BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan terpenting dalam sebuah perusahaan atau bisnis perdagangan yang dilakukan untuk meningkatkan usahanya dan juga menjaga kelangsungan hidup perusahaan yang dijalaninnya. Dalam melakukan pemasaran agar bisa berjalan dengan baik tentu harus memiliki keahlian dalam pemasaran. Berikut beberapa definisi pemasaran menurut beberapa ahli dibidang pemasaran: Menurut Kotler & Keller (2012:5), “Marketing is about identifying and meeting human and social needs. One of the shortest good definitions of marketing is meeting needs profitably” “Pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan” Menurut Kotler dan Amstrong (2012:29), “Marketing is the processs by which companie create value for customers and build strong customer relationships in order to capture value for customers and build strong customer relationship in order to capture value from customers in return.” “Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.” 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
9
Menurut Hasan (2013:4), Pemasaran adalah proses mengidentifikasi, menciptakan dan mengkomunikasikan nilai, serta memelihara hubungan yang memuaskan pelanggan untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan. 2. Pemasaran Sosial Pada dasarnya, pemasaran sosial memiliki prinsip yang sama dengan pemasaran komersial pada umumnya. Keduanya merupakan bentuk program komunikasi persuasif, dimana pemasaran komersial bertujuan untuk mendapatkan keuntungan finansial, sedangkan pemasaran sosial bertujuan untuk membentuk perubahan perilaku, baik individu, kelompok dan tatanan sosialnya. Pemasaran sosial
dapat di artikan perancangan, penerapan, dan
pengendalian program yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan suatu gagasan atau praktik tertentu pada suatu kelompok sasaran. Pada dasarnya pemasaran sosial tidak berbeda dengan pemasaran komersial. Pemasaran sosial menggunakan teknis analisis yang sama yaitu reset pasar, pengembangan produk, penentuan harga, keterjangkauan, dan promosi. Kotler & Zaltham (2010), Pemasaran sosial ialah konsep yang menggunakan metode pemasaran komersial dalam pemasaran isu-isu sosial. Pemasaran sosial ini dapat dilaksanakan pada: a. Pemerintah dan pelayanan publik. Contohnya: Kampanye keluarga kecil bahagia, kampanye anti rokok.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
10
b. Perusahaan bisnis, baik profit dan nonprofit. Contohnya: Perusahaan seatbelt, air minum botol, pabrik biskuit, makanan rendah gula dan susu tinggi kalsium. Sedangkan menurut Wulandari (2015), pemasaran sosial secara sederhana diartikan sebagai strategi untuk mengubah sikap dan perilaku sosial. Pemasaran sosial muncul karena adanya berbagai macam permasalahan sosial yang membutuhkan suatu cara pencegahan dan cara-cara pencegahan permasalahan sosial tersebut diwujudkan dalam bentuk kampanye sosial. 3. Pesan Iklan Pesan tidak hanya disampaikan dalam komunikasi antara satu orang dengan orang-orang yang lainnya, tetapi pesan juga dapat disampaikan melalui iklan-iklan diberbagai media. Periklanan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. Beberapa pengertian iklan menurut para ahli, sebagai berikut: Menurut Machfoedz (2010:139), menyatakan bahwa iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paing banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. Menurut Kotler dan Keller (2013:202) periklanan adalah semua bentuk terbayar atas presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang jelas. Iklan bisa menjadi cara yang efektif dari segi biaya untuk mendistribusikan pesan, baik dengan tujuan membangun preferensi merek atau mendidik orang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
11
Menurut Lupiyoadi (2013:17), Periklanan adalah sebagai bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi mengenai gagasan barang atau jasa yang dibayar oleh tertentu. Periklanan juga merupakan bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan untuk mendorong seorang untuk membeli. Dalam dunia periklanan pesan yang disampaikan dalam iklan sangatlah penting dalam pencapaian tujuan iklan yang dimaksud, pemasang iklan harus memperhitungkan apa yang harus disampaikan agar mendapat tanggapan positif sesuai dengan yang diinginkan perusahaan dari khalayak. Menurut Bovee (2003), Dalam jurnal Samantha (2012), pesan iklan adalah ide atau berita yang dikomunikasikan atau yang disampaikan kepada audiens melalui media iklan. Adapun yang harus diperhatikan dalam penyusunan pesan iklan adalah: a. Isi pesan; komunikator harus memperhitungkan apa yang harus disampaikan kepada khalayak sasaran supaya mendapat tanggapan yang diinginkan. Dalam menentukan isi pesan yang baik, perlu adanya daya tarik yang unik, yaitu: 1) Daya tarik rasional, untuk membangkitkan kepentingan diri audiens yang menunjukan bahwa produk tersebut akan menghasilkan manfaatkan yang dikatakan. 2) Daya tarik emosional, untuk membangkitkan emosi positif atau negatif yang akan memotivasi audiens. Daya tarik emosinal yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
