BAB II KERANGKA TEORI &FOCUS OF INTEREST A. Kerangka Teori a.
Pengertian Komunikasi Secara etimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication
dan
perkataan
ini
bersumber
pada
kata
communis.Perkataan communis tersebut dalam pembahasan ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan partai komunis yang sering dijumpai dalam kegiatan politik. Arti communis di sini adalah sama dalam arti kata sama makna yaitu sama makna mengenai suatu hal. Kesamaan makna dalam proses komunikasi merupakan faktor penting karena dengan adanya kesamaan makna antara komunikan dan komunikator maka komunikasi dapat berlangsung dan saling memahami. Komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan, dan sebagai panduan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka maupun tidak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan atau prilaku.1 Komunikasi yang dimaksudkan di sini adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa asing humancommunication yang sering pula disebut 1
Effendy, Onong Uchjana,. Hubungaan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, 2002, hlm. 60
7
komunikasi sosial atau social communication. Komunikasi manusia sebagai singkatan dari komunikasiantar manusia dinamakan komunikasi2 sosial atau komunikasi kemasyarakatan karena hanya pada manusiamanusia yang bermasyarakat komunikasi dapat terjadi. Masyarakat terbentuk dari paling sedikit dua orang yang saling berhubungan dengan komunikasi sebagai penjalinnya. Komunikasi
dapat
dilakukan
secara
langsung
maupun
menggunakan media. Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media, ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya misalnya dalam komunikasi antar pribadi panca indera dianggap sebagai media komunikasi. Selain indera manusia, ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat dan telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antar pribadi. b. Komunikasi Massa Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam yaitu media cetak dan media elektronik.2 2
Cangara, Hafied H,. Pengantar Ilmu Komunikasi, 2006, hlm. 115
8
Komunikasi Massa adalah salah satu konteks komunikasi antar manusia yang sangat besar peranannya dalam perubahan sosial atau masyarakat. Sebagai salah satu konteks komunikasi, komunikasi massa adalah pemanfaatan media sebagai alat komunikasi antar manusia. Joseph A. Devito memaparkan definisi komunikasi massa sebagai berikut: “Pertama, komunikasi mssa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Pemancar akan lebih muda dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentukanya televisi, surat kabar, radio, majalah, film, buku dan pita.”3 Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan-pesan yang dihasilkan, pembaca / penderngar / penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadap mereka.4Media massa dan jumlah komunikan telah menjadi bagian tererat dalam komunikasi massa. Komunikasi massa melibatkan komunikan dalam jumlah yang besar dengan tingkat geografis yang luas namun memiliki minat yang sama 3
Effendy, Onong Uchjana,. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, 2004, hlm. 21
4
Nurudin,. Pengantar Komunikasi Massa, 2007, hlm. 2
9
terhadap suatu isu. Media massa memiliki peranan sebagai penyalur pesan dan informasi. Oleh karena itu, agar pesan dapat diterima serentak pada waktu yang sama, digunakan media massa, seperti surat kabar, radio atau televisi. Menurut Yoseph R. Dominick, fungsi komunikasi dibagi menjadi 5. yaitu : 1. Pengawasan (surveillance) Fungsi ini dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu : a. Pengawasan peringatan (warning or beware surveillance) Pengawasan jenis ini terjadi jika media menyampaikan kriminal, bencana alam, kondisi ekonomi negara dan sebagainya. b. Pengawasan instrmental (instrument surveillance) Pengawasan ini berkaitan dengan penyebaran informasi bagi kehidupan sehari-hari. 2. Interpretasi (interpretation) Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu.
10
3. Hubungan (linkage) Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat didalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung dalam saluran perseorangan. 4. Sosialisasi Sosialisasi merupakan transmisi nila-nilai yang mengacu kepada cara-cara dimanaseseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai suatu kelompok. Media massa menyajikan penggambaran maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nilai-nilai apa saja yang penting. 5. Hiburan Hal ini jelas bahwa fungsi dari komunikasi adalah untuk memberikan
hiburan
kepada
masyarakat.
Media
massa
elektronik dapat memberikan hiburan berupa audio atau visual.5 Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent od change,
yaitu sebagai
institusi
pelopor
perubahan.
Ini
adalah
paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigmnya media massa memiliki peranan sebagai: 1. Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi masyarakat yang maju. 5
Effendy, Onong Uchjana,. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, 2003, hlm. 29
11
2. Media massa menjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang terbuka, jujur dan benar disampaikan media massa kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi masyarakat yang kaya dengan informasi, masyarakat yang terbuka dengan informasi, sebaliknya pula masyarakat akan menjadi
masyarakat
informatif,
masyarakat
yang
dapat
menyampaikan informasi dengan jujur kepada media massa. 3. Media massa sebagai hiburan, sebagai agent of change, media massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya. Sebagai agent ofchange yang dimaksud adalah juga mendorong agar perkembanganbudaya itu bermanfaat bagi manusia bermoral dan masyarakat sakinah, juga berperan untuk mencegah berkembangnya budaya-budaya yang justru merusak peradaban manusia dan masyarakatnya.6 c.
Penyiaran Televisi Penyiaran yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Broadcasting adalah keseluruhan proses penyampaian siaran yang dimulai dari penyiapan materi produksi, produksi, penyiapan bahan siaran, kemudian pemancaran sampai kepada penerimaan siaran tersebut oleh pendengar
6
Bungin, Burhan H.M,. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial, 2007, hlm. 85
12
atau pemirsa di satu tempat.7Dari definisi ini, terlihat bahwa pengertian penyiaran berbeda dengan pemancaran. Pemancaran sendiri berarti proses transmisi siaran, baik melalui media udara maupun media kabel koaksial atau saluran fisik yang lain. Kembali lagi ke pengertian penyiaran terutama penyiaran televisi. Penyiaran televisi bersifat menyebar ke semua arah (broad) atau lebih dikenal sebagai omnidirectional. Seperti yang tertera dalam Pasal 1 ayat 2, Ketentuan Umum Undang Undang No. 32/2002 tentang Penyiaran. Disana tertulis bahwa penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerimaan siaran. selanjutnya, dalam konsider UU No. 32/2002 butir d ditegaskan bahwa lembaga penyiaran merupakan media komunikasi massa yangmempunyai peran penting dalam kehidupan sosial. budaya, politik, dan ekonomi, memiliki kebebasan dan tanggung jawab dalam menjalankam fungsinya sebagai media informasi, pendidikan hiburan, serta kontrol dan perekat sosial.8 d.
Media Penyiaran Televisi Munculnya media penyiaran televisi di dunia tentunya membuka wawasan baru dalam komunikasi massa. Walaupun sebelumnya telah ditemukan mesin cetak maupun pesawat radio, namun kedatangan
7
Wahyudi, JB,. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran, 1994, hlm. 6 Djamal Hidajanto, Fachrudin Andi,. Dasar-Dasar Penyiaran, 2011, hlm. 44
8
13
pesawat televisi tentunya memberi kesan tersendiri dan memberikan efek luar biasa bagi masyarakat dunia. Untuk itu pada tahun 2002, diterbitkanlah undang undang penyiaran yang menjadikan lembaga televisi yang ada harus melakukan penyesuaian dengan status yang beragam. Pada saat itu TVRI menjadi lembaga penyiaran publik dan semua televisi swasta wajib menjadi lembaga siaran berjaringan. Dalam hal ini terdapat beberapa klasifikasi pada jenis media penyiaran menurut PP No.12/2005 tentang LPP RRI tentang penyiaran. Klasifikasi ini terbagi kelas dalam jaringan nasional, fungsinya dalam jaringan, wilayah cakupan layanannya, sumber pendanaan dan format siaran. Penjelasan pertama dari klasifikasi tersebut adalah menurut kelas dalam jaringan nasional,
dalam kelas ini telah dicantumkan dalam
Peraturan Pemerintahan No. 12/2005 tentang LPP RRI pasal 18. Dalam hal ini, media penyiaran dibagi menjadi : • Media penyiaran kelas A, yaitu merupakan stasiun pusat yang berkedudukan di ibu kota Jakarta. • Media penyiaran kelas B, yaitu merupakan stasiun daerah yang berkedudukan di ibukota provinsi. •
Media penyiaran kelas C, yaitu merupakan stasiun daerah yang berkedudukan di ibu kota wilayah kota (walikota). Penjelasan kedua dari klasifikasi berikutnya adalah berdasarkan
fungsinya dalam Jaringan, dalam kelas ini berarti status dalam jaringan
14
secara operasional sehari hari, maka hal ini dapat di klasifikasikan menjadi : •
Media penyiaran induk, yaitu merupakan stasiun pusat dari mana siaran berasal. Biasanya produksi siaran dilakukan distasiun induk ini, dan umumnya letak stasiun induk berada di ibukota satu negara seperti RRI di Jakarta atau BBC di London.
•
Media penyiaran relai, yaitu merupakan stasiun penerus pancaran semua program dari stasiun induk. Biasanya stasiun relai ini tidak melakukan produksi siaran. Klasifikasi berikutnya adalah berdasarkan wilayah cakupan
layanan, hal ini berarti berdasarkan seberapa luas wilayah yang dapat menangkap siaran stasiun penyiaran televisi tersebut. Maka hal ini terbagi menjadi : • Media penyiaran lokal, yaitu mempunyai wilayah siaran hanya sebatas wilayah perkotaan. Contohnya TATV yang memiliki wilayah siaran hanya di kota Solo. • Media penyiaran regional, yaitu memiliki wilayah siaran yang melintasi wilayah satu perkotaan. Contohnya RBTV, yang adalah stasiun TV dari Yogyakarta yang memiliki wilayah siaran hingga kota Solo. • Media penyiaran nasional, yaitu memiliki wilayah siaran secara nasional (nation wide). Contohnya TransTV, KompasTV dan lain
15
lain. Stasiun Tv ini rata rata mencakup wilayah siaran secara nasional atau meliputi seluruh wilayah di Indonesia. • Media penyiaran internasional, yaitu mempunyai wilayah siaran secara internasional. Contohnya seperti BBC dan VOA. Selanjutnya media penyiaran berdasarkan sumber pendanaan. Hal ini berarti membicarakan darimana asal perolehan dana yang digunakann untuk penyelenggaran siaran, kelas ini terbagi menjadi : • Media penyiaran publik, yaitu mendapatkan seluruh pendanaan atau anggaran operasionalnya dari pemerintah. Biasanya media penyiaran ini menjadi saluran pemerintah untuk menyiarkan kemajuan
pembangunan
atau
kebijaksanaan
yang
diambil
pemerintah. • Media penyiaran swasta, yaitu mendapatkan dana secara swadaya melalui pendayagunaan potensi periklanan • Media penyiaran komunitas, yaitu memperoleh dana secara swadaya dari kalangan komunitasnya, seperi kalangan nelayan, petani atau kelompok kelompok lain. Yang terakhir adalah klasifikasi berdasarkan format siaran, dalam kelas ini dibagi berdasarkan jenis program yang disajikan setiap harinya (rundown) yang biasanya dirancang dalam satu tahun anggaran, maka media penyiaran dapat diklasifikasikan sebagai :
16
• Media penyiaran umum, yaitu menyiarkan semua format yang memungkinkan untuk disiarkan. • Media penyiaran hiburan, yaitu menyiarkan segala bentuk entertaiment seperti pagelaran musik, sulap, atau acara hiburan lain. • Media penyiaran pendidikan, yaitu mempunyai program dengan topik yang masih menyangkut dengan pendidikan. Seperti topik mengenai
ilmu
pengetahuan,
teknologi,
kebudayaan
atau
kewilayahan. • Media penyiaran berita, yaitu mempunyai format siaran berita dengan beberapa aspeknya, seperti headline news, breaking news, berita tetap (siang, malam), wawancara eksklusif, laporan investigasi, hingga ulasan ekonomi dan politik.9 Sedang penyajian berita dalam media televisi terasa lebih singkat dibandingkan dengan penyajian di media cetak, jika dilihat dari segi durasinya. Sekalipun demikian, keduanya memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada media elektronik, pendengar atau penonton dituntut untuk dapat membaca, asalkan mereka dapat mendengar dan melihat serta mengerti bahasa yang dibawakannya, maka informasi yang disampaikan akan dapat dimengerti. Khusus untuk medium televisi, berdasarkan pengamatan beberapa ahli bidang pertelevisian menyebutkan bahwa informasi yang diperoleh melalui 9
Djamal Hidajanto, Fachrudin Andi,. Dasar-Dasar Penyiaran, 2011, hlm. 53-55
17
siaran televisi dapat mengendap dalam daya ingatan manusia lebih lama jika dibandingkan dengan perolehan informasi yang sama tetapi melalui membaca. Hal tersebut disebabkan karena gambar/ visualisasi bergerak yang berfungsi sebagai tambahan dan dukungan informasi penulisan narasi penyiar atau reporter memiliki kemampuan untuk memperkuat daya ingat manusia dan memanggilnya kembali. Alasan tersebut juga diperkuat karena informasi yang disampaikan melalui medium televisi, diterima dengan dua indera sekaligus secara simultan pada saat yang bersamaan. Kedua indera tersebut adalah indera pendengaran (audio) dan indera penglihatan (visual/video). Jadi dalam waktu yang bersamaan, penonton atau pemirsa televisi dirangsang kedua inderanya ketika mereka menonton siaran televisi. Karena itulah daya ingatan yang mengendap di dalam ingatannya akan dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan membaca atau mendengar saja. e.
Jurnalistik Mengaitkan berita dengan jurnalistik memang ada benarnya, meski tak sepenuhnya demikian, jurnalistik memang merupakan suatu pengetahuan yang menyangkut pemberitaan seluk beluk suatu kejadian, peristiwa, atau gagasan agar dapat dijangkau khalayak yang luas, anonim, dan heterogen. Oleh karena itu, orang seringkali mengkaitkan jurnalistik dengan pengetahuan tentang persuratkabaran, radio, televisi, film, dan juga media yang kian marak belakangan ini, yaitu internet. Hal
18
ini juga tidak keliru karena berita selalu membutuhkan media. Tentunya dalam jurnalistik memiliki aturan aturan tersendiri. Hal inilah yang disebut dengan kode etik jurnalistik. Di bidang jurnalistik kode etik diperlukan karena adanya tuntutan yang sangat asasi, yaitu kebebasan pers. Selain itu fungsi kode etik juga untuk mengatur mengenai hal hal yang seharusnya boleh dilakukan dan tidak. Maksudnya adalah untuk mencegah anggota yang bersangkutan melalui praktik praktik merugikan profesi dan masyarakat, apalagi praktik-praktik yang menyangkut pelanggaran pidana. Tidak hanya kode etik, jurnalistik
juga teori yang secara
fungsional yang menjadi rambu untuk menuntun wartawan dan pimpinan perusahaan pers dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Bila teori-teori tersebut dijalankan, sesungguhnya tidak ada persoalan dalam pelaksanaan kebebasan pers dalam membuat berita.10Berbicara mengenai kode etik jurnalistik, tentunya hal ini berkaitan dengan adanya kebebasan pers dan rambunya. Dari segi konstitusi negara, kita sangat menghargai kebebasan pers. Dalam Bab X tentang Hak Warga Negara Pasal 28 UUD 1945 disebutkan, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang undang...” Pasal ini terkait dengan niat negara untuk membangun kehidupan demokrasi dan penyelenggaraan keadilan sosial dan 10
Erlangga, Jurnalistik: Petunjuk Teknis Menulis Berita, 2011, hlm. 235-241
19
perikemanusiaan. Rumusan yang tegas juga terdapat di UUD 1945 yang berkaitan dengan kebebasan pers yang tercantum dalam Bab XA, “Hak Asasi Manusia” Pasal 28f yang menyebutkan bahwa: “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
untuk
mengembangkan
pribadi
dan
lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia” Dengan menempatkan “hak untuk berkomunikasi” serta “dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia” (dalam hal ini pers), konstitusi kita sekarang mengakui “kebebasan pers” sebagai hak asasi manusia. f.
Berita di Televisi Mengingat begitu pentingnya kedudukan berita dalam dunia jurnalistik, kalangan pakar jurnalistik mengakui bahwa membuat definisi berita itu sangatlah sulit. Belum ada batasan yang memuaskan yang dapat mencakup seluruh segi, sifat, karakteristik, ciri dan jenis jenisnya. Menurut Williard C. Bleyer menjelaskan bahwa berita adalah suatu kejadian aktual yang diperoleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar karena menarik atau mempunyai makna bagi pembacanya (Newspaper writing dan Editing). Sedangkan menurut Chilton R. Bush dalam bukunya Newspaper Reporting of public Affairs tahun 1940 mengatakan bahwa berita adalah laporan mengenai peristiwa yang penting untuk
20
diketahui oleh masyarakat dan juga laporan peristiwa yang semata mata menarik karena berhubungan dengan hal yang menarik dari seseorang atau sesuatu dalam situasi yang menarik. Dari beberapa definisi, dapat disimpulkan bahwa berita adalah segala laporan mengenai peristiwa, kejadian, gagasan, fakta yang menarik perhatian dan penting untuk disampaikan atau dimuat dalam media massa agar diketahui atau menjadi kesadaran umum. Berita pada umumnya dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu Hard News atau yang sering disebut berita berat adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi. Ada juga berita Soft News yaitu berita ringan yang seringkali juga disebut sebagai feature yaitu berita yang tidak terkait dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya. Berita semacam ini sering menitikberatkan pada hal-hal yang dapat menakjubkan atau mengherankan pemirsanya. Ia juga dapat menimbulkan kekhawatiran bahkan ketakutan atau mungkin juga menimbulkan simpati. Objeknya bisa bermacam macam seperti manusia, hewan, benda, atau tempat apa saja yang menarik perhatian pemirsanya. Bagi televisi, berita ringan ini sangat diperlukan dalam setiap penyajian buletin berita. Hal ini karena berita ringan juga dapat berfungsi sebagai selingan di antara berita-berita berat yang disiarkan pada awal sajian. Karena secara psikologis, pemirsa yang mendapatkan sajian berita berat dari awal hingga akhir akan akan merasa tegang karena itulah diperlukan interval. Ada yang meletakkan berita ringan ini di tengah tengah buletin
21
berita yang lama siarannya 30 menit atau bahkan ada yang meletakkannya di akhir siaran berita. durasi berita ringan ini sekitar 2 menit. Yang terakhir adalah berita investigativereports atau disebut juga laporan penyelidikan adalah jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh di permukaan, tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan. Sehingga penyajian berita seperti ini membutuhkan waktu yang lama dan tentu akan menghabiskan energi dari reporternya. 11 Sebelum membahas tentang jenis-jenis berita, baiknya kita memahami terlebih dahulu mengenai syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi ketika membuat berita. Terdapat lima syarat dalam penulisan berita yang baik. Yang pertama adalah: • Kebaruan (Timeliness) Sebuah berita sangat terikat waktu. Waktu sangat mempengaruhi aktualitas sebuah berita, sebab berita haruslah menyangkut hal yang baru terjadinya (Timeliness) dan aktual (Terkini). Untuk itu, diperlukan kecepatan. Karena terikat waktu, pekerjaan dalam pembuatan berita sering dilakukan dengan tergesa-gesa, serba cepat, dan segera. Untuk itu, agar tidak ketinggalan deadline yang telah ditetapkan oleh pemimpin redaksi, wartawan dibantu oleh penulis naskah berita harus berkerja seperti sastrawan yang cermat dalam memilih kata, ungkapan, dan frasa, meski dalam suasana yang terhimpit waktu. Karena aktualitas yang menjadi taruhannya. 11
Muda, Deddy Iskandar, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, 2005, hlm. 40-42
22
Akan tetapi, sesuatu yang sudah lama terjadi dapat juga menjadi baru kembali, jika seorang wartawan yang dibantu oleh penulis naskah berita pandai dalam menggali fakta-fakta baru seputar kejadian tersebut, termasuk kejadian yang sudah hampir dilupakan orang sebab pada dasarnya berita merupakan tentang suatu kejadian yang selalu berkembang. • Jarak (Proximity) Jarak juga bukan hanya dalam arti fisik geografis, tetapi dapat pula dalam hal minat, bakat, dan profesi. Peristiwa-peristiwa mengenai kejahatan dan peradilan tentu lebih menarik hati orang orang atau penegak hukum. Jadi faktor jarak juga ikut menjadi penentu nilai sebuah berita. • Cuatan (Prominence) Terjemahan istilah yang lebih tepat, lugas, ringkas, mudah diingat dan cerdas untuk kata prominence dalam Bahasa Indonesia sebenarnya adalan “cuatan” bukan “ketermukaan”. Nilai sebuah berita juga sangat ditentukan oleh cuatan atau hal yang ulung pada diri seseorang, benda, tempat, serta peristiwa. Dalam hal ini berlaku istilah “name makes news”. Seperti dalam penjelasan sebelumnya, suatu peristiwa yang menyangkut orang terkenal atau sesuatu yang dikenal masyarakat merupakan berita penting untuk diketahui oleh banyak orang. • Daya Tarik Kemanusiaan (Human Interest)
