BAB II URAIAN TEORITIS A. 1.
Investasi di Pasar Modal Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya para penjual
dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal (Kasmir, 2008:207). Pada dasarnya, pasar modal mirip dengan pasar – pasar lain. Untuk setiap pembeli yang berhasil, selalu harus ada penjual yang berhasil. Jika pihak yang ingin membeli jumlahnya lebih banyak dibandingkan yang ingin menjual, maka harga akan menjadi lebih tinggi. Bila hanya sedikit yang ingin membeli dan ada banyak yang ingin menjual, maka harga akan jatuh. Yang membedakan pasar modal dengan pasar – pasar lain adalah komoditi yang diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana – dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Selanjutnya terminologi mengenai pasar modal menurut Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan (Abdurrahman,A,1991:169) berarti suatu tempat atau sistem bagaimana cara dipenuhinya kebutuhan – kebutuhan dana untuk capital suatu perusahaan, merupakan pasar tempat orang membeli dan menjual surat efek yang baru dikeluarkan. Sedangkan pakar pasar modal Marzuki Usman (1997:11) menyatakan bahwa secara teoritis pasar modal didefenisikan sebagai perdagangan instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stocks) maupun hutang (bonds), baik yang
Universitas Sumatera Utara
diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh perusahaan swasta (private sectors). Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market). Menurut Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pada pasal 1 ayat 13 memberikan rumusan pengertian pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.” Sementara pengertian pasar modal menurut Keppres No.52 Tahun 1976 tentang pasar modal bab I pasal 1 adalah “Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam Undang – Undang No.15 Tahun 1952 (Lembaran Negara, Tahun 1952 No.67).” Maka secara fisik, pasar modal menunjuk sebuah tempat, yang biasanya menempati sebuah gedung, sebagai tempat bertemunya para pialang yang mewakili para investor, yang lazim disebut bursa (exchange). Di Indonesia sendiri ada satu bursa yakni Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta.
2.
Fungsi Pasar Modal Bagi emiten, pasar modal berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan modal dana
untuk jangka panjang bagi perusahaan, yang merupakan alternatif sumber dana selain dari perbankan. Selain itu, dengan memasuki pasar modal, sebuah perusahaan akan terdorong untuk memanfaatkan manajemennya secara profesional karena sebuah perusahaan yang go public akan disorot oleh masyarakat yang nantinya menjadi investor. Tentu saja untuk mendapatkan sorotan positif, perusahaan harus berprestasi baik. Untuk bisa berprestasi baik, perusahaan harus dikelola oleh tenaga- tenaga yang profesional.
Universitas Sumatera Utara
Dari sisi masyarakat sebagai investor, pasar modal berfungsi sebagai alternatif investasi. Jika dilihat komposisi investasi masyarakat, terutama di Indonesia, maka sebagian besar tertanam pada tabungan di perbankan. Jelasnya disimpan dalam bentuk tabungan atau deposito. Investasi di bank memang sudah baik, namun untuk lebih produktif dan menyebar risiko maka diperlukan tempat investasi lain, salah satunya diinvestasikan di pasar modal dengan membeli saham atau obligasi (Sawidji, 2009:6). Keuntungan yang diperoleh dari saham disebut dengan deviden. Sementara keuntungan yang didapat dari obligasi adalah kupon.
3.
Instrumen Pasar Modal Dalam melakukan transaksi di pasar biasanya terdapat barang atau jasa yang
diperjualbelikan. Begitu pula dalam pasar modal, barang yang diperjualbelikan kita kenal dengan istilah instrumen pasar modal. Adapun jenis - jenis instrument pasar modal dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Saham (Stocks) Merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan. Artinya si pemilik saham merupakan pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimilikinya, maka semakin besar pula kekuasaannya di perusahaan tersebut (Kasmir, 2002:209). Keuntungan yang diperoleh dari saham dikenal dengan nama deviden. Pembagian deviden ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Universitas Sumatera Utara
Bagi perusahaan yang modalnya diperoleh dari saham merupakan modal sendiri. Dalam struktur permodalan khususnya untuk perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT), pembagian modal menurut undang –undang terdiri dari : -
Modal dasar, yaitu modal pertama sekali perusahaan didirikan.
-
Modal ditempatkan, yaitu modal yang sudah dijual dan besarnya 25% dari modal dasar.
-
Modal setor, merupakan modal yang benar – benar telah disetor yaitu sebesar 50% dari modal yang ditempatkan.
-
Saham dalam portepel, yaitu modal yang masih dalam bentuk saham yang belum dijual atau modal dasar dikurangi modal yang ditempatkan.
Kemudian jenis – jenis saham dapat ditinjau dalam beberapa segi antara lain sebagai berikut : a.
Dari segi cara peralihan -
Saham atas unjuk (bearer stocks) Merupakan saham yang tidak mempunyai nama atau nama pemiliknya tidak tertulis dalam saham tersebut. Saham jenis ini dialihkan atau dijual kepada pihak lainnya.
-
Saham atas nama (registered stocks) Merupakan saham yang nama pemiliknya tertulis dalam saham tersebut, dan untuk dialihkan kepada pihak lain diperlukan syarat dan prosedur tertentu.
Universitas Sumatera Utara
b.
Dari segi hak tagih -
Saham biasa (common stocks) Bagi pemilk saham ini, hak untuk memperoleh deviden akan didahulukan lebih dulu kepada pemilik saham preferen. Begitu pula dengan hak terhadap harta apabila perusahaan dilikuidasi.
-
Saham preferen (prefered stocks) Merupakan saham yang memperoleh hak utama dalam pembagian deviden, begitu juga atas harta pada saat perusahaan dilikuidasi
2. Obligasi (Bonds) Surat berharga obligasi merupakan instrument utang bagi perusahaan yang hendak memperoleh modal. Keuntungan dari membeli obligasi diwujudkan dalam bentuk kupon. Berbeda dengan saham, obligasi tidak mempunyai hak terhadap manajemen dan kekayaan perusahaan. Artinya perusahaan yang mengeluarkan obligasi hanya mengakui memiliki hutang kepada si pemegang obligasi sebesar obligasi yang dimilikinya. Oleh karena itu, dalam struktur modal perusahaan yang terlihat dalam neraca, obligasi dimasukkan dalam modal asing atau utang jangka panjang. Utang ini akan dilunasi apabila telah sampai waktunya. Obligasi yang dikeluarkan emiten juga beragam tergantung keinginan dari emiten. Jenis– jenis obligasi dapat dilihat dari berbagai segi sebagai berikut: a. Ditinjau dari segi peralihan. -
Obligasi atas unjuk (bearer bonds) Obligasi ini tidak memiliki nama pemilik dan mudah dialihkan kepada pihak lain.
Universitas Sumatera Utara
-
Obligasi atas nama (registered bonds) Merupakan obligasi yang nama pemiliknya tertera dalam obligasi, dan untuk pengalihan memerlukan berbagai persyaratan dan prosedur tertentu.
b. Ditinjau dari segi jaminan yang diberikan atau hak klaim. -
Obligasi dengan jaminan (secured bonds) Merupakan obligasi yang dijamin dengan jaminan tertentu. Jenis obligasi ini antara lain obligasi dengan garansi (guaranted bonds), obligasi dengan jaminan harta (mortgage bonds), obligasi dengan jaminan efek (collateral trust bonds) dan obligasi dengan jaminan peralatan (equipment bonds).
