BAB I PENDAHULUAN
A. DASAR HUKUM Pembentukan
Kabupaten
Bangka ditetapkan
berdasarkan Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kota Praja di Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821), dan merupakan bagian dari Propinsi Sumatera Selatan. Penetapan Kota Sungailiat sebagai Ibukota Kabupaten Bangka didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1971 tanggal 19 Pebruari 1971. Namun sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kabupaten Bangka menjadi salah satu Kabupaten dari Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.
B. GAMBARAN UMUM DAERAH
1. Kondisi Geografis Daerah a. Batas Administrasi dan Luas Wilayah Wilayah Kabupaten Bangka terletak di Pulau Bangka dengan luas Wilayah lebih kurang 2.950,68 km ² atau 295.068 ha. Secara Administratif wilayah Kabupaten
Bangka
berbatasan
langsung
dengan
daratan
wilayah
Kabupaten/Kota lainnya di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu :
Sebelah Utara
: berbatasan dengan Laut Natuna.
Sebelah Timur
: berbatasan dengan Laut Natuna.
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Bangka Tengah dan Kota Pangkalpinang.
Sebelah Barat
: berbatasan dengan Kabupaten Bangka Barat.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2008
I -1
b. Topografi Tanah di daerah Kabupaten Bangka mempunyai PH rata-rata dibawah 5, didalamnya mengandung mineral biji timah dan bahan galian lainnya seperti: pasir kuarsa, kaolin, batu gunung dan lain-lain. Bentuk dan keadaan tanahnya adalah sebagai berikut :
4% berbukit seperti Gunung Maras, Bukit Pelawan, Bukit Rebo dan lain-lain, jenis tanah perbukitan tersebut adalah komplek Podsolik coklat kekuning-kuningan dan Litosol yang berasal dari Batu Plutonik masam.
51% berombak dan bergelombang, tanahnya berjenis Asosiasi Podsolik coklat kekuning-kuningan dengan bahan induk komplek Batu pasir keorsit dan Batuan Plutonik masam.
20% berubah/datar sampai berombak, jenis tanahnya asosiasi Aluvial Hedrimorf dan Glei Humus serta negosol kelabu muda berasal dari endapan pasir dan tanah liat.
c. Keadaan Iklim Kabupaten Bangka beriklim Tropis Tipe A dengan variasi curah hujan antara 72,2 hingga 410,2 mm tiap bulan, suhu rata-rata daerah Kabupaten Bangka berdasarkan data stasiun meteorologi Pangkalpinang menunjukkan variasi antara 25,7º celcius sedangkan kelembaban udara bervariasi antara 78 hingga 87%. Sementara itu intensitas penyinaran matahari rata-rata bervariasi antara 19,0 57,3% dengan tekanan udara anatara 1008,9 hingga 1010,9 mb.
d. Hidrologi Pada umumnya Sungai-sungai di Kabupaten Bangka berhulu diperbukitan yang berada dibagian tengah pulau Bangka dan bermuara di pantai laut, Sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Bangka antara lain Sungai Batu Rusa, Sungai Kota Waringin, Sungai Layang. Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai sarana transportasi dan belum bermanfaat untuk pertanian dan perikanan karena para nelayan lebih cenderung mencari ikan ke laut.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2008
I -2
Pada dasarnya didaerah Kabupaten Bangka tidak ada Danau alam, hanya ada bekas penambangan bijih timah yang luas dan hingga menjadikannya seperti danau buatan yang disebut kolong.
e. Flora dan Fauna Secara umum tumbuhan hutan di wilayah Kabupaten Bangka terdiri dari bermacam-macam kayu seperti kayu ramin,meranti, kapuk, jelutung,pulai, gelam Bitanggor, meranti rawa, cempedak air, mahang,bakau dan lain-lain sebagainya. Sedangkan disisi fauna, di kawasan hutan di wilayah Kabupaten Bangka terdapat binatang-binatang liar seperti Rusa, Beruk, Monyet, Lutung, Babi, Trenggiling, Napuh, Musang, Murai, Tekukur, Pipit, Kalong, Elang, ayam hutan dan tidak terdapat binatang buas seperti gajah, harimau dan lain sebagainya.
f. Jarak dari Sungailiat ke Ibukota Kabupaten dan Propinsi Jarak antara Sungailiat sebagai ibukota Kabupaten Bangka dengan ibukota propinsi Kepulauan Bangka Belitung dan dengan ibukota kabupaten lain serta ibukota kecamatan ditunjukkan oleh tabel I.1 berikut ini :
Tabel I.1 Jarak Ibukota Kabupaten Bangka (Sungailiat) ke Ibukota Kabupaten lain dan Ibukota Propinsi No.
