13
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Manajemen Keuangan Definisi Manajemen keuangan menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : p1) adalah “financial management is concerned acquisition, financing, and management of asset with some over all goal in mind ” yang artinya bahwa manajemen keuangan berhubungan dengan akuisisi, pembiayaan, dan pengelolaan aktiva-aktiva dengan keseluruhan tujuan perusahaan. Menurut Martono dan Agus (2010:4) manajemen keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, mengelola aset sesuai dengan tujuan perusahaan secara menyeluruh. Menurut Husnan (2008:4) Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan pengendalian kegiatan keuangan dalam suatu organisasi. Jadi manajemen keuangan bisa diartikan dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan dana, mengelola dana, mengendalikan kegiatan keuangan dan mengalokasikan dana tersebut secara efektif dan efisien dengan keuntungan yang optimal bagi perusahaan. Fungsi manajemen keuangan menurut Irawati (2006: p3 ) terdiri dari tiga keputusan yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan, yaitu: a) Keputusan Investasi keputusan investasi adalah keputusan yang diambil oleh manajer keuangan dalam pengalokasian dana ke dalam bentuk investasi yang dapat
13 http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
menghasilkan laba di masa yang akan datang. keputusan investasi ini akan tergambar dalam aktiva perusahaan, dan mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan yaitu perbandingan antara current assets dengan fixed assets b) Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan adalah keputusan manajemen keuangan dalam melakukan pertimbangan dan analisis perpaduan antara sumber-sumber dana yang paling ekonomis bagi perusahaan untuk mendanai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan operasional perusahaannya. keputusan pendanaan akan tercermin dalam sisi pasiva perusahaan dengan melihat baik jangka pendek maupun jangka panjang. c) Keputusan Deviden Dividen merupakan bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham.keputusan deviden adalah keputusan manajemen keuangan dalam menentukan besarnya proporsi laba yang akan dibagi kepada pemegang saham dan proporsi laba yang akan di simpan dalam perusahaan sebagai laba ditahan untuk pertumbuhan perusahaan. 2. Manajemen Keuangan Internasional Manajemen Keuangan Internasional adalah ilmu dan seni yang merupakan bagian dari ekonomi internasional yang mempelajari dan menganilisis Pengelolaaan POAC
( Planning, Organizing, Actuating, Controlling) sumber
daya keuangan unit makro ekonomi ( perusahaan, organisasi, perorangan ) khususnya berkenaan dengan pengaruh fluktuasi kurs valuta asing terhadap aktivitas
ekonomi
keuangan
internasional
yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
meliputi
International
15
Commercial Transaction, International Financial Transaction, International Financial Risk Management, Financial Report, Financial Performance. (hamdy hady, 2006, p3) Manajemen keuangan internasional dijalankan oleh perusahaan multi nasional. Perusahaan multi nasional ialah perusahaan yang beroperasi di seluruh dunia. Mereka adalah perusahaan-perusahaan besar yang dimiliki oleh kaum kapitalis global yang pusatnya di Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Italia, Perancis, dan Inggris. Perusahaan - perusahaan itu lazim disebut konglomerat global atau kapitalis global. Mereka tidak mengenal negara, bangsa, tanah air, dalam mengembangkan kapitalnya. Dewasa ini perusahaan-perusahaan tersebut menguasai ekonomi dunia, dan menguasai ekonomi negara-negara sedang berkembang di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Tujuan mereka yang utama adalah mencari keuntungan. Keuangan internasional penting bagi: a). Ekspansi perusahaan multinasional (Multi National Corporation atau MNC) ke Negara sedang berkembang (NSB) b). Ekspansi ideologi globalisasi c). Perdagangan internasional (Ekspor-impor). Para pemikir ekonomi liberal menyatakan bahwa ekspansi MNC ke Negara Negara sedang berkembang merupakan lokomotif pembangunan di NSB, oleh sebab itu kehadirannya sangat diharapkan. Untuk menyakinkan rakyat di negaranegara yang sedang berkembang bahwa MNC itu penting, dipromosikan ideologi globalisme, tanpa MNC tidak akan ada pembangunan di negara-negara sedang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