-
Obligasi tanpa jaminan (unsecured bonds). Artinya obligasi yang diberikan hanya berbentuk kepercayaan semata, debenture bonds, yang merupakan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.
c. Ditinjau dari segi cara penetapan dan pembayaran bunga dan pokok. -
Obligasi dengan bunga tetap, merupakan obligasi yang memberikan bunga secara tetap setiap periode tertentu, misalnya 15% per tahun.
-
Obligasi dengan bunga tidak tetap, merupakan obligasi yang memberikan bunga tidak tetap dan biasanya dikaitkan dengan suku bunga bank yang berlaku untuk periode tertentu.
-
Obligasi tanpa bunga, merupakan obligasi yang tidak memberikan bunga kepada pemegangnya. Keuntungan dari obligasi ini diharapkan selisih nilai antara nilai pembelian dengan nilai pada saat jatuh tempo.
Universitas Sumatera Utara
d. Ditinjau dari segi penerbit. -
Obligasi pemerintah, merupakan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah.
-
Obligasi swasta, merupakan obligasi yang diterbitkan oleh swasta.
e. Ditinjau dari segi jatuh tempo -
Obligasi jangka pendek, merupakan obligasi yang berjangka waktu tidak lebih dari satu tahun
-
Obligasi jangka menengah, yaitu obligasi yang memiliki jangka waktu antara satu tahun sampai dengan lima tahun.
-
Obligasi jangka panjang, merupakan obligasi yang memiliki jangka waktu lebih dari lima tahun
4. Para Pemain di Pasar Modal Dalam melaksanakan transaksi jual dan beli baik saham maupun obligasi di pasar modal diperlukan pembeli dan penjual. Tanpa adanya pembeli dan penjual, maka tidak akan mungkin terjadi transaksi seperti dalam definisi pasar yang lalu. Penjual dan pembeli pasar modal kita sebut sebagai para pemain dalam transaksi di pasar modal. Para pemain terdiri dari para pemain utama dan lembaga penunjang yang bertugas melayani kebutuhan dan kelancaran pemain utama. Pemain utama dalam pasar modal adalah perusahaan yang akan melakukan penjualan (emiten) dan pembeli atau pemodal (investor) yang akan membeli instrumen yang ditawarkan oleh emiten. Kemudian didukung oleh lembaga penunjang pasar modal atau
Universitas Sumatera Utara
perusahaan penunjang yang mendukung kelancaran operasi pasar modal. Para pemain di pasar modal dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Emiten Perusahaan yang melakukan penjualan surat – surat berharga di atau melakukan emisi di bursa disebut emiten. Emiten melakukan emisi dapat memilih dua macam instrumen pasar modal, apakah bersifat kepemilikan atau utang. Jika bersifat kepemilikan, maka diterbitkanlah saham dan jika yang dipilih adalah instrumen utang, maka yang diterbitkanlah obligasi. Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), termasuk jenis – jenis surat berharga yang akan diterbitkan. Tujuan emiten untuk memperoleh modal juga sudah dituangkan dalam RUPS. Tujuan melakukan emisi antara lain : a. Untuk perluasan usaha. Dalam hal ini tujuan emiten terhadap modal yang diperoleh dari investor adalah untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar, atau kapasitas produksi. b. Untuk memperbaiki struktur modal, bertujuan untuk menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing. c. Untuk mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan ini dapat berbentuk dari pemegang saham lama kepada pemegang saham yang baru. Pengalihan dapat pula untuk menyeimbangkan para pemegang sahamnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Investor Investor adalah pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi. Sebelum membeli surat – surat berharga yang ditawarkan, para investor biasanya melakukan penelitian dan analisis – analisis tertentu, biasanya mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya. Sama seperti halnya emiten yang memiliki tujuandalam menjual surat – surat berharga, para investor juga memiliki berbagai tujuan. Investor yang berkeliaran di pasar modal biasanya terdiri dari berbagai golongan dengan tujuan yang berbeda pula. Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain sebagai berikut : a. Memperoleh deviden. Investor bertujuan untuk memperoleh keuntungan berupa bunga atas kepemilikansahamnya yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden. b. Kepemilikan perusahaan. Dalam hal ini tujuan investor adalah untuk menguasai perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki, maka semakin besar penguasaan perusahaan. c. Berdagang (trading) Tujuan investor adalah untuk dijual kembali pada saat harga tinggi. Jadi pengharapannya adalah pada saham yang benar – benar dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya, biasa juga disebut dengan capital gain. 3. Lembaga Penunjang Di samping pemain utama di pasar modal, pemain lainnya yang turut memperlancar proses transaksi perdagangan efek adalah adanya lembaga penunjang. Fungsi lembaga
Universitas Sumatera Utara
penunjang ini antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal. Para lembaga penunjang yang memegang peranan penting di dalam mekanisme pasar modal adalah sebagai berikut: a. Penjamin emisi (underwriter) Merupakan lembaga yang menjamin terjualnya saham atau obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang di inginkan emiten Penjamin emisi ini di bagi ke dalam beberapa jenis berikut ini : o Full Commitment (Kesanggupan Penuh) Maksudya penjamin emisi mengambil seluruh risiko tidak terjualnya saham atau obligasi pada batas waktu yang telah ditentukan sesuai dengan harga penawaran di pasar o Best Effort Commitment (Kesanggupan Terbaik) Dalam hal ini penjamin emisi akan berusaha sebaik mungkin untuk menjual saham atau obligasinya dan apabila tidak laku, maka dikembalikan kepada emiten. Jadi dalam hal ini tidak ada kewajiban untuk membeli saham yang tidak laku o Standby Commitment (Kesanggupan Siaga) Apabila saham atau obligasi yang dijual tidak laku, maka penjamin emisi bersedia membeli dengan ketentuan, biasanya harga yang
dibeli di bawah dari harga
penawaran di pasar
Universitas Sumatera Utara
o All or None Commitment Merupakan kesanggupan semua atau tidak sama sekali. Artinya jika hasil penjualan saham tidak memenuhi target, maka emiten dapat menolak atau membatalkan dengan cara mengembalikan saham yang sudah dibeli. b. Perantara perdagangan efek (broker/pialang) Adalah badan yang bertugas menjadi perantara dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dan si pembeli (investor). Kegiatan –kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain; o Memberi iformasi tentang emiten o Melakukan penjualan efek kepada investor
c. Pedagang efek (dealer) Dealer atau pedagang efek dalam pasar modal dapat berfungsi sebagai : o pedagang dalam jual beli efek o sebagai perantara dalan jual beli efek Adapun lembaga-lembaga yang bergerak dalam perdagangan efek pasar modal antara lain: o perantara perdagangan efek o perbankan o lembaga keuangan non bank o badan hukum berbentuk Perseroan terbatas (PT)
Universitas Sumatera Utara
d. Penanggung (guarantor) Merupakan lembaga penengah antara si pemberi kepercayaan dengan si penerima kepercayaan. Biasanya dalam emisi obligasi sangat diperlukan jasa penanggung. Penanggung dalam hal ini harus dapat memberikan keyakinan dan kepercayaan atas resiko yang mungkin timbul dari emiten. Sebagai contoh apabila emiten dibubarkan, maka apabila emiten tidak sanggup mengembalikan pinjaman berikut bunganya, maka penanggunglah yang akan menaggung kerugian
