AUDIT KECURANGAN PADA FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. METAPLAS HARMONI Deryl Mawan Imaduddin, Dosen Pembimbing Drs. Heri Sukendar.W., MM., AK., BKP Universitas Bina Nusantara Jalan Haji Sainin no 36 blok C, Rt 01/Rt 03 Jakarta Barat 11480 Telp : 081316664501 Email :
[email protected]
ABSTRACT This thesis research uses case study method using primary data as the data source. Along with the increasing complexity of fraud to sales and cash receipts in the company, the directors of the company have limitations in communicating with various checking sales and cash receipts functions to examine the effectiveness. This makes it difficult to detect fraud on the function of sales and cash receipts to the company, the author takes a sample of PT. Metaplas Harmony which is a distributor and supplier in jakarta, it turns out there are other forms of the possibility of fraud within the company. Author concludes that it is very important function of sales and cash receipts in the company, with the functions of sales and cash receipts, is the life of the company in developing the company. The author also gives advice to companies to always monitor and check whether the sales and cash receipts run in accordance with company procedures performed by each division of the company. Keyword : Fraud Audit, Sales and Cash Receipts ABSTRAK
Penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan menggunakan data primer sebagai sumber datanya. Seiring dengan semakin kompleksnya kecurangan terhadap penjualan dan penerimaan kas dalam perusahaan, maka direktur perusahaan memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi dengan berbagai pengecekkan terhadap fungsi penjualan dan penerimaan kas untuk menelaah keefektifan. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam mendeteksi adanya kecurangan terhadap fungsi penjualan dan penerimaan kas kepada perusahaan, Penulis mengambil contoh pada PT. Metaplas Harmoni yang merupakan perusahaan distributor dan supplier dijakarta, ternyata terdapat bentukbentuk kemungkinan terjadi kecurangan didalam perusahaan tersebut. Penulis memberikan kesimpulan bahwa sangat pentingnya fungsi penjualan dan penerimaan kas di dalam perusahaan, dengan adanya fungsi penjualan dan penerimaan kas, merupakan daya hidup perusahaan dalam mengembangkan perusahaan. Penulis juga memberikan saran kepada perusahaan untuk selalu mengawasi dan memeriksa apakah fungsi penjualan dan penerimaan kas berjalan sesuai dengan prosedur perusahaan yang dilakukan oleh setiap divisi perusahaan. Kata kunci: Audit kecurangan, Penjualan, Penerimaan Kas
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
Pertumbuhan perusahaan-perusahaan berkembang semakin cepat di kalangan masyarakat Indonesia. Melalui data statistik yang resmi diambil oleh BPS (Badan Pusat statistic) dari tahun 2010 sampai 2012 terjadi peningkatan setiap tahunnya Tabel 1 Nilai PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010−2012, Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Tahun 2012 Lapangan Usaha
(1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Produk Domestik Bruto (PDB) PDB Tanpa Migas
Atas Dasar Harga Berlaku (triliun rupiah) 2010 2011 2012 (2) (3) (4)
Atas Dasar Laju sumber Harga Konstan 2000 Pertumbuhan Pertumbuhan (triliun rupiah) 2012 2013 2010 2011 2012 (persen) (persen) (5) (6) (7) (8) (9)
985,5 1091,4 1190,4
304,8
315,0
327,6
3,97
0,51
719,7 1599,1 49,1 660,9 882,5 423,2 466,5
879,5 1806,1 56,8 754,5 1024,0 491,3 535,2
970,6 1972,9 65,1 861,0 1145,6 549,1 598,5
187,2 597,1 18,1 150,0 400,5 218,0 221,0
189,8 633,8 18,9 160,0 437,2 241,3 236,2
192,6 670,1 20,1 172,0 472,6 265,4 253,0
1,49 5,73 6,40 7,50 8,11 9,98 7,15
0,11 1,47 0,05 0,49 1,44 0,98 0,69
660,4
784,0
888,7
217,8
232,5
244,7
5,24
0,49
2314,5 2464,7 2618,1 2171,1 2322,8 2481,0
6,23 6,81
6,23 -
6446,9 7422,8 8241,9 5942,0 6797,9 7604,8