23
Berita juga dapat menyangkut hal yang memiliki daya tarik kemanusiaan atau sentuhan manusiawi. Semakin tinggi daya tarik kemanusiaan sebuah berita, maka semakin tinggi pula nilai berita tersebut. Sesuatu yang menyentuh dan sangat mengugah rasa kemanusiaan seorang menambah nilai sebuah berita. nilai sebuah berita akan bertambah tinggi jika unsur human interest ini dikelola dengan tepat. • Akibat (Consequence) Nilai berita juga banyak ditentukan oleh pengaruh, akibat, dan dampak yang mungkin dapat ditimbulkannya terhadap masyarakat luas. Dampaknya bagi kehidupan politik, sosial dan ekonomi merupakan hal yang patut diperhitungkan oleh setiap wartawan dalam memperoleh sebuah berita.12 Selain itu, berita juga diharuskan memiliki sifat objektif dan tidak boleh mengandung opini pribadi. Membuat laporan berita berdasarkan fakta merupakan pekerjaan wartawan sehari-hari. Baginya, fakta itu suci (fact is sacred). Wartawan harus dapat membedakan antara fakta dan opini. Fakta itu selalu objektif, Objektivitas juga menuntut kejujuran dan keadilan bagi siapapun.13
12
Mac Dougal, Curtis D, Interpretative Reporting, 1992 Erlangga, Jurnalistik: Petunjuk Teknis Menulis Berita, 2011, hlm. 35
13
24
B. Focus Of Interest a.
Sumber Berita Sebelum melangkah lebih jauh dalam teori penulisan naskah berita. Baiknya unsur-unsur dibelakang pembuatan naskah wajib diketahui oleh pembaca. Salah satu hal yang menjadi unsur terpenting dalam pembuatan naskah berita adalah mengenal darimana sumber berita berasal. Sumber berita sendiri adalah apa saja yang mempunyai posisi mengetahui atau berkompeten terhadap suatu fakta, peristwa, atau kejadian, gagasan, serta data atau informasi yang bernilai berita. Dalam sebuah tulisan yang disusun oleh pakar penyiaran radio yang bekerja di UNESCO, disebutkan berbagai hal yang dianggap sebagai sumber berita. Bahkan wartawan, internet, TV, Radio, dan surat kabar juga dapat dikategorikan sebagai sumber berita dengan catatan harus disebutkan sumbernya. Hal ini dilakukan agar menghindari tuduhan plagiasi. Setiap redaksi program berita pasti memiliki sumber-sumber berita yang nantinya akan diolah oleh penulis naskah berita. beberapa sumber berita adalah : • Wartawan di lapangan Sumber ini berasal dari wartawan yang sehari-hari bergelut dengan pencarian berita. Menurut mereka, dalam beberapa kejadian wartawan sudah memperoleh informasi rahasia sebelum sebuah peristiwa terjadi. Ini berarti sesama rekan wartawan harus saling bertukar informasi mengenai suatu peristiwa. Sama halnya dengan
25
wartawan lain, wartawan lepas juga bisa digolongkan menjadi sumber berita. • Pusat-pusat informasi Bukan berupa instansi atau lembaga resmi yang bergerak khusus di bidang penyebaran informasi seperti yang dikenal umum, melainkan petugas kepolisian, staf rumah sakit, karyawan hotel, sipir penjara, bahkan preman terminal yang harus selalu dijaga hubungannya,
sebab
mereka
saling
memberikan
informasi
mengenai peristiwa kriminal seperti halnya petugas rumah sakit bagian gawat darurat atau mayat. • God-Given Facts Sumber berita yang datang sebagai akibat kecelakaan atau peristiwa dadakan seperti bencana alam, kebakaran, kapal tenggelam dan sebagainya. God-Given facts adalah berita yang berasal dari kejadian atas kehendak Tuhan. • Saksi mata Orang-orang yang menyaksikan langsung terjadinya peristiwa • Konferensi Pers Pernyataan seseorang yang mewakili sebuah lembaga. Organisasi mengenai sebuah kegiatan kepada para wartawan. Perbedaannya adalan siaran pers disampakan secara tertulis tajnpa sesi tanya
26
jawab, sedangkan konferensi pers disampaikan secara lisan sehingga ada sesi tanya jawab antara wartawan dan narasumber.14 Masih terdapat beberapa sumber berita yang belum dicantumkan pada penjelasan diatas. Namun dari beberapa sumber menunjukkan bahwa sumber berita hanya
berfungsi sebagai pemberi informasi
mengenai fakta, data peristiwa, atau gagasan. b. Teknik Menulis Naskah Berita 1.