Nama Kota
Jarak (Km)
Keterangan
1.
Pangkalpinang
33
Ibukota Propinsi
2.
Toboali
158
Ibukota Kab. Bangka Selatan
3.
Mentok
140
Ibukota Kab. Bangka Barat
4.
Koba
90
Ibukota Kab. Bangka Tengah
5.
54
Ibukota Kec. Belinyu
6.
Belinyu Baturusa
21
Ibukota Kec. Merawang
7.
Petaling
38
Ibukota Kec. Mendo Barat
8.
Puding Besar
32
Ibukota Kec. Puding Besar
9.
Bakam
38
Ibukota Kec. Bakam
10.
Riau Silip
42
Ibukota Kec. Riau Silip
11.
Pemali
15
Ibukota Kec. Pemali
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2008
I -3
2. Gambaran Umum Demografi
a. Jumlah Penduduk Berdasarkan hasil registrasi penduduk di Kabupaten Bangka, jumlah penduduk pada tahun 2007 sebanyak 242.010 jiwa, jumlah ini meningkat dibanding tahun 2006 yang berjumlah 237.053 jiwa atau meningkat sebesar 2,09%. Secara rinci jumlah penduduk menurut Kecamatan, luas daerah (km²) dan kepadatan per km² di Kabupaten Bangka tahun 2007 sebagaimana tertera pada tabel I.2.
Tabel I.2 Jumlah Penduduk menurut Kecamatan, luas daerah (km²) kepadatan per km² di Kabupaten Bangka Tahun 2007
1.
Sungailiat
146,38
Jumlah Penduduk (jiwa) 67,769
2.
Bakam
488,10
14,887
30
3.
Pemali
127,87
21,216
165
4.
Merawang
164,40
22,751
138
5.
Puding Besar
383,29
15.623
40
6.
Mendo Barat
570,46
37,997
66
7.
Belinyu
546,50
40,629
74
8.
Riau Silip
523,68
21.138
40
Jumlah 2007
2.950,68
242,010
82
Jumlah 2006
2.950,68
237.053
80
No.
Kecamatan
Luas Daerah km²
Kepadatan per km² (jiwa) 463
Sumber : Bangka Dalam Angka Tahun 2007
b. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dari data yang tersedia pada tahun 2007, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kabupaten Bangka relatif sama banyak yakni penduduk lakilaki sebanyak 124.891 jiwa atau sekitar 51,61% dari seluruh penduduk
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2008
I -4
dan penduduk perempuan banyak 117.119 jiwa atau 48,39% (lihat tabel I.3).
Tabel I.3. Komposisi Penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Bangka Tahun 2007
NO.
Kecamatan
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan (jiwa) (Jiwa)
Jumlah (Jiwa)
34.644
33 125
67.769
1.
Sungailiat
2.
Bakam
7 877
7 010
14.887
3.
Pemali
10.893
10.323
21.216
4.
Merawang
11.746
11.005
22.751
5.
Puding Besar
8.156
7.467
15.623
6.
Mendo Barat
19.729
18.268
37.997
7.
Belinyu
20.816
19.813
40.629
8.
Riau Silip
11.030
10.108
21.138
Jml 2007
124.891
117.119
242.010
Jml 2006
121.886
115.167
237.053
Sumber : Bangka Dalam Angka Tahun 2007
c. Struktur Penduduk menurut Kelompok Umur Berdasarkan kelompok umur, penduduk di Kabupaten Bangka cenderung didominasi kelompok umur muda 15 – 19 tahun, secara berurutan penduduk yang terbanyak terdapat pada kelompok umur 15 – 19 tahun yakni sebesar
11,73 % dari penduduk Bangka, kelompok umur 0 - 4
tahun sebesar 10,78% dari penduduk Bangka dan kelompok umur 10 – 14 tahun sebesar 10,26% dari penduduk Bangka.
