BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Respon Masyarakat Pada pengamatan berlangsung perangsang-perangsang. Stimulus berarti rangsangan dan respon berarti tanggapan. Rangsangan diciptakan untuk memunculkan tanggapan. Respon lambat-laun tertaman atau diperkuat melalui percobaan yang berulang-ulang (Djamarah, 2002 : 23). Respon atau tanggapan adalah kesan-kesan yang dialami jika perangsang sudah tidak ada. Jadi, jika proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal kesan-kesannya saja, peristiwa sedemikian ini disebut tanggapan. Defenisi tanggapan ialah gambaran ingatan dari pengamatan (Kartono, 1984 : 57). Dalam hal, ini untuk mengetahui respon masyarakat dapat dilihat melalui persepsi, sikap dan partisipasi. Respons dikatakan Darly Beum sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkah laku adekuat. Sementara itu, Scheerer menyebutkan respons merupakan proses pengorganisasian rangsang dimana rangsang-rangsang prosikmal di organisasikan. Sedemikian rupa,
sehingga sering terjadi representasi fenomenal dari rangsang prosikmal (Wirawan,
1987;96). Respon
pada
prosesnya
didahului
sikap seseorang,
karena
sikap
merupakan
kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku kalau ia menghadapi suatu rangsangan tertentu. Jadi, berbicara mengenai respon atau tidak respon tidak terlepas dari pembahasan sikap. Respon juga diartikan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Melihat sikap seseorang atau sekelompok orang tehadap sesuatu maka, akan diketahui bagaimana respon mereka terhadap kondisi tersebut. Menurut Louis Thursone, respon merupakan jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan, dan prasangaka, pra pemahaman yang mendetail, ide-ide, rasa takut, ancaman dan keyakinan tentang suatu hal yang khusus. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa cara pengungkapan sikap dapat melalui: 1. Pengaruh atau penolakan 2. Penilaian 3. Suka atau tidak suka 4. Kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologi Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif yakni cenderung menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objek, seseorang disebut mempunyai respon positif dilihat dari tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Sebaliknya seseorang mempunyai respon negatif apabila informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau malah menghindar dan membenci objek tertentu. Terdapat dua jenis variable yang mempengaruhi respon : 1) Variabel struktural yakni faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan fisik 2) Variabel fungsional yakni faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat, misalanya kebutuhan suasana hati, penglaman masa lalu (Cruthefield, dalam Sarwono, 1991:47) Mengenai sikap, Thurstone mengajukan pendapat : “An attitude as the degree of positive or negative affect associated with some physicological object thurstone means any symbol, pharase, slogan, persons, institution, ideal or idea, toward which people can differ with respect to positive or negative afect”. Dari batasan tersebut, diatas dapat dikemukakan bahwa Thurstone memandang sikap sebagai suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif dalam
Universitas Sumatera Utara
hubungannya dengan objek-objek psikologis. Thurstone melihat sikap hanya sebagai afeksi saja belum mengkaitkan sikap dengan perilaku. Dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa Thurstone secara eksplisit melihat sikap hanya mengandung komponen afeksi saja. Di samping itu Rokeach memberikan pengertian tentang sikap sebagai berikut s: “An antitude is relatively enduring organization of beliefs around an object or situation predisposing one respond in some preferential manner”. Dari bahasan tersebut,
dapat dikemukakan bahwa dalam pengertian sikap telah
terkandung komponen kongnitif, yaitu sikap merupakan predisposing, untuk merespon, untuk berperilaku. Ini berarti bahwa sikap berkaitan dengan perilaku, sikap merupakan predisposisi untuk berbuat atau berperilaku. Dari bermacam-macam pengertian tersebut, dapatlah ditarik suatu pendapat bahwa “ sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang reratif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya” (Walgito, 1999 : 110). Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut : 1. Dalam sikap selalu terdapat hubungan objek-objek. Tidak ada sikap yang tanpa objek. Objek ini bisa berupa benda, orang, ideologi, nilai-nilai sosial, lembaga masyarakat dan sebagainya. 2. Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan. 3. Karena sikap dapat dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah, meskipun relatif sulit berubah. 4. Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah dipenuhi.
