BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori Landasan teori ini menjabarkan teori-teori yang mendukung hipotesis serta sangat berguna dalam analisis hasil penelitian. Landasan teori berisi pemaparan teori serta argumentasi yang disusun sebagai tuntutan dalam memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis. 1.
Manajemen Keuangan Dalam suatu organisasi, pengaturan kegiatan keuangan sering
disebut
keuangan
sebagai
menyangkut
manajemen kegiatan
keuangan.
perencanaan,
Manajemen analisis
dan
pengendalian kegiatan keuangan (Suad Husnan, 2012:4). Secara normatif
tujuan
memaksimumkan
keputusan nilai
keuangan
perusahaan
dan
adalah
untuk
memaksimalkan
kesejahteraan pemilik perusahaan atau memaksimalkan nilai perusahaan. Bagi perusahaan terbuka (go public), indikator nilai perusahaan tercermin pada harga saham yang diperdagangkan di pasar modal, karena seluruh keputusan keuangan akan terefleksi di dalamnya. Arthur J. Keown at all (2011:4) mengemukakan bahwa manajemen keuangan berkepentingan dengan bagaimana cara
10 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
11
menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kekayaan. Konsekuensinya, semua pengambilan keputusan harus difokuskan pada penciptaan kekayaan. Dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan adalah kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian untuk menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kekayaan. a. Fungsi Manajemen Keuangan Harmono
(2009:1)
mengemukakan
bahwa
fungsi
manajemen keuangan perusahaan adalah memaksimalkan nilai kekayaan para pemegang saham. Halim (2007:2) mengemukakan bahwa fungsi manajemen keuangan pada dasarnya adalah sebagai pengambil beberapa keputusan di bidang keuangan. Tentunya keputusan- keputusan tersebut merupakan keputusan yang relevan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (value of the firm). Menurut Martono dan Agus Harjito (2005:5), manajemen keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola asset sesuai tujuan perusahaan yang menyeluruh. Dengan kata lain manajemen keuangan merupakan manajemen (pengelolaan)
mengenai
bagaimana
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
memperoleh
asset,
12
mendanai aset dan mengelola aset untuk mencapai tujuan perusahaan. Dari definisi diatas, ada 3 (tiga) fungsi utama dalam manajemen keuangan yaitu : 1)
Keputusan Investasi (Investment Decision) Investasi diartikan sebagai penanaman modal perusahaan. Penanaman modal dapat dilakukan pada aktiva riil maupun aktiva maupun aktiva financial. Aktiva riil bisa disebut juga aktiva yang bersifat fisik, misalnya
persediaan
barang,
gedung,
tanah,
dan
bangunan. Sedangkan aktiva financial adalah aktiva yang berupa surat – surat berharga seperti saham dan obligasi. Aktiva – aktiva yang dimiliki perusahaan akan digunakan dalam operasinya untuk mencapai tujuan perusahaan. Kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva
tersebut
perusahaan
sangat
memperoleh
menentukan laba
yang
kemampuan diinginkan.
Pengambilan keputusan yang keliru dalam investasi aktiva tersebut berakibat terganggunya pencapaian tujuan perusahaan. Keputusan investasi adalah fungsi manajemen keuangan
penting
dalam
penunjang
pengambilan
keputusan untuk berinvestasi karena menyangkut tentang
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
13
memperoleh dana investasi yang efisien, komposisi aset yang harus dipertahankan atau dikurangi (Horne dan Wachowicz Jr., 2012:3). 2)
Keputusan Pendanaan (Financing Decision) Keputusan pendanaan menitikberatkan pada dua hal. Pertama keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi. Sumber dana yang digunakan untuk membiayai investasi tersebut dapat berupa utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan modal sendiri. Kedua, penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut dengan struktur modal optimum. Karena itu perlu ditetapkan apakah perusahaan lain akan menggunakan sumber dana eksternal yang berasal dari utang dengan menerbitkan saham baru sehingga beban biaya modal yang ditanggung perusahaan akan lebih minimal. Selain itu ada kebijakan dividen perusahaan yang juga harus dipandang sebagai integral dari keputusan pendanaan
perusahaan.
