LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR-RI
DALAM RESES MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 2010-2011 KE PROVINSI SULAWESI UTARA TANGGAL 15-16 DESEMBER 2010 =============================================
I. PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM: 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; pada perubahan Pertama Pasal 20, Pasal 20 A, Pasal 23; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; 3. Peraturan DPR RI Nomor 01/DPR RI/I/2009-2010 tentang Tata Tertib; 4. Keputusan Rapat Intern Komisi V DPR-RI tanggal 23 November 2010 tentang Persiapan Pelaksanaan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI pada reses Masa Persidangan II Tahun Sidang 2010-2011 Ke Provinsi Sulawesi Utara. B. Maksud dan Tujuan Kunjungan Kerja Spesifik : 1. Maksud Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI adalah: a. Untuk melakukan pengawasan secara spesifik terhadap persiapan sarana dan prasarana dalam mendukung pelaksanaan Angkutan Natal 2010 dan Tahun Baru 2011.. b. Untuk meninjau dan mengetahui kesiapan koordinasi lintas sektoral dalam menghadapi penyelenggaraan Angkutan Natal 2010 dan Tahun Baru 2011. c. Untuk mengetahui peningkatan aspek keselamatan, keamanan, ketepatan waktu dan kenyamanan bertransportasi dalam Angkutan Natal 2010 dan Tahun Baru 2011 d. Untuk meninjau dan mengetahui permasalahan–permasalahan terkait penyelenggaraan Angkutan Natal 2010 dan Tahun Baru 2011. e. untuk memastikan hadirnya program/kegiatan strategis dan skenario antisipasi mitra kerja di Sulawesi Utara f. Untuk menyerap aspirasi di masyarakat terkait kesiapan infrastruktur dalam menyambut perayaan Natal 2010 dan Tahun Baru 2011 di Provinsi Sulawesi Utara. 2. Tujuan dilaksanakannya Kunjungan Kerja Spesifik adalah dalam rangka melaksanakan Fungsi dan Tugas Dewan. Berdasarkan Peraturan DPR RI Nomor 01/DPR-RI/I/2009-2014 tentang Tata Tertib, pada Pasal 53 tentang Tugas Komisi, dimana disebutkan bahwa: 1. Tugas Komisi dalam pembentukan undang-undang (legislasi) 2. Tugas Komisi di Bidang Anggaran (Budgeting) 3. Tugas Komisi di bidang Pengawasan 1
Utamanya terkait dengan Tata Tertib DPR RI Pasal 53 ayat (3) tentang Tugas Komisi antara lain pada: butir a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, termasuk anggaran pendapatan dan belanja negara serta peraturan pelaksanaannya yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya; butir c.
Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah.
Selain itu, terkait pula dalam Tata Tertib DPR RI Pasal 54 ayat (3) huruf f tentang ”Komisi dalam menjalankan tugas sebagaimana dalam pasal 53 ayat (3), dan tindak lanjut pengaduan masyarakat, dapat”: ”Mengadakan kunjungan kerja dalam masa reses, atau apabila dipandang perlu, dalam masa sidang dengan persetujuan pimpinan DPR yang hasilnya dilaporkan dalam rapat komisi untuk ditentukan tindak lanjutnya”.
II. WAKTU DAN DAERAH KUNJUNGAN KERJA Dalam masa reses persidangan II Tahun Sidang 2010-2011, Kunjungan Kerja dilaksanakan pada tanggal 15-16 Desember 2010 di Provinsi Sulawesi Utara .
III. KOMPOSISI TIM Komposisi Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI Ke Provinsi Sulawesi Utara adalah sebagai berikut; NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
NO. ANGG. A-144 A-271 A-560 A-553 A-227 A-264 A-409
DRA. YASTI SOEPREDJO MOKOAGOW H. MUHIDIN MOHAMAD SAID, SE, MBA MICHAEL WATTIMENA, SE, MM DRS. UMAR ARSAL IR. BAMBANG SUTRISNO H.M. MALKAN AMIN IR. H. RENDHY A. LAMADJIDO, MBA
A-337 A-141 A-72 A-311 A-154
IRVANSYAH, SIP A. TAUFAN TIRO, ST DRS. ARIFINTO H. USMAN JA'FAR DRS. MOHAMMAD TOHA, S.SOS, M.Si
A-20
NUR ISWANTO, SH, MM
NAMA
FRAKSI
KETERANGAN
F-PAN F-PG F-PD F-PD F-PG F-PG F-PG F-PDIP F-PAN F-PKS F-PPP F-KB F-GERINDRA
KETUA TIM ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA
Dari Sekretariat Komisi V DPR RI : 1 2
AAN YULIANINGSIH, S.Sos IR. M. HASBI AZIS, M.Si
SEKRETARIAT TENAGA AHLI
Mitra Kerja Komisi V DPR RI yang mendampingi adalah dari: - Departemen Pekerjaan Umum - Departemen Perhubungan
2
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 1.
Ir. MUHAMMAD IQBAL PANE, MT
2.
Ir. H. NURDIN SAMALIA
3. 4.
