BAB II Kerangka Teori dan Focus of Interest A. Televisi Televisi adalah salah satu jenis media massa elektronik yang bersifat audio visual, direct dan dapat membentuk sikap. Televisi berasal dari kata tele dan vision, yang mempunyai arti masing - masing jauh (tele) dari bahasa Yunani dan tampak (vision) dari bahasa Latin. Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat jarak jauh beragam tayangan mulai dari hiburan sampai ilmu pengetahuan ada dalam televisi, adanya beragam channel televisi membuat masyarakat memiliki banyak pilihan untuk menyaksikan tayangan berkualitas menurut Elvinaro, Komala, dan Karlinah(2007:125). Prinsip televisi ditemukan oleh Paul Nipkow dari Jerman pada tahun 1884, namun baru tahun 1928 Vladimir Zworkyn (Amerika Serikat) menemukan tabung kamera atau iconoscope yang bisa menangkap dan mengirim gambar ke kotak bernama televisi. Dan pada tahun 1939 untuk pertama kali televisi dipertunjukkan kepada umum. Kemunculan televisi pada awalnya ditanggapi biasa saja oleh masyrarakat, karena saat itu harganya masih relatif mahal. Semua program televisi pada awalnya disiarkans ecara live (langsung), karena belum ditemukan adanya kaset penyimpanan suaradan gambar (video tape).
Barulah
pada
tahun
1956,
Ampex
Corporation
berhasil
mengembangkan video tape sebagai sarana yang murah dan efisien untuk 8
9
menyimpan suara dan gambar program televisi. Pada tahun 1960-an hampir seluruh program,yang pada awalnya disiarkan secara langsung, diubah dan di simpan dalam video tape. (Morissan,2013:6-7). Televisi memberi banyak kemungkinan ilustrasi visual, kaya akan tata gerak, tata warna, dan berbagai bunyi suara. Tidak mengherankan televisi memiliki daya tarik yang luar biasa apabila sajian program dapat menyesuaikan dengan karakter televisi dan manusia yang sudah terpengaruh oleh televisi (Wibowo,2007:19).
B. Karakteristik Televisi Televisi merupakan media massa yang lebih unggul dari media lainnya. Itu terlihat dari karteristiknya. Didalam buku Elvinaro,dkk (2007:137-139) terdapat tiga macam karakteristik televisi, yaitu: 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media penyiaran lainnya, yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Maka dari itu televisi disebut sebagai media massa elektronik audiovisual. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata, keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.
10
2. Berpikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi (visualization) yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua, penggambaran (picturization) yakni kegiatan merangkai gambargambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
3. Pengoprasian lebih kompleks Dibaningkan dengan radio siaran, pengoprasian televisi siaran jauh lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoprasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.
C.
Kekuatan Dan Kelemahan Televisi Menurut skomis (1985) kekuatan televisi salah satunya adalah memberikan gambaran bila dibandingkan dengan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya), televisi tampaknya memberikan sifat yang istimewa. Ia merupakan gabungan dari media audio dengan dan gambar. Bisa bersifat informatif, hiburan, maupun pendidikan bahkan gabungan antara ketiga unsur tersebut. Ada 4 kekutan dan kelemahan televisi yang sudah di
11
uraikan oleh Iswandi Syahputra dalam bukunya Jurnalis Infotainment, Kancah Baru Dalam Industri Televisi (Syahputra,2006:70). Ada 4 kekuatan televisi, yaitu: 1. Menguasai jarak dan waktu, karena teknologi televisi menggunakan elektromagnetik, kabel –kabel dan fiber yang dipancarkan transmisi melaui satelit. 2. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar, nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan cukup cepat. 3. Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif). 4. Informasi atau berita – berita yang disampaikan lebih sigkat,jelas dan sistematis. Sedangkan kelemahan televisi, yaitu: 1. Media televisi terikat waktu tontonan. 2. Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung dan vulgar. 3. Pengaaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis massa. Bersifat “transitory”,karena sifat ini membuat isi pesannya tidak dapat dimemori oleh pemirsanya. Lain halnya dengan media cetak,informasi dapat disimpan dalam bentuk kliping.
12
D.
