BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA 4.1
Konsep Konsep dibutuhkan dalam penelitian sebab di dalamnya akan ditemui aspek-
aspek yang menyangkut apa saja yang akan diteliti, sehingga ruang lingkup materi yang akan dikaji menjadi linear (terarah) tidak melebar kepada hal-hal yang tidak penting. Adapun konsep yang dipergunakan pada penelitian ini adalah: 4.1.1
Pesan Moral
Pesan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 856) adalah 1 perintah, nasihat, permintaan, amanat yang disampaikan lewat orang lain. Menurut Lillie (dalam Budiningsih 2004: 24) kata moral berasal dari mores (bahasa Latin) yang berarti tata cara dalam kehidupan atau adat istiadat. Dewey (dalam Budinigsih 2004: 24) mengatakan bahwa moral adalah hal-hal yang berhubungan dengan nilai-nilai susila. Hal ini membuktikan bahwa moral merupakan suatu acuan untuk menilai baik buruknya perilaku seseorang. Semakin sesuai perilaku seseorang dengan moral yang ditetapkan dalam masyarakat maka semakin tinggi moralitasnya. Moral dalam karya sastra dapat dipandang sebagai amanat, pesan, message (Nurgiyantoro 1995: 322). Moral dalam cerita menurut Kenny (dalam Nurgiyantoro 1995:3 22) biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat
Universitas Sumatera Utara
diambil (dan ditafsirkan) lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Ia merupakan “petunjuk” yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan. Ia bersifat praktis sebab “petunjuk” itu dapat ditampilkan, atau ditemukan modelnya, dalam kehidupan nyata, sebagaimana model yang ditampilkan dalam cerita itu lewat tokoh-tokohnya. Jenis ajaran moral sangat luas, bisa dikatakan tidak berbatas segala yang menyangkut pada persoalan hidup dan kehidupan. Secara garis besar Nurgiyantoro (1995: 324) membedakan persoalan hidup dan kehidupan manusia ke dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya. Moral menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemenn Pendidikan Nasional (2007: 745-755), moral adalah 1) (ajaran tt) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti; susila; 2) kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dsb; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dl perbuatan; 3) ajaran kesusilaan yang ditarik dari suatu cerita. Pengertian secara terpisah di atas apabila disimpulkan menjadi satu pengertian dari pesan moral berarti amanat yang ingin disampaikan tentang ajaran baik buruk yang diterima mengenai perbuatan dan kewajiban yang berkenaan tentang budi
Universitas Sumatera Utara
pekerti atau akhlak manusia yang tentunya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masyarakat. Pada penelitian ini, permasalahan pesan moral yang diungkap dari novel Sepatu Dahlan mengenai: kejujuran, ketaatan dalam beribadah, ketaatan pada orang tua, dan loyalitas dalam berteman. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 479) mengartikan kejujuran sebagai sifat (keadaan) jujur; ketulusan (hati); kelurusan (hati). Bersikap jujur pada hakikatnya berupaya terus menerus berperilaku positif dalam menjalankan kehidupan. Bersikap jujur menyangkut sikap moral seseorang, artinya berupaya sekuat tenaga agar setia kepada sumpah atau janji yang telah diucapkan. Tidak melakukan tindakan yang hanya menguntungkan diri sendiri namun merugikan pihak lain. Tidak berperilaku negatif dengan sengaja dan apabila terjadi kesalahan bersedia memperbaiki kesalahan tersebut agar tidak terulang kembali dikemudian hari. Kejujuran merupakan bagian dari sifat positif manusia, tidak dapat disangkal bahwa masalah kejujuran merupakan hal yang pelik dan rumit karena jujur tidaknya seseorang tidak selalu diketahui oleh orang lain. Hati nurani yang bersangkutanlah yang paling banyak memberi pengaruh mengarahkan individu untuk menanamkan kejujuran dalam diri. Jika setiap individu telah menanamkan kejujuran dalam diri, sejatinya akan dinilai baik pula moralitasnya. Kejujuran bisa menjadi pengontrol yang baik dalam diri seseorang karena dengan adanya kejujuran maka tiap-tiap individu akan selalu berusaha untuk mengedepankan