Ir. SUHARYANTO, MM
DIREKTUR BINA PELAKSANA WILAYAH III, DITJEN BINA MARGA KEPALA BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL VI MAKASAR KASUBDIT WILAYAH II, DITJEN BINA MARGA
ROMEO, AH
PENGHUBUNG PU
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 1 E.A. SILOOY 2 ADI KARSYAF 3 WAHYUDONO 4 SYAFRUDIN 5 MADE SUARTIKA 6 EVA AMIR 7 EDI KUNCORO 8 BETA MARGUNADI 9 10 11
EKO P SUGIATNO SUKATNO
DIREKTUR ANGKUTAN UDARA KASUBDIT ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI KASIE ANGKUTAN UDARA NIAGA BERJADWAL LN KASUBAG ANALISA DAN EVALUASI DITJEN HUBUD KASUBDIT JARINGAN TRANSPORTASI JALAN HUBDAT KASUBAG AE BIRO PERENCANAAN KASUBAG TU DEP. BIRO UMUM KASIE RANCANG BANGUN PELABUHAN SDP DITJEN HUBDAT STAF BIRO UMUM STAF PUSKOM Wartawan TVRI
Selain itu, kami juga didampingi rekan-rekan wartawan lainnya.
IV. OBYEK/ SASARAN KUNJUNGAN KERJA: Komisi V DPR RI melakukan peninjauan, pertemuan, penyerapan aspirasi, dialog, dan melakukan komunikasi intensif dengan pemerintah daerah, masyarakat luas serta Instansi yang terkait dengan mitra kerja Komisi V DPR RI di Provinsi Sulawesi Utara. Secara umum, obyek yang ditinjau Tim Kunker Komisi V DPR RI saat di Provinsi Sulawesi Utara adalah sebanyak 11 kegiatan/ Proyek, dengan obyek khusus sebagai berikut: 1) Peninjauan Kesiapan di Bandara Sam Ratulangi, untuk mencermati Paparan dari PT Angkasa Pura I, Pelindo, dan dinas terkait persiapan menyambut perayaan Natal dan Tahun Baru di Sulawesi Utara, dilanjutkan Peninjauan Lapangan Persiapan Pelayanan Angkutan Natal 2010 dan Tahun Baru 2011. 2) Peninjauan ke Pelabuhan Bitung 3) Perjalanan menuju ruas-ruas jalan: - Kairagi – Mapangat - Airmadidi – Kairagi - Kauditan – Airmadidi - Kauditan – Aertembaga - Dalam Kota Bitung - Kairagi – Batas Kota Manado - Bitung Manado 4) Peninjauan Terminal Malalayang
3
V.
TEMUAN-TEMUAN TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK Secara umum, Pemerintah telah berusaha menyiapkan sarana dan prasarana infrastruktur untuk mengantisipasi perayaan Natal 2010 dan Tahun Baru 2011. Obyek yang dikunjungi oleh Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Utara, walau secara teknis telah diupayakan beberapa antisipasinya, namun di beberapa obyek, ditemui berbagai kendala yang berpotensi tidak maksimalnya program kesiapan Pemerintah tersebut. Secara khusus, obyek yang dikunjungi, mempunyai jalinan dengan persiapan infrastruktur secara lebih luas. Bahkan, jalinan tersebut telah menjadi mata rantai yang saling berinteraksi dengan sejumlah proyek yang masih berjalan, proyek yang masih direncanakan, bahkan proyek yang berpotensi untuk diusulkan pembangunannya di masa mendatang. Berikut, adalah uraian dari sejumlah temuan yang dikelompokkan menurut obyek Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI, dan ekspos paparan Mitra Kerja, data yang diberikan oleh Mitra Kerja Komisi V DPR RI serta temuan langsung saat kunjungan di lapangan:
5.1. FASILITAS BANDARA SAM RATULANGI MANADO KONDISI UMUM PENGELOLA STATUS LOKASI LUAS LAHAN JAM OPERASI
: : : : :
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) SEJAK TAHUN 1990 BANDARA UMUM INTERNASIONAL 15 KM TIMUR LAUT KOTA MANADO 234 HA 07.00 – 21.00 WITA (H24 ON REQUEST)
FASILITAS UTAMA PENDUKUNG PERGERAKAN PESAWAT DAN PENUMPANG
4
FASILITAS UTAMA PENDUKUNG KESELAMATAN DAN KEAMANAN PENERBANGAN 1. FASILITAS KESELAMATAN PENERBANGAN: • ALAT BANTU NAVIGASI PENERBANGAN (1 unit NDB & 2 Unit DVOR ( tanpa radar) • ALAT BANTU PENDARATAN 2 unit Instrument Landing System • CATU DAYA LISTRIK 3 unit Genset @ 500 KVA (beban bersih saat ini 1.800 KVA) 2. FASILITAS KEAMANAN PENERBANGAN • X-RAY SECURITY DETECTOR 6 unit (tanpa cadangan) • SECURITY CONTROL CENTRE 74 kamera (rekaman 72 jam) • PERTOLONGAN KECELAKAAN - CAT VII - Combine Agent Type I 9.000L, Foam Tender Type I 9.000L - Norse Tender Morita Type II 4.000L - Ambulance - Comando Car PENINGKATAN BANDARA
FASILITAS
KESELAMATAN
PENERBANGAN
DAN
PELAYANAN
KESELAMATAN PENERBANGAN NO
PENGEMBANGAN FASILITAS 1 OVERLAY RUNWAY 18-36
TAHUN 2010-2011
KETERANGAN DALAM PROGRES
2 PEMBANGUNAN DAINASE SISI TIMUR DAN 3 UNIT POS JAGA
2010
100%
3 PENGADAAN KENDARAAN PKP-PK 1 UNIT TYPE COMBINE 4 PEMBUATAN RESA 90m X 90m (APBN) 5 PEMBANGUNAN APRON SELATAN 11.036 M2 (APBN)
