BAB II LANDASAN TEORI
A. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Secara sederhana, “pasar” bisa diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Bersamaan dengan berkembangnya peradaban manusia, pengertian “pasar” bertambah luas. Saat ini berkembang berbagai jenis pasar modern termasuk di dalamnya pasar modal. Bahkan, di pasar modal produk yang diperjualbelikan tidak lagi berwujud barang melainkan surat berharga (efek). Pasar modal (capital market) merupakan salah satu elemen penting dan tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara. Salah satu ciri-ciri negara industri maju maupun negara industri baru adalah adanya pasar modal yang tumbuh dan berkembang dengan baik. Dari angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), kita bisa mengetahui kondisi perusahaanperusahaan yang dilisting di bursa efek. IHSG juga dapat mencerminkan kondisi perekonomian suatu negara. Pasar modal juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk mengundang masuknya investor asing dan dana-dana asing guna membantu kemajuan perekonomian.55
55
Iswi Hariyani, R. Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, Jakarta: Visimedia, 2010, hal. 8.
49
50
Pengertian pasar modal adalah pasar tempat memperdagangkan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, misalnya saham, obligasi, reksadana, produk derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi pemerintah sekaligus sebagai sarana bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi. Pasar modal sesuai UU Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 diartikan sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”56. Investasi di pasar modal atau bursa efek memang lebih berisiko dibandingkan dengan investasi tabungan dan deposito. Investor membeli produk keuangan di pasar modal karena ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada yang didapatkan dari tabungan dan deposito. 2. Landasan Hukum Pasar Modal Pasar modal di Indonesia mempunyai dasar hukum, di antara dasar hukum pasar modal Indonesia adalah sebagai berikut57: a) Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal
56
Iswi Hariyani, R. Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal , hal. 8. Badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan “Regulasi pasar modal”, http://www.bapepam.co.id/pasar_modal/regulasi_pm/index.htm. Diakses tanggal 10 Desember 2014. 57
51
b) Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 2004 tentang perubahan atas peraturan pemerintah No. 45 tahun 1995 tentang penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal. c) Kepmenkeu Nomor 1548/KMK. 013/1990 tentang pasar modal sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 284/UMK. 010/1995. 3. Fungsi Pasar Modal Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan sebagai fungsi ekonomi karena pada pasar modal disediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan 2 kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana. Dengan adanya pasar modal, maka perusahaan publik dapat memperoleh dana dari masyarakat melalui penjualan efek saham melalui prosedur IPO atau efek utang (obligasi)58. 4. Peran, Manfaat Sifat Pasar Modal59 Pasar modal memiliki empat peran, yaitu sebagai berikut: a) Pasar modal berperan mempertemukan pihak penjual efek (pihak yang butuh dana untuk modal usaha, yaitu perusahaan emiten)
58
Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, hlm. 14. 59 Iswi Hariyani, R. Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, hal. 11
52
dengan pihak pembeli efek (pihak yang menawarkan dana, yaitu masyarakat investor atau pemodal. b) Pasar modal berperan sebagai lembaga penghubung dalam pengalokasian dana masyarakat secara efisien, transaparan, dan akuntabel. c) Pasar modal berperan menyediakan berbagai macam instrumen investasi yang dapat
memungkinkan adanya
diversifikasi
portofolio investasi d) pasar modal berperan mengajak masyarakat investor untuk ikut serta memiliki perusahaan publik yang sehat dan berprospek baik. Berikut ini di antara manfaat keberadaan pasar modal: a) Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan terciptanya alokasi sumber dana secara optimal. b) Memberikan
wahana
investasi
bagi
investor,
sekaligus
memungkinkan adanya upaya diversifikasi portofolio investasi. c) Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan prospektif. Industri pasar modal memiliki sifat yang unik karena alasan-alasan berikut: a) Merupakan cermin kegiatan ekonomi suatu negara [yang digambarkan melalui fluktuasi indeks harga saham gabungan (IHSG)].
53
b) Bersifat dinamis dan terus menerus memerlukan inovasi baru dan adaptasi berkelanjutan c) Industri ini tergolong industri yang sangat banyak diatur oleh kebijakan pemerintah
sebab
industri
berkaitan
dengan
dana-dana
milik
masyarakat.
