8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
A. KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan Menurut Prawironegoro, Manajemen Keuangan didefinisikan sebagai berikut : “Aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah-murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien, dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba” (Prawironegoro, 2007)
Fungsi Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu:
a. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.
b. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
c. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.
8
9
2. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, mengadakan analisis hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan adalah merupakan dasar untuk menginterprestasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Menurut Ikatan Akuntansi, definisi laporan keuangan adalah sebagai berikut:
“Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan kauangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai”. (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007, paragraph 6 dan 7)
Menurut Alexandri, laporan keuangan didefinisikan sebagai
berikut: “Laporan keuangan adalah media yang dipakai untuk meneliti kondisi perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan rugi laba, ikhtisar laba yang ditahan, dan laporan posisi keuangan” (Alexandri, 2009:30)
10
Menurut Farah Margaretha, laporan keuangan didefinisikan sebagai berikut:
“Laporan Keuangan adalah laporan yang memberikan gambaran akuntansi atas operasi serta posisi keungan perusahaan”. (Margaretha, 2011, 20).
Menurut Fahmi, laporan keuangan didefinisikan sebagai berikut: Laporan
Keuangan
merupakan
suatu
informasi
yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. (Fahmi, 2012:21)
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yaitu proses
pengkomunikasian
laporan.
Laporan
keuangan
merupakan
mekanisme yang penting bagi manajer untuk berkomunikasi dengan pihak investor luar yaitu investor publik di luar lingkup manajemen serta tidak terlibat dalam pengelolaan perusahaan.
Menurut SAK (Standar Akuntansi Keuangan) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat bukan masa kini.
11
b. Laporan kuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu atau pihak khusus saja seperti untuk pihak yang akan membeli perusahaan.
c. Laporan
keuangan
bersifat
konservatif
dalam
menghadapi
ketidakpastian.
d. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekomonis suatu peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas)
e. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
3. Tujuan Laporan Keuangan Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.
Tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah: “Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”. (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007:3)
12
Tujuan laporan keuangan menurut Farah Margaretha adalah: “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk digunakan oleh: manajer dalam menjalankan operasi perusahaan, dan pihak-pihak yang berkepentingan (penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba (nonprofit) untuk mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan)”. (Margaretha, 2011, 9)
Selain sebagai alat pertanggungjawaban, laporan keuangan diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Pengambilan keputusan ekonomi adalah keputusan yang dilakukan secara sadar untuk menetapkan sesuatu atas dasar data dalam bisnis. Laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi pihak yang berkepentingan, pihak-pihak yang membutuhkan informasi keuangan adalah sebagai berikut:
1. Pemilik Perusahaan Bagi pemilik perusahaan, laporan keuangan dimaksudkan untuk: a. Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen b. Mengetahui hasil dividen yang akan diterima c. Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya d. Mengetahui nilai saham dan laba perlembar saham e. Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan dimasa datang f. Sebagai dasar untuk mempertimbangkan, menambah atau mengurangi investasi.
13
2. Manajemen Bagi manajemen perusahaan, laporan keuangan ini digunakan untuk: a. Alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik b.Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi, bagian atau segmen tertentu c.Mengukur
tingkat
efisiensi
dan
tingkat
keuntungan
perusahaan, divisi, bagian, atau segmen tertentu d. Menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab e. Menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya diambil kebijaksanaan baru f. Memenuhi ketentuan dalam UU, peraturan, AD (Anggaran Dasar), Pasar modal, dan lembaga regulator lainnya.
3. Investor Investor dalam hal tertentu juga sama seperti pemegang saham. Bagi investor potensial ia akan melihat kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan yang dilaporkan. Bagi investor, laporan keuangan untuk: a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan b. Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan
14
c. Menilai kemungkinan menanamkan divestasi (menarik investasi) dari perusahaan d. Menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan di masa datang
4. Kreditur atau Banker Kreditur membutuhkan informasi keuangan guna memutuskan memberi pinjaman serta kemampuan membayar angsuran pokok dan bunga pada saat jatuh tempo.
Bagi kreditur, banker, laporan keuangan digunakan untuk:
a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang b. Menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan c. Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit d. Melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan
15
5. Pemerintahan dan Regulator Informasi
keuangan
bagi
pemerintah
digunakan
unutk
menentukan kebijakan dalam bidang ekonomi, misalnya alokasi sumber daya, UMR, pajak, pungutan serta bantuan.
