BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS
A. KAJIAN PUSTAKA 1. Definisi Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi perusahaan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat dilakukan baik oleh individu, perusahaan maupun pemerintah (Nilasari dan Wiludjeng 2006:145). Dari pengertian diatas, maka karena itu perusahaan harus memberi perhatian khusus terhadap kemajuan keuanganya demi tercapinya tujuan perusahaan.. Manajemen keuangan adalah subjek yang sangat menarik saat kita berada pada masa yang serba kompetitif. Harian-harian (bukan hanya penerbitan bisnis) serta radio dan telivisi menyajikan cerita-cerita yang dramatis
tentang
pengambilalihan
pertumbuhan
perusahaan
dan
dan
penurunan
berbagai
jenis
perusahaan, restrukturisasi
perusahaan. Untuk dapat memahami perkembangan ini dan untuk ikut serta di dalamnya secara efektif di perlukan pengetahuan tentang prinsip keuangan. Kesuksesan suatu perusahaan di pengaruhi oleh kemampuan manajer keuangan untuk beradaptasi terhadap perubahan, meningkatkan
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
dana perusahaan, sehingga kebutuhan perusahaan dapat terpenuhi, investasi dalam asset-aset perusahaan dan kemampuan mengelolanya secara bijaksana. Apabila perusahaannya dapat di kembanngkan dengan baik oleh manajer keuangan, maka pada gilirannya kondisi perekonomian menjadi lebih baik. Seandainya secara luas dana-dana dialokasikan secara tidak tepat, maka pertumbuhan ekoonomi akan menjadi lambat. Dalam satu perekonomian, efesiensi alokasi sumber-sumber daya adalah sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi secara optimal. Hal ini juga penting untuk menjamin bahwa individu-individu dapat mencapai kepuasan tertinggi bagi kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka. Jadi, melalui investasi, pembelanjaan, dan pengelolaan asset-aset secar efisien, manajer keuangan memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan perusahaan dan pertumbuan ekonomi secara menyeluruh. Berikut pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai pengertian dari manajemen keuangan tersebut. Menurut Bambang Riyanto (2008) manajemen kuangan adalah Semua
aktivitas
perusahaan
yang
bersangkutan
dengan
usaha
mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan dan usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. Dari aspek manajemn pengertian tersebut berarti manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
2. Fungsi Manajemen Keuangan Fungsi manajemen keuangan tidak bisa dipisahkan dengan fungsifungsi peruusahaan yang lainnya seperti pemasaran, produksi maupun sumber daya manusia. Kegagalan dalam mendapatkan sumber dana akan menghambat proses produksi, menghambat program-program pemasaran yang telah ditetapkan, menghambat dalam penarikan sumber daya manusia yang ahli, sehingga akhirnya akan mengakibatkan kerugian perusahaan secara keseluruhaan. Darsono (2006) mengemukakan fungsi manajemen keuangan adalah untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Kegiatan dalam memperoleh sumber modal tersebut meliputi kegiatan pembiayaan (Finansing activity), aktivitas investasi (Invesments activity) dan aktivitas bisnis (Business activity). Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai fungsi manajemen keuangan : 1) Perencanaan keuangan,
membuat
rencana pemasukan dan
pengeluaran serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu. 2) Penganggaran keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pngeluaran dan pemasukan. 3) Pengelolaan keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
4) Pencarian keuangan, mencari dan mengekspolitasi sumber dan yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan. 5) Penyimpanan keuangan, mengumpulkan dan perusahaan serta menyimpan dan mengamankan dana tersebut. 6) Pengendalian keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan. 7) Pemeriksaan keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan. 8) Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan sekaligus sebagi bahan evaluasi. Fungsi manajemen keuangan, terdiri dari tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh perusahaan yaitu terdiri dari (Irawati (2006:3)) : a. Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan adalah keputusan manajemen keuangan dalam melakukan pertimbangan dan analisis perpaduan antara sumbersumbber dana yang paling ekonomis bagi perusahaan untuk mendanai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan operasional perusahaannya. b. Keputusan Investasi Keputusan investasi adalah keputusan yang diambil oleh manajer keuangan dalam allocation of fund atau pengalokasian dana dalam bentuk investasi yyang dapat menghasilkan laba dimasa yang akan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
datang. Keputusan invetasi ini akan tergambar dari aktiva perusahaan, dan mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan yaitu perbandingan antara current assets dengan fixed assets. c. Keputusan Dividen Dividen merupakan bagian dari keuntungan suatu perusahaan yang dibayarkan kepada para pemegang saham. keputusan dividen ini adalah keputusan manajemenkeuangan dalam menentukan besarnya proporsi laba yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan proporsi dana yag akan disimpan di perusahaan sebagai laba ditahan untk pertumbuhan perusahaan.
3. Pengertian Investasi Investasi adalah suatau kegiatan menunda konsumsi atau penggunaan sejumlah dan pada masa sekarang dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan
simasa
yang
akan
datang.