B. Pasar Modal Syariah 1. Pengertian Pasar Modal Syariah Secara sederhana, pasar modal syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah islam. Oleh karena itu instrumen yang diperdagangkan tidak boleh terkait dengan kegiatan bisnis yang diharamkan seperti riba, perjudian, spekulasi, produsen minuman keras, dan lain-lain. Pasar modal syariah di Indonesia secara resmi diluncurkan 14 Maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara Bapepam-LK dengan Dewan Syariah Nasional-
Majelis
Ulama
Indonesia
(DSN-MUI).
Kegiatan
operasionalnya pasar modal syariah di Indonesia diatur berdasarkan Fatwa DSN-MUI dan peraturan Bapepam-LK. Pemerintah dan DPR juga telah menerbitkan UU Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara60. Walaupun secara resmi diluncurkan pada tahun 2003, instrumen pasar modal syariah telah hadir di Indonesia sejak 1997. Berdasarkan peraturan Bapepam Nomor IX.A.13 (Kep-
60
Iswi Hariyani, R. Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, hal. 351
54
130/BL/2006) tentang penerbitan efek syariah, instrumen yang dapat diperdagangkan di pasar modal syariah di Indonesia terdiri dari saham syariah, obligasi syariah (sukuk), reksadana syariah, dan efek beragun aset syariah. Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya
terutama
mengenai
emiten.
Jenis
efek
yang
diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Pasar modal syariah secara prinsip berbeda dengan pasar modal konvensional. Sejumlah instrumen syariah sudah digulirkan di pasar modal Indonesia seperti dalam bentuk saham dan obligasi dengan kriteria tertentu yang sesuai dengan prinsip syariah 61. Di pasar modal Indonesia, prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak diwujudkan dalam bentuk “saham syariah” maupun “saham non-syariah”, tetapi berupa pembentukan indeks harga saham yang memenuhi prinsip-prinsip syariah yang dinamakan Jakarta Islamic Index (JII). JII yang ada di bursa efek Indonesia terdiri atas 30 saham perusahaan yang dinilai telah memenuhi kriteria syariah yang ditetapkan oleh DSN-MUI. 2. Fungsi Pasar Modal Syariah Diantara fungsi keberadaan pasar modal syariah adalah sebagai berikut: a) Meningkatkan pemilik investasi berpartisipasi secara penuh dalam perusahaan dengan sistem bagi hasil dan risiko. 61
hlm. 46
Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah, Malang: UIN-Maliki Press, 2010,
55
b) Meningkatkan pemegang saham memperoleh likuiditas dengan menjual saham yang mereka miliki sesuai dengan sistem di pasar modal c) Memperbolehkan perusahaan untuk meningkatkan modal eksternal untuk membangun dan meningkatkan produksi mereka. d) Mengindarkan operasi bisnis perusahaan dari perubahan harga saham jangka panjang pendek yang merupakan karakteristik utama dari pasar modal non-islam. e) Memungkinkan investasi dalam ekonomi menjadi cermin kinerja perusahaan dengan melihat harga saham perusahaan tersebut.
C. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dibuat perusahaan sangat bermanfaat bagi stakeholder. Stakeholder ini perlu mengetahui bagaimana kinerja perusahaan. Untuk itu, mereka tergantung pada laporan keuangan perusahaan yang dimumkan secara priodik sebagai sarana penyedia informasi mendasar tentang kinerja keuangan perusahaan62. Laporan keuangan yang dianalisis adalah laporan laba rugi dan neraca. Laporan keuangan ini digunakan untuk berbagai macam tujuan. Setiap penggunaan yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda pula.
62
David Sukardi Kodrat dan Kurniawan Indonanjaya, Manajemen Investasi Pendekatan Teknikal dan Fundamental untuk Analisis Saham. Graha Ilmu Yogyakarta, 2010, hlm.187.
56
Informasi yang didasarkan pada analisis keuangan mencakup penilaian keadaan keuangan korporasi, baik yang telah lampau, saat sekarang dan ekspetasi kepada masa yang akan datang. Tujuan analisis ini adalah untuk mengidentifikasi setiap kelemahan dan keadaan keuangan yang dapat menimbulkan masalah di masa depan dan menentukan setiap kekuatan yang dapat digunakan. Analisis rasio keuangan merupakan alat utama dalam analisis keuangan, analisis ini dapat dipergunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan keuangan perusahaan63. 2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan Adapun tujuan laporan keuangan ini disusun adalah64 : 1. Sebagai bahasa bisnis yang mudah dimengerti oleh semua pihak. 2. Menunjukkan logika hubungan timbal-balik antara pos-pos dalam laporan keuangan. Manfaat laporan keuangan ini adalah : 1. Bagi manajemen: sebagai dasar untuk member kompensasi. 2. Bagi Pemilik Perusahaan: sebagai dasar untuk menilai peningkatan nilai perusahaan (value of firm). 3. Bagi Supplier: untuk mengetahui besarnya kemungkinan pembayaran utang.
