BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRIAN DAN KAJIAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Keuangan a. Definisi Manajemen Keuangan Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Malayu,2009). Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Hani Handoko, 2009). Menurut Martono dan Agus (2010) manajemen keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, mengelola aset sesuai dengan tujuan perusahaan secara menyeluruh. Husnan (2008) Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan pengendalian kegiatan keuangan dalam suatu organisasi. Sedangkan manajemen keuangan menurut Horne dan Wachowicz (2012) yang diterjemahkan oleh Mubarakah adalah manajemen keuangan
13 http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
berkaitan dengan aset, pendanaan, dan manajemen aset dengan didasari beberapa tujuan umum. Adapun tujuan manajemen keuangan dikatakan oleh Martono dan Agus (2010) mengatakan bahwa manajemen keuangan memiliki tujuan untuk memaksimumkan nilai dari perusahaan (memaksimumkan kemakmuran pemegang saham) yang diukur dari harga saham perusahaan. b. Fungsi-fungsi Manajemen Keuangan Dari definisi manajemen keuangan yang sudah dijabarkan sebelumnya bahwa manajemen
keuangan merupakan
pengelolaan mengenai
bagaimana cara mendanai aset, memperoleh aset,dan mengelola asset guna mencapai tujuan perusahaan. Dari definisi tersebut, Menurut James C.Van Horne dan John M. Wachowiez,Jr (2012) Fungsi Manajemen Keuangan yang berkaitan dengan perolehan aset, pendanaan dan manajemen aset dengan didasari beberapa tujuan umum. Fungsi keputusan dalam manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu: 1. Keputusan investasi. Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentukbentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Bentuk, macam dan komposisi dari investasi tersebut akan mempengaruhi dan menunjang tingkat keuntungan di masa depan. Keuntungan masa depan yang diharapkan dari investasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu, investasi akan mengandung risiko atau ketidakpastian karena risiko dari hasil yang diharapkan dari investasi itu akan sangat mempengaruhi
pencapaian
tujuan,
kebijakan,
maupun
nilai
perusahaan. 2. Keputusan Pendanaan. Keputusan pendanaan ini sering disebut juga sebagai kebijakan struktur modal. Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisa kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonimis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya. Kebijakan deviden perusahaan juga harus dipandang sebagai bagian integral dari keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran deviden menetapkan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan. Semakin banyak jumlah laba saat ini yang ditahan dalam perusahaan berarti semakin sedikit uang yang akan tersedia bagi pembayaran deviden saat ini. 3. Keputusan Dividen. Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, dividen ini merupakan bagian dari penghasilan yang diharapkan oleh pemegang saham. Keputusan dividen merupakan keputusan manajemen keuangan untuk : (1) besarnya presentase laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk cash
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
dividend, (2) stabilitas dividen yang dibagikan, (3) dividen saham (stock dividen), (4) pemecahan saham (stock split), serta penarikan kembali saham yang beredar, yang semuanya ditujukan untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. 2. Pasar Modal Memperoleh dana merupakan salah satu aktivitas di dalam manajemen keuangan yang bisa dilakukan melalui pasar modal.pasar modal menjadi salah satu media perantara yang cukup efektif diluar perbankan untuk menyalurkan dana dari investor ke perusahaan emiten dengan penjualan instrument – instrument keuangan yang di perdagangkan di pasar modal. Didalam Undang-Undang Pasar modal No. 15 tahun 1952 mendefinisikan pasar modal adalah bursa – bursa perdagangan di Indonesia yang didirikan untuk perdagangan uang dan efek, termasuk semua pelelangan efek – efek. Menurut Fahmi dan Hadi (2009) Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bound) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat dana perusahaan. Sedangkan menurut Tandelilin (2010) Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas.
