BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan PT. Mastersystem Infotama merupakan salah satu perusahaan System Integrator yang bergerak di beberapa bidang komputer salah satunya adalah bidang jaringan komputer. Di bidang jaringan komputer, PT. Mastersystem Infotama menawarkan produk dan jasa berupa analisis, desain, implementasi, dan pemeliharaan untuk sistem jaringan komputer. Dalam menjalankan operasi bisnis, PT. Mastersystem Infotama menjalin kerja sama dalam sistem partnership dengan beberapa vendor terkemuka di bidang jaringan, salah satunya contohnya adalah CISCO SYSTEMS, Inc. PT. Mastersystem Infotama membagi operasi bisnis jaringannya ke dalam empat kategori, yakni Network Integration, Collaboration, Data Center, dan Structured Cabling. Klien-klien PT. Mastersystem Infotama bergerak di bidang-bidang yang bervariasi seperti perbankan dan service provider. Berikut struktur organisasi PT. Mastersystem Infotama :
Gambar 3.1: Struktur Organisasi PT. Mastersystem Infotama 34
35 Tugas dan wewenang divisi Implementation & Maintenance adalah : 1. Melakukan implementasi solusi yang dibuat oleh divisi Presales, 2. Memastikan operasional client berdasarkan solusi yang dibuat berjalan dengan baik, 3. Melakukan optimasi pada jaringan yang ada, 4. Melakukan proses maintenance dan troubleshooting terhadap masalah yang muncul.
Tugas dan wewenang divisi Presales adalah : 1. Melakukan persiapan berdasarkan masalah yang dihadapi, 2. Melakukan perencanaan solusi untuk masalah yang ada berupa survei lapangan dan proposal, 3. Menawarkan produk yang terkait dengan desain solusi masalah, 4. Membuat perancangan desain terhadap solusi yang ditawarkan secara high-level dan low-level, 5. Melakukan presentasi untuk solusi yang diberikan, 6. Melakukan koordinasi dengan pihak client dan Implementation & Maintenance terkait dengan solusi yang ditawarkan.
1.2 Topologi dan Masalah 1.2.1 Topologi jaringan yang sedang dipakai Topologi jaringan perusahaan pada penelitian ini terdiri atas 2 jaringan LAN yang terdapat pada kantor pusat (Head Quarter, HQ) dan kantor cabang (Branch) serta jaringan WAN yang menghubungkan antara kantor pusat dan
36 kantor cabang. Jaringan LAN pada kantor HQ dan kantor Branch menyediakan komunikasi data bagi pengguna di masing-masing kantor sedangkan jaringan WAN menyediakan komunikasi data yang berasal dari jaringan LAN HQ ke Branch dan sebaliknya. Topologi jaringan yang digunakan pada jaringan LAN di Branch dan kantor pusat adalah topologi jaringan hierarchical. Kantor pusat terdiri dari modul campus untuk user di kantor pusat dan modul data center untuk server-server yang digunakan oleh perusahaan. Modul campus pada perusahaan terdiri dari core layer yaitu switch CISCO catalyst 6506 dan access layer yaitu komputer user. Kantor Branch merupakan modul branch. Jaringan LAN kantor HQ menyediakan komunikasi data servers yang menjalankan beberapa aplikasi bagi user seperti SAP, email messaging (Zimbra), proxy server, dan aplikasi internal berbasis HTTP dan TCP. Jaringan LAN kantor Branch menghubungkan komunikasi data internal pengguna jaringan LAN di kantor Branch dan komunikasi data eksternal pengguna ke jaringan LAN di kantor HQ, terutama untuk koneksi ke data servers di kantor HQ. Jaringan WAN yang disewa untuk menghubungkan kedua kantor adalah jaringan Metro Ethernet Telkom dengan bandwidth sebesar 2 Mbps.
