BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Menurut Brigham dan Houston (2011) teori sinyal adalah sinyal (tanda) yang diberikan oleh manajem perusahaan kepada investor sebagai petunjuk mengenai prospek perusahaan tersebut. Signalling theory merupakan langkah-langkah manajemen dari perusahaan yang sebenarnya memberikan petunjuk secara implisit kepada investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena
informasi
pada
hakekatnya
menyajikan
keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk menarik calon investor, sehingga tidak mengherankan jika laporan keuangan seringkali dibuat sedemikian rupa untuk menampilkan angka yang diinginkan oleh manajemen melalui berbagai tindakan manipulasi. Manipulasi sering dilakukan pada laporan laba perusahaan, karena laba sangat rentan terhadap perubahan metode akuntansi. Hal ini sesuai dengan signalling theory yang menunjukkan kecenderungan adanya asimetri informasi antara pemilik perusahaan dan investor. Pihak internal perusahaan secara umum 9 mempunyai lebih banyak informasi mengenai kondisi nyata perusahaan saat ini dan prospeknya di masa yang akan datang, dibandingkan dengan pihak eksternal. Asimetri
informasi
ini
dapat
diminimalkan
dengan
mengungkapkan informasi sebanyak-banyaknya. Informasi yang diungkap diharapkan adalah informasi yang menunjukkan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Pelaporan arus kas, selain laporan lainnya, merupakan salah satu usaha untuk meminimalkan asimetri informasi. Laporan arus kas dapat dijadikan informasi alternatif dalam menilai kinerja dan prospek perusahaan, pada saat laba mempunyai peluang besar untuk tersentuh praktek manipulasi. Jika melihat pentingnya informasi arus kas bagi pengguna laporan keuangan, maka pelaporan arus kas diharapkan akan direaksi oleh pasar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Angka-angka akuntansi yang dilaporkan perusahaan dapat digunakan
sebagai
mencerminkan
signal
informasi
jika
angka-angka
mengenai
tersebut
atributatribut
dapat
keputusan
perusahaan yang tidak dapat diamati. Ketika perusahaan melaporkan kepada publik komponen labanya, maka hal tersebut merupakan good news karena pasar menganggap perusahaan memberikan informasi yang lengkap mengenai perusahaan. Dengan komponen laba yang dilaporkan oleh perusahaan, maka investor dapat mengetahui kinerja perusahaan sesungguhnya sehingga prediksi yang dilakukan akan lebih akurat. Penelitian ini menggunakan teori sinyal sebagai grand theory yang melandasi pengembangan hipotesis.
2. Stakeholder Theory Istilah Stakeholder pertama kali di perkenalkan oleh Standford Researh Institute (RSI) pada tahun 1963 (Freeman, 1984). Freeman (1984) mendefinisikan Stakeholder sebagai “any group or individual who can affect or be affected by the achievement of an organization’s objective”. Bahwa stakeholder merupakan kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau di pengaruhi oleh proses pencapaian tujuan organisasi. Stakeholder theory merupakan sekelompok orang, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap organisasi (Putro, 2013).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan (Waryanti, 2009). Power stakeholder dapat berupa kemampuan untuk membatasi pemakaian sumber ekonomi yang terbatas (modal dan tenaga kerja), akses terhadap media yang berpengaruh, mempengaruhi konsumsi atas barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan (Brow dan Deegan, 1998). Jadi kemudian muncul statement bahwa “ketika stakeholder mengendalikan sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka perusahaan akan bereaksi dengan cara-cara memuaskan keinginan stakeholder (Ullman, 1982).
3. Laporan Keuangan Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasi normal perusahaan akan memberikan informasi keuangan yang berguna bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas lain diluar perusahaan. Dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Tahun 2010 paragraf 7 di jelaskan: “Laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi Neraca, Laporan Laba-Rugi, serta Laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta penjelasan yang mempunyai bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu termasuk juga skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
keuangan tersebut, misalnya laporan keuangan segmen idustri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan laba.” Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuaangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
atau
aktivitas
perusahaan
tersebut.