Bagi pemerintahan atau regulator laporan keuangan dimaksud untuk: a. Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar b. Sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijaksanaan baru c. Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain d. Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan e. Bagi lembaga pemerintahan lainnya bisa menjadi bahan penyusunan data dan statistik
6. Masyarakat: bagi masyarakat laporan keuangan dapat digunakan untuk pengajaran, analisis informasi dan kemakmuran.
16
4.
Komponen Laporan Keuangan Suatu laporan tahunan korporat terdiri dari empat laporan keuangan pokok, yaitu neraca, laporan rugi laba, laporan ekuitas pemegang saham dan laporan arus kas (Fraser dan Ormitson, 2008:8) a. Neraca merupakan salah satu bentuk laporan keuangan pada suatu periode tertentu yang meliputi aktiva, utang dan modal, digunakan untuk pengukuran kinerja keuangan (Tampubolon, 2004:18)
b. Laporan rugi laba merupakan laporan keuangan yang memperlihatkan pendapatan, beban, dan laba bersih perusahaan pada suatu periode tertentu (Brealey, Myers & Marcus, 2008:72)
c. Laporan Perubahan Modal Laporan yang menggambarkan sebab-sebab perubahan modal disebut laporan perubahan modal atau laporan perubahan ekuitas.
d. Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan” (Reeve, 2009:26).
5.
Pengertian Analisa Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, mengadakan analisis hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan adalah
17
merupakan dasar untuk menginterprestasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan.
Menurut Sofyan Syafri, analisis laporan keuangan didefinikan sebagai berikut :
“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”. (Syafri, 2008, 7-9).
Menurut Harahap, analisis laporan keuangan didefinisikan adalah: “Analisis Laporan Keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dan yang lain baik data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan”. (Harahap 2013:193)
Menurut Djarwanto, analisis laporan keuangan didefinisikan sebagai berikut :
“Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan”. (Djarwanto, 2010:59)
18
6.
Tujuan Analisa Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan diperlukan oleh berbagai pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda, perbedaan kepentingan akan membawa perbedaan dalam menganalisis laporan keuangan dan perbedaan dalam tekanan-tekanan yang diberikan pada analisis tersebut.
Tujuan Analisa Laporan Keuangan : a) Sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger, b) Sebagai alat forecasting mengenai kondisi kinerja keuangan di masa datang, c) Sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau masalah lainnya, d) Sebagai alat evaluasi terhadap manajemen (Darminto dan Suryo, 2005:41).
19
7.
Kinerja Keuangan Fahmi, (2011) mengemukakan bahwa kinerja
keuangan
adalah: “Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan
dengan
menggunakan
aturan-aturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar”.
Tujuan Kinerja Keuangan Perusahaan a) Untuk mengetahui tingkat likuiditas perusahaan Likuiditas
adalah
kemampuan
perusahaan
untuk segera
memenuhi kewajiban keuangan atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo. b) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas perusahaan Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. c) Untuk mengetahui tingkat rentabilitas perusahaan Rentabilitas atau profitabilitas adalah kemampuan perusahaan yang menunjukkan bagaimana perusahaan dapat menghasilkan laba selama periode tertentu. d) Untuk mengetahui stabilitas usaha perusahaan Stabilitas usaha perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk melakukan usaha dengan stabil yang diukur dengan
20
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali pokok hutang tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan untuk membayar deviden secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan (Munawir, 2007:31)
8.
Metode Analisa Laporan Keuangan a. Metode Rasio Keuangan Ada beberapa jenis analisis rasio keuangan yang bisa digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan diantaranya, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas. Dari rasio diatas sangat berguna untuk memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi. (Sumber: Martono, Agus Harjito, 53-54)
1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Rasio likuiditas merupakan indikator yang baik apakah perusahaan memiliki masalah dalam arus kas. Rasio-rasio yang digunakan dalam rasio likuiditas ini ada dua yaitu :
21
a. Rasio Lancar (Current Ratio) yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar untuk memperlihatkan keamanan pemberi hutang. Rasio yang menunjukkan sejauh mana tagihan-tagihan jangka pendek dari para kreditor dapat dipenuhi dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu yang dekat. Rumus yang digunakan : =
b. Rasio Cepat (Quick Ratio) yaitu perbandingan antara aktiva lancar
dikurangi
persediaan
dengan
hutang
lancarnya.
