BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan ditetapkan dengan Undang-
Undang RI Nomor 37 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan Ogan Ilir di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara RI Tahun 2004 No 152, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3952).
Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan murni keinginan dari masyarakat Ogan Komering Ulu Selatan yang pada awalnya terdiri atas 10 (Sepuluh) kecamatan atau 4 marga
yang dahulunya merupakan kewedanaan kuno yang mengajukan pernyataan sikap
pemekaran Kabupaten Ogan Komering Ulu, hal ini mendapat respon positif dengan keluarnya SK DPRD Kabupaten Ogan Komering Ulu Nomor 33 Tahun 2000 tanggal 13 Juli Tahun 2000
tentang Pemekaran Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu menjadi tiga wilayah yakni Ogan
Komering Ulu Utara, Ogan Komering Ulu Timur dan Ogan Komering Ulu Selatan dan ditindaklanjuti dengan SK Bupati Ogan Komering Ulu Nomor 125/10.A/AK/I/2001 tentang Pembentukan Tim Penyusunan Rencana Pemekaran Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu,
pada tahap Persiapan pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, masyarakat
Ogan Komering Ulu Selatan menyuarakan aspirasi mereka melalui Panitia Persiapan Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (P3KOS). Atas kerja keras dari P3KOS
dan dukungan kuat dari masyarakat serta telah terpenuhinya persyaratan untuk terbentuknya suatu Kabupaten maka Pemerintah Pusat menyetujui dengan dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003,Sejak terbentuknya Kabupaten OKU Selatan, pembangunan telah dilaksanakan oleh segenap unsur pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha serta seluruh pemangku kepentingan pembangunan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.
2.1.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah 2.1.1.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi Secara geografis, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan terletak di antara 103°22' -
104º21' Bujur Timur dan antara 04°14' - 04º55' Lintang Selatan. Batas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan adalah:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ulu Ogan, Kecamatan Pengandonan, dan Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung. RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 1
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu dan Kecamatan Semendo Darat Ulu Kabupaten Muara Enim.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Martapura Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung.
Secara administrasi, KabupatenOgan Komering Ulu Selatan terdiri atas 19 Kecamatan,
252 Desa dan 7 Kelurahan. Nama-nama kecamatan di Ogan Komering Ulu Selatan adalah:
1). KecamatanMekakau Ilir, 2). KecamatanBanding Agung, 3). Kecamatan Buay Pematang
Ribu (BPR) Ranau Tengah, 4). Kecamatan Warkuk Ranau Selatan, 5). Kecamatan Buay
Pemaca, 6). Kecamatan Simpang, 7). Kecamatan Buana Pemaca, 8). Kecamatan Muaradua, 9). Kecamatan Buay Rawan, 10). Kecamatan Buay Sandang Aji, 11). Kecamatan Tiga Dihaji, 12). Kecamatan Buay Runjung, 13). Kecamatan Runjung Agung, 14). Kecamatan Kisam
Tinggi, 15). Kecamatan Muaradua Kisam 16). Kecamatan Kisam Ilir, 17). Kecamatan Pulau Beringin, 18). Kecamatan Sindang Danau, dan 19). Kecamatan Sungai Are. Gambar 2.1
Peta Administrasi Kabupaten OKU Selatan
Sumber : RTRW Kabupaten OKU Selatan Tahun 2012
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan memiliki luas wilayah 5.493,94 Km 2 atau
549.394 Ha. Secara rinci luas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan menurut kecamatan ditunjukan dengan tabel 2.1
Tabel 2.1
Wilayah Administrasi Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan KECAMATAN Mekakau Ilir Banding Agung BPR Ranau Tengah Warkuk Ranau Selatan Buay Pemaca Simpang Buana Pemaca
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
LUAS (KM2) 261,15 276,38 353,20 239,48 714,52 342,29 190,10
JUMLAH DESA 15 21 21 16 22 7 8
JUMLAH KELURAHAN 1 1 -
Halaman II. 2
Muaradua Buay Rawan Buay Sandang Aji Tiga Dihaji Buay Runjung Runjung Agung Kisam Tinggi Muaradua Kisam Kisam Ilir Pulau Beringin Sindang Danau Sungai Are JUMLAH
261,95 167,00 450,00 153,45 171,19 157,41 417,00 219,80 136,02 476,51 210,00 296,49 5.493,94
9 11 16 8 14 9 19 18 9 13 7 9 252
5 7
Sumber : Bagian Adm Pemerintahan UmumSetda Kab. OKU Selatan Tahun 2015
Grafik 2.1 Luas Wilayah Kabupaten OKU Selatan Menurut Kecamatan Sungai Are
21.000
Pulau Beringin
13.602
Muaradua Kisam Runjung Agung Tiga Dihaji Buay Rawan
16.700
41.700
45.000
19.010
Buay Pemaca
47.651
21.980
15.741 17.119 15.345
Buana Pemaca
29.649
26.195 34.229
23.948
BPR. Ranau Tengah
27.638 26.115
Mekakau Ilir 0
10.000
20.000
30.000
71.452
35.320
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
Luas Wilayah Sumber : OKU Selatan Dalam Angka 2014
2.1.1.1.2.Topografi Topografi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan sebagian besar merupakan
dataran tinggi yang berbentuk bukit-bukit dan gunung-gunung. Ketinggian wilayahnya
berkisar antara 45 sampai dengan 1.643 meter dari permukaan laut. Diantara 19 Kecamatan yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, sebagiannya memiliki wilayah dataran tinggi. Hanya 6 kecamatan saja yang wilayahnya relatif datar, yaitu Muaradua, Buay Rawan, Buay SandangAji, Tiga Dihaji, Buay Runjung, dan Runjung Agung.
Wilayah tertinggi di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan adalah Gunung Seminung
di Kecamatan Banding Agung, dengan ketinggian 1.888 meter dari permukaan laut. Dilihat RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 3
dari faktor kemiringan lereng, wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan memiliki kemiringan lereng yang cukup bervariasi yaitu sebagai berikut :
Kemiringan lereng antara 0 – 3 %, menunjukkan daerah dataran atau hampir datar. Wilayah dengan kemiringan lereng ini mempunyai kemampuan lebih luas untuk digunakan dibandingkan dengan wilayah terjal. Menurut Mabbery (1972), kemiringan
lereng 0 – 5 %, lahannya dapat digunakan untuk peruntukkan rekreasi umum, bangunan
terstruktur,
perkotaan
umum,
jalan,
sistem
septik,
perumahan
konvensional, pusat perdagangan, jalan raya, lapangan terbang, jalan kereta api, dsb.
Kemiringan lereng antara 3 – 7 %, menunjukkan daerah dengan kemiringan landai. Wilayah dengan kemiringan ini masih dapat digunakan untuk pembangunan berbagai
sumber daya buatan kecuali untuk lapangan terbang dan jalan kereta api.
Kemiringan lereng antara 7 – 10 %, menunjukkan daerah yang cukup miring. Wilayah dengan kemiringan ini masih memiliki kemampuan untuk pembangunan rekreasi umum,
bangunan
terstruktur,
pembangunan
daerah perkotaan, perumahan
konvensional, jalan umum, dan kurang baik untuk pembangunan sistem septik, jalan
raya, lapangan terbang, dan jalan kereta api.
Kemiringan lereng > 40 %, menunjukkan daerah yang sangat terjal/curam.
Kemiringan lereng > 40 % dengan tutupan lahan hutan dapat dikategorikan sebagai kawasan hutan lindung (Inmendagri 8/1985).
2.1.1.1.3.Geologi
Berdasarkan kondisi geologinya, jenis batuan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan secara garis besar meliputi sebagai berikut : Aluvium
Bagian atas dari jenis batuan ini didominasi oleh lempung hingga lempung
lanauan, dan ke arah bawahnya berupa lanau. Lempung - lempung lanauan berwarna abu-abu - coklat tua, setempat mengandung bahan organik dan pasir,
lunak - agak teguh, plastisitas sedang - tinggi, nilai penetrometer saku (qu)
antara 0,5 - 1,5 kg/cm2 dan nilai tekanan konus (nilai sondir) antara 1,00 - 10,00 kg/cm2. Lanau berwarna abu-abu muda - kekuningan, agak teguh, plastisitas
sedang, nilai penetrometer saku (qu) antara 0,75 - 1,4 kg/cm2 dan nilai tekanan konus (nilai sondir) antara 6,00 - 55,00 kg/cm2. Secara umum daya dukung
untuk pondasi dangkal (kedalaman 2 meter) adalah 0,16 - 0,24 kg/cm2, dan nilai
penurunan tanah berkisar 4,596 – 4,879 cm. Formasi Lahat Anggota Tufa Kikim
Formasi ini terdiri dari batu lempung, serpih, dengan sisipan batu pasir halus sampai batu lanau gampingan. Batu lempung dan serpih umumnya berwarna kelabu,
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 4
kehijauan, kecoklatan, getas atau rapuh, di beberapa tempat agak padat, gampingan
atau karbonan.
Formasi Palembang Anggota Bawah Formasi ini di dominasi oleh batu lempung berselingan dengan lanau dan serpih, di
beberapa tempat bersifat tufaan. Batu lempung berwarna abu-abu putih hingga abu-abu kemerahan, berlapis tidak jelas, agak keras, melapuk menengah. Batu lanau berwarna abuabu kecoklatan hingga putih kemerahan, agak keras, melapuk rendah - menengah. Pada
perselingan batuan ini sering di jumpai konkresi-konkresi berupa sisipan tipis batuan dan
sisa-sisa tumbuhan berwarna merah kehitaman, keras. Di bagian bawah di jumpai serpih,
melapuk rendah, berwarna abu-abu tua hingga abu-abu kecoklatan, agak keras – keras.
Formasi Palembang Anggota Tengah
Formasi ini di dominasi oleh batu lempung yang umumnya melapuk menengah - tinggi.
Batu lempung berwarna abu-abu kemerahan hingga abu-abu putih, agak keras, terdapat urat-urat konkresi berupa sisa-sisa tumbuhan dan batuan, berwarna merah kehitaman, keras, yang arahnya tidak teratur. Nilai tekanan konus dari data sondir lempung -
lempung ini antara 15 - 80 kg/cm2, dan nilai penetrometer saku (qu) berkisar antara
0,5 - 1,0 kg/cm2. Secara umum daya dukung untuk pondasi dangkal (kedalaman 2
meter) pada satuan ini adalah 0,88 - 4,56 kg/cm2 dan nilai penurunan tanah berkisar 1,213 – 1,806 cm.
Tabel 2.2
Kondisi Geologi Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (Ha) SEBARAN BATUAN
ALUVIUM
ANDESIT TUA
FORMASI LAHAT ANGGOTA TUFA KIKIM
FORMASI PALEMBANG ANGGOTA BAWAH
FORMASI PALEMBANG ANGGOTA TENGAH
TUFA RANAU
Banding Agung
0.00
0.00
64.738,06
0.00
0.00
22.167,9
Muaradua Kisam
0.00
0.00
35.030,96
0.00
0.00
551,04
NO
KECAMATAN
1 4
2 3 5 6 7 8 9
Mekakau Ilir Pulau Beringin Kisam Tinggi Muara Dua Buay Sadang Aji
Buay Runjung
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
3.600,71 1.992,11
0.00
20.688,05
0.00
0.00
0.00 5.155,7
JUMLAH
5.155,7
0.00 1.907,27
1.133,16 20.506,9
5.864,34
0.00
4.122,64
2.184,97
25.564,04
0.00
17.765,85
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
15.820,9 22.185,4
0.00 1.036,95
303.749,44 7 Sumber : RTRW Kabupaten OKU Selatan Tahun 2012
26.280,8
0.00 0.00
36.966,14 17.451,72
16.728,91
Buay Pemaca
0.00
0.00 0.00
0.00
10
Simpang
0.00
10.294,07 76.114,76
31.725,36
0.00
4.808,67 9.338,92 3.449,62
23.627,11
29.972,2 22.015,3
9
36.277,0
172.814
Halaman II. 5
9
2.1.1.1.4. Hidrologi Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dialiri oleh dua sungai besar yang bermuara ke
Sungai Komering, yaitu Sungai Saka dan Selabung. Selain itu, masih terdapat sekitar 20
sungai dan anak sungai lainnya yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan juga terdapat beberapa
danau, baik yang besar maupun agak kecil, sehingga daerah ini merupakan daerah pariwisata
potensial di Propinsi Sumatera Selatan. Danau yang terbesar adalah Danau Ranau (Kec. Banding Agung), kemudian selanjutnya adalah Danau Rakihan (Kec. Sindang Danau), Danau Halim (Kec. Buay Rawan), dan Danau Asmara (Kec. Simpang).
Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dilalui oleh banyak sungai yang
bermuara ke Sungai Komering. Sungai-sungai merupakan potensi untuk pengembangan irigasi guna mendukung kegiatan pengembangan pertanian di wilayah Kabupaten Ogan
Komering Ulu Selatan. Selain itu juga keberadaan sungai-sungai tersebut dapat berpotensi dimanfaatkan untuk pengambilan sumber air baku (PDAM) untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2011 tentang Sungai, keberadaan
sungai-sungai tersebut perlu dijaga dan dilestarikan karena berfungsi sebagai kawasan perlindungan setempat.
Sungai-sungai yang ada di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan merupakan sub-sub DAS dari sub DAS Komering, Sub DAS Ogan, Sub DAS Mesuji Hulu, dan Sub DAS Lematang. Dimana sub DAS tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari DAS Musi. Tabel 2.3
Nama Sungai Dan Panjang Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan No
(1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Nama Sungai
(2) Sungai Saka A. Gilas A. Sililu Sungai Mangama Sungai Pilamasin Sungai Giham Sungai Tahmi A. Selain Sungai Puru Sungai Imas A. Buyuk
Panjang (Km) (3) 60 12 35 22 15 30 20 9 15 40 25
No
(4) 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Sumber : Ogan Komering Ulu Selatan Dalam Angka 2014
Nama Sungai
(5) W. Telema Sungai Keruh Sungai Selabung W. Ruas W. Ngepak Sungai Mekakau A. Beangtai Sungai Kemu A. Singau A. Kisam
Panjang (Km) (6) 30 20 44 26 10 40 15 35 23 50
Berdasarkan faktor iklim, tutupan lahan, tingkat erodibiltas, dan pengelolaan lahan
oleh manusia, dapat diketahui tingkat kekritisan sub-sub DAS di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 6
Tingkat kekritisan lahan ini tentu saja perlu menjadi perhatian dalam pembangunan
di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan mengingat sub-sub DAS tersebut tidak saja berpengaruh terhadap lingkungan di wilayah Kabupaten OganKomering Ulu Selatan tetapi juga akan berpengaruh terhadap lingkungan di wilayah regional. 2.1.1.1.5. Klimatologi
Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan memiliki iklim tropis dan basah,
dengan variasi curah hujan tahunan antara 2500-3000 mm/th dan 3000-3500 mm/th.
Berdasarkan kondisi curah hujan tahunan tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa tingkat curah hujan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan tergolong cukup tinggi.
Secara umum wilayah dengan curah hujan tinggi akan mempunyai cadangan air hujan
yang tinggi pula, yang dapat diatur untuk berbagai keperluan seperti waduk, irigasi, air minum, dan keperluan sehari-hari, pengisian air tanah, dan sebagainya. Sedangkan dibalik itu air hujan yang berlebihan dapat menimbulkan erosi yang besar, longsoran tebing, banjir bandang, dan banjir (biasanya pengaruh banjir sering terasa di wilayah hilirnya). 2.1.1.1.6. Penggunaan Lahan
Berdasarkan penafsiran Citra Landsat Tahun 2003 Kawasan Hutan Tetap 187.285 Ha
yang masih berpenutupan sebagai hutan alam ± 78.274 Ha atau 29,67 % dari luas kawasan
hutan atau 14,25 % dari luas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Wilayah yang dimanfaatkan untuk pemukiman adalah seluas 7.082 Ha dan untuk jalan seluas 1.706 Ha. Sementara untuk area pertanian dan perkebunan memanfaatkan wilayah seluas 245.823 Ha.
Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang berupa sungai dan perairan
darat adalah sekitar 1,89 % dari luas wilayah atau 10.389 Ha. Sementara sekitar 1,04 % nya atau seluas 87.109 Ha masih berupa semak dan alang-alang.
Gambar 2.2 Rencana Kawasan Budidaya dan Lindung
Sumber : RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2012 RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 7
2.1.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah Potensi pengembangan lahan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan sangat baik.
Pengembangan lahan diarahkan ke dalam dua jenis yaitu lahan budidaya dan dan non
budidaya. Pengembangan lahan non budidaya berupa hutan lindung, sempadan sungai, jurang dan lain sebagainya.
2.1.1.2.1. Kawasan Hutan Kawasan hutan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan memiliki wilayah yang
cukup luas. Pada tahun 2007, luas hutan yang terdapat di daerah ini adalah:
Suaka Marga Satwa 50.950 Ha Hutan Produksi 22.415 Ha
Hutan Produksi Terbatas 12.631 Ha Hutan Lindung 111.289 Ha
Gambar 2.3 Kawasan Lindung
Sumber : RTRW Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015
Produksi hasil hutan terdiri dari kayu dan non kayu. Produksi hutan tahun 2011
yang berupa kayu gergajian sebanyak 1.096 m3, tahun 2012 sebanyak 1.305 m3. 2.1.1.2.2. Kawasan Strategis
Kawasan strategis terdiri dari Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang ditetapkan
berdasarkan RTRW Nasional, Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang ditetapkan
berdasarkan RTRW Provinsi Sumatera Selatan dan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) yang ditetapkan oleh Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.
Kawasan Strategis Nasional dan Kawasan Strategis Provinsi yang berada di wilayah
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan akan tetap dicantumkan dalam RTRW Ogan
Komering Ulu Selatan, namun harus memiliki kepentingan/kekhususan yang berbeda serta RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 8
harus ada pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang jelas. a)
Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Berdasarkan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.
Apabila dilihat dalam Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), maka tidak terdapat Kawasan Strategis Nasional
(KSN) di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Namun di luar Nawasan Strategis Nasional, terdapat kebijakan nasional yaitu Kawasan Lindung Suaka Margasatwa b)
Gunung Raya.
Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Kawasan Strategis Provinsi di Kabupaten Selatan adalah kawasan pada wilayah
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang penataan ruangnya yang diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap
Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan. Berdasarkan RTRW Provinsi Sumatera Selatan,
Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Sumatera Selatan yang berada di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan terdiri atas : 1.
Kawasan Wisata Danau Ranau
Danau Ranau terletak di Kecamatan Banding Agung, dengan jarak tempuh 55 Km
dari kawasan perkotaan Muaradua. Disekitar Danau Ranau disamping dapat
menjual jasa dari obyek keindahan alam dan budaya. DanauRanau juga dapat 2. 3.
dikembangkan menjadi kawasan agrowisata berwawasan lingkungan. Kawasan Sentra Perikanan
Danau Ranau memiliki potensi budidaya ikan khas yaitu ikan mujair hitam. Danau Ranau dapat dikembangkan sebagai sentra perikanan air tawar.
Kawasan Objek Militer Baturaja (OMIBA)
Kawasan pertahanan dan keamanan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan ini terkenal dengan sebutan kawasan OMIBA (Obyek Militer Baturaja), luas kawasan
ini mencapai 24.854 Ha tempat pusat pendidikan dan latihan militer yang tidak saja
datang dari wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan akan tetapi dari daerahdaerah lain di Indonesia. Dalam kawasan OMIBA ini terdapat bangunan/gedung, tempat latihan militer (hutan) dan terdapat juga kawasan hutan produksi. RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 9
c)
Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Kawasan Strategis wilayah Kabupaten merupakan bagian wilayah kabupaten yang
penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting
dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial budaya, dan/atau lingkungan. Penentuan kawasan strategis kabupaten lebih bersifat indikatif. Batasan fisik kawasan strategis kabupaten akan ditetapkan lebih lanjut di dalam rencana tata ruang kawasan strategis.
Kawasan strategis kabupaten berfungsi: a.
b. c. d. e.
