6
BAB II KERANGKA TEORI DAN FOCUS OF INTEREST A. RADIO 1. Definisi Penyiaran Radio Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran tranmisi darat, laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. Penyiaran radio
adalah media komunikasi massa
dengar, yang menyampaikan informasi dalam bentuk suara secara umum
dan
terbuka,
berupa
program
yang
teratur
dan
berkesinambungan.(Riswandi, 2009) 2. Radio Sebagai Media Publik Media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Dalam komunikasi antar manusia, maka media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah panca indra manusia, seperti mata dan telinga. (Hafied Cangara, 2002) Sedangkan stasiun atau lembaga penyiaran publik di Indonesia sendiri berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. (Morrisan, 2011)
7
3. Karakteristik Media Radio Radio sebagai media memiliki sifat yang khas yang terdiri dari kelebihan dan kelemahannya jika dibandingkan dengan media massa lain seperti, Surat Kabar, Majalah maupun Televisi. (Antonius Darmanto, 1998) Beberapa karakteristik radio sebagai media massa atara lain (Riswandi, 2009): a.Publisitas Artinya disebarluaskan kepada orang banyak tanpa memandang batasan siapa saja yang boleh atau tidak boleh mendengarkan radio.
b. Universalitas Pesan yang disampaiakan bersifat umum, mencakup segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat dan menyangkut kepentingan umum karena pendengarnya adalah orang banyak.
c. Periodisitas Siaran radio bersifat tetap atau berkala, misalnya harian, atau mingguan.
d. Kontinuitas Artinya siaran radio bersifat berkesinambungan atau terus menerus sesuai dengan jadwal mengudara.
e.Aktualitas
8
Artinya siaran radio berisi hal-hal terbaru. Aktualitas juga berarti adaya kecepatan penyampaian informasi kepada publik.
Dibandingkan
dengan
mediamassa
lainnya,
Radio
memiliki
karakteristik lain yang khas sebagai berikut: a.Imajinnatif Karena hanya alat indera pendengaran yang digunakan oleh khalayak dan pesannya pun selintas, maka pesan radio dapat mengajak komunikannya untuk berimajinasi. b.Auditori Sifat ini muncul sebagai konskuensi dari sifat radio yang hanya bisa didengar. Pendengar tidak akan dapat mendengar kembali (rehearing) informasi yang dirasa tidak jelas saat diterima, karena informasi yang hilang tidak bisa diulang, kecuali ia merekamnya. Maka pesan radio harus disusun secara singkat dan jelas (concise and clear). c.Akrab/Intim Pada umumya kita mendengar radio sambil melakukan kegiatan atau melaksanakan pekerjaan lainnya sehingga terasa lebih akrab. d.Identik dengan musik Radion adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik. e.Mengandung gangguan
9
Sering muncul gangguan ketika mendengarkan radio seperti timbul tenggelam/fading dan gangguan teknis (channel noise factor).
Keunggulan Radio sebagai Media Penyiaran : a. Cepat dan Langsung Tanpa melalui proses yang kompleks seperti TV dan Surat Kabar membuat Radio menjadi sarana tercepat jika dibandingkan dengan keduanya. Cukup dengan melalui telepon, seorang reporter radio dapat dengan segeramelaporkan berita dan peristiwa yang terjadi di lapangan. b. Akrab Radio adalah alat yang mengakrabkan pendengar dengan penyiar. Orang jarang mendengarkan siaran radio secara berkelompok, akan tetapi orang sering kali medengarkan radio secara sendirian seperti di dalam mobil, di kamar tidur, di dapur dan sebagainya. c. Hangat Perpaduan antara kata-kata, musik, dan efek suara dalam siaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar dan seringkali pendengar berpikir bahwa penyiar adalah sebagai teman bagi mereka. d. Tanpa batas Siaran radio mampu menembus batas-batas geogrrafis dan kultural serta kelas sosial. Bahkan hanya orang “tunarungu” yang tidak mampu menikmati sebuah siaran radio. e. Murah
10
Harga sebuah radio sekaligus mendengarkan siarannya relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan harga sebuah televisi atau berlangganan media cetak. Bahkan pendengar siaran radio pun tidak dipungut iuran sepeser pun. f. Fleksibel Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal-hal lain tanpa mengganggu aktivitas lain seperti belajar, memasak, mengemudi, membaca surat kabar, dan sebagainya.
