BAB 4 KONSEP DESAIN
3.1
Landasan Teori
1. Teori Tipografi
Menurut kutipan dari buku "Tipografi dalam Desain Grafis", Danton Sihombing. MFA, tipografi bukan lagi merupakan pelengkap suatu statement visual, tetapi sudah menjadi sajian utama komunikasi grafis yang berbentuk buku, katalog, atau brosur. Baik sebagai pelengkap suatu bentuk komunikasi visual, maupun sebagai unsur utama, huruf memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk seni komunikasi grafis. Tipografi bisa saja menjadi inti gagasan suatu komunikasi grafika dan menjadi satu-satunya "visualisasi" yang efektif. Kekeliruan atau ketidakpekaan dalam tipografi bisa merusak hasil komunikasi grafis, walaupun bentuk visualisasi lainnya telah dibuat dengan prima.
Dalam desain buku anak-anak, tipografi yang digunakan tidak boleh terlalu kecil dan terlalu besar serta dapat dibaca dengan mudah. Ukuran huruf yang digunakan rata-rata 12-18 points. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak dapat dengan mudah mengenal huruf dan tidak mengalami kesulitan dalam membaca.
12
13 2. Teori Warna
Menurut kutipan dari buku "Complete COLOR HARMONY Workbook", Rockport Publishers, Inc., warna jingga adalah warna yang melambangkan kehangatan, sebagai inti dari warna-warna hangat dalam skema warna. Oleh sebab itu, warna jingga identik dengan kenyamanan, keamanan. Warna ini cenderung fleksibel sehingga cocok digunakan dalam berbagai keperluan desain. Warna jingga dikenal sebagai warna yang dapat menstimulasi optimisme, kepercayaan diri, toleransi dan rasa kebersamaan seseorang sehingga warna ini dikategorikan sebagai warna yang ramah.
Selain warna jingga, beberapa warna tertentu dalam skema warna juga dikategorikan sebagai warna yang ramah, yaitu biru sebagai warna komplementer dari warna oranye. Selain itu, warna-warna lain dalam skema warna yang juga dikategorikan sebagai warna yang ramah adalah warna-warna yang bersebelahan dengan warna jingga dan warna-warna komplementernya.
3. Teori Layout
Menurut
Frank
F.
Jefkin,
ada
beberapa
patokan
dapat dikemukakan dalam merancang sebuah layout, yaitu:
dasar
yang
14 1.
The law of unity (kesatuan)
Adalah cara pengorganisasian yang membentuk kesatuan diantara unsurunsur pendukung layout yang dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu kesatuan komposisi yang baik dan enak dipandang.
2.
The law of variety (variasi)
Untuk menghindari kesan monoton/membosankan, salah satu unsur dapat ditampilkan lebih menonjol dari unsur lainnya.
3.
The law of balance (keseimbangan)
Suatu keseimbangan dalam layout dapat dicapai bila unsur-unsurnya disusun secara sepadan, serasi, dan selaras atau dengan pengertian lain, bobot setiap elemen layout itu setelah diorganisir menghasilkan kesan yang mantap.
4.
The law of rhythm (irama)
Irama perlu diperhatikan dalam perancangan layout iklan, sebab suatu irama diperlukan untuk mencapai kesatuan. Irama dapat dicapai dengan:
- Kesamaan pengulangan-perigulangan penempatan unsur-unsur layout.
- Pengulangan bentuk atau unsur-unsur layout.
- Pengulangan warna.
15 5.
The law of harmony (harmoni)
Adalah keselarasan atau keserasian hubungan antara unsur-unsur layout yang memberikan kesan kenyamanan dan keindahan. Nilai harmoni dapat dicapai dengan repetisi (pengulangan bentuk) unsur-unsur layout baik itu bidang, garis, huruf, gambar, warna, dan lainnya. Bagian dari suatu layout sebaiknya dirancang secara harmonis tetapi tidak monoton. Harmonis dapat dianalogikan sebagai wajah manusia yang dilihat dari arah depan. Seseorang akan tampak dan tidak rnemiliki tiga buah mata atau dua buah mulut.
6.
The law of proportion (proporsi)
Proporsi merupakan suatu perbandingan yang menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya, serta hubungan antara unsur layout dengan dimensi ruang layoutnya (bidang gambar). Buku, surat kabar, majalah, katalog, atau selebaran biasanya mempunyai ukuran yang lebih panjang pada satu sisinya, baik horisontal maupun vertikal. Bentuk seperti ini selalu tampak lebih manis daripada sebuah bujur sangkar yang keempat sisinya sama atau hampir sama panjang.
7.
The law of scale (kontras)
Merupakan perpaduan antara warna gelap dan terang, hitam dan putih, besar dan kecil, dari unsur-unsur layout dalam suatu hubungan yang tidak seimbang (kontras).
16 Dalam desain buku anak-anak, teori layout yang digunakan adalah penggabungan dari beberapa teori yang ada.
4.2
Strategi Kreatif
1. Strategi Komunikasi
•
Fakta Kunci Dengan desain yang menarik dan diselingi elemen visual yang menarik, maka anak-anak yang membaca buku biografi bergambar ini dapat belajar hal-hal positif sekaligus bermain-main.
•
Profil target komunikasi: -
Demografi Demografi Primer
-
:
Anak-anak usia 5-8 tahun
Demografi Sekunder :
Orangtua anak-anak yang membaca buku itu
Jenis Kelamin
:
Laki-laki dan Perempuan
SES
:
Menengah dan menengah ke atas (B dan B+)
Domisili
:
Kota-kota besar di Indonesia
:
Sekolah, kursus, dan bermain
Psikografi Aktivitas
17 Minat
:
Gemar membaca, nonton televisi, bermain bersama
teman-teman,
jalan-jalan,
dan
memiliki rasa ingin tahu yang besar
•
Isu yang akan dikomunikasikan Perancangan desain buku biografi bergambar untuk anak-anak dengan judul “Petualangan Kak Seto” mengajak anak-anak yang membacanya ikut menjelajahi petualangan kehidupan Kak Seto dari kecil hingga sekarang, dengan gaya yang menarik menurut anak-anak sehingga mereka tak merasa bosan membacanya.
•
Keyword Keyword yang akan digunakan dalam pengembangan desain buku biografi bergambar “Petualangan Kak Seto” sebagai berikut: -
Seru
-
Petualangan
-
Jelajah
-
Menarik