Mengembangkan,
melestarikan,
melindungi,
dan/atau
mengkoordinasikan
keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang wilayah kabupaten;
Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan
kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah kabupaten bersangkutan;
Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi di dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang;
Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RTRW kabupaten; dan
Sebagai dasar penyusunan rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten. Gambar 2.4
Kawasan Strategis
Sumber : RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2014
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 10
2.1.1.2.3 Kawasan Tanaman Pangan Produksi padi Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan mengalami peningkatan. Rata-
rata produksi tahun 2010 sebesar 4,499 ton/ha, tahun 2011 sebesar 4,5 ton/ha, tahun 2012 sebesar 4,5 ton/ha, tahun 2013 sebesar 4,5 ton/ha dan pada tahun 2014 sebesar 4,63
ton/ha. Sebagian besar padi dihasilkan dari padi sawah. Jenis ini menyumbang 95,22 %dari seluruh produksi padi sedangkan sisanya dihasilkan oleh padi ladang.
Disamping padi, palawija juga dihasilkan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan,
diantaranya jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang kedelai. Produksi jagung
pada tahun 2012 sebesar 31.829 ton dari luas panen sebesar 4.547 Ha atau rata-rata produksi 7 ton/ha. Untuk tanaman sayur-sayuran mampu memproduksi 25,27 ton di tahun 2010, di tahun 2011 mengalami penurunan sedikit yaitu memproduksi 25,11 ton, di tahun
2012 produktivitas sayuran sebesar 25,82 ton, di tahun 2013 sebesar 25,39 dan di tahun 2014 mampu memproduksi sebesar 27,08 ton. 2.1.1.2.4. Kawasan Perkebunan
Sebagian besar pendudukKabupaten Ogan Komering Ulu Selatan bekerja di sektor
pertanian, atau lebih spesifik lagi di sektor perkebunan rakyat khususnya kopi. Daerah ini sangat berpotensi untuk tanaman kopi karena didukung alam pegunungan yang udaranya
dingin. Selain itu, ada juga yang bergerak di sektor tanaman hortikultura seperti sayursayuran, terutama di daerah dataran tinggi seperti Kecamatan Banding Agung dan Kecamatan Pulau Beringin. Hasil tanaman perkebunan yang cukup dominan pada tahun 2014 adalah kopi, lada, karet rakyat, kakao, dan beberapa komoditi lainnya, sedangkan
untuk daerah dataran rendah dominan alih fungsi ke perkebunan Kelapa sawit dimulai dari tahun 2011, terutama di daerah kecamatan Muaradua, Buay Sandang Aji, Buay Rawan, Simpang, Buana Pemaca dan Tiga Dihaji. 2.1.1.2.5. Kawasan Peternakan
Produksi ternak di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang cukup mencolok
adalah ternak besar seperti sapi, kerbau dan kambing. Sementara produksi hasil unggas
seperti ayam kampung, ayam ras, dan itik masih terbatas dan dikelola secara tradisional. Pada tahun 2010 produksi sapi sebanyak 13.695 ekor, kerbau sebanyak 625 ekor, dan kambing sebanyak 34.000 ekor;Pada tahun 2011 produksi sapi sebanyak 12.441 ekor,
kerbau sebanyak 473 ekor, dan kambing sebanyak 25.000 ekor; Pada tahun 2012 produksi
sapi sebanyak 13.126 ekor, kerbau sebanyak 515 ekor, dan kambing sebanyak 28.200 ekor; Pada tahun 2013 produksi sapi sebanyak 13.849 ekor,kerbau sebanyak 561 ekor, dan
kambing sebanyak 31.810 ekor. Padatahun 2014produksi sapi sebanyak 14.612 ekor,kerbau sebanyak 611 ekor, dan kambing sebanyak 35.882 ekor. RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 11
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan memiliki potensi cukup besar untuk bidang
peternakan. Konsumsi masyarakat akan daging cukup tinggi, sehingga peluang usaha bidang peternakan sangat besar.
2.1.1.2.6. Kawasan Perikanan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan banyak dialiri sungai besar dan kecil. Di
daerah ini juga terdapat sebuah danau yang cukup luas yaitu Danau Ranau, dimana di seluruh areal danau tersebut banyak terdapat berbagai jenis ikan. Sampai saat ini, danau
tersebut dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan menjaring ikan melalui kerambah,
dimana hasil produksi ikan budidaya lebih produktif daripada penangkapan ikan melalui
perairan umum. Hal ini terlihat pada produksi ikan yang terus meningkat dari tahun ke
tahun, di tahun 2010 produksi yang sebesar 4.359,18 ton meningkat ditahun 2011 yaitu sebesar 4.309,90 ton, tahun 2012 sebesar 4.471,6 ton, tahun 2013 sebesar 4.639 ton dan di tahun 2014 meningkat menjadi 4.813 ton
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan memiliki potensi perikanan yang cukup besar
berupa budidaya ikan air tawar di perairan umum dengan sistem: Budidaya sistem pen di Danau Ranau, Banding Agung
Budidaya sistem jaring apung di Danau Rakihan, Pulau Beringin
Budidaya ikan sistem air deras yang tersebar di Kecamatan Banding Agung, Kecamatan Pulau Beringin, dan Kecamatan Muaradua Kisam.
Budidaya ikan patin sistem waring tancap di Kecamatan Muaradua.
Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan saat ini telah tersedia Balai Benih Ikan (BBI) di Kecamatan Banding Agung.
2.1.1.2.7. Kawasan Pariwisata Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan memiliki potensi pengembangan pariwisata.
Pengembangan pariwisata yang paling potensial adalah untuk dikembangkan kawasan danau. Danau-danau tersebut adalah sebagai berikut :
a. Danau Ranau terdapat di Kecamatan Banding Agung,
b. Danau Rakihan terdapat di Kecamatan Sindang Danau, c. Danau Halim terdapat di Kecamatan Buay Rawan,
d. Danau Lubuk Kolam terdapat di Kecamatan Buay Rawan,
Selain danau-danau tersebut diatas, wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
juga memiliki sumber air panas. Dimana keberadaan sumber air panas tersebut sudah banyak dikunjungi wisatawan. Sumber air panas tersebut adalah sebagai berikut : a. Air Panas kaki Gunung Seminung di Kecamatan Banding Agung, b. Air Panas Gemuhak di Kecamatan Muaradua Kisam, c. Air Panas Jelijih di Kecamatan Pulau Beringin RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 12
Tabel 2.4 Objek Dan Jenis Wisata Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan No 1.
2.
3.
Kecamatan/Objek Wisata Kec. Banding Agung - Danau Ranau - Goa Kubu Manuk - Goa Kubu Rawong - Air Panas G. Seminung - Air Terjun Subik - Air Terjun La’ai - Gunung Seminung - Gunung Raya - Pantai Senangkalan - Pulau Tanjung Tejang - Batu Mega - Hutan Suaka - Makam Si Pahit Lidah - Candi Jepara - Batu Tapak - Batu Lesung - Batu Bersusun - Batu Kursi - Anyaman Bambu - Sulaman - Gajah Pulau Beringin - Air Panas Jelijih - Air Terjun Tinggi - Hutan Suaka - Anyaman Bambu - Danau Rakihan Muaradua Kisam - Air Panas Gemuhak - Bukit Barisan - Hutan Suaka - Perkebunan Kopi
Jenis Objek Wisata Wisata Alam Dan Tirta Wisata Alam Wisata Alam Wisata Alam Wisata Alam Wisata Alam Dan Tirta Wisata Alam Dan Tirta Wisata Alam Wisata Alam Wisata Alam Dan Tirta Wisata Alam Wisata Alam Wisata Purbakala Wisata Purbakala Wisata Purbakala Wisata Purbakala Wisata Purbakala Wisata Purbakala Wisata Kerajinan Wisata Kerajinan Wisata Alam Wisata Alam Wisata Alam Wisata Alam Wisata Kerajinan Wisata Alam Dan Tirta
Sumber : Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kab. OKU Selatan, Tahun 2015
Wisata Alam Wisata Alam Wisata Alam Wisata Alam
2.1.1.3. Wilayah Rawan Bencana A. Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah/Longsor Longsoran merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun
percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi karena ada gangguan kestabilan pada tanah/batuan penyusun lereng. Penyebab longsoran dapat berupa :
Faktor pengontrol gangguan kestabilan lereng.
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 13
Proses pemicu longsoran yakni Gangguan kestabilan lereng, ini dikontrol oleh kondisi morfologi (terutama kemiringan lereng), kondisi batuan ataupun tanah penyusun lereng dan kondisi hidrologi atau tata air pada lereng. Meskipun suatu lereng rentan
atau berpotensi untuk longsor, karena kondisi kemiringan lereng, batuan/tanah dan tata airnya.Namun lereng tersebut belum akan longsor atau terganggu kestabilannya
tanpa dipicu oleh proses pemicu. Proses pemicu longsoran dapat berupa :
Peningkatan kandungan air dalam lereng, sehingga terjadi akumulasi air yang
merenggangkan ikatan antar butir tanah dan akhirnya mendorong butir-butir tanah untuk longsor. Peningkatan kandungan air ini sering disebabkan oleh meresapnya air
hujan, air kolam/selokan yang bocor atau air sawah kedalam lereng.
Getaran pada lereng akibat gempa bumi ataupun ledakan, penggalian, getaran
alat/kendaraan. Gempa bumi pada tanah pasir dengan kandungan air sering mengakibatkan liquefaction (tanah kehilangan kekuatan geser dan daya dukung, yang
diiringi dengan penggenangan tanah oleh air dari bawah tanah).
Peningkatan beban yang melampaui daya dukung tanah atau kuat geser tanah. Beban
yang berlebihan ini dapat berupa beban bangunan ataupun pohon-pohon yang terlalu
rimbun dan rapat yang ditanam pada lereng lebih curam dari 40 derajat.
Pemotongan kaki lereng secara sembarangan yang mengakibatkan lereng kehilangan gaya penyangga.
Dalam peta risiko bencana erosi/longsor yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB), beberapa kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan berpotensi
mengalami bencana longsor, yaitu; Kecamatan Banding Agung , Muaradua, Muara Dua Kisam, Pulau Beringin, Simpang, Buay Sandang Aji, Kisam Tinggi dan Mekakau Ilir. Tabel
berikut memperlihatkan wilayah potensi gerakan tanah di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Tabel 2.5 Wilayah Potensi Gerakan Tanah Kabupaten OKU Selatan Kecamatan
Potensi Gerakan Tanah
Banjir
Banding Agung Muaradua Muaradua Kisam Pulau Beringin Simpang Buay Sandang Aji Kisam Tinggi Buay Pemaca Buana Pemaca Warkuk Ranau Selatan Sungai Are Tiga Dihaji
Tinggi Menengah Menengah Tinggi Menengah Menengah Tinggi Tinggi Menengah Menengah Tinggi Menengah
Menengah Tingggi Menengah Menengah Tinggi Menengah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Menengah Menengah
Sumber : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana geologi, Kementerian ESDM RI tahun 2015 RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 14
Gambar 2.5 Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah di Provinsi Sumatera Selatan
Sumber : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana geologi, Kementerian ESDM RI tahun 2015
Berdasarkan hasil analisis RTRW Provinsi Sumatera Selatan diketahui bahwa
terdapat 8 (delapan) kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan yang rawan bencana
gerakan tanah/longsor, dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan merupakan salah
satunya. Kawasan yang diperkirakan merupakan kawasan rawan bencana gerakan tanah/longsor ini memiliki luas 259.200,75 dengan intensitas menengah dan 48.238,19
dengan intensitas tinggi. Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesejahteraan Sosial, Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, diketahui bahwa pada Tahun 2009 dan 2010 telah terjadi bencana tanah longsor pada lokasi-lokasi berikut ini : B. Kawasan Rawan Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi
(pergeseran) pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba. Penyebab terjadinya gempa bumi, antara lain :
1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi 2. Aktivitas sesar di permukaan bumi
3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah 4. Aktivitas gunung api 5. Ledakan Nuklir
Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan ke seluruh
bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat
memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan,dan kerusakan tanah lainnya yang merusak permukiman penduduk.
Gempa bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran, kecelakaan
industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul
penahan lainnya. Posisi geografis Kabupaten Ogan Komering UluSelatandiantara 103°22'RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 15
104°21' bujur timur dan diantara 04°14'-04°55' lintang selatan yang dekat dengan jalur sesar aktif Sumatera, menyebabkan daerah ini rawan terhadap gempa tektonik. Gambar 2.6 Sesar Semangko dan Subduction Zone
Sumber : RTRW Kabupaten OKU Selatan Tahun 2015
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), seluruh wilayah
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan memiliki tingkat resiko bencana gempa bumi yang tinggi apabila dibandingkan dengan wilayah lainnya di Provinsi Sumatera Selatan. Untuk
itu, mitigasi bencana untuk mengantisipasi dan menanggulangi bencana gempa bumi pun harus dipersiapkan. Berikut ini adalah Peta Indeks Resiko Bencana Gempa Bumi di Provinsi Sumatera Selatan menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) : Gambar 2.7
Peta Indeks Resiko Bencana Gempa Bumi
Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)Tahun 2015
C. Kawasan Rawan Bencana Banjir Potensi bencana alam lainnya yang dimiliki oleh Kabupaten Ogan Komering Ulu
Selatan adalah bencana banjir. Kawasan yang rawan terhadap bencana banjir ini terdapat di Kecamatan Simpang dan Kecamatan Buay Sandang Aji.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), seluruh wilayah
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan memiliki tingkat resiko bencana banjir yang rendah apabila dibandingkan dengan wilayah lainnya di Provinsi Sumatera Selatan. Walaupun
begitu, mitigasi bencana untuk mengantisipasi dan menanggulangi bencana pun tetap harus RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 16
dipersiapkan. Hal tersebut untuk menghindari adanya kerugian-kerugian seperti yang terlihat pada tabel di atas. Berikut ini adalah Peta Indeks Resiko Bencana Banjir di Provinsi Sumatera Selatan menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) : Gambar 2.8
Peta Indeks Resiko Bencana Banjir
Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Tahun 2015
2.1.1.4. Demografi Penduduk adalah seseorang yang menetap di suatu wilayah selama minimal 6 bulan
atau berniat menetap di wilayah tersebut minimal 6 bulan ke depan. Penduduk adalah aset
pembangunan. Penduduk memegang peranan penting karena menjadi sumber daya
manusia bagi terlaksananya pembangunan. Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia akan menentukan keberhasilan pembangunan.
Berdasarkan data OKU Selatan Dalam Angka Tahun 2014 jumlah penduduk tahun
2013 Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan memiliki penduduk sebanyak 324.836 jiwa, dengan kepadatan penduduk tertinggi 157 jiwa/km2. Selanjutnya jika ditinjau berdasarkan Kecamatan, maka Kecamatan Muaradua merupakan kecamatan dengan penduduk
terbanyak yaitu dengan 43.085 jiwa kemudian disusul oleh Kecamatan Buay Pemaca dengan penduduk sejumlah 40.159 jiwa, sementara Kecamatan Kisam Ilir merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu 7.181 jiwa.
Secara umum, jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
pada tahun 2013 lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Hal ini terlihat
dari rasio jenis kelamin penduduk yang diatas angka 100, yakni 111,19. Sex ratio tersebut mengindikasikan bahwa pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat 111 penduduk
laki-laki. Kecamatan yang memiliki sex ratio tertinggi adalah Buay Pemaca yaitu sebesar 122,80 dan yang terendah adalah Kecamatan Sindang Danau yaitu sebesar 103,51.
Komposisi penduduk menurut golongan umur di Kabupaten Ogan Komering Ulu
Selatan menunjukkan dominasi penduduk usia muda. Penduduk usia 0-14 tahun dan
penduduk yang berusia 65 tahun keatas diasumsikan sebagai penduduk yang non RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 17
produktif, sedangkan usia 15-64 tahun dianggap sebagai penduduk yang produktif yaitu mampu melakukan kegiatan yang bernilai secara ekonomis.
Angka rasio ketergantungan merupakan indikator jumlah penduduk usia non produktif
yang ditanggung oleh penduduk usia produktif secara ekonomi. Angka rasio ketergantungan pada tahun 2014 adalah sebesar 48,09. Jika dianalisis lebih lanjut, ternyata tingginya angka rasio ketergantungan tersebut jauh lebih dominan dipengaruhi oleh rasio ketergantungan usia muda, yaitu sebesar 43,13. Sedangkan rasio ketergantungan usia tua hanya sebesar 4,95. Tabel 2.6
Kepadatan dan Persebaran Penduduk Antar Kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2014 No.
Kecamatan
(1) 1 2 3
(2)
Mekakau Ilir Banding Agung Warkuk Ranau Selatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah Buay Pemaca Simpang Buana Pemaca Muaradua Buay Rawan Buay Sandang Aji Tiga Dihaji Buay Runjung Runjung Agung Kisam Tinggi Muaradua Kisam Kisam Ilir Pulau Beringin Sindang Danau Sungai Are OKU Selatan
4
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
LuasWilayah (Ha)
Jumlah
(3) 261,15 276,38 239,48
(4) 18,695 19,667 21,464
Kepadatan Penduduk/ km2 (5) 71,59 71,16 89,63
714,52 34229 190,10 261,95 167,00 450,00 153,45 171,19 157,41 417,00 219,80 136,02 476,51 210,00 296,49 5.493,94
40,159 13,726 12,511 43,085 12,740 16,936 9,278 10,010 11.392 18,113 17,304 7,181 23,683 8,816 9,538 334,700
56,20 40,10 65,81 157,00 76,29 37,64 60,46 58,47 72,37 43,44 78,73 52,79 40,70 41,98 32,17 60,92
353,20
Sumber: IPM Kab. OKU Selatan Tahun 2014(Bappeda PM)
20,402
Distribusi (6) 5,59 5,88 6,41
57,76
6,10
12,00 4,10 3,74 12,87 3.81 5.06 2.77 2.99 3.40 5.41 5.17 2.15 7.08 2.63 2.85 100
Pertumbuhan penduduk dari tahun 2010 – 2014 dapat dilihat pada tabel 2.7 sebagaiberikut :
Tabel 2.7 Perkembangan Penduduk Kabupaten OKU Selatan Tahun 2010-2014 No. 1. 2.
Kabupaten OKU Selatan
Pertumbuhan ( %)
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014*
318.428
320.290
322.162
324.836
327.532
0,55
0,58
Sumber : IPM Kab. OKU Selatan Tahun 2014 (Bappeda PM) Ket : * Data sangat sementara RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
0,58
0,83
0,82
Halaman II. 18
2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan akhir dari penyelenggaraan
pembangunan daerah yang merupakan upaya menciptakan kondisi kesejahteraan
masyarakat yang lebih baik. Aspek kesejahteraan masyarakat meliputi (1) aspek
kesejahteraan fokus pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, (2) aspek kesejahteraan fokus pada kesejahteraan sosial dan; (3) aspek kesejahteraan fokus pada Seni Budaya dan
Olahraga. Kinerja masing-masing aspek kesejahteraan masyarakat sampai dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut :
.2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Aspek kesejahteraan fokus pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dapat
dilihat dari indikator-indikator pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB per kapita dan indeks
gini serta rasio penduduk miskin. Kinerja sampai dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut :
a. Pertumbuhan PDRB Pembangunan ekonomi yang dilakukan sejak tahun 2010 terus mengalami
kemajuan, hal ini tercermin dari meningkatnya total PDRB setiap tahunnya, baik atas dasar
harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Perkembangan PDRB Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dirinci pada tabel berikut ini : Tabel 2.8
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010 s.d 2014 Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (dalam juta Rupiah) 2010 No
2011
2012
2013
2014*
Sektor Rp
%
Rp
%
Rp
%
Rp
%
Rp
%
1
Pertanian
418.854
32,94
441.695
32,34
459.735
31,88
478.511
31,40
488.054
30,97
3
Industri Pengolahan
123.551
9,72
131.618
9,64
138.103
9,58
144.870
9,51
151.968
9,45
1.781
0,14
1.986
0,14
2.121
0,15
2.265
0,10
2.419
0,15
168.987
13,29
180.032
13,18
188.291
13,06
196.933
12,99
205.972
12,81
309.544
24,34
339.696
24,87
363.168
25,19
388.226
25,5
415.013
25,81
15.678
1,23
18.065
1,32
19.974
1,38
22.091
1,50
24.433
1,52
58.886
4,63
65.177
4,77
70.262
4,87
75.742
5,00
81.649
5,08
150.944
11,87
162.,336
11,89
173.728
12,04
185.891
12,20
198.905
12,37
2
Pertambangan dan Penggalian
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
5
Konstruksi
6 7 8 9
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
PDRB
23.264
1.271.469
1,83
100
25.109
1.365.710
1,84
100
Sumber : Data olahan Bappeda PM Kab. OKU Selatan Ket : * Data sangat sementara RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
26.546
1.441.918
1,84
100
28.065
1.522.665
1,80
100
29.671
1.608.084
1,85
100
Halaman II. 19
PDRB Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan tahun 2014 menurut penggunaan yang
dihitung berdasarkan harga konstan mencapai Rp. 1.608.084(juta) menunjukkan peningkatan sebesar 5,61 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp. 1.522.665 (juta).
