1
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Kajian Teori 2.1.1
Pembelajaran
Pendidikan
Jasmani
Olahraga
dan
Kesehatan
di Sekolah Dasar
Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan (Wina Sanjaya, 2007:112). Selanjutnya Hilgard yang dikutip oleh Wina Sanjaya, (2007:112) mengungkapkan “Learning is the process by wich an activity originates or changed through training procedurs
(wether
in
the laboratory or in the naural environment) as
distinguishedfrom changes by factors not attributable ti training”.
Belajar
bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan , belajar merupakan proses mental yang terjadi dalam diri seseorang. Menurut Fontana yang dikutip oleh Udin S Winataputra (2008:81) bahwa belajar adalah proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Proses belajar akan
terjadi
apabila
peserta didik melakukan kegiatan untuk mempelajari sesuatu yang ada dilingkungannya, melalui manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan maupun bendabenda lain yang dijadikan bahan belajar. Setiap aktivitas belajar akan menghasilkan
perubahan-perubahan,
yang
dapat
kecakapan, sikap, minat, nilai maupun pola beraktivitas.
7
berupa
tingkah
laku,
2
Proses belajar adalah salah satu kegiatan yangdilakukan padadunia pendidikan pada umumnya. Menurut (Djamarah, 2002:13) Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dalam lingkungannya yang
Menurut
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Cronbach
yang
dikutipoleh Mulyasa (2006: 46) menyatakan bahwa belajar itu ditujukan olehadanya perubahan tingkah laku, perubahan perbuatan sebagai hasildari pengalaman. Menurut Fontana yang dikutip Udin S. Winataputra (2006: 81)bahwa belajar adalah proses perubahan yang relatif tetap dalamperilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Proses belajar akanterjadi apabila peserta didik melakukan kegiatan untuk mempelajarisegala sesuatu yang ada di lingkungannya, melalui manusia, hewan,tumbuh-tumbuhan maupun bendabenda lain yang dijadikan bahanbelajar. Setiap aktivitas belajar akan menghasilkan
perubahan-perubahan,
yang
dapat
berupa
tingkah
laku,
kecakapan, sikap, minat,nilai maupun pola beraktivitas. Perubahan sebagai prestasi belajarbiasanya merupakan peningkatan, menjadi lebih baik. Dari beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan terdapat beberapaperumusan
yang
berbeda,
tetapi
secara
umum
dapat
didefinisikanbahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melaluiproses latihan, pengamatan dan percobaan. Perubahan tersebut dapat terjadi dalam suatu laboratorium, kelas maupun dalam lingkungan lain.
3
Menurut Adang Suherman (2006:22) pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani. Dengan demikian maka pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diselenggarakan di sekolah, yaitu sebagai mata pelajaran pokok yang harus diikuti oleh siswa. Mata pelajaran ini mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan mata pelajaran yang lain, yakni digunakannya aktivitas gerak fisik jasmani sebagai sarana media dalam mendidik siswa. Pendidikan jasmani oahraga dan kesehatan merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh kemampuan dalam rangka melakukan aktivitas jasmani, pertumbuhan fisik serta pertumbuhan watak. Oleh karena itu maka mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan mata pelajaran yang menggunakan aktivitas fisik sebagai media untuk mencapai tujuan pendidikan. Aktivitas ini berupa kegiatan permainan, atletik, senam, renang dan beladiri yang kesemuanya diberikan dalam bentuk pertandingan, perlombaan dan pelatihan yang diorientasikan untuk mendidika siswa agar menjadi terampil dalam setiap cabang olahraga. 2.1.2 Hakikat Lari Jarak Pendek. Dalam bukunya Yoyo Bahagia (2000:11) menyatakan bahwa lari adalah gerakan tubuh dimana kedua kaki ada saat melayang di udara (kedua telapak kaki lepas dari tanah) yang mana lari diartikan berbeda dengan jalan yang selalu kontak dengan tanah.
