oleh satu orang disini jelas seorang akuntansi atau administrasi melakukan 2 kegiatan sekaligus. Untuk lebih jelasnya, berikut struktur CV. Gatra Prima: Direktur Persero Comanditer
Rizal Nono
bapaBBB Sardikum
Administrasi dan Keuangan
Pimpinan Teknik
Maya Lidya
Indra Paudi
Pelaksana Lapangan
Staf
Abram
Gambar 10. Sruktur Organisasi CV. Gatra Prima 3.1.5. Deskripsi Hasil Penelitian Perusahaan CV. Gatra Prima ini bergerak dibidang konstruksi dengan klasisifikasi sertifikasi badan usaha pada sub bidang arsitektur dan sipil yaitu
dimana pada bidang arsitektur dengan jenis klasifikasi bangunan dan non bangunan sendangkan pada sipil dengan jenis klasifikasi jalan raya, jalan lingkungan, irigasi, rainase, persungaiyan rawa dan pantai. Proses untuk memperoleh tender oleh CV. Gatra Prima dilakukan melalui lelang internet pada alamat website www.lpse.gorontaloprov.co.id sendangkan secara manual dengan anggaran dibawah Rp 200.000.000.00 bagi dinas yang tidak menggunakan layanan internet. Lelang melalui internet ini dengan mendaftarkan perusahaannya serta memasukan dokumen rencana presentasi pembangunan dari CV. Gatra Prima kepada pihak pelelangan untuk dianalisis apakah presentasi pembangunan yang diajukan sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak pelelang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka diperoleh hasil bahwa dalam perusahaan jasa CV. Gatra Prima melakukan pencataan keuangannya hanya secara umum yang biasa dilakukan oleh perusahaan atau usaha kecil pada umumnya dimana semua pengeluaran pemasukan ditulis dalam satu buku namun tidak ada penanganan atau perhitungan lebih lanjut terhadap laba maupun rugi. Seharusnya dengan begitu besarnya anggaran yang diperoleh untuk melaksanakan kegiatan pembangunan, perusahaan mampu mengembangkan usahanya dengan menggunakan pencatatan yang baik atas transaksi, namun bagaimana pengelola perusahaan mengetahui apa yang menjadi kekurangan dalam mengembangkan usahanya tanpa adanya perhitungan terhadap transaksi
tersebut dan bagaimana perusahaan dapat merencanakan atau menyusun anggaran selanjutnya tanpa adanya perhitungan yang jelas. 3.2. Pembahasan Penelitian yang diperoleh dari perusahaan CV. Gatra Prima bahwa perusahaan ini melaksanakan kegiatannya setelah menerima tender sesuai kontrak kerja yang telah ditentukan dengan jadwal pelaksanaan kerja, pembayaran upah pekerja, pembelian bahan bangunan dan pembayaran pajak. Dari kontrak kerja tersebut diperoleh pendapatan awal 60 persen sebagai modal untuk proses pelaksanaan tender, ke dua 25 persen dan yang terakhir 15 persen, Setelah selesainya kegiatan maka dibuatkan laporan hasil kerja yaitu catatan atas tanggal transaksi baik penerimaan dan pengeluaran, penerimaan modal awal berada di sisi debet langsung mengurangi pembelian yang ada pada sisi kredit dari bukti-bukti berupa nota pembelian dan kwitansi secara tunai dilampirkan, ini maksud dengan pencatatan secara umum perusahaan CV. Gatra Prima yaitu dengan kolom tanggal jenis transaksi dan jumlah uang yang dikeluarkan sebagai pertanggung jawaban kepada pemilik tender tidak kepada perusahaan. Pencatatan yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan jasa CV. Gatra Prima dengan anggaran yang besar adalah menghitung semua proses sehingga mengetahui kelemahan dan keuntungan dari kegiatan perusahaan maupun usaha itu sendiri. Kegiatan perusahaan memang berjalan namun tidak ada manajemen pengelolaan keuangan yang baik.
