EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA, DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. ESHAM DIMA MANDIRI Sutan Andry Ananda, Komar Darya Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530, (021) 53696969, 53696999
[email protected]
ABSTRACT Sales, Accounts Receivable, and Cash Receipts have an important role in running the company's operations. In the course of the company's sales activities, accounts receivable, and cash receipts must be done effectively and efficiently. Research conducted a qualitative study conducted at PT. Esham Dima Mandiri. PT. Esham Dima Mandiri is a company engaged in the field of beverage distributors such as Guinness, Pokka Green Tea, Smirnoff Ice, and others. The purpose of this study was to evaluate untun internal control of the company in order to find weaknesses that could impede the course of the internal control process and provide recommendations and suggestions for the improvement of deficiencies found. The research method used was interviews with stakeholders, observation, tracking documents related to the sales function, accounts receivable, and cash receipts, making the questionnaire relating to internal control, and the study of literature. Based on the research results of the evaluation of internal control over functions of sales, accounts receivable, and cash receipts on PT. Esham Dima Mandiri, the activities carried out are pretty good, but still there are some disadvantages such as: the lack of penalties for late payment of accounts receivable, the company has not sent a letter of confirmation of accounts receivable on a periodic basis to the outlet, the sales department is not separated by the credit department, serving as chief coordinator delivery warehouse, the collection of accounts receivable is often done by the sales department, and the company still approve the order that has been overdue and overlimit. ABSTRAK Penjualan, Piutang Usaha, dan Penerimaan Kas memiliki peranan penting dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Dalam menjalankan kegiatan perusahaan maka kegiatan penjualan, piutang usaha, dan penerimaan kas harus dilakukan secara efektif dan efisien. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan pada PT. Esham Dima Mandiri. PT. Esham Dima Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distributor minuman seperti Guinness, Pokka Green Tea, Smirnoff Ice, dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah untun mengevaluasi pengendalian internal yang ada di perusahaan
sehingga dapat menemukan kelemahan yang dapat menghambat jalannya proses pengendalian internal serta memberikan rekomendasi dan saran untuk perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang ditemukan. Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara dengan pihak yang terkait, observasi, penelusuran dokumen yang terkait dengan fungsi penjualan, piutang usaha, dan penerimaan kas, membuat kuesioner yang berkaitan dengan pengendalian intern, dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian evaluasi pengendalian internal atas fungsi penjualan, piutang usaha, dan penerimaan kas pada PT. Esham Dima Mandiri, kegiatan yang dilakukan sudah cukup baik, tetapi masih terdapat beberapa kelemahan diantaranya: tidak adanya sanksi atas keterlambatan pembayaran piutang, perusahaan belum mengirimkan surat konfirmasi piutang ke outlet secara periodik, bagian penjualan tidak dipisahkan dengan bagian kredit, kordinator delivery merangkap sebagai kepala gudang, proses penagihan piutang seringkali dilakukan oleh bagian penjualan, dan perusahaan masih menyetujui order yang sudah overdue dan overlimit.
Kata Kunci : Pengendalian Internal, Penjualan, Piutang Usaha, Penerimaan Kas
PENDAHULUAN Di era globalisasi saat ini perkembangan dunia usaha berkembang secara pesat, terbukti dengan dimulainya perdagangan bebas Asean (AFTA) pada tahun 2003, dilanjutkan dengan perdagangan bebas Asia Pacific (APEC) pada tahun 2010 bagi Negara-negara maju, dan paling lambat 2020 bagi Negaranegara berkembang. Kondisi seperti ini menjadi pusat perhatian bagi pelaku bisnis karena akan membawa dampak yang positif dan negatif bagi perkembangan usaha pada umumnya. Salah satu dampak nyata dari perkembangan tersebut adalah suasana persaingan yang semakin ketat. Hal ini bisa dilihat dengan banyaknya pengusaha atau perusahaan yang bermaksud mengembangkan usahanya dengan melakukan berbagai cara, diantaranya melalui perdagangan dengan cara ekspor-impor, pemberian lisensi, franchise atau waralaba, dan membentuk perusahaan patungan (joint venture). Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk bekerja lebih efektif, efesien dan ekonomis agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaaan tersebut dan mampu bersaing dengan perusahaan lain untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan perusahaan. Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba, akan tetapi perusahaan harus memperhatikan kegiatan operasionalnya baik untuk jangka pendek dan jangka panjang agar tujuan tersebut dapat tercapai. Untuk terciptanya kegiatan operasional perusahaan yang efektif dan efisien keberadaan pengendalian internal dalam suatu perusahaan sangatlah penting karena dapat mendukung kelancaran dari pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat menunjang kelangsungan hidup perusahaan. Dengan adanya pengendalian internal di masing-masing fungsi perusahaan maka tujuan dari pengendalian internal tersebut akan tercapai yaitu untuk menjaga kekayaan perusahaan, menghindarkan perusahaan dari penyelewengan yang merugikan perusahaan, meningkatkan keakuratan data akuntansi yang ada, dan mendorong terlaksananya kebijakan dan prosedur untuk dijalankan sebagaimana mestinya. Setiap perusahaan memiliki fungsi-fungsi kegiatan operasional yang saling menunjang dan berhubungan satu dengan yang lainnya guna mencapai tujuan perusahaan. Beberapa fungsi yang ada di perusahaan seperti fungsi penjualan, piutang usaha, dan penerimaan kas. Fungsi penjualan penting dan perlu mendapat perhatian lebih karena penjualan merupakan salah satu kegiatan operasional dalam suatu perusahaan yang kegiatannya dapat menghasilkan pendapatan bagi perusahaan untuk membiayai kebutuhan operasional perusahaan sehingga dapat menunjang kelangsungan hidup perusahaan. Akan
tetapi penjualan harus diimbangi dengan fungsi penagihan serta fungsi penerimaan kas yang baik pula agar sesuai dengan tujuan awalnya. Untuk dapat memastikan fungsi penjualan perusahaan dalam kondisi yang baik, perusahaan harus memperhatikan pengendalian internal pada kegiatan penjualannya. Salah satu hal yang harus diperhatikan juga adalah pengendalian internal pada penagihan piutang usaha dan penerimaan kas. Karena apabila transaksi penjualan telah selesai maka akan timbul penerimaan kas baik dari penjualan tunai maupun piutang. Dalam hal ini, apabila terdapat kelemahan dalam kegiatan penjualan dan penagihan piutang perusahaan maka akan sangat mempengaruhi proses penerimaan kasnya. Oleh karena itu, pengendalian internal terhadap penjualan, piutang usaha, dan penerimaan kas harus berjalan seefektif dan seefisien mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu untuk memaksimalkan laba dan mencegah serta meminimalisasi kesalahan dan kecurangan yang mungkin bisa terjadi. PT. Esham Dima Mandiri merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang pendistribusian berbagai jenis minuman. Beberapa jenis produk yang didistribusikan oleh PT. Esham Dima Mandiri ke pasaran, seperti: Guinnes, Smirnoff ice, Pokka Grean tea, dan Julie’s. Penulis memilih perusahaan ini sebagai objek penelitian untuk menganalisa dan mengevaluasi prosedur dari kegiatan penjualan, piutang usaha dan penerimaan kas yang diterapkan. Karena sebagian besar kegiatan penjualan yang dilakukan perusahaan ini dilakukan secara kredit yang akan mempengaruhi piutang usaha dan penerimaan kas perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna mengevaluasi apakah kegiatan penjualan, piutang usaha dan penerimaan kas yang dilakukan PT. Esham Dima Mandiri sudah diterapkan secara efektif, efisien dan ekonomis.
METODE PENELITIAN Adapun metodologi penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. 2.
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu pemecahan masalah yang aktual dengan cara mengumpulkan data, menyusun, menganalisa, dan menginterpretasikannya. Metode Pengumpulan Data a. Studi Literatur yang dilakukan dengan membaca, mempelajari buku-buku, jurnal dan bahan referensi lainnya yang relevan dengan pengendalian internal, pemeriksaan operasional seperti Auditing and Assurance Services An Integrated Approach b.
Studi Lapangan Penelitian lapangan dilakukan adalah dengan mengunjungi PT. Esham Dima Mandiri. Untuk memperoleh data tersebut maka dilakukan dengan cara: 1) Observasi dengan Pengamatan langsung terhadap kegiatan perusahaan khususnya aktivitas yang terkait fungsi penjualan, piutang usaha, dan penerimaan kas. 2) Wawancara langsung dengan manajer pembiayaan dan karyawan perusahaan yang terlibat dalam proses penjualan, piutang usaha, dan penerimaan kas. 3) Kuesioner dengan mengajukan suati daftar pertanyaan yang berkaitan dengan pengendalian internal atas penjualan, piutang usaha, dan penerimaan kas.
HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan objek penelitian, maka evaluasi pengendalian internal yang akan dibahas adalah evaluasi pengendalian internal atas fungsi penjualan, piutang usaha, dan penerimaan kas pada PT. Esham Dima Mandiri.
hasil evaluasi pengendalian internal atas fungsi penjualan, piutang usaha, dan penerimaan kas pada PT. Esham Dima Mandiri adalah sebagai berikut:
1. Tidak adanya sanksi atas keterlambatan pembayaran piutang Kondisi : perusahaan tidak memiliki kebijakan mengenai pemberian sanksi atas keterlambatan pembayaran piutang yang telah jatuh tempo. Kriteria : seharusnya perusahaan menetapkan kebijakan sanksi atas keterlambatan pembayaran piutang. Sebab : perusahaan beranggapan bahwa tanpa ada kebijakan tersebut, meskipun pembayaran seringkali melebihi jatuh tempo pembayaran yang seharusnya, tapi selama outlet tetap melakukan pelunasan atas hutangnya, hal tersebut masih dapat diterima. Akibat : banyak pembayaran dari outlet yang melebihi jatuh tempo pembayaran, yang mempengaruhi cash flow perusahaan. Rekomendasi : seharusnya perusahaan menetapkan kebijakan untuk pemberian sanksi atas keterlambatan, seperti memberikan sanksi bunga kepada setiap outlet yang tidak membayar hutangnya tepat waktu. Sanksi bunga ditetapkan berdasarkan prestasi tagih yang dilakukan salesman dan kolektor, jika prestasi tagih outlet baik maka sanksi bunga yang diberikan kecil dan jika prestasi tagih outlet tidak baik maka sanksi bunga yang diberikan besar. Sehingga melalui penetapan kebijakan baru ini diharapkan tidak ada lagi keterlambatan pembayaran dari outlet dimana semua outlet membayar hutangnya tepat waktu. 2. Perusahaan belum mengirimkan surat konfirmasi piutang ke outlet secara periodik. Kondisi : fungsi akuntansi yang dipegang oleh admin AR hanya mengkonfirmasi piutang ke outlet dengan cara konfirmasi by phone agar tidak terjadi fraud. Kriteria : secara periodik fungsi akuntansi atau admin AR mengirim surat konfirmasi piutang kepada outlet untuk menguji ketelitian catatan piutang yang dibuat oleh perusahaan. Sebab : perusahaan belum terpikirkan sebelumnya dan selama ini belum pernah terjadi kesalahan penagihan piutang kepada outlet. Akibat : kemungkinan terjadinya kesalahan pencatatan yang mengakibatkan catatan menjadi tidak akurat. Selain itu perusahaan juga tidak dapat mendeteksi kemungkinan terjadinya kecurangan oleh karyawan. Rekomendasi : perusahaan disarankan untuk membuat surat konfirmasi piutang yang dikirimkan ke outlet secara periodik, karena dapat digunakan untuk menguji keakuratan catatan piutang dan akan lebih baik lagi jika perusahaan menggunakan jasa eksternal perusahaan yang sifatnya independen untuk mengecek ketelitian catatan akuntansi secara periodik, sehingga menjamin ketelitian dan data akuntansi yang dicatat oleh perusahaan. 3. Bagian penjualan tidak dipisahkan dari bagian kredit. Kondisi : dalam hal ini, diketahui bahwa bagian penjualan merangkap sebagai bagian kredit dalam melaksanakan suatu transaksi penjualan. Kriteria : seharusnya ada pemisahan tugas antara bagian penjualan dengan bagian kredit dimana kedua bagian tersebut mempunyai tugas dan wewenang tanggung jawab masing-masing. Sebab : karena perusahaan menginginkan dalam aktifitas operasionalnya dapat lebih efisien dengan penghematan biaya tenaga kerja sehingga dilakukannya perangkapan tugas antara kedua bagian ini. Selain itu, perusahaan menganggap bahwa bagian penjualan lebih mengetahui kondisi outlet, sehingga kedua bagian ini digabungkan begitu saja. Akibat : akan berdampak pada masing-masing bagian tidak dapat menjalankan fungsinya secara optimal.