12
positif seperti humor, cinta, dan kebahagiaan. Daya tarik emosinal yang negatif seperti rasa takut, rasa bersalah, dan malu. 3) Daya tarik moral, lebih diarahkan pada perasaan audiens tentang apa yang benar dan apa yang baik. Daya tarik moral sering dipakai untuk mendukung masalah-masalh sosial. b. Struktur pesan; keefektifan suatu pesan tergantung pada struktur dan isinya. Struktur iklan yang baik adalah dapat memberi pernyataan dan membiarkan pembaca dan pemirsa menarik kesimpulan sendiri. c. Format pesan; format pesan yang dibuat komunikator harus mencolok. Bila, disiarkan melalui televisi maka semua elemen tersebut ditambah dengan bahasa tubuh (isyarat non verbal) yang direncanakan. d. Sumber pesan; dampak pesan yang dirasakan oleh khalayak juga dipengaruhi oleh penerimaan khalayak terhadap pengirim pesan. Pesan-pesan yang berasal dari sumber terpercaya, lebih persuasif sifatnya. Adapun tiga faktor yang mempengaruhi kredibilitas sumber pesan, yaitu: 1) Keahlian, merupakan suatu pengetahuan khusus yang Nampak dimiliki
oleh
komunikator
yang
mendukung
pesan
yang
disampaikan. 2) Sifat terpercaya, dihubungkan khalayak dengan seberapa objektif dan jujurnya sumber tersebut menurut khalayak. 3) Sifat disukai, merupakan daya tarik sumber pesan dimata khalayak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
13
4. Persepsi Harga Persepsi dalam psikologi adalah proses memperoleh informasi untuk memahami suatu obyek tertentu. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah melalui penginderaan, sedangkan alat untuk memahaminya adalah dengan kesadaran atau kognisi. Pada tahap berikutnya, rangsang yang sampai pada alat indera yang datang dalam jumlah yang banyak pada suatu waktu dan dalam bentuk yang tidak mempunyai arti, diorganisir dan ditafsirkan oleh individu. Proses tersebut disebut “persepsi”. Persepsi yang dimaksud ini adalah persepsi soal harga masing-masing ahli memberikan definisi yang berbeda sesuai dengan aspek yang akan ditekankan ialah: Menurut kotler (2008: 345) harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk baik barang maupun jasa. Menurut jurnal Ike Kusdyah (2012) Persepsi harga menjadi sebuah penilaian konsumen tentang per-bandingan besarnya pengorbanan dengan apa yang akan didapatkan dari produk dan jasa (Zeithaml, 1988). Menurut Malik dan Yaqoob (2012:487) persepsi harga adalah “the process by which consumers interpret price and attribute value to a good of service proses”, yang berarti sebuah proses dimana pelanggan menafsirkan nilai harga dan atribut ke barang atau pelayanan yang diinginkan. Dari sudut pandang konsumen, harga sering kali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang dan jasa. Dengan demikian dapat disimpulkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
bahwa tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula Tjiptono (2008). Keputusan pembelian didasarkan pada bagaimana konsumen menganggap harga dan berapa harga aktual saat ini yang mereka pertimbangkan bukan harga yang dinyatakan pemasar. Pelanggan mungkin memiliki batas bawah harga dimana harga yang lebih rendah dari batas itu menandakan kualitas buruk atau kualitas yang tidak dapat diterima, dan juga batas atas harga yang dimana harga yang lebih tinggi dari batas itu dianggap terlalu berlebihan dan tidak sebanding dengan uang yang dikeluarkan. Salah satu alasan rokok menjadi komoditas yang laris di pasar Indonesia antara lain harga rokok yang murah dan terjangkau. Selain itu, aturan pembatasan peredaran dan konsumsi rokok di Indonesia yang masih cenderung longgar dan tidak terawasi dengan baik sehingga memudahkan akses bagi perokok. Dimensi persepsi harga, harga berkaitan dengan penilaian dari pelanggan mengenai suatu harga dari produk itu sendiri. Harga memiliki tiga dimensi yaitu, perkiraan harga, kesesuaian pengorbanan, dan kewajaran harga, (Zheitaml dalam Wijayanti, 2008). Di dalam teori ekonomi, pengertian harga, nilai dan utility merupakan konsep yang saling berhubungan. Yang dimaksud dengan utility adalah suatu atribut yang melekat pada suatu barang, yang memungkinkan barang tersebutdapat