Di lihat dari nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB Tahun 2010 sampai dengan
tahun 2014 atas dasar harga berlaku kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.9 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010 s.d 2014 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (dalam juta Rupiah)
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2010
Sektor
Pertanian
Rp
2011 %
Rp
2012 %
Rp
2013 %
Rp
2014* %
Rp
%
980.071
33,68
1,112,49
32.6
1.214.180
31,9
1.325.165
31,3
1.446.295
33,39
64.606
2,22
78.004
2.29
88.719
2,34
100.905
2,39
114.765
2,65
277.076
9,52
318.923
9.36
351.793
9,26
388.050
9,17
38.805
0,90
4.651
0,16
5,415
0.16
5.937
0,16
6.509
0,15
7.136
0,16
343.213
11,80
385,869
11.3
418.741
11,0
454.413
10,74
493.123
11,38
540.727
18,58
651.150
19.1
736.456
19,3
832.937
19,69
942.057
21,75
35.915
1,23
42,561
1.25
47.609
1,25
53.255
1,26
59.570
1,38
135.127
4,64
159.714
4.69
178.747
4,71
200.048
4,73
223.887
5,17
Jasa-jasa
528.788
18,17
653.988
19.1
754.923
19,8
871.436
20,60
1.005.931
23,22
PDRB
2.910.174
100
3.408.11
100
3.797.110
100
4.232.718
100
4.331.569
100
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih
Konstruksi/Bangun an
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan
Sumber : Data olahan Bappeda PM Kab. OKU Selatan. Ket : * Data sangat sementara
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi yang mampu
mengukur perkembangan pembangunan perekonomian. PDRB Kabupaten Ogan Komering
Ulu Selatan tahun 2014 atas dasar harga berlaku adalah sebesar Rp. 4.331.569 (juta). Nilai PDRB ini disusun berdasarkan PDRB 19 Kecamatan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Nilai dan kontribusi sektor yang memiliki nilai besar akan memberikan
kontribusi besar terhadap PDRB Kabupaten begitupun sebaliknya. Secara umum
perkembangan dan pertumbuhan kontribusi sektor dalam PDRB tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 atas dasar harga berlaku (Hb) dan harga konstan (Hk) Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dapat tergambarkan dalam tabel berikut : RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 20
Tabel 2.10 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010 s.d 2014 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan 2010 No
Sektor
2011
2012
2013
2014*
Hb
Hk
Hb
Hk
Hb
Hk
Hb
Hk
Hb
Hk
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
1
Pertanian
33,67
32,94
32,02
32,07
31,98
31,8
31,8
30,9
31,68
3,70
3
Industri Pengolahan
9,52
9,72
9,25
9,58
9,26
9,58
9,37
9,58
9,48
9,58
2 4 5 6 7
Pertambangan dan Penggalian
2,22
Listrik, Gas dan Air Bersih
0,15
1,83 0,14
2,33 0,15
1,84 0,15
2,34 0,16
1,84 0,15
2,77 6,83
3,28
0,15
310,99
26,4
19,19
Konstruksi
11,79
13,29
11,03
13,11
11,03
13,06
Pengangkutan dan Komunikasi
1,23
1,23
1,26
1,33
1,25
1,38
0,46
5,14
0,17
Perdagangan, Hotel dan Restoran
18,58
24,34
19,41
24,88
19,39
25,19
11,0
1,84
19,2
12,6
11,03
8
Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan
4,64
4,63
4,70
4,78
4,71
4,87
4,92
6,75
5,14
9
Jasa-jasa
18,17
11,87
19,81
12,25
19,88
12,04
20,2
10,3
20,61
PDRB
100
100
100
Sumber : Data olahan Bappeda PM Kab. OKU Selatan Ket : * Data sangat sementara
100
100
100
100
100
100
1,84 0,15 0,52 6,07 66,9 44,0 51,5 100
Tabel 2.11
Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014 Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Pertumbuhan No
Sektor
Hb
Hk
%
%
1
Pertanian
31,98
31,88
3
Industri Pengolahan
9,26
9,58
Konstruksi
11,03
13,06
Pengangkutan dan Komunikasi
1,25
1,38
19,88
2 4 5 6 7 8 9
Pertambangan dan Penggalian Listrik, Gas dan Air Bersih Perdagangan, Hotel dan Restoran Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB
2,34
1,84
0,16
0,15
19,39
25,19
4,71
4,87 12,04
100
100
Sumber : Data olahan Bappeda PM Kab. OKU Selatan RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 21
7 0 6
b. Laju Inflasi Di lihat dari Nilai inflasi rata-rata tahun 2010 sampai dengan akhir tahun
2014Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan sebagi berikut :
Tabel 2.12 Nilai inflasi rata-rata Tahun 2010 s.d 2014 Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (%)
Uraian
2010
2011
2012
2013
2014*
Inflasi
9,10
7,83
7,60
7,12
6,67
Rata-Rata Pertumbuhan 7,66
Sumber : Data olahan Bappeda PM Kab. OKU Selatan Ket : * Data sangat sementara
Laju inflasi Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan rata-rata selama lima tahun
terakhir mengalami fluktuasi naik turun. Faktor utama penyebab inflasi adalah biaya pendidikan, jasa kesehatan, perumahan dan biaya transportasi. Selain itu, kenaikan harga
barang dan jasa disebabkan oleh kenaikan harga BBM dan tingkat upah. Dalam upaya
menjaga daya beli masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka tantangan untuk lima tahun mendatang adalah mengendalikan kenaikan harga barang dan jasa.
Inflasi Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan pada tahun 2010 sebesar 9,10 persen,
tahun 2011 sebesar 7,83 persen, tahun 2012 sebesar 7,60 persen, tahun 2013 sebesar 7,12
persen telah terjadi penurunan Inflasi dan tahun 2014 sebesar 6,67persen, hal ini tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dikarenakan konsumsi akhir di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan masih di dominasi oleh konsumsi rumah tangga.
2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial Pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial meliputi pembangunan yang
berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat antara lain pendidikan, kesehatan dan pemenuhan kebutuhan dasar sosial masyarakat lainnya. Kondisi pembangunan pada fokus
kesejahteraan sosial sampai dengan tahun 2014 pada masing-masing indikator adalah sebagai berikut : a). Pendidikan b). Kesehatan c). Kepemilikan tanah d). Kesempatan kerja e). Angka kriminilitas
Selama periode 2010 – 2014 berbagai program telah dilaksanakan dapat
meningkatkan sumber daya manusia di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, ditandai dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan taraf pendidikan penduduk yang berangsur meningkat.
Gambaran capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan atas fokus kesejahteraan
sosial dilakukan terhadap indikator angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni, angka RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 22
kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan hidup, persentase penduduk yang memiliki lahan, dan rasio penduduk yang bekerja. a. Angka Melek Huruf Peningkatan
kualitas
SDM
ditandai
oleh
semakin
meningkatnya
indeks
pembangunan manusia yang dapat terlihat dari tiga indikator utama, yaitu kesehatan,
pendidikan dan daya beli. Dalam indikator pendidikan dapat diukur dari angka melek huruf, serta rata-rata lama sekolah. Faktor lain yang berpengaruh terhadap kualitas
pendidikan adalah rasio siswa terhadap daya tampung sekolah. Pencermatan atas data
sebaran Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Angka Melek Huruf (AMH) menunjukkan bahwa ketersediaan sarana prasarana, aksesibilitas, serta kondisi sosial ekonomi, berpengaruh pada peningkatan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Angka Melek Huruf (AMH).
Perkembangan angka melek huruf di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 mempunyai kecenderungan trend yang meningkat,
walaupun rata-rata kenaikannya masih relatif kecil. Secara umum perkembangan angka
melek huruf tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dapat tergambarkan dalam tabel berikut :
Tabel 2.13
Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2010 s.d 2014 Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan No
Uraian
2010
2011
2012
2013
2014*
1
Angka Melek Huruf
97,90
97,93
98,35
98,36
98,37
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten OKU Selatan 2015
2.1.2.3 Fokus Seni Budaya Dan Olahraga Pembangunan kebudayaan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan ditujukan
untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah serta mempertahankan jati
diri dan nilai-nilai budaya daerah ditengah-tengah semakin derasnya arus informasi dan pengaruh negatif budaya global. Pembangunan seni dan budaya di Kabupaten Ogan
Komering Ulu Selatan sudah mengalami kemajuan yang ditandai dengan meningkatnya
pemahaman terhadap nilai budaya dan penggunaan Bahasa Asli Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan di Masyarakat.
Kepemudaan dan Olahraga pembinaan generasi muda dilaksanakan melalui kegiatan
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), aubade, Pramuka, dan penyelenggaraan
upacara bendera. Pembinaan olahraga dilaksanakan melalui kegiatan pembinaan olahraga pelajar dan pembinaan olahraga masyarakat yang meliputi : kegiatan lomba gerak jalan, lomba senam dan kegiatan senam masal. RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 23
Tabel 2.14 Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Tahun 2010 s.d Tahun 2014 Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan No 1 2 3 4
Indikator Jumlah Group Kesenian 10.000 pdd Jumlah Gedung Kesenian.
per
Jumlah Klub Olahraga per 10.000 Jumlah Gedung Olahraga. Per 10.000
2010 29,8
2011 30,7
TAHUN 2012 32,5
4
4
4
1
1
0
0
2 0
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dispora Kabupaten OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
2013 32,8
2014* 32,8
4
4
2 0
2 0
2.1.3 Aspek Pelayanan Umum Pemerintah
Daerah
Kabupaten
OKU
Selatan
dalam
rangka
memberikan
pelayanan,meningkatkan peran serta, prakarsa, dan memberdayakan masyarakat secara
eksplisit terlihat pada kinerja pelaksanaan pembangunan pada masing-masing urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten OKU Selatan yang terdiri dari fokus layanan urusan wajib dan fokus layanan urusan pilihan. 2.1.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib a) Urusan Pendidikan Pembangunan sektor pendidikan tidak hanya diarahkan pada perluasan dan
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, tetapi juga peningkatan mutu
pendidikan serta relevansinya dengan kebutuhan pasar kerja. Pada tahun 2010 Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk berusia 7-12 tahun yang bersekolah tercatat sebesar
97,77% dan 2,23 % tidak bersekolah. Sedangkan APS kelompok usia 13-15 tahun adalah
sebesar 87,12 % dan APS usia 16-18 tahun sebesar 88,89 %.Pada tahun 2011 Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk berusia 7-12 tahun yang bersekolah tercatat sebesar
98,27 dan 1,73 % tidak bersekolah. Sedangkan APS kelompok usia 13-15 tahun adalah sebesar 89,23 % dan APS usia 16-18 tahun sebesar 88,79 %. Pada tahun 2012 Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk berusia 7-12 tahun yang bersekolah tercatat sebesar
98,28% dan 1,72 % tidak bersekolah. Sedangkan APS kelompok usia 13-15 tahun adalah sebesar 89,97 % dan APS usia 16-18 tahun sebesar 89,77 %.Pada tahun 2013 Angka
Partisipasi Sekolah (APS) penduduk berusia 7-12 tahun yang bersekolah tercatat sebesar
90,00% dan 1,72 % tidak bersekolah. Sedangkan APS kelompok usia 13-15 tahun adalah
sebesar 94,10 % dan APS usia 16-18 tahun sebesar 93,48 %.Pada tahun 2014 Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk berusia 7-12 tahun yang bersekolah tercatat sebesar
98,49% dan 1,51 % tidak bersekolah. Sedangkan APS kelompok usia 13-15 tahun adalah sebesar 98,60 % dan APS usia 16-18 tahun sebesar 97,77 %. Melihat tingginya Angka RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 24
Partisipasi Sekolah (APS) menyiratkan bahwa akses pendidikan dan kemampuan bagi masyarakat di Kabupaten OKU Selatan sangat memadai.
Capaian kinerja urusan pendidikan diukur dengan indikator : 1). Angka Partisipasi
Sekolah SD/MI, 2). Angka Partisipasi Sekolah SMP/MTS, 3). Angka Partisipasi Sekolah
SMA/MA, 4). Rasio ketersediaan sekolah perpenduduk usia sekolah SD/MI, 5). Rasioketersediaan sekolah perpenduduk usia sekolah SMP/MTs, 6). Rasio ketersediaan
sekolah SMA, 7). Rasio guru: murid.SD/MI, 8). Rasio guru: murid.SMA/MA, 9). Rasio guru:
muridper kelas rata-rata SD/MI, 10). Rasio guru: per kelas rata-rata murid.SMP/MTs, 11).
Rasio guru: per kelas rata-rata muridSMA/MA.Sementara angka melek huruf di Kabupaten
Ogan Komering Ulu Selatan pada tahun 2010 97,90 %, pada tahun 2011 sebesar 97,93 %,
pada tahun 201298,35 %, pada tahun 2013 meningkat menjadi 98,36 %, sementara pada tahun 2014 meningkat menjadi 98,37 %
Kondisi pendidikan ditentukan oleh ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan,
dan tenaga pengajar. Pada tahun 2014 jumlah SD/MI Negeri dan Swasta 288 unit. Sementara tenaga pengajar SD/MI Negeri dan Swasta tahun 2014 sebanyak 3.178 orang.
Pada jenjang pendidikan SLTP, bangunan sekolah pada tahun 2014 sebanyak61 unit.
Jumlah guru sebanyak 1.104 orang. Sedangkan pada jenjang pendidikan SLTApada tahun 2014 bangunan sekolah sebanyak 23 unit. Sedangkan jumlah guru pada tahun 2014 sebanyak 322orang.
Tabel 2.15 Capaian Kinerja Urusan Pendidikan
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10.
Indikator Angka Partisipasi Sekolah SD/MI (%) Angka Partisipasi Sekolah SMP/MTS (%) Angka Partisipasi Sekolah SMA/MA (%) Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah SD/MI Rasio ketersediaan sekolah perpenduduk usia sekolah SMP/MTs Rasio ketersediaan sekolahSMA Rasio guru: murid.SD/MI
Rasio guru: murid.SMA/MA Rasio guru: murid.per kelas ratarata SD/MI Rasio guru: per kelas rata-rata murid.SMP/MTs
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
2010
2011
TAHUN 2012 2013
97.77
98,27
98,28
90,00
98,49
88,89
88,79
89,77
93,48
97,77
87,12
89,23
89,97
94,10
2014*
98,60
1:151
1:150
1:150
1:147
1:147
1:233
1:206
1:194
1:191
1:190
1:11
1:11
1:11
1:12
1:13
1:251 1:12
1:1,3 1:3,4
1:246 1:11
1:1,3 1:3,3
1:246 1:11
1:1,3 1:3,2
1:254 1:12
1:1.3 1:3,2
1:247 1:12
1:2,1 1:4,6
Halaman II. 25
No 11.
Indikator Rasio guru: per kelas rata-rata murid.SMA/MA
2010
2011
TAHUN 2012 2013
1:3,2
1:3,1
1:3,0
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
1:3,2
2014* 1:3,5
b) Urusan Kesehatan Penyediaan layanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu merupakan salah satu
upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengatasi kemiskinan, dan membangun pondasi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Upayapeningkatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan meningkatkan fasilitas
kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan puskesmas pembantu serta poskesdes. Sampai
akhir tahun 2014, di Kabupaten OKU Selatan terdapat sebanyak 53 sarana kesehatan, yang terdiri dari19 buah puskesmas, 34 buah puskesmas pembantu, 4 buah balai pengobatan.
Selain ketersediaan sarana dan prasarana, pembangunan kesehatan harus didukung
oleh tenaga kesehatan yang memadai dan berkualitas. Tenaga medis yang ada di Kabupaten OKU Selatan sampai tahun2014antara lain dokter umum 20 orang, dokter gigi 4 orang, bidan 171 orang, bidan desa 196 orang, perawat 261 orang, dan sanitarian 39 orang.
Capaian kinerja layanan umum dalam urusan kesehatan diukur dengan indikator
kinerja :1). Rasio Posyandu per Satuan Balita, 2). Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per
Satuan Penduduk , 3). Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk, 4). Rasio Dokter per Satuan
Penduduk, 5). Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk, 6). Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kopetensi kebidanan, 7). Cakupan desa kelurahan UCI, 8). Cakupan Balita Gizi buruk mendapat perawatan, 9). Cakupan penemuan
dan penanganan penderita penyakit TBC BTA, 10). Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit BDB, 11). Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin, dan 12). Cakupan kunjungan bayi.
Tabel 2.16
Capaian Kinerja Urusan Kesehatan No 1. 2. 3. 4. 5.
Indikator Rasio Posyandu per Satuan Balita 10.000 Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per 10.000 penduduk Rasio Rumah Sakit per 100.000 Penduduk Rasio Dokter per 100.000 Penduduk Rasio Tenaga Medis per 100.000 Penduduk
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
2010
2011
TAHUN 2012
1
1
1
2013
2014*
1
0,7
4,75
4,76
4,77
4,78
4,78
26,64
26,64
32,34
39,26
41,15
1,3
100,39
1,3
101,42
1,3
101,50
1,3
101,58
1,5
101,72
Halaman II. 26
No
Indikator
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga 6. kesehatan yang memiliki kopetensi kebinanan 7. Cakupan desa kelurahan UCI Cakupan Balita Gizi buruk 8. mendapat perawatan Cakupan penemuan dan 9. penanganan penderita penyakit TBC BTA 10. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit BDB Cakupan pelayanan 11. kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 12. Cakupan kunjungan bayi
2010
2011
TAHUN 2012
100
100
106,68
113,81
114,57
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
24,7
100%
99,07%
25,3
100%
99,48%
57,7
2013
2014*
73,56
100%
100%
100%
100%
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
92,7
100%
100%
c) Urusan Pekerjaan Umum
Faktor utama untuk kelancaran perhubungan darat adalah tersedianya sarana jalan
dan jembatan yang baik untuk kegiatan ekonomi, perpindahan penduduk, maupun kegiatan
pelayanan antar daerah. Terdapat tiga tipe (kelas jalan), yaitu jalan Negara, jalan Provinsi dan jalan Kabupaten. Pada tahun 2014 di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan tersedia jalan sepanjang 754,77 km, yang terdiri dari jalan Provinsi sepanjang 229,76 km
dan jalan Kabupaten sepanjang 525,01km. Pembangunan jalan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan lebih banyak didominasi status Jalan Kabupaten.
Tabel 2.17 Jaringan Jalan dan Jembatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2014 Status
Panjang Jalan(km)
Rasio (%)
Provinsi
229,76
30,44
Jumlah
754,77
100
Kabupaten
525,01
69,56
Jembatan Jumlah Panjang (m) (Unit) 32 1.280 129
5237
161
6.517
Rasio (%) 19,64 80,36 100
Sumber: Dinas PU Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2015
Tabel 2.18 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2014 Keadaan Baik
Sedang
Nasional Rasio(%) Provinsi Rasio(%) Kabupaten Rasio(%) -
-
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
189,10 32,46
82,30 14,13
321,365 108,66
61,21 20,70
Jumlah 510,465 141,12
Halaman II. 27
Rusak Ringan Jumlah
-
-
-
-
8,20
229,76
3,57 100
94,985
525,01
18,09 100
103,185 754,77
Sumber : Dinas PU Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2015
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan mempunyai 3 (tiga) ruas jalan Provinsi
utama, yaitu Baturaja(Ogan Komering Ulu) / Martapura (Ogan Komering Ulu Timur) menuju Muaradua (Ogan Komering Ulu Selatan), Muaradua (Ogan Komering Ulu Selatan)
menuju Liwa (Lampung Barat) dan Muaradua (Ogan Komering Ulu Selatan) menuju Bengkulu( KabupatenKaur ) yang merupakan urat nadi perekonomian serta penghubung antar Provinsi, yaitu:
1. Jalan Provinsi dari Baturaja (Kabupaten OKU)ke Muaradua dan Martapura (Kabupaten OKU Timur)ke Muaradua Ruas jalan ini membentang dari
Kota Baturaja ke Muaradua melewati wilayah
Kecamatan Baturaja Barat, Kecamatan Sosoh Buay Rayap, Kecamatan Lengkiti,
Kecamatan Simpang dan Kecamatan Buana Pemaca.Kemuadian jalan dari Kota Martapura Menuju Kota Muaradua yang melewati Kecamatan Martapura, Kecamatan Bunga Mayang dan Kecamatan Simpang.