Kelemahan radio sebagai media penyiaran: a.Selintas Siaran radio cepat hilang dan mudah dilupakan. Pendengar tidak bisa mengulang apa yang didengarnya. b. Batasan waktu Waktu siaran radio relatif terbatas, berbeda dengan koran yang bisa menambah jumlah halaman dengan bebas. c.Beralur linier Program disajikan dan didengar oleh khalayak berdasarkan urutan yang sudah ada (rundown).
B. RADIO SEBAGAI MEDIA MASSA ELEKTRONIK Sebagai unsur dari proses komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa, radio siaran mempunyai cirri dan sifat yang berbeda
11
dengan mediamassa lainnya. Jelas berbeda dengan surat kabar yang merupakan media cetak, juga dengan film yang bersifat mekanik optik. Dengan telivisi, kalaupun ada persamaannya dalam sifatnya yang elektronik, terdapat perbedaan, yakni radio yang sifatnya audial, televisi audio visual. Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan; kalaupun ada lambang-lambang nirverbal, yang dipergunakan jumlahnya sangat minim, umpamanya tanda waktu pada saat akan memulai acara warta berita dalam bentuk bunyi telegrafi atau bunyi salah satu alat musik. Keuntungan radio siaran bagi komunikan ialah sifatnya, yang santai. Orang bisa menikmati acara siaran radio sambil makan, sambil tidur-tiduran, sambil bekerja, bahkan sambil mengemudikan mobil. Tidak demikian dengan media massa lainnya. Karena sifatnya auditori, untuk didengarkan, lebih mudah orang menyampaikan pesan dalam bentuk acara yang menarik. Bandingkan dengan media massa lainnya, umpamanya televisi, kalau kita ingin menyampaikan pesan dalam bentuk drama. Sebuah kisah di hutan, di dasar laut, ataupun di neraka lebih mudah disajikan berbanding dengan kalau disampaikan melalui surat kabar, televisi atau film. Penyajian hal yang menarik dalam rangka penyampaian suatu pesan, adalah penting, karena publik sifatnya selektif. Begitu banyak pilihan di antara sekian banyak media komunikasi, dan begitu banyak
12
pula pilihan acara dari sekian banyak acara dari setiap media. Dalam hubungan ini musik memegangperanan yang sangat penting. Siapa orangnya yang tidak tertarik oleh musik ? Di antara acara-acara musik yang memukau itulah pesan-pesan disampaikan kepada para pendengar. Daya pikat untuk dapat melancarkan pesan ini penting artinya dalam proses komunikasi, terutama melalui media massa, disebabkan sifatnya yang satu arah (one way traffic communication). Komunikasi hanya dari komunikator kepada komunikan. Komunikator tidak mengetahui tanggapan komunikan. Kelemahan ini bagi radio ditambah lagi dengan sifatnya yang lain, yakni “sekilas dengar”. Pesan yang sampai kepada khalayak hanya sekilas saja, begitu terdengar begitu hilang. Arus balik (Feedback) tidak mungkin pada saat itu. Pendengar yang tidak mengerti atau ingin memperoleh penjelasan lebih jauh, tidak mungkin meminta kepada penyiar untuk mengulangi lagi. (Effendy Onong Uchana,1990) Karena kelemahan-kelemahan itulah, maka radio siaran banyak dipelajari dan diteliti untuk mencari teknik-teknik yang dapat mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut sehingga komunikasi melalui radio siaran lebih efektif. Orang yang akan berkecimpung dalam dunia radio siaran atau siapa saja yang terbiasa menggunakan radio siaran sebagai media komunikasi perlu mengetahui – kalaupun tidak menguasai beberapa hal yakni :
13
1. Studi proses komunikasi massa dan sifat-sifat radio siaran. 2. Teknik-teknik komunikasi jurnalistik (journalistic communication).
C.
