55 BAB 4
KONSEP DESAIN
4.1 Landasan Teori dan Metode
4.1.1 Layout
Dalam buku Layout yang ditulis oleh Gavin Ambrose dan Paul Harris (2005, p11), layout adalah pengaturan elemen-elemen desain dalam kaitannya dengan ruang atau bidang di mana elemen-elemen tersebut berada, dan dalam keserasian dengan tampilan secara keseluruhan dari segi estetis. Sasaran utama dari layout adalah untuk menampilkan elemen-elemen visual maupun tekstual tersebut yang dikomunikasikan dalam cara yang teratur sehingga memungkinkan pembaca untuk menangkapnya dengan mudah. Tidak ada aturan ‘emas’ dalam mengatur layout, karena ada berbagai penanganan yang berbeda bagi tiap media yang berbeda.
Layout dalam buku Indonesia Tropical Spa ditampilkan dengan lebih bebas namun tetap serasi secara keseluruhan ataupun dari segi estetis.
55
56 4.1.2 Grid
Andre Jute dalam bukunya GRIDS: The Structure of Graphic Design menyebutkan bahwa tujuan utama penggunaan grid adalah untuk menciptakan keteraturan dan menghindari adanya kekacauan. Grid membantu pembaca menemukan materi di tempat yang diharapkan setiap saat, baik ketika sedang secara santai membuka halaman demi halaman pada majalah, ataupun ketika secara cepat membaca jurnal professional untuk mendapatkan informasi yang relevan. Tujuan utama dari grid ini telah mendorong desainer untuk berpikir secara konstruktif dan dengan cara yang terstrukturisasi.
Secara khusus bagi desainer grafis, grid mempunyai beberapa tujuan yaitu: •
Pengulangan (repeatability), untuk membuat halaman-halaman yang serupa dalam desain yang berbeda-beda terlihat sama atau untuk memberikan kesatuan penampilan bagi bermacam desain tunggal.
•
Komposisi, bisa dilakukan dengan dua cara yaitu:
- menggabungkan bodytext dengan ilustrasi, fotografi atau display text.
- mengatur ukuran, bentuk dan keseimbangan elemen-elemen untuk menciptakan prioritas relative yang tepat serta membantu pemahaman tanpa merusak susunan pengulangan.
56
57 •
Komunikasi, yaitu bertujuan mengkomunikasikan pesan. Adapun elemenelemen dari sebuah grid antara lain adalah:
- Ukuran kertas
- Tipografi
- Margin
- Kolom
- Area/ daerah putih
Dalam desain buku Tropical Spa, yang diutamakan adalah keindahan penampilan visual, maka kemungkinan untuk menggabungkan berbagai kolom grid dalam satu halaman lebih besar dibandingkan buku teks pada umumnya.
4.1.3 Tipografi
Dalam penggunaan tipografi ada beberapa pedoman yang harus diperhatikan, yaitu: •
Readibility (keterbacaan)
Merupakan tingkat atau level dimana sebuah tulisan dapat dipahami atau dibaca dengan mudah berdasarkan kompleksitas penggunaaan kata-kata dan kalimat
57
58 •
Clearity (kejelasan)
Clearity adalah hal yang paling dalam memilih suatu jenis huruf. Menurut David Ogilvy, tipografi yang baik ‘menolong’ orang untuk membaca. Sedangkan tipografi yang buruk ‘mencegah’ orang untuk membaca. •
Visibility (dapat dilihat)
Pemakaian tipe huruf harus disesuaikan dengan komposisi yang baik. Peletakan huruf yang terhalang oleh gambar atau warna yang hampir sama dengan warna latar belakang, akan mempersulit pembaca. •
Legibility
Merupakan kejelasan visual dari penulisan teks, biasanya berdasarkan ukuran, jenis huruf, kontras, text block, dan spasi antar huruf yang digunakan.
4.1.4 Efek Superioritas Gambar
4.1.4.1 Fotografi •
Fotografi sebagai bahasa visual
Menurut Paul Messaris, gambar-gambar yang dihasilkan oleh manusia, termasuk fotografi, bisa dipandang sebagai suatu aksara visual, atau dengan
58
59 kata lain, gambar-gambar itu bisa dibaca. Sehingga, gambar-gambar pun merupakan bagian dari cara berbahasa.
Jika dalam bahasa, susuanan kalimat sebagai makna lebih mungkin didefinitifkan, maka hal itu tidak mungkin dilakukan dengan pemaknaan gambar-gambar. Dalam gambar-gambar yang maknanya hadir secara definitive, terdapat manipulasi. Gambar juga dapat berbicara, pengertian bagi orang yang melihatnya akan membuat pembaca merasa terbawa didalamnya. Dalam hal ini, pembaca diharapkan tidak hanya mengetahui informasi tentang isi dari buku tersebut tetapi juga dapat memberikan bayangan akan kenikmatan dari tropical spa yang ada di Indonesia. Sehingga dapat menarik makna yang terkandung dalam setiap foto yang ada dengan lebih terdalam.