(Mangasa
simatupang 2010). Dari pengertian tersebut, ditekankan bahwa kegiatan invesatsi memerlukan dana, pengorbanan waktu dan pikiran dengan harapana akan memperoleh keuntungan (Return) dimasa akan datang. Investasi mungkin tidak jauh beda dengan menabung. Menabung dapat dikategorikan sebagai investasi yang paling sederhana. Dalam menabung mungkin yang terpikirkan hanya kenyataan untuk mempunyai simpanan uang. Belum terpikirkan untuk apa simpanan uang itu akan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
digunakan. Dalam menabung hanya mengatahui satu cara saja yaitu, tabungan dan deposito di bank. Sementara dalam berinvestasi perlu perencanaan digunakan untuk apa dana tersebut. Berinvestasi pada dasarnya membeli suatu aset yang diharapkan untuk masa depan dan dapat di dijual kembali dengan nilai yanglebih tinggi.
4. Reksa Dana a. Pengertian Reksa Dana Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Pozen (1998) menyatakan bahwa “A mutual fund is an investment company that pools money from shareholders and invests in a diversified of securities”.(Manurung 2008) Definisi yang diuraikan sebelumnya secara jelas disebutkan bahwa Reksa dana tersebut mempunyai beberapa karakteristik yaitu pertama, kumpulan dana dan pemilik, dimana pemilik Reksa Dana adalah berbagai pihak yang menginvestasikan atau memasukkan dananya ke Reksa Dana dapat perorangan dan lembaga dimana pihak tersebut melakukan investasi ke Reksa Dana sesuai dengan tujuan investor tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Kedua, diinvestasikan kepada efek yang dikenal dengan instrument investasi. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat tersebut diinnvestasikan ke dalam instrument investasi seperti rekening Koran, deposito, surat utang jangka pendek yang dikenal dengan Repurchase
agreement
(REPO),
Commercial
Paper
(CP)/Promssory Notes (PN); surat utang jangka panjang seperti Medium Term Notes (MTN); Obligasi dan Obligasi Koversi; dan efek saham maupun ke efek yang berisiko tinggi seperti opsi, future dan sebagainya. Manajer investasi melakukan investasi pada masingmasing instrument tersebut mempunyai besaran (sering disebut alokasi asset) yang berbeda-beda sesuai dengan perhitungan manajer investasi
untuk
mencapai
tujuuan
invetasi
yaitu
tingkat
pengembalian yang diiharapkan. Ketiga, Reksa dana tersebut dikelola oleh manajer ivestasi. Manajer investasi ini dapat diperhatikan dari dua sisi yaitu sebagai lembaga dan sebagai perorangan. Sebgai lembaga harus mempunyai izin perusahaan untuk mengelola dana, dimana izin tersebut diperoleh dari Bapepam (Badan pengawas Pasar Modal) bagi perusahaan yang bergerak dan berusaha di Indonesia . Keempat, Reksa Dana merupakan instrument investasi jangka menengah dan panjang. Karakteristik keempat ini merupakan karakteristik yang tidak tertulis secara jelas tetapi metupakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
karakteristik yang tersirat dari konsep tersebut. Jangka menengah dan jangka panjang merupakan refleksi dari investasi Reksa Dana tersebut, karena umumnya Reksa Dana melakukan investasi kepada instrument investasi jangka panjang seperti Medium Term Notes (MTN), obligasi dan saham. Dengan konsep karakteristik tersirat ini makka Reksa Dana tidak dapat diianggap sebagai saingan dari deposito produk perrbankan terrsebut. Kelima, Reksa Dana merupakan produk invetsai yang berisiko. Berisikonya Reksa Dana karena oleh instrument
investasi yang
menjadi portofolio Reksa Dana tersebut, dan pengelola Reksa Dana (manajer invetasi) uang bersangkutan. Berisikonya Reksa Dana karena harga instrument portofolionya berubah setiap waktu (Manurung 2008).