FORMAT ACARA RADIO
1. Format Berita Berita radio merupakan laporan atas suatu peristiwa yang penting dan menarik. Sedangkan siaran berita adalah sajian fakta yang diolah kembali menurut aturan jurnalistik radio.(Morrisan, 2011) Menurut Morrisan (2011), format penyajian berita radio terdiri atas dua macam, yaitu: a.Siaran langsung (live report), yaitu reporter mendapatkan fakta dari lapangan, dan pada saat bersamaan melaporkannya dari lokasi. b.Siaran tunda, dalam hal ini reporter medapatkan fakta dari lapangan, kemudian kembali ke studio untuk mengolahnya terlebih dahulu sebelum disiarkan. Informasi yang diperoleh inidapat dikemas ke dalam berita langsung (straight news) atau berita feature. 1. Format Feature Features adalah berita ringan namun menarik. Pengertian “menarik” disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, sehingga menimbulkan kekaguman kepada pendengar dan dapat mempengaruhi emosi pendengar. Pada dasarnya berita-berita semacam ini dapat dikatakan sebagai softnews karena tidak terlalu terikat dengan waktu penayangan,
14
namun karena durasinya singkat dan terkadang menjadi bagian dari program berita, maka feature masuk kedalam kategori
hard
news.(Morrisan, 2011) 2. Format Majalah Udara Majalah udara adalah paket siaran yang dibuat dengan kekhasan tertentu sehigga melekat dibenak pendengarnya. Seperti sebuah majalah cetak, majalah udara pun isinya bragam. Majalah udara merupakan adopsi dari majalah cetak dengan prinsip-prinsipnya dasarnya yang hampir sama, yaitu (Riswandi, 2011) : a.Pilihan sifat informasinya, sifat informasi majalah udara bersifat faktual atau berdasarkan fakta yang ada b.Tujuan pembuatan, majalah udara mempunyai tujuan yang spesifik seperti majalah udara kesehatan, pendidikan, pertanian dan lain-lain. c.Target audiencenya, seperti hal nya media cetak majalah udara juga beragam seperti majalah udara wanita, anak-anak, remaja dan lain sebagainya. 4.Format Drama Kata “drama” berasal dari bahasa Yunani dran yang berarti bertindak atau berbuat (in action). Program drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Biasanya program drama menampilkan
15
sejumlah pemain yang memerankan tokoh tertentu dan akan mengikuti kehidupan atau petualangan para tokohnya. (Morrisan, 2011) 5.Format Dialog Interaktif Program dialog interaktif biasanya diarahkan oleh seorang pemandu acara (host)bersama satu atau lebih narasumber untuk membahas sebuah topik yang sudah dirancang sebelumnya. Tiga bentuk program perbincangan yang banyak digunakan stasiun radio adalah(Morrisan, 2011): a.One-on-one-show,
yaitu
bentuk
perbicangan
saat
penyiar
(pewawancara) dan narasumber mendiskusikan suatu topik dengan dua posisi mikrofon terpisah di ruang studio yang sama. b.Panel discussion, pewawancara sebagai moderator hadir bersama sejumlah narasumber. c.Call in show, program perbincangan yang hanya melibatkan telepon dari pendengar. Topik ditentukan lebih dahulu oleh penyiar di studio kemudian diberikan contoh dan pendengar diminta untuk memberikan respon
D. MEMBUAT NASKAH YANG MENARIK Naskah siaran (script) adalah materi siaran yang akan disampaikan penyiar dalam siaran dengan tekhnik “membaca”. Selain berfungsi ssebagai materi atau bahan siaran, script juga berfungsi sebagai pengendalian siaran agar tepat waktu dan sesuai visi-misi
16
program, penyeragaman tata bahasa bagi penyiar, dan pembentuk image radio di benak pendengar. Penulisan naskah siaran harus berdasarkan kesadaran penuh bahwa naskah siaran itu akan dibacakan penyiar, sehingga penyiar membacakan naskah tersebut seolah-olah tidak membacanya namun naskah tersebut mampu “berbicara” dan sadar penuh kalau naskah tersebut dikonsumsi oleh “telinga”. Dengan kata lain penulisan naskah radio adalah “menulis untuk telinga” yaitu layak didengar untuk audience dan harus bisa dipahami serta dimengerti pendengar. Naskah yang baik itu harus mudah di baca oleh penyiar serta mudah di mengerti oleh pendengar sehingga dalam penulisan ada beberapa hal yang harus di perhatikan. Penggunaan bahasa harus seperti percakapan biasa selayaknya berbicara dengan oraang lain (mengobrol) serta kalimat yang digunakan pun seperti halnya obrolan sehari-hari. Penggunaan kalimat sederhana dalam pembuatan naskah memang harus diperhatikan,
sehingga
dapat
mempermudah
penyiar
ketika
membacanya. Selain itu kalimat yang digunakan pun tidak terlalu panjang, agar mudah dipahami oleh pendengar, dan yang terpenting ketika kalimat tersebut di baca oleh penyiar enak di dengar dan mudah di mengerti pada pendengar utama oleh audience. Karenabiasanya, ketika seorang penyiar menyampaikan informasinya pada kalimat utama yang di ungkapkannya, terkadang tidak langsung dimengerti oleh audience.