tersebut. Jadi dalam hal ini penanggung merupakan
lembaga yang dipercayai oleh investor sebelum menanamkan modalnya. e. Wali Amanat (trustee) Dalam emisi obligasi, jasa wali amanat sangat diperlukan, terutama sekali sebagai wali dari si pemberi amanat. Dalam hal ini, si pemberi amanat adalah investor. Jadi wali amanat mewakili pihak investor dalam hal obligasi. Kegiatan wali amanat biasanya meliputi: o Menilai keyakinan emiten o Menganalisis kemampuan emiten o Melakukan pengawasan perkembangan emiten o Memberi nasihat kepada para investor dalam hal yang berkaitan dengan emiten o Memonitor pembayaran bunga dan pokok obligasi o Bertindak sebagai agen pembayaran
Universitas Sumatera Utara
f. Perusahaan surat berharga (securities company) Merupakan perusahaan yang mengkhususkan diri dalam perdagangan surat-surat berharga yang tercatat di bursa efek. Kegiatan perusahaan surat berharga biasanya meliputi antara lain : o sebagai pedagang efek o penjamin emisi o perantara perdagangan efek o pengelola dana g. Perusahaan pengelola dana (invesment company) Yaitu perusahaan yang kegiatannya mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor. Perusahaan ini memiliki dua unit dalam mengelola dananya yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana. h. Kantor administrasi efek Merupakan kantor yang membantu para emiten maupun investor dalam rangka memperlancar administrasinya. Kegiatannya meliputi : o membantu emiten dalam rangka emisi o melaksanakan kegiatan menyimpan dan pengalihan hak atas saham para investor o membantu menyusun daftar pemegang saham o mempersiapkan koresponden emiten kepada para pemegang saham o membuat laporan-laporan yang diperlukan
Universitas Sumatera Utara
5. Indeks Harga Saham 1. Pengertian Indeks Harga Saham merupakan bagian penting dalam pembicaraan mengenai pasar modal, karena indeks ini merupakan indikator dari berbagai hal dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
membuat kebijakan-kebijakan di bidang ekonomi makro,
ekonomi mikro, moneter dan kebijakan lainnya (Situmorang, 2008:133). Jadi tak heran kalau berbagai media yang membuat berita-berita aktual tidak lepas dari pemberian pergerakan bursa, khususnya indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Bahkan kadang-kadang IHSG ini menjadi bagian dari pembicaraan suhu politik. Banyak analisis menghubungkan suhu politik dengan kegiatan investasi di pasar modal. Begitu sensitifnya indeks ini terhadap berbagai faktor baik faktor ekonomi maupun politik
baik di dalam
maupun di luar negeri. Hal ini sebagai konsekuensi kegiatan ekonomi yang terbuka dan saling mempengaruhi antara kegiatan ekonomi satu negara dengan negara lainnya. Kebangkitan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
negara lainnya. Contohnya pertumbuhan ekonomi Cina dan India yang tinggi
dalam beberapa tahun terakhir ini merupakan harapan menjadi lokomotif yang baru untuk meningkatkan pertumbuhan dunia, terutama negara-negara Asia. Sebaliknya masalah kredit macet sektor perumahan (dikenal sebagai subprime mortage) di Amerika Serikat juga mengguncang bursa di seluruh dunia, dimana indeks saham di semua belahan dunia jatuh signifikan. Perkembangan indeks harga saham atau pasar modal di dunia pada tahun 2007 yang tertinggi di dunia adalah Cina dan disusul oleh India. Indeks
Universitas Sumatera Utara
harga saham kedua negara tersebut sejajar dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi ke dua negara tersebut, begitulah pentingnya peranan informasi indeks harga saham. Secara sederhana yang disebut dengan indeks harga adalah suatu angka yang digunakan untuk membandingkan suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Angka indeks atau yang disebut indeks saja pada dasarnya merupakan suatu angka yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan antara kegiatan yang sama (produksi, ekspor, hasil penjualan, jumlah uang beredar, dan lain sebagainya) dalam dua waktu yang berbeda. Demikian dengan indeks harga saham, indeks di sini akan membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Apakah harga suatu saham mengalami penurunan atau kenaikan dibandingkan dengan suatu waktu tertentu. Selain itu, indeks dibuat juga untuk tujuan-tujuan pengamatan dan tujuan-tujuan di bidang –bidang tertentu. Seperti dalam penentuan indeks lainnya, dalam pengukuran indeks harga saham kita memerlukan juga dua macam waktu, yaitu waktu dasar dan waktu yang berlaku. Waktu dasar akan dipakai sebagai dasar perbandingan, sedangkan waktu berjalan merupakan waktu dimana kegiatan akan diperbandingkan dengan waktu dasar. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan dapat diartikan sebagai indeks yang merangkum perkembangan harga – harga saham di BEI (Bursa Efek Indonesia), meliputi seluruh saham biasa dan saham preferen. Perkembangan harga – harga saham tersebut dapat dilihat melalui pergerakan secara historis yang disajikan. Indeks Harga Saham Gabungan pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983.
Universitas Sumatera Utara
2. Formula Menghitung Indeks Harga Saham Formula untuk menghitung berbagai indeks pada dasarnya adalah sama. Seperti telah dijelaskan pada uraian sebelumnya, untuk menghitung indeks harga saham dipergunakan apa yang disebut dengan waktu dasar dan waktu yang berlaku. Lalu memasukkan komponenkomponen yang masuk perhitungan sesuai dengan nama dan tujuan indeks. Harga dasar sering disebut dengan Ho, dan harga pada waktu yang berlaku disebut dengan Ht. Harga dasar ditetapkan 100%. Secara umum rumus untuk menghitung indeks harga saham adalah: IHS =
Ht x 100% Ho
Dimana : IHS
= Indeks Harga Saham
Ht
= Harga pada waktu yang berlaku
Ho
= Harga pada waktu dasar
Jadi perbedaan perhitungan tiap jenis indeks adalah komponen-komponen yang masuk untuk tiap indeks sesuai dengan nama ataupun tujuannya dan penentuan waktu dasarnya. Untuk penghitungan IHSG sendiri dapat dilakukan dengan membagi harga pada waktu yang berlaku atau jumlah nilai pasar dengan nilai dasar yang ditetapkan lalu dikali seratus. Jumlah nilai pasar adalah total perkalian setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada daam program restrukturisasi) dengan harga penutupan di BEI pada hari tersebut. Formula perhitungannya adalah sebagai berikut :
IHSG =
Σ( h arg a penutupan di pasar reguler x jumlah saham) x 100 Nilai dasar
Universitas Sumatera Utara