2. Jalan Provinsi Muaradua ke Liwa ( Kabupaten Lampung Barat ) Ruas jalan ini membentang mulai dari Kota Muaradua menuju Kota Liwa Lampung Barat melewati 4 (empat ) Kecamatan dan pada umumnya terletak pada daerah
dataran tinggi pengunungan (ditepi jurang dan bukit). Dibeberapa tempat rawan
longsor dan penurunan karena terletak pada daerah patahan.Kedua ruas jalan ini (Baturaja – Muaradua – Liwa – Bukit Kemuning) di masa lalu merupakan lintas
Tengah Sumatera sebelum dibukanya akses jalan lintas Sumatera Baturaja – Bukit Kemuning.
3. Jalan Provinsi Muaradua ke Bintuhan ( Kabupaten Kaur ) Ruas jalan ini membentang mulai dari Kota Muaradua menuju Kota Bintuhan Kabupaten Kaur
dan pada umumnya terletak pada daerah dataran tinggi
pengunungan. Dibeberapa tempat rawan longsor dan penurunan karena terletak pada
daerah patahan.Jalan ini merupakan penghubung alternatif bagian barat (tengah ke barat).
Disamping itu masih terdapat ruas jalan Provinsi lainnya yang menuju Kecamatan
Muaradua Kisam dan sekitarnya. Jaringan jalan secara keseluruhan membentuk sebuah
sistem yang menghubungkan ruas-ruas jalan. Oleh karena itu, peningkatan dan pemeliharaan jalan dilakukan dengan melihat berbagai aspek baik dari pengaruh ekonomi
maupun dampak sosial, serta memperhitungkan pertumbuhan lalu lintas dengan kemampuan pelayanan yang mantap. RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 28
Pembangunan jalan Artenatif (By Pass) dari Simpang Martapura menuju Kota
Muaradua merupakan suatu kebutuhan yang mendesak sehingga kendaraan besar dapat masuk Kota Muaradua untuk kelancaran roda perekonomian. Hal ini lebih efektif dan efisien
dari pada melaksanakan pelebaran jalan Provinsi yang ada dari Simpang Martapura menuju Muaradua.
Ketersediaan prasarana pengairan dan irigasi adalah sangat penting guna
meningkatkan produktivitas pertanian. Sampai tahun 2014, ketersediaan jaringan irigasi teknis mencapai 0 %, irigasi semi teknis 28 % dan irigasi sederhana 28 %. Tabel 2.19 Luas Daerah Jaringan Irigasi Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2014
Jenis
Baku
Potensi
Fungsi
Rasio Fungsi dan
(ha)
(ha)
(ha)
Potensi (%)
35.892
10.269
- Irigasi
-
- Teknis
-
- Semi Teknis
-
-
35.892
Sumber: Dinas PU Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2015
28,61
-
-
10.269
28,61
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Pekerjaan Umum diukur dengan
indikator kinerja antara lain : 1). Proporsi Panjang Jaringan Jalan dalam Kondisi Baik , 2). Rasio Jaringan Irigasi, dan 3). Persentase rumah tinggal bersanitasi. Tabel 2.20
Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum No 1. 2. 3.
Indikator Proporsi Panjang Jaringan Jalan dalam Kondisi Baik (%) Rasio Jaringan Irigasi (m/ha) Persentase rumah tinggal bersanitasi (%)
2010
2011
TAHUN 2012
88.83
89,07
89,64
70,25
67,63
92,58
93,94
94,60
95,26
95,92
63
71
Sumber: Dinas PU Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
79
2013
2014*
80,5
82,05
d) Urusan Perumahan
Pembangunan prasarana dasar permukiman pada hakekatnya untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat secara merata dan menyediakan pelayanan dasar Pembangunan prasarana dasar permukiman meliputi penyediaan prasarana air minum, sanitasi, drainase, perumahan dan permukiman, serta penataan dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Berbagai isu strategis yang dihadapi di bidang keciptakaryaan antara lain : masih
rendahnya tingkat pelayanan prasarana air minum, sebagian masyarakat tingkat RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 29
kemampuannya masih ada yang relatif rendah untuk memiliki rumah layak huni serta belum mantapnya dukungan aspek pembiayaan dan sumber daya lainnya.
Untuk itu, berbagai upaya dilakukan oleh Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
dalam pemenuhan kebutuhan air bersih antara lain melaksanakan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dengan upaya peningkatan pelayanan berupa penambahan
jaringan pipa distribusi, sambungan rumah, terminal air, hidran umum serta peralatan dan
bangunan pelengkap lainnya.Hal ini juga dilaksanakan guna mewujudkan target MDG’s 2015 dalam pemenuhan air minum sebesar 60 %.
Kebutuhan perumahan diperkirakan akan bertambah dari tahun ketahunnya
diakibatkan
sebagai
konsekwensi
pertumbuhan
penduduk
dan
seiring
dengan
perkembangan kemajuan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan sebagai suatu daerah baru. Capaian kinerja layanan umum pada urusan Perumahan diukur dengan indikator: 1). Rumah tangga pengguna air bersih, 2). Rumah tangga pengguna listrik, 3). Rumah tangga bersanitasi, dan 4). Rumah layak huni.
Tabel 2.21 Capaian Kinerja Urusan Perumahan TAHUN
No
Indikator
2010 2011 2012
2013
2014*
1.
Rumah tangga pengguna air bersih (%)
46,32 48,98 48,98
51,72
51,72
3.
Rumah tangga bersanitasi (%)
92,46 92,57 92,62
92,62
92,62
2. 4.
Rumah tangga pengguna listrik (%) Rumah layak huni
73
74
75
91,35 91,54 91,74
75
91,93
Sumber: Dinas Pekerjaan UmumKabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
75
91,97
e) Urusan Tata Tuang
Dengan di berlakukannya Undang–Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, secara otomatis semua Peraturan tentang Tata Ruang yang belum mengacu pada Undang – Undang tersebut tidak Berlaku. Oleh karena itu pada Tahun 2011 Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan telah dilaksanakan Revisi, selain
tidak sesuai dengan aturan pada Undang – Undang tersebut juga dengan adanya pemekaran wilayah dalam Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Tata Ruang diukur dengan indikator :
1). Rasio ruang terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB, dan 2). Rasio bangunan ber-IMB per satuan bangunan. RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 30
Tabel 2.22 Capaian Kinerja Urusan Tata Ruang TAHUN
No
Indikator
1.
Rasio ruang terbuka Hijau per Satuan
2.
Rasio bangunan ber-IMB per satuan
Luas Wilayah ber HPL/HGB (%) bangunan (%)
2010
2011
2012
2013
2014*
92
93
93
93
83,78
24,7
24,87
25,52
26,8
27,5
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
f) Urusan Perencanaan Pembangunan
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Perencanaan Pembangunan diukur
dengan indikator: 1). Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan Perda, 2). Tersedianya dokumen Perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan
Perda/Perkada, 3). Tersedianya dokumen Perencanaan : RKPD yang telah ditetapkan dengan Perkada, dan 4). Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD. Tabel 2.23
Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan No
Indikator
1.
Tersedianya dokumen perencanaan
2. 3. 4.
RPJPD yang telah ditetapkan dengan Perda
Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan Perda/Perkada
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yang telah ditetapkan dengan Perkada
Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD (%)
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014* 0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
5
5
6
7
2
100
100
100
100
100
Sumber: Bappeda dan PMKabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
g) Urusan Perhubungan Kota Muaradua
sebagai ibukota Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, perlu
didukung dengan sistem transportasi angkutan dalam kota. Pertumbuhan kendaraan dalam
Kota Muaradua dewasa ini cukup berpotensi secara signifikan sebagai penyebab utama
kecelakaan lalu lintas, karena tidak diimbangi dengan lebar jalan yang ada. Oleh karena itu RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 31
perlu diantisipasi dengan suatu model transportasi yang modern yang mampu mengatasi permasalahan tersebut.
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Perhubungan diukur dengan indikator:
1). Jumlah arus penumpang angkutan umum, 2). rasio Ijin trayek, 3). Jumlah uji kir angkutan umum, 4). Jumlah Pelabuhan laut /udara/terminal bis. Dalam mendukung
pertumbuhan sektor-sektor ekonomi, pembangunan terminal barang dan penumpang perlu
dilakukan dengan memperhitungkan fungsi pelayanan penyebaran, yaitu terminal utama, dan terminal lokal.
Potensi angkutan danau yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan berada
di Danau Ranau Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Danau Ranau merupakan satusatunya danau di Pulau Sumatera bahkan di Indonesia yang dapat dilayari untuk lintas
Provinsi, yaitu Provinsi Sumatera Selatan( Ogan Komering Ulu Selatan ) dengan Provinsi
Lampung ( Lampung Barat ). Dengan demikian potensi angkutan danau ini dimiliki oleh 2 (dua) Provinsi. Potensi Danau Ranau disamping untuk kepentingan transportasi danau bagi masyarakat
sekeliling
kepariwisataan.
pantai
danau,
juga
memiliki
potensi
untuk
mendukung
Pemanfaatan dan pengelolaan potensi Danau Ranau dalam rangka menunjang
pertumbuhan ekonomi masyarakat hingga tahun 2014belum optimal, bahkan terkesan
kurang terurus oleh Pemerintah, baik untuk kepentingan transportasi maupun untuk kepentingan kepariwisataan. Prasarana dermaga danau yang ada saat ini berjumlah 2 (dua) unit di Banding Agung dan Kota Batu dengan konstruksi kayu yang dibangun tahun 1995,
demikian juga halnya dengan sarana kapal milik masyarakat semuanya konstruksi kayu yang sangat rentan dengan keselamatan pelayaran.
Angkutan udara di kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan terdapat di Kecamatan
Banding Agung, sebagai Lapangan Terbang Perintis. Bandara Banding Agung dibangun
tahun 1993, dan telah pernah beroperasi tahun 1994,kemudian terhenti karena pengelolaannya
tidak
maksimal.
Kedepan
Bandara
ini
perlu
dikaji
untuk
dikembangkankarena memiliki faktor strategis dalam mendukung pengembangan Investasi sekaligus terwujudnya sistem transportasi udara lokal dan regional. Tabel 2.24
Capaian Kinerja Urusan Perhubungan No
Indikator
1.
Arus penumpang angkutan umum (%)
3.
Jumlah uji kir angkutan umum (kali)
2.
Rasio Ijin trayek (%) (%)
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
TAHUN 2010
2011
2012
2013
2014*
27,33
29,43
29,98
31,22
31,67
19,32
22,61
24,65
24,85
24,96
40,01
47,50
47,50
48,30
48,80
Halaman II. 32
No 4.
TAHUN
Indikator
2010
2011
2012
2013
2014*
2
2
2
2
2
Jumlah Pelabuhan Laut /udara/Terminal Bis
Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan InformasiKab. OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
h) Urusan Lingkungan Hidup
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Lingkungan Hidup diukur dengan
indikator : 1). Persentase penanganan sampah, 2). Persentase pengelolaan kualitas air, 3).
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal, 4). Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk, dan 5). Penegakan hukum lingkungan Tabel 2.25 Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup No
TAHUN
Indikator
2010 2011 2012 2013 2014*
1.
Persentase penanganan sampah
46
46
59
-
13,14
3.
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal (%) Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk (%) Penegakan hukum lingkungan (%)
100
100
100
100
50.00
100
100
100
100
100
2. 4. 5.
Pengelolaan kualitas air ( % penetapan kelas air)
-
-
7,8
8,6
-
8,8
Sumber: Kantor Lingkungan HidupKabupaten Ogan Komering Ulu SelatanTahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
-
8,8
-
8,4
i) Urusan Pertanahan
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Pertanahan diukur dengan indicator: 1).
Persentase luas lahan bersertifikat, 2). Penyelesaian kasus tanah negar, dan 3). Penyelesaian izin lokasi.
Tabel 2.26 Capaian Kinerja Urusan Pertanahan TAHUN
No
Indikator
1. 3.
2.
2010
2011
2012
2013
2014
Persentase luas lahan bersertifikat (%)
2,18
2,19
2,20
4,34
4,35
Penyelesaian izin lokasi
0,09
0,09
0,54
0,18
0,09
Penyelesaian kasus tanah negara (%)
-
-
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan tahun 2015
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
-
-
-
Halaman II. 33
j) Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Jumlah penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan tahun 2012 sebanyak
324.836 jiwa yang sebagian besar tinggal di pedesaan. Sedangkan pada tahun 2013 jumlah penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan mencapai 334.700 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 3,04 persen. Perbandingan jumlah penduduk
menurut jenis kelamin menunjukkan penduduk laki-laki 176.100jiwa lebih banyak
dibanding penduduk perempuan berjumlah 158.600jiwa. Tantangan dalam lima belas tahun mendatang adalah menurunkan laju pertumbuhan penduduk.
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
diukur dengan indicator: 1). Jumlah pembuatan KTP, 2). Jumlah pembuatan Akta Kelahiran, dan 3). Jumlah pembuatan Kartu Keluarga. Tabel 2.27
Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil No
Indikator
1. 2.
Jumlah pembuatan KTP Jumlah pembuatan akta kelahiran Jumlah pembuatankartu keluarga
3.
2010 789
2011 29.424
TAHUN 2012 2013 9.991 9.705
4.304
22.896
22.027
4.648
11.872
8.924
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
45.133
2014* 10.975 18.137
55.064
25.004
k) Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Capaian kinerja layanan umum pada urusan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak diukur dengan indicator: 1). Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah, 2). Rasio KDRT, 3). Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur, dan
4). Persentase Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari
tindakan kekerasan.
Tabel 2.28
Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak No 1. 2. 3. 4.
Indikator Persentase partisipasi lembaga pemerintah (%) Rasio KDRT
perempuan
di
Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur (%)
Persentase
Penyelesaian
pengaduan
perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan (%)
TAHUN 2010 2011 2012 2013
2014
0,23
0,23
0,23
0,23
0.23
45,6
43,7
40,2
40,3
40,4
-
-
-
-
37.4
10
17
20
23
7
Sumber : Badan KB dan PP Kab. OKU Selatan Tahun 2015 RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 34
l) Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Capaian kinerja layanan umum pada urusan Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera diukur dengan indicator: Rata – rata jumlah anak per keluarga, Rasio akseptor Keluarga Berencana, Persentase Cakupan peserta Keluarga Berencana aktif, dan Persentase Keluarga Pra Sejahtera dan keluarga Sejahtera I.
Tabel 2.29
Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera No
Indikator
1.
Rata – rata jumlah anak per keluarga
3.
Persentase Cakupan peserta KB aktif (%)
2.
Rasio akseptor KB
4.
Persentase Keluarga Pra Sejahtera dan keluarga Sejahtera I (%)
2010 3,20
2011 3,20
TAHUN 2012 2013 3,10 2,90
2014 2,80
55,14
58,35
85,75
78,35
80,40 44,23
86,57 44,22
Sumber : Badan KB dan PP Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2015
58,49
55,39
44,19
43,94
79,02
56,90 43,91
m) Urusan Sosial Capaian kinerja layanan umum pada urusan Sosial diukur dengan indicator : 1). Sarana
sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi, 2). Persentase PMKS yang
memperoleh bantuan sosial, dan 3). Persentase Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Tabel 2.30 Capaian Kinerja Urusan Sosial
No
Indikator
1.
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi Persentase PMKS yang memperoleh bantuan social (%) Persentase Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (%)
2. 3.
Sumber : Dinas Kesosnakertrans Kab. OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014* 8
4,5
22,7
8
13,6 27,2
8
27,2 40,9
8
27,2 40,9
8
10,697 10,697
n) Urusan Ketenagakerjaan
Penduduk yang bekerja pada tahun 2013 sebesar 178.351 jiwa. Sementara, jumlah
angkatan kerja sebesar 183.506 jiwa pada tahun 2013. Jumlah pengangguran terbuka pada tahun 2013 sebesar 5.152 jiwa, Kondisi ini menyiratkan bahwa dalam lima belas tahun mendatang perlu upaya yang sungguh-sungguh untuk mengatasi pengangguran terbuka.
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Ketenagakerjaan diukur dengan
indikator: 1). Angka partisipasi angkatan kerja, 2). Angka angkatan kerja, 3). Angka RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 35
kesempatan kerja, 4). Tingkat pengangguran terbuka, 5). Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun.
Persebaran tenaga kerja menurut lapangan usaha menunjukkan bahwa sektor jasa
sebagai penyumbang terbesar kedua terhadap PDRB menyerap lebih dari 20,60 % tenaga kerja. Sementara, sektor lain yang menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan
sebesar 19,3 %.Dengan demikian, upaya untuk menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat perlu dilakukan dengan melakukan revitalisasi sektor pertanian dan perdagangan, serta diversifikasi sektor pertambangan dan industri pengolahan.
Data pada BPS Ogan Komering UluSelatan menunjukkan bahwa pada tahun 2013
angkatan kerja yang terdaftar adalah183.506 orang, sementara lowongan kerja yang
tersedia 70,4 persen. Kondisi ini menunjukkan adanya pengangguran terbuka sebesar 5.152 orang pada tahun 2013.
Persentase pengangguran terbuka di Ogan Komering Ulu Selatan mencapai angka
tertinggi pada tahun 2011 sebesar 7.648 orang atau 4,6 persen terhadap angkatan kerja sebagai akibat kenaikan harga BBM.
Pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan menunjukkan
bahwa sebagian besar pengangguran di perdesaan berpendidikan diatas SLTA, sementara di perkotaan sebagian besar berpendidikan SLTP dan SLTA. Kondisi ini menunjukkan
bahwa pengangguran di perdesaan berpendidikan rendah, dan pengangguran di perkotaan berpendidikan menengah.
Tantanganyang harus diatasi dalam lima tahun mendatang adalah melakukan
revitalisasi pendidikan peningkatan keterampilan pencari kerja.
Tabel 2.31 Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Terakhir yang ditamatkan Tahun 2013
Status Pendidikan
Jiwa
Jumlah
%
Tingkat Pengangguran
SD ke bawah
1.396
27
1,35
S L T A ke atas
2.267
44
6,66
SLTP
Total
1.489 5.152
29 100
3,22 2,81
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2015
Capaian kinerja Urusan Ketenagakerjaan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut : RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 36
Tabel 2.32 Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan TAHUN
No
Indikator
1.
Tingkat partisipasi angkatan
2.
Angka Angkatan Kerja
4.
Tingkat
3. 5.
kerja (%)
Angka Kesempatan Kerja (%) terbuka (%)
2010
2011
2012
2013
2014*
80.52
75.52
79.44
79,44
83,56
66,87
68,24
68,24
68,24 2,39
85
2,03
15
17
-
-
-
157.026 165.251 169.356 183.506 185.817
pengangguran
Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun
4.64
3.31
Sumber : Dinas Kesosnakertrans Kab. OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
2.81
o) Urusan Koperasi dan UKM
Perkembangan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah menjadi bagian
penting dari pengembangan ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Kegiatan
perkoperasian di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan tumbuh berkembang, namun relatif lambat. Jumlah koperasi selama tahun 2010 sampai tahun 2014 sebanyak216 Koperasi,dengan jumlah anggota rata-rata 20 orang per satu unit koperasi. (lihat Tabel 2.33).
Tabel 2.33 Jumlah Koperasi di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2010– 2014
JENIS Jumlah Koperasi (unit) Jumlah Anggota Koperasi (orang) Modal Sendiri (Rp. Juta) Volume Usaha (Rp. Juta) Sisa Hasil Usaha (Rp. Juta) Penyerapan Tenaga Kerja (orang)
2010 211 20 25 50 10
2011 211 20
2012 211 20
2013 211 20
-
-
-
35 50 10
35 50 10
2014* 216 564
35 50
3.890 39.523
10
-
-
Sumber : Dinas Koperasi,UKM, Perindustrian, Pasar dan PerdaganganKab OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
Peran koperasi masih belum optimal sebagai pilar perekonomian daerah. Hambatan
dalam pengembangan koperasi antara lain adalah terbatasnya akses koperasi terhadap sumber daya produktif terutama permodalan, dan lemahnya kualitas SDM pelaku usaha.