17
Biasanya jika informasi yang disampaikan tidak dimengerti oleh audience dikarenakan kalimat yng di gunakan terlalu panjang ataupun terlalu singkat. Apalagi ketika penulisannya menggunakan kalimat yang susah dimengerti misalnya, menggunakan bahasa asing, bahasa yang trend, atau bahasa yang di mengerti oleh orang awam . pada prinsipnya, dalam pembuatan naskah siaran haruslah berdasarkan apa yang ingin penulis katakan dan rasakan. Dengan begitu informasi-informasi yang disampaikannya pun akan berjalan secara efektif.
E .KARAKTERISTIK NASKAH Dalam membuat naskah tidak hanya menulis dengan begitu saja, melainkan harus berdasarkan ketentuan ketentuan yang berlaku. Berikut ini adalah karakteristik naskah yang baik untuk di siarkan. (Romli,2014) 1. Jelas 2. Ringkas 3. Sederhana 4. Aktiv 5. Imajenatif 6. Pembulatan Angka 7. Global 8. Logis 9. Bercerita
18
10. Sign-Posting
Kejelasan menempati prioritas utama dalam penulisan naskah. Clarity has toppriority! Kata dan kalimat di susun harus “sekalin ucap langsung dimengerti”. Penyiar hanya memiliki satu kesempatan untuk berkomunikasi dengan pendengar. Pembaca Koran dapat membaca artikel secara berulang-ulang sampai dapat memahami inti secara jelas. Di radio, pendengar hanya memiliki satu kesempatan untuk memahami sebuah pesan. Kemudian satu ide untuk satu kalimat. Dalam hal ini adalah keringkasan. Hindari pemakaian anak kalimat, naskah harus disusun dengan kalimat kalimat ringkas sebagaimana kalimat yang bisa di ucapkan saat bercakap-cakap. Jika ada anak kalimat, lebih baik di pisahkan dan di jadikan anak kalimat tersendiri. Dua kalimat pendek lebih baik dari pada kalimat panjang. Jika perlu tulisan dalam frasafrasa pendek, jangan pada kalimat lengkap. Kalimat panjang selain sulit di
cerna
pendengar,
juga
bisa
menyulitkan
penyiar
dalam
menyampaikannya, missal soal pengaturan nafas dan intonasi. Selain itu gunakan kalimat yang sederhana dan kalimat aktif bukan kalimat pasif. Kata-kata yang digunakan harus sederhana, umum digunakan dalam percakapan keseharian, tidak rumit, atau tekhnisilmiah yang kurang dikenal di kalangan awam. Sekuat mungkin istilah
19
asing harus di hindari, gaya bahasa birokrasi, bahasa hokum, atau jargon. Naskah
juga
harus
mampu
mengembangkan
imajenasi
pendengar hanya dengan kuatkan kata-kata, suara, dan dukungan musik, dan dukungan musik. Ingat, radio adalah Theatre of Mind. Karena itu, panca indera. Hadirkan gambaran, bau, atmosfer suasana, hal-hal yang terasa, dan lintasan-lintasan pemikiran yang muncul di lokasi. Buatlah gambar, misalnya dengan mendiskripsikan warna, ukuran, bentuk, dan detail-detail yang relefan. Informasi radio sifatnya global, tidak detail, karena angka-angka yang digunakan sebaiknya dibulatkan. Serta hindari sedapat mungkin detail yang perlu, sederhanakan fakta. Pendengar hanya perlu isi berita, waktu andapun terbatas. Selain itu, hidari susunan kalimat yang terbalik. Susun kalimat yang baik mengikuti kaidah SPOK Subyek, Predikat, Obyek, dan Keterangan. Uraikan intinya lalu kemukakan penyebabnya, Kalimat yang digunakan juga harus bersifat global. Yaitu kalimat tidak langsung atau hindari penggunaan kaimat langsuang. Naskah harus “bercerita”, yakni “menceritakan” orang bercerita apa, dimana, bagaimana, mengapa, dan sebagainya. Untuk tanda baca kalimat, gunakan tanda-tanda baca dalam kalimat untuk membantu penyiar dalam kalimat untuk membantu penyiar dalam membacanya, seperti tanda-tanda dalam pemenggalan
20
kalimat ejaan. Yaitu dengan garis miring (/) untuk menggantikan koma, garis miring ganda (//) untuk menggantikan titik, dan garis miring tiga (///) sebagai penanda akhir naskah. Tetapi harus di ingat, penggunaan tanda baca ini tidak mutlak. Penulis naskah dan penyiar harus melihat sebagai alat bantu semata. Tanda pisah untuk menonjolkan sebuah nama atau kata keterangan. Tanda sengkang, penghubung, atau strip (-) untuk membantu penyiar untuk mengeja sebuah singkatan.