memenuhi
kebutuhan (needs),
memuaskan konsumen ( satisfaction)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
keinginan
(wants)
dan
15
5. Intensi Berhenti Merokok Intensi merupakan sesuatu yang disengaja atau disadari, bahkan telah mulai dilakukan. Dengan kata lain, intensi sama dengan niat untuk melakukan suatu perbuatan. Niat mengandung konotasi bahwa disamping perilaku yang diniatkan itu disadari dan disengaja, perilaku itupun akan segera dilaksanakan. Definisi dari intensi dikemukakan oleh beberapa ahli: Schiffman dalam (Brata, 2007) mengatakan bahwa intensi adalah hal yang berkaitan dengan kecendrungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau berperilaku tertentu. menurut Ajzen (2005), intesi dapat dijelaskan melalui teori perilaku terencana yang merupakan pengembangan dari teori tindakan beralasan. Intensi merefleksikan kesediaan individu untuk mencoba suatu perilaku tertentu. Menurut Permatasari (2012), pada dasarnya intensi adalah suatu proporsisi yang menghubungkan diri dengan tindakan yang akan datang (Peter dan Olson 2009). a. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi Menurut Ajzen (2005), terdapat beberapa factor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pada konsumen, antara lain : 1) Faktor individu a) Sikap, Sikap adalah evaluasi individu secara positif atau negative terhadap benda, orang, intuisi, kejadian, perilaku, atau minat tertentu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
16
b) Kepribadian, Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda yang
dapat
mempengaruhi
intensi.
Kepribadian
adalah
karakteristik psikologis yang terdapat pada seseorang yang menyebabkan
respon
yang
relative
konsisten
terhadap
lingkungannya (Kotler & Keller, 2012). c) Nilai, Intensi juga dipengaruhi oleh nilai. Perbedaan nilai yang dianut oleh tiap konsumen akan menyebabkan adanya perbedaan intensi dalam membeli. d) Emosi, Respon individu tidak hanya didasarkan pada pengaruh kognitif dan rasional saja melainkan juga dipengaruhi oleh emosi (Kotler & Keller, 2012). e) Intelijensi, Intelijensi juga berpengaruh pada intensi pada konsumen. 2) Faktor sosial a) Usia dan Jenis Kelamin, Perbedaan usia dan jenis kelamin mempengaruhi intensi pada konsumen. b) Ras dan Etnis, Ras dan etnis adalah bagian dari individu. Perilaku seseorang dipelajari dari lingkungan sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku antara seseorang yang tinggal pada daerah tertentu dapat berbeda dengan seseorang lain yang berada di lingkngan yang lain pula (Kotler & Keller, 2012).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
c) Pendidikan, Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi intensi pada konsumen. d) Pendapatan, Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi dalam pemilihan produk atau jasa yang akan dibeli atau digunakannya. Keadaan ekonomi itu sendiri terdiri dari penghasilan, tabungan dan asset, hutang, dan sikap terhadap membelanjakan uang atau menabung (Kotler & Keller, 2012). e) Agama, Agama dipertimbangkan dalam memegang peranan penting terhadap intensi seseorang. 3) Faktor informasi a) Pengalaman, Salah satu aspek dalam intensi membeli adalah control perilaku. Control perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu individu dan juga perkiraan individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya melakukan suatu perilaku. b) Pengetahuan, Pengetahuan berperan dalam intensi membeli konsumen. Pengetahuan didefinisikan sebagai informasi yang disimpan di dalam memori dan meliputi aturan-aturan yang luas. c) Paparan media, Paparan media mempengaruhi intensi membeli konsumen pada suatu produk atau jasa. b. Aspek pembentuk intensi Intensi dapat dijelaskan melalui teori perilaku terencana yang merupakan pengembangan dari teori tndakan beralasan oleh Fishbein dan Ajzen (Ajzen, 2005). Teori perilaku terencana didasarkan pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
18
asumsi bahwa individu dapat berperilaku secara bijaksana, sehingga mereka memperhitungkan semua informasi yang ada baik secara implisit maupun eksplisit dan mempertimbangkan akibat dari perilaku mereka.