Fungsi Televisi Sebagai Media Massa Media massa memiliki arti yang bermacam-macam bagi masyarakat dan memiliki banyak fungsi, tergantung pada jenis sistem politik dan ekonomi dimana media itu berfungsi, tingkat perkembangan masyarakat, dan minat serta kebutuhan individu tertentu. Namun selain memiliki fungsi, media juga mempunyai banyak disfungsi, yakni konsekuensi yang tidak diinginkan masyarakat atau anggota masyarakat. Menurut Onong Uchjana Effendy (2000:149-150) Tiga pokok fungsi televisi, yaitu sebagai berikut: 1.
Fungsi Informasi (The Information Function) Televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang amat memuaskan. Hal ini disebabkan dua factor yang terdapat didalamnya,
yaitu:
“Immediacy”
dan
“Realism”.
Immediacy
mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung, seolah-olah mereka berada di tempat peristiwa itu terjadi. Sedangkan, Realism mengandung makna kenyataan, dimana televisi menyiarkan informasi secara audio visual sesuai dengan fakta. 2.
Pendidikan (The Educational Function) Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu
13
banyak secara stimulan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni pengetahuan dan penalaran masyarakat, televisi menyiarkan acaraacara tertentu secara implisit mengandung pendidikan seperti film, kuis, dan sebagainya yang disebut EducationalTelevision (ETV), yaitu acara pendidikan yang disisipkan dalam siaran yang sifatnya umum. 3.
Fungsi Hiburan (The Entertainment Function) Fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran sangat dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup serta suara bagaikan kenyataan dan dapat dinikmati sekalipun oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing bahkan tuna aksara.
E.
Televisi Sebagai Media Penyiaran Pengertian penyiaran diatur dalam UU No. 32 tahun 2002 Bab I Pasal 1 yang berbunyi penyiaran adalah kegiatan pemancar luasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat , di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melaui udara, kabel, dan /atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyrakat dengan perangkat penerima siaran. Masih pada pasal yang sama penyiaran televisi memiliki pengertian bahwa media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam
bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka
14
maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan (Effendy,2008:89-90). Pada pasal 31 ayat 5 dan 6 menyebutkan bahwa “ stasiun penyiaran lokal dapat didirikan di lokasi tertentu dalam wilyah negara Republik Indonesia dengan wilayah jangkauan siaran terbatas pada lokasi tersebut”. “Mayoritas pemilikan modal awal dan pengelolaan stasiun penyiaran lokal diutamakan kepada masyarakat di daerah tempat stasiun lokal itu berada”(Effendy,2008:106). Pada pasal ini mengukuhan bahwa stasiun televisi ADiTV memang merupakan stasun televisi lokal, itu dapat di buktikan dengan jangakauan siarannya yang meliputi daerah Yogyakarta dan sekitarnya saja. Serta isi siaran berisi muatan lokal yang mengangkat kebudayaan masyarakat wilayah lokasi tersebut. Dalam hal ini kehadiran televisi lokal sangat menguntungkan
bagi para pengusaha lokal dalam mengembangkan
usahanya terutama dalam mempromosikan usahanya kepada masyrakat lokal. Dan media penyiaran televisi lokal merupakan kebutuhan masyarakat daerah dalam proses menyeimbangkan informasi, termasuk untuk mengangkat kearifan lokal sebagai ciri yang kental dari masyarakat Indonesia. Mengenai isi siaran stasiun televisi ADiTV sudah memenuhi syarat yang tertera pada pasal 36 ayat 1 dan 3 yang berisi: “Isi siaran wajib mengandung
informasi,
pendidikan,
hiburan,
dan
manfaat
untuk
pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa,
15 menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai – nilai agama dan budaya Indonesia “. “ Isi siaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan khalayak khusus, yaitu anak –anak dan remaja, dengan menyiarkan mata acara pada waktu yang tepat, dan lembaga penyiaran wajib mencantumkan dan / atau menyebutkan klasifikasi khalayak sesuai dengan siaran” (Effendy,2008:111). Alasan mengapa siaran ADiTV memenuhi syarat karena stasiun lokal ini memiliki konsep TV Positif yaitu televisi yang menyediakan konten bukan hanya tontonan namun juga merupakan tuntunan hidup. ADiTV menyasar pada segmen keluarga khususnya Anak dan Ibu (ADI) dimana kedua komponen ini penting bagi pembangunan karakter keluarga dan bangsa Indonesia. Sehingga isi siarannya jelas dan netral.