Rekomendasi : penulis memberikan rekomendasi untuk melakukan pemisahan tugas antara bagian penjualan dan bagian kredit. Karena, dalam melakukan transaksi penjualan fungsi penjualan mempunyai kecenderungan untuk melakukan penjualan sebanyak-banyaknya yang biasanya mengabaikan kemungkinan dapat ditagih atau tidaknya piutang yang akan timbul. Oleh karena itu diperlukan pengecekan status kredit outlet oleh bagian kredit sebelum dilakukan transaksi penjualan. Dengan dipisahkannya kedua fungsi tersebut, kemungkinan resiko tidak tertagihnya piutang dapat dikurangi. 4. Kordinator delivery merangkap sebagai kepala gudang Kondisi : adanya perangkapan tugas antara kordinator delivery dengan kepala gudang. Kriteria : seharusnya terdapat pemisahan job description antara kordinator delivery dan kepala gudang. Sebab : perusahaan ingin melakukan penghematan biaya tenaga kerja sehingga dilakukannya perangkapan tugas antara kordinator delivery dengan kepala gudang. Akibat : pengelolaan persediaan dan pengiriman barang tidak berjalan secara efektif dan efisien, karena masing-masing tugas ini tidak dapat menjalankan tugasnya secara baik dan benar, serta tidak adanya control terhadap stock persediaan di gudang. Rekomendasi : perusahaan seharusnya melakukan pemisahan tugas dengan cara menjadikan driver yang bertanggung jawab dalam pengiriman barang dan kepala gudang bertanggung jawab atas persediaan barang di gudang, dimana dengan dilakukannya pemisahan tugas terhadap kedua individu ini keamanan barang digudang terjamin, serta meghindari pencurian terhadap persediaan, menghindari pengeluaran barang dari gudang yang lebih dari seharusnya. 5. Proses penagihan piutang seringkali dilakukan oleh bagian penjualan Kondisi : berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis ditemukan dalam melakukan penagihan piutang outlet, seringkali bagian penjualan merangkap sebagai bagian penagihan. Kriteria : penjualan kredit melibatkan berbagai fungsi yang saling berkaitan di dalamnya. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi lain yang menyangkut penjualan secara kredit, seperti fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Setiap fungsi memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Sebab : biasanya penagihan dilakukan oleh bagian penjualan yang sedang berada di lokasi outlet yang akan ditagih, sehingga akan lebih efisien jika langsung ditangani oleh salesman outlet tersebut. Akibat : perangkapan tugas ini akan memperbesar kemungkinan terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh salesman yang melakukan penagihan ke outlet, apabila tidak ada kontrol yang baik. Selain itu, tanggung jawab debt collector menjadi terbagi dengan bagian penjualan. Rekomendasi : perusahaan hendaknya menetapkan kebijakan yang jelas mengenai pembagian tanggung jawab antara salesman dengan debt collector. Untuk itu, rekomendasi yang dapat diberikan adalah agar perusahaan dapat meningkatkan pengawasan atas penagihan yang dilakukan oleh pihak lain, pengawasan dapat diperketat dengan pengendalian atas penerimaan pembayaran dari outlet, yaitu outlet harus menyerahkan uang atau cek atau giro yang dibayarkan dalam amplop yang tertutup, sehingga orang yang menerima tidak melihat isi dan tidak dapat mengambilnya, serta harus menggunakan tanda terima atau bukti pembayaran yang jelas. 6. Perusahaan masih menyetujui sales order yang sudah overdue dan overlimit
Kondisi : berdasrkan hasil observasi yang dilakukan penulis mengenai persetujuan sales order, ditemukan bahwa perusahaan masih menyetujui order penjualan ke outlet yang statusnya sudah overdue dan overlimit. Kriteria : perusahaan seharusnya tidak menyetujui pesanan penjualan yang statusnya sudah overdue dan overlimit Sebab : perusahaan ingin meningkatkan nilai penjualan sebesar-besarnya dengan cara menyetujui sales order yang overdue dan overlimit. Akibat : akan menyebabkan tingginya angka AUP yang overdue di perusahaan dan akan menimbulkan resiko tidak tertagihnya piutang karena perusahaan masih menyetujui penjualan yang sudah melebihi batas kredit yang sudah ditentukan sebelumnya. Rekomendasi : perusahaan sebaiknya tidak menyetujui penjualan yang statusnya overdue dan overlimit sehingga akan menekan angka overdue yang ada di perusahaan serta mengurangi resikonya tidak tertagihnya piutang outlet.