Universitas Sumatera Utara
kebenaran, tidak ada lagi kebohongan yang nantinya akan membawa kepada hal yang tidak baik. Mengenai pesan moral ketaatan dalam beribadah Salam (2000: 193) mengemukakan bahwa itu merupakan salah satu dari 12 (dua belas) dimensi kewajiban manusia dalam kristalisasi akhlak yang baik. Atas segala rahmat-Nya manusia jelas berutang budi yang besar, Dialah yang wajib diibadahi dan ditaati oleh segenap manusia maka sudah sepatutnya apabila manusia berterima kasih atas segala pemberian-Nya dengan salah satu cara diantaranya, yaitu taat. Salam (2000:194) menjelaskan tentang taat, yaitu berarti melaksanakan perintah-perintah-Nya
dan
menjauhi
larangan-larangan-Nya,
sebagaimana
difirmankan. Taat ini juga dimaksudkan sebagai takwa, yakni memelihara diri agar selalu berada pada garis dan jalan-Nya yang lurus. Pesan moral yang selanjutnya yaitu tentang ketaatan terhadap orang tua, hal inipun masih termasuk ke dalam 12 (dua belas) dimensi kewajiban manusia dalam kristalisasi akhlak yang baik menurut Salam. Orang tua adalah orang yang paling berjasa dalam kehidupan anak-anaknya, merawat dengan seluruh kasih sayang dan memenuhi kebutuhan anaknya. Adapun kewajiban anak terhadap orang tua yang dikemukakan oleh Salam (2000: 199-200) adalah: 1. Patuh: Mematuhi perintah orang tua, kecuali dalam hal maksiat. 2. Ihsan: Berbuat baik kepadanya sesuai perintah Tuhan. Mengingat jasa orang tua begitu besar, maka seharusnyalah seseorang memberikan pula kesenangan kepada keduanya apa-apa yang dapat diberikan, misalnya tambahan nafkah dan keperluan-keperluan lainnya. 3. Perkataan yang lemah lembut: Tuhan memperingatkan kepada kita tidak mengeluarkan kata-kata yang kasar kepada orang tua.
Universitas Sumatera Utara
4. 5. 6. 7.
Merendah diri Berterima kasih Memohonkan rahmat dan maghrifirah. Setelah wafat: Shalatkan jenazahnya, memohonkan rahmat dan keampunan Ilahi, menyempurnakan janjinya, menghormati sahabatnya dan meneruskan jalinan kekeluargaan yang pernah dibina oleh keduanya.
Loyalitas dalam pertemanan pun dapat digolongkan kepada pesan moral. Menurut Salam (2000: 63) bermula dari rasa moral, menjadi kesadaran moral, dan dari sini tumbuh menjadi kewajiban moral, dari sini pula melahirkan rasa kemanusiaan, rasa persaudaraan, rasa kebajikan, dan seterusnya. Pendapat Salam ini dapat dijadikan dasar bahwa loyalitas dalam pertemanan merupakan bagian dari moral. Tindakan tersebut dikatakan sebagai tindakan yang baik (bermoral) karena dalam pertemanan dibutuhkan kesetiaan terlebih bila kesetiaan yang terjalin dalam hubungan pertemanan itu mengarahkan individu terhadap hal-hal positif. 4.1.2
Motivasi
Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Sardiman (2006: 73) motif merupakan daya penggerak dari dalam untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan. Motif dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motif dapat dikatakan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-
Universitas Sumatera Utara
saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak. Fungsi motivasi menurut Sardiman (2006: 85) ada 3, yaitu: 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. 2. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai. 3. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan tujuan-tujuan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Motivasi bisa datang dari berbagai macam aspek kehidupan, tidak harus melalui acara khusus yang memang diperuntukkan untuk ajang motivasi atau cerita tentang kesuksesan tokoh ternama, tetapi terkadang motivasi bisa datang dari hal-hal kecil yang memberikan efek luar biasa pada kehidupan seseorang. Tidak jarang kata-kata mutiara atau pepatah mampu menjadi daya penggerak seseorang untuk berusaha mencapai tujuannya, misalnya dalam novel Sepatu Dahlan tokoh Dahlan termotivasi oleh pepatah Jawa yang terukir di dinding pesantren tempat ia sekolah. Peran lingkungan juga tidak bisa dikesampingkan begitu saja dalam hal memberikan motivasi, seringkali justru motivasi itu hadir dari orang-orang terdekat yaitu keluarga dan teman yang menjadi inspirasi bagi seseorang untuk mencapai tujuan. Menurut Malayu (2005: 143), motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung
Universitas Sumatera Utara
prilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Ada beberapa faktor penggerak motivasi yang disebutkan Peterson dan Plowman (dalam Malayu 2005: 142), yakni: 1. Keinginan untuk hidup Keinginan untuk hidup merupakan keinginan utama dari setiap orang, manusia bekerja untuk dapat melanjutkan kehidupannya. 2. Keinginan untuk memiliki sesuatu Keinginan untuk suatu posisi dengan memiliki sesuatu merupakan keinginan manusia yang kedua dan ini salah satu sebab mengapa manusia mau bekerja. 3. Keinginan akan kekuasaan Keinginan akan kekuasaan merupakan keinginan selangkah di atas keinginan untuk memiliki, yang mendorong orang mau bekerja. 4. Keinginan akan adanya pengakuan Keinginan akan pengakuan, penghormatan, dan status sosial, merupakan jenis terakhir dari kebutuhan yang mendorong orang untuk bekerja. Dengan demikian, setiap pekerja mempunyai motif keinginan (want) dan kebutuhan (needs) tertentu dan mengharapkan kepuasan dari hasil kerjanya. Adapun beberapa tujuan motivasi menurut Malayu (dalam blog Bidnalia) adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Meningkatkan moral dan kepuasan seseorang Meningkatkan produktivitas seseorang Mempertahankan kestabilan seseorang Meningkatkan kedisiplinan seseorang Mengefektifkan pengadaan seseorang Menciptakan suasana dan hubungan baik Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi seseorang Meningkatkan kesejahteraan seseorang Mempertinggi rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugasnya
Dalam KBBI (2007: 756) motivasi adalah 1) dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; 2) usaha untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin
Universitas Sumatera Utara
mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. 4.1.3
Sepatu Dahlan
Novel Sepatu Dahlan berkisah tentang kehidupan tokoh Dahlan seorang anak yang tinggal di daerah Takeran. Tokoh Dahlan dalam novel ini sebenarnya adalah sosok dari menteri yang saat ini menjabat di bidang BUMN Dahlan Iskan. Beliau menjadi inspirasi bagi Khrisna Pabichara untuk menceritakan bait demi bait perjalanan hidup Dahlan Iskan yang dulunya hidup dengan keadaan yang tidak terlalu berkecukupan. Namun semangat Dahlan menuntut ilmu tidak pernah berkurang, meski harus berjalan kaki sejauh belasan kilometer untuk menuju sekolahnya, Dahlan tetap semangat. Tapak kaki yang melepuh seolah tidak menjadi penghalang bagi Dahlan. Dahlan dan impian kecilnya: sepatu dan sepeda, yang menurut Dahlan akan sangat membantu apabila ia memiliki keduanya dan mudah bagi Dahlan untuk sampai ke sekolah. Dari dua benda yang diinginkan Dahlan itulah akhirnya mengalir cerita yang menginspirasi. Sesuai dengan judulnya, sepatu dalam novel ini bukan merupakan kiasan, tetapi arti yang sebenarnya, yaitu sepatu sebagai benda. Kisah Dahlan dalam mendapatkan sepatu dan sepeda inilah yang sebenarnya menjadi penggerak mengalirnya kisah yang menginspirasi ini.