Secara lebih terperinci struktur penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kabupaten Bangka tahun 2007 tertera pada tabel I.4.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2008
I -5
Tabel 1.4. Persentase Penduduk Menurut Kelompok umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Bangka Tahun 2007
Jenis Kelamin N0.
Kelompok Umur (Tahun)
Laki-laki
Perempuan
1.
0-4
11,91
9,66
2.
5-9
10,08
8,03
3.
10-14
10,59
9,94
4.
15-19
10,74
12,72
5.
20-24
11,04
8,40
6.
25-29
8,82
9,29
7.
30-34
8,07
8,21
8.
35-39
6,79
7,27
9.
40-44
4,84
6,44
10.
45-49
5,26
5,72
11.
50-54
3,56
4,86
12.
55-59
3,34
3,88
13.
60-64
1,68
1,36
14.
65 +
3,28
4,22
Sumber : Bangka Dalam Angka Tahun 2007
d. Pendidikan Di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung khususnya Kabupaten Bangka, pembangunan sektor pendidikan semakin penting dengan ditetapkannya titik berat pembangunan pada bidang ekonomi yang diiringi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan diharapkan dapat terbentuk manusia yang berkualitas sebagaimana
yang
dicita-citakan,
yang
memiliki
kemampuan
memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2008
I -6
tehnologi yang diperlukan untuk mendukung
pembangunan ekonomi,
sosial budaya dan berbagai bidang lainnya. Dengan demikian pendidikan merupakan cara untuk membangun manusia sebagai sumber daya pembangunan. Pada tahun 2007, berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka terdapat jumlah Sekolah Dasar (SD) sebanyak 174 unit yang terdiri dari SD Negeri 163 unit dan SD swasta 11 unit. Selain SD di Kabupaten Bangka juga ada SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa) yang memberikan pendidikan dan pengajaran pada anak-anak yang cenderung mengalami cacat (tuna) sebanyak 1 unit. Sementara itu untuk sarana dan prasarana pendidikan tingkat SMTP sebanyak 34 unit yang terdiri dari SMTP Negeri 24 unit dan SMTP swasta 10 unit, sedangkan tingkat SLTA terdiri dari SMU sebanyak 15 unit yang terdiri dari SMU Negeri 6 unit dari SMU swasta 9 unit dan SMK (STM) swasta 2 unit, SMK (SMEA) 7 unit yang terdiri dari SMEA Negeri 3 unit dan SMEA swasta 4 unit. Tabel I.6 berikut menampilkan data jumlah sekolah SD,SMTP,SMU baik negeri maupun swasta menurut Kecamatan tahun 2007.
Tabel 1.5. Jumlah sekolah SD,SMTP,SLTA Negeri dan Swasta di Kabupaten Tahun 2007
No.
Tingkat Pendidikan
Negeri
Swasta
Jumlah
S 1. e 2.
SD
163
118
174
SMP
24
10
34
l 3. a 4.
SMA
9
6
15
SMK (STM)
-
2
2
n 5.
SMK (SMEA)
3
4
7
Sumber : Bangka Dalam Angka Tahun 2007
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2008
I -7
Selanjutnya berdasarkan data jumlah guru dan murid, di Kabupaten Bangka hingga tahun 2007 jumlah guru yang bernaung dibawah Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka seluruhnya 3.266 orang. Guru-guru tersebut diantaranya mengajar di TK sebanyak 193 orang, SD dan SDLB sebanyak 1.788 orang, guru SMP sebanyak 554 orang ( SMP Negeri 449 orang dan SMTP Swasta 105 orang), guru SMA sebanyak 321 orang (SMA negeri 173 orang dan SMA swasta 148 orang), guru SMK (STM) swasta sebanyak 69 orang, guru SMK (SMEA) sebanyak 233orang (SMEA Negeri 100 orang dan SMEA swasta 133 orang), Murid sekolah yang ada di Kabupaten Bangka berdasarkan tingkat pendidikan yaitu murid Sekolah Dasar sebanyak 31.557orang (SD Negeri 29.534 orang dan SD Swasta 2.023 orang), SMP sebanyak 8.787 orang (SMP Negeri 7.207 orang dan SMP swasta 1.580 orang), SMA sebanyak 4.460 orang (SMA Negeri 2.853 orang dan SMA swasta 1.607 orang), STM swasta sebanyak 350 orang, SMEA sebanyak 2.530 orang (SMEA Negeri 901 orang dan SMEA Swasta 1.629 orang).