Berdasarkan teori Messaris, terdapat empat aspek aksara visual, yaitu: •
Bahasa visual sebagai prasyarat pemahaman media visual.
Citra media termasuk foto, sering sangat berbeda dari penampilan di dunia nyata. Dengan argument ini, istilah ‘aksara visual’ mengacu kepada keakraban dengan konvensi visual yang diperoleh seseorang lewat keterbukaan terhadap media visual.
59
60 •
Konsekuensi kesadaran umum bahasa visual.
Pengalaman dengan media visual tidak hanya merupakan jalan kearah pemahaman visual yang lebih baik, namun juga membawa kea rah peningkatan kemampuan untuk memahami tersebut. •
Kewaspadaan atas manipulasi visual.
Pendidikan visual akan membuat pembaca menjadi lebih tahan atas manipulasi media visual yang diupayakan oleh iklan TV, majalah dan kampanye politik. •
Apresiasi estetik
Kewaspadaan atas pengembangan makna media visual dalam tanggapan pembaca, juga bisa dilihat sebagai pembentukan dasar apresiasi estetik.
Pendapat Messaris ini mendukung asumsi, bahwa dalam suatu foto sebagai media visual, bukan hanya dimungkinkan untuk menarik suatu makna, melainkan bahwa itu mungkin direkayasa untuk tampil dengan gagasan menghujam. Sebuah foto menjadi bukan hanya representasi visual objek yang direproduksinya, melainkan mengandung pesan. •
Rasio Face-ism
William Lidwell, Kritina Holden dan Jill Butler dalam buku mereka Universal Principles of Design mengemukakan bahwa rasio face-ism
60
61 merupakan rasio perbandingan wajah terhadap badan dalam sebuah image (foto).
Foto seseorang dengan rasio face-ism tinggi, yaitu wajah mendominasi foto, memfokuskan pada tingkat intelektual dan atribut kepribadian seseorang. Sedangkan foto dengan rasio face-ism rendah, yaitu badan mendominasi foto, memusatkan perhatian pada atribut fisik dan sensual dari seseorang.
Rasio face-ism dihitung dengan cara membagi jarak antara bagian atas kepala hingga bagian bawah dagu (panjang kepala) dengan jarak antara bagian atas kepala dengan bagian terbawah badan (panjang/tinggi total badan). Sebuah foto atau image tanpa kepala sama sekali memiliki rasio face-ism 0.00, sedangkan sebuah foto yang hanya terdiri dari satu kepala secara utuh memiliki rasio 1.00.
Teori-teori dalam Fotografi •
Architectural Photography
Foto dimana mengandalkan keindahan pada arsitektur suatu bangunan. Teknik pengambilan gambar dari sudut yang tepat dan artistic yang indah dapat membuat tersebut menjadi sangat menarik.
61
62 •
Nature Photography
Biasanya foto dilakukan ditempat outdoor untuk menampilkan elemen-elemen natural. Tetapi foto juga dapat dilakukan di indoor, dengan teknik close-up pada unsur-unsur alam dan juga tekstur-tekstur yang indah dari alam. •
Still life Photography
Suatu kumpulan benda yang difoto landscape atau portrait dengan komposisi penataan yang baik sehingga dapat menghasilkan foto yang menarik. Benda yang digunakan sangat beragam. Kekuatan dalam foto ini membuat benda mati dapat menyampaikan pesan kepada orang yang melihatnya. •
Portrait Photography
Teknik foto seorang atau kumpulan orang dengan ekspresi wajah dominan. Penyampaian pesan dengan bahasa tubuh manusia sangat banyak digunakan. Karena teknik ini yang paling efektif untuk membuat foto tersebut menjadi berbicara sesuai dengan keinginan.
Dalam buku Indonesia Tropical Spa ini sangat mengandalkan foto, teori-teori fotografi diatas dapat membantu dalam pengambilan di setiap gambarnya. Ini bertujuan agar dapat memberikan gambaran kepada pembaca akan kenikmatan spa ala Indonesia.
62
63 4.1.5 Warna
Warna dibagi dalam 3 kategori, yaitu terang (muda), sedang, gelap (tua), dan sebagai pertimbangan keterlibatan audience, maka daya pantul cahaya dapat dinilai sebagai berikut: •
Terang, nilai daya pantulnya 50% sampai 70%
•
Sedang, nilai daya pantulnya 25% sampai 50%
•
Gelap, nilai daya pantulnya 5% sampai 25%
Karakteristik warna: •
Warna terang (disukai oleh muda-mudi, membuat produk menjadi lebih besar dan lebih dekat dengan mata)
•
Warna keras/hangat (termasuk di dalamnya adalah warna merah, orange, kuning, warna-warna ini memiliki daya tarik dan dampak yang sangat besar, terutama warna merah dan orange, sehingga sangat tepat diaplikasikan pada media yang menuntut perhatian lebih).