Tandelilin
(2010)
menjelaskan pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
(intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di samping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal. Asumsinya, investasi yang memberikan return relative besar adalah sektor – sektor yang paling produktif yang ada di pasar. Dengan demikian, dana yang berasal dari investor dapat digunakan secara produktif oleh perusahaan – perusahaan tersebut. Berikut beberapa karakteristik dari pasar modal antara lainnya yaitu : a. Komoditas yang di perdagangkan adalah komoditas modal. b. Menyediakan sumber dana pembiayaan jangka panjang dunia usaha khususnya perusahaan. c. Sebagai media penghubung antara pihak yang memiliki dana dengan pihak yang membutuhkan dana. d. Pasar modal adalah pasar yang menggunakan system yang terorganisir dengan baik. Melalui jasa underwriter, komisioner, dan pialang. Pasar modal mulai menunjukan peranan penting dalam mobilitas dana untuk menunjang pembangunan nasional. Akses dana dari pasar modal telah mengundang banyak perusahaan nasional untuk menyerap dana masyarakat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
tersebut dengan tujuan beragam. Menurut Arif (2016 ) manfaat dari pasar modal antara lain yaitu : a. Merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu Negara serta menunjang perkembangan ekonomi Negara yang bersangkutan. b. Menyediakan sumber pembiayaan ( jangka panjang ) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal. c. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi. 3. Investasi a. Definisi Investasi Menurut Mustafa (2008) Pasar modal dan keuangan investasi diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Sedangkan dalam kamus lengkap ekonomi, investasi didefinisikan sebagai penukaran uang dengan bentukbentuk kekayaan lain seperti saham atau harta tidak bergerak yang diharapkan dapat ditahan selama periode waktu tertentu supaya menghasilkan pendapatan. Investasi merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang (Tendelilin, 2001). Istilah investasi ini bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Menginvestasikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
sejumlah dana pada aset riil (tanah, emas, mesin atau bangunan) maupun aset finansial (deposito, saham ataupun obligasi) merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan. Keputusan investasi adalah keputusan untuk menempatkan dana yang dimiliki dalam suatu aset atau instrumen dengan tujuan memperoleh return yang positif (Tandelilin, 2010). Menurut Nikmatul (2014) Proses investasi yang harus dilakukan oleh investor
sebelum
melakukan
investasi
adalah
sebagai
berikut:
menentukan tujuan investasi, melakukan analisis, membentuk portofolio, mengevaluasi kinerja portofolio, dan merevisi kerja portofolio. Tahapantahapan dalam proses transaksi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menentukan investasi yang tepat dan sesuai dengan tujuan serta ketersediaan dana yang dimiliki sehingga dapat memperkecil risiko yang mungkin terjadi. Menurut Salim dan Budi (2008) Investasi adalah penanaman modal yang dilakukan oleh investor , baik investor asing maupun domestik dalam berbagai usaha yang terbuka untuk investasi, yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Investasi merupakan suatu bentuk penundaan konsumsi dimasa sekarang untuk masa yang akan datang, yang didalamnya terkandung risiko ketidakpastian, untuk itu dibutuhkan suatu kompensasi atas penundaan tersebut yang biasa dikenal dengan istilah keuntungan atau gain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
b. Tujuan Investasi Pada dasarnya tujuan dari investasi ialah untuk meningkatkan kesejahteraan dalam hal moneter yang bisa diukur dengan pendekatan pendapatan saat ini dan pendapatan di masa yang akan datang. Menurut Hartono (2008) ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, diantaranya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari wari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa depan. Adapun tujuan dari investasi menurut Fahmi (2013) adalah : 1.
Terciptanya keberlanjutan (continuity ) dalam investasi tersebut.
2.
Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan (profit actual).
3.
Terciptanya kemakmuran bagi pemegang saham.
4.
Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.