3. Kondisi Ekonomi
a. Potensi Unggulan Daerah Secara umum perekonomian Kabupaten Bangka dalam beberapa tahun kedepan masih akan didominasi oleh empat sektor utama yang menjadi Unggulan Daerah. Masing-masing berdasarkan peringkatnya adalah:
(1)
pertambangan
dan
penggalian;
(2)
pertanian;
(3)
perdagangan, hotel dan restoran sebagai representasi sektor pariwisata; serta (4). industri pengolahan. Kontribusi keempat sektor ini sangat dominan
dalam pembentukan Pendapatan Domestik Regional Bruto
(PDRB) Kabupaten Bangka. Distribusi persentase PDRB harga berlaku Tahun 2007, seperti yang tersaji pada tabel berikut dapat menjustifikasi fakta kondisi perekonomian tersebut.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2008
I -8
Tabel I.6 Potensi Unggulan Daerah Perekonomian Kabupaten Bangka Tahun 2007 (%)
No
Lapangan Usaha
Kontribusi PDRB
Real Growth
1 2 3
Pertambangan dan Penggalian Pertanian Perdagangan, Hotel dan Restoran Industri Pengolahan
26,06 23,58 18,70
2,24 4,89 6,31
9,01
1,58
4
Tabel diatas memperlihatkan bahwa secara agregat, perekonomian Kabupaten Bangka sangat di dominasi oleh keempat core sector tersebut dengan kontribusi 77,35 % dari total PDRB, dengan laju pertumbuhan yang bervariasi dari 1,58 persen hingga 6,31 persen Potensi kontributor daerah
Unggulan
Daerah
PDRB terbesar
yaitu
adalah
pertama
sekaligus
sektor yang menjadi karakteristik
Pertambangan dan Penggalian dengan
seperti pertambangan timah,
sebagai
produk utama
penggalian pasir kuarsa, penggalian tanah
kaolin dan pasir bangunan lainnya. Pada tahun 2007 konstribusi sektor ini berdasarkan harga berlaku adalah 26,06 %. Tingginya kontribusi sektor ini dikarenakan kondisi geologis Kabupaten Bangka yang sangat kaya dengan
kandungan
mineral
bumi.
Saat
ini,
disamping
tambang
inkonvensional yang banyak diusahakan oleh masyarakat, terdapat juga PT Timah sebagai perusahaan besar yang mengelola penambangan. Meskipun memberikan kontribusi besar, namun pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian ini menunjukkan trend yang terus menurun. Jika pada tahun 2005, pertumbuhannya mencapai 6,37 %, maka pada
tahun
2007,
pertumbuhannya
Pertumbuhan yang negatif
hanya
mencapai
2,24
%.
menunjukkan bahwa sektor ini tidak dapat
terus-menerus dijadikan andalan perekonomian. Hal ini disebabkan karena tingkat produksi yang terus berkurang, harga output yang fluktuatif,
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2008
I -9
sifatnya yang unrenewable serta daya degradasi lahan dan lanscape yang sangat tinggi. Potensi Unggulan Daerah kedua
dalam perekonomian
sekaligus menjadi prime mover adalah sektor pertanian yang didominasi sub sektor perkebunan dengan kontribusi sebesar 23,58 %. Disebut prime mover karena sektor ini mampu (1) memberikan kontribusi besar dalam perekonomian, baik ditinjau dari aspek harga berlaku, harga konstan, tanpa timah maupun dengan timah, (2) memiliki derajat kepekaan dan derajat penyebaran yang tinggi dan (3) merupakan sektor utama yang banyak
memberikan
keunggulan
utama
pengaruh sektor
positif
pertanian
terhadap yang
sektor
lain.
