BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. TINJAUAN PUSTAKA Sistem dan prosedur merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan tugas/pekerjaan dalam bidang/lapangan kegiatan operasional dalam sebuah badan/organisasi. Pada bab ini akan dijelaskan soal sistem dan prosedur yaitu mengenai apa yang dimaksud dengan kedua istilah tersebut. 1.
Sistem a. Definisi Sistem Istilah sistem bukanlah hal yang asing bagi sebagian besar orang dalam suatu badan/organisasi. Menurut A.S Moenir dalam bukunya yang berjudul “Tatalaksana (Menejemen) Perkantoran dan Penerapannya” (1983:108) berpendapat bahwa, Secara sederhana sistem dapat diartikan suatu cara yang ditempuh atau diambil oleh seseorang (suatu badan/organisasi) untuk mencapai salah satu sasaran, baik didalam maupun sasaran keluar. Untuk mencapai sasaran/tujuan tersebut dilakukan berbagai kegiatan, yang masing-masing kegiatan mempunyai tujuan tertentu. Dalam mencapai tujuan pada masing – masing kegiatan tersebut, dipakailah cara-cara tertentu yang dianggap paling cocok (efektif). Cara inilah yang biasa diistilahkan sebagai “sistem”. Memang tidak semua “cara-cara” tersebut diberi istilah sistem . Hanya yang berada dalam lingkungan organisasi, yang bisa diberi istilah demikian oleh karena itu, sistem yang akan dibahas hanyalah yang ada dalam lingkup organisasi . Sesuai dengan yang dikemukakan oleh George R. Terry dalam A.S. Moenir (1983:109) adalah sebagai berikut Artinya: 7
8
“….a system is a network of procedures which are integrated and designed to carry out a major activity.” “…. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur yang terpadu untuk mencapai aktivitas yang besar”. Sejalan dengan pendapat diatas diatas Burch dan Strater dalam buku Information System : Theory and Practice, yang dikutip oleh Drs. Moekijat mendefinisikan sistem itu sebagai berikut “A system can be defined as any integrated assemblage of components or sub-systemtems designed to achieve an objective.” (1991;3). Artinya: “suatu sistem dapat dirumuskan sebagai setiap kumpulan bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang disatukan, dirancang untuk mencapai suatu tujuan.” Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “sistem adalah seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk totalitas”. Beberapa ensiklopedi yang dikutip oleh Drs. Moekijat menjelaskan arti sistem itu sebagai berikut: The Encyclopedia of Management dalam Drs. Moekijat (1991:5) menjelaskan bahwa “A system is an orderly arrangment of interdependent activities and procedures which implements and facilities the performance of a major activity at an organization”. Artinya: “Suatu sistem adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan-kegiatan yang saling tergantung dan prosedurprosedur yang berhubungan, yang melaksanakan dan memudahkan pelaksanaan kegiatan utama dari suatu organisasi “. Dalam Ensiklopedia Manajemen yang dalam Drs. Moekijat (1991:6) dijelaskan bahwa: Sistim adalah suatu keseluruhan yang terdiri atas sejumlah variabel yang berinteraksi. Suatu sistim pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lain dan prosedur-prosedur yang
9
berkaitan yang melaksanakan dan memudahkan pelaksanaan kegiatan utama dari suatu organisasi. Dari semua pendapat-pendapat atau definisi tentang sistem oleh para ahli diatas. Sistem dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya sistem adalah suatu rangkaian kegiatan atau prosedur yang teratur yang saling berhubungan atau saling berkaitan satu sama lain sehingga membentuk suatu totalitas dalam sebuah organisasi guna tercapainya tujuan dari organisasi tersebut.
b. Model Umum suatu Sistem Menurut Gordon B. Davis (1997:68-69) model umum sebuah sistem terdiri dari masukan, pengolahan, dan keluaran. Model ini dengan sendirinya dibuat sangat sederhana, sebab suatu sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Hal-hal yang menentukan dan
menggambarkan suatu sistem merupakan
batasnya. Sistem itu berada di dalam batas tersebut, lingkungan berada diluar batas. Dalam beberapa hal sangat mudah ditentukan apakah yang merupakan bagian sistem dan apa yang tidak, dalam hal lain, orang yang mempelajai suatu sistem dapat dengan semaunya menentukan batas. Setiap sistem terdiri atas subsistem-subsistem yang berturutturut terdiri atas subsistem-subsistem lainnya, tiap subsistem dijelaskan oleh batasnya. Antarhubungan dan hal yang saling mempengaruhi
diantara
subsistem-subsistem
yang
disebut
interface. Interface terjadi pada batas, dan berupa masukanmasukan dan keluaran-keluaran (bahan, energi, dan informasi). Suatu subsistem pada tingkat paling bawah mungkin tidak dirumuskan sepertihalnya pengolah. Masukan dan keluaran di rumuskan, akan tetapi proses perubahannya tidak. Sistem ini disebut kotak hitam (black box).
10
Masukan
Sistem
Keluaran
Model sistem yang sederhana Masukan 1 Masukan 2 Masukan 3 “
Sistem
Keluaran 1 Keluaran 2 Keluaran 3
“ Model dengan banyak masukan dan keluaran Gambar 2. 1 Model umum suatu sistem c. Karakteristik Sistem Menurut Mcleod dan Schell dalam Badri Munir Sukoco (2007:32) sebuah sistem yang baik memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Fleksibel. Walaupun sistem yang efektif adalah sistem yang terstruktur dan terorganisir dengan baik, namun sebaiknya cukup fleksibel agar lebih mudah disesuaikan dengan keadaan yang sering berubah; 2) Mudah diadaptasikan. Sistem yang baik juga harus cepat dan mudah diadaptasikan dengan kondisi baru tanpa mengubah sistem yang lama maupun menggangu fungsi utamanya; 3) Sistematis. Agar berfungsi secara efektif, hendaknya sistem yang ada bersifat logis dan sistematis, yaitu sistem yang dibuat tidak akan mempersulit aktifitas pekerjaan yang telah ada; 4) Fungsional. Sistem yang efektif harus dapat membantu mencapai tujuan yang telah ditentukan; 5) Sederhana. Sebuah sistem seharusnya lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami dan dilaksanakan;
11
6) Pemanfaatan sumber daya yang optimal. Sistem yang dirancang dengan baik akan menjadikan penggunaan sumber daya yang dimiliki organisasi dapat dioptimalkan pemanfaatannya.
d. Unsur Sistem Secara umum, sebuah sistem yang ideal memiliki unsur (Laudon dan Laudon, 2005) dalam Badri Munir Sukoco (2007:3233) sebagai berikut: a) Input. Aliran sistem dimulai oleh input dari beberapa jenis sumber daya. Di dalam area kerja, jenis input yang biasa dijumpai adalah data, informasi dan material yang diperoleh baik dari dalam maupun luar organisasi. Tentunya kelancaran aliran input ini akan ditunjang oleh ketrampilan dan pengetahuan karyawan, serta peralatan kantor yang memadai guna menjalankan metode dan prosedur dalam sistem. Dalam beberapa instansi, output dari satu sistem menjadi input untuk sistem yang lain; b) Processing. Perubahan dari input menjadi output yang diinginkan dilakukan pada saat pemrosesan yang melibatkan metode dan prosedur dalam sistem. Biasanya, aktivitas ini akan secara otomatis mengklasifikasikan, mengonversikan, menganalisis, serta memperoleh kembali data atau informasi yang dibutuhkan; c) Output. Setelah melalui pemrosesan, input akan menjadi output, berupa informasi pada sebuah kertas atau dokumen yang
tersimpan
didistribusikan
secara kepada
elektronik. bagian
Output
atau
ini
akan
pegawai
yang
membutuhkan. Untuk itu, kualitas output mempunyai dampak yang signifikan terhadap kinerja bagian yang berkaitan, karena bisa jadi output pada suatu subsistem
12
(departemen atau bagian) tertentu merupakan input dari sistem (departemen atau bagian) yang lain; d) Feedback. Pemberian umpan balik mutlak diperlukan oleh sebuah sistem, karena hal itu akan membantu organisasi untuk mengevaluasi dan memperbaiki sistem yang ada sekarang menjadi lebih baik lagi. Sebagai contoh, jika unit biaya melebihi standar yang ditentukan, maka pengendalian masing-masing proses perlu untuk ditingkatkan. Umpan balik akan membuat sistem dapat mengevaluasi efektivitas output yang dihasilkan agar lebih bernilai tambah bagi organisasi. Tentunya kuantitas maupun kualitas umpan balik yang dibutuhkan berbeda dari satu sistem (departemen atau bagian) ke sistem (departemen atau bagian) yang lain. Semakin vital keberadaan sistem (departemen atau bagian) tersebut bagi organisasi, semakin penting pula umpan balik tersebut diperlukan; e) Pengawasan. Seperti halnya elemen sistem yang lain pengawasan juga memiliki dimensi internal dan eksternal. Dimensi internal tersebut adalah kebijakan perusahaan dan prosedur sistem yang harus ditaati. Dimensi eksternal melibatkan negara, peraturan pemerintah, dan regulasi yang berdampak pada kebijakan sistem begitu juga etika, dan pertimbangan moral.
e. Jenis Sistem Menurut Gordon B. Davis (1997:73-75) menyatakan bahwa ada beberapa cara untuk memandang sistem. Satu klasifikasi telah dikemukakan: Sistem fisik dan abstrak. Klasifikasi lain adalah sistem deterministik dan probabilistik serta sistem tertutup dan terbuka. a) Sistem Deterministik dan Probabilistik
13
Sebuah sistem deterministik beroperasi dalam cara yang dapat diramalkan secara tepat. Interaksi antar bagian-bagian diketahui dengan pasti. Bila seseorang memiliki uraian keadaan sistem pada saat tertentu beserta uraian operasinya, maka keadaan sistem selanjutnya dapat disebutkan secara tepat tanpa kesalahan. Sebagai contoh adalah program komputer yang melaksanakan
secara
tepat
sesuai
dengan
rangkaian
instruksinya. Sistem probabilistik dapat diuraikan dalam istilah perilaku yang mungkin, tetapi selalu ada sedikit kesalahan atas ramalan terhadap jalannya sistem. Sistem sediaan barang adalah contoh sebuah sistem probabilistik. Kebutuhan rata-rata, waktu rata-rata untuk memilihkan dan sebagaimana dapat didefinisikan, tetapi nilai tepat sesaat tidak dapat diketahui. b) Sistem Tertutup dan Terbuka Sebuah sistem tertutup dalam fisika didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mandiri (self-contained). Sistem ini tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungannya. Sebagai contoh adalah sebuah reaksi kimia di dalam sebuah tabung berisolasi dan tertutup. Sistem tertutup semacam itu akhirnya akan melemah atau bercerai-berai. Gerak menuju perpecahan ini disebut “peningkatan entropi” Dalam organisasi dan pengolahan informasi, ada sistem yang relatif terisolasi dari lingkungannya tetapi tidak sama sekali tertutup dalam arti fisik. Ini akan disebut sistem tertutup atau sistem yang secara relatif tertutup. Sebagai contoh, sistem dalam manufaktur dirancang untuk mengurangi sepadat mungkin perubahan yang tak diinginkan dengan lingkungan diluar sistem. Ini berarti sistem di rancang agar se-tertutuo mungkin. Sebuah program komputer adalah sistem yang relatif tertutup karena hanya menerima masukan yang telah ditentukan
14
sebelumnya, mengolahnya, dan memberikan keluaran yang juga telah ditentukan sebelumnya, mengolah, dan memberikan keluaran yang juga telah ditentukan sebelumnya. karenanya, sistem yang relatif tertutup memiliki hanya masukan dan keluaran yang terkendali dan tertentu. Sistem ini tidak terpengaruh oleh gejolak dari luar sistem. Sistem terbuka mengadakan pertukaran informasi, materi atau energi dengan lingkungannya. Pertukaran dapat meliputi masukan yang acak dan tak tertentu. Contoh sistem terbuka adalah
sistem
biologis
(seperti
manusia)
dan
sistem
keorganisasian. Sistem terbuka cenderung memiliki sistem adaptasi, berarti sistem yang dapat menyesuaikan terhadap perubahan dalam lingkungannya sedemikian hingga dapat meneruskan eksistensinya. Sistem ini mengorganisasi diri dan mengubah organisasinya sebagai tanggapan atas perubahan keadaan. Sistem keorganisasian biasanya memiliki kemampuan adaptasi ini. Dalam kenyataannya, adaptasi ini diperlukan oleh organisasi bisnis dalam menghadapi persaingan dan pasar yang berubah. Perusahaan yang tidak dapat menyesuaikan diri akan tersingkir. Sebuah sasaran perancangan dalam kebanyakan sistem keorganisasian, termasik sistem informasi, adalah menyediakan kemampuan adaptasi dalam sistem. Sebuah metode penting dalam tanggapan adaptasi adalah umpan balik.
2.
Prosedur 1) Definisi Prosedur Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan prosedur, penulis mengutip beberapa pendapat para ahli. Mengenai prosedur menurut Louis A. Allen dalam A.S. Moenir (1983:110) mengatakan bahwa:
15
“suatu prosedur ialah suatu metode yang dinormalisasikan untuk melakukan pekerjaan yang telah diperinci”. Sedangkan menurut Moekijat (1989:194) mengatakan bahwa : “Suatu prosedur adalah serangkaian tugas yang saling berhubungan, yang merupakan urutan menurut waktu dan cara tertentu untuk melaksanakan pekerjaan yang harus diselesaikan”. Sejalan dengan pendapat diatas, menurut MC Maryati (2008:43) mengatakan bahwa “prosedur adalah serangkaian dari tahapan-tahapan atau urut-urutan dari langkah-langkah yang saling berkaitan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan”. Menurut Ida Nuraida (2014:4) prosedur merupakan 1. Metode-metode
yang
dibutuhkan
untuk
menangani
aktivitas-aktivitas yang akan datang; 2. Urutan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu; dan 3. Pedoman untuk bertindak. Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan serangkaian tahapan atau langkahlangkah kegiatan yang berurutan dan saling berhubungan dalam melaksanakan pekerjaan yang harus diselesaikan.
2) Jenis Prosedur Menurut A.S Moenir dalam bukunya yang berjudul “Tatalaksana (Menejemen) Perkantoran dan Penerapannya” (1983:117). Terdapat dua jenis prosedur, yaitu :
1. Prosedur umum Yang termasuk dalam prosedur umum yaitu prosedurprosedur yang menyangkut bidang pekerjaan yang bersifat umum (general) dan berlaku secara nasional yang menjadi tanggung jawab manajer atas, yaitu:
16
-
Bidang keuangan; prosedur permintaan, uang, prosedur pembayaran melalui beban tetap dan UUDP (APBN), prosedur transfer uang, prosedur penggunaan devisa, prosedur pembayaran luar negeri dan lain-lain.
-
Bidang kepegawaian, baik Pegawai Negeri Sipil maupun Pegawai Negeri Angkatan Bersenjata.
-
Bidang pengadaan barang pemerintah, pemborongan pekerjaan, pembelian barang (proyek atau rutin) melalui penawaran (tender).
-
Bidang pemeliharaan kesehatan Pegawai Negeri dan anggota Angkatan Bersenjata.
-
Bidang export dan import barang-barang berbagai golongan
-
Bidang ke-imigrasian Dan bidang-bidang lain masih banyak lagi. Prosedur
umum ini kadang-kadang demikian luas berlakunya sehingga melaupaui batas- batas nasional, misalnya prosedur pemberangkatan dan pendaratan pesawat terbang, prosedur penerbangan melalui wilayah udara suatu negara, prosedur pemberangkatan dan berlabuh suatu kapal laut, dan lain sebagainya. 2. Prosedur khusus (lokal) Prosedur khusus atau prosedur lokal, yaitu prosedur yang dibuat dan hanya berlaku secara lokal artinya untuk lingkungan tertentu, yang menjadi tanggungjawab menejer ditempat itu (atas, menengah, atau bawah tergantung luas lingkup prosedur itu ). Prosedur semacam ini dapat juga merupakan bagian dari prosedur umum yang hanya berlaku disuatu tempat tertentu dengan pertimbangan tertentu pula.
17
Dari jenis-jenis prosedur diatas dapat disimpulkan , prosedur
umum
adalah
semua
bidang
pekerjaan,.
Sedangkan prosedur khusus (lokal) adalah prosedur yang terdapat atau yang menjadi bagian dari prosedur umum.
3) Sifat (hakekat) prosedur Menurut Moekijat (1989:194) dalam bukunya “Asas-Asas Manajemen” hakekat prosedur adalah : a) Prosedur terdapat dalam tiap bagian perusahaan; prosedur merupakan salah satu macam rencana yang penting. b) Prosedur biasanya dipandang sebagai penerapan pekerjaan yang sifatnya berulang. c) Diberikan batas-batas waktu pada setiap langkah prosedur guna menjamin agar hasil akhir dicapai seperti yang diinginkan.
4) Ciri prosedur Menurut Moekijat (1989:194) dalam bukunya “Asas-Asas Manajemen” ciri prosedur yang baik ialah : a) Prosedur harus didasarkan atas fakta-fakta yang cukup mengenai situasi tertentu, tidak didasarkan atas dugaandugaan atau keinginan-keinginan. b) Suatu prosedur harus memiliki stabilitas, akan tetapi masih memiliki fleksibilitas. Stabilitas adalah ketetapan arah tertentu dengan perubahan yang dilakukan hanya apabila terjadi perubahan penting dalam faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan prosedur. Fleksibilitas prosedur diinginkan guna mengatasi suatu krisis atau suatu keadaan darurat, tuntutan khusus atau penyesuaian kepada suatu kondisi sementara.
18
c) Prosedur harus mengikuti zaman (up-to-date). 3.
Kapal Dalam wikipedia, Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) adalah maskapai pelayaran nasional Indonesia. Pelni mengoperasikan sejumlah 28 unit kapal penumpang dengan kapasitas seluruhnya 36.913 penumpang dan 4 unit kapal barang. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2002 Tentang Perkapalan, Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin, atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. Sedangkan Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 37 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut, Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Angkutan Di Perairan, Kapal Berbendera Indonesia adalah kapal yang telah didaftarkan dalam Daftar Kapal Indonesia. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2002 Tentang Perkapalan, Kapal Indonesia adalah kapal yang memiliki kebangsaan Indonesia sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2002 Tentang Perkapalan Pasal 93, Kapal-kapal khusus sebagai berikut:
19
(1) Persyaratan kelaiklautan , pemilikan, sertifikat dan pengawasan kapal nuklir, kapal dibawah air dan kapal-kapal lainnya yang dbangun berdasarkan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi yang diatur oleh konvensi Internasional,koda (code) atau ketentuan Internasional lainnya, ditetapkan dengan keputusan menteri. (2) Menteri dapat menerapkan konvensi Internasional, koda (code) atau ketentuan Internasional lainnya secara penuh atau sebagian dengan
tujuan
kelancaran
operasi
kapal
dengan
tetap
mempertimbangkan terjaminnya kelaiklautan kapal. Menurut H.A. Abbas Salim dalam bukunya “Manajemen Transportasi” (2004:102), adapun fungsi angkutan laut ialah pengoperasian pelayaran dalam negeri dan luar negeri dengan menaikkan kualitas pelayanan jasa-jasa angkutan. Penjelasan Pasal 8 mengenai angkutan laut dalam negeri , dalam UU 17 Tahun 2008 tentang pelayaran. Penggunaan kapal berbendera Indonesia oleh perusahaan angkutan laut nasional dimaksudkan dalam rangka pelaksanaan asas cabotage guna melindungi kedaulatan negara (sovereig- nty) dan mendukung perwujudan wawasan nusantara serta memberikan
kesempatan
berusaha
yang
seluas-luasnya
bagi
perusahaan angkutan laut nasional. Sebagai berikut :
Pasal 8 (1) Kegiatan angkutan laut dalam negeri dilakukan oleh perusahaan angkutan laut nasional dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia serta diawaki oleh Awak Kapal berkewarganegaraan Indonesia. (2) Kapal asing dilarang mengangkut penumpang dan/atau barang antarpulau atau antarpelabuhan di wilayah perairan Indonesia.
20
Jenis kapal terdiri dari beberapa jenis, tetapi disini hanya akan menjelaskan dua jenis kapal yang di operasikan oleh PT PELNI (PERSERO) Cabang Semarang, yaitu kapal Roll-on/Roll-off (Ro-Ro) dan kapal penumpang. Dalam wikipedia, kapal penumpang adalah kapal
yang
digunakan
untuk
angkutan
penumpang.
Untuk
meningkatkan effisiensi atau melayani keperluan yang lebih luas kapal penumpang dapat berupa kapal Ro-Ro, ataupun untuk perjalanan pendek terjadwal dalam bentuk kapal feri. Di Indonesia perusahaan yang mengoperasikan kapal penumpang adalah PT. Pelayaran Nasional Indonesia yang dikenal sebagai PELNI Menurut
Capt.R.P.
Suyono
dalam
bukunya
“Shipping
pengangkutan intermodal ekspor impor melalui laut” (2003:79), Jenis kapal RoRo (Roll-on, Roll-off) adalah kapal yang didesain untuk muat bongkar ke kapal diatas kendaraan roda. Kapal yang termasuk jenis RoRo antara lain kapal ferry, kapal pengangkut mobil ( car ferries ), kapal general cargo yang beroperasi sebagai kapal RoRo. 4. Ukuran Kapal Menurut
Capt.R.P.
Suyono
dalam
bukunya
“Shipping
pengangkutan intermodal ekspor impor melalui laut” (2003:65-66), tentang ukuran kapal sebagai berikut. Bila kita melihat kapal-kapal yang tiba dipelabuhan, maka yang terutama diperhatikan adalah ukuran besarnya.
Besar kapal
dinyatakan dalam ton register (register ton). Untuk ukuran besarnya kapal dikenal istilah gross register ton (GRT) dan net register ton (NRT). Gross register ton (GRT) adalah jumlah dari semua ruangan kapal yang tertutup atau yang dapat ditutup secara kedap air, baik yang berada dibawah geladak maupun yang berada diatasnya (deck line). Oleh karena 1 register ton = 100 cft (cubic feet) dan 100 cft =
21
2,83 M3 maka besar GRT adalah total ruangan dalam cubic feet dibagi 100. Net register ton (NRT) adalah ruangan yang tersedia untuk barang dan penumpang, atau juga daya angkut kapal yang dinyatakan dalam volume. NRT merupakan GRT dikurangi dengan :
Ruang untuk bunker dan air.
Ruang kemudi.
Ruang mesin dan terowongan poros (shaft tunnel).
Ruang nahkoda dan anak buah kapal (ABK).
Ruang jangkar.
Ruang air ballast.
Ruang perbekalan. Salah satu ukuran untuk besar kapal adalah panjang kapal, yang
berpengaruh dalam hal penyediaan tempat untuk sandar. Panjang kapal dinyatakan dalam length over all (LOA) dan length between perpendiculars (LBP). LOA adalah panjang kapal secara keseluruhan yang diukur dari bagian paling ujung dari linggi-linggi sampai bagian paling belakang dari buritan. Sedangkan LPB adalah panjang kapal diukur dari linggi-linggi paling depan dan bagian paling belakang dari buritan pada garis maksimum sarat musim panas (summer draft). Summer draft adalah sarat kapal pada musim panas menurut peraturan lambung timbul (freeboard). 5.
Pegusaha Angkutan Laut dan Keagenan Kapal Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan dan Pengusaha Angkutan Laut, sebagai berikut : Pengusaha Angkutan Laut Nasional adalah perusahaan angkutan laut berbadan hukum Indonesia yang melakukan kegiatan
22
angkutan laut di dalam wilayah perairan Indonesia dan/atau dari dan ke pelabuhan di luar negeri. Agen umum adalah perusahaan angkutan nasional atau perusahaan nasional yang khusus didirikan untuk melakukan usaha keagenan kapal, yang ditunjuk oleh perusahaan angkutan laut asing untuk mengurus kepentingan kapalnya selama berada di Indonesia. Sub Agen adalam perusahaan angkutan laut nasional atau perusahaan nasional yang khusus didirikan untuk melakukan usaha keagenan kapal di pelabuhan atau terminal khusus tertentu yang ditunjuk oleh agen umum. Menurut
Capt.R.P.
Suyono
dalam
bukunya
“Shipping
pengangkutan intermodal ekspor impor melalui laut” (2003:23), mengatakan bahwa perusahaan pelayaran adalah perusahaan yang mengoperasikan kapal-kapal, baik kapal milik sendiri maupun sewa (charter). 6.
Jenis Usaha Pelayaran Menurut Engkos Kosasi dan Capt. Hananto Soewedo dalam bukunya
“Manajemen
Perusahaan
Pelayaran”(2012:
30-37)
mengatakan, usaha pelayaran dapat dibedakan berdasarkan wilayah, sifat usaha/ bentuk operasi, dan muatannya. Berikut ini penjelasannya. 1) Berdasarkan Wilayah Dilihat dari wilayah usahanya, usaha pelayaran dibagi menjadi enam jenis. a. Pelayaran lokal Usaha pelayaran terbatas pada radius 200 mil di dalam satu atau dua provinsi di Indonesia. b. Pelayaran Pantai Usaha pelayaran pantai meliputi seluruh wilayah perairan di Indonesia,
sering
juga
disebut
pelayaran
pelayaran antar pulau, atau pelayaran nusantara.
interinsulair,
23
c. Pelayaran Samudera Pelayaran ini beroperasi dalam perairan internasional antara dua negara atau lebih, membawa muatan ekspor atau impor. Kalau dalam pelayaran lokal dan pelayaran nusantara cukup memperhatikan peraturan perundang-undangan Indonesia saja, untuk pelayaran samudera harus memperhatikan hukum dan konvensi-konvensi internasional. d. Pelayaran Rakyat Dengan kapalkecil mengangkut muatan dari pedalaman yang tidak terjangkau kapal besar, dengan diberikan kemudahan/ keringanan persyaratan dari pemerintah. e. Pelayaran Perintis Merupakan penugasan dari pemerintah untuk membuka trayek ke daerah minus, atau tidak ada muatan balik. f. Pelayaran Cross Trading Pelayaran ini melayani angkutan antar negara diluar negeri. 2) Berdasarkan Sifat Usaha/ Bentuk Operasi Usaha pelayaran dilihat dari sifat usaha/ bentuk operasinya dibedakan menjadi lima jenis berikut. a. Pelayaran Tetap (Liner Service) Pelayaran tetap mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a) Jalur pelayaran (trade lane) dan perjalanan kapal tertentu dan teratur, menyinggahi pelabuhan yang ditetapkan sebelumnya dengan frekuensi yang tetap dan mempunyai sailing schedule tertentu yang semuanya diumumkan kepada semua cargo owner (pemilik muatan). Bila perusahaan kapal
membatalkan suatu
sailing
tanpa
menyediakan kapal pengganti, shipper (pengirim) yang telah membuku muatannya mempunyai hak berdasarkan hukum atas ganti kerugian dari pengusahaan kapal. Sebaliknya, bila pihak
shipper (pengirim) yang telah
24
membukukan atau membatalkan muatannya, pengusaha pelayaran berhak menurut hukum atas ganti kerugian dari shipper, ganti kerugian ini disebut deal freight. b) Umumnya pelayaran tetap dapat menerima semua jenis muatan. c) Pelayaran tetap menawarkan freight rate (daftar tarif angkutan ) yang telah ditetapkan dan telah berlaku umum. Tarif tersebut berlaku sampai adanya pemberitahuan mengenai perubahan berikutnya. Pada pelayaran samudera sering ditetapkan oleh conferance (ditetapkan melalui kesepakatan atan sesama anggota bila perusahaan menjadi anggota conference). d) Carrier (pengusaha pelayaran) harus mempunyai peraturan atau syarat-syarat pengangkutan yang dicantumkan pada lembar formulir bill of lading (B/L) atau mungkin ada perjanjian khusus antara carrier dengan shipper. Dengan perjanjian dan penandatanganan B/L, pihak yang dirugikan apabila ada kejadian dalam mengajukan claim atau tuntutan hukum pada pengadilan. b. Pelayaran Tramp (Tramper Service) Pelayaran tramp merupakan pelayaran bebas yang tidak terikat ketentuan formal, tidak mempunyai jalur pelayaran tetap, dan kapal dapat berlayar kemana saja. Kapal membawa muatan apa saja dan sering membawa muatan sejenis. Perlayaran tramp tidak mempunyai jadwal yang diumumkan sebelumnya. Syarat pengangkutan dan uang tambang (freight rate) dalam pelayaran tramp merupakan hasil permufakatan kedua belah pihak. c. Pelayaran Khusus Pelayaran khusus adalah pelayaran yang tidak termasuk dalam liner
atau tramper
dan mengangkut barang khusus.