B. Metode Penilaian Efek Dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 1 tahun 1995, efek diartikan ada beberapa jenis, namun dalam pembahasan ini dibatasi pada beberapa efek saja yang cukup dikenal luas oleh masyarakat yaitu saham dan obligasi. 1. Metode Penilaian Saham Kegiatan investasi pada hakikatnya terdiri dari investasi riil dan investasi finansial yang kedua-duanya berorientasi ke masa depan dalam memperhitungkan tingkat imbal hasil. Investasi tersebut selain menjanjikan hal-hal yang lebih baik dan menguntungkan namun sekaligus mengandung risiko karena masa depan tidak dapat dipastikan atau suatu ketidakpastian yang dapat menyebabkan kerugian Ada dua pendekatan dalam rangka menilai investasi dalam bentuk saham, yakni Fundamental Analysis dan The Castle in The Air Theory. a. Fundamental Analysis Dengan pendekatan analisa fundamental, nilai suatu saham sewajarnya dilihat dari nilai ekonomisnya atau nilai intrinsiknya. Dengan pendekatan “Fundamental Analysis” ini ada beberapa metode yang bisa digunakan guna menaksir nilai saham yaitu: 1. Present Value Approach (Pendekatan Nilai Tunai) Dengan pendekatan ini semua pendekatan atau hasil yang akan diterima dikapitalisasi dengan suatu tingkat diskonto yang sesuai. Dengan kata lain nilai intrinsiknya dihitung berdasarkan “cash flows” yang diharapkan akan diterima pada masa yang akan dating, dan cash flow ini semuanya didiskontokan dengan suatu tingkat diskonto tertentu. Nilai intrinsik diukur dengan formula berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
n
Nilai Sekur itas =
Cash flows
∑ (1 + k ) t =1
t
Model ini juga dikenal dengan nama “corporate model”. Jadi nilai sekuritas adalah nilai sekarang dari semua penerimaan kas (free cash flow) pada masa yang akan datang. Free cash flow = NOPAT – investment. NOPAT adalah Net Profit After Tax (laba bersih setelah pajak) Data yang diperlukan adalah “discount rate” atau tingkat diskonto yaitu “required rate of return” atau tingkat imbal hasil minimum untuk menunda konsumsi (minimum expected rate to induce purchase) atau tingkat “opportunity cost” pada investasi lain (the opportunity cost of dollars used for invesment). Data kedua adalah deviden - deviden atau penerimaan kas lainnya selama umur investasi. Dividen berasal dari laba, karena itu laba ini penting dalam menilai saham. Laba ditahan (retained earnings) ditambah dengan laba pada masa yang akan datang serta deviden akhir (ultimately dividends) membuahkan hasil yang sama dengan deviden sekarang dalam menilai saham. 2. Dividend Discount Model Dengan metode ini nilai suatu saham adalah nilai diskonto dari semua dividen yang akan diterima pada masa yang akan datang Pcs =
D1
1 +
D2
2 + ...... +
(1+ kcs ) (1+ kcs )
Dx
(1+ kcs )x
ϖ Dt = ∑ t =1 1+ k t cs
(
)
Universitas Sumatera Utara
dimana, P cs = harga atau nilai saham K cs = tingkat diskonto n
∑
= Jumlah dividen dari tahun ke -1 sampai dengan tahun ke n yang
t =1
didiskontokan D1, D2, ……D” = dividen pada akhir tahun 1,2 ………….. tahun tak terhingga Permasalahan dalam penggunaan model ini diperlukannya suatu rangkaian (stream) deviden yang tidak terbatas dan adanya ketidakpastian deviden. Deviden bisa berkembang sesuai dengan perjalanan waktu karena itu modelnya bisa dengan pertumbuhan deviden yang tidak harus konstan (tetap). •
Dividend Discount Model dengan berbagai jenis pertumbuhan
1) Asumsi tidak ada pertumbuhan deviden (no growth in dividends). Dengan jumlah deviden yang tetap maka saham ini sama dengan sekuritas perpetual atau saham preferen, karena devidennya tidak berubah. Nilai saham ini dihitung dengan formula sebagai berikut:
Po =
D0 k cs
Universitas Sumatera Utara
Dimana, P0 = Nilai saham D0 = deviden pada tahun lalu kcs = tingkat diskonto 2) Asumsi dengan suatu pertumbuhan deviden yang konstan (a constant growth) Nilai saham (P0) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
Po =
D1 k−g
Dimana : D1
= deviden yang diharapkan pada akhir periode pertama
D1
= D0 (1+g)
Implikasi dari “constant growth” adalah bahwa nilai saham akan berkembang dengan tingkat yang sama dengan dividen. Imbal hasil total saham (stock total returs) bertumbuh sesuai dengan tingkat hasil minimum yang diharapkan (the required rate of return). Jika tingkat hasil minimum yang diharapkan lebih rendah atau jika pertumbuhan dividen lebih tinggi dari yang diperkirakan, maka nilai saham akan naik. 3) Asumsi pertumbuhan Ganda (Multiple growth rates). Misalkan tingkat pertumbuhan deviden dengan tingkat dua jenis atau lebih. Asumsi pertumbuhan yang tinggi pada periode awal, lalu diikuti dengan pertumbuhan yang tetap (steady growth) dalam periode berikutnya. Guna menghitung nilai saham ini, pertama didiskontokan atau –present value-kan semua dividen dalam periode super-normal atau
Universitas Sumatera Utara
sub- normal growth, lalu diikuti dengan pertumbuhan yang stabil dalam tahap berikutnya. Dalam hal ini nilai komponen terakhir yaitu nilai saham pada periode ke n, harus dihitung dulu, lalu nilai tersebut didiskontokan ke periode awal (t0), seperti digambarkan dalam formula di bawah ini :
D0 (1 + g1 ) t
n
P0 = ∑
(1 + k )
1
t =1
+
Dn (1 + gc ) k−g
1 (1 + k
)
n
Contoh: Menilai saham dengan pertumbuhan 30 % dalam tiga tahun pertama, lalu diikuti dengan pertumbuhan konstan 6 % dalam jangka panjang. Dividen tahun lalu misalkan Rp. 4,-. Dengan menggunakan tingkat diskonto 16 %, maka nilai intrinsik saham ini Rp. 66,33. Gambar 2.1 Deviden Dengan Pertumbuhan Ganda (Multiple Growth)
0
k= 16 %
g= 30% D0 = 4.00 4,48
1
2
g = 30 % 5.20
3
g = 30 % 6.76
4
g = 6% 8.788
9.315
5,02 5,63 51,20 66,33 = p
Universitas Sumatera Utara
Bagaimana dengan capital gain (Kenaikan harga saham)? Kenaikan harga saham juga penting untuk menilai saham. Dengan model diskonto deviden dan kenaikan harga akan menghasilkan nilai intrinsik. Nilai wajar saham didasarkan pada proses kapitalisasi penghasilan baik berupa deviden maupun berupa capital gain. Tujuan dari analisa fundamental adalah sebagai patokan untuk pengambilan keputusan, yaitu apakah akan membeli atau menjual atau tetap menyimpan (hold) saham yang dimiliki. Jika nilai intrinsik lebih besar dari harga pasar saham, maka sebaiknya saham tersebut dibeli atau tetap dipegang jika telah memilikinya karena harga saham tersebut terlalu rendah (Undervalued) dibanding dengan nilainya. Sebaliknya jika nilai intrinsik lebih kecil dari harga pasar, maka saham tersebut jangan dibeli atau dijual saja jika telah memilikinya, karena saham tersebut terlalu tinggi harganya dibandingkan dengan nilainya (overvalued). 4) Multiple of Earning (Price/ Earning) Approach Dengan metode ini harga saham dikaitkan dengan kinerja keuangan perusahaan yaitu laba per lembar saham. (earning per share) Pendekatan Price Earning Ratio atau (P/E) ini sering digunakan oleh para analis sekuritas. Harga saham dihitung berdasarkan laba per saham, yaitu berapa nilai saham yang menghasilkan laba Rp 1,- jika nilai saham, misalkan dihitung 10 kali dari laba yang dihasilkan, maka nilai saham yang menghasilkan laba Rp. 200,- nilainya adalah 10 kali Rp 200 = Rp. 2000,- laba yang diperhitungkan disini adalah laba per saham dalam 12 bulan terakhir. Berikut cara penentuan harga dengan P/E Ratio Approach :
Universitas Sumatera Utara
a. Menaksir Nilai Saham dengan: P0 = Perkiraan laba per saham x P/E ratio = E1 x P/E b. P/E ratio dapat dibuat dari
P0 =
D1 K −g
atau P/E =
D1 / E1 k−g
Dimana : P0
= Nilai saham
D1
= Deviden yang diharapkan pada akhir periode pertama
E1
= Perkiraan laba per lembar saham
k
= Tingkat imbal hasil
g
= Tingkat pertumbuhan saham
Dengan pendekatan P/E ratio ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya P/E dalam menilai saham yaitu: i. Pay out ratio. Makin tinggi pay out ratio, makin tinggi rasio P/E-nya. Pay out ratio adalah prosentase laba yang dibagi sebagai deviden ii. Tingkat
pertumbuhan
deviden.
