BAB I PENDAHULUAN A.
Dasar Hukum Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 27 ayat (2) bahwa Kepala Daerah berkewajiban untuk memberikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) kepada Pemer intah, dan memberikan
Laporan
Keterangan
Pertanggungjawaban
(LKPJ)
kepada
DPRD,
serta
menginformasikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada masyarakat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor Penyelenggaraan
Pemerintahan
Pertanggungjawaban Kepala
Daerah
Kepada
Daerah Kepada
3 Tahun 2007 tentang Laporan
Pemerintah,
Laporan
Keterangan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan
Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat, bahwa Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD yang selanjutnya disebut LKPJ adalah laporan yang berupa informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran atau akhir masa jabatan yang disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD. Adapun ruang lingkup LKPJ adalah mencakup penyelenggaraan: urusan desentralisasi, tugas pembantuan, dan tugas umum pemerintahan. LKPJ itu sendiri terdiri atas LKPJ Akhir Tahun Anggaran dan LKPJ Akhir Masa Jabatan. LKPJ Dinas perkebunan Provinsi Jawa Barat tahun 2015 merupakan LKPJ Akhir Tahun Anggaran, yang disusun sebagai wujud pertanggungjawaban Dinas Perkebunan sebagai
bagian
dari
OPD
Pemerintah
Provinsi
Jawa
Barat
terhadap
pelaksanaan
pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Perkebunan. Laporan
Keterangan
Pertanggungjawaban
(LKPJ)
Dinas
Perkebunan
ini
dimaksudkan sebagai salah satu bahan penyusunan LKPJ Gubernur pada akhir Tahun Anggaran 2015, untuk disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran menyeluruh secara kualitatif dan kuantitatif terhadap pelaksanaan pembangunan sub sektor Perkebunan Provinsi Jawa Barat pada TA. 2015, baik yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat maupun APBN Tahun 2015. Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung-jawaban (LKPJ) Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015, didasari oleh beberapa peraturan perundang-undangan, sebagai berikut: 1.
Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010);
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
1
2.
Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembar Negara tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);
3.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
4.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
5.
Undang-undang
Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400); 6.
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan;
7.
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undangundang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat;
9.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
38
Tahun
2007
tentang
Pembagian
Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 10.
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4816);
11.
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;
12.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.;
13.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat.
14.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat (lembaran
Pokok-pokok
Daerah Tahun 2008
Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47); 15.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 8 Seri E);
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
2
16.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018;
17.
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 38 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Tahun 2009 Nomor 111 Seri D);
18.
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Di Lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 53 Seri D)
B.
Gambaran Umum 1.
Kondisi Geografis Sumber Daya Perkebunan Provinsi Jawa Barat memiliki luas wilayah 3.710.061,32 hektar dengan garis pantai
sepanjang 755,829 km. Secara geografis terletak pada posisi 5o50’ - 7o50’ Lintang Selatan dan 104o48’ - 108o48’ Bujur Timur, dengan batas wilayah: sebelah Utara (Laut Jawa dan Provinsi DKI Jakarta); sebelah Timur (Provinsi Jawa Tengah); sebelah Selatan (Samudra Indonesia); dan sebelah Barat (Provinsi Banten). Kondisi topografi wilayah Provinsi Jawa Barat berupa pegunungan curam (9,5%) dengan ketinggian lebih dari 1.500 m DPL terletak di bagian Selatan; lereng perbukitan yang landai (36,48%) terletak di bagian Tengah dengan ketinggian 100-1.500 m dpl; dan wilayah dataran luas (54,03%) terletak di bagian Utara dengan ketinggian 0 – 100 m dpl. Provinsi Jawa Barat beriklim tropis dengan curah hujan cenderung merata sepanjang tahun, suhu rata-rata berkisar antara 17,4–30,7°C dan kelembaban udara antara 73–84%. Provinsi Jawa Barat memiliki lahan yang subur, yang berasal dari endapan vulkanis serta banyaknya aliran sungai yang merata diberbagai sudut wilayah, yang kesemuanya itu menyebabkan sebagian besar lahan di wilayah Jawa Barat banyak digunakan untuk kegiatan budidaya pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan sepanjang tahun. Penggunaan lahan di wilayah Provinsi Jawa Barat berupa lahan sawah, tegalan, ladang, hutan, perkebunan, kolam, pertambakan serta kawasan permukiman/perkotaan. Dari luas Provinsi Jawa Barat sebesar 3.710.061,32 Ha, terdapat Luas lahan Perkebunan (tahun 2014) sebesar 492.901 Ha
(atau 13 % dari luas Jawa Barat). Areal perkebunan
Jawa Barat tersebar di 21 Kabupaten/Kota, yaitu di: Bogor, Sukabumi, Kota Sukabumi, Cianjur, Subang, Bandung Barat, Bandung, Purwakarta, Garut, Tasikmalaya, Kota Tasik, Ciamis, Kota Banjar, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Cirebon, Indramayu, Karawang, Bekasi dan Pangandaran. Setiap wilayah tersebut memiliki keragaman luas dan jenis
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
3
komoditas
perkebunan,
yang
disebabkan
perbedaaan
potensi
wilayah
dan
budaya
masyarakatnya di setiap Kabupaten/Kota. Berdasarkan jenis pengelolaannya, dari total luas perkebunan di Jawa Barat seluas 492.901 Ha, terdiri dari Perkebunan Rakyat (PR) seluas 365.491 Ha (74,15%), Perkebunan Besar Swasta (PBS) seluas 54.764 Ha (11,11%) terbagi menjadi 156 kebun, serta Perkebunan Besar Negara (PBN) seluas 72.646
Ha (14,74%) terdiri dari 37 kebun PTPN
VIII dan 2 kebun PTRNI. Seluruh kawasan perkebunan tersebut melibatkan 1.478.406 KK pelaku usaha perkebunan rakyat. Berdasarkan
Surat
Keputusan
Menteri
Pertanian
Nomor:
3599/Kpts/PD.310/10/2009 tanggal 19 Oktober 2009 bahwa komoditi binaan Direktorat Jenderal Perkebunan berjumlah 127 jenis tanaman perkebunan. Adapun jenis komoditas yang dapat dikembangkan dan tumbuh dengan baik, dan menjadi komoditas binaan Dinas Perkebunan Jawa Barat adalah sebanyak 33 jenis, yaitu: Aren, Cengkeh, Guttapercha, Jambu Mete, Jarak, Kakao, Kapok, Karet, Kayu Manis, Kelapa Dalam, Kelapa Hibrida, Kelapa Sawit, Kemiri, Kemiri Sunan, Kenanga, Kina, Kopi Robusta, Kopi Arabika, Kumis Kucing, Lada, Pala, Pandan, Panili, Pinang, Teh, Akarwangi, Mendong, Nilam, Serehwangi, Tebu, dan Tembakau.
Tabel 1.1 Sebaran Luas Perkebunan Per Kab/Kota Se Jawa Barat Tahun 2014 NO
KAB/KOTA
LUAS PERKEBUNAN (Ha) PR
1
Kab. Bandung
2
Kab. Bandung Barat
3
PBS
PBN
LUAS
JUMLAH
TOTAL (Ha)
KOMODITAS
14.707
5.712
11.777
32.197
17
8.321
2.037
4.077
14.436
17
Kab. Bogor
14.325
3.528
4.582
22.434
16
4
Kab. Bekasi
2.935
0
0
2.935
6
5
Kab. Cianjur
36.602
9.772
4.237
50.610
19
6
Kab. Ciamis
41.757
752
3.624
46.133
16
7
Kab. Cirebon
10.140
0
0
10.140
5
8
Kab. Garut
30.307
7.387
8.105
45.799
24
9
Kab. Indramayu
8.575
0
3.631
12.206
6
10
Kab. Karawang
3.812
0
0
3.812
4
11
Kab. Kuningan
15.550
129
0
15.679
19
12
Kab. Majalengka
10.102
0
3.419
13.521
19
13
Kab. Purwakarta
9.663
695
2.449
12.807
12
14
Kab. Pangandaran
38.819
0
0
38.819
17
15
Kab. Subang
8.995
0
12.740
21.735
21
16
Kab. Sukabumi
35.756
21.012
12.161
68.929
21
17
Kab. Sumedang
18.072
0
0
18.072
20
18
Kab. Tasikmalaya
51.599
3.739
1.845
57.182
21
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
4
NO
KAB/KOTA
LUAS PERKEBUNAN (Ha) PR
19
Kota Banjar
20
PBS
PBN
LUAS
JUMLAH
TOTAL (Ha)
KOMODITAS
3.594
0
0
3.594
11
Kota Bandung
0
0
0
0
0
21
Kota Bekasi
0
0
0
0
0
22
Kota Bogor
0
0
0
0
0
23
Kota Cimahi
0
0
0
0
0
24
Kota Cirebon
0
0
0
0
0
25
Kota Depok
26
Kota Sukabumi
27
Kota Tasikmalaya TOTAL
0
0
0
0
0
32
0
0
32
2
1.830
0
0
1.830
12
365.491
54.764
72.646
492.901
33
Sumber: Statistik Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2014
2.
Perkembangan Pembangunan Perkebunan Sektor perkebunan tidak dapat dipisahkan dari sejarah Indonesia sejak masa
kolonial sampai sekarang, karena sektor ini memiliki arti yang sangat penting dan menentukan dalam pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia termasuk di Jawa Barat. Dalam konteks masa lalu banyak yang berpendapat bahwa sejarah kolonialisme dan imperialisme Barat di Indonesia merupakan sejarah perkebunan itu sendiri. Provinsi Jawa Barat yang dulu dikenal sebagai wilayah priangan, dikenal sebagai wilayah subur yang cocok untuk pengembangan komoditas perkebunan. Sehingga pada masa kolonial di wilayah priangan ini telah banyak dikembangkan areal perkebunan yang bernilai ekonomis, seperti perkebunan kopi, teh, kina, karet dan tebu. Demikian halnya dengan pengembangan industri pengolahan dari beberapa komoditas tersebut juga turut dikembangkan sejalan dengan peningkatan produksi dan permintaan pasar yang terus meluas. Jaman terus berubah, kemajuan ilmu pengetahuan terus berkembang, masyarakat priangan terus berinovasi untuk mengembangkan berbagai komoditas perkebunan yang bernilai ekonomis dan laku dipasaran. Sehingga usaha perkebunan aneka macam komoditas terus berkembang di bumi parahiyangan hingga saat ini. Sampai sejauh ini, pengembangan ke-30 komoditas perkebunan binaan Jawa Barat ada yang masih dalam tahap perintisan (seperti: Kemiri Sunan, Guttapercha, Jarak,
Kapok, Pinang, Kumis Kucing, Kenanga ), tahap pengembangan skala kecil (seperti: Pala, Nilam, Akar Wangi, Kemiri, Pandan, Mendong, Panili, Aren, Sereh Wangi, Panili, Lada, Kayu Manis), serta tahap pengembangan industrialisasi (seperti: Teh, Kopi, Karet, Kakao, Tebu, Kelapa Sawit, Kelapa Dalam, Kelapa Hibrida, Tembakau, Kina, Cengkeh ). Dalam proses pengembangan pembangunan perkebunan di Jawa Barat hingga saat ini tentu saja masih menemui berbagai kendala, antara lain: permasalahan degradasi
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
5
lahan, alih fungsi lahan, alih komoditas ke non perkebunan, stagnasi produksi dan produktivitas (karena permasalahan teknik budidaya, penggunaan bibit unggul, sarana prasarana pendukung, perubahan cuaca serta gangguan usaha perkebunan baik gangguan OPT maupun non OPT).
Tabel 1.2 Perkembangan Luas, Produksi dan Produktivitas Komoditas Perkebunan Jawa Barat tahun 2010-2014 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
KOMODITAS Akarw angi Aren Cengkeh Guttapercha Jambu Mete Jarak Kakao Kapok Karet Kayu manis Kelapa dalam Kelapa hibrida Kelapa saw it Kemiri Kemiri Sunan Kenanga Kina Kopi Arabika Kopi Robusta Kumis kucing Lada Mendong Nilam Pala Pandan Panili Pinang Sereh w angi Teh Tebu Tembakau TOTAL
Luas (Ha) 2.325 13.921 33.353 417 240 3.801 12.217 3.429 55.762 120 176.244 10.173 12.323 1.763 918 133 2.800 15.699 14.295 292 2.694 618 1.537 4.849 692 1.597 706 1.051 95.990 23.627 9.002 502.588
TAHUN 2010 Produksi (Ton) 74 8.184 6.447 1 51 458 3.939 860 38.391 60 140.289 3.810 118.936 284 2 29 464 7.745 5.987 95 993 4.572 546 608 438 170 252 224 110.355 110.139 7.658 571.987
Prositas (Ton/Ha) 0,032 0,588 0,193 0,002 0,213 0,120 0,322 0,251 0,688 0,500 0,796 0,375 9,652 0,161 0,002 0,218 0,166 0,493 0,419 0,325 0,369 7,398 0,355 0,125 0,633 0,106 0,357 0,213 1,150 4,662 0,851
Luas (Ha) 2.348 14.205 33.649 417 211 1.614 9.343 2.888 64.523 124 170.177 8.001 13.562 1.887 1.062 79 1.155 16.771 15.715 217 2.453 388 1.011 6.067 619 1.104 673 1.478 89.978 22.055 9.126 492.901
TAHUN 2014 Produksi (Ton) 71 23.211 6.714 0 26 406 2.721 558 31.691 9 123.013 4.361 162.682 233 3 10 401 9.673 12.883 60 842 2.006 245 1.019 340 216 164 414 107.005 79.321 8.126 578.424
Prositas (Ton/Ha) 0,030 1,634 0,199 0 0,123 0,252 0,291 0,193 0,491 0,073 0,723 0,545 11,995 0,123 0,003 0,127 0,347 0,577 0,820 0,276 0,343 5,170 0,242 0,168 0,549 0,196 0,244 0,280 1,189 3,597 0,890
Sumber: Statistik Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2014
Pelaksanaan pembangunan di bidang perkebunan di Jawa Barat pada Tahun 2015 telah menunjukan kontribusi yang cukup baik dalam hal pertumbuhan ekonomi regional, sumber penghasilan masyarakat perkebunan, penghasil devisa negara, penyedia bahan baku industri, penyerapan tenaga kerja, serta melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Dalam perekonomian di Jawa Barat, Sub sektor perkebunan mempunyai peranan cukup besar baik secara langsung maupun tidak langsung, Secara langsung sub sektor perkebunan memiliki peranan dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia, yaitu dalam aspek daya beli masyarakat. Perolehan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
6
Barat pada sektor perkebunan dan Nilai Tukar Petani (NTP) pada sub sektor Perkebunan Tahun 2009 sd 2013, adalah sebagaimana ditunjukan pada tabel-tabel berikut ini:
Tabel 1.3 Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 – 2013
a.
b. c. d. e.
LAPANGAN USAHA (1) PERTANIA N Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan
2009
2010
2011
2012
2013
(2) 85,149,263 60,571,646
(3) 97,194,393 71,150,089
(4) 103,131,444 75,707,280
(5) 109,094,870 79,604,929
(6) 127.884.693 94,705,648
4,338,444
5,725,375
6,127,547
6,393,011
6,860,039
11,902,686 798,531 6,934,102
11,985,226 921,610 7,412,093
12,130,634 944,341 8,221,642
13,073,930 979,709 9,043,291
15,429,300 1,018,849 9,870,857
Sumber: BPS Jawa Barat tahun 2014
Tabel 1.4 Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 – 2013 LAPANGAN USAHA (1) PERTANIA N a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan
2009 (2) 41,722,076 31,607,820
2010 (3) 42,137,486 31,947,247
2011 (4) 42,101,054 31,764,028
2012 (5) 41,801,727 31,175,920
2013 (6) 43,292,316 32,342,031
2,258,606
2,163,253
2,255,301
2,360,133
2,442,247
5,457,797 359,747 2,038,104
5,555,841 377,535 2,093,610
5,532,920 364,606 2,184,199
5,607,607 360,231 2,297,836
5,713,491 349,810 2,444,737
Sumber: BPS Jawa Barat tahun 2014
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
7
Tabel 1.5 Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar dan Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Sub Sektor Di Jawa Barat Tahun 2010 - 2014
No
Tahun/ Kelompok
Tanaman Pangan
Tanaman Hortikultura
Tanaman Perkebunan Rakyat
Peternakan
Perikanan
RATA-RATA
Sub Sektor
1
2
3
4
5
6
7
8
1
Indeks Harga yang diterima Petani Tahun 2010, rata-rata
121.10
144.70
147.64
129.06
139.33
129.77
Tahun 2011, rata-rata
139.61
154.26
161.98
132.73
150.54
144.18
Tahun 2012, rata-rata
154.72
166.96
169.55
138.50
153.71
156.01
Tahun 2013, rata-rata
167.41
180.86
174.24
147.32
161.49
167.02
Tahun 2014, rata-rata
117.33
121.73
111.98
115.72
112.99
117.74
140.03
153.70
153.08
132.67
143.61
142.94
Rata-rata (2010-2014) 2
Indeks Harga yang dibayar Petani Tahun 2010, rata-rata
131.87
130.27
131.54
129.89
126.78
130.67
Tahun 2011, rata-rata
139.18
136.80
138.87
135.80
132.03
137.42
Tahun 2012, rata-rata
145.41
142.50
144.50
140.95
136.63
143.20
Tahun 2013, rata-rata
155.76
152.15
154.86
149.72
144.46
152.53
Tahun 2014, rata-rata
113.44
119.40
111.91
109.10
111.47
112.74
137.13
136.22
136.34
133.09
130.27
135.31
Tahun 2010, rata-rata
91.79
111.04
112.24
99.37
109.88
99.28
Tahun 2011, rata-rata
100.29
112.76
116.63
97.74
114.02
104.90
Tahun 2012, rata-rata
106.38
117.15
117.33
98.26
112.50
108.93
Tahun 2013, rata-rata
107.48
118.86
112.60
98.38
111.80
109.51
Tahun 2014, rata-rata
103.44
112.42
100.06
106.05
101.37
104.43
101.88
114.45
111.77
99.96
109.91
105.41
Rata-rata (2010-2014) 3
Nilai Tukar Petani
Rata-rata (2010-2014)
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
8
3.
Faktor Pendukung Pelaksanaan Pembangunan Keberhasilan pelaksanaan pembangunan sub sektor perkebunan Provinsi Jawa
Barat Tahun 2015 tentunya tidak terlepas dari kondisi SDM dan Sarana Prasarana Aparatur yang dimiliki, sebagaimana diuraikan berikut ini: a.
Organisasi Dinas Perkebunan Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008, tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa
Barat
perkebunan
mempunyai yang
tugas
merupakan
pokok
merumuskan
sebagian
kewenangan
kebijakan
operasional
desentralisasi
dibidang
Provinsi,
serta
kewenangan yang dilimpahkan kepada Gubernur berdasarkan azas dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 38 Tahun
2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan T ata Kerja Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Daerah
bidang
Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan
perkebunan,
berdasarkan
asas
otonomi,
dekonsentrasi
dan
tugas
pembantuan. Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dalam menyelenggarakan tugas pokoknya mempunyai fungsi sebagai berikut: 1)
Merumuskan kebijakan operasional di bidang perkebunan;
2)
Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang perkebunan;
3)
Fasilitasi di bidang perkebunan;
4)
Penyelenggaraan ketatausahaan. Sedangkan
dalam
menyelenggarakan
tugas
pokoknya,
Dinas
Perkebunan
mempunyai fungsi sebagai berikut: 1)
Penyelenggaraan perumusan
dan
penetapan kebijakan teknis urusan perkebunan
meliputi produksi perkebunan, pengembangan SDM kelembagaan dan permodalan, pengembangan dan pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha perkebunan. 2)
Penyelenggaraan
urusan perkebunan meliputi produksi perkebunan, pengembangan
SDM, kelembagaan dan permodalan, pengembangan dan pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha perkebunan. 3)
Pembinaan dan pelaksanaan tugas-tugas perkebunan meliputi produksi perkebunan, pengembangan SDM, kelembagaan dan permodalan, pengembangan dan pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha perkebunan. Pelaksanaan pembangunan sub sektor perkebunan di Jawa Barat tentunya tidak
hanya dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat saja, tetapi melibatkan berbagai organisasi terkait baik kelembagaan tingkat pusat maupun OPD di Kabupaten/Kota. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
9
b.
Kondisi SDM Sumber Daya Manusia (SDM) perkebunan yang menjalankan pembangunan sub
sektor perkebunan di Jawa Barat terdiri dari: Petani Pekebun, Pengusaha Perkebunan, Tenaga Penyuluh, Aparatur Pemerintah, Peneliti serta berbagai pihak yang berstatus sebagai pemerhati dunia perkebunan. Semua komponen SDM pembangunan perkebunan Jawa Barat tersebut sejauh ini
selalu menjalin kerjasama
secara
terpadu dalam
mewujudkan
keberhasilan pembangunan perkebunan di Jawa Barat sebagaimana diharapkan bersama. Sebagai gambaran keberadaan potensi SDM perkebunan Jawa Barat berdasarkan data 2014 di Jawa Barat terdapat 1.478.406 orang pemilik lahan usaha perkebunan rakyat, sejumlah pemilik, pengelola serta karyawan PBS dan PTPN, yang keberadaannya terw ujud dalam
bentuk
Kelompok
Tani
(Poktan)
/Gapoktan/asosiasi/persatuan/ikatan,
seperti:
Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APKI), Asosiasi Petani Kelapa, Asosiasi Petani Cengkeh, Asosiasi Petani Tembakau, Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo), Asosiasi Teh Indonesia (ATI), Gabungan Perusahaan Karet Indonesi (GAPKINDO), dlsb. Disamping itu terdapat sekitar 500 orang Aparatur Pemerintah yang tersebar pada OPD/SKPD Provinsi dan Kabupaten Kota, 1 orang penyuluh, 11 org tenaga pengendali organisme pengganggu tanaman (POPT) dan 6 orang tenaga pengawas benih tanaman (PBT). c.
Kondisi Sarana dan Prasarana Pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat sejauh ini juga telah ditunjang
oleh keberadaan sarana prasarana usaha perkebunan yang tersebar di seluruh bagian wilayah Jawa Barat, antara lain berupa: benih unggul, pupuk, berbagai alat pengolahan (traktor, Alat Pembuatan Pupuk Organik (APPO), alat/mesin pengolah hasil perkebunan), prasarana budidaya (saluran irigasi, embung, pompa air, jalan produksi). Upaya penyediaan sarana prasarana perkebunan tersebut telah dilakukan melalui dukungan
anggaran APBD maupun APBN yang
bersifat stimulan untuk mendorong
masyarakat/petani dalam memfasilitasi kebutuhannya secara swadaya. Disamping itu dalam rangka menunjang pencapaian target kinerja secara optimal, maka Dinas Perkebunan juga dilengkapi dengan sarana-prasarana aparatur, seperti unit pembenihan, unit laboratorium, peralatan pengendalian hama penyakit, termasuk keberadaan UPTD dan instalasinya sebagai unit kerja yang menangani hal-hal yang bersifat teknis. d.
Teknologi Disamping teknologi budidaya aneka jenis tanaman perkebunan yang sejauh ini
terus dikembangkan, juga dikembangkan teknologi pengolahan hasil perkebunan. Karakter produk perkebunan pada umumnya memerlukan pengolahan ter lebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan untuk menujang kebutuhan manusia, dengan demikian LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
10
pengolahan produk perkebunan baik melalui pengolahan sederhana maupun usaha industri pengolahan mutlak diperlukan. Usaha industri pengolahan hasil perkebunan dilakuka n untuk memperoleh nilai tambah melalui penerapan sistem dan usaha agribisnis perkebunan. Pemerintah, provinsi, kabupaten/kota melakukan pembinaan dalam rangka pengembangan usaha industri pengolahan hasil perkebunan untuk memberikan nilai tambah yang maksi mal. Usaha industri pengolahan hasil perkebunan dapat dilakukan di dalam atau di luar kawasan pengembangan perkebunan, dan dilakukan secara terpadu dengan usaha budi daya tanaman perkebunan. Untuk mencapai hasil usaha industri pengolahan perkebunan yang berdaya saing, Pemerintah menetapkan sistem mutu produk olahan hasil perkebunan dan pedoman industri pengolahan hasil perkebunan yang baik dan benar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketentuan tentang penerapan, pembinaan, dan pengawasan sistem mutu produk olahan hasil perkebunan serta pedoman industri pengolahan hasil perkebunan ditetapkan oleh Pemerintah. Pelaku usaha perkebunan, asosiasi pemasaran, asosiasi komoditas, kelembagaan lainnya, dan/atau masyarakat bekerja sama menyelenggarakan informasi pasar, promosi dan menumbuhkembangkan pusat pemasaran baik di dalam maupun di luar negeri. Pemerintah, provinsi, dan kabupaten/kota memfasilitasi kerja sama antara pelaku usaha perkebunan,
asosiasi pemasaran, asosiasi komoditas, kelembagaan lainnya, dan/atau
masyarakat.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
11
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A.
Visi dan Misi Sejalan dengan Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tertuang dalam RPJMD Tahun
2013-2018, yaitu “Jawa Barat Maju Untuk Semua”, dan kemudian dijabarkan kedalam Misi-2 RPJMD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, yaitu: “Membangun Perekonomian Yang Kokoh dan Berkeadilan”, yang memiliki Tujuan: Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan mengurangi disparitas ekonomi antar wilayah, dengan Sasaran: (1) Memperkuat pembangunan ekonomi perdesaan dan regional; (2) Meningkatnya kualitas iklim usaha dan investasi; (3) Memperkuat UMKM dan meningkatkan daya saing usaha; maka Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat telah menetapkan Visi yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra)
Dinas
Perkebunan
Provinsi
Jawa
Barat
Tahun 2013–2018 yaitu “Akselerator
Terwujudnya Agribisnis Perkebunan Jawa Barat yang Maju, Sejahtera dan Berdaya Saing”. Dalam rangka pencapaian Visi Dinas Perkebunan tersebut, telah ditetapkan 3 (tiga) Misi, sebagai berikut: Misi I
:
Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha Perkebunan
Misi II
:
Meningkatkan Pemberdayaan Sumber Daya Perkebunan Secara Berkelanjutan
Misi III
:
Meningkatkan Mutu hasil dan Nilai Tambah Produk Usaha Perkebunan
Dari ke-tiga Misi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat sebagaimana tersebut diatas, maka tujuan pembangunan perkebunan Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut: 1)
Meningkatnya ketersediaan produk perkebunan secara optimal dan berkualitas;
2)
Meningkatnya kinerja sumber daya perkebunan secara berkelanjutan;
3)
Meningkatnya Daya Saing Produk Perkebunan Adapun dari ke-tiga tujuan pembangunan Sub Sektor Perkebunan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2013-2018 tersebut memiliki sasaran dan indikator sasaran strategis sebagai berikut: 1)
Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditas Perkebunan, dengan indikator sasaran strategis : 1. Prosentase Peningkatan Produksi rata-rata komoditas strategis perkebunan (2,1-2,5% selama 5 tahun) 2. Prosentase Peningkatan Produktivitas rata-rata komoditas strategis perkebunan (2,1-2,5% selama 5 tahun)
2)
Meningkatnya ketersediaan benih unggul bersertifikat, dengan indikator sasaran strategis :
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
12
3. Prosentase peningkatan jumlah ketersediaan benih unggul komoditas strategis (2,1-2,5% selama 5 tahun) 4. Peningkatan Benih tanaman perkebunan yang tersertifikasi (2,1-2,5% selama 5 tahun), 3)
Terjaganya proporsi luas minimum eksisting lahan perkebunan, dengan indikator sasaran strategis : 5. Prosentase Luas minimum eksisting lahan perkebunan terhadap luas Jawa Barat (13% selama 5 tahun)
4)
Meningkatnya kinerja usaha tani perkebunan, dengan indikator sasaran strategis : 6. Prosentasi Peningkatan Indeks Nilai Tukar Petani Perkebunan Rakyat (NTP-R) (1% selama 5 tahun),
5)
Menurunnya intensitas serangan OPT perkebunan, dengan indikator sasaran strategis : 7. Prosentase Penurunan Intensitas Serangan OPT Perkebunan (-1% selama 5 tahun),
6)
Meningkatnya penerapan sistem jaminan mutu produk perkebunan sesuai SNI, dengan indikator sasaran strategis : 8. Prosentase Peningkatan jumlah penerapan sistem jaminan mutu sesuai SNI ( 2,1-2,5% selama 5 tahun)
7)
Meningkatnya volume ekspor produk perkebunan, dengan indikator sasaran strategis : 9. Prosentase Peningkatan Volume Ekspor Produk Perkebunan (2,1-2,5% selama 5 tahun)
B.
Strategi dan Arah Kebijakan Daerah Dalam rangka pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran sebagaimana tersebut diatas,
maka diperlukan suatu strategi pembangunan serta arah kebijakan pembangunan yang akan menjadi acuan pelaksanaan program dan kegiatan selama kurun waktu tahun 2013-2018. Berdasarkan pertimbangan perkembangan lingkungan strategis, maka telah dirumuskan 9 (sembilan) strategi pelaksanaan pembangunan perkebunan Provinsi Jawa Barat selama tahun 2013-2018 sebagai berikut : 1.