b. Sifat-sifat Reksa Dana Ada dua sifat Reksa Dana yaitu: 1) Reksa Dana Tertutup. Reksa Dana Tertutup adalah Reksa dana yang transaksi perdagangan Unit Penyertaan dilakukan melalui Bursa Saham. Unit Penyertaan Reksa Dana Tertutup sama seperti saham, oleh karenanya, pemegang saham Reksa Dana Tertutup harus menjual ke Bursa melalui broker saham untuk mendapatkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
dananya. Jumlah saham Reksa Dana Tertutup tidak berubahubah dari waktu ke waktu terkecuali adanya tindakan perusahaan
(corporate action). Harga saham Reksa Dana
Tertutup bervariasi sesuai dengan portofolinya. Biasanya, harga saham Reksa Dana Tertuutup selalu labih rendah Nilai Aktiva Bersihnya karena adanya biaya transaksi. Reksa Dana Tertutup ini sudah tidak ada di Indonesia, dimana sebelumnya hanya satu yang berdiri yanitu reksa Dana BDNI. Bila iinvestor tidak ada yang membeli unit penyertaan (di bursa baca:Saham) tersebut maka investor tidak akan memperoleh dana secepatnya. 2) Reksa Dana Terbuka Reksa Dana Terbuka yaitu Reksa Dana dimana pemegang unit menjual unitnya langsung kepada manajer investasi terkecuali Exchange Traded Fund (ETF). Manajer investasi wajib membeli unit penyertaan yang dijual kembali oleh investor. Harga unit penyertaa ditentukan oleh harga penutupan perdagganggan pada hari yang bersangkutan. Oleh karenanya, investor tidak mengetahui harga jual atau beli dari unit penyertaan dan akan diketahui pada esok harinya. Artinya, investor tidak bisa melakukan arbritase pada Reksa Dana.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
c. Jenis-jenis Reksa Dana yaitu (Pratomo dan Nugraha 2009): 1) Reksa Dana Pasar Uang didefinisikan sebagai Reksa dana yang melakukan investasi 100% yang dimana dananya diinvestasikan pada efek pasar uang. Efek pasar uang didefinisikan sebagai efek-efek hutang yang berjangka kurang dari satu tahun. Secara umum, instrument atau efek yang masuk dalam kategori ini meliputi deposito, SBI, obligasi serta efek hutang lainnya dengan jatuh tempo dari satu tahun. Reksa Dana Pasar Uang merupakan Reksa Dana dengan tingkat risiko paling rendah. Di lain pihak, potensi keuntungan Reksa Dana ini juga terbatas. Hasil investasi Reksa Dana pasar uang umumnya sangat mirip dengan tingkat suku bunga deposito, karena hampir sebagaian besar portofolio investasi Reksa Dana pasar uang terdiri dari deposito. 2) Reksa Dana Pendapatan Tetap adalah Reksa Dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat hutang. Efek bersifat hutang umumnya memberikan penghasilan dalam bentuk bunga, seperi seposito, SBI, obligasi dan instrument lainnya. Umunya Reksa Dana Pendapatan Tetap di Indonesia memanfaatkan instrument obligasi sebgai bagian terbesar inestasinya. Reksa Dana Pendapatan Tetap dengan orientasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
investasi pada obligasi memang sangat menarik bagi investor individu maupun institusi seperti asuransi dan bank, karena invetasi Reksa Dana Pendapatan Tetap pada obligasi tidak dikenakan pajak atas kupon bunga yang diterimanya. 3) Reksa Dana Saham adalah Reksa Dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% darii portofolio yang dikelolanya ke dalam efek berdifat ekuitas (saham). Berbeda dengan efek endapatan tetap seperti deposito dan obligasi, di mana investor lebi berorientasi pada pendapatan bunga, saham umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui pertumbuan harga harga saham. Selain
hasil dari capital gain, efek saham juga
memberikan hasil lain berupa dividen. Selain memberikan hasil yang tinggi Reksa Dana saham juga memiliki risiko yang tinggi berupa capital loss. Risiko yang tinggi dapat terjadi akibat penuruna harga-harga saham. 4) Reksa Dana Campuran adalah Reksa Dana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek hutang perbandingannya (alokasi) tidak termasuk dalam kategori Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Reksa Dana Saham. Reksa Dana Campuran dapat berorientasi ke saham, obligasi, atau bahkan ke pasar uang. Dari sisi pengelolaan investasi. Fleksibillitas ini dapat dimanfaatkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
untuk berpindah-pindah dari saham ke obligasi atau deposito atau sebaliknya tergantunga pada kondisi pasar dengan melakukan aktivitas trading, atau sering juga disebut usaha melakukan market timing.
d. Manfaat Reksa Dana Beberapa keuntungan Reksa Dana bagi pemodal adalah sebagai berikut (Suhartono dan Qudsi, 2009): 1. Pemodal, walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar, dapat melakukan difersivikasi investasi dalam efek, sehingga dapat memperkecil risiko. 2. Reksa Dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal, karena yang menentukan portofolio efek atau saham-saham yang baik adalah manajer investasi. 3. Efisiensi waktu. Dengan investasi pada Reksa Dana di mana dana tersebut dikelola oleh manajer investasi professional, maka pemodal tidak perlu memantau kinerja investasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
5. Return dan Risk Reksa Dana a. Return Reksa Dana Dalam berinvestasi pasti setiap investor mengharapkan tingkat pengembalin (Return) yang tinggi. Menurut Samsul (2006) Return Reksa Dana pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham ini merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham, dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss. Variable Return Reksa Dana (KIRD) diperoleh dengan rumus:
=
(1)
Dimana : RRDit
= Return Reksa Dana Saham i pada waktu t
NABt
= NAB per unit Reksa Dana Saham i pada waktu t
NABt-1 = NAB per unit Reksa Dana Saham i pada waktu t-1
b. Risiko Reksa Dana Risiko adalah peluang bahwa kemungkinan hasil yang diterima ternyata berbeda dari yang diharapkan (Darmaji dan Fakhruddin 2008). Risiko Reksa Dana adalah suatu nilai ketidakpastian atas hasil yang diharapkan dari hasil investasi berbeda dengan hasil yang dicapai. Oleh karena itu investor selain akan memperoleh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
keuntungan dari Reksa Dana, juga harus memperhitungkan unsur risiko. Semakin tinggi tingkat keuntungan yang akan diperoleh, berarti semakin besar pula risiko yang diterima oleh investor. Ada beberapa risiko bagi pemodal (Suhartono dan Fadillah:75), antara lain: 1. Risiko berkurangnya Nilai Unit Penyertaan Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga efek (saham, obligasi dan efek lainnya) yang masuk dalam portofolio Reksa Dana tersebut. 2. Risiko Likuiditas Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh manajer investasi, jika banyak pemegang Reksa Dana melakukan penjualan kembali (Redemption). 3. Risiko Wanprestasi Risiko ini menyangkut adanya ketidakmampuan pihak pengelola Reksa Dana atau pihak yang terkait dengan Reksa Dana, misalnya Pialang, Bank Kustodian, dan Agen Pembayaran.