berkembang karena mereka kekurangan modal, ilmu, teknologi, dan tenaga ahli. Secara rasional, ekspansi MNC ke NSB disebabkan oleh: a) Investasi jenuh di Negara - Negara asal MNC. b) Pajak yang tinggi di Negara - Negara asal MNC. c) Efektivitas distribusi barang yang lebih baik daripada di negara asal MNC. d) NSB mempunyai sumber daya alam melimpah. e) NSB biaya tenaga kerja murah. f) NSB merupakan pasar potensial bagi kapitalis global. g) di NSB system perpajakan fleksibel. h) di NSB kebijakan bea-cukai (pelabuhan) fleksibel. i) di NSB Undang-undang Perburuhan memihak kapitalis. j) di NSB pemerintahnya memberi jaminan keamanan investasi. k) di NSB memberi kebebasan transfer modal dan laba bagi kapitalis global. l) di NSB system perbankan fleksibel. Ekonomi Keuangan Internasional, meliputi: a. Internasional komersial Transaksi : Eksport dan Import b. Internasional Finansial Transaksi : Internasional Investment & Financing. c. Internasional Financial Risk Manajement: Insurance, Asset - Liabilities, dan Headging. d. Financial Report : Macro Financial ( BOP & APBN/D) dan Micro ( Laporan Keuangan) e. Financial Performance : Likuiditas, Solvabilitas,dan Profitabilitas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
3.Pengertian Valuta Asing Pengertian Valuta Asing atau foreign exchange (forex) ataupun foreign currency adalah mata uang asing yang difungsikan sebagai alat pembayaran untuk membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan juga mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral ( Hamdy Hady, 2007). Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi ekonomi keuangan internasional disebut dengan hard currency, yaitu mata uang yang berasal dari negara maju dan nilainya relatif stabil. Sebaliknya mata uang yang berasal dari negara berkembang yang jarang digunakan sebagai alat pembayaran antar negara karena nilainya relatif tidak stabil disebut dengan soft currency. (Wijatmoko , 2009) Hard currency berasal dari negara-negara maju seperti Dollar-Amerika serikat (USD), Yen-Jepang (JPY), Euro (EUR), Poundsterling-Inggris (GBP) dan lain - lain. Sedangkan soft currency pada umumnya berasal dari negara berkembang seperti Rupiah-Indonesia (IDR), Bath-Thailand (THB), PesoPhilipina (PHP), Rupee-India (INR), dan lain sebagainya.(Wijatmoko, 2009) Nilai tukar valas ini selalu berubah-ubah setiap waktu. Menurut Eko wijatmoko Pergerakan nilai tukar valas atau (rate valas) ini banyak hal yang mendasarinya, diantaranya adalah : a). Permintaan dan Penawaran valas sesuai dengan hukum ekonomi permintaan dan penawaran, harga dari valas bisa lebih mahal dari nilai nominalnya. bila permintaan melebihi jumlah yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
ditawarkan, begitu pula sebaliknya, harga valas bisa lebih murah dari nilai nominalnya bila permintaan lebih sedikit di bandingkan penawaran. b). Devaluasi/Depresiasi dan Revaluasi/Apresiasi Devaluasi dan depresiasi adalah penurunan nilai tukar mata uang negara tertentu terhadap nilai mata uang negara lain, dimana depresiasi penurunannya tidak terlalu besar dan bersifat sementara sedangkan devaluasi penurunannya besar dan biasanya diumumkan secara resmi oleh pemerintah negara yang bersangkutan, begitu pula sebaliknya. Revaluasi dan apresiasi adalah kenaikan nilai tukar mata uang negara tertentu terhadap nilai mata uang negara lain, dimana apresiasi kenaikannya tidak terlalu besar dan bersifat sementara sedangkan