63
Manahan P Tampubolon, Manajemen Keuangan (Finance Management), Ghalia Indonesia, 2007, hlm. 20. 64 David sukardi ibid
57
4. Bagi bank: sebagai bukti bahwa perusahaan likuid dan mempunyai cukup working capital. 3. Komponen Laporan Keuangan Setelah adanya konvergensi IFRS di Indonesi, terjadi perubahan komponen laporan keuangan. Berikun adalah perubahan komponen laporan keuangan yang lengkap. Tabel 2.1 Perubahan Komponen Laporan Keuangan Menurut PSAK Lama Menurut PSAK Baru 1. Neraca 1. Laporan Posisi Keuangan 2. Laporan Laba Rugi 2. Laporan Laba Rugi 3. Laporan Perubahan Komprehensif Ekuitas 3. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Arus Kas 4. Laporan Arus Kas 5. Catatas atas Laporan 5. Catatan atas Laporan Keuangan Keuangan 6. Laporan Posisi Keuangan Awal Periode Sumber : IAI 2009 Berikut adalah gambaran umum mengenai keenam komponen laporan keuangan setelah adanya konvergensi IFRS menurut PSAK No. 1 (IAI, 2009), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini : a.
Laporan posisi kuangan pada akhir periode Merupakan laporan yang menyediakan informasi mengenai nilai dan jenis investasi perusahaan, kewajiban perusahaan kepada kreditur dan ekuitas pemilik. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuditas dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkunngan. Laporan posisi keuangan
58
perusahaan dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menghitung tingkat hasil pengembalian, mengevaluasi
struktur modal
perusahaan dan memperhitungkan likuiditas dan fleksibilitas keuangan perusahaan. b. Laporan laba rugi komprehensif selama periode Laporan laba rugi berfungsi untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan antara tanggal nerasa. Laporan ini mencerminkan aktivitas operasi perusahaan yang menyediakan rincian pendapatan, beban, untung dan rugi prusahaan untuk suatu periode waktu. Laporan laba rugi dapat digunakan untuk mengetahui indikasi profitabilitas perusahaan. c. Laporan perubahan ekuitas selama periode Laporan ini menyajikan perubahan-perubahan pada pos ekuitas. Laporan ini bermanfaat untuk mengidetifikasi alas an perubahan klain pemegang ekuitas atas aktivitas perusahaan. d. Laporan arus kas selama periode Laporan ini menyajikan dan melaporkan arus kas masuk dan keluar bagi aktivitas operasu, investasi dan pendanaan perusahaan secara terpisah selama suatu periode tertentu. e. Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya. Dalam PSAK No. 1 (2009) dinyatakan bahwa :
59
“Catatan Atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atas rincian jumlah yang tertera dalam neraca. Laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam PSAK serta pengungkan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar” f. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif Laporan posisi keuangan pada awal periode ini disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. D.
Manajemen Laba 1.
Pengertian Manajemen Laba
Manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan ekternal dengan sengaja untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi.65 Menurut Schipper manajemen laba adalah campur tangan dalam proses penyusunan pelaporan keuangan eksternal, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi (pihak yang tidak setuju mengatakan bahwa hal ini hanyalah upaya untuk memfasilitasi operasi yang tidak memihak dari sebuah proses). Menurut National Association of Certified Fraud Examiners manajemen laba adalah kesalahan atau kelalaian yang disengaja dalam membuat laporan mengenai fakta material atau data akuntansi
65
Rahmita Wulandari, Analisis Pengaruh Good Corporate Govenrance dan Leverage terhadap Manajemen Laba studi pada Perusahaan Non Keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011, 2013, Skripsi Universitas Diponegoro.