Perbedaan yang mendasar dari rasio lancar dengan rasio cepat yaitu
kalau
dalam
rasio
lancar,
aktiva
lancar
yang
diperhitungkan meliputi persediaan sedangkan dalam rasio cepat aktiva lancar yang diperhitungkan tidak meliputi persediaan. Standar ukuran dari rasio cepat adalah sebesar 100% atau lebih. Rumus yang digunakan yaitu : =
−
Quick ratio dirancang untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat memenuhi kewajibannya, tanpa harus
22
melikuidasi atau terlalu tergantung pada persediaan, karena persediaan bukanlah sumber kas yang bisa segera diperoleh dan bahkan mungkin tidak mudah dijual pada kondisi ekonomi yang lesu. c. Rasio Cash (Cash Ratio) yaitu rasio yang digunakan untuk menunjukkan porsi kas yang dapat menutupi hutang lancar. Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan bank yang dapat segera diuangkan. Rumus yang digunakan yaitu : ℎ
=
100%
2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuanperusahaan
dalam
memenuhi
kewajiban
jangka
panjangnya. Rasio yang digunakan dalam rasio solvabilitas yaitu : a. Rasio Hutang Terhadap Modal yaitu menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutanghutang kepada pihak luar. Rumus yang digunakan : =
23
b. Rasio
Hutang
Terhadap
Total
Asset
merupakan
perbandingan total hutang jangka panjang maupun hutang jangka
pendek
dengan
total
aktiva.
Rasio
ini
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menjamin keseluruhan hutang dengan Asset yang dimilikinya. Rumus yang digunakan : =
c. Rasio Time Interest Earned, Rasio ini menghitung seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup
beban
tanpa
bunga.
Rasio
yang
tinggi
menunjukkan situasi yang “aman”, meskipun barangkali juga menunjukkan terlalu rendahnya penggunaan hutang perusahaan. Sebaliknya, rasio yang rendah memerlukan perhatian dari pihak manajemen. Rumus yang digunakan : (
=
)
3. Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi
perusahaan
dalam
memperolehpenjualan.Rasio
menggunakan ini
menunjukkan
asset
untuk
bagaimana
sumber daya yang ada di perusahaan telah dimanfaatkan secara
24
optimal sehingga tercipta suatu efisiensi investasi pada berbagai aktiva. Ada empat rasio aktivitas yang dapat digunakan yaitu perputaran total aktiva, perputaran aktiva tetap, rata - rata umur piutang, dan perputaran persediaan. a. Rasio Perputaran Total Aktiva Perputaran total aktiva menunjukkan bagaimana tingkat efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva untuk menciptakan
penjualan
dan
mendapatkan
laba.
Tingkat
perputaran ini juga ditentukan oleh perputaran elemen aktiva itu sendiri. Rumus yang digunakan : =
b. Rasio Perputaran Aktiva Tetap Perputaran aktiva tetap adalah rasio antara penjualan dengan aktiva
tetap
netto.
Rasio
ini
menunjukkan
bagaimana
perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin-mesin, perlengkapan kantor. Rumus yang digunakan : =
25
c. Rata-rata Umur Piutang Merupakan
perbandingan
antara
penjualan
dengan
piutangperusahaan. Rasio ini menunjukkan seberapa cepat kemampuan perusahaan dalam menagih piutangnya dalam suatu periode atau menunjukkan kecepatan perputaran piutangnya.
Rumus yang digunakan : −
=
/365
d. Rasio Perputaran Persediaan Rasio ini mengukur beberapa lama rata-rata barang berada di gudang.Pemikirannya
adalah bahwa
kenaikan persediaan
disebabkan oleh peningkatan aktivitas, atau karena perubahan kebijkasanaan persediaan.Kalau terjadi kenaikan persediaan yang tidak proposional dengan peningkatan aktivitas, maka berarti terjadi pemborosan dalam pengelolaan persediaan. Rumus yang digunakan :
=
4. Rasio Profitabilitas Rasio
profitabilitas
adalah
rasio
yang
menunjukkan
kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio ini juga menunjukkan kinerja perusahaan selama satu periode
26
akuntansi dan dari rasio ini dapat diketahui seberapa banyak laba harus diinvestasikan kembali dan seberapa banyak laba akan dibayarkan sebagai deviden.