Behavioral Belief
Attitude Toward Behaviour
Normative Belief
Subjective Norms
Control Belief
Perceived Behavior Control
Intention
Behavior
Gambar 2.1 Theory of Planned Behavior Ajzen (2005) Sumber : Ajzen, (2005: 126)
Berdasarkan teori ini, Ajzen (2005) mengemukakan bahwa intensi terdiri dari 3 aspek, yaitu: a) Attitude Toward Behavior Secara umum, semakin individu memiliki penilaian bahwa suatu perilaku akan menghasilkan konsekuensi positif maka individu akan cenderung bersikap favorable terhadap perilaku tersebut; sebaliknya, semakin individu memiliki penilaian bahwa suatu perilaku akan menghasilkan konsekuensi negatif maka individu akan cenderung bersikap unfavorable terhadap perilaku tersebut (Ajzen, 2005).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
Menurut Ajzen (2005), sikap adalah evaluasi individu secara positif atau negative terhadap benda, orang, intuisi, kejadian, perilaku, atau minat tertentu. b) Subjective Norm Ajzen (2005) mengemukakan bahwa norma subjektif ditentukan oleh adanya keyakinan normatif dan keinginan untuk mengikuti (motivation to comply). Keyakinan normatif berkenaan dengan harapan-harapan yang berasal dari referent atau orang dan kelompok yang berpengaruh bagi individu seperti orang tua, pasangan, teman dekat, rekan kerja atau lainnya, tergantung pada perilaku yang terlibat. c) Perceived Bwhavior Control Kontrol perilaku menggambarkan perasaan self afficacy atau kemampuan dari individu dalam melakukan suatu perilaku. Kontrol perilaku merupakan keyakinan tentang ada atau tidaknya faktorfaktor yang memfasilitasi dan menghalangi individu untuk melakukan suatu perilaku. Kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu individu dan juga pemikiran individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan suatu perilaku. Pengalaman masa lalu suatu individu bisa dipengaruhi oleh informasi yang didapat dari orang lain, misalnya pengalaman orang-orang yang dikenal sebagai teman, keluarga, pasangan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
20
Dari penjelasan di atas tentang aspek-aspek pembentukan intensi, maka dapat diambil kesimpulan bahwa seseorang akan melakukan suatu perilaku tertentu jika orang tersebut mengevaluasi perilaku tersebut secara positif, ditambah individu mendapatkan tekanan dari social untuk melakukan perilaku tersebut, serta individu tersebut percaya bisa dan memiliki kesempatan untuk melakukan suatu perilaku tersebut. B. PENELITIAN TERDAHULU Penelitian terdahulu adalah telaah pustaka yang berasal dari penelitianpenelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Dalam penelitian terdahulu ini diuraikan secara sistematis mengenai hasil-hasil penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu dan berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan telaah pustaka penelitian ini adalah sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
21
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu NO
JUDUL
VARIABEL
1
Pengaruh Iklan Heritage Terhadap Brand Awarenes, Brand Trust, Dan Intensi Pembelian Happy Sandra, Jony Oktavian Haryanto Jurnal Manajemen. Vol 3 No. 3 (2010)
- Iklan Heritage - Brand Awarenes - Brand Trust - Intensi
2
Pengaruh Iklan Resiko Merokok Terhadap Sikap, Persepsi Nilai dan Minat Membeli Konsumen Rokok di Banda Aceh Jurnal visioner & strategis. Vol 2 No. 2 (2013)
-
Iklan Resiko Sikap Persepsi nilai - Minat membeli
METODE HASIL STATISTIK PENELITIAN Regresi Hasilnya menunjukan Linear bahwa iklan warisan Berganda sangat memepengaruhi kesadaran merek namun tidak untuk kepercayaan merek dan niat untuk membeli. Disisi lain kesadaran merek secara signifikan mempengaruhi niat untuk membeli.