Universitas Sumatera Utara
5. Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat beragam sesuai dengan objek yang menjadi pusat perhatian. 6. Faktor motivasi dan perasaan (Adi, 2000:179). Dalam Dollard dan Miller mengemukakan bahasa memegang peranan penting dalam pembentukan respon masyarakat. Respon-respon tertentu terikat dengan kata-kata, dan oleh karena itu, ucapan dapat berfungsi sebagai mediator atau menentukan hierarki mana yang bekerja. Artinya sosialisasi yang mempergunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan media strategis dalam pembentukan respon
masyarakat. Apakah respon tersebut berbentuk
respon positif atau negatif, sangat tergantung pada sosialisasi dari objek yang akan direspon. Menurut Hunt (1962) orang dewasa mempunyai sejumlah unit untuk memproses informasi-informasi. Unit-unit ini dibuat khusus untuk menangani representasi fenomenal dari keadaaan diluar individu. Lingkungan internal ini dapat digunakan untuk memperkirakan peristiwa-peristiwa yang terjadi diluar. Proses yang berlangsung secara rutin inilah yang disebut Hunt sebagai suatu respon (Adi, 1994:129). Persepsi menurut MacMahon adalah proses menginterpretasikan rangsangan (input) dengan menggunakan alat penerima informasi (sensori information). Sedangkan menurut Morgan, King dan Robinson menunjuk pada bagian kita melihat, mendengar, merasakan, mencium dunia disekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat juga didefenisikan sebagai segala sesuatu yang dialami manusia. Yang dimaksud dengan persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan dan penerimaan. Persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukan suatu pencatatan yang benar.
Universitas Sumatera Utara
Fenomena yang lain yang terpenting dengan persepsi adalah atensi (attention). Atensi adalah suatu proses penyeleksian input yang diproses dalam kaitan dengan pengalaman. Oleh karena itu, atensi ini menjadi bagian yang terpenting dalam proses persepsi. Sedangkan atensi itu banyak mendasari diri pada proses yang disebut filtering atau proses untuk menyaring informasi yang ada pada lingkungan, karena sensori channel kita mungkin memproses semua rangsangan yang berada pada lingkungan kita. Hal-hal yang mempengaruhi atensi seseorang dapat dilihat dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi atensi adalah : 1. Motif dan kebutuhan 2. Preparator set, yaitu kesiapan seseorang untuk berespon terhadap suatu input sensori tertentu tetapi tidak pada input yang lain 3. Minat (interest). Faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah : a) Intensitas dan ukuran (intensity and size). b) Kontras dengan hal-hal yang baru c) Pengulangan d) Pergerakan (Adi, 2000 : 105). Selain persepsi dan sikap, partisipasi juga menjadi hal yang sangat penting bahkan mutlak diperlukan dalam mengukur respon. Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta dalam proses pembangunan secara menyeluruh. Partisipasi masyarakat dapat ditimbulkan dengan melihat persepsi, sikap, dan respon masyarakat. Persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan, dan penerimaan. Persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukan suatu
Universitas Sumatera Utara
pencatatan yang benar terhadap situasi. Analisa tersebut menunjukkan bahwa persepsi merupakan pemahaman individu atau masyarakat pada suatu objek yang masih berada dalam pikirannya. Partisipasi saja sebagai strategi dalam program pengembangan masyarakat, tetapi juga menjadi hasil yang diharapkan dari pada program pengembangan masyarakat. Dengan adanya partisipasi, kita dapat memperoleh keuntungan-keuntungan antara lain : a) Mampu merangsang timbulnya swadaya masyarakat yang merupakan dukungan penting bagi pembangunan. b) Mampu meningkatkan motivasi dan ketrampilan masyarakat dalam membangun. c) Pelaksanaan pembangunan semakin sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat. d) Jangkauan pembangunan menjadi lebih luas meskipun dengan dan yang terbatas e) Tidak menciptakan ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah. Partisipasi yang sering juga disebut peran serta atau ikut serta masyarakat, diartikan sebagai adanya motivasi dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, evaluasi hingga pengembangan atau perluasannya. Partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan memerlukan kesadaran warga masyarakat akan minat dan kepentingan yang sama. Strategi yang biasa diterapkan adalah melalui strategi penyadaran. Untuk berhasilnya program pembangunan desa tersebut, warga masyarakat dituntut untuk terlibat tidak hanya dalam aspek kognitif dan praktis, tetapi juga ada keterlibatan emosional pada program tersebut. Hal ini diharapkan dapat memberi kekuatan dan perasaan untuk ikut serta dalam gerakan perubahan yang mencakup seluruh bangsa. Kata masyarakat dalam bahasa Inggris Society yang berasal dari kata Socius yang artinya kawan. Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan orang-orang disekitar dan dengan demikian, mengalami pengaruh dan mempengaruhi orang lain. Demikian, dapat
Universitas Sumatera Utara
dikemukakan bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup dari makhlukmakhluk manusia yang terikat oleh suatu sistem adat-istiadat yang tertentu. Sedangkan Selo Sumardjan menyatakan bahwa masyarakat ialah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan (Wahyu, 1986:1). Diantara istilah (konsep) masyarakat yang telah dikemukakan diatas, tidak ada perbedaan ungkapan yang mendasar, justru yang ada yaitu mengenai persamaanya. Yang utama, masyarakat itu merupakan kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan antar hubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tumbuh bersama, serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama dan merupakan suatu sistem hidup bersama dimana mereka menciptakan nilai, norma, dan kebudayaan bagi hidup mereka (Setiadi, 2007 : 80). Teori rangsang balas (stimulus respon theory) yang sering juga disebut sebagai teori penguat dapat digunakan untuk menerangkan berbagai gejala tingkah laku sosial dan sikap. Yang artinya disini adalah kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia mengalami rangsang tertentu. Sikap ini terjadi biasanya terhadap benda, orang, kelompok, nilai-nilai dan semua hal yang terdapat di sekitar manusia.
Jadi, yang dimaksud dengan respon masyarakat adalah tingkah laku balas atau tindakan masyarakat yang merupakan wujud dari persepsi, sikap dan partisipasi masyarakat terhadap suatu objek yang dapat dilihat melalui proses pemahaman, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan terhadap objek tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2. 2
Credit Union/ Simpan Pinjam
Credit union berasal dari bahasa latin. Credit dari kata latin credere yang berarti percaya. Union – unus (satu) berarti perkumpulan. Sesuai dengan sejarah dan perkembangannya, maka credit union dapat diartikan sebagai “badan usaha yang dimiliki oleh sekumpulan orang dalam suatu ikatan pemersatu, yang bersepakat untuk menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama guna dipinjamkan di antara sesama mereka dengan bunga yang layak serta untuk tujuan produktif dan kesejahteraan”. Credit union sekarang sering disingkat dengan CU.
CU adalah suatu ikatan pemersatu. Kemauan bertekad mendirikan CU itu sudah merupakan ikatan yang mempersatukan kelompok tersebut hingga mereka menjadi pendirinya. Meskipun setelah berdiri harus selalu ada unsur pemersatu, agar anggota-anggota bersama pimpinan memperjuangkan tujuan CU. Orang yang siap menjadi pemimpin dan rela mengabdikan diri, baik waktu maupun tenaga agar CU tersebut dapat sukses. Dalam hal ini tidak diperlukan para ahli-ahli keuangan dan pembukuan yang terdidik. Langkah selanjutnya adalah pendidikan bagi kaum anggota, dan secara lebih intensif terhadap para calon pemimpin. Sesuai misinya untuk memberdayakan ekonomi rakyat, berdasarkan pengalaman diberbagai benua menunjukan bahwa CU yang paling berhasil adalah yang didirikan di kalangan masyarakat yang keadaan ekonominya belum kuat. Kebutuhan akan adanya lembaga keuangan seperti CU tidak dirasakan oleh orang kaya yang kelebihan uang, melainkan oleh mereka yang belum kuat ekonominya, terutama sekali orang-orang miskin.
Untuk mendirikan CU tidak diperlukan banyak uang, untuk mendirikan CU tidak diperlukan ahli hukum atau akuntan. Salah sekali anggapan sementara orang yang mengatakan CU baru akan berhasil kalau modal kerja terlebih dahulu disediakan oleh orang kaya.
Universitas Sumatera Utara
Pengalaman justru membuktikan sebaliknya. Hanya memulai secara sederhana diantara orangorang yang membutuhkanya, maka CU dapat berkembang dengan lancar.
Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam dibidang pemupukan simpanan dari para anggotanya yang kemudian dipinjamkan kepada anggota-anggota yang memerlukan bantuan modal. Modal yang ada dalam koperasi berasal dari anggota yakni simpanan wajib dan simpanan sukarela atau iuran-iuran lainnya. Syarat-syarat menjadi anggota CU adalah: mampu berpartisipasi aktif dalam CU dan dapat memanfaatkan pelayanan-pelayanan yang diberikan CU. Bersedia mentaati peraturanperaturan CU terutama untuk menabung terus-menerus. Yang lebih bersifat normatif dan tidak kalah pentingnya, mempunyai ikatan kepentingan yang sama , seperti anggota lain. Keanggotaan CU terbuka bagi siapa saja yang memenuhi persyaratan. Tidak boleh ada diskriminasi, tidak boleh menjadi organisasi eksklusif, tetapi harus merangkul, menolong sebanyak mungkin orang yang mungkin masuk kedalam ikatan pemersatu yang sama.
Keanggotaan CU dapat lebih dari satu orang dalam sebuah keluarga, karena keanggotaan adalah perorangan maka setiap orang dalam sebuah keluarga dapat menjadi anggota CU. Tetapi hendaknya tujuan mereka bukannya untuk dapat mendapatkan pinjaman sebanyak mungkin. Kalau demikian, kemungkinan besar dapat mengancam kestabilan keuangan keluarga. Oleh karena itu, seorang yang ingin menjadi anggota CU harus mendapatkan pendidikan tentang dasardasar CU. Kemudian ia dapat mengajukan surat permohonan tertulis kepada Dewan Pimpinan. Permohonan itu perlu mendapat rekomendasi dari setidaknya dua anggota CU lainya atau seorang anggota Dewan Pimpinan.
Universitas Sumatera Utara
Dewan Pimpinan akan memutuskan diterima atau tidaknya anggota tersebut berdasarkan suara terbanyak. Jika permohonan ditolak, calon anggota dapat naik banding kepada Rapat Anggota untuk meninjau kembali keputusan Dewan Pimpinan tersebut, karena keanggotaan bersifat perorangan, maka keanggotaan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Setiap anggota yang ingin menjadi anggota harus mengajukan sendiri permohonan tertulis kepada CU. Seseorang dapat berhenti menjadi anggota CU jika berhenti atas kemauan sendiri dan disetujui oleh Dewan Pimpinan. Anggota meninggal dunia. Dikeluarkan dari keanggotaan atas keputusan Rapat Anggota. CU bubar atau dibubarkan.
Sebagai anggota CU, setiap orang yang tergabung dalam wadah CU memiliki hak dan kewajiban. Hak seorang anggota CU adalah: Mendapat jasa-jasa dan pelayanan, terutama dalam bentuk pinjaman yang diberikan CU. Menghadiri rapat-rapat anggota dan ikut serta dalam segala kegiatan CU. Menabung dan menarik tabungan pada setiap waktu kantor CU dibuka. Memberikan suaranya dalam segala hal yang perlu diputuskan oleh anggota-anggota. Dipilih untuk setiap jabatan yang ada dalam CU.
Kewajiban sebagai anggota CU adalah: Ikut secara aktif dalam rapat anggota, baik tahunan maupun khusus. Menabung secara terus-menerus dan mengembalikan pinjaman tepat pada waktunya. Menjaga agar hanya orang-orang baik dan cakap dipilih sebagai pejabat-pejabat CU. Menjaga kepentingan dan nama baik CU dimata masyarakat. Berusaha untuk mengembangkan keanggotaan CU. Secara terus-menerus menambah pengetahuannya mengenai CU. Menanggung segala kewajiban CU yang tercantum dalam Anggaran Dasar.
2.3 Prisip Credit Union
Universitas Sumatera Utara
Asal mula gerakan koperasi dari Eropa/ gerakan yang berkembang pada waktu Revulusi Industri yaitu perubahan teknologi dan sosial pada masyarakat pada saat bank rakyat Bank of Scootland memperkenalkan pinjaman tanpa agunan kepada pemilik toko, pengrajin dan petani atas dasar karakter si peminjam. Pendekatan ini merupakan dasar perkembangan koperasi simpan pinjam.
