BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Jual beli merupakan bentuk transaksi umum yang sering dilakukan oleh masyarakat. Biasanya, perjanjian jual beli dilakukan secara lisan atau tertulis atas dasar kesepakatan para pihak (penjual dan pembeli). Saat ini, perjanjian jual beli telah mengalami banyak perkembangan, terutama mengenai tata cara atau sistem (aturan) yang digunakan. Salah satunya adalah penggunaan sistem Indent yang merupakan bentuk perkembangan obyek dalam perjanjian jual beli, khususnya untuk barang yang akan ada. Perkataan jual beli menunjukkan bahwa dari satu pihak perbuatan dinamakan menjual, sedangkan dari pihak yang lain dinamakan membeli. Istilah yang mencakup dua perbuatan yang bertimbal balik itu adalah sesuai dengan istilah Belanda koopen verkoop yang juga mengandung pengertian bahwa pihak yang satu verkoopt (menjual) sedang yang lainnya koopt (membeli). 1 Berdasarkan teori lahirnya perjanjian, maka jual beli termasuk perjanjian yang bersifat konsensuil, dimana perjanjian lahir saat kedua belah pihak sepakat mengenai barang dan harga, walaupun pada saat itu barang belum diserahkan dan harga belum dibayarkan. 2
Unsur esensial dari perjanjian jual beli adalah barang dan harga. Harga haruslah diartikan sebagai sejumlah uang yang digunakan (diakui) sebagai alat pembayaran yang sah sebab apabila tidak demikian, maka tidak ada perjanjian jual beli melainkan yang ada adalah perjanjian tukar 1 2
R. Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995, hal.2 Handri Rahardjo. Hukum Perjanjian di Indonesia. Jakarta: Pustaka Yustisia. 2009. hal.21
menukar. 3 Sedangkan barang yang menjadi obyek perjanjian jual beli adalah haruslah barang yang berada dalam lalu lintas perdagangan sebagaimana diatur dalam Pasal 1332 KUHPerdata. Berdasarkan KUHPerdata barang yang menjadi obyek perjanjian dapat diklasifikasikan menjadi barang yang sudah ada dan barang yang akan ada (relative dan absolut). Perjanjian jual beli saja tidak lantas menyebabkan beralihnya hak milik atas barang dari tanggan penjual ke tanggan pembeli sebelum dilakukan penyerahan (levering). Pada hakekatnya perjanjian jual beli itu dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap kesepakatan kedua belah pihak mengenai barang dan harga yang ditandai dengan kata sepakat (Jual beli) dan yang kedua, tahap penyerahan (levering) benda yang menjadi obyek perjanjian, dengan tujuan untuk mengalihkan hak milik dari benda tersebut. Kesepakatan para pihak dalam perjanjian jual beli sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata melahirkan dua macam perjanjian, yaitu perjanjian obligatoir (perjanjian yang menimbulkan perikatan) dan perjanjian kebendaan (perjanjian untuk mengadakan, mengubah dan menghapuskan hak-hak kebendaan). Akibat pembedaan perjanjian tersebut, maka dalam perjanjian jual beli harus disertai dengan perjanjian penyerahan (levering), yaitu sebenarnya merupakan perjanjian untuk melaksanakan perjanjian jual beli. Perjanjian jual beli yang dikaji dalam penelitian ini adalah perjanjian jual beli produk inti sawit (kernel). Kernel atau inti sawit adalah biji yang merupakan Endosperma (cangkang pelindung inti) dan Embrio (inti) dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi. Kernel ini dihasilkan dari pemisahan daging buah selama proses pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit. Inti kelapa sawit (palm kernel oil) merupakan minyak nabati yang dapat dimakan berasal dari kelapa sawit. Komposisi asam lemak minyak inti kelapa sawit mirip dengan minyak kelapa, keduanya dikenal sebagai minyak laurat. Berbeda dengan minyak sawit yang berwarna merah 3
Ibid, hal. 22.
