6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Dasar Sistem a. Pengertian Sistem Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Sistem Informasi, perlu diketahui sebelumnya bahwa Sistem Informasi terdiri dari dua kata yaitu Sistem dan Informasi. Berikut beberapa pengertian Sistem menurut para ahli: Irwan Isa mendefinisikan, “Sistem merupakan suatu rangkaian komponen-komponen yang memiliki kaitan satu sama yang lain untuk membentuk suatu kesatuan dan bekerjasama untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan yang sama. Komponen-komponen ini adalah Input/masukan, Proses, Output/hasil, dan Tanggapan” (Irwan Isa, 2014:6) Berbeda dengan pendapat dari Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo yang dikutip oleh Drs. Moekijat dalam bukunya Pengantar Sistem Informasi Manajemen, mengatakan: “Sistem sebagaimana telah saya rumuskan dalam bab-bab terdahulu adalah setiap sesuatu yang terdiri atas obyek-obyek, atau unsur-unsur atau komponen-komponen yang berkaitan dan bertata-hubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsurunsur tersebut merupakan suatu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu.” (Drs. Moekijat, 1991:4) Sistem menurut pandangan dari Tata Sutabri, S.Kom.,MM, Sistem diibaratkan seperti Sistem pernafasan manusia. Beliau berpendapat bahwa, “Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai contoh adalah sistem pernafasan manusia. Sistem ini terdiri dari suatu kelompok unsur seperti: hidung, saluran pernafasan, paru-paru, dan darah.” (Tata Sutabri, S.Kom.,MM, 2005: 8) Dari ketiga pengertian tersebut, dapat penulis tarik kesimpulan bahwa sistem merupakan suatu yang terdiri dari komponen, unsure, sub-sub yang saling berhubungan sesuai dengan fungsi masing-masing, dan membentuk sebuah proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Model Umum Sistem Dalam sebuah sistem terdapat gambaran yang merangkai, saling berhubungan, dan bersifat mendasar tetapi tetap pada satu tujuan yang sama, hal tersebut dapat dikatakan suatu konsep atau model sistem. Drs. Zulkifli Amsyah, MLS menyatakan, bahwa: “Dalam suatu organisasi terdapat arus informasi demikian yang berjalan dari satu unit ke unit lainnya, agar masing-masing unit dapat bekerja mencapai tujuan masingmasing untuk kemudian secara bersama-sama saling mendukung untuk mencapai tujuan organisasi.” (Drs. Zulkifli Amsyah, MLS., 2001:26-27) Masukan
Pengolahan
Keluaran
Umpan Balik/Kontrol Gambar 2.1: Model Umum Sistem 1 Perbedaan model umum sistem dapat dilihat dari sudut pandang Teguh Wahyono. Menurut beliau, “terdapat lima buah komponen utama dalam sistem yang membuat sebuah sistem dapat bekerja dengan baik.” (Teguh Wahyono, 2004:13) Komponen-komponen tersebut adalah Komponen Input, Proses, Output, Tujuan, dan Umpan balik. UMPAN BALIK
INPUT
PROSES
OUTPUT
TUJUAN
KENDALA KONTROL
Gambar 2.2: Model Umum Sistem 2 Terdapat dua komponen tambahan didalam model umum sistem diatas, yakni Komponen Kendala dan Komponen Kontrol. Komponen kendala commit to user merupakan aturan / batasan yang dibuat untuk membuat sistem lebih dekat
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada tujuan dengan cara mengidentifikasikan apa saja yang harus diutamakan, sehingga tujuan sistem akan lebih bermanfaat. Berbeda dengan komponen kontrol yaitu komponen yang berfungsi untuk mengawasi proses mulai dari pelaksanaan sampai dengan tercapainya suatu tujuan sebuah sistem. c. Karakteristik Sistem Sama halnya dengan manusia, suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat yang merupakan ciri khas atau hal-hal yang dapat dikatakan sebagai suatu sistem. Menurut Tata Sutabri, S.Kom., MM., (2005:11-12) terdapat karakteristik yang dimiliki oleh suatu sistem diantaranya: Komponen Sistem (Components) Suatu sistem memiliki komponen berupa subsistem yang saling berinteraksi, bekerja sama sesuai dengan fungsi masing-masing hingga membentuk satu kesatuan yang utuh. Batasan Sistem (Boundary) Dalam suatu sistem juga terdapat batasan-batasan ruang lingkup yang membatasi satu dengan sistem lain atau dengan lingkungan luarnya, bertujuan untuk memberikan pandangan bahwa sistem adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Lingkungan Luar Sistem (Environtment) Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut dan
dapat bersifat
menguntungkan juga merugikan bagi sistem itu sendiri. Penghubung Sistem (Interface) Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain melalui sumber daya yang dialirkan dari subsistem ke subsistem lainnya, sehingga terjadi suau integrasi sistem yang membentuk kesatuan.
commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Masukan Sistem (Input) Energy yang dimasukkan ke dalam sistem yang dapat berupa pemeliharaan dan sinyal. Salah satu contoh adalah Progran dalam suatu komputer. Keluaran Sistem (Output) Merupakan hasil dari energy yang dimasukkan didalam subsistem dan diolah kemudian diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Contoh: sistem informasi, dimana informasi menjadi outputnya. Pengolah Sistem (Proses) Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Proses dilakukan dengan cara mengolah data-data yang sudah ada dan menjadikannya suatu yang bermanfaat. Sasaran Sistem (Objective) Setiap sistem dibentuk, dirancang, pasti memiliki tujuan dan sasaran yang bersifat pasti juga deterministic. Jika sistem dibuat tanpa ada tujuan, maka sistem tersebut tidak ada gunanya. d. Klasifikasi Sistem Setelah mengetahui berbagai macam subbab–subbab terkait dengan pengenalan sistem, berikut akan diterangkan mengenai klasifikasi sistem dari berbagai sudut pandang. Sudut pandang yang pertama adalah menurut Tata Sutabri, S.Kom., MM. Beliau mengklasifikasikan sistem menjadi empat jenis, yaitu: (Tata Sutabri, S.Kom., MM, 2005:13) Sistem abstrak dan sistem fisik Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Contoh: pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik sendiri merupakan sistem yang ada secara fisik. Contoh: sistem komputer. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
Sistem alamiah dan sistem buatan manusia Sistem alamiah memiliki pengertian sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia. Sedangkan sistem buatan manusia tentu saja sebuah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin. Contoh: sistem perputaran bumi (sistem alamiah) dan sistem komputer (sistem manusia). Sistem deterministic dan sistem probabilistic Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut Sistem deterministic, sebagai conoh adalah sistem komputer. Kebalikannya dari sistem deterministic adalah sistem probabilistic, dimana sistem ini memiliki kondisi yang masa depannya tidak dapat diprediksi. Sistem terbuka dan sistem tertutup Sistem yang terakhir menurut beliau adalah sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka merupakan suatu sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya, sebaliknya untuk sistem tertutup bekerja secara otomatis tanpa ada campur tangan orang lain. Dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Sistem Informasi Manajemen”, Drs. Moekijat menggolongkan sistem sebagai berikut hanya ada dua jenis yaitu Sistem Abstrak dan Sistem Fisis (Drs. Moekijat, 1991:3) Sistem Abstrak Sistem abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau konsepsi-konsepsi yang saling tergantung, contohnya adalah Sistem teknologi. Sistem Fisis Sistem fisis berarti serangkaian unsure yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Suatu sistem yang sesungguhnya dimiliki oleh setiap organisasi terkadang commit to user hanya ada beberapa saja yang sesuai dengan teori diatas, sehingga dapat
perpustakaan.uns.ac.id
11 digilib.uns.ac.id
dikatakan bahwa jenis-jenis sistem dapat disesuaikan menurut kebutuhan masing-masing organisasi. Suatu sistem dapat dikatakan “hidup” jika sistem tersebut memberikan output berupa Informasi yang dimana nantinya akan dijadikan sebagai cara untuk menyelesaikan masalah. Berikut akan penulis uraikan terkait dengan konsep dasar informasi. 2. Konsep Dasar Informasi a. Pengertian dan Fungsi Informasi Banyak yang mendefiniskan tentang pengertian informasi, salah satunya adalah Teguh Wahyono. Beliau menyimpulkan dari banyaknya pengertian informasi tersebut bahwa, “Informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan.” (Teguh Wahyono, 2004:3) Pendapat berbeda tentang pengertian Informasi yang penulis kutip dari buku yang berjudul “Manajemen Sistem Informasi“, yang berarti bahwa, “Informasi adalah bahan yang dihasilkan dari pengolahan data. Data berorientasi pada kegiatan operasional, seperti transaksi misalnya.” (Drs. Zulkifli Amsyah, MLS., 2001:289) Kesimpulan yang dapat diambil bahwa Informasi merupakan output daripada data yang diolah oleh suatu sistem yang digunakan. Kemudian suatu informasi dikatakan berfungsi jika “informasi tersebut dapat memberikan suatu dasar kemungkinan untuk menanggapi seleksi kepada pengambil keputusan dan tidak mengarahkan pengambil keputusan mengenai apa yang harus dilakukan, akan tetapi mengurangi keanekaragaman diambilnya suatu keputusan yang baik.” (Drs. Moekijat, 1991:36) b. Karakteristik Informasi Sama dengan suatu sistem, informasi juga memiliki karakteristik yang mampu menunjukkan sifat daripada informasi itu sendiri. karakteristikkarakteristik tersebut antara lain adalah (Teguh Wahyono, 2004:6): commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Benar