BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka a. Pengertian Bank Menurut (Iskandar, 2013) yang mengemukakan bahwa bank berasal dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang, maksudnya bank merupakan badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa keuangan yang berfungsi sebagai pengumpulan dana, pemberi pinjaman dan menjadi perantara dalam lalu lintas pembayaran giral. Sedangkan menurut (Hasibuan, 2007) mendefinisikan bank sebagai sebuah lembaga keuangan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Berdasarkan definisi diatas bahwa bank adalah lembaga keuangan yang sangat penting sebagai alat pertukaran uang, pengumpulan dana, pemberian pinjaman, menjadi perantara dalam pembayaran giral serta sangat penting bagi pembangunan ekonomi suatu negara. b. Jenis Bank Ada 4 kelompok jenis bank Menurut, (Ferdinand & Iskandar, 2013), yaitu : a. Bank Sentral yaitu bank yang tugasnya dalam menerbitkan uang kertas dan logam sebagai alat pembayaran yang sah dalam suatu negara dan mempertahankan konversi uang dimaksud terhadap emas atau perak atau keduanya.
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
b. Bank Umum, yaitu bank yang bukan saja dapat meminjamkan atau menginvestasikan berbagai jenis tabungan yang diperolehnya, tetapi juga dapat memberikan pinjaman dari menciptakan sendiri uang giral. c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konversional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. d. Bank Syariah yaitu bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil (sesuai kaidah ajaran islam tentang hukum riba). c. Fungsi Bank Fungsi bank adalah sebagai lembaga aktivitas keuangan dalam ekonomi negara maupun sebagai investasi dalam suatu perusahaan. Selain itu Menurut (Iskandar, 2013) menjelaskan fungsi bank secara spesifik sebagai berikut : a. Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan.
Pihak
bank
percaya
bahwa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
debitur
tidak
akan
12
menyalahgunakan pinjamannya., debitur akan mengelola dana pinjaman saat jatuh tempo, dan debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo. b. Agent of Development Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor ini tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor ini tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan
perekonomian
di
sektor
riil.
Kegiatan
bank
tersebut
memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi-distribusi-konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investas, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat. c. Agent of Service Selain kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa di tawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian secara luas. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
d. Kinerja Keuangan Perbankan Kamus besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kinerja (performance) adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Kinerja keuangan dapat diukur dengan efisiensi, sedangkan efisiensi bisa diartikan rasio perbandingan antar masukan dan keluaran. Dengan pengeluaran biaya tertentu diharapkan memperoleh hasil yang optimal atau hasil dengan hasil tertentu diharapkan mengeluarkan biaya seminimal mungkin. Kinerja keuangan perusahaan diukur dari efisiensinya diproksikan dengan beberapa tolak ukur yang tercermin di dalam keuangan (Machfoedz,1999). Dalam menilai kesehatan bank umumnya digunakan lima aspek penilaian, yaitu CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning, dan Liquidity). Faktor-faktor kinerja perusahaan perbankan yang digunakan untuk menilai kesehatan bank dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Capital Modal merupakan faktor yang penting dalam rangka pengembangan usaha dan untuk menampung risiko kerugiannya. Modal berfungsi untuk membiayai operasi, sebagai instrumen untuk mengantisipasi rasio, dan sebagai alat untuk ekpansi usaha. Penelitian aspek ini permodalan suatu bank lebih dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana atau berapa modal bank
tersebut
telah
memadai
untuk
menunjang
kebutuhannya
(Merkusiwati, 2007). Sedangkan menurut Bank Indonesia, penilaian permodalan dimaksudkan untuk mengevaluasi kecukupan modal bank