Selain itu, faktor penghambat pengembangan koperasi adalah terbatasnya penguasaan teknologi, manajemen, informasi dan pasar. RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 37
Sementara itu perkembangan UKM di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan 301
unit pada tahun 2010 menjadi 355 unit pada tahun 2012 menjadi 379 unit pada tahun
2013 dan pada tahun 2014 menjadi 518 unit. Kendala pengembangan UKM adalah terbatasnya akses permodalan, lemahnya manajemen usaha, belum berkembangnya sistem data dan informasi, dan terbatasnya jaringan pemasaran.
Tabel 2.34 Jumlah UMKM Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2010–2014 JENIS
2010
2011
2012
2013
2014*
Jumlah UKM (unit) Nilai Modal Kerja & Investasi UKM (Rp. Juta) Nilai Omzet UKM (Rp. Juta) Penyerapan Tenaga Kerja UKM (orang)
301
301
355
379
518
16.543,5
19.790
26.340
35.376
856
678
710
854
7.644
27.790
78.515
1.027.609
14.401
691.277,2
Sumber: Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Pasar dan Perdagangan Kab OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
1.539
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Kopersi dan UKM diukur dengan
indikator: 1). Persentase koperasi aktif, dan 2). Persentase Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Tabel 2.35 Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan UKM
No 1 2
Indikator Persentase koperasi aktif (%)
Usaha mikro kecil dan menengah (%)
TAHUN 2010
2011
2012
2013
2014*
60
60
60
60
59,72
84,8
87,3
89,8
90,5
Sumber: Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Pasar dan Perdagangan Kab OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
91,2
p) Urusan Penanaman Modal
Perkembangan investasi di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan belum optimal
sebagai akibat terbatasnya ketersediaan infrastuktur transportasi serta berbagai hambatan lain yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan mahalnya investasi di daerah.
Penanaman modal di Ogan Komering Ulu Selatan periode 2010-2014 belum berperan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Penanaman Modal diukur dengan
indikator: 1). Lama proses perizinan dan 2). Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha.
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 38
Tabel 2.36 Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal No Indikator 1 2
Lama proses perizinan (hari)
2010
2011
-
-
11
Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha
Sumber : Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kab. OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
TAHUN
11
2012
2013
2014*
2
2
6
11
11
11
q) Urusan Kebudayaan
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Kebudayaan diukur dengan indicator :
1). Penyelenggaraan festival seni budaya, 2). Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya, dan 3). Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan. Tabel 2.37 Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan
No
Indikator
1.
Penyelenggaraan festival seni budaya (kali) Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
2. 3.
TAHUN 2010
2011
2012
2
3
3
3
3
5
5
5
6
6
3
3
2013 2014*
3
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
4
5
r) Urusan Kepemudaan dan Olahraga
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Kepemudaan dan Olahraga diukur
dengan indicator: 1). Jumlah klub olah raga, 2). Jumlah gedung olah raga, 4). Jumlah
organisasi pemuda, 5). Jumlah organisasi olah raga, 6). Jumlah kegiatan kepemudaan, dan 7). Jumlah kegiatan olahraga.
Tabel 2.38 Capaian Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olahraga
No
Indikator
2010 7
Tahun 2011 2012 2013 2014* 7 7 7 7
1.
Jumlah Klub Olah raga
3.
Jumlah Organisasi Pemuda
21
22
37
40
45
Jumlah Kegiatan Kepemudaan
2
3
2
2
3
2. 4. 5. 6.
Jumlah Gedung Olah Raga
Jumlah Organisasi Olah raga Jumlah Kegiatan Olah raga
0 7 4
Sumber : Dinas Pemuda dan Olah Raga Kab. OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
0 7 3
0 5 5
0 5 4
0
12 7
Halaman II. 39
s) Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Capaian kinerja layanan umum pada urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri diukur dengan indicator: 1). Jumlah kegiatan pembinaan politik daerah, dan 2). Jumlah kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP.
Tabel 2.39 Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
No
Indikator
1.
Jumlah Kegiatan pembinaan
2.
Jumlah Kegiatan pembinaan
politik daerah
terhadap LSM, Ormas dan OKP
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014*
2 Keg
2 Keg
1 Keg
1 Keg
2 Keg
-
2 Keg
2 Keg
2 Keg
2 Keg
Sumber : Kantor Kesbang dan Linmas Kab. OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
t) Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan umum, Administrasi Keuangan daerah, Perangkat daerah, kepegawaian dan Persandian Capaian kinerja layanan umum pada urusan Otonomi Daerah, Pemerintahanumum,
Administrasi Keuangan daerah, Perangkat daerah, kepegawaian dan Persandian
diukur
dengan indicator : 1). Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk, 2). Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 penduduk, 3). Frekwensi penanganan unjuk rasa, 4). Jumlah /
frekwensi kegiatan pengamanan dalam setahun, 5). Kemiskinan dan Sistem informasi pelayanan perijinan dan administrasi pemerintahan, dan 6). Penegakan Perda.
Tabel 2.40 Capaian Kinerja Urusan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan umum, Administrasi Keuangan daerah, Perangkat daerah, kepegawaian dan Persandian
No
Indikator
5.
Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 penduduk Frekwensi penanganan unjuk rasa Jumlah / frekwensi kegiatan pengamanan dalam setahun Kemiskinan (%)
7.
Penegakan Perda
1. 2. 3. 4. 6.
Sistem informasi pelayanan perijinan dan administrasi pemerintah
2010 2011 273
273
273
273
273
1
1
2
2
2
143
143
48
48
1
1
11.53 10.84 14
Sumber : Setda Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
u) Urusan Ketahanan Pangan
Tahun 2012 2013 2014*
6
143 50
143 50
143 50
10.49
11,23
9,65
13
13
13
1
1
1
Dalam rangka mengurangi angka kemiskinan dan kerawanan pangan, serta
mewujudkan pemantapan ketahanan pangan yang mempunyai nilai sangat strategis dalam RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 40
pembangunan antara lain melalui peningkatan: (1) akses terhadap pangan dengan gizi yang
cukup sebagai hak yang paling asasi bagi manusia, (2) kualitas pangan dan gizi
yang dikonsumsi sebagai unsur penentu yang penting bagi pembentukan sumberdaya
manusia yang berkualitas, (3) ketahanan pangan merupakan salah satu pilar utama yang menopang ketahanan ekonomi daerah dan nasional yang berkelanjutan.
Maka pembangunan ketahanan pangan selain diarahkan pada
pemenuhan
kecukupan pangan bagi setiap rumah tangga juga bagaimana melakukan pengelolaan pangan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi.
Pola konsumsi pangan penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
menunjukkan konsumsi pangan nabati masih didominasi dari padi-padian dalam hal ini beras (nabati), sementara konsumsi pangan hewani dan sumber vitamin dan mineral masih
rendah, menyebabkan kualitas konsumsi gizi masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan masih rendah, belum beragam dan bergizi seimbang. Tabel 2.41
Skor Pola Pangan Harapan Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2010 – 2014 No
Kelompok Pangan
1.
Padi-padian
4. 5. 6.
Minyak danLemak Buah/biji Berminyak Kacang-kacangan
2. 3.
7. 8. 9.
Umbi-umbian Pangan Hewani
Gula Sayur dan Buah Minumandan Bumbu
Skor PPH
Skor PPH 2010
2011
2012
16,3
16,0
2,8 0,3 4,8
2,9 0,2 4,7
1,2 15,1
0,9 16,7 0,0
58,1
Sumber : Kantor Ketahanan Pangan Kab. OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
1,2 15,9
1,1 17,5 0,0
59,5
16,1
2013 16,4
2014* 17,7
3,0 0,3 5,2
3,0 0,2 4,5
2,8 0,0 10,0
1,3 16,7
1,0 18,7 0,0
62,3
1,4 16,9
0,5
20,2 0,0
63,2
0,7 14,8
1,2
23,5 0,0
70,6
Sementara itu mutu produk pangan yang dinilai masih rendah serta masih adanya
penggunaan bahan berbahaya pada pengolahan pangan karena kurangnya kesadaran
pangan dan gizi dari masyarakat dikarnakan faktor pengetahuan mengenai pangan dan gizi, kebiasaan makan dan nilai sosial budaya masyarakat serta kemampuan dalam mengakses
pangan masih rendah menyebabkan kerawanan pangan masyarakat.permasalahan ini merupakan indikator penyusunan peta kerawanan pangan (Food Insecurity Atlas / FIA ) dimana hasilnya diketahui kerawanan itu disebabkan bukan hanya hal diatas tetapi oleh hal-
hal seperti produksi (fuso), akibat bencana alam, kemiskinan, sarana fisik jalan, listrik dan keterbatasan akses air bersih.
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 41
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Ketahanan Pangan diukur dengan
indikator :1). Regulasi ketahanan pangan, dan 2). Ketersediaan pangan utama. Tabel 2.42 Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan
No 1.
Tahun
Indikator
2010
2011
Regulasi ketahanan 1 1 pangan Ketersediaan pangan 144.742,10 149.648,72 utama
2.
Sumber : Kantor Ketahanan Pangan Kab. OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
2012
2013
2014*
1
1
1
13.635,6
141.810 160.876,6
v) Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Capian kinerja layanan umum pada urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa diukur
dengan indicator : 1). Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) dan 2). Rata-rata jumla kelompok binaan PKK. Tabel 2.43
Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa No 1. 2.
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014*
Indikator Rata-rata lembaga (LPM)
jumlah kelompok binaan pemberdayaan masyarakat
-
Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK
14
14
Sumber : Badan PMPD Kab. OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
14
14
14
19
19
19
19
w)Urusan Statistik
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Statistik diukur dengan indicator : 1).
Buku “Kabupaten dalam angka” dan 2). Buku “PDRB Kabupaten”. Tabel 2.44
Capaian Kinerja Urusan Statistik No 1. 2.
Indikator Buku “Kabupaten dalam angka” Buku “PDRB Kabupaten”
2010
2011
1
1
1
1
Tahun 2012 2013 1 1
Sumber : Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kab. OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
2014*
1
1
1
1
x) Urusan Kearsipan
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Kearsipan diukur dengan indicator : 1).
Persentase Pengelolaan arsip secara baku, dan 2). Jumlah pengunjung perpustakaan. RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 42
Tabel 2.45 Capaian Kinerja Urusan Kearsipan No 1. 2.
Tahun
Indikator Pengelolaan arsip secara baku (%) Jumlah pengunjung perpustakaan
2010
2011
2012
2013
2014*
44,3
51,7
51,7
51,7
60
150
184
200
Sumber : Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kab OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
250
370
y) Urusan Komunikasi dan Informatika
Berdasarkan data tahun 2014, jumlah kantor pos dan sarana telekomunikasi yang
ada adalah : Telkom dan telepon seluler. Jasa layanan aplikasi telematika belum mampu
meningkatkan penyelenggara jasa pelayanan teknologi informasi yang dapat berfungsi sebagai pusat penyebaran informasi potensi daerah. Demikian juga halnya dengan sarana
komunikasi dan diseminasi informasi belum mampu dalam rangka pemberdayaan kelembagaan komunikasi sosial, hubungan kelembagaan komunikasi Pemerintah daerah
dengan kemitraan media untuk meningkatkan diseminasi informasi dalam rangka
percepatan pertumbuhan ekonomi daerah. Pemanfaatan postel, komunikasi dan informatika perlu disosialisasikan secara terus menerus kepada masyarakat luas guna
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat dalam rangka keterlibatan masyarakat dalam pembangunan daerah untuk tujuan peningkatan pemerataan pelayanan ke seluruh pelosok daerah yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan serta
peningkatan iklim usaha dan peran serta masyarakat dan mendorong optimalisasi penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan yang tepat guna dan pembinaaan potensi pos, telekomunikasi dan informatika.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi melalui pengembangan dan
pendayagunaan aplikasi telematika, kapasitas layanan informasi dan pemberdayaan
potensi masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat berbasis informasi, peningkatan aplikasi pelayanan publik dan industri aplikasi telematika dalam rangka
meningkatkan nilai tambah layanan dan industri aplikasi belum berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Demikian juga halnya dengan penyediaan dan pelaksanaan e-Government dan e-
Business di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dalam rangka juga belum terlaksana secara maksimal. Hal ini disebabkan belum adanya komitmen bersama antar Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan serta dunia usaha yang ada guna kelancaran arus informasi dan kapasitas layanan informasi
serta pemberdayaan potensi masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat berbudaya informasi.Daya jangkau infrastruktur pos, komunikasi dan informatika untuk memperluas aksesibilitas masyarakat terhadap informasi dalam rangka mengurangi RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 43
kesenjangan informasi perlu ditingkatkan, sehingga penciptaan iklim usaha yang konstruktif dan kondusif di bidang industri komunikasi dan informatika dapat berjalan.Kerjasama dan kemitraan serta pemberdayaan lembaga komunikasi dan
informatika pemerintah dan masyarakat serta mendorong peranan media massa dalam rangka meningkatkan pelayanan informasi yang beretika dan bertanggung jawab serta memberikan nilai tambah pembangunan bangsa.
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Komunikasi dan informatika diukur
dengan indikator : 1). Jumlah jaringan komunikasi, 2). jumlah wartel/warnet terhadap
penduduk, 3). Jumlah surat kabar Nasional /lokal, 4). Jumlah penyiaran radio/TV lokal, 5). Website milik pemerintah daerah, dan 6). Pameran/Expo. Tabel 2.46
Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika No
Indikator
2010
1.
Jumlah jaringan komunikasi
3.
Jumlah surat kabar Nasional /lokal
2. 4. 5. 6.
12
Jumlah wartel/warnet terhadappenduduk
Webside milik pemerintah daerah
12
12
12
0,01
0,01
0,01
0,01
8
8
8
8
8
1
Pameran/Expo
12
2014*
0,01 7
Jumlah penyiaran radio/TV lokal
Tahun 2011 2012 2013
1
7 1 1
7 1 1
Sumber :Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU Selatan 2015 Ket : * Data sangat sementara
7 1
7 1
1
1
z) Urusan Perpustakaan
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Perpustakaan diukur dengan indicator:
1). Jumlah tenaga perpustakaan, 2). Jumlah pengelola Kearsipan, dan 3). Jumlah Desa dan kelurahan yang cerdas.
Tabel 2.47 Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan
No 1. 2. 3.
Indikator Jumlah tenaga perpustakaan
Jumlah pengelola kearsipan Jumlah desa dan kelurahan yang cerdas (%)
Tahun 2010 2011
2012
2013
2014*
5
5
5
5
5
30
30
20
40
60
4
4
4
Sumber : Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
4
4
Halaman II. 44
2.1.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan a) Urusan Pertanian Perkembangan populasi perternakan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
mengalami peningkatan dan penurunan yang cukup beragam pada perternakan menurut
jenisnya. Kondisi pada tahun 2010 – 2014 untuk ternak besar yaitu populasi sapi potong 11.054 ekor, kerbau 265 ekor, ternak kecil yaitu kambing 32.200 ekor, domba 25 ekor, sedangkan ternak unggas pada ayam ras pedagang 139.000 ekor, ayam kampong 139.790
ekor, dan itik 38.400 ekor, Hasil produksi perternakan berupa daging dan telur menunjukkan peningkatan, khusus untuk usaha perternekan sapi masih bersifat introduksi usaha pengembangan budidaya.
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Pertanian diukur dengan indicator : 1).
Kontribusi Sektor Peternakan terhadap PDRB (%), 2). Produktivitas Padi (ton/Ha), dan 3). Produktivitas Sayuran (ton/Ha).
Tabel 2.48 Capaian Kinerja Urusan Pertanian
No
Indikator Kontribusi Sektor Peternakan terhadap PDRB (%) Produktivitas Padi (ton/Ha)
1. 2. 3.
Produktivitas Sayuran (Ton/Ha)
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014*
27,54
27,74
27,99
28,89
86,81
25,27
25,11
25,82
25,39
27,08
4,49
4,5
Sumber : Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Kab. OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
4,5
4,5
4,63
b) Urusan Kehutanan
Luas hutan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan 197.285 ha. Dalam
perkembangannya luas kawasan hutan tersebut saat ini telah banyak mengalami perubahan.
Berdasarkan hasil tata batas pengukuhan hutan yang telah dilaksanakan sampai dengan tahun 2014, kawasan hutan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan seluas 197.285 ha yang sesuai fungsinya terdiri dari :
Kawasan Budidaya
Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Tetap
Kawasan Non Budidaya
Hutan Lindung (HL)
Hutan Suaka Alam (HSA)
: :
12.631 ha 22.415 ha
: 111.289 ha :
50.950 ha
Luas kawasan hutan 197.285 ha atau sekitar 35,90 % dari luas wilayah Kabupaten
Ogan Komering Ulu Selatan, merupakan cakupan wilayah yang sangat signifikan terhadap pembangunan wilayah, yang memerlukan penguatan kelembagaan dalam penyelenggaraan
pengurusan kawasan hutan dan tata pemerintahan di bidang kehutanan pada tingkat RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 45
Kabupaten.Kegiatan penanaman hutan tanaman industri di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan telah dimulai sejak tahun 1989.
Produksi hasil hutan selama kurun waktu tahun 2013 terdiri dari hasil hutan kayu
dan non-kayu. Produksi kayu bulat yang berasal dari pemanenan hutan tanaman industri pada tahun 2013 sebanyak 1,990 m3 pada areal penebangan seluas 105.949,69 hektar. Produksi hasil hutan non-kayu yang utama di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan adalah rotan, damar, arang dan kulit kayu medang.
Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan dilaksanakan melalui kegiatan Gerakan
Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL/Gerhan), serta kegiatan-kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan lainnya, seperti pembangunan Kebun Bibit Rakyat (KBR), pemberian bantuan bibit kepada masyarakat, maupun kegiatan penanaman lainnya. Upaya
pengamanan hutan untuk mengatasi penebangan liar/illegal logging, telah dilakukan operasi pengamanan hutan. Jumlah kayu tangkapan/temuan/sitaan dari hasil operasi pengamanan hutan selama periode tahun 2010-2013 adalah 95 M3 kayu bulat .
Belum adanya kelembagaan pengelola hutan, baik itu berupa Kesatuan Pengelolaan
Hutan Produksi (KPHP), Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL), maupun Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK), merupakan salah satu penyebab semakin menurunnya
kondisi kawasan hutan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Kawasan hutan belum dikelola secara intensif dan dimanfaatkan secara optimal, yang disebabkan karena kawasan hutan belum terkelola dengan baik. Kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan dan perkebunanpada saat ini lebih bersifat pengadministrasian kegiatan-kegiatan kehutanan.
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Kehutanan diukur dengan indicator: 1).
Persentase Rehabilitasi Hutan dan Lahan, 2). Persentase Kerusakan kawasan hutan, dan 3). Jumlah Kawasan Hutan Tetap dikelola oleh Institusi permanen pada Tingkat Tapak. Tabel 2.49 Capaian Kinerja Urusan Kehutanan No
Tahun
Indikator
1.
Rehabilitasi Hutan dan Lahan (%)
3.
Kawasan Hutan Tetap dikelola oleh
2.
Kerusakan kawasan hutan (%) Institusi
permanen
Tapak (unit)
pada
Tingkat
2010
2011
2012
2013
2014*
8,50
10,32 46,75
5,27
46,39
7,30
46,21
0,21
46,11
-
-
-
-
-
46,83
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 46
c) Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Selatan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 9
November 2004 dicanangkan sebagai Provinsi Lumbung Energi Nasional.
Potensi
sumberdaya alam yang ada diantaranya adalah batubara, gas bumi, minyak bumi, panas
bumi dan gas metan. Kabupaten Ogan Komering UluSelatan memiliki potensi pertambangan dan energi. Sebagai alternatif pengembangan sumberdaya energi terutama
energi baru dan terbarukan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan hingga 2010 telah
dikembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebanyak 75 unit dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebanyak 7 unit dalam rangka mengatasi kelangkaan
kelistrikan di daerah perdesaan yang bertujuan meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya energi yang berwawasan lingkungan. Tabel 2.50
Perkembangan Unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro (PLTMH) di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan NO
KABUPATEN/KOTA KECAMATAN
DESA
1.
