BAB 4 Konsep Desain
4.1
Fungsi Bentuk Pada perancangan furnitur dan aksesoris interior ini inspirasi bentuk yang
diambil adalah dari bentuk aksen-aksen yang terdapat pada arsitektur Bali yaitu aksen pada bagian bawah dinding bangunan (Bale) dan tiang penyangga bangunan. Arsitektur Bali sendiri perpaduan antara bentuk geometris dan organis. Bentuk geometris sendiri adalah bentuk yang diciptakan manusia melalui proses pengolahan sedangkan bentuk organis adalah bentuk-bentuk yang terdapat di alam dan memiliki bentuk yang lebih bebas. Pada perancangan kali ini penulis menerapkan tiga bentuk garis yaitu garis vertikal yang memberi sugesti stabilitas,kuat, simple dan megah, lalu ada garis horizontal yang memberi sugesti ketenangan serta respon pada hal yang tidak bergerak, dan yang terakhir garis dengan bentuk bengkokan berirama yang memberi sugesti lemah gemulai dan keriangan. Dari dasar bentuk tersebut pula akhirnya dikembangkan menjadi sebuah furnitur dan aksesoris.
Gambar 4.1 Bentuk Garis Sumber: Dokumentasi Pribadi
107
108
Gambar 4.2 Inspirasi Bentuk Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sesuai kebutuhan manusia pada area lobi hotel Patra Jasa furnitur dan aksesoris yang dirancang adalah lounge chair, sofa, bench, coffee table, dan standing lamp. Setelah melalui beberapa proses desain dan perubahan-perubahan bentuk akhirnya didapat bentuk akhir atau fix desain, yaitu : 1. Lounge Chair Lounge Chair dirancang sesuai kebutuhan pengunjung, yaitu dengan menggunakan sandaran dan armrest. Hal tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna (pengunjung) dimana pengguna yang duduk memerlukan tempat duduk yang nyaman yang bisa membuat pengguna melepaskan rasa lelahnya sejenak, oleh karena itu dibutuhkan sandaran dan armrest untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Aksen-aksen dari arsitektur Bali terdapat pada bagian sandaran dan kaki, aksen tidak dibuat terlalu rumit agar kursi tidak terlalu terkesan berat (bulky).
109
Gambar 4.3 Lounge Chair 3d Sumber: Dokumentasi Pribadi
2. Sofa Sofa dirancang sesuai kebutuhan pengunjung, yaitu dengan menggunakan sandaran dan armrest. Hal tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna (pengunjung) dimana pengguna yang duduk memerlukan tempat duduk yang nyaman yang bisa membuat pengguna melepaskan rasa lelahnya sejenak, oleh karena itu dibutuhkan sandaran dan armrest untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Secara keseluruhan bentuk sofa serupa dengan lounge chair hanya saja berbeda di ukuran panjangnya dan sandaran belakang. Untuk aksen dari arsitektur Bali sama halnya dengan lounge chair, terdapat pada bagian sandaran dan kaki, aksen tidak dibuat terlalu rumit agar kursi tidak terlalu terkesan berat (bulky).
110
Gambar 4.4 Sofa 3d Sumber: Dokumentasi Pribadi
3. Bench Bench dirancang sesuai kebutuhan pengunjung, namun kali ini bench tidak memiliki sandaran dan armrest. Hal ini dikarenakan agar pengunjung bisa lebih leluasa bergerak dan bebas mau menghadap kemana ia duduk, contohnya jika pengguna bench duduk sendiri dan dia tidak kenal dengan orang yang sedang duduk di sofa atau lounge chair ia bisa membelakangi pengguna lain, sedangkan jika dia satu rombongan satu sama lain mereka bisa saling bertatap muka. Untuk aksennya sedniri sama halnya dengan furnitur lainnya, bedanya aksen hanya ada pada bagian kaki dan tidak dengan sandaran.