Optimalisasi
pemanfaatan
faktor-faktor
produksi
dan
fokus
pengembangan komoditas
perkebunan 2.
Optimalisasi pemanfaatan teknologi budidaya adaptif yang ramah lingkungan
3.
Optimalisasi pemanfaatan sumber daya dan kelembagaan perbenihan tanaman perkebunan
4.
Optimalisasi
pelayanan
sertifikasi
benih
dan
pengawasan
peredaran
benih
tanaman
perkebunan 5.
Meningkatkan pengawasan alih fungsi lahan dan alih komoditas serta pengendalian degradasi sumber daya lahan perkebunan secara berkelanjutan
6.
Meningkatkan indeks NTP perkebunan sebagai refleksi dari peningkatan kinerja pelaku dan kelembagaan usaha perkebunan
7.
Menurunkan luas wilayah perkebunan yang terindikasi serangan OPT
8.
Meningkatkan jumlah pelaku penerapan sistem jaminan mutu produk perkebunan sesuai SNI
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
13
9.
Meningkatkan penguasaan pasar ekspor dan pembinaan kemitraan usaha perkebunan Adapun kebijakan pembangunan perkebunan Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018,
dengan memperhatikan aspek urusan dan kewenangan Bidang Perkebunan, dirumuskan dalam 9 (sembilan) kebijakan berikut ini: 1.
Peningkatan
pemanfaatan
faktor-faktor
produksi
melalui
intensifikasi,
rehabilitasi
dan
peremajaan komoditas strategis 2.
Pengembangan kaji terap teknologi budidaya dan peningkatan dukungan sarana produksi secara berkelanjutan
3.
Peningkatan
produktivitas
balai
benih
dan
pemberdayaan
penangkar
benih tanaman
perkebunan 4.
Pengembangan sistem pelayanan sertifikasi yang efektif dan peningkatan pengawasan jaringan peredaran benih
5.
Peningkatan koordinasi penanganan penyusutan lahan perkebunan dan pengembangan teknik konservasi sumber daya lahan serta penanganan gangguan usaha perkebunan secara berkelanjutan
6.
Peningkatan kompetensi pekebun, kelembagaan dan akses permodalan usaha perkebunan
7.
Peningkatan teknologi dan sistem pengendalian hama terpadu yang efektif, efisien serta ramah lingkungan
8.
Peningkatan kemampuan dalam penerapan sistem jaminan mutu produk perkebunan sesuai SNI
9.
Peningkatan promosi dan pemasaran serta pembinaan kemitraan usaha perkebunan Secara terstruktur, untuk mewujudkan Visi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, yang
dijabarkan kedalam 3 (tiga) Misi, 3 (tiga) Tujuan, 7 (tujuh) Sasaran, 9 (sembilan) indikator, 9 (sembilan)
Strategi
dan
9
(sembilan)
arah
kebijakan
pembangunan
daerah
di
bidang
pembangunan Sub Sektor Perkebunan, adalah sebagaimana digambarkan dalam skema berikut ini:
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
14
Tabel 2.1. Skema Indikator Kinerja Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 Visi Akselerator Terwujudnya Agribisnis Perkebunan Jawa Barat yang Maju, sejahtera dan Berdaya Saing Misi 1 Misi 2 Misi 3 Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha Perkebunan Meningkatkan Pemberdayaan Sumberdaya Perkebunan secara Meningkatkan Mutu Hasil dan Nilai Tambah Berkelanjutan Produk Usaha Perkebunan Tujuan 1 Tujuan 2 Tujuan 3 Meningkatnya Ketersediaan Produk Perkebunan secara optimal dan berkualitas Meningkatnya Kinerja Sumber Daya Perkebunan secara Meningkatnya Daya Saing Produk Perkebunan berkelanjutan Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3 Sasaran 4 Sasaran 5 Sasaran 6 Sasaran 7 Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Meningkatnya Ketersediaan Benih Unggul Terjaganya Proporsi Meningkatnya Menurunnya Meningkatnya Meningkatnya Volume Komoditas Perkebunan Bersertifikat Luas Minimum Kinerja Usaha Tani intensitas serangan Penerapkan Sistem Ekspor Produk Eksisting Lahan Perkebunan OPT Perkebunan Jaminan Mutu produk Perkebunan Perkebunan perkebunan sesuai SNI Indikator 1 Prosentase Peningkatan Produksi rata-rata komoditas strategis perkebunan (2,1-2,5%) Strategi 1 Optimalisasi pemanfaatan faktorfaktor produksi dan fokus pengembangan komoditas perkebunan
Indikator 2 Prosentase Peningkatan Produktivitas ratarata komoditas strategis perkebunan (2,1-2,5%) Strategi 2 Optimalisasi pemanfaatan teknologi budidaya adaptif yang ramah lingkungan
Indikator 3 Prosentase peningkatan jumlah ketersediaan benih unggul komoditas strategis (2,1-2,5%) Strategi 3 Optimalisasi pemanfaatan sumber daya dan kelembagaan perbenihan tanaman Perkebunan
Kebijakan 1 Peningkatan pemanfaatan faktorfaktor produksi melalui intensifikasi, rehabilitasi dan peremajaan komoditas strategis
Kebijakan 2 Pengembangan kaji terap teknologi budidaya dan peningkatan dukungan sarana produksi secara berkelanjutan
Kebijakan 3 Peningkatan produktivitas balai benih dan pemberdayaan penangkar benih tanaman perkebunan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Indikator 4 Peningkatan Benih tanaman perkebunan yang Tersertifikasi (2,1-2,5%)
Indikator 5 Prosentase Luas minimum eksisting lahan perkebunan terhadap luas Jawa Barat (13%)
Strategi 4 Optimalisasi Pelayanan Sertifikasi Benih dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan
Strategi 5 Meningkatkan pengawasan alih fungsi lahan dan alih komoditas serta pengendalian degradasi sumber daya lahan perkebunan secara berkelanjutan Kebijakan 5 Peningkatan koordinasi penanganan penyusutan lahan perkebunan dan Pengembangan teknik konservasi sumber daya lahan serta penanganan
Kebijakan 4 Pengembangan sistem pelayanan sertifikasi yang efektif dan Peningkatan Pengawasan Jaringan Peredaran Benih
Indikator 6 Prosentasi Peningkatan Indeks Nilai Tukar Petani Perkebunan Rakyat (NTP-R) (1%) Strategi 6 Meningkatkan indeks NTP Perkebunan sebagai refleksi dari peningkatan Kinerja pelaku dan kelembagaan usaha Perkebunan
Indikator 7 Prosentase Penurunan Intensitas Serangan OPT Perkebunan (-1%)
Kebijakan 6 Peningkatan Kompetensi Pekebun, Kelembagaan dan akses Permodalan Usaha Perkebunan
Kebijakan 7 Peningkatan teknologi dan sistem pengendalian hama terpadu yang efektif, efisien serta ramah lingkungan
15
Strategi 7 Menurunkan luas wilayah perkebunan yang terindikasi serangan OPT
Indikator 8 Prosentase Peningkatan jumlah penerapan sistem jaminan mutu sesuai SNI (2,1-2,5%) Strategi 8 Meningkatkan Jumlah Pelaku penerapan sistem jaminan mutu produk perkebunan sesuai SNI
Kebijakan 8 Peningkatan kemampuan dalam Penerapan Sistem Jaminan Mutu produk perkebunan sesuai SNI
Indikator 9 Prosentase Peningkatan Volume Ekspor Produk Perkebunan (2,1-2,5%) Strategi 9 Meningkatkan penguasaan pasar Ekspor dan pembinaan kemitraan usaha Perkebunan
Kebijakan 7 Peningkatan promosi dan pemasaran serta pembinaan kemitraan usaha perkebunan
gangguan usaha perkebunan secara berkelanjutan Program Program Program Program Program Program Program 1. Peningkatan 1. Peningkatan 1. Peningkatan 1. Peningkatan 1. Pemberdayaan 1. Pemberdayaan 1. Pencegahan dan Produksi Produksi Produksi Produksi Sumber Daya Sumber Daya Penanggulangan Pertanian (APBD) Pertanian (APBD) Pertanian (APBD) Pertanian (APBD) Pertanian (APBD) Pertanian (APBD) Hama Penyakit 2. Program 2. Program 2. Program 2. Program 2. Program 2. Program Tanaman, Hewan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Penyediaan dan Peningkatan dan Ikan (APBD) Produksi, Produksi, Produksi, Produksi, Pengembangan Produksi, 2. Program Produktivitas dan Produktivitas dan Produktivitas dan Produktivitas dan Prasarana dan Produktivitas dan Peningkatan Mutu Tanaman Mutu Tanaman Mutu Tanaman Mutu Tanaman Sarana Pertanian Mutu Tanaman Produksi, Perkebunan Perkebunan Perkebunan Perkebunan (PSP) Perkebunan Produktivitas dan Berkelanjutan Berkelanjutan Berkelanjutan Berkelanjutan 3. Program Berkelanjutan Mutu Tanaman (APBN) (APBN) (APBN) (APBN) Peningkatan (APBN) Perkebunan Produksi, Berkelanjutan Produktivitas dan (APBN) Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (APBN)
Program Penunjang Program Perencanaan, Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah; 2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Sumber Daya Aparatur; 3. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; 4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; 5. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan; dan 7. Program Pengembangan Data / Informasi / Statistik Daerah. 1.
6.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
16
Program Program 1. Pemasaran dan 1. Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pengolahan Hasil Pertanian, Pertanian, Perkebunan, Perkebunan, Peternakan dan Peternakan dan Perikanan (APBD) Perikanan (APBD 2. Program 2. Program Peningkatan Nilai Peningkatan Nilai Tambah, Daya Tambah, Daya Saing, Industri Hilir Saing, Industri Hilir Pemasaran dan Pemasaran dan Ekspor Hasil Ekspor Hasil Pertanian (APBN) Pertanian (APBN) 3. Program 3. Program Peningkatan Peningkatan Produksi, Produksi, Produktivitas dan Produktivitas dan Mutu Tanaman Mutu Tanaman Perkebunan Perkebunan Berkelanjutan Berkelanjutan (APBN) (APBN)
Beberapa kebijakan teknis yang merupakan penjabarkan kebijakan umum pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat yang selama ini dijalankan, meliputi : 1.
Kebijakan Pengembangan Komoditi Perkebunan Kebijakan yang ditempuh adalah penerapan paket teknologi budidaya, melalui intensifikasi, eksentifikasi,
rehabilitasi,
pengendalian
gangguan
diversifikasi, usaha,
serta
optimalisasi penyediaan
pemanfaatan sarana
dan
sumberdaya prasarana
lahan,
pendukung
pengembangan usaha perkebunan. 2.
Kebijakan Pengembangan Sumber Daya manusia Kebijakan yang diarahkan adalah untuk pengembangan SDM perkebunan sebagai pelaku usaha, bukan hanya sebagai faktor produksi, agar tejadi pertumbuhan dan perkembangan proses perubahan guna mewujudkan sistem dan usaha agribisnis perkebunan yang bertumpu pada kemampuan dan kemandirian pelaku usaha perkebunan.
3.
Kebijakan Investasi Usaha Perkebunan Kebijakan yang mendorong iklim investasi yang kondusif dalam pengembangan agribisnis perkebunan pada sentra-sentra perkebunan dengan mengutamakan peran serta petani, UKM, dan masyarakat secara luas, sehingga SDM perkebunan yang tersedia bermanfaat secara optimal.
4.
Kebijakan Peningkatan Dukungan terhadap Pembangunan Sistem Ketahanan Pangan Pengembangan
sistem
ketahanan pangan di
wilayah perkebunan dimaksudkan untuk
mendukung ketersediaan, distribusi dan keamanan pangan sebagai bagian dari sistem ketahanan pangan nasional. 5.
Kebijakan
Pengembangan
Dukungan
terhadap
Pengelolaan
Sumber
Daya
Alam
dan
Lingkungan Hidup. Kebijakan pengembangan perkebunan yang dilaksanakan secara harmonis, ditinjau dari aspek ekonomi, sosial, dan ekologi yang memanfaatkan sumberdaya perkebunan secara optimal sesuai dengan daya dukung sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga. 6.
Kebijakan Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan Usaha Kebijakan pengembangan kelembagaan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelembagaan agribisnis perkebunan dalam memanfaatkan peluang. Kebijakan pengembangan kemitraan untuk memperoleh manfaat maksimal dari kegiatan agribisnis perkebunan.
C.
Prioritas Daerah Kebijakan umum dan kebijakan teknis pembangunan sub sektor perkebunan Tahun
2013-2018 tersebut dalam tahun 2015 memiliki prioritas pembangunan daerah yang dijabarkan ke dalam program dan kegiatan sebagai berikut: LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
17
1.
Program dan Kegiatan yang didanai APBD: a.
Program Perencanaan, Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah 1)
b.
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 2)
c.
Kegiatan Koordinasi Perencanaan di Dinas Perkebunan Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya Aparatur
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 3)
Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran
4)
Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
5)
Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
6)
Kegiatan
Penyelenggaraan
Administrasi
Perkantoran
Balai
Pengawasan
dan
Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan d.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 7)
Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor
8)
Kegiatan Revitalisasi Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) (Rev3)
9)
Kegiatan Revitalisasi Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) (Rev-3)
10) Kegiatan Revitalisasi Kantor UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (BSPMB) (Rev-3) 11) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) (DAK) 12) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) (DAK) 13) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (BSPMB) (DAK) e.
Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur 14) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor 15) Kegiatan Pemeliharaan Sarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) 16) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) 17) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (BSPMB)
f.
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 18) Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Perkebunan
g.
Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
18
19) Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan h.
Program Peningkatan Produksi Pertanian 20) Kegiatan Pengujian Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan 21) Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran Benih Tanaman Perkebunan 22) Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengujian Peredaran Benih Tanaman Perkebunan 23) Kegiatan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan 24) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim (RAM IP) 25) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan 26) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Produksi Tanaman Perkebunan 27) Kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau (DBHCHT) 28) Kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau (DBHCHT) 29) Kegiatan
Sertifikasi
dan
Pengawasan
Peredaran
Benih
Tanaman
Tembakau
(DBHCHT) i.
Program Pemberdayaan Sumberdaya Pertanian 30) Kegiatan Pemberdayaan SDM Pelaku Usaha Perkebunan 31) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pelaku Usaha Perkebunan 32) Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan 33) Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan (RAM IP) 34) Kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan Perkebunan 35) Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana Perkebunan 36) Kegiatan Pengendalian Degradasi Sumber Daya Perkebunan dan Gangguan Usaha Perkebunan 37) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau (DBHCHT) 38) Kegiatan Pengendalian Sumber Daya Tanaman Tembakau (DBHCHT)
j.
Progam Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan 39) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Teknologi Pengendalian Hama Terpadu 40) Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu 41) Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau (DBHCHT)
k.
Program
Pemasaran dan Pengolahan Hasil
Pertanian,
Perkebunan,
Peternakan ,
Perikanan dan Kehutanan 42) Kegiatan Pengembangan Teknologi Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan 43) Kegiatan Pemasaran Hasil Perkebunan 44) Kegiatan Pembinaan Pengembangan Usaha Perkebunan 45) Kegiatan Pengembangan Mutu Hasil Tanaman Tembakau (DBHCHT)
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
19
2.
Program dan Kegiatan yang didanai APBN TUGAS PEMBA NTUA N
a.
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan 1)
Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar (TP)
2)
Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim (TP)
3)
Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan (TP)
4)
Kegiatan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha (TP)
5)
Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (TP)
6)
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (TP)
b.
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran Dan Ekspor Hasil Pertanian 1)
Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik (TP)
2)
Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (TP)
3)
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen P2HP
DANA DEKONSENTRASI a.
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan 1)
Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (DK)
2)
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (DK)
b.
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
c.
1)
Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik (DK)
2)
Kegiatan Pengembangan Pemasaran Internasional (DK)
3)
Kegiatan Pengembangan Usaha dan Investasi (DK)
4)
Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (DK)
5)
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen P2HP (DK)
Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian 1)
Kegiatan Pengelolaan Air irigasi untuk Pertanian (DK)
2)
Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (DK)
3)
Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Perta nian (DK)
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
20
4)
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (DK)
5)
Kegiatan Fasilitasi Pupuk dan Pestisida (DK)
6)
Kegiatan Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)
3.
Fokus Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 ; a.
Gerakan Penyelamatan Agribisnis Teh Nasional (GPATN) yang dilakukan melalui upaya intensifikasi, peremajaan, recovery, dan rehabilitasi tanaman. Sumber pendanaan berasal dari APBN dan APBD.
b.
Lanjutan
Akselerasi
Peningkatan
Produktivitas
Tebu
dalam
rangka
memenuhi
kebutuhan swasembada gula, khususnya untuk kebutuhan gula rumah tangga. c.
Pengembangan Komoditi Ekspor Unggulan Nasional di luar Revitalisasi Perkebunan, dalam rangka mempertahankan pasar yang sudah ada seperti Kopi dan Kakao.
d.
Pengembangan Komoditas unggulan Spesifik lokal yang sudah dikenal di pasar internasional, dikembangkan untuk mempertahankan pangsa pasar yang sudah ada, seperti Akar Wangi dan Nilam.
e.
Revitalisasi Perbenihan, ditempuh melalui pembangunan, penetapan, pemeliharaan, dan pemurnian kebun entres, kebun induk, pohon terpilih, penguatan kelembagaan perbenihan, laboratorium dan sarananya serta pengawasan terhadap mutu dan peredarannya.
f.
Revitalisasi perlindungan membangun
Perlindungan
Perkebunan,
perkebunan, sistem
ditempuh
laboratorium
peringatan
dini
dan
untuk
melalui
penguatan kelembagaan
sarananya
termasuk
pengendalian OPT
SDM-nya;
dan pencegahan
kebakaran kebun dan lahan, anomali iklim dan gangguan usaha perkebunan. g.
Penyediaan 2 (dua) juta benih kopi arabica Java Preanger sebagai bagian dari janji Gubernur yaitu pemberian bantuan benih kopi sebanyak 5 (lima) juta pohon yang dilaksanakan secara bertahap sampai dengan tahun 2018.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
21
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
A.
Pengelolaan Pendapatan Daerah 1.
Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah dari Sub Sektor Perkebunan Provinsi Jawa
Barat berdasarkan ketentuan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah, dan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 23 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah, adalah berupa: -
Retribusi Penjualan Produk Usaha Kebun Dinas, yang dikelola oleh Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan, yaitu berupa hasil penjualan produk perkebunan dari 13 kebun dinas yang tersebar di Jawa Barat (berupa produk: Teh, Kopi, Kelapa, dan Cengkeh);
-
Retribusi
Penjualan
Produk Dinas,
yang dikelola
oleh Balai
Proteksi
Tanaman
Perkebunan, yaitu berupa Penjualan Bibit Tanaman Pestisida Nabati (Nimba); -
Retribusi Sertifikasi Bibit Tanaman Perkebunan, yang dikelola oleh Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan, yaitu berupa jasa Sertifikasi Bibit Tanaman Perkebunan.
2.
Target dan Realisasi Pendapatan Pada tahun 2015, realisasi pencapaian PAD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
dari Retribusi Penjualan Hasil Kebun Dinas adalah sebesar Rp. 203.304.606,-, melampaui target (103,99%) yang telah direncanakan yaitu sebesar Rp.195.500.000,-. Adapun rincian target dan realisasi PAD tersebut adalah sebagaimana diuraikan berikut ini : Tabel 3.1 Target dan Realisasi Penerimaan Asli Daerah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
No
1 2 3 4
Jenis Penerimaan Retribusi Penjualan Produk Usaha Kebun Dinas Kebun Dinas Gekbrong (Cianjur) Kebun Dinas Citiis (Cianjur) Kebun Dinas Pangkalan (Karawang) Kebun Dinas Cipeo (Subang)
Komoditas
Jumlah penerimaan Target Realisasi (Rp) (Rp)
%
Teh
5.850.000
5.850.000
100,00
Teh Kelapa
3.990.000 2.425.000
3.990.000 2.425.000
100,00 100,00
39.670.000
39.670.000
100,00
Tebu
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
22
No 5
Kebun Dinas Sukajadi (Sumedang)
6
Kebun Dinas Cimungkal (Sumedang) Kebun Dinas Cisarungga (Garut) Kebun Dinas Ciheulang (Garut) Kebun Dinas Sukahurip (Ciamis) Kebun Dinas Sindanglaya (Kota Bandung) Kebun Dinas Lengkong (Sukabumi) Jumlah A Retribusi Penjualan Produk Dinas Retribusi Penjualan Bibit Tanaman Pestisida Nabati Jumlah B Retribusi Jasa Pelayanan Dinas Retribusi Sertifikasi Bibit Tanaman Perkebunan Jumlah C J u m l a h A + B+C
7 8 9 10 11
14
15
3.
Jenis Penerimaan
Komoditas Teh Kopi Produksi Kopi Benih Teh Kopi Teh
Jumlah penerimaan Target Realisasi (Rp) (Rp) 6.079.000 6.079.000 1.000.000 1.000.000 18.498.000 18.498.000 5.030.000 5.030.000 1.680.000 1.680.000 9.202.500 9.202.500
% 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kelapa
7.245.500
7.245.500
100,00
Kelapa
3.720.000
3.720.000
100,00
1.125.000 2.150.000 2.910.000 2.100.000 113.500.000
1.125.000 2.150.000 2.910.000 2.100.000 113.500.000
100,00 100,00 100,00 100,00
100,00
17.000.000
17.000.000
100,00
17.000.000
17.000.000
100,00
65.000.000
72.804.606
112,01
Kopi Cengkeh Teh Kelapa
Nimba
SMB/SKMB -----
65.000.000
72.804.606
112,01
195.500.000
203.304.606
103,99
Permasalahan dan Solusi Dalam
upaya
peningkatan
Pendapatan
Asli
Daerah (PAD)
tersebut diatas
kenyataannya masih memiliki beberapa permasalahan sebagai berikut: a.
Komoditas Teh kondisinya sudah kurang produktif (kurang menghasilkan pucuk) sehingga berpengaruh terhadap perolehan pendapatan.
b.
Hampir seluruh tanaman mengalami masa penurunan produksi terutama pada saat musim kemarau.
c.
Pada beberapa komoditi di beberapa kebun dinas sudah berumur tua dan produksinya sudah menurun.
d.
Pada kondisi Tahun 2015 harga jual produksi rata-rata mengalami penurunan yang cukup tajam tidak sebanding dengan kenaikan biaya produksi pada masing-masing komoditi yang bersangkutan. Beberapa solusi yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan yang ada, antara
lain adalah: a.
Untuk memperkecil penurunan perolehan pendapatan yang tajam pada ta naman teh telah dilaksanakan pemangkasan secara bergilir berdasar blok kebun dan pada
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
23
tanaman tersebut dilakukan pemupukan berimbang baik pupuk organik (bokasi) maupun menggunakan pupuk anorganik (NPK Mutiara) b.
Diupayakan dilakukan peremajaan pada beberapa komoditas yang sudah berumur tua dengan komoditas yang sesuai agroklimat dan bernilai ekonomi tinggi.
c.
Pada komoditi kelapa yang harga jual butirannya mengalami penurunan dilakukan diversifikasi produk menjadi kopra yang harga jualnya relatif lebih tinggi.
B.
Pengelolaan Belanja Daerah 1.
Kebijakan Umum Keuangan Daerah Kebijakan umum
keuangan daerah tentang belanja daerah antara lain untuk
memfasilitasi setiap program/kegiatan yang sudah direncanakan berdasarkan mekanisme perencanaan yang terstruktur
sebagaimana
yang sudah dituangkan dalam dokumen
perencanaan pembangunan daerah, yaitu mulai dari RPJMD, RKPD, RESTRA OPD dan Renja OPD. Didalam dokumen perencanaan pembangunan daerah tersebut sudah mencakup kebijakan belanja untuk memfasilitasi: Janji Gubernur, Program Prioritas dan Unggulan Daerah, Tematik Kewilayahan serta Rencana Aksi Multi Pihak Implementasi Pekerjaan (RAM IP). Untuk mewujudkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran pembangunan sub sektor perkebunan tahun 2015,
maka
kebijakan umum keuangan daerah diarahkan untuk
mendukung: -
Pengembangan Fokus Komoditas yang sudah diklasifikasikan menjadi: Komoditas Strategis, Komoditas Prospektif dan Komoditas Unggulan Spesifik Lokal;
-
Pengembangan Fokus Budidaya, mencakup: Peningkatan produksi dan produktivitas melalui: intensifikasi, rehabilitasi, peremajaan, dan diversifikasi; Peningkatan Teknologi Tepat
Guna
Budidaya
Tanaman
Perkebunan yang Efektif,
Efisien dan Ramah
Lingkungan; serta Pengendalian pemanfaatan sumber daya perkebunan (Lahan & Plasma Nutfah) yang berkesinambungan. -
Pengembangan Fokus Perbenihan, mencakup: Pengembangan UPTD Perbenihan Di Tingkat Provinsi Dan Kab/Kota; Peningkatan Koordinasi Peran Dan Fungsi Penangkarpenangkar Benih Berkualitas; Pengembangan Teknologi Perbenihan Yang Modern Dan Berdaya
Saing;
Peningkatan
Pengawasan
Mutu
Dan
Peredaran
Benih;
serta
Peningkatan Pelayanan Sertifikasi Benih -
Pengembangan
Fokus
Sarana
&
Prasarana,
mencakup:
Fasilitasi
Pendukungan
Pembangunan Dan Rehabilitasi Sarana-prasarana Budidaya Tanaman Perkebunan; serta Mendorong Tumbuhnya Peran Dunia Usaha Dalam Mendukung Penyediaan Sarana Prasarana Perkebunan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
24
-
Pengembangan Fokus Pengendalian GUP, mencakup: Pengembangan Pestisida & Agens Hayati Alami; Pengembangan Teknologi PHT Yang Efektif, Efisien Dan Berwawasan Lingkungan;
serta
Mendorong Tumbuhnya
Kelompok
Atau Petandu PHT Yang
Profesional dan Mandiri. -
Pengembangan Fokus SDM, Kelembagaan dan Permodalan, mencakup: Peningkatan Kompetensi Pelaku Usaha Perkebunan Rakyat, Baik Pada Aspek Pembenihan, Teknis Budidaya, Pengendalian Hama Penyakit, Maupun Pengolahan Produk; Peningkatan Pemantapan
Kelembagaan
Pelaku
Usaha
Yang
Profesional
dan
Mandiri;
serta
Peningkatan Akses Permodalan Yang Memiliki Keberpihakan Terhadap Pelaku Usaha Perkebunan Rakyat -
Pengembangan Fokus Pasca Panen & Pemasaran, mencakup: Perlu Upaya Terobosan Dalam Pengembangan Mutu Produk Yang Berdaya Saing Dan Bernilai Tambah, Dengan Prioritas Keberpihakan Pada Produk Usaha Perkebunan Rakyat; serta Peningkatan Akses Pasar Yang Lebih Luas, Yang Manfaatnya Dirasakan Oleh Pelaku Usaha Perkebunan di Tingkat On Farm.
2.
Target dan Realisasi Belanja APBD
Dinas
Perkebunan
Tahun
Anggaran
2015
adalah
sebesar
Rp.
60.186.742.841,- (Enam Puluh Milyar Seratus Delapan Puluh Enam Juta Tujuh Ratus
Empat Puluh Dua Ribu Delapan Ratus Empat Puluh Satu Rupiah), yaitu terdiri dari Anggaran Belanja Tidak Langsung (Gaji dan Tunjangan) sebesar Rp. 18.741.796.916,- (Delapan
Belas Milyar Tujuh Ratus Empat Puluh Satu Juta Tujuh Ratus Sembilan Puluh Enam Ribu Sembilan Ratus Enam Belas Rupiah) dan Belanja Langsung sebesar Rp. 41.444.945.925,(Empat Puluh Satu Milyar Empat Ratus Empat Puluh Empat Juta Sembilan Ratus Empat Puluh Lima Juta Sembilan Ratus Dua Puluh Lima Rupiah). a.
Belanja Tidak Langsung Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 18.741.796.916,- (Delapan Belas Milyar
Tujuh Ratus Empat Puluh Satu Juta Tujuh Ratus Sembilan Puluh Enam Ribu Sembilan Ratus Enam Belas Rupiah), merupakan Belanja Pegawai yang terdiri dari Gaji dan Tunjangan (Tunjangan Keluarga,
Tunjangan Jabatan,
Tunjangan Fungsional,
Tunjangan Umum,
Tunjangan Beras, Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus, Pembulatan Gaji, dan Tambahan Penghasilan
PNS,
Tambahan
Penghasilan
berdasarkan
pertimbangan,
serta
Insentif
Pemungutan Retribusi). Realisasi
dari
Belanja
Tidak
Langsung
tersebut
adalah
sebesar
Rp.
16.010.469.521,- (Terbilang : enam belas milyar sepuluh juta empat ratus enam puluh
sembilan ribu lima ratus dua puluh satu rupiah ) atau sekitar 85,43 %.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
25
b.