atau Salah Karakteristik tersebut berhubungan dengan sesuatu yang realitas atau tidak dari sebuah informasi. Baru Sebuah informasi dapat berarti sama sekali baru bagi penerimanya. Tambahan Sebuah informasi dapat memperbaharui atau memberikan nilai tambah pada informasi yang telah ada. Korektif Sebuah informasi dapat menjadi bahan koreksi bagi informasi sebelumnya, salah atau palsu. Penegas Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada, ini masih berguna karena dapat meningkatkan pengetahuan penerima atas kebenaran informasi tersebut. Jika dalam suatu informasi tidak terdapat karakteristik diatas, maka informasi tersebut dapat dikatakan kurang maksimal atau tidak sesuai dengan tujuan, walaupun terkadang informasi tersebut mendapatkan feedback. c. Kualitas Informasi Selain berkarakter dan memiliki manfaat yang efektif, suatu informasi juga harus memiliki kualitas yang mampu mempengaruhi baik-buruk, layak atau tidaknya informasi tersebut untuk dapat diinfokan. “Kualitas informasi (quality of information) sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh 3 hal pokok, yaitu relevancy, accuracy, dan timeliness. (Teguh Wahyono, 2004:7-10) Relevansi (relevancy) Informasi dapat dikatakan memiliki kualitas baik, jika relevan bagi pemakainya. Relevansi ini dinilai berdasarkan bagaimana informasi commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tersebut dapat digunakan sebagai pemecah masalah atau pengambilan keputusan. Akurasi (accuracy) Informasi dapat dikatakan akurat, jika info tersebut tidak bersifat menyesatkan atau tidak jelas, tetapi harus mampu mencerminkan atau menggambarkan maksud dari isi informasi itu sendiri. Ada beberapa hal yang mempengaruhi keakuratan informasi, yakni: kelengkapan, kebenaran, dan keamanan suatu informasi. Tepat waktu (timeliness) Ketepatan suatu informasi diukur dari seberapa cepat output yang dikeluarkan melalui input data yang dilakukan. Jika informasi terlambat diterima, maka feedback yang diberikan juga akan terhambat. Hal tersebut akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan dan terselesaikannya masalah. 3. Konsep Dasar Sistem Informasi Pembahasan konsep dasar Sistem dan Informasi telah penulis uraiakan seperti diatas, kemudian jika kedua hal terseut digabungkan akan menjadi suatu hal yang disebut dengan Sistem Informasi. a. Pengertian Sistem Informasi Mengacu pada pendapat James B Bower dan kawan-kawan dalam bukunya Computer Oriented Accounting Information System dalam Teguh Wiyono maka, Sistem Informasi dapat diartikan sebagai “suatu cara tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan.” (Teguh Wiyono, 2004: 17) Andi Kristanto pun juga memiliki pendapat yang berbeda mengenai pengertian Sistem Informasi. Menurut beliau, “Sistem Informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak komputer serta perangkat manusia yang akan mengolah data menggunakan commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perangkat keras dan perangkat lunak tersebut.” (Andi Kristanto, 2003: 11). Suatu Sistem Informasi dikatakan berhasil jika “sistem informasi tersebut mendukung bukan hanya operasi tetapi juga mendukung prosesproses manajemen seperti pengolahan data melalui transaksi sebagai salah satu unsurnya dan hasil dari pengolahan dapat dijadikan untuk data pendukung pemecahan masalah.” (Gordon B. Davis, 1999:6) b. Klasifikasi Sistem Informasi Ada berbagai cara untuk mengelompokkan klasifikasi Sistem Informasi yang umum dipakai menurut Abdul Kadir, antara lain didasarkan pada: Level organisasi, Area fungsional, Dukungan yang diberikan, dan Arsitektur sistem informasi. Sesuai dengan pokok bahasan ini penulis akan menguraikan klasifikasi sistem informasi berdasarkan Dukungan yang diberikan. “Berdasarkan dukungan yang diberikan kepada pemakai, sistem informasi yang digunakan daoat diklasifikasikan sebagai berikut”: (Abdul Kadir, 2003:108-130) a) Sistem Pemrosesan Transaksi Jenis informasi yang pertama kali diimplementasikan yang berfokus pada data transaksi. Sistem informasi ini digunakan untuk menghimpun, menyimpan, dan memproses data transaksi serta sering mengendalikan keputusan dari bagian transaksi tersebut. b) Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. c) Sistem Pendukung Keputusan Suatu Sistem Informasi yang menyediakan informasi, permodelan, dan pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan pada situasi yang semiterstruktur dan tidak. commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d) Sistem Informasi Eksekutif Terkadang disebut juga sistem pendukung eksekutif, sistem ini merupakan sistem informasi yang menyediakan fasilitas yang fleksibel bagi manajer dan eksekutif dalam mengakses informasi eksternal dan internal. e) Sistem Pendukung Cerdas Sistem ini sering dikenal dengan sistem cerdas. Sistem yang memiliki