Makin
tinggi
perkiraan
tingkat
pertumbuhan deviden, makin tinggi P/ E-rasionya (the justified P/E) iii. Imbal hasil yang disyaratkan (k). Makin tinggi tingkat imbal hasil yang disyaratkan (the required rate of return0, k, makin rendah the justified P/E
Universitas Sumatera Utara
5) Price-to-book value ratio atau rasio antara harga dengan nilai buku Adalah rasio antara harga saham dengan nilai buku saham (equity) pada neraca. Nilai saham ditentukan rasio atau perbandingan harga dengan nilai buku Rp 1,- setiap saham. Misalkan nilai saham dinilai 2,5 kali dari nilai bukunya, maka bagi saham mempunyai nilai buku Rp 1000,- nilai sahamnya adalah 2,.500,-
6) Price-to-sales ratio (P/S) atau rasio antara harga dengan penjualan. Dengan rasio ini, nilai saham ditetapkan berdasarkan penjualan yang dihasilkan. Rasio ini dihitung dengan membandingkan nilai pasar total saham dibagi dengan penjualan, yaitu berapa nilai wajar selembar saham yang menghasilkan penjualan setiap Rp 1,b. The Castle in The Air Theory Teori ini memusatkan perhatiannya kepada nilai psikologis atau menekankan pendekatan tingkah laku investor di masa yang akan datang berdasarkan kebiasaan dimasa lalu dan bukanya pada nilai intrinsik saham itu sendiri. Teori ini kurang sependapat dengan pendekatan The Firm Foundation Theory yang dianggap memerlukan banyak kerja dan diragukan kebenaran perhitungannya, yang merupakan kewajaran dari penilaian nilai intrinsik saham. Hal ini karena tidak seorangpun dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dan faktor-faktor yang akan mempengaruhi proyek pendapatan dan pembayaran dividen di masa mendatang Analisis teknis yang digunakan pada teori ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1) The Dow Theory Teori ini digunakan untuk mengidentifikasi pengulangan dan trend di pasar, baik untuk keseluruhan saham atau satu saham tertentu. Serta menekankan bahwa ada tiga jenis gerakan dari harga di pasar yang disajikan secara grafis. a. Fluktuasi harian, yaitu gerakan harga yang kecil dari hari ke hari b. Gerakan sekunder, yaitu gerakan harga dari dua minggu sampai sebulan atau lebih c. Trend primer yaitu gerakan utama harga yang meliputi jarak waktu 4 tahun 2) The filter System The Filter System merupakan filter yang didasarkan atas pemikiran bahwa harga suatu saham yang sudah bergerak naik akan tetap bergerak naik dan harga saham yang sudah bergerak turun akan tetap bergerak turun. 3) The Price Volume System Teori ini menyatakan bahwa ketika penjualan saham bergerak naik dalam jumlah besar, maka terdapat ekses berupa keinginan untuk membeli sehingga harga saham tersebut akan ikut bergerak naik, demikian pula sebaliknya. 4) Chart Pattern Teori ini berkeyakinan bahwa kejadian di masa yang lalu (historis) memiliki kebiasaan akan berulang kembali. 2.Perhitungan Hasil dan nilai Obligasi Untuk kupon yang dibayarkan dengan jumlah tetap, besarnya kupon yield juga tetap. Kupon yield ini dapat dihitung dengan rumus:
Universitas Sumatera Utara
Ky =
Kupon ( Rp) Nilai Pari
Dalam menetapkan tingkat pengembalian (return) dari obligasi perlu mengukur sumber-sumber pendapatan yang mendasarinya. Sumber utama pendapatan dari oblligasi adalah bunga dan untuk pengukurannya menggunakan rumus yang disebut current yield.
Cy =
Kupon ( Rp) H arg a Pasar ( Rp)
H arg a Pasar =
Kupon ( Rp) Cy
Untuk pengukuran yang lebih lengkap, dengan memperhatikan pendapatan bunga, capital gain, maupun total cash flow yang diterima sepanjang masa hidup obligasi sampai jatuh tempo digunakan rumus: NP − Hp i + N X 100% YTM = NP + HP 2
Universitas Sumatera Utara
Dimana : YTM
= Yield to maturity
i
= Annual interest / kupon (besarnya dalam rupiah)
NP
= Nilai Pari
HP
= Harga Pasar
N
= Waktu jatuh tempo
C. Inflasi 1. Pengertian Inflasi Inflasi adalah kecenderungan dari harga – harga untuk menaik secara umum dan terus menerus (Boediono, 2001:155). Dari defenisi inflasi tersebut, maka ada tiga komponen suatu kondisi dapat dikatakan inflasi, yakni : 1) Kenaikan harga 2) Bersifat umum 3) Berlangsung terus menerus Sementara menurut N.Gregory Mankiw (2006:75), inflasi adalah kenaikan dalam tingkat harga rata – rata, dan harga adalah tingkat dimana uang dipertukarkan untuk mendapatkan barang dan jasa. Secara umum, inflasi didefenisikan sebagai kenaikan tingkat harga umum yang terjadi secara terus menerus.
Universitas Sumatera Utara
2.
Teori – Teori Inflasi a. Teori Kuantitas Teori ini menjelaskan penyebab terjadinya inflasi yang melanda sebuah perekonomian.