Belanja Langsung Belanja Langsung sebesar Rp. 41.444.945.925,- (Terbilang : Empat Puluh Satu
Milyar Empat Ratus Empat Puluh Empat Juta Sembilan Ratus Empat Puluh Lima Ribu Sembilan Ratus Dua Puluh Lima Rupiah), terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp 6.117.440.750,-, Belanja Barang Jasa sebesar Rp. 29.027.416.375,-, dan Belanja Modal sebesar Rp. 6.300.088.800,-. Realisasi dari Belanja Langsung tersebut adalah sebasar Rp 40.161.233.472,(Terbilang : Empat Puluh Milyar Seratus Enam Puluh Satu Juta Dua Ratus Tiga Puluh Tiga
Ribu Empat Ratus Tujuh Puluh Dua Rupiah) atau sebesar 96,90%. Terdiri dari: Belanja Pegawai
sebesar
Rp
5.990.251.000,-
(97,92%),
Belanja
Barang/Jasa
sebesar
Rp
27.957.176.722,- (96,31%), dan Belanja Modal sebesar Rp 6.213.805.750,- (98,63%). Adapun rincian target dan realisasi belanja daerah berdasarkan program/kegiatan, adalah sebagaimana diuraikan dalam Tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.2 Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik APBD Tahun 2015 Realisasi Keuangan (Rp) 4
Realisasi Fisk (%) 6
No.
Kegiatan
Anggaran
1
2
3
TOTAL APBD 2015 BELANJA TIDAK LANGSUNG (Gaji + Tunj) TOTAL ANGGARAN (WAJIB + PILIHAN) TOTAL URUSAN WAJIB Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah Kegiatan Koordinasi Perencanaan di Dinas Perkebunan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya Aparatur Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkant oran Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
60.186.742.841
56.171.702.993
93,33
99,63
18.741.796.916
16.010.469.521
85,43
100,00
41.444.945.925
40.161.233.472
96,90
99,25
16.966.776.800
16.323.563.165
96,21
99,09
521.795.000
519.047.500
99,47
100,00
521.795.000
519.047.500
99,47
100,00
797.222.000
718.102.800
90,08
90,18
797.222.000
718.102.800
90,08
90,18
3.524.766.000
3.282.874.012
93,14
99,71
2.266.426.000
2.125.671.514
93,79
100,00
393.500.000
349.476.896
88,81
100,00
a.
1)
b.
2)
c. 3) 4)
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
(%) 5
26
No.
Kegiatan
Anggaran
1
2
3
5)
6)
d.
7) 8)
9)
10)
11)
12)
13)
e.
14) 15)
16)
Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Kegiatan Revitalisasi Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (Rev3) Kegiatan Revitalisasi Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (Rev-3) Kegiatan Revitalisasi Kantor Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan (Rev3) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) DAK Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) DAK Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan (BP2MB) DAK Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Kegiatan Pemeliharaan Sarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
Realisasi Keuangan (Rp) 4
(%) 5
Realisasi Fisk (%) 6
464.840.000
433.129.849
93,18
100,00
400.000.000
374.595.753
93,65
97,44
8.238.890.800
8.075.986.750
98,02
99,97
1.138.338.900
1.131.212.900
99,37
100,00
1.020.000.000
979.842.000
96,06
100,00
1.100.000.000
1.093.310.100
99,39
100,00
499.600.000
456.027.800
91,28
99,54
1.500.000.000
1.456.751.000
97,12
100,00
1.980.951.900
1.966.143.950
99,25
100,00
1.000.000.000
992.699.000
99,27
100,00
2.916.413.000
2.769.251.103
94,95
97,85
1.116.413.000
1.082.409.439
96.95
96.95
700.000.000
627.288.000
89,61
95,89
600.000.000
587.137.081
97,86
100,00
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
27
No. 1 17)
f.
18)
g.
19)
a. 1)
2)
3)
4) 5)
6) 7)
8)
9) 10)
b. 11)
Kegiatan
Anggaran
2
3
Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Pengaw asan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan (BP2MB) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Perkebunan Program Pengembangan Data/Informasi/ Statistik Daerah Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan
Realisasi Keuangan (Rp) 4
(%) 5
Realisasi Fisk (%) 6
500.000.000
472.416.583
94,48
100,00
250.000.000
248.429.000
99,37
100,00
250.000.000
248.429.000
99,37
100,00
717.690.000
709.872.000
98,91
100,00
717.690.000
709.872.000
98,91
100,00
TOTAL URUSAN PILIHAN
24.478.169.125
23.837.670.307
97,38
99,36
Program Peningkatan Produksi Pertanian
13.328.267.550
12.962.452.650
97,26
99,91
Kegiatan Pengujian Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran Benih Tanaman Perkebunan Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengujian Peredaran Benih Tanaman Perkebunan Kegiatan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim (RAM IP) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan
7.289.202.550
7.197.667.200
98,74
100,00
294.350.000
285.420.000
96,97
98,91
280.700.000
267.140.000
95,17
100,00
1.071.810.000
1.034.483.700
96,52
99,42
679.700.000
639.868.900
94,14
100,00
1.940.680.000
1.848.258.200
95,24
100,00
Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Produksi Tanaman Perkebunan Kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau Kegiatan Pembinaan Penangkar Benih Tembakau
360.625.000
356.121.000
98,75
100,00
350.650.000
347.460.000
99,09
100,00
608.750.000
563.241.950
92,52
99,69
Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Tembakau Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian
451.800.000
422.791.700
93,58
99,99
5.628.909.000
5.460.019.750
97,00
97,95
491.400.000
490.955.000
99,91
100,00
Kegiatan Pemberdayaan SDM Pelaku Usaha Perkebunan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
28
No. 1 12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
c.
20)
21) 22)
d.
23)
24) 25)
26)
Kegiatan
Anggaran
2
3
Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pelaku Usaha Perkebunan Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan (RAM IP) Kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan Perkebunan Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana Perkebunan Kegiatan Pengendalian Degradasi Sumber Daya Perkebunan dan Gangguan Usaha Perkebunan Kegiatan Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau (DBHCHT) Kegiatan Pengendalian Sumber Daya Tanaman Tembakau (DBHCHT) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Teknologi Pengendalian Hama Terpadu Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan Kegiatan Pengembangan Teknologi Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan Kegiatan Pemasaran Hasil Perkebunan
Realisasi Keuangan (Rp) 4
(%) 5
Realisasi Fisk (%) 6
513.920.000
498.181.000
96,94
100,00
267.615.000
265.680.000
99,28
100,00
952.152.000
933.012.000
97,99
99,69
566.292.000
566.292.000
100,00
100,00
321.750.000
321.750.000
100,00
100,00
616.450.000
607.147.750
98,49
98,62
939.680.000
817.532.000
87,00
88,94
959.650.000
959.470.000
99,98
100,00
2.110.785.600
2.079.987.621
98,54
98,60
633.675.600
632.371.551
99,79
100,00
951.510.000
947.744.070
99,60
99,60
525.600.000
499.872.000
95,11
95,11
3.410.206.975
3.335.210.286
97,80
100,00
322.550.000
318.040.000
98,60
100,00
1.687.881.000
1.625.929.286
96,33
100,00
317.220.000
316.966.000
99,92
100,00
1.082.555.975
1.074.275.000
99,24
100,00
Kegiatan Pembinaan Pengembangan Usaha Perkebunan Kegiatan Pengembangan Mutu Hasil Tanaman Tembakau
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
29
Pembangunan Sub Sektor Perkebunan Jawa Barat Tahun 2015 juga ditunjang dengan dana APBN, yaitu berupa Dana Tugas Pembantuan dan Dana Dekonsentrasi, dengan perincian sebagaimana diuraikan dalam tabel berikut APBN TUGAS PEMBANTUA N (TP) Tabel 3.3 Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Tugas Pembantuan (APBN) Tahun 2015 PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN
Jumlah Anggaran
1
Realisasi Keuangan
Realisasi
(Rp)
(%)
(Fisik)
2
3
4
5
TOTAL SATKER DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT Barat (05) DITJEN PERKEBUNAN
111.411.350.000 109.571.450.000
76.855.329.021 75.130.631.621
68,98 68,57
92,33 92,20
PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN
109.571.450.000
75.130.631.621
68,57
92,20
1
Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar (TP)
41.151.410.000
36.448.895.190
88,57
100,00
2
Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim (TP) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan (TP) Kegiatan Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha (TP)
54.167.370.000
26.309.720.300
48,57
98,16
3.303.497.000
2.929.026.350
88,66
100,00
2.614.724.000
2.343.840.181
89,64
100,00
7.548.310.000
6.484.600.600
85,91
100,00
786.139.000
614.549.000
78,17
100,00
1.839.900.000
1.724.697.400
93,74
100,00
1.839.900.000
1.724.697.400
93,74
100,00
371.400.000
359.746.000
96,86
100,00
1.410.000.000
1.312.582.400
93,09
100,00
58.500.000
52.369.000
89,52
100,00
3
4
5
Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (TP)
6
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (TP) SATKER DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT (07) DITJEN PPHP PROGRAM PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, INDUSTRI HILIR, PEMASARAN DAN EKSPOR HASIL PERTANIAN 1 Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik (TP) 2 3
Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (TP) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen P2HP
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
30
APBN DEKONSENTRASI (DK) Tabel 3.4 Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Dekonsentrasi (APBN) Tahun 2015 PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN 1 TOTAL
Jumlah Anggaran 2
Realisasi Keuangan
Realisasi
(Rp)
(%)
(Fisik)
3
4
5
5.035.977.000
4.755.388.800
94,43
98,64
Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (05) Ditjen Perkebunan
2.667.790.000
2.557.271.435
95,86
100,00
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar
3.334.352.000
3.277.674.000
98,30
100,00
444.643.000
443.945.500
99,84
100,00
2.889.709.000
2.833.728.500
98,06
100,00
1.201.625.000
978.160.000
81,40
93,41
1.201.625.000
978.160.000
81,40
93,41
202.000.000
136.153.700
67,40
90,00
50.000.000
44.308.000
88,62
100,00
471.325.000
438.371.050
93,01
100,00
254.800.000
213.825.000
83,92
88,47
223.500.000
145.502.250
65,10
85,00
500.000.000
499.554.800
99,91
99,91
500.000.000
499.554.800
99,91
99,91
Kegiatan Pengelolaan Air irigasi untuk Pertanian DK) Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (DK)
72.340.000
72.340.000
100,00
100,00
68.000.000
67.880.000
99,82
99,82
Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian (DK)
22.000.000
22.000.000
100,00
100,00
1
Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (DK)
2
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (DK) Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (07) Ditjen PPHP Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian 1 Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik (DK) 2 Kegiatan Pengembangan Pemasaran Internasional (DK) 3 Kegiatan Pengembangan usaha dan Investasi (DK) 4
Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (DK) 5 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen P2HP Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (08) Ditjen PSP Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian 1 2
3
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
31
4.
5. 6.
PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN
Jumlah Anggaran
1
2
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (DK) Kegiatan Fasilitasi Pupuk dan Pestisida Kegiatan Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)
Realisasi Keuangan
Realisasi
(Rp)
(%)
(Fisik)
3
4
5
303.660.000
303.334.800
99,89
99,89
22.000.000
22.000.000
100,00
100,00
22.000.000
22.000.000
100,00
100,00
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
32
BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah yang dijalankan oleh Dinas Perkebunan selama TA. 2015, merupakan penjabaran dari Misi-2 RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, yaitu: “Membangun Perekonomian Yang Kokoh dan Berkeadilan”, yang memiliki Tujuan: Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan mengurangi disparitas ekonomi antar wilayah, dengan Sasaran: (1) Memperkuat pembangunan ekonomi perdesaan dan regional; (2) Meningkatnya kualitas iklim usaha dan investasi; (3) Memperkuat UMKM dan meningkatkan daya saing usaha. Misi-2 RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 tersebut selanjutnya dijabarkan kedalam Visi dan Misi Dinas Perkebunan yang tercantum dalam RENSTRA Dinas Perkebunan Tahun 2013-2018 sebagai berikut: VISI
:
”Akselerator Terwujudnya Agribisnis Perkebunan Jawa Barat yang Maju, Sejahtera dan Berdaya Saing ”
MISI
:
1. Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha Perkebunan, 2. Meningkatkan Pemberdayaan Sumberdaya Perkebunan secara Berkelanjutan, 3. Meningkatkan Mutu Hasil dan Nilai Tambah Produk Usaha Perkebunan.
Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah pada Dinas Perkebunan Tahun 2015 yang merupakan penjabaran dari visi-misi tersebut, didanai melalui APBD Tahun Anggaran 2015, baik APBD Murni maupun APBD Perubahan, dengan rincian sebagai berikut:
No
1 2
Tabel 4.1 REKAPITULASI APBD DINAS PERKEBUNA N TA. 2015 APBD TAHUN 2015 REALISASI RINCIA N APBD APBD MURNI KEUA NGA N PERUBAHA N TOTAL 53.407.902.952 60.186.742.841 56.171.702.993 93,33 Belanja Tidak Langsung (Gaji) Belanja Langsung a. Urusan Wajib b. Urusan Pilihan
FISIK 99,79
17.123.950.977
18.741.796.916
16.010.469.521
85,43
100,00
36.283.951.975 15.569.296.000 20.714.655.975
41.444.945.925 16.966.776.800 24.478.169.125
40.161.233.472 16.323.563.165 23.837.670.307
96,90 96,21 97,38
99,25 99,09 99,36
Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah yang dijalankan oleh Dinas Perkebunan selama TA. 2015 ini dilakukan melalui pelaksanaan Program/Kegiatan Pembangunan Sub Sektor Perkebunan, berdasarkan Urusan Wajib dan Pilihan, sebagaimana diuraikan berikut ini:
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
33
A.
Urusan Wajib Yang Dilaksanakan 1.
Program dan Kegiatan Penyelenggaraan
urusan
Pemerintah
Daerah
yang
dijalankan
oleh
Dinas
Perkebunan selama TA. 2015 berdasarkan Urusan Wajib, terdiri dari 7 Program dan 19 Kegiatan, sebagai berikut: a.
Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah, terdiri dari kegiatan: 1)
b.
Kegiatan Koordinasi Perencanaan di Dinas Perkebunan
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, sebanyak 1 Kegiatan, terdiri dari kegiatan: 2)
c.
d.
Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya Aparatur
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, terdiri dari kegiatan: 3)
Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Dinas Perkebunan
4)
Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD BPTP.
5)
Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD BPBTP.
6)
Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD BSPMB.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, terdiri dari kegiatan: 7)
Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Dinas Perkebunan.
8)
Kegiatan Revitalisasi UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (Rev-3).
9)
Kegiatan Revitalisasi UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (Rev-3).
10)
Kegiatan Revitalisasi UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan (Rev-3).
11)
Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Dinas Perkebunan UPTD BPTP (DAK).
12)
Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Dinas Perkebunan UPTD BPBTP (DAK).
13)
Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Dinas Perkebunan UPTD BSPMB (DAK).
e.
Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur, terdiri dari kegiatan: 14)
Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas Perkebunan.
15)
Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas Perkebunan UPTD BPTP.
16)
Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas Perkebunan UPTD BPBTP.
17)
Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas Perkebunan UPTD BSPMB.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
34
f.
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan, terdiri dari kegiatan: 18)
g.
Program Pengembangan Data/Informasi/ Statistik Daerah, terdiri dari kegiatan: 19)
2.
Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Perkebunan. Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan.
Alokasi dan Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Rekapitulasi alokasi dan realisasi pelaksanaan program dan kegiatan urusan wajib pada APBD Dinas Perkebunan TA. 2015, adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2. Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Urusan Wajib pada APBD Dinas Perkebunan Tahun 2015 No.
Kegiatan
Anggaran
1
2
3 16.966.776.800
a.
1)
b.
2)
c. 3) 4)
5)
6)
d.
TOTAL URUSAN WAJIB Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah Kegiatan Koordinasi Perencanaan di Dinas Perkebunan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya Aparatur Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan (BSPMB) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Realisasi Keuangan (Rp) 4 16.323.563.165
(%) 5 96,21
Realisasi Fisik (%) 6 99,09
521.795.000
519.047.500
99,47
100,00
521.795.000
519.047.500
99,47
100,00
797.222.000
718.102.800
90,08
90,18
797.222.000
718.102.800
90,08
90,18
3.524.766.000
3.282.874.012
93,14
99,71
2.266.426.000
2.125.671.514
93,79
100,00
393.500.000
349.476.896
88,81
100,00
464.840.000
433.129.849
93,18
100,00
400.000.000
374.595.753
93,65
97,44
8.238.890.800
8.075.986.750
98,02
99,97
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
35
No.
Kegiatan
Anggaran
1 7)
2
3
8)
9)
10)
11)
12)
13)
e.
14) 15)
16)
17)
f.
18)
g.
Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Kegiatan Revitalisasi Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (Rev2) Kegiatan Revitalisasi Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (Rev-2) Kegiatan Revitalisasi Kantor Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan (Rev2) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) DAK Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) DAK Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan (BSPMB) DAK Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Kegiatan Pemeliharaan Sarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Perkebunan Program Pengembangan Data/Informasi/ Statistik
Realisasi Keuangan (Rp) 4
(%) 5
Realisasi Fisik (%) 6
1.138.338.900
1.131.212.900
99,37
100,00
1.020.000.000
979.842.000
96,06
100,00
1.100.000.000
1.093.310.100
99,39
100,00
499.600.000
456.027.800
91,28
99,54
1.500.000.000
1.456.751.000
97,12
100,00
1.980.951.900
1.966.143.950
99,25
100,00
1.000.000.000
992.699.000
99,27
100,00
2.916.413.000
2.769.251.103
94,95
97,85
1.116.413.000
1.082.409.439
96,95
96,95
700.000.000
627.288.000
89,61
95,89
600.000.000
587.137.081
97,86
100,00
500.000.000
472.416.583
94,48
100,00
250.000.000
248.429.000
99,37
100,00
250.000.000
248.429.000
99,37
100,00
717.690.000
709.872.000
98,91
100,00
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
36
No.
Kegiatan
Anggaran
1
2
3
Realisasi Keuangan (Rp) 4
(%) 5
Realisasi Fisik (%) 6
Daerah 19)
Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan
717.690.000
709.872.000
98,91
100,00
Secara terperinci alokasi dan realisasi pelaksanaan seluruh kegiatan urusan wajib pada APBD Dinas Perkebunan TA. 2015, adalah sebagaimana diuraikan berikut ini: 1) Program
Perencanaan
Pengendalian
dan
Pengawasan
Pembangunan
Daerah a. Kegiatan Koordinasi Perencanaan di Dinas Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 521.795.000,- (terbilang : lima ratus dua puluh satu juta tujuh ratus sembilan
puluh lima ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 519.047.500,(terbilang: lima ratus sembilan belas juta empat puluh tujuh ribu lima ratus rupiah) atau sebesar 99,47 %, dan realisasi fisik sekitar 100 %. Output kegiatan adalah terwujudnya 4 dokumen Perencanaan (Dokumen Rakor 2015, Renja 2016, RKA Perubahan 2015, dan RKA 2016). Outcome kegiatan adalah tersediaanya dokumen arah kebijakan pembangunan perkebunan Jawa Barat untuk tahun 2016. Permasalahan yang terjadi, sejauh ini tidak ada masalah yang berarti yang menghambat pelaksanaan kegiatan. Solusi yang diambil adalah melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan di tahun 2015 untuk penyusunan dan pelaksanaan kegiatan yang lebih baik di tahun 2016.
Forum OPD Dinas Perkebunan Tahun 2015
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
FGD Penyusunan Renja 2016 Dinas Perkebunan Prov Jawa Barat
37
Renstra dan DPA
Pra RKA dan e-proposal 2016
2) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur a. Kegiatan
Peningkatan
Kesejahteraan
dan
Kualitas
Sumber
Daya
Aparatur, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 797.222.000,- (terbilang : tujuh ratus sembilan
puluh tujuh juta dua ratus dua puluh dua ribu rupiah ) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 718.102.800,- (terbilang : tujuh ratus delapan belas juta
seratus dua ribu delapan ratus rupiah) atau 90,08% dengan realisasi fisik sebesar 90,18%. Output kegiatan adalah pembinaan kerohanian 12 Bulan, pembinaan kerohanian, ihsan tahsin Al Qur’an, instruktur senam dan kesenian 12 Bulan, bantuan resep dan bantuan kacamata, sewa lapangan bulutangkis dan futsal 12 Bulan,
belanja
pakaian
dinas
harian
(PDH)
150
orang,
belanja
jasa
penyelenggaraan acara/event organizer 1 paket, belanja pakaian olahraga 150 orang, bantuan diklat PIM, belanja bimbingan teknis 12 bulan. Outcome dari kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan/kualitas sumber daya aparatur Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi, untuk Diklat PIM dianggarkan untuk 5 orang tetapi sampai dengan akhir anggaran tahun 2015 hanya
terserap untuk 2 orang karena
pemanggilan dari
untuk Diklat PIM
tergantung dari
BKD. Solusi yang diambil adalah melaksanakan evaluasi
pelaksanaan kegiatan di tahun 2015 untuk penyusunan dan pelaksanaan kegiatan yang lebih baik di tahun 2016.
Pengajian Rutin
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Pelaksanaan Jiwa Korsa di Pangandaran
38
Pelaksanaan Medical Check Up
Pelaksanaan Senam Rutin
3) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran a. Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.266.426.000,- (terbilang : dua milyar dua ratus enam puluh enam juta empat
ratus dua puluh dua enam ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 2.125.671.514,- (terbilang : dua milyar seratus dua puluh lima juta enam ratus
tujuh puluh satu ribu lima ratus empat belas rupiah) atau 93,79% dengan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah tersedianya honorarium PNS Provinsi 1 paket, uang lembur 12 bulan, belanja bahan pakai habis ATK 2 paket, pengadaan cetakan 1 paket, belanja alat listrik dan elektronik 12 bulan, belanja prangko dan benda pos 12 bulan, belanja plakat/vandal/piala/cenderamata/ karangan
bunga
internet 12 bulan,
1
paket, belanja
langganan jasa
telepon/air/listrik/suratkabar/majalah/
paket/pengiriman
12 bulan, belanja jasa
penerangan/iklan/reklame/film 12 bulan, belanja jasa kebersihan 12 bulan, belanja jasa profesi 12 bulan, belanja foto copy/penjilidan 12 bulan, belanja makan dan minum rapat/tamu/air galon 12 bulan, belanja makan minum halal bihalal 1 paket, belanja perjalanan dinas dalam dan luar provinsi 12 bulan. Outcome kegiatan adalah tercapainya pelayanan administrasi perkantoran Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
39
Pengadaan ATK
Pengadaan Cetakan
Fasilitasi Mamin Rapat/Pertemuan
Halal Bihalal
b. Kegiatan
Penyelenggaraan
Administrasi
Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP), Perkebunan
Provinsi
Jawa
Barat
dengan
Perkantoran
UPTD
Balai
yang dilaksanakan oleh Dinas alokasi
anggaran
sebesar
Rp.
393.500.000,- (terbilang : tiga ratus Sembilan puluh tiga juta lima ratus ribu
rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 349.476.896,- (terbilang : tiga ratus empat puluh sembilan juta empat ratus tujuh puluh enam ribu delapan ratus sembilan puluh enam rupiah) atau sebesar 88,81%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah tersedianya ATK keperluan Kantor UPTD BPTP; tersedianya alat listrik dan elektronik UPTD BPTP; tersedianya Materai 3000 dan Materai 6000, terfasilitasinya pengisian tabung gas dan Air Galon, tersedianya surat kabar dan majalah pertanian, tersedianya Belanja Cetak Map, Kartu Disposisi, cetak amplop kabinet, cetak amplop semi kabinet dan cetak BKU, Tersedianya
belanja
Fotocopy naskah dinas,
tersedianya belanja Penjilidan
Dokumen BPTP, Tersedianya Belanja makan minum pegawai BPTP, Tersedianya belanja Air Mineral, Terfasilitasinya Perjalanan Dinas PNS dalam dan Luar daerah, Tersedianya langganan Telepon, Listrik BPTP dan Sub Unit, Langganan Air Bersih dan Langganan Internet, tersedianya honorarium tenaga administrasi non PNS
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
40
selama 9 bulan.
Outcome dari seluruh kegiatan ini adalah terselenggaranya
administrasi perkantoran UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP).
Belanja Surat Kabar
Pengadaan ATK
Air Galon dan Pengisian Tabung Gas
c. Kegiatan
Penyelenggaraan
Administrasi
Pembelian Materai
Perkantoran
UPTD
Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 464.840.000,- (terbilang : empat ratus enam puluh empat juta delapan ratus
empat puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 433.129.849,(terbilang : empat ratus tiga puluh tiga juta seratus dua puluh sembilan ribu
delapan ratus empat puluh Sembilan rupiah ) atau 93,18%, dengan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah fasilitasi pembelian ATK untuk 4 triwulan, fasilitasi materai dan perangko untuk 4 triwulan, fasilitasi pengisian tabung gas sebanyak 18 tabung, fasilitasi langganan surat kabar/majalah sebanyak 2 jenis selama 12 bulan, fasilitasi cetak amplop dinas, form sppd, map balai untuk 4 triwulan, fasilitasi fotocopy surat dan dokumen selama 9 bulan, fasilitasi penjilidan ROK/laporan balai selama 12 bulan, fasilitasi pembelian makan dan minum rapat rutin selama 9 bulan, fasilitasi pengisian air mineral/galon sebanyak 108 galon, fasilitasi monitoring dan evaluasi asset pemerintah daerah lingkup BPBTP, fasilitasi konsultasi penataan aset ke pusat, fasilitasi belanja telepon, listrik dan internet LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
41
selama 12 bulan. Outcome dari Kegiatan ini adalah terselenggaranya administrasi perkantoran UPTD BPBTP. Permasalahan yang terjadi adalah kecilnya anggaran yang tersedia untuk kegiatan ini jika dibandingkan dengan banyaknya bangunan kantor dan rumah dinas yang tersebar di 13 kebun dinas serta kualitas pelayanan yang dituntut untuk maksimal walaupun dengan sarana dan prasarana yang masih dalam tahap pembangunan. Solusi yang diambil adalah memaksimalkan seluruh potensi dari aparatur yang ada serta sarana dan prasarana yang tersedia untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat.
d. Kegiatan
Belanja ATK
Pembelian Majalah
Pengadaan Cetakan
Perjalanan Dinas dalam rangka Monitoring Aset dan Kegiatan BPBTP
Penyelenggaraan
Administrasi
Perkantoran
UPTD
Balai
Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (BSPMB), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,- (terbilang : empat ratus juta rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 374.595.753,- (terbilang : tiga ratus tujuh puluh empat juta lima ratus
sembilan puluh lima ribu tujuh ratus lima puluh tiga rupiah) atau 93,65 %, dan realisasi fisik sebesar 97,44 %. Output kegiatan adalah Tersedianya Alat Tulis Kantor (ATK) Sebanyak 5 Kali; Tersedianya Perangko dan Materai Sebanyak 12 paket; Tersedianya Isi Ulang/ Refil Tabung Gas Selama 12 Bulan; Terlaksananya LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
42
Langganan Telepon kantor, Air, Internet, dan TV berbayar Selama 12 Bulan; Terlaksananya Langganan Surat Kabar/ Koran Selama 12 Bulan; Tersedianya Tenaga Administrasi sebanyak 24 Org selama 12 bulan; Terlaksananya Cetak Spanduk Hari-hari Besar Tertentu selama 12 Bulan; Tersedianya Cetakan Kantor sebanyak 1 Paket; Terlaksananya Fotocopy sebanyak 60.000 Lembar; Tersedianya Penjilidan sebanyak 120 Buah; Terlaksananya Penyediaan Makanan & Minuman Rapat Internal/Eksternal/Event Tertentu Sebanyak 240 Orang;Tersedianya Belanja Hidangan Tamu sebanyak 100 Orang; Tersedianya Isi Ulang Air Mineral Galon Sebanyak 240 Galon; Terlaksananya Perjalanan Dinas PNS Dalam Daerah dalam Rangka Konsultasi, Koordinasi dan Undangan selama 1 tahun; Terlaksananya Perjalanan Dinas Luar Prov Dalam Rangka Koordinasi, Konsultasi, Undangan, dll sebanyak 49 OH. Outcome kegiatan adalah tercapainya pelayanan admistrasi perkantoran UPTD BSPMB.
Pembelian ATK
Pembelian Materai
Penyediaan Makan Minum Rapat
4) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur a. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.138.338.900,- (terbilang : satu milyar seratus tiga puluh delapan juta tiga ratus
tiga puluh delapan ribu sembilan ratus rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.131.212.900,- (terbilang : satu milyar seratus tiga puluh satu juta
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
43
dua ratus dua belas ribu sembilan ratus rupiah ) atau 99,37%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya penataan ruang audio visual dan operation room sebanyak 2 kegiatan, tersedianya accesoris kendaraan operasional
sebanyak
1
paket,
terlaksananya
pengadaan
visual
elektronik
sebanyak 1 paket, mesin tik sebanyak 4 unit, mesin penghancur kertas sebanyak 5 unit, tersedianya TV 8 unit, tersedianya computer PC 16 unit, tersedianya notebook/laptop 7 unit, tersedianya printer 15 unit, tersedianya scanner A3 sebanyak
1
unit,
terlaksananya
peningkatan
jaringan
WAN/LAN
1
paket,
tersedianya perangkat serat optic sebanyak 1 paket, tersedianya meja kerja sebanyak 30 buah, tersedianya LCD Projector sebanyak 3 unit, tersedianya peralatan sound system sebanyak 2 paket, tersedianya billboard sebanyak 1 paket,
tersedianya
software
computer 1 paket. Outcome kegiatan adalah
meningkatnya kelancaran dan kualitas pelayanan umum pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi adalah terhambatnya pencairan pengajuan. Solusi yang diambil adalah percepatan pelaksanaan kegiatan.