Pada
prinsipnya
fungsi
manajemen keuangan sebagai keputusan pendanaan menyangkut tentang keputusan apakah laba yang diperoleh oleh perusahaan harus dibagikan kepada pemegang
saham atau ditahan guna pembiayaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
investasi di masa yang akan datang (Horne dan Wachowicz Jr., 2012:3). 3)
Keputusan Pengelolaan Asset
(Asset
Management
Decision) Keputusan manajemen
manajemen
keuangan
aset
yang
adalah
fungsi
menyangkut
tentang
keputusan alokasi dana atau aset, komposisi sumber dana yang harus dipertahankan dan penggunaan modal baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan yang baik bagi perusahaan (Horne dan Wachowicz Jr., 2012:3). b. Tujuan Manajemen Keuangan Manajemen keuangan yang efisien membutuhkan tujuan dan
sasaran
yang
digunakan
sebagai
standar
dalam
memberikan penilaian koefisien keputusan keuangan. Untuk bisa mengambil keputusan – keputusan keuangan yang benar, manajemen keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang benar adalah keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. secara normatif, tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan karena dapat meningkatkan kemakmuran para pemilik perusahaan (pemegang saham).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
15
Menurut Horne dan Wachowicz Jr. (2012:4) mengenai tujuan manajemen yakni sama dengan tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan yang ada saat ini. Jadi dari pemahaman diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen keuangan yang dilakukan oleh manajer keuangan adalah untuk merencanakan, memperoleh, dan menggunakan dana guna memaksimalkan nilai perusahaan. 2.
Struktur Modal Weston dan Copeland (2010) memberikan definisi struktur modal sebagai pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Nilai buku dari modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal disetor atau surplus modal dan akumulasi laba ditahan. Bila perusahaan memiliki saham preferen, maka saham tersebut akan ditambahkan pada modal pemegang saham. Sedangkan menurut Halim (2007:58), “Struktur modal menunjukan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat tetap, hutang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa. Dengan kata lain, jika perusahaan menggantikan sebagian modal sendiri dengan hutang atau sebaliknya apakah harga saham akan berubah, apabila perusahaan tidak merubah keputusankeputusan keuangan lainnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
16
Struktur modal menurut Bambang, (2008:296) adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Dari ketiga pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa struktur modal adalah pembiayaan permanen berupa hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa yang merupakan perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Hutang jangka panjang merupakan salah satu dari bentuk pembiayaan jangka panjang yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun. Mengukur besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur (debt ratio) dilakukan dengan cara membagi total hutang jangka panjang dengan total asset. Semakin tinggi debt ratio, maka semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Modal sendiri adalah dana jangka panjang perusahaan yang disediakan oleh pemilik perusahaan (pemegang saham), yang terdiri dari berbagai jenis saham (saham preferen dan saham biasa).Oleh karena itu, struktur modal diukur dengan menggunakan debt to equity ratio (DER). DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki oleh perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
Struktur modal diproksikan dengan DER, (Safrida, 2008) yakni presentase yang menunjukkan seberapa dominan hutang digunakan
dalam
pembiayaan
perusahaan
dibanding
total
ekuitasnya. Untuk mencapai tujuan perusahaan dalam memaksimalisasi kekayaan pemegang saham, manajer keuangan harus dapat menilai struktur modal dan memahami hubungannya dengan risiko, hasil atau pengembalian nilai. Target dari struktur modal adalah menciptakan suatu komposisi dari hutang dan modal usaha yang paling tepat dan paling menguntungkan dari segi hutang modal dan modal usaha yang paling tepat dan paling menguntungkan dari segi keuangan (Prasetia, Tommy, dan Saerang, 2016). Menurut Prasetia et al. (2016:881), rasio umum yang digunakan untuk melihat pengaruh pinjaman dari kreditur baik yang digunakan sebagai tambahan modal maupun sumber dana untuk pembelian aktiva adalah rasio hutang yaitu dilihat dari struktur modal yakni Debt to Equity Ratio.Harahap (2008:303) menyatakan bahwa DER
merupakan rasio
hutang
modal
menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik yang dapat menutupi hutang – hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio ini disebut juga leverage ratio. Formula yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
18
digunakan untuk menghitung debt to equity ratio adalah sebagai berikut Prastowo dan Julianty (2010): (
)
Dari uraian penjelasan diatas, dapat disimpulkan arti pentingnya bahwa struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan karena baik dan buruknya struktur modal yang dimiliki akan berpengaruh pada posisi finansial perusahaan. 3.