revaluasi kenaikannya besar dan biasanya diumumkan secara resmi oleh pemerintah negara yang bersangkutan. c). Nilai nominal dan nilai intrinsik mata uang Nilai yang tertera pada mata uang disebut nilai nominal / nilai ekstrinsik, sedangkan nilai intrinsik adalah nilai yang terkandung dalam mata uang itu sendiri, misalnya bahan yang digunakan untuk membuat mata uang itu (kertas, tinta, ongkos pembuatan, dan lain lain). d). Tingkat pendapatan dan produksi semakin besar nilai barang yang diimpor maka akan semakin besar pula permintaan akan mata uang asing tersebut. Sehingga harga relatif lebih mahal di bandingkan yang semula terhadap mata uang lokal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
e). Para spekulator Para spekulan yang paham kondisi ekonomi makro di Indonesia bagaikan pisau bermata dua. Disatu sisi bila pertumbuhan ekonomi sedang baik akan menambah
jumlah
permintaan
Rupiah
yang
membuat
rupiah
terapresiasi.begitu pula sebaliknya. f). Neraca Pembayaran (Balance of Payment) Balance of Payment (BOP) ini dapat diartikan sebagai laporan keuangan dari suatu negara yang menggambarkan aliran kas masuk dan keluar dari atau ke negara lain selama periode satu tahun. Dalam hal transaksinya BOP ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu transaksi yaitu transaksi kredit yang menimbulkan kewajiban untuk membayar, misalnya transaksi impor, sedangkan transaksi debit yang menimbulkan arus uang masuk atau hak penerimaan uang, misalnya, transaksi ekspor. 1) Cadangan Devisa Cadangan devisa ini dapat diartikan sebagai total dana dari suatu negara, baik itu berupa uang, asset likuid atau fasilitas lainnya dalam bentuk mata uang asing yang dimiliki oleh bank sentral suatu negara. (Wijatmoko, 2009) 2) Tingkat Inflasi Tingkat inflasi dapat diartikan sebagai tingkat kenaikan harga barang konsumsi yang terjadi pada kurun waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam persen per tahun. (wijatmoko, 2009)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
3) Suku Bunga Nominal Suku bunga nominal adalah suku bunga yang berlaku di
suatu negara
sebelum dikurangi tingkat inflasi. (Wijatmoko, 2009) 4) Suku Bunga Riil Suku bunga riil adalah suku bunga yang berlaku di suatu negara setelah dikurangi dengan tingkat inflasi negara itu. (Wijatmoko, 2009) g). Jumlah Uang Beredar (JUB ) Bahwa peredaran reserve valuta asing (neraca pembayaran) timbul sebagai akibat kelebihan permintaan atau penawaran uang. Apabila terdapat kelebihan jumlah uang beredar maka neraca pembayaran akan defisit dan sebaliknya apabila terdapat kelebihan permintaan uang, neraca pembayaran akan surplus kelebihan
jumlah
uang
beredar
akan
mengakibatkan
masyarakat
membelanjakan kelebihan ini, misalnya untuk impor atau membeli surat-surat berharga luar negeri sehingga terjadi aliran modal keluar, yang berarti permintaan akan valas naik sedangkan permintaan mata uang sendiri turun (Triyono, 2008 ). Jika pemerintah menambah uang beredar akan menurunkan tingkat bunga dan merangsang investasi keluar negeri sehingga terjadi aliran modal keluar pada giliran kursvaluta asing naik (apresiasi). Dengan menaiknya penawaran uang atau jumlah uang beredar akan menaikkan harga barang yang diukur dengan (term of money) sekaligus akan menaikkan harga valuta asing yang diukur dengan mata uang domestik (Triyono, 2008)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