4
Lari adalah frekuensi langkah yang dipercepat sehingga pada waktu berlari ada kecenderungan badan melayang. Artinya pada waktu lari kedua kaki tidak menyentuh tanah sekurang-kurangnya satu kaki tetap menyentuh tanah. (Mochamad Djuminar A. Widya, 2004: 13) Jadi lari merupakan gerakan tubuh dimana pada suatu saat semua kaki tidak menginjak tanah (ada saat melayang di udara) berbeda dengan jalan yang salah satu kaki harus tetap ada yang kontak dengan tanah. Menurut Soegito dan wijanarko, (1991:42) lari adalah suatu cara menggerakkan badan ke depan dengan melangkahkan kaki kanan dan kaki kiri secara bergantian, dilihat dari pengertian tersebut jelaslah bahwa lari merupakan salah satu nomor pada cabang atletik pembinaannya sangat relevan kalau dimulai dari sekolah sejak usia dini, dilihat dari relevansi terhadap usia serta segi jumlahnya pembinaan lari perlu untuk dibelajarkan di sekolah dasar karena dapat menumbuh kembangkan bakat siswa pada usia dini. Disamping itu kinerja tinggi dalam nomor lari hanya dapat dicapai jika pembelajaran yang memadai sudah dimulai sejak usia dini. Lari mengandung gerakan yang merupakan bagian dari gerak yang dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari.Selain itu sebagian besar cabang olahraga melibatkan gerakan tersebut.Seiring dengan bertambahnya kemajuan dan perubahan kebudayaan manusia maka gerakan lari berubah menjadi suatu kegiatan atau aktifitas yang dilombakan dan digunakan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Oleh karena itu lari merupakan salah satu nomor yang sangat
5
penting dalam cabang olahraga atletik, karena gerakannya merupakan gerakan dasar dari hampir semua cabang olahraga. Lari berdasarkan jaraknya dibedakan menjadi lari pendek (sprint), jarak menengah dan jarak jauh. Menurut Yoyo Bahagia, Ucup Y, Adang S ( 2000: 910) lari jarak pendek (sprint) yaitu lari menempuh jarak 100 meter, 200 meter dan 400 meter. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100 meter sampai dengan 400 meter (Yoyo Bahagia, Ucup Y, Adang S, 2000: 9-10). Lari sprint 100 meter
merupakan nomor lari jarak pendek,
dimana pelari harus berlari dengan sekencang-kencangnya dalam jarak 100 meter. Kunci pertama yang harus dikuasai oleh pelari cepat atau spint adalah start. Keterlambatan atau ketidaktelitian pada waktu melakukan start sangat merugikan seorang pelari cepat atau sprinter. Oleh sebab itu, cara melakukan start yang baik harus benar-benar diperhatikan dan dipelajari serta dilatih secermat mungkin. Kebutuhan utama untuk lari jarak pendek adalah kecepatan horizontal, yang dihasilkan dari dorongan badan ke depan. Lari jarak pendek adalah semua nomor lari yang dilakukan oleh pelari (sprinter) dengan kecepatan penuh sepanjang jarak tertentu, hal ini seperti yang dikemukakan Selanjutnya Widya (2007:13) menegaskan bahwa dalam gerakangerakan dasar lari (untuk lari jarak pendek) adalah sebagai berikut : a)gerakan menginjak-nginjak tanah gerakan dari pergelangan kaki, pinggul tidak bergeralq b)gerakan mengangkat ujung kaki satu persatu ke depan lurus setinggi mata kaki dengan frekuensi gerakancepat dengan sikap permulaan jinjit, c)gerakan
6
menekuklututhingga tumit menyentuh pantat oleh kaki kid dan kanm bergantiganti dengan frekuensi yang cepat, d) gerakan mengangkat lutut setinggi pangkal paha dengan frekuensi yang cepat tidak boleh kaku dan harus rileks, e) hopping artinya gerakan melompat dengan kaki ayun ditahan/ditelcuk setinggi pangkal paha dan kaki menumpu terangkat dari permukaan tanah setinggi mungkin, dilakukan berganti-ganti tumpuan, f)hop jump atau jengklek dilakukan gerakan tersebut dengan tumpuan satu kaki dengan mengangkat lututbergerak ke depan dengan frekuensi yangt cepat dilakukan berganti-gantikaki. Olehnya itu dalam upaya membina dan mengembangkan kemampuan tersebut, guru perlu merancang proses pembelajaran yang lebih menarik bagi anak agar mereka lebih giat mempelajarinya. Tugas utama guru pendidikan jasmani dalam mengajarkan lari jarak pendek adalah menciptakan kesempatan yang merangsang anak-anak untuk mengembangkan kemampuannya berlari dalam suasana bermain secara bebas agar anak atau siswa itu sendiri dengan sendirinya akan tahu teknik gerakan lari. Berikut adalah salah satu contoh gambar dari pada sistematikan gerak dasar lari jarak pendek:
Gambar 1 Aip Syarifuddin (1993:64) Menurut Widya (2004:13-14) bahwa gerakan-gerakan dasar lari untuk lari jarak pendek yakni: (a) gerakan menginjak-injak tanah, gerakan dari pergelangan
7
kaki, pinggul tidak bergerak, (b) gerakan mengangkat ujung kaki satu persatu ke depan lurus setinggi mata kaki dengan frekuensi gerakan cepat dengan sikap permulaan jinjit (c) gerakan menekuk lutut hingga tumit menyentuh pantat oleh kaki kiri dan kanan berganti-ganti dengan frekuensi yang cepat, (d) gerakan mengangkat lutut setinggi pangkal paha dengan frekuensi yang cepat. Gerakangerakan tersebut dilakukan tidak boleh kaku dan harus rileks. Tugas gerak untuk lari jarak pendek tidak perlu menggunakan alat khusus.Bagi siswa sekolah dasar yang lebih penting adalah menggunakan beban latihan yang ringan, karena bila beban latihan yang ringan dipakai hasil nyata dapat dicapai.Contoh beban latihan ringan yang dapat divariasikan dalam pengemabangan pemebelajaran lari adalah lintasan lari, susunan kelompok pelari, peralatan yang digunakan, dan gerakan larinya itu sendiri (Saputra, 2002:43). Secara teknis kelangsungan gerak pada nomor lari adalah sama, meskipun ada perbedaan yakni hanya terletak pada penghematan penggunaan tenaga akibat perbedaan jarak yang harus ditempuh. Lari jarak pendek adalah gerakan dua langkah tungkai dengan cepat dan berturut-turut yang merupakan suatu siklus.Dalam siklus lari terdapat dua fase utama yakni menolak dan melayang. Dalam melakukan gerakan lari jarak pendek, salah satu tungkai melakukan fungsi tertentu dan tungkai yang lain akan melakukan fungsi yang lain pula. Sebagai contoh, pada saat terjadinya fase menolak dengan kaki depan, pada saat yang sama fase melayang dengan kaki belakang berakhir, pada akhir fase menolak dengan kaki belakang lutut kaki yang melakukan fase melayang ke depan mencapai ketinggian yang maksimal. Sesudah menolak dengan kaki belakang,
8
dimulai fase melayang dengan kaki belakang oleh kaki yang sama. Saat yang sama pula kaki depan belum menyentuh tanah pelari tersebut berada dalam fase melayang dengan kata lain bahwa pelari tersebut berada pada fase utama yang kedua. Gerakan maju dalam berlari terutama berasal dari fase menolak dengan kaki belakang yang dilakukan secara bergantian. Karena itu kokohnya permukaan tolakan, pada saat yang sama dihasilkan pula kekuatan tolakan kearah yang berlawanan sebagai reaksi. Reaksi optimal pada pengarahan tenaga yang maksimal bukan saja merupakan ciri pelari yang baik, akan tetapi merupakan juga perbedaan antara juara dan pemula. Karena kecepatan lari tergantung pada arah dan besarnya kekuatan tumpuan kaki khususnya kaki belakang yang dilakukan dengan baik bila sendi-sendi kaki, lutut, dan pinggul diluruskan secara optimal. Menurut (Muhajir, 2006: 39) Hal-hal yang harus dihindari dalam lari sprint, antara lain: (a) Dorongan ke depan tidak cukup dan kurang tinggi mengangkat lutut (b). Tubuh condong sekali ke depan atau lengkung ke belakang (c). Memutar kepala dan menggerakkan bahu secara berlebihan (d). Lengan diayun terlalu ke atas dan ayunannya terlalu jauh menyilang dada (e). Meluruskan kaki yang akan dilangkahkan kurang sempurna. Sedangkan Hal-hal yang diutamakan dalam lari sprint, antara lain: (a). Menjaga kepala tetap tegak dan pandangan lurus ke depan (b). Membuat mata kaki yang dilangkahkan seelastis mungkin (c). Menjaga posisi tubuh sama seperti posisi pada waktu berjalan biasa (d).
Mengayunkan lengan sejajar dengan pinggul dan sedikit
menyilang ke depan badan.