Profitabilitas Menurut Sartono dalam Iskandar et al. (2011) Profitabilitas adalah
kemampuan
perusahaan
memperoleh
laba
dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Jumlah laba bersih sering dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham. Besarnya laba juga digunakan untuk menilai kenerja perusahaan (Rahman, 2016). Semakin tinggi profitabilitas, maka semakin baik keadaan suatu perusahaan. Hal ini berarti dengan meningkatnya laba yang dihasilkan dan baiknya keadaan perusahaan maka akan menarik perhatian dari investor-investor untuk berinvestasi. Menurut Hanafi (2007:83), rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Rasio ini dicerminkan dalam Return On Equity (ROE). ROE
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio
ini, maka semakin baik. Artinya
posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya (Martono dan Harjito, 2012). Sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan, aset dan modal tertentu. Adapun formula perhitungan dari ROE ini adalah sebagai berikut (Gitman dan Zutter, 2012) : ( 4.
)
Ukuran Perusahaan Wedari (2006) dalam Eka (2010) menyebutkan bahwa ukuran perusahaan adalah peningkatan dari kenyataan bahwa perusahaan besar akan memiliki kapitalisasi pasar yang besar, nilai buku yang besar dan laba yang tinggi. Sedangkan pada perusahaan kecil akan memiliki kapitalisasi pasar yang kecil, nilai buku yang kecil dan laba yang rendah. Jika perusahaan memiliki total asset yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada di perusahaan tersebut. Kebebasan yang dimiliki manajemen ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
20
sebanding dengan kekhawatiran yang dilakukan oleh pemilik atas asetnya. Jumlah aset yang besar akan menurunkan nilai perusahaan jika dinilai dari sisi pemilik perusahaan. Akan tetapi jika dilihat dari sisi manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan. Ukuran perusahaan dilihat dari total asset yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan (Prasetia et al., 2016).Formula dari ukuran perusahaan adalah sebagai berikut :
5.
Nilai Perusahaan Dalam mengambil keputusan keuangan, manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan keuangan yang tepat dapat memaksimalkan nilai perusahaan sehingga mampu meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan. Nilai perusahaan sendiri merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Perusahaan adalah
suatu
organisasi
yang
mengkombinasikan
dan
mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang dan atau jasa untuk dijual. Husnan (2012) mendefinisikan nilai perusahaan atau juga disebut dengan nilai pasar perusahaan merupakan harga yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
21
bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut terjual. Nilai perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau nilai buku perusahaan dari ekuitasnya. Nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa dan ditentukan oleh pelaku pasar pada saat tertentu. Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya bahkan setiap detik harga saham dapat berubah. Oleh karena itu, pelaku pasar harus mampu memperhatikan faktor – faktor yang mempengaruhi harga saham. Sedangkan menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007), nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang terkait dengan harga sahamnya. Tujuan
utama
perusahaan
adalah
memaksimalkan
keuntungan atau kekayaan, terutama bagi para pemegang sahamnya,
terwujud
berupa
upaya
peningkatan
atau
memaksimalkan nilai pasar atas harga saham perusahaan yang bersangkutan. Tujuan ini bersifat garis besar, karena pada praktiknya tujuan itu senantiasa dipengaruhi oleh keputusan – keputusan dibidang keuangan (Tika, 2012). Menurut Susanti (2010) dalam Mahendra (2011:18), nilai perusahaan sangat pentig karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti dengan tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham, semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
22
pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi pendanaan (financing) dan manajemen asset. Nilai dari perusahaan bergantung pada kemampuan menghasilkan arus kas, tetapi juga bergantung pada karakteristik operasional dan keuangan dari perusahaan yang diambil alih (Arviansyah, 2013:23). Beberapa variabel kuantitatif yang sering digunakan untuk memperkirakan nilai perusahaan menurut Keown dan John (2011:240) adalah sebagai berikut : a. Nilai Buku Nilai buku (book value) merupakan nilai dari aktiva yang ditunjukkan pada laporan neraca perusahaan. Nilai ini menggambarkan biaya historis asset dari pada nilai sekarang. Sebagai contoh, nilai buku saham preferen suatu perusahaan adalah jumlah yang dibayarkan oleh investor yang awalnya untuk membayar saham tersebut dan jumlah yang diterima oleh perusahaan ketika saham diterbitkan. b. Nilai Likuiditas Nilai
likuiditas
adalah sejumlah uang
yang
dapat
direalisasikan jika aset dijual secara individual dan buan sebagai bagian dari keseluruhan perusahaan. Contohnya, jika