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
dalam meng-cover eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa datang. b. Assets Quality Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk mengevaluasi kondisi aset bank dan kecukupan manajemen risiko kredit (Bank Indonesia, 2004). Aspek ini menunjukkan kualitas aset sehubungan dengan risiko kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit dan investasi dana bank pada portofolio yang berbeda. Setiap penanaman dana bank dalam aktiva produktif dinilai kualitasnya dengan menentukan tingkat kolektibilitas yaitu apakah lancar, kurang lancar, diragukan atau macet. Pembedaan tingkat kolektibilitas tersebut diperlukan untuk mengetahui besarnya cadangan minimum penghapusan aktiva produktif yang harus disediakan oleh bank untuk menutup risiko kemungkinan kerugian terjadi. c. Management Penilaian
manajemen
dimaksudkan
untuk
mengevaluasi
kemampuan manajerial pengurus Bank dalam menjalankan usahanya. Kecukupan manajemen resiko dan kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia. Manajemen yang dimaksud
disini
adalah
kemampuan
manajemen
bank
untuk
mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang timbul melalui kebijakan-kebijakan dan strategi bisnisnya untuk mencapai target. Indikator manajemen disini dapat diartikan sebagai kemampuan manajemen perusahaan perbankan dalam mengendalikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
operasinya ke dalam maupun keluar, pengendalian operasi yang baik, memiliki sistem dana prosedur yang jelas yang didukung dengan adanya sumber daya manusia yang handal, kepemimpinan manajemen yang profesional serta ketersediaan teknologi informasi. e. Earning Penilaian earning dimaksudkan untuk mengevaluasi kondisi dan kemampuan earning atau rentabilitas Bank dalam mendukung kegiatan operasional dan permodalan. Earning digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menetapkan harga yang mampu menutup seluruh biaya. Laba memungkinkan Bank untuk bertumbuh. Laba yang dihasilkan segera stabil akan memberikan nilai tambah. f. Liquidity Penilaian likuiditas dimaksudkan untuk mengevaluasi kemampuan Bank dalam memelihar tingkat likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas (Bank Idonesia, 2004). Analisis likuiditas dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar kemampuan bank tersebut mampu membayar utang-utangnya dan membayar kembali kepada deposannya serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan (Merkusiwati, 2007). e. Loan to Depasit Ratio (LDR) Menurut Ali, 2006 pengaturan likuiditas terutama dimaksudkan agar bank setiap saat dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya yang harus segera dibayar. Likuiditas dinilai dengan mengingat bahwa aktiva bank
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
kebanyakan bersifat tidak liquid dengan sumber dana dengan jangka waktu lebih pendek. Indikator likuiditas antara lain dari besarnya cadangan sekunder (secondary reserve) untuk kebutuhan likuiditas harian, rasio konsentrasi ketergantungan dari dana besar yang relatif kurang stabil, dan penyebaran sumber dana pihak ketiga yang sehat, baik dari segi biaya maupun dari sisi kestabilan. Menurut Bank Indonesia, penilaian aspek likuiditas mencerminkan kemampuan bank untuk mengelola tingkat likuiditas yang memadai guna memenuhi kewajibannya secara tepat waktu dan untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Disamping itu bank juga harus dapat menjamin kegiatan dikelola secara efisien dalam arti bahwa bank dapat menekan biaya pengelolaan likuiditas yang tinggi serta setiap saat bank dapat melikuidasi asset-nya secara cepat dengan kerugian yang minimal melalui surat edaran Bank Indonesia No. 15/15/PBI/2013. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan perbandingan antara seluruh jumlah kredit atau pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank. Sebagaimana rasio likuiditas yang digunakan yang digunakan dalam perusahaan secara umum juga berlaku bagi perbankan. Namun perbedaannya dalam likuiditas perbankan tidak diukur dari acid test rasio, tetapi terdapat ukuran khusus yang berlaku untuk menentukan likuiditas bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
f. Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Lukman Dendawijaya (2005), CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, di samping memperoleh dana-dana dari sumber – sumber di luar bank seperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan lain - lain. Permodalan Capital Adequacy Ratio menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengawasi dan mengontrol resiko-resiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank (Sufa, 2008). Pengaruh yang timbul dengan besarnya modal bank dapat diketahui oleh kemampuan bank dalam mempertahankan modalnya. Kecukupan modal merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung kerugian. Bank Indonesia menetapkan Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh setiap bank sebagai suatu proporsi tertentu dari total Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) atau secara matematis : a. Bank Indonesia menetapkan kebijaksaan bagi setiap bank untuk memenuhi rasio CAR minimum 8%, jika kurang dari 8% maka akan dikenakan sanksi oleh Bank Indonesia. Ketentuan CAR pada prinsipnya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku secara internasional, yaitu standar Bank for Internasional Settlement (BIS). b. Besar
kecilnya
biaya
operasional
yang
dikeluarkan,
akan
mempengaruhi keuntungan yang didapat oleh suatu bank atau perusahaan. Karena, semakin tinggi rasio CAR maka semakin baik kinerja bank dan bank tersebut dapat membiayai operasionalnya. g. Non Performance Loan Salah satu indikator yang dapat mengukur kinerja bank adalah Non Performance Loan (NPL). Menurut Apriani, 2011 Non Performance Loan (NPL) adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikan. Menurut Rosmilia, 2009 Non Performance Loan adalah kredit yang kolektibilitasnya dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan kredit macet. Nasabah yang sudah memiliki perjanjian, akan tetapi dimana nasabah tersebut tidak dapat membayarkan semua kewajibannya kepada bank itu yang dimaksud dengan Non Performance Loan. Non Performance Loan merupakan
kredit
yang
mengalami
kesulitan
dalam
melakukan
pelunasannya. Sebelum melakukan pemberian kredit pada debitur sebaiknya pihak bank melakukan analisis dalam kemampuan debitur untuk membayarkan kembali pinjamannya. Kelancaran debitur dalam membayar kewajibannya, yaitu pokok asuransi dan bunga adalah suatu keharusan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Ratio Non Performance Loan (NPL) melihat berapa besar kredit yang berada dalam kondisi kurang lancar, diragukan, dan macet dibandingkan dengan total jumlah kredit yang diberikan. Sesuai dengan ketentuan dari Bank Indonedsia dengan NO. 17/11/PBI/2015, dikatakan bahwa tingkat NPL yang dikatakan baik apabila kurang dari 5% (<5%). h. Penelitian Terdahulu Secara ringkas, hasil penelitian dari peneliti terdahulu dapat disajikan dalam Tabel 2.1 berikut : TABEL 2.1 PENELITIAN TERDAHULU
No.
Peneliti
1.
Septiono Budi Santosa, Sudarso dan Bambang Sunarko (2015)
2.
Anin Diyanti (2016)
Judul Penelirian Analisis Pengaruh LDR, BOPO, SIZE, LAR dan NIM Terhadap NPL
Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Terjadinya Non Performing Loan
Hasil Penelitian Loan Deposit Ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Non Performing Loan, rasio biaya operasional pendapatan operasional berpengaruh positif terhadap non performing loan, variabel size berpengaruh positif terhadap non performing Loan, Loan to Asset Ratio tidak berpengaruh terhadap Non Performing Loan. Net Interest Margin tidak berpengaruh terhadap Non Performing Loan. Bank Size,Capital Adequacy Ratio (CAR), Pertumbuhan Gross Domestic Product dan Laju Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Non Performing Loan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
3.
Iksan Adisaputra (2016)
4.
B.M. Misra dan Sarat Dhal (2017)
5.
Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Non Performing Loan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Pro-cyclical Management of Banks ‘Non Performing Loan by Indian Public Sector Bank.
Shinta Anggun Kinanti (2017)
Pengaruh BOPO, LDR, dan ROA terhadap NPL. Pada Bank Persero Yang Terdaftar di BEI Periode 20162012.
6.
Syawal Harianto (2017)
Rasio Keuangan dan Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia
7.