Di Inggris koperasi yang pertama sukses adalah Rochdale (1844) yang dipelopori oleh 28 pelopor dari berbagai latar belakang disiplin ilmu yang berbeda, yang berhasil menyatukan ide dan pemikiran dalam prinsip-prinsip dasar atau sendi-sendi dasar koperasi (Suwandi, 1995 : 20).
Dasar dan prinsip-prinsip koperasi Rochadale yang terpenting adalah :
1. Pengendalian secara demokratis 2. Keanggotaan yang terbuka 3. Bunga terbatas atas modal 4. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota secara proporsional 5. Pembayaran secara tunai atas transaksi perdagangan 6. Tidak menjual barang palsu 7. Mengadakan pendidikan kepada anggota atas azas koperasi dan perdagangan yang saling membantu 8. Netral terhadap agama dan politik
Prinsip koperasi menurut ICA (International Cooperative Alliance) adalah :
1) Perkumpulan orang 2) Pelayanan untuk kebutuhan anggota
Universitas Sumatera Utara
3) Kebersamaan dan rasa tanggung jawab antara anggota dan koperasi 4) Partisipasi anggota dan manajeman demokratis 5) Percaya pada diri sendiri dan otonomi 6) Keanggotaan secara sukarela dan terbuka 7) Kesatuan dan identitas 8) Pembagian keuntungan yang adil 9) Pendidikan 10)
Kerjasama pada tingkat nasional dan internasional (Seven Oke Book, 1994: 24).
Prinsip dasar tersebut dapat dilaksanakan dalam praktek bila individu/anggota memiliki semangat dan budaya koperasi (nilai-nilai koperasi) yaitu kejujuran, kepedulian, kemajemukan (demokratis) dan percaya pada koperasi. Di Indonesia awal rintisan perkoperasian dimulai tahun 1895 diprakarsai oleh R.Aria Wiria Atmaja seorang patih dari purwokerto, yang mendirikan bank Bantuan dan simpanan Purwokerto yang dikenal dengan bank Priyayi Purwokerto yang tujuan untuk membantu pegawai negeri pribumi putera, petani dan tukang yang sering terjerat lintah darat. Bank ini bukan koperasi, tetapi prinsip kerjanya menganut prinsip swadaya sama dengan prinsip koperasi. Awal pengembangan cita-cita koperasi di masyarakat Indonesia dimulai dari gerakan nasional Boedi Oetomo tahun 1908 (Nasution, 1999:17).
Di Indonesia, dasar dan prinsip koperasi mengacu pada prinsip dasar koperasi Rochdale. Adapun prinsip dasar koperasi di Indonesia berdasarkan UU RI No.25 Tahun 1992, bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan berlandaskan kegiatan yang berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berlandaskan atas azas kekeluargaan. Prinsip koperasi tersebut diatur dalam pasal 5 yang berbunyi:
Universitas Sumatera Utara
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis 3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota 4. Pemberian balas jasa terbatas terhadap modal 5. Pemandirian
Berdasarkan prinsip koperasi tersebut, maka koperasi dianggap sebagai salah satu badan usaha yang paling sesuai dengan bunyi pasal 33 UU 1945 pasal 1. Atas dasar itu sangat wajar bila lembaga pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang memiliki ciri-ciri koperasi yang pada akhir-akhir ini berkembang di desa yaitu koperasi kredit yang merupakan usaha bersama simpan pinjam dari sekumpulan orang dalam suatu ikatan pemersatu (Common Bond of Interest) yang bersama-sama sepakat menabung uang mereka, sehingga menciptakan modal bersama yang kemudian dipinjamkan di antara mereka dengan bunga yang ringan dan prosedur yang mudah untuk kesejahteraan bersama. Ikatan pemersatu adalah daerah kerja tertentu seperti dusun/desa, kelurahan atau kecamatan dimana anggota saling mengenal.
Koperasi kredit adalah koperasi yang didirikan bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan para anggota dengan cara mudah, untuk tujuan produktif, dan kesejahteraan. Tujuan koperasi kredit adalah untuk membantu para anggota yang membutuhkan pinjaman dengan syarat-syarat yang ringan, mendidik para anggota belajar hidup hemat dan menyisihkan sebahagian pendapatan untuk ditabung dan mengatur penggunaan keuangan secara cepat.