Tabel 1.1 Dengan adanya pertumbuhan yang begitu cepat, perusahaan harus mampu untuk bertahan di tengah ketatnya persaingan di semua bidang. Perusahaan-perusahaan juga harus mampu membuat perencanaan untuk jangka pendek dan jangka panjang agar di masa yang akan datang perusahaan bisa terus meningkatkan kualitas dan kuantitas perusahaan tersebut. Hadirnya persaingan bisnis yang berkembang semakin ketat, suatu perusahaan harus memiliki kemampuan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya agar bisa unggul dalam persaingan. Untuk dapat bertahan dan unggul dalam persaingan,
perusahaan harus mampu menjalankan aktivitas usahanya dengan efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan keuntungan maksimal bagi perusahaan. Hal tersebut juga harus didukung olehpenjualan, dan piutang usaha, sehingga dapat terciptanya laba perusahaan yang maksimal, agar perusahaan juga dapat menghindari atau mengurangi risiko yang timbul di dalam perusahaan. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal, terutama bagi perusahaan jasa, perusahan akan berusaha untuk mencapai laba yang semaksimal mungkin dengan mengeluarkan biaya yang seminimal mungkin. Laba yang maksimal diperoleh melalui peningkatan volume penjualan. Semakin tinggi volume penjualan, maka semakin besar pula laba yang akan diperoleh. Penjualan merupakan unsur utama dalam memperbesar laba disamping unsur-unsur lain seperti pendapatan sewa, pendapatan bunga, dan lain sebagainya. Dan tentunya hal tersebut dapat tercapai tergantung pada kinerja perusahaan dan sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya. Berbagai cara dapat ditempuh oleh pihak manajemen perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan, mulai dari variasi produk, potongan harga, pemberian hadiah, sampai dengan penjualan kredit. Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba. Masalah penjualan merupakan masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan, antara lain karena adanya kecurangan. Kecurangan tersebut bisa jadi merupakan tindakan yang sengaja dilakukan oleh karyawan perusahaan yang bermaksud untuk mengambil keuntungan pribadi, antara lain dapat berupa penggelapan aset, menaikkan harga jual, melakukan pembukuan palsu atas penerimaan kas, dan menunda penyetoran
dan pencatatan atas penerimaan kas. Hal-hal tersebut tentu menjadi hambatan bagi perusahaan untuk melancarkan kegiatan operasionalnya.Untuk itu, perusahaan perlu melakukan tindakan untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya kecurangan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Perusahaan distributor dan supplier yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah PT, Metaplas Harmoni yang berlokasi di komplek perkantoran kedoya elok plaza Jl. Panjang, blok DE-6-8, kelurahan kedoya selatan, kecamatan kebon jeruk, Jakarta Barat. PT. Metaplas Harmoni company adalah perusahaan yang bergerak di bidang distributor dan supplier. Perusahaan ini memproduksikan battery, UPS, Tower / Shelter, Modem / Transmission unit, Cooling unit dan berbagai macam produksi lainnya. PT Metaplas Harmoni mendistribusikan produk dan jasanya ke berbagai wilayah Dalam kegiatan distribusinya PT Metaplas Harmoni melakukan penjualan produk dengan cara mempromosikan produknya ke perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Penjualan yang dilakukan tidak hanya penjualan tunai saja, tetapi juga melayani penjualan kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang usaha dan barulah kemudian pada hari jatuh temponya, terjadi aliran kas masuk yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut.Oleh karena itu, peneliti melihat bahwa besar peluang dan kemungkinan yang dapat terjadi untuk melakukan tindakan kecurangan.Kecurangan yang dilakukan dapat berakibat pada berkurangnya pendapatan yang diterima oleh perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah terjadinya kecurangan adalah dengan melaksanakan pengendalian intern yang baik. Pengendalian intern merupakan suatu rencana organisasi dan metode bisnis yang
digunakan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan ekonomis
perusahaan.