kemampuan
seperti
kecerdasan
manusia
yang
berkarakteristik seperti berikut: belajar memahami permasalahan berdasar pengalaman, memberikan tanggapan yang cepat, mampu menangani masalah yang kompleks berdasar penalaran dan pengetahuan. c. Proses Sistem Informasi “Proses-proses di dalam Sistem Informasi perlu dibedakan dengan proses-proses atau aktivitas usaha dalam sistem organisasi. Proses ini memerlukan dukungan sistem informasi yang diawali dengan adanya pencatatan data, pengolahan data, perekaman, dan diakhiri dengan pelaporan. Hal tersebut dapat disebut dengan Elemen Aktivitas: C-O-RL.” (Witarto, 2004:14-17) a) Pencatatan Data Pencatatan Data merupakan proses untuk memasukkan data ke dalam media SPD (Sistem Pengolahan Data). Jika SPD berupa perangkat komputer, maka pencatatan data dilakukan dengan mengetik. Yang termasuk aktivitas dalam pencatatan data adalah Penulisan, Pemasukan data ke dalam komputer, dan Pemantauan. b) Pengolahan Data Pengolahan Data adalah proses operasi sistematis terhadap data. Selama operasi sedang berlangsung, data disimpan sementara dalam prosesor. Secara sistematik, isi atau nilai data orisinil harus tidak commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berubah, tetapi isi atau nilai data yang diolah atau diproses dapat berubah (menjadi informasi). Aktivitas yang termasuk dalam proses pengolahan data, antara lain:
verifikasi,
pengorganisasian
data,
pencarian
kembali,
transformasi, penggabungan, pengurutan, perhitungan/kalkulasi, ekstraksi data untuk membentuk informasi, dan pembentuka pengetahuan. c) Perekaman Perekaman Data diartikan sebagai proses penyimpanan data ke dalam memori jangka panjang dalam SPD. Proses pengolahan data diantaranya
terdapat
penambahan
rekaman,
perbaikan,
penghapusan, pembaca kembali rekaman, pembacaan rekaman dengan seleksi dan klasifikasi, dan pembacaan rekaman data rujukan. d) Pelaporan Proses yang terakhir adalah pelaporan informasi, yakni proses ekstraksi informasi dan rekaman data yang tersimpan dalam SPD. Bentuk Laporan tergantung pada data yang diinputkan ke dalam komputer. 4. Sistem Pengajuan Barang Kantong a. Pengertian Pengajuan Barang Kantong Setelah dijabarkan mengenai konsep dasar sistem, informasi, dan sistem informasi, pemahaman selanjutnya adalah berkaitan dengan sistem pengajuan barang kantong di PT PEGADAIAN (Persero). Adanya pengajuan barang jaminan dari nasabah ke pihak PT PEGADAIAN (Persero), terjadi karena faktor ekonomi yang mendesak dan segera di penuhi melalui peminjaman uang oleh nasabah. Sistem Pengajuan Barang Kantong dapat diartikan yakni serangkaian proses yang harus ditempuh nasabah untuk mendapatkan uang commitoleh to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pinjaman dari Pegadaian dengan menyerahkan barang jaminan berupa perhiasan emas, seperti: kalung, anting, cincin, liontin, lantakan emas, dan logam mulia. Pengajuan Barang Kantong ini disupport menggunakan suatu Sistem Informasi berbasis Online yang dinamakan PASSION (Pegadaian Application Support System Integrated Online), sehingga proses pelayanan akan mudah dan cepat diselesaikan menggunakan bantuan sistem online ini. b. Syarat-syarat Pengajuan Barang Kantong Sebelum dilakukan penginputan data, Nasabah harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Pegadaian dalam kaitannya dengan Pengajuan Barang Kantong. Sistem pengajuan
ini dilakukan dengan
syarat yang mudah, dalam pengajuan kredit nasabah hanya bermodalkan: (Portal Resmi Pegadaian, 2016) Kartu identitas seperti KTP atau SIM asli. Barang agunan berupa Emas. Surat atau nota pembelian barang. Pengisian formulir pengajuan. Penyertaan surat atau nota pembelian barang tersebut bertujuan agar dalam proses penaksiran dan penentuan jumlah uang pinjaman lebih mudah. c. Penaksiran Barang Kantong Dalam pengajuan barang terdapat Jasa Taksir yang dapat membantu dalam menentukan nilai barang. Penaksiran memiliki pengertian yaitu perkiraan harga jual emas yang dimiliki oleh nasabah yang ditentukan oleh pihak penaksir dari PT PEGADAIAN secara sepihak. Dalam arti jika taksiran dari penaksir tidak sesuai dengan yang diinginkan nasabah, maka proses pengajuan dapat dibatalkan. Hasil dari taksiran tersebut juga penentu besar uang pinjaman. commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Penggolongan Uang Pinjaman Uang pinjaman yang diajukan oleh nasabah kepada perusahaan tergantung pada nilai daripada barang yang menjadi agunan atau jaminan. “Besarnya jumlah pinjaman tergantung dari nilai pinjaman (barangbarang berharga) yang diberikan. Semakin besar nilainya, semakin besar pula pinjaman yang diperoleh oleh nasabah demikian pula sebaliknya.” (Kasmir, 2012:235) Pegadaian memiliki standard golongan uang pinjaman bagi nasabah yang mengajukan