Universitas Sumatera Utara
CU merupakan salah satu lembaga keuangan pedesaan yang berdasarkan prinsip koperasi murni, muncul atas prakarsa masyarakat dikelola oleh masyarakat dan melayani masyarakat. Prinsip ini kemudian berkembang menjadi prinsip CU, yaitu:
1. Keanggotaan terbuka dan sukarela 2. Pengendalian secara demokratis, anggota memiliki suara dan partisipasi yang sama dalam menentukan keputusan 3. Pelayanan pada anggota, pelayanan ekonomi maupun sosial 4. Distribusi pada anggota, mendorong anggota menabung dan layanan pinjaman, dengan diberikan tingkat bunga sesuai kemampuan credit union.
Salah satu upaya untuk mengurangi kemiskinan di pedesaan adalah dengan menumbuhkan dan mengembangkan lembaga ekonomi rakyat pedesaan yaitu koperasi. CU sebagai lembaga koperasi atas prakarsa masyarakat yang dikelola oleh masyarakat merupakan lembaga yang berperan melayani simpan pinjam dan pembinaan pada masyarakat khususnya pada anggota yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan sosial ekonominya.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan koperasi kredit untuk berkembang adalah partisipasi anggota atau keikutsertaan anggota untuk terlibat langsung dalam proses. Koperasi kredit yang anggotanya aktif dalam mendukung program koperasi sejak proses pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan koperasinya akan lebih cepat berkembang dibanding dengan koperasi kredit yang anggotanya pasif. Partisipasi anggota diantaranya dapat dilihat dari kehadiran anggota dalam pendidikan atau pembinaan (pertemuan) bulanan, menabung dan meminjam. Partisipasi anggota merupakan tiang utama penyangga keberhasilan koperasi.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Tabungan dan Pinjaman
2.4.1 Tabungan
Masalah permodalan merupakan masalah yang sentral dalam proses pembangunan termasuk di pedesaan. Sumber utama modal koperasi kredit adalah menghimpun dana dari anggota dalam bentuk simpanan pokok, wajib, dan sukarela dan menyalurkan dana tersebut pada anggota melalui kredit.
Menurut Harrod-Domar tabungan adalah bagian dalam jumlah tertentu dari pendapatan, sedangkan investasi adalah perubahan dari stok modal. Semakin banyak jumlah yang dapat ditabung dan kemudian diinvestasikan, maka laju pertumbuhan ekonomi semakin cepat. Tingkat tabungan dan invertasi sangat tergantung kepada tingkat produktivitas investasi maksudnya tambahan output dari unit investasi (Todoro, 1999:12).
Tabungan adalah sejumlah uang yang disimpan masyarakat pada suatu lembaga dengan suatu syarat untuk mendapatkan jasa tertentu (bunga atau deviden). Tabungan dalam CU diatur dalam bentuk saham, dimana keuntungan (deviden) yang dibagikan kepada anggota tidak setiap bulan, tetapi pada akhir tahun pembukuan yang diperhitungkan menurut jumlah dan lamanya saham tersimpan di dalam CU.
2.4.2 Pinjamam
Dalam kehidupan sekarang ini hampir-hampir tidak ada perusahaan yang tidak menikmati kredit, demikian juga dalam kehidupan masyarakat kredit bukan sesuatu yang asing lagi tidak
Universitas Sumatera Utara
hanya di kota-kota besar, tetapi sampai ke pelosok-pelosok desa (dusun). Hampir semua orang memerlukan kredit, karena pada umumnya setiap manusia selalu meningkat untuk kebutuhan produktif (modal usaha) dan kebutuhan non produktif (kesejahteraan). Sedangkan kemampuan manusia mempunyai keterbatasan untuk memenuhinya, oleh sebab itu untuk memenuhi kebutuhan seseorang harus berusaha memperoleh bantuan modal dari pihak lain, guna untuk memenuhi hasrat dan cita-citanya guna peningkatan usaha dan daya guna barang dan jasa.
Arti kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan disertai dengan suatu kontrak prestasi berupa uang (Muchdarsyah, 1999:2).