Diharapakan dari pelaksanaan pengendalian intern yang baik dapat mengurangi penyelewengan dan mendeteksi kecurangan seminimal mungkin. Namun kadang kala pengendalian intern saja tidak cukup untuk mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud (kecurangan), oleh karena itu perlu dilakukan audit kecurangan untuk mengetahui apakah telah terjadi kecurangan atau tidak yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas penulis tertarik akan melakukan penelitian mengenai audit kecurangan atas fungsi penjualan dan penerimaan kas atas PT Metaplas Harmoni, karena PT Metaplas Harmoni merupakan salah satu distributordan supplier terbesar di Indonesia yang mempunyai penjualan tunai dan kredit yang begitu besar baik jasa dan barang dimaksudkan untuk membantu perusahaan dalam mendeteksi kecurangan-kecurangan apa saja yang terjadi dalam perusahaan berskala besar dengan memilih topik pembahasan skripsi berjudul “Audit Kecurangan Atas Penjualan dan Penerimaan Kas Pada PT Metaplas Harmoni” mengingat ketiga perkiraan tersebut mempunyai pengaruh yang material terhadap laporan keuangan secara keseluruhan, disamping perkiraan – perkiraan lainnya. Oleh sebab itu diperlukan suatu pemeriksaan yang tepat dan cermat atas penjualan, dan penerimaan kas untuk menguji kebenaran atas saldo tersebut dalam laporan keuangan.
Kajian Pustaka
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Windy (2011) yang berjudul Audit Kecurangan Terhadap Fungsi Penjualan dan Piutang Pada PT. Planetama Holiday Tourindo juga dikemukakan beberapa temuan diantaranya yaitu perusahaan tidak
melakukan pnelitian mengenai pelanggan baru secara detail mengenai pelanggan, perusahaan tidak memiliki kebijakan mengenai pemberian sanksi atas keterlambatan pembayaran piutang yang telah jatuh tempo, perusahaan tidak memiliki bagian internal audit yang independen untuk melaksanakan pemeriksaan terhadap laporan penjualan dan pelaksanaan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan, perusahaan tidak pernah melakukan konfirmasi piutang secara periodic kepada penjualan. Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Kenny (2012) yang berjudul Audit Kecurangan Terhadap Fungsi Penjualan dan Fungsi Penerimaan Kas pada CV. Liga Cipta Germindo juga ditemukan beberapa kelemahan-kelemahan yang dapat berpotensi untuk terjadi tindakan kecurangan. Dalam kegiatan distribusinya CV. Liga Cipta Germindo melakukan penjualan produk dengan mempercayai sales yang memasarkan produknya. Penjualan yang dilakukan tidak hanya penjualan tunai saja, tetapi juga melayani usaha dan barulah kemudian pada hari jatuh temponya, terjadi aliran kas masuk yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut dan perusahaan ini tidak memiliki auditor internal.
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisa kemampuan penulis dalam mendeteksi, mengindentifikasi, dan mencegah kelemahankelemahan yang bisa menjadi peluang kecurangan, terutama pada fungsi penjualan dan penerimaan kas PT. Metaplas Harmoni.
METODE PENELITIAN Penentuan Jumlah data Penulis menentukan jumlah data yang diperlukan, yaitu berupa laporan pada penjualan dan penerimaan kas, untuk menentukkan syarat skripsi dalam penelitian ini. Metode Pengambilan Sampel
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjukkan suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokoumentasi dan sebagainya. Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya. Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara: 1. Angket Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2009:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain : •
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
•
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin memIgunakan bahasa yang penuh istilahistilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
•
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah behas. sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
2. Observasi Obrservasi merupakan salah situ teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket), namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. •
Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data. •
Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau
proses yang sedang diamati. 3. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. •
Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis.
•
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responder.
Dengan melalui tata cara pengumpulan data ini, maka penulis akan melakukan observasi lansung ke objek penelitian, dan wawancara ke sumber objek penelitian, sehingga data akan lebih akurat dan pengumpulan data tersebut lansung berasal dari objek penelitian. 1.
.