Pihak-pihak
yang
berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu usaha adalah para pemilik perusahaan, manajer perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankir, para investor dan pemerintah dimana perusahaan tersebut berdomisili , buruh serta pihak-pihak lain. Menurut PSAK No. 1 (Revisi 2013) komponen laporan keuangan yang lengkap adalah: a. Laporan posisi keuangan (neraca pada akhir periode) b. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode c. Laporan perubahan ekuitas selama periode d. Laporan arus kas selama periode e. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijkan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain, dan f. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang penting bagi perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
yang terdiri dari neraca, dan perhitungan laba-rugi serta keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari kegiatan akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak yang berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut adalah manajemen, pemilik, kreditur, investor, penyalur, karyawan, lembaga pemerintahan dan masyarakat umum. 4. Profitabilitas Profitabilitas
merupakan
kemampuan
yang
dicapai
oleh
perusahaan dalam satu periode tertentu. Dasar penilaian profitabilitas adalah laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca dan rugi-laba perusahaan. Berdasarkan kedua laporan keuangan tersebut akan dapat ditentukan hasil analisis sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah ROA (Return On Aset). Hal ini dikarenakan Return on Assets (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas
mengukur
kemampuan
perusahaan
menghasilkan
keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan. Menurut Mardiayanto (2009:196), Return on Assets (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi. Adapun rumus untuk menghitung ROA sebagai berikut: Laba setelah pajak Return on Assets (ROA) : Total Asset
5. Persediaan a. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barangbarang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam proses produksi Alexandri (2009:135). Menurut SAK no.14 tahun 2011 Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan atau dalam bentuk bagan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
atau pemberiaan jasa. Semakin cepat persediaan berputar maka semakin kecil modal kerja yang diperlukan. Pengendaliaan persediaan yang efektif diperlukan untuk memelihara jumlah, jenis dan kualitas barang yang sesuai dengan mengatur investasi dalam persediaan, sehingga biaya yang berhubungan dengan persediaan juga berkurang b. Jenis-jenis Persediaan 1) Bahan baku Barang persediaan milik perusahaan yang akan diolah lagi melalui proses produksi, sehingga akan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sesuai dengan kegiatan perusahaan. Besarnya persediaan bahan baku dipengaruhi oleh perkiraan
produksi,
diandalkannya
pihak
sifat
musiman
Pemasok
serta
produksi, tingkat
dapat efisiensi
penjadualan pembelian dan kegiatan produksi. 2) Barang dalam proses Adalah barang yang masih memerlukan proses produksi untuk menjadi barang jadi, sehingga persediaan barang dalam proses sangat dipengaruhi oleh lamanya produksi, yaitu waktu yang dibutuhkan sejak saat bahan baku masuk keproses produksi sampai dengan saat penyelesaian barang jadi. Perputaran
persediaan
memperpendek
bisa
lamanya
ditingkatkan produksi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dengan
Dalam
jalan rangka
17
memperpendek waktu produksi salah satu cara adalah dengan menyempurnakan tekhnik-tekhnik rekayasa, sehingga dengan demikian proses pengolahan bisa dipercepat. Cara laian adalah dengan membeli bahan-bahan dan bukan membuatnya sendiri. 3) Barang jadi Adalah barang hasil proses produksi dalam bentuk final sehingga dapat segera dijual, pada persediaan ini besar kecilnya persediaan
barang
jadi
sebenarnya
merupakan
masalah
koordinasi produksi dan penjualan. Manajer keuangan dapat merangsang peningkatan penjualan dengan cara mengubah persyaratan kredit atau dengan memberikan kredit untuk resiko yang kecil (marginal risk). Tetapi tidak peduli apakah barangbarang tercatat sebagai persediaan atau sebagai piutang dagang, manajer keuangan harus tetap membiayainya. Sebenarnya perusahaan lebih suka menjualnya (dan tercatat sebagai piutang dagang), karena dengan demikian untuk menuju realisasi kas tinggal satu langkah saja. Dan laba potensial dapat menutup tambahan resiko penagihan piutang. Dari uraian tersebut dapat kita artikan bahwa dalam proses akuntansi persediaan, persediaan memerlukan adanya penilaian (valuation), karena persediaan merupakan bagian dari cost yang akan dimatch dengan revenue, dan akan menghasilkan income dan penyajian laporan arus kas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
c. Perputaran Persediaan Rasio perputaran persediaan (inventory turnover atau stock turnover) adalah ukuran seberapa sering persediaan barang dagang terjual dalam waktu satu periode. Periode dapat dalam masa tahunan ataupun bulanan. Menurut Dr. Harmono (2009 hal, 234) perputaran persediaan menjelaskan sejauh mana persediaan berputar dalam satu tahun dapat diperoleh dari harga pokok penjualan dibagi saldo rata-rata persediaan. Harga Pokok Penjualan Perputaran Persediaan : Persediaan Rata-Rata
Menurut Soemarso S.R (2010:392), perputaran persediaan menunjukkan berapa kali (secara rata-rata) persediaan barang dijual dan diganti selama suatu periode. Makin tinggi perputaran persediaan makin baik bagi perusahaan. Perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan. Inventory turnover diperoleh dengan membagi harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan. Rata-rata persediaan diperoleh dengan cara persediaan awal ditambah dengan persediaan akhir lalu dibagi dua. Menurut Darsono dan Ashari (2009:60), menyatakan bahwa rasio perputaran persediaan untuk mengetahui kemampuan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
perusahaan dalam mengelola persediaan atau dengan kata lain berapa kali persediaan yang ada akan diubah menjadi penjualan. Makin tinggi rasio perputaran persediaan maka makin cepat persediaan diubah menjadi penjualan. Rasio perputaran persediaan yang terlalu rendah menunjukkan lambatnya penjualan. Menurut Kasmir (2011:180) Cara menghitung rasio perputaran persediaan dilakukan dengan dua cara yaitu: Pertama, dengan membandingkan antara harga pokok barang yang dijual denga
nilai
persediaan.