Risiko Reksa Dana dapat dihitung dengan rumus dibawah ini:
=
∑
(
)
Dimana : σRD
= Risiko Reksa Dana Saham
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(2)
23
RRDit
= Return Reksa Dana Saham i pada waktu t
̅RRD
= Rata-rata Return Reksa Dana Saham i
Dan untuk untuk rata-rata return dapat dihitung dengan rumus:
=
∑
(3)
6. Portofolio Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aseets, baik berupa real assets maupun financial assets yang dimiliki oleh investor. Hakikat pembentukan portrofolio adalah untuk mengurangi risiko dengan cara divesrsifikasi, yaitu mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi (Halim, 2005). a. Portofolio Pasar Portofolio pasar ini adalah portofolio yang berisi dengan semua aktiva yang ada di pasar. Untuk menentukan letak portofolio pasar ini, perlu dikombinasikan antara aktiva-aktiva berisiko di portofolio dengan aktiva bebas risiko. Return untuk aktiva bebas risiko (risk free) adalah sebesar RBR. Semua investor di asumsikan akan melakukan investasi di portofolio yang sama, yaitu portofolio pasar. Asumsi ini berlaku karena sumsi-asumsi di CAPM, yaitu semua investor menggunakan metode Markowitz (menggunakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
data return, varian dank ovarian return yang sama dan mempunyai cakrawala waktu satu periode yang sama) (Jogiyanto 2013). b. Portofolio yang efisien Portofolio yang efisien (efficient portofolio) didefinisikan sebagai portofolio yang memberikan return epektasi terbesar dengan risiko yang sudah tertentu atau memberikan risiko ytang terkecil dengan return epektasi yang sudah tertentu. Portofolio yang efisien ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasi tertentu dan kemudian meminumkan risikonya atau menentukan tingkat risiko yang tertentu dan kemudian memaksimumkan return ekspektasinya.
Investor yang rasional akan memilih portofolio
efisien ini karena merupakan portofolio yang dibentuk dengan mengoptomalkan satu dari dua dimensi, yaitu return ekspektasi atau risiko portofolio. Investor dapat menentukan kombinasi dari efek-efek untuk membentuk portofolio yang efisien maupun yang tidak efisien. Yang penting bagi investor adalah bagaimana menentukan portofolio yang dapat memberikan kombinasi return dan risk yang optimum. Suatu portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut bila dibandingkan dengan portfolio lain memenuhi kondisi berikut: 1. Memberikan expected return terbesar dengan risk yang sama, atau
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
2. Memberikan risk terkecil dengan expected return yang sama.
c. Portofolio yang Optimal Sebelumnya telah dibahas tentang bagaimana memilih portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang terletak pada efficient frontier. Semua portofolio yang terletak efficient frontier merupakan portofolio yang efisien sehingga tidak dapat dikatakan portfolio mana yang optimal. Pendekatan yang digunakan untuk pemilihan portofolio optimal yaitu Indifference Curve. Dalam konteks manajemen investasi Indifference Curve (=IC) merupakan suatu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi efek yang memberikan return yang tidak berbeda (indifference) bagi investor. Slope IC menunjukkan
tingkat
subtitusi
marginal
(marginal
rate
of
substitution) dari return dan risk (Jogiyanto 2013). Apabila return dan risk merupakan subtitusi yang sempurna, maka IC berupa garis lurus. Dalam kenyataan keduanya bukan merupakan substitusi sempurna, karena pada suatu tingkat tertentu dalam setiap kenaikkan risiko, mungkin individu akan meminta tambahan return yang semakin besar, sehingga IC tidak lagi merupakan garis lurus. Semakin besar slope IC menujukkan bawha investor semakin hati-hati terhadap risiko. Sebaliknya, semakin kecil
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
slope IC menunjukkan bahwa investor semakin berani menghadapi risiko. Slope IC positif menunjukkan bahwa investor selalu menginginkan return yang besar sebagai kompensasi atas risiko yang lebih besar yang harus ditanggungnya.