Metode Analisis Data Ada beberapa teknik statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis data. Tujuan dari analisis data adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan yang terkandung di dalam data tersebut, dan menggunakan basil analisis tersebut untuk memecahkan suatu masalah. Permasalahan yang akan dipecahkan biasanya dinyatakan dalam bentuk satu atau lebih hipotesis nol. Sampel data yang dikumpulkan kemudian digunakan untuk menguji menolak atau tidak menolak hipotesis nol secara statistik. Dengan penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif, untuk melakukan penelitian ini Menurut Sugiyono (2009:54), yang dimaksud dengan Analisis deskriptif adalah:
“Analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki”
ANALISIS DAN BAHASAN Berdasarkan audit program yang telah disusun dalam tahap perencanaan, dan juga telah dilakukan pengumpulan bukti-bukti yang dapat menunjang prosedur audit yang akan dilaksanakan. Bukti-bukti tersebut dikumpulkan dari hasil dari pengamatan secara langsung, wawancara, dan pengolahan sampel dokumen. Dari hasil pelaksanaan audit yang telah dilakukan, maka penulis mengungkap hasil dalam temuan bahwa terdapat kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Temuan tersebut dibagi dalam kondisi, kriteria, sebab, akibat, dan rekomendasi
Perusahan memberikan kebijakan kepada divisi sales dan customer untuk membuat kesepakatan menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran penjualan kredit. Perusahaan tidak memiliki batas jatuh tempo tetap bagi customer untuk melunasi hutangnya, semua tergantung dari kesepakatan antara sales perusahaan dengan customer yang bersangkutan. Divisisales hanya akan menerima delivery order yang dibuat oleh divisi logistic. Divisi Sales dapat memanipulasi tanggal jatuh tempo yang disepakati. Misalnya customer sanggup melunasi hutangnya 15 hari pada saat tanggal pembelian, namun oleh divisi sales dilaporkan bahwa customer sanggup melunasi hutangnya 30 hari sejak tanggal pembelian. Dengan demikian divisi keuangan akan mendapatkan uang lebih awal dari tanggal yang dilaporkan, mengingat divisisales dan bagian penagihan sering dilakukan oleh orang yang sama. Dalam hal ini seharusnya perusahaan memiliki kebijakan dalam menentukan tanggal penagihan yang tertulis dan berlaku bagi seluruh customer tanpa membeda-bedakan berapa hari tanggal penjualan. Selain itu pemisahan tugas antara divisi sales dan bagian penagihan juga harus dibedakan, karena mudah untuk melakukan tindakan kecurangan. Hal ini disebabkan karena perusahaan ingin memberikan kebebasan bagi customer untuk menentukan tanggal kapan ia dapat melunasi hutangnya, selain itu adanya rangkap jabatan antara divisi sales dan penagihan dimaksudkan untuk lebih mempermudah mengingat kapan tanggal jatuh tempo penagihan. Akibatnya divisi sales dan juga yang merupakan bagian penagihan dapat melakukan penyelewengan terhadap uang pelunasan piutang dari pelanggan. Bagian penagihan dapat menggunakan hasil penagihan piutang tersebut dahulu untuk kepentingan pribadinya. Hal ini dikenal dengan istilah lapping, dimana tagihan hari ini dari pelanggan A akan dipakai terlebih dahulu secara pribadi dan bila
nanti saatnya menagih pelanggan B maka akan dimasukkan atau diakui sebagai penagihan pelanggan A dan seterusnya. Prinsip yang digunakan adalah tutup lubang gali lubang. Dalam hal ini sebaiknya perusahaan mempunyai batas jatuh tempo penagihan yang sama, seperti setiap customer yang melakukan pembelian kredit harus melunasi hutangnya paling lama 30 hari dari tanggal transaksi, dan batas jatuh tempo harus dijelaskan tertulis pada faktur penjualan. Namun apabila customer mampu melunasi hutangnya sebelum tanggal jatuh tempo, customer dapat mengkonfirmasi kepada bagain keuangan yang ada di kantor dengan cara menghubungi kantor, kemudian bagian penagihan keuangan yang akan memberitahu kepada bagian penagihan kepada customer yang bersangkutan, dengan demikian adanya pengawasan antara bagian keuangan dengan bagian penjualan.