2010-2011
DALAM PROGRES
2010 2010
DALAM PROGRES DALAM PROGRES
PENINGKATAN PELAYANAN NO
TAHUN
KETERANGAN
1 PENGADAAN 1 UNIT WATER SOFTENER KAPASITAS 3000 LITER UNTUK COOLING TOWER (AC CENTRAL)
PENGEMBANGAN FASILITAS
2010
100%
2 REKONDISI 3 UNIT GARBARATA
2010
DALAM PROGRES
3 PERLUASAN BOARDING LOUNGE INTERNASIONAL DAN PEMBUATAN PICK UP ZONE
2010-2011
DALAM PROGRES
4 PENGADAAN 3 UNIT ESCALATOR DAN FOODCOURT AREA
2010-2011
DALAM PROGRES
5 PENGADAAN 1 UNIT TRAFO DAYA 1250 KVA
2010-2010
DALAM PROGRES
6 PENGADAAN DAN PEMASANGAN 1 UNIT CHILLER AC CENTRAL 300 TR 7 RENOVASI TOILET
2010-2011
DALAM PROGRES
2010
DALAM PROGRES
5
-
Dalam rangka mewujudkan Visi Bandara Sam Ratulangi, menjadi pintu gerbang udara terpercaya di Kawasan Brunei, Indonesia, Malaysia dan Philipina-East Asean Growth Area Bimp-Eaga) dengan misi penyelenggaraan pelayanan jasa navigasi penerbangan dan jasa ke Bandarudaraan yang berkualitas dalam upaya mendukung arus dan wisatawan pelaku bisnis ke Sulut. Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2009-2013 PT. Angkasa Pura I menetapkan Bandara Sam Ratulangi sebagai North Gateway menuju Asia dan Asia Timur. Untuk itu diadakan perluasan Boarding Lounge Internasional seluas 544 m 2,, pembangunan pickup zone dan koridor seluas 378m2 dan relokasi Foodcourt sebagai bagian dari upaya meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa.
-
Khusus dalam persiapan menyambut Natal dan Tahun Baru, Bandara Sam Ratulangi melakukan: 1. Pembentukan Posko yang melibatkan Polri dan TNI pada H-7 sampai dengan H+7 2. Kampanye keselamatan di daerah apron 3. Koordinasi pelayanan : a. Airlines terkait dengan oct (overall clearance time) atau kecepatan layanan bagasi dan atr (air craft turn round) atau ketepatan pelayanan darat b. Transportasi darat (taksi bandara)
TEMUAN UNTUK BAHAN PENGAWASAN SELANJUTNYA: 1) Peralatan Radar di Air Traffic Control (ATC) dan Tower, sudah perlu diagendakan pergantian peralatan; 2) Selain itu, dalam rangka meningkatkan tingkat keselamatan moda transportasi udara, maka diperlukan kesiapan Air Traffic Control (ATC) dan Navigasi Penerbangan, termasuk penaatan prosedur standar, kompetensi dan sertifikasi kapasitas sumber daya manusia serta jam kerja; 3) Sumber Daya Manusia untuk pelayanan lalu lintas penerbangan (Air Traffic Services) baik di tower dan ATC, perlu peningkatan dan manajemen yang terpisah dari fungsi operator PT Angkasa Pura, karena menyangkut keselamatan dan keamanan penerbangan yang sebenarnya merupakan tanggung jawab negara. 4) Peningkatan peran informasi BMKG terkait prediksi kondisi cuaca; 5) Perlunya kesiapan antisipasi pasokan listrik dan cadangannya dengan mengagendakan pergantian sejumlah peralatan catu daya dan UPS; 6) Telah dilakukan koordinasi untuk penanganan masalah keamanan, ketertiban dan kenyamanan Penumpang di Bandara, termasuk upaya pencegahan percaloan tiket, termasuk permainan oknum maskapai terhadap delay penerbangan, pembayaran ganda, dan pengenaan harga tiket atas keterlambatan yang merugikan konsumen pengguna jasa; 7) Perlu peningkatan kuantitas dan kompetensi SDM di Bandara Sam Ratulangi, termasuk sertifikasi SDM operator di bandar udara, sesuai ketentuan internasional di bidang penerbangan.
6
5.2. KESIAPAN PELABUHAN BITUNG 1)
Kondisi eksisting Pelabuhan Bitung, meliputi : Panjang Alur : 9 Mil; Lebar Alur : 600 Meter; Kedalaman Minimum : 16 Meter; Luas Kolam Pelabuhan : 4,32 Ha; Kedalaman Kolam Minimum : 7 Meter; Kedalaman Kolam Dermaga : 7 Meter; Kecepatan Angin : 6 Knot; Kecepatan Arus : 3 Knot; Tinggi gelombang : 1 Meter Pasang Surut : High Water Spring : 1,43 Meter Low Water Spring : 0,46 Meter Tambatan : 1.410 Meter Dermaga Samudera : 602 Meter Dermaga IKD : 148 Meter Dermaga Nusantara : 600 Meter; Dermaga Petikemas : 182 Meter Dermaga Lokal : 60 Meter Dermaga LCT : 20 Meter Kapal Pandu : 2 unit Kapal Tunda : 2 unit
2)
Komodit ekspor Sulawesi Utara melalui Pelabuhan Bitung yaitu : kopra, minyak kelapa/minyak goreng, bungkil, tepung kelapa, arang tempurung, batang kelapa/produk meuble, sabuk kelapa/produk kerajinan, ikan tuna segar, ikan kaleng, ikan kering, jagung, cengkeh, fanili dan produk turunannya.