7. Return dan Risk Portofolio Return dan risiko sangat diperlukan dalam portofolio, terutama dalam sekuritas tunggal karena nilai-nilai tersebut akan digunakan untuk menghitung return dan risiko portofolio. Return realisasi dan return ekspektasi merupakan rata-rata tertimbang dari return seluruh sekuritas tunggal. Akan tetapi, risiko portofolio tidak harus sama dengan rata-rata tertimbang. Risiko portofolio bahkan dapat lebih kesil dari rata-rata tertimbang risiko masing-masing sekuritas tunggal (Jogiyanto 2013). a. Return portofolio Return realisasi portofolio
(portofolio realized return)
merupakan rata-rata tertimbang dari return realisasi tunggal di dalam portofolio tersebut. Secara sistematis, return realisasi portofolio dapat ditulis sebagai berikut (Jogiyanto 2013):
=∑
(
.
)
Dimana : Rp
= return realisasi portofolio
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(4)
27
Wi
= porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di
portofolio, Ri
= return realisasi dari sekuritas ke i,
n
= jumlah dari sekuritas tunggal Sedangkan return ekspektasi portofolio (portofolio expected
return) merupakan rata-rata tertimbang dari return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio. Return ekspektasi portofolio dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut (Jogiyanto 2013):
(
)=∑
(
. ( ))
(5)
Dimana: E(Rp)
= return ekspektasi dari portofolio,
Wi
= porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di
portofolio, E(Ri)
= return ekspektasi dari sekuritas ke i.
n
= jumlah dari sekuritas tunggal
b. Risiko Portofolio Risiko portofolio pada halnya tidak sama dengan return portofolio yang merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh return sekuritas tunggal. Risiko portofolio (Risk Portfolio) tidak merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh risiko sekuritas tunggal. Risiko
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
portofolio mungkin dapat lebih kecil dari risiko rata-rata tertimbang masing-masing sekuritas tunggal. Konsep dari risiko portofolio pertama kali diperkenalkan secara formal oleh Harry M. Markowitz di tahun 1950-an. Kemudian dia memenangkan hadiah Nobel di bidang ekonomi di tahun 1990 untuk hasil karyanya tersebut. Dia menunjukkan bahwa secara umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan bebrapa sekuritas ke dalam bentuk portofolio. Salah satu pengukur risiko adalah deviasi standar (standard deviation) atau varian (variance) yang merupakan kuadrat dari deviasi standar. Risiko portofolio juga dapat diukur dengan besarnya deviasi standar atau varian dari nilai-nilai return sekuritas-sekuritas tunggal yang adal di dalamnya. Dengan demikian varian return portofolio yang merupakan risiko portofolio dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto 2013):
(
)=
2= [
− (
)]
(6)
Untuk mengukur dengan menggunakan sekuritas yang banyak dapat digunakan dengan rumus, sebagi berikut (Jogiyanto 2003):
=∑
∑
.
.
(7)
Rumus ini menunjukkan bahwa risiko portofolio adalah penjumlahan semua varian dank ovarian yang berada di matrik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
varian-kovarian dikalikan dengan proporsi aktivanya masing-masing di dalam portofolio.
8. Benchmark Pengukuran kinerja Reksa Dana tidak dapat diukur secara individu saja, melainkan harus diukur dengan kinerja portofolio yang sesuai dengan Benchmark-nya agar dapat diketahui apakah kinerjanya lebih baik atau buruk dari kinerja pasar. Peran Benchmark dalam evaluasi kinerja portofolio adalah untuk membandingkan tingkat pengembalian yang dapat diperoleh dari alternatif investasi lain yang seimbang. Dengan demikian, benchmark dalam evaluasi kinerja portofolio harus benar-benar dapat mewakili kebijakan investasi dari portofolio, serta sesuai dengan tujuan investasi investor (Sharpe, William, dan Bailey 2006). Benchmark yang sesuai dengan masing-masing reksa dana adalah sebagai berikut (Manurung 2008):
Reksa dana saham: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Reksa dana pendapatan tetap: Suku bunga deposito
Reksa dana pasar uang: Indeks obligasi
Reksa dana campuran: Rata-rata suku bunga deposito dan IHSG
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