Perusahaan tidak memberikan sanksi maupun denda kepada customer yang terlambat membayar piutang yang telah jatuh tempo. Perusahaan tidak memiliki kebijakan mengenai pemberian sanksi atas keterlambatan pembayaran piutang yang telah jatuh tempo. Sehingga perusahaan sering mengalami pembayaran yang tertunda dari pelanggan yang terlambat melunasi hutangnya. Hal ini menyebabkan laporan arus penerimaan kas yang mengalami kemacetan. Seharusnya perusahaan memberikan sanksi kepada pelanggan yang tidak melunasi hutangnya pada saat jatuh tempo, yaitu berupa denda atau bunga atas piutang yang terlambat dibayar. Semakin menunggak pembayaran piutang maka semakin besar pula bunga yang harus dibayar. Hal ini disebabkan karena perusahaan takut kehilangan order penjualan apabila memberikan denda/bunga kepada pelanggannya. Akibatnya akan banyak pelanggan yang melakukan pembayaran melebihi batas waktu yang telah ditetapkan, para pelanggan menjadi tidak takut terhadap kebijakan perusahaan, karena menganggap bahwa kesepakatan tersebut hanya sebuah formalitas semata. Sebaiknya perusahaan menetapkan kebijakan untuk memberikan sanksi kepada pelanggan yang terlambat bagi pelanggan yang terlambat melunasi hutangnya pada saat jatuh tempo, yaitu berupa sanksi denda yang harus dibayar oleh pelanggan yang terlambat melunasi hutangnya. Pelanggan akan berusaha untuk menaati peraturan tersebut karena hal ini memang merupakan kebijakan dari perusahaan.
Kebijakan perusahaan yang tidak dimintakan persetujuan customer dalam membuat delivery order, Divisi sales merupakan bagian perusahaan dalam membuat delivery order. Sebelum divisi sales membuat delivery order, divisi sales terlebih dulu melakukan pencatatan terhadap barang yang ingin dipesan customer berupa invoice. Setelah itu, invoice diserahkan ke bagian gudang untuk diperiksa apakah barangnya tersedia atau tidak, jika tersedia, maka bagian gudang membuat delivery order dan diserahkan ke bagian pengiriman untuk dikirim ke customer. Dengan demikian, delivery order yang ingin dikirim tidak dikonfirmasi lagi kepada customer, apakah barangnya sesuai dengan yang dipesannya. Dalam hal ini, kemungkinan adanya kecurangan berupa penyelewengan barang yang dilakukan oleh bagian penjualan yang bekerja sama dengan bagian gudang, dan bagian pengiriman, bahwa barang
yang ingin dikirim oleh customer tidak sesuai antara faktur invoice dengan delivery order, dengan catatan menambahkan jenis barang atau quantity barang, sehingga kelebihan jenis barang atau jumlah quantity tersebut dapat diambil dan dijual untuk kepentingan pihak yang bersangkutan Dengan kejadian ini, sebaiknya perusahaan melakukan kebijakkan dengan melakukan persetujuan kembali kepada customer dengan cara mengkonfirmasikan kembail kepada customer, apakah barang yang ingin dikirim sesuai dengan yang di pesan oleh customer.
Kebijakan perusahaan terhadap untuk tidak melakukan tanda tangan setelah barang di terima dari bagian pengiriman. Divisi logistic merupakan bagian perusahaan untuk melakukan pengiriman barang ke customer. Setelah barang diterima ke customer, bagian pengiriman barang tidak meminta tanda tangan kepada customer dan delivery order yang dibawa oleh bagian pengiriman barang lansung di berikan kepada divisi accounting. Dalam hal ini, bahwa bagian pengiriman barang bisa memungkinkan untuk melakukan tindakkan kecurangan berupa penyelewangan barang dengan cara melakukan kerjasama antara bagian pengiriman dengan bagian gudang customer untuk melakukan pengurangan quantity pada barang yang dipesan oleh customer, sehingga hasil dari pengurangan quantity barang, dapat diambil untuk kepentingan yang bersangkutan. Dalam hal ini biasanya dapat dijumpai di perusahaan pemerintah. Dengan melalui kejadiaan tersebut, sebaiknya kebijakkan meminta tanda tangan dari bagian pembeli customer diberlakukan, karena dengan adanya tanda tangan dari bagian pembeli customer sudah menjadi bukti, bahwa bagian pembelian customer menerima barang yang sesuai dengan pesanan yang diminta dan dapat diserahkan ke bagian gudang customer.