3)
Fasilitas Terminal Petikemas Bitung Dermaga Kedalaman di Dermaga Container Yard CFS Reefer Plug Container Crane (CC) Rubber Tyred Gantry Reach Stacker Head Truck & Chassis Forklift 5 ton
4)
: : : : : : : : : :
182 Meter - 10 LWS 30.000 M2 1.200 M2 48 Plugs 2 unit 4 unit 2 unit 7 unit 3 unit.
Pengembangan dermaga peti kemas pelabuhan Bitung TA. 2009 Pekerjaan pelebaran dermaga segmen I dan II (5x 110) M2, pengadaan dan pemancangan tiang pancang baja segmen III 84 titik;
7
5)
Alokasi anggaran sebesar Rp. 33.642.270.000, dengan realisasi keuangan Rp. 32.001.156.480 (94,12%), sedangkan untuk fisik posisi 30 November 2009 realisasi sebesar 100,00%.
Kinerja Operasional Pelabuhan Bitung PELAYANAN KAPAL
No. 1. 2. 3.
Pelayaran Luar
Negeri
Pelayaran
Kapal General Cargo Kapal Bag Cargo Kapal Curah Cair
60 jam 50 jam 50 jam
Kapal Petikemas Kapal General Cargo Kapal Bag Cargo Kapal Curah Cair
Dalam Negeri 55 jam 60 jam 50 jam 50 jam
PRODUKTIVITAS No. 1. 2. 3. 4. 5.
Terminal Bongkar Muat
Petikemas 25 Box/CC/Jam
Terminal Petikemas General Cargo Bag Cargo Curah Cair Curah Kering
Konvensional 12 Box/C/Jam 18 Ton/Gang/Jam 20 Ton/Gang/Jam 40 Ton/Jam (Pipa) 35 Ton/Jam
Kementerian Perhubungan, menyiapkan sejumlah Pelabuhan, termasuk Pelabuhan Bitung untuk mengantisipasi lonjakan penumpang dan barang dalam penyelenggaraan Hari Natal 2010 dan Tahun Baru 2011. Adapun kesiapan Pelabuhan Bitung selain teknis, antara lain: A. Hari Natal 25 Desember 2010 dan Tahun Baru 1 Januari 2011 sebagaimana pengalaman tahun-tahun sebelumnya akan terjadi lonjakan arus penumpang pada H - 15 s.d H+15. B. Arahan dan petunjuk Menteri Perhubungan kepada PT. Pelabuhan Indonesia I, II, III & IV (Persero) yang setiap tahunnya selalu disampaikan agar siap mengantisipasi dan membantu kelancaran arus penumpang menyambut Hari Natal 25 Desember 2010 dan Tahun Baru 1 Januari 2011. C. Di Tahun 2010 ini, diperkirakan lonjakan arus embarkasi dan debarkasi penumpang yang tinggi akan terjadi pada Pelabuhan yaitu: Makassar, Balikpapan, Bitung, Ambon, Sorong, Jayapura, Parepare dan Manokwari.
Kesiapan Fasilitas Pelabuhan Bitung, tercermin pada: A. Fasilitas Embarkasi/Debarkasi yang meliputi: - dermaga dengan prioritas untuk kapal penumpang; - gedung terminal penumpang dan ruang pengantar penjemput maupun ruang informasi; - lapangan parkir kendaraan pengantar dan penjemput; dan - tersedianya rambu-rambu petunjuk embarkasi/debarkasi penumpang
8
B. Fasilitas Bongkar Muat Barang yang meliputi: - Kesiapan dermaga; - Kesiapan gudang dan lapangan penumpukan; - Kesiapan peralatan bongkar muat barang; - Kesiapan tenaga operasional lapangan dengan mengatur waktu cuti karyawan; dan - Kesiapan fasilitas darurat seperti kursi roda dan kotak P3K. C. Fasilitas Pelayanan Kapal yang meliputi: - Tambatan; - Pandu dan Tunda; - Air Kapal; - Bunker BBM, khusus di pelabuhan Makassar dan Bitung. Selain kesiapan teknis sarana dan prasarana, Pelabuhan Bitung juga mempersiapkan kesiapan operasional dengan cara: A. Para pejabat (General Manager, Manager dan Asisten Manager) / petugas di cabang siap melakukan pemantauan di lapangan. B. Pembentukan Tim Pemantau/Pengendalian di Kantor Pusat dan cabang PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero). C. Pembentukan posko pelayanan 24 Jam, meliputi kegiatan : 1. Pemantauan kegiatan embarkasi dan debarkasi penumpang; 2. Pemantauan bongkar muat barang (termasuk petikemas); 3. Koordinasi dengan pihak terkait; 4. Pengendalian; 5. Membuat laporan. Evaluasi dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, juga dilakukan di Pelabuhan Bitung, antara lain: A. Penumpukan penumpang di terminal penumpang disebabkan terlambatnya kedatangan kapal dari jadual kapal yang ditetapkan, akibatnya penumpang banyak mengeluh dan marah-marah yang tidak jelas tujuannya, apakah kepada Pihak PT Pelni atau PT Pelindo. Antisipasi yang ditempuh: Mengintruksikan cabang pelabuhan di PT Pelindo IV untuk menempatkan papan informasi jadwal kunjungan kapal, tujuannya untuk memberikan kemudahan calon penumpang setelah dikoordinasikan dengan perusahaan pelayaran terkait dan mencegah kebosanan para calon penumpang, maka Pihak PT Pelindo beserta instansi terkait dan keagenan kapal menyiapkan hiburan berupa band beserta penyanyinya. B. Masih banyak kerumunan pengantar penjemput di dermaga sehingga mengakibatkan terjadi kemacetan pada saat debarkasi/embarkasi. Antisipasi yang ditempuh : Mengharapkan Pihak Adpel dan pihak agen bertindak tegas dan dapat menurunkan sebagian penumpang serta tidak diberangkatkan bilamana kapal masih melebihi kapasitas penumpang.