Dan
yang
kedua
dengan
cara
membandingkan nilai penjualan dengan persediaan. Apabila rasio yang diperoleh lebih tinggi, ini menunjukan perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persedian semakin membaik. Demikian pula apabila perputaran persediaan rendah berarti persediaan bekerja secara tidak efisien atau tidak produktif dan banyak barang persediaan yang menumpuk, hal ini akan mengakibatkan investasi dalam tingkat pengendalian yang rendah. Rasio perputaran persediaan dihitung dengan membagi harga pokok penjualan (HPP) dengan rata-rata persediaan. Rasio perputaran
persediaan
memberi
ukuran
kualitas/likuiditas
komponen persediaan dan mengukur kemampuan perusahaan untuk
menggunakan
atau
melepas
persediaan.
Perputaran
persediaan rendah berarti persediaan bergerak lambat disebabkan keusangan, tidak terjual dan melemahnya permintaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Perputaran Persediaan Menurut Stice dan Skousen Dalam Ahmad dkk (2014) persediaan adalah istilah yang diberikan untuk aktiva yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan, atau aktiva yang dimasukan secara langsung atau tidak langsung kedalam barang yang diproduksi dan kemudian dijual. Skousen dan Albrecht Dalam Pratiwi (2011) mendefinisikan bahwa persediaan adalah nama yang diberikan untuk barang-barang baik yang dibuat atau dibeli untuk dijual kembali dalam bisnis normal. Menurut Reeve dan Warren (2009:365),
terdapat dua
ukuran yang dapat digunakan untuk menganalisis keefisienan dan keefektifan perusahaan dalam mengelola persediaan, yaitu: 1. Perputaran persediaan (inventory turnover) Mengukur hubungan antara volume barang yang terjual dan jumlah persediaan yang dimiliki selama periode tertentu. Secara umum, semakin besar nilai perputaran persediaan maka semakin efektif dan efisien pengelolaan persediaan. Rasio ini dihitung sebagai berikut: Harga Pokok Penjualan Perputaran Persediaan : Persediaan Rata-Rata
2. Jumlah hari penjualan dalam persediaan (number of days sales in inventory)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Merupakan ukuran untuk lamanya waktu yang diperlukan untuk memperoleh, menjual dan mengganti persediaan.Harga pokok penjualan harian rata-rata ditentukan dengan membagi harga pokok penjualan dengan 365. Secara umum, makin rendah jumlah hari penjualan dalam persediaan berarti makin baik. Persediaan rata-rata Jumlah hari penjualan dalam persediaan : Harga pokok penjualan harian rata-rata
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan mengukur berapa kali persediaan yang ada akan diubah menjadi penjualan dalam suatu periode.
6. Piutang a. Pengertian Piutang Piutang merupakan bagian penerimaan perusahaan yang sangat
penting
yang timbul
sebagai
akibat
dari
adanya
kebijaksanaan penjualan barang atau jasa dengan kredit, dimana debitur
tidak
memberikan
suatu
jaminan
yang
secara
resmi. Piutang juga merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling besar setelah kas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Piutang timbul karena adanya penjualan barang atau jasa secara kredit, bisa juga melalui pemberian pinjaman. Adanya piutang menunjukkan
terjadinya
penjualan
kredit
yang
dilakukan
perusahaan sebagai salah satu upaya perusahaan dalam menarik minat beli konsumen untuk memenangkan persaingan. Menurut Herry (2009:266) piutang adalah sebagai berikut : ”piutang meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa di masa yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa yang lalu.” Menurut Sri Dwi Ari Ambarwati (2010:155) , menyatakan bahwa : Piutang adalah sejumlah saldo yang akan diterima dari pelanggan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa piutang adalah hasil penjualan kredit yang dilakukan perusahaan. b. Tujuan Piutang Dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan, maka pada umumnya perusahaan melakukan penjualan secara kredit. Oleh karena itu pada saat penyerahan produk tidak terjadi penerimaan kas dan justru menimbulkan piutang. Disaat terjadinya piutang maka terjadi aliran kas masuk pada perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Penjualan kredit dapat merangsang pembeli maupun pelanggan
agar
membeli
dalam
jumlah
besar
yang
membutuhkan investasi pada aktiva lancar dan menimbulkan biaya lainnya. Menurut Kasmir (2011:293), menyatakan bahwa : Ada 3 tujuan piutang, yaitu : 1) Meningkatkan penjualan 2) Meningkatkan laba 3) Menjaga loyalitas pelanggan Meningkatkan penjualan dapat diartikan agar omzet penjualan meningkat atau bertambah dari waktu ke waktu. Dengan penjualan
kredit
diharapkan
penjualan
dapat
meningkat