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
23
operasional perusahaan dihentikan dan asetnya dibagi serta dijual, maka harga jual tersebut merupakan nilai likuiditas aset. 1) Nilai Harga Pasar Nilai harga pasar dari suatu aset adalah nilai yang teramati untuk aktiva yang ada dipasaran. Nilai ini ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan yang bekerja sama di pasaranm dimana pembeli dan penjual menegosiasikan harga yang diterima untuk aktiva tersebut. Sebagai contoh, harga pasar untuk saham biasa Ford Motor Company pada tanggal 5 November 2002 adalah $8.90. Harga ini dicapai oleh sejumlah sejumlah besar pembeli dan penjual yang bekerja sama di New York Stock Exchange. Dalam hal ini suatu harga pasar ada untuk semua aktiva. Akan tetapi, banyak aktiva yang belum memiliki harga pasar yang jelas karena perdagangan jarang terjadi. Sedangkan menurut Breayley dkk. (2008:165) nilai buku mencatat beberapa yang dibayar perusahaan untuk asetnya, dikurangi pengurangan untuk penyusutan. Nilai ini tidak meliputi nilai bisnis sebenarnya. Nilai likuiditas adalah beberapa yang bisa dijaring perusahaan dengan menjual asenya dan melunasi utang-utanya. Ini tidak meliputi nilai perusahaan sebagai usaha yang terus berjalan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
24
Sedangkan nilai pasar adalah jumlah yang bersedia dibayar oleh investor untuk saham perusahaan. Ini tergantung pada kekuatan menangguk laba dari aset saat ini serta perkiraan profitabilitas investasi masa depan. Menurut susanti (2010) dan Mahendra (2011:18), nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi pendanaan (financing) dan manajemen aset. a. Macam-macam Pengukuran Nilai Perusahaan Menurut Weston dan Copeland (2008:244) pengukuran nilai perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan rasiorasio penilaian atau rasio pasar. Rasio penilaian merupakan ukuran
kinerja
yang
paling
menyeluruh
perusahaan, rasio penilaian tersebut terdiri dari :
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
untuk
suatu
25
1) Price to Book Value (PBV) yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham. Formulanya ialah sebagai berikut :
2) Market to Book Ratio (MBR) yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham. 3) Market to Book Assets Ratio yaitu ekspetasi pasar tentang nilai dari peluang investasi dan pertumbuhan perusahaan yaitu perbandingan antara nilai pasar aset dengan nilai buku aset. 4) Market Value of Equity yaitu nilai pasar ekuitas perusahaan menurut penilaian para pelaku pasar. Nilai pasar ekuitas adalah jumlah ekuitas (saham beredar) dikali dengan harga per lembar ekuitas. 5) Enterprise Value (EV) yaitu nilai kapitalisasi market yang dihitung sebagai nilai kapitalisasi pasar ditambah total kewajiban ditambah minority interest dan saham preferen dikurangi total kas dan ekuivalen kas. 6) Price Earning Ratio (PER) yaitu harga yang bersedia dibayar oleh pembeli apabila perusahaan itu dijual. PER dapat dirumuskan sebagai berikut : PER = Price per Share / Earning per Share
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
26
7) Tobin’s Q yaitu nilai pasar dari suatu perusahaan dengan membandingkan nilai pasar suatu perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan dengan nilai penggantian aset (asset replacement value) perusahaan. b. Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Menurut Brigham dan Houston (2006:16), ada tiga alasan mengapa nilai setiap bisnis dimaksimalkan jika bisnis diorganisasikan sebagai suau perseroan terbatas, yaitu antara lain : 1) Kewajiban terbatas mengurangi risiko yang ditanggung oleh para investor dan jika semua hal yang lainnya konstan, semakin rendah risiko perusahaan, maka semakin tinggi nilainya. 2) Nilai
perusahaan
akan
tergantung
pada
peluang
pertumbuhannya, yang selanjutnya akan bergantung pada kemampuan perusahaan untuk menarik modal. Karena perseroan terbatas dapat menarik modal secara lebih mudah daripada bisnis-bisnis yang tidak terinkorporasi, maka dapat dengan lebih baik mengambil keuntungan dari peluang–peluang pertumbuhan. 3) Nilai dari suatu aset juga bergantung pada likuiditasnya, yang artinya kemudahan untuk menjual aset dan mengubahnya menjadi uang tunai pada suatu “nilai pasar
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
27
yang wajar”. Karena investasi pada saham dari perseroan terbatas adalah jauh lebih likuid daripada investasi yang serupa
di
suatu
kepemilikan
perseorangan
atau
persekutuan, maka hal ini juga meningkatkan nilai dari suatu perseroan terbatas. Dari tiga alasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor
faktor
–
diatas
dapat
mempengaruhi
nilai
perusahaan. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan semua pemilik perusahaan sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Dengan nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya bahwa prospek perusahaan di masa depan akan bagus (Brigham dan Houston, 2006). 6.