9. Risk Free Investasi yang bebas risiko (risk free asset) secara definisi memiliki return yang pasti, asset jenis ini harus berupa sekuritas berbunga tetap yang tidak memiliki kemungkinan default. Karena semua sekuritas perusahaan pada prinsipnya memiliki kemungkinan default, asset bebas risiko tidak dapat diterbitkan oleh perusahaan, tetapi harus sekuritas yang diterbitkan oleh pemerintah (Sharpe, William, dan Bailey 2006). Dalam penelitian ini, investasi tanpa risiko diasumsikan merupakan tingkat suku bunga rata-rata dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Kinerja investasi bebas risiko pada sub periode dirumuskan sebagai berikut (Pratomo dan Nugraha, 2009):
=
∑
(8)
Dimana: Rf
= Return investasi bebas risiko suku bungan SBI pada waktu t
n
= Jumlah periode pengamatan
10. Dasar-dasar Pengukuran Kinerja Reksa Dana Pengukuran kinerja Reksa Dana hanya didasarkan atas perubahan NAB/Unit dan ada tidaknya pembagian keuntungan. Dari dua data inilah, kinerja Reksa Dana di ukur. Perubahan aset (NAB) bukan merupakan indikator kinerja, karena adanya faktor masuk-keluarnya dana oleh investor (Pratomo dan Nugraha 2009).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Kinerja Reksa Dana dapat diukur dengan hanya menghitung berdasarkan laba total saja (total return) atau yang lebih baik lagi adalah dengan melibatkan juga pengukuran risiko. Pengukuran kinerja dengan melibatkan faktor risiko memberikan informasi yang lebih mendalam bagi investor tentang sejauh mana suatu hasil atau kinerja yang diberikan oleh Manajer Investasi dikaitan dengan risiko yang diambil untuk mencapai kinerja tersebut. Ada beberapa metode pengukuran kinerja Reksa Dana dengan memasukkan unsur risiko, yang sering digunakan yakni dengan Sharpe, Treynor, Jensen serta M2. Berikut beberapa penjelasannya : a. Metode Sharpe Pengukuran dengan metode Sharpe didasarkan atas apa yang disebut premium atas risiko atau risk premium. Risk premium adalah perbedaan (selisih) antara rata-rata kinerja yang dihasilkan oleh Reksa Dana dengan rata-rata kinerja investasi yang bebas risiko (risk free asset). Dalam pembahasan ini, investasi tanpa risiko diasumsikan merupakan tingkat bunga rata-rata dari sertifikat bank Indonesia (SBI). Pengukuran Sharpe diformulasikan sebagai rasio risk premium terhadap standard deviasinya (Pratomo dan Nugraha 2009) :
S
=
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(9)
32
Dimana: SRD
= nilai ratio Sharpe
KinerjaRD
= rata-rata kinerja Reksa Dana sub-periode tertentu
KinerjaRF
= rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub-periode
tertentu σ
= standar deviasi Reksa Dana untuk sub-priode
tertentu Standar deviasi (σ) merupakan risiko fluktuasi Reksa Dana yang dihasilkan karena berubah-ubahnya laba yang dihasilkan dari sub-periode lainnya selama seluruh periode. Dalam teori portofolio, standar
deviasi
merupakan
“risiko
total”
yang
merupakan
penjumlahan dari “risiko pasar” (systematic/market risk) dan unsystematic risk. Dengan membagi risk premium dengan standar deviasi, Sharpe mengukur risk premium yang diahsilkan per unit risiko yang diambil. Pengertiannya sebagai berikut. Investasi pada SBI tidak mengandung risiko dengan kinerja investasi tertentu. Investasi pada Reksa Dana mengandung risiko, sehingga diharapkan memberikan hasil investasi lebih besar penambahan hasil investasi yang diperoleh (risk premium) untuk tiap uni risiko yang diambil. Makin nilai ratio Sharpe semakin baik kinerja Reksa Dana (Pratomo dan Nugraha 2009)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
b. Metode Treynor Pengukuran dengan metode Treynor juga didasarkan atas risk premium, seperti hanya yang dilakukan Sharpe, namun dalam metode Treynor digunakan pembagi beta (β) yang merupakan risiko fluktuasi relatif terhadap risiko pasar. Beta dalam konsep CAPM merupakan risiko sistematik (juga merupakan risiko pasar atau market risk). Beta diperoleh dengan metode regresi linier. Pengukuran dengan metode Treynor doformulasikan sebagai berikut (Pratomo dan Nugraha 2009):
T
=
(10)
Dimana: TRD
= nilai ratio Treynor
KinerjaRD
= rata-rata kinerja Reksa Dana sub-periode tertentu
KinerjaRF
= rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub-periode
tertentu β
= slope persamaan garis hasil regresi linier pengukuran kinerja dengan model Sharpe dan Treynor bersifat
komplementer, karena memberikan informasi
yang berbeda.