Formula Penulisan Naskah Berita Dalam menulis naskah berita televisi biasanya sifatnya hanya
sekilas atau disebut juga dengan istilah “transitori” artinya informasi tersebut hanya dapat didengar atau dilihat dengan sepintas saja tidak dapat diulang lagi. Terkecuali pendengar atau penonton televisi memang telah menyediakan alat bantu perekam. Untuk itu teknik penulisan berita di media elektronik dibedakan dengan cara-cara penulisan berita untuk media cetak. Alasannya adalah karena karakter media elektronik adalah spesifik yaitu audio visual, sehingga perlu mendesain cara-cara penulisan agar mudah dimengerti dan dipahami oleh penontonnya yang notabene terdiri dari berbagai lapisan masyarakat dengan latar belakang yang berbeda. Pada media cetak, kita mengenal rumusan 5W + 1H. Rumusan tersebut juga digunakan untuk penulisan pada media elektronik, namun 14
Torben Brandt & Eric Sasono,. Jurnalisme Radio: Sebuah Panduan Praktis, 2003
27
perlu ditambah lagi dengan suatu formula lain agar memudahkan pengertian bagi pemirsa televisi. Pendekatan tersebut disebut juga dengan easy listening formula. 2.
Perhatikan Tanda Baca, Angka, dan Singkatan. Menuliskan tanda baca dan singkatan pada media televisi sedikit
berbeda dengan cara yang dilakukan terhadap media cetak. Pada media televisi maka penulisan tanda-tanda baca tersebut tidak semuanya dipakai agar penyiar/reporter yang membacakan naskah tidak mengalami kesulitan dan pemirsa televisipun dapat dengan mudah memahami informasi yang telah disampaikan. • Tanda baca Secara umum hanya terdapat tiga hingga empat jenis tanda baca yang digunakan dalam penulisan untuk media televisi yaitu: Titik (.), koma (,), strip atau garis putus (-) dan tanda tanya. Titik digunakan sebagai tanda untuk berakhirnya sebuah kalimat. Dalam penulisan naskah televisi, tanda (.) diganti menjadi dua garis miring (//). Koma (,) digunakan sebagai tanda pemisah antara bagian di dalam kalimat untuk memperjelas pengertian serta sebagai pause atau berhenti sesaat untuk memberikan nafas bagi pembacanya. Tanda koma (,), dalam penulisan naskah berita biasanya diganti dengan garis miring (/).
28
Strip atau garis putus (-) digunakan untuk pemutusan kata dalam sebuah kalimat akibat terbatasnya ruang. Selain itu tanda strip juga digunakan untuk menandai sebuha singkatan. Misalnya KUD menjadi K-U-D. Tanda tanya (?) kadang masih digunakan dalam pembuatan kalimat tanya. Kalimat tanya dalam penulisan di medium televisi memang jarang digunakan. Hal ini disebabkan karena informasi yang disampaikan melalui medium televisi bersifat langsung dan tidak langsung (direct dan indirect). • Angka Dalam naskah berita, penulisan angka pada media televisi juga memiliki cara yang berbeda dibandingkan dengan penulisan angka untuk media cetak. Ini dilakukan untuk membantu memudahkan penyiar atau reporter lain dalam menyampaikan isi informasi. Jangan sampai dubber atau penyiar mengalami kesulitan dalam membaca angka angka. Jika hal itu terjadi, tentunya akan menggagu kelancaran program dan akan terkesan kurang siapnya seorang penyiar. Menulis angka di medium televisi tidak dapat dilakukan dengan menuliskan semua angka-angka. Tetapi sebagian diantaranya perlu dilakukan penggabungan antara angka dan huruf. Sedangkan untuk angka-angka yang jumlahnya cukup banyak dan ganjil, sebaiknya dibulatkan.
29
• Singkatan Singkatan di media televisi sebaiknya tidak dilepaskan begitu saja. Selain pemakaian tanda baca khusus, juga perlu pemanjangan singkatan
tersebut.
Hal
ini
dilakukan
agar
tidak
terjadi
kesalahpahaman.15
3.
Struktur Penulisan Naskah Berita Penulisan berita di televisi biasanya menggunakan struktur berita
piramida terbalik. Dalam penulisan dengan piramida terbalik tujuannya adalah agar penyajian berita menjadi lebih menarik karena ditulis dari hal-hal yang sangat penting ke hal-hal yang kurang penting. Dengan kata lain penonton sudah langsung memperoleh isi berita yang paling inti.16 Karena struktur ini adalah piramida terbalik, maka inti berita ditulis dibagian atas, atau pada awal kalimat. Pada media televisi, judul beritanya sering terlihat pada tulisan yang terpampang beberapa detik pada saat pembacaan berita. tulisan tersebut dihasilkan melalui Chargen (Character Generator) atau sering juga disebut dengan Video Type Writer. Judul berita, sering kali juga dibacakan lebih awal dan dimasukkan ke dalam rangkuman topik berita.
