BAB II KERANGKA TEORI dan FOCUS of INTEREST
A. Kerangka Teori 1. Penyiaran a. Definisi Penyiaran Penyiaran (broadcasting) diartikan sebagai pengiriman program
oleh
media radio dan televisi (the sending out programmes by radio or television). Broadcasting berasal dari kata kerja to broadcast yang diartikan sebagai alat berbicara atau menampakkan diri di radio atau televisi. Menurut J. B. Wahyudi (1996:86) Broadcasting (penyiaran) adalah: a. Proses komunikasi suatu titik ke audiens, yaitu suatu proses pengiriman informasi dari seseorang atau produser (profesi) kepada masyarakat melalui proses pemancaran elektromagnetik atau gelombang yang lebih tinggi. b. Penyiaran yang merupakan padanan kata broadcasting yaitu semua kegiatan yang memungkinkan adanya siaran radio dan televisi yang meliputi segi ideal, perangkat keras dan lunak yang menggunakan sarana pemancaran atau transmisi, baik di darat maupun di antariksa dengan menggunakan gelombang elektromagnetik atau gelombang yang lebih tinggi untuk dipancarkanluaskan dan dapat diterima oleh khalayak melalui pesawat penerima radio atau televisi dengan atau tanpa alat bantu.
7
8
Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 32, Tahun 2002 Penyiaran yang disebut broadacating memiliki pengertian sebagai kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, di laut, dan di antariksa dengan menggunakan spectrum frekwensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangakat penerima siaran. Dapat disimpulkan bahwa Penyiaran (Broadcasting) adalah proses pengiriman informasi atau pemancarluasan siaran ke berbagai lokasi melalui proses pemancaran elektromagnetik, untuk dapat diterima secara serentak oleh masyarakat (khalayak) dengan meggunakan perangkat penerima siaran seperti radio, televisi, komunikasi data pada jaringan dan media lainnya. b. Media Penyiaran Media penyiaran menurut Siregar (2001:1-2) adalah media televisi dan radio, yaitu media komunikasi massa yang menggunakan spectrum elektronik (frekuensi) dalam menyampaikan informasi dalam bentuk gabungan gambar dan suara atau suara saja. Media sangat ditonjolkan dalam proses komunikasi dari sumber ke audiens yang dapat disebut dengan media komunikasi. Media berfungsi sebagai penjaga gerbang (gate keeper) yaitu menerima informasi dari suatu sumber dan merelai informasi tersebut kepada penerima. Dengan kata lain, proses penyiaran memerlukan media pendukung atau sejenis perangkat keras yang mampu diterima oleh audience yang menonton televisi atau mendengarkan radio dimanapun.
9
Media itu sendiri
merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. 2. New Media (Media Baru) a. Pengertian New Media (Media Baru) New Media atau media baru didefinisikan sebagai produk dari komunikasi yang termediasi teknologi yang terdapat bersama dengan komputer digital. (Creeber dan Martin, 2009). Definisi lain media baru adalah media yang di dalamnya terdiri dari gabungan berbagai elemen. Itu artinya terdapat konvergensi media di dalamnya, dimana beberapa media dijadikan satu (Lievrouw, 2011). New Media merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel,berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun secara public. (Mondry, 2008: 13). Internet adalah salah satu bentuk dari media baru (new media). Internet dinilai sebagai alat informasi paling penting untuk dikembangkan kedepannya. Internet merupakan sebuah media dengan segala karakteristiknya. Internet memiliki teknologi, cara penggunaan, lingkup layanan, isi dan image sendiri. Internet tidak dimiliki, dikendalikan atau dikelola oleh sebuah badan tunggal tetapi merupakan sebuah jaringan komputer yang terhubung secara intensional dan beroperasi berdasarkan protokol yang disepakati bersama. Sejumlah organisasi khususnya provider dan badan telekomunikasi berperan dalam operasi internet (McQuail, 2009: 28-29).