Pengadaan Komputer PC
Pengadaan Printer
Pengadaan Scanner
Meja Komputer
b. Kegiatan Revitalisasi UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (Rev -3), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.020.000.000,- (terbilang : satu milyar dua puluh juta
rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 979.842.000 (terbilang : LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
44
sembilan ratus tujuh puluh sembilan juta delapan ratus empat puluh dua ribu rupiah) atau 96,06%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya renovasi kantor, ruang pertemuan dan ruang kantor; terlaksananya pembangunan kirmir dan taman kantor; terlaksananya pembangunan pagar kantor sub unit Kab. Subang dan Kab. Garut; tersedianya computer PC 10 unit; tersedianya UPS/Stabilizer 10 unit; tersedianya meja kerja 10 unit; tersedianya kursi sice 3 set; tersedianya perlengkapan mess 15 paket; tersedianya kulkas 3 unit; tersedianya sound system 1 paket. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kelancaran dan kualitas pelayanan UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP).
renovasi kantor
Pembuatan Kirmir dan Taman
Pengadaan computer pc, ups, meja kerja dan perlengkapan mess
c. Kegiatan
Revitalisasi
UPTD
Balai
Pembuatan pagar kantor sub unit Kab. Subang dan Kab. Garut
Pengembangan
Benih
Tanaman
Perkebunan (Rev-3), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.100.000.000,- (terbilang : satu
milyar seratus juta rupiah) sedangkan realisasi anggaran Rp. 1.093.310.100,(terbilang : satu milyar sembilan puluh tiga juta tiga ratus sepuluh ribu seratus
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
45
rupiah) atau 99,39%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah Terlaksananya Peningkatan Jalan Produksi Kebun Dinas Sukajadi; Terlaksananya Pembuatan Benteng Pemisah dengan Tanah Warga di Kebun Dinas Cisarungga; Terlaksananya Pembuatan Sumur Rumah Penjaga Kebun Dinas Sindanglaya dan Tegalharendong; Terlaksananya Pembuatan Kirmir Batas Samping Kebun Dinas Gekbrong;
Terlaksananya
Pembuatan
Saluran
Irigasi/Drainase
Kebun Dinas
Gekbrong; Terlaksananya Pemasangan Pavin Block Halaman Rumah Penjaga Kebun Dinas, Gudang Sarana Produksi dan Gudang Penyimpanan Benih Kebun Dinas
Sindanglaya;
Terlaksananya
Pemagaran
Kebun
Dinas
Lengkong;
Terlaksananya Pembuatan Benteng Pemisah dengan Tanah Warga di Kebun Dinas Cisarungga. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kelancaran dan kualitas pelayanan UPTD BPBTP. Permasalahan yang terjadi adalah belum seluruhnya jalan produksi dapat dibuat; Masih kurangnya penyediaan air; Lahan Berbatasan dengan PT Cibadak Farm dan Apabila Musim Hujan Air Deras Turun Kencang ke Kebun Dinas Gekbrong; Terdapatnya pembuangan air ke tanah warga; Belum seluruh lingkungan di tata sehingga kenyamanan dan keindahan masih terganggu; Belum dapat dilakukannya pemagaran seluruh kebun; Belum dapat
dibuatnya
seluruh benteng pemisah dengan tanah warga. Solusi yang diambil adalah menggunakan jalan yang ada dengan penuh kehati-hatian; Pembagian air secara minimal dan usulan kegiatan pembuatan sumur artesis tahun 2016 di kebun dinas Sindanglaya serta air dalam tanah di kebun dinas Tegal Harendong; Membuat kesepakatan dengan perusahaan PT Cibadak Farm Untuk menata ulang saluran airnya; Melakukan musyawarah dengan pemilik tanah; mengusulkan anggaran di tahun 2016; pemagaran dilakukan secara bertahap dan atau ditanami dengan tanaman yang bersifat tanaman pagar/ciri; pembuatan benteng dilakukan secara bertahap dan atau ditanami dengan tanaman yang bersifat tanaman pagar/ciri.
Pembangunan benteng pemisah dengan tanah warga di kebun dinas cisarungga
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Pembangunan jalan produksi di kebun dinas sukajadi
46
Pembuatan saluran drainase di kebun dinas gekbrong
Pemagaran kebun dinas lengkong
d. Kegiatan Revitalisasi UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (Rev-3), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 499.600.000,- (terbilang : empat ratus sembilan
puluh sembilan juta enam ratus ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 456.027.800,- (terbilang : empat ratus lima puluh enam juta dua puluh tujuh
ribu delapan ratus rupiah) atau 91,28%, dan realisasi fisik sebesar 99,54%. Output
kegiatan
adalah
Tersalurkannya
Pengadaan
barang
dan
jasa
(perlengkapan kantor, komputer, Meubelair,dan Alat studio) sebanyak 1 Kegiatan; Tersedianya alat tulis kantor Sebanyak 1 Kali; Terlaksananya penambahan daya listrik di tiga kantor korwil kab. Cianjur, Majalengka, dan Tasikmalaya Sebanyak 2 Paket; Terlaksananya Penataan Ulang / Jaringan Listrik di tiga Kantor Korwil Kab. Cianjur,
Majalengka
dan
Tasikmalaya
Sebanyak
3
Paket;
Tersalurkannya
Pengadaan dan Pemasangan Pompa Air di tiga Kantor Korwil Kab. Cianjur, Majalengka dan Tasikmalaya Sebanyak 3 Paket; Tersedianya Laptop/ Notebook Sebanyak 3 Unit; Tersedianya Printer Sebanyak 3 Unit; Tersedianya kursi lipat di tiga kantor korwil kab. Cianjur, Majalengka dan Tasikmalaya Sebanyak 30 Buah; Tersedianya Sofa/Zice
Sebanyak 3 Set; Tersedianya Tempat Tidur untuk di tiga
Kantor Korwil Kab. Cianjur, Majalengka dan Tasikmalaya Sebanyak 3 Set; Tersedianya Kursi Tunggu di tiga Kantor Korwil Kab. Cianjur, Majalengka dan Tasikmalaya Sebanyak 3 Set; Tersedianya Wireless Sebanyak 3 unit; Tersedianya belanja peralatan laboratorium sebanyak 1 paket; Terlaksananya pemasangan billboard sebanyak 1 paket. Outcome kegiatan adalah Meningkatnya Kelancaran Pelayanan
Pada
Permasalahan
UPTD yang
BSPMB
terjadi
Sampai
adalah
dengan
adanya
Bulan
September
keterlambatan
dalam
2015. proses
administrasi pengadaan barang dan jasa sehingga serapan kegiatan masih di bawah target. Solusi yang diambil adalah percepatan proses pengadaan barang dan jasa.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
47
Pengadaan Printer untuk 3 Korwil
Pengadaan Laptop untuk 3 Korwil
Pengadaan Sound System untuk 3 Korwil
e. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD BPTP (DAK), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 1.500.000.000,- (terbilang : satu milyar lima ratus juta
rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.456.751.000,- (terbilang : satu milyar empat ratus lima puluh enam juta tujuh ratus lima puluh satu ribu rupiah) atau 97,12%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya pemeliharaan laboratorium BPTP atas dan Aula BPTP; terlaksananya pembangunan kirmir saluran air; tersedianya partisi ruang kantor dan ruang pertemuan; terlaksananya pembuatan taman halaman belakang kantor BPTP; tersedianya tabung pemadam kebakaran 6 unit; tersedianya AC 1 PK 4 unit; tersedianya alat pembersih lantai 1 unit; tersedianya laptop 5 unit; terseduanya kamera digital 3 unit; tersedianya CCTV 1 paket; tersedianya mesin fax 2 unit; tersedianya alat timbangan lab 1 paket; tersedianya perlengkapan OPT 1 paket; tersedianya lampu hias taman 1 paket; tersedianya jaringan telepon dan internet 1 paket. Outcome kegiatan adalah bertambahnya sarana dan prasarana UPTD untuk meningkatkan kelancaran pelayanan Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP).
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
48
Renovasi Lab BPTP atas dan Aula BPTP
Pembangunan Kimir Saluran Air
Pembuatan partisi ruangan
Pengadaan tabung pemadam, AC, Alat pembersih lantai dan perlengkapan OPT
f. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD BPBTP (DAK), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.980.951.900,- (terbilang : satu milyar sembilan ratus
delapan puluh juta sembilan ratus lima puluh satu ribu sembilan ratus rupiah ) sedangan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.966.143.950,- (terbilang : satu milyar
sembilan ratus enam puluh enam juta seratus empat puluh tiga ribu sembilan ratus lima puluh rupiah) atau 99,25%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah Honorarium Pengadaan Barang dan Jasa; Terfasilitasinya Dekorasi Ruang Pelayanan Publik; Terfasilitasinya Renovasi Kantor Sub Unit Gekbrong Kab. Cianjur;
Tefasilitasinya
Pengadaan
Mesin
Babad
Rumput;
Terfasilitasinya
Pengadaan Lemari Arsip untuk kebun dinas; Terfasilitasinya Pengadaan Papan Informasi Kebun Dinas; Terfasilitasinya Pengadaan Papan Informasi Kebun Dinas; tersedianya Pompa Air di rumah dinas BPBTP; tersedianya Komputer PC di rumah dinas BPBTP; Terfasilitasinya Pengadaan Meja Kerja; Terfasilitasinya Pengadaan Kursi Kerja; Terfasilitasinya Pengadaan Tempat Tidur; Terfasilitasinya Pengadaan Gordyn; tersedianya Kamera pengawas (CCTV) di lingkungan kantor BPBTP; LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
49
tersedianya audio ruang pelayanan publik; Tersedianya Instalasi Listrik untuk Rumah Penjaga Kebun Tegalharendong dan meningkatnya daya listrik di ruang Pelayanan Publik dan Laboratorium BPBTP; Tersedianya Rumah Dinas bagi Penjaga Kebun Dinas Tegalharendong; Tersedianya Gudang Sarana Produksi Kebun Dinas Cisarungga dan Citiis serta Pembuatan Bangunan Tempat Alat Pengolah Pupuk Organik, Mushola dan Kamar Mandi di Kebun Dinas Pangkalan; Terfasilitasinya Pembuatan Tempat Pembenihan di Kebun Dinas Sindanglaya dan Pembuatan Naungan Jalan Kebun Dinas Sindanglaya. Outcome kegiatan adalah bertambahnya pelayanan
sarana
Balai
dan prasarana UPTD untuk meningkatkan kelancaran
Pengembangan
Benih
Tanaman
Perkebunan
(BPBTP).
Permasalahan yang terjadi adalah pelaksanaan kegiatan secara fisik berjalan dengan lancar namun terhambat pada pelaksanaan administrasi. Solusi yang diambil adalah memaksimalkan seluruh potensi dari aparatur yang ada serta sarana dan prasarana yang tersedia untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat.
Pembangunan Gudang Sarana Produksi Kebun Dinas Cisarungga dan Citiis
Pembangunan Naungan Pembenihan Kebun Dinas Sindanglaya
Pembuatan Partisi / Desain Interior/DekorasiRuang Pelayanan Publik
Pengadaan meubelair, papan informasi kebun dinas, mesin pompa air, dan audio ruang pertemuan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
50
Renovasi/Rehabilitasi Kantor Sub Unit Gekbrong (sebelum)
g. Kegiatan
Peningkatan
Sarana
Renovasi/Rehabilitasi Kantor Sub Unit Gekbrong (sesudah)
dan
Prasarana
Kantor
UPTD BSPMB
(DAK), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,- (terbilang : satu milyar rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 992.699.000 atau 99,27%, dan realisasi fisik
sebesar
100%.
Output
kegiatan
adalah
Tersalurkannya
Honorarium
Pengadaan Barang dan Jasa Renovasi Kantor Korwil BSPMB di Kabupaten Cianjur Sebanyak 1 Kegiatan; Tersalurkannya Honararium Pengadaan Barang dan Jasa Renovasi Kantor Korwil BSPMB di Kabupaten Majalengka Sebanyak 1 Kegiatan; Tersalurkannya Honararium Pengadaan Barang dan Jasa BSPMB
di
Kabupaten
Tasikmalaya
Sebanyak
Honararium Pengadaan Barang dan Jasa
1
Renovasi Kantor Korwil
Kegiatan;
Tersalurkannya
Penggantian Lantai Kantor BSPMB
Sebanyak 1 Kegiatan; Tersalurkannya Honararium Pengadaan Barang dan Jasa Penggantian
Plafon
Kantor
Honararium
Pengadaan
BSPMB
Barang
dan
Sebanyak Jasa
1
Kegiatan;
Pembangunan
Tersalurkannya Ruang
Satuan
Pengamanan BSPMB Sebanyak 1 Kegiatan; Terlaksananya ATK Kegiatan dan Pengadaan Sebanyak 1 Kali; Terlaksananya
Renovasi Kantor Korwil BSPMB di
Kabupaten Cianjur Sebanyak 1 Paket; Terlaksananya Renovasi Kantor Korwil BSPMB di
Kabupaten Majalengka Sebanyak 1 Paket; Terlaksananya
Renovasi
Kantor Korwil BSPMB di Kabupaten Tasikmalaya Sebanyak 1 Paket; Terlaksananya Penggantian lantai Kantor BSPMB Sebanyak 1 Paket; Terlaksananya Penggantian plafon Kantor BSPMB Sebanyak 1 Paket; Terlaksananya Pemagaran kantor korwil BSPMB di Kabupaten Tasikmalaya Sebanyak 1 Paket. Outcome kegiatan adalah Meningkatnya Kelancaran Pelayanan Pada UPTD BSPMB. Permasalahan yang terjadi adalah status Kepemilikan Aset Tanah dan Bangunan di akui oleh Pemda Kabupaten Tasikmalaya. Solusi yang diambil adalah adanya surat keterangan dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat yang menyatakan bahwa aset tanah dan bangunan telah mempunyai rekomendasi dari Direktorat Jendral Perkebunan dan akan di hibahkan Ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
51
Kantor Korwil Majalengka Sebelum Renovasi
Kantor Korwil Majalengka Setelah Renovasi
Kantor Korwil Cianjur Sebelum Renovasi
Kantor Korwil Cianjur Setelah Renovasi
Kantor Korwil Tasikmalaya Sebelum Renovasi
Kantor Korwil Tasikmalaya Setelah Renovasi
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
52
5) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur a. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.116.413.000,- (terbilang : satu milyar seratus enam belas juta empat ratus tiga
belas ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.082.409.439,(terbilang : satu milyar delapan puluh dua juta empat ratus sembilan ribu empat
ratus tiga puluh sembilan rupiah) atau 96,95%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output
kegiatan
adalah
tersedianya
honorarium
panitia/pejabat/pemeriksa
pengadaan barang dan jasa sebanyak 3 OK; tersedianya belanja jasa kebersihan selama 12 bulan; tersedianya perawatan kendaraan dinas roda 4 selama 12 bulan; tersedianya
pelumasan
terselenggaranya
kendaraan
pemeliharaan
dinas
gedung
dan
roda
4
selama
bangunan
sebanyak
12
bulan;
1 paket;
terselenggaranya pemeliharaan jaringan air sebanyak 2 kali; terselenggaranya pemeliharaan jaringan listrik sebanyak 2 kali, terselenggaranya pemeliharaan computer sebanyak 3 kali; terselenggaranya pemeliharaan laptop sebanyak 3 kali; terselanggaranya
pemeliharaan
printer
sebanyak
3
kali;
terselenggaranya
pemeliharaan meubelair sebanyak 1 paket; terselenggaranya pemeliharaan mesin tik sebanyak 3 kali; terselenggaranya pemeliharaan AC sebanyak 3 kali. Outcome kegiatan adalah terpeliharanya sarana dan prasarana pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi adalah adanya keterlambatan pencairan pada triwulan pertama. Solusi yang diambil adalah diadakan upaya percepatan penyerapan kegiatan.
Pemeliharaan Kendaraan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Pemeliharaan Gedung Kantor
53
Pemeliharaan AC
b. Kegiatan Proteksi
Pemeliharaan Tanaman
Perkebunan
Provinsi
Pemeliharaan Instalasi Listrik
Sarana
dan
Prasarana
Kantor
UPTD
Balai Dinas
Perkebunan
(BPTP),
yang
dilaksanakan
oleh
Jawa
dengan
alokasi
anggaran
sebesar
Barat
Rp.
700.000.000,- (terbilang : tujuh ratus juta rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 627.288.000 (terbilang : enam ratus dua puluh tujuh juta dua ratus
delapan puluh delapan ribu rupiah) atau 89,61%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah tersedianya jasa dan peralatan kebersihan kantor BPTP selama
12
terfasilitasinya
bulan;
tersedianya
perpanjangan
jasa
STNK
keamanan kantor
kendaraan
roda
4
selama
12 bulan;
selama
12
bulan;
tersedianya honor pengemudi sebanyak 12 OB; terfasilitasinya jasa service kendaraan bermotor selama 12 bulan; terfasilitasinya penggantian suku cadang selama 12 bulan; terfasilitasinya penggantian pelumas kendaraan operasional roda 2 selama 12 bulan; terfasilitasinya pemeliharaan computer, laptop dan printer selama 12 bulan; terfasilitasinya pemeliharaan AC selama 12 bulan; terfasilitasinya pemeliharaan alat laboratorium selama 12 bulan; terfasilitasinya instalasi jaringan telepon, internet, air dan listrik selama 2 kali. Outcome kegiatan adalah terpeliharanya
sarana
dan
prasarana
pada
UPTD Balai
Proteksi
Tanaman
Perkebunan (BPTP) dan kantor Sub Unit Perlintanbun.
Jasa Keamanan dan Jasa Kebersihan Kantor
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Pemeliharaan Alat Laboratorium
54
Perpanjangan STNK Kendaraan Roda 4
c. Kegiatan
Pemeliharaan
Sarana
dan
Pemeliharaan Instalasi Telepon
Prasarana
Kantor
UPTD
Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 600.000.000,- (terbilang : enam ratus juta rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 587.137.081,- (terbilang : lima ratus delapan puluh tujuh juta seratus
tiga puluh tujuh ribu delapan puluh satu rupiah ) atau 97,86%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah tersedianya honorarium pengadaan barang dan jasa;
Tersedianya
Alat Listrik;
Terfasilitasinya Pembelian Alat
Kebersihan; terfasilitasinya jasa kebersihan kantor BPBTP; Terfasilitasinya Jasa Keamanan Kantor BPBTP; Terfasilitasinya Perpanjangan STNK dan KIR Kendaraan Operasional BPBTP; Terpeliharanya Kendaraan Operasional BPBTP; terfasilitasinya Penggantian Suku Cadang; terfasilitasinya penggantian pelumas; Terfasilitasinya Pemeliharaan Komputer;
Terpeliharanya
Peralatan dan Perlengkapan Kantor
BPBTP dan mebeulair; terpeliharanya peralatan
Studio dan Alat Komunikasi
BPBTP;
Outcome
terpeliharanya
gedung
kantor
BPBTP.
kegiatan
adalah
terpeliharanya sarana dan prasarana pada UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP).
Pemeliharaan Instalasi Listrik LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Pembelian Alat Kebersihan 55
Pembelian Pelumas
d. Kegiatan
Pemeliharaan
Perawatan Kendaraan Bermotor
Sarana
dan
Prasarana
Kantor
UPTD
Balai
Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (BSPMB), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000,- (terbilang : lima ratus juta rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 472.416.583,- (terbilang : empat ratus tujuh puluh dua juta empat
ratus enam belas ribu lima ratus delapan puluh tiga rupiah ) atau 94,48%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah Tersalurkannya Honorarium pengadaan barang dan jasa (Cleaning Service) Sebanyak 1 Paket; Tersalurkannya Honorarium pengadaan barang dan jasa (Pengamanan Kantor) Sebanyak 1 Paket; Terlaksananya Pembelian Alat Listrik, Elektronika & Penerangan Sebanyak 5 Paket; Tersedianya Bahan-bahan dan Alat Kebersihan Sebanyak 4 Paket; Tersedianya Jasa
Kebersihan
(Cleaning
Service)
Sebanyak
4 Paket;
Tersedianya
Jasa
Pengamanan Kantor (KAMDAL) Sebanyak 4 Paket; Tersedianya STNK Roda 4 (3 Unit) Sebanyak 1 Paket; Tersedianya STNK Roda 2 (12 Unit) Sebanyak 2 Paket; Terlaksananya
Servis
Kendaraan
Operasional
BP2MB
Sebanyak
Terlaksananya Penggantian Suku Cadang Roda 4 (4 Unit) Terlaksananya
12
Kali;
Sebanyak 8 Kali;
Penggantian Suku Cadang Roda 2 (12 Unit) Sebanyak 24 Kali;
Terlaksananya Penggantian Oli / Pelumasan Kendaraan Roda 4 (4 Unit) Selama 4 Bulan; Terlaksananya
Penggantian Oli / Pelumasan Kendaraan Roda 2 (12 Unit)
Selama 4 Bulan; Terlaksananya
Biaya Pemeliharaan Komputer / Laptop, Printer,
Mesin Tik Sebanyak 7 Kali; Terlaksananya Biaya Pemeliharaan Meubelair, Lemari Besi / Kardek / Filling Kabinet, AC Mounting, AC Split
Sebanyak 1 Kali;
Terlaksananya Biaya Pemeliharaan (Camera / Handycamera, PABX / Faximile / Telepon, Sound System) Sebanyak 1 Kali; Terlaksananya
Perawatan Gedung
Kantor sebanyak 4 Kali. Outcome kegiatan adalah Tercapainya Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Operasional pada Kantor UPTD BSPMB selama tahun 2015.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
56
Penyediaan Jasa Keamanan
Penyediaan Jasa Cleaning Service
Pemeliharaan Perlengkapan Kantor
Pemeliharaan Kendaraan Bermotor
6) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan a. Kegiatan
Evaluasi
dan
Pelaporan
Internal
Dinas
Perkebunan,
yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,- (terbilang : dua ratus lima puluh juta rupiah ) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 248.429.000,- (terbilang : dua ratus
empat puluh delapan juta empat ratus dua puluh sembilan ribu rupiah ) atau 99,37%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah tersedianya 6 dokumen pelaporan dan evaluasi (LKPJ, LPPD, LKIP, Laporan Tahunan, Laporan Sismontep, Laporan Bulanan, Laporan Triwulanan), terselenggaranya perjalanan dinas dalam rangka monitoring dan evaluasi kegiatan selama tahun 2015, terselenggaranya
Rapat Evaluasi
dan Akselerasi
Kegiatan Semester
I dan
Semester II Tahun 2015, dan tersedianya aplikasi sistem informasi evaluasi dan pelaporan pembangunan perkebunan sebanyak 1 paket. adalah tersedianya
pelaporan kegiatan sebagai
Outcome kegiatan ini
bahan evaluasi
perumusan
perbaikan kinerja program/kegiatan pada tahun selanjutnya. Permasalahan yang terjadi, sejauh ini tidak ada masalah yang berarti yang menghambat pelaksanaan
kegiatan.
Solusi
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
yang
diambil
adalah
melaksanakan evaluasi
57
pelaksanaan kegiatan di tahun 2015 untuk penyusunan dan pelaksanaan kegiatan yang lebih baik di tahun 2016.
Rapat Evaluasi dan Akselerasi Kegiatan Sem I Thn 2015
LKIP, LKPJ, LPPD dan Laptah 2014
Perjalanan Dinas dalam rangka Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan
7) Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah a. Kegiatan
Pengembangan
Data
dan
Informasi
Perkebunan,
yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 717.690.000,- (terbilang : tujuh ratus tujuh belas juta enam ratus
sembilan
puluh
ribu
rupiah)
sedangkan
realisasi
anggaran
sebesar
Rp.
709.872.000,- (terbilang : tujuh ratus sembilan juta delapan ratus tujuh puluh dua
ribu rupiah) atau 98,91% dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah
tersedianya
Honorarium
petugas
pengumpul
dan
pengolah
data,
tersedianya 1 paket bahan data/informasi statistik Tahun 2014, terselenggaranya Validasi Data/Statistik 1 keg, terselenggaranya Workshop Data/Statistik 1 keg, tersedianya 1 paket Buku Statistik Angka Tetap Tahun 2014 dan Buku Statistik LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
58
Angka Sementara Tahun 2015, tersedianya Buku Sejarah Perkebunan, tersedianya Aplikasi
Pengelolaan Data
Statistik Perkebunan, tersedianya Aplikasi Sistem
Informasi Kelompok Tani Perkebunan, tersedianya Pengembangan Peta Tematik Berbasis GIS, dan terpeliharanya website Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Outcome dari Kegiatan ini adalah Tersedianya Data/Statistik Spatial dan A Spatial untuk
bahan
perumusan
kebijakan
pembangunan perkebunan Jawa
Barat.
Permasalahan yang terjadi, sejauh ini tidak ada masalah yang berarti yang menghambat pelaksanaan kegiatan. Solusi yang diambil adalah melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan di tahun 2015 untuk penyusunan dan pelaksanaan kegiatan yang lebih baik di tahun 2016.
3.
Kegiatan Workshop dan Validasi Data ATAP 2014
Aplikasi Simpoktanbun
Aplikasi e-Statistik Perkebunan
Buku Statistik dan Peta Tematik
Permasalahan dan Solusi a.
Permasalahan Beberapa permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan urusan wajib ini, adalah: -
Kendala yang bersifat koordinatif antar pihak terkait, baik dengan instansi pusat maupun
kabupaten
kota,
khususnya
dalam
hal
sinkronisasi
rencana
program/kegiatan berdasarkan kewenangan masing-masing pihak terkait. -
Kendala administratif, seperti perubahan pengelola kegiatan, kendala waktu pelaksanaan, keterbatasan sarana serta ketersediaan SDM pendukung yang memadai.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
59
-
Terlambatnya penyelesaian proses pengadaan barang jasa (Lelang) karena kendala mekanisme, prosedur serta padatnya jadwal lelang di ULP, sehingga menyebabkan terlambatnya pelaksanaan pekerjaan fisik bangunan
-
Keterbatasan anggaran untuk menyelesaikan beberapa kendala kekurangan jumlah dan kualitas sarana-prasarana yang masih ada
-
Keterlambatan penyampaian laporan dari sub unit kerja, yang menyebabkan sering terlambatnya penyampaian laporan ke beberapa instansi terkait.
-
Sering terlambatnya penyampaian bahan data/statistik dari kab/kota sebagai bahan penyusunan angka sementara maupun angka tetap data statistik.
-
Sering
bergantinya
petugas
data/statistik
pada
OPD Kab/Kota
sehingga
mengganggu kontinuitas penyampaian laporan data/statistik dari kab/kota yang bersangkutan. b.
Solusi Solusi atas berbagai permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan urusan w ajib ini, adalah: -
Meningkatkan koordinasi dan konsultasi antar pihak;
-
Peningkatan kualitas ketertiban administrasi kegiatan;
-
Peningkatan
akselerasi
kegiatan
yang
mengacu kepada
ketentuan yang
berlaku; -
Optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki;
-
Memaksimalkan sarana prasarana yang ada;
-
Meningkatkan koordinasi antar unit kerja terkait;
-
Peningkatan koordinasi dan konsolidasi dengan para petugas data/statistik kab/kota, melakukan jemput bola, serta melanjutkan insentif bagi petugas kab/kota terkait pada tahun anggaran mendatang.
B.
Urusan Pilihan Yang Dilaksanakan 1.
Program dan Kegiatan Penyelenggaraan
urusan
Pemerintah
Daerah
yang
dijalankan
oleh
Dinas
Perkebunan selama TA. 2015 berdasarkan Urusan Pilihan, terdiri dari 4 Program dan 26 Kegiatan, sebagai berikut : a.
Program Peningkatan Produksi Pertanian, terdiri dari kegiatan: 1) Kegiatan Pengujian Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan. 2) Kegiatan
Aplikasi
Teknologi
Perbenihan
dan
Pemasaran
Benih
Tanaman
Perkebunan 3) Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengujian Peredaran Benih Tanaman Perkebunan. 4) Kegiatan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
60
5) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim (RAM IP). 6) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan 7) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Produksi Tanaman Perkebunan 8) Kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau (DBHCHT). 9) Kegiatan Penangkar Benih Tanaman Tembakau (DBHCHT) 10) Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Tembakau (DBHCHT). b. Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian, terdiri dari kegiatan: 11) Kegiatan Pemberdayaan SDM Pelaku Usaha Perkebunan 12) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pelaku Usaha Perkebunan 13) Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan 14) Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan (RAM IP) 15) Kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan Perkebunan 16) Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana Perkebunan 17) Kegiatan Pengendalian Degradasi Sumber Daya Perkebunan dan Gangguan Usaha Perkebunan 18) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Petani Tanaman Tembakau (DBHCHT) 19) Kegiatan Pengendalian Sumber Daya Tanaman Tembakau (DBHCHT) c. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan, terdiri dari kegiatan: 20) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Teknologi Pengendalian Hama Terpadu 21) Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu 22) Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau (DBHCHT) d. Program
Pemasaran dan Pengolahan Hasil
Pertanian, Perkebunan, Peternakan,
Perikanan dan Kehutanan, terdiri dari kegiatan: 23) Kegiatan Pengembangan Teknologi Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan 24) Kegiatan Pemasaran Hasil Perkebunan 25) Kegiatan Pembinaan Pengembangan Usaha Perkebunan 26) Kegiatan Pengembangan Mutu Hasil Tanaman Tembakau (DBHCHT)
2.
Alokasi dan Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Rekapitulasi alokasi dan realisasi pelaksanaan program dan kegiatan urusan pilihan pada APBD Dinas Perkebunan TA. 2015, adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 4.3 berikut ini:
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
61
Tabel 4.3. Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Urusan Pilihan pada APBD Dinas Perkebunan Tahun 2015 No.
Kegiatan
Anggaran
1
2
3
a. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
8) 9) 10) b. 11) 12) 13) 14) 15) 16)
Realisasi Keuangan (Rp) 4
(%) 5
Realisasi Fisk (%) 6
TOTAL URUSAN PILIHAN
24.478.169.125
23.837.670.307
97,38
99,36
Program Peningkatan Produksi Pertanian
13.328.267.550
12.962.452.650
97,26
99,91
7.289.202.550
7.197.667.200
98,74
100,00
294.350.000
285.420.000
96,97
98,91
280.700.000
267.140.000
95,17
100,00
1.071.810.000
1.034.483.700
96,52
99,42
679.700.000
639.868.900
94,14
100,00
1.940.680.000
1.848.258.200
95,24
100,00
360.625.000
356.121.000
98,75
100,00
350.650.000
347.460.000
99,09
100,00
608.750.000
563.241.950
92,52
99,69
451.800.000
422.791.700
93,58
99,99
5.628.909.000
5.460.019.750
97,00
97,95
491.400.000
490.955.000
99,91
100,00
513.920.000
498.181.000
96,94
100,00
267.615.000
265.680.000
99,28
100,00
952.152.000
933.012.000
97,99
99,69
566.292.000
566.292.000
100,00
100,00
321.750.000
321.750.000
100,00
100,00
Kegiatan Pengujian Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran Benih Tanaman Perkebunan Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengujian Peredaran Benih Tanaman Perkebunan Kegiatan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim (RAM IP) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Produksi Tanaman Perkebunan Kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau (DBHCHT) Kegiatan Penangkar Benih Tanaman Tembakau (DBHCHT) Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Tembakau (DBHCHT) Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian Kegiatan Pemberdayaan SDM Pelaku Usaha Perkebunan Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pelaku Usaha Perkebunan Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru bidang Perkebunan (RAM IP) Kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan Perkebunan Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana Perkebunan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
62
No.
Kegiatan
Anggaran
1
2
3
17)
18) 19) c.
20)
21) 22) d.
23) 24) 25) 26)
Kegiatan Pengendalian Degradasi Sumber Daya Perkebunan dan Gangguan Usaha Perkebunan Kegiatan Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau (DBHCHT) Kegiatan Pengendalian Sumber Daya Tanaman Tembakau Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Teknologi Pengendalian Hama Terpadu Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan Kegiatan Pengembangan Teknologi Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan Kegiatan Pemasaran Hasil Perkebunan
Realisasi Keuangan (Rp) 4
(%) 5
Realisasi Fisk (%) 6
616.450.000
607.147.750
98.49
98.62
939.680.000
817.532.000
87,00
88.94
959.650.000
959.470.000
99,98
100,00
2.110.785.600
2.079.987.621
98,54
98,60
633.675.600
632.371.551
99,79
100,00
951.510.000
947.744.070
99,60
99,60
525.600.000
499.872.000
95,11
95,11
3.410.206.975
3.335.210.286
97,80
100,00
322.550.000
318.040.000
98,60
100,00
1.687.881.000
1.625.929.286
96,33
100,00
317.220.000
316.966.000
99,92
100,00
1.082.555.975
1.074.275.000
99,24
100,00
Kegiatan Pembinaan Pengembangan Usaha Perkebunan Kegiatan Pengembangan Mutu Hasil Tanaman Tembakau
Secara terperinci alokasi dan realisasi pelaksanaan seluruh kegiatan urusan pilihan pada APBD Dinas Perkebunan TA. 2015, adalah sebagaimana diuraikan berikut ini: 1) Program Peningkatan Produksi Pertanian a. Kegiatan Pengujian Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 7.289.202.550,- (terbilang : tujuh milyar dua ratus delapan puluh
sembilan juta dua ratus dua ribu lima ratus lima puluh rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 7.197.667.200,- (terbilang : tujuh milyar seratus sembilan
puluh tujuh juta enam ratus enam puluh tujuh ribu dua ratus rupiah ) atau
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
63
98,74%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terpeliharanya 13 kebun dinas, terpeliharanya kebun sumber benih dan calon kebun sumber benih tanaman perkebunan, terfasilitasinya pembangunan kebun koleksi teh di Kebun Dinas Sindanglaya,
terfasilitasinya penanaman kopi buhun hasil identifikasi
di Sindanglaya, terfasilitasinya rehabilitasi tanaman teh di kebun Dinas Cisarungga dan Gekbrong, terfasilitasinya penanaman kakao di Kebun Dinas Pangkalan, terfasilitasinya pembenihan tanaman perkebunan di kebun Dinas Sindanglaya, terfasilitasinya pembenihan tanaman perkebunan di kabupaten, terfasilitasinya penanaman aren di Kebun Dinas Pangkalan, terfasilitasinya pembuatan miniatur kebun tebu serta
terfasilitasinya
Pembenihan Kopi Arabika Java Preanger.
Outcome kegiatan adalah meningkatnya produksi, produktivitas, dan kualitas tanaman perkebunan di Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi adalah masih rendahnya produksi dan produktivitas tanaman perkebunan di 13 kebun dinas yang disebabkan oleh (Masih banyaknya tanaman belum menghasilkan (TBM), Alokasi pupuk belum sesuai dengan kebutuhan tanaman (15 %), Alokasi Upah kerja harian lepas belum sesuai dengan kebutuhan (15%), Populasi tanaman di masing-masing kebun dinas belum seluruhnya sesuai dengan standar populasi, Masih banyaknya tanaman Tua dan Tanaman Rusak (TT/TR) yang memerlukan rehabilitasi; Menurunnya produksi benih kopi arabika varietas LS -795 di Kebun Dinas Sukajadi sebagai dampak kurangnya pupuk yang dialokasikan pada tahun sebelumnya (25%) dari kebutuhan; Beberapa tanaman pada calon-calon kebun sumber
benih
evapotranspirasi
mengalami
kelayuan
yang
diakibatkan
oleh
tingginya
dan kemarau yang panjang; Untuk pembenihan kopi java
preanger terdapat masalah kemarau panjang, suhu tinggi, kelembaban rendah, dan debit air menurun; terbatasnya SDM yang mempunyai kualifikasi di bidang teknis pembenihan dan budidaya tanaman perkebunan. Solusi yang diambil adalah Peningkatan kinerja pegawai di masing-masing kebun dinas dan skala prioritas
tanaman dan kebun yang harus
dipelihara;
Pemenuhan populasi
tanaman; Peremajaan tanaman yang tua dan rusak dengan tanaman baru menggunakan
benih yang unggul,
bermutu dan bersertifikat;
Pemanfaatan
serasah daun untuk meningkatkan kesuburan biologi dan kimia tanah; Alokasi pupuk pada tahun anggaran 2015 disesuaikan dengan kebutuhan tanaman (1 kg Pupuk NPK/pohon); Penyiraman lebih diintensifkan dan mulching menggunakan serasah daun dan gulma hasil penyiangan untuk mengurangi evapotranspirasi; Naungan kolektif diperapat untuk menurunkan intensitas matahari dan suhu serta meningkatkan kelembaban; Pembuatan sumur air; Perbaikan selokan dan saluran air; mencari sumber air baru. alokasi sarana produksi terutama pupuk disesuaikan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
64
dengan kebutuhan tanaman, penambahan pegawai yang mempunyai kompetensi di bidang teknis pembenihan dan budidaya tanaman perkebunan, peningkatan SDM pegawai melalui pelatihan dan magang.
Pembenihan Kopi Java Preanger
Pembenihan Kopi Java Preanger
Eksplorasi Kopi Buhun
Pertemuan Teknis Pembenihan Kopi Java Preanger
b. Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran Benih Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 294.350.000,- (terbilang : dua ratus
sembilan puluh empat juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 285.420.000,- (terbilang : dua ratus delapan puluh lima juta
empat ratus dua puluh ribu rupiah) atau 96,97%, dan realisasi fisik sebesar 98,91%. Output kegiatan adalah Terlaksananya Pembinaan Teknis Penangkar Benih Tanaman Perkebunan di 4 WKPP. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kemampuan teknis para penangkar benih tanaman perkebunan di 4 WKPP Jawa Barat tentang Adopsi dan Inovasi baru di bidang teknologi pembenihan tanaman perkebunan. Permasalahan yang terjadi adalah masih belum terwujudnya sistem informasi pemasaran benih tanaman perkebunan di Jawa Barat sehingga benihbenih yang dikembangkan oleh para penangkar benih di Jawa Barat belum bisa dipasarkan secara lebih luas. Solusi yang diambil adalah pada tahun anggaran 2016 telah diusulkan alokasi
anggaran untuk pembuatan sistem informasi
pemasaran benih tanaman perkebunan. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
65
Pembinaan Teknis Penangkar Benih di WKPP I
Pembinaan Teknis Penangkar Benih di WKPP II
Pembinaan Teknis Penangkar Benih di WKPP III
Pembinaan Teknis Penangkar Benih di WKPP IV
c. Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengujian Peredaran Benih Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 280.700.000,- (terbilang: dua ratus delapan puluh juta tujuh
ratus ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 267.140.000,(terbilang : dua ratus enam puluh tujuh juta seratus empat puluh ribu rupiah ) atau 95,17%, dan realisasi fisiknya sebesar 100%. Output kegiatan adalah Tersalurkannya Uang Pengganti transport peserta PNS Kab./Kota dalam rangka Bimbingan Teknis Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 40 PP; Tersalurkannya
Uang Pengganti transport Peserta Penangkar Benih/ Petani/
Produsen Benih/ Assosiasi Petani Komoditi Perkebunan dalam rangka Bimbingan Teknis
Pengawasan
Mutu
Benih
Tanaman
Perkebunan
Sebanyak
40
PP;
Tersedianya ATK Penunjang Kegiatan Sebanyak 1 Kali; Terlaksananya Kit Peserta Bimbingan Teknis Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 80 Paket;
Terlaksananya
Honorarium
dan
Pengganti
Transport
Narasumber
Bimbingan Teknis Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 2 Kegiatan; Terlaksananya
Cetak Leaflet Pengawasan Mutu dan Peredaran Benih
Tanaman Perkebunan sebanyak 100 buah; Tersedianya Penggandaan / Fotocopy sebanyak 10.000 lembar; Tersedianya Makan sebanyak 180 Orang; Tersedianya Snack sebanyak 180 Orang; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
66
Pengawasan Mutu dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan sebanyak 450 OH; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Koordinasi dan Konsultasi
Pengawasan
Mutu
dan
Peredaran
Benih
Tanaman
Perkebunan
sebanyak 30 OH. Outcome kegiatan adalah Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Kualitas Tanaman Perkebunan di Jawa Barat selama tahun 2015.
Pengawasan Peredaran Benih Teh
Evaluasi kebun entres karet di Balitri
Bintek Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan
Bintek Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan
d. Kegiatan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.071.810.000,- (terbilang : satu milyar tujuh puluh satu juta delapan ratus
sepuluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.034.483.700,(terbilang : satu milyar tiga puluh empat juta empat ratus delapan puluh tiga ribu
tujuh ratus rupiah) atau 96,52%, dan realisasi fisik sebesar 99,42%. Output kegiatan adalah Tersalurkannya Uang Pengganti transport peserta PNS Kab./Kota dalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Tahunan Sebanyak 18 PP; Tersalurkannya Uang Pengganti transport peserta PNS Kab./Kota dalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Rempah dan Penyegar Sebanyak 18 PP; Tersalurkannya Uang Pengganti transport peserta PNS Kab./Kota dalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Semusim Sebanyak
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
67
7 PP; Tersalurkannya Uang Pengganti transport Peserta Penangkar Benih/ Petani/ Produsen Benih/ Assosiasi Petani Komoditi Perkebunandalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Tahunan Sebanyak 20 PP; Tersalurkannya Uang Pengganti transport Peserta Penangkar Benih/ Petani/ Produsen Benih/ Assosiasi Petani Komoditi Perkebunandalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Rempah dan Penyegar Sebanyak 20 PP; Tersa lurkannya Uang Pengganti transport Peserta Penangkar Benih/ Petani/ Produsen Benih/ Assosiasi Petani Komoditi Perkebunandalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Semusim Sebanyak 15 PP; Tersedianya ATK Penunjang Kegiatan Sebanyak 1 Kali; Terlaksananya Pembelian bahan-bahan kimia/Obatobatan u/Uji Laboratorium Sebanyak 1 Paket; Tersalurkannya Pengganti Transport Narasumber Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Tahunan Sebanyak 3 Paket; Tersalurkannya orang/bulan;
Tersalurkannya
Operator Penguji Benih Laboratorium Sebanyak 9 Tenaga
Administrasi
Laboratorium Sebanyak 9
orang/bulan; Tersalurkannya Petugas Pengelola Sertifikasi On-line Laboratorium Sebanyak 16 orang/bulan; Terlaksananya Cetak Leaflet Standar Mutu Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 1.500 Eksemplar; Terlaksananya Cetak Blanko Sertifikasi
Sebanyak
3.000
Lembar;
Tersedianya
Penggandaan /
Fotocopy
Sebanyak 18.975 lembar; Tersedianya Makan dan Snack dalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Tahunan Sebanyak 86 OH; Ter sedianya Makan dan Snack dalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Rempah dan Penyegar Sebanyak 86 OH; Tersedianya Makan dan Snack dalam rangka Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman
Semusim Sebanyak 54
OH; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Pelayanan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 496 OH; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Monitoring Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 293 OH; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Kerjasama Teknologi Pengujian Laboratorium
Mutu
Benih
ke
P3GI
Pasuruan
(Akomodasi,
Tiket Pesawat,
tranportasi lokal, Boarding pass sebanyak 8 org); Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Koordinasi dan Konsultasi Pelayanan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan Sebanyak 3 Kegiatan; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka membantu pelayanan sertifikasi benih tanaman perkebunan Sebanyak 3 Kegiatan; Terlaksananya Jasa Pembuatan Sistem Aplikasi Sertifikasi Online Sebanyak 1 Paket; Terlaksananya Belanja Jasa Kerjasama Teknologi Pengujian Laboratorium Mutu Benih Ke P3GI Pasuruan Sebanyak 1 Kegiatan. Outcome kegiatan adalah Peningkatan Produksi dan Produktivitas Komoditas Perkebunan selama tahun 2015.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
68
Aplikasi Sertifikasi Online
Pembelian Bahan Kimia/Obat untuk Uji Laboratorium
Sertifikasi Benih Tebu di Kab. Cirebon
Sertifikasi Cutting Teh di Kp. Pasir Sarongge PPTK Gambung
Kerjasama Teknologi Pengujian Laboratorium Mutu Benih ke P3GI Pasuruan d. Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim (RAM IP), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 679.700.000,- (terbilang : enam ratus tujuh puluh sembilan juta tujuh LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
69
ratus ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 639.868.900,(terbilang : enam ratus tiga puluh Sembilan juta delapan ratus enam puluh
delapan ribu sembilan ratus rupiah) atau 94,14%, dan realisasi fisik sebesar 100%.
Output
kegiatan
adalah
terlaksananya
pembinaan teknis
budidaya
tanaman semusim berupa pertemuan teknis budidaya tanaman tebu di Kabupate n Subang, Kuningan, dan Cirebon, serta pertemuan teknis budidaya tanaman akarwangi
di
Kabupaten
Garut,
kemudian terlaksananya
demplot budidaya
tanaman tebu seluas 6 ha di Kabupaten Subang, Kuningan dan Cirebon, terlaksananya
pertemuan koordinasi di tingkat provinsi dan kabupaten dan
terlaksananya kegiatan antisipasi kebakaran tebu di 4 wilayah PG (Kabupaten Subang, Kuningan, Majalengka, Sumedang, Indramayu, dan Cirebon). Outcome kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam hal teknis budidaya tanaman tebu dan akarwangi sesuai anjuran; adanya kebun percontohan teknis budidaya tanaman tebu sesuai anjuran seluas 6 ha di 3 kabupaten; diperoleh data informasi tentang perkembangan pelaksanaan kegiatan pengembangan tebu di Jawa Barat tahun 2015; menurunnya tingkat kebakaran tebu di 4 wilayah PG.
Pertemuan Teknis Demplot Tebu
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Sosialisasi dan Pembinaan Petani dalam Antisipasi Kebakaran Tebu
70
Demplot Tebu
Demplot Tebu
e. Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.940.680.000,- (terbilang : satu milyar Sembilan ratus empat puluh juta enam
ratus delapan puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.848.258.200,- (terbilang : satu milyar delapan ratus empat puluh delapan juta
dua ratus lima puluh delapan ribu dua ratus rupiah ) atau 95,24%, dan realisasi fisik sebesar 100%. tanaman rempah,
Output kegiatan adalah terlaksananya pengembangan
penyegar
dan tahunan di 13 Kabupaten/Kota (Bandung,
Bandung Barat, Cianjur, Garut, Purwakarta, Majalengka, Kota Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, demonstrasi
Pangandaran,
Purwakarta,
Subang,
dan
Sumedang)
melalui
plot (demplot) intensifikasi, rehabilitasi, dan peremajaan untuk
komoditas teh, kopi, kelapa, kakao dan karet dalam rangka pembinaan untuk peningkatan produksi dan produktivitas (demplot Intensifikasi kelapa 20 Ha, demplot intensifikasi kopi 20 Ha, demplot intensifikasi t e h pola recovery 10 Ha, demplot rehabilitasi cengkeh 20 ha, demplot rehabilitasi kakao 10 ha, demplot peremajaan karet 12 ha), terlaksananya Pertemuan Koordinasi Tanaman Tahunan dan Rempah Penyegar sebanyak 2 kali, terlaksananya Pertemuan Teknis Tanaman Tahunan dan Rempah Penyegar sebanyak 2 kali, Terfasilitasinya Pengawalan, Monev Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan, Terfasilitasinyan Koordinasi, Konsultasi dan Pertemuan Tingkat Nasional.
Outcome kegiatan ini
adalah diterapkannya teknis budidaya tanaman rempah, penyegar dan tahunan sesuai dengan anjuran teknis. Permasalahan yang terjadi adalah pemeliharaan kebun yang belum sesuai anjuran teknis oleh petani; kegiatan demplot (Karet, Kakao,
dan Cengkeh)
yang terkendala
karena
faktor
cuaca
yang kurang
mendukung. Solusi yang diambil adalah pembinaan yang berkelanjutan dengan memberdayakan penyuluh yang ada di lokasi, membuat irigasi tetes (istana cacing).
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
71
f.
Pertemuan Teknis Demplot Peremajaan Karet Dan Calon Lokasi
Pertemuan Teknis Demplot Intensifikasi Teh Pola Recovery Serta Persiapan Pemangkasan Kebun Teh
Pertemuan Teknis Demplot Rehabilitasi Cengkeh dan Kunjungan Ke Lokasi Kebun Cengkeh
Pertemuan Teknis Demplot Rehabilitasi Kakao Dan Calon Lokasi
Kegiatan
Pengujian
dan
Pengembangan
Sarana
Produksi
Tanaman
Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 360.625.000,- (terbilang : tiga ratus enam
puluh juta enam ratus dua puluh lima ribu rupiah ) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 356.121.000,- (terbilang : tiga ratus lima puluh enam juta seratus dua
puluh satu ribu rupiah) atau 98,75%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah Terlaksananya Rapat Koordinasi Pembinaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi
dan
Pengembangan
kebutuhan Sarana
alsinbun;
Produksi
Terlaksananya
Perkebunan
serta
Desimenasi Pembinaan
Teknologi Pengawalan
Penyaluran melalui Sosialisasi Penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) untuk pupuk bersubsidi di 15 Kabupaten di Jawa Barat serta inventarisasi kebutuhan alat mesin perkebunan. Outcome kegiatan adalah ketersediaan sarana produksi perkebunan semakin terpenuhi sesuai ketentuan; Tersusunnya rencana kebutuhan pupuk bersubsidi dan alsinbun sesuai prosedur penyusunan dan aturan yang berlaku. Permasalahan yang terjadi adalah belum semua kelompok tani LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
72
perkebunan mengetahui aturan dan tata cara mekanisme penyaluran pupuk dan penyusunan kebutuhan pupuk bersubsidi dikarenakan kurangnya pembinaan dari penyuluh yang membidangi perkebunan; anggaran yang terbatas pada Kegiatan Desimenasi Teknologi Sarana Budidaya Tanaman Perkebunan sehingga hanya dapat dilaksanakan di satu kelompok tani di satu kabupaten. Padahal kegiatan ini cukup bermanfaat karena menambah wawasan petani dalam menyerap inovasi teknologi yang baru untuk diterapkan dalam pengolahan usaha taninya. Solusi yang diambil adalah pemberdayaan penyuluh yang membidangi
perkebunan
untuk membina petani; diharapkan untuk kegiatan di tahun yang akan datang dapat dilaksanakan di kelompok tani lain di beberapa kabupaten.
Pertemuan Pengawalan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tingkat Provinsi
Pertemuan Diseminasi Teknologi Sarana Budidaya Tanaman Perkebunan
Pertemuan Pengawalan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tingkat Kabupaten
Pertemuan Pengawalan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tingkat Kabupaten
g. Kegiatan
Pengembangan
Budidaya
Tanaman
Tembakau,
yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 350.650.000,- (terbilang : tiga ratus lima puluh juta enam ratus lima
puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 347.460.000,(terbilang : tiga ratus empat puluh tujuh juta empat ratus enam puluh ribu rupiah ) atau 99,09%,
dan realisasi
fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah
Terlaksananya rapat koordinasi di Tingkat Provinsi; Terlaksananya Pembinaan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
73
Pengembangan
Budidaya
Tembakau
di
5
kabupaten
(Garut,
Sumedang,
Majalengka, Bandung dan Kuningan); Terlaksananya Demplot Uji Pemupukan Berimbang pada Tanaman Tembakau Unggul Lokal di 4 kabupaten (Sumedang, Majalengka,
Bandung dan Kuningan); Terlaksananya koordinasi/konsultasi ke
Pusat. Outcome kegiatan adalah Adanya persamaan persepsi dan pemahaman bersama dalam rangka koordinasi penyelenggaraan kegiatan DBHCHT baik di tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten, tidak tumpang tindih tetapi saling mendukung;
Meningkatnya
pengetahuan,
wawasan
petani
tembakau dalam
budidaya tembakau di kabupaten Garut, Sumedang, Majalengka, Bandung dan Kuningan, sehingga pendapatannya akan meningkat; Petani akan mengetahui teknologi penggunaan pupuk dalam budidaya tanaman tembakau dari hasil Demplot Uji Pemupukan Berimbang. Permasalahan yang terjadi pada kegiatan Demplot Uji Pemupukan Berimbang pada Tanaman Tembakau Unggul Lokal, ketersediaan air sangat kurang dikarenakan musim kemarau yang panjang, pupuk yang tidak dapat larut ke dalam tanah berakibat langsung kepada pertumbuhan tanaman sehingga produksi kurang optimal. Solusi yang diambil adalah untuk tahun yang akan datang demplot tanaman tembakau agar dapat dilaksanakan lebih awal dibandingkan tahun ini.
Pertemuan Pembinaan DBHCHT
Bimtek Budidaya Pengembangan Tembakau di Kab. Kuningan
Lahan Demplot Uji Pemupukan Berimbang pada Tanaman Tembakau di Kab. Kuningan
Monitoring Demplot Uji Pemupukan Berimbang pada Tanaman Tembakau Unggul Lokal
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
74
h. Kegiatan Pembinaan Penangkar Benih Tembakau, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 608.750.000,- (terbilang : enam ratus delapan juta tujuh ratus lima puluh ribu
rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 563.241.950,- (terbilang : lima ratus enam puluh tiga juta dua ratus empat puluh satu ribu sembilan ratus lima puluh rupiah) atau 92,52%, dan realisasi fisik sebesar 99,69%. Output kegiatan adalah Terlaksananya Pembinaan Teknis Penangkar Benih Tembakau di Jawa Barat; Terlaksananya Demplot Penanaman Tembakau Unggul Lokal (2 Lokasi); Terlaksananya
perjalanan dinas
dalam rangka Pembinaan Penangkar Benih
Tembakau di Jawa Barat. Outcome kegiatan adalah meningkatnya produksi, produktivitas, dan kualitas tanaman tembakau lokal. Permasalahan yang terjadi adalah adanya pertemuan yang belum dapat dilaksanakan sehubungan jadwal alokasi anggaran belum sesuai dengan target yang diinginkan; Masih ada pemanenan yang kurang teliti dan dilakukan oleh petani lain sehingga tidak terjamin
kemurniannya;
Masih
sedikitnya
penangkar
benih
yang
termonitor/terbina (baru 2 kabupaten dari 13 Kabupaten). Solusi yang diambil adalah
Penjadwalan
Pengawasan
secara
ulang intensif;
dalam Usulan
kegiatan
perubahan;
Anggaran
Tambahan
Pembinaan pada
dan
kegiatan
perubahan.
Demplot penanaman tembakau
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Demplot penanaman tembakau
75
Demplot penanaman tembakau
i.
Kegiatan
Sertifikasi
dan
Demplot penanaman tembakau
Pengawasan
Peredaran
Benih
Tanaman
Tembakau, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 451.800.000,- (terbilang : empat ratus lima
puluh satu juta delapan ratus ribu rupiah ) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 422.791.700,- (terbilang : empat ratus dua puluh dua juta tujuh ratus
sembilan puluh satu ribu tujuh ratus rupiah) atau 93,58%, dan realisasi fisik sebesar 99,99%. Output kegiatan adalah Tersalurkannya uang saku peserta kunjungan ke Balitas Malang sebanyak 56 OH; Tersalurkannya Uang Pengganti Transport Peserta PNS Non Provinsi Sebanyak 12 Orang; Tersalurkannya Uang Pengganti Transport Peserta Non PNS Sebanyak 56 Orang; Tersedianya ATK Penunjang kegiatan Sebanyak 1 Kali; Tersedianya KIT Peserta Pertemuan penunjang kegiatan Sebanyak 40 Set; Tersedianya Spanduk Pertemuan Sebanyak 80 set; Tersalurkannya Honorarium Jasa Profesi / Narasumber kegiatan Teknis Mutu Benih Tembakau Sebanyak 2 Kegiatan; Tersalurkannya Cetak Leaflet Tembakau Sebanyak 500 Lembar;
Terlaksanakannya
Penggandaan fotocopy
Sebanyak 9.875 lembar; Terlaksananya Penjilidan Sebanyak 20 Eksemplar; Tersedianya Makan Sebanyak 180 Orang; Tersedianya Snack Sebanyak 180 Orang; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Sertifikasi Benih Tembakau Sebanyak 146 OH; Terlaksananya Perjalanan Dinas dalam rangka Pengawasan Mutu
dan
Peredaran
Benih
Tembakau
Sebanyak 126 OH;
Terlaksananya
Perjalanan Dinas Luar Provinsi ke DKI Sebanyak 30 OH; Terlaksananya Perjalanan Dinas
dalam
rangka
Sertifikasi
Benih
Tembakau
Sebanyak
4
Kegiatan;
Terlaksananya perjalanan dinas peserta kunjungan ke Balitas Malang dalam rangka pengujian mutu dan pengawasan benih tembakau sebanyak 1 kegiatan; Terlaksananya kerjasama pengujian mutu dan pengawasan benih tembakau ke Balitas Malang sebanyak 1 kegiatan. Outcome kegiatan adalah Maksimalisasi Produksi dan Produktivitas Serta Kualitas Tanaman Tembakau di Jawa Barat LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
76
Melalui Pengawasan dan Sertifikasi Mutu Benih Tanaman Perkebunan selama tahun 2015.