9
C.
Masih Adanya kendaraan roda empat dan roda dua yang selalu parkir di depan pintu dermaga sehingga terjadi kemacetan. Antisipasi yang ditempuh : Mengharapkan Pihak Adpel dan pihak agen bertindak tegas dan dapat menurunkan : Melakukan koordinasi dengan pihak KPLP dan KP3 setempat dengan mengarahkan para pengantar/penjemput tidak masuk di area dermaga bahkan di Pelabuhan Tarakan telah menggunakan personil aktif TNI Angkatan Laut untuk melakukan penjagaan sehingga tidak ada lagi orang atau kendaraan yang bebas keluar masuk dermaga.
D. Terjadinya kelebihan penumpang di atas kapal; sehingga mengakibatkan penumpang berdesak-desakan di atas kapal bahkan penumpang kebanyakan berada dipinggir kapal. Antisipasi yang ditempuh : Melakukan koordinasi dengan pihak KPLP dan KP3 setempat dengan mengarahkan kendaraan tersebut ke tempat parkir yang tersedia dan lapangan penumpukan yang tidak terpakai sehingga tidak terjadi kemacetan untuk embarkasi/debarkasi penumpang. E.
Terjadinya penumpukan kendaraan di areal parkir yang tidak teratur sehingga memacetkan kendaraan yang akan keluar. Antisipasi yang ditempuh : Melakukan koordinasi dengan pihak KP3 dan KPLP maupun petugas parkir untuk mengatur kendaraan di area parkir supaya memberikan jalan bagi kendaraan yang akan keluar sehingga tidak terjadi kemacetan atau penumpukan kendaraan di area parkir.
TEMUAN UNTUK BAHAN PENGAWASAN SELANJUTNYA: 1.
Perlunya peningkatan pelayanan angkutan laut pada terminal penumpang terutama untuk fasilitas pelayanan sisi darat dan di kapal harus memperhatikan dan memprioritaskan keselamatan dan keamanan penumpang, memperhatikan kelaikan kapal dan mengecek Surat Ijin Berlayar dan manifest penumpang oleh Syahbandar setempat.
2.
Perbaikan ataupun pembangunan fasilitas di dermaga, sedapat mungkin tidak mengganggu aktivitas bongkar, muat, pindah peti kemas.
3.
Perlu peningkatan kuantitas dan kompetensi SDM yang mengoperasikan peralatan-peralatan.
5.3. KESIAPAN PT ASDP DALAM TRANSPORTASI PENYEBERANGAN -
PT ASDP Indonesia Ferry, memperkirakan lonjakan/puncak arus muatan akan terjadi pada H- 5 (20 Des 2010) di Lintas Bitung - Melonguane (181 MILE); Peningkatan Muatan (Penumpang Dan Kendaraan) Diperkirakan Naik 10% Dari Angkutan Natal 2009; Jumlah Armada Siap Operasi Dalam Rangka Angkutan Natal 2010 Dan Tahun Baru 2011 berjumlah 3 (Tiga) Armada Kapal PT. ASDP dan 2(DUA) armada kapal milik BUMD; 10
-
-
-
Antisipasi lonjakan pada H-5 untuk lintas Bitung- Melonguane akan dilayani dengan penambahan trip dari jadwal penugasan sepanjang muatan dan kondisi cuaca mendukung; Sementara 2 (dua) kapal milik BUMD melayani lintas Bitung-Siau (70 MILE) dilayani 4 trip seminggu dan Bitung- Lembeh (1 MILE) dilayani sesuai kebutuhan dengan pola “penuh berangkat”; Penyelenggaraan Angkutan Natal 2010 & Tahun Baru 2011 PT. ASDP dibawah koordinasi Administrator Pelabuhan Bitung. PT ASDP juga mengawasi beberapa titik kritis untuk diantisipasi, yaitu: 1. Prediksi adanya peningkatan volume kepadatan angkutan Penumpang : 11% Kendaraan roda dua : 12% Kendaraan roda empat : 14% 2. Dipergunakan Dermaga Plengsengan Pelabuhan Penyeberangan Bitung bila dibutuhkan. 3. Kapasitas Ruang tunggu hanya muat maximal 30 orang. 4. Dispensasi Penumpang yg diijinkan hanya = 279 orang dari kapasitas yang ada 479 orang, sedangkan khusus Bitung – Melonguane diprediksi mencapai 1.100 orang pada puncak Angkutan Natal 5. Jarak pelayaran 212 Mil rentan dengan cuaca buruk 6. Fasilitas Pelabuhan belum ada Gang way sehingga bila hujan menjadi kendala untuk embarkasi/ Debarkasi khususnya Penumpang. 7. Karakteristik lintasan banyak muatan curah.
11
Perbandingan Angkutan Natal 2009 dan Tahun baru 2010 dengan Rencana Angkutan Natal 2010 dan Tahun baru 2011 di Pelabuhan Bitung, dapat terlihat pada tabel berikut
TEMUAN UNTUK BAHAN PENGAWASAN SELANJUTNYA: 1.