a. Return On Asset (ROA) Rasio
ini
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Rumus yang digunakan : (
ℎ
)=
b. Profit Margin Rasio ini digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.Rasio ini juga menunjukan kemampuan
perusahaan
menekan
biaya
–
biaya
diperusahaan pada periode tertentu. Rumus yang digunakan: =
ℎ
c. Return On Equity (ROE) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio
ini
27
merupakan
ukuranprofitabilitas
dari
sudut
pandang
pemegang saham. Rumus yang digunakan : =
ℎ
b. Metode Dupont System
Pada sistem Du pont dalam menghitung Return On Investment (ROI) yang didefinisikan sebagai laba adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam konsep rentabilitas ekonomis laba yang dimaksud adalah laba sebelum bunga dan pajak. Menurut Brigham & Houston (2013:153) menjelaskan bahwa: “Persamaan DuPont system adalah suatu rumus yang menghitung tingkat pengembalian atas aktiva dan mengkalikan marjin laba dengan perputaran total aktiva, hal ini sama dengan tingkat pengembalian atas aktiva atau biasa disebut Return on Activa (ROA)”.
Menurut Syamsuddin,
Dupont system didefinisikan sebagai
berikut : Du Pont System adalah ROI yang dihasilkan melalui perkalian antara keuntungan dari komponen-komponen sales serta efisiensi penggunaan total asset didalam menghasilkan keuntungan tersebut (Syamsuddin, 2009:64).
28
Menurut Atmaja, Dupont system didefinisikan sebagai berikut : Du Pont System memperlihatkan bagaimana hutang, perputaran aktiva dan profit margin dikombinasikan untuk menentukan ROE (Atmaja, 2008, 419).
Menurut Sawir, Dupont system didefinisikan sebagai berikut : “Analisis Du Pont menggabungkan rasio-rasio aktivitas dan profit marjin dan menunjukkan bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika rasio perputaran aktiva dikalikan dengan marjin laba penjualan hasilnya adalah tingkat pengembalian aktiva (ROA) atau sering disebut juga ROI”. (Sawir, 2005)
Keunggulan analisis Du Pont System antara lain: a. Sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang sifatnya menyeluruh dan manajemen bisa mengetahui tingkat efisiensi pendayagunaan aktiva. b. Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga diketahui produk mana yang potensial. c. Dalam menganalisis laporan keuangan menggunakan pendekatan yang lebih integratif dan menggunakan laporan keuangan sebagai elemen analisisnya (Anugrahani, 2007).
29
Manfaat lain dari analisis Du Pont adalah: 1. Menganalisis cara meningkatkan prestasi perusahaan. 2. Melihat efektivitas pengelolaan sumber daya guna memaksimalkan tingkat pengembalian para pemilik saham.
Kelebihan sistem du pont adalah: a. Menyeluruh atau komprehensif Dapat mengukur efisiensi penggunaan modal, efisiensi produk dan efisiensi penjualan. b. Sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang sifatnya menyeluruh dan manajemen bisa mengetahui tingkat efisiensi pendayagunaan aktiva. c. Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga diketahui produk mana yang potensial. d. Dalam menganalisis laporan keuangan menggunakan pendekatan yang lebih intergrative dan menggunakan laporan keuangan sebagai elemen analisisnya (Harahap, 2004:333). Kelemahan sistem Du Pont adalah: a. Sistem Akuntansi Adanya kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, karena praktek akuntansi yang dilakukan berbeda.
30
b. Sulit mengadakan perbandingan Tidak dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang sempurna c. ROI suatu perusahaan sulit dibandingkan dengan ROI perusahaan lain yang sejenis, karena adanya perbedaan praktek akuntansi yang digunakan. Dengan menggunakan ROI saja tidak akan dapat digunakan
untuk
mengadakan
perbandingan
antara
dua
permasalahan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang memuaskan (Harahap, 2004:341).