Teori kaum klasik ini menyatakan bahwa proses terjadinya inflasi disebabkan oleh : 1. Volume uang yang beredar. Inflasi terjadi jika ada penambahan volume atau kuantitas uang yang beredar (kartal dan giral) dalam masyarakat. Penambahan jumlah uang yang beredar ini merupakan sumber utama penyebab inflasi, karena volume uang beredar lebih besar dari kesanggupan output untuk menyerap. Atau bisa dikatakan jumlah uang yang beredar jauh lebih besar dibandingkan jumlah barang. 2. Adanya perkiraan masyarakat akan kenaikan harga (expectations). Bila masyarakat memperkirakan harga – harga naik di masa yang akan datang, maka penambahan jumlah uang yang beredar akan sepenuhnya diwujudkan dalam permintaan efektif di pasar. Sehingga dengan laju volume uang yang beredar diikuti dengan kenaikan permintaan barang–barang maka akan mengakibatkan terjadinya kenaikan harga atau inflasi.
b. Teori Keynes. Keynes menyoroti faktor inflasi melalui pendekatan teori ekonomi makronya. Menurut teori yang dikeluarkan Keynes, inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan pendapatannya. Terjadinya inflasi melalui perebutan bagian rezeki diantara kelompok–kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut. Proses perebutan ini akhirnya diterjemahkan menjadi
Universitas Sumatera Utara
keadaan dimana permintaan masyarakat akan barang–barang selalu melebihi jumlah barang– barang yang tersedia. Hal ini akan menimbulkan inflationaty gap, yang timbul akibat golongan masyarakat yang berhasil merebut bagian pendapatan nasional yang lebih besar, secara riil diwujudkan dalam permintaaan di pasar, maka harga–harga akan naik sehingga timbullah inflasi. c. Teori Strukturalis. Teori ini dikembangkan dari struktur perekonomian negara – negara berkembang, khususnya pengalaman negara – negara Amerika Latin. Ada dua faktor yang menjadi masalah utama yang dapat menyebabkan inflasi dalam negara berkembang berdasarkan teori strukturalis : 1. Ketidakelastisan penerimaan ekspor. Yaitu ekspor yang berkembang secara lamban dibandingkan sektor lain dalam perekonomian. Hal ini disebabkan perkembangan kenaikan harga barang – barang komoditi negara berkembang yang berupa hasil alam dibandingkan perkembangan harga barang – barang industri. Adanya perkembangan ekspor yang lamban juga merupakan penyebab adanya kelambatan untuk mengimpor barang – barang yang dibutuhkan, terutama barang modal. Akibatnya negara tersebut terpaksa menetapkan kebijaksanaan yang menekankan pemakaian barang produksi dalam negeri walaupun barang hasil produksi dalam negeri lebih mahal harganya karena kurangnya efisiensi. Ongkos produksi yang tinggi menyebabkan harga barang menjadi lebih tinggi. Disamping itu, bila proses substitusi impor ini semakin meluas, kenaikan ongkos produksi
Universitas Sumatera Utara
juga akan makin meluas, sehingga makin banyak harga barang yang naik, maka terjadilah inflasi dalam perekonomian.
2. Ketidakelastisan dari supply atau produksi bahan makanan dalam negeri. Akibat pertumbuhan produksi bahan makanan tidak secepat pertumbuhan penduduk, maka harga bahan makanan cenderung meningkat melebihi kenaikan harga barang – barang lain. Kenaikan harga bahan makanan ini mengakibatkan tuntutan kenaikan upah kaum buruh atau pekerja yang dampaknya akan menaikkan ongkos produksi. Jika demikian, maka harga hasil produksi, baik pertanian maupun industri secara otomatis akan naik lagi. Selanjutnya berulang kembali kenaikan harga barang akan menuntut tingkat upah untuk dinaikkan. Begitu seterusnya, proses ini hanya akan berhenti apabila harga bahan makanan tidak ikut naik kembali. Akan tetapi faktor struktural perekonomian tidak bisa menghentikan kenaikan harga bahan makanan, sehingga akan terjadi dorong mendorong antara tingkat upah dengan kenaikan harga, dan tidak akan berhenti sampai struktur perekonomian dapat diubah. 3. Jenis – Jenis Inflasi 1. Jenis Inflasi dari Segi Tingkat Keparahannya. Pengelompokan inflasi dari segi tingkat keparahannya menitikberatkan pada seberapa besar laju inflasi dalam suatu periode tertentu. Disini inflasi dapat dibedakan menjadi : 1) Inflasi ringan, yaitu inflasi yang laju pertumbuhannya lebih kecil dari 10% per tahun.
Universitas Sumatera Utara
2) Inflasi sedang, yaitu inflasi yang laju pertumbuhannya antara 10% sampai dengan 30% per tahun. 3) Inflasi berat, yaitu inflasi yang laju pertumbuhannya antara 30% sampai dengan 100% per tahun. 4) Hiper inflasi, yaitu inflasi yang laju pertumbuhannya lebih dari 100% per tahun. 2. Jenis Inflasi dari Segi Sebabnya. 1) Inflasi tekanan permintaan (demand pull inflation). Yaitu inflasi yang timbul akibat permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. 2) Inflasi dorongan biaya (cost push inflation). Yaitu inflasi yang timbul akibat kenaikan ongkos produksi. 3) Inflasi campuran (mixed inflation). Yaitu inflasi yang unsur penyebabnya merupakan campuran antara tekanan permintaan dan tekanan biaya. Walaupun sering terjadi inflasi yang murni akibat tekanan permintaan atau tekanan biaya, tetapi setelah dampaknya terasa dalam perekonomian, dapat menyebabkan inflasi campuran. 4. Pengukuran Laju inflasi Tinggi rendahnya inflasi pada suatu negara pada suatu waktu tertentu tergantung pada indikator dan tahun dasar yang digunakan. Ada beberapa indikator yang biasanya digunakan untuk mengukur besarnya laju perubahan kenaikan inflasi.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa diantaranya adalah : 1. Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Indeks Biaya Hidup (IBH) Adalah indeks yang mengukur biaya sekelompok barang – barang atau jasa – jasa di pasar, termasuk harga – harga makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, perawatan, kesehatan dan komoditi lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang kehidupan sehari – hari. Setiap barang dan jasa memiliki nilai signifikasi yang berbeda – beda, sehingga dalam perhitungan angka indeksnya diberi bobot tertentu yang nilainya ditentukan berdasarkan rasio pengeluaran untuk barang tertentu tersebut dengan pengeluaran keseluruhan. 2. Indeks Harga Pedagang Besar (IHPB) Adalah suatu indeks dari harga bahan – bahan baku, produk antara (intermediate products), peralatan modal dan mesin yang diberi oleh sektor bisnis atau perusahaan. IHPB dimaksudkan untuk mengukur harga – harga pada tahap paling dini dari sistem distribusi, yang disusun dari harga – harga pada tingkat transaksi perdagangan pertama kalinya terjadi. 3. GNP (Gross National Product) Deflator Adalah perhitungan laju inflasi dengan memasukkan jumlah barang dan jasa yang mauk dalam GNP. GNP deflator diperoleh dengan membagi GNP nominal (atas dasar harga berlaku) dengan GNP riil (atas dasar harga konstan). Secara matematis ditulis dalam rumus:
GNP Deflator =
GNP NOMINAL x 100% GNP Riil
Universitas Sumatera Utara
5. Pengaruh Inflasi Menurut Nanga (2001 : 225), inflasi yang terjadi didalam suatu perekonomian memiliki beberapa pengaruh sebagai berikut : -
Inflasi akan mempengaruhi redistribusi pendapatan didalam masyarakat. Hal ini akan menyebabkan pendapatan riil seseorang meningkat, tetapi pendapatan riil seorang lainnya jatuh. Seseorang dengan pendapatan tetap misalnya Rp.10.000.000 per tahun, dengan adanya tingkat inflasi sebesar 10%, maka seseorang tersebut akan dirugikan sebesar Rp.1.000.000. Sementara orang yang mengalami kenaikan pendapatan lebih besar dibandingkan tingkat inflasi, atau orang yang memiliki kekayaan (bukan dalam bentuk uang), dimana nilainya berkembang lebih besar dari tingkat inflasi tidak akan terkena dampak negatif, bahkan diuntungkan dengan naiknya pendapatan riil.