9
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diasumsikan bahwa kecepatan berlari tergantung pada frekuensi langkah, kekuatan, dan rangkaian gerak lari serta mengurangi kehilangan waktu yang terjadi pada masa relaksasi, hal ini melibatkan sebuah koordinasi teknik dasar dan kekuatan yang harus dipertahankan sampai melewati garis finish”. Lari yang baik sangat membutuhkan reaksi yang cepat, akselerasi yang baik, serta efisien dalam mengembangkan dan mempertahankan kecepatan puncak. Oleh karena itu dalam pembelajarannya lari jarak meter harus dimulai dengan pemilihan metode yang tepat. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dalam membelajarkan lari jarak pendek dapat menumbuhkembangkan fisik, mental, dan sosial yang sehat, juga dapat meningkatkan kemampuan adaptasi anak yang menumbuhkan semangat juang mereka untuk ingin terus maju meraih prestasi. Untuk itu keterlibatan guru sangat diharapkan agar siswa secara langsung ikut aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran lari jarak pendek, sehingga siswa pada akhirnya
mampu
menghayati
maksud
dan
tujuan
pembelajaran
yang
diikutinya.Dalam konteks tersebut, guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang berkompeten dalam bidang itu memegang peranan penting, dan pada setiap pembelajaran harus selalu mengembangkan peningkatan keterampilan gerak dasar siswa sesuai tingkat kemampuannya. 2.1.3Beberapa Keterampilan Gerak Dasar Dalam Lari Jarak Pendek Lari jarak pendek merupakan salah satu bagian dari nomor lari yang dibelajarkan pada siswa, khususnya siswa sekolah dasar. Karena itu dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan lari jarak pendek
10
dibelajarkan kepada siswa sekolah dasar dengan tujuan untuk menambah perbendaharaan gerak. Dalam lari jarak pendek ada beberapa komponen keterampilan
yang dibelajarkan
khususnya
menyangkut
gerak
dasar.
Komponen keterampilan yang dibelajarkan tersebut antara lain yaitu start jongkok, Cara mengayunkan tangan pada saat lari dan cara memasuki garis finis. Start jongkok merupakan pengambilan awalan yang digunakan seorang pelari sebelum lari pada nomor lari jarak pendek, pada cara melakukan start jongkok tersebut ada tiga macam aba-aba, yakni aba-aba bersedia, siap, dan ya (atau bunyi pistol). Adapun gerak dasar dalam aba-aba start jongkok tersebut yaitu sebagai berikut: 1.
Aba-aba “bersedia” Pada aba-aba ini pelari menempatkan diri pada blok dengan berat badan
dibagi seimbang pada lutut belakang dan tangan, lengan direntangkan selebar jarak bahu, dan tangan berada di belakang garis, jari-jari membentuk huruf “V” terbalik, bahu didorong ke depan sedikit melampaui tangan (7 hingga 8 cm atau 3 atau 4 inchi melebihi tangan). Kaki yang lebih kuat biasanya bergerak dari blok depan, karena kontak dengan blok ini lebih lama. Kaki yang berada pada blokdepan biasanya 1¾ hingga 2 kaki jauhnya dari garis start. Kaki yang berada di blok belakang biasanya 1 ½ kaki di belakang kaki yang berada di depan. 2.
Aba-aba “siap” Dalam posisi siap pelari (sprinter) melengkungkan tubuhnya, bokong
diangkat sehingga sudut kaki yang memimpin kira-kira 800 hingga 900 pada lutut.
11
Berat badan secara seimbang di topang oleh tangan dan kaki dan kedua kaki yang menyentuh blok. Punggung dan kepala membentuk garis lurus, dan pelari (sprinter) melihat lurus ke tanah, pelari menahan sedikit melampaui bidang vertikal dari tangan. 3.
