BAB II KERANGKA TEORI dan FOCUS of INTEREST
A. Definisi Penyiaran Penyiaran atau dalam bahasa inggrisnya broadcasting adalah keseluruhan proses penyampaian siaran yang dimulai dari penyiapan materi produksi, proses produksi, penyiapan bahan siaran, kemudian pemancaran sampai kepada penerimaan siaran tersebut oleh pendengar/ pemirsa disatu tempat. (Hidajanto Djamal & Andi Fachruddin, 2011 : 1) Menurut Undang-Undang Nomor 32, Tahun 2002 Penyiaran yang disebut broadacating memiliki
pengertian
sebagai
kegiatan
pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan sarana transmisi di darat, di laut, dan di antariksa dengan menggunakan sinyal yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangakat penerima siaran.
B. Sejarah Dan Perkembangan Penyiaran Sejarah media penyiaran teknologi dunia dimulai ketika ahli fisika Jerman bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima gelombang radio. Kemudian upaya tersebut dilanjutkan oleh Guglielmo Marconi (1874-1937) dari Italia yang sukses mengirimkan
7
8
sinyal morse berupa titik dan garis dari sebuah pemancar kepada suatu alat penerima. Sinyal yang dikirimkan Marconi itu berhasil menyebrangi samudra Atlantik pada tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektromagnetik. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1920 Frank Conrad membangun stasiun radio untuk pertama kalinya. Kemudian dengan beberapa penemuan yang telah diciptakan, pertengahan tahun 1930, Edwin Howard Armstrong berhasil menemukan radio dengan Frekuensi Modulasi (FM). (Morissan, M.A, 2008 : 1-2) Peran radio mulai menurun bersamaan dengan munculnya televisi sebagai salah satu bentuk baru media massa pada tahun 1947. Pada awalnya, kemunculan televisi ditanggapi biasa saja oleh masyarakat karena selain masih mahal harganya, juga belum mempunyai banyak program yang disiarkan, selain itu televisi juga masih belum berwarna. Kemudian pada tahun 1950 televisi berwarna mulai diperkenalkan. Pada tahun 1962, televisi mulai masuk ke Indonesia dan TVRI sebagai saluran televisi pertama di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2000 muncul hampir serentak lima televisi swasta baru seperti Metro, Trans TV, TV7, Lativi, Global, dan tak ketinggalan muncul pula televisi berlangganan. Tahun 2002 Undang-undang penyiaran disahkan dan diperkirakan televisi di Indonesia akan banyak bermunculan. (Morissan, M.A, 2008 : 6-10)
9
Sistem pemancaran televisi dibedakan menjadi 2 bagian utama, yaitu sistem suara dan sistem gambar yang kemudian akan diubah menjadi gelombang elektromagnetik untuk dipancarkan ke udara melalui pemancar. Sinyal atau frekuensi televisi yang dipancarkan ke udara terdiri dari beberapa macam sinyal. (Helena Olii, 2007 : 182) Selain perkembangan media penyiaran yang menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai pemancar, kini muncul media baru yaitu menggunakan internet. Jaringan internet, dapat juga digunakan untuk mengirim penyiaran yang dikenal dengan istilah streaming. Fitur ini dicoba pada tahun 1990-an ketika personal komputer mempunyai kemampuan memadai untuk multimedia. Streaming sendiri didefinisikan sebagai proses multimedia yang secara continu dapat diterima dan disediakan oleh content-provider ke end-user dengan mengirimkan playback audio atau video secara real time. (Hidajanto Djamal & Andi Fachruddin, 2011 : 40)