4. Saham Menurut Darmawan dalam Earmia dan Jatmiko (2012)
mendefinisikan
saham sebagai bukti kepemilikan atas suatu perseroan, yang berarti juga klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Pada saham biasa, pemegang saham tidak memiliki hak istimewa. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh dividen,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
sepanjang
perseroan
mempunyai
keuntungan
pada
likuidasi
perseroan.Pemilik saham mempunyai hak untuk memperoleh sebagian dari kekayaan perseroan setelah tagihan kreditur dilunasi. Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti obligasi yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen.Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen di bawah klaim pemegang obligasi. Pada saham preferen, pemegang saham memperoleh hak untuk mendapatkan dividen atau kekayaan saat likuidasi perusahaan lebih dahulu dari saham biasa. Dalam pemilihan komisaris, pemilik saham biasa mempunyai hak suara dalam pemilihan dewan komisaris yang nantinya akan mengangkat pula pejabat-pejabat untuk mengelola perusahaan, sedangkan pemilik saham preferen biasanya tidak memiliki hak suara (Hartono, 2010). Terdapat beberapa nilai yang berhubungan dengan saham yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai instrinsik (instrinsic value).Ketiga konsep nilai saham ini dapat digunakan untuk mengetahui keadaan saham dan perusahaan penerbitnya (emiten). 5. Harga Saham Menurut Agus dalam Arif (2016), harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan diterima. Di dalam melakukan investasi pasar saham, perubahan harga pasar menjadi perhatian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
penting bagi para investor selain kondisi emiten dan keadaan perekonomian suatu Negara. Harga pasar terbentuk dari mekanisme pasar yaitu permintaan dan penawaran saham di pasar. Sedangkan menurut Widoatmodjo dalam Arif (2016), Harga saham dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Harga Nominal Harga nominal merupakan harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.Besarnya harga nominal memberikan arti penting karena deviden yang dibayarkan atas saham biassanya berdasarkan nilai nominal. 2. Harga Perdana Harga perdana adalah harga yang pada waktu pertama kali tercatat di bursa efek dalam rangka penawaran penjualan saham perdana atau biasa disebut dengan istilah Initial Public Offering (IPO). Harga saham perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (Underwriter) dan emiten.dengan demikian akan diketahui berapa harga saham pertama tersebut di jual kepada masyarakat. 3. Harga Pasar Harga pasar ialah harga jual antar sesama investor, harga ini terjadi setelah harga saham tersebut dicatat di lantai bursa efek.Harga inilah yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan merupakan harga
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
yang benar – benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi pasar sekunder. Kecil sekali terjadi negosiasi antara investor dengan perusahaan penerbit. Harga inilah yang biasanya diumumkan di surat kabar atau media massa lainnya sebagai harga penutupan (closing price ) yang tercatat di setiap aktifitas harian Bursa Efek Indonesia. 6. Metode Analisis Saham Pada umumnya terdapat 2 metode yang dilakukan para investor untuk menganalisis saham yaitu : a. Analisis Teknikal Pendekatan
analisis
teknikal
menggunakan
data
pasar
yang
dipublikasikan, sehingga pendekatan ini disebut juga sebagai pendekatan analisis pasar (market analysis) atau analisis internal (internal analysis). Menurut Sunariyah dalam Nikmatul (2014) analisis yang mendasari analisis teknikal adalah terdapat ketergantungan sistematik (systematic dependencies) dalam return yang dapat dieksploitasi ke return abnormal, pada pasar tidak efisien, tidak semua informasi harga masa lalu diamati ketika memprediksi distribusi return sekuritas, nilai suatu saham merupakan fungsi permintaan dan penawaran.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
b. Analisis Fundamental Analisis fundamental merupakan salah satu cara untuk melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator yang terkait dengan kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan hingga berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan. (Darmadji dan Hendy, 2012). Analisis Fundamental dilakukan untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan menerapkan hubungan variabel-variabel sehingga diperoleh taksiran harga saham. Terdapat dua pendekatan dalam analisis fundamental, yaitu pendekatan nilai sekarang (Present value) dan price earning ratio (PER). Beberapa faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham yaitu penjualan, pertumbuhan penjualan, operasional perusahaan, laba, dividen, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), perubahan manajemen, dan pernyataan- pernyataan yang dikeluarkan oleh perusahaan emiten. 7. Valuasi Harga Saham Penilaian (valuation) saham adalah mengestimasi nilai saham yang sebenarnya (intrinsic value) berdasarkan data fundamentalnya. Menurut Tambunan (2007), harga wajar atau nilai intrinsik suatu aset adalah suatu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
harga yang dapat kita terima sebagai harga pokok kepemilikan suatu aset setelah membandingkan tingkat imbal hasil yang kita harapkan (required rate of return) dengan tingkat imbal hasil yang dapat diberikan aset tersebut di masa mendatang (expected rate ofreturn). Menurut Tandelilin (2010), ada tiga jenis nilai yang dikenal dalam penilaian saham, yaitu nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik.Nilai buku adalah nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten). Nilai pasar adalah nilai saham didalam pasar modal yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut dipasar modal.Nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang sebenarnya atau yang seharusnya terjadi.Nilai ini yang biasanya disebut sebagai nilai wajar suatu saham. Analisis penilaian saham menurut Tandelilin (2010) bertujuan untuk menghasilkan informasi nilai intrinsik suatu saham kemudian dibandingkan dengan harga pasar saham saat ini. Analisis penilaian saham dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor fundamental suatu perusahaan. Dengan melakukan analisis penilaian saham, maka dapat diketahui apakah harga saham tersebut berada dalam kondisi undervalued atau overvalued. Harga saham yang overvalued menunjukkan bahwa harga saham yang ada di pasar dinilai terlalu mahal karena dihargai lebih tinggi dari nilai intrinsiknya (harga wajar saham). Sebaliknya, jika harga saham tersebut pada kondisi undervalued maka saham tersebut dihargai terlalu murah karena harganya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
dinilai lebih rendah dari nilai intrisiknya. Harga saham dikatakan wajar bila dihargai sama dengan nilai intrinsiknya. Penilaian saham dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah saham tersebut layak untuk dibeli/dijual dan apakah saham tersebut akan memberi keuntungan sesuai yang diharapkan. Dalam melakukan penilaian harga wajar saham terdapar beberapa macam pendekatan , salah satunya ialah relative valutation. 8. Relative valutation Relative valutation ialah penilaian suatu asset dengan melakukan perbandingan harga pasar atau benchmark asset identik lainnya. Hal ini dilakukan karena sulit untuk mengestimasi nilai intrinsik dari suatu asset. Sehingga nilai dari sebuah asset adalah seharga kesediaan pasar untuk membayarnya. Terdapat beberapa cara untuk melakukan penilaian dengan relative valutation, namun yang paling banyak digunakan adalah
price
Erning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Price to Sales (PS). a. Price Earning Ratio (PER) Price earning ratio (PER) adalah salah satu ukuran paling dasar dalam analisis saham secara fundamental.Secara mudahnya, PER adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan, dimana harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh emiten tersebut dalam setahun.Karena yang menjadi fokus perhitungannya adalah laba bersih yang telah dihasilkan perusahaan, maka dengan mengetahui PER sebuah emiten, kita bisa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
mengetahui apakah harga sebuah saham tergolong wajar atau tidak secara real dan bukannya secara future alias perkiraan. Menurut Tandelilin (2010) PER merupakan perbandingan antara harga pasar saham terhadap earning perusahaan. Investor akan menghitung berapa kali (multipier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. Menurut Damodaran (2012)“ The Price – earnings ratio is the ratio of the market price per share to the earning per share”, yang bila diterjemahkan ialah PER adalah rasio antara harga pasar saham per lembar saham dengan pendapatan per lembar saham Rumus harga wajar saham dengan pendekatan PER dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut( Damodaran, 2012) : 𝑷𝒐 = 𝑬𝑷𝑺𝟏 𝒙 𝑷𝒓𝒊𝒄𝒆 𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 Dimana : Po
= Nilai Intrinsik Saham
EPS1 = Earning Per Share tahun mendatang, yang dapat diperoleh dengan rumus : EPS1 = EPSo (1 + g ) Penilaian harga wajar saham menggunakan PER tidak dapat dilakukan
sebelum
menentukan
tingkat
pertumbuhan.Tingkat
pertumbuhan dividen dapat dihitung dengan rumus (Damodaran, 2012): 𝒈 = (𝟏 − 𝑷𝒂𝒚𝒐𝒖𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐)𝒙 𝑹𝑶𝑬
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
dimana : ROE = Return On Equity yang di peroleh dengan membagi jumlah laba bersih setelah pajak dengan jumlah modal. Payout = Rasio deviden yang dibagikan perusahaan dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Lalu formula untuk menghitung Payout rasio ialah (Jogiyanto dalam Arif : 2016).