4. Sistem Nilai Tukar Dalam sejarah perkembangannya ada beberapa sistem nilai tukar yang digunakan berbagai negara dalam mengelola dan menentukan nilai tukar mata uangnya (Wijatmoko, 2009), diantaranya sebagai berikut : a) Gold Standard Sistem ini dimulai pada tahun 1880 dan berakhir pada awal perang dunia pertama, terbagi menjadi dua sistem : 1) Gold Special Standard Standar ini menentukan nilai mata uang suatu negara dikaitkan dengan nilai jumlah emas tertentu, jadi nilai nominal pada koin logam sama dengan harga bahan baku emas tersebut. 2) Gold Bullion Standard Standar ini digunakan ketika uang kertas mulai banyak digunakan, sehingga nilai mata uang tersebut dikaitkan dengan sejumlah tertentu emas. Bank sentral menjamin konvertibilitas mata uangnya (uang kertas) dengan emas. Pergerakan nilai tukar valuta yang ada di Gold Standard sangat kecil dan biasanya dipengaruhi oleh biaya transport dan biaya asuransi dari penyerahan secara fisik emas akibat defisit atau surplus dalam perdagangan internasional. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut, apabila nilai tukar mata uang suatu Negara yang defisit turun terlampau rendah, maka negara tersebut akan melebur koin yang dimilikinya dan membayar dengan emas yang harganya lebih tinggi, demikian pula sebaliknya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
b) Fixed Exchange Rate System Sistem ini mulai diterapkan setelah perang dunia kedua yang ditandai dengan digelarnya konferensi internasional mengenai sistem nilai tukar yang diadakan di Bretton Woods, New Hamsphire, Amerika Serikat pada tahun 1944 yang menentukan kesepakatan sebagai berikut : 1). Amerika Serikat mengaitkan mata uangnya US dollar dengan sejumlah emas tertentu yaitu 35 US dollar per ounce emas. 2). Negara-negara lain dapat mengaitkan nilai mata uangnya dengan emas ataupun mata uang US dollar, dan dapat berfluktuasi sebesar 1% terhadap US dollar. 3). Negara-negara lain dapat menyimpan cadangannya dalam bentuk emas ataupun mata uang US dollar. 4). Amerika Serikat akan menjual emasnya dalam jumlah tertentu yang tetap kepada pemilik uang US dollar yang sah. 5). Begitu mata uang suatu negara ditentukan nilai tukarnya maka pemerintah Negara tersebut wajib memeliharanya dengan nilai tukar yang tetap. 6). Didirikannya International Monetary Fund (IMF) untuk membantu bank sentral yang mengalami kesulitan keuangan dengan jalan memberikan pinjaman hutang sementara waktu. Selama berjalannya sistem ini maka pergerakan nilai tukar valuta sangatlah kecil, karena telah ditetapkan pada tingkat tertentu terhadap emas maupun US dollar yang kala itu US dollar-pun juga ditetapkan terhadap emas. Sistem ini berakhir pada tahun 60-70an dimana pada waktu itu Amerika serikat mengalami
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
defisit pembayaran yang sangat besar. Amerika serikat harus mendevaluasi mata uangnya dari 35 US dollar per ounce emas menjadi 38 US dollar per ounce emas. Pada akhirnya pemerintah Amerika Serikat melepaskan keterikatan mata uang US dollar dengan emas, tindakan tersebut menimbulkan tekanan kepada negara lain untuk melepaskan keterikatan mata uangnya dengan US dollar. c) Floating Exchange rate System Setelah runtuhnya Fixed Exchange Rate System maka timbul konsep baru yaitu Floating Exchange Rate System, dimana pada konsep ini nilai tukar valuta dibiarkan bebas bergerak. Nilai tukar valuta ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran valuta tersebut di pasar dalam prakteknya ada dua jenis Floating Exchange Rate System, (Wijatmoko, 2009) yaitu : 1).Free Floating Exchange Rate System Dalam sistem ini maka nilai tukar dibiarkan bergerak bebas sepenuhnya tergantung kekuatan permintaan dan penawaran di pasar, bank sentral juga tidak melakukan intervensi guna mempengaruhi nilai tukar. 2).Managed Floating Exchange Rate System Pada sistem ini bank sentral dapat melakukan intevensi guna mempengaruhi nilai tukar valuta asing. d) Pegged Exchange Rate System Dalam sistem nilai tukar mata uang terikat, nilai tukar mata uang domestik diikatkan atau ditetapkan terhadap satu atau beberapa mata uang asing, biasanya dengan mata uang asing yang cenderung stabil misalnya dolar Amerika Serikat. Dengan demikian, nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing selain
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