C. Pengertian Jurnalistik Online Salah satu program yang menggunakan media internet adalah Jurnalistik Online. Jurnalistik online (Online Journalism) adalah proses pengumpulan, penulisan, penyebarluasan berita secara online melalui media internet. Jurnalistik online adalah jurnalistik masa depan (future
10
journalism) yang terus berkembang seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Jurnalistik online juga sudah mengembangkan konsep Jurnalisme Warga (Citizen Journalism) yang diperkuat dengan perkembangan media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Youtube. Secara konseptual, penyebaran informasi jurnalistik melalui media online khususnya melalui media sosial youtube memiliki tahapan yang sama dengan media televisi satelit. (Barus, 2010 : 10)
D. Tahapan Produksi Berita Dalam hal ini, penulis membahas tentang Jurnalistik pada salah satu media internet yaitu youtube. Pada dasarnya Jurnalistik Online (dalam hal ini Youtube) proses pengerjaannya hampir sama seperti jurnalistik yang akan disiarkan pada televisi. Beberapa tahapan produksi sebuah berita online yakni sebagai berikut: 1. Praproduksi, meliputi menemukan ide atau gagasan tentang agenda event, fenomena, follow up berita, penentuan topik liputan, angle, rapat persiapan, rencana peliputan, memanfaatkan jejaring dan pengecekan perlengkapan. 2. Produksi, yang meliputi peliputan. Pada proses ini, reporter bekerja sama dengan juru kamera (cameraman) untuk memburu berita yang akan disiarkan. Dalam hal ini, reporter harus mengetahui informasi apa saja yang bisa diambil dari sebuah peristiwa dengan
11
berpedoman pada 5W+1H (What, Who, When, Where, Why, How), nilai kebenaran dari berita tersebut, dan pendapat orang lain serta penting tidaknya berita itu untuk disiarkan kepada masyarakat. 3. Pasca produksi, yang meliputi pembuatan naskah berita yang sudah diambil tentunya harus sesuai dengan 5W+1H (What, Who, When, Where, Why, How). Setelah pembuatan naskah dan dikoreksi ulang, kemudian naskah didubbing (pengisian suara). Selanjutnya barulah masuk pada proses editing yang meliputi penyusunan gambar, cutting gambar, pemberian title, serta pemberian identitas stasiun televisi, dan preview ulang.
Sesuai dengan tahapan tersebut, maka reporter dan editor bertugas sebagai : 1. Reporter bertugas mencari sebuah informasi yang dapat dijadikan berita. Seorang reporter televisi adalah seorang wartawan aktif yang bertugas mengumpulkan berita-berita dari berbagai sumber, menyusun masing-masing laporan dan terkadang sekaligus menjadi seorang penulis naskah berita yang kemudian melaporkannya melalui stasiun televisi yang bersangkutan. Menjadi seorang reporter setidaknya juga mengetahui beberapa ciri-ciri yang harus dimiliki
berita
seperti
akurat
(accuracy),
berlaku
umum
12
(universality), jujur dan adil (fairness), nilai kemanusiaan (humanity), dan segera (immediate). Reporter juga harus dapat melihat unsur-unsur untuk menilai apakah suatu kejadian memiliki nilai berita/ tidak, seperti : 1.1)
Penting (significance) Mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan
orang banyak atau tidak. 1.2)
Besaran (magnitude) Mempunyai sesuatu yang besar dan berarti sehingga
menarik untuk diketahui khalayak. 1.3)
Kebaruan (timeliness) Peristiwa yang baru saja terjadi.
1.4)
Kedekatan (proximity) Memiliki kedekatan jarak maupun emosional
dengan pembaca. 1.5)
Ketermukaan (prominence) Peristiwa yang menyangkut orang terkenal/ sesuatu
yang dikenal masyarakat. 1.6)
Sentuhan Manusiawi (human interest) sesuatu yang menyentuh rasa kemanusiaan. (Barus, 2010 : 31-32)
13
2.