OKU Selatan
1
-Pulau Beringin
Pagar Gunung
- Kisam Ilir
-Muara Sindang
2 3
4
5 6
7
- Sindang Danau
-Muaradua
- Ulu Danau
DAYA TERPASANG (KW)
KONDISI
TAHUN
42
Baik
2014
18
Perlu
2014
224
- Sugihan
18
-Penyandingan
18
- Kisam Tinggi
- Pajar Bulan
30
- Buay Pemaca
-Tanjung Durian
105
BPRRT
Simpang Sender
23
Kisam
Jumlah
Durian Sebilan Timur
9 Desa
30
Baik
Perbaikan
Bendungan
2014
Rusak
2014
Dalam
2014
Dalam
2014
Baik
2014
Baik
2014
Perbaikan Perbaikan Baik
2014
451 KW
Sumber : Distamben Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2015
d) Urusan Pariwisata Capaian kinerja layanan umum pada urusan Pariwisata diukur dengan indikator : 1).
Kunjungan wisatawan, dan 2). Kontribusi sector pariwisata terhadap PDRB. RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 47
Tabel 2.51 Capaian Kinerja Urusan Pariwisata No
Tahun
Indikator
1.
Kunjungan wisatawan
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB (%)
2.
2011 43,27
2012 55,00
0,60
0,63
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
e)
2013 49,65
2014* 50,13
0,70
0,80
Urusan Kelautan dan Perikanan
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Perikanan dan Kelautan diukur dengan
indikator: 1). Jumlah produksi ikan, 2). Persentase pencapaian target, dan 3). Jumlah ratarata konsumsi ikan.
Tabel 2.52 Capaian Kinerja Urusan Perikanan dan Kelautan
No
Indikator
1. 3.
2.
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014*
Jumlah produksi ikan(ton)
1.424,7
3.749,2
4.824,2
5.464,2
10.416,9
Jumlahrata-rata konsumsi ikan (%)
76,30
77,59
85,50
90,98
87,30
Prosentasecapaian target
70,10
74,53
Sumber : Dinas Perikanan dan Peternakan Kab. OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
95,56
91,70
86,81
f) Urusan Perdagangan
Sektor perdagangan mempunyai peran penting dalam perekonomian Kabupaten Ogan
Komering Ulu Selatan. Sumbangan sektor perdagangan dari tahun ke tahun terus meningkat
terutama pada sektor barang dan jasa. Sementara perdagangan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan masih terbatas pada pasar tradisional masyarakat.
Tabel 2.53 Sarana Perdagangan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2014
No
URAIAN
1
Mall
3
Pasar Tradisional
2 4 5
Pasar Swalayan Pasar Kopass Pasar Desa
JUMLAH 0
15 5 -
19
Sumber:Dinas Koperasi,UKM,Perindustrian, Pasar dan Perdagangan Kab OKU Selatan Tahun 2015
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 48
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Perdagangan diukur dengan indikator :
1). Persentase kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB, dan 2). Ekspor bersih perdagangan.
Tabel 2.54 Capaian Kinerja Urusan Perdagangan Tahun
No
Indikator
1.
Persentase Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB Ekspor Bersih Perdagangan
2.
2010
2011
2012
2013
2014*
17,93
17,93
18,34
20,63
19,28
160.301
160.301
162.705
162.705
174.095
Sumber :Dinas Koperasi,UKM,Perindustrian,Pasar dan Perdagangan Kab OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
g) Urusan Perindustrian
Capaian kinerja layanan umum pada urusan Perindustrian diukur dengan indikator:
Persentase kontribusi sektor industri terhadap PDRB dan Pertumbuhan industri secara keseluruhan.
No
1. 2.
Tabel 2.55 Capaian Kinerja Urusan Perindustrian Tahun
Indikator Persentase kontribusi sektor Industri terhadap PDRB
Pertumbuhan industri secara keseluruhan
2010
2011
2012
2013
2014*
9,78
9,81
8,92
9,27
9,87
473
418
420
770
793
Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Pasar dan Perdagangan Kab OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah
Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi
daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya saing merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.
Gambaran umum kondisi daerah terkait aspek daya saing daerah dapat dilihat dari
kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah/infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia.
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 49
2.1.4.1 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Infrastruktur merupakan faktor penting dalam pengembangan wilayah, dimana
infrastruktur wilayah merupakan jaringan penghubung antara kawasan produksi ke kawasan pemasaran. Pengembangan infrastruktur wilayah harus mengacu pada rencana
tata ruang, karena pembangunan sektoral harus sinergi dengan pembangunan wilayah yang tertua dalam rencana tata ruang.
Tabel 2.56 Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Capaian Kinerja Tahun
No
Indikator o
1. 2. 3.
Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan Jumlah Orang/ Barang yang Terangkut Angkutan Umum Jumlah Org/ Barang Melalui Dermaga/ Bandara/ Terminal per Tahun
2010
2011
2012
2013
2014*
20
27
30
32
34
38.001 35.810
39.268 36.925
39.865 36.925
40,264 37.294
40.667 37.667
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
Berdasarkan rencana tata ruang wilayah (RTRW) tahun 2011 memuat rencana
struktur ruang, pola ruang dan penetapan kawasan strategis kabupaten. Rencana struktur ruang memuat rencana sistem perkotaan dan infrastruktur wilayah.
Rencana pola ruang memuat rencana kawasan lindung dan rencana kawasan
budidaya. Rencana kawasan strategis kabupaten memuat kawasan strategis ekonomi yaitu
kawasan agropolitan di Ngrambe dan kawasan perikanan di Bringin. Kawasan strategis sosial budaya termasuk didalamnya kawasan wisata alam dan wisata budaya, disamping itu
juga memuat kawasan strategis lingkungan hidup. Kawasan lindung meliputi kawasan hutan lindung, kawasan yang memberi perlindungan dibawahnya seperti: kawasan
perlindungan setempat, kawasan rawan bencana alam, kawasan pelestarian alam dan cagar budaya dan kawasan lindung geologi. Kawasan budidaya meliputi kawasan hutan produksi, pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, industri, pariwisata, permukiman dan pertahanan keamanan.
a. Ketaatan Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan merupakan kabupaten dengan hirarki
perkotaan berdasar RTRW Provinsi Sumatera Selatan adalah Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang merupakan bagian dari Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Baturaja dan Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) Palembang dengan fungsi pengembangan sebagai pusat pertanian, perdagangan dan jasa. Disamping itu laju pertumbuhan pemanfaatan ruang belum banyak
menimbulkan konflik tata ruang. Ketaatan terhadap RTRW di Kabupaten Ogan Komering RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 50
Ulu Selatan baru diukur dengan kesesuaian tata ruang terhadap permohonan ijin yang dilakukan oleh investasi kegiatan usaha. Dari permohonan ijin usaha pemanfaatan ruang tersebut sudah sesuai dengan rencana tata ruang Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Tabel 2.57 Rasio Ketaatan terhadap RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2010 s.d 2014
No 1 2
Uraian Realisasi RTRW
Rencana Peruntukan RTRW
2010
2011
2012
2013
2014*
Belum
Belum
Belum
Belum
Belum
Belum
Belum
Sumber : Data Hasil Olah Bappeda PM Kab. OKU Selatan2015
Sudah
Sudah
Sudah
b. Luas Wilayah Produktif Sektor unggulan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan adalah sektor pertanian, hal
ini terlihat dari sektor utama yang menunjang PDRB adalah pertanian tanaman pangan,
sehingga data wilayah produktif adalah wilayah kawasan pertanian, sedangkan kawasan budidaya adalah kawasan non pertanian. Berikut gambaran Persentase luas Wilayah Produktif Tahun 2010 sampai dengan 2014 di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan : Tabel 2.58
Persentase luas Wilayah Produktif Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2010 sampai dengan 2014 No 1 2 3
Uraian Luas Wilayah Produktif Luas Seluruh Wilayah Budidaya
Rasio (1/2)
2010
2011
2012
2013
2014*
78,26
81,56
81,57
279,331
260,584
0,72
0,67
129,47
129,47
129,47
0,61
0,63
0,63
391,609
393,786
Sumber : Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Kab. OKU Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
Dari data di atas terlihat bahwa terdapat kecenderungan terjadi penurunan luas
wilayah produktif pertanian yang dikarenakan terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian. Hal ini disebabkan oleh pertambahan penduduk dan laju pertambahan sektor
lain (industri, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum) yang membutuhkan lahan pertanian tersebut.
Penurunan luas kawasan produktif pertanian akan berdampak terhadap produksi
dan produktifitas pertanian, sehingga diperlukan langkah strategis untuk meningkatkan
produksi dan produktifitas pertanian. Luas wilayah produksi pertanian di setiap kecamatan
menunjukkan perbandingan yang hampir seimbang bila dibanding luas wilayah non pertanian.
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 51
2.1.4.2 Fokus Iklim Berinvestasi Investasi merupakan salah satu indikator penting dalam meningkatkan dalam
pembangunan perekonomian. Investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan
penciptaan lapangan kerja baru sehingga diharapkan akan mengurangi beban pengangguran dan kemiskinan. Kondisi keamanan dan politik di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang stabil merupakan modal penting dalam menarik minat investor.
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan iklim investasi dapat dilihat dari
indikator kinerja angka kriminalitas, jumlah demonstrasi, kemudahan perijinan dan peraturan daerah yang mendukung iklim usaha. a. Angka kriminalitas
Angka kriminalitas dapat menggambarkan tingkat keamanan masyarakat, semakin
rendah angka kriminalitas maka semakin tinggi tingkat keamanan masyarakat. Angka
kriminalitas yang terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan tahun 2010–2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.59 Angka Kriminalitas Tahun 2010 s.d 2014 Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan No
Jenis Kriminal
1
Jumlah Kasus Narkoba Jumlah Kasus Pembunuhan Jumlah Kejahatan Seksual Jumlah Kasus Penganiayaan Jumlah Kasus Pencurian Jumlah Kasus Penipuan Jumlah Kasus Pemalsuan Uang Jumlah Tindak Kriminal Selama 1 Tahun Angka Kriminalitas (8/9)
2 3 4 5 6 7 8 9
2010
2011
2012
2013
2014*
7
19
13
20
14
8
7
17
10
5
55
28
46
32
42
1
-
-
-
-
8
30 -
3
8 -
2
25 21
7
9 2
3
7
14
277
187
165
28
169
0,4/10.000
0,4/10.000
0,3/10.000
0,1/10.000
0,3/10.000
Sumber : Kepolisian Resort Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, 2015 Ket : * Data sangat sementara RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 52
Pada tahun 2014 jumlah tindak kriminal di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
sebanyak 169 kasus, jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 28
kasus. Untuk kasus pencurian mengalami kenaikan pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 32 kasus. b. Jumlah Demonstrasi
Demonstrasi merupakan sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang
dihadapan umum untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau menentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok. Semakin sedikit jumlah demonstrasi
maka semakin tinggi tingkat kesepahaman dan semakin tinggi pula tingkat kestabilan kondisi keamanan suatu wilayah. Jumlah demo yang terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan tahun 2010 – 2014 dapat di lihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.60
Jumlah Demo Tahun 2010 s.d 2014 Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan No
Jenis Kriminal
1
Bidang Politik
3
Kasus Pemogokan Kerja
2 4
2010
2011
2012
2013
2014*
-
-
-
-
1
-
-
-
Ekonomi
-
1
2
Jumlah Unjuk Rasa
-
1
2
-
-
Sumber : Kepolisian Resort Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, 2015
-
-
1
Pada tahun 2014 jumlah demonstrasi di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
sebanyak 2 kejadian, terdiri dari 2 kejadian bidang Politik dan Jumlah Unjuk Rasa, sedangkan pada tahun 2013 tidak tercatat ada demo. c. Kondisi Penunjang Investasi
Lama Proses perijinan merupakan faktor utama pendukung iklim investasi yang baik
sebagaimana digambarkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.61 Faktor Pendukung Iklim Berinvestasi
No
Indikator
2010
2011
2012
2013
2014*
1.
Lama Proses Perijinan
6 hari
6 hari
6 hari
6 hari
8 hari
Sumber : Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kab. OKU Selatan tahun 2015
2.1.4.3 Fokus Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan kunci keberhasilan
pembangunan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Pembangunan sumber daya manusia harus benar-benar diarahkan dan ditingkatkan agar mampu dan memiliki etos
kerja yang produktif, terampil, kreatif, disiplin, profesional dan mampu mengembangkan RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 53
serta menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif dalam rangka memacu pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.
Gambaran umum kondisi daerah dan aspek daya saing daerah terkait dengan
sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja dan tingkat ketergantungan penduduk.
a. Kualitas tenaga kerja (Rasio Lulusan SI/S2/S3) Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka
pembangunan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan adalah kwalitas sumberdaya manusia (SDM). Kwalitas SDM ini berkaitan erat dengan kwalitas tenaga kerja yang tersedia untuk mengisi kesempatan kerja terutama di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.
Kwalitas tenaga kerja disuatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat
pendidikannya, artinya semakin tinggi tingkat pendidikannya yang ditamatkan penduduk
suatu wilayah maka semakin baik kwalitas tenaga kerjanya. Kwalitas tenaga kerja disuatu daerah dapat dilihat dari tingkat penduduk yang telah menyelesaikan S1,S2,S3.
Tabel 2.62 Rasio Lulusan S1/S2/S3 Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
No
Uraian
2010
2011
2012
2013
2014*
1
Jumlah Lulusan S1
726
862
55
233
258
3
Jumlah Lulusan S3
-
-
-
-
-
2 4 5 6
Jumlah Lulusan S2 Jumlah Lulusan S1/S2/S3 Jumlah Penduduk
Rasio Lulusan S1/S2/S3
-
726
318.42 0,23
-
862
320.02 0,27
-
55
321.62 0,02
Sumber : Dinkesosnakertrans Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2015 Ket : * Data sangat sementara
2
235
323.20 0,07
4
262
334.700 0,07
b. Tingkat Ketergantungan ( Rasio Ketergantungan )
Tingkat ketergantungan penduduk digunakan untuk melihat gambaran besaran
beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk beusia produktif terhadap penduduk
yang tidak produktif. Penduduk muda dibawah 15 Tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua
atau orang yang menanggungnya. Selain itu penduduk diatas usia 64 Tahun juga dianggap
tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15 Sampai 64 Tahun adalah penduduk dianggap usia produktif.
Atas dasar konsep ini dapat digambarkan seberapa besar penduduk yang tergantung
pada penduduk usia kerja. Rasio ketergantungan penduduk ini memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi. RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 54
Tabel 2.63 Rasio Lulusan Ketergantungan Tahun 2010 s.d. 2014 Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan No
Uraian
1
Jumlah penduduk usia < 15 tahun Jumlah penduduk usia > 64 tahun Jumlah penduduk usia tidak produktif (1+2) Jumlah penduduk usia 1564 tahun Rasio ketergantungan(3/4)
2 3 4 5
2010
2011
2012
2013
2014*
97.545
97.908
97.939
99.200
100.477
108.565
109.316
109604
110.803
112.015
51,73
51,81
50,92
49,49
48,09
11.020
209.863
11.408
210.974
11.665
215.232
11.603
11.541
223.899
Sumber : hasil olah data Bappeda PM Kab. OKU Selatan sampai tahun 2014 Ket : * Data sangat sementara
232.915
Tabel 2.64 Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2010 s.d Tahun 2014 No 1
Aspek /Fokus/Urusan/Indicator Kinerja Pembangunan Daerah KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1.1
Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1.1.1
Pertumbuhan PDRB
1.1.1.1
PDRB Atas DasarHarga Berlaku
1.1.2
Inflasi
1.1.1.2 1.1.3 1.1.3.1
1.1.3.2 1.2
1.2.1
PDRB Atas DasarHarga Konstan Pendapatan Perkapita Pendapatan perkapita Persentase Penduduk diatas garis Kemiskinan Kesejahteraan Sosial Angka Melek huruf (%)
1.2.2
Angka lama rata-rata sekolah (%) Kesehatan
1.2.2.1
Angka kematian bayi/1000 KH
1.2.2.3
Persentase Balita gizi Buruk (%)
1.2.2.2 1.2.2.4 1.2.2.5 1.2.3
2010
2011
2012
2013
2014*
2.910.174
3.408.115
3.797.114
4.230.510
4.331.569
9,10
7,83
7,60
7,12
6,67
1.271.469 7.726.271 11,53
1.365.714 8.711.266 10,84
1.441.918 9.821.835 10,49
1.522.665 11.073.986 11.23
1.598.084 12.485.770
Standar
Inter Prestasi
+
Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Kurang Baik
Naik 6,5<
9,65
Pendidikan
1.2.1.1 1.2,1.2
Tahun
97,90
97,93
98,35
98,36
-
93,07%
98,24%
88,91%
9,13
7,85
6,57
6,59
98,37 87,03
97%
95%
6,62
10
0,01
0%
-
90
Angka Umur Harapan Hidup
69,37
69,44
69,51
69,54
69,60
Angka Kesakitan Kasar
20,33
19,93
19,53
19,55
19,58
2,18
2,19
2,2
4,34
4,35
50 %
57
61
65
96
85
70
Angka Kematian Ibu /100.000 KH Pertanahan
1.2.3.1 1.2.4
Persentase Penduduk yang Memiliki Lahan (sertifikat)
1.2.4.1
Rasio Penduduk yang bekerja
Ketenagakerjaan
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
0,01 9
0,01 7
0,01 5
0,01 -
70 15
Cukup Baik Sangat Baik Cukup Baik Baik
Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik Cukup
Halaman II. 55
2
Fokus senibudaya dan olahraga Kebudayaan,Pemuda dan Olahraga Jumlah group kesenian per 10.000 penduduk Jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk Jumlah gedung olahraga kesenian per 10.000 penduduk
2.1.
Fokus Layanan Urusan Wajib
2.1.1.