Adanya rangkap jabatan antara divisi sales dengan bagian penagihan. Divisi sales dan bagian penagihan sering kali dilakukan oleh orang yang sama sehingga rawan sekali terhadap tindakan kecurangan, karena hal tersebut tentu memudahkan untuk mendapatkan informasi secara keseluruhan karena setiap bagiannya merupakan bagian dari tanggung jawabnya. Sebaiknya perusahaan memiliki pembagian tugas yang jelas antara masing-masing divisi sehingga tidak terjadi adanya rangkap jabatan. Struktur organisasi yang dimiliki oleh perusahaan sebaiknya dijalankan dengan semaksimal mungkin. Adanya rangkap jabatan ini sering terjadi pada penjualan yang terdapat di Jakarta, lemahnya pengawasan akan mempermudah tindakan kecurangan. Penyebabnya dari penggabungan fungsi ini adalah karena terbatasnya staff. Terbatasnya staff ini berkaitan dengan tujuan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi tenaga kerja. Perusahaan juga berfikir bahwa antara divisi sales dengan bagian penagihan piutang terhadap customer akan lebih mudah jika dilakukan oleh orang yang sama karena akan mempermudah untuk mengingatnya. Akibatnya akan memudahkan bagi seseorang untuk melakukan tindakan kecurangan pada saat penagihan, dimana uang tersebut dapat ia gunakan untuk kepentingan pribadi. Sebaiknya perusahaan memiliki pembagian tugas yang jelas antara masing-masing karyawan, sehingga tidak adanya rangkap jabatan dan dapat meminimalisasikan tindakan kecurangan.
Adanya rangkap divisi antara divisi accounting dan internal audit. Perusahaan memiliki internal auditoryang merupakan bagian pengawas, pemeriksa, dan perbaikan sistem yang ada diperusahaan.Namun internal auditor yang dimiliki oleh perusahaan merupakan bagian dari divisi accounting yang dimana terdapat rangkap jabatan antara divisi accounting dan internal control. Setelah melakukan pengecekkan, sebaiknya perusahaan memiliki pembagian tugas yang jelas antara setiap divisi, sehingga tidak terjadi adanya rangkap jabatan. Struktur organisasi yang dimiliki oleh perusahaan sebaiknya dijalankan dengan semaksimal mungkin. Dengan adanya rangkap jabatan antara divisi accounting dengan internal audit yang terdapat di Jakarta.yang sudah sering terjadi. Perusahaan beranggapan bahwa divisi accounting dan internal audit mempunyai tugas yang sama, namun, tugas dari divisi accounting membuat atau menyajikan laporan keuangan, sedangkan internal audit memeriksa dan mengawasi setiap sistem yang berlaku diperusahaan, apakah sesuai dengan prosedur dan sistem perusahaan berjalan dengan baik. Penyebabnya dari penggabungan fungsi ini adalah karena terbatasnya staff. Terbatasnya staff ini berkaitan dengan tujuan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi tenaga kerja. Perusahaan juga berfikir bahwa antara divisi accounting dengan bagian internal audit akan lebih mudah jika dilakukan oleh orang yang sama,dikarenakan, jika terjadi kesalahan atau kecurangan dalam pencatatan laporan keuangan, maka divisi accounting lansung melakukan perbaikkan. Dengan demikian akan memudahkan bagi seseorang untuk melakukan tindakan kecurangan pada saat melakukan manipulasi laporan keuangan, dimana divisi accounting berperan juga sebagai internal audit, sehingga kecurangan yang dilakukan divisi accounting dapat disembunyikan dan hanya divisi accounting saja yang tahu. Sebaiknya perusahaan memiliki pembagian tugas yang jelas antara masingmasing divisi, sehingga tidak adanya rangkap jabatan dan dapat meminimalisasikan tindakan kecurangan.