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang berjudul evaluasi pengendalian internal atas fungsi penjualan, piutang usaha, dan penerimaan kas pada PT. Esham Dima Mandiri yang dilakukan untuk menilai efisiensi dan efektifitas fungsi penjualan, piutang usaha, dan penerimaan kas pada PT. Esham Dima Mandiri, maka dapat diketahui adanya kelemahan-kelemahan yang mengurangi efisiensi dan efektifitas, yaitu sebagai berikut: 1. Perusahaan tidak memberikan sangsi kepada pelanggan yang terlambat membayar piutang yang telah jatuh tempo. Karena jika perusahaan menetapkan kebijakan tersebut, perusahaan takut kehilangan order atas pelanggan, sehingga perusahaan memprioritaskan order penjualan yang sebanyak-banyaknya untuk dapat memaksimalkan laba perusahaan. 2. Perusahaan tidak mengirimkan surat konfirmasi piutang secara periodik kepada setiap outletnya karena menganggap bahwa data yang dimiliki perusahaan telah mencerminkan saldo piutang yang sebenarnya tanpa harus melakukan pencocokkan catatan piutang dengan setiap outletnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaaan saldo piutang outlet dengan saldo piutang yang dimiliki perusahaan. 3. Bagian penjualan tidak dipisahkan dengan bagian kredit dalam melaksanakan suatu transaksi penjualan, karena perusahaan menginginkan dalam aktivitas operasionalnya dapat lebih efisien dengan penghematan biaya tenaga kerja. 4. Kordinator delivery merangkap sebagai kepala gudang, dimana tugas ini bertanggung jawab mempersiapkan barang sampai dengan pengiriman barang ke outlet. Hal ini dapat menyebabkan adanya ketidakamanan persediaan barang di gudang atau dengan kata lain keamanan persediaan di gudang tidak dapat terjamin. 5. Proses penagihan piutang seringkali dilakukan oleh bagian penjualan karena dianggap lebih efektif dan efisien dan salesman dianggap lebih mengetahui kondisi para outlet. Akibatnya adalah piutang tersebut tidak dilaporkan dan tidak dicatat dan uangnya diambil untuk kepentingan pribadi tanpa disetor ke kasir. 6. Perusahaan masih menyetujui sales order yang statusnya sudah overdue dan overlimit. Hal ini dikarenakan perusahaan ingin meningkatkan nilai penjualan di laporan keuangan sehingga menciptakan keuntungan yang besar bagi perusahaan, padahal hal ini akan
menyebabkan tingginya angka AUP yang overdue di perusahaan dan akan menimbulkan resiko tidak tertagihnya piutang. Berdasarkan kesimpulan yang didapat oleh penulis mengenai berbagai kelemahan dalam pelaksanaan fungsi penjualan, piutang, dan penerimaan kas PT. Esham Dima Mandiri, maka penulis memberikan saran atau rekomendasi yang berguna bagi perusahaan agar kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai sebagaimana mestinya. Berikut merupakan saran yang diberikan penulis: 1. seharusnya perusahaan menetapkan kebijakan untuk pemberian sanksi atas keterlambatan, seperti memberikan sanksi bunga kepada setiap outlet yang tidak membayar hutangnya tepat waktu. Sanksi bunga ditetapkan berdasarkan prestasi tagih yang dilakukan salesman dan kolektor, jika prestasi tagih outlet baik maka sanksi bunga yang diberikan kecil dan jika prestasi tagih outlet tidak baik maka sanksi bunga yang diberikan besar. Sehingga melalui penetapan kebijakan baru ini diharapkan tidak ada lagi keterlambatan pembayaran dari outlet dimana semua outlet membayar hutangnya tepat waktu. 2. perusahaan disarankan untuk membuat surat konfirmasi piutang yang dikirimkan ke outlet secara periodik, karena dapat digunakan untuk menguji keakuratan catatan piutang dan akan lebih baik lagi jika perusahaan menggunakan jasa eksternal perusahaan yang sifatnya independen untuk mengecek ketelitian catatan akuntansi secara periodik, sehingga menjamin ketelitian dan data akuntansi yang dicatat oleh perusahaan. 3. penulis memberikan rekomendasi untuk melakukan pemisahan tugas antara bagian penjualan dan bagian kredit. Karena, dalam melakukan transaksi penjualan fungsi penjualan mempunyai kecenderungan untuk melakukan penjualan sebanyak-banyaknya yang biasanya mengabaikan kemungkinan dapat ditagih atau tidaknya piutang yang akan timbul. Oleh karena itu diperlukan pengecekan status kredit outlet oleh bagian kredit sebelum dilakukan transaksi penjualan. Dengan dipisahkannya kedua fungsi tersebut, kemungkinan resiko tidak tertagihnya piutang dapat dikurangi. 