Tugas editor adalah menyesuaikan teks, audio, dan visual-nya Editor, bertanggung jawab pada semua bagian dibidang pemberitaan. Memutuskan kebijakan yang
berkaitan dengan
editorial. Editor khususnya editor berita memiliki wewenang untuk mengedit dalam hal tampilan. Tampilan yang dapat diedit meliputi: a. Audio Fasilitas Audio dibutuhkan untuk memperjelas pemberitaan. Penyampaian informasi dengan pengaturan Audio harus diatur sedemikian rupa agar suara tidak bertabrakan dengan dubbing dan kebisingan. b. Visual Bentuk visual juga harus diperhatikan dalam pemotongan gambar yang tidak sesuai, menyesuaikan antara suara dubbing dengan gambar, dan pemberian title, serta identitas stasiun televisi tidak boleh ketinggalan. (Deddy Iskandar Muda, 2003 : 189-193)
E. Pengertian Editing Proses pengeditan sangat berpengaruh besar terhadap apa yang akan ditayangkan. Saat ini dunia pertelevisian sungguh menunjang perkembangan teknologi. Sarana informasi yang baik adalah media elektronik
(Televisi),
karena
program-program
yang
dirancang
ditampilkan secara audio dan visual, membuat penyampaian pesannya lebih jelas dan menarik untuk penonton. Selain itu, untuk saat ini sarana
14
informasi tidak hanya dari televisi namun juga media internet khususnya media sosial seperti youtube yang menampilkan secara audio dan visual sehingga apa yang akan disiarkan maka masyarakat diseluruh dunia akan mengetahui papa yang telah disiarkan. Pengertian Editing adalah proses menggerakan dan menata video shoot hasil rekaman dan gambar yang baru agar enak untuk dilihat. Secara umum pekerjaan editing adalah berkaitan dengan proses paska produksi seperti titling, sound mixing, colouring, dll. Dan dalam proses editing harus memiliki peralatan komputer dengan spekulasi yang tinggi demi kelancaran dalam proses editing. Berikut perlengkapan penunjang dalam pengeditan berita : a. Video Card (berbagai macam merk dan kualitas) b. Editing Software (standart Adobe Premier, Final Cut Pro) c. Monitor Display (min 17 ninci) d. Mic dan loadspeaker (untuk voice over/ isi suara) e. VTR recorder (untuk merekam hasil edit) f. Monitor Audio dan Video (untuk mengecek hasil) Dan untuk orang yang menyatukan teks, gambar, dan video menjadi sebuah clip, movie, dan film disebut dengan Editor. Data-data yang sudah terkumpul diedit sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan video clip, movie clip, news, film, dan documentation, itu semua tergantung keperluan. Namun dalam hal berita yang akan ditayangkan melalui internet khususnya youtube, berita yang sudah diedit kemudian
15
diupload agar berita yang sudah diproses dan hangat dapat menjadi informasi terkini bagi masyarakat.
F. Sistem Editing Pada dasarnya, sistem editing dalam video dapat dibagi menjadi dua : 1. Sistem Editing Linier/ Analog Teknik editing linier atau analog adalah teknik editing yang pekerjaannya masih sederhana, masih menggunakan dua atau lebih alat yang disebut VTR. VTR yang dipergunakan satu fungsi sebagai sebagai player (memutar hasil shoting) dan satu legi sebagai recorder (merekam gambar). Kesulitannya adalah apabila kita ingin memperbaiki bagian-bagian gambar yang berada diurutan awal atau bagian tengah pada seluruh atau sebagian gambar yang telah disusun, maka seluruh gambar atau shot yang letaknya setelah gambar atau shot yang kita perbaikiharus kita ulangi lagi penggunaannya dengan merekamnya sesuai dengan yang telah kita susun tadi. 2. Sistem Editing Non Linier/ Digital Pada
editing
ini,
fasilitas
yang
digunakan
adalah
seperangkat computer yang memiliki program khusus untuk editing. Secara teknis tahapan yang pertama adalah memindahkan seluruh gambar/ shot yang diperlukan ke dalam hardisk. Tahapan ini disebut digitizing (mengubah hasil gambar yang ada didalam
16
tampe menjadi file yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk diperlukan menyusun gambar). Kemudian mulai pada tahapan penyusunan gambar. Perbedaannya dengan sistem linier atau analog adalah untuk menyusun gambar atau shot dapat kita kerjakan dulu bagian tengah atau bagian yang lain untuk memudahkan kita. (Arturo GP)
G. Jenis Editing Editing Kontiniti, dimana penuturan serita tergantung pada pengklop-an scene-scene yang berurutan. Dan Editing Kompilasi, dimana penuturan cerita tergantung pada narasi, dan scene-scene selalu mengilustrasikan apa yang sedang diuraikan. 1. Editing Kontinuiti Editing Kontinuiti adalah sebuah penyuntingan gambar untuk memastikan kesinambungan tercapainya suatu rangkaian aksi cerita dalam sebuah adegan. Editing Kontinuiti telah ada sejak awal perkembangan sinema dimana para sineas secara sadar telah memahami jika mereka harus mengatur shotnya agar mampu menuturkan naratif secara jelas sehingga tidak membingungkan penonton. Bersama aspek sinematik lainnya, yakni miss-enscene
(set,
sinematografi
pergerakan (posisi
dan kamera).