Uji Laboratorium Biji Tembakau
Kunjungan dalam rangka pengujian mutu dan pengawasan benih tembakau ke Balitas Malang
Pertemuan Teknis Mutu Benih Tembakau
Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Tembakau
2) Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian a. Kegiatan
Pemberdayaan
SDM
Pelaku
Usaha
Perkebunan,
yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 491.400.000,- (terbilang : empat ratus sembilan puluh satu juta
empat ratus ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 490.955.000,(terbilang : empat ratus sembilan puluh juta sembilan ratus lima puluh lima ribu
rupiah) atau 99,91%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya pelatihan SDM Pelaku Usaha Perkebunan sebanyak 400 orang. Outcome kegiatan adalah Tercapainya Kemantapan Kompetensi SDM Perkebunan sebesar 30%. Permasalahan yang terjadi adalah perubahan calon peserta dikarenakan calon perserta berhalangan hadir. Solusi yang diambil adalah berkoordinasi dengan kabupaten/kota terkait dengan perubahan calon peserta.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
77
Proses Pendampingan Ke 1 Dalam Rangka Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan di Kelompok Tani Tunas Karya Pelaku Usaha Pekebun Kakao, Kota Banjar
Kegiatan Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Kelompok Tani Makmur III Pelaku Usaha Cengkeh Desa Peusing Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan
Kegiatan Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Kelompok Tani Mekar Saluyu Desa Mekarsari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung
Kegiatan Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Kelompok Tani Mekar Rahayu Desa Cibodas Kec. Pasir Jambu Kab.Bandung
b. Kegiatan
Penguatan
Kelembagaan
Pelaku
Usaha
Perkebunan,
yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 513.920.000,- (terbilang : lima ratus tiga belas juta sembilan ratus
dua puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 498.181.000,(terbilang : empat ratus sembilan puluh delapan juta seratus delapan puluh satu
ribu rupiah) atau 96,94%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya penguatan kelembagaan pelaku usaha perkebunan sebanyak 10 asosiasi kab/kota
perkebunan;
(180
kel
terlaksananya
tani);
pengembangan kelembagaan di
terlaksananya
koordinasi
pengembangan
18 SDM
kelembagaan di 18 kab/kota; terlaksananya koordinasi / konsultasi / monitoring / evaluasi / pelaporan kegiatan selama 12 bulan. Outcome kegiatan adalah menguatnya koordinasi
kelembagaan pengembangan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
pelaku SDM
usaha
perkebunan
kelembagaan.
dan
meningkatnya
Permasalahan yang terjadi
78
adalah kesulitan dalam
menindaklanjuti
rencana kerja karena keterbatasan
anggaran; perlu adanya bantuan fasilitasi untuk pembentukan DPC. Solusi yang diambil
adalah
adanya
koordinasi
dan
dukungan
antara
asosiasi
dengan
pemegang keputusan anggaran, perlu difasilitasi pembentukan DPC melalui rapat kerja asosiasi.
Pembinaan dan Verifikasi Data Kelompok Tani di Kab. Cirebon dan Kab. Tasikmalaya
Fasilitasi Pertemuan Asosiasi Perkebunan
Pelatihan Penguatan Kelembagaan di Kab. Bandung dan Kab. Bdg Barat
Menghadiri Hari Pangan Sedunia di Palembang, Sumatera Selatan
c. Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 267.615.000,- (terbilang : dua ratus enam puluh tujuh juta enam ratus lima belas
ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 265.680.000,- (terbilang : dua ratus enam puluh lima juta enam ratus delapan puluh ribu rupiah ) atau 99,28%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya penguatan akses permodalan petani / kelompok tani perkebunan di 15 kab/kota selama 12 bulan. Outcome kegiatan adalah terwujudnya akses permodalan petani / kelompok tani perkebunan. Permasalahan yang terjadi adalah Petani
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
79
masih kesulitan dalam mengakses modal ke pihak perbankan karena persyaratan pengajuan modal / kredit yang dirasakan masih berat bagi petani; Jaminan dan besaran bunga pinjaman masih merupakan kendala bagi para petani untuk mengakses permodalan; Butuh waktu yang cukup dalam mengakses modal pada lembaga pertanian. Solusi yang diambil adalah perlu adanya skim kredit yang bunga pinjaman disubsidi oleh pemerintah dan petani yang mempunyai tanah girik (tidak bersertifikat) perlu difasilitasi untuk membuat sertifikat ha katas tanah (SHAT) yang dapat dijadikan jaminan/agunan. Pertemuan Akses Permodalan di Kab. Subang tanggal 25 Agustus 2015
Pertemuan Akses Permodalan di Kab. Cianjur tanggal 25 Agustus 2015
Pertemuan Akses Permodalan di Kab. Subang tanggal 25 Agustus 2015
Rapat Evaluasi Akses Permodalan tanggal 21 Oktober 2015
d. Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan (RAM IP), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 952.152.000,- (terbilang : sembilan ratus lima puluh dua
juta seratus lima puluh dua ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 933.012.000,- (terbilang : sembilan ratus tiga puluh tiga juta dua belas ribu
rupiah) atau 97,99%, dan realisasi fisik sebesar 99,69%. Output kegiatan adalah terlaksananya pelatihan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan sebanyak 350 orang.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
80
Outcome kegiatan adalah Terwujudnya Wirausaha Baru Bidang Per kebunan. Permasalahan yang terjadi adalah adanya perubahan calon peserta dikarenakan calon perserta berhalangan hadir Solusi yang diambil adalah berkoordinasi dengan kabupaten/kota terkait dengan perubahan calon peserta.
Pembukaan Wirausaha Baru Angkatan Pertama Tgl 19 Maret 2015
Berbagai aktivitas dalam Pelatihan Wirausaha Baru bidang Perkebunan
e.
Pengantar Motivasi dan Kewirausahaan oleh Tim Pengajar
Benchmarking peserta WUB ke Floating Market Lembang
Kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 566.292.000,- (terbilang : lima ratus enam puluh enam juta
dua ratus sembilan puluh dua ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 566.292.000,- (terbilang : lima ratus enam puluh enam juta dua ratus
sembilan puluh dua ribu rupiah) atau 100%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah tersedianya dokumen neraca sumber daya kebun (1 dokumen), tersedianya dokumen baku teknis penetapan dan pengawasan tata guna lahan perkebunan (1 dokumen), terlaksananya Demplot Penataan dan Penerapan
Teknologi
Pelestarian
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Lahan
Perkebunan
di
Kab.
Tasikmalaya.
81
Outcome
kegiatan
adalah
tersedianya
dokumen
acuan
pengendalian
pemanfaatan sumber daya perkebunan sebanyak 2 dokumen dan percontohan penerapan teknologi pelestarian lahan perkebunan sebanyak 1 unit (lokasi) di Kabupaten Tasikmalaya.
f.
Pembahasan Neraca Sumber Daya Kebun (NSDK)
Konsolidasi Penyusunan Baku Teknis Penetapan dan Pengawasan Tata Guna Lahan
Lokasi Demplot Penerapan Teknologi Pelestarian Lahan Kopi di Kab. Tasikmalaya
Praktek Demplot Penerapan Teknologi Pelestarian Lahan Kopi di Kab. Tasikmalaya
Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 321.750.000,- (terbilang : tiga ratus dua puluh satu juta tujuh ratus
lima puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 321.750.000,(terbilang : tiga ratus dua puluh satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah ) atau 100%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah tersedianya dokumen analisis dan visualisasi prasarana perkebunan sebanyak 1 dokumen serta terlaksananya
pembangunan
demplot
pengembangan
teknologi
prasarana
perkebunan berwawasan lingkungan sebanyak 10 unit. Outcome kegiatan adalah tersedianya
database
prasarana
perkebunan
dan
percontohan
prasarana
berwawasan lingkungan. Permasalahan yang dihadapi adalah kesulitan dalam menganalisis dan memvisualisasikan prasarana yang telah dibangun dikarenakan kesulitan dalam penelusuran arsip dokumen pembangunan prasarana terdahulu. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
82
Solusi yang diambil bekerja sama dengan petugas pembina kabupaten maupun stake holders perkebunan.
Pertemuan Koordinasi Pengembangan Teknologi Prasarana Perkebunan berwawasan lingkungan
Demplot Pengembangan Sumur Resapan
Pertemuan Penyusunan Dokumen Analisis Dan Visualisasi Prasarana Perkebunan
Peta Sebaran Prasarana Perkebunan dan Visualisasi Prasarana Perkebunan
g. Kegiatan
Pengendalian
Degradasi
Sumber
Daya
Perkebunan
dan
Gangguan Usaha Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 616.450.000,- (terbilang
: enam ratus enam belas juta empat ratus lima puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 607.147.750,- (terbilang : enam ratus tujuh juta
seratus empat puluh tujuh ribu tujuh ratus lima puluh rupiah) atau 98,49%, dan realisasi fisik sebesar 98,62%. Output kegiatan adalah terlaksananya 3 kali rapat LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
83
penanganan Gangguan Usaha Perkebunan dan Konflik Perkebunan di tingkat Provinsi dan 3 kali Pertemuan Bedah Kasus Penanganan GUP di Kabupaten; terlaksananya
Antisipasi
Pangandaran,
Ciamis,
Penanganan
DAS
Dampak
Perubahan
Tasikmalaya,
Cimanuk,
Ciliwung
Kuningan
Iklim dan
dan Citarum
di
5
Kabupaten
Subang); di
(Kab.
Terlaksananya
3 Kabupaten (Kab.
Sumedang, Bogor, dan Bandung); serta terlaksananya penanaman kelapa di pesisir pantai di Kabupaten Pangandaran dalam rangka coconut day. Outcome kegiatan adalah Terfasilitasinya penanganan gangguan usaha perkebunan di 3 Perkebunan Besar Swasta dan terlaksananya penanaman komoditas perkebunan (cengkeh) untuk antisipasi dampak perubahan iklim seluas 30 Ha dan Penanganan Daerah Aliran Sungai seluas 30 Ha, serta terlaksananya penanaman komoditas kelapa seluas 10 Ha.
Pertemuan Penanganan Konflik dan Gangguan Usaha Perkebunan Tingkat Provinsi yang dihadiri Oleh Stakeholder terkait, Petugas Kab/Kota dan Peserta dari Perkebunan Besar Swasta. Yang dilaksanakan pada tanggal 3 maret 2015
Bedah Kasus pada Pertemuan Penanganan Konflik dan Gangguan Usaha Perkebunan yang dilaksanakan Perkebunan Bojong Asih Kab. Sukabumi . Peserta Pertemuan adalah Masyarakat dan Pihak Perusahaan Perkebunan yang berkonflik, Petugas Kab/Kota dan Provinsi. Dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2015
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
84
Kegiatan Sosialisasi dan CP/CL Antisipasi dan Teknologi Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim di Kelompok Tani Giri Jaya Panumbangan Ciamis
h. Kegiatan Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 939.680.000,- (terbilang : sembilan ratus tiga puluh sembilan juta enam ratus
delapan
puluh
ribu
rupiah)
sedangkan
realisasi
anggaran
sebesar
Rp.
817.532.000,- (terbilang : delapan ratus tujuh belas juta lima ratus tiga puluh dua
ribu rupiah) atau 87,00%, dan realisasi fisik sebesar 88,94%. Output kegiatan adalah terlaksananya penguatan kelembagaan sebanyak 475 orang, terlaksananya pertemuan koordinasi
petani
tembakau sebanyak 120 orang, terlaksananya
desiminasi budidaya tanaman tembakau sebanyak 150 orang dan terfasilitasinya rakerda
APTI sebanyak 75 orang.
Outcome kegiatan adalah menguatnya
kelembagaan petani sebanyak 25 kelompok tani dan terkoordinasinya asosiasi tembakau di 16 kab/kota. Permasalahan yang terjadi adalah masih banyak kelompok tani yang mengusulkan desiminasi pengolahan (proses perajangan) karena selama ini masih menjual dalam bentuk daun sehingga pendapatan rendah, perlu pelatihan lanjutan setelah pelatihan dinamika kelompok, kesulitan waktu
dalam
pelaksanaan
pelatihan
apabila
petani
sedang
melaksanakan
penanaman tembakau; Solusi yang di ambil adalah akan diusahakan untuk diusulkan dalam anggaran tahun 2016 untuk desiminasi pengolahan, pelatihan lanjutan
setelah
dinamika
kelompok,
jadwal
pelaksanaan
pelatihan
akan
disesuaikan dengan kondisi petani di lapangan.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
85
Desiminasi teknologi budidaya tembakau tgl. 14 April 2015 di Kab. Sumedang
Mukerda APTI di Pasar Tembakau Kab. Sumedang tgl. 25 Pebruari 2015
Pertemuan Koordinasi tgl. 18 Pebruari
Pelatihan Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau di Kab. Sumedang tanggal 18 sd 20 Mei 2015
2015
i.
Kegiatan
Pengendalian
Sumber
Daya
Tanaman
Tembakau,
yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 959.650.000,- (terbilang : sembilan ratus lima puluh sembilan juta
enam ratus lima puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 959.470.000,- (terbilang : sembilan ratus lima puluh sembilan juta empat ratus
tujuh puluh ribu rupiah) atau 99,98%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan
adalah
tersedianya
dokumen
Pedoman
Teknis
Konservasi
Lahan
Tembakau sebanyak 1 dokumen; tersedianya dokumen peta kesesuaian lahan actual tanaman tembakau sebanyak 1 dokumen; tersedianya dokumen baku teknis penetapan dan pengawasan tata guna lahan tembakau sebanyak 2 dokumen; tersedianya dokumen kajian sistem informasi lahan tembakau sebanyak 1 dokumen;
terlaksananya Demplot Peningkatan efektivitas penggunaan lahan
tembakau sebanyak 12 lokasi.
Outcome kegiatan adalah Dokumen Acuan
Pengendalian Pemanfaatan Sumber Daya Lahan Tembakau sebanyak 6 dokumen
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
86
dan percontohan peningkatan efektivitas penggunaan lahan tembakau sebanyak 12 lokasi pada 2 Kabupaten (Sumedang dan Majalengka).
Konsolidasi Pengendalian Area Tanam Tembakau Berdasarkan Kesesuaian Lahan
Perumusan bahan kebijakan penetapan dan pengawasan tata guna lahan tembakau
Identifikasi Kawasan Konservasi Lahan Budidaya Tembakau
Demplot Peningkatan Efektivitas Penggunaan Lahan Tembakau di Kabupaten Sumedang
3) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan a. Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Teknologi PHT, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 633.675.600,- (terbilang : enam ratus tiga puluh tiga juta enam ratus
tujuh puluh lima ribu enam ratus rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 632.371.551,- (terbilang : enam ratus tiga puluh dua juta tiga ratus tujuh
puluh satu ribu lima ratus lima puluh satu rupiah ) atau 99,79%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya Pertemuan teknis dengan dinas terkait di 14 Kab/Kota
dan 1 kali pertemuan tingkat nasional dan 1 kali
pertemuan tingkat regional; terlaksananya 1 kegiatan open house BPTP dan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
87
tersampaikannya teknologi inovasi teknologi PHT kepada pelaku usaha agribisnis perkebunan; terselenggaranya Ekpslorasi MA dan Identifikasi OPT di 2 Kabupaten; terlaksananya Pengembangan 5 jenis APH di BPTP sebanyak 4.000 Kg APH siap aplikasi dan 1.000 Kg APH oleh petani di 5 Kabupaten; tersedianya Bibit tanaman pestisida nabati jenis Nimba sebanyak 5.000 batang siap salur ; tersedianya APH sebanyak 1.500 Kg di 3 kabupaten; terlaksananya Uji coba pengendalian OPT secara PHT tepat guna di 1 kabupaten; tersedianya Bahan informasi teknologi PHT berupa neon box sebanyak 3 buah; tersedianya leaflet sebanyak
3.125 lembar
atau 6,25 rim dan 350 eksemplar buku saku/booklet; Terserapnya inovasi teknologi
pengem-bangan
APH
metoda
metabolit
Sudirman
Purwokerto oleh 8 orang petugas
Sekunder
BPTP;
di
Universitas
tersedianya
Kebijakan
perlindungan tanaman perkebunan dan data informasi pelaksanaan kegiatan. Outcome
kegiatan
adalah
terwujudnya
koordinasi
kegiatan
perlindungan
tanaman perkebunan di BPTP dengan Dinas Kabupaten/Kota dan atau stake holders perkebunan lainnya, pertemuan teknis BPTP maupun pertemuan nasional perlindungan tanaman perkebunan, pengembangan Agens Pengendali Hayati (APH),
pengembangan bahan Pestisida nabati. Permasalahan yang terjadi
adalah beragamnya
kemampuan SDM
petani
dalam
perlindungan tanaman
perkebunan, sehingga masih diperlukannya pembinaan dan penyampaian inovasi teknologi perlindungan tanaman perkebunan; Kesulitan memprediksi karakteristik daerah sasaran pengendalian serta karakter alam, iklim, sehingga menyulitkan dalam menentukan kebijakan teknis perlindungan tanaman perkebunan dan teknis pengendalian; sifat dan jenis OPT serta inang OPT banyak kesamaan dengan tanaman pangan sedangkan proses pengendalian dan pola usaha budidaya tidak terkoordinasi sehingga terjadi keaadaan dimana tidak terputusnya siklus makanan sehingga OPT tetap berkembang biak dalam satu kawasan. Solusi yang dilakukan antara lain mendekatkan dan terus menerus menyampaikan informasi inovasi teknologi pengendalian ke lokasi sentra produksi dan atau sentra komoditas perkebunan, melalui pembentukan dan operasionalnya klinik perkebunan yang baru dibentuk di
3 kabupaten, pembentukan Brigade Proteksi Perkebunan,
penyaluran bahan dan alat pengendalian yang inovatif dan aplikatif baik melalui Dinas Kabupaten/Kota maupun langsung ke Kelompok Tani, sehingga petani lebih cepat
dan
mudah
untuk
melakukan
tindakan
pengendalian OPT
dibawah
bimbingan dan arahan BPTP; Menyampaikan dan menginformasikan keberadaan lembaga pengendalian OPT perkebunan di daerah, agar petani bisa lebih cepat melaporkan adanya serangan OPT baik serangan reguler maupun eksplosif; dilakukan upaya-upaya pengembangan bahan dan alat pengendalian yang aplikatif dan spesifik lokasi serta spesifik sasaran baik pengembangan di BPTP, tingkat LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
88
klinik (sub Unit Pelayanan) maupun di tingkat petani, sehingga pengendalian OPT dapat
berhasil
guna,
efektif
dan
efisien;
melakukan
koordinasi
untuk
menyelaraskan pemahaman dan kesepahaman waktu, biaya dan kebijakan dalam pengendalian
OPT
tanaman
perkebunan
dengan
tanaman/komoditas
non
perkebunan melalui instansi/lembaga terkait.
Pertemuan Teknis BPTP (24 Feb 2015)
Eksplorasi musuh alami dan identifikasi OPT pada tanaman kopi dan kakao di Kab. Bandung dan Kab. Ciamis
Pengembangan Agen Hayati
Open House BPTP
b. Kegiatan
Aplikasi
Teknologi
Pengendalian
Hama
Terpadu,
yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 951.510.000,- (terbilang : sembilan ratus lima puluh satu juta lima
ratus
sepuluh
ribu
rupiah)
sedangkan
realisasi
anggaran
sebesar
Rp.
947.744.070,- (terbilang : Sembilan ratus empat puluh tujuh juta tujuh ratus
empat puluh empat ribu tujuh puluh rupiah ) atau 99,60%, dan realisasi fisik sebesar 99,60%. Output kegiatan adalah terkendalinya serangan OPT pada tanaman teh,
kopi,
karet di
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Kabupaten Bandung,
Sumedang,
Purwakarta,
89
Sukabumi dan Bogor; terserapnya metode Pengendalian Hama Terpadu (PHT) tepat guna oleh petani kopi di Kabupaten Bandung Barat; tersedianya data hama dan penyakit pada tanaman perkebunan di 15 Kab/Kota. Outcome kegiatan adalah
petani
mampu dan mau menerapkan teknologi
perkebunan yang ramah lingkungan;
menurunnya
pengendalian OPT
intensitas
serangan OPT
perkebunan sampai di bawah ambang toleransi (intensitas serangan < 5%) sehingga secara ekonomis tidak merugikan petani; tersedianya paket kebijakan perlindungan tanaman perkebunan berdasarkan data hama dan penyakit yang ada.
Permasalahan yang terjadi
adalah adanya
keterlambatan pencairan
anggaran, mengakibatkan mundurnya jadwal pelaksanaan kegiatan di lapangan. Solusi yang diambil adalah efisiensi anggaran yang tersedia.
Pemeriksaan pada daerah perakaran tanaman karet yang mati diduga terkena JAP di kebun milik Pak Alijam di Desa Jugalajaya Kec. Jasinga Kab. Bogor
Aplikasi agensia hayati pada pengendalian OPT Kopi di Kabupaten Sumedang
Pembahasan Hasil Pengamatan OPT Kopi pada penerapan metode PHT tepat guna di Kabupaten Bandung Barat
Survey Lokasi Kebun Teh untuk Pengendalian OPT Teh di Kec. Pusaka Mulya, Kab. Purwakarta
c. Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 525.600.000,- (terbilang : lima ratus dua puluh lima juta enam ratus
ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 499.872.000,- (terbilang : LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
90
empat ratus sembilan puluh sembilan juta delapan ratus tujuh puluh dua ribu rupiah) atau 95,11%, dan realisasi fisik sebesar 95,11%. Output kegiatan adalah terserapnya informasi teknologi pengendalian OPT tembakau oleh petani yang tersebar di 5 kabupaten; terkendalinya OPT tembakau di 5 kabupaten. Outcome kegiatan adalah petani mampu dan mau menerapkan teknologi pengendalian OPT tembakau yang ramah lingkungan; menurunnya intensitas serangan OPT tembaku sampai di bawah ambang toleransi (intensitas serangan < 5%) sehingga secara ekonomis tidak merugikan petani. Permasalahan yang terjadi adalah DPPA terlambat sehingga berdampak terhadap mundurnya pelaksanaan kegiatan di lapangan. Solusi yang diambil adalah efisiensi waktu yang tersedia.
Pembukaan Acara Diseminasi Pengendalian OPT Tembakau di Desa Jembarwangi Kec. Tomo Kab. Sumedang
Praktek Pengamatan OPT Tembakau bersama narasumber dari Balittas di Ds. Cikawao, Kec. Pacet, Kab. Bandung
Pengamatan OPT oleh petani di Kab. Garut dan Kab. Bandung
Aplikasi Pestisida Nabati Jenis Nimba di Kab. Garut dan Kab. Majalengka
4) Program
Pemasaran
dan
Pengolahan
Hasil
Pertanian,
Perkebunan,
Peternakan, Perikanan dan Kehutanan a. Kegiatan
Pengembangan
Teknologi
Pengolahan
Hasil
Tanaman
Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 322.550.000,- (terbilang : tiga ratus dua LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
91
puluh dua juta lima ratus lima puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 318.040.000,- (terbilang : tiga ratus delapan belas juta empat puluh
ribu rupiah) atau 98,60%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya pengujian mutu produk tanaman perkebunan sesuai SNI (Kopi, Kakao, Teh, Karet, Pala dan Cengkeh). Outcome kegiatan ini adalah Terwujudnya peningkatan mutu dan nilai tambah komoditas strategis perkebunan.
Permasalahan yang terjadi belum semua daerah dan komoditi perkebunan di lakukan uji mutu. Solusi yang diambil adalah pada tahun anggaran 2016 akan dilaksanakan pengujian mutu produk komoditi perkebunan (Kopi, Kakao, Teh, Karet, Pala, Atsiri, Aren, Kelapa, dan Tembakau).
Rapat Penerapan Teknologi Pengolahan Tembakau
Pertemuan Kesesuaian Mutu Produk Ditingkat Pelaku Usaha Terhadap Persyaratan SNI
Sample Uji Mutu Sesuai SNI Produk Kopi Kelompok Tani Tugu Kab. Sukabumi
Sample Uji Mutu Sesuai SNI Produk Kakao Kelompok Tani Sukahati Kota Tasikmalaya
b. Kegiatan Perkebunan
Pemasaran Provinsi
Hasil
Jawa
Perkebunan,
Barat
dengan
yang dilaksanakan oleh Dinas alokasi
anggaran
sebesar
Rp.
1.687.881.000,- (terbilang : satu milyar enam ratus delapan puluh tujuh juta
delapan ratus delapan puluh satu ribu rupiah ) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.625.929.286,- (terbilang : satu milyar enam ratus dua puluh lima
juta sembilan ratus dua puluh sembilan ribu dua ratus delapan puluh enam rupiah) atau 96,33%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah tersedianya
data
informasi
pasar
produk
perkebunan
dari
20
kab/kota;
terlaksananya promosi dan pemasaran produk perkebunan melalui pameranLKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
92
pameran (HPS, de Syukron, HKP, dan Batam Expo); terlaksananya Bandung International Tea Festival; Terlaksananya Coconut Day dan Hari Perkebunan. Outcome kegiatan adalah Meningkatnya Pemasaran Produk Perkebunan di Pasar Domestik dan Internasional.
Monev ke Pelaku Usaha Aren dan Akar Wangi di Kab. Garut
Pameran HKP, HPS, Batam Expo dan Coconut Day
Kunjungan Ke Korea Selatan
Kunjungan Ke Kazakhstan
(26-29 November 2015)
(20-23 Desember 2015)
c. Kegiatan
Pembinaan
Pengembangan
Usaha
Perkebunan,
yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 317.220.000,- (terbilang : tiga ratus tujuh belas juta dua ratus dua
puluh ribu rupiah) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 316.966.000,(terbilang : tiga ratus enam belas juta sembilan ratus enam puluh enam ribu
rupiah) atau 99,92%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya rapat koordinasi perkebunan besar, pertemuan penilaian kelas kebun, dan pertemuan kemitraan usaha perkebunan. Outcome kegiatan adalah Terlaksananya
penilaian
kinerja
usaha
perkebunan
dan
kepatuhan
usaha
perkebunan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam rangka mendorong usaha perkebunan untuk memenuhi baku teknis usaha perkebunan guna memaksimalkan kinerja dan mendorong usaha perkebunan untuk memenuhi kewajibannya sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku. Permasalahan yang terjadi adalah permohonan data mengenai Izin Usaha Perkebunan Besar dari dinas yang membidangi perkebunan di kabupaten maupun pelaku usaha perkebunan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
93
besar belum disampaikan kembali ke Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Solusi yang diambil adalah akan melakukan pengambilan data langsung melalui kunjungan ke dinas kabupaten dan pelaku usaha perkebunan besar.
Rapat Koordinasi Perkebunan Besar Tgl 27 Februari 2015
Pertemuan Kemitraan Usaha Perkebunan Komoditas Teh dan Kopi Tanggal 26 Agustus 2015
d. Kegiatan
Pengembangan
Mutu
Peninjauan Lapangan Untuk bahan rekomendasi teknis ke Perkebunan Teh Patuahwattee PT MP Indorub Sumber Wadung
Tinjauan Lapangan untuk pertimbangan teknis perpanjangan HGU ke Kebun Citambur PT Bukit Sari Kabupaten Cianjur
Hasil
Tanaman
Tembakau,
yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.082.555.975,- (terbilang : satu milyar delapan puluh dua juta lima
ratus lima puluh lima ribu sembilan ratus tujuh puluh lima rupiah ) sedangkan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.074.275.000,- (terbilang : satu milyar tujuh puluh
empat juta dua ratus tujuh puluh lima ribu rupiah ) atau 99,24%, dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya pengujian mutu produk tanaman Tembakau sesuai SNI, terlaksananya penerapan teknologi pengolahan tembakau dalam meningkatkan daya saing, dan terlaksananya pertemuan aplikasi peningkatan
industri
hasil
tembakau
Mutu
(IHT).
Meningkatnya
Pengakuan
Internasional.
Permasalahan yang terjadi
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Outcome
Produk Tembakau di belum
kegiatan
Pasar
semua
adalah
Domestik dan
daerah diadakan 94
pertemuan aplikasi peningkatan industri hasil tembakau, Solusi yang diambil adalah pada tahun anggaran 2016 akan dilaksanakan kembali pertemuan aplikasi peningkatan industri hasil tembakau.
3.
Rapat penerapan dan Pengawasan Jaminan Mutu
Rapat Kesesuaian Mutu Produk di Tingkat Pelaku Usaha
Pertemuan Teknis Peningkatan Industri Hasil Tembakau di Kab. Bandung
Pertemuan Teknis Peningkatan Industri Hasil Tembakau di Kab. Pangandaran
Permasalahan dan Solusi a.
Permasalahan -
Jumlah petugas fungsional Pengawas Benih Tanaman masih kurang dari kebutuhan, khususnya dalam hal operasional pemeriksaan di lapangan, minimal 10 orang;
-
Ketersedian kebun sumber benih bina dan non bina bina untuk para pengguna benih masih terbatas di Jawa Barat;
-
Sarana laboratorium pengujian mutu benih masih kurang memadai dan tenaga penguji laboratorium masih kurang;
-
Kultur pola tanam budidaya tembakau di sebagian daerah Kab/Kota di Jawa Barat berbeda dengan pola tanam pada umumnya sehingga mempengaruhi pengawasan peredaran benih
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
95
-
Sebagian besar
kelembagaan petani
belum
tertata
dengan baik dalam
melaksanakan fungsi dan perannya sebagai kelembagaan asosiasi petani ataupun kelembagaan usaha tani (kelompoktani) -
Belum optimalnya sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki BPTP dalam rangka pelaksanaan pengendalian OPT, antara lain alat-alat pengendalian OPT untuk mengendalikan OPT pada tanaman produktif dengan ketinggian pohon di atas 5 meter, alat untuk pemangkasan cabang/ranting dan lain-lain sehingga dalam proses pengendalian OPT pada hamparan kebun memerlukan waktu yang cukup lama.
-
Keterbatasan SDM berdampak terhadap terhambatnya proses pelaksanaan kegiatan karena OPT yang berkembang lebih spesifik lokasi dan endemik lokasi, sehingga diperlukan ketelitian pengamatan awal untuk menentukan jenis, bahan dan dosis pengendalian.