15
16
Muda, Deddy Iskandar,. Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, 2005, hlm. 65-67
Here's the news, A Radio News Manual, Paul De Maeseneer, Unesco Associate, Epert, 1997. Hlm. 49
30
Awal struktur disebut juga dengan teras berita atau sering disebut lead berita atau kalimat pembuka dalam penulisan berita. Dalam teras berita, biasanya unsur unsur yang perlu dipenuhi adalah yang berkaitan dengan siapa (who), apa (what) dan kapan (when). Namun demikian, unsur-unsur tersebut bukan sesuatu yang mutlak, tapi bisa saja berubah, sesuai dengan kepentingan isi informasi. Dengan adanya lead berita nilai berita tersebut dapat diketahui dengan cepat oleh pemirsanya. Pemilihan topik berita tersebut juga harus didasarkan pada segi aktualitas agar tidak terkesan basi. Menulis lead berita atau teras berita harus didasarkan pada inti informasi yang sangat substansi. Jadi ia harus memiliki daya shocking atau yang dapat mengejutkan, menarik dan baru bagi pemirsanya. Pertimbangan itu didasarkan pada lead atau teras berita yang ditulis dibagian awal berita sebagai pembuka. Alasan lainnya adalah agar pemirsa mau merelakan waktunya untuk menunggu sampai ulasan berita selengkapnya. Jadi apabila leadnya tidak menarik, maka pemirsa pun enggan untuk menunggu lebih lama. c.
Menulis Naskah Berita Dalam menulis naskah berita ada beberapa hal yang harus diketahui agar informasi yang ditulis sebagai bahan komentar penyiar atau reporter mudah dipahami oleh pemirsa. Dasar pemikirannya adalah untuk dapat mendukung pola “Easy Listening Formula” yaitu formula untuk memudahkan mendengar bagi pemirsa. Hal-hal yang perlu
31
diperhatikan tersebut adalah: alur informasi, state and explain, durasi shot gambar, jeda atau pause dan penggunaan waktu. 1. Alur Informasi Langkah pertama dalam menyusun setiap laporan adalah dalam mengambil
keputusan
apakah
menulis
naskah
dengan
menyesuaikan gambar atau gambar yang akan menyesuaikan naskah berita. setiap reporter televisi memiliki pendapat yang berbeda dalam hal pemilihan tersebut. Memang gambar adalah bahasa yang universal, tetapi masih diperlukan komentar agar gambar dapat mudah dipahami. Walaupun demikian, kedua cara dapat ditempuh. Penulis lebih memilih untuk melihat shot list yang tersedia sebagai gambaran dahulu lalu membuat naskah. Hasilnya akhirnya gambar yang harus menyesuaikan dengan naskah. Tetapi apapun pilihannya, memilih shot-shot gambar dan menulis naskah, keduanya sama-sama harus dilakukan. Dalam menulis naskah berita terhadap gambar yang disunting lebih dahulu, maka dibutuhkan ketelitian di dalam mensingkronkan di layar terhadap penempatan waktu dengan kata-kata yang akan diucapkan oleh reporter atau penyiar. Sebuah shotlist atau daftar shoot gambar sangat diperlukan oleh penulis naskah dan agar lebih memudahkan untuk menulis naskah. Alur sebuah naskah berita yang akan menghantarkan ke dalan soundbite hendaknya dibuat meluncur sehingga
berkaitan
dengan
naskah
yang
ditulis
dan
isi
32
soundbiteyang dinyatakan dengan kemunculan orang tersebut. Jangan sampai membuat kecerobohan dalam pembuatan naskah berita karena itu akan mempengaruhi soundbite. Karena soundite harus dijaga jaraknya agar tidak terjadi tabarakan. 2. State and explain Di dalam menulis, harus selalu diingat mengenai penggunaan “State and Explain” yaitu pernyataan dan penjelasan. Artinya penulisan harus menjelaskan pernyataan agar dapat memudahkan pemirsa untuk mengingat informasi yang mereka peroleh dari siaran televisi. State adalah pernyataan tentang apa yang terjadi, sedangkan Explain adalah penjelasan tentang mengapa perubhan tersebut telah terjadi. 3. Durasi Shot Gambar Terlalu banyak informasi yang diberikan baik dalam pembuatan kalimat-kalimat untuk narasi maupun terlalu pendeknya shot gambar akan menyebabkan cepatnya pergantian antara satu shot gambar ke shot gambar lainnya sehingga dapat menyebabkan kebingungan bagi pemirsa. Sama halnya juga dengan naskah, jangan terlalu padat sehingga memaksa pembacanya yaitu penyiar atau reporter menyampaikan dengan kecepatan tinggi. Jangan terlalu membombastis pemirsanya dengan informasi. Sampaikan informasi tersebut dengan kecepatan sedang melalui pembuatan naskah yang tidak padat. Kecepatan yang terlalu lamban memang akan dapat membosankan pemirsa. Buatlah komentar sesuai
33