Pendidikan
1.3 1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4
1..3.5
2.1.1.1 2.1.1.2 2.1.1.3 2.1.1.4 2.1.1.5 2.1.1.6 2.1.1.7 2.1.1.8 2.1.1.9 2.1.2
2.1.2.1 2.1.2.2 2.1.2.3 2.1.2.4 2.1.2.5 2.1.2.6 2.1.2.7 2.1.2.8 2.1.2.9 2.1.6.10 2.1.2.11 2.1.2.12 2.1.3
ASPEK PELAYANAN UMUM
Angka Partisipasi Sekolah SD/MI Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah SD/MI Rasio ketersediaan sekolah perpenduduk usia sekolah SMP/MTs Rasio ketersediaan sekolah SMA
29,8
30,7
32,5
32,8
32,8
10
4
4
4
4
7
0,47
1 0
1 0
2 0
90,00
98,49
98%
233
206
149
1.191
1.190
150
151
257
150
246
150
246
1/11
Rasio guru: murid.per kelas rata-rata SD/MI
1/1,3
1/1,3
1/1,3
1/3,2
1/3,1
1/3,0
Rasio Posyandu per Satuan Balita 10.000
Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per 10.000 penduduk
Rasio Rumah Sakit per 100.000 Penduduk Rasio Dokter per 100.000 Penduduk Rasio Tenaga Medis per 100.000 Penduduk Cakupan pertolongan persalianan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kopetensi kebidananan Cakupan desa kelurahan UCI Cakupan Balita Gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan kunjungan bayi Pekerjaan Umum
0
98,28
1/11
Kesehatan
0
6
97,27
1/11
Rasio guru: per kelas rata-rata murid.SMP/MTs Rasio guru: per kelas rata-rata murid.SMA/MA
0
1
97.68
Rasio guru: murid.SD/MI
Rasio guru: murid.SMA/MA
2
1/12
1/3,4
1
1/11
1/3,3
1
1/11
1/3,2
1
1.147
1.254 1/1,2 1/1,2 1/1,3 1/3,2 1/3,2 1
1.147
1.247
1/34
1/2,1
1
1/1,2
1/4,6 1/3,5
1
1,5
1
4,78
4,78
26,64
26,64
32,34
39,26
41,15
1,3
1
1
4,77 1,3
1/34
0,7
4,76 1,3
150
1/1,3
4,75 1,3
150
4 20
Baik Cukup Baik Cukup Baik Sangat Baik Baik Baik Baik
Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik
Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik
Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik
101,58
101,72
100
100
100
106,68
113,81
114,57
95
100%
100% 100%
100%
100%
100%
100% 100%
100
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Baik
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Baik
Cukup
24,7% 100%
99,07
25,3
99,48
57,7
100%
73,56
100%
100%
92,7
100%
90
93%
89,07
89,64
70,25
67,63
80%
2.1.3.3 2.1.4
Persentase rumah tinggal bersanitasi (%)
92,58
93,94
94,60
95,26
95,92
80%
2.1.4.1
Rumah tangga pengguna air
46,32%
48,96
48,98
51,72
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Baik
101,50
88,83
Perumahan
Baik
101,42
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Rasio Jaringan Irigasi (m/ha)
Baik
100,39
2.1.3.1 2.1.3.2
Baik Cukup Baik Cukup Baik
63
71
79
80,5
82,05
51,72
60%
60%
Kurang Baik Baik Cukup Baik Baik
Sangat Baik Cukup Baik
Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup
Halaman II. 56
2.1..4.2
bersih (%) Rumah tangga pengguna listrik
2.1.4.4
Rumah layak huni (%)
2.1.4.3 2.1.5
2.1.5.1
2..1.5.2 2.1.6
2.1.6.1 2.1.6.2 2.1.6.3 2.1.6.4 2.1.7
2.1.7.1 2.1.7.2
Rumah Tangga Bersanitasi Tata Ruang
Rasio ruang terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB (%) Rasio bangunan ber-IMB per satuan bangunan (%)
Perencanaan Pembangunan Tersedianya Dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan Perda
Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan Perda/Perkada Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yang telah ditetapkan dengan Perkada Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD Perhubungan
Jumlah arus penumpang angkutan umum(Orang) Rasio Ijin trayek( buah)
73%
92,46% 91,35
92
74%
92,57% 91,54
93
75%
92,62% 91,74
93
75%
92,62% 91,93
75%
92,62% 91,97
93
83,78
70%
100% 90%
27,5
100%
Baik
24,87
25,52
26,8
0
0
1
1
1
1
Baik
1
1
1
1
1
1
Baik
5
5
6
7
2
4
Kurang baik
100
100
100
100
100
100
27,33
29,43
29,98
31,22
31,67
Naik
19,32
22,61
24,65
24,85
24,96
Naik
40,01
47,50
47,50
48,30
48,80
75,4
2.1.8
Lingkungan Hidup
2.1.8.1
Persentase penanganan sampah
46
46
59
-
13,14
75%
100%
100%
100%
100%
50%
50%
100
100
100
100
100
100
2,18
2,19
2,20
4,34
4,35
50%
789
29.424
9.991
9.705
10,975
100%
4.304
25.004
18,137
100%
2.1.8.2 2.1.8.3 2.1.8.4 2.1.8.5 2.1.9
2.1.9.1 2.1.9.2 2.1.10
2.1.10.1 2.1.10.2 2.1.10.3 2.1.11
2.1.11.1 2.1.11.2 2.1.11.3 2.1.11.4 2.1.12
2.1.12.1 2.1.12.2
Pengelolaan kualitas air ( % penetapan kelas air) Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Penegakan hukum lingkungan Pertanahan
Persentase luas lahan bersertifikat Penyelesaian kasus tanah negara Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Jumlah Pembuatan KTP
Jumlah Pembuatan akta kelahiran Jumlah Pembuatan Kartu Keluarga Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Rasio KDRT
Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur % Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Rata – rata jumlah anak per keluarga Rasio akseptor KB
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Kurang Baik Cukup Baik
24,7
2
2.1.7.4
Cukup Baik
25%
Jumlah uji kir angkutan umum (kali) Jumlah Pelabuhan Laut /udara/Terminal Bis
2.1.7.3
Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik
-
7,8
-
4.648
2
-
8,6
-
-
8,8
-
2
-
8,8
-
2
-
8,4
-
1 8
70%
Cukup Cukup
Cukup Baik Kurang Baik Kurang Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup baik
22.896
22.027
0,23%
0.23%
0.23%
0,23%
0,23%
30 %
Kurang baik
45,6%
43,7%
40,2%
40,3%
40,4%
10%
-
-
-
-
37,4
10%
Kurang baik
3,20
3,20
3,10
2,90
2,80
2
80,40
86,57
20
58,49
23
55,39
7
56,90
100%
Cukup
45.133
17
55,064
Naik
Cukup baik Cukup baik Kurang baik Cukup baik Cukup baik Cukup Baik Cukup baik Cukup baik
8.924
10
11.872
2
baik
0
Naik
Kurang baik Kurang baik Cukup Cukup baik
Halaman II. 57
2.1.12.3
Cakupan peserta KB aktif
2.1.13
Sosial
2.1.12.4 2.1.13.1 2.1.13.2 2.1.13.3 2.1.14
Keluarga Pra Sejahtera dan keluarga Sejahtera I Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi PMKS yang memperoleh bantuan sosial % Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial Ketenagakerjaan
2.1.14.2
Tingkat partisipasi angkatan kerja Angka angkatan kerja
2.1.14.4
Tingkat pengangguran terbuka
2.1.14.1 2.1.14.3
Angka kesempatan kerja (%)
55,14
58,35
85,75
79,02
78,35
65%
8
8
8
8
8
Naik
10,697
Naik
44,23
10,697
80,52
75,52
79,44
79,44
83,56
80%
85
80%
22,7
40,9
169.356
183,506
185,817
4,64
3,31
2,81
2,39
2,03
60
59,72
90%
66,87
60
2.1.16
Penanaman Modal
Kebudayaan
40,9
165,251
Persentase koperasi aktif (%)
2.1.17
27,2
Naik
157.026
2.1.15.1
Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha
50%
27,2
Koperasi dan UKM
2.1.16.1
43,91
27,2
2.1.15
Usaha mikro dan kecil (%)
43,94
13,6
15
2.1.15.2
44,19
4,5
Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun
2.1.14.5
44,22
68,24 17 60
68,24 -
60
68,24 -
91,2
Naik 5% 10
84,8
87,3
89,8
90,5
90%
-
-
2
2
6
Naik
2
3
3
3
3
12
5
5
5
6
6
Naik
2.1.18
Penyelenggaraan festival seni budaya (kali) Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
2.1.18.1
Jumlah Klub Olah raga
7
7
7
7
7
7
2.1.18.3
Jumlah Organisasi Pemuda
21
22
37
40
45
20
Jumlah Kegiatan Kepemudaan
2
3
2
2
3
10
2.1.17.1 2.1.17.2 2.1.17.3
2.1.18.2 2.1.18.4 2.1.18.5 2.1.18.6 2.1.19
2.1.19.1 2.1.19.2 2.1.20
2.1.20.1 2.1.20.2 2.1.20.3 2.1.20.4 2.1.20.5 2.1.20.6
Kepemudaan dan Olahraga
Jumlah Gedung Olah Raga
Jumlah Organisasi Olah raga Jumlah Kegiatan Olah raga
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Jumlah Kegiatan pembinaan politik daerah Jumlah Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Otonomi Daerah, Pemerintahan umum, Administrasi Keuangan daerah, Perangkat daerah, kepegawaian dan Persandian Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 penduduk Frekwensi penanganan unjuk rasa Jumlah / frekwensi kegiatan pengamanan dalam setahun Jumlah Keluarga Miskin (%) Sistem informasi pelayanan perijinan dan administrasi pemerintah
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
3
0 7 4
2 Keg -
3
0 7 3
2 Keg 2 Keg
3
0 5 5
1 Keg 2 Keg
4
0 5 4
1 Keg 2 Keg
5
0
12 7 2 Keg 2 Keg
6
0
15 12 Naik Naik
Cukup Baik Cukup baik Cukup Baik Cukup baik
Cukup baik Cukup baik Cukup baik Baik
Baik Cukup baik Kurang baik Cukup baik Cukup baik Kurang baik Kurang baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik Kurang Baik Cukup Baik Cukup Baik
Cukup Baik Cukup Baik Baik
Baik Cukup Baik Kurang Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik
Cukup Baik
Cukup baik 273
273
273
273
273
140
1
1
2
2
2
3
143 48
143 48
143 50
143 50
143 50
140 50
11,53
10,84
10,49
11,23
9,65
5%
1
1
1
1
1
2
Baik Baik
Cukup Baik baik
Kurang Baik Cukup Baik
Halaman II. 58
2.1.20.7
Penegakan Perda
14
6
13
13
13
12
2..21.1
Regulasi Ketahanan Pangan
1
1
1
1
1
1
2.1.21
2..21.2
Ketahanan Pangan
Ketersedinan Pangan Utama
144.742,10
149.648,7
13.635,6
141.810
160.876,6
90%
-
14
14
19
19
14
2.1.23
Pemberdayaan Masyarakat Desa Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK Statistik
14
2.1.23.1 2.1.23.2 2.1.24
Buku “Kabupaten dalam angka” Buku “PDRB Kabupaten”
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
2.1.24.1
Pengelolaan arsip secara baku
44,3%
51,7%
51,7%
51,7%
60 %
50%
12
12
12
12
12
Naik
7
Naik
2,1.22
2.1.22.1 2.1.22.2
2.1.24.2 2.1.25
2.1.25.1 2.1.25.2 2.1.25.3 2.1.25.4 2.1.25.5 2.1.25.6
Kearsipan
Jumlah pengunjung perpustakaan Komunikasi dan Imformatika Jumlah jaringan komunikasi
Jumlah wartel/warnet terhadap penduduk Jumlah surat kabar Nasional /lokal Jumlah penyiaran radio/TV lokal Website milik pemerintah daerah
150
14
184
14
200
19
250
19
370
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
8
8
8
8
8
7 1
7 1
1
1
1
Perpustakaan
2.1.26.1
Jumlah tenaga perpustakaan
5
5
5
5
5
Naik
2.1.26.3
Jumlah Desa dan kelurahan yang cerdas (%) Layanan Urusan Pilihan
30
30
20
40
60
90%
2.2
2.2.1
4
4
4
1
2
2.1.26
4
1
1
Naik
1
Jumlah pengelola Kearsipan
1
7
Naik
Pameran/Expo
2.1.26.2
1
7
14
4
1
Naik
Pertanian
2.2.1.1.
Kontribusi Sektor Peternakan terhadap PDRB (%)
27,54
27,74
27,99
28,89
86,81
Naik
2.2.1.3 2.2.2
Produktivitas Sayuran Ton/Ha) Kehutanan
25,27
25,11
25,82
25,39
27,08
Naik
2.2.2.1
Rehabilitasi Hutan dan Lahan
8,50
10,32
5,27
7,30
0,21
2.2.2.3 2.2.3
Kawasan Hutan Tetap dikelola oleh Institusi permanen pada Tingkat Tapak (unit)
-
-
2.2.3.1
Perkembangan PLTMH (Kw)
2.2.4
Pariwisata
2.2.1.2
2.2.2.2
2.2.3.2
Produktivitas Padi ton/Ha
Kerusakan kawasan hutan
Energi dan Sumber Manusia
Jumlah PLTS
2.2.4.1
Kunjungan wisata
2.2.5
2.2.4.2 2.2.5.1
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB
4,49
46,83
80 75
-
4,5
46,75
90 75
43,27
4,5
46,39 -
95 75
55,00
4,5
46,21 -
95 75
49,65
4,63
46,11 -
451 75
Naik Naik
Turun Turun Naik Naik
50,13
Naik
Naik
Kelautan dan Perikanan
-
0,60%
0,63%
0,70%
0,80%
Jumlah produksi ikan (ton)
1.426,7
3.749,2
4.829,2
5.464,2
10.416,9
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Naik
Naik
Baik
Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik
Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik
Cukup Baik Cukup Baik Kurang Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik
Kurang Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik
Halaman II. 59
2.2.5.2
% Capaian target
2.2.6
Perdagangan
2.2.5.3
Jumlah rata-rata konsumsi ikan
2.2.6.1
% Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB
2.2.7
Perindustrian
2.2.6.2 2.2.7.1 2.2.7.2 2.2.8
2.2.8.1 2.2.8.2 3
3.1
Ekspor Bersih Perdagangan
70,10
74,53
95,56
91,70
86,81
Naik
17,93
17,93
18,34
20,63
19,28
Naik
76,30
77,59
85,50
90,98
87,30
Naik
Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik
160.301.
160.301.
162.705.
162.705.
174,095
9,78
9,81
8,92
9,27
9,87
Naik
20
27
30
32
34
5 km /unit
Cukup Baik
37,667
Naik
Cukup Baik
% Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB Pertumbuhan Industri secara keseluruhan
473
Transimigrasi
418
420
770
793
Naik
Cukup Baik
Naik
Transmigrasi Swakarsa
Kontribusi Transimigrasi terhadap PDRB Daya Saing Daerah Kemampuan Ekonomi
3.2. 3.2.1 3.2.2 3.2.3 3.3
Fokus Fasilitas wilayah/Infrastuktur Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan Jumlah Orang/ Barang yang Terangkut Angkutan Umum
Jumlah Org/ Barang Melalui Dermaga/ Bandara/ Terminal per Tahun Fokus Iklim berinvestasi
3.3.1
Angka kriminalitas
3.3.3
Lama Proses Perijinan
3.3.2 3.4
3.4.1 3.4.2
Jumlah demo
Fokus Sumber Daya Manusia Rasio Ketergantungan Rasio lulusan S-1,S-2 dan S-3 terhadap total penduduk
38.001
39.268
39.865
40.264
40,667
0,4/10.000
0,4/10.00
0,3/10.000
0,1/10.000
0,3/10.000
0,5/10.000
6 hari
6 hari
6 hari
6 Hari
8 Hari
14
0,23
0,27
0,02
0,07
0,07
5%
35.810
-
36.925
1
37.001
2
37.294
-
1
Naik
4
Cukup Baik
Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik
2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2013 Permasalahan pelaksanaan program/kegiatan di Kabupaten OKU Selatan Tahun
Anggaran 2010-2014 adalah : 1. Pendidikan
Permasalahan Pendidikan:
a. Dalam menekan angka putus sekolah dan meningkatkan angka partisipasi kasar dan angka partisipasi murni masih rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk
memahami bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dimulai dari peningkatan kualitas pendidikan, pada tahun 2011 tercatat angka putus sekolah pada tingkat SD/Mi masih di bawah standar
b. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan terutama pada rehab sedang/berat dan
penambahan dan pembangunan ruang kelas baru yang bersumber dari dana dekonsentrasi mengalami kendala pengelolaan yang mana belum bisa dikelola secara
swakelola sehingga memerlukan sumber daya dalam pengawasan lebih banyak untuk bisa mengawasi pelaksanaannya secara optimal, dan terkadang didalam pengelolaan
Dana Alokasi Khusus (DAK) juknis sering datang terlambat sehingga proses kegiatan
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 60
yang telah direncanakan sering terlambat terutama untuk dana pembangunan dan rehab bangunan sekolah. 2. Kesehatan
Permasalahan Kesehatan :
a. Permasalahan dalam Pencegahan dan Pemberantasan dan pengendalian
penyakit
menular masih Rendahnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan dan pengendalian penyakit
b. Permasalahan dalam Pencegahan dan Pemberantasan HIV / AIDS antara lain : - Kurangnya kesadaran kelompok resiko tinggi untuk melakukan VCT
- Belum adanya kesamaan persepsi stakeholders dalam upaya penanganan HIV / AIDS. - Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap masalah HIV / AIDS.
- Adanya stigma dimasyarakat yang dapat menghambat upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.
- Kurangnya kesadaran
menggunakan kondom.
kelompok resiko tinggi untuk melakukan save sex dengan
3. Pekerjaan Umum
Permasalahan dan kendala utama yang dihadapi berkaitan dengan peningkatan
kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten OKU Selatan adalah : a.
Terjadinya ketidaksesuaian gambar rencana dari beberapa kegiatan dengan kondisi
b.
Terjadinya rangkap dalam hal pengawasan pekerjaan.
c.
d. e. f.
di lapangan.
Keberadaan dari jasa pelaksanaan bangunan yang kadang tidak sesuai dengan pengajuan pendaftaran penawaran.
Kurangnya waktu pelaksanaan terutama pada akhir tahun.
Terbatasnya anggaran yang menyebabkan tertundanya pekerjaan.
Musim hujan yang berkepanjangan menyebabkan turunnya kwalitas hasil pekerjaan.
4. Perumahan
Pemasalahan Perumahan: Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menciptakan
lingkungan perumahan yang sehat dan bersih, solusi yang diambil bekerja dengan unsur terkait untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang budaya hidup bersih 5. Tata Ruang
Permasalahan yang ada dalam pelaksanaan urusan penataan ruang adalah bahwa
saat ini pembangunan di wilayah perkotaan lebih memprioritaskan kepada pembangunan fisik dan lebih menekankan pada fungsi ekonomi daripada fungsi ekologis dan kelestarian lingkungan. Sementara itu Perda RTRW baru dalam proses. RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 61
6. Perencanaan Pembangunan Pelaksanaan Musyawarah Pembangunan (Musrenbang) dari tingkat Desa/Kelurahan
sampai Musrenbang pembangunan Nasional serta penyusunan Rancangan KUA dan PPAS dapat dilaksanakan sesuai petunjuk pemerintah pusat sehingga Perda APBD dan Perbub tentang penjabaran APBD dapat diselesaikan pada akhir tahun. Penyusunan Laporan Kinerja pemerintah Daerah
tidak mengalami hambatan
karena tim Penyusunan LAKIP dapat bekerja dengan baik. SKPD dapat menyampaikan
Kontribusi lakip dan capaian Kinerja yang lengkap. Monitoring Evaluasi, Pengendalian dan Pelaporan perencanaan pembangunan, sering terlambat karena data dilapangan sering berbeda dengan lapaoran yang disampaikan oleh SKPD. 7. Perhubungan
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam bidang Perhubungan adalah sebagai
berikut :
a. Terbatasnya Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi memadai sebagai tenaga teknis di bidang perhubungan.
b. Kurang tertib dan disiplinnya masyarakat dalam berlalu lintas.
c. Masih kurangnya kesadaran masyarakat terutama pemilik kendaraan bermotor wajib uji untuk menguji/kir secara berkala kendaraannya.
d. Kurangnya kesadaran masyarakat terutama pemilik kendaraan angkutan untuk mencari ijin trayek dan usaha ijin angkutan.
e. Terbatasnya sarana dan prasarana di bidang perhubungan. 8. Lingkungan Hidup Permasalahan/hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan Pogram dan Kegiatan
yang dijumpai adalah sebagai berikut :
a. Terjadi rangkap dalam hal pengawasan pekerjaan
b. Kompleknya rencana/desain terutama yang menyangkut pertamanan
c. Untuk Pembuatan Jalan Setapak Sempadan Sungai pelaksanaanya terpengaruh oleh faktor hujan
d. Kurangnya SDM dan prasarana kerja dan dana
e. Pengelolaan sampah masih menggunakan sistim open damping 9. Pertanahan
Permasalahan disektor pertanahan adalah masih kecilnya kewenangan pemerintah
daerah terkait dengan masalah pertanahan. Solusinya adalah meningkatkan koordinasi dengan pihak BPN dalam setiap pelaksanaan kegiatan terkait masalah pertanahan.
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 62
10. Kependudukan dan Catatan Sipil Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan urusan kependudukan
dan catatan sipil antara lain Luasnya wilayah operasi pembinaan kependudukan serta
jumlah SDM yang terbatas, data base kependudukan yang masih perlu disempurnakan,
mobilitas penduduk pendatang masih cukup tinggi, masih dijumpai KTP yang telah habis masa berlakunya tetapi tidak diperpanjang, kelengkapan persyaratan administrasi dari
pemohon akte capil sering tidak lengkap, masih terjadi kesalahan dalam penulisan data
permohonan akte catatan sipil akibatnya menyulitkan pemrosesan lebih lanjut, kesadaran masyarakat untuk membuat dan menyesuaikan data keluarga ke dalam kartu keluarga (KK) terhadap kejadian vital (lahir, mati, datang dan pindah) masih perlu ditingkatkan,
kesadaran masyarakat untuk melengkapi diri dengan KTP masih perlu ditingkatkan, kesadaran tentang tertib administrasi kependudukan perlu ditingkatkan lagi dan kesadaran
masyarakat tentang kepemilikan akte catatan sipil masih perlu ditingkatkan, baru mencari akte catatan sipil saat diperlukan.