-
Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan (GUP) belum sepenuhnya dapat diselesaikan secara menyeluruh, hal ini karena penyelesaiannya melibatkan beberapa Instansi terkait lainnya atau tidak dapat diselesaikan
sendiri oleh
Dinas Perkebunan. -
Pada lahan perkebunan rakyat masih banyak dijumpai pengelolaan komoditi perkebunan
yang
belum
sepenuhnya
memperhatikan
kaidah-kaidah
lingkungan. -
Pengusahaan komoditi perkebunan di lahan rakyat pada bagian wilayah tertentu di Jawa Barat masih dijumpai penanaman yang belum sepenuhnya sesuai dengan Agroklimat setempat.
-
Kemampuan pelaku usaha perkebunan sangat beragam, hal ini disebabkan belum optimalnya pembinaan, dan penyampaian informasi teknologi PHT sehingga berdampak terhadap lemahnya penerapan PHT dalam mengendalikan OPT pada tanaman perkebunan.
-
Penerapan aspek teknologi budidaya secara baik dan benar belum optimal.
-
Pemanfaatan lahan HGU di
Jawa
Barat belum
teratasi secara optimal
disebabkan adanya regulasi pada pertanahan yang kurang mendukung untuk melaksanakan optimalisasi lahan HGU dengan komoditi yang prospektif selain tanaman yang disesuaikan dengan peruntukan haknya. b.
Solusi -
Mengoptimalkan petugas PBT dan fungsional umum untuk aplikasi dilapangan dan mengusulkan penambahan calon fungsional PBT;
-
Melakukan kerjasama dengan Puslit/Balit dalam penyediaan kebun sumber benih untuk kebutuhan para penangkar benih;
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
96
-
Mengoptimalkan para petugas teknis fungsional PBT dan fungsional umum untuk operasional dilapangan dan mengajukan penambahan baru petugas PBT.
-
Memanfaatkan
laboratorium
yang
sudah
ada
dan
mengusulkan
sarana
bangunan laboratorium sesuai standar teknis dan mengusulkan SDM tenaga laboratorium -
Melaksanakan penjadwalan ulang pola pengawasan (sertifikasi benih tembakau dan peredaran benih tembakau).
-
Pembinaan berjenjang dan berkala dari seluruh instansi terkait di tingkat Provinsi maupun kabupaten secara berkesinambungan.
-
Penguatan modal kelembagaan petani (asosiasi maupun kelompok) dalam rangka menunjang aktivitas kelembagaan yang dikelolanya
-
Penataan kesekretariatan/kepengurusan kelembagaan petani baik secara fisik maupun administrasi
-
Peningkatan Kemampuan dan Keterampilan SDM Perkebunan melalui program pelatihan, magang atau peningkatan wawasan.
-
Perlu dilakukan adanya koordinasi dengan instansi terkait dalam pengelolaan dan penanganan Gangguan Usaha perkebunan di Jawa Barat.
-
Dalam pengembangan komoditi perkebunan maupun perluasan areal serta pengembangan perkebunan berwawasan lingkungan perlu adanya pembinaan teknis secara berkelanjutan dan intensif terhadap para pelaku perkebunan di Jawa Barat.
-
Mengupayakan pengusulan anggaran untuk penyediaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan dan kondisi lapangan untuk terlaksananya pengendalian OPT pada tanaman perkebunan secara maksimal.
-
Meningkatkan pengamatan dini agar diperoleh data dan informasi yang lebih akurat
untuk
penyiapan
bahan
pengendalian,
sarana
dan
prasarana
pengendalian lebih tepat guna dan benar belum optimal. -
Melaksanakan pembinaan dengan pola interaktif disertai demplot, uji coba atau penerapan teknologi supaya pelaku usaha perkebunan lebih mudah memahami, menguasai teknologi PHT dan lebih terinspirasi untuk menerapkan teknologi PHT secara baik dan benar.
-
Melakukan rasionalisasi antara tenaga ahli calon narasumber dengan lembaga tempat bernaung narasumber.
-
Melaksanakan apa yang sudah direncanakan dalam DPA agar alokasi anggaran yang sudah disediakan dapat dimanfaatkan
-
Untuk mengoptimalisasikan pemanfaatan lahan HGU perlu adanya regulasi untuk memayungi kegiatan masyarakat yang dapat diintegrasikan pada lahan HGU
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
97
BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN A.
Tugas Pembantuan Yang Diterima Penyelenggaraan asas
tugas
pembantuan merupakan cermin dari sistem dan
prosedur penugasan: (i) Pemerintah kepada daerah dan atau desa, (ii) dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, serta (iii) pemerintah kabupaten/kota kepada desa, untuk menyelenggarakan urusan pemerintah dan pembangunan yang disertai dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkan kepada yang memberi penugasan.
1.
Dasar Hukum Dasar hukum dari pelaksanaan tugas pembantuan ini adalah mengacu kepada
beberapa ketentuan hukum sebagai berikut: -
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
-
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
-
Peraturan
Pemerintah
Nomor
7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi
dan Tugas
Pembantuan; -
PMK
Nomor
171/PMK.02/2013
Tahun
2013
Tentang
Petunjuk
Penyusunan
dan
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran -
PMK Nomor
136/PMK.02/2014 Tahun 2014
Tentang Petunjuk Penyusunan Dan
Penelaahan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
2.
Instansi Pemberi Tugas Pembantuan Pada
Tahun
Anggaran 2015,
dana
Tugas
Pembantuan yang diterima
Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat berasal dari Kementerian Pertanian Repulik Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Perkebunan danDirektorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil. 3.
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Melaksanakan Pada Tahun Anggaran 2015, Satuan Kerja yang melaksanakan Tugas Pembantuan
tersebut adalah: -
Satker 05 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berasal Direktorat Jenderal Perkebunan (Satker 05); dan
-
Satker 07 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berasal Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil (Satker 07).
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
98
4.
Program dan Kegiatan yang diterima dan pelaksanaannya Pada Tahun Anggaran 2015, alokasi Dana Tugas Pembantuan yang diterima Dinas
Perkebunan adalah sebesar Rp 111.411.350.000,-, dengan realisasi keuangan sebesar Rp 76.855.329.021,- atau sekitar 68,98%, dan realisasi fisik sebesar 81,21%, yang terdiri dari: -
Program
Peningkatan
Berkelanjutan
Produksi,
(Satker
Dinas
Produktivitas Perkebunan
dan
Jawa
Mutu
Tanaman
Barat-05:
Perkebunan
Direktorat
Jenderal
Perkebunan), pagu sebesar Rp 109.571.450.000,-, Realisasi sebesar Rp 75.130.631.621,atau sekitar 68,57% dengan realisasi fisik 92,20%. -
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-07: Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil),
pagu sebesar
Rp
1.839.900.000,-, Realisasi sebesar Rp
1.724.697.400,- atau sekitar 93,74% dengan realisasi fisik 100%. Adapun rincian realisasi
dari
masing-masing Program dan Kegiatan tersebut, adalah
sebagaimana diuraikan berikut ini: a.
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan. 1)
Kegiatan
Peningkatan
Produksi,
Rempah dan Penyegar (TP) anggaran
sebesar
Rp.
Produktivitas
dan
Mutu
Tanaman
yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan alokasi
41.151.410.000,-
realisasi
anggaran
sebesar
Rp.
36.448.895.190,- (88,57%) dan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari kegiatan adalah terlaksananya intensifikasi tanaman kopi di Kabupaten Bandung seluas 600 ha, Bandung Barat 100 ha, dan Sumedang 100; perluasan tanaman kopi di Kabupaten Majalengka 100 ha; intensifikasi tanaman teh di kabupaten Bandung seluas 450 ha, Tasikmalaya 250 ha dan Sukabumi 450 ha; rehabilitasi tanaman teh di Kabupaten Bandung seluas 150 ha, Sukabumi 150 ha, Tasikmalaya 175 ha, Purwakarta 150 ha dan Bandung Barat 240 ha; intensifikasi tanaman kakao di Kabupaten Ciamis seluas 200 ha; rehabilitasi tanaman cengkeh di Kabupaten Tasikmalaya
seluas
200
ha;
intensifikasi
tanaman
cengkeh
di
kabupaten
Tasikmalaya 300 ha; Terselenggaranya pemberdayaan pekebun tanaman rempah dan penyegar di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Sumedang, Majalengka dan Tasikmalaya sebanyak 944 orang; Terlaksananya pemeliharaan Kebun Induk teh di Kabupaten Cianjur seluas 2 ha; Terlaksananya inisiasi pengembangan kawasan tanaman
rempah
dan
penyegar,
Indikasi
Geografis
(IG)
teh dan fasilitasi
peningkatan mutu kopi di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Sumedang dan Majalengka. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah Teraplikasikannya pupuk organik sebanyak 416.000 kg dan Attractant/ Feromone 20.000 set pada tanaman LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
99
kopi di Kabupaten Bandung, Bandung Barat dan Sumedang; Tertanamnya benih kopi arabika sebanyak 200.000 pohon
di Kabupaten Majalengka; Tertanamnya
benih teh sebanyak 4.325.000 pohon serta teraplikasikannya pupuk NPK teh sebanyak 572.500 kg di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Sukabumi, Purwakarta dan Tasikmlaya; Teraplikasikannya pupuk NPK Kakao sebanyak 70.000 kg da n Feromone sebanyak 1.200 set di Kabupaten Ciamis; Tertanamnya benih cengkeh sebanyak 13.000 pohon dan teraplikasikannya pupuk NPK cengkeh sebanyak 170.400
kg
di
Kabupaten
Tasikmalaya;
Meningkatnya
pengetahuan
dan
keterampilan pada 944 orang petani tanaman rempah dan penyegar di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Sumedang, Majalengka dan Tasikmalaya; peningkatan produksi teh dan tersedianya sumber benih teh seluas 2 ha; Tersajinya data kebutuhan pengembangan kawasan rempah penyegar; peningkatan harga jual te h dengan terbitnya sertifikasi IG Teh. Permasalahan yang terjadi terdapat kegiatan intensifikasi tanaman kakao yang tidak terlaksana seluas 50 ha akibat data CP CL yang berubah. Solusi yang diambil dana dikembalikan ke kas negara.
Tanaman teh pada kegiatan intensifikasi di Kabupaten Bandung
Pemangkasan teh pada kegiatan rehabilitasi teh di Kabupaten Bandung Barat
Benih cengkeh siap tanam pada kegiatan rehabilitasi di Kabupaten Tasikmalaya milik kelompok tani Gemah Ripah III
Penanaman cengkeh pola tumpang sari dengan palawija pada kegiatan rehabilitasi di Kabupaten Tasikmalaya
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
100
2)
Kegiatan
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas
dan
Mutu
Tanaman
Semusim (TP) yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 54.167.370.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 26.309.720.300,(48,57%) dan realisasi fisik sebesar 98,16%. Output dari kegiatan adalah: Terlaksananya perluasan tanaman tebu di Kabupaten Subang seluas 100 ha; Bongkar ratoon seluas 300 ha di Kabupaten Subang, Cirebon dan Kuningan; Rawat ratoon seluas 1.600 ha; Terfasilitasinya Operasional Tenaga Kontrak Pendamping (TKP) dan Pembantu Lapang Petugas Tenaga Kontrak Pendamping (PLP-TKP) 22 orang; Pemberdayaan pekebun dan penguatan kelembagaan petani tebu melalui orientasi
dan sosialisasi
program,
Manajemen Pelatihan dan Pendampingan,
Pelatihan Petani, Pelatihan Ketua dan Pengurus Kelompok Tani sebanyak 90 orang di Kabupaten Subang, Cirebon dan Kuningan; bantuan peralatan tebu sebanyak 56 unit; terlaksananya pengembangan Data Base Tebu Sistem On Line; Terlaksananya penanaman nilam seluas 10 ha di Kabupaten Kuningan; serta fasilitasi pemberian penghargaan kepada petani/kelompok tani berprestasi. Adapun Outcome dari kegiatan ini
adalah tertanamnya
benih tebu sebanyak
3.200 kuintal
dan
teraplikasikannya pupuk NPK sebanyak 448.000 kg di Kabupaten Subang, Cirebon dan
Kuningan;
fasilitasi
operasional
TKP
dan
PLP-TKP
Tebu;
peningkatan
pengetahuan dan keterampilan pada petani tebu sebanyak 90 orang; tersedianya peralatan tebu sebanyak 34 unit; tersedianya sarana pendukung data base tebu sistem online sebanyak 45 unit; tertanamnya benih nilam sebanyak 100.000 pohon di Kabupaten Kuningan; pemberian penghargaan kepada petani/kelompok tani berprestasi. Permasalahan yang terjadi terdapat kegiatan pemeliharaan bongkar ratoon dan rawat ratoon yang tidak dilaksanakan seluas 970 ha karena tidak ada serangan OPT Tebu yang melewati ambang batas ekonomi; pengadaan peralatan tebu antara lain grab loader sebanyak 13 unit, Fertilizer Aplicator sebanyak 5 unit, dan harvester sebanyak 5 unit tidak dilaksanakan karena tidak sesuai dengan topografi lahan tebu di Jawa Barat yang bergelombang dan belum cocok dengan teknologi budidaya tebu di Jawa Barat; pengembangan tembakau rajangan seluas 60 ha tidak dilaksanakan karena tidak tersedianya benih bina tembakau di Jawa Barat karena sesuai Pedum Teknis dari Ditjenbun harus dengan benih bina. Solusi yang diambil untuk pengembangan tanaman tembakau rajangan telah mengajukan revisi Pedum ke pusat akan tetapi mengalami penolakan; dana bansos dan lainnya yang tidak diserap dikembalikan ke kas negara;
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
101
Calon lahan bongkar ratoon tebu di Kabupaten Kuningan
Kegiatan pemupukan tebu di Kabupaten Subang
Calon lahan kegiatan rawat ratoon tebu di Kabupaten Cirebon
Calon lahan kegiatan bongkar ratoon tebu di Kabupaten Cirebon
3)
Kegiatan
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas
dan
Mutu
Tanaman
Tahunan (TP) yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.
3.303.497.000,-
realisasi
anggaran sebesar Rp. 2.929.026.350,-
(88,66%) dan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah: terlaksananya Peremajaan Karet seluas 100 ha di Kabupaten Bandung Barat; Peremajaan Kelapa seluas 500 ha di Kabupaten Pangandaran; terfasilitasinya Operasional
TKP/PLP-TKP
Revitalisasi
Perkebunan
sebanyak
1
orang;
terselenggaranya pemberdayaan pekebun tanaman tahunan sebanyak 550 orang di Kabupaten Bandung Barat, Sumedang dan Pangandaran; terlaksananya Perluasan Kemiri Sunan seluas 5 ha di Kabupaten Subang; pembangunan Kebun Induk (KI) kelapa seluas 5 ha di Karawang; pengadaan GPS tanaman tahunan sebanyak 78 unit. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah Tertanamnya benih karet sebanyak 55.000 pohon dan teraplikasikannya pupuk NPK Karet sebanyak 12.500 kg di Kabupaten Bandung Barat; tertanamnya benih kelapa sebanyak 65.000 pohon dan teraplikasikannya
sebanyak
17.500
kg;
fasilitasi
operasional
TKP
Revitbun;
peningkatan pengetahuan dan keterampilan pekebun tanaman tahunan sebanyak 550
orang
di
di
Kabupaten Bandung Barat,
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Sumedang dan Pangandaran; 102
tertanamnya benih kemiri sunan sebanyak 800 pohon di Kabupaten Subang; tertanamnya benih kelapa sebanyak 800 pohon pada Kebun Dinas di Kabupaten Cianjur.
4)
Lokasi peremajaan karet di Kabupaten Bandung Barat
Lokasi peremajaan karet di Kabupaten Bandung Barat
Lokasi peremajaan kelapa di kabupaten Pangandaran
Benih kelapa siap tanam pada kegiatan peremajaan kelapa di Kabupaten Pangandaran
Kegiatan
Pengembangan
Penanganan
Pasca
Panen
Komoditas
Perkebunan (TP) yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan dengan alokasi anggaran
sebesar
Rp.
2.614.724.000,-
realisasi
anggaran
sebesar
Rp.
2.343.840.181,- (89,64%) dan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari kegiatan ini
adalah:
Terlaksananya
penyediaan
penanganan
pasca
panen
tanaman
perkebunan sebanyak 18 Poktan; Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Usaha Perkebunan sebanyak 1 kasus; Pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan pada 10 kabupaten. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah Tersedianya peralatan penanganan pasca panen tanaman perkebunan pada 18 Poktan; terselenggaranya pertemuan Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Usaha Perkebunan 1 kali; terbinanya pelaku usaha perkebunan di 10 kabupaten.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
103
5)
Pengadaan alat pasca panen karet (Hand mangel) di Kabupaten Pangandaran
Pengadaan alat pasca panen karet (pisau sadap) di kabupaten Pangandaran
Pengadaan alat pasca panen kelapa (pongkor) di kabupaten Ciamis
Pengadaan alat pasca panen kelapa (wajan) di kabupaten Ciamis
Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (TP) yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 7.548.310.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 6.484.600.600,- (85,91%) dan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah: terselenggaranya Sekolah Lapang
Pengendalian
Hama Terpadu (SL-PHT) di Kabupaten Indramayu, Bandung Barat, Kuningan, Subang, Majalengka, Purwakarta dan Sukabumi; Antisipasi Dampak Perubahan Iklim tanaman kopi seluas 2 ha. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani tentang pengendalian hama terpadu yang ramah lingkungan di Kabupaten Indramayu, Bandung Barat, Kuningan, Subang, Majalengka,
Purwakarta
dan
Sukabumi;
adopsi
teknologi
Antisipasi
Dampak
Perubahan Iklim.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
104
6)
Pengendalian OPT Penggerek Batang di Kabupaten Kuningan
Petani mendengarkan arahan petugas Teknis BPTP sebelum melaksanakan kegiatan gropyokan tikus di kabupaten Indramayu
Kegiatan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) di Kabupaten Indramayu
Pengendalian JAP karet di Kabupaten Garut
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (TP) yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 786.139.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 614.549.000,(78,17%) dan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah: terfasilitasinya Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan
selama 12 bulan,
operasional Tim Teknis 5 bulan, operasional ULP 15 orang; pemantapan Sistem Akuntansi dan Verifikasi selama 12 bulan. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah tertibnya
administrasi
kegiatan
Dana
Tugas
Pembantuan selama
12 bulan;
pengawalan dan pembinaan kegiatan oleh tim teknis di kabupaten, tersedia data hasil sistem akuntansi yang valid selama 12 bulan. b.
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil 1)
Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik (TP) dengan pagu anggaran sebesar Rp. 371.400.000,- dan realisasinya sebesar Rp. 359.746.000,- (96,86%) dan realisasi fisiknya sebesar 100%. Output kegiatan ini adalah terlaksananya
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
105
fasilitasi pemasaran komoditi perkebunan. Outcome dari kegiatan ini adalah terwujudnya fasilitasi pemasaran komoditi perkebunan.
AGRIBUSINESS MATCHING & EXPO 2015 DI GRAND CITY CONVEX – SURABAYA (3-6 SEPTEMBER 2015)
AGRO & FOOD EXPO KE 15, JAKARTA CONVENTION CENTRE JAKARTA (14-17 MEI 2015)
FESTIVAL PRODUK PERTANIAN UNGGULAN NUSANTARA POTENSIAL EKSPOR 2015 DI SP4N JAKARTA (14-15 AGUSTUS 2015)
GELAR POTENSI DAN PENGEMBANGAN AGROWISATA DI YOGYAKARTA (28-31 MEI 2015)
2)
Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (TP) dengan pagu anggaran sebesar Rp. 1.410.000.000,- dan realisasinya sebesar Rp. 1.312.582.400,(93,09%) dengan realisasi fisiknya sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah tersedianya alat pengolahan kopi, tersedianya alat pengolahan kopi bubuk, dan tersedianya alat pengolahan aren menjadi gula semut. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah terpenuhinya alat pengolahan beserta bangunannya dalam rangka meningkatkan kualitas hasil olahan tanaman perkebunan. Permasalahan yang terjadi adanya pergeseran mata anggaran sehingga terjadi keterlambatan di beberapa pengadaan barang dan jasa. Solusi yang diambil adalah melakukan percepatan pelaksanaan kegiatan.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
106
Alat Pengepres Sabut Kelapa di Tasikmalaya
Alat Roasting Kopi di Kab. Bandung
Bangunan Pengolahan Gula Semut Aren di Kab.Sukabumi
Alat Pengolahan Gula Semut Aren di Kab. Sukabumi
3) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
P2HP (TP) dengan pagu anggaran sebesar Rp. 58.500.000,- dan realisasinya sebesar Rp. 52.369.000,- (89,52%) dengan realisasi fisiknya sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah terlaksananya dukungan manajemen terhadap program peningkatan nilai tambah, daya saing, industri hilir, pemasaran dan ekspor hasil pertanian. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah terlaksananya kelancaran kegiatan administrasi di kabupaten. 5.
Sumber dan Jumlah Anggaran Rincian jumlah anggaran dan sumbernya dari dana Tugas Pembantuan yang diterima
tahun 2015, adalah sebagaimana dijelaskan dalam tabel 5.1 berikut ini:
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
107
Tabel 5.1 Tabel Sumber dan Jumlah Anggaran Dana Tugas Pembantuan yang Diterima Tahun 2015 PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN
Jumlah Anggaran
1
Realisasi Keuangan
Realisasi
(Rp)
(%)
(Fisik)
2
3
4
5
TOTAL SATKER DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT Barat (05) DITJEN PERKEBUNAN
111.411.350.000
76.855.329.021
68,98
81,21
PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR 1 Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar (TP)
109.571.450.000
75.130.631.621
68,57
92,20
41.151.410.000
36.448.895.190
88,57
100
Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim (TP) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan (TP) Kegiatan Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan (TP) (TP) Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (TP)
54.167.370.000
26.309.720.300
48,57
98,16
3.303.497.000
2.929.026.350
88,66
100,00
2.614.724.000
2.343.840.181
89,64
100,00
7.548.310.000
6.484.600.600
85,91
100,00
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (TP) SATKER DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT (07) DITJEN PPHP PROGRAM PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, INDUSTRI HILIR, PEMASARAN DAN EKSPOR HASIL PERTANIAN 1 Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik (TP)
786.139.000
614.549.000
78,17
100,00
1.839.900.000
1.724.697.400
93,74
100,00
371.400.000
359.746.000
96,86
100,00
1.410.000.000
1.312.582.400
93,09
100,00
58.500.000
52.369.000
89,52
100,00
2
3
4
5
6
2 3
6.
Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (TP) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (TP)
Permasalahan dan Solusi Permasalahan umum dalam pelaksanaan kegiatan Tugas Pembantuan ini adalah diantaranya Penanaman tembakau seluas 60 Ha di Kabupaten Bandung, Sumedang, dan Majalengka tidak bisa dilaksanakan karena varietas benih bina yang ada tidak cocok di
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
108
tanam di lokasi tersebut dan tidak diminati petani setempat sedangkan varietas local yang ada belum dilepas menjadi benih bina; Pengadaan peralatan tebu (grab loader, vertilizer applicator dan cultivator) juga tidak dapat dilaksanakan karena topografi kebun tebu di Jawa Barat tidak memungkinkan untuk penggunaan alat tersebut; Pemeliharaan rawat ratoon tebu tidak dapat dilaksanakan karena alokasinya untuk pembelian agens hayati pengendali opt tebu (penggerek batang/pucuk) yang telah teralokasi pada kegiatan perlindungan perkebunan sehingga akan mengakibatkan overlap kegiatan, disamping itu serangan opt tersebut masih di bawah ambang ekonomi. Adapun solusi atas permasalahan tersebut adalah melakukan koordinasi dan konsultasi lebih intensif dengan berbagai pihak terkait, serta alokasi anggaran untuk sub-sub kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan disetor kembali ke KAS Negara dan dianggarkan kembali di tahun 2016 yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan. B.
Tugas Pembantuan Yang Diberikan Urusan Pemerintahan yang ditugaspembantukan kepada Kabupaten/Kota dan Desa TA 2014, yang merupakan bagian dari sub sektor perkebunan, sejauh ini tidak ada.
C.
Dana Dekonsentrasi Penyelenggaraan asas dekonsentrasi merupakan cermin dari sistem dan prosedur penugasan: (i) Pemerintah kepada daerah dan atau desa, (ii) dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, serta (iii) pemerintah kabupaten/kota kepada desa, untuk menyelenggarakan urusan pemerintah dan pembangunan yang disertai dengan kewajiban melaporkan
pelaksanaannya
dan
mempertanggungjawabkan
kepada
yang
memberi
penugasan. 1.
Dasar Hukum Dasar hukum dari pelaksanaan asas Dekonsentrasi ini adalah mengacu kepada
beberapa ketentuan hukum sebagai berikut: -
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
-
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
-
Peraturan
Pemerintah
Nomor
7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi
dan Tugas
Pembantuan; -
PMK Nomor 160/PMK.02 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Penyusunan dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
-
PMK
Nomor
112/PMK.02/2012
Tahun
2013
Tentang
Petunjuk
Penyusunan
Dan
Penelaahan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
109
2.
Instansi Pemberi Tugas Dekonsentrasi Pada Tahun Anggaran 2015, dana dekonsentrasi yang diterima Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat berasal dari Kementerian Pertanian Repulik Indonesia, mel alui Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil dan Direktorat Jenderal Sarana Prasarana. 3.
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Melaksanakan Pada Tahun Anggaran 2015, Satuan Kerja yang melaksanakan asas Dekonsentrasi
tersebut adalah: -
Satker 05 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berasal Direktorat Jenderal Perkebunan (Satker 05);
-
Satker 07 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berasal Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil (Satker 07); dan
-
Satker 08 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berasal Direktorat Jenderal Sarana Prasarana (Satker 08).
4.
Program dan Kegiatan yang diterima dan pelaksanaannya Pada Tahun Anggaran 2015, alokasi Dana Dekonsentrasi APBN yang diterima Dinas
Perkebunan adalah sebesar Rp 5.035.977.000,-, dengan realisasi sebesar Rp 4.755.388.800,atau sekitar 94,43% dengan realisasi fisik sebesar 98,43%, terdiri dari: -
Program
Peningkatan
Berkelanjutan
Produksi,
(Satker
Dinas
Produktivitas Perkebunan
dan
Jawa
Mutu Barat-05:
Tanaman
Perkebunan
Direktorat
Jenderal
Perkebunan), pagu sebesar Rp. 3.334.352.000,-, Realisasi sebesar Rp 3.277.674.000,atau sekitar 98,30% dengan realisasi fisik sebesar 100%. -
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-07: Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil),
pagu sebesar
Rp
1.201.625.000,-, Realisasi sebesar Rp
978.160.000,- atau sekitar 81,40% dengan realisasi fisik sebesar 93,41% -
Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-08: Direktorat Jenderal Sarana Prasarana), pagu sebesar Rp 500.000.000,- Realisasi sebesar Rp 499.554.800,- atau sekitar 99,91% dengan realisasi fisik sebesar 100%.
Adapun rincian realisasi
dari
masing-masing Program dan Kegiatan tersebut, adalah
sebagaimana diuraikan berikut ini:
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
110
a.
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (05) 1)
Dukungan Perlindungan Perkebunan (DK) yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 444.643.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 443.945.500,- (99,84 %) dengan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan ini adalah terfasilitasinya operasional laboratorium lapangan selama 12 bulan; operasional brigade proteksi selama 12 bulan. Adapun Outcome dari kegiatan ini
adalah terkendalinya serangan OPT pada tanaman perkebunan;
tersedianya data sebaran OPT pada 20 kabupaten/kota. 2)
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (DK) yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.889.709.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 2.833.728.500,- (98,06%) dengan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan ini adalah terfasilitasinya Administrasi
Kegiatan
Dana
Dekonsentrasi
selama
12
bulan,
pertemuan
perencanaan sebanyak 1 kali; terselenggaranya pertemuan RKA-KL Anggaran 2016 sebanyak 1 kali; pengelolaan aset dan penataan BMN selama 12 bulan; fasilitasi Data Informasi dan Statistik, fasilitasi Mantri statistik perkebunan sebanyak 560 kecamatan; monitoring dan evaluasi kegiatan selama 12 bulan serta terlaksananya pembinaan dan penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI). Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah tertibnya administrasi kegiatan Dana Dekonsentrasi selama 12 bulan; tersajinya dokumen perencanaan tahun 2016; tertibnya pengelolaan dan penataan BMN selama 12 bulan; tersajinya data informasi dan statistik; data hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan; terkendalinya pelaksanaan kegiatan dan antisipasi resiko penyimpangan. Permasalahan yang terjadi masih banyak aset tanah yang belum bersertifikat, peralatan dan mesin yang belum dihapuskan, tanah
dan
bangunan
yang
belum
dihibahkan.
Solusi yang diambil
adalah
pengalokasian biaya sertifikat pada tahun anggaran berikutnya serta berkoordinasi dengan KPKNL setempat terkait proses penghapusan dan hibah.
b.