Peneliti Terdahulu Beberapa
penelitian
terdahulu
terkait
dengan
nilai
perusahaan, antara lain : Struktur modal dalam penelitian yang dilakukan oleh Mediawati (2016) dengan judul penelitian Pengaruh Size, Growth, Profitabilitas, Struktur Modal, Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan, menyimpulkan bahwa struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
28
Struktur modal dalam penelitian yang dilakukan oleh Languju (2016) dengan judul penelitian Pengaruh Return On Equity, Ukuran Perusahaan, Price Earning Ratio dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Property And Real Estate Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, menyimpulkan bahwa Struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Struktur modal dalam penelitian yang dilakukan oleh Prastuti (2016) dengan judul penelitian Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur, menyimpulkan bahwa nilai perusahaan dipengaruhi oleh variabel struktur modal. Struktur modal dalam penelitian yang dilakukan oleh Maxwel (2012) dengan judul Capital Structure and Firm Value : Empirical Evidence from Nigeria, menyimpulkan bahwa modal sebagai komponen struktur modal tidak relevan dengan nilai perusahaan. Profitabilitas dalam penelitian yang dilakukan oleh Repi (2016) dengan judul penelitian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai
Perusahaan
Subsektor
Perbankan
Pada
BEI
dalam
Menghadapi MEA, menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan antara variabel profitabilitas (ROE) terhadap nilai perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
29
Profitabilitas
dalam
penelitan
yang
dilakukan
oleh
Manoppo (2016) dengan judul penelitian Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 20112014, menyimpulkan bahwa variabel profitabilitas (ROE) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas dalam penelitian yang dilakukan oleh Warouw (2016) dengan judul penelitian Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Farmasi Di Bursa Efek Indonesia, menyimpulkan bahwa secara parsial profitabilitas pada perusahaan Farmasi periode 2010-2013 tidak memiliki hubungan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas dalam penelitian yang dilakukan oleh Rasyid (2015) dengan judul Effects of ownership structure, capital structure, profitability and company’s growth towards firm value, menyimpulkan bahwa return on equity berpengaruh terhadap nilai perusahaan secara signifikan menunjukkan oleh 7,061 untuk nilai t-test dan 0,000 untuk nilai yang signifikan. Ukuran Perusahaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Rudangga (2016) dengan judul penelitian Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Leverage,
dan
Profitabilitas
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Terhadap
Nilai
30
Perusahaan, menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Ukuran Perusahaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Rumondor (2015) dengan judul penelitian Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Risiko Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sub Sektor Plastik dan Pengemasan Di BEI, menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Ukuran Perusahaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Pantow (2015) dengan judul penelitian Analisa Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Return On Asset, dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan yang Tercatat Di Indeks LQ 45, menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Ukuran Perusahaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Missy (2016) dengan judul Influence of capital structure, size and growth on profitability and corporate value, menyimpulkan bahwa ukuran
perusahaan
secara
signifikan
perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
mempengaruhi
nilai
31
Tabel 2 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Karina Meidiawati dan Titik Mildawati
Yuanita Missy, Budiyanto dan Slamet Riyadi
Tahu n 2016
2016
Judul Pengaruh size, Growth, Profitabil itas, Struktur Modal, Kebijaka n Dividen Terhadap Nilai Perusaha an
a.