Aba-aba “ya“ (bunyi pistol) Saat aba-aba “ya” atau bunyi pistol terdengar pelari menolakkan kakinya
pada balok start dan meluncur kedepan dengan sikap badan agak membungkuk serta pandangan ke bawah (tanah, nanti setelah kurang lebih 10 s/d 12 pandangan diangkat ke depan) dan lari secepat-cepatnya, pada saat berlari lengan bergerak dengan cepat untuk mengimbangi gerakan kaki. Cara mengayunkan tangan pada saat lariPada gerakkan ini pelari berkonsentrasi untuk mempertahankan sudut lengan pada siku (900) Bersamaan dengan ayunan ke depan dan belakang yang harus parallel dengan arah lari. Perhatikan gambar di bawah ini:
Gambar 2 Aip Syarifuddin (1993:66)
12
2.1.4 Cara Melakukan Gerakan Langkah Kaki Pada Saat Lari Pada gerakkan ini seorang sprinter khususnya jarak pendek berlari dengan menginjakkan kedua ujung kaki ke tanah, dan lutut diangkat tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah. Perhatikan gambar dibawah ini:
Gambar 3 Aip Syarifuddin (1993:64) 2.1.5 Cara Memasuki Garis Finish Garis finish merupakan garis/batas akhir pertandingan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pada waktu pelari mencapai finish yaitu: lari terus menerus tanpa perubahan apapun, dada dicondongkan ke depan, tangan keduaduanya diayunkan ke bawah belakang, dan dada diputar dengan ayunan tangan ke depan atas sehingga bahu sebelah maju ke depan (Kuntjoro, 198: 19). Jarak 20 meter terakhir sebelum garis finish merupakan perjuangan untuk
mencapai
kemenagan dalam perlombaan lari,
maka
yang perlu
diperhatikan adalah kecepatan langkah dan jangan perlambat langkah sebelum melewati garis finish.
13
Menurut Syarifuddin (1992:48) bahwa di dalam perlombaan lari jarak pendek, pada umumnya ada tiga teknik atau cara yang biasa dilakukan oleh para pelari pada waktu akan memasuki garis finish yaitu: 1.
Dengan cara menjatuhkan dada ke depan
2.
Dengan cara menjatuhkan salah satu bahunya ke depan
3.
Dengan cara lari terus secepat-cepatnya sambil membungkukkan kepala sampai beberapa meter melewati garis finish.
2.1.6 Hakikat Metode Bagian Secara umum metode merupakan suatu cara untuk melangsungkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat dicapai. Metode juga dapat dirumuskan sebagai cara untuk menyampaikan apa yang diharapkan sehingga proses pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula. Metode bagian adalah cara mengajar dan memberikan bimbingan serta pengalaman belajar yang dilakukan secara bagian-perbagian. Metode ini sangat diperlukan karena dengan adanya cara yang telah disusun secara teratur pada siswa ini akan memudahkan kepada guru dan sisiwa untuk melakukannya. Untuk mengajarkan keterampilan gerak khususnya keterampilan dalam nomor lari jarak pendek sangat penting diberikan dengan jalan menggunakan metode bagian. Menurut
Purnomo,
E.&Dapan.
(2011:89)Pembelajaranlarijarakpendek
(sprint) terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :Tahap Bermain (games) Tahap Teknik Dasar (Basic of Technic) Tahap Bermain Pada tahap ini bertujuan untuk mengenalkan masalah gerak (movement problem) lari jarak pendek langsung, dan
14
cara lari jarak pendek yang benar ditinjau secara anatomis, memperbaiki sikap berlari jarak pendek serta meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Sehubungan dengan hal di atas Singger dalam Said (2005:107) mengemukakan bahwa metode bagian merupakan salah satu metode yang bertitik tolak pada pandangan dimana suatu latihan dapat diberikan per-bagian, dengan tujuan menyederhanakan proses latihan agar mudah dipahami dan dikuasai siswa. Selanjutnya Cart Gerry A,. (2003 : 56)mengemukakan bahwa ada beberapa Lari jarak pendek bila dilihat dari tahap-tahap berlari terdiri dari beberapa tahap yaitu :tahap reaksi dan dorongan (reaction dan drive) tahap percepatan (acceleration) tahap tansisi/perobahan (transition) tahap kecepatan maksimum (speed maximum) tahap pemeliharaan kecepatan (maintenance speed) finish.
2.2 Hipotesis Tindakan Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah dipaparkan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ”Jika menggunakan metode bagian maka keterampilan lari jarak pendek siswa kelas V SDN 5 Limboto Kabupaten Gorontalo dapat meningkat”. 2.3 Indikator Kinerja Dalam penelitian tindakan ini, yang menjadi indikator kinerja keberhasilan adalah apabila 75 % siswa sudah memiliki keterampilan lari jarak pendek yang diharapkan.
15