Nia Febriani (2015)
Pengaruh Permodalan, Efisiensi
CAR, LDR dan BOPO perpengaruh positif signifikan terhadap NPL. NIM berpengaruh positif tidak signifikan terhadap NPL. Loan Interest, cost burden of bank, credit orientation, policy rate, loan default, bank size, credit deposit ratio, non – interest income dan gross domestic product berpengaruh positif terhadap gross non – performing loan. Sedangkan collateral dan loan maturity berpengaruh terhadap gross non performing loan. LDR berpengaruh negatif terhadap NPL. Hasil penelitian menunjukan hasil t hitung sebesar -4,663, sedangkan t tabel dengan tingkat signifikan 5% dan df = n-k = 27-4 = 23 adalah sebesar 2,06886. T hitung < t tabel = -4,663 > 2,06886) dengan nilai signifikan 0,000 yang berarti0,000 < 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio BOPO bernilai negatif terhadap rasio profitabilitas, rasio kecukupan modal (CAR) tidak berpengaruh terhadap rasio profitabilitas, NPL tidak berpengaruh terhadap rasio profitabilitas dan rasio FDR tidak berpengaruh terhadap profitabilitas di Bank Umum Syariah. Hasil penelitian variabel berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
8.
Febrianti (2015)
9.
Chorry Sulistyowati (2015)
Operasional dan Kredit Bermasalah Terhadap Profitabilitas Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk di Indonesia Tahun 2012-2014 Pengaruh pertumbuhan GDP, Inflasi, Suku Bunga Kredit dan Nilai Tukar terhadap NPL
Pertumbuhan Kredit dan Tingkat Keberisikoan Bank
profitabilitas, variabel efisiensi operasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas dan variabel kredit bermasalah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Pertumbuhan GDP, Inflasi (IHK), Suku Bunga Kredit dan Nilai Tukar rupiah terhadap dollar secara bersama-sama berpengaruh pada NPL bank konvensional. Variabel yang berpengaruh signifikan pada NPL Bank Konvesional dalam jangka panjang adalah pertumbuhan GDP dan bertanda positif, Inflasi (IHK), Suku Bunga Kredit dan Nilai tukar rupiah terhadap dollar. Sedangkan dalam jangka pendek hanya nilai tukar yang berpengaruh signifikan terhadap NPL. Tingakt pertumbuhan kredit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pendapatan bunga. Indikator ukuran bank menunjukkan pengaruh negatif terhadap pendapatan bunga dan variabel solvensi bank memiliki pengaruh negatif terhadap pendapatan bunga. Pada model ke-2 diketahui bahwa pertumbuhan kredit berpengaruh negatif terhadap tingkat solvensi bank dan variabel ukuran bank yang diproksikan dengan log total kredit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
10.
Ali Shingjergji (2013)
The Impact of Bank Specific Variables on The Non Performing Loan Ration In The Albanian Banking System.
tingkat solvensi bank. Hasil Penelitian berdasarkan Analisis CAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap NPL. Hal ini menunjukkan data NPL yang tercatat pada Bank Albanian dari Tahun 2002-2012 karena pergerakkan NPL yang stabil.
B. Rerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis Kerangka pemikiran merupakan penjelasan tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Dari uraian di atas dan hasil dari penelitianpenelitian terdahulu maka yang menjadi variabel-variabel didalam penelitian ini adalah Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Jenis Bank sebagai variabel independent (bebas) dan Non Performance Loan (NPL) sebagai dependent (variabel terikat). Sehingga kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut : ` LDR
CAR ` JENIS BANK
Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
NPL
23
Sehingga kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : -
Hipotesis 1 : Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap Non Performance Loan (NPL).
-
Hipotesis 2 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Non Performance Loan (NPL) .
-
Hipotesis 3 : Jenis Bank berpengaruh terhadap Non Performance Loan (NPL).
-
Hipotesis 4 : Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Jenis Bank berpengaruh terhadap Non Performance Loan (NPL).
http://digilib.mercubuana.ac.id/