Universitas Sumatera Utara
4.2
Landasan Teori Teori
berfungsi
untuk memecahkan
masalah. Sebagai
dasar untuk
menyelesaikan masalah, maka sangat penting apabila teori yang dipakai benarbenar relevan dengan permasalahan yang ada. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosiologi sastra. Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari akar kata sosio (Yunani) (socius berarti bersama-sama, bersatu, kawan, teman) dan logi (logos berarti sabda, perkataan, perumpamaan). Perkembangan berikutnya mengalami perubahan makna, soio atau socius berarti masyarakat, logi atau logos berarti ilmu. jadi, sosiologi berarti ilmu mengenai asal- usul dan pertumbuhan (evolusi) masyarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari keseluruhan jaringan hubungan antarmanusia dalam masyarakat, sifatnya umum, dan empiris (Ratna 2003: 1). Sastra dari akar kata sas (Sansekerta) berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk dan instruksi. Tra berarti alat, sarana. Jadi, sastra berarti kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk atau buku pengajaran yang baik (Ratna 2003: 1). Penelitian ini mengangkat novel Sepatu Dahlan sebagai objek kajian yang akan diteliti dengan menggunakan tinjauan sosiologi sastra. Sosiologi sastra merupakan interdisiplin dari dua ilmu yang berbeda, yaitu sosiologi dan sastra. keduanya memiliki objek kajian yang sama yaitu manusia dan masyarakat. Meski objek kajian dari kedua ilmu tersebut sama, tetapi ada perbedaan dalam hal memandang persoalannya. Sosiologi lebih cenderung kepada
Universitas Sumatera Utara
hal yang bersifat objektif dan faktual, sementara sastra adalah kebalikannya, yaitu bersifat subjektif dan rekaan. Adapun defenisi dari sosiologi sastra sangat beragam tetapi defenisi yang paling mendekati dengan penelitian ini adalah pemahaman terhadap totalitas karya yang disertai dengan aspek-aspek kemasyarakatan yang terkadung di dalamnya. Sosiologi sastra akan meneliti sastra sebagai (1) ungkapan historis, ekspresi suatu waktu, sebagai sebuah cermin, (2) karya sastra memuat aspek sosial dan budaya yang memiliki fungsi sosial berharga. Aspek fungsi sosial sastra berkaitan dengan cara manusia hidup bermasyarakat (Endraswara 2011: 20). Jika dikaitkan dengan penelitian yang berjudul “Pesan Moral dan Motivasi dalam Novel Sepatu Dahlan Karya Khirsna Pabichara” ini mengangkat pesan moral dan motivasi yang keduanya dianggap sebagai aspek kehidupan dalam bermasyarakat. Jelas bahwa kajian sosiologi sastra adalah kajian yang tepat untuk penelitian ini. Teori sosiologi sastra
yang digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Alan Swingewood. Swingewood (dalam Yasa 2012: 24) menegaskan bahwa karya sastra adalah suatu jagat yang merupakan tumpuan kecemasan, harapan, dan aspirasi manusia karena di samping makhluk sosial, dinamika sosial budaya akan sangat sarat termuat dalam karya sastra. Swingewood juga menyampaikan bahwa sinkronisasi antara fakta imajiner dengan fakta realitas sebagai bukti bahwa sastra adalah refleksi sosial.
Universitas Sumatera Utara
Swingewood menyebutkan (dalam Yasa 2012: 22) bahwa pengarang besar tidak
sekadar
menggambarkan
dunia
sosial
secara
mentah,
tetapi
ia
mengembangkan tugas yang mendesak, yaitu memainkan tokoh-tokoh ciptaannya dalam satu situasi rekaan untuk mengungkapkan nilai dan makna dalam dunia sosial. 4.3
Tinjauan Pustaka Teori
sosiologi
sastra
telah
banyak
dipergunakan
dalam
mengkaji
permasalahan yang diangkat pada skripsi, tetapi penelitian yang menjadikan novel Sepatu Dahlan sebagai objek kajian baru pertama kali dilakukan. Penelitian ini menitikberatkan pada pesan moral dan motivasi yang terkandung dalam novel. Setelah peneliti melakukan pencarian di perpustakaan Departemen Sastra Indonesia Universitas Sumatera Utara (USU) dan juga melalui media internet diantaranya ditemukan beberapa skripsi yang kajiannya relevan dengan penelitian kali ini. Adapun beberapa skripsi yang pernah mengangkat aspek moral, motivasi dan amanat sebagai rumusan masalah diantaranya: Ginting (2000) dalam skripsinya yang berjudul “Saat untuk Menaruh Dendam dan Saat untuk Menaburkan Cinta Karya Julius R. Siyaranamual: Analisis Moral”. Skripsi ini membicarakan tentang pembahasan struktural dan moral dilakukan terhadap novel Saat untuk Menaruh Dendam dan Saat untuk Menaruh Cinta: novel ini membahas masalah-masalah moral dengan tema kawin paksa karena pergaulan bebas. Peristiwa secara umum berlatar di seputar kota Jakarta dikisahkan secara kronologis dengan menggunakan alur maju. Nilai-nilai moral
Universitas Sumatera Utara
yang ingin diungkapkan oleh pengarang, secara garis besar adalah persoalan manusia dengan diri sendiri, manusia dengan manusia lainnya dalam suatu lingkup sosial hubungan manusia dengan Tuhannya. Pranata (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari : Analisis Sosiologi Sastra”, peneliti menganalisis tentang unsur-unsur yang membangun sebuah karya sastra yang meliputi: alur, penokohan, gaya bahasa, latar pusat pengesahan dan tema.