111
Gambar 4.5 Bench 3d Sumber: Dokumentasi Pribadi
4. Coffee Table Coffee Table dirancang sesuai kebutuhan pengunjung, dimana bentuknya yang cukup besar bisa digunakan sebagai tempat meletakkan vas bunga atau hiasan lainnya, brosur, dan tas kecil atau barang bawaan pengunjung lainnya. Sama halnya dengan furnitur lainnya, aksen pada coffee table berada pada kaki bagian atas dan bawah.
Gambar 4.6 Coffee Table 3d Sumber: Dokumentasi Pribadi
112
5. Standing Lamp Standing Lamp dirancang sebagai penerangan pendukung pada area lobi, dikarenakan lobi memiliki ceiling yang cukup tinggi sehingga membuat keadaannya jika malam hari terlihat cukup temaram. Pada kaki standing lamp dibuat menyerupai umpak (dasar bertingkat) sebagaimana yang biasa ada di tiang-tiang Bale Bali, dan tetap menggunakan aksen yang sama seperti halnya produk yang lain.
Gambar 4.7 Standing Lamp 3d Sumber: Dokumentasi Pribadi
4.2
Sistem Operasional Dalam perancangan ini furnitur dan aksesoris tidak menggunakan sistem
operasional sustainable atau bisa digunakan dalam jangka waktu lama. Karena bisa digunakan dalam jangka waktu panjang maka kekuatan konstruksi menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan. Furnitur dan aksesoris ini mempunyai berat yang cukup namun masih bisa dipindah-pindahkan, kelebihan dari beratnya yang
113
cukup membuat furnitur tidak mudah bergeser saat digunakan sehingga bisa menjaga keawetan lantai dan kaki furnitur. 4.3
Warna Warna yang digunakan pada perancangan ini adalah warna earthtone yaitu
warna langit, laut dan tanah. Pemilihan warna ini didasari oleh pengaruh lingkungan setempat, dimana lokasi hotel Patra memang mempunyai garis pantai sendiri. Warna coklat tua yang berasal dari tanah di gunakan sebagai warna utama pada setiap produk, dan coklat muda digunakan disetiap aksen pada produk, sedangkan warna laut atau abu-abu muda digunakan sebagai warna cushion dudukan, dan yang terakhir warna biru langit digunakan sebagai warna kain bantal. Warna coklat sendiri mencerminkan tradisi dan segala sesuatu yang berbau kebudayaan dan memiliki karakter yang hangat. Warna abu-abu mencerminkan kesan serius, bisa diandalkan dan stabil, dan yang terakhir warna biru langit yang mencerminkan kesetiaan, ketenangan, sensitif dan bisa diandalkan.
Gambar 4.8 Warna Sumber : Dokumentasi Pribadi
114
4.4
Konsep Material a. Kayu Mahoni Semua produk di produksi menggunakan bahan baku utama yaitu kayu mahoni. Kayu mahoni merupakan salah satu jenis kayu khas daerah tropis. Di Indonesia, kayu mahoni sangat populer khususnya untuk banyak daerah di pulau Jawa, di sana, kayu ini dikenal sebagai jenis kayu yang bernilai komersial tinggi sehingga banyak orang yang membudidayakan dan diperjual belikan pada pasar komoditas domestik. Di pulau Jawa ini juga, persedian untuk kayu mahoni tidak perlu dikhawatirkan sebab jumlahnya masih sangat banyak, mulai dari yang masih berupa pohon maupun yang sudah berupa kayu yang sudah dipotong atau diproses. Karena jenis pohon penghasil kayu ini memiliki masa pertumbuhan yang cepat yakni kurang lebih dalam kurun waktu 7 hingga 15 tahun, pohon mahoni sudah tumbuh besar dan sudah bisa dipotong dan diambil kayunya. Hal ini jelas berbeda dengan masa pertumbuhan
pohon
jati
maupun
pohon
sonokeling
yang
mana
pertumbuhannya membutuhkan waktu yang lama. Tingkat kekuatan mahoni sendiri termasuk kelas kuat III hingga kelas kuat II. Adapun ciri-ciri dari kayu mahoni adalah sebagai berikut : Warna: bagian tengah kayu mahoni kebanyakan berwarna merah muda (bisa dibilang terlihat pucat), tetapi ada juga kayu mahoni yang berwarna merah tua mirip sekali dengan warna hati. Ini terdapat pada kayu mahoni yang benar-benar berumur tua, mungkin pohonya tumbuh lebih dari 25 tahun. Sedangkan untuk gubalnya atau bagian tepi kayu selalu berwarna putih. Serat: kayu mahoni memiliki serat lurus dan terpadu. Tekstur: Kayu mahoni memiliki tekstur halus dan berpori-pori kecil.