kredit, golongan tersebut antara lain: Golongan A = 50.000 – 500.000 Golongan B = 550.000 – 5.000.000 Golongan C = 5.050.000 – 20.000.000 Golongan D = 20.000.000 keatas. Dalam pemberian uang pinjaman memiliki kriteria yang harus diketahui, menurut Kasmir terdapat kriteria yang terkandung dalam pemberian suatu kredit agar dikatakan pinjaman tersebut sah sebagai berikut: (Kasmir, 2010:251-252) Kepercayaan Unsur yang pertama adalah kepercayaan. Hal ini berisi tentang perusahaan percaya bahwa nasabah pasti akan mengembalikan kredit yang diberikan. Kesepakatan Kesepakatan yang terjadi antara nasabah dan perusahaan terkait dengan pemberian dan penerimaan kredit, hak dan kewajiban masingmasing yang harus dipenuhi. Jika dilanggar, maka hukum yang akan berbicara karena kesepakatan dituangkan dalam bentuk akad kredit. Jangka waktu Pemberian jangka waktu tertentu untuk memberikan arti bahwa tidak ada kredit yang waktu pengembaliannya tidak terbatas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
19 digilib.uns.ac.id
Risiko (degree of risk) Risiko yang paling sering dialami adalah risiko tidak tertagih atau kredit macet yang dikarenakan kondisi daripada nasabah yang tidak dapat dipastikan. Perusahaan harus selalu mempertimbangkan factor risiko tersebut dengan pemberian opsi-opsi yang tentunya disetujui oleh nasabah. Balas jasa Balas jasa disini berarti keuntungan. Keuntungan yang didapat dari pemberlakuan bunga dari setiap kredit yang diberikan. e. Sistem Pengajuan Barang Kantong Jika dikaji lebih lanjut dilihat dari sudut pandang Sistem Informasi, dalam Sistem Pengajuan Barang Kantong ini dilakukan secara bertahap yakni mulai dari Input data – Proses – Output menggunakan Sistem Online PASSION (Pegadaian Application Support System Integrated Online). Input data yang dilakukan oleh PT PEGADAIAN (Persero) adalah data: a) Data Nasabah. b) Jenis Produk Gadai Pegadaian (contoh: Gadai KCA) c) Jenis Barang Jaminan (dalam pembahasan ini adalah Barang Kantong). d) Pengisian Jumlah Barang, Berat, Kadar Karat, dan Uang Pinjaman. Pada tahap Proses ini adalah proses verifikasi Uang Pinjaman dimana harus disesuaikan dengan Form Pengajuan Kredit yang telah diisi oleh Nasabah dan selanjutnya proses pencetakan Surat Bukti Kredit (SBK). Output yang dihasilkan dari Sistem Informasi Online ini adalah Surat Bukti Kredit. Setelah Surat Bukti Kredit dicetak, nasabah membubuhkan tanda tangan yang berarti terdapat persetujuan antara nasabah dengan Pegadaian, kemudian barulah pencairan uang pinjaman dapat diproses oleh Kasir. Secara sederhana proses pengajuan barang kantong dapat digambarkan seperti berikut: commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penyerahan barang jaminan emas beserta
KTP
Proses Penaksiran oleh Penaksir dan persetujuan
Gambar 2.3: Proses Pengajuan Barang Kantong
Penginputan data melalui Sistem PASSION
Pencetakan SBK dan Pencairan uang pinjaman
Adanya Surat Bukti Kredit ini lebih menguatkan kepercayaan baik dari nasabah ke PT PEGADAIAN (Persero) atau sebaliknya terkait dengan uang pinjaman yang diajukan. Terdapat rincian mulai dari data nasabah, barang jaminan, nominal uang pinjaman, tanggal pengajuan, tanggal jatuh tempo, dan tanggal pelelangan yang memberikan kemudahan dan keterangan informasi bagi nasabah. Dengan dikeluarkannya Surat Bukti Kredit beserta uang pinjaman, maka proses pengajuan ini berakhir. 5. Sistem Pengambilan Barang Kantong a. Pengambilan Barang Kantong Pengambilan ini lebih sering dikenal dengan Tebus atau pelunasan. Tebus atau pelunasan merupakan proses akhir dari kegiatan gadai yang berarti nasabah mengambil barang jaminannya dengan membayar lunas uang pinjaman dan bunga yang ditanggungkan. “Besarnya bunga yang ditanggungkan disesuaikan berdasarkan golongan uang pinjaman ketika melakukan pengajuan gadai. Terdapat empat golongan yang ditentukan oleh PT PEGADAIAN (Persero) yakni golongan A, B, C, dan D, bunga yang diberikan mulai dari 0,75% sampai dengan 1%.” (Annual Report Pegadaian, 2014) Dalam pelunasan atau pengambilan barang, tidak ada waktu penentuan kapan harus dilunasi atau dengan kata lain dapat dilunasi sewaktu-waktu dengan maksimal waktu 120 hari atau 4 bulan. Pengambilan barang ini nasabah hanya membawa Surat Bukti Kredit, Kartu identitas asli, dan uang tunai. Berkaitan dengan barang nasabah, maka “Proses pengambilan atau pelunasan barang, tidak dapat di wakilkan atau dapat dikatakan harus commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
21 digilib.uns.ac.id
nasabah yang bersangkutan yang dapat mengambil barang tersebut.” (Pegadaian, 2016) b. Ketentuan Pengambilan Barang Terdapat beberapa ketentuan dalam proses pengambilan barang nasabah, ketentuan tersebut antara lain: a) Pelunasan uang pinjaman beserta dengan bunga yang berlaku. b) Pengambilan barang harus nasabah yang terkait, jika bukan nasabah yang bersangkutan maka wajib untuk membuat Surat Kuasa bermaterai 6000. c) Perhitungan total bayar uang pinjaman dikerjakan menggunakan Sistem Online PASSION oleh Kasir. d) Pengambilan barang menggunakan bukti bayar lunas yang dicetak oleh Kasir. e) Proses pengambilan barang kantong di brankas berdasarkan pada nama nasabah, golongan, bulan pengajuan, dan nominal uang pinjaman. f) Waktu pengambilan barang oleh petugas tidak boleh lebih dari 3 menit. g) Melakukan rekapitulasi pengambilan barang melalui Sistem Online PASSION oleh Divisi Pengambilan barang. Barang-barang jaminan yang telah ditebus dan diambil, wajib dilakukan pengecekan ditempat pengambilan barang. Jika dilakukan diluar PT PEGADAIAN (Persero) dan terdapat ketidakcocokan atau perubahan warna (pada perhiasan emas) maka, pihak Pegadaian tidak menerima pengaduan tersebut. c. Sistem Pengambilan Barang Kantong Pengkajian Sistem Pengambilan Barang Kantong dilihat dari sudut pandang Sistem Informasi, penginputan data dilakukan pada saat pembayaran lunas uang pinjaman. Data-data yang diinput pada sistem online tersebut adalah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
22 digilib.uns.ac.id
a) Nomor kredit Surat Bukti Kredit. b) Nama Nasabah c) Besar Uang Pinjaman Penginputan data diatas dilakukan oleh Kasir, karena pembayaran lunas dilakukan melalui Kasir. Seperti yang telah diterangkan sebelumnya bahwa besaran bunga atau sewa modal tergantung pada uang pinjaman, dalam sistem hal tersebut sudah secara otomatis, sehingga proses kalkulasi total yang harus dibayarpun sudah diketahui tanpa menghitung manual. Setelah nasabah melakukan pembayaran lunas, proses pencetakan bukti lunas berupa struk diserahkan kepada nasabah sebagai bukti pengambilan barang jaminan mereka. Outputnya adalah barang jaminan nasabah dapat diambil. Untuk bukti laporan pengambilan barang, melalui sistem online PASSION penanggung jawab gudang wajib untuk merekapitulasi Surat Bukti Kredit nasabah yang telah diambil. Input data yang dimasukkan adalah berdasarkan Nomor
Seri BG yang tertera
dibawah pojok kiri pada Surat Bukti Kredit. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya kekeliruan atau kehilangan barang jaminan yang sebenarnya telah dilunasi oleh nasabah. 6. Teori Gadai Kredit Cepat Aman (KCA) a. Pengertian Gadai Kedit Cepat Aman (KCA) Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150 yang dikutip dalam buku Manajemen Lembaga Keuangan, pengertian Gadai adalah, “suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang. Barang tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang untuk menggunakan barang yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berhutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo”. (Dahlan Siamat, 2004:501) Kemudian jika dihubungkan dengan salah satu produk bisnis inti PT PEGADAIAN (Persero),commit yang berkaitan to user dengan kegiatan gadai kredit
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
yaitu Gadai Kredit Cepat Aman (KCA). Sesuai dengan informasi yang dilansir dalam Portal Resmi Pegadaian, pengertian Gadai Kredit Cepat Aman (KCA) ini adalah “kredit dengan sistem gadai yang diberikan kepada semua golongan nasabah, baik untuk kebutuhan konsumtif maupun kebutuhan produktif. KCA merupakan solusi terpercaya untuk mendapatkan pinjaman secara mudah, cepat, dan aman. Untuk mendapatkan kredit, nasabah hanya perlu membawa agunan berupa perhiasan emas, emas batangan, mobil, sepeda motor, laptop, handphone, dan barang elektronik lainnya.” (Pegadaian, 2016) Selain persyaratan pengajuannya yang mudah dan sederhana, Gadai KCA ini memiliki batas waktu selama 120 hari atau 4 bulan. Jika dalam waktu tersebut nasabah belum bisa melunasi, maka solusi yang diberikan adalah perpanjangan gadai dengan membayar sewa modal atau bunganya saja. Hal tersebut akan membantu nasabah dalam usaha pengumpulan dana karena jatuh tempo mundur lagi selama 4 bulan. b. Fitur dan Keunggulan Gadai KCA Seperti yang dituliskan dalam Portal Resmi PT PEGADAIAN (Persero) bahwa terdapat fitur dan keunggulan yang dimiliki oleh salah satu produk mereka yakni Gadai Kredoit Cepat Aman (KCA), diantaranya: (Portal resmi Pegadaian, 2016) Dalam waktu 15 menit, dana cair. Proses mudah dan persyaratan sederhana. Tariff sewa modal (bunga) per 15 hari. Sewa modal dikenakan sesuai uang pinjaman dan lama penggunaan kredit sehingga lebih murah. Barang jaminan diasuransikan. Nasabah diasuransikan. Dapat ditebus dan dicicil sewaktu-waktu. Terdapat grace periode (masa bebas bunga setelah jatuh tempo). Ada pengembalian uang kelebihan hasil lelang. Dengan adanya fitur dan keunggulan tersebut, membuat produk Gadai KCA commitproduk-produk to user ini masih banyak diminati daripada Pegadaian yang lainnya.
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penyempurnaan produk ini ditambah dengan penggunaan sistem berbasis online sebagai alat pendukung untuk mempercepat proses baik pengajuan maupun pengambilan barang gadai. B. Metode Pengamatan 1. Lokasi Pengamatan Lokasi pengamatan dilakukan di PT PEGADAIAN (Persero) Kantor Cabang Gading. Beralamat di Jalan Brigadir Jendral Sudiarta No. 33 Surakarta, Jawa Tengah, Telp (0271) 633262. Pemilihan lokasi pengamatan berdasarkan pada pertimbangan sebagai berikut: a. Pemberian izin dan kesempatan dari PT PEGADAIAN (Persero) Kantor Cabang Gading untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan Kuliah Kerja Manajemen Administrasi / Magang selama 1 bulan. b. PT PEGADAIAN (Persero) memiliki banyak cabang yang terletak khususnya di area Surakarta. Banyak transaksi gadai yang ditangani seperti pengajuan sampai dengan pelunasan dengan barang jaminan yang paling diminati yaitu barang kantong/perhiasan emas. Penulis tertarik untuk mengamati tentang bagaimana Sistem yang digunakan perusahaan untuk memproses pengajuan dan pengambilan barang Gadai KCA di PT PEGADAIAN (Persero) Kantor Cabang Gading tersebut. 2. Jenis Pengamatan Jenis pengamatan yang digunakan adalah Pendekatan Deskriptif Kualitatif. Menurut Saifuddin Azwar, MA, mendefinisikan pendekatan kualitatif merupakan “analisis yang ditekankan pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antarfenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Analisis ini disampaikan pada taraf deskriptif, dimana menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan.” (Saifuddin Azwar, MA, 2004:5-7) Deskriptif Kualitatif adalah jenis pengamatan untuk menyelidiki objek yang dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak. “Pengamatan deskriptif kualitatif juga bisa diartikan sebagai riset yang commit to user bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan
perpustakaan.uns.ac.id
25 digilib.uns.ac.id
kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. Teknik pengumpulan data kualitatif diantaranya adalah wawancara, kuisioner, daftar pertanyaan, dan observasi.” (Sutopo, 2002:58-73) 3. Penentuan Sample dan Sumber Data a. Teknik Penentuan Sample Menurut H.B Sutopo, metode penarikan sampel adalah sebagai berikut, “Dalam penelitian kualitatif, cuplikan yang diambil lebih bersifat selektif. Peneliti mendasarkan pada landasan kaitan teori yang digunakan, keingintahuan pribadi, karakteristik empiris yang dihadapi, dan sebagainya. Sumber data yang digunakan disini tidak sebagai yang mewakili populasinya tetapi lebih cenderung mewakili informasinya. Teknik cuplikan yang dikenal sebagai Purposive Sampling, dengan kecenderungan peneliti untuk memilih informasi yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap.” (H.B Sutopo, 2002:56) Pengumpulan teknik Purposive Sampling ini dapat mempermudah jalannya pengamatan karena dalam penentuan sample dan pengambilan samplenya lebih fleksibel dengan hanya mengambil sample sesuai kebutuhan, mengingat objek yang dikaji / diamati kali ini adalah Barang Kantong Gadai KCA. b. Sumber Data Penentuan sumber data merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu pengamatan, karena banyaknya hasil yang diperoleh dari pengamatan ini berdasarkan pada ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data yang akan digunakan. Pengumpulan data dan informasi yang akan disajikan dalam pengamatan ini sebagian besar berupa data kualitatif dengan cara-cara sebagai berikut: a) Narasumber / Informan Narasumber atau informan adalah jenis sumber data yang pertama. Responden ini terdiri dari individu yang memiliki kedudukan masingmasing. Menurut H.B Sutopo, Informan dapat diartikan sebagai commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“sumber data yang berupa manusia (narasumber) dalam penelitian kualitatif, yang memiliki posisi sangat penting peranannya sebagai individu yang memiliki informasinya.” (H.B Sutopo, 2002:50) Dalam pengamatan ini, penulis menentukan informan atau narasumber sebagai sumber data adalah diantaranya: o Penaksir, Eko Suryanto sebagai narasumber tentang proses pengajuan gadai dan cara penentuan pemberian uang pinjaman melalui perhitungan taksiran barang kantong di PT PEGADAIAN (Persero). o Kasir, Iva Noviana Putri sebagai narasumber tentang biaya administrasi, perhitungan bunga, dan perhitungan pelunasan gadai. o Pengelola Barang Jaminan, Parmin sebagai narasumber tentang pengelompokan
nasabah
berdasarkan
golongan,
tata
cara
penyimpanan barang kantong ke dalam brankas (kluis), dan penginputan data nasabah yang telah mengambil barang ke dalam sistem PASSION. b) Tempat / Lokasi Pengamatan Sumber data bisa digali dari mana saja, salah satunya adalah melalui tempat atau lokasi pengamatan yang dipilih. “Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas akan diketahui bagaimana proses sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung.” (H.B Sutopo, 2002:52) Pemilihan tempat atau lokasi pengamatan yang penulis jadikan sumber data adalah di Bagian Loket PT PEGADAIAN (Persero) Kantor Cabang Gading beralamat di Jalan Brigadir Jenderal Sudiarta No. 33 Surakarta, Jawa Tengah. c) Benda Objek yang dapat diamati lainnya adalah benda. Berbagai macam benda yang memiliki keterkaitan dengan hal yang sedang diamati dapat dijadikan sumber data.toSebagaimana yang telah diuraikan H.B commit user