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian (07) 1)
Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 202.000.000,-. realisasi anggaran sebesar Rp. 136.153.700,- atau 67,40% dengan realisasi fisik sebesar 90%. Output kegiatan ini adalah Output dari kegiatan ini adalah terfasilitasinya pengembangan pelayanan informasi pasar agribisnis. Outcome kegiatan adalah tersedianya data informasi pasar produk perkebunan.
Permasalahan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
yang
terjadi
adalah
belum
semua
kegiatan 111
dilaksanakan dikarenakan kurangnya sosialisasi teknis pelaksanaan. Solusi yang diambil adalah konsultasi dengan pihak terkait mengenai pelaksanaan kegiatan.
2)
Petugas PIP Penerima Fasilitas Motor
Pertemuan Evaluasi PIP
Pengelolaan Informasi Pasar
Fasilitasi Transportasi Pengumpulan Data Informasi Pasar
Kegiatan Pengembangan Pemasaran Internasional dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-. realisasi anggaran sebesar Rp. 44.308.000,- atau 88,62% dengan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan ini adalah terlaksananya pembinaan bagi kelompok tani/gapoktan untuk penetrasi ke pasar ekspor , adapun Outcome
dari
kegiatan
ini
adalah meningkatnya
wawasan petani/kelompok
tani/gapoktan.
3)
Kegiatan Pengembangan Usaha Dan Investasi dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 471.325.000,-. realisasi anggaran sebesar Rp. 438.371.050,- atau 93,01%
dengan
realisasi
fisik sebesar
100%.
Output
kegiatan ini
adalah
terlaksananya pameran, promosi, eksibisi dan perlombaan dalam negeri, adapun Outcome dari kegiatan ini adalah terjalinnya kerjasama kemitraan antara kelompok tani dengan pihak pembeli.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
112
4)
Kegiatan
Pengembangan
Pengolahan
Hasil
Pertanian,
dengan
alokasi
anggaran sebesar Rp. 254.800.000,-. realisasi anggaran sebesar Rp. 213.825.000,atau 83,92% dengan realisasi fisik sebesar 90%. Output kegiatan ini adalah terlaksananya
pembinaan,
pengawalan,
terlaksananya
pemutakhiran
database
dan pendampingan pengolahan hasil; pengolahan;
terlaksananya
optimalisasi
pengolahan hasil perkebunan; terlaksananya perencanaan kegiatan PPHP tahun 2015 dan 2016, konsultasi perencanaan ke pusat, koordinasi perencanaan ke kab/kota; terlaksananya pelaporan SAI dan BMN; terlaksananya pertemuan evaluasi ke pusat dan nasional serta workshop SIMONEV dan pelaporan; terlaksananya pengembangan pengolahan hasil
pertanian berupa fasilitasi pengolahan hasil
perkebunan komoditi kelapa di Kabupaten Tasikmalaya dan Pengolahan Gula Aren Semut di Kab Sukabumi;
adapun Outcome dari kegiatan ini adalah terpenuhinya
alat pengolahan beserta bangunannya dalam rangka meningkatkan kualitas hasil olahan tanaman perkebunan.
5)
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PPHP, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 223.500.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 145.502.250,- atau 65,10% dengan realisasi fisik sebesar 85%. Output kegiatan ini adalah terfasilitasinya Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi selama 12 bulan; terfasilitasinya pertemuan perencanaan sebanyak 1 kali; terfasilitasinya pelaporan SAI dan BMN selama 12 bulan; monitoring dan evaluasi kegiatan selama 12 bulan. Outcome dari kegiatan ini adalah tertibnya administrasi kegiatan Dana Dekonsentrasi selama 12 bulan; tersajinya dokumen perencanaan tahun 2016; tersajinya data hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan.
c.
Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian (08) 1)
Kegiatan Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian (DK) dengan alokasi anggaran sebesar Rp.72.340.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 72.220.000,(99,83%) dengan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah Kegiatan ini adalah inventarisasi data pengelolaan air di lahan perkebunan di 15 Kabupaten/Kota (Kabupaten Bandung Barat, Bandung, Bogor, Cianjur, Sukabumi, Subang, Purwakarta, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Cirebon, Garut, Ciamis, Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya). Outcome dari kegiatan ini adalah terbinanya pengelolaan air di lahan perkebunan di 15 Kabupaten/Kota. Permasalahan yang dihadapi
adalah
masih rendahnya
kesadaran masyarakat perkebunan dalam
pengelolaan dan pengembangan air dalam upaya melestarikan pembangunan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
113
berwawasan lingkungan. Solusi yang diambil adalah melaksanakan pertemuan koordinasi dan pendampingan secara berkala.
Prasarana Pengembangan Sumberdaya Air berupa bak penampungan dan pipanisasi di KT Karyatani, Ds. Pager Alam, Kec. Taraju Kabupaten Tasikmalaya. Komoditas Teh
Prasarana Pengembangan Sumberdaya Air berupa bak penampungan dan pipanisasi di KT Giritani Ds. Sukawangi, Kec. Singajaya, Kabupaten Garut, Komoditas Teh
2)
Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (DK) dengan alokasi
anggaran sebesar
Rp.
68.000.000,-
realisasi
anggaran sebesar
Rp.
68.000.000 (100 %),- dengan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan ini adalah inventarisasi data pengelolaan lahan perkebunan di 10 Kabupaten/Kota (Kabupaten Bandung Barat, Sumedang,
Garut,
pengelolaan
lahan
Bandung,
Bogor, Cianjur, Sukabumi, Purwakarta,
Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya). Outcome terbinanya perkebunan
di
10
Kabupaten/Kota.
Permasalahan yang
dihadapi adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat perkebunan dalam upaya mengantisipasi
perubahan/anomali
iklim.
Solusi
yang
diambil
melaksanakan
pertemuan koordinasi dan pendampingan secara berkala.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
114
3)
Monev Kelompoktani Barokah Tani, Ds. Mekarjaya, Kec, Sukaresmi Kabupaten Garut. Kegiatan Pengembangan Kopi Tahun 2014
Monev Kelompoktani Giriharja, Desa Pada Asih, Kec. Conggeang, Kabupaten Sumedang. Kegiatan Perluasan Tanaman Karet Tahun 2014
Monev Kelompoktani di Desa Cihurip Kabupaten Garut. Kegiatan pengerasan Jalan Produksi
Monev Kelompoktani Rahayu Desa, Mekar Rahayu Kec. Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang. Kegiatan Perluasan Tanaman Karet Tahun 2014
Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian (DK) dengan alokasi anggaran sebesar Rp.22.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 22.000.000 (100,00 %),- dengan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan ini adalah inventarisasi data pengadaan alat mesin perkebunan di 15 Kabupaten/Kota (Kabupaten Bandung Barat, Bandung, Bogor, Cianjur, Sukabumi, Subang, Purwakarta, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Cirebon, Garut, Ciamis, Tasikmalaya
dan
Kota
Tasikmalaya).
Outcome
tersedianya
data
dan
pemanfaatannya bantuan alat mesin perkebunan melalui pengadaan dari Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. Permasalahan yang dihadapi adalah masih kurangnya
ketersediaan
alat
mesin
perkebunan
dalam
rangka
menunjang
peningkatan produksi perkebunan. Solusi yang diambil pertemuan koordinasi, konsolidasi dan konsultasi dengan berbagai pihak terkait.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
115
Pertemuan Evaluasi Pembinaan Pengawalan Pupuk Bersubsidi Dan Penyusunan Data Inventarisasi Alsintan Perkebunan Bandung, 27 Oktober 2015 4)
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya dengan pagu anggaran sebesar
Rp. 303.660.000,- dengan realisasi Rp 303.334.800
(99,89%) dengan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah pertemuan koordinasi
meliputi: pertemuan perencanaan, pertemuan sinkronisasi
penertiban asset, pertemuan penyusunan SAI, pertemuan monitoring dan evaluasi, pertemuan percepatan pelaksanaan kegiatan. Outcome terwujudnya koordinasi baik dengan tingkat pusat maupun tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam rangka mendukung pelaksanaan administrasi, pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan
teknis,
pengawasan,
pendampingan,
pembinaan,
perencanaan
dan
pelaporan kegiatan lingkup Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. Permasalahan yang dihadapi adalah para pelaku usaha perkebunan belum sepenuhnya memahami tentang mekanisme perencanaan dan pengajuan proposal secara on line. Solusi yang diambil pertemuan koordinasi, konsultasi dan konsolidasi dengan berbagai pihak terkait.
Menghadiri Pertemuan Percepatan Kegiatan T.A. 2015 dan Persiapan Kegiatan T.A 2016 Ditjen PSP, ICC-Bogor 4-5 September 2015
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Mengikuti Rapat Finalisasi RKA-K/L Ditjen PSP T.A. 2016 tanggal 3-5 November 2015, Tempat The Royal Surakarta Heritage Solo
116
Rapat Pertemuan Sinkronisasi Penertiban Aset Nara Sumber dari KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang)
5)
Rapat Pertemuan Sistem Akuntansi Instansi Nara Sumber dari KPPN Bandung I (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara)
Kegiatan Fasilitasi Pupuk dan Pestisida (DK) dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 12.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 12.000.000,- (100%),- dengan realisasi kebutuhan
fisik sebesar 100%. Output kegiatan ini adalah inventarisasi data pupuk
bersubsidi
untuk
sektor
perkebunan
tahun
2016
di
15
Kabupaten/Kota (Kabupaten Bandung Barat, Bandung, Bogor, Cianjur, Sukabumi, Subang, Purwakarta, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Cirebon, Garut, Ciamis, Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya). Outcome tersedianya data alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi di 15 Kabupaten/Kota. Permasalahan yang dihadapi adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat perkebunan dalam menyusun rencana definitive kebutuhan kelompok (RDKK). Solusi yang diambil pertemuan koordinasi dan pendampingan secara berkala.
Pertemuan Diseminasi Teknologi Sarana Budidaya Narasumber dari PPTK Gambung, Bandung 17 Maret 2015
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
117
Pembinaan Penyusunan rencana definitive kebutuhan kelompok (RDKK) di Kabupaten Kuningan 6)
Kegiatan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) (DK) dengan alokasi anggaran sebesar Rp.22.000.000,realisasi anggaran sebesar Rp. 22.000.000 (100,00 %),- dengan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan ini adalah supervisi dan Pembinaan Aspek Pembiayaan melalui PUAP di 10 Kabupaten. Outcome adalah terbinanya gapoktan peserta PUAP di 10 Kabupaten/Kota. Permasalahan yang dihadapi adalah masih rendahnya akses permodalan bagi pelaku usaha perkebunan. Solusi yang diambil meningkatkan akses permodalan bagi petani dengan pihak perbankan atau lembaga keuangan lainnya.
Pembahasan PUAP Perkebunan bertempat di Sekretariat PUAP Jabar, Kantor BPTP, pada tanggal 29 September 2015
Inventarisasi dan Pendataan Peserta PUAP di Kabupaten Garut bersama Ibu Kepala Dinas dan Kepala Bidang Bina Usaha Dinas Perkebunan Kabupaten Garut 15 Oktober 2015
Pembinaan terhadap Gapoktan Mekar Asih (Komoditas Teh), Desa Banyuasih Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya 16 Oktober 2015
Pembinaan terhadap Gapoktan Pancer Mekar (Komoditas Teh), Desa Cipancar Kab Sumedang 4 Desember 2015
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
118
5.
Sumber dan Jumlah Anggaran Rincian jumlah anggaran dan sumbernya dari dana Dekonsentrasi yang diterima
tahun 2015, adalah sebagaimana dijelaskan dalam tabel 5.2 berikut ini: Tabel 5.2 Tabel Sumber dan Jumlah Anggaran Dana Dekonsentrasi yang Diterima Tahun 2015 PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN 1
Jumlah Anggaran
Realisasi
(Rp)
(%)
(Fisik)
3
4
5
TOTAL Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (05) Ditjen Perkebunan
5.035.977.000
4.755.388.800
94,43
98,43
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar
3.334.352.000
3.277.674.000
98,30
100,00
444.643.000
443.945.500
99,84
100,00
2.889.709.000
2.833.728.500
98,06
100,00
1.201.625.000
978.160.000
81,40
93,41
202.000.000
136.153.700
67,40
90,00
50.000.000
44.308.000
88,62
100,00
471.325.000
438.371.050
93,01
100,00
254.800.000
213.825.000
83,92
90,00
223.500.000
145.502.250
65,10
85,00
500.000.000
499.554.800
99,91
100,00
Kegiatan Pengelolaan Air irigasi untuk Pertanian (DK) Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (DK)
72.340.000
72.220.000
99,83
100,00
68.000.000
68.000.000
100,00
100,00
Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin
22.000.000
22.000.000
100,00
100,00
1
Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (DK)
2
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (DK) Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (07) Ditjen PPHP Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian 1 Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik (DK) 2 Kegiatan Pengembangan Pemasaran Internasional (DK) 3 Kegoiatan Pengembangan usaha dan Investasi (DK) 4 Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (DK) 5 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen P2HP (DK) Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (08) Ditjen PSP Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian 1 2
3
2
Realisasi Keuangan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
119
PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN
Jumlah Anggaran
1
2
Realisasi Keuangan
Realisasi
(Rp)
(%)
(Fisik)
3
4
5
Pertanian (DK)
4.
5.
6.
6.
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (DK) Kegiatan Fasilitasi Pupuk dan Pestisida
303.660.000
303.334.800
99,89
100,00
12.000.000
12.000.000
100,00
100,00
Kegiatan Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)
22.000.000
22.000.000
100,00
100,00
Permasalahan dan Solusi Bantuan APBN yang bersifat stimulan tidak ditindak lanjuti pada tahun berikutnya oleh
Kab/Kota melalui dana APBD II, hal ini terjadi secara terus menerus setiap tahun akibatnya program pengembangan agribisnis di perdesaan untuk dana monev sangat minim. Solusi yang dilakukan antara lain adalah setiap bantuan APBN yang bersifat stimulan perlu ditindaklanjuti melalui kegiatan pembinaan, monitoring dan evaluasi oleh dana APBD II sehingga
perkembangan kegiatan dapat diikuti perkembangannya; kemudian dukungan
anggaran Dekonsentrasi seyogyanya dikoordinasikan dengan tingkat Provinsi; Perlu adanya pengawalan
dan
evaluasi
dalam
proses
pelaksanaan
kegiatan baik ketika
kegiatan
berlangsung maupun setelah melewati tahun berjalan.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
120
BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN
A.
Kerjasama Antar Daerah Kerjasama
antar
daerah
dilakukan
melalui
Forum
MPU
dan
koordinasi
program/kegiatan lintas OPD Provinsi. Adapun beberapa kegiatan kerjasama antar daerah yang dilakukan selama tahun 2015, antara lain adalah: -
Pengawasan Mutu dan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan Bersertifikat;
-
Kunjungan kerja dalam rangka adopsi teknologi budidaya tanaman perkebunan ke beberapa daerah, antara lain: Jawa Timur, Bali dan NTB
B.
Kerjasama Daerah Dengan Pihak Ketiga Kerjasama
Daerah dengan Pihak Ketiga dalam pengertian substansi teknis
perkebunan selama kurun waktu 2015 tidak dilakukan secara khusus, kecuali terkait dengan urusan
administrasi
dan
pemeliharaan
sarana-prasarana
aparatur,
khususnya
jasa
kebersihan dan keamanan. C.
Koordinasi Dengan Instansi Vertikal di Daerah Pelaksanaan kebijakan program pembangunan sub sektor perkebunan setiap tahunnya dilakukan secara sistematis melalui tahapan perencanaan yang melibatkan banyak pihak,
baik masyarakat,
kabupaten/kota
hingga
lembaga
pemerintah sejak pemerintahan desa, kecamatan,
pemerintah provinsi,
serta
lembaga
non pemerintah seperti
perusahaan, perguruan tinggi dlsb. Rumusan kebijakan pembangunan yang dihasilkan dari mekanisme perencanaan yang sistematis tersebut dalam pelaksanaannya perlu dikawal melalui koordinasi sistem pelaporan, monitoring dan evaluasi, sehingga indikator kinerja yang telah dirumuskan pada tahap perencanaan dapat terus dikawal tolok ukur pencapaiannya secara optimal, guna mewujudkan proses pembangunan perkebunan yang berkualitas secara berkesinambungan. Berbagai upaya pengawalan pelaksanaan pembangunan sub sektor perkebunan selama tahun 2015 tersebut telah dilakukan antara lain melalui: Koordinasi monitoring antar lembaga terkait baik pusat maupun daerah (provinsi dan Kab/Kota), pelaksanaan evaluasi capaian kinerja secara bertahap (Bulanan, triwulanan, semester dan tahunan), pemantauan melalu sistem pelaporan kegiatan, yang diakhiri dengan penyusunan dokumen pelaporan (LKPJ, LPPD, LKIP, Laporan Tahunan, Laporan Sismontep, Laporan Bulanan).
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
121
D.
Pembinaan Batas Wilayah Pembinaan batas wilayah Jawa Barat, khususnya dengan wilayah Jawa Tengah, Banten dan DKI Jakarta, memiliki beberapa keterkaitan dengan kepentingan pembangunan sub sektor perkebunan, antara lain: -
Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan (Penjarahan, Kebakaran, Kerusakan Lahan, Serangan Hama Penyakit)
-
Pengawasan peredaran benih bersertifikat antar wilayah;
-
Distribusi dan pemasaran hasil produk perkebunan antar wilayah. Upaya
pembinaan batas wilayah tersebut sejauh ini dikooordinasikan oleh
sekretariat daerah, melalui panduan beberapa fokus kegiatan yang dilaksanakan lintas OPD terkait. E.
Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Berbagai kasus bencana yang bersifat gangguan usaha perkebunan (GUP) sejauh ini adalah berupa (Penjarahan, Kebakaran, Keruksakan Lahan, longsor, banjir, dan Serangan Hama Penyakit). Adapun upaya penanganan kasus bencana serupa itu telah dilakukan melalui pendekatan: sosialisasi penanganan bencana secara swadaya, penegakan peraturan dan penerapan sanksi bagi yang melakukan pelanggaran, pemberlakukan peringatan dini untuk beberapa kasus yang diperkirakan akan terjadinya bencana, serta pencegahan akibat dampak anomali iklim.
F.
Pengelolaan Kawasan Khusus Beberapa
aktivitas
pengelolaan
kawasan
khusus
yang
melibatkan
Dinas
Perkebunan selama tahun 2015, antara lain: -
Partisipasi dalam pengendalian pada DAS Citarum, DAS Cimanuk, dan DAS Ciliwung, untuk mengurangi banjir dan sedimentasi, yaitu dengan melakukan penanaman komoditas
perkebunan pada
beberapa
lokasi yang rawan bencana dan rawan
sedimentasi di sepanjang DAS-DAS tersebut. -
Persiapan pengelolaan kawasan Geopark di daerah Ciletuh Sukabumi, sebagai kawasan uji
coba
pengembangan daerah terpencil
sekaligus
penanggulangan kemiskinan
masyarakat. G.
Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum Beberapa
upaya
yang
dilakukan
oleh
Dinas
Perkebunan
terkait
dengan
penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, antara lain adalah dalam hal penanganan perselisihan pengelolaan lahan HGU oleh masyarakat sekitar perkebunan.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
122
Penanganan ketertiban umum lainnya yang dilakukan adalah berupa partisipasi dalam
berbagai
dikoordinasikan
acara oleh
penyelenggaraan
Sekretariat
Daerah
ketentraman Provinsi
Jawa
dan
ketertiban
Barat,
umum
yang
maupun keterlibatan
spontanitas dalam aktivitas masyarakat sekitar, terutama di lokasi UPTD yang tersebar di beberapa wilayah Jawa Barat.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
123
BAB VII PENGHARGAAN PENGHARGAAN YANG DITERIMA Selama kurun waktu tahun 2015 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berikut stakeholder perkebunan di Jawa Barat, telah menerima beberapa penghargaan sebagai berikut: No 1.
Nama Penghargaan Kelompok
Tani
Berprestasi
Dari Direktur
Jenderal
Perkebunan
Penerima Kel
Tani
Cucuk
Dalam Rangka
Subur
Manis
Goong,
Ds.
Susukanlebak,
Kec.
Susukanlebak,
Kab.
Hari
Perkebunan
Tingkat Nasional
Cirebon 2.
Kelompok
Tani
Berprestasi
Direktur Jenderal Perkebunan
Kel
Tani
Sindang
Huludayeuh,
Ds.
Sindanglaut,
Kec.
Lemahabang,
Kab.
Hari Perkebunan Tingkat Nasional
Cirebon 3.
LKIP mendapat nilai AA
Kementerian PAN RB
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Dinas
Perkebunan
Provinsi Jawa Barat
124
BAB VIII PENUTUP Pelaksanaan Pembangunan Sub Sektor Perkebunan Jawa Barat Tahun 2015 telah dilaksanakan dengan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perkebunan Tahun 2013-2018, Rencana Kerja (Renja) Dinas Perkebunan Tahun 2015, serta berbagai dokumen perencanaan terkait lainnya yang berlaku menurut ketentuan yang ada. Penyelenggaraan
Pembangunan Sub Sektor
Perkebunan Jawa Barat Tahun 2015
dilakukan sesuai dengan tugas pokok Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, yaitu melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah bidang perkebunan, berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan, dengan fungsi: 1.
Penyelenggaraan perumusan
dan
penetapan kebijakan teknis urusan perke bunan meliputi
produksi perkebunan, pengembangan SDM kelembagaan dan permodalan, pengembangan dan pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha perkebunan. 2.
Penyelenggaraan kelembagaan
urusan
dan
perkebunan meliputi produksi perkebunan, pengembangan SDM ,
permodalan,
pengembangan
dan
pengendalian
perkebunan
serta
pengolahan pemasaran dan usaha perkebunan. 3.
Pembinaan
dan
pelaksanaan
tugas-tugas
perkebunan
meliputi
produksi
perkebunan,
pengembangan SDM, kelembagaan dan permodalan, pengembanga n dan pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha perkebunan. Dasar kebijakan pembangunan sub sektor perkebunan dilaksanakan sejalan dengan Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2013-2018, yaitu yaitu “Jawa Barat Maju Untuk Semua”, dan kemudian dijabarkan kedalam Misi-2 RPJMD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, yaitu: “Membangun Perekonomian Yang Kokoh dan Berkeadilan”, yang memiliki Tujuan: Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan mengurangi disparitas ekonomi antar wilayah, dengan Sasaran: (1) Memperkuat pembangunan ekonomi perdesaan dan regional; (2) Meningkatnya kualitas iklim usaha dan investasi; (3) Memperkuat UMKM dan meningkatkan daya saing usaha; maka Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat telah menetapkan Visi
yang dituangkan dalam
Rencana
Strategis (Renstra) Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013–2018 yaitu “Akselerator Terwujudnya Agribisnis Perkebunan Jawa Barat yang Maju, Sejahtera dan Berdaya Saing”. Dalam rangka pencapaian Visi Dinas Perkebunan tersebut, telah ditetapkan 3 (tiga) Misi, sebagai berikut: Misi I
:
Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha Perkebunan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
125
Misi II
:
Meningkatkan Pemberdayaan Sumber Daya Perkebunan Secara Berkelanjutan
Misi III
:
Meningkatkan Mutu hasil dan Nilai Tambah Produk Usaha Perkebunan
Dari ke-tiga Misi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat sebagaimana tersebut diatas, maka tujuan pembangunan perkebunan Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut: 4)
Meningkatkan Ketersediaan Produk Perkebunan Secara Optimal Dan Berkualitas;
5)
Meningkatkan Kinerja Sumber Daya Perkebunan secara Berkelanjutan;
6)
Meningkatkan Daya Saing Produk Perkebunan; Adapun dari ke-tiga tujuan pembangunan Sub Sektor Perkebunan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2013-2018 tersebut memiliki sasaran sebagai berikut: 8)
Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditas Perkebunan;
9)
Meningkatnya Ketersediaan Benih Unggul Bersertifikat;
10) Terjaganya Proporsi Luas Minimum Eksisting Lahan Perkebunan; 11) Meningkatnya Kinerja Usaha Tani Perkebunan; 12) Menurunnya Intensitas Serangan OPT Perkebunan; 13) Meningkatnya Penerapan Sistem Jaminan Mutu Produk Perkebunan sesuai SNI; 14) Meningkatnya Volume Ekspor Produk Perkebunan. B.
Strategi dan Arah Kebijakan Daerah Dalam rangka pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran sebagaimana tersebut diatas,
maka diperlukan suatu strategi pembangunan serta arah kebijakan pembangunan yang akan menjadi acuan pelaksanaan program dan kegiatan selama kurun waktu tahun 2013-2018. Berdasarkan pertimbangan perkembangan lingkungan strategis, maka telah dirumuskan 7 (tujuh) strategi pelaksanaan pembangunan perkebunan Provinsi Jawa Barat selama tahun 20132018 sebagai berikut : 10. Optimalisasi
pemanfaatan
faktor-faktor
produksi
dan
fokus
pengembangan komoditas
perkebunan; 11. Optimalisasi pemanfaatan teknologi budidaya adaptif yang ramah lingkungan; 12. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya dan kelembagaan perbenihan tanaman perkebunan; 13. Optimalisasi
pelayanan
sertifikasi
benih
dan
pengawasan
peredaran
benih
tanaman
perkebunan; 14. Meningkatkan pengawasan alih fungsi lahan dan alih komoditas serta pengendalian degradasi sumber daya lahan perkebunan secara berkelanjutan; 15. Meningkatkan indeks NTP perkebunan sebagai refleksi dari peningkatan kinerja pelaku dan kelembagaan usaha perkebunan; 16. Menurunkan luas wilayah perkebunan yang terindikasi serangan OPT ; 17. Meningkatkan jumlah pelaku penerapan sistem jaminan mutu produk perkebunan sesuai SNI; LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
126
18. Meningkatkan penguasaan pasar ekspor dan pembinaan kemitraan usaha perkebunan Adapun kebijakan pembangunan perkebunan Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018, dengan memperhatikan aspek urusan dan kewenangan Bidang Perkebunan, dirumuskan dalam 11 (sebelas) kebijakan berikut ini: 10. Peningkatan
pemanfaatan
faktor-faktor
produksi
melalui
intensifikasi.
Rehabilitasi
dan
peremajaan komoditas strategis 11. Pengembangan kaji terap teknologi budidaya dan peningkatan dukungan sarana produksi secara berkelanjutan 12. Peningkatan
produktivitas
balai
benih
dan
pemberdayaan
penangkar
benih tanaman
perkebunan 13. Pengembangan sistem pelayanan sertifikasi yang efektif dan peningkatan pengawasan jaringan peredaran benih 14. Peningkatan koordinasi penanganan penyusutan lahan perkebunan dan pengembangan teknik konservasi sumber daya lahan serta penanganan gangguan usaha perkebunan secara berkelanjutan 15. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi pengolahan 16. Peningkatan teknologi dan sistem pengendalian hama terpadu yang efektif, efisien serta ramah lingkungan 17. Peningkatan kemampuan dalam penerapan sistem jaminan mutu produk perkebunan sesuai SNI 18. Peningkatan promosi dan pemasaran serta pembinaan kemitraan usaha perkebunan Dalam tahun 2015, dasar kebijakan pembangunan perkebunan tersebut dijabarkan kedalam: 11 program dan 45 kegiatan yang difasilitasi dengan anggaran APBD 2015, serta 3 program dan 22 kegiatan yang difasilitasi oleh anggaran APBN tahun 2015. APBD Tahun Anggaran 2015 untuk pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat adalah sebesar Rp. 60.186.742.841,-, yaitu terdiri dari Anggaran Belanja Tidak Langsung (Gaji dan Tunjangan) sebesar Rp. 18.741.796.916,- dan Belanja Langsung sebesar Rp. 41.444.945.925,Sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dari Retribusi Penjualan Hasil Kebun Dinas, yaitu sebesar Rp. 195.500.000,- Adapun untuk Belanja Langsung sebesar Rp. 41.444.945.925,- tersebut terbagi atas Belanja Pegawai sebesar Rp. 6.117.440.750,- ; Belanja Barang/Jasa sebesar Rp 29.027.416.375,-; dan Belanja Modal sebesar Rp. 6.300.088.800,-. Pada Tahun Anggaran 2015, terdapat alokasi Dana Tugas Pembantuan APBN yang diterima Dinas Perkebunan adalah sebesar Rp 111.411.350.000,-, dengan realisasi keuangan sebesar Rp 76.855.329.021,- atau sekitar 68,98%, dan realisasi fisik sebesar 81,21%. Sedangkan alokasi
Dana
Dekonsentrasi
APBN
yang
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
diterima
Dinas
Perkebunan adalah sebesar
Rp
127
5.035.977.000,-, dengan realisasi sebesar Rp 4.755.388.800,- atau sekitar 94,43% dengan realisasi fisik sebesar 98,43%. Upaya pencapaian target pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat tahun 2015 telah dilakukan secara optimal, namun berbagai kendala pelaksanaan masih ditemukan, baik bersifat teknis maupun administratif. Kondisi-kondisi serupa itu terus diupayakan perbaikannya secara berkelanjutan.
Bandung,
Januari 2016
KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,
H. ARIEF SANTOSA, SE., M.Sc. Pembina Utama Muda NIP. 19580516 198603 1 003
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
128