menjadikannya
Tiga selalu
memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian daerah adalah (i) input produksinya yang sebagian besar domestic resource base, (ii) memiliki tingkat backward and forward linkage yang tinggi dengan sektorsektor lainnya, serta (iii) output-nya yang export oriented. Dengan ke tiga keunggulan ini, sektor pertanian menjadi sektor yang paling tahan terhadap krisis ekonomi dan moneter. Bahkan hingga saat ini, sebagian besar komoditi dan devisa ekspor Kabupaten Bangka berasal dari sektor pertanian, terutama yang berasal dari komoditi perkebunan dan perikanan. Hal lain yang menjadikan sektor pertanian sebagai prime mover adalah laju pertumbuhannya yang juga terus meningkat dari 4,61 % di tahun 2005 menjadi 4,67 % di tahun 2006 dan 4,89 % di tahun 2007. Meskipun meningkat, namun jika dilihat lebih detail, peningkatan pertumbuhan
tersebut tidak beranjak dari level 4 persen. Relatif
lambannya pertumbuhan ini disamping disebabkan karena lambatnya perkembangan teknologi produksi, juga sangat dipengaruhi oleh terus menurunnya tingkat harga jual beberapa komoditi utama seperti lada, karet dan sawit, serta pada saat yang bersamaan, tingkat harga input produksi utama seperti pupuk dan sarana produksi lainnya cenderung terus meningkat. Untuk lebih meningkatkan kontribusi dan pertumbuhan, maka pengembangan sektor pertanian di masa depan seharusnya diarahkan pada pengembangan agroindustri. Hal ini sangat mungkin untuk
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2008
I -10
dilakukan, karena sektor pertanian memiliki ingkat backward and forward linkage yang tinggi. Potensi Unggulan Daerah ketiga dalam perekonomian dengan kontribusi sebesar 18,70 % terhadap PDRB adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, yang notabene merupakan representasi dari sektor pariwisata. Selama beberapa tahun terakhir, sektor perdagangan, hotel dan
restoran
perekonomian.
selalu
memberikan
Tingginya
kontribusi
kontribusi ini
dominan
disebabkan
terhadap
karena
secara
tradisional, Kabupaten Bangka merupakan daerah dengan transaksi jasa yang tinggi dan di dukung sector pariwisata yang banyak menjadi tujuan utama wisatawan, dengan disertai berbagai potensi, baik kondisi alam maupun sosial budaya masyarakat yang mendukung serta letak strategis antar pulau sebagai tempat untuk pertemuan-pertemuan penting, olahraga dan istirahat. Konsekwensi logis dari tradisi pariwisata tersebut
adalah
cepat tumbuhnya subsektor perdagangan dan restoran serta tingginya tingkat hunian hotel-hotel dan penginapan yang ada. Faktor
lain
yang
menyebabkan
tingginya
kontribusi
Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran, adalah karena sektor ini merupakan salah satu sektor yang digerakkan oleh Sektor Pertambangan dan Pertanian. Fluktuasi yang terjadi di Sektor Pertambangan dan Pertanian akan diikuti juga oleh fluktuasi di Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Kondisi ini terlihat jelas dari sisi pertumbuhan ekonomi sektoral. Dalam tiga tahun terakhir, sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang terus meningkat dari 4,61 % di tahun 2005 menjadi 4,67 % di tahun 2006 dan 4,89 % di tahun 2007. Trend peningkatan ini juga diikuti oleh pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang juga terus meningkat dari 5,90 % di tahun 2005 menjadi 6,24 % di tahun 2006 dan 6,31 % di tahun 2007. Di masa depan , diperkirakan kontribusi dan pertumbuhan sektor ini akan semakin meningkat berjalan linear dengan peningkatan industri pariwisata dan penurunan kontribusi sektor-sektor yang unrenewable resource base. Potensi Unggulan Daerah
keempat dalam perekonomian
Kabupaten Bangka adalah sektor industri pengolahan yang seluruhnya
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2008
I -11
berasal dari
kegiatan industri pengolahan non migas dengan kontribusi
dalam pembentukan PDRB
sebesar
9,01
%. Kegiatan industri
pengolahan didominasi oleh industri logam dasar besi dan baja, yang di dominasi industri timah olahan (smelter), disusul oleh industri makanan dan minuman, industri pupuk kimia dan barang dari karet, serta industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya. Dari sisi pertumbuhan terlihat bahwa dalam tiga tahun terakhir, Sektor Industri mengalami penurunan yang relatif tinggi. Pada tahun 2005, laju pertumbuhan masih mencapai 4,92 %, namun pada tahun 2007, perumbuhannya hanya mencapai 1,58 %. Penyebab utama penurunan adalah karena perkembangan sektor ini masih sangat tergantung pada perkembangan Sektor Pertambangan. Penurunan pertumbuhan Sektor Pertambangan dipastikan akan juga menurunkan pertumbuhan Sektor Industri yang secara faktual masih mengandalkan industri logam dasar, besi dan baja dengan smelter atau peleburan timah sebagai tulang punggungnya. Dari gambaran perekonomian diatas dapat diprediksi bahwa dalam beberapa tahun kedepan ketika deposit timah sudah habis terkuras, maka Potensi
Unggulan
Daerah
dan
posisi
pembentukan PDRB Kabupaten Bangka
relatif
sektor-sektor
dalam
akan mengalami pergeseran.