mengingat sebagian besar pelanggan kemungkinan tidak mampu membeli secara tunai. Meningkatkan penjualan memang tidak identik dengan meningkatkan laba atau keuntungan. Namun, dalam praktiknya, apabila penjualan meningkat, kemungkinan besar laba akan meningkat pula. Hal ini akan terlihat dari omzet penjualan yang dimilikinya. Jadi dengan memberikan kebijakan penjualan secara kredit akan mampu meningkatkan penjualan sekaligus keuntungan. Menjaga loyalitas pelanggan artinya terkadang tidak selamanya pelanggan memiliki dana tunai untuk membeli barang dengan alasan tertentu sehingga jika dipaksakan, mungkin
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
pelanggan tidak akan membeli produk kita, bahkan tidak menutup kemungkinan berpindah ke perusahaan lain. Oleh karena itu, untuk mempertahankan pelanggan, perusahaan dapat memberikan pelayanan penjualan kredit”. c. Jenis-jenis piutang Jenis piutang di bagi atas tiga (tiga) jenis yaitu” 1. Piutang Usaha (account receivable) Piutang usaha yang berasal dari penjualan kredit jangka pendek dan biasanya dapat ditagih dalam waktu 30 sampai 60 hari. Biasanya piutang usaha tidak melibatkan bungan, meskipun pembayaran bunga atau biaya jasa dapat saja ditambahkan bilamana pembayarannya tidak dilakukan dalam periode tertentu. a) Wesel Tagih (notes receivable) Wesel tagih adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di amsa depan. Wesel tagih dapat berasal dari penjualan, pembayaran atau transaksi lainnya. Wesel tagih bisa bersifat jangka pendek ataupun jangka panjang. b) Wesel tagih berbunga (interest bearing notes) Wesel tagih berbunga ditulis sebagai perjanjian untuk membayar pokok atau jumlah nominal dan ditambah dengan bunga yang terhutang pada tingkat khusus.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
c) Wesel tagih tanpa bunga (non-interest bearing notes) Pada wesel tagih tanpa bunga tidak dicantumkan persen bunga, tetapi jumlah nominalnya meliputi beban bunga. 2. Piutang Lain-lain (Non Dagang) Piutang lain-lain merupakan tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pihak lain akibat dari transaksi yang secara tidak langsung berhubungan dengan kegiatan normal usaha perusahaan. Piutang lain-lain meliputi piutang pegawai, piutang dari perusahaan afiliasi,piutang dividen, piutang bunga, dan lain-lain. d. Perputaran Piutang Perputaran piutang merupakan rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modal. Rasio perputaran piutang memberikan pandangan mengenai kualitas piutang perusahaan dan seberapa berhasilnya perusahaan dalam penagihannya. Semakin cepat perputaran piutang menandakan bahwa modal dapat digunakan secara efisien. Menurut Kasmir (2010, h.176) “perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode”. Dengan demikian dapat diketahui bahwa semakin tinggi rasio perputaran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
piutang menandakan
bahwa
modal
yang digunakan
oleh
perusahaan semakin efisien. Perputaran piutang dihitung berdasarkan selisih penjualan bersih dengan rata – rata piutang perusahaan. Rumus: Penjualan Bersih Perputaran Piutang : Rata-Rata Piutang Usaha
Jumlah hari penjualan dalam piutang usaha (number of days sales in receivables) Merupakan estimasi lamanya piutang belum dibayar. Penjualan harian rata-rata dihitung dengan membagi penjualan bersih dengan 365 hari. Piutang usaha rata-rata Jumlah hari penjualan dalam piutang usaha: Penjualan harian rata-rata
Berdasarkan
pengertian-pengertian
di
atas,
dapat
disimpulkan bahwa perputaran piutang adalah menunjukkan berapa kali suatu perusahaan menagih piutangnya dan berapa kali piutang tersebut dapat diubah menjadi kas selama tahun berjalan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
7. Rasio Operasi Rasio operasi digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya. Rasio operasi dihitung dari Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam
mengendalikan
biaya
operasional
terhadap
pendapatan
operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Kasmir (2010), rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Menurut
Frianto
(2012:72),
menyatakan
bahwa
Beban
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) adalah rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Rasio operasi merupakan rasio yang dapat mengukur efisiensi operasi perusahaan. Rasio operasi digunakan untuk mengevaluasi margin laba dari ativitas operasi. Rasio operasi dihitung dari penjualan dibagi dengan total biaya. Biaya Operasi Rasio Operasi : Pendapatan Operasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Jenis-jenis Operasi Perusahaan Pada dasarnya analisis rasio keuangan dikelompokkan menjadi 5 macam kategori menurut Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim (2014;74) yaitu: 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas berfungsi untuk mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya ( utang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). Dua rasio likuiditas jangka pendek yang sering digunakan adalah rasio lancar dan rasio quick(sering disebut acid test ratio). 2. Rasio Solvabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuh
kewajiban
kewajiban
jangka
panjangnya.