•
Warna lembut/dingin (termasuk di dalamnya warna hijau dan biru, warna ini kurang dinamis bila dibandingkan dengan warna keras, namun cocok digunakan untuk produk-produk tertentu).
•
Warna muda/ pucat (tampak ringan dan kurang berdaya bagi muda-mudi).
•
Warna medium (sifatnya umum, dan sangat serasi bilan dikomposisikan dengan warna yang memiliki nilai pantul lebih tinggi).
63
64 •
Warna tua (memiliki nilai pantul paling rendah, dan harus dikomposisikan dengan warna yang nilai pantulnya tinggi, serta bila dipajang pada rak penjualan buku harus dengan latar belakang yang kontras dan penerangan yang cukup agar mudah terlihat).
Dalam hal ini, buku Tropical Spa warna keras dan warna lembut. Warna juga berperan penting dalam buku ini.
4.1.6 Konsistensi
Dalam mendesain sebuah buku, desainer harus memperhatikan konsistensi dari keseluruhan desain buku tersebut. Walaupun warna, layout dan cara penyajian dalam setiap halamannya berbeda-beda, namun harus tetap memiliki satu benang merah yang dijadikan patokan dalam keseluruhan desain. Sehingga lebih memudahkan pembaca untuk memahaminya. Ronald L. Mace, Graeme J. Hardie dan Jaine P. Place dalam bukunya membagi konsistensi menjadi 4 jenis, antara lain adalah: •
Konsistensi Estetis, artinya konsistensi yang mengarah pada gaya dan penampilan
yang
disajikan.
Misalnya
sebuah
logo
perusahaan
menggunakan warna, jenis huruf dan logogram yang konsisten. Konsistensi estetis dapat memungkinkan adanya pengenalan dan menimbulkan ekspektasi emisional.
64
65 •
Konsistensi Fungsional, mengarah pada maksud dan tindakan, misalnya lampu lalu lintas menunjukkan warna kuning sebelum merah. Dalam hal ini, bisa diterapkan dalam penggunaan kode halaman buku, sesuai dengan fungsinya untuk memudahkan pembaca menemukan bagian buku yang diinginkan, harus dibuat konsisten antara halaman yang satu dengan yang lain.
•
Konsistensi Internal, mengarah pada konsistensi dengan setiap elemen lain yang dalam satu system yang sama. Misalnya konsistensi antara desain bab pertama dengan bab kedua dan seterusnya.
•
Konsistensi Eksternal, mengarah pada konsistensi antara elemen yang berbeda salam satu lingkungan, misalnya antara penulisan judul buku di halaman sampul maka harus konsisten dengan penulisan heading pada poster promosi pelucuran buku yang bersangkuan.
4.2 Strategi Kreatif
4.2.1 Strategi Komunikasi
4.2.1.1 Profil Target
Yang menjadi target audience dalam hal ini antara lain:
1. Demografi •
Kependudukan
: Dewasa
65
66 •
Usia
: Produktif
•
Sex
: Wanita
•
Ekonomi
: Kalangan atas (level A)
•
Pendidikan
: Perguruan Tinggi
2. Geografi •
Wilayah
: Perkotaan
•
Daerah
: Kota besar
3. Psikografi •
Lifestyle
: Suka merawat diri, memperhatikan kecantikan
Kesehatan, penampilan, glamour, gengsi •
Rutinitas
: Kuliah atau bekerja baik di luar maupun dirumah
•
Perilaku
: Menghargai diri sendiri, pintar
•
Insight
: Orang yang suka merawat kecantikan diri akan
merasa
memiliki kebanggaan tersendiri apabila melakukan spa
treatment, terlebih bila mereka memiliki suatu panduan yang unik.
4.2.1.2. Fakta Kunci
Ada beberapa hal nyata yang dapat dijadikan sebagai kekuatan atau pendukung maupun kelemahan atau penghambat dalam penyampaian komunikasi kepada masyarakat sehubungan dengan pembuatan buku mengenai Tropical Spa, yaitu antara lain: 66
67 •
Tropical Spa merupakan warisan kebudayaan dari Indonesia yang terkenal se Asia
•
Buku tentang Tropical Spa telah ada, tetapi buku import yang isinya mencakup se Asia dengan tampilan yang monoton dan kurang menarik
•
Hampir 70% isinya berasal dari Indonesia, terutama Bali
4.2.1.3 Masalah yang akan dikomunikasikan
Mengangkat Tropical Spa kedalam sebuah buku dari sisi yang berbeda dengan buku sejenisnya yang sudah ada sebelumnya, dimana penggunaan fotografi, ilustrasi dan warna yang kuat ada didalamnya. Tidaknya hanya kata-kata saja yang dapat berbicara namun foto-fotonya juga dapat mendukung verbalnya agar lebih terasa suasana spa didalam buku tersebut. Ditambah dengan warnawarna nuansa tropical, wewangian dan ramuan dari tropical spa akan membuat para pembaca terbawa suasana spa yang nyaman.