F. Program Acara Televisi Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat bergam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan di sukai audien,dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan,hukum dan peraturan yang berlaku. Menurut Morissan,M.A. dalam bukunya Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi. Berbagai jenis program itu dapat di kelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu: (Morissan,2013:217-229)
16
1. Program Informasi (Berita) Segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang “dijual” kepada audien. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian dasar,yaitu: a. Hard News (Berita Keras) Adalah segala informasi penting dan atau menarik,yang harus disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat
diketahui
khalayak
audien
secepatnya.
Media
televisi
biasanyamenyajikan berita keras secara reguler yang ditayangkan dalam suatu program berita. Hard News dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita,yaitu: straight news,feature dan infotainment. b. Soft News (Berita Lunak) Adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara
mendalam
(in-depth)
namuntidak
bersifat
harus
segera
ditayangkan. Program yang masuk dalam kategori berita lunak adalah current affair,magazine,dokumenter dan talk show. 2. Program Hiburan Menurut Naratama (2004:64-65) bahwa program hiburan terbagi dua,yaitu program drama dan nondrama. Pemisahan ini dapat dilihat dalam teknik pelaksanaan produksi dan penyajian materinya. Berikut ini merupakan perbedaan nondrama dan drama :
17
a.
Drama Sebuah format acara televisi yang diproduksi dan di dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah – kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang di wujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan. Adegan – adegan tesebut akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi khayalan para kreatornya. Contoh : Drama percintaan, Tragedi , Horor, Komedi, Legenda, Aksi dan sebagainya.
b.
Nondrama Sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dan realitas kehidupan sehari – hari tanpa harus menginterprestasi ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Nondrama bukanlah sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya. Untuk itu, format – format
program acara
Nondrama merupakan sebuah runtutan pertunjukkan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi,gaya, dan musik. Contohnya : Musik, Talk Show dan Variety Show.
18
Berikut ini skema Format Acara Televisi (Naratama,2004:64).
Gambar 2.1 Skema Format Acara Televisi Sebagaimana dinyatakan oleh Naratama (2004:65) bahwa dalam membuat sebuah program atau acara televisi bukan hanya tergantung pada konsep atau kreativitas dalam pembuatan naskah,melainkan sangat bergantung pada kemampuan profesionalisme kelompok kerja di dunia broadcast dengan seluruh mata rantai divisinya. Untuk itu format acara harus terancang dan terencana. Jadi program atau format acara televisi sendiri merupakan sebuah perancanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang di sesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara televisi.
19
G.
Organisasi Pelaksana Produksi Suatu program televisi dapat mengudara karena didukung oleh banyak orang yang bekerja di balik layar. Penonton televisi mungkin hanya melihat seorang presenter tampil di layar kaca,namun begitu banyak orang yang berada
di
belakang
presenter
yang
mendukung
penampilannya
(Morissan,2013:316) . Kekompakan dan ide –ide kreatif dibutuhkan agar tercipta proses produksi acara televisi. Dan didalamnya tersebut terdapat beberapa bagian penting,diantaranya yaitu: 1. Produser Orang yang bertanggung jawab mengubah ide/ gagasan kreatif ke dalam konsep yang praktis dan dapat dijual. Produser harus memastikan adanya dukungan keuangan bagi terlaksananya produksi program TV serta
mampu
mengelola
keseluruhan
proses
produksi
termasuk
melaksanakan penjadwalan. Produser terkadang ikut terlibat secara langsung dalam proses pengambilan keputusan setiap harinya (producer executive). Producer harus mampu menejemahkan keinginan dan pandangan para pendukung modal (investor),klien,atasan, dan juga audien melalui proses produksinya (Morissan,2013:316). 2. Creative Creativeadalahorangyangbertugas mencari ide, mengumpulkan fakta dan daya, menuangkan dalam bentuk konsep, naskah, rundown, dan mendampingi pengisi acara dalam pelaksanaan produksi. Creative
20
sebenarnya adalah penulis naskah (scrptt writer) pada program drama maupun nondrama yang berugas menuangkan pikirandan perasaanya dalam bentuk tulisan. Istilah penulis naskah masih digunakan stasiun televisi khususnya program drama, tetapi pada nondrama beberapa stasiun
televisi
menggunakan
istlah
Creative
(Latief
&
Utud,2015:128). 3. Program Director (PD) PD adalah orang yang bertanggung jawab secara teknis atas kelancaran suatu acara televisi. Posisi PD terpisah dari staf kreatif dan staf teknis selama produksi berlangsung karena ia berada di ruag master control di mana dia mengawasi penggunaan switcher (alat editing TV untuk program live) juga mengontrol sumber gambar dan suara yang akan direkam dan di siarkan (Morissan,2013:316). 4. Assistant Production(Asisten Produksi) Asisten produksi (production assistant) disebut juga PA. Diistilahkan juga sebagai Asisten Produser (producer assistant) petugas membantu PD (program director) dalam pelaksanaan produksi. Berfungsi sebagai sekertaris, dan juru bicara PD. Apa yang diperintahkan PD, hal itu yang di sampaikan kepada seluruh tim kerja. PAadalah seorang yang paling sibuk karena banyak tugas yang dilakukan mulai dari praproduksi, produksi dan pascaproduksi (Latief & Utud,2015:127).
21
5. Technical Director Technical director (TD) atau pengarah teknik adalah petugas yang mempersiapkan, mengawasi, dan mengatur seluruh fasilitas teknis yang diperlukan dalam produksi siaran televisi. Terutama menginstalasi penggunaan switcher (vision mixer) yang merupakan unit controldari seluruh kegiatan produksi. TD membawahi satu tim kerja yang terdiri dari cameramen, audioman, dan lightingman (Latief & Utud, 2015:134). 6. Floor Director Seseorangyang bertanggung jawab membantu mengomunikasikan keinginan PD/pengarah acara/sutradara dari master control room(MCR). Pada pelaksanaan produksi seorang FD bertindak sebagai komandan saat shooting berlangsung, karena merupakan panjang tangan PD. FD harus seseorang yang tegas dan pandai berbicara di depan umum. Saat rehearsal
FD berperan aktif mengatur seluruh pengisi acara,
mengkomunikasikan kesiapan fasilitas produksi : audio, kamera, lighting, kostum dan naskah (Latief & Utud, 2015:140). 7. Lighting Director Orangyang bertugas sebagai penata cahaya yang bertanggung jawab mengatur dan menyesuaikan intensitas cahaya yang ada di studio atau di lokasi sesuai dengan keinginan sutradara atau pengarah program. Penata cahaya bertugas mengawasi kru lampu yang
22
menggantungkan lampu dan mengatur berbagai instruman sumber cahaya (Morissan,2013:318). 8. Audio Mixer Seorang pencampur suara atau audiomixer bertanggung jawab terhadap seluruh aspek perekaman suara. Pada produksi program di studio TV,terkini audio duduk di belakang konsol audio mixer yang menjadi bagian dari ruang master control di mana dia mengontrol suara yang berasal dari berbagai sumber suara (misalnya, mikrofon dan unit playback). Teknisi audio juga bertanggung jawab dalam mengatur penempatan mikrofon studio. Pada produksi program di luar studio ,teknisi audio mixer bertugas mengatur dan mengawasi berbagi peralatan rekaman yang berada di lokasi. Ia biasanya bertugas mengoprasikan alat perekam audio yang harus berjalan secara sinkron dengan kamera film. Dalam melakukan pekerjaanya,teknisi audio mixer harus merekam sinyal audio secara konsisten dan seimbang agar menghasilkan rekaman yang mulus (Morissan,2013: 318-319). 9. Switcherman(PemanduGambar) Bertugas menampilkan perpaduan gambar dari beberapa sumber gambar ke dalam satu tampilan visual program televisi, sehingga program tersebut memiliki estetika. Pemandu gambar bertugas di ruang kontrol dalam setiap produksi acara,baik program berita maupun nonberita. Pemandu gambar bertugas mengoprasikan peralatan switcher yang berfungsi memindahkan
23
satu sumber gambar kesumber gambar lainnya atas perintah pengarah program.