Perusahaan yang tidak solvabilitas adalah perusahaan yang total utangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. 3. Rasio Profitablitas/ Rentabilitas Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset dan modal saham yang tertentu. 4. Rasio Pasar Rasio ini mengukur harga pasar relative terhadap nilai buku.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
5. Rasio Aktivitas Rasio ini melihat beberapa asset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.
8. Penelitian Terdahulu Terdapat penelitian terdahulu yang telah dilakukan untuk mengukur Profitabilitas dengan berbagai variabel independen. Penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut: Erik Pabrian Naibaho & Sri Rahayu (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Perusahaan Makan & Minum yang terdaftar di BEI 2008-2012)”. Instrument penelitian yang digunakan berupa dokumentasi laporan keuangan perusahaan. Metode yang digunakan yaitu pengujian statistik dengan regresi berganda dan uji asumsi klasik dengan menggunakan SPSS versi 20. Sedangkan indikator yang digunakan adalah perputaran piutang dan perputaran persediaan sebagai variable bebas dan profitabilitas sebagai variable terikat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perputaran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
piutang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, perputaran persediaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Secara simultan perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Subowo (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh pertumbuhan Penjualan, Perputran Kas, Perputran Piutang, Perputaran Persediaan dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Laba Usaha” . Hasil pengujian hipotesis dengan metode analisis regresi linear berganda secara simultan kelima variabel independen berpengaruh signifikan terhadap laba usaha/nett profit margin. Sedangkan berdasarkan hasil uji t perputaran kas dan perputaran modal kerja memiliki arah negative terhadap NPM, sedangkan pertumbuhan penjualan, perputaran piutang dan perputaran persediaan memiliki arah yang positif terhadap NPM Mohamad Tejo Suminar (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang dan Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Sektor Industri Barang konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini mempunyai landasan teori yang jelas yaitu theory agency, dimana teori ini mengemukakan mengenai masalah keagenan antara pemilik perusahaan/ pemegang saham dengan manajemen, dimana manajemen membutuhkan rasio-rasio keuangan untuk menentukan kebijakan yang menguntungkan pemilik perusahaan/ pemegang saham. Sampel penelitian yang diambil adalah 20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
perusahaan sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008-2013. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan diuji menggunakan metode analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil uji t, perputaran persediaan mempunyai pengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA maupun ROE), perputaran piutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA maupun ROE), sedangkan perputaran kas berpengaruh negatif terhadap (ROA maupun ROE). Hasil uji F atau uji simultan menunjukkan bahwa secara bersama-sama perputaran persediaan, perputaran piutang dan perputaran kas berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA maupun ROE). Dari hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa hubungan antar variabel bebas dan terikat masih lemah. Juhita (2009) melakukan penelitian untuk mengetahui Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Garmen & Tekstil yang Terdaftar di BEI”. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan asosiatif, dimana sampel berjumlah 10 perusahaan garmen dan tekstil. Hasil penelitian ini adalah bahwa perputaran piutang dan perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap profitabilitas. Muflihati (2014) melakukan penelitian untuk mengetahui Pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan industri pakan ternak. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan industri pakan ternak yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 4 perusahaan yang terdiri dari PT. Charoen Pokhpand Indonesia Tbk, PT. Malindo Feedmill Tbk, PT. Sierad Produce Tbk dan PT. Japfa Comfeed
Indonesia
Tbk.
Pengambilan
sampel
menggunakan
probalistik sampling dengan teknik cluster sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil pengujian analisis of variance didapat nilai f sebesar 4,733 dengan tingkat signifikan 0.021, dengan demikian model yang dihasilkan baik dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Hasil uji t secara parsial menunjukan tingkat signifikan yang diperoleh dari variable bebas yaitu untuk perputaran kas sebesar 0.004, perputaran piutang sebesar 0,096 dan perputaran persediaan sebesar 0,870. Hal ini menunjukan
perputaran
kas
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas, sedang perputaran piutang dan perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Sufiana dan Ni Ketut Purnawati (2013) dengan judul: Pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas. Data sekunder digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, uji F dan uji T. Hasil analisis dari penelitian ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
adalah perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas. Sedangkan analisis secara parsial menunjukkan hanya perputaran piutang dan perputaran persediaan yang berpengaruh terhadap profitabilitas. Diantara ketiga variabel bebas tersebut yang dominan berpengaruh terhadap profitabilitas adalah perputaran piutang. Mahaputra (2012) dengan judul Pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sampel penelitian terdiri dari 151 perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada 2006 - 2010. Metode yang digunakan dalam mengolah data penelitian ini yaitu analisis regresi . Hasil penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti adanya pengaruh variabel current ratio, debt to equity ratio, total assets ratio, dan profit margin terhadap pertumbuhan laba. Current ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba Debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Total assets
turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Profit margin berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Karic et.al (2013): Measuring the inventory turnover in distributive trade. Penelitian menggunakan total sample 80 perusahaan dagang di Republik Coratia. Penelitian tersebut menghasilkan 2 poin utama sebagai berikut (1) perusahaan yang menjual barang khusus memiliki rasio perputaran persediaan yang lebih kecil daripada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