4.2.1.4 Tujuan Komunikasi
Proses komunikasi yang ingin dituju dalam hal ini adalah AIDA, yaitu Attention, Interest, Desire, Action. •
Attention
: Menarik perhatian masyarakat untuk membeli buku
Tropical Spa
67
68 •
Interest
: Menarik minat masyarakat untuk membaca dan
menikmati isi buku Tropical Spa •
Desire
: Membangkitkan emosi pembaca untuk ikut merasakan
seluruh manfaat spa sekaligus menjadikan buku ini sebagai panduan •
Action
: Memotivasi pembaca dalam merawat diri untuk
kesehatan tubuh dan pikiran
4.2.1.5 Positioning
Buku yang selain memperkenalkan Tropical Spa di Indonesia secara lebih mendalam, juga mengandung unsur-unsur spa didalam bukunya sehingga pembaca secara tidak langsung membaca sekaligus merasakan aroma spa serta rasa ingin mencoba karena foto yang ikut mendukung juga berperan dan tampilan buku yang unik.
4.2.1.6 Judul Buku
Judul buku tropical spa ini adalah ‘Indonesia Tropical Spa’.
68
69 4.2.1.7 Pendekatan Komunikasi
Pada pembuatan desain buku Tropical Spa digunakan dua pendekatan sekaligus, yaitu: •
Pendekatan Rasional
Dalam hal ini pendekatan rasional diaplikasikan pada penyampaian pesan secara verbal (teks/tulisan) yang bersifat informatif berupa keterangan atau data yang berkaitan dengan bahan, manfaat dan rekomendasi tempat dengan tujuan utama sekedar memberi informasi. Misalnya nama-nama bahan, manfaat dan kegunaannya, tempat-tempat yang menyediakan, dan lain-lain.
•
Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional yang digunakan disini diwujudkan dalam berbagai cara atau media. Cara yang pertama adalah melalui penggunaan atau pemilihan kata-kata dalam penulisan teks yang dapat menggugah emosi pembaca untuk sekedar memberikan penilaian ataupun menciptakan cara pemikiran dan tindakan tertentu yang berbeda dari sebelumnya. Cara
yang kedua adalah melalui
penggunaan ilustrasi atau foto yang memiliki karakter yang kuat, dimana masing-masing ilustrasi dapat memberikan kesan yang
69
70 berbeda-beda bagi pembacanya. Misalnya kesan rilex dan nyaman dalam satu foto. Cara ketiga adalah melalui penggunaan warna dan aroma spa.
4.2.2 Strategi Desain
4.2.2.1 Keyword •
Suasana spa
•
Elegan, feminin
•
Bersahabat hangat
•
Segar, tropis
4.2.2.2 Strategi Verbal
Sesuai dengan karakter spa sebagai objek penyusunan buku yang hangat dan bersahabat, gaya bahasa yang akan digunakan baik dalam penulisan judul buku, judul bab maupun penulisan isi (teks) buku adalah gaya bercerita deskriptif dengan menggunakan bahasa non formal.
70
71 4.2.2.3 Looks, Mood, Tone and Manner
Unsur-unsur desain yang dipilih dalam pembuatan buku Tropical Spa adalah sebagai berikut: •
Skema atau keluarga warna tropis, karena disesuaikan dengan karakter spa yang menjadi pembahasan dalam buku.
•
Tipografi serif dalam penulisan bodycopy untuk menonjolkan kesan modern.
•
Tipografi dekoratif dalam penulisan judul buku dan beberapa kutipan khusus untuk menonjolkan kesan dinamis.
•
Fotografi warna dan dramatis,
disesuaikan dengan tema atau
pembahasan tiap babnya •
Elemen-elemen desain yang bergaya tropis, watering, berkesan warm, fresh dan natural.
•
Ilustrasi manual
4.2.2.4 Pemilihan Item
Item-item yang digunakan adalah:
1. Buku, meliputi desain cover dan halaman isi
Ukuran
: 20.7 x 20.7 cm
71
72 Tebal
: 104 halaman
Warna
: full color
Cover
: hard cover
Penjualan
:
toko-toko
Kinokunia, QB dan lain-lain)
2. Kemasan/ Packaging Buku 3. Pembatas Buku
72
buku
besar
(Periplus,
Aksara,