Tahap-tahap atau rasio yang digunakan dalam Du Pont System : a. Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan
dalam
menggunakan
aktiva
yang
dimilikinya. (Kasmir, 2014:172) 1) Total Asset Turnover Rasio perputaran total aktiva mengukur efisiensi pengelolaan aktiva perusahaan (Brigham dan Houston, 2009:100) ℎ
=
b. Rasio Profitabilitas, mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan
melalui
keuntungan
hubungannya
dengan
penjualan maupun
2012:68).
yang
diperoleh
dalam
investasi (Fahmi,
31
1) Net Profit Margin Margin laba bersih mengetahui profitabilitas setelah semua pendapatan dan beban, termasuk pos bunga, pajak dipertimbangkan (Fraser dan Ormitson, 2008:237). Operating profit margin mengukur persentase dari profit yang diperoleh perusahaan dari tiap penjualan sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan pajak. =
ℎ
ℎ
(
)
ℎ
2) ROI (Return On Investment) atau ROA (Return On Assets) ROI menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan (Sartono, 2011:123). =
3) ROE (Retun On Equity) ROE bertujuan mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan” (Sartono, 2011:124).
32
Formula Du Pont System Formula
Du
Pont
System
dapat
diamati,
analisis
dapat
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan demikian pula menelusuri sebab-sebab masalah kondisi keuangan dan kinerja perusahaan secara keseluruhan Jika profit margin dikalikan dengan total assets turnover, maka akan menghasilkan ROI (Return On Investment). Jika ROI dikalikan dengan Equity Multiplier, maka akan menghasilkan ROE (Return On Equity). Analisis tiga rasio yang tersisa memperlihatkan bagaimana
ROE
(pengembalian/imbalan
keseluruhan
kepada
pemegang saham, pemilik perusahaan) berasal dari produk ROI dan leverage
keuangan
(proporsi
hutang
dalam
struktur
modal).
Penggunaan sistem ini akan dapat mengevaluasi perubahan kinerja perusahaan, apakah dapat menjadi petunjuk peningkatan atau kemerosotan atau kombinasi keduanya. Selanjutnya, evaluasi dapat difokuskan pada bidang-bidang tertentu yang menyumbangkan kepada perubahan-perubahan” (Fraser dan Ormiston, 2008:253) ROE = (Net Profit Margin) x (Total Asset Turnover) x (Multiplier Equity)
= Sumber: Atmaja (2008:419)
x
x
33
GAMBAR 2.1 BAGAN METODE DUPONT SYSTEM
ROE
Marjin Laba Bersih
Laba Bersih/EAT
DIBAGI
Multilplier Equity
DIKALI
ROI
DIKALI
Penjualan
Perputaran Total Aktiva
Penjualan
DIBAGI
Total Aktiva
Penjualan DIKURANGI
Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
AktivaLain
Total Biaya Kas dan Setara kas Harga Pokok Penjualan Piutang Usaha Beban Pmasaran&Penjualan Beban umum & Adm
Penghasilan keuangan
Piutang Lain-Lain Persediaan
Biaya keuangan Pajak Dibayar Dimuka Beban Pajak Penghasilan Beban Dibayar Dimuka
34
B.
PENELITIAN TERDAHULU 1. Penelitian Widarsi (2011), dengan judul Penilaian kinerja keuangan PT. Siantar Top, Tbk periode 2010-2013 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis Du Pont System yang meliputi perhitungan Return Of Investment (ROI) dan Return Of Equity (ROE) bahwa kinerja keuangan dari PT. Siantar Top, Tbk ini mengalami penurunan selama tiga tahun berturut-turut hal ini disebabkan adanya penurunan penjualan sedangkan biaya-biaya terutama harga pokok penjualan mengalami kenaikan atau relatif masih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan ini yang terkait langsung yakni departemen penjualan dan opersionalnya. Maka setelah melakukan penelitian dan melihat hasil dari analisis yang didapat perusahaan harus bisa menaikan penjualan, misalnya dengan menggunakan strategi pemasaran yang baru baik itu perbaikan mutu, inovasi, promosi dan lain sebagainya. Dan menekan biaya-biaya dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada sehingga stabilitas perusahaan dapat terjaga.
2. Penelitian Yanuaringtyas (2011) memberikan kesimpulan bahwa perhitungan Return Of Investment (ROI) dan Return Of Equity (ROE) dapat dilakukan melalui analisis Du Pont System, yaitu analisis yang menggabungkan antara rasio aktivitas dan profitabilitas. Analisis Du Pont System ini memberikan keuntungan terhadap penilaian kinerja keuangan perusahaan, khususnya fungsi-fungsi yang terkait langsung
35
dengan operasional dan penjualan. Melalui analisis Du Pont System ini dapat diketahui sejauh mana efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset dan dalam menciptakan kegiatan operasional perusahaan.