dolar Amerika Serikat akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi nilai tukar dolar Amerika Serikat. Salah satu varian dari pegged system adalah CBS. CBS (currency board system) atau system dewan mata uang sebagai pengganti bank sentral yang diterapkan di hongkong. Penerapan CBS (currency board system ) di hongkong dilakukan dengan cara mengikatkan dan menetapkan nilai tukar tetap antara mata uangnya dengan mata uang hard currency tertentu yang didasarkan kepada jumlah uang yang beredar dan cadangan devisa yang dimiliki Negara tersebut.. Beberapa persyaratan yang perlu dimiliki oleh suatu Negara untuk dapat menjalankan CBS ini adalah sebagai berikut : 1). Jumlah uang beredar harus dapat dikendalikan. 2). Cadangan devisa harus dapat mencukupi dan dapat ditingkatkan untuk dapat mempertahankan nilai yang diikat. 3). Utang luar negeri tidak banyak. 4). Tidak ada intervensi asing 5. Teori yang Berkaitan dengan Nilai Tukar Valuta Menurut Eko Wijatmoko.2009 Ada beberapa teori yang berkaitan dengan nilai tukar valuta asing, diantaranya sebagai berikut : a). Balance of Payment Approach Pendapat ini berdasarkan pada pendapat bahwa nilai tukar valuta ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan, dimana alat untuk mengukur hal tersebut adalah Balance of Payment. Bila BOP suatu negara mengalami defisit maka dapat diartikan bahwa penghasilan (arus uang masuk) lebih kecil dari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
pengeluaran (arus uang keluar), maka permintaan akan valuta negara lain akan meningkat untuk membayar defisit tersebut, nilai tukar valutanya akan cenderung menurun, demikian pula sebaliknya. Jadi teori ini berusaha menggunaan BOP sebagai faktor dominan yang menentukan nilai tukar valuta. b). Purchasing Power Parity Theory Berbeda dengan pendekatan sebelumnya, maka teori ini menghubungkan nilai tukar valuta dengan daya belinya terhadap suatu barang atau jasa, dimana dianggap bahwa barang dimanapun di dunia nilainya adalah sama, dengan pendekatan Law of One Price sebagai dasar. Asumsinya adalah dua barang yang sama dan identik seharusnya mempunyai harga yang sama di manapun keberadaan barang tersebut di dunia. c). Fisher Effect Diperkenalkan oleh Irving Fisher, dimana dinyatakan bahwa tingkat bunga nominal di suatu negara akan sama dengan tingkat suku bunga riil ditambah tingkat inflasi di negara itu. Menurut Fisher Effect bahwa tingkat suku bunga nominal di dua negara dapat berbeda karena tingkat inflasi kedua Negara itu juga berbeda. d). International Fisher Effect Pendapat ini didasari Fisher Effect seperti disebutkan diatas, pendapat ini menyatakan bahwa pergerakan kurs di suatu negara disebabkan oleh perbedaan suku bunga nominal yang ada di kedua negara tersebut. Implikasinya adalah bahwa orang tidak bisa menikmati keuntungan hanya dengan menanamkan dananya ke negara yang mempunyai suku bunga
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
nominal tinggi karena nilai mata uang negara yang suku bunga nominalnya tinggi tersebut akan terdepresiasi (turun nilai) sebesar selisih bunga nominal negara yang tinggi dikurangi suku bunga nominal negara yang rendah. 6. Penelitian Sebelumnya Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan tentang integrasi ekonomi pasar uang dengan variabel yang berbeda-beda. Akiko Terada dan Hagiwara (2007) meneliti pasar uang Negara - Negara di Asia Timur melalui variabel nilai kurs dan menyimpulkan bahwa telah terjadi integrasi pasar uang di Asia Timur. Budi Santoso (2012) meneliti integrasi di lima Negara ASEAN menyimpulkan terjadi integrasi di lima Negara tersebut dalam jangka panjang. Amalia (2009) meneliti integrasi ekonomi dan kontigensi kurs di tujuh negara ASEAN+3 dan menemukan bahwa telah terjadi integrasi di kawasan tersebut dan singapura dianggap lebih cocok dijadikan OCA dibanding Jepang. Berikut tabel penelitian sebelumnya yang dirangkum di dalam table 2.1 Tabel 2.1. Penelitian Sebelumnya Peneliti
Judul Penelitian
(tahun)
Metode analisis penelitian dan Hasil dari penelitian.