Influence Of Capital Structure , Size and Growth on profitabil ity and corporate value
a.
b. c. d. e. f.
b. c. d. e.
Variabel Penelitian Size (X1) Growth (X2) Profitabilitas (X3) Struktur Modal (X4) Kebijakan Dividen (X5) Nilai Perusahaan (Y)
Struktur Modal (X1) Ukuran Perusahaan (X2) Pertumbuha n (X3) Profitabilitas (Y1) Nilai Perusahaan (Y2)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Hasil Yang Diperoleh Ukuranperusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.Pertumbuh an perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.Profitabilit as berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kebijakan deviden tdak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur modal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas.Ukuran perusahaan secara signifikan dipengaruhi profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.Juga struktur modal secara signifikan mempengaruhi nilai perusahaan,ukuran perusahaan secara signifikan mempengaruhi nilai perusahaan. Sementara perusahaan pertumbuhan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, tetapi memiliki signifikan berpengaruh pada profitabilitas nilai perusahaan.
32
Tabel 2 Penelitian Terdahulu (Lanjutan) Nama Peneliti Octavia Languju, Marjam Mangantar dan Hizkia H.D. Tasik
Tahun
Judul
2016
Pengaruh Return On Equity, Ukuran Perusahaan, Price Earning Ratio Dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Property And Real Estate Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Ni Kadek Rai Prastuti dan I Gede Merta Sudiartha
2016
Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Variabel Penelitian a. Return On Equity (X1) b. Ukuran Perusahaan (X2) c. Price Earning Ratio (X3) d. Struktur Modal (X4) e. Nilai Perusahaan (Y)
Hasil Yang Diperoleh Hasil Uji F nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh return on equity, ukuran perusahaan, price earning ratio dan struktur modal. Hasil Uji T secara parsial menunjukan bahwa hanya variabel return on equity yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan ukuran perusahaan, price earning ratio dan struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
a.
Struktur modal dan kebijakan dividen mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap niali perusahaan pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2011-2013. Nilai perusahaan dipengaruhi oleh variabel struktur modal, kebijakan dividen & ukuran perusahaan.
b. c. d.
Struktur Modal (X1) Kebijakan Dividen (X2) Ukuran Perusahaan (X3) Nilai Perusahaan (Y)
33
Tabel 2 Penelitian Terdahulu (Lanjutan) Nama Peneliti Switli Repi, Sri Murni dan Decky Adare
Tahun
Judul
2016
FaktorFaktor yang Mempengar uhi Nilai Perusahaan Subsektor Perbankan Pada BEI Dalam Menghadapi MEA
Heven Manoppo dan Fitty Valdi Arie
2016
Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014
Variabel Penelitian a. ROA (X1) b ROE . (X2) c. Risiko Perusa haan (X3) d LDR . (X4) e. NPL (X5) f. Nilai Perusa haan (Y)
a Struktu . r Modal (X1) b Ukuran . Perusah aan (X2) c Profita . bilitas (X3) d Nilai . Perusah aan (Y)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Hasil Yang Diperoleh Secara simultan ROA, ROE, Risiko Perusahaan, LDR dan NPL berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.Sedangkan secara parsial ROA berpengaruh positif dan signifikan, terhadap nilai perusahaan, ROE berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Risiko Perusahaan dan LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Perusahaan sebaiknya memperhatikan ROE dan NPL, karena dapat berdampak pada nilai perusahaan. Struktur modal, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas berpengaruh secara bersama terhadap Nilai Perusahaan. Struktur Modal dan Profitabilitas yang diukur dengan ROI berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan Ukuran Perusahaan dan profitabilitas yang diukur dengan NPM dan ROE tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Manajemen perusahaan sebaiknya memperhatikan struktur modal, ukuran perusahaan dan profitabilitas sehingga dapat meningkatkan harga saham dan berdampak pada nilai perusahaan pada para investor.
34
Tabel 2 Penelitian Terdahulu (Lanjutan) Nama Peneliti Christiana Warouw, Sintje Nangoy dan Ivonne S. Saerang
Tahun
Judul
Variabel Penelitian a. Modal Kerja (X1) Profitabilitas b. (X2) Nilai Perusahaan c. (Y)
2016
Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Farmasi Di Bursa Efek Indonesia
I Gusti Ngurah Gede Rudangga dan Gede Merta Sudiarta
2016
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
a.