𝑷𝒂𝒚𝒐𝒖𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =
𝑫𝑷𝑺 𝒙 𝟏𝟎𝟎 % 𝑬𝑷𝑺
Dimana : DPS= Jumlah dividen per lembar yang dibagikan oleh perusahaan. EPS= Jumlah laba bersih per lembar yang diperoleh perusahaan. Kemudian rumus Price Earning Ratio tahun berjalan ialah:
𝑷𝑬𝑹 =
𝑷𝒂𝒚𝒐𝒖𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 𝒌−𝒈
Dimana : Po
= Harga Pasar Saham yang berlaku.
Payout = Rasio deviden yang dibagikan perusahaan dibagi dengan jumlah saham yang beredar. EPS
= Earning Per Share.
k
= Required Rate Return (Suku bunga SBI).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
g
= Tingkat Pertumbuhan Dividen.
b. Price to Book Value (Metode PBV) Price to Book Value adalah hasil perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham. Nilai buku per lembar saham diperoleh dengan cara membagi seluruh modal sendiri perusahaan dengan semua saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh. PBV menggambarkan seberapa besar pasar para investor menghargai nilai buku saham perusahaan. Dapat diartikan bahwa semakin tinggi rasio PBV, maka akan semakin tinggi juga apresiasi pasar terhadap prospek perusahaan, namun di sisi lain kenaikan atau tingginya rasio PBV, juga dapat berarto meningkatnya risiko bagi investor. Secara teoritis rasio PBV yang wajar adalah sebesar 2 kali atau dengan kata lain harga saham dikategorikan masih wajar dalam kaitan dengan risiko investasi jika harga saham perusahaan sebesar 2 kali dari nilai buku per lembar saham. Adapun rumus PBV adalah sebagai berikut:
𝑹𝒖𝒎𝒖𝒔 𝑷𝑩𝑽 =
𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 𝑷𝒂𝒚𝒐𝒖𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 (𝟏 + 𝒈 ∗ ) = 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑩𝒖𝒌𝒖 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 𝒌𝒆 − 𝒈 ∗
Dimana : 𝑘𝑒
= Resiko Perusahaan
𝑔∗
= stable growth rate
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Harga Saham
= Harga per lembar saham di pasar.
Nilai Buku Saham
= Nilai saham perlembar yang tercatat di laporan keuangan.