Menurut UU pokok perbankan No.14/67 kredit sebagai penyediaan uang/tagihan-tagihan yang dapat disamakan,
dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan (Muchdarsyah, 1999:2).
Dalam pemberian kredit terdapat dua pihak yang terlibat yaitu pihak pemberi (kreditur) dan pihak penerima (debitur) bahwa kredit diberikan atas dasar kepercayaan antara pemberi dan pengembalian dibatasi oleh waktu tertentu degree of risk (menimbulkan resiko dalam masa tenggang) dan prestasi yang diberikan berupa uang, barang dan jasa.
Dalam proses pemberian kredit ada beberapa langkah yang dilakukan:
1. Permohonan kredit 2. Evaluasi kredit 3. Persetujuan kredit
Universitas Sumatera Utara
4. Pencairan kredit (Muchdarsyah, 1999:4).
Dalam permohonan kredit si pemohon mengisi formulir permohonan kredit dengan menyertakan keterangan mengenai tujuan penggunaan kredit, data keuangan usaha dan jaminan. Data permohonan tersebut dianalisis dengan menggunakan teknis analisis “5C”:
1. Character berhubungan dengan kepribadian calon debitur 2. Capasity berhubungan dengan kemampuan calon debitur untuk membayar dengan memperoleh informasi dari aspek usaha. Untuk membuktikan kemampuan calon debitur tersebut maka dilakukan inspeksi ke lapangan (check on the spot). 3. Capital adalah menilai permodalan calon debitur dengan menilai posisi keuangan. 4. Collateral berhubungan dengan jaminan/agunan kredit 5. Condition adalah menilai kondisi ekonomi secara umum dan prospek usaha sekarang maupun masa akan datang.
Jika permohonan kredit disetujui maka pihak kreditor mempersiapkan perjanjian (akad kredit) secara tertulis antara kedua belah pihak. Hal ini menyangkut: jumlah (plafond) kredit, jangka waktu pinjaman, tingkat bunga pinjaman, administrasi dan asuransi. Setelah kredit dicairkan maka pihak kreditur melakukan pembinaan pada debitur sehingga kredit yang disalurkan memenuhi sasaran yaitu aman, terarah dan menghasilkan.
2.5 Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan sosial sering diartikan dengan kesejahteraan masyarakat atau kesejahteraan umum. Istilah kesejahteraan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan sejahtera artinya aman, sentosa, makmur, selamat (terlepas dari segala macam gangguan dan kesusahan),
Universitas Sumatera Utara
sedangkan kesejahteraan artinya keamanan, keselamatan, ketentraman, kesenangan hidup dan kemakmuran. Di dalam kamus ilmu kesejahteraan sosial disebutkan kesejahteraan sosial adalah merupakan keadaan yang sejahtera yang meliputi keadaan rohaniah, jasmaniah dan sosial tertentu saja. Kesejahteraan sosial adalah
kesejahteraan yang menyangkut keseluruhan syarat yang
memungkinkan dan mempermudah manusia dalam mengembangkan kepribadiannya secara sempurna (Suparlan, 1984:53). Menurut Walter A. Friedlander, pengertian kesejahteraan sosial adalah : “sistem yang terorganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat” (Muhidin, 1992 :1). Dalam UU No.11 Tahun 2009 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial Pasal 1: “Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual,dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya”. PBB mendefenisikan kesejahteraan sosial sebagai suatu kegiatan yang terorganisir dengan tujuan membantu penyesuaian timbal balik antara individu-individu dengan lingkungan sosial mereka. Tujuan ini dicapai secara seksama melalui teknik-teknik dan metode-metode dengan maksud supaya memungkinkan individu-individu, kelompok-kelompok maupun komunitas-komunitas untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan memecahkan masalah-masalah
Universitas Sumatera Utara
