BAB 4
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Hasil determinasi tanaman yang dilakukan di Herbarium Bandungense, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung menyatakan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees suku Acanthaceae dengan nama daerah sambiloto, Carica papaya L. suku Caricaceae yang biasa dikenal dengan nama pepaya, dan Momordica charantia L. dengan nama daerah pare dari suku Cucurbitaceae. Secara makroskopik dan mikroskopik, simplisia herba sambiloto, daun pepaya, dan buah pare memenuhi persyaratan yang terdapat pada Materia Medika Indonesia. Ciri makroskopik herba sambiloto yang digunakan dalam penelitian ini berupa daun berwarna hijau tua, berbatang kecil berbentuk segiempat berwarna hijau kecoklatan, akarnya berupa akar serabut berwarna kecoklatan dan serbuk simplisia herba sambiloto berwarna hijau kecoklatan; simplisia daun pepaya yang digunakan menunjukkan permukaan atas daun berwarna hijau dan permukaan bawah berwarna lebih muda dengan serbuk simplisia berwarna hijau. Sedangkan simplisia buah pare terdiri atas irisan melintang buah berbentuk cincin atau gelang dengan tepi tidak rata dan tidak beraturan, serta serbuk simplisia berwarna kuning kecoklatan. Hasil pemeriksaan simplisia secara mikroskopik dapat dilihat pada Gambar 4.1. Kadar air simplisia dan ekstrak memenuhi persyaratan bila kadar airnya tidak >10%. Hasil penentuan kadar air simplisia uji, ekstrak etanol dan ekstrak air yang digunakan dalam penelitian ini tidak >10 %. Kadar air simplisia dan semua ekstrak tersebut memenuhi persyaratan mutu simplisia dan ekstrak. Kadar air >10 % dapat menyebabkan pertumbuhan mikroba karena air merupakan media pertumbuhan mikroorganisme dan juga sebagai media terjadinya reaksi enzimatis yang dapat menguraikan senyawa aktifnya. Sedangkan kadar abu total simplisia yang dihasilkan tidak boleh melebihi persyaratan karena dapat bersifat toksik akibat adanya kandungan logam yang berlebih. Hasil penetapan kadar air, kadar abu total, kadar sari larut air dan sari larut etanol simplisia uji dapat dilihat pada Tabel 4.1.
21
22
(a)
(b)
(c)
(d) (e) (f) Gambar 4.1 Karakteristik mikroskopik serbuk simplisia dengan pereaksi kloralhidrat: bagian sistolit (a) dan sel epidermis (b) herba sambiloto; kristal kalsium oksalat (c) dan rambut kelenjar (d) buah pare; kristal kalsium oksalat bentuk roset (e) dan fragmen pembuluh kayu (f) daun pepaya. Tabel 4.1 Hasil Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak Hasil Percobaan Pemeriksaan
Herba Sambiloto
Daun Pepaya
Buah Pare
Kadar air simplisia (% v/b)
6,25
5,00
10,00
Kadar air ekstrak etanol (% v/b)
5,56
8,77
9,76
Kadar air ekstrak air (% v/b)
4,85
8,57
5,71
Kadar abu total simplisia (% b/b)
10,00
12,00
10,00
Susut pengeringan simplisia (% b/b)
11,50
15,00
20,00
Kadar sari larut air simplisia (% b/b)
16,30
29,30
42,40
8,50
8,80
4,30
Kadar sari larut etanol simplisia (% b/b)
Hasil penapisan fitokimia menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid, flavonoid, saponin, dan steroid/triterpenoid pada semua simplisia, ekstrak etanol, dan ekstrak air. Kandungan kimia yang terdapat dalam simplisia dan ekstrak dapat dilihat pada Tabel 4.2.