3.2.1. Bukti Transaksi Apapun transasksi yang dilakukan oleh perusahaan harus disertai dengan dokumen transaksi berupa faktur, nota, kwitansi, invoce, bukti pengeluaran uang, bukti penerimaan uang atau dokumen lain. Berdasarkan dokumen yang telah dibuat dan diterima maka dimulailah pencatatan transaksi dalam buku jurnal. 3.2.2. Jurnal Aktivitas mencacat transaksi perusahaan ke dalam buku jurnal disebut dengan menjurnal, jurnal yang dapat digunakan tergantung pada aktivitas perusahaan. Jurnal yang dapat digunakan terdiri dari 2 bentuk yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Tabel I Jurnal Umum Tanggal
Keterangan
Ref
Jumlah Debet
Kredit
2012 Januari
5
Kas
Rp xxxxxx Modal Rizal
Rp xxxxxx
(Mencatat setoran modal Rizal)
Untuk pemakaian jurnal khusus semua transaksi masuk dalam salah satu dari lima kategori jurnal khusus, system ini dapat menghemat waktu dan uang. Kelima jenis transaksi jurnal khusus tersebut adalah jurnal penjualan, jurnal
penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal pembayaran kas, dan jurnal umum. Bentuk dari jurnal khusus sama dengan bentuk jurnal umum hanya saja dalam klasifikasi jurnal khusus sesuai dengan jenis transaksi yang dilakukan. 3.2.3. Posting Setiap beberapa waktu secara berkala, misalnya seminggu sekali, dua minggu sekali, atau sebulan sekali, catatan transaksi dalam buku jurnal tersebut dipindahkan dalam buku besar sesuai dengan transaksi dan nama akun. Proses memindahkan dari jurnal umum atau jurnal khusus ke buku besar disebut dengan mem-posting. Buku besar terdiri dari 3 bentuk yaitu bentuk akun T, bentuk akun 2 kolom dan bentuk akun 4 kolom. Berikut ini buku besar dengan bentuk 4 kolom: Tabel II Buku Besar Nama Akun : Kas Tanggal
Nomor Akun : 110 Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo Debet
Kredit
2012 Januari
5
Setoran modal Rizal
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Pada akhir periode akuntansi, setiap akun yang ada pada buku besar dihitung dan dicari saldo akhirnya. Akun/perkiraan secara umum dikelompokan ke dalam dua kelompok besar yaitu akun-akun neraca atau disebut akun riil dan akun laba rugi yang biasa disebut dengan akun nominal. Dari klasifikasi akun
tersebut setiap beberapa golongan akun seperti aktiva, aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap berwujud, aktiva tetap tidak berwujud, aktiva lainlain, hutang, hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, modal, pendapatan dan beban. 3.2.4. Neraca Percobaan Berdasarkan saldo akhir dari setiap akun buku besar tersebut disusun suatu daftar akun beserta saldo akhirnya yang biasa disebut dengan neraca percobaan. Neraca Percobaan dibuat berdasarkan pada transaksi yang telah dilakukan perusahaan selama satu periode, belum menjangkup penyesuaian. Jika terdapat beberapa hal yang belum tepat dan harus disesuaikan, maka diperlukan pembuatan jurnal penyesuaian baru neraca percobaan yang telah disesuaikan.
Tabel III CV. Gatra Prima Neraca Percobaan Per 30 Januari 2012 Nama Akun
Debet
Kredit
Kas
Rp xxxxxx
Bangunan
Rp xxxxxx
Tanah
Rp xxxxxx
Modal, Rizal Peralatan Usaha
Rp xxxxxx Rp xxxxxx
Hutang Usaha
Rp xxxxxx
Hutang Bank
Rp xxxxxx
Piutang Usaha
Rp xxxxxx
Pendapatan
Rp xxxxxx
Beban Gaji & Upah
Rp xxxxxx
Beban Perlengkapan
Rp xxxxxx
Beban Bunga
Rp xxxxxx
Prive
Rp xxxxxx
Total
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
3.2.5. Ayat Jurnal Penyesuaian Ayat jurnal penyesuaian (AJP) perlu dilakukan apabila ada beberapa akun terkait yang perlu disesuaikan. Jurnal ini tidak didasarkan pada aktivitas transaksi tetapi didasarkan pada perhitungan atau keterangan tertentu. Misalnya, beban penyusutan gedung, beban pemakaian perlengkapan, beban sewa gedung, hutang gaji, dll. Cara untuk mencatat misalnya mendebet beban depresisasi peralatan berada dan mengredit akumulasi depresiasi. 3.2.6. Neraca Lajur Sebelum menyusun laporan keuangan, neraca lajur dapat digunakan sebagai media penolong untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan tersebut. Media ini bukan suatu kewajiban sebelum melakukan penyusunan laporan keuangan tapi merupakan alat bantu untuk mempermudah penyusunan,