penyesuaian diri mereka terhadap perubahan pola-pola masyarakat serta melalui tindakan kerja sama untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial. Berdasarkan defenisi diatas, dapat diambil pengertian bahwa kesejahteraan sosial mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik itu dibidang fisik, mental, emosional, sosial, ekonomi, ataupun kehidupan spiritual (Adi, 2000:1). 2.6 Kerangka Pemikiran Tujuan pembangunan di negara manapun pasti bertujuan untuk kebaikan masyarakat, meskipun istilah tujuan pembangunan yang cukup bervariasi, tetapi pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Demikian juga melalui program CU Arih Ersada yang digariskan dalam bentuk pengembangan pelayanan di bidang usaha yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota. Usaha-usaha untuk mencapai tujuan dari program CU Arih Ersada, tentunya harus dipengaruhi oleh pemahaman, sikap dan partisipasi anggota terhadap Program CU Arih Ersada yang kemudian menimbulkan respon anggota CU Arih Ersada. Maka respon anggota CU Arih Ersada sangat memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan. Suatu respon dikatakan positif sangat tergantung pada sosialisasi dari objek yang akan direspon. Sosialisasi yang menggunakan bahasa yang baik lisan maupun tulisan merupakan media strategis dalam bentuk respon masyarakat. Seseorang dapat dilihat respon positifnya, apabila memunculkan kecenderungan untuk mengenal, mendekati, atau bahkan mengharapkan kehadiran objek tertentu. Tetapi selanjutnya respon negatif dapat dilihat bila informasi yang didengar atau perubahan terhadap suatu objek tidak mempengaruhi tindakannya atau malah menghindari atau membenci objek tertentu. Untuk menjelaskan respon anggota terhadap program CU Arih Ersada yang didahului oleh adanya perubahan sikap, pengertian pemahaman dan penerimaan partisipasi. Diberikan bagan pemikiran sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
2.6.1 Bagan Kerangka Pemikiran Keberadaan CU Arih Ersada
Program CU Arih Ersada 1. Pinjaman 2. Tabungan 3. Pendidikan bagi pengurus
Respon Anggota CU
Positif
2.7
Negatif
Defenisi Konsep Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi,
pengertian Konsep adalah :
“generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama “( Singarimbun dan Effendi, 1982:17). Suatu konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan hal lain-lain yang sejenis. Konsep diciptakan dengan mengelompokkan objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang digunakan secara
Universitas Sumatera Utara
mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan Penelitian (Silalahi, 2009:112). Untuk lebih mengetahui pengertian mengenai konsep-konsep yang akan digunakan, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut : 1. Respon Anggota Credit Union adalah tingkah laku balas atau tindakan anggota CU yang merupakan wujud dari persepsi, sikap dan partisipasi masyarakat yang menjadi anggota CU Arih Ersada terhadap CU Arih Ersada yang dapat dilihat melalui proses pemahaman, penilai, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemamfaatan pada program CU Arih Ersada. 2. Program Credit Union adalah suatu kegiatan atau usaha untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota melalui koperasi kredit yang menyalurkan dana bagi para anggota untuk kepentingan modal kerja atau kepentingan lainnya yang mendesak dengan bunga yang rendah dan prosedur yang ringan.
2.8
Defenisi Operasional Defenisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara
mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1989:46). Sedangkan menurut Stanford Laboltitz dan Robert Hagerdon, defenisi operasionalnya adalah perincian dari prosedur-prosedur yang dapat diobservasi, yang digunakan untuk mendefenisikan apa yang dimaksud kata yang didefenisikan. Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa defenisi operasional adalah penjabaran lebih lanjut yang telah dikelompokkan menjadi variabel. Dari pemahaman diatas maka yang menjadi defenisi operasional dari penelitian ini adalah: 1. Persepsi/ pemahaman masyarakat mengenai program CU Arih Ersada diukur melalui :
Universitas Sumatera Utara
a) Pengetahuan masyarakat tentang syarat-syarat untuk menjadi anggota CU . b) Pengetahuan masyarakat tentang tingkat bunga pinjaman CU. c) Pengetahuan masyarakat tentang syarat-syarat pemberian kepada anggota CU. 2. Sikap masyarakat terhadap program CU Arih Ersada diukur melelui : a) Penilaian masyarakat terhadap program CU. b) Penolakan atau penerimaan masyarakat terhadap program CU. c) Masyarakat mengharapkan atau mengabaikan program CU. 3. Partisipasi terhadap program CU Arih Ersada diukur melalui : a) Frekuensi keterlibatan dalam pelaksanaan program CU. b) Kualitas keterlibatan dalam pelaksanaan program CU.
Universitas Sumatera Utara