Budi Santosa
Integrasi pasar uang
Dengan Autoregressive Distributed Lag
( 2012 )
5 Negara ASEAN
(ARDL) dan kointegrasi johansen
menuju pasar
menyimpulkan terdapat integrasi di lima
tunggal ASEAN
Negara ASEAN dalam jangka waktu panjang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu Peneliti
Judul Penelitian
(tahun)
Metode analisis penelitian dan Hasil penelitian
Amalia
Kajian empiris
Dengan Vector Auto Regression
(2009)
Integrasi ekonomi
(VAR) menyimpulkan terjadi integrasi
ASEAN +3 :
pasar uang di 7 Negara ASEAN+3 dan
Analisis
Singapura lebih cocok dijadikan sebagai
Pertumbuhan
OCA karena punya pengaruh ekonomi
ekonomi dan
yang terbesar yang akan mempen
konvergensi kurs
garuhi perekonomian ASEAN+3
Akiko
Financial
Metode EMEAP menyimpulkan terjadi
Terada dan
integration in east
integrasi pasar uang di 5 negara di Asia
Hagiwara
asia
timur
Sapto
Aplikasi model VAR
Dengan metode VAR menyimpulkan
(2014)
untuk mengetahui
Adanya integrasi suku bunga di 6
integrasi suku bunga
Negara yaitu (Indonesia, Korea, China,
antar pasar uang di
Singapura, Filipina dan Thailand.
APT(ASEAN5PLU
Sedangkan 2 Negara lain tidak ada
S3) bagi public
integrasi suku bunga yaitu Jepang dan
( 2007 )
Malaysia. Triyono
Analisis Perubahan
Dengan metode Error Corection Model
(2008)
kurs Rupiah
(ECM)
Terhadap dolar
Indonesia
Amerika
positif terhadap kurs sedangkan JUB
Inflasi, dan
Suku impor
bunga
bersignifikan
bersignifikan negatif terhadap kurs.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bank
28
B. Rerangka Pemikiran Integrasi nilai kurs dapat diartikan sebagai hubungan nilai kurs yang terjadi antar dua Negara atau lebih.dimana jika salah satu Negara mengalami penurunan nilai kurs maka Negara lain yang terintegrasi juga mengalami penurunan nilai kurs baik itu dalam jangka waktu pendek maupun dalam jangka waktu panjang
USD YUAN
SGD
RUPIAH AUD
YEN EURO
Gambar 2.1 kerangka Teori C. Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka dan rerangka pemikiran di atas. Maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai berikut: Ha1 : Terdapat Integrasi nilai kurs antara USD dengan valas Negara lain terhadap Rupiah, setelah krisis ekonomi 2008.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Ha2 : Terdapat Integrasi nilai kurs antara AUD dengan valas Negara lain terhadap Rupiah, setelah krisis ekonomi 2008. Ha3 : Terdapat Integrasi nilai kurs antara Euro dengan valas Negara lain terhadap Rupiah, setelah krisis ekonomi 2008. Ha4 : Terdapat Integrasi nilai kurs antara SGD dengan valas Negara lain terhadap Rupiah, setelah krisis ekonomi 2008. Ha5 : Terdapat Integrasi nilai kurs antara Yen dengan valas Negara lain terhadap Rupiah.setelah krisis ekonomi 2008 Ha6 : Terdapat Integrasi nilai kurs antara Yuan dengan valas Negara lain terhadap Rupiah.setelah krisis ekonomi 2008
http://digilib.mercubuana.ac.id/