37
Gambar 3.2: Topologi jaringan LAN dan WAN yang sedang berjalan
Berikut addressing jaringan yang digunakan pada topologi : Tabel 3.1 IP Addressing yang digunakan saat ini Bagian
Hardware
IP Address
VLAN
HQ
Router Cisco 3845
10.1.0.9/16
2
Cisco 10.1.0.2/16
2
Switch Catalyst 6506
Branch Router Cisco 1841 Switch Catalyst 2950
10.6.0.1/16
Cisco 10.6.0.10/16
16 16
1.2.2 Perangkat jaringan yang sedang dipakai End Users dan servers yang terdapat pada jaringan LAN HQ dan Branch dihubungkan menggunakan perangkat switch yang berlokasi pada masingmasing kantor sedangkan hubungan antara jaringan LAN HQ dan Branch
38 menggunakan perangkat router melalui jaringan WAN. Berikut list perangkat yang digunakan : Tabel 3.2 Daftar Perangkat yang digunakan saat ini Bagian HQ
Branch
Hardware type
IOS Software version
Router Cisco 3845
Cisco IOS Software, 3800 Software (C3845-ADVENTERPRISEK9-M), Version 15.1(4)M5, RELEASE SOFTWARE (fc1)
Switch Cisco Catalyst 6506
IOS (tm) MSFC2 Software (C6MSFC2-PSV-M), Version 12.1(20)E2, EARLY DEPLOYMENT RELEASE SOFTWARE (fc1)
Router Cisco 1841
Cisco IOS Software, 1841 Software (C1841-IPBASE-M), Version 15.0(1)M4, RELEASE SOFTWARE (fc1)
Switch Cisco Catalyst 2950
IOS (tm) C2950 Software (C2950I6Q4L2-M), Version 12.1(13)EA1, RELEASE SOFTWARE (fc1)
1.2.3 Masalah yang dihadapi Permasalahan utama yang dihadapi perusahaan yaitu pertukaran data antara kantor HQ dan kantor Branch yang tidak memuaskan bagi para pengguna terutama pengguna kantor Branch karena masalah latency dan bandwidth di jalur WAN. Operasional perusahaan yang sudah terintegrasi dengan bidang IT mengharuskan karyawan atau users di kantor Branch untuk selalu mengakses
39 servers yang terletak di kantor HQ melalui jaringan WAN. Jaringan WAN memiliki beberapa tantangan yang menyebabkan permasalahan utama pada penelitian ini yaitu kurangnya produktifitas users di kantor Branch. Salah satunya adalah latency jaringan WAN yang tinggi sehingga menyebabkan response time yang cukup lama bagi aplikasi pengguna di kantor Branch. Hal ini mengakibatkan users harus menunggu dalam waktu yang tidak singkat sewaktu aplikasi mengakses data servers di kantor HQ. Berikut data response time beberapa aplikasi yang menjadi permasalahan di penelitian: Tabel 3.3 Response Time untuk aplikasi yang melewati jalur WAN No
Deskripsi
1
Aplikasi 1 Home Login open menu Permintaan input baris ke-1 Permintaan input baris ke-2 permintaan input baris ke-3 permintaan input baris ke-4 Aplikasi 2 Home Login MMR worksheet group accounting WPL support_combine WPL support_feed print view excel form EMAIL Email Send (attachment 2,7Mb) / Upload Email Receive (attachment 2,7Mb) / Download
2
3
Response Time (minute'second’’milisecond) 0'1"05 0'1"01 0'1"02 0'1"18 0'12"30 0'30"00 0'36"10 0'47’’03 2'05’’60 0'16''70 0'16''00 0'11"03 0'7''02 0'6’’78 0'11''01
Tantangan lainnya adalah pemakaian bandwidth yang besar di jalur WAN oleh berbagai aplikasi yang digunakan perusahaan seperti SAP, email, proxy,
40 dan aplikasi internal lainnya. Aplikasi SAP merupakan aplikasi utama yang memegang peranan penting terhadap operasional perusahaan sehari-hari sehingga jika pengiriman data dari dan ke aplikasi SAP terhambat akan membuat proses bisnis perusahaan menjadi terhambat. Berbagai aplikasi tersebut melakukan komunikasi data melalui satu jalur WAN yang sama, akibatnya aplikasi utama yaitu SAP harus berbagi bandwidth dengan aplikasi lainnya. Masalah tersebut menjadi semakin kritis sewaktu jalur WAN yang digunakan mengalami kepadatan karena traffic data yang tinggi dari berbagai aplikasi tersebut. Berikut data total pemakaian bandwidth yang diukur dari pemakaian sehari-hari aplikasi kantor branch ke kantor HQ dalam durasi 2 minggu yaitu tanggal 1 November 2012 hingga 14 November 2012 yang diambil menggunakan aplikasi Central Manager:
Gambar 3.3: Grafik perbandingan pemakaian bandwidth per aplikasi
41 Pada gambar 3.3 Grafik perbandingan pemakaian bandwidth per aplikasi dapat dilihat bahwa aplikasi SAP yang merupakan aplikasi utama perusahaan harus berbagi bandwidth dengan aplikasi Proxy (28% dari total pemakaian bandwidth) dan aplikasi email (31% dari total pemakaian bandwidth) Tabel 3.4 Total pemakaian bandwidth per aplikasi selama 2 minggu (1 November 2012 – 14 November 2012) Nama Aplikasi
Pemakaian Bandwitdh
Aplikasi 1
5.27 MB
Aplikasi 2
350.71 MB
Proxy
3.77 GB
Int. SAP
305.97 MB
Email
4.097 GB
Other
1.32 GB
SAP
3.11 GB
Web
170.69 MB
1.3 Alternatif Pemecahan Masalah Masalah yang dihadapi pada penelitian ini dapat dipecahkan dengan 3 alternatif solusi di bawah ini. 1. Penggunaan server lokal di setiap Branch Jaringan yang sedang digunakan saat ini mengharuskan setiap user Branch melakukan akses untuk data aplikasi di server kantor HQ. Hal ini menyebabkan permasalahan seperti yang disebutkan diatas. Salah satu cara untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan mengimplementasikan server lokal di setiap
42 kantor Branch sehingga akses data aplikasi oleh user dilakukan secara lokal tanpa harus melewati WAN ke kantor HQ. Pada penggunaan server secara lokal terdapat tantangan utama yang harus dihadapi yaitu kompleksitas mekanisme untuk sinkronisasi data di server lokal dan servers di kantor pusat. Berikut rancangan untuk topologi penggunaan server lokal di kantor branch:
Gambar 3.4: Rancangan server lokal
2. Penggunaan CISCO WAAS Alternatif lainnya yang dapat digunakan yaitu implementasi CISCO WAAS. CISCO WAAS merupakan salah satu produk dari CISCO yang mengoptimasi akses data aplikasi server dari HQ ke Branch dan sebaliknya melalui jalur WAN. Optimasi WAN pada CISCO WAAS meliputi data compression dan traffic flow optimation sehingga mempercepat response time dan mengurangi pemakaian bandwidth yang digunakan.
43 CISCO WAAS bekerja dengan cara bertindak sebagai jembatan antara users di kantor Branch ke kantor HQ yang akan melewati jalur WAN dan sebaliknya. Implementasi CISCO WAAS dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu : -
Metode Inline Aplikasi CISCO WAAS pada metode ini diimplementasikan dengan memasang WAAS Appliance pada jalur komunikasi data antara user dan gateway. Metode Inline merupakan metode implementasi yang paling simpel. Berikut rancangan untuk topologi menggunakan WAAS Appliance secara inline:
Gambar 3.5: Rancangan CISCO WAAS inline Jalur komunikasi data yang dilalui untuk data yang berasal dari Branch menuju kantor HQ: 1) Data dari users yang memasuki switch akan diteruskan ke Branch WAVE.
44 2) Data yang memasuki Branch WAVE akan dilalukan pengecekan sesuai rules yang terdapat pada WAAS Appliance untuk menentukan optimasi dilakukan atau tidak dilakukan terhadap data bersangkutan. Data yang dioptimasi akan diproses oleh WAAS Appliance sebelum diteruskan ke Branch router. Data yang tidak dioptimasi akan langsung diteruskan ke Branch router. 3) Data yang sampai pada Branch router akan dilakukan proses routing menuju jalur WAN. 4) Data melewati jalur WAN menuju HQ router dan diteruskan ke HQ WAVE. 5) Data yang memasuki HQ WAVE akan menginisialisasi terbentuknya koneksi yang dioptimasi antara Branch WAVE dan HQ WAVE sehingga data berikutnya akan melewati koneksi tersebut. 6) Data diteruskan ke servers tujuan.
-
Metode WCCPv2 Aplikasi CISCO WAAS pada metode ini diimplementasikan dengan memasang WAAS Appliance sebagai device tambahan pada subnet jaringan yang ada. Metode ini menggunakan teknologi WCCPv2 untuk melakukan data redirection dari jalur yang seharusnya menuju ke WAAS Appliance sebelum diteruskan ke WAN. Tantangan pada metode WCCP adalah compatibility antara dukungan WCCP pada perangkat-perangkat yang telah ada.