-
Inflasi dapat menyebabkan penurunan didalam efisiensi ekonomi (economic efficiency), atau biasa disebut “efficiency effect of inflation”. Hal ini dapat terjadi karena inflasi dapat mengalihkan sumber daya dari investasi yang produktif ke investasi yang tidak produktif sehingga mengurangi kapasitas ekonomi produktif.
-
Inflasi dapat menyebabkan perubahan – perubahan didalam output dan kesempatan kerja, dengan cara lebih langsung dengan memotivasi perubahan untuk memproduksi lebih atau kurang dari yang telah dilakukan, dan juga memotivasi orang untuk bekerja lebih atau kurang dari yang telah dilakukan selama ini. Efek inflasi ini biasa juga disebut “output and employment effect of inflation”.
Universitas Sumatera Utara
-
Inflasi dapat menciptakan suatu lingkungan yang tidak stabil (unstable environment) bagi keputusan ekonomi. Jika sekiranya konsumen memperkirakan bahwa tingkat inflasi dimasa mendatang akan naik, maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian barang – barang dan jasa secara besar – besaran pada saat sekarang. Begitu pula halnya dengan bank atau lembaga peminjaman lainnya, jika sekiranya mereka menduga bahwa tingkat inflasi akan naik dimasa mendatang, maka mereka akan mengenakan tingkat bunga kredit yang tinggi sebagai langkah perlindungan dalam menghadapi penurunan atas kekayaan dan pendapatan riilnya.
D. Return on Investment (ROI) Salah satu faktor yang mempengaruhi investor untuk menanamkan investasinya di suatu perusahaan tertentu selain untuk mendapatkan keuntungan berupa capital gain dan pembagian deviden adalah sejauh mana tingkat pengembalian investasi (return) yang bisa diperoleh. Dalam hal ini, return yang dimaksud adalah laba yang tidak dibagikan dan tetap ditanamkan didalam perusahaan. Tujuan utamanya biasanya adalah untuk modal melakukan ekspansi usaha dalam skala yang lebih besar. Sebagai contoh, pada tahun 2009 yang lalu, dari 475 perusahaan yang listing di BEI hanya 168 perusahaan yang membagikan deviden kepada para investornya. Laporan keuangan, khususnya informasi laba/rugi dan neraca merupakan informasi atau fakta yang dapat mempengaruhi efek perusahaan. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) no.1 menyatakan bahwa informasi laba/rugi pada umumnya merupakan
Universitas Sumatera Utara
perhatian utama dalam menaksir earning power perusahaan dimasa yang akan datang. Demikian pula dengan neraca dimana aktiva perusahaan dipaparkan, yang nantinya berkaitan dengan laporan laba/rugi akan menjadi dasar penilaian sejauh mana investasi di perusahaan tersebut dapat menguntungkan. Pengaruhnya dalam pasar modal sendiri adalah menyangkut reaksi dari investor dalam merespon informasi keuangan tersebut untuk perkiraan return yang diperoleh dalam melakukan investasi berupa pembelian efek perusahaan yang bersangkutan. Dalam dunia perbankan, laporan keuangan suatu bank dapat dilihat per bulannya melalui laporan keuangan publikasi bank yang disampaikan ke bank sentral. Return on Investment (ROI) adalah rasio yang memperbandingkan laba setelah pajak (earning after tax) dengan rata-rata total asset. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik pula keadaan suatu perusahaan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan (Kasmir, 2008:202). Inilah yang menjadikan konsep ROI secara umum lebih baik dibandingkan dengan penilaian laba/rugi atau neraca secara terpisah. Secara matematis, ROI dapat dirumuskan sebagai berikut :
ROI =
Laba Setelah Pajak x 100% Rata − Rata Total Asset
Dimana :
Rata − Rata Total Asset =
Total Asset t − Total Asset 2
t −1
Universitas Sumatera Utara
Kelebihan konsep Return on Investment (Abdullah, 2005:58-59) antara lain : 1) ROI berguna sebagai alat kontrol dan juga untuk keperluan perencanaan. Misalnya, ROI dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apabila perusahaan akan melakukan ekspansi 2) ROI dipergunakan sebagai alat pengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan 3) Kegunaan ROI yang paling prinsip berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal, efisiensi produksi dan efisiensi penjualan ROI dari suatu perusahaan dapat ditingkatkan dengan jalan sebagai berikut : 1) Meningkatkan penjualan Peningkatan penjualan dapat dilakukan dengan cara menaikkan harga jual produk tanpa harus meningkatkan biaya variabel per unit ataupun biaya tetap. Atau dengan kenaikan harga penjualan dengan proporsi yang lebih besar dari kenaikan biaya serta tidak terjadi kenaikan yang proporsional dalam aktiva. 2) Memangkas Beban Pemangkasan beban/biaya adalah yang pertama dilakukan perusahaan saat penjualan mengalami kemerosotan. Hal ini dilakukan dengan mencari biaya yang dipotong dengan segera, atau dengan pemotongan waktu maintenance mesin-mesin dan mendorong karyawan bekerja lebih efisien. 3) Mengurangi Aset Pengguntingan terhadap kelebihan investasi dalam perusahaan dapat berpengaruh signifikan terhadap angka Return on Investment (ROI). Pengurangan investasi-
Universitas Sumatera Utara
investasi yang berlebihan dilakukan dengan penghapusan aktiva-aktiva yang tidak lagi produktif ataupun tidak lagi dipergunakan.