10
b. Karakteristik New Media Seiring dengan perkembangan teknologi new media tentunta juga mempunyai karakter-karakter baru. Berawal dari kata new dalam istilah new media menurut Martin lister (2003) seperti dikutip oleh Syaibani (2011:7) mempunyai beberapa karakter sebagai berikut : 1. Merupakan bentuk pengalaman baru dalam text, hiburan, kesenangan dan pola dari konsumsi media. 2. Merupakan cara baru dalam mempresentasikan dunia seperti halnya interaktif media. 3. Merupakan bentuk hubungan baru antara pengguna dengan konsumen dengan teknologi media. 4. Merupakan bentuk pengalaman baru dari identitas diri maupun komnitas dalam berinteraksi baik dalam waktu, ruang dan tempat. 5.
Merupakan bentuk konsepsi baru dari hubungan manusia secara biologis dengan teknologi media.
6. Merupakan pola baru dalam organisasi dan produksi, sebuah integrasi dalam media seperti budaya, industri, ekonomi, akses informasi, kepemilikan, kontrol dan undang-undang. Karakteristik lain dari new media juga disampaikan oleh Manovich (2002) seperti dikutip oleh Syaibani (2011:8) yang menyebutnya sebagai prinsip-prinsip new media sebagai berikut:
11
a) Numerical Representation, objek dari new media dapat dideskripsikan secara matematis. b) Modularity, berbagai format yang ada dalam internet seperti dokumen HTML. c) Automation, berbagai program automatisasi yang terintegrasi ke dalam internet. d) Variability, dapat berubah, seperti halnya format data. e) Transcoding, komputerisasi media.
3. Media Online a. Pengertian Media Online Media online
(online media) disebut juga cybermedia (media siber),
internet media (media internet),dan new media (media baru) dapat diartikan sebagai media yang tersaji secara online di situs web (website) internet. Media online bisa dikatakan sebagai media generasi ketiga setelah media cetak dan media elektronik. (Romli :2012:30). Dalam perspektif studi media atau komunukasi massa media online menjadi objek kajian teori “media baru” (new media) yaitu istilah yang mengacu pada permintaan akses ke konten (isi atau informasi) kapan saja, dimana saja, pada setiap perangkat digital serta umpan balik penggunaan interaktif, partisipatif, kreatif, dan pembentukan komunitas sekitar konten media, juga aspek generasi.
12
b. Jenis-jenis Media Online Romli (2012:31) menyatakan bahwa, media online adalah media berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet) dengan kategori media online adalah portal, website (situs web, termasuk blog dan media sosial seperti facebook dan twitter), radio online, TV online dan email.
Radio online Radio online atau radio internet disebut juga web radio, net radio,
streaming radio, atau e- radio adalah siaran audio yang ditrasmisikan melalui internet (webcasting). Siaran radio online menggunakan teknologi streaming, yaitu teknologi yang dapat menerima serta mengirim informasi dari satu pihak ke pihak lain menggunakan alat yang dpat menerima aliran media streaming tersebut juga. Teknologi streaming ini menggunakan lossy audio codec, yaitu program komputer yang berfungsi untuk mengompres audio maupun video berdasarkan data yang diformat melalui streaming suara ke radio online. Radio online bisa didengarkan melalui webcast, winamp, i-tunes, win media player, bahkan mobile phone. (Romli:2012:113)
Tv Online
Televisi online
atau televisi internet juga dikenal dengan televisi daring
adalah situs yang memiliki tayangan video yang terkonsep selalu diperbaharui terus-menerus, tidak statis, mengikuti perkembangan peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar, dan bisa diakses oleh publik secara bebas, dengan berbagai macam bentuk pendistribusiannya. Tv online
berbeda dengan televisi
konvensiaonal biasa. Kedua-duanya memang menayangkan banyak acara yang
13
serupa, tapi tv online lebih beragam dibandingkan stasiun televisi lokal yang biasa kita tonton dirumah ataupun tv kabel berlangganan. Tv online
bisa
disiarkan secara pribadi oleh para pengguna internet atau bisa juga oleh sekelompok orang atau perusahaan televisi besar yang juga punya layanan televisi online. (Romli:2012:114).