45 Berikut rancangan untuk topologi menggunakan WAAS Appliance dengan metode redirection WCCP:
Gambar 3.6: Rancangan CISCO WAAS WCCP Jalur komunikasi data yang dilalui untuk data yang berasal dari Branch menuju kantor HQ: 1) Data dari users yang memasuki switch akan diteruskan ke Branch router. 2) Data yang memasuki Branch router akan dilakukan redirection menuju Branch WAVE oleh WCCPv2. 3) Data yang memasuki Branch WAVE akan dilalukan pengecekan sesuai rules yang terdapat pada WAAS Appliance untuk menentukan optimasi dilakukan atau tidak dilakukan terhadap data bersangkutan. Data yang dioptimasi akan diproses oleh WAAS Appliance sebelum diteruskan ke Branch router. Data yang tidak dioptimasi akan langsung diteruskan ke Branch router.
46 4) Data yang sampai pada Branch router akan dilakukan proses routing menuju jalur WAN. 5) Data melewati jalur WAN menuju HQ router dan dilakukan redirect ke HQ WAVE. 6) Data memasuki HQ Switch dan diteruskan ke HQ WAVE. 7) Data yang memasuki HQ WAVE akan menginisialisasi terbentuknya koneksi yang dioptimasi antara Branch WAVE dan HQ WAVE sehingga data berikutnya akan melewati koneksi tersebut. 8) Data diteruskan ke servers tujuan.
1.4 Usulan Pemecahan Masalah Berdasarkan alternatif-alternatif yang telah disebutkan diatas, maka alternatif yang digunakan pada penelitian ini adalah penggunaan CISCO WAAS dengan metode WCCP. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penentuan alternatif yang dipilih yaitu : 1. Pemecahan masalah dengan alternatif mengimplementasikan server lokal memiliki hambatan dalam beberapa hal berikut : -
Mekanisme tambahan pada sisi sistem server untuk melakukan sinkronisasi data aplikasi server lokal di Branch dan server di HQ.
-
Proses sinkronisasi antara setiap server lokal di Branch dan server di HQ membutuhkan bandwidth yang besar dan dapat menyebabkan traffic bottleneck di HQ.
2. CISCO WAAS beroperasi secara transparan bagi users dan perangkat jaringan yang lain sehingga dalam implementasi CISCO WAAS tidak perlu
47 mengkonfigurasi ulang perangkat lain dengan adanya penambahan CISCO WAAS. 3. Penggunaan CISCO WAAS dengan metode WCCP pada penelitian ini dipilih karena dengan metode WCCP sewaktu diimplementasikan tidak menimbulkan downtime sehingga operasional jaringan yang sedang berjalan tidak terganggu. Hal ini dicapai karena penambahan WAAS Appliance dilakukan di luar jalur komunikasi data dan konfigurasi tambahan pada router untuk WCCP yang hanya melakukan traffic redirection ke WAAS Appliance sebelum di-routing ke jalur WAN. Perangkat yang sedang digunakan juga mendukung implementasi dengan metode WCCP. Sementara itu implementasi dengan menggunakan metode inline menyebabkan downtime karena saat implementasi memerlukan penambahan WAAS Appliance di tengah-tengah jalur komunikasi data antara user dan gateway. Selain itu, apabila WAAS Appliance mengalami kerusakan baik dari sisi software dan hardware akan menyebabkan pula gangguan terhadap akses data aplikasi server yang melaluinya. Perangkat WAAS yang digunakan pada penelitian adalah WAAS Appliance. Tipe-tipe WAAS Appliance yang digunakan pada penelitian: 1. WAAS Appliance tipe 274 digunakan sebagai WAAS Central Manager yang berfungsi sebagai pusat kontrol dan manajemen dari WAAS Appliance yang terdapat di kantor HQ dan kantor Branch. WAVE-274 memiliki spesifikasi sebagai berikut : -
Memori RAM awal sebesar 3GB.
-
Dengan RAM sebesar 3GB dapat mengoptimasi sebanyak 200 koneksi TCP dan bandwidth maksimal sebesar 2 Mbps.
48 -
1 buah HDD sebesar 250GB.
-
Central Manager mendukung hingga 125 managed device WAAS.
-
Interface : 1 x 10/100/1000 BASE-T.