11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Permasalahan yang dihadapi adalah :
a. Belum optimalnya lembaga perlindungan anak di Kab. OKU Selatan
b. Belumoptimalnya kegiatan organisasi perempuan yang ada, belum optimalnya fungsi
Kesekretariatan Satgas GSI-B Tingkat Kecamatan dan Desa dan kurangnya peran serta masyarakat dalam kegiatan GSI- Bayi Baru Lahir.
c. Belum tersedianya dana untuk visum KDRT dan ruang konseling 12. KB dan Keluarga sejahtera
Permasalahan pada KB dan Keluarga sejahtera adalah terbatasnya dan dan tenaga
penyuluh KB. Permasalahan yang dihadapi antara lain masih rendahnya partisipasi pria dalam ber KB, masih adanya PUS Unmetneed, dan PUS M 13. Sosial
Permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial di
Kabupaten OKU Selatan dalam tahun 2011 antara lain adanya pendatang dari luar daerah dengan berbagai kasus PMKS sulit untuk dapat diatasi secara tuntas. 14. Ketenagakerjaan
Pada bidang penempatan tenaga kerja permasalahan yang dihadapi adalah masih
banyaknya pengangguran dan terbatasnya lapangan kerja. 15. Koperasi dan UKM
Dalam upaya mencapai sasaran masih ditemukan adanya permasalahan Sektor
Koperasi
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 63
sebagai berikut :
a. Kualifikasi Koperasi yang telah terbentuk perkembangannya relatif Belum optimal.
b. Dengan Jumlah Koperasi yang semakin banyak menyebabkan terjadinya persaingan yang
kurang sehat diantara Koperasi sehingga berdampak buruk bagi perkembangan Koperasi kedepan secara kualitatif.
c. Kemitraan Koperasi dengan Perusahaan swasta, BUMN ataupun dengan Bank masih sangat rendah (sedikit), hal ini disebabkan karena Koperasi kesulitan dalam memenuhi persyaratan teknis Bank (tidak Bankable). 16. Penanaman Modal
Peningkatan investasi di Kabupaten OKU Selatan masih kecil, belum optimalnya
minat investasi dan belum mantapnya sistem administrasi penanaman modal. 17. Kebudayaan
Permasalahan yang dihadapi pada urusan Kebudayaan adalah kurangnya dukungan
SDM yang mengerti dan mampu dalam bidang ini sehingga tumbuh kembangnya masih tertinggal dengan daerah lainnya. 18. Pemuda dan Olah Raga
Terbatasnya pelatihan olah raga dan minimnya dana pembinaan merupakan salah
satu perasalahan dalam olahraga, sedangkan pergaulan bebas dan degradesi moral merupakan permasalahan dalam pembinaan pemuda. 19. Kesbanglinmas Poldagri
Rasa Nasionalisme dan Kebangsaan disebagian masyarakat masih kurang sehingga
banyak kita temukan isu – isu seperti terorisme, munculnya kelompok –kelompok yang mengarah ke disintregrasi bangsa, kekerasan dan lain – lainnya. 20. Otonomi Daerah
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan urusan otonomi daerah,
seperti lemahnya kepengawasan, belum optimalnya pengelolaan keuangan, masih terbatasnya tenaga trantib serta terbatasnya tenaga penanggulangan bencana. Masih terbatasnya tenaga kepegawaian dan masih lambatnya proses administrasi kepegawaian karena disamping melibatkan instansi lain seperti Badan Kepegawaian Negara, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Kementerian PAN dan RB dan juga Sekretariat Negara. 21. Ketahanan Pangan
Permasalahan pelaksanaan Program Peningkatan Ketahanan Pangan adalah Belum
mantapnya koordinasi antara pelaku dalam mata rantai sistem ketahanan pangan di tingkat lapangan. Permasalahan Program Diversifikasi pangan dan gizi keluarga adalah kesadaran RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 64
masyarakat untuk pemanfaatan lahan pekarangan/lahan Kosong belum optimal dan belum adanya anggaran untuk pemantauan dan analisis konsumsi pangan. 22. Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Permasalahannya
antara lain :
a. Pengetahuan dan Keterampilan pemanfaatan TTG yang telah diberikan kepada masyarakat
belum sepenuhnya diterapkan dalam pengelolaan usaha, sehingga nilai tambah yang didapatkan belum optimal
b. TTG yang diterapkan oleh Pokmas belum sepenuhnya merupakan rekayasa murni Pokmas (merekayasa yang sudah ada) sehingga produk yang dihasilkan memiliki spesifikasi yang hampir sama sehingga daya saingnya kurang optimal. 23. Statisitik
Permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan urusan statistik yaitu data yang
didapatkan dari sumber yang tersedia sering kurang lengkap dan kurang akurat, sebagai akibat lemahnya administrasi dimasing-masing SKPD yang menangani. 24. Komunikasi dan Informasi
Secara umum pencapaian sasaran tersebut telah berhasil dengan baik karena
adanya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya IPTEK dalan era globalisasi sangat tinggi namun demikian masih terdapat kendala masalah anatara lain:
a. Terbatasnya kualitas sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang memadai sebagai tenaga teknis di bidang infokom
b. Terbatasnya jumlah SDM dibandingkan dengan lingkup tupoksi serta masih ada tenaga IT yang diperbantukan di Kecamatan 25. Pepustakaan
Melihat kondisi dan situasi
yang ada saat ini, maka permasalahan yang
dihadapi dalam hal pengembangan Perpustakaan Umum adalah : a. Masih
kurangnya
kemampuan
aparatur
yang
bertugas
dalam
pengelolaanPerpustakaan , sehingga perlu dilaksanakan Bimbingan teknis dan juga adanyapetugas fungsional Pustakawan.
b. Rendahnya minat baca bagi Masyarakat Umum , dengan indikator masih sedikitnya kunjungan
ke Perpustakaan Umum, sehingga perlu ditingkatkan
darimasyarakat tentang pentingnya budaya baca dan gemar membaca.
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
kesadaran
Halaman II. 65
26. Arsip Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program kearsipan adalah
a. Terbatasnya jumlah petugas kearsipan
b. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM ) petugas Kearsipan c. Belum adanya Jabatan Fungsional Kearsipan / Arsiparis. 27. Pertanian
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan urusan pertanian adalah sebagai
berikut:
a. Menurunnya debit air irigasi dan sebagian besar jaringan irigasi Subak yang dalam keadaan rusak.
b. Masih banyaknya Jalan Usaha Tani (JUT) yang rusak/jalan tanah.
c. Terjadinya alih fungsi lahan pertanian (sawah) menjadi non pertanian;
d. Masih tingginya konsumsi beras dan masih rendahnya diversifikasi pangan, sehingga gizi kurang berimbang.
e. Adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). 28. Kehutanan
Permasalahan Kehutanan yang dihadapi secara umum adalah sebagai berikut :
1. Terbatasnya personil pada Bidang Kehutanan dibanding dengan volume pekerjaan,
2. Masih adanya ancaman gangguan keamanan hutan yang sangat mengkhawatirkan terjadinya peningkatan degradasi hutan.
3. Belum terfasilitasi sarana secara maksimal proses penanganan berbagai kasus Tindak Pidana Kehutanan.
4. Adanya beberapa perubahan bentang alam, sehingga batas kawasan hutan menjadi kurang mantap/kurang jelas antara tanah Negara dengan lahan milik. 29. Energi dan sumber Daya Mineral
Permasalahan dan kendala yang dihadapi pada Bidang Urusan Energi dan Sumber
Daya Mineral antara lain :
a. Dalam Tata Ruang belum tertatanya kawasan pertambangan b. Bahan tambang semakgga perlu pengaturan 30. Pariwisata
Kurangnya dikenalnya Kabupaten OKU Selatan sebagai salah satu destinasi wisata
di dibandingkan dengan Kabupaten lainnya yang telah maju kepariwisataannya turut
mempengaruhi kecilnya minat wisatawan untuk berkunjung, disamping juga factor jarak tempuh dari airport serta fasilitas penunjang kepariwisataan. Selain itu masih terbatasnya
kemampuan SDM kepariwisataan juga merupakan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan sector pariwisata. RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 66
31. Kelautan dan Perikanan Secara teknis permasalahan yang sering muncul adalah sebagai berikut :
a. Masih terjadi penangkapan ikan secara liar .
b. Kolam yang ada sangat terbatas sehingga menyulitkan dalam operasional. 32. Perdagangan
Disamping adanya faktor pendukung keberhasilan sebagaimana telah diuraikan di
atas. dalam usaha pencapaian sasaran juga ditemui beberapa permasalahan antara lain : a) Kurangnya kesadaran masyarakat akan perlunya kepemilikan SIUP dan TDP .
b) Adanya peraturan pusat yang menyatakan bahwa untuk pengurusan perizinan yaitu SIUP/TDP dikenakan biaya Rp 0,- ( Nol rupiah ) itu menyebabkan pemenuhan PAD dari sektor perijinan SIUP/TDP tidak bisa mencapai target.
c) Rendahnya kuantitas dan kualifikasi SDM aparat pembina dan pengusaha industri dan perdagangan.
d) Terlalu seringnya terjadinya mutasi pegawai sehingga seseorang sudah memiliki keahlian dipindahkan ke instansi yang lain.
e) Masih adanya para pengusaha yang tidak melakukan perpanjangan/pembaharuan
SIUP/TDP dengan alasan karena kegiatan usahanya tidak aktif dan sebagian lagi pemiliknya tidak ada ditempat.
f) Rendahnya wawasan pelaku usaha UKM terhadap promosi.
g) Terbatasnya prasarana dansarana operasional aparat pembina termasuk sarana transportasi roda 4.
h) Terbatasnya sarana dan prasarana kemetrologian serta tenaga tekhnis kemetrologian yang tersedia.
33. Perindustrian Pada prinsipnya permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan urusan
perindustrian terdiri dari 2 (dua) aspek yaitu Internal (Aparatur) dan Eksternal (Lingkungan Global). Permasalahan dari aspek Internal antara lain :
a. Kurang memadainya Sumber Daya Manusia dari segi kualitas maupun kuantitas. b. Kurang memadainya sarana dan prasarana pembinaan.
Sedangkan dari aspek eksternal, permasalahan yang dihadapi adalah :
a. Ketatnya tingkat persaingan pasar. b. Dinamisnya selera konsumen. c. Tingginya cost produksi. d. Maraknya Black Market.
e. Kurang kondusifnya iklim usaha. RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 67
34. Transmigrasi Permasalahan yang dihadapi adalah untuk pelaksanaan transmigrasi tahun 2012
belum dapat dilaksanakan karena program transmigrasi sepenuhnya dilaksanakan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI . 2.3
Permasalahan Pembangunan Daerah.
2.3.1 Permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah. Tabel 2.65 Identifikasi Permasalahan untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Program Pembangunan Daerah RPJMD Tahun Berkenaan
No 1.
2.
3. 4.
2.3.2
Program Peningkatkan Kualitas Pendidikan Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Program PeningkatanPengembangan Infrastruktur Wilayah untuk Menunjang Laju Pertumbuhan Ekonomi Program Penanggulangan Kemiskinan Dan Penciptaan Lapangan Kerja Dengan Pengembangan Investasi dibidang Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Perdagangan, Industri, Pertambangan Dan Kepariwisataan
Faktor Penentu Keberhasilan
Permasalahan Keterbatasan Sumbar Daya Manusia yang berkualitas Keterbatasan Dana
SDM, Sarana dan dana SDM, Sarana dan dana Topografi daerah dan dana
Kondisi Geografis yang berbukit dan berjurang sehingga membutuhkan biaya tinggi dalam melaksanakan pembangunan
Demografi, PDRB perkapita dan Angka pengangguran
Keterbatasan Infrastruktur
Identifikasi permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah Tabel 2.66 Identifikasi Permasalahan Pembangunan Daerah
No 1.
Kriteria/Aspek
Rendahnya angka partisipasi sekolah khususnya pada tingkat sekolah lanjutan.
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Faktor Penentu Keberhasilan
Urusan
Pendidikan
Pemerataan dan
perluasan akses pendidikan,
pengembangan fasilitas,
penyediaan
Permasalahan
Keterbatasan Sumbar Daya
Manusia yang berkualitas
Halaman II. 68
sarana
dan
prasarana, serta pembiayaan
Belum meratanya akses pendidikan terutama di daerah tertinggal, perdesaan dan terisolasi sebagai akibat terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan dan terbatasnya jumlah tenaga pengajar.
pendidikan.
Peningkatan
mutu, relevansi
dan daya saing melalui
pengembangan Sekolah
Belum berkembangnya layanan pendidikan bermutu sesuai dengan standarnasional.
Berstandar Nasional
dan
Internasional.
Fasilitas
beasiswa siswa
bagi
miskin
dan berprestasi untuk
menempuh jenjang
pendidikan yang 2.
Masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat
Terbatasnya sarana dan prasarana dan tenaga kesehatan dan keluarga berencana. Belum optimalnya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
lebih tinggi.
Peningkatan akses
kualitas
pelayanan kesehatan keluarga Kesehatan
dan dan
berencana.
Keterbatasan Dana
Penyediaan sarana
prasarana
dan
kesehatan
dan
pembiayaan keluarga
Halaman II. 69
berencana.
Penguatan
kelembagaan/ jaringan
kesehatan keluarga 3.
Masih
terbatasnya
yang
mendukung
infrastruktur
wilayah
Pekerjaan Pekerjaan
ketersediaan jalan dan
Pekerjaan
jembatan.
Belum terselesaikannya pembangunan menuju
ke
aktivitas
wilayah
strategis
perekonomian
pada
dan
kawasan cepat tumbuh.
Belum
nasional antar
adanya
Selatan
dan
antara
Sumatera Provinsi
Lampung dan Bengkulu di ruas Kabupaten OKU Selatan.
Masih banyaknya jalan dan jembatan yang rusak sehingga
menghambat
akses perekonomian dan menyebabkan kesenjangan.
Belum
kerjasama
Umum
Pengembangan jaringan
transportasi,
Keterbatasan Infrastruktur
irigasi,
perumahan, air minum,
Pekerjaan Umum
teknologi
informasi dan komunikasi.
jalan
penghubung
provinsi
Provinsi
Umum
dan
peningkatan jalan akses
berencana.
Umum
pengembangan ekonomi.
Terbatasnya
dan
optimalnya
antar
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Pekerjaan Umum
Perhubungan
Pekerjaan Umum
Keterbatasan Infrastruktur
Pengembangan jaringan
transportasi,
Halaman II. 70
Kabupaten
dalam
penyediaan
layanan
perhubungan darat.
Masih
infrastruktur wilayah
antar daerah.
Kuantitas dan kualitas sarana
dan
prasarana
angkutan darat belum mencukupi
mendukung
dalam
pelayanan
transportasi yang aman,
nyaman, lancar, tertib, tepat waktu dan selamat.
Pengawasan
dan
pembinaan
penyelenggaraan transportasi maksimal.
Belum
sarana
terminal
dan
belum
optimalnya
prasarana
dalam
mewujudkan pelayanan yang
lancar,
aman,
tertib,
nyaman,
waktu dan selamat.
Masih
ketersediaan
tepat
rendahnya
fasilitas
keselamatan jalan dalam
mendukung kelancaran, kenyamanan
dan
keselamatan lalu lintas jalan.
Belum
pengelolaan
komunikasi.
antar
perbatasan
optimalnya
potensi
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
minum,
informasi dan
yang
terutama
perumahan, air teknologi
rendahnya
menghubungkan wilayah
Perhubungan
irigasi,
Perhubungan Perhubungan Keterbatasan
Perhubungan
Infrastruktur
Perhubungan
Perhubungan
Pengembangan jaringan
Perhubungan Komunikasi dan telekomunikasi
Komunikasi dan
transportasi, irigasi,
perumahan, air minum,
teknologi
informasi dan komunikasi.
telekomunikasi
Komunikasi dan telekomunikasi
Halaman II. 71
angkutan Danau Ranau, baik untuk kepentingan transportasi
maupun
kepariwisataan.
Belum
sarana
dan
angkutan
tersedianya
prasarana
danau
memenuhi standar.
Belum
yang
terwujudnya
sistem pelayanan rute
Komunikasi dan telekomunikasi
Komunikasi dan telekomunikasi Perumahan
penerbangan lokal dan regional,
penumpang
untuk Lingkungan
baik
maupun Hidup
untuk kargo.
Kuantitas dan kualitas sarana
dan
prasarana
pos, telekomunikasi dan teknologi
informasi
belum maksimal.
Pengawasan
dan
pembinaan
penyelenggaraan
pos,
telekomunikasi teknologi
dan
informatika
belum maksimal.
Jaringan pelayanan pos, telekomunikasi,
informatika sampai
dan
ke
pelosok perdesaan belum terwujud.
Pemanfaatan informatika
media publikasi
teknologi
belum maksimal.
sebagai
daerah
E-Government,
e-
bussiness dan e-society belum terwujud
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 72
Masih rendahnya tingkat pelayanan dasar
prasarana
air
minum
perkotaan
di
maupun
perdesaan.
Masih rendahnya tingkat pelayanan persampahan dan
penanganan
air
limbah.
4.
Belum
Pemanfaatan Daya Alam.
Belum
pembangkit
Optimalnya
Sumber
optimalnya
dan
pengembangan jaringan listrik.
Belum
pemanfaatan
optimalnya
lahan
pertanian
Tanaman
Pangan dan Hortikultura.
Masih
Produktivitas
penunjang
Mineral
Energi dan
Sumber Daya Mineral
Pertanian Pertanian
karena
dan
sarana
sarana
pengairan
(irigasi dan infrastruktur
pengairan tingkat usaha tani).
Masih tingginya tingkat RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Optimalisasi
pengembangan Sumber Daya Alam
berwawasan lingkungan.
Tanaman
terbatasnya produksi
Sumber Daya
rendahnya
Pangan
ketersediaan
Energi dan
Pertanian
Kondisi
Geografis yang berbukit dan berjurang sehingga
membutuhkan biaya tinggi dalam
melaksanakan pembangunan
Pertanian Perindustrian Halaman II. 73
kehilangan
hasil
dan
pangan
dan
rendahnya mutu produk tanaman
hortikulutura.
Masih
pengetahuan
rendahnya
dan
kemampuan SDM petani dalam
pengembangan
Belum
berkembangnya
usaha pertanian. usaha
agribisnis
dan
agroindustri di Selatan.
Belum
OKU
optimalnya
pengembangan industri pengolahan
hasil
perkebunan
sehingga
belum
meningkatkan
mampu nilai
tambah.
Lambatnya peremajaan tanaman
perkebunan
yang sudah tua sehingga mengurangi
Perindustrian
Kehutanan Kehutanan Perikanan Perikanan Optimalisasi Perikanan
penyebaran
hama penyakit tanaman
yang merusak tanaman dan
mengurangi
Masih
rendahnya
produktifitas tanaman. penguasaan
penangkapan
teknologi
budidaya perikanan.
pengembangan Sumber Daya Alam
berwawasan Perternakan
produktivitas tanaman.
Tingginya
Kondisi
lingkungan.
Geografis yang berbukit dan berjurang sehingga
membutuhkan biaya tinggi dalam
melaksanakan pembangunan
Perternakan Perternakan
dan
Terbatasnya
ketersediaan sarana dan prasarana kegiatan
untuk
usaha
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 74
perikanan baik tangkap maupun budidaya.
Masih
rendahnya
teknologi
penanganan
pemasaran
ikan
paska
produksi
dan
hasil
tangkapan dan budidaya.
Belum
optimalnya
kapasitas
produksi
ternak lokal untuk mencukupi
kebutuhan
konsumsi masyarakat di OKU Selatan.
Belum
optimalnya
pemberdayaan masyarakat peternakan
dibidang
sebagai
investasi
melalui
kerjasama perbankan.
Belum
optimalnya
pencegahan
penanggulangan penyakit ternak.
-
dan
penyakit
Tabel 2.67 Identifikasi Permasalahan Pembangunan dari Kebijakan Nasional/Provinsi dan Lingkungan Eksternal Lainnya ISU PENTING DAN MASALAH MENDESAK NO
1
TINGKAT NASIONAL
TINGKAT PROVINSI
LINGKUNGAN EKSTERNAL LAINNYA
Kab. OKU Selatan menurut
Percepatan penyediaan
Belum optimalnya
lumbung energy nasional
khusus untuk angkutan
tataruang baik
MP3I termasuk koridor
dan pangan isu strategis
pengembangan lumbung
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
infrastruktur stategis
batubara, bandara perintis danau ranau,jaringan air
zoning regukasi dalam kabupaten provinsi dan nasional
Halaman II. 75
energy (Pertambangan batubara disamping
meningkatkan devisa juga
bersih dan listrik belum memadai
berpotensi benturan dengan kegiatan
pembangunan lainnya)
RKPD Kabupaten OKU Selatan 2016
Halaman II. 76