Rasio ini dipengaruhi oleh ekspektasi tingkat pertumbuhan,pendapatan per saham, dividen payout ratio, biaya modal dan ROE. Semakin rendah biaya modal maka akan semakin tinggi rasio PBV. c. Price to sales (PS) Rasio ini membandingkan harga saham dengan tingkat penjualan dari perusahaan. Rumus yang digunakan menurut damodaran (2002) adalah sebagai berikut : 𝑷𝑺 =
𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 𝑵𝒆𝒕 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝒎𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 𝒙 𝒑𝒂𝒚𝒐𝒖𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 (𝟏 + 𝒈∗ ) = 𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔 𝒌𝒆 − 𝒈∗
Dimana : 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
= Tingkat penjualan perusahaan perlembar saham
𝑘𝑒
= Resiko Perusahaan
𝑔∗
= stable growth rate
9. Pasar yang efisien Dalam melakukan valuasi saham tentunya keberadaan pasar yang efisien sangat dibutuhkan agar hasil dari valuasi saham bisa akurat dan sesuai dengan harga saham yang beredar di pasar saham. Ada banyak definisi tentang pasar yang efisien menurut para ahli diantaranya adalah menurut Tandelilin (2010),
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
pasar modal efisien adalah pasar modal dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan informasi yang tersedia. Dalam hal ini, informasi yang tersedia bisa meliputi informasi masa lalu, informasi saat ini, serta informasi yang bersifat sebagai pendapat atau opini rasional yang beredar yang dapat mempengaruhi perubahan harga. Menurut Gumantri dan Utami (2002) teori pasar efisien, yang harus diperhatikan
adalah
“sejauh
mana
dan
seberapa
cepat
informasi
mempengaruhi reaksi pasar, hal ini akan tercermin dalam perubahan harga sekuritas”. Dalam penelitian ini, reaksi saham diukur dengan menggunakan volume perdagangan saham, harga saham, abnormal return saham. Menurut Fama dalam Hartono (2008) terdapat tiga macam bentuk utama efisiensi pasar, yaitu : a. Weak form of the efficient market Efisiensi pasar modal dalam bentuk lemah menyatakan bahwa hargaharga sekuritas mencerminkan seluruh informasi yang terkandung dalam harga sekuritas di masa lalu. Dalam kondisi ini, tidak ada investor yang dapat memperoleh tingkat keuntungan di atas normal dengan menggunakan pedoman berdasarkan atas informasi harga masa lalu. b. Semi strong form of the efficient market Efisiensi pasar modal dalam bentuk setengah kuat menyatakan bahwa harga-harga sekuritas bukan hanya mencerminkan harga-harga di masa lalu, tetapi juga seluruh informasi yang dipublikasikan, seperti
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
pengumuman laba, deviden, merger, perubahan sistem akuntansi dan sebagainya. Dalam kondisi ini tidak ada investor yang dapat memperoleh tingkat keuntungan diatas normal dengan memanfaatkan sumber informasi yang dipublikasikan. c. Strong form of the efficient market Dalam efisiensi pasar modal dalam bentuk kuat, harga sekuritas tidak hanya mencerminkan seluruh informasi yang dipublikasikan. Investor dapat memperoleh tingkat keuntungan diatas normal dengan mencermati gelagat dari investor lain yang memiliki informasi. Menurut Hartono (2013) ada beberapa ciri-ciri dari pasar efisien sebagai berikut: 1. Investor adalah penerima harga (price takers), yang berarti bahwa sebagai pelaku pasar, investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas. 2. Informasi tersedia luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut murah. 3. Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya sehingga investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akan mengumumkan informasi yang baru. 4. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat,
sehingga
harga
sekuritas
berubah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dengan
semestinya
33
mencerminkan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan yang baru. Menurut Hartono (2013) juga ada beberapa ciri-ciri dari pasar yang tidak efisien yaitu jika kondisi-kondisi berikut terjadi: 1. Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga dari sekuritas. 2. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam antara pelaku pasar yang satu dengan yang lainnya terhadap suatu informasi. 3. Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh sebagian dari pelaku-pelaku. 4. Investor adalah individual-individual yang lugas (naive investor) dan tidak canggih. 10. Teori Sinyal ( Signalling Teory ) Menurut Nuswandari (2009) teori sinyal berupa informasi mengenai hal yang telah dilakukan manajer untuk mewujudkan keinginan pemilik. Bentuk sinyal positif yang dikirim perusahaan dapat berupa promosi atau informasi lain yang dapat meningkatkan kredibilitas dan kesuksesan perusahaan meskipun informasi tersebut tidak wajib. Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal. “Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