Pelayaran khusus meliputi beberapa jenis yaitu :
25
Pelayaran yang khusus melayani kepentingan perusahaan sendiri/ tidak melayani pihak lain Angkutan minyak atau LNG Pelayaran wisata laut Pelayaran khusus mengangkut barang industri seperti angkutan pupuk, batu bara, semen, log, dan lain-lain. d. Pelayaran Global Pada era globalisasi pelayaran samudera yang ada didunia mengalami perubahan yang mendasar dari “Operasional Tunggal” (single operation) menjadi Aliansi Global Liner. Pelayaran kelas dunia membentuk Aliansi Global Liner untuk memperkecil persaingan dan untuk memberikan pelayanan angkutan laut yang lebih kompetitif. e. Pelayaran Feeder Pelayaran feeder adalah pelayaran yang menggunakan kapal container dengan ukuran dan kapasitas lebih kecil yang mengumpulkan muatan disuatu pelabuhan untuk dipindahkan ke mother vessel-nya dan melayari jalur HUB Port ke SPOKE atau sebaliknya. 3) Berdasarkan Muatannya Usaha pelayaran dilihat dari muatannya dapat dibedakan menjadi : a. Angkutan barang konvensional (general cargo) b. Angkutan full container/semi container c. Angkutan bulk cargo, yang terdiri dari liquid cargo dan dry cargo d. Angkutan ternak e. Angkutan heavy lift f. Angkutan barang dingin g. Angkutan mobil h. Angkutan penumpang, misal PT PELNI
26
7. Pelabuhan Dalam Undang-Undang No.17 Tahun 2008 tentang pelayaran, Pasal 1, yang dimaksud dengan pelabuhan adalah “Tempat yang terdiri atas daratan dan atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan perusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan atau bongkar muat barang berupa terminal berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Sedangkan Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, yang dimaksud pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas terterntu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/ atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas kesemalamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. 8.
Dermaga Menurut
Capt.R.P.
Suyono
dalam
bukunya
“Shipping
pengangkutan intermodal ekspor impor melalui laut” (2003:16), Dermaga yaitu tempat dimana kapal dapat berlabuh atau sandar guna melakukan kegiatannya, baik bongkar/ muat atau kegiatan lainnya. Untuk bongkar/ muat general cargo, pelabuhan menyediakan dermaga konvensional. Sedangkan untuk bongkar/ muat kapal-kapal petikemas pelabuhan menyediakan dermaga khusus petikemas.
27
9.
Sistem dan Prosedur Pelayanan Kapal Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Sistem Dan Prosedur Pelayanan Kapal, Barang Dan Penumpang Pada Pelabuhan Laut Yang Diselenggarakan Oleh Unit Pelaksana Teknis (Upt) Kantor Pelabuhan, sistem dan prosedur pelayanan kapal, barang dan penumpang adalah tata cara pelayanan operasional yang mengatur keluar/masuk barang dan orang di pelabuhan,
yang dilakukan
untuk
menjamin
terselenggaranya
ketertiban dan kelancaran kegiatan operasional pelabuhan. 10. Fungsi Cabang Perusahaan Pelayaran Menurut Engkos Kosasi dan Capt. Hananto Soewedo dalam bukunya “Manajemen Perusahaan Pelayaran”(2012: 185-186), mengatakan untuk melayani kapal beserta muatannya di pelabuhan, perusahaan pelayaran dapat mendirikan cabang atau menunjuk perusahaan pelayaran lain sebagai agen. Tugas cabang maupun agen hampir sama. Bedanya hanyalah masalah status, yaitu cabang merupakan
bagian
dari
perusahaan,
sedangkan
agen
adalah
perusahaan lain yang ditunjuk melayani kapal dan muatannya. Cabang memiliki beberapa fungsi pokok, antara lain : 1) Mewakili dan melindungi perusahaan dalam daerah masing-masing 2) Mewakili dan membantu kantor pusat dalam melayani kapal milik atau charter yang dioperasikan sendiri, maupun kapal keagenan, seperti pemeliharaan armada (survay, repair, maintenance, supply kebutuhan kapal, crewing) pengisian muatan ruang kapal, dan pengoperasian kapal. 3) Bertindak sebagai sub-agent atau port agent dalam melayani kapalkapal keagenan.