-
Fisikal Desktop.
-
Dimensi ( Tinggi x panjang x lebar ) : 100 mm x 340 mm x 380 mm.
Gambar 3.7: WAAS Appliance 274 2. WAAS Appliance tipe 7541 digunakan sebagai WAAS Application Accelerator di kantor HQ yang berfungsi sebagai WAN optimizer dan application accelerator pada kantor HQ yang melayani optimasi WAN dari dan ke kantor Branch. WAVE-7541 memiliki spesifikasi sebagai berikut : -
Memori RAM awal sebesar 24GB.
-
Dengan RAM sebesar 24GB dapat mengoptimasi sebanyak 18000 koneksi TCP dan bandwidth maksimal sebesar 500 Mbps.
-
6 buah HDD sebesar 450GB dengan kemampuan RAID 5.
-
Interface : 2 x 10/100/1000 BASE-T.
-
Fisikal 2RU.
-
Dimensi ( Tinggi x panjang x lebar ) : 87 mm x 429 mm x 632 mm.
49
Gambar 3.8: WAAS Appliance 7541 3. WAAS Appliance tipe 594 digunakan sebagai WAAS Application Accelerator yang berfungsi sebagai WAN optimizer dan application accelerator pada kantor Branch yang melayani optimasi WAN dari dan ke kantor HQ. WAVE-594 memiliki spesifikasi sebagai berikut : -
Memori RAM awal sebesar 8GB dan dapat ditambah menjadi 12GB
-
Dengan RAM sebesar 8GB dapat mengoptimasi sebanyak 750 koneksi TCP dan bandwidth maksimal sebesar 50 Mbps.
-
Dengan RAM sebesar 12GB dapat mengoptimasi sebanyak 1300 koneksi TCP dan bandwidth maksimal sebesar 100 Mbps.
-
1 buah HDD sebesar 500GB dengan opsi penambahan 1 buah HDD sebesar 500GB untuk mirroring.
-
Interface : 2 x 10/100/1000 BASE-T.
-
Fisikal 1RU.
-
Dimensi ( Tinggi x panjang x lebar ) : 42 mm x 429 mm x 516 mm.
Gambar 3.9: WAAS Appliance 594
50 Berikut rancangan topologi baru secara fisikal untuk penelitian ini :
Gambar 3.10: Rancangan jaringan secara fisikal Mengikuti rekomendasi terbaik dari CISCO yaitu penempatan WAAS yang terbaik adalah di WAN Edge atau di campus switch, penempatan WAAS di kantor HQ diletakkan di HQ Switch dan penempatan WAAS di kantor Branch diletakkan di Branch Switch. Branch WAVE dihubungkan menggunakan port GigabitEthernet 1/0 ke port GigabitEthernet 0/1 Branch Switch. HQ Wave menggunakan port GigabitEthernet 1/0 ke port GigabitEthernet 6/39 HQ Switch. Central Manager menggunakan port GigabitEthernet 1/0 ke port GigabitEthernet 6/38. Penggunaan IP Address pada WAAS mengikuti subnet yang sama dengan jaringan existing untuk mengurangi kompleksitas konfigurasi WCCP. Berikut tabel penggunaan alamat IP untuk WAAS Appliance beserta nomor VLAN yang digunakan untuk WAAS Appliance yang diimplementasikan.
51 Tabel 3.5 Tabel IP Address WAAS Appliance Bagian
Hardware
IP Address
VLAN
HQ
HQ WAVE-7541
10.1.0.201/16
2
HQ Central Manager 10.1.0.200/16 WAVE-274
2
Branch Branch WAVE-594
10.6.0.4/16
16
HQ WAVE-7541 menggunakan alamat IP 10.1.0.201 dengan subnet mask 16 dan keanggotaan VLAN nomor 2. HQ Central Manager WAVE-274 menggunakan alamat IP 10.1.0.200 dengan subnet mask 16 dan keanggotaan VLAN 2. HQ WAVE-7541 dan HQ Central Manager WAVE-274 memiliki IP Default Gateway di router dengan alamat ip 10.1.0.9. Branch WAVE-594 menggunakan alamat IP 10.6.0.4 dengan subnet mask 16 dan keanggotaan VLAN 16. Branch WAVE-594 memiliki IP Default Gateway di router dengan alamat ip 10.6.0.1.