Implikasi Dari hasil analisis diatas, dapat diidentifikasikan adanya temuan-temuan audit yang merugikan perusahaan, yang disebabkan karena lemahnya pengendalian internal yang terdapat dalam perusahaan, khususnya pada bagian penjualan dan keuangan, sehingga mengakibatkan ada pihak-pihak tertentu yang berusaha untuk mengambil kesempatan untuk melakukan tindakan kecurangan. Terlebih lagi apabila kelemahan-kelemahan tersebut dibiarkan lebih lanjut tentu akan memberikan dampak yang semakin buruk bagi perusahaan sehingga akan sangat merugikan pihak perusahaan.atau pihak customer. Dalam Hal ini ditemukan kecurangan, dengan melalui pengakuan perusahaan, bahwa memang bagian pengiriman bekerja sama dengan bagian gudang customer dengan melakukan pengurangan quantity barang yang tidak sesuai dengan pesan oleh customer. Perusahaan mengakui bahwa kecurangan ini terjadi lebih dari satu kali, meskipun tidak merugikan perusahaan, namun kecurangan harus tetap diantisipasi, karena bisa menimbulkan dampak perusahaan tersebut. Lemahnya pengendalian internal dalam perusahaan akan memungkinkan untuk terjadinya kecurangan-kecurangan lain yang dapat terjadi seperti yang sudah dijelaskan pada bagian fraud scenario dan temuan audit, mengingat fungsi penjualan dan penerimaan kas merupakan bagian yang rentan untuk
terjadi tindakan fraud. Dampak dari segala tindakan kecurangan ini adalah perusahaan harus menanggung sejumlah kerugian materi, maka sangat dianjurkan kepada perusahaan untuk melakukan peninjauan kembali pelaksanaan operasi yang selama ini dijalankan dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan, sehingga dapat meminimalisasi terjadinya kecurangan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan audit yang dilakukan pada fungsi penjualan dan penerimaan kas yang saat ini berjalan pada PT. Metaplas Harmoni dapat disimpulkan, bahwa secara keseluruhan: •
Customer tidak dikenakan sanksi/denda atas keterlambatan pembayaran piutang yang melewati tanggal jatuh tempo sehingga banyak pembayaran dari customer yang melebihi jatuh tempo yang dapat mengakibatkan arus kas perusahaan tidak berjalan efektif. Adanya kemungkinan, bahwa customer telah membayar hutangnya namun oleh divisi sales tidak langsung diberikan kepada divisi keuangan, mengingat batas akhir pembayaran disepakati oleh divisi sales dan customer, jadi dapat saja terjadi jika customer sanggup melunasi hutangnya pada tanggal yang lebih awal, namun oleh divisi sales dicatat pada tanggal yang lebih lama. Hal ini dapat terjadi jika divisi sales dan penagihan dilakukan oleh orang yang sama.
•
Customer tidak dimintakan persetujuan dalam membuat delivery order, kemungkinan adanya kecurangan berupa penyelewengan barang yang sudah dikirim oleh customer tidak sesuai antara faktur delivery order dengan pengirimannya, sehingga bisa merugikan customer dan customer bisa tidak mempercayai perusahaan.
•
Bagian pengiriman barang tidak meminta tanda tangan kepada customer. Bagian pengiriman barang bisa memungkinkan untuk melakukan tindakkan kecurangan berupa penyelewangan barang dengan cara melakukan kerjasama antara bagian pengiriman dengan bagian gudang customer untuk melakukan pengurangan quantity pada barang yang dipesan oleh customer, sehingga hasil dari pengurangan quantity barang, dapat diambil untuk kepentingan yang bersangkutan. Dalam hal ini biasanya dapat dijumpai di perusahaan pemerintah.
•
Adanya rangkap jabatan pada karyawan perusahaan yang dapat memudahkan karyawan untuk melakukan tindakan kecurangan.
•
Divisi logistic dapat melakukan manipulasi harga, karena customer tidak diberikan daftar harga
yang sama oleh perusahaan, sehingga divisi logistic dapat membuat harga yang sesuai diinginkannya dan tergantung dari customer siapa. •
Perusahaan memiliki internal audit, namun internal audit perusahaan merupakan rangkap jabatan
dari divisi keuangan, sehingga adanya kemungkinan kesalahan atau kecurangan yang disembunyikan oleh divisi keuangan yang dapat merugikan perusahaan.
Saran Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, rekomendasi untuk meningkatkan pengendalian atas fungsi penjualan dan penerimaan kas yang saat ini berjalan pada PT. Metaplas Harmoni diantaranya, yaitu: •
Perusahaan sebaiknya melakukan perbaikan atas kebijakan piutang kepada customer dengan memberikan sanksi/denda kepada customer, jika pembayaran tidak dilakukan pada saat jatuh tempo, sehingga dapat mengurangi tindak kecurangan terhadap lapping yang terjadi pada perusahaan.
•
Perusahaan sebaiknya membuat kebijakan berupa persetujuan kepada customer sebelum membuat delivery order, dikarenakan, dapat mengurangi tindak kecurangan terhadap penyelewangan barang dan dapat meminimalisasikan kesalahan dalam membuat delivery order ke customer.
•
Perusahaan sebaiknya membuat kebijakkan dengan melakukan otorisasi atau tanda tangan dari customer, kebijakkan ini bertujuan untuk mengantisipasi tindak kecurangan berupa pencurian barang dan dapat meminimalisasikan kesalahan dalam pengiriman barang kepada customer.