60
sehingga menyesatkan ketika semua informasi iitu dipakai untuk
membuat
pertimbangan
yang
akhirnya
akan
yang
menyebabkan orang yang membacanya akan mengganti atau mengubah pendapat atau keputusannya. Menurut Fisher dan Rosenzweig manajemen laba adalah laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa menyebabkan kenaikan (penurunan) keuntungan ekonomi perusahaan jangka panjang.66 Manajemen laba (Earning Management) adalah potensi manajemen
akrual
perusahaan
atau
untuk
memperoleh
pihak-pihak
tertentu
keuntungan. untuk
Upaya
merekayasa,
memanipulasi informasi, bahkan melakukan tindakan manajemen laba yang dapat menyebabkan laporan keuangan tidak lagi mencerminkan nilai fundamentalnya, karena laporan keuangan seharusnya berfungsi sebagai media komunikasi manajemen dengan pihak eksternal atau antara perusahaan dengan pemangku kepentingan.67 2.
Motivasi Manajemen Laba Secara umum ada beberapa motivasi yang mendorong manajer untuk berperilaku opoertunis, yaitu motivasi bonus, kontrak, politik, pajak, perubahan CEO, IPO atau SEO, dan mengkomunikasikan
66
Sri sulistyanto, Manajemen Laba Teori Empiris dan Praktek, (Jakarta : PT RajaGrafindo, 2008) hlm. 49. 67 Subhan, Pengaruh Good Corporate Governance dan Leverage Keuangan terhadap Manajemen LabaPerusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 20092010, Tesis Universitas Madura.
61
informasi ke investor. Pengelompokan ini sejalan dengan tiga hipotesis utama dalam teori akuntansi positif, yang menjadi dasar pengembangan pengujian hipotesis untuk mendeteksi laba (Watts dan Zimmerman, 1986), yaitu68 : a. Hipotesis program bonus (Bonus plan hypothesis) Bonus plan hypothesis menyatakan bahwa “managers of firms with bonus plans are more likely to use accounting methods that increase current periode reported income”. Ada bukti empiris yang menyatakan bahwa perjanjian (kontrak) bisnis manajer dengan pihak lain merupakan salah satu mempengaruhi
tingkat
manajemen
laba
faktor
yang
yang dilakukan
perusahaan. Ada variabel yang selama diuji berkaitan dengan perjanjian bisnis itu, yaitu bonus atau kompensasi manajerial. Dalam bonus atau kompensasi manajerial, pemilik perusahaan berjanji bahwa manajer akan menerima sejumlah bonus jika kinerja perusahaan mencapai jumlah tertentu. Janji bonus inilah yang merupakan alasan bagi manajer untuk mengelola dan mengatur labanya pada tingkat tertentu sesuai dengan yang disyaratkan agar dapat menerima bonus. b. Hipotesis perjanjian hutang (Debt (equity) hypothesi) Debt (equity) hypothesis yang menyatakan bahwa “the larger the firms debt to eqity ratio, the more likely managers use
68
Sri Sulistyanto, Manajemen Laba Teori Empiris dan Praktek, hlm. 45-46
62
accounting methods that increase income”. Dalam konteks perjanjian hutang manajer akan mengelola dan mengatur labanya agar kewajiban hutang yang seharusnya diselesaikan pada tahun tertentu dapat ditunda untuk tahun berikutnya. Hal ini merupakan upaya manajer untuk mengelola dan mengatur jumlah laba yang merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban hutangnya. c. Hipotesis biaya politik (The political hypothesis) Biaya politik adalah suatu rekayas laba dengan tujuan untuk meminimalkan resiko politik. Perusahaan yang berhadapan dengan biaya politik, cenderung untuk melakukan rekayasan penurunan laba dengan tujuan untuk meminimalkan biaya politik yang harus mereka tanggung. Biaya politik muncul dikaenakan profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat menarik perhatian media dan konsumen. Biaya politik mencakup semua biaya yang haru ditanggung oleh perusahaan terkait dengan tindakan-tindakan politis seperti antitrust, regulasi, subsidi pemerintah, pajak, tarif, tuntutan buruh dan lain sebagainya. E. Leverage 1.