Pada beberapa kasus, barang curah (utamanya 9 barang pokok) jarang diangkut karena dianggap tidak efektif dan tidak ada tempat khusus untuk itu, padahal masyarakat sering mengangkat barang curah karena fasilitas kendaraan angkut pada saat menjelang Natal dan Tahun Baru, memasang tarif yang tinggi. Sehingga masyarakat tidak terlayani. Contoh: di lintasan Bitung-Pananaru.
2.
Perlunya peningkatan kompetensi SDM utamanya bagi penyeberangan, termasuk terlatih dalam penanganan kecelakaan.
3.
Perlu peningkatan pelayanan kepada pengguna, utamanya dalam memberi ”rasa aman”, karena akses masuk dan keluar Pelabuhan, terbilang mudah dan rawan dari sisi keamanan.
operator
12
5.4. TERMINAL MALALAYANG 1)
Terminal Malalayang satu-satunya terminal yang berada di Sulut yang melayani antar Kota, Kabupaten dan Provinsi. Terminal tersebut berlokasi di bagian selatan yaitu di Malalayang II Kota Manado merupakan lokasi yang sangat strategis. Untuk meningkatkan pelayanan transportasi, dibutuhkan pengembangan dan perbaikan kerusakan-kerusakan yang ada agar bisa melayani trayek-trayek antar kota dalam provinsi maupun antar provinsi;
2)
Terminal Malalayang adalah terminal tipe A mulai dioperasikan pada tahun 1991, mempunyai luas ± 1,5 Ha dengan kondisi bangunan kantor permanen dengan fasilitas terminal berupa : tempat parkir kendaraan, tempat tunggu penumpang, bangunan kantor-kantor lantai yang berfungsi sekaligus sebagai menara pengawas, pintu keluar masuk kendaraan, pos pengamanan, toilet, kios-kios dan agen PO;
3)
Terminal Malalayang dapat menampung sekitar 300 unit kendaraan yang melayani 17 trayek AKDP dan 3 trayek AKAP. Untuk trayek AKDP antara lain jurusan : Malalayang – Tanawangko, Manado – Amurang, Manado – Modoinding, Manado – Tompaso Baru, Manado – Inobonto, Manado – Kotamobagu, dan Manado – Doloduo. Sedangkan trayek AKAP : Manado – Gorontalo, Manado – Palu, dan Manado - Makassar;
4)
Peningkatan fasilitas operasional terminal AKAP Malalayang Manado berupa pembangunan fisik terdiri dari : Gedung utama terminal, kantor dan fasilitas umum/perkantoran bertingkat 12 meter x 16 meter = 192 x 2 lantai = 364 m2; Shelter : samping kiri ; 5,5 m x 36 m = 198 M2, samping kanan : 5,5 M x 36 M = 198 M2, shelter/selasar kendaraan : 22 x 11,76 m = 258 M2; Pagar : panjang 70 M dan pengaspalan : luas 1.200 M2.
TEMUAN UNTUK RAPAT PENGAWASAN BERIKUTNYA: 1. Pihak Perhubungan Darat dan Polda setempat serta otorita terminal telah melakukan koordinasi untuk tindakan Pencegahan dan penindakan percaloan tiket, pencegahan masalah keamanan dan kenyamanan penumpang di Terminal; dan 2. Telah ada pendirian Posko Pengaduan, namun belum terlihat Posko Tunggu Keberangkatan dan Istirahat 13
5.5. RUAS JALAN Secara umum, informasi kebinamargaan provinsi Sulawesi Utara TA 2011, adalah sebagai berikut: 1.
Luas wilayah
:
15,272.18
Km2
2.
Jumlah Penduduk
:
1,967,436
Jiwa
3.
Panjang Jalan Nasional
:
1,319.231
Km.
4.
Kondisi Jalan Nasional per Status Oktober 2010: Baik : 854.061 Km . Sedang : 277.579 Km . Rusak Ringan : 88.811 Km . Rusak Berat : 98.780 Km .
5.
Jembatan
:
6.
Jalan Lintas Lintas Barat
: :
689.765 Km 331.861 Km
Lintas Timur
:
357.904 Km
7.
7.
Penanganan T.A. 2010
713
Efektif (Km)
buah
12,414.22
Efektif (M)
Fung. (Km)
meter
Anggaran (Rp)
Pembangunan Preservasi P. Sulawesi Kep. Sangihe Talaud SKPD
: : : : :
22.61 13.76 9.80 3.96 6.79
577.00 10.00 10.00 -
1,064.06 879.66 184.40 231.15
178,250,508.00 78,529,536.00 60,660,456.00 17,869,080.00 20,975,338.00
Total 2010
:
43.16
587.00
1,295.21
277,755,382.00
Penanganan T.A. 2011
Efektif (Km)
Efektif (M)
Fung. (Km)
Anggaran (Rp)
Satker Pelaksana Wil I Satker Pelaksana Wil II Satker Pelaksana Wil III
: : :
35.89 53.72 11.15
537.00 180.80 220.00
408.52 445.74 227.24
304,433,138.00 284,794,769.00 96,525,716.00
SKPD
:
2.00
-
191.14
14,303,020.00
Total 2011
:
102.76
937.80
1,272.64
700,056,643.00
Peninjauan sejumlah ruas ruas jalan jalur Natal 2010/Tahun Baru 2011, yang berkaitan langsung dengan Bandara Sam Ratulangi di Mapanget, dan Pelabuhan Laut Bitung, yaitu: • Kairagi – Mapanget, sepanjang : 7,522 Km. • Airmadidi – Kairagi , sepanjang : 12,077 Km. • Kauditan – Airmadidi, sepanjang : 7,116 Km. • Kauditan Aertembaga, sepanjang : 6,464 Km. • Dalam Kota Bitung, sepanjang : 13,636 Km. • Kairagi – Bts. Kota Manado, sepanjang : 2,366 Km. • Bitung – Manado : 49,181 Km. Total panjang jalan yang dikunjungi yaitu: 98,362 Km.
14
Selain itu, juga sekaligus melihat hasil pelaksanaan pekerjaan Peningkatan Jalan: Paket : Bitung – Manado – Worotican, (Seksi Manado – Bitung).
Pergerakan lalu lintas di Prvinsi Sulawesi Utara dilayani oleh Jalan Nasional sepanjang 1.319,231 Km. yang dari sisi peranan jalan dan kondisi jalan dapat disampaikan sebagai berikut :
Dari sisi fungsi dan kondisinya jalan Nasional di Provinsi Sulawesi Utara dapat disajikan sebagai berikut:
Jalan Lintas Barat di Provinsi Sulawesi Utara dapat disajikan sebagai berikut :
15
Jalan Lintas Timur di Provinsi Sulawesi Utara dapat disajikan sebagai berikut :
Jalan Penghubung Lintas di Provinsi Sulawesi Utara dapat disajikan sebagai berikut :
JALAN LINTAS Peranan jalan lintas Sulawesi sangat strategis bagi pengembangan dan kemajuan wilayah Sulawesi pada khususnya dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) pada umumnya ditinjau dari berbagai aspek politik, sosial budaya, ekonomi dan hamkamnas. Status jalan Nasional pada Lintas Barat dan Lintas Timur berada di provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, maka dengan hal tersebut diatas provinsi Sulawesi Utara mempunyai 2 (dua) jalan lintas dan 1 (satu) jalan penghubung lintas yaitu : I. Jalan Lintas Barat II. Jalan Lintas Tengah III. Jalan Penghubung Lintas Jalan Lintas Barat Jalan lintas ini terletak dibagian utara Propinsi Sulawesi Utara yang membujur dari Atinggola sampai Bitung dan juga merupakan jalan Nasional dengan panjang jalan 333,861 Km. Secara terperinci seperti dalam tabel.
16
Jalan Lintas Timur Jalan lintas ini terletak dibagian selatan Propinsi Sulawesi Utara membujur dari Batas Kota Bitung (Airtembaga) sampai Taludaa dengan panjang jalan 357,904 Km dan juga merupakan jalan Nasional.
Untuk Ruas-ruas jalan yang ditinjau, relatif berada dalam kondisi baik, termasuk hasil sebagian hasil pelaksanaan pekerjaan Peningkatan Jalan: Paket : Bitung – Manado – Worotican, (Seksi Manado – Bitung). Kegiatan yang dilakukan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dalam menghadapi NATAL 2010 dan Tahun Baru 2011: Pemeliharaan Rutin telah dioptimalkan Kegiatan konstruksi aktivitasnya diselesaikan pada H-5 Mengoptimalkan kegiatan preservasi, terutama kegiatan pemeliharaan rutin Peningkatan pengamanan pada kegiatan konstruksi yang masih ada. Pemasangan rambu pada lokasi tertentu. Penempatan Satgas Bencana Alam pada lokasi-lokasi rawan bencana
TEMUAN UNTUK RAPAT SELANJUTNYA 1.
Sejumlah ruas yang didatangi telah siap mendukung kelancaran arus lalulintas angkutan Natal 2010 dan Tahun Baru 2011. Namun, lebar jalan yang ada, di kemudian hari menjadi catatan untuk dilebarkan.
2.
Potensi kemacetan di ruas-ruas dalam kota dan kondisi kerawanan bencana harus diantisipasi dengan meningkatkan koordinasi lintas sektoral agar tidak mengganggu pergerakan distribusi orang dan barang.
VI. REKOMENDASI Provinsi Sulawesi Utara, dari hasil Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI, membutuhkan kuantitas dan kualitas pembangunan infrastruktur di segala bidang, baik secara fisik, sarana, prasarana. Secara umum, kesimpulan sementara hasil kunjungan kerja ke Provinsi Sulawesi Utara, adalah sebagai berikut: bahwa Mitra Kerja Komisi V DPR RI dalam mengantisipasi arus mudik maupun arus balik Angkutan Natal 2009 dan Tahun Baru 2010 dari dan ke Provinsi Sulawesi Utara, cukup baik, dengan beberapa catatan penyempurnaan langkah ke depan. Beberapa saran/masukan Tim Komisi V DPR-RI berkenaan dengan kunjungan kerja spesifik persiapan Angkutan Natal 2009 dan Tahun Baru 2010 ke Provinsi Sulawesi Utara, juga diingatkan kepada Pemerintah, agar dapat memberikan layanan prima kepada masyarakat, antara lain:
17
A. Terminal Bus 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pentingnya manajemen kelancaran dan ketertiban antrian bus di terminal; Masalah kondisi/kelaikan kendaraan dari masing-masing operator; Pelaksanaan pencegahan percaloan tiket; Pencegahan dan Penindakan kenaikan harga tiket yang tidak wajar; Masalah keamanan dan kenyamanan penumpang di Terminal; dan Pendirian Posko Tunggu Keberangkatan dan Istirahat;
B. Prasarana Jalan dan Jembatan 1. Progres sejumlah kegiatan pembangunan, termasuk pekerjaan perbaikan, pengerjaan jembatan, dan gorong-gorong pada saat hari-hari menjelang Natal dan Tahun Baru, masih disertai dengan sejumlah potensi masalah kemacetan. Sehingga diperlukan koordinasi lintas instansi Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perhubungan, dan Kepolisian, untuk bersatu padu dalam pelaksanaan manajemen lalu lintas sekitar proyek. 2. Jalur Jalan yang rawan kerusakan (baik bencana alam longsor maupun banjir), simpul jalur rawan kemacetan, rawan kecelakaan dan rawan aksiaksi kriminalitas; 3. Antisipasi dan Manajemen jalur angkutan distribusi sembako dan BBM; 4. Masih diperlukan perluasan kuantitas dan kualitas Titik Jenuh atau Check point atau tempat rehat; 5. Antisipasi Pasar Tumpah; C. Pelabuhan Penyeberangan 1. Persiapan manajemen di pelabuhan Penyeberangan, perlu lebih dimaksimalkan oleh Pemerintah, utamanya tingkat kenyamanan dan “rasa aman”, mengingat mudahnya akses masuk dan keluar Pelabuhan Penyeberangan, tanpa kontrol keamanan yang berarti. 2. Perlu koodinasi dan manajemen untuk antisipasi penumpukan kendaraan berdimensi besar yang memuat sembako dan BBM.
D. Pelabuhan Peti Kemas 1. Pelabuhan Peti Kemas terlihat siap dalam mengantisipasi lonjakan lalu lintas barang. Namun manajemen pengangkutan dan bongkar muat barang perlu lebih ditinpelabuhan Penyeberangan, perlu lebih dimaksimalkan oleh ditingkatkan disertai peningkatan kompetensi SDM operator peralatan. 2. Perbaikan ataupun pembangunan fasilitas di dermaga, sedapat mungkin tidak mengganggu aktivitas bongkar, muat, pindah peti kemas.
18
E. Bandara 1. Bandara Sam Ratulangi dari sisi darat, pelayanan tiket dan keamanan kepada pengguna jasa, telah disiapkan oleh PT Angkasa Pura sebagai operator. 2. Peralatan Radar di Air Traffic Control (ATC) dan Tower, sudah perlu diagendakan pergantian peralatan untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan penerbangan; 3. Selain itu, dalam rangka meningkatkan tingkat keselamatan moda transportasi udara, maka diperlukan kesiapan Air Traffic Control (ATC) dan Navigasi Penerbangan, termasuk penaatan prosedur standar, kompetensi dan sertifikasi kapasitas sumber daya manusia serta jam kerja; 4. Sumber Daya Manusia untuk pelayanan lalu lintas penerbangan (Air Traffic Services) baik di tower dan ATC, perlu peningkatan dan manajemen yang terpisah dari fungsi operator PT Angkasa Pura, karena menyangkut keselamatan dan keamanan penerbangan yang sebenarnya merupakan tanggung jawab negara. 5. Peningkatan peran informasi BMKG terkait prediksi kondisi cuaca; 6. Perlunya kesiapan antisipasi pasokan listrik dan cadangannya dengan mengagendakan pergantian sejumlah peralatan catu daya dan UPS; 7. Telah dilakukan koordinasi untuk penanganan masalah keamanan, ketertiban dan kenyamanan Penumpang di Bandara, termasuk upaya pencegahan percaloan tiket, termasuk permainan oknum maskapai terhadap delay penerbangan, pembayaran ganda, dan pengenaan harga tiket atas keterlambatan yang merugikan F. Tinjauan Potensi Sulawesi Utara dari Sisi Pariwisata 1. Pada tahun 2010, Provinsi Sulawesi Utara khususnya Kota Manado dicanangkan menjadi kota pariwisata dunia, yang salah satu andalannya yaitu wisata bahari ke Pulau Bunaken. Dalam rangka liburan Natal dan Tahun Baru di masa mendatang, tidak tertutup kemungkinan datangnya wisatawan ke sana, sehingga sudah saatnya memberikan pelayanan transportasi yang memenuhi standar keselamatan jasa transportasi internasional diperlukan penanganan lebih baik dan khusus terutama transportasi udara dan laut; 2. Keberadaan Bandara Internasional Sam Ratulangi dan Pelabuhan Samudera Bitung sebagai pelabuhan alam yang terbuka untuk perdagangan luar negeri khususnya berhadapan dengan negara tetangga Philipina, dan menjadi outlet wilayah Kawasan Timur Indonesia yang perlu terus ditumbuhkembangkan;
19
4.
PENUTUP Demikianlah Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR-RI ke Provinsi Sulawesi Utara, semoga laporan ini dapat menjadi masukan kepada Komisi-komisi terkait dan Pemerintah untuk ditindaklanjuti dalam kerangka mempercepat proses pembangunan infrastruktur untuk membantu sektor pembangunan ekonomi lainnya di dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat di Provinsi Sulawesi Utara. Demi melaksanakan amanah pembangunan bangsa dan negara tercinta untuk terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur, Terima kasih, Billahit Taufiq Wal Hidayah Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh Dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua. Jakarta, 16 Desember 2010 KETUA TIM KUNKER SPESIFIK KE PROVINSI SULAWESI UTARA KOMISI V DPR RI,
DRA. YASTI SOEPREDJO MOKOAGOW
20