Pemandu
gambar
selalu
mendampingi
produser
dalam
menentukan keputusan tentang pengambilan gambar pada setiap produksi acara
dan
memberikan
pertimbangan
teknis
jika
di
butuhkan
(Morissan,2013:317). 10. Camera Person(Juru Kamera) Bertugas mengontrol operasional kamera film dan video. Juru kamera harus mampu melakukan penyesuain kameranya secara cepat mengikuti gerakan pemain atau perintah sutradara, misalnya mengubah posisi kamera dengancepat, mengatur fokus serta bidang pandang (field view) dari suatu gambar.Pada produksi distudio TV, perintah pengarah program kepada juru kamera diberikan melaui sistem intercom yang di hubungkan ke headset juru kamera. Juru kamera harus mampu melakukan setiap gerakan dengan mulus,tenang dan efisien serta menghindari masalah dengan kabel – kabel yang menghubungkan kamera dengan switcher atau videotape recorder. Pada saat pengambilan gambar juru kamera bertanggung jawab untuk menjangka bingkai (frame) gambar dan mengikuti gerakan pemain (Morissan,2013:318). H. Standard Operational Procedure (SOP) SOP befungsi sebagai acuan dalam tahapan proses produksi. Mengingat produksi program televisi merupakan pekerjaan kolektif yang melibatkan banyak orang yang memiliki keterampilan atau keahlian yang bebeda satu
24
sama lainnya, bekerja bersama dalam satu kesatuan kerja. Jadi SOP adalah standar kerja yang berlaku untuk semua pelaksana produksi program siaran untuk program hiburan maupun informasi (Latief &Utud,2015:146). Suatu program televisi dihasilkan melaui proses produksi yang banyak memerlukan peralatan, dana, dan tenaga dari berbagai profesi kreatif. Proses produksi itu sendiri terbagi atas tiga bagian utama, yaitu : (Morissan,2013:309-310) 1. Praproduksi Tahap praproduksi atau perencanaan adalah semua kegiatan mulai dari pembahasanide (gagasan) awal
sampai
dengan pelaksanaan
pengambilan gambar (shooting). Dalam perencanaan ini terjadi proses interaksi antara kreativitas manusia dengan peralatan pendukung yang tersedia. Baik buruknya proses produksi akan ditentukan oleh perancanaan diatas kertas. Perencanaan diatas kertas merupakan imajinasi yang dituangkan di atas kertas yang nantinya akan di produksi di lapangan. Hal – hal yang termasuk dalam kegiatan pra produksi atara lain penuangan ide ke dalam outline. Penulisan skrip/skenario, storyboard, program meeting, peninjauan lokasi pengambilan gambar, production meeting, technical meeting, pembuatan dekor, dan perencanaan lain yang mendukung proses produksi dan pascaproduksi.
25
2. Produksi Menurut Latief dan Utud (2015:152-153) bahwa produksi merupakan upaya mengubah naskah menjadi bentuk audio video (AV). Produksi berupa pelaksanaan perekaman gambar (taping) atau siaran lansung (live). Berikut beberapa jenis teknikproduksi program televisi :
Taping (rekaman) Merupakan kegiatan merekam adegandari naskah menjadi bentuk audio video (AV). Materi hasil rekamannya akan ditayangkan pada waktu yang berbeda dengan peristiwanya. Dan pelaksanaan rekaman dapat dilakukan dengan cara : produksi dilaksanakan seluruhnya di dalam studio, dilaksanakan diluar studio, produksi dilakukan didalam dan diluar studio.
Live (siaran langsung) Dalam Peraturan KPI Nomor 01/P/KPI/03/2012 tentang Perilaku Penyiaran disebutkan,siaran langsung adalah segala bentuk program siaran yang ditayangkan tanpa penundaan waktu. Bagi stasiun televisi, siaran langsung juga direkam sebagai stock materi program yang sewaktu – waktu dapat ditayangkan kembali,
dan
juga
data
yang
digunakan
bagi
bukti
pertanggungjawaban kepada pemasang iklan bahwa spot iklannya ditayangkan dalam program
live tersebut.