Pengertian Leverage Rasio Leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai denngan utang. Penggunaan utang yang terlalu utang akan membahayakan perusahaan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage (utang extreme) yaitu
63
perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan dari mana sumber-sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang.69 Leverage adalah kemampuan Perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan bagi pemilik perusahaan. Untuk mengatur leverage digunakan rasio leverage. Rasio ini membandingkan antara total hutang dengan total aktiva dan indkator yang digunakan merupakan skala rasio.70 Rasio Sovabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai denga utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan. Dalam praktiknya, apabila dari hasil perhitungan, perusahaan ternyata
69 70
memiliki
rasio
solvabilitas
yang
tinggi,
hal
ini
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan,(Bandung : Alfabeta, 2012) hlm. 127 Syamsuddin Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 1998) hlm.27
64
akanberdampak timbulnya risiko kerugian lebih besar, tetapi juga ada kesempatan mendapat laba juga besar. Sebaliknya apabila perusahaan
memiliki
rasio
solvabilitas
lebih
rendah
tentu
mempunyai risiko kerugian lebih kecil pula, terutama pada saat perekonomian menurun. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi.71 Perusahaan yang mempunyai rasio leverage tinggi akibat besarnya jumlah utang dibandingkan dengan aktiva yang memiliki perusahaan, diduga melakukan melakukan manajemen laba karen perusahaan terancam default yaitu tidak dapat memenuhhi kewajiban pembayaran utang pada waktunya. Perusahaan akan berusaha menghindarinya dengan membuat kebijaksanaan yang dapat meningkatka pendapatan maupun laba.72 2. Tujuan dan Manfaat Rasio Leverage Untuk memilih menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman haruslah menggunakan beberapa perhitungan. Seperti diketahui bahwa penggunaan modal sendiri atau dari modal pinjaman akan memberikan dampak tertentu bagi perusahaan. Pihak manajemen harus pandai mengatur rasio kedua modal tersebut. Pengaturan rasio yang baik akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan guna
71
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta : PT RajaGrafindo, 2012) hlm. 151-152. Widyaningdya, Agnest Utari 2001 Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap earnings manajemen pada perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 3 Nov. 2003. 72
65
menghadapi segala kemmungkinan yang akan terjadi. Namun semua kebijakan ini tergantung dari tujuan perusahaan secara keselluruhan. Berikut adalah beberapa tujuan perusahaan dengan menggunakan rasio leverage yakni73 : a. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya (kreditor). b. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga) c. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal. d. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. e. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva. f. Untuk menilai atau mengukur berapa bgian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. g. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat sekian kalinya modal senidri yang dimiliki. h. Tujuan lainnya Sementara itu, manfaat rasio solvabilitas atau leverage ratio adalah :
73
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, hlm. 153.
66
a. Untuk
menganalisis
kemampuan
posisi
perusahaan
terhadap
kewajiban kepada pihak lainnya. b. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga) c. Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal. d. Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. e. Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. f. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bgian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. g. Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya modal sendiri. h. Manfaat lainnya.
Intinya adalah dengan analisis rasio solvabilitas, perusahaan akan mengetahui beberapa hal berkaitan dengan penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman serta mengetahui rasio kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Setelah diketahui, manajer keuangan dapat mengambil kebijakan yang dianggap perlu guna menyeimbangkan penggunaan modal. Akhirnya, dari rasio ini
67
kinerja manajemen selama ini akan terlihat apakah sesuai tujuan perusahaan atau tidak. 3. Jenis-jenis Rasio Leverage Biasanya penggunaan rasio solvabilitas atau leverage disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Artinya perusahaan dapat menggunakan rasio leverage secara keseluruhan atau sebagian dari masing-masing jenis rasio solvabilitas yang ada. Penggunaan rasio secara keseluruhan, artinya seluruh jenis rasio yang dimiliki perusahaan, sedangkan sebagian artinya perusahaan hanya menggunakan beberapa jenis rasio yang dianggap perlu untuk mengetahui. Dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain74: a. Debt to asset ratio (debt ratio) Rasio ini merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. b. Debt to equity ratio Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio dengan
74
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, hlm. 154.