Regresi Linier Berganda
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata responden berusia remaja (21 tahun). Hal ini secara tidak langsung juga mencerminkan pengunjung warung kopi di Banda Aceh. Faktor usia secara tidak langsung juga merefleksikan pekerjaan responden dimana sebagian besar responden adalah mahasiswa (42,7%). Sebagian lagi bekerja sebagai Pegawai Swasta (18%), dan
22
Pegawai Negeri Sipil (12,7%). Sebesar 27,6 persen bekerja sebagai pengusaha, petani, TNI, buruh, dan tukang. 3
4
Hubungan antara sikap persepsi harga terhadap perilaku merokok dan control diri dengan intensi berhenti merokok. Rudi Sandek, Kamsih Astuti. Jurnal ilmiah. Vol 1 No.1 (2007) Pengaruh Persepsi Kecocokan dan Kredibilitas Perusahaan Terhadap Asosiasi Merek dan Intensi Membeli Studi Pada PT Multi Bintang Indonesia Suharyanti. Jurnal Administrasi Bisnis Vol 8 No.2 (2011)
Persepsi harga Perilaku Merokok - Control Diri -Intensi
Regresi Linear Berganda
Bahwa sikap atau persepsi harga terhadap perilaku merokok dan intensi diri secara bersamasama dapat memperkirakan munculnya intensi berhenti merokok.
- Persepsi kecocokan - Kredibilitas - Asosiasi Merek - Intensi Membeli
SEM
Sesuai temuan pada hipotesis H2a, H3a dan H3b, dimana ketiga hipotesis tersebut diterima, responden cenderung mengasosiasikan Bintang Zero dengan atribut-atribut intangible Bir Bintang, yaitu minuman bir, beralkohol dan tidak halal, serta mengasosiasikan Bintang Zero dengan citra Bir Bintang yang identik dengan hiburan malam, orang dewasa
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
23
yang suka minuman keras dan mabukmabukan. 5
6
Pengaruh kualitas produk, citra merek dan harga terhadap 23ntense beli konsumen pada Samsung Galaxy Tab. Clyo Paza Kartijka, Anik Lestari Andjarwati. Jurnal EMBA Vol 1 No.3 (2014) Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Lokasi Terhadap Intensi Pembelian (Studi pada Pembeli Produk Bandeng Juwana Elrina Semarang) Fifyanita Ghanimata, Mustafa Kamal. Jurnal Kajian
Kualitas Produk - Citra Merek - Harga - Intensi
Regresi Linear Berganda
Pada responden yang memilki karakteristik tersebut cenderung memiliki aktivitas yang tinggi yang pada akhirnya membutuhkan suatu alat yang dapat menunjang aktivitas tersebut. Sehingga dari aktivitas yang tinggi memunculkan niat untuk membeli Samsung Galaxy Tab.