Potret kondisi perekonomian tanpa timah ini sekaligus juga memberikan gambaran bagaimana prospek perekonomian di masa depan. Sektor Pertanian dan Perdagangan, Hotel dan Restoran tetap akan mendominasi, sedangkan Sektor Pertambangan dan Industri diperkirakan tidak lagi menjadi bagian Potensi Unggulan Daerah yang bisa dikembangkan, sebagai gantinya pengembangan perekonomian harus diarahkan kepada sektor bangunan, sektor jasa-jasa dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Untuk mempercepat proses pembangunan ekonomi di masa depan, mulai Bangka
sudah
beberapa tahun terakhir, pemerintah Kabupaten
mulai
mempersiapkan
infra
dan
suprastruktur
pengembangan sektor-sektor prospektif yang akan menjadi Potensi Unggulan Daerah beberapa tahun kedepan, melalui beberapa kegiatan pembangunan dan berbagai regulasi yang dapat dijadikan akseleratornya.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2008
I -12
b. Pertumbuhan Ekonomi/ PDRB Stabilitas perekonomian adalah prasyarat dasar untuk tercapainya peningkatan kesejahteraan rakyat melalui pertumbuhan yang tinggi dan peningkatan kualitas pertumbuhan. Stabilitas perekonomian ini sangat penting untuk memberikan kepastian berusaha bagi para pelaku ekonomi. Perekonomian
yang
tidak
stabil
menimbulkan
biaya
tinggi
bagi
perekonomian dan masyarakat. Ketidakstabilan ini akan menyulitkan masyarakat, baik swasta maupun rumah tangga, untuk menyusun rencana ke depan. Di sisi lain, Inflasi yang tinggi menimbulkan biaya yang sangat besar kepada masyarakat. Beban terberat akibat inflasi yang tinggi akan dirasakan oleh penduduk miskin yang mengalami penurunan daya beli. Inflasi yang berfluktuasi tinggi menyulitkan pembedaan pergerakan harga yang disebabkan oleh perubahan permintaan atau penawaran barang dan jasa dari kenaikan umum harga-harga yang disebabkan oleh permintaan yang berlebih. Akibatnya terjadi alokasi inefisiensi sumber daya. Meskipun cenderung
perkembangan
uncontrollable
perekonomian
makro
karena
regional,
perekonomian sangat nasional
Kabupaten
dipengaruhi dan
oleh
internasional,
Bangka kondisi tetapi
mengingat pentingnya stabillitas ekonomi makro bagi kelancaran dan pencapaian sasaran pembangunan daerah, Pemkab Bangka bertekad untuk terus menciptakan dan memantapkan stabilitas ekonomi makro daerah dengan berusaha menjaga stabilitas ekonomi makro dan mencegah timbulnya fluktuasi berlebihan di dalam perekonomian. Secara detail, kondisi perekonomian makro Kabupaten Bangka pada tahun 2006 dan 2007 sebagai salah satu dampak pelaksanaan APBD yang diindikasikan oleh; (1) Produk Domestik Regional Bruto(PDRB); (2) distribusi PDRB ; (3) pertumbuhan ekonomi; (4) pendapatan per kapita; dan (5) inflasi. tersaji pada tabel berikut;
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2008
I -13
Tabel I.7. Kondisi Perekonomian Makro Kabupaten Bangka
Indikator Perkonomian PDRB (Jutaan Rupiah)
Harga Berlaku (HB)
Harga Konstan (HK)
TH.2006
Th.2007
2.879.652
3.291.772
1.686.111
1.764.891
54,26
53,42
Distribusi PDRB HB sisi penggunaan (%)
Konsumsi Masyarakat
14,35
14,18
Konsumsi Pemerintah
18,84
18,29
Investasi
12,55
13,98
Net Ekspor
Distribusi PDRB HB Sisi Produksi (%)
Sektor Primer
50,55
49,64
Sektor Skunder
16,94
17,77
Sektor Tersier
32,51
32,58
4,24
4,67
Pertumbuhan Ekonomi (%) Pendapatan Perkapita (Rp)
Harga Berlaku (HB)
11.238.809
6.580.614
Harga Konstan (HK)
12.381.646
6.638.449
7,11
9,21
Tingkat Inflasi (%)