neraca lajur dapat terdiri dari 10 kolom ditambah satu untuk keterangan atau 12 kolom ditambah satu untuk keterangan. Kolom keterangan berisi nama-nama akun yang ada dalam buku besar. Kolom pertama dan kedua berisi saldo akhir dari setiap akun yang ada di dalam buku besar. Kolom ketiga dan keempat berfungsi untuk menyesuaikan berbagai akun yang belum tepat karena adanya beberapa hal yang belum dicatat di dalam buku besar. Kolom kelima dan keenam berisi kumpulan saldo dari semua akun yang ada di buku besar yang telah disesuaikan. Kolom ketujuh dan kedelapan, berisi saldo dari akun penjualan dan semua akun beban yang ada, di mana selisihnya diakui sebagai laba usaha. Kolom kesembilan dan kesepuluh, berisi saldo awal dari modal atau laba ditahan dan laba usaha periode tersebut serta saldo akun prive atau dividen. Penjumlahan antara saldo modal awal dan laba usaha dikurangi dengan prive atau dividen dicatat sebagai modal atau laba ditahan akhir periode tersebut. Dan kolom kesebelas dan keduabelas, berisi saldo dari semua akun neraca pada akhir periode tersebut. Jika neraca lajurnya terdiri dari 10 kolom ditambah satu untuk keterangan, maka kolom kesembilan dan
kesepuluh
(perubahan
modal
atau
laba
ditahan)
ditiadakan.
Tabel IV CV. Gatra Prima Neraca Lajur Keterangan
Neraca Saldo Debet
Kredit
Penyesuaian Debet
Kredit
Saldo Disesuaikan Debet
Kredit
Laba Rugi Debet
Kredit
Neraca Debet
Kas
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Piutang Usaha
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Peralatan Usaha
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Bangunan
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Tanah
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Kredit
Utang Usaha
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Utang Bank
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Modal
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Modal Rizal (5 Januari 2012)
Rp xxxxxx
Pendapatan
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Beban Gaji & Upah
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Beban Perlengkapan
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Beban Bunga
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Prive
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Beban Depresiasi
Rp xxxxxx
Akumulasi Depresiasi Peralatan Beban Depresiasi Bangunan Akumulasi Depresiasi Bangunan
Laba Usaha
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx Rp xxxxxx
Rp xxxxxx Rp xxxxxx
Rp xxxxxx Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Total
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
Rp xxxxxx
3.2.7. Laporan Keuangan Berdasarkan neraca lajur yang telah dibuat maka dibuatkan laporan keuangan perusahaan untuk periode yang bersangkutan. Semua saldonya langsung dapat dipindahkan dari neraca lajur tersebut. Berdasasrkan catatan pada kolom rugi laba, perusahaan dapat menyusun laporan laba rugi perusahaan, dengan hanya memindahkannya dari neraca lajur. Penjualan dikurangi dengan beban operasi akan menghasilkan laba sebelum pajak. Beban operasi dibagi dua kelompok besar, yaitu beban pemasaran dan beban administrasi dan umum. Setelah laba perusahaan diketahui, perusahaan dapat membuat laporan perubahan modal. Dimana saldo akun Modal pada awal periode ditambah dengan laba usaha yang diperoleh pada periode tersebut, seperti pada laporan laba rugi, dikurangi dengan jumlah prive sehingga diketahui jumlah saldo laba ditahan pada akhir periode tersebut. Pada sisi debet dicatat seluruh harta perusahaan, termasuk tiga jenis persediaan yang dimiliki perusahaan. Dan pada sisi kredit ditulis hutang kepada kreditor, dan begitu juga dengan saldo modal pada neraca lajur.