F. PROSES MENULIS NASKAH RADIO Berdasarkan sifat-sifat radio siaran dan pendengar radio di atas, maka timbullah kini pertanyaan : bahasa dengan gaya yang bagaimanakah yang tepat untuk dipergunakan dalam radio siaran? Jelas bahwa bahasa yang dipergunakan untuk radio siaran harus bergaya, artinya disusun dan diatur sedemikian rupa, sehingga memperoleh daya guna sebesar-besarnya, benar-benar sanggup menyalurkan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan, dalam hal ini isi siaran yang disampaikan oleh pembicara di depan corong radio kepada pengggemarnya. (Effendy Onong Uchana,1990) Berdasarkan sifat-sifat radio siaran yang auditif mengandung gangguan, dan akrab, maka sebaiknya dipergunakan: - Kata-kata yang sederhana - Angka-angka yang dibulatkan - Kalimat-kalimat yang ringkas
21
- Susunan kalimat yang akurat - Susunan kalimat yang bergaya obrolan. Berdasarkan sifat pendengar radio yang heterogen, pribadi, aktif dan selektif, itu harus dipergunakan : - Kata-kata yang umum dan yang lazim dipakai - Kata-kata yang tidak melanggar kesopanan - Kata-kata yang mengesankan - Pengulangan kata-kata yang penting - Susunan kalimat yang logis. Berdasarkan unsur-unsur yang terdapat dalam radio siaran, yakni kata-kata, musik dan efek suara sebagaimana diterangkan di muka, maka radio siaran dapat meliputi berbagai acara. Ada acara yang khusus terdiri dari kata-kata, seperti warta berita, komentar, ulasan pers, panel discussions, news round-ups, wawancara, reportase, cerdas tangkas, ceramah, dongeng anak-anak dan sebagainya. Ada acara khusus musik, yang terdiri dari musik klasik, seni klasik, musik populer, nasional, daerah, musik barat, dan sebagainya. Dan ada pula campuran kata-kata dan musik atau dengan efek suara, seperti sandiwara radio, langenswara, newsreel, dan sebagainya. Dalam menulis naskah radio harus kita sadari bahwa kita bukan akan berceramah di depan orang banyak yang sedang berkumpul, melainkan akan berbicara kepada orang-orang secara individual yang berada di rumah-rumah.
22
Apapun yang kita buat untuk radio siaran, dalam imajinasi kita ialah bahwa yang akan menikmatinya adalah orang seorang atau sekeluarga yang terdiri dari beberapa orang saja yang sedang duduk dirumahnya masing-masing. Apakah suatu naskah sifatnya penerangan atau pendidikan, gaya tulisannya jangan sampai seolah-olah memberi pelajaran kepada orang-orang yang bodoh. Kita bukan “berbicara kepada
para
pendengar”,
melainkan
“berbicara
dengan
para
pendengar”. Kita tidak boleh lupa bahwa pendengar terdiri dari orangorang
yang
berlainan
dalam
pendidikan
dan
kebudayaannya,
dalamkedudukannya, dalam keahliannya, dan sebagainya. Ada profesor, ada lulusan PBH, sudah tentu juga tamatan sekolah lanjutan yang kesemuanya itu tidak boleh dipandang lebih rendah pengetahuannya. Karena itu gaya tulisannya, sekali lagi jangan bersifat memberi pelajaran dengan istilah bombastis abstrak, melainkan dengan gaya obrolan (coversational) dengan thema yang umum dengan kata-kata dan istilah yang dikenal sehari-hari. Segalanya harus jelas, sebab orang yang “diajak bicara” (baca : beri penerangan) tidak akan bisa bertanya, andaikata ia tidak memahami sesuatu istilah. Karena itu harus dibuat organisasi karangan yang memungkinkan para pendengar mengikutinya dengan setia dari permulaan sampai habis, berarti harus dipelihara adanya “susteined interest”.
Kalau pendengar dibingungkan oleh kalimat atau oleh
23
hubungan idea yang satu dengan yang lainnya, maka akan segan mendengarkan suatu uraian lebih lanjut.