28
11. Bidang Operasi Menurut Engkos Kosasi dan Capt. Hananto Soewedo dalam bukunya
“Manajemen
Perusahaan
Pelayaran”(2012:
188),
mengatakan bidang operasi memiliki beberapa fungsi pokok sebagai berikut : a. Memberitahukan kedatangan kapal kepada instansi dipelabuhan sesuai dengan kebutuhan yang berlaku. b. Merencanakan, mengatur, dan melaksanakan penyandaran kapal c. Membantu mempersiapkan dan mengurus surat-surat kapal d. Membantu melayani penyediaan kebutuhan kapal seperti bunker, air, perbekalan, repair, dan lain-lain. e. Memberi pelayanan kepada awak kapal f. Mengatur dan melaksanakan pemberangkatan kapal g. Memberitahukan kepada principal
mengenai situasi dan
perkembangan pelabuhan beserta fasilitasnya. h. Memelihara dan menjaga hubungan yang baik dengan para pejabat pelabuhan. 12. Dokumen-Dokumen Kapal (Ship Document) Menurut Engkos Kosasi dan Capt. Hananto Soewedo dalam bukunya
“Manajemen
mengatakan,
masalah
Perusahaan keselamatan
Pelayaran”(2012: pelayaran,
20-22)
penjagaan
jiwa/kesehatan dikapal dan penjagaan harta benda dilaut diatur dalam beberapa konvensi internasional dan undang-undang negara. Syarat utama yang harus dipenuhi adalah bahwa kapal harus laik laut (seaworthy). Artinya kapal aman melakukan pelayaran maupun bongkar/muatnya. Kelayakan kapal niaga dapat dibuktikan dengan memilih dokumen-dokumen dan sertifikat-sertifikat sebagai berikut. a. Certificate of registry, adalah surat tanda kebangsaan. Artinya kapal tersebut berhak mengibarkan bendera dari negara dan berhak atas perlindungan hukum tertentu dari negara tersebut. Pendaftar
29
tersebut tidak selalu warga negara dari megaranya, ada yang mendaftarkan kapalnya di negara lain untuk tujuan keringanan biaya (flag of convenience). negara-negara yang mau menerima pendaftaran dari warga negara lain misalnya Panama, Liberia, Honduras, Costarica. Namun, semua pemilik kapal warga negara RI diharuskan mendaftarkan kapalnya di Indonesia. Surat tanda kebangsaan (Certificate of registry) di Indonesia disesuaikan dengan besarnya kapal. sebagai contoh surat laut/Nationality hanya digunakan untuk kapal yang lebih besar daripada 175GT, sedangkan untuk kapal yang lebih kecil lagi disebut pas tahunan, pas kecil, dan surat laut sementara. Surat ini dikeluarkan oleh Ditjen Hubla cq. Dit. Kapel. b. Tonnage certificate (surat ukur), adalah surat yang menyebutkan ukuran-ukuran penting kapal, Tonnage, LOA, LBP, lebar, draft, ukuran palka, dll. Surat ini dikeluarkan oleh Ditjen. Hubla cq. Syahbandar. c. Seaworthines
certificate
(sertifikat
kesempurnaan),
adalah
sertifikat yang menyatakan kelaikan kapal termasuk perlengkapan berlayar. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Ditjen. Hubla. Cq. Dit Kapel/ Syahbandar. Sertifikat ini merupakan sertifikat solas. d. Load line certificate (sertifikat lambung timbul), adalah sertifikat mengenai persyaratan lambung yang timbul minimum dan maksimum agar stabilitas kapal terpelihara (untuk minimumnya sesuai ketentuan “plimsol mark”) yang dikeluarkan oleh Hubla dan Biro Klasifikasi. Sertifikat berlaku 5 tahun untuk internasional Load line certificate (dengan pemeriksaan setiap tahun untuk Load line annual inspection), dikukuhkan tiap tahun. e. Sertifikat pencegahan pencemaran oleh minyak, adalah sertifikat bahwa kapal sudah diperlengkapi peralatan yang disyaratkan. Sertifikat dikeluarkan oleh Ditjen. Hubla cq. Dit. Kapel, masa berlaku 5 tahun (dikukuhkan tiap tahun).
30
f. Safety radio telegraphy certificate, dikeluarkan oleh Ditjen. Hubla cq. Syahbandar apabila pesawat radio telegrafi telah memenuhi syarat, masa berlaku satu tahun. g. Sertifikat bebas tikus (deratting certificate), pernyataan bahwa kapal bebas dari hama tikus setelah dilakukan fumigation (penyemprotan pembasmian tikus). Sertifikat dikeluarkan oleh dinas kesehatan pelabuhan, masa berlaku 6 bulan. h. Safety sertificate (sertifikat keselamatan) adalah persyaratan bahwa kapal penumpang memenuhi persyaratan badan kapal, mesin, kekedapan air, alat-alat penolong, radio telegrafi, dan sebagainya. i. Sertifikat keselamatan (bill of health) adalah pernyataan bahwa ABK bebas dari wabah. Sertifikat dikeluarkan oleh dinas kesehatan setiap kapal berangkat. B. METODE PENGAMATAN 1. Lokasi Pengamatan Menurut
H.B.
Sutopo
(2002:
52-53)
dalam
bukunya
“Metodologi Penelitian Kualitatif”, menyatakan bahwa tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti. Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya. Dari pemahaman lokasi dan lingkungannya peneliti bisa secara cermat mencoba mengkaji dan secara kritis menarik kemungkinan simpulan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dari pengamatan pada tempat dengan keragaman benda yang berada di lokasi, peneliti sering bisa memperoleh informasi yang berkaitan dengan perilaku atau peristiwa yang terjadi, atau bahkan sangat berkaitan dengan sikap dan pandangan para pelakunya.
31
Pengamatan ini mengambil tempat di PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Cabang Semarang yang beralamat di Jalan Mpu Tantular Nomor 25 Semarang. Pada lokasi ini penulis ditempatkan pada bagian atau devisi operasi kapal. Lokasi ini dipilih oleh penulis dengan pertimbangan: 1. Lokasi tersebut merupakan tempat dilaksanakan proses kegiatan magang. 2. Di lokasi tersebut terdapat permasalahan mengenai penanganan kedatangan dan keberangkatan kapal penumpang oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (PERSERO) cabang Semarang. Sehingga PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Cabang Semarang dianggap dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang diamati. 3. Penulis
mendapatkan
izin
sebagai
tenaga
magang
untuk
mengumpulkan data yang akurat dan melaksanakan pengamatan secara langsung di lapangan/ lokasi terkait penanganan kedatangan dan keberangkatan kapal penumpang oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia
(PERSERO)
cabang
Semarang
sesuai
dengan
permasalahan. 4. Tentunya lokasi tersebut merupakan rekomendasi dari instansi PT Pelayaran Nasional Indonesia (PERSERO) cabang Semarang kepada
penulis
untuk
melaksanakan
observasi
sekaligus
mengumpulkan data-data yang diperlukan sebagai bahan materi TA. 2. Jenis Pengamatan Pengamatan ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif di mana data yang dikumpulkan berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih dari pada sekedar angka atau frekuensi. Peneliti menekankan catatan yang menggambarkan situasi sebenarnya guna mendukung penyajian data (H.B. Sutopo, 2002: 35).