perusahaan yang menjual barang kebutuhan umum, (2) Perputaran persediaan memiliki hubungan negative dengan laba, dalam hal ini indicator perputaran persediaan tidak memiliki hubungan dalam kemampuan perusahaan memperoleh laba. Kolias et.al (2011): Performance evaluation and ratio analysis of Pharmaceutical Company in Bangladesh. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh dari rasio perputaran persediaan. Penelitian dilakukan menggunakan sampel dari 566 data keuangan perusahaan perdaganan Yunani periode 200-2005. Hasil penelitian ditemukan bahwa rasio perputaran persediaan berpengaruh negative terhadap pendpatan kotor. Walaupun penelitian menggunakan sample perusahaan dagang, metodologi penelitian juga dapat diterapkan dalam penelitian berikutnya menggunakan data perusahaan manufaktur. Habib and hossan (2010): Performance evaluation and ratio analysis of Pharmaceutical Company in Bangladesh. Penelitian tersebut dilakukan dengan membandingkan kinerja dua perusahaan farmasi di Bangladesh yaitu the Beximco pharmaceutical, and Square pharmaceutical. Hasil penelitian menunjukkan perputaran piutang Beximco Pharmateutical lebih baik dari Square Company, di sisi lain profitabilitas Beximco Pharmateutical. Walaupun tidak secara langsung menunjukkan keterikatan variable perputaran piutang dengan profitabilitas,
penelitian
menunjukkan
mencerminkan kinerja perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bagaimana
kedua
rasio
35
Agha et. Al (2014): Impact Of Working Capital Management on Profitability. Penelilitan dilakukan untuk hubungan Working Capital Ratio yang terdiri dari Debt Turnover, Inventory Turnover, Current Ratio terhadap laba (Return on Asset). Hasil penelitian menunjukkan current ratio tidak menunjukkan hubungan signifkan sedangkan kedua ratio lainnya menunjukkan hubungan signifikan dengan laba. Olufemi et. Al (2009):
Working capital management and
corporate profitability: evidence from panel data analysis of selected quoted companies in Nigeria. Penelitian menggunakan metode statistika regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara perputaran piutang dan perputaran persediaan dengan laba/ profitabilitas. Adapun untuk melihat perbandingan antara penelitian-penelitian terdahulu terkait variable yang dipilih, metode penelitian yang digunakan dan hasil penelitian dapat dilihat di Tabel 2.1.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu NO 1
PENELITIAN Naibaho dan Rahayu (2014).
METODE
PENELITIAN
PENELITIAN
Variabel Independen:
Pengaruh perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas (studi empiris perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bei tahun 20082012)
2
VARIABEL
1. Perputaran Piutang 2. Perputaran Persediaan
Analisis Regresi Berganda
Variabel dependen:
Pengaruh pertumbuhan penjualan, perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan dan perputaran modal kerja terhadap laba usaha
Variabel Independen: 1. Pertumbuhan penjualan 2. Perputaran Kas 3. Perputaran piutang 4. Perputaran persediaan 5. Perputaran modal
Secara simultan: Perputaran piutang dan perputaran persediaan memiliki pengaruh yang positif terhadap tingkat profitabilitas
Secara parsial.
1. Profitabilitas/ Return of Asset (ROA)
Subowo (2015):
HASIL
Analisis regresi linear berganda, dilengkapi pengujian secara parsial dan simultan
Variabel dependen: 1. Laba usaha
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Perputaran piutang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas 2. Perputaran persediaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas 1. hasil uji signifikasi simultan (F Tes) variabel pertumbuhan penjualan, perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan dan perputaran modal kerja secara simultan berpengaruh terhadap laba usaha 2. hasil dari uji parsial (Uji T) dapat diketahui bahwa perputaran
37
3
Muhamad Tejo Suminar (2015):
Variabel Independen:
Pengaruh perputaran persediaan, perputaran piutang dan perputaran kas terhadap profitabilitas pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di bei periode 20082013
1. Perputaran persediaan 2. Perputaran piutang 3. Perputaran Kas
Analisis regresi berganda
Variabel dependen: 1. Return on Asset (ROA) 2. Return on Equity (ROE)
kas dan perputaran modal kerja memiliki arah yang negatif (tidak signifikan) 3. hasil dari uji parsial (Uji T) dapat diketahui bahwa pertumbuhan penjualan, perputaran piutang dan perputaran persediaan memiliki arah yang positif (signifikan) 4. hasil pengujian koefisien determinasi (R2) diperoleh kelima variabel hanya berpengaruh sebesar 36.7% terhadap laba usaha, sedangkan 63.3% dipengaruhi faktor lain Secara parsial: 1. Perputaran persediaan berpengaruh positf terhadap ROA dan ROE 2. Perputaran piutang berpengaruh positf terhadap ROA dan ROE 3. Perputaran kas berpengaruh negatif terhadap ROA dan ROE Secara Simultan: Ketiga variabel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
independen berpengaruh positf terhadap ROA dan ROE 4
Julita (2012):
Variabel Independen:
Pengaruh perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan garmen dan tekstil yang terdaftar di bursa efek indonesia (bei)
5
Variabel dependen: 1. Profitabilitas: Return on Asset (ROA)
Muflihati (2014): Pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan industri pakan ternak
6
1. Perputaran piutang 2. Perputaran persediaan
Sufiana dan Purnawati (2013): Pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan
Analisis regresi berganda
Variabel Independen: 1. Perputaran kas 2. Perputaran piutang 3. Perputaran persediaan
Analisis regresi linear berganda
2. Perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
Variabel dependen: 1. Profitabilitas: Return on Asset (ROA) Variabel Independen: 1. Perputaran kas 2. Perputaran piutang 3. Perputaran
1. Perputaran piutang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas 2. Perputaran persediaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas 3. Perputaran piutang dan perputaran persediaan memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap profitabilitas 1. Perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
Analisis regresi linear berganda
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh secara simultan terhadap
39
7
perputaran persediaan terhadap profitabilitas
Variabel dependen:
Karic et.al (2013):
Independent variable:
Measuring the inventory turnover in distributive trade
persediaan
2.