posisi
pemain)
Editing
dan
Kontinuiti
17
digunakan agar hubungan kontinuitas naratif antar shot tetap terjaga. (Mangun hardjana, A. Magija)
2. Editing Kompilasi Berita dan jenis dokumenter mengenai survey, laporan, analisa, dokumentasi, sejarah atau laporan perjalanan, umumnya menggunakan editing kompilasi karena bersifat snapshot. Jalur suara merangkum penuturan dan mendorong scene bergerak yang sebenarnya hanya punya sedikit kemampuan kalau disajikan tanpa penjelasan suara. Penyutingan kompilasi hanya memberikan sedikit saja problema-problema peng-klop-an, karena shot-shot tunggal mendapatkan ilustrasi apa yang terdengar dan tidak perlu adanya keterkaitan secara visual satu dengan yang alain. Shot-shotnya sendiri bisa saja bergerak dalam waktu dan tempat kalau semua itu dinarasi dengan memuaskan. (Joseph V. Mascelli)
H. Tujuan Editing Setiap proses produksi berita memiliki tujuan tersendiri begitu juga dengan proses editing. Berikut adalah tujuan dari proses editing dalam berita.
18
1. Memperbesar atau memperkecil suara yang sudah didubbing agar sesuai dengan yang diinginkan. 2. Agar gambar dapat menginformasikan dan tersampaikan kepada penonton. 3. Penataan gambar yang sesuai agar penonton dapat mengerti maksud dari apa yang akan kita sampaikan. 4. Memotong gambar yang tidak perlu, agar gambar tidak terlihat janggal. 5. Menyeimbangkan gambar dengan suara agar seimbang dan makna dari berita lebih mudah tersampaikan. 6. Memberikan title agar berita yang dibawakan dapat dimengerti penonton dan narasumber tampak jelas sehingga fakta jelas adanya. 7. Menyempurnakan hasil antara visual dengan suara agar dapat dinikmati oleh orang lain.
I. Proses Editing Dalam Penyiaran Berita Streaming Saat penulis bertugas menjadi editor setelah berita selesai diambil oleh reporter dan juru kamera (cameraman), selanjutnya file yang sudah ditangan reporter diserahkan kepada editor dicopy ke dalam komputer kemudian diedit dan diupload. Langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Karena dalam liputan menggunakan kamera DSLR, maka tidak harus melakukan proses capture sehingga data yang sudah ada di
19
memori card kamera diambil kemudian di copy ke dalam komputer. 2. Setelah semua dicopy, siapkan naskah yang akan didubbing kemudian masuk ke dalam proses rekaman suara. 3. Sambil menunggu dubber selesai rekaman suara, editor melihat video yang sudah diambil oleh reporter dan juru kamera dan disamakan dengan naskah yang sudah dibuat sebagai gambaran saat proses editing. 4. Setelah proses dubbing selesai, suara yang sudah direkam langsung diedit menggunakan Adobe Audition CS6 (dapat juga digunakan pada softwere lain) 5. Editing suara yang dilakukan meliputi pemotongan jika ada kesalahan dan menambah volume suara jika suara kurang besar kemudian di save dengan format MP3. 6. Proses selanjutnya membuka softwere untuk editing atau adobe premier CC (karena saat itu menggunakan adobe premiere CC). 7. Video yang sudah dicopy ke dalam komputer, selanjutnya di eksport ke dalam adobe premiere CC untuk proses editing. 8. Eksport juga suara yang sudah diedit dan dijadikan satu dengan video. 9. Lakukan pemotongan gambar jika terdapat gambar yang tidak sesuai.
20
10. Sesuaikan gambar dengan suara jangan sampai suara melebihi jumlah gambar. 11. Jika semua sudah selesai, beri title (judul, tempat kejadian, nama narasumber, pekerjaan/ sebagai apa narasumber tersebut) dan diberi identitas stasiun televisi. 12. Langkah terakhir, lakukan pengecekan kemudian jika sudah sesuai video yang sudah diupload siap untuk diupload.