4. perusahaan seharusnya melakukan pemisahan tugas dengan cara menjadikan driver yang bertanggung jawab dalam pengiriman barang dan kepala gudang bertanggung jawab atas persediaan barang di gudang, dimana dengan dilakukannya pemisahan tugas terhadap kedua individu ini keamanan barang digudang terjamin, serta meghindari pencurian terhadap persediaan, menghindari pengeluaran barang dari gudang yang lebih dari seharusnya. 5. perusahaan hendaknya menetapkan kebijakan yang jelas mengenai pembagian tanggung jawab antara salesman dengan debt collector. Untuk itu, rekomendasi yang dapat diberikan adalah agar perusahaan dapat meningkatkan pengawasan atas penagihan yang dilakukan oleh pihak lain, pengawasan dapat diperketat dengan pengendalian atas penerimaan pembayaran dari outlet, yaitu outlet harus menyerahkan uang atau cek atau giro yang dibayarkan dalam amplop yang tertutup, sehingga orang yang menerima tidak melihat isi dan tidak dapat mengambilnya, serta harus menggunakan tanda terima atau bukti pembayaran yang jelas. 6. perusahaan sebaiknya tidak menyetujui penjualan yang statusnya overdue dan overlimit sehingga akan menekan angka overdue yang ada di perusahaan serta mengurangi resikonya tidak tertagihnya piutang outlet.
REFERENSI Agoes, S. & Wirakusumah, H.R.A. (2003). Tanya-jawab praktik auditing. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Agoes, S.(2004). Auditing : Pemeriksaan akuntan oleh kantor akuntan public jilid 1
(edisi3). Jakarta
: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomis Universitas Indonesia. Agoes, S.(2004). Auditing : Pemeriksaan akuntan oleh kantor akuntan public jilid 2.
Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomis Universitas Indonesia. Agoes, Sukrisno. (2007). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan
Publik.
Edisi
Ketiga Jilid I. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Agoes, S. (2012). Praktikum Audit (Buku 1) Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Arens, A. A., Randal, J. E., & Beasley, M.S.(2012), Auditing and Assurance Services an Integrated Approach. (14th edition). New Jersey: Pearson. Arens, Alvin A., & James K. Loebbecke. ( 2003 ). Auditing An Integrated Approach Bahasa Amir Abadi Jusuf, (edisi 8 ). New York, Prentice–Hall
Jilid
1,
Alih
International, Inc,.
Boynton, W. C., Johnson, R. N. & Kell, W. G. (2006). Modern Auditing. John Wiley & Sons, Inc. Boynton, W.C.,Johnson, R.N., & Kell, W.G. (2002). Modern auditing jilid 1 ( edisi 7). (Ahli bahasa Rajoe, P.A., Gania, G., Budi, I.S.) Jakarta: Penerbit Erlangga. COSO, the Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commision, Retrieved March 2,2007, http://www.coso.org/key.htm Dunia, F.A (2008). Ikhtisar lengkap pengantar akuntansi. (edisi ketiga). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hall, James A (2011). Introduction to Accounting Information Systems, 7th Edition. English. Hery (2011). Dasar – Dasar Pemeriksaan Akuntansi. Jakarta: Unit Penerbit dan percetakan Fajar Interpratama Offset. Ikatan Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:Penerbit Salemba Empat. Kieso, D. E., Weygandt, J. J. & Kimmel, P. D. (2011). Financial Accounting. John Wiley & Sons, Inc. Mardi, M.Si. (2011) Sistem Informasi Akuntansi. Cetakan pertama. Bogor: Ghalia Indonesia. Mulyadi (2001). Sistem Akuntansi (edisi 3). Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Mulyadi, (2008) Sistem Akuntansi. Cetakan Keempat. Jakarta: Salemba Empat. Rama, Dasaratha V & Jones, Frederick L. Ahli bahasa oleh M. Slamet Wibowo. (2009). Sistem Informasi Akuntansi. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Sawyer, L. B., Dittenhofer, M. A., Scheiner, J. H. Ahli Bahasa oleh Adhariani, D. (2003). Practice of Modern Internal Auditing (edisi 5). Jakarta: Salemba Empat. Sugiono, A. (2009). Akuntansi & Pelaporan Keuangan. Jakarta: Penerbit Grasindo.
RIWAYAT PENULIS
Anggun Pratiwi lahir di kota Jakarta pada 11 Juli 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2013