Regina Rumondor, Maryam Mangantar, dan Jacky S.B. Sumarauw
2015
Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Risiko Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sub Sektor Plastik dan Pengemasan di BEI
a.
b. c. d.
b. c. d.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Ukuran Perusahaan (X1) Leverage (X2) Profitabilitas (X3) Nilai Perusahaan (Y) Struktur Modal (X1) Ukuran Perusahaan (X2) Risiko Perusahaan (X3) Nilai Perusahaan (Y)
Hasil Yang Diperoleh Secara Simultan Perputaran Modal Kerja dan Profitabilitas pada Perusahaan Farmasi di BEI periode 20102013berpengaruh namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.Sedangkan Secara Parsial Perputaran Modal Kerja dan Profitabilitas pada Perusahaan Farmasi periode 2010-2013 tidak memiliki hubungan terhadap nilai perusahaan. Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, leverage berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan,Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan,risiko perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
35
Tabel 2 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Mawar Sharon R. Pantow, Sri Murni dan Irvan Trang
Abdul Rasyid
Tahun
Judul
2015
Analisa Pertumbuha n Penjualan, Ukuran Perusahaan, Return On Asset, dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan yang Tercatat Di Indeks LQ 45
a .
Effect of ownership structure, capital structure, profitabilit y and company’s growth towards firm value
a.
2015
b c d e
b.
c. d
e.
Variabel Penelitian Pertumbuha n Penjualan (X1) Ukuran Perusahaan (X2) Return On Asset (X3) Struktur Modal (X4) Nilai Perusahaan (Y) Struktur Kepemili kan (X1) Struktur Modal Keuanga n (X2) Profitabil itas (X3) Pertumb uhan Perusaha an (X4) Nilai Perusaha an (Y)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Hasil Yang Diperoleh Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, Ukuran perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan ROA dan Struktur modal berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai perusahaan.
Kepemilikan manajerial tidak mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan ditunjukkan dgn nilai t-test yang 0,922 dan nilai signifikan yang 0,362, kepemilikan institusional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan yang ditunjukkan dengan ditunjukkan oleh nilai ttest yang adalah 2.097 dan nilai sig. Yang 0,043, debt to equity ratio tdk signifikan mempengaruhi nilai perusahaan dengan ttest yang -1,583 dan 0,122 nilai yang signifikan, Return on Equity berpengaruh terhadap nilai perusahaan secara sig. Menunjukkan oleh 7,061 untuk nilai t-test dan 0,000 untuk nilai yang signifikan disamping itu , efek yg sig.terhadap nilai perusahaan juga disebabkan oleh pertumbuhan laba. Hasil analisis F-test menegaskan bahwa seluruh variabel berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
36
Tabel 2 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Ogbulu, Onyema chi Maxwel l dan Emeni Francis Kehinde
Tahun 2012
Judul Capital Structure and Firm Value: Empirical Evidence from Nigeria
Variabel Penelitian a Struktur . Modal (X) b Nilai Perusahaan (Y)
Hasil Yang Diperoleh Dalam ekonomi berkembang seperti Nigeria, modal sebagai komponen struktur modal tidak relevan dengan nilai perusahaan, sedangkan utang jangka panjang ditemukan menjadi penentu utama dari nilai perusahaan. Dari temuan penelitian ini, para pembuat keputusan keuangan perusahaan disarankan untuk lebih menggunakan utang jangka panjang daripada modal dalam membiayai operasi mereka karena menghasilkan nilai perusahaan yang positif
Sumber : Data sekunder yang diolah sendiri
B. Rerangka Pemikiran 1. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pengambilan
keputusan
pendanaan
berkenaan
dengan
struktur modal yang benar-benar harus diperhatikan oleh perusahaan,
karena
struktur
penentuan
perusahaan
akan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur modal sendiri menunjukkan perbandingan jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Perusahaan yang menggunakan hutang dalam operasinya akan mendapat penghematan pajak, karena pajak dihitung dari laba operasi setelah dikurangi bunga hutang, sehingga laba bersih yang menjadi hak pemegang saham akan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
37
menjadi lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan hutang (Meythi, 2012). Struktur modal terkait dengan harga saham. Aturan struktur finansial