Profitabilitas
1. KO1: Inventory turnover based on net sales 2. KO1: Inventory turnover based on cost of goods sold (COGS)
Linear regression analysis – least squares method.
1.
2. Variable dependent: Profit ratio: Return On Asset (ROA) 8
Mahaputra (2012): Pengaruh rasiorasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei
Variabel Independen: 1. Curent Ratio 2. Debt Equity Ratio 3. Total Asset Turnover 4. Profit Margin
Analisis Regresi Berganda
Variabel Dependen: Pertumbuhan Laba
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.
2.
3.
profitabilitas Perputaran kas tidak berpengaruh signifikan dan memiliki arah yang negatif secara parsial terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas Trading companies which sell specialized merchandise have on average smaller inventory turnover in comparison to companies that sell general merchandise Negative relationship between the inventory turnover and profitability being recorded Current ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba Debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba Total assets turnover berpengaruh signifikan
40
9
Kolias et.al (2011)
Independent Variable: Inventory turnover
An empirical analysis of inventory turnover behaviour in Greek retail sector: 2000– 2005 10
Dependent Variable: 1. Gross Margin 2. Capital 3. Sales
Habib and hossan (2010): Performance evaluation and ratio analysis of Pharmaceutical Company in Bangladesh
Econometric Analysis
Comparing performance evaluation between two company, such as: the Beximco pharmaceutical, and Square pharmaceutical
Comparison of ratio and performance analysis
Variable use for comparing: 1. Liquidity ratio 2. Asset management ratio 3. Profitability Ratio 4. Debt coverage ratio 5. Market value ratios
http://digilib.mercubuana.ac.id/
terhadap pertumbuhan laba 4. Profit margin berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba 1. Inventory turnover is negatively correlated with gross margin 2. Inventory turnover is positively correlated with capital intensity 3. Inventory turnover is positively correlated with sales surprise 1. Beximco pharmaceutical is better condition of liquidity position compare that Square pharmaceutical company. 2. Beximco Pharmaceutical company are significant increase in account receivable turnover and account payable in days compare than the Square Pharmaceutical company 3. Beximco pharmaceutical company is better condition for profitable. 4. For debt ratio: square company is more risky then beximco pharmaceutical company‟s
41
11.