B. Focus of Interst Industri televisi di Indonesia telah berkembang dengan sangat pesat. Kebebasan pers di era reformasi ini telah memunculkan sejumlah stasiun televisi di Ibu Kota dan juga di berbagai daerah seluruh Indonesia. Di tengah perkembangannya yang sangat cepat, stasiun-stasiun televisi berlomba membuat program yang diminati oleh masyarakat, yang tentunya dipadu padankan dengan visi dan misi stasiun televisi masing-masing. Di antara keanekaragaman acaraacara televisi ada yang bersifat informatif atau acara yang memberikan suatu informasi, ada juga yang bersifat entertainment atau acara-acara yang menghibur. Menurut Effendy (2002:21) yang dimaksud dengan televisi adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserampakan dan komunikasinya bersifat heterogen. Sedangkan menurut Dominick (2000:192) televisi merupakan jaringan komunikasi dengan peran seperti komunikasi massa yaitu
satu arah,
menimbulkan keserempakan dan komunikan bersifat heterogen. Televisi
14
merupakan media massa yang berfungsi sebagai alat pendidikan, penerangan dan hiburan. Selain itu sifat negativ tv adalah sepintas lalu, tidak terlalu dapat diterima dengan sempurna, dan menghadapi publik yang heterogen. Program news atau yang lebih dikenal dengan program berita sudah dapat dipastikan selalu ada di setiap televisi baik itu televisi yang dimiliki pemerintah maupun televisi-televisi swasta. 1. Pengertian Berita Definisi berita menurut para ahli berbeda, namun secara subtansi sama. Berikut adalah beberapa definisi berita menurut para ahli: Dean M. Lyle Spencer dalam bukunya yang berjudul News Writtings yang kemudian di kutip oleh Geoge Fox Mott New Survey jurnalism menyatakan bahwa berita dapat didefinisikan sebagai fakta yang akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca. Sedangkan Mitchel V. Charnley dalam bukunya Reporting edisi III (Holt – Reinhart & Winston, New York, (1975:44) menyebutkan bahwa berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duannya bagi masyarakat luas. Selain itu, Curtis Beckaman dalam buku menyatakan bahwa berita
Post President RTNDA
adalah laporan atas opini atau peristiwa yang
penting bagi sejumlah besar khalayak.
15
Dan menurut Robert Tyell berita adalah informasi yang baru, menarik perhatian, mempengaruhi orang banyak, dan mampu membangkitkan selera masyarakat untuk mengikutinya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berita adalah suatu fakta atau ide atau opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah besar pembaca, pendengar maupun penonton. Tujuan utama penyajian berita adalah menginformasikan peristiwa penting sebagai upaya untuk memberikan daya tarik agar orang mau membaca, mendengar atau menonton sajian berita tersebut. Faktor daya tarik dan pentingnya fakta sebagai bahan penulisan berita dapat dilihat dari bobot peristiwa yang didasarkan terhadap eksklusivitas, keistimewaan, atau scope-nya. Secara sederhana dapat dikatakan informasi yang dapat kita pilih sebagai berita harus memenuhi dua aspek yaitu aspek penting dan aspek menarik.
Aspek penting
Suatu informasi dapat dikatakan penting jika informasi itu memberikan pengaruh atau memiliki dampak kepada penonton. Informasi yang memberikan pengaruh atau memiliki dampak kepada penonton adalah informasi yang bernilai berita. hal yang perlu diperhatikan dalam memilih berita adalah menilai seberapa luas dampak suatu berita terhadap penonton. Semakin banyak pemirsa yang terkena dampaknya maka semakin penting berita tersebut.
16
Aspek Menarik
Beberapa berita dipilih karena hal-hal tersebut akan menarik perhatian sebagian atau seluruh pemirsa. Adapun yang dimaksud dengan berita yang menarik adalah jika informasi yang disampaikan itu mampu membangkitkan rasa kagum, lucu atau humor atau informasi mengenai sesuatu atau seseorang yang bersifat unik dan atau aneh. (Deddy, 2005:21-23) 2. Nilai Berita Menurut Pandangan Modern Nilai berita menurut pandangan modern dihubungkan dengan nama Walter Lippmann, wartawan Amerika yang terkenal pada awal abad lalu. Dalam bukunya Public Opinion (1922) menyebutkan bahwa suatu berita memiliki nilai layak berita jika di dalamnya ada unsur kejelasan (clarity) tentang kejadiannya, ada unsur kejutannya (surprise), ada unsur kedekatannya (proximity) secara geografis, serta dampak (impact) dan konflik persoalannya. Tetapi, kriteria tentang nilai berita ini sekarang sudah lebih disederhanakan dan disistematikkan sehingga sebuah unsur kriteria mencangkup jenis-jenis berita yang lebih luas.
Aktualitas (Timeliness)
Hampir segla sesuatu yang diberitakan dalam media terjadi hari ini atau kemarin, atau akan terjadi di masa depan. Masyarakat menghendaki atau lebih tepat membutuhkan agar berita yang mereka ketahui cepat mereka dengar, mereka baca ataupun mereka lihat. Dapat
17
diartikan aktualitas dalam sebuah berita adalah sebuah peristiwa terbaru, terkini, terhangat (up to date), sedang atau baru saja terjadi.
Kedekatan (Proximity)
Peristiwa yang mengandung unsur kedekatan dengan khalayak yang akan menarik perhatian. Kejadian yang lebih dekat dengan audiens akan memberikan nilai lebih.
Keterkenalan (Prominence)
Peristiwa yang menyangkut sesuatu yang terkenal ataupun sesuatu yang sudah akrab dengan masyarakat. Seperti kejadian yang menyangkut tokoh terkenal, tempat-tempat terkenal maupun peristiwa-peristiwa terkenal.
Dampak (Consequence)
Suatu peristiwa tidak jarang menimbulkan dampak pesat dalam kehidupan masyarakat. Dampak suatu pemberitaan bergantung pada beberapa hal yaitu seberapa banyak khalayak yang terpengaruh, pemberitaan itu langsung mengena kepada khalayak atau tidak, dan segera tidaknya efek berita ini menyentuh khalayak. Semakin besar dampak peristiwa terhadap khalayak, maka semakin tinggi nilai beritanya.
18
Human Interest
Peristiwa yang didalamnya terkandung unsur yang menarik empati, simpati
ataupun menggugah
perasaan khalayak.
(Muhammad,
2014:60-64). 3. Proses Produksi Berita a. Meliput Berita Untuk meliput sebuah peristiwa yang akan disiarkan dalam berita, maka paling sedikit akan melibatkan dua orang kerabat kerja yaitu seorang reporter dan seorang juru kamera. Kebijakan untuk menentukan jumlah crew liputan sangat bergantung dari masing-masing stasiun televisi dengan tentunya mempertimbangkan dana, tenaga, peralatan, dan bobot peristiwa. Persiapan yang lebih baik akan menghasilkan berita yang lebih menarik, akurat dan berbobot pula. Sebuah berita yang akan diliput pasti memiliki beberapa sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu baik reporter maupun juru kamera harus memiliki kesepakatan yang sama untuk memilih salah satu sudut dari peristiwa yang akan dijadikan sebagai berita. Dalam meliput sebuah berita, buku catatan dan tape rokorder kecil harus dibawa bersama kemanapun seorang reporter bertugas. Merekam melalui tape rekorder dimaksudkan agar semua data dapat didokumentasikan dan ditrasnskrip ketika sudah berada kembali diruang redaksi. (Deddy, 2005:101)
19
Namun seiring berkembangnya dengan teknologi saat ini reporter sudah jarang menggunakan buku catatan ataupun tape rekorder. Kini reporter lebih memilih menggunakan telepon genggam yang mereka miliki untuk merekam suara ataupun untuk menuliskan beberapa catatan. Dalam perkembangannya pula kini malah ada pemikiran baru, yaitu dengan adanya ide “One man news team” yang semua tugas kerja liputan beritanya hanya dilakukan oleh satu orang. Orang tersebut bekerja sendiri. Yaitu sebagai reporter, cameramen, serta editor. Atau biasa disebut dengan video jurnalis. b. Menggambarkan Peristiwa dalam Berita Ketika melakukan pengambilan gambar (shooting), reporter juga harus mengarahkan narasumber di lokasi, misalnya ketika melakukan wawancara. Reporter bertindak sebagai sutradara yang menunjukkan apa yang harus dilakukan narasumber selama pengambilan gambar. Reporter juga harus mengarahkan juru kamera untuk memastikan ia mendapat semua gambar dan alur yang dibutuhkan untuk mengilustrasikan ceritanya. Reporter perlu memahami tugas juru kamera dan mengerti teknik dasar pengambilan gambar, demikian pula sebaliknya. Isi dari uraian peristiwa adalah hal yang sangat membantu kita untuk menggambarkannya ke dalam visual berita. Dengan mengembangkan daya imajinasi masingmasing reporter maupun juru kamera dapat menggambarkan sebuah peristiwa kedalam visual berita televisi. Bahkan bila perlu dapat dimanfaatkan komputer grafik untuk memberikan imajinasi tentang
20
bagaimana peristiwa tersebut terjadi. Menggambarkan sebuah peristiwa sebisa mungkin harus mendaptkan shot-shot yang bervariasi atau pengambilan
gambar
sebanyak-banyaknya.
Karena
apabila
ada
kekurangan dalam pengambilan gambar, pastinya akan menampilkan shotshot yang berulang-ulang yang akan mengurangi daya tarik pemirsa. (Deddy, 2005:102-103) c. Menulis Naskah Berita Pada media cetak, kita mengenal rumusan 5W+1H. Rumusan tersebut juga digunakan untuk penulisan media elektronik. Berita ditulis dengan menggunakan rumus 5W+ 1H, agar berita itu lengkap, akurat dan sekaligus memenuhi standar teknis jurnalistik. Artinya, berita itu disusun dalam pola yang baku dan mudah dipahami isinya oleh pemirsa. Menutur Haris Sumadiria (2006: 118-119) Dalam praktek penulisannya, para journalis atau wartawan dalam menulis berita memperhatikan unsur- unsur dalam merumuskan beritanya yaitu dengan rumus 5W+1H dan struktur piramida terbalik. Berita disajikan dengan menggunakan pola piramida terbalik, karena berpijak kepada 3 (tiga) asumsi : 1. Memudahkan khalayak pembaca yang sangat sibuk, untuk segera menemukan berita yang dianggapnya menarik atau penting yang sedang dicari atau ingin diketahuinya. 2. Memudahkan wartawan dan editor memotong bagian-bagian berita yang dianggap kurang atau tidak penting ketika dihadapkan kepada
21
kendala teknis, misalnya berita terlalu panjang atau ruang yang tersedia sangat terbatas. 3. Memudahkan para jurnalis dalam menyusun pesan berita, melalui rumus baku yang sudah sangat dikuasainya. Sekaligus untuk menghindari kemungkinan adanya fakta atau informasi yang terlewatkan, sehingga tidak dilaporkan. Mengenai unsur penulisan berita yang dikenal dengan 5W+1H. Jani Yosef (2009: 122), menyatakan rumusan 5W+1H, terdiri atas : What : Menginformasikan apa yang terjadi, Who
: Menginformasikan siapa yang terkait dengan peristiwa,
Why
: Menginformasikan kenapa atau mengapa ha itu terjadi,
Where : Menginformasikan di mana kejadian atau peristiwa itu terjadi. When : Kapan peristiwa terjadi dan kapan pernyataan itu disampaikan. How
: Bagaimana peristiwa itu terjadi.