- Harga Kualitas Produk - Intensi
Regresi Linear Berganda
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel harga, kualitas produk, dan lokasi berpengaruh terhadap intensi membeli.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
24
7
8
Bisni. Vol 23 No.2 (2012) Pengaruh Display, Kepercayaan Merek, Keakraban Merek, Persepsi Harga Terhadap Intensi Pembelian dan Pembelian Tak Terencana. Adrian Hartanto, Jony Oktavian Haryanto. Journal of management. Vol 2 No.2 (2012) Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Daya Tarik Promosi dan Harga Terhadap Intensi Pembelian (studi kasus StarOne di area Jakarta Pusat) Dewa, Ndarru Kusuma. EJournal Vol 7 No.3 (2012)
Kepercayaan Merek - Keakraban Merek Persepsi Harga - Intensi
Regresi Linear Berganda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa display dan keakraban merek berpengaruh signifikan mempengaruhi intensi membeli merek toko sementara kepercayaan merek dan persepsi harga tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi membeli produk merek toko
-Kualitas Produk -Daya Tarik -Persepsi Harga -Intensi Pembelian
Regresi Linear Berganda
Hasil penelitian menunjukan bahwa model ini cukup baik dan variabel kualitas produk, daya tarik dan persepsi harga promosi berpengaruh secara signifikan intensi pembelian produk prabayar StarOne.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
25
9
10
Efektivitas Pesan Iklan Tv, Asosiasi Merek, dan Kelompok Referensi Terhadap Intensi Pembelian Susu Bubuk LMEN Di Kota Semarang Deka,Febrian. E-Journal (2013) Pengaruh Peringatan Pesan Iklan Bahaya Rokok Bergambar Pada Intensi Berhenti Merokok Stephani Raihana Hamdan. Jurnal sosial dan pembangunan. Vol 31 No.1 (2015)
-Pesan Iklan -Asosiasi Merek -kelompok referensi -Intensi Pembelian
Regresi Linear Berganda
Berdasarkan pengujian hipotesis minor yaitu uji t dapat diketahui bahwa masing-masing variabel pesan iklan, asosiasi merek, dan kelompok referensi secara mandiri (parsial) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yakni intense pembelian susu bubuk L-Men.
-Pesan Iklan -Intensi
Regresi Linear Berganda
Hasilnya menunjukan adanya gambaran peringatan dengan penyakit yang berhubungan dengan merokok dengan peringatan singkat keterangan lebih efektif untuk meningkatkan niat berhenti merokok. Diharapkan pemerintah menerapkan hasil penelitian ini sebagai keinginan masyarakat untuk berhenti merokok.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
26
C. RERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 1.
Keterkaitan Antar Variabel a.
Pengaruh pesan iklan terhadap intensi berhenti merokok pada mahasiswi universitas mercubuana Hal ini sejalan dengan penelitian oleh hamdan (2015) yang menyimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara antar treatment sehingga dapat dinilai bahwa ada pengaruh dari pemberian peringatan bahaya rokok terhadap intensi berhenti merokok.Oleh karena itu hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah : H1 : Pesan iklan berpengaruh terhadap intensi berhenti merokok pada mahasiswi.
b. Pengaruh persepsi harga terhadap intensi berhenti merokok pada mahasiswi universitas mercubuana Hal ini sejalan dengan penelitian oleh sari (2012) yang menyimpulkan hasil yang di peroleh persepsi harga mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli produk. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Chasanah dan Widiastuti juga memberikan hasil yang sama bahwa harga berpengaruh positif terhadap keputusan konsumen.
Persepsi harga berpengaruh positif terhadap intensi keputusan pembelian, semakin baik penerimaan dan anggapan konsumen mengenai harga yang diterima maka semakin tinggi pula keputusan pembelian mebel di CV. Mega Jaya Mebel. Oleh karena itu hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah :
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
27
H2 : Persepsi harga berpengaruh secara signifikan terhadap intensi berhenti merokok pada mahasiswi.
2.
Rerangka Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah dan telaah pustaka yang telah
diuraikan mengenai variabel pesan iklan dan perilaku merokok serta pengaruhnya terhadap intensi berhenti merokok pada mahasiwi, maka kerangka pemikiran teoritis yang diajukan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.2 Rerangka Konseptual
Pesan Iklan X1
H1
Persepsi Harga
H2
Intensi Berhenti Merokok y
X2 Keterangan : 1. Variabel bebas atau Independent variabel, yang nilainya tidak tergantung terhadap nilai lain, variabel ini diberikan symbol (X₁), antara lain : Variabel X1
: Pesan Iklan (Independent variabel)
Variabel X2
: Persepsi Harga (Independent variabel)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
28
2. Variabel tidak bebas atau dependent variabel yaitu variabel yang nilainya tergantung variabel lain. Variabel ini diberi simbol (Y) yaitu : Variabel Y
: Intensi Berhenti Merokok (Dependent variabel)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z