Agha et.al (2014):
Independent Variable:
Impact Of Working Capital Management on Profitability
1. Debt Turnover 2. Inventory Turnover 3. Current Ratio
Regression analysis
Dependent Variable: Return on Asset
12
Olufemi et.al (2009)
Independent Variable: 1. Number of days Accounts Receivable 2. Number of days of Inventory 3. Number of days Account Payable 4. Cash Conversion Cycle (CCC) 5. Size 6. Sales Growth 7. Debt
Regression analysis and Pearson’s Correlation Analysis
Dependent Variable: Return on Asset
Sumber : data diolah sendiri
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5. For market value: Beximco Pharmaceutical company better than square company there is a positive relationship between debtors turnover (DTO) and return on assets(ROA), between inventory turnover(ITO) and ROA and between creditors turnover (CTO) and ROA, but there is no significant relationship between Current ratio and ROA Negative relationship between Profitability and number of days Accounts Receivable, number of days of Inventory, number of days Account Payable, Cash Conversion Cycle
42
B. Rerangka Pemikiran 1. Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Menurut Stice dan Skousen Dalam Ahmad dkk (2014) persediaan adalah istilah yang diberikan untuk aktiva yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan, atau aktiva yang dimasukan secara langsung atau tidak langsung kedalam barang yang diproduksi dan kemudian dijual. Skousen dan Albrecht Dalam Pratiwi (2011) mendefinisikan bahwa persediaan adalah nama yang diberikan untuk barang-barang baik yang dibuat atau dibeli untuk dijual kembali dalam bisnis normal. Menurut pendapat Suminar (2015) dalam penelitiannya variable yang ingin diketahui Pengaruh Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang dan Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Sektor Industri Barang konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Suminar menunjukan t, perputaran persediaan mempunyai pengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA maupun ROE. Pendapat lain di kemukakan oleh Purnawati (2013) dengan hasil penelitiannya adalah perputaran
persediaan
berpengaruh
secara
simultan
terhadap
profitabilitas. Pendapat Kolias et.al (2011) menunjukan hasil bahwa rasio perputaran persediaan berpengaruh negative terhadap pendpatan kotor.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
2. Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Definisi piutang menurut Muslich Dalam Pratiwi (2011) adalah piutang terjadi karena penjualan barang dan jasa tersebut dilakukan secara kredit pada umumnya bertujuan untuk memperbesar penjualan. Tetapi disisi lain peningkatan piutang juga membutuhkan tambahan pembiayaan, biaya untuk analisis kredit dan penagihan piutang serta kemungkinan piutang yang macet tidak dapat ditagih. Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode, dalam hal ini mengukur kemampuan perusahaan mencairkan piutang atau menghasilkan uang tunai/ Cash. Uang tunai membantu perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan ataupun investasi kedepannya. Sehubungan dengan kemampuan perputaran piutang mempengaruhi operasional perusahaan dan kemampuan investasi, maka peneliti berasumsi ada keterikatan antara perputaran piutang dengan laba. Penelitian Naibaho dan rahayu (2014) menunjukkan hasil perputaran piutang secara berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Sedangkan penelitian lain oleh Muflihati (2014) menghasilkan perputaran piutang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Adanya beberapa perbedaan dalam penelitian terdahulu, sehingga dalam penilitian saat ini, peneliti menilai pentingnya penelitian pengaruh perputaran piutang terhadap laba.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
3. Rasio Operasi Perusahaan Terhadap Profitabilitas Rasio operasi merupakan rasio yang dapat mengukur efisiensi operasi perusahaan. Rasio operasi dihitung dari Biaya Operasional terhadap
Pendapatan
Operasional
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan landasan teori yang diuraikan di atas maka variable penelitian yang akan diteliti antara lain sebagai berikut: a. Perputaran Persediaan sebagai Variabel X1 b. Perputaran Piutang sebagai Variabel X2 c. Rasio Operasi sebagai Variabel X3 d. Dan Profitabilitas (ROA) sebagai Variabel Y Seperti yang telah di ketahui bersama seluruh variable tersebut diatas merupakan gambaran kinerja perusahaan. Variabel Profitabilitas merupakan variabel yang sangat penting untuk menggambarkan kinerja keungan perusahaan. Oleh karena itu penulis ingin menunjukan keterikatan variabel Perputaran Persedian (X1), Perputaran Piutang (X2) dan Rasio Operasi (X3) dalam membentuk Profit. Keterikatan tersebut dalam penelitian ini diharapkan dapat digambarkan secara parsial atau pun simultan. Alur keterikatan dapat ditunjukkan dalam gambar berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
Perputaran Persediaan
H₂ Perputaran piutang
Profitabilitas ( ROA )
Rasio Operasi
C. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan proporsi keilmuan yang disimpan dari kerangka konseptual dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang di teliti yang di uji berdasarkan fakta empiris. Hipotesis dalam penelitian ini di rumuskan sebagai berikut: 1. Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Menurut Purnawati (2013) dari hasil penelitiannya yaitu perputaran
persediaan
berpengaruh
secara
simultan
terhadap
profitabilitas. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Suwendra dkk (2016) bahwa perputaran persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. H1 = Perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas 2. Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Menurut Susilowibowo (2014) dari hasil penelitian menyatakan bahwa perputaran persediaan berpengaruh secara simultan terhadap
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
profitabilitas. Penelitian Naibaho dan rahayu (2014) menunjukkan hasil perputaran piutang secara berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Sedangkan penelitian lain oleh Muflihati (2014) menghasilkan perputaran piutang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas. H2
=
Perpuataran
piutang
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas 3. Pengaruh Rasio Operasi Terhadap Profitabilitas Rasio operasi atau yang sering di sebut Bopo adalah biaya operasional sebagai biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin, equipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian baik yang langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Mulyadi (2000 : 84). Menurut pendapat Nahdia Kinanti Muahamad (2015) dalam judul penelitiannya Pengaruh CAR, NPL, dan BOPO Terhadap Profitabilitas dan Return Saham pada bank-Bank yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2013. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa BOPO / Rasio Operasi berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. H3 = Rasio operasi berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
http://digilib.mercubuana.ac.id/