68
caramembandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancer dengan seluruh ekuitas. c. Long term debt to equity ratio Rasio ini merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. d. Times interest earned Rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Rasio ini juga diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga. e. Fixed charge coverage Rasio yang menyerupai rasio rasio time interested earned. Hanya saja bedanya dalam rasio ini dilakukan, apabila perusahaan memperoleh jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan sewa. Biaya tetap merupakan biaya bungan ditambah kewajiban sewa tahunan atau jangka panjang. F. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menrt berbagai cara, antara lain : log total aktiva,log total penjualan, kapitalisasi pasar. Pada dasarnya
ukuran
69
persahaan hanya terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu perusahaan besar, menengah dan kecil.75 Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktur yang berpengaruh terhadap manajemen laba perusahaan. Perusahaan besar cenderung bertindak hati-hati dalam melakukan pengellaan perusahaan dan cenderung melakukan pengelolaan laba secara efisien. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga merekan akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat. Perusahaan yang berkran besar memiliki basis pemegang kepentingan yang lebih las, sehingga berbagai kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Bagi investor, kebijakan perusahaan akan berimplikasi terhadap prospek cash flow di masa yang akan datang. Ukuran perusahaan yang bisa dipakai untuk menentukan tingkat perusahaan adalah76 : a. Tenaga kerja, merupakan jumlah pegawai tetap dan kontraktor yang terdaftar atau bekerja di perusahaan pada suatu saat tertentu.
75
Arlita Marcella Sdibyo, Pengaruh Struktur Corporate Governance dan ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba Stdi Empiris pada Perusahaan Jasa non Keuangan yang terdaftar di Brsa Efek Indonesia tahun 2009-2011, 2013, Skripsi Universiitas Diponegoro. 76 Restuwulan, Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba Penelitian pada Perusahaan di Sektor Industri Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011, 2013, Skripsi Universitas Widyatama.
70
b. Tingkat penjualan, merupakan volume penjualan suatu perusahaan pada periode tertentu misalnya satu tahun. c. Total utang ditambah dengan nilai pasar saham biasa, merupakan jumlah utang dan nilai pasar saham biasa perusahaan pada saat atau suatu tanggal tertentu. d. Total asset, merupakan keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu. Klasifikasi ukuran perusahaan menurut Small Bussiness Administration (SBA) yaitu : Tabel 2.2 Klasifikasi Ukuran Perusahaan Menurut SBA Small Employment Asset Size Sales Size Bussiness Size Family Size 1–4 Under $100.000 $100.000 – 500.000 Small 5 – 19 $100.000 – 500.000 $ 500.000 – 1 million Medium 20 – 99 $500.000 – 5 million $ 1 million – 10 million Large 100 – 499 $5 – 25 million $10 million – 50 million Sumber : Small Bussiness Administration (Restuwulan, 2013)
G. Profitabilitas 1. Pengertian Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan
71
menggunakan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laba rugi.77 Rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukab oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan.78 Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut. Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan, mereka telah berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa periode. Namun, sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil mencapai target yang telah ditentukan, ini akan menjadi pelajaran bagi manajemen unuk periode ke depan.79 2.
Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas Seperti rasio-rasio lain yang sudah dibahas sebelumnya, rasio profitabilitas juga memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi
77
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, hlm. 196. Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, hlm. 135 79 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, hlm. 196-197. 78
72
pihak pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak di luar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu80 : a.
Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
b.
Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
c.
Untuk menila perkembangan laba dari waktu ke waktu.
d.
Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
e.
Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
f.
Untk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.
g.
Dan tujuan lainnya
Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk : a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode. b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
80
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, hlm 197-198.
73
c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu. d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. e. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. 3. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur posis keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode. Penggunaan seluruh atau sebagian rasio profitabilitas tergantung dari kebijakan manajemen. Jelasnya, semakin lengkap jenis rasio yang digunakan, semakin sempurna hasil yang akan dicapai. Artinya pengetahuan tentang kondisi dan posisi profitabilitas perusahaan dapat diketahui secara sempurna81. Dalam praktiknya, jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah82 : a.
Net Profit Margin (NPM) Net Profit Marginmerupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atau penjualan. Untuk
81
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, hlm.190 Harmono, Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011) hlm. 110. 82
74
mengukur rasio ini adalah dengan cara membanding antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih.83 b.
Gross Profit Margin (GPM) Gross
profit
margin
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan perusahaan mendapatkan laba bruto per rupiah penjualan. c.
Return on Asset (ROA) ROA adalah rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapata.
d.
Return on Equity (ROE) Rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Makin tinggi rasio ini makin baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian sebaliknya.
e.
Earning Per Share (EPS) EPS adalah laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham dibagi dengan jumlah lembar saham perusahaan.
83
Semakin
tinggi
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, hlm 115
EPS,
maka
kemampuan
75
perusahaan untu memberikan pendapatan kepada pemegang sahamnya semakin tinggi. f.
Return on Investment (ROI)
Rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.