115
Gambar 4.9 Rangka Furnitur dan Aksesoris Sumber: Dokumentasi Pribadi
b. BlockBoard Bloackboard digunakan sebagai bahan baku pendukung kayu dalam proses produksi . Blockboard hampir sama dengan plywood lainnya terdiri dari 3 lapisan, yang membedakan adalah pada lapisan tengah yaitu terdiri dari potongan-potongan kayu dengan ukuran tertentu yang disusun dan dilaminating dengan vinir (lembaran kayu) seperti plywood lainnya. Blockboard termasuk kayu olahan dengan kualitas baik dikelasnya, blockboard dan multipleks pun memiliki harga yang lebih tinggi di pasaran dibandingkan mdf atau partikel board.
Gambar 4.10 Blockboard dan Rangka Coffee Table
116
Sumber: Dokumentasi Pribadi c. Chenille & Cotton Fabric Kain jenis chenille ini memiliki ciri tekstur yang lembut dan nyaman saat digunakan hampir mirip dengan rajutan. Dengan seratnya yang rapat sehingga kain jenis ini terbilang lebih kuat dan tidak mudah robek. Tipe yang digunakan untuk perancangan kali ini adalah kain tipe Turkish Chenille Miami Col 006. Warna yang digunakan disesuaikan dengan konsep warna earthtone yaitu abu-abu. Sedangkan untuk kain bantal menggunakan jenis kain Whitacker Cotton Marka Terrace Blue Lake, bahan katun sendiri relatif nyaman saat digunakan karena sifatnya yang dingin bila tersentuh oleh kulit kita.
Gambar 4.11 Kain Dudukan dan Bantalan Sumber: Dokumentasi Pribadi
d. Bantalan Duduk dan Sandaran Pada perancangan kali ini bantalan duduk dan sandaran terbuat dari material busa yang berbeda. Pada sandaran jenis busa yang digunakan adalah jenis busa dakron, dakron sendiri adalah sebuah bahan sintetis sebagai bahan untuk pengisian boneka, guling dan juga bantal. Dakron sendiri memiliki nama asli yaitu Polietilena tereftalat yaitu suatu resin polimer plastik termoplast dari
117
kelompok poliester. Sedangkan busa dudukan menggunakan busa jenis upholstery yang dilapis dengan kain Turkish Chenille Miami Col 006.
Gambar 4.12 Busa upholstery dan Busa Dakron Sumber: www.google.com
4.5
Sistem Konstruksi Sistem konstruksi yang digunakan adalah dengan sistem mortise tenon dan
didukung oleh lem dan pengikat paku tembak. Mortise Tenon sendiri adalah sistem penyambungan kayu dengan membuat lubang (mortise) pada salah satu kayu yang hendak disambung, dan membuat lidah (tenon) untuk dimasukkan pada lubang mortise tersebut. Dan pada bagian kaki kursi, meja dan tiang lampu terdapat nat(coakan) yang membentuk motif aksen Bali, kayu utuh dipola lalu di bentuk dengan bantuan alat bernama rooter sehingga menghasilkan bentuk yang menjorok kedalam.
