BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1
Hasil Belajar Siswa Kegiatan belajar mengajar terjadi karena adanya proses interaksi edukatif antara guru dan siswa di sekolah menghasilkan perubahanperubahan di pihak siswa, yang sebelumnya belum pernah dimiliki, dan kemampuan-kemampuan itu dihasilkan karena usaha belajar. Dengan kata lain, bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan setelah menerima pengalaman belajar berinteraksi dengan lingkungannya (Sudjana, 2009:27). Jadi, “Kemampuan yang diperoleh dari usaha belajar inilah yang disebut hasil belajar. Selain itu, kegiatan belajar bertujuan untuk memperoleh perubahan tingkah laku, sehingga perbuatan, reaksi, sikap, serta penambahan pengetahuan sebagai produk dari hasil belajar.” Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil kegiatan dari belajar dalam bentuk pengetahuan sebagai akibat dari perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan siswa. Dengan kata lain, hasil belajar siswa diperoleh dari proses pembelajaran. Menurut Sudjana (2009: 29), dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar Benyamin Bloom yang
secara garis besar membaginya dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. 1.
Aspek Kognitif dibedakan atas enam jenjang menurut taksonomi Bloom (dalam Daryanto 2001:101), yaitu (a) pengetahuan atau ingatan, menyangkut tentang mengingat elemen-elemen spesifik dalam bidang yang khas berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, (b) pemahaman, merupakan sebuah perilaku yang ditunjukkan dengan menyatakan proposisi dengan menggunakan kata-kata yang berbeda dengan pernyataan yang asli, serta dibagi atas 3 tingkatan, yaitu
translasi,
interpretasi
dan
ekstrapolasi,
(c)
aplikasi,
merupakan penggunaan abstraksi dalam suatu situasi khusus dan atau konkrit, (d) analisis, adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas susunannya, (e) sintesis, merupakan penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh, dan (f) evaluasi, yaitu pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi dan lainlain. 2.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai (dalam Sudjana, 2009:29). Ranah afektif terdiri dari 5 aspek, yaitu (a) penerimaan, semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, serta menyangkut kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus,
kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar, (b) respons atau tanggapan, merupakan reaksi yang diberikan siswa terhadap rangsangan yang datang dari luar, serta menyangkut ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada diri siswa, (c) penilaian, berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus, yang menyangkut kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut, (d) organisasi, merupakan pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang dimilikinya, serta mencakup konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan (e) internalisasi nilai, yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya, yang mencakup keseluruhan nilai dan karakteristiknya. 3.
Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak (dalam Sudjana, 2009: 30). Ranah psikomotor
terbagi
atas
6
aspek,
yaitu
gerakan
refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Dengan demikian, hasil belajar merupakan perolehan dari suatu
kegiatan
belajar
berupa
kemampuan-kemampuan
yang
mengakibatkan perubahan tingkah laku dalam diri individu. Perubahan tingkah laku dapat diperlihatkan dalam bentuk tampilnya reaksi, sikap, perbuatan, keterampilan dan pengetahuan. Hasil belajar pada kawasan kognitif berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui pengetahuan dan keterampilan intelektual, sedangkan kawasan afektif berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui minat atau perhatian, sikap, serta nilai-nilai. Kawasan
psikomotor
berhubungan
dengan
hasil
belajar
yang
pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Untuk lebih memperdalam kajian hasil belajar IPA, dalam penelitian ini difokuskan pada hasil belajar IPA pada kawasan kognitif. Jadi, hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2009:22). Dengan kata lain, hasil belajar akan dicapai jika siswa telah melakukan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut, maka hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran IPA ranah kognitif aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi. Dalam hal ini dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengetahuan. Dalam aspek ini, siswa hanya mengingat kembali fakta, konsep maupun prosedur yang telah dipelajari.
b. Pemahaman Dalam aspek ini, dituntut untuk menggunakan kata-kata sendiri dalam mengemukakan pendapat atau gagasan, namun tetap merujuk pada pernyataan yang ada c.
Aplikasi Dalam aspek ini, siswa harus mampu menerapkan fakta, konsep atau gagasan dalam situasi khusus atau konkrit yang baru.
2.1.2
Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Diangkat dari (http://www.puskur.net/inc/si/sd/PengetahuanAlam.pdf, 14 Januari 2012).
Menurut Marshal McLuhan (dalam Hamalik, 2009: 201), media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengannya. Media pengajaran meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana.
Jadi, penggunaan media pengajaran dapat lebih mengefektifkan proses pengajaran, sebab media pengajaran memungkinkan guru mempengaruhi siswa agar lebih tertarik untuk belajar. Penggunaan media pengajaran yang efektif akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa, sebab siswa termotivasi untuk belajar. Ada beberapa jenis media pendidikan yang biasa digunakan dalam proses pengajaran menurut Harjanto (2008: 237), yaitu a. Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dll. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni media yang mempunyai usuran panjang dan lebar b. Media tiga dimensi, yaitu dalam bentuk model seperti model padat, penampang, susun, kerja, mock up, diorama, dd. c. Media proteksi seperti slide, filmstrip, film, penggunaan OHP,dll d. Penggunaan lingkungan sebagai media pendidikan. Berbagai jenis media yang telah dijelaskan dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran, yang disesuaikan dengan materi pembelajaran. Dengan penggunaan media yang tepat, proses pembelajaran pun akan berlangsung dengan baik, serta tercipta komunikasi yang baik antara guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Menurut Yusufhadi Miarso (dalam Puspitariana: 2008), berbagai kajian teoritik maupun empirik menunjukkan kegunaan media dalam pembelajaran sebagai berikut:
a. Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak kita, sehingga otak dapat berfungsi secara optimal. b. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh mahasiswa c. Media dapat melampaui batas ruang kelas d. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara mahasiswa dan lingkungannya. e. Media menghasilkan keseragaman pengamatan f. Media membangkitkan keinginan dan minat baru g. Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar. h. Media memberikan pengalaman yang integral /menyeluruh dari sesuatu yang kongkret maupun abstrak i. Media memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar mandiri, pada tempat, dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri j. Media meningkatkan kemampuan keterbacaan baru, yaitu kemampuan untuk membedakan dan menafsirkan objek, tindakan, dan lambang yang tampak, baik yang alami maupun buatan manusia, yang terdapat dalam lingkungan k. Media
mampu
meningkatkan
efek
sosialisasi,
yaitu
dengan
Meningkatkan kesadaran akan dunia luar. l. Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri dosen maupun mahasiswa
Menurut Kemp dan Dayton (dalam Aristo Rahardi, 2004:13) mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran: a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar h. Mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif Berdasarkan manfaat di atas, guru maupun siswa dapat mengoptimalkan penggunaan media realia, sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan media realia dapat berlangsung secara optimal. 2.1.3
Media Realia dalam Pembelajaran Media realia adalah media sederhana yang dapat digolongkan ke dalam media yang tidak diproyeksikan. Realia adalah bahan nyata yang dipakai sebagai bahan ajar. Bisa berupa observasi terhadap lingkungan, benda nyata yang tidak dimodifikasi, tidak ada pengubahan, kecuali dipindahkan dari kondisi aslinya (Susmayanti, 2008). Jadi, media realia memungkinkan siswa untuk dapat melihat benda yang dipelajari. Dengan
penggunaan media realia, diharapkan siswa dapat lebih memahami materi yang diberikan. Menurut Heinich (Syaifullah: 2008) defines realia as the visual instructional aids which are most closely associated with a direct purposeful learning experience. It is very easy to buy mode of object or thing made from plastics. The examples of realia are plastic fruit, kitchen utensils, dolls, cars, furniture, etc. artinya mendefinisikan realia sebagai alat bantu pengajaran visual yang paling erat terkait dengan pengalaman belajar langsung tujuan. Sangat mudah untuk membeli modus objek atau benda yang terbuat dari plastik. Contoh-contoh realia adalah buah plastik, peralatan dapur, boneka, mobil, furniture, dll. Kasbolah et al. (dalam internet Syaifullah: 2008) state that realia which are brought in EFL classroom would stimulate learning of the young students, who like to see, to touch, and to hold things. Artinya menyatakan bahwa realia yang dibawa di kelas EFL akan merangsang belajar siswa muda, yang ingin melihat, menyentuh, dan memegang sesuatu. Finocchiaro (dalam internet Syaifullah: 2008) mention that students understand and retain meaning of a word when they have shown or have touched some objects associated with it. For that reason, the teacher of language in elementary school should make a collection of every day objects, especially for children, toys would be better. Artinya menyebutkan bahwa siswa memahami dan mempertahankan arti dari sebuah kata ketika mereka telah menunjukkan atau telah menyentuh beberapa objek yang terkait dengannya. Untuk itu, guru bahasa di sekolah
dasar harus membuat koleksi setiap objek hari, terutama untuk anak-anak, mainan akan lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media realia adalah media sederhana, berupa bahan nyata yang dapat digunakan oleh guru sebagai bahan ajar dan dapat membantu siswa dalam mengenal benda-benda yang dipelajarinya. Menurut Heinich, et.al (dalam Syaifullah: 2008),
modifikasi
penggunaan realia dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: a. Cutaways atau potongan Cutaway adalah belahan atau potongan benda sebenarnya yang digunakan untuk dapat melihat bagian dalam dari benda tersebut. Misalnya realia sebuah mesin, dengan cara membelah mesin tersebut, peserta didik akan dapat melihat bagaimana cara kerja mesin tersebut. b. Specimen/contoh Specimen adalah bentuk media realia yang digunakan dalam bentuk asli dari sebuah benda dalam jenis atau kelompoknya, misalnya kupu-kupu dalam berbagai jenis, atau insect-insect lain. Untuk mempermudah pengamatan, pada umumnya specimen tersebut dikemas atau diletakkan dalam botol, kotak atau tempat lain yang dapat diobservasi.