23 Tabel 4.2 Hasil Penapisan Fitokimia Herba Sambiloto
Golongan Senyawa
Daun Pepaya
Buah Pare
S
EE
EA
S
EE
EA
S
EE
EA
Alkaloid
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Flavonoid
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Saponin
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tanin
+
+
+
+
+
+
-
-
-
Kuinon
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Steroid/
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Triterpenoid Keterangan: S = Simplisia EE = Ekstrak etanol EA = Ekstrak air + = terdapat senyawa yang dimaksud = tidak terdapat senyawa yang dimaksud Hasil kultur Plasmodium falciparum menunjukkan pertumbuhan stadium-stadium parasit dari stadium merozoit menjadi bentuk cincin, trofozoit, dan skizon seperti dapat dilihat pada Gambar 4.2.
(a)
(b)
(d)
(c)
(e)
Gambar 4.2 Morfologi stadium Plasmodium falciparum 2300 hasil kultur: trofozoit bentuk cincin berinti tunggal (a), bentuk cincin berinti ganda (b), trofozoit muda (c), skizon (d), dan skizon segmenter (e)
24
Siklus skizogoni Plasmodium falciparum 2300 pada kultur berlangsung selama 30 jam. Jumlah parasit dengan bentuk cincin hasil sinkronisasi diperoleh sejumlah 900000 parasit/µL darah. Sedangkan untuk pengujian dibutuhkan parasit antara 1000-80000/µL eritrosit. Oleh karena itu, hasil sinkronisasi diencerkan 40 kali sehingga diperoleh 22500 parasit/µL eritrosit dan parasitemia 0,45 %. Hasil uji aktivitas ekstrak etanol dan ekstrak air herba sambiloto, daun pepaya, dan buah pare menunjukkan adanya hambatan terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum (KH50<100 μg/mL). Semakin tinggi konsentrasi, daya hambat pertumbuhan skizonnya cenderung menaik untuk semua ekstrak uji. Persentase daya hambat pertumbuhan skizon oleh ekstrak etanol simplisia uji dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Daya Hambat Pertumbuhan Skizon P. falciparum oleh Ekstrak Etanol Simplisia Uji Konsentrasi Ekstrak (µg/mL) 7,81
% Pertumbuhan Skizon terhadap Kontrol
% Daya Hambat Pertumbuhan Skizon
EEHS
EEDP
EEBP
EEHS
EEDP
EEBP
28,53±5,20
49,65±6,36
51,63±11,09
71,47±5,21
50,35±6,37
48,37±11,09
46,10±4,31
74,21±12,31 68,66±8,01
53,9±4,31
15,63
25,79±12,31 31,34±8,01
31,25
20,95±5,79
29,27±2,28
52,65±12,56
79,05±5,8
70,73±2,28
47,35±12,55
62,50
10,15±5,97
17,46±1,20
11,86±9,11
89,85±5,97
82,54±1,2
88,14±9,11
125,00
8,54±5,99
9,77±3,53
8,71±4,49
91,46±6
90,23±3,53
91,29±4,49
250,00
4,84±3,28
0,91±0,79
5,60±2,30
95,16±3,28
99,09±0,79
94,40±2,31
500,00
1,09±1,89
0±0
1,59±2,74
98,91±1,89
100±0
98,41±2,75
Keterangan : EEHS = Ekstrak etanol herba sambiloto EEDP = Ekstrak etanol daun pepaya EEBP = Ekstrak etanol buah pare Pada Gambar 4.3 dapat dilihat grafik persentase daya hambat pertumbuhan skizon oleh ekstrak etanol herba sambiloto, daun pepaya, dan buah pare. Semakin tinggi konsentrasi, maka daya hambatnya cenderung semakin meningkat. KH50 untuk ekstrak etanol herba sambiloto adalah 2,87 μg/mL; daun pepaya yaitu 12,29 μg/mL; sedangkan untuk ekstrak etanol buah pare yaitu 12,68 μg/mL.