•
Rangkap jabatan merupakan masalah umum yang dialami oleh perusahaan, namun sebaiknya perusahaan melakukan kebijakkan berupa penambahan karyawanatau staff, untuk mengantisipasi rangkap jabatan atau doble job, meskipun, perusahaan harus menambah pembayaran gaji kepada karyawan atau staff yang direkrut oleh perusahaan.
•
Price list merupakan pedoman harga dalam menentukan penjualan kepada customer, seringkali perusahaan tidak memberikan daftar harga yang sama antara customer dengan customer lainnya. Dengan demikian, sebaiknya perusahaan melakukan kebijakkan dalam menentukan daftar harga kepada semua customer perusahaan, sehingga tidak ada membedakan antara customer dengan customer yang lainnya.
•
Perusahaan ini mempunyai internal audit yang merupakan bagian dari divisi keuangan yang merupakan rangkap jabatan, sebaiknya perusahaan membuat internal auditter pisah dari divisilainnya, dikarenakan, internal audi tmerupakan divisi yang berfungsi memeriksa, mengawasi, dan memperbaiki sistem yang sesuai dengan tugas dari divisi internal audit. Jika, internal audit tidak terpisah dengan divisi lain, maka, internal audit tidak menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.
REFERENSI Agoes, Sukrisno. 2012. Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik, Edisi keempat, Salemba empat, Jakarta. Albrect, W.S., Albrect, C.C., Albrecht, C.O and Zimbelman, M.F. 2012. Fraud Examination. USA : South-Western Cengage Learning Arens, Alvin A., Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2008. Audting dan Jasa Assurance, Alih Bahasa Gina Gania, Edisi Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta Black, Henry Campbell. Black’s Law Dictionary. ST. Paul, Minn: West Publishing Co, 1990. Boynton, W.C., Johnson. R.N., Kell, W.G. (2006). Modern Auditing jilid 1 (edisi 8). (alihbahasa: Paul A.Rajoe, Gina Gania, Ichsan Setiyo Budi). Jakarta : Penerbit Erlangga. Jones, Frederick L. & Dasaratha V. Rama. (2008). Sistem Informasi Akuntansi. Buku Satu. Terjemahan M. Slamet Wibowo. Penerbit Salemba 4, Jakarta Kieso, Donald E. dan Jerry J. Weygandt dan Terry D. Warfield (alihbahasa Emil Salim, S.E. 2008). Akuntansi Intermediate Jilid 1 Edisi 12. Jakarta: Erlangga Konrath, Laweey F. 2002. Auditing Concepts and Applications, A Risk-Analysis Approach, 5th Edition. West Publishing Company Messier William F. Jr., Glover Steven M., Prawitt D.F. (2006).Auditing and Assurance Service, Buku Satu, Edisi 4, Salemba empat, Jakarta Moscove, Stephen L, Simkin, Mark G, Bagranoff, Nancy A. (2001) sistem Informasi Akuntansi. Edisi 7.Penerbit John Wiley & Sons, inc Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi KeEnam, Salemba Empat, Jakarta Singleton, T. W.; Singleton, A. J.; Bologna, G. J.; Lindquist, R. J. 2006.Fraud Auditing and Forensic Accounting Third Edition. John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharli, Michell, 2006. Akuntansi untuk Bisnis, Jasa dan Dagang, EdisiPertama, Graha Ilmu, Yogyakarta Tuanakota, Theodorus M. 2010. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta. Widjaja Tunggal A., 2008. Audit Manajemen. Jakarta : Rineka Cipta http://www.bps.go.id/brs_file/pdb_05feb13.pdf http://www.docstoc.com/docs/40302364 Windy.(2011). Audit Kecurangan Terhadap Fungsi Penjualan dan Piutang Pada PT. Planetama Holiday. Skripsi S1. Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Kenny.(2012). Audit Kecurangan Terhadap Fungsi Penjualan dan Piutang Pada CV. Liga Cipta Germindo. Skripsi S1. Universitas Bina Nusantara, Jakarta .
RIWAYAT PENULIS Deryl Mawan Imaduddin lahir di Bojonegoro, Jawa Timur pada 14 Mei 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1di Universitas Bina Nusantara dalam bidang akuntansi pada tahun 2013.