Portofolio Reksa Dana yang tidak terdiversifikasi akan mendapat peringkat yang tinggi untuk Treynor namun peringkatnya kebih rendah untuk pengukuran Sharpe. Portofolio Reksa Dana yang terdiversifikasi dengan baik akan empunyai ranking yang sama
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
untuk kedua jenis pengukuran. Perbedaan peringkat pada kedua pengukuran
di
atas
menunjkkan
perbedaan
baik
buruknya
diversifikasi portofolio tersebut relatif terhadap portofolio sejenis. Oleh karenanya kedua pengukuran tersebut sebaiknya dilakukan bersama.
c. Metode Jensen Sama halnya dengan metode Treynor, Jensen menggunakan factor beta dalam mengkur kinerja investasi suatu portoofolio yang didasarkan atas pengembangan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Jensen mengemukakan hasil penelitiannya terhadap 115 Reksa Dana dalam kurun waktu 1945-1964. Pengukuran dengan metode Jensen menilai kinerja Manajer Investasi berdasarkan atas seberapa besar Manajer Investasi tersebut mampu sesuai risiko yang dimilikinya. Kelebihan inilah yang digambarkanoleh Jensen sebagai perpotongan garis regresi linier pada sumbu y (pada grafik [KinerjaRD – KinerjaRF] vs [Kinerjap – KinerjaRf] dan disebut dengan perpotongan Jensen (Jensen intercept) dengan notasi Alfa (α). Semakin tinggi Alfa positif, semakin baik kinerjannya. Formulasi yang dikemukkan Jensen adalah sebagai berikut (Pratomo dan Nugraha 2009): (Kinerja
− Kinerja
) = α + β × (Kinerja − Kinerja )(11)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Dimana: α
= nilai perpotongan Jensen
KinerjaRD
= rata-rata kinerja Reksa Dana sub-periode tertentu
KinerjaRF
= rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub-periode
tertentu Kinerjap
= kinerja pasar
β
= slope persamaan garis hasil regresi linier berbeda dengan pengukuran pada metode Treynor yang
menggunakan rata-raa kinerja untuk sub-periode tertentu (misalnya bulunan, atau tahunan), metode Jensen menggunakan data setiap periode (dalam hal ini ingguan) dari waktu ke waktu (time series). Hasil pengukuran Jensen dalam bentuk Alfa posotif yang semakin tinggi menunjukkan kinerja Reksa Dana yang semakin baik. Informasi mengenai kinerja yang disertai pengukuran risiko akan lebih bermanfaat bagi investor, karena setiap investor memiliki toleransi risiko yang berbeda-beda, sehingga dalam memilih Reksa Dana, investor tersebut daa menyesuaikan dengan tingkat risiko yang dimilikinya.
d. Metode M2 Metode M2 merupakan variasi atau pengembangan dari metode Sharpe. Metode ini menghitung berapa besar tingkat pengembalian suatu portofolio jika memiliki standar deviasi yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
sama dengan portofolio pasar atau Bechmark-nya. Sebagaimana rasio Sharpe, ukuran M2 berfokus pada valatilitas total sebagai ukuran risiko, tetapi ukura kinerja imbal hasil relative terhadap indeks tolok ukur. Agar standar deviasi portofolio sama dengan standar deviasi benchmark, maka investasi pada portofolio dapat digabungkan dengan investasi pada risk free. Misalnya jika suatu portofolio memiliki standart deviasi yang lebih rendah dari pada standar deviasi benchmark, maka investor dapat memberi leverage dengan meminjam dana
pada tingkat
risk free untuk selanjutnya
diinvestasikan pada portofolio (Bodie, Kane, Marcus. 2009). Metode M2 dirumuskan dengan persamaan (Bodie, Kane, dan Marcus 2009):
2=
∗
−
(12)
Hasil pendekatan M2 dapat disimpulkan: -
Jika hasil M2 lebih besar dari 0, maka kinerja Reksa Dana Saham lebih baik dibandingkan dengan kinerja portofolio pasar, dan
-
Jika hasil M2 lebih kecil dari 0, maka kinerja portofolio pasar lebih baik dibandingkan dengan kinerja Reksa Dana Saham
Untuk menghitung Rp* dapat dirumuskan dengan persamaan (Sharpe, William, dan Bailey 2006) :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
∗
=
+
(13)
Dimana: Rp*
= Imbal portfolio pada tingkat hasil yang sama dengan tingkat hasil pasar
Rp
= tingkat pengembalian portfolio
Rf
= rata-rata risk free rate
m
= standart deviasi pasar
p
= standart deviasi portfolio Metode M2 dapat dibandingkan secara langsung dengan rata-
rata pengembalian portfolio pasar (Rm) dengan tujuan untuk mengetahui apakah portofolio berkinerja baik atau buruk.