Penelitian ini
menggunakan teori sosiologi dalam pengkajiannya dan berfokus pada batasan masalah berikut ini: 1. Pada bagian-bagian yang memegang peranan penting dalam tubuh novel Orang-Orang Proyek, yaitu : latar, alur, penokohan, dan tema. 2. Penelitian ini juga menganalisis nilai-nilai sosial yang terkandung dalam novel Orang-Orang Proyek, seperti: nilai budaya, nilai politik, dan nilai percintaan. Irwaning (1992) dalam skripsinya yang berjudul “Tinjauan Nilai-Nilai Didaktis Pada Tiga Cerita Anak”. Skripsi ini meninjau dari segi instrinsik atau yang menyangkut struktur karya itu sendiri, pembahasannya meliputi gaya bahasa (yang pengertiannya sama dengan pengertian tentang gaya bercerita atau style, alur atau plot, latar atau setting dan tema yang terdapat di tiga cerita anak tersebut. Pembahasan terhadap unsur-unsur ini mampu menonjolkan nilai dikdaktisnya sedangkan segi ekstrensik yang berkaitan dengan segi pendidikan baik formal ataupun nonformal untuk mengambil nilai-nilai didaktis yang terdapat di dalamnya.
Universitas Sumatera Utara
Sihaloho (1987) dalam skripsinya yang berjudul “Tinjauan Amanat yang Terdapat dalam Novel Maut dan Cinta Karya Mochtar Lubis”, pokok pembicaraan dalam skripsi ini mencoba melihat amanat yang disampaikan pengarang kepada publik pembaca. Amanat yang disampaikan oleh pengarang dalam karyanya tersebut amat jarang kita jumpai dalam bentuk tersurat. Amanat itu disampaikan pengarang melalui dialog tokoh yang satu pada tokoh yang lain serta melalui komentar pengarang terhadap tokoh-tokoh ceritanya. Fransiska mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (2004) dalam skripsinya yang berjudul “Aspek Moral dalam Lirik Lagu Jamrud: Tinjauan Sosiologi Sastra”. Ia menyimpulkan bahwa aspek moral yang meliputi kemanusiaan yang membuktikan adanya dampak-dampak positif maupun negatif pada kehidupan, tingkah laku yang banyak meninggalkan nilai-nilai moral, pergaulan yang kurang terkontrol serta diawasi baik di keluarga, sekolah, maupun lingkungan. Setelah peneliti melakukan tinjauan pustaka terhadap beberapa skripsi yang pembahasannya relevan dengan penelitian ini, maka peneliti dapat melihat perbedaan yang terdapat pada skripsi yang sudah ada sebelumnya dengan pembahasan penelitian ini, diantaranya terletak pada objek yang berbeda, kemudian aspek yang ditinjau oleh peneliti, misal pada penelitian Irwaning ia mengemukakan tentang nilai-nilai didaktis melalui gaya bahasa dalam karya yang ditelitinya. Sedangkan prespektif penelitian ini tidak membahas gaya bahasa (style), fokus pada pesan moral dan motivasi yang ada dalam Sepatu Dahlan. Skripsi Pranata membahas tentang nilai-nilai sosial yang terkandung dalam novel
Universitas Sumatera Utara
Orang-Orang Proyek, Pranata membatasi nilai sosial yang dibahasnya dengan nilai-nilai budaya, nilai-nilai politik, dan nilai-nilai percintaan. Berbeda dengan penelitian ini, meski pesan moral merupakan nilai sosial tetapi peneliti tidak membahas unsur nilai politik dan nilai percintaan. Beberapa penelitian di atas cenderung menganalisis unsur struktural dari masing-masing karya yang diteliti, tetapi untuk penelitian ini tidak dituliskan secara eksplisit walaupun langkah awal peneliti sebelum melakukan analisis terhadap masalah tentunya terlebih dahulu telah menganalisis unsur struktural dalam novel Sepatu Dahlan.
Universitas Sumatera Utara