25
120 %Hambat Skizon
100 80 60 40 20 0 0
50
100 150 200 250 300
350 400 450
500
Konsentrasi Ekstrak (µg/mL) Ekstrak Etanol Herba Sambiloto Ekstrak Etanol Daun Pepaya Ekstrak Etanol Buah Pare
KH50 EEHB = 2,87μg/mL KH50 EEDP = 12,29 μg/mL KH50 EEBP = 12,68 μg/mL
Gambar 4.3 Grafik konsentrasi ekstrak etanol terhadap persentase daya hambat pertumbuhan skizon P. falciparum 2300 Hasi uji aktivitas ekstrak air herba sambiloto, daun pepaya, dan buah pare juga menunjukkan adanya aktivitas menghambat pertumbuhan skizon P. falciparum. Persentase daya hambat pertumbuhan skizon oleh ekstrak air simplisia uji dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Daya Hambat Pertumbuhan Skizon P. falciparum oleh Ekstrak Air Simplisia Uji Konsentrasi Ekstrak (µg/mL)
% Pertumbuhan Skizon terhadap Kontrol EAHS
EADP
EABP
% Daya Hambat Pertumbuhan Skizon EAHS
EADP
EABP
7,81
81,11±8,54
52,45±8,38
78,38±9,77
18,89±8,54
47,55±8,38
21,62±9,77
15,63
78,60±5,22
38,90±4,33
74,47±7,60
21,14±5,22
61,10±4,33
25,53±7,60
31,25
49,67±7,02
43,03±26,83
47,50±14,59 50,33±7,02
56,97±26,83
52,50±14,59
62,50
48,73±8,18
41,96±4,26
60,61±6,10
51,27±8,18
58,04±4,27
39,39±6,10
125,00
45,83±2,31
38,10±5,02
41,00±7,15
54,17±2,31
61,90±5,02
59,00±7,16
250,00
42,78±8,31
30,44±5,47
38,18±10,30 57,22±8,31
69,56±5,47
61,82±10,30
500,00
19,21±6,76
12,50±4,03
25,44±10,68 80,79±6,76
87,5±4,03
74,56±10,68
Keterangan: EAHS = Ekstrak air herba sambiloto EADP = Ekstrak air daun pepaya EABP = Ekstrak air buah pare
26 Ekstrak air yang paling tinggi aktivitasnya dalam menghambat pertumbuhan skizon adalah ekstrak air daun pepaya dengan KH50 11,81 μg/mL, sedangkan KH50 untuk ekstrak air herba sambiloto dan ekstrak air buah pare berturut-turut adalah 74,8 μg/mL dan 75,48 μg/mL. Grafik konsentrasi ekstrak air herba sambiloto, daun pepaya, dan buah pare terhadap persentase daya hambat pertumbuhan skizon dapat dilihat pada Gambar 4.4.
100 90 %Hambat Skizon
80 70 60 50 40 30 20 10 0 0
50
100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 Konsentrasi Ekstrak (µg/mL) Ekstrak Air Herba Sambiloto Ekstrak Air Daun Pepaya Ekstrak Air Buah Pare
KH50 EAHB = 74,80 μg/mL KH50 EADP = 11,81 μg/mL KH50 EABP = 75,48 μg/mL
Gambar 4.4 Grafik konsentrasi ekstrak air terhadap persentase daya hambat pertumbuhan skizon P. falciparum 2300 Berdasarkan kriteria aktivitas hambat pertumbuhan skizon (Ouattara, 2006), maka dari penelitian ini dapat disimpulkan ekstrak yang sangat aktif menghambat pertumbuhan skizon P. falciparum 2300 adalah ekstrak etanol herba sambiloto (KH50 = 2,87 μg/mL), ekstrak yang aktif yaitu ekstrak etanol daun pepaya (KH50 = 12,29 μg/mL); ekstrak air daun pepaya (KH50 = 11,81 μg/mL); dan ekstrak etanol buah pare (KH50 = 12,68 μg/mL), sedangkan ekstrak yang aktivitasnya tergolong lemah dalam menghambat pertumbuhan skizon adalah ekstrak air herba sambiloto (KH50 = 74,8 μg/mL) dan buah pare (KH50 = 75,48 μg/mL).