11. Kajian Riset Terdahulu a) Juwita dan Trisnadi Wijaya (2013) Juwita dan Trisnadi Wijaya (2013) melakukan penelitian Analisis Kinerja Reksa Dana Saham dan Kinerja Reksa Dana Terpoteksi. Hasil pengujiannya bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Reksa Dana Saham dan Kinerja Reksa Dana Terpoteksi dengan menggunakan metode Sharpe. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Juwita dan Trisnadi Wijaya, maka pada penelitian akan mengukur kinerja Reksa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
Dana
Saham
dengan
menggunakan
metode
M2,
dan
membandingkan kinerja Reksa Dana Saham dengan Benchmark-nya. b) Simforianus dan Hutagao (2008) Simforianus dan Hutagao (2008) melakukan penelitian analisi Kinerja Reksa Dana Saham dengan metode Raw Return, Sharpe, Treynor, Jensen dan Sortino. Penelitian ini meneliti 16 Reksa Dana Saham yang ada di Indonesia pada periode 31 Desember 2002 s/d 31 Desember 2007. Hasil akhir yang diperoleh penelitian yaitu Kinerja Reksa Dana saham di Indonesia pada periode 2002-2007 adalah sebanyak 9 Reksa Dana yang dinyatakan superior, sedangkan sisanya sebanyak 7 Reksa Dana saham dinyatakan inferior. Dan terdapat konsistensi kinerja Reksa Dana saham menurut raw return, metode Sharpe, Treynor, Jensen dan Sortino dengan rata-rata probabilitas konsistensi sebesar 71,50%. Perbedaan
penelitian
yang
dilakukan
Simforianus
dan
Hutagao, maka pada penelitian ini menganalisis perbedaan kinerja antar Reksa Dana saham dengan pendekatan metode evaluasi M2. c) Tona, Moeljadi, dan Munawar (2010) Tona, Moeljadi, dan Munawar (2010) melakukan penelitian terhadap kinerja Reksa Dana saham dan Reksa Dana Indeks dalam penilaian tingkat efisiensi
Pasar Modal Indonesia. Reksa Dana
Indeks yang digunakan adalah Reksa Dana Indeks LQ-45. Pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
penelitian penilaian kinerja secara raw performance dan risk adjusted performance. Hasil penelitiannya ditemukan bahwa kinerja Reksa Dana Indeks LQ-45 lebih baik dari pada kinerja Reksa Dana saham (secara keseluruhan) di Pasar Modal Indonesia, dan terdapat 2 Reksa Dana saham individual yang memiliki kinerja yang lebih baik dari pada Reksa Dana Indeks LQ-45 Perbedaan
penelitian
yang
dilakukan
Simforianus
dan
Hutagao, maka pada penelitian ini menganalisis perbedaan kinerja antar Reksa Dana saham dengam pendekatan metode evaluasi M2. Penelitian hanya mengukur imbal hasil Reksa Dana saham dengan imbal hasil Benchmark-nya dan membandingkan antara keduanya. d) Magdelena dan Amelina (2012) Magdelena dan Amelina (2012) melakukan penelitian terhadap penilian kinerja produk Reksadana dengan menggunakan metode perhitungan Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio, M2, san Information Ratio. Pada penelitian ini populasi yang diambil oleh peneliti yaitu semua produk Reksa Dana yang ditawarkan oleh PT. NISP Asset Management. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa kinerja produk Reksa Dana dengan menggunakan metode perhitungan Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio, M2, dan Information Ratio (Studi Kasus: Bandung Tahun 2008 – 2009). Dinilai berkinerja baik karena terdapat produk-produk Reksa Dana yang memiliki nilai return
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
di atas pasar, yaitu ISP, Dana Siaga, Dana Tetap Likuid, Dana Handal, Dana Tetap II, Dana Likuid, dan Flexi Growth. B. Rerangka Pemikiran Berdasarkan pada kajian pustaka dan hasil riset terdahulu, maka dapat diuraikan dalam rerangka pemikiran secara logis yang mengalir dari fenomena, masalah penelitian, teori yang yang dipakai dan hubungan antar variable, Rerangka pemikiran sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
Reksa Dana Saham
Bebas Risiko (Risk free)
Portofolio Pasar Menghitung Imbal hasil dan
Menhitung Imbal hasil dan Risiko : RRDit = Menghitung Imbal hasil dan Risiko:
=
∑ −1
=
∑
−1(
−
−1
−
=
Risiko
− −1
)2
∑
=
−1 (
− −1
Menyamakan Risiko Reksa Dana Saham individu (gabungan) dengan Risiko Portofolio pasar dengan mengkombinasikan Reksa Dana saham dengan bebas risiko Menghitung Imbal hasil Reksa Dana saham individu (gabungan) ∗
=
+
−
Pada Imbal hasil RDS individu (gabungan) = Imbal hasil PP
Apakah Imbal hasil Reksa Dana Saham individu (gabungan) > Imbal hasil Portofolio pasar
ya
Membandingkan RDS individu (gabungan) dan Portofolio pasar dengan menggunakan pendektan M2 2 = Rp* – Rm
Tidak
Reksa Dana Saham bagus
Reksa Dana Saham tidak bagus
Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran secara teoritis Reksa Dana Saham individu (Gabungan)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
−1 −1
−1
)2
42
C. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka hipotesis yang merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah. Peneliti mengajukan hipotesis, sebagai berikut: H1
= Diduga kinerja Reksa Dana Saham i lebih baik dari kinerja portofolio pasar
H2
= Diduga kinerja Reksa Dana Saham i lebih baik dari kinerja Reksa Dana Saham lainnya
H3
= Diduga kinerja Reksa Dana Saham dari keseluruhan lebih baik kinerja portofolio Pasar
http://digilib.mercubuana.ac.id/