Dalam teknis
pelaksanaan produksi, siaran langsung dipersiapkan lebih detail dari program rekaman.
26
Hal ini di sebabkan kareana dalam program live jika terjadi kesalahan tidak dapat disempurnakan lagi, sehingga sebelum siaran langsung dilakukan check and recheck seluruh fasilitas produksi dan kesiapan seluruh pengisi acaranya dan kru yang bertugas.
Sarana Produksi Sarana Produksi adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya ide, menjadi konkret,yaitu hasil produksi. Tentu saja diperlukan kualitas alat standar yang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus. Kepastian adanya peralatan itu mendorong kelancaran seluruh persiapan produksi. Ada tiga pokokperalatan yang diperlukan sebagai alat produksi,yaitu : unit peralatan perekam gambar, urutan peralatan perekam suara, dan unit peralatan pencahayaan. Untuk itu , sebuah daftar peralatan perlu di buat agar lebih teroganisir. Berikut contoh alat produksi yang dibtuhkan saat melakukan produksi: (Wibowo,2007:26-27)
Kamera dalam berbagai jenis / sesuai kebutuhan produksi
VTR/VCR (Betacam, Digital recorder, SVHS, VHS)
Mikrofon
(Handheld,
Mikestand,
Boom/Shootgun,
Clip-
on/lavaliere)
Pencahayaan (HMI, Standard, Broadlight, Spotlight, Fresnel, Reflektor, Televisi Monitor)
27
Pita/ Tape (Betacamsp,Digital Betacam, Mini DV)
Perlengkapan (Tripod Kamera, Tripod / Stand Lampu, Tripod / Stand mike, Dolly. Filter lampu, Kabel,dll ).
3. Pascaproduksi Tahapan akhir dari proses produksi program sebelum on air. Dalam tahapan pascaproduksi program yang sudah direkam harus melalui beberapa proses,diantaranya : (Latief & Utud,2015:155-161) a. Editing Adalah
penyuntingan,
pemotongan,
peyambungan,
merangkai
pemotongan gambar secara runtut dan utuh dari bagian – bagian dari hasil – hasil rekaman gambar dan suara. Ada dua jenis editing yaitu offline editing dan online editing. b. Narasi Beberapa format membutuhkan narasi. Narasi dapat dibuat sebelum proses editting offline, di mana gambar yang diedit mengikuti narasi, juga dapat dibuat setelah susunan gambar tertata rapi kemudian buat narasinya. Hal ini tergantung dari konsep, kerja yang mengerjakan program tersebut, dengan mempertimbangkan karakteristik program dengan melihat efektivitas dan efisiensi editing.
28
c. Mixing Adalah tahapan menyesuaikanmenyelaraskan, menyeimbangkan suara, dan pemberian efek suara berupa musik pada program (adegan) dengan memperhatikan gambar yang di tampilkan. Jika proses mixing sudah selesai dilakukan preview. Mengecek keseluruhan materi program. Kalau tidak ada masalah, program tersebut siap on air, namun jika ilustrasi musik dan dialog belum seimbang dapat dilakukan penyempurnaan lagi. d. Mastering Mastering atau print to tape merupakan proses akhir dari pascaproduksi, yaitu mentransfer hasil final editing yang sudah siap untuk datang, ditransfer ke dalam kaset (Betacam digital, Betacam analog, dan mini DV, karena kedua kaset ini kualitasnya lebih baik dari yang lainnya).
Focus of Interest 1.
Variety Show Program
Variety
show
adalah
format
acara
televisi
yang
mengkombinasikan berbagai format lainnya seperti talk show,magazine show,kuis,game show,music concert,drama dan sit-kom. Variasi acara tersebut dipadukan dalam sebuah pertunjukkan dalam bentuk siaran langsung maupun siaran rekaman (Naratama, 2004:190).