d. Menyunting dan Menyusun Berita Setelah kembali ke ruang redaksi, reporter dan editor (penyunting gambar) harus bekerja sama untuk merencanakan susunan laporan berita. Pemikiran reporter tentang apa yang akan mereka tulis terhadap gambargambar yang ada dan pemikiran editor tentang gambar mana yang terbaik
22
harus dipadukan kedalam suatu sequence yang sesuai. Bagian yang paling penting pada tahapan ini adalah seorang reporter harus mengetahui secara tepat tentang uraian berita apa yang sedang disusun. Dalam hal ini reporter tidak boleh membiarkan uraian naskahnya tidak didukung dengan gambar/visual. (Deddy, 2005: 156-157) e. Dubbing / VO (Voice Over) Mengisi suara (dubbing) untuk paket reporter (cut-spot) dapat dilakukan dengan dua cara. Cara yang pertama adalah dengan merekam suara reporter terlebih dahulu sebelum menyunting gambar dimulai. Tahapanya adalah sebagai berikut, setelah naskah selesai disusun oleh reporter yang bersangkutan lalu biasanya diserahkan kepada editor – inchef (kepala redaksi) untuk dikoreksi . Selesai tahapan ini, reporter, redaktur, atau writer (penulis) menulis kembali naskah yang telah diperbaikai tersebut (rewriting). Pada tahap ini naskah sudah siap untuk dibacakan. Reporterpun dapat memulai persiapan dubbing atau voice over yaitu anatara lain dengan mempelajari naskah yang akan dibacakannya terlebih dahulu. Cara yang kedua yakni dengan cara merekam suara secara langsung pada gambar yang telah disunting. f. Proses Editing Tahapan yang terakhir adalah proses editing dimana editor memulai untuk menyunting beberapa
gambar
yang ada,
yang kemudian
disinkronkan daengan naskah yang telah dibuat `oleh reporter. Memotong-
23
motong gambar yang panjang, menyambung potongan-potongan gambar sehingga menjadirangkaian gambar yang bercerita (memiliki sekuen) dalam durasi yang ditentukan, dan siap ditayangkan pada waktunya merupakan bagian paling sulit dalam pekerjaan mengedit gambar. Dalam menyusun paket berita, maka gambar pertama yang ditampilkan adalah gambar yang paling dramatis, paling menarik, dan paling penting dalam upaya menarik perhatian penonton. Pengeditan berita dengan menggunakan NLE (nonlinier editing) tidak terlalu berbeda dengan yang analog. Bahkan dengan pengeditan digital jauh lebih cepat dan mudah. Adapun langkah-langkanya sebagai berikut :
Setelah melakukan proses pengambilan gambar (syuting), kaset yang sudah terisi gambar langsung di-capture (direkam ke komputer) lewat video card yang sudah disediakan di komputer. Atau bisa juga dilakukan transfer gambar dengan seperangkat komputer editing lengkap berupa Velocity atau Avid Machine.
Bila menggunakan kamera digital, anda tidak perlu menggunakan video capture, cukup dengan kabel firewire.
Setelah gambar video terekam dalam hardisk komputer dalam bentuk file AVI, maka editor melakukan kegiatan logging, yakni pencatatan per adegan atau peristiwa untuk disusun menjadi kesatuan untuk sebuah video berita.
24
Selesai logging editor tinggal mempelajari naskah berita berupa uraian berita dan kapan narasumber muncul dengan pendapatnya, dan selanjutnya melakukan editing. Biasanya pengeditan berita cenderung cut to cut yakni penyambungan dari satu gamabr ke gambar yang lain tanpa ada efek transisi tertentu. Sinkronisasi antara video dan audio harus tepat. Apalagi editing digital sering mengalami split suara (lypsync). Yang jelas antara video dan audio harus sejalan (sinkron), berimbang dan saling menunjang.
Editor harus berpedoman dengan time is key, sebab perhitungan waktu sanagat menentukan efektivitas penyampaian pesan. Apalagi pesan dalam straight news hanya 1-3 menit.
Setealah semua proses selesai, hasil editing berita di preview terlebih dahulu untuk mengecek hasilnya.
Tugas
editor
selesai,
(Askurifai,2006:145)
tinggal
menunggu
berita
ditayangkan.