Tabel V CV. Gatra Prima Laporan Laba rugi Periode 1-30 Januari 2012 Pendapatan Beban Operasi
Rp xxxxxx
-
Beban Gaji & Upah
Rp xxxxxx
-
Beban Bunga
Rp xxxxxx
-
Beban Perlengkapan
Rp xxxxxx
-
Beban Depresiasi Perlengkapan
Rp xxxxxx
-
Beban Depresiasi Bangunan
Rp xxxxxx
Beban Operasi Total
Rp xxxxxx
Laba Usaha
Rp xxxxxx
Table VI CV. Gatra Prima Laporan Perubahan Modal Periode 1-30 Januari 2012
Modal, Rizal pada awal periode (5 Januari 2012)
Rp xxxxxx
Laba Usaha
Rp xxxxxx
Modal, Rizal total
Rp xxxxxx
Prive
Rp xxxxxx
Modal, Rizal pada akhir periode (30 Januari 2012)
Rp xxxxxx
Perbandingan kolom neraca dan neraca lajur, jumlah aktiva dan pasiva di neraca tidak sama dengan jumlah debet dan kredit pada neraca lajur. Hal tersebut terjadi karena akumulasi depresiasi di neraca lajur ada pada sisi kredit sendangkan di neraca di masukan pada sisi aktiva tetapi mengurangi sisi aktiva yang bersangkutan. Di samping itu, akun prive dan laba usaha telah dihilangkan dari neraca di laporan keuangan. Neraca dengan bentuk T, dimana sebelah kiri deretan aktiva atau harta perusahaan dan sebelah kanan deretan pasiva yang dibagi kedalam dua kelompok besar yaitu hutang dan modal. Neraca juga dapat disusun dengan urutan dari atas ke bawah (vertikal) yang biasa disebut dengan bentuk laporan. Neraca dengan penyusunan aktiva dan pasiva dalam bentuk vertical sebagai berikut: Tabel VII CV. Gatra Prima Neraca Per 30 Januari 2012 Aktiva Lancar -
Kas
Rp xxxxxx
-
Piutang
Rp xxxxxx
Total Aktiva Lancar
Rp xxxxxx
Aktiva Tetap -
Peralatan Usaha
Akumulasi Depresiasi Peralatan
Rp xxxxxx (Rp xxxxxx)
Peralatan Usaha Bersih -
Bangunan
Akumulasi Depresiasi Bangunan Bangunan Bersih -
Tanah
Rp xxxxxx Rp xxxxxx (Rp xxxxxx) Rp xxxxxx Rp xxxxxx
Total Aktiva Tetap
Rp xxxxxx
Total Aktiva
Rp xxxxxx
Hutang Lancar -
Hutang Usaha
Rp xxxxxx
Hutang Jangka Panjang -
Hutang Bank
Rp xxxxxx
Modal, Rizal
Rp xxxxxx
Total Pasiva
Rp xxxxxx
Perlu diperhatikan dalam menyusun neraca adalah urutan penyusutan akun. Akun aktiva disusun berdasarkan urutan likuiditasnya, yaitu taksiran kecepatan aktiva tersebut dapat dicairkan menjadi uang tunai. Semakin cepat dan mudah suatu aktiva tertentu mrnjadi uang, maka didahulukan posisi pencatatan di dalam neraca.
3.2.8. Jurnal Penutup Jurnal penutup adalah aktivitas memindahkan akun-akun nominal (semua akun rugi laba) kea kun riil (semua akun neraca)”. (Rudianto 2009: 93), Perusahaan harus selalu melakukan penutupan buku akuntansi, sebagai tanda telah berakhirnya pencatatan dan laporan keuangan akuntansi pada periode tersebut. Proses penutupan buku dengan memindahkan akun-akun nominal ke kun riil.
Selanjutnya “Setelah dibuatnya jurnal penutup, maka semua pencatatan transaksi pada periode tersebut dianggap selesai. Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun jurnal penutup adalah sebagai berikut: 1. Menutup semua akun pendapatan, dengan cara mendebet akun pendapatan dan mengkredit akun ikhtisar rugi laba. 2.
Menutup semua akun beban, dengan cara mendebet akun ikhtisar rugi laba dan mengredit semua akun beban.
3. Menutup akun ikhtisar rugi laba, dengan cara mendebet akun ikhtisar rugi laba dan mengkredit akun modal pemilik/laba ditahan sebesar selisih antara pendapatan dengan beban. 4. Menutup akun prive/dividen, dengan cara mendebet akun modal atau laba ditahan dan mengredit akun prive dan dividen.