3. Lianto (2013) dengan judul Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan periode 2008-2010 (Study kasus: PT. Hanjaya Mandala Sampoerna dan PT. Gudang Garam) melakukan menganalisis dengan menggunakan Analisis Du Pont
laporan keuangan dua perusahaan rokok tersebut
selama tiga tahun, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa berdasarkan rata-rata Return On Invesment (ROI), rata-rata Profit Margin (PM), dan rata-rata Total Assets Turn Over (TATO), selama tahun 2008-2010 menunjukkan bahwa PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan PT. Gudang Garam.
4.
Penelitian Phrasasty, Kertahadi, Azizah D.F.,
(2014) dengan judul
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Du Pont System (Studi Pada PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk Periode 20092013) Hasil penelitian bersama menunjukkan bahwa kinerja PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk yang terlihat pada ROE yang berfluktuatif dan ROI cenderung menurun selama periode 2009-2013. ROE yang fluktuatif ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya yaitu inefisiensi pada total cost yang meningkat dan tidak diimbangi dengan peningkatan EAT,
36
sehingga mengakibatkan NPM yang berfluktuasi selama lima tahun. Infesiensi juga terjadi pada total aset, yaitu meningkat yang tidak diimbangi dengan peningkatan nilai sales, sehingga mengakibatkan keadaan TATO yang fluktuatif. Perusahaan sebaiknya melakukan peningkatan pada tingkat penjualan dan total aset, serta melakukan efisiensi beban dan hutang.
5. Perdana, T.A., Isynuwardhana, (2014) dengan judul Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Sektor Industri Semen Dengan Metode Dupont System Untuk Mengukur Kinerja Perusahaan Periode 2009-2013 (Studi kasus pada perusahaan Sektor Industri Semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009-2013) melakukan penelitian berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kinerja keuangan perusahaan sektor industry semen 2009-2013 (PT. Semen Indonesia, PT. Indocement Tunggal Prakarsa, PT. Holcim) beserta analisis perbandingan ketiga perusahaan industry semen tersebut periode 2009-2013 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Time Series Analysis dlakukan dengan jalan membandingkan ratio-ratio finansial perusahaan dari suatu periode ke periode lainnya. Analisis kinerja keuangan menunjukan bahwa PT. Semen Indonesia memiliki tingkat kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan PT. Holcim dan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, kemudian diikuti oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan terakhir PT. Holcim.
37
C.
RERANGKA PEMIKIRAN Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin dari laporan keuangannya dari tahun ke tahun.Kinerja keuangan itu sendiri dapat diartikan sebagai prestasi perusahaan dalam mengelola sumber daya keuangannya serta keberhasilan manajemen perusahaan didalam melaksanakan berbagai kebijakan-kebijakan keuangan perusahaan yang terlihat dari laporan keuangannya. Gambaran kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dengan cara melakukan interprestasi atau analisis terhadap laporan keuangannya, sehingga laporan keuangan tersebut bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan dengan metode rasio keuangan dan dupont system selama periode 2013-2014. Kerangka konseptual merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai factor yang telah peneliti identifikasi. Teori analisa rasio keuangan dan metode dupont system menggambarkan bahwa suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan menjelaskan tentang baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai pembanding yang digunakan sebagai standar. Laporan keuangan
38
menjadi dasar perhitungan analisa rasio keuangan untuk berbagai tujuan diantaranya untuk memprediksi pertumbuhan laba perusahaan.Rasio-rasio keuangan dikatakan berguna ketika rasio ini dapat menggambarkan kinerja perusahaan dan membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah dan pemakai laporan keuangan lainnya dalam membuat keputusan keuangan. Berdasarkan uraian teori, maka dapat digambarkan dalam rangka konsep seperti yang terlihat pada gambar : GAMBAR 2.2 RERANGKA PEMIKIRAN
Laporan Keuangan
Analisa Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas dibandingkan dengan Rata-rata industri sejenis di BEI (Periode 2013-2014)
Analisa dengan Metode Dupont System (Periode 2013-2014)
Kinerja Keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk