45 BAB 4
KONSEP DESAIN
4.1
Landasan Teori
4.1.1
Teori Desain Komunikasi Visual Dalam buku What Is Graphic Design (Rotovision, 2002), Jessica Helfand
mengemukakan bahwa Desain Grafis adalah sebuah seni dalam memvisualisasikan ide. Masih dalam buku yang sama, Quentin Newark mengemukakan bahwa Desain Grafis adalah seni yang paling universal, desain grafis berada di sekitar kita, menjelaskan, mendekorasi, dan mengidentifikasikan segala sesuatu di dunia ini. Tanpa Desain Grafis, setiap informasi yang kita terima akan hanya berupa kata yang terucap, tanpa media yang bersifat fisikal. Sedangkan menurut Situs Ensiklopedia Wikipedia, Desain Komunikasi Visual pada dasarnya merupakan istilah penggambaran untuk proses pengolahan media dalam berkomunikasi mengenai pengungkapan ide atau penyampaian informasi yang bisa terbaca atau terlihat. Desain Komunikasi Visual erat kaitannya dengan penggunaan tanda-tanda (signs), gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu dalam penulisan huruf (tipografi), ilustrasi dan warna yang kesemuanya berkaitan dengan indera penglihatan. Proses komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide dengan penambahan gambar baik itu berupa foto, diagram dan lain-lain serta warna selain penggunaan teks sehingga akan menghasilkan efek terhadap pihak yang melihat. Efek yang dihasilkan tergantung dari
46 tujuan yang ingin disampaikan oleh penyampai pesan dan juga kemampuan dari penerima pesan untuk menguraikannya. Menurut Lauthfi Berdian dalam blog pribadinya, secara garis besar desain grafis dapat dibedakan menjadi beberapa kategori, yaitu : 1.
Printing (percetakan), yang memuat desain buku, majalah, poster, leaflet, booklet, pamflet, dan lain-lainnya.
2.
Web Design : Desain grafis untuk halaman website
3.
Film, termasuk CD, DVD, dan CD Multimedia untuk promosi.
4.
Identifikasi (Logo), Environmental graphic Design : merupakan desain professional yang menyangkut desain grafis, arsitektur, dan industri.
5.
Desain produk.
Ruang lingkup keilmuan Desain Grafis atau Desain Komunikasi Visual berkaitan dengan ilmu pendukungnya seperti Layout, Tipografi (ilmu yang berkaitan dengan huruf), Fotografi, ilustrasi, Teori Warna, dan lain-lain. Teori-teori dari ilmu pendukung tersebt akan dibahas dalam sub-bab selanjutnya.
4.1.2
Teori Layout & Grid Menurut Surianto Rustan, dalam bukunya yang berjudul Layout, dasar dan
penerapannya (Penerbit, 2008), pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawanya.
47 Untuk membuat layout yang baik, diperlukan suatu prinsip-prinsip yang dapat dianalogikan sebagai suatu formula dasar. Berikut ialah penjelasan mengenai prinsipprinsip tersebut :
1.
Sequence Merupakan urutan atau hierarki dari sebuah layout. Dimana desainer grafis Menentukan prioritas dan mengurutkan elemen mana yang harus dibaca pertama sampai yang terakhir dalam sebuah layout. Sequence diperlukan untuk mencegah ’penabrakan’ informasi yang diakibaykan oleh sama kuatnya beberapa informasi yang ditampilkan. Dengan adanya sequence, pembaca akan secara otomatis mengurutkan pandangan matanya sesuai dengan yang kita inginkan.
2.
Emphasis Menentukan point of interest yang akan ditangkap oleh audiens dengan cara memberikan penekanan terhadap elemennya. Penekanan tersebut dapat diciptakan dengan cara memberi ukuran yang lebih besar, memberikan warna yang kontras, peletakkan posisi, dan menggunakan style yang berbeda pada sebuah elemen yang ingin ditekankan.
3.
Balance Merupakan pembagian berat yang merata dalam sebuah desain layout. Hal ini bukan berarti seluruh bidang harus dipenuhi elemen, tetapi lebih pada menghasilkan kesan seimbang dengan menggunakan elemen yang
48 dibutuhkan dan meletakkannya pada tempat yang tepat. Keseimbangan dalam layout ada dua macam, yaitu keseimbangan simetris dan asimetris. 4.
Unity Merupakan penyusunan antara tiap elemen pada sebuah layout untuk membentuk kesatuan antar elemen. Kesatuan tersebut merupakan suatu bentuk keselarasan secara fisik dan pesan yang ingin disampaikan dalam konsepnya.
Sedangkan menurut David Ogilvy yang sering disebut sebagai The father Of Advertising, formula hierarki layout sederhana dalam sebuah iklan adalah sebagai berikut: 1.
Visual
2.
Caption (Keterangan dari visual)
3.
Headline
4.
Copy
5.
Signature
Untuk mempermudah seorang desainer grafis dalam me-layout, diperlukan grid sebagai alat bantu. Menurut Danton Sihombing dalam buku Tipografi Dalam Desain Grafis (Penerbit Gramedia, 2008), sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid Systems dignakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid systems seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah komposisi yang telah
49 diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid systems dalam desain grafis adalah menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik. Dalam kaitannya untuk merancang materi promosi dari event Jakarta Rock Parade 2009 ini, sebuah sistem layout yang terkonsep dengan baik dibutuhkan untuk menciptakan suatu tatanan grafis yang tidak hanya baik dalam hal estetis, tetapi juga dapat berkomunikasi dengan baik terhadap khalayak sasaran.
4.1.3
Teori Tipografi Menurut Eka Sofyan Rizal, dalam sebuah rubrik di majalah Concept (vol 01, edisi
5, 2005), Tipografi adalah hal yang secara spesial mempermasalahkan tentang huruf. Tipografi merupakan lingkup dan wujud dari segala perlakuan terhadap huruf sehingga huruf bisa menampilkan fungsi keterbacaan dan fungsi kesan visual. Perlakuan tersebut dapat berupa kegiatan membuat bentuk huruf atau membuat komposisi huruf. Huruf memiliki peran penting dalam sebuah proses komunikasi tertulis. Kepastian huruf dalam menampilkan maksud membuatnya menjadi tokoh utama dalam proses penyampaian informasi yang dibutuhkan oleh target audience. Didukung oleh pernyataan Muchyar dalam majalah Concep Concept (vol 01, edisi 5, 2005)t, yaitu kekuatan huruf ialah kemampuannya untuk merekan bahasa verbal manusia dalam bentuk visual dengan kualitas ketepatan objektif serta kualitas ekspresif yang tinggi. Untuk menampilkan informasi, huruf sebaiknya memiliki persyaratan secara teknis dari segi ketampakan (legibility), keterbacaan (readability), keterlihatan (visibility), dan kejelasan (clarity).
50 Syarat utama agar huruf dapat berfungsi sebagai simbol ialah memiliki bentuk yang khas, sehingga mudah untuk dikenali dan dapat secara tepat diasosiasikan dengan jati dirinya. Dalam perancangan promosi dari event Jakarta Rock Parade 2009 ini, pendekatan tipografis yang dipilih ialah yang mendukung kesan vintage dan klasik yang diinginkan dalam grafis materi promosi event ini. Sesuai dengan karakter khas event ini yang merupakan sebuah dokumentasi dari sejarah perjalanan musik rock dari dekade tahun 1960-an hingga saat ini. Selain itu, di zaman ini gaya desain vintage tampaknya kembali populer di kalangan muda. Terlihat dari maraknya desain-desain vintage pada T-shirt.
4.1.4
Teori Warna Dalam buku Design Basic (Rockport Publishers, 2002), Warna merupakan sebuah
elemen desain yang langsung dapat berkomunikasi secara instan melebihi elemen lain seperti Tipografi dan Gambar. Setiap warna memiliki konotasi pengertian tertentu dalam mindset masyarakat umum, contohnya ialah warna merah yang melambangkan semangat membara, dan warna hijau yang merupakan warna alam. Tetapi sebuah warna jika dikombinasikan dengan elemen lain disekitarnya, dapat berpengaruh pada penafsiran masyarakat. Contohnya ialah warna merah yang secara umum mewakili semangat yang membara, jika digabungkan dengan gambar tulang manusia, akan berubah makna menjadi kejam dan sadis, lain lagi jika digabungkan dengan sebuah gaun tidur, tentunya akan menghasilkan kesan bergairah dan seksi.
51 Untuk itu, sangat penting bagi desainer grafis untuk memperhatikan penggabungan warna dengan maksud pesan dan bagaimana cara memposisikan warna tersebut dalam bentuk grafis atau visual sehingga menghasilkan persepsi yang tepat, demikian yang diungkapkan dalam buku Marketing Communication, Taktik dan Strategi (Penerbit BIP, 2006). Menurut Anne Dameria dalam bukunya yang berjudul Color Basic (Link & Match Graphics, 2007), sebuah warna sangat berkaitan dengan sisi psikologis. Contohnya ialah warna biru yang melambangkan kedamaian, dan warna hitam yang berpotensi kuat untuk menimbulkan kesan magis. Dalam kaitannya untuk merancang materi promosi dari event Jakarta Rock Parade 2009 ini, pemilihan warna didasarkan untuk memperoleh kesan klasik dan vintage tetapi dapat mencerminkan karakter khas musik Rock. Yaitu warna merah, coklat, dan hitam.
4.1.5
Teori Ilustrasi Menurut situs ensiklopedia Wikipedia, Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu
tulisan dengan teknik gambar, fotografi, lukisan ataupun teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subyek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk. Menurut Brad Holland dalam buku Illustration Now! (Taschen, 2005), sebuah kata-kata memerlukan waktu tuk dibaca dan dimengerti, dan sebuah gambar memerlukan space untuk ditempatkan, tetapi hanya dengan sebuah ilustrasi, keseluruhan arti pesan dapat langsung ditampakkan. Tujuan Ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya, dengan harapan untuk lebih mudah dicerna.
52 Ilustrasi dalam materi promosi event Jakarta Rock Parade 2009 ini dibuat dengan tujuan untuk merepresentasikan judul dari Event ini, yaitu ”Jakarta Rock Parade”.
4.1.6
Teori Komunikasi Pemasaran Menurut buku Marketing Communication, Taktik dan Strategi (Penerbit BIP,
2006), Komunikasi ialah sebuah proses sosial yang terjadi antara sedikitnya dua orang, dimana salah seorang mengirimkan sejumlah simbol tertentu pada orang lain. Komunikasi terjadi jika kedua pihak sama-sama mengolah dengan baik simbol yang disampaikan. Masih bersumber dari buku yang sama, Definisi Pemasaran ialah sebuah proses yang membentuk hubungan antara produsen dengan individu atau kelompok dalam menyampaikan produk, yaitu barang dan jasa, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan guna mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi melalui penciptaan produk yang berkualitas. Komunikasi Pemasaran ialah sebuah kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan pada konsumen dengan menggunakan berbagai media, dengan harapan agar komunikasi tersebut menghasilkan tiga tahap perubahan , yaitu perubahan pengetahuan, sikap, dan tindakan. Komunikasi Pemasaran merupakan penggabungan dari lima metode komunikasi dalam pemasaran, yaitu :
1.
Advertising
2.
Promosi Penjualan (Sales promotion)
53 3.
Public Relations
4.
Personal Selling
5.
Direct Selling
Desain grafis merupakan sebuah bidang ilmu yang berkaitan langsung dengan Komunikasi Pemasaran. Penggunaan visual dan pesan yang tepat adalah syarat utama dalam keberhasilan sebuah program promosi dan periklanan.
4.1.7
Teori Promosi dan Periklanan Promosi dan Periklanan merupakan bagian dari Komunikasi Pemasaran. Menurut
situs ensiklopedia Wikipedia, Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Tujuan dilakukannya promosi adalah :
1.
Menyebarkan informasi produk pada target pasar potensial.
2.
Mendapatkan kenaikan penjualan dan profit.
3.
Mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan.
4.
Menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar.
5.
Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing.
6.
Membentk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
54 Sedangkan periklanan merupakan sebuah bagian dari strategi promosi yang bertujuan untuk mengajak dan mengkomunikasikan suatu produk kepada calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi produk yang terkait. Menurut Griffin & Ebert dalam buku Marketing Communication, Taktik dan Strategi (Penerbit BIP, 2006), periklanan tidak menggunakan komunikasi primer, tetapi periklanan menggunakan media sebagai saluran penyampaian pesan, baik ditujukan pada perorangan, massa, maupun suatu kelompok. Dalam kajian periklanan, dikenal istilah media lini atas (Above The Line) dan media lini bawah (Below The Line), berikut ialah penjelasannya : 1.
Media Lini Atas (Above The Line) Ialah iklan yang ditujukan untuk khalayak ramai melalui media massa yang umum seperti Televisi, Radio, Website, Koran, Majalah, dan lainlain.
2.
Media Lini Bawah (Below The Line) Ialah metode iklan yang lebih ditujukan kepada kalangan yang tertuju, sehingga lebih mengutamakan kepada efektifitas pesan, dan pengeluaran budget. Contoh medianya ialah flyer, brosur, direct mail, email, dan lainlain.
Menurut buku The Advertising Concept Book (Thames & Hudson, 2008), pemilihan media tersebut didasarkan kepada budget, target market, dan tipe produk itu sendiri. Pemilihan media yang tepat merupakan salah satu kunci penting dalam kesuksesan sebuah kampanye periklanan.
55 Langkah pertama seorang praktisi periklanan dalam membuat iklan ialah menentukan tiga hal yang sangat mendasar yaitu :
1.
Apa yang ingin dikatakan lewat iklan ini? Sebelum memulai membuat iklan, seorang praktisi periklanan harus mengetahui apa pesan mendasar yang ingin disampaikan produk terhadap target audiensnya melalui iklan. Hal ini berkaitan erat dengan product benefit.
2.
Kepada siapa iklan ini berbicara? Setelah menentukan apa pesan utama yang ingin disampaikan, seorang praktisi periklanan harus memperhatikan kepada siapakah pesan tersebut disampaikan. Hal ini berkaitan langsung kepada target audiens dari produk yang diiklankan. Dari sisi kreatif, target audiens sangat berpengaruh kepada konsep, ide visual, dan gaya bahasa atau penyampaian sebuah iklan.
3.
Bagaimana cara kita menyampaikannya? Setelah mengetahui apa pesan utamanya dan siapa target audiensnya, seorang praktisi periklanan harus menentukan secara tepat dan cermat dengan konsep, ide, atau gaya apa sebuah iklan akhirnya disajikan kepada para calon konsumennya.
56 4.1.8
Teori Branding Menurut Straub & Attner dalam buku Marketing Communication, Taktik &
Strategi (penerbit BIP, 2006), Brand adalah nama, simbol, desain, atau kombinasinya yang mengidentifikasi kelebihan atau layanan dari sebuah perusahaan. Tetapi definisi tersebut tampaknya berubah seiring berjalannya waktu. Jeanny Hardono dalam salah satu kolom tulisannya di majalah Concept (vol 01, edisi 1, 2004) menuturkan bahwa sebuah produk, baru layak disebut brand bila ia telah berhasil mengisi hati konsumennya. Brand merupakan bagian dari hidup. Karena sesungguhnya sebuah brand tercipta melewati rangkaian proses waktu yang sangat panjang, sebagai contoh adalah brand Aqua, Coca Cola, dan Adidas, yang sudah sangat dekat dengan konsumen serta sudah menjadi bagian hidup dari masyarakat. Menurut Sakti Makki dalam sebuah kolom tulisannya di majalah Concept (vol 01, edisi 1, 2004), persaingan yang tinggi dan semakin kompetitif menuntut adanya nilai lebih (added value) untuk setiap produk yang ditawarkan. Contohnya ialah Nike, sebuah brand yang memiliki added value yang jelas (brand juara), unik, dan memiliki nilai jual. Sebuah kaos berlogo Nike dapat terjual seharga Rp 750.000, sedangkan sebuah kaos yang sama dalam segi model dan kualitas, tetapi tidak disertai logo Nike, hanya dapat terjual Rp 75.000. Contoh tersebut merupakan bukti bahwa added value ialah sesuatu yang harus dimiliki oleh sebuah brand untuk sukses. Sedangkan definisi Branding menurut buku Marketing Communication, Taktik dan Strategi (Penerbit BIP, 2006) adalah sebuah usaha untuk memperkuat posisi produk di benak konsumen dengan cara menambah ekuitas dari nama sekelompok produk. Seluruh aktivitas yang dilakukan oleh sebuah brand seperti penciptaan, promosi,
57 penjualan, dan lain-lain merupakan sebuah kegiatan proses branding untuk menciptakan added value dari brand tersebut yang tercipta dalam jangka waktu yang cukup lama. Menurut Djoko Hartanto, dalam sebuah kolom tulisannya di majalah Concept (vol 01, edisi 1, 2004), membangun sebuah brand diperlukan strategi yang disebut Brand Architecture. Brand Architecture adalah suatu strategi penyusunan brand yang menentukan hubungan antar brand dalam suatu perusahaan. Strategi ini sangat penting mengingat “Brand Architecture” yang ditampilkan akan mempengaruhi konsumen dalam memandang dan mempersepsikan brand-brand yang ada dalam suatu perusahaan sekaligus mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pembelian. Terdapat dua strategi dalam penyusunan brand architecture, yaitu :
1.
Monolitic Strategi branding monolitik menekankan branding pada induk perusahaan tunggal, sebagai contoh : Mercedes Benz. Penamaan semua jenis kendaraan ini selalu diawali dengan kata Mercedes (Mercedes E-Class, Mercedes C-Class, dan lain-lain). Strategi ini seringkali diterapkan pada perusahaan yang memiliki range produk dan karakteristik pasar yang jelas dan terbatas.
2.
Pluralistic Strategi branding monolitik menekankan branding pada produk yang beragam dalam satu induk perusahaan. Sebagai contoh ialah Unilever yang memiliki sekitar 650 brand. Strategi ini seringkali diterapkan pada
58 perusahaan yang memiliki range produk dan karakteristik pasar yang sangat luas.
Penciptaan brand dalam event Jakarta Rock Parade 2009 dilakukan untuk mencitrakan event ini sesuai dengan karakternya yang merupakan sebuah dokumentasi dari sejarah perjalanan musik Rock dari dekade tahun 1960-an hingga saat ini.
4.1.9
Logo Menurut situs ensiklopedia Wikipedia, Logo ialah sebuah simbol, tanda, atau ikon
yang bersamaan dengan logotype-nya membentuk sebuah elemen grafis tersendiri yang menjadi sebuah trademark dari sebuah brand. Sedangkan Logotype adalah kumpulan huruf yang membentuk kata atau tulisan yang didesain sedemikian rupa sebagai trademark nama brand, produk, atau perusahaan. Konfigurasi dari sebuah logo dapat berupa simbol yang berdiri sendiri ataupun simbol yang dipasangkan terhadap logotypenya. Milton Glaser, dalam buku Designing Brand Identity (John Wiley & Sons, 2003), mengemukakan bahwa sebuah logo merupakan pintu masuk utama ke dalam sebuah brand. Logo merupakan suatu pembentuk identitas dalam sebuah brand yang membentuk karakteristik, dan ciri khasnya. Menurut David Airey di dalam website pribadinya (www.davidairey.com), ciriciri logo yang baik dan ikonik ialah:
1.
Describable : Mendeskripsikan maksud atau sesuatu
59 2.
Memorable : Mudah diingat
3.
Efektif, walau tanpa warna sekalipun (Black & White)
4.
Scalable : Tidak masalah jika harus dilakukan pengubahan ukuran sesuai dengan media peletakkan
5.
Appropriate : Cocok dengan karakter bidang brand, produk, atau perusahaan
Dalam pagelarannya di tahun 2009, Logo Jakarta Rock Parade kembali diubah dengan mengacu kepada teori-teori diatas, untuk mendapatkan logo yang unik, memorable, dan dapat menjadi pintu masuk brand Jakarta Rock Parade dengan baik.
4.1.10 Teori Positioning Menurut situs ensiklopedia Wikipedia, definisi positioning dari sisi pemasaran ialah suatu penciptaan image atau identitas suatu brand atau produk tertentu ke dalam mindset khalayak sasarannya. Istilah positioning pertama kali dipopulerkan oleh Al Ries dan Jack Trout dalam buku Positioning, A Battle For Your Mind (McGraw Hill, 2001). Mereka menuturkan bahwa sebuah brand dinilai dari persepsi yang dibawa oleh khalayak sasarannya. Contoh sederhananya ialah Brand Mercedes yang telah menanamkan positioning mereka ke dalam mindset khalayak sebagai produk kendaraan yang mewah, inilah yang dimaksud dengan positioning. Event Jakarta Rock Parade 2009 ini menempatkan diri sebagai sebuah festival konser musik rock akbar pertama dengan konsep multi stage yang diselenggarakan
60 selama tiga hari berturut-turut yang menghadirkan 100 artis dalam negeri dan mancanegara, lintas aliran, lintas benua, dan lintas generasi, hal tersebutlah yang ingin ditanamkan ke dalam mindset khalayak sasaran event ini.
4.1.11 Style Overview Untuk memvisualisasikan materi-materi promosi untuk event ini, gaya desain yang menjadi acuan ialah gaya klasik atau vintage. Gaya desain vintage atau retro dapat didefinisikan sebagai gaya desain yang sudah lampau (outdated), terlihat tua, dan usang (dull). Tetapi menurut situs desain grafis Smashing Magazine, gaya desain vintage seperti Swiss International, Psychedelic, Art Nouvo, dan Art Deco merupakan sebuah acuan bagi karya-karya desain modern, bahkan tidak jarang banyak desainer yang memasukkan pengaruh desain retro atau vintage dalam skala besar untuk karya-karyanya yang modern seperti Andy Gilmore, James White, Shepard Fairey, Adrian Johnson dan Scott Thares. Pemilihan gaya klasik dan vintage ini didasari oleh karakter event ini yang merupakan sebuah dokumentasi perkembangan musik Rock dengan menampilkan artis dari dekade 1960’an hingga artis yang populer di masa ini, serta mengajak khalayak sasaran menjadi saksi sejarah bahwa ini adalah event rock berskala besar pertama di Indonesia. Semangat itulah yang ingin ditunjukkan oleh event akbar ini. Dengan demikian, gaya grafis vintage kontemporer diharapkan dapat mewakili sisi sejarah musik rock Indonesia dengan karakter vintage-nya, dan sisi modern musik rock Indonesia saat ini.
61 Selain itu nuansa vintage dalam visualisasi event ini dirasa cukup relevan dengan karakter target audience-nya, yaitu kalangan muda. Karena gaya desain fashion vintage, khususnya pada t-shirt sangat digemari oleh kalangan muda saat ini. Bahkan menurut artikel yang dimuat di situs www.cossim.com, Vintage rock t-shirt menjadi collectible items paling dicari oleh generasi muda sekarang. Semangat pemberontakan yang selalu muncul di darah kaum muda di setiap masa,dapat diekspresikan dari media t-shirt. T-shirt vintage rock ini menjadi salah satu alat identifikasi sosial di kalangan remaja.
4.2
Strategi Kreatif
4.2.1
Strategi Komunikasi
4.2.1.1 Keyfacts 1.
Jakarta Rock Parade ialah festival konser musik rock pertama di Indonesia yang menganut konsep multi stage yang digelar selama tiga hari dengan line up 100 artis dalam negeri dan mancanegara.
2.
Konser musik rock kental dengan image ”Rusuh” dan ”Urakan”
3.
Jakarta Rock Parade 2009 merupakan sebuah dokumentasi sejarah musik rock Indonesia, karena artis-artis dalam negeri dari dekade 1960-an sampai masa ini menjadi penampil di event ini.
4.
Indonesia merupakan kantung Rock terbesar di Asia setelah Jepang.
4.2.1.2 Masalah yang akan dikomunikasikan Event Jakarta Rock Parade 2009 ini adalah event musik Rock akbar pertama dengan konsep multi stage yang digelar selama tiga hari dengan line up 100 artis dalam
62 negeri dan mancanegara, lintas generasi, lintas aliran, dan lintas benua. Sehingga menjadi dokumentasi sejarah perkembangan musik Rock di Indonesia.
4.2.1.3 Tujuan Komunikasi Memperkenalkan konsep dan citra yang positif dari event Jakarta Rock Parade 2009 ini kepada para khalayak sasaran, sehingga akan membuat khalayak sasaran menganggap bahwa ini adalah event yang menarik dan layak untuk diapresiasi, dan pada akhirnya akan menghadiri event ini.
4.2.1.4 Khalayak Sasaran -
Sasaran Primer 1. Demografi o
Kalangan Muda
o
Laki-laki dan Perempuan
o
Jangkauan usia diantara 18 – 25 tahun
o
kelas ekonomi B (menengah keatas)
2. Geografi o
Kota-kota besar di pulau Jawa (Jakarta dan sekitarnya, Bandung, Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya)
3. Psikografi o
Pencinta dan pengapresiasi musik, khususnya musik Rock
o
Menggemari (fans) salah satu atau beberapa musisi Rock
o
Menggemari salah satu atau beberapa subgenre musik Rock
63 o
Gemar membaca majalah baik musik, lifestyle, seni, dan lain-lain
o
Gemar atau dapat memainkan salah satu atau beberapa alat musik Rock seperti gitar, drum, dan bass
-
o
Gemar bermain band
o
Membuka diri terhadap perkembangan dunia hiburan
o
Membuka diri terhadap perkembangan fashion dan lifestyle
o
Memiliki ketertarikan terhadap seni, fotografi, dan kebudayaan
Sasaran Sekunder 1. Demografi Praktisi Musik (Musisi, Sound Engineering, Kolektor, Pengamat,
o
Produser, dan lain lain)
2.
o
Pria (80%), Wanita (20%)
o
Jangkauan usia diantara 25 –30 tahun
o
kelas ekonomi B (menengah keatas)
Geografi Kota-kota besar di pulau Jawa (Jakarta dan sekitarnya, Bandung,
o
Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya) 3.
Psikografi o
Pencinta dan pengapresiasi musik, khususnya musik Rock dan mengetahui sejarah dan perkembangannya
o
Menggemari (fans) salah satu atau beberapa musisi Rock
o
Menggemari salah satu atau beberapa subgenre musik Rock
64 o
Gemar mengkoleksi cd atau kaset musik, khususnya musik Rock
o
Mengetahui teknis industri musik (recording, selling, konser, dan lain-lain)
4.2.1.5 Positioning / USP (Unique Selling Proposition) Sebuah festival konser musik rock akbar pertama yang merupakan sebuah dokumentasi dari perjalanan musik Rock Indonesia.
4.2.1.6 Benefit •
Rational Benefit Memberikan pengetahuan tentang perkembangan dan sejarah musik Rock di Indonesia, dan juga para musisinya. Serta memberikan pengetahuan tentang musisi, band, dan subgenre yang beragam dari musik rock baik dalam negeri maupun mancanegara.
•
Emotional Benefit Memberikan rasa kagum dan bangga bagi para audience, bahwa ternyata Indonesia kaya akan musisi-musisi rock yang berkualitas dan beragam. Serta memberikan pengalaman baru bagi para audience, karena festival rock dengan konsep seperti ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia.
65 4.2.1.7 Creative Approach Pendekatan kreatif dari materi promosi event ini adalah membuat materi promosi yang dekat dengan karakter khalayak sasarannya dari segi media, maupun pendekatan pesan yang ditawarkan. Khalayak sasaran primer yang ditujukan oleh event ini adalah kalangan muda, untuk itu dilakukan pendekatan grafis yang ilustratif, dan dekoratif, kemudian digabungkan dengan nuansa vintage yang klasik dan monumental, karena sesuai dengan karakteristik event ini yang mewarnai sejarah musik rock Indonesia sebagai event akbar pertama yang menyuguhkan konsep multi stage yang menghadirkan 100 artis. Selain itu, event ini seolah menjadi sebuah dokumentasi bagi sejarah musik Rock Indonesia dengan menghadirkan artis dari dekade 1960-an hingga sekarang.
4.2.1.8 Keywords
4.2.2
-
Vintage
-
Bersejarah
-
Rock
-
Monumental
Strategi Desain
4.2.2.1 Looks, Moods, Tone & Manner -
Klasik
-
Ekspresif
-
Legendaris
-
Bold
-
Ilustratif
66 4.2.2.2 Strategi Verbal Menggunakan pendekatan verbal dengan gaya bahasa yang semi formal, modern dan dinamis untuk menunjukkan bahwa event ini merupakan event akbar musik rock yang berkelas dan layak diapresiasi.
4.2.2.3 Strategi Visual Berikut ialah poin-poin mengenai pendekatan strategi visual pada materi promosi event Jakarta Rock Parade 2009 ini : -
Menggunakan warna-warna berkesan vintage yang tetap mencerminkan karakteristik musik Rock, seperti Merah, Hitam, dan Coklat.
-
Menggunakan jenis typeface yang berkesan klasik dan vintage dari golongan serif.
-
Menggunakan ilustrasi yang berkesan klasik, vintage, dan monumental
-
Jenis layout yang digunakan ialah layout simetris yang berkesan rapi, untuk menjauhkan image “Rusuh” pada musik Rock. Dan menunjukkan bahwa event ini adalah event berkelas yang layak diapresiasi.
-
Menggunakan Elemen-elemen dekoratif yang berkesan klasik, legendaris, dan monumental.
-
Menambahkan Unsur-unsur grunge, atau dull yang dirasa tepat untuk menunjukkan kesan vintage tetapi dengan karakteistik Rock yang kental.
67 Berdasarkan poin-poin di atas, gaya desain yang ditampilkan ialah berciri Vintage Rock, yaitu gaya desain bernuansa vintage tetapi dengan karakteristik musik Rock yang tetap terasa.
4.2.2.4 Pemilihan Item Pemilihan item promosi didasarkan oleh karakteristik dari khalayak sasaran, yaitu kalangan muda. Berikut adalah item-item promosinya : -
Logo
-
Tiket
-
Poster
-
Kemasan
-
Brosur
-
Umbul-umbul
-
Guide Book
-
Pick gitar
-
Iklan Majalah
-
Stik Drum
-
Iklan Koran
-
Gitar Elektrik
-
Spanduk
-
Post Card
-
T-Shirt Panitia
(Gift) -
ID (Name tag)