Dari tabel diatas terlihat bahwa kondisi perekonomian makro Kabupaten Bangka pada tahun 2007 mengalami perbaikan. Pada tahun 2007 PDRB rata-rata
atas dasar harga berlaku mencapai sebesar Rp
3.291.772 juta rupiah atau meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2006 yang hanya sebesar Rp 2.839.741 juta rupiah. Sementara itu PDRB 2007 berdasarkan harga konstan berjumlah
Rp 1.764.891 juta rupiah
yang juga meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar Rp 1.635.521 juta rupiah.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2008
I -14
Struktur penggunaan kabupaten Bangka tahun 2007 masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga dengan porsi 53,42 persen. Komponen kedua terbesar dalam penggunaan adalah PMTB dengan porsi 15,91 persen, diikuti komponen konsumsi pemerintah sebesar 14,18 persen, komponen ekspor netto sebesar 13,97 persen dan komponen perubahan stok sebesar 2,38 persen serta lembaga swasta nirlaba sebesar 0,13 persen. Sebaran PDRB HB dari sisi produksi masih didominasi oleh sektor primer (sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian) dengan kontribusi sebesar 49,64 persen. Sektor sekunder yang meliputi sektor Industri Pengolahan, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih serta Sektor Bangunan pada tahun 2007 memberikan kontribusi sebesar 17,77 persen. Sementara Sektor tersier pada tahun tersebut memberikan kontribusi sebesar 32,68 persen Pada tahun 2007 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bangka berdasarkan harga berlaku sebesar 3.291 milyar rupiah atau tumbuh sebesar 14,31 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan berdasarkan harga konstan, yang mencerminkan produksi kotor riil daerah, produk domestik regional bruto Kabupaten Bangka tahun 2007 sebesar 1.764 milyar rupiah sehingga pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 4,67 persen. Berdasarkan harga berlaku PDRB per Kapita 2007 dengan Migas maupun Tanpa Migas adalah sebesar Rp. 12.381.646,- atau naik sebesar 10,17 persen dibandingkan Rp. 11.238.809.- pada tahun 2006, Sementara berdasarkan harga konstan baik dengan migas maupun tanpa migas PDRB per kapita Kabupaten Bangka tahun 2007 sebesar Rp. 6.638.449,- atau naik sebesar 0,88 persen dari Rp. 6.580.614,- pada tahun 2006. Peningkatan besaran-besaran PDRB peningkatan
laju pertumbuhan ekonomi.
ternyata juga membawa Pertumbuhan ekonomi yang
mencerminkan pertumbuhan ekonomi riil, meningkat dari 4,24 persen di tahun 2006 menjadi 4,67 persen pada tahun 2007. Dalam perekonomian makro, pertumbuhan ekonomi yang terjadi di suatu daerah, jika tidak di ikuti oleh pertumbuhan jumlah penduduk yang lebih tinggi, dipastikan akan dapat meningkatkan pendapatan per kapita yang merupakan salah
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2008
I -15
satu indikator kesejahteraan ekonomi masyarakat. Pendapatan per kapita Kabupaten Bangka pada menunjukkan peningkatan dari Rp. 11.238.809 menjadi Rp. 12.381.646. Faktor ekonomi lain yang sangat mempengaruhi perekonomian adalah inflasi.
Pada tahun 2007 sektor-sektor yang ada dalam
penghitungan PDRB secara keseluruhan mengalami inflasi sebesar 9,21 persen. Angka inflasi tahun 2007 ini relatif lebih tinggi dari angka inflasi tahun 2006 yang mencapai 7,11 persen. Secara sektoral, dua dari sembilan sektor mengalami inflasi relatif tinggi yakni lebih dari 10 (sepuluh) persen di tahun 2007 yaiitu sektor bangunan dan sektor jasa.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2008
I -16