konservatif
menghendaki
agar
perusahaan
tidak
mempunyai hutang lebih besar dari jumlah modal sendiri dalam keadaan bagaimanapun. Pada sisi lain, konsep cost of capital menyatakan bahwa perusahaan akan berusaha untuk memperoleh struktur modal yang meminimumkan biaya penggunaan modal rata – rata. Minimisasi biaya modal rata-rata ini tidak mengharuskan komposisi jumlah modal eksternal yang lebih sedikit dari jumlah modal sendiri (Hermuningsih, 2013). Dengan demikian jika manajer memiliki keyakinan yang kuat atas prospek perusahaan kedepan dan menginginkan agar harga saham dapat meningkat, maka manajer dapat menggunakan hutang yang lebih banyak sebagai sinyal yang lebih dapat dipercaya oleh calon investor. Dalam tataran empiris, kebijakan hutang (diukur dengan debt to equity ratio, DER) dan ukuran perusahaan (diukur dengan total assets) berpengaruh positif dan signifikan terhadap price book value (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). 2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Profitabilitas
yang
tinggi
mencerminkan
kemampuan
perusahan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
38
pemegang saham. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya, dan hal ini berdampak pada kenaikan nilai perusahaan. Dengan rasio profitabilitas yang tinggi yang dimiliki sebuah
perusahaan
akan
menarik
minat
investor
untuk
menanamkan modal di perusahaan (Dewi dan Wirajaya, 2013). Dalam hal ini profitabilitas diukur dengan indikator return on equity
(ROE).
Pertumbuhan
ROE
menunjukkan
prospek
perusahaan yang semakin baik, yang akan ditangkap oleh investor sebagai
sinyal
positif
dari
perusahaan
yang
selanjutnya
mempermudah manajemen perusahaan menarik modal dalam bentuk saham. Apabila terdapat kenaikan permintaan saham suatu perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal (Hermuningsih, 2013). 3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan salah satu indikasi mengukur kinerja suatu perusahaan. Ukuran perusahaan yang besar dapat mencerminkan jika perusahaan mempunyai komitmen yang tinggi untuk terus memperbaiki kinerjanya, sehingga pasar akan mau membayar lebih mahal untuk mendapatkan sahamnya karena percaya akan mendapatkan pengembalian yang menguntungkan dari perusahaan tersebut (Dewi dan Wirajaya, 2013).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
39
Menurut Shofwatul (2011) dalam Safitri (2015), dengan semakin besarnya ukuran perusahaan, maka ada kecendrungan lebih banyak investor untuk menaruh perhatian pada perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang besar cenderung memiliki kondisi yang lebih stabil. Kestabilan tersebut menarik investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Kondisi tersebut menjadi penyebab terjadinya atas naiknya harga saham perusahaan di pasar modal. Investor memiliki ekspetasi yang besar terhadap perusahaan besar. Ekspetasi investor berupa perolehan
dividen
permintaan
saham
dari
perusahaan
perusahaan
akan
tersebut. dapat
Peningkatan
memacu
pada
peningkatan harga saham di pasar modal. Berdasarkan kajian pustaka dan mengacu pada beberap hasil penelitain yang telah diuraikan sebelumnya yang berkaitan dengan pengaruh struktur modal, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadapa nilai perusahaan, maka kerangka konseptual yang mendasari penelitian ini adalah bahwa nilai perusahaan merupakan tujuan utama yang ingin dicapai bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham dengan cara meningkatkan nilai perusahaan. Kerangka konseptual untuk melihat hubungan-hubungan antara variabel penelitian terlihat pada gambar 1.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
40
Gambar 1 Rerangka Pemikiran Teoritis
C. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis yang diuji adalah: H1
: Diduga variabel debt to equity ratio (DER) memiliki pengaruh dan signifikan terhadap nilai perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 – 2015.
H2
: Diduga variabel return on equity (ROE) memiliki pengaruh dan signifikan terhadap nilai perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 – 2015.
H3
: Diduga variabel Ukuran Perusahaan (Size) memiliki pengaruh dan signifikan terhadap nilai perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 – 2015.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z