dengan sequence gambar yang disunting untuk memperjelas informasi pada komentar di naskah, tetapi sekali lagi tidak padat. 4. Jeda Dalam menulis naskah berita, cobalah dengan menciptakan jeda atau waktu untuk istirahat sejenak. Berikan waktu untuk berhenti sesaat diantara kalimat dan berhenti sedikit lebih lama untuk perpindahan antara satu sequence gambar ke sequnce gambar yang lain. Jadi sequence gambar juga dapat menandai pergantian penyampaian informasi. Oleh karena itu harus selalu diingat juga bahwa dalam penulisan naskah perludisiapkan ruang untuk memberi kesempatan bernafas kepada pembaca naskah. Akan tetapi, jangan juga terlalu banyak memberikan ruang untuk bernafas dalam setiap penulisan. Sebaliknya jangan membuat suatu tulisan tanpa memberikan kesempatan bernafas yang cukup bagi pembacanya. Buatlah dengan berimbang. 5. Penggunaan Waktu Berilah sedikit tambahan waktu dalam naskah berita yang ditulis agar dapat memberikan kesempatan berhenti sesaat (semacam koma) atau pause. Naskah yang tidak terlalu padat akan memberikan kesempatan pada reporter atau penyiar untuk lebih santai membaca. Sebaliknya naskah yang terlalu padat akan dapat mengakibatkan kesulitas bernafas bagi pembacanya, sehingga terdengar seperti pacuan antar gambar dan komentar. Penyiar akan merasa diburu gambar yang terus bergerak, sebab jika tidak, maka
34
akan berakibat tertinggalnya gambar dari komentar. Dengan kata lain, ketika pembaca berita masih membacakan naskah sedangkan gambar pendukungnya atau visualnya sudah habis.17 d. Singkatan Dalam Berita Pada Beberapa stasiun televisi tertentu, isi pernyataan orang yang muncul di layar televisi harus ditulis atau di transkip, kemudian ditempatkan pada kolom audio. Langkah tersebut diambil agar naskah tersebut menjadi dokumen yang otentik tanpa harus memutar kembali video tape tersebut bila ingin melakukan pengecekan. Selain itu juga, memudahkan kontrol bagi tugas Kepala Redaksi untuk mengetahui isi tentang pernyataan yang disampaikan orang tersebut. Berikut ini adalah perintah-perintah lain yang sering dipergunakan dalam penulisan di naskah berita televisi : 1. LEAD
= teras berita, bagian ini adalah yang akan
dibacakan langsung oelh penyiar saat on camera atau sebelum masuk ke inti berita. 2. VO
= Voice Over adalah keterangan bahwa naskah yang
akan disiarkan harus direkan terlebih dahulu. 3. PKG
= Package adalah satuan naskah jadi yang lengkap
hingga keterangan narasumber dan soundup soundup yang dibutuhkan. 17
Muda, Deddy Iskandar, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, 2005, hlm. 114-119
35
4. SOF
= Sound On Film adalah Informasi tentang
penggunaan suara pada film. Pada video Tape disebut SOT (Sound On Tape). 5. CG
= Character Generator teks dibawah gambar
biasanya nama orang, jabatan atau nama tempat dan tanggal kejadian. Biasanya berhubungan dengan narasumber. 6. SLUG
e.
= Judul yang berhubungan dengan berita.
Penulis Naskah Berita Penulis naskah berita memiliki tugas menulis dan menyunting peristiwa berita dan menyusunnya kembali ke dalam suatu urutan berita. Selain itu seorang penulis berita juga bertanggung jawab untuk menulis dan mengedit kalimat kalimat penghubung dalam susunan berita, membuat intoduksi serta menguraikan hal hal yang dapat mengangkat atau memilih bagian ucapan lisan untuk dijadwalkan sebagai siaran harian. Mereka tidak menulis untuk iklan atau naskah naskah komersial. Mereka hanya menulis untuk siaran berita dan biasanya menulis untuk kebutuhan public affairs serta dokumenter yang akan diproduksi oleh bagaian pemberitaan. Mereka tidak menulis semua peristiwa berita, umumnya para reporter yang telah mengumpulkan informasi tersebut menulis dan menyampaikan laporannya melalui server yang tersambung
36
ke redaksi. Saat inilah tugas penulis naskah untuk mengambil berita, memperbaiki susunan berita menjadi lebih baik dan rapi, sehingga akan memudahkan editor untuk mengeksekusi tampilan berita. Penulis berita harus memiliki kemampuan dalam menggunakan bahasa secara efektif dan menyampaikan suatu pemikiran dalam suatu ungkapan dan kalimat yang singkat. Ia harus tahu dimana untuk mendapatkan informasi dan bagaimana menerjemahkan informasi tersebut ke dalam hal yang jelas dan dapat dimengerti oleh pemirsa. Dalam mendapatkan informasi, penulis naskah dibantu oleh reporter yang bersangkutan untuk mengklarifikasi bila terjadi kerancuan sebuah data berita. Faktor ketelitian juga harus diperhatikan, misalnya dalam memeriksa akurasi fakta fakta yang akan dijadikan sebagai bahan penyiaran berita serta memperoleh rincian tambahan yang relevan bagi event-event berita dengan, melakukan riset dan bertanya.18
18
Muda, Deddy Iskandar, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, 2005, hlm. 184