118
Gambar 4.13 Detail Konstruksi Sumber: Dokumentasi Pribadi
4.6
Sistem Finishing Finishing kali ini menggunakan NC doff berwarna salak brown. Cat jenis nc
ini akan kering dengan penguapan thinnernya saja dan tidak memerlukan reaksi kimia dan penggunaan katalis untuk pengeringannya. Pengeringannya relatif cepat, pelepasan seluruh solventnya hanya membutuhkan waktu beberapa hari saja. Begitu kering maka lapisan filmnya sudah sangat aman karena sudah tidak mengeluarkan emisi gas lagi. Karena itu maka cat ini merupakan salah satu cat yang sangat ramah terhadap lingkungan. Bahan utama dari cat nc ini adalah cellulose yang merupakan produk dari serat tanaman yang aman bagi lingkungan. Memang di dalam campuran cat ini masih perlu dicampurkan beberapa aditif dan solvent tertentu yang bisa jadi merupakan bahan polutan bagi manusia tetapi dengan adanya batasan-batasan yang semakin ketat maka sekarang aditif dan solvent yang dipakai sudah menggunakan bahan-bahan yang aman baik untuk kesehatan maupun untuk lingkungan. Proses pengerjaan finisihing dimulai dari proses amplas lalu masuk ke proses filler dan yang terakhir adalah penyemrotan warna dan diakhiri dengan pengeringan. Salak Brown Doff menghasilkan warna coklat tua dengan tekstur lembut tidak licin dan mudah dibersihkan bila terkena air.
119
Gambar 4.14 Hasil Finishing Sumber: Dokumentasi Pribadi
4.7
Ergonomi dan Antropometri Pengunjung yang datang ke Hotel Patra Jasa sebagian besar adalah warga
negara asing oleh karena itu ukuran sebisa mungkin benar-benar pas sehingga bisa digunakan oleh pengunjung dari dalam dan luar negeri. Aspek ergonomi sangatlah penting karena ergonomi berpengaruh pada kenyamanan dan keamaan pengguna. Ukuran yang digunakan pada perancangan ini disesuaikan dengan standar yang ada berdasarkan buku Human Dimension. Karena ukuran suatu furnitur mempengaruhi kenyamanan dari pemakai furnitur itu sendiri. Dan berikut ukuran furnitur dan aksesoris yang dirancang : a. Lounge Chair
:65 x 85 x 90 cm
b. Coffee Table
:100 x 80 x 40 cm
c. Sofa
:200 x 85 x 90 cm
d. Bench
:180 x 45 x 43 cm
e. Standing Lamp
:25 x 25 x 160 cm
120
Gambar 4.15 Proporsi Manusia Sumber: www.google.com
4.8
Aspek Perhitungan Biaya Produksi Biaya produksi yang terpakai dalam perancangan ini meliputi biaya : a. Bahan Baku (pembelian kayu, cat, sekrup/paku, amplas,kuas,jok) b. Biaya Pekerja c. Biaya tak terduga Berikut rincian biaya produksi ketiga produk : Biaya Tukang
Rp 650.000,-
Bahan Kayu Mahoni
Rp 300.000,-
121
4.8
Bahan Blockboard & Triplek
Rp 100.000,-
Bahan Finishing
Rp 150.000,-
Biaya Finishing
Rp 250.000,-
Busa
Rp 90.000,-
Dakron
Rp 120.000,-
Kain Tutup, Paku, Talikur dll
Rp 140.000
Kain Jok
Rp 500.000,-
Tukang Jok
Rp 90.000,-
Kabel & Colokan
Rp 10.000,-
TOTAL
Rp 2.400.000,-
Aspek Pemasaran Perancangan furnitur dan aksesoris ini tidak luput dari aspek pemasaran,
karena hasil suatu desain akan terasa lebih berharga jika desain bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Adapun aspek desain tersebut adalah sebagai berikut : a. Manfaat Penggunaan b. Kualitas Produk c. Keistimewaan Produk d. Corak dan Bentuk e. Kemasan Produk f. Kemudahan Instalasi
122
Gambar 4.16 Proses Pengiriman Sumber: Dokumentasi Pribadi