jingga, minyak inti kelapa sawit berwarna kuning berasal dari hasil olahan lanjut kernel atau inti kelapa sawit. Minyak inti sawit merupakan produk sampingan dari minyak sawit, dengan volume produksi 10-13% dari minyak sawit. Sebagai minyak laurat, minyak inti kelapa sawit bersaing dengan minyak kelapa di pasar dunia dimana keduanya merupakan produk penting dalam produksi oleokimia, sabun, dan khususnya lemak nabati untuk pemanis buatan. Beberapa tahun belakangan ini produksi dari minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit meningkat, pada 1993 produksi minyak inti kelapa sawit dari Malaysia meningkat sekitar 20% hampir mendekati 1 juta ton. Minyak inti sawit dipasarkan melalui jaringan dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS), pabrik rafinasi, broker dan pedagang baik lokal maupun mancanegara, dan akhirnya sampai ke pabrik oleokimia ataupun pemanis buatan. 4 Industri minyak laurat beberapa dekade terakhir berfokus pada peningkatan produksi dari minyak inti sawit. Melimpahnya produksi minyak inti sawit saat ini mengarah sebagai alternatif dari minyak kelapa untuk produksi sabun, oleokimia, dan khususnya produksi lemak nabati, karena sebelumnya hanya minyak kelapa yang menjadi bahan utama dalam industri tersebut. Bahan industri minyak kelapa sawit diperlukan dari jual beli. Sebagai suatu bentuk perjanjian maka pihak pembeli yang membeli inti sawit (kernel) pada sebuah pabrik kelapa sawit harus sesuai dengan kualitas yang diinginkan sehingga inti sawit (kernel) tersebut dapat diperjual belikan kembali.Apabila inti sawit (kernel) tersebut tidak berkualitas baik maka berkurang manfaatnya.
Berdasarkan uraian di atas maka penulisan skripsi ini mengambil judul tentang
"Akibat Hukum Ketidaksesuaian Kualitas Dalam Perjanjian Jual Beli Produk Inti Sawit (Kernel) Antara CVBintang Efendi Brother Medan Dengan PT Agro Jaya Perdana Medan".
4
Wikipedia Indonesia, "Minyak Inti Kelapa org/wiki/Minyak_inti_kelapa_sawit, Tanggal 11 Pebruari 2015.
Sawit",
Diakses
Melalui
http://id.wikipedia.
B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana proses perjanjian jual beli produk inti sawit (kernel) antara CV Bintang Effendi Brother Medan Dengan PT Agro Jaya Perdana Medan? 2. Bagaimana akibat hukum tidak sesuai kualitas dalam perjanjian jual beli produk inti sawit (kernel) antara CV Bintang Effendi Brother Medan Dengan PT Agro Jaya Perdana Medan? 3. Bagaimana penyelesaian sengketa akibat hukum tidak sesuai kualitas dalam perjanjian jual beli produk inti sawit (kernel) antara CV Bintang Effendi Brother Medan Dengan PT Agro Jaya Perdana Medan?
C. Tujuan Penulisan Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui proses perjanjian jual beli produk inti sawit (kernel) antara CV Bintang Effendi Brother Medan Dengan PTAgro Jaya Perdana Medan. 2. Untuk mengetahui akibat hukum tidak sesuai kualitas dalam perjanjian jual beli produk inti sawit (kernel) antara CVBintang Effendi Brother Medan Dengan PT Agro Jaya Perdana Medan. 3. Untuk mengetahui penyelesaian sengketa akibat hukum tidak sesuai kualitas dalam perjanjian jual beli produk inti sawit (kernel) antara CVBintang Effendi Brother Medan Dengan PT Agro Jaya Perdana Medan.
D.
Manfaat Penulisan Faedah penelitian skripsi ini adalah:
1. Secara teoritis untuk menambah literatur tentang hukum perdata khususnya dalam perjanjian jual beli dikaitkan dengan kualitas barang yang diperjual belikan.
2. Secara praktis sebagai sumbangan pemikiran dan masukan para pihak yang berkepentingan yaitu pihak pembeli dan penjual apabila ada ketidaksesuaian dalam perjanjian jual beli.
E. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri atas:
1. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang dipergunakan dalam menyelesaikan skripsi ini adalah deskriptif analisis yang mengarah penelitian hukum yuridis empiris, yaitu wujud atau penuangan hasil penelitian mengenai hukum yang berlaku di masyarakat. 5
2. Sumber Data Sumber data penelitian ini didapatkan melalui data primer dan sekunder. a. Sumber data primer didapatkan melalui penelitian lapangan pada CV. Bintang Effendi Brother Medan. b. Sumber data sekunder yang terdiri dari: 1) Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat. Dalam penelitian ini dipakai adalah KUHPerdata. 5
Asri Wijayanti. Strategi Penulisan Hukum. Bandung: Lubuk Agung, 2011. hal. 97.
2) Bahan hukum sekunder yaitu yang memberikan penjelasan menganai bahan hukum primer. Pada penelitian ini berupa bacaan yang relevan dengan materi yang diteliti. 3)
Bahan hukum tertier yaitu yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Pada penelitian ini terdiri dari kamus hukum maupun kamus umum dan website internet baik itu melalui Google maupun Yahoo.
3. Alat Pengumpul Data Alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah melalui wawancara di CV. Bintang Effendi Brother Medan dan studi dokumen dengan penelusuran kepustakaan.
4. Analisis Data Untuk mengolah data yang didapatkan dari penelusuran kepustakaan, studi dokumen, dan studi lapangan maka hasil penelitian ini menggunakan analisa kualitatif. Analisis kualitatif ini pada dasarnya merupakan pemaparan tentang teori-teori yang dikemukakan, sehingga dari teori-teori tersebut dapat ditarik beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan dan pembahasan skripsi ini.
F. Keaslian Penulisan Adapun penulisan skripsi yang berjudul “Akibat Hukum Ketidaksesuaian Kualitas Dalam Perjanjian Jual Beli Produk Inti Sawit (Kernel) Antara CV. Bintang Efendi Brother Medan Dengan PT. Agro Jaya Perdana Medan” ini merupakan luapan dari hasil pemikiran penulis sendiri. Penulisan skripsi ini tidak sama dengan penulisan skripsi lainnya. Sehingga penulisan skripsi ini masih asli serta dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan akademik.
G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini dibagi dalam beberapa Bab, dimana dalam bab terdiri dari unitunit bab demi bab. Adapun sistematika penulisan ini dibuat dalam bentuk uraian: Bab
I.
Pendahuluan
Dalam Bab ini akan diuraikan tentang uraian umum seperti penelitian pada umumnya yaitu, Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Keaslian Penulisan, serta Sistematika Penulisan. Bab
II.
Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Jual Beli
Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan tentang: Pengertian Perjanjian, Pengertian Perjanjian Jual Beli, Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Perjanjian Jual Beli serta Syarat Sahnya Perjanjian Jual Beli. Bab III. Tinjauan Umum Tentang Kualitas Dan Produk Inti Sawit (Kernel) Dalam bagian ini akan diuraikan pembahasan tentang: Pengertian Kualitas, Pengertian Inti Sawit (Kernel) serta Fungsi dan Kegunaan Inti Sawit (Kernel). Bab
IV. Akibat Hukum Ketidaksesuaian Kualitas Dalam Perjanjian Jual Beli Produk Inti Sawit (Kernel) Antara CVBintang Effendi Brother Medan Dengan PTAgro Jaya Perdana Medan Bab Ini membahas tentang: Proses Perjanjian Jual Beli Produk Inti Sawit (Kernel) Antara CV Bintang Effendi Brother Medan Dengan PT Agro Jaya Perdana Medan, Akibat Hukum Tidak Sesuai Kualitas Dalam Perjanjian Jual Beli Produk Inti Sawit (Kernel) Antara CV Bintang Effendi Brother Medan Dengan PT Agro Jaya Perdana Medan serta Penyelesaian Sengketa Akibat Hukum Tidak Sesuai Kualitas Dalam Perjanjian Jual Beli Produk Inti Sawit (Kernel) Antara CV Bintang Effendi Brother Medan Dengan PT Agro Jaya Perdana Medan
Bab
V.
Kesimpulan dan Saran Bab ini adalah bab penutup, yang merupakan bab terakhir dimana akan diberikan kesimpulan dan saran.