investor dan kreditor untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenisnya” (Hargyantoro, 2010). Salah satu alasan perusahaan memberikan informasi adalah untuk mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang dibanding pihak luar. Dan pengungkapan keuangan dan nonkeuangan secara sukarela di internet dapat menciptakan transparansi informasi yang lebih tinggi (Hargyantoro, 2010). Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka dapat melindungi diri dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang. Hubungan rasio PER dengan teori signal ialah apabila rasio PER naik maka nilai harga saham yang wajar akan naik, sehingga memperbesar kemungkinan saham undervalued. dan apabila harga saham undervalued maka kemungkinan harga saham juga akan naik mengikuti harga wajarnya. kenaikan harga saham dapat menjadi sinyal positif bagi para investor untuk melakukan investasi, sehingga kecenderungannya investor akan membeli atau mempertahankan saham pada perusahaan tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Begitu pula sebaliknya apabila rasio PER turun maka nilai harga saham yang wajar akan turun, sehingga memperbesar kemungkinan saham overvalued dan apabila harga saham overvalued maka kemungkinan harga saham juga akan turun mengikuti harga wajarnya. penurunan harga saham dapat menjadi sinyal negatif bagi para investor untuk melakukan investasi sehingga kecenderungannya investor akan menjual saham perusahaan tersebut. 11. Penelitian Terdahulu a. Desi Mayasari (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Penilaian Harga Saham Dengan Analisis Cross Sectional Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti menggunakan metode model PER yang diadopsi dari model Elton-Gruber (1991) dan model Whitbeck-Kisor (1963) dengan mempertimbangkan faktor PBV. Analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana untuk model PER I, sedangkan analisis regresi linear berganda digunakan untuk model PER II. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa Dengan melihat hasil klasifikasi berdasarkan PER dan mempertimbangkan faktor PBV pada masingmasing emiten maka penentuan pilihan investasi, yaitu: (1) Saham yang layak untuk dibeli adalah saham yang undervalued dan memiliki 1 < PBV < rata-rata industri; (2) Saham yang layak untuk dilakukan short selling adalah saham yang overvalued dan memiliki PBV lebih besar dari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
rata-rata PBV industri.
saham yang patut untuk dibeli karena
undervalued ialah ADHI, CTRP, CTRS, MKPI, PTPP dan WIKA. b. Nikmatul Uyun (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Analisis Fundamental dengan Pendekatan Price Earning Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Kewajaran Harga Saham dalam Pengambilan Keputusan Investasi :Studi Pada Subsektor Konstruksi Bangunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 – 2012. Dengan menggunakan pendekatan metodePER
pada perusahaan subsektor
konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI 2010 – 2012 . Hasil dari penelitian ini ialah saham yang patut untuk dibeli karena undervalued ialah ADHI, JKON, dan TOTL. Sedangkan WIKA berada pada posisi overvalued sehingga sebaiknya saham tersebut dijual. c. Arif Ardika (2016) dalam penelitiannya yang berjudul Valuasi Harga Saham Pada Perusahaan Subsektor Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014. Dengan menggunakan pendekatan metode Price Earning Ratio pada perusahaan subsektor semen yang terdaftar di BEI Tahun 2014 dengan tiga alternatif keuntungan yang diharapkan. Hasil dari penelitian ini ialah bahwa harga wajar saham dari emiten SMCB, INTP, SMGR, SMBR, dan WTON pada alternative 1, 2, dan 3 lebih rendah dari harga pasar, yang berarti saham tersebut overvalued sehingga tidak layak dibeli.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
B. Rerangka Pemikiran Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukanan maka model rerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut
PENDEKATAN VALUASI SAHAM DCF
RELATIVE
PER
PS
PBV
HARGA WAJAR
HARGA PASAR HW > HP
HW < HP
UNDER VALUE
OVER VALUE
BELI SAHAM
JUAL SAHAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTOR TERHADAP EMITEN Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran
http://digilib.mercubuana.ac.id/