29
Rusman Latief dan Yustiatie Utud (2015:22-23) mengungkapkan bahwamateri variety show mirip dengan program magazine. Kalau program magazine materi berupa informasi. Sedang unsur hiburannya hanya sebagai pendukung, kebalikan dari variety show unsur hiburannya diutamakan. Unsur informasi hanya sebagai pendukung. Karena unsur hiburan adalah kekuatan dalam variety show, maka setting panggung, dinamisasi lighting, dan sound system adalah hal mutlak yang harus mendukung suasana kemeriahan hiburan yang disajikan.Program variety show lebih sering ditampilkan pada acara acara special event, misalnya memperingati hari besar agama, atau momentum anniversary stasiun televisi. Dalam tayangan variety show perpindahan segmen yang satu dengan segmen yang lainnya diatur sesuai dengan alur yang mengalir dengan selaras. Dan penyutradaraan Variety show mencampurkan berbagai macam teknik Switching techniques. Berikut beberarapa Switching techniques yang di gunakan dalan Variety Show : a. Untuk segmen musik : digunakan switching by rhythm b. Untuk segmen drama : digunakan switching by scene c. Untuk game show
: digunakan switching by moment
d. Untuk sulap
: digunakan switching by naration
Dalam bukunya Menjadi Sutradara Televisi Seluruh teknik ini menjadikan vareiety show menjadi lebih variatif. Bila pemirsa merasa
30
tontonannya variatif, maka acara ini dianggap berhasil, tetapi bila pemirsa menganggapnya monoton, acaranya dianggap gagal. Maka dari itu supaya pemirsa tidak merasa bosan pada setiap segmen selalu disisipi kreativitas ide,seperti gimmick yang menarik dan fanfare yang mengundang kekaguman pemirsa serta clip hanger agar pemirsa penasaran dan tidak berpindah ke saluran lain (Naratama,2004:191). Program Galeri Halal ADiTV, program yang ditayangkan setiap hari kamis pukul 19.00 WIB ini mengusung tema kuliner yang berbeda dengan program kuliner lainnya. Karena makan yang dicicipi pasti halal dan pemirsa juga bisa mendapat wawasan mengenai tips – tips memasak serta di akhir acara terdapat segmen interview dengan owner pemilik restoran yang dapat menginspirasi pemirsa dalam memulai bisnis kuliner. Galeri halal termasuk
program acara televisi yang berformat variety show,
karena penyajiannya sering diperkaya dengan acara kuliner, interview, gimmick – gimmick menarik serta live cooking. Dan pada progam ini penulis difukuskan untuk menjadi seorang Asisten Produksi. 2.
Asisten Produksi Asisten produksi juga di sebut dengan istilah PA. Asisten produksi sendiri merupakan orang yang bertugas dan bertanggung jawab dalam kelancarn suatu produksi maupun luar studio.
program baik itu yang disiarkan di studio
Asisten produksi juga bisa dikatakan seorang yang
paling sibuk karena banyak tugas yang dilakukan mulai dari praproduksi,
31
produksi, dan pascaproduksi. Pekerjaannya mulai mempersiapakan/ mencari/mencatat/mengumpulkan/mengordinasikan
seluruh
fasilitas
produksi, studio, desain grafis, backdrop, stage, wardrobe, make up, kamera, audio lighting, memperbanyak rundown, dan script, dan juga kadang terlibat dalam proses kreatif. Asisten produksi pada tahap pasca produksi jika menemukan masalah segera koordinasi dengan PD dan pihak yang bertanggung jawab atas pekerjaan itu. Pada pelaksanaan produksi seorang asisten produksi mendampingi PD dalam perekaman gambar atau live. Tahap pasca produksi, asisten produksi bersama PD mendampingi editor menyiapkan materi yang akan diedit, menghimpun dan menghubungkan bagian – bagian terpisah menjadi satu kesatuan program hingga siap tayang. Karena banyaknya pekerjaan dan tanggung jawab seorang Asisten Produksi, fisiknya harus selalu sehat bugar dan berwawasan luas, mengerti teknis seluruh proses pelaksanaan produksi serta pandai membawa diri agar disenangi seluruh pihak yang teribat dalam proses pelaksanaan produksi (Latief & Utud , 2015: 127 -128).