32
3. Penentuan Sampel dan Sumber Data a.
Teknik Penetuan Sampel: Purposive Sampling Menurut H.B. Sutopo (2002: 56) dalam penelitian kualitatif sumber data yang digunakan tidak mewakili populasinya tetapi cenderung mewakili informasinya. Karena pengambilan cuplikan didasarkan
atas
berbagai
pertimbangan
tertentu,
maka
pengertiannya sejajar dengan jenis teknik cuplikan yang dikenal sebagai sebagai purposive sampling, dengan kecenderungan peneliti untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. b. Sumber Data Dalam
bukunya,
H.B.
Sutopo
menyatakan
bahwa
pemahaman mengenai berbagai sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh. Data tidak akan bisa diperoleh tanpa adanya sumber data. (2002: 49). Sumber data yang dipilih penulis adalah:
1) Narasumber (informan) Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber) sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki informasinya. Peneliti dan narasumber di sini memiliki peran yang sama, dan narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia bisa lebih memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki (H.B. Sutopo, 2002: 50). Narasumber dalam wawancara ini diambil dari latar belakang yang terkait, untuk menggali informasi secara komprehensif mengenai sistem dan prosedur
penanganan
33
kedatangan dan keberangkatan kapal penumpang oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (PERSERO) cabang Semarang. Adapun subjek/ narasumber pengamatan ini adalah Bapak Ruwiyadi sebagai Assisten Manager Pelayanan Jasa Kapal PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Cabang Semarang. 2) Tempat atau Lokasi Tempat atau lokasi merupakan salah satu sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh pengamatan dengan cara mengamati kondisi dari peristiwa atau aktivitas dari lokasi itu. Menurut H.B. Sutopo (2002: 51), dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Penulis mengamati berbagai kejadian atau aktivitas yang terjadi di tempat magang khususnya kegiatan yang berkaitan dengan sistem dan prosedur penanganan kedatangan dan keberangkatan kapal penumpang oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (PERSERO) cabang Semarang . Dan lokasi kegiatan penanganan kedatangan dan keberangkatan kapal penumpang berada di dermaga Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. 3) Dokumen Menurut H. B. Sutopo (2002: 54), dokumen merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia merupakan rekaman tertulis (tetapi juga berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktivitas atau peristiwa tertentu). Untuk
mendapatkan
data
dan
informasi
sesuai
permasalahan yang diamati yaitu mengenai sistem dan prosedur penanganan kedatangan dan keberangkatan kapal penumpang oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (PERSERO) cabang Semarang. Penulis juga membaca dan memahami data dan
34
informasi yang diperoleh ditempat magang baik berupa data, arsip, atau benda lain yang berkaitan dengan permasalahan yang diamati. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam pengamatan, karena tujuan utama adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka pengamat tidak akan mendapatkan data sesuai dengan strandar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan berdasarkan, teknik pengumpulan data menurut H. B Sutopo ( 2002 : 58-72 ), yaitu dengan: a. Wawancara Sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa manusia yang dalam posisi sebagai narasumber atau informan. Untuk mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlukan teknik wawancara, yang dalam penelitian kualitatif khususnya dilakukan dalam bentuk wawancara mendalam (H. B. Sutopo, 2002: 58). Untuk mendapatkan data penulis menggali informasi dengan cara melakukan wawancara kepada pihak yang dianggap mengerti dan menguasai tentang penanganan kedatangan dan keberangkatan kapal penumpang oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (PERSERO) cabang Semarang . Wawancara dilakukan di PT Pelayaran Nasioanal Indonesia (Persero) Cabang Semarang dengan narasumer Bapak Ruwiyadi selaku Assisten Manager Pelayanan Jasa Kapal. b. Observasi Menurut H. B. Sutopo (2002: 64), menyatakan bahwa teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta gambar.
35
Observasi pada pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan teknik observasi berperan aktif. Pada saat periode magang di PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) cabang Semarang. Teknik observasi berperan aktif dilakukan oleh penulis, dengan cara mengamati dan berperan aktif dalam kegiatan atau peristiwa yang berkaitan dengan permasalahan
yang
diamati
yaitu
mengenai
penanganan
kedatangan dan keberangkatan kapal penumpang oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (PERSERO) cabang Semarang. c. Pengkajian Dokumen H. B. Sutopo (2002: 69), menjelaskan bahwa dokumen merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Dokumen bisa memiliki beragam bentuk, dari yang tertulis sederhana sampai yang lenih lengkap, dan bahkan bisa berupa benda-benda lainnya sebagai peninggalan masa lampau. Dokumentasi dilakukan dengan teknik pengumpulan data dengan jalan membaca dan mempelajari data-data dari dokumen, arsip, laporan dan literature lain yang berhubungan dengan materi pengamatan. Sehingga, selain mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen harus memahami tentang maknanya yang tersirat serta dikaji kebenarannya. Yaitu penulis mengkaji dokumen sesuai materi yang diamati yaitu mengenai penanganan kedatangan dan keberangkatan kapal penumpang oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (PERSERO) cabang Semarang.