c. Exhibit/Pameran Realia dapat ditampilkan dalam bentuk pameran yang dirancang seolah berada dalam lingkungan atau situasi yang asli. Misalnya benda sejarah, benda-benda tersebut dipamerkan dalam warna atau kondisi asli atau situasi bagaimana pemanfaatan benda tersebut pada kurun masa tertentu, media realia dapat diadakan atau dapat dimanfaatkan. Dengan demikian media realia ini memberikan suatu kontribusi yang besar sekali dalam proses belajar-mengajar. 2.1.4 Sumber Daya Alam Menurut Khamim, dkk (2007: 31), sumber daya alam adalah semua kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan menurut Rositawaty (2008: 170), sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam. Jadi, sumber daya alam adalah semua kekayaan yang berasal dari alam dan dapat digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraanya. Sumber daya alam dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup atau sumber daya alam hayati, dan sumber daya alam yang berasal dari benda tak hidup atau sumber daya alam non hayati. Berdasarkan jenisnya, sumber daya alam terdiri atas sumber daya alam hayati dan sumber daya alam non hayati. Sumber daya alam hayati adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup. Sumber daya alam hayati dapat berasal dari hewan dan tumbuhan. Sumber daya alam
nonhayati adalah sumber daya alam yang bukan berasal dari makhluk hidup. Contohnya adalah matahari, udara, air, tanah. Selain itu, ada pula sumber daya alam nonhayati yang berasal dari dalam bumi, contohnya bahan tambang dan minyak bumi. Berdasarkan sifatnya, sember daya alam terdiri atas sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah sumber daya alam yang memiliki sifat dapat pulih kembali, contohnya air, hewan dan tumbuhan. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya alam yang akan habis apabila digunakan secara terus menerus, contohnya minyak bumi, batu bara, gas alam, dan bahan tambang lainnya. Lingkungan merupakan tempat bagi sumber daya alam. Sumber daya alam dapat dimanfaatkan dengan baik apabila lingkungan berada dalam kondisi baik. Jika lingkungan rusak, maka sumber daya alam tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Contoh kerusakan lingkungan yang dapat mengurangi mutu sumber daya alam adalah pencemaran sungai. Pemanfaatan sumber daya alam dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Berikut ini adalah contoh pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan. a. Penebangan pohon secara liar dan besar-besaran b. Perburuan hewan liar c. Penggunaan bahan bakar dan energi secara berlebihan
Untuk meningkatkan sumber daya alam, dapat dilakukan beberapa langkah berikut ini. a. Tidak mengambil sumber daya alam secara besar-besaran b. Berusaha mengembalikan keadaan lingkungan kembali seperti keadaan lingkungan sebelum pengambilan sumber daya alam c. Pengambilan sumber daya alam harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memiliki izin d. Menghemat penggunaan sumber daya alam agar sumber daya alam tetap lestari. 2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan Hasil penelitian dilakukan oleh Sintje Ibrahim (2010) dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam Melalui Media Realia Di Kelas IV SD. Hasil Penelitian Dengan Simpulan Media Realia terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil Penelitian dilakukan oleh Afniah H (2010) dengan judul “Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam Di Kelas IV Melalui Media Realia, dengan kesimpulan (1) terdapat peningkatan yang signifikan aplikasi media realia terhadap motivasi biologi, (2) terdapat kontribusi positif yang signifikan kemampuan awal siswa terhadap motivasi belajar setelah diberi media realia, (3) Terdapat kontribusi positif yang signifikan terhadap interaksi sosial dan motivasi belajar setelah diberi media realia.
Mengkaji beberapa temuan penelitian terdahulu tampaknya media realia menunjukkan efektivitas yang sangat tinggi bagi perolehan hasil belajar siswa, baik dilihat dari pengaruhnya terhadap penguasaan materi pelajaran maupun dari pengembangan dan pelatihan sikap serta keterampilan sosial yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupannya di masyarakat. 2.3 Hipotesis Tindakan Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut, ”Jika pada materi sumber daya alam di kelas IV SDN 1 Tunggulo digunakan media pembelajaran realia, maka hasil belajar siswa akan meningkat.” 2.4 Indikator Keberhasilan Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila memenuhi beberapa kriteria berikut ini : a. Pengelolaan pembelajaran yang dinilai melalui lembar pengamatan dinyatakan berhasil apabila sebanyak 75% kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru memperoleh nilai baik (B) dan sangat baik (SB). b. Standar ketuntasan minimal hasil belajar siswa secara klasikal adalah 75% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai minimal 65 (nilai cukup ke atas).