E. Kurs ( Nilai Tukar ) 1. Pengertian Nilai Tukar Dalam perdagangan internasional, transaksi jual beli barang dan jasa terjadi antar masyarakat suatu negara dengan masyarakat negara lainnya yang menghendaki pembayaran dalam mata uang masing – masing yang berbeda satu sama lainnya, atau paling tidak dalam mata uang tertentu yang dapat diterima secara internasional. Mata uang yang paling banyak digunakan dalam perdagangan antar negara adalah Dollar Amerika Serikat. Oleh karena itu Dollar AS mendapat julukan sebagai mata uang penggerak, yaitu mata uang terkemuka yang digunakan sebagai satuan nilai kontrak internasional dalam perdagangan. Hal ini didukung oleh peran Amerika Serikat sebagai pusat perdagangan dunia. Dalam perdagangan internasional, pertukaran antar satu mata uang dengan mata uang negara lain menjadi hal yang terpenting untuk mempermudah transaksi jual beli barang dan jasa. Dari pertukaran inilah terdapat perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut, dan inilah yang disebut dengan nilai tukar atau kurs. Jadi secara umum kurs dapat diartikan sebagai harga suatu mata uang terhadap mata uang asing atau harga mata uang luar negeri terhadap mata uang domestik (Lindert, 1999:336). Nilai tukar memainkan peranan sentral dalam perdagangan internasional, karena dengan mengetahui nilai tukar, kita bisa membandingkan harga – harga segenap barang dan jasa
Universitas Sumatera Utara
yang dihasilkan oleh berbagai negara sehingga dapat dijadikan instrument rujukan dalam kegiatan ekspor dan impor. Dalam mekanisme pasar, nilai tukar dari suatu mata uang akan selalu mengalami fluktuasi yang berdampak langsung terhadap harga barang – barang ekspor dan impor. Naik turunnya nilai tukar mata uang suatu negara dapat dibagi atas dua bagian : 1. Apresiasi, yaitu menguatnya nilai tukar suatu mata uang secara otomatis akibat dari bekerjanya kekuatan – kekuatan permintaan dan penawaran atas mata uang yang bersangkutan dalam mekanisme pasar bebas. Sebagai akibat dari perubahan menguatnya nilai tukar valuta negara tersebut, maka harga produk negara itu bagi pihak luar negeri akan menjadi lebih mahal, sedangkan harga barang impor bagi penduduk domestik menjadi lebih murah. 2. Depresiasi, yaitu menurunnya nilai tukar suatu mata uang secara otomatis akibat dari bekerjanya kekuatan – kekuatan permintaan dan penawaran atas mata uang yang bersangkutan dalam mekanisme pasar bebas. Sebagai akibat dari perubahan menurunnya nilai tukar valuta negara tersebut, maka harga produk negara itu bagi pihak luar negeri akan menjadi lebih murah, sedangkan harga barang impor bagi penduduk domestik menjadi lebih mahal. 2. Teori Nilai Tukar Ada beberapa teori ekonomi yang membahas tentang nilai tukar uang (Salvatore, 1997:429-432) :
Universitas Sumatera Utara
1) Pendekatan Perdagangan Elastis Terhadap Pembentukan Nilai Tukar. Pendekatan perdagangan elastis terhadap nilai tukar ditentukan oleh besar kecilnya perdagangan barang dan jasa yang berlangsung diantara kedua negara tersebut. Menurut pendekatan ini, kurs equilibrium adalah kurs yang menyeimbangkan nilai ekspor dan impor suatu negara jika nilai impor negara tersebut lebih besar daripada nilai ekspornya. Penurunan nilai tukar mata uang akan membuat harga berbagai komoditi ekspornya menjadi lebih murah bagi importer atau pihak asing, sedangkan berbagai produk barang dan jasa impor menjadi lebih mahal bagi penduduk domestik. Akibatnya lambat laun ekspor negara tersebut akan mengalami kenaikan sedangkan impornya akan terus menurun sampai akhirnya nilai perdagangan internasional benar – benar seimbang. Karena kecepatan proses penyesuaian ditentukan oleh seberapa responsif atau seberapa elastis impor dan ekspor terhadap perubahan harga – harga, maka pendekatan ini lebih popular dengan pendekatan elastisitas. Cara yang lain yang perlu ditempuh oleh negara tersebut untuk menyeimbangkan perdagangan internasional dan memperbaiki tukar mata uangnya adalah dengan menerapkan kebijakan – kebijakan domestik tertentu dalam rangka mengurangi pembelanjaan domestik untuk menghasilkan produk – produk ekspor dan substitusi impor sehingga memungkinkan berfungsinya pendekatan elastis. 2) Pendekatan Moneter Pendekatan moneter merumuskan bahwa nilai tukar tercipta dalam proses penyamaan stok atau total permintaan dan penawaran mata uang nasional masing – masing negara. Penawaran uang di suatu negara diasumsikan dapat ditetapkan secara independen oleh
Universitas Sumatera Utara
otoritas moneter dari negara bersangkutan. Namun sebaliknya permintaan uang sangat ditentukan oleh tingkat pendapatan riil negara tersebut atau harga – harga umum dan suku bunga. Semakin tinggi pendapatan riil dan harga – harga di suatu negara, maka semakin besar permintaan uang di negara tersebut karena setiap perusahaan ataupun individu membutuhkan lebih banyak uang untuk transaksi hariannya. Di lain pihak, semakin tinggi suku bunga maka semakin tinggi biaya oportunitas penyimpanan uang (uang tunai atau simpanan yang tidak menghasilkan bunga) sehingga setiap orang akan memilih asset atau sekuritas yang menghasilkan bunga seperti obligasi atau deposito perbankan. Itu berarti tingkat bunga memiliki hubungan terbalik dengan tingkat permintaan uang. 3) Pendekatan Keseimbangan Portofolio Pendekatan ini merumuskan bahwa nilai tukar mata uang sesungguhnya terbentuk dalam proses dan penyeimbangan stok atau total permintaan dan penawaran aset – aset finansial dalam setiap negara. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut : -
Obligasi domestik dan obligasi luar negeri sebagai substitusi yang tidak sempurna
-
Memperhitungkan arti penting perdagangan (sektor riil)
Menurut pendekatan ini, kenaikan penawaran uang domestik akan mendorong terjadinya kemerosotan di negara bersangkutan sehingga akan membuat para investor menukarkan obligasi domestiknya menjadi mata uang domestik dan obligasi luar negeri. Pembelian secara besar – besaran atas obligasi luar negeri itu tentunya akan menimbulkan depresiasi atas mata uang domestik. Selanjutnya depresiasi itu merangsang peningkatan ekspor negara domestik dan sekaligus menyurutkan impor. Hal ini menciptakan surplus
Universitas Sumatera Utara
perdagangan bagi domestik yang segera disusul oleh apresiasi mata uangnya. Apresiasi ini meredam sebagian depresiasi yang terjadi sebelumnya. 3. Sistem Nilai Tukar 1) Sistem Nilai Tukar Mengambang ( Floating Exchange Rate System ) Perubahan nilai kurs terjadi disebabkan oleh kekuatan permintaan di satu sisi dan kekuatan penawaran di sisi lain. Berarti kurs semata – mata ditentukan oleh kedua pelaku pasar sehingga sistem ini juga disebut sebagai kurs pasar atau kurs bebas. 2) Sistem Nilai Tukar Tetap ( Fixed Exchange Rate System ) Pada sistem nilai tukar tetap, pemerintah berperan aktif melakukan intervensi dalam pasar valuta asing untuk mempertahankan nilai tukar mata uang agar tetap berada pada tingkat tertentu. 3) Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali ( Controlled Exchange Rate System ) Pada sistem ini, fluktuasi nilai tukar diambangkan pada suatu rentang intervensi tertentu. Otoritas moneter (bank sentral) berperan untuk mengembalikan nilai tukar tersebut kedalam rentang nilai tukarnya semula apabila fluktuasi telah melebihi rentang yang ditentukan.
F. Penelitian Terdahulu 1. Skripsi : Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Jual Saham di Bursa Efek Jakarta. Diajukan oleh Ahmad Fazli, mahasiswa Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi USU. NIM : 990501001. Variabel dependen : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Universitas Sumatera Utara
Variabel independen : SBI, Inflasi, Kurs R2 = 33,9 % 2. Skripsi : Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Diajukan oleh Ananto Sarono Wicaksono, mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri Semarang. NIM : 3351403043. Variabel dependen : Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Variabel independen : ROA (Return on Asset), EPS (Earning per Share), DPR (Dividend Payout Ratio). R2 = 43,6 3. Skripsi : Pengaruh Inflasi, Kurs, Investasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Terhadap Harga Saham Dan Volume Perdagangan Saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Tbk). Di Bursa Efek Indonesia. Diajukan oleh Leo Ibrahim Sihombing, mahasiswa ekstensi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi USU. NIM : 050523064. Variabel dependen : Harga Saham BRI Variabel Independen : Inflasi, Kurs, Investasi, dan SBI R2 = 33%
Universitas Sumatera Utara