perpustakaan.uns.ac.id
27 digilib.uns.ac.id
Sutopo, bahwa “benda sebagai alat perlengkapan bisa menjadi sumber informasi mengenai bagaimana suatu kegiatan yang dilakukan, dan juga seberapa sering ia digunakan yang tampak dari segi fisiknya.” (H.B Sutopo, 2002:53) Benda yang digunakan sebagai objek pengamatan ini adalah Barang Kantong, Surat Bukti Kredit beserta nota pengajuan dan pengambilan barang. d) Dokumen Dokumen merupakan semua hal yang berbentuk benda, gambar, foto, rekaman baik tertulis atau tidak, berasal dari suatu peristiwa atau kegiatan dimana bentuk fisiknya dapat memberikan informasi maupun keterangan yang penting dan sah. Dokumen bukan hanya menjadi sumber data yang digunakan bagi para sejarawan, tetapi dalam pengamatan kualitatif pun dokumen juga memiliki keberadaan yang penting. Terkait dengan pengamatan ini, dokumen yang penulis kumpulkan adalah berasal dari formulir, foto dokumentasi diperoleh dari tempat observasi, copy soft file, dan hasil dari wawancara. c. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan berdasarkan bentuk pengamatan kualitatif, maka teknik pengumpulan menggunakan data bersifat interaktif yang meliputi: a) Wawancara (interview) Dalam wawancara tersebut penulis melakukan konsultasi dan tanya jawab langsung dengan orang-orang yang berwewenang dengan pekerjaan masing-masing. Hasil wawancara diharapkan akan diperoleh data mengenai peristiwa, kegiatan, atau hal lain yang penulis belum ketahui. Data-data yang telah dicatat, dijadikan sebagai penunjang dalam pengamatan yang kemudian dianalisis untuk selanjutnya dibuat kesimpulan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
28 digilib.uns.ac.id
b) Observasi Menurut H.B Sutopo, “teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar.” (H.B Sutopo, 2002:64) Observasi yang penulis gunakan adalah observasi berperan aktif, yang berarti penulis berperan aktif dalam kegiatan rutin di lokasi pengamatan. Dengan berperan aktif ini bertujuan agar penulis dapat mengamati secara langsung, berinteraksi, dan dapat mengumpulkan data-data yang penulis butuhkan sesuai dengan pokok masalah yang sedang diamati. Selama melakukan observasi ini, penulis berperan sebagai operator atau perantara antara Penaksir, Kasir, dan Penanggung jawab gudang. Kegiatan kerja selama penulis melakukan pengamatan adalah penginputan data melalui Sistem Online PASSION berdasarkan form pengajuan kredit nasabah, pencetakkan Surat Bukti Kredit, pencairan uang pinjaman, sampai dengan pengambilan barang khususnya barang kantong seperti fokus pembahasan pada pengamatan penulis. c) Mengkaji isi dokumen Penulis mengkaji terhadap dokumen-dokumen yang penulis dapatkan yaitu Soft file dari Sistem Online PASSION yang sesuai dengan proses pengajuan dan pengambilan barang kantong nasabah Gadai KCA di PT PEGADAIAN (Persero) Kantor Cabang Gading. “Data yang berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu, setiap peneliti harus bisa memilih dan menentukan caracara yang tepat untuk mengembangkan validasi datanya. Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsiran makna sebagai hasil penelitian.” (H.B Sutopo, 2002:77-78) d. Teknik Analisis Data Teknik Analisis Data yang digunakan penulis adalah Model Analisis Interaktif. “Dalam model analisis ini antara reduksi data, sajian data, dan simpulan, dilakukan secara interaksi bersamaan dengan proses pengumpulan data. Ketika pengumpulan data selesai, peneliti menganalisis antar komponennya dari waktu penelitian yang masih commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tersisa. Adapun proses model analisis interaktif pada waktu pengumpulan data” (Sutopo, 2002:95-96), yaitu: a) Reduksi data, berupa pokok-pokok temuan yang penting dalam inti pemahaman peristiwa yang dikaji. b) Penyusunan sajian data, berupa cerita sistematis dan logis dengan suntingan peneliti, supaya makna peristiwanya menjadi lebih jelas dipahami, dengan dilengkapi perabot sajian yang diperlukan yang dapat mendukung sajian data. c) Penarikan kesimpulan dan verifikasi, berdasarkan dari semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan sajian datanya. Apabila simpulan dirasa kurang mantap, peneliti wajib kembali melakukan pengumpulan data yang sudah terfokus untuk mencari pendukung simpulan yang ada dan juga bagi pendalaman data. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat Model Analisis Interaktif berikut: Pengumpulan Data
Sajian Data
Reduksi Data
Penarikan Simpulan / Verifikasi Gambar 2.4: Model Analisis Interaktif (Sumber: H.B Sutopo, 2002: 96) Hasil daripada observasi ataupun wawancara langsung harus diolah dan disajikan sebagai data reduksi terlebih dahulu. Proses ini dilakukan dengan cara bersamaan dengan proses pengumpulan data yang sesuai di tempat magang. “Peneliti harus berusaha menganalisis data dengan semua kekayaan watak dan commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penuh nuansa, sedekat mungkin dengan bentuk aslinya seperti saat proses pencatatan.” (H.B Sutopo, 2002:35) Setelah proses pengumpulan data selesai, tahap selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dari data-data yang terpilih. Apabila dirasa belum cukup puas dengan hasil kesimpulan, maka bisa dilakukan pengumpulan data ulang dengan lebih terperinci melalui pertanyaan wawancara kepada narasumber, disinilah siklus analisis interaktif berlangsung.
commit to user