EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT BEDIRI MOBILINDO Dahlia Ayu Purnamasari, Hery Gunawan, Drs., MM ABSTRAK
Tujuan penelitian ialah untuk memperoleh pandangan pelaksanaan pengendalian internal serta untuk mengevaluasi dan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan pengendalian atas Evaluasi pada penjualan, piutang usaha dan penerimaan kas pada PT Bediri Mobilindo. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif eksploratoria (studi kasus). Kesimpulan yang didapat adalah hasil pengujian menunjukan bahwa dari unsur-unsur pengendalian internal menurut kerangka kerja COSO, unsur penentuan risiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif, sedangkan unsur lingkungan pengendalian, unsur informasi dan komunikasi, serta unsur pengawasan dan pemantauan sudah efektif.
Kata kunci : Pengendalian Internal, Penjualan, Piutang Usaha, dan Penerimaan Kas
ABSTRACT
The purpose of the research was to obtain views on the implementation of internal control as well as to evaluate and improve the weaknesses that may occur in the implementation of the control over the Evaluation on sales, accounts receivable and cash receipts on PT Mobilindo Bediri. The research method used is qualitative eksploratoria (case study). Conclusions are the result of testing showed that elements of internal control according to the COSO framework, the determination of the risk elements and elements of the activity control less effective, while the environmental elements, elements of control of information and communication, as well as surveillance and monitoring elements are effective. Keyword : Internal Control, Sales, Receivables and Cash Receipts
PENDAHULUAN Tujuan utama suatu perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal. Laba yang maksimal dapat diperoleh melalui peningkatan volume penjualan melalui piutang usaha. Semakin tinggi volume penjualan, maka semakin besar pula laba yang akan diperoleh. Penjualan merupakan unsur utama dalam memperbesar sewa, pendapatan bunga, dan lain sebagainya. Berbagai cara yang ditempuh oleh pihak manajemen untuk meningkatkan volume penjualan. Mulai dari variasi produk, pemberian hadiah dan potongan harga, sampai dengan penjualan secara kredit. Oleh karena itu, semakin disarankan pentingnya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya. Strategi yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha, dan barulah kemudian pada hari jatuh temponya terjadi aliran kas masuk (cash in flow) yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Piutang usaha suatu perusahaan pada umumnya merupakan bagian terbesar dari aset lancar serta bagian terbesar dari total aset perusahaan. Oleh karena itu pengendalian internal terhadap piutang usaha ini sangat penting diterapkan. Kecurangan yang mungkin terjadi pada bagian piutang usaha adalah tidak mencatat pembayaran dari debitur dan mengantongi uangnya, menunda pencatatan piutang dengan cash lapping, melakukan pembukuan palsu atas mutasi piutang, dan lain sebagainya. Pengendalian internal merupakan salah satu cara yang digunakan dalam mengantisipasi kecurangan. Pengendalian internal perusahaan merupakan suatu rencana organisasi dan metode bisnis yang digunakan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi, menjaga asset, memberikan informasi yang akurat, mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetepkan. PT Bediri Mobilindo adalah Badan Usaha Milik Swasta yang bergerak dalam bidang otomotif dealer yaitu jual beli mobil yang dimana dapat dilakukan dalam kredit ataupun tunai (cash). PT Bediri Mobilindo memiliki lima kantor cabang yang tersebar di wilayah Jakarta Timur. PT Bediri Mobilindo berkantor di Jl. I Gusti Ngurah Rai Klender No 84 Jakarta Timur. Aktivitas usaha PT Bediri Mobilindo adalah melakukan kegiatan jual beli mobil melalui pembiayaan atau penjualan kredit atau tunai (cash). Dalam hal ini, penjualan perusahaan adalah lebih utama pada pemberian kredit dengan bunga yang lebih rendah dari kompetitor lainnya, sehingga PT Bediri Mobilindo memiliki piutang usaha dalam jumlah yang cukup besar. Oleh karna itu, kebutuhan akan pengendalian intern terhadap piutang usaha dan penjualan kredit perusahaan merupakan hal yang wajib karna piutang usaha dan penjualan kredit menjadi keuntungan bagi perusahaan ini.
Kecurangan yang dilakukan melalui pencatatan palsu pada lembar kuitansi, yakni data kuitansi yang diberikan kepada konsumen tidak sama dengan yang diserahkan kepada bagian piutang dan bagian keuangan. Apabila kecurangan ini terus menerus dilakukan, maka akan sulit bagi masing-masing personil untuk mengingat tanggal jatuh tempo setiap konsumen, yang pada akhirnya menyebabkan meningkatnya jumlah piutang tak tertagih.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kualitatif eksploratoria (studi kasus), yaitu metode yang bertujuan untuk memahami, merumuskan dan menjelaskan masalah-masalah yang terdapat dalam penelitian, penyususunan teoritus, serta pengembangan dan alternatif solusi yang dapat dilakukan. Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada suatu objek tertentu yang dipelajari sebagai suatu data. Data penelitian yang diperoleh dari penelitian ini selain mendalam, juga beragam dan sangat detail. Lingkungan penelitian yang digunakan adalah PT Berdiri Mobilindo yang bergerak di bidang dealer mobil pada penjualan kredit atau tunai (cash).
HASIL DAN BAHASAN Dalam bab ini, akan dibahas mengenai evaluasi sistem pengendalian internal atas penjualan, piutang usaha dan penerimaan kas PT Bediri Mobilindo. Pengendalian internal ini diperlukan perusahan dalam upaya untuk mengamankan harta yang dimiliki persahaan dari tindakan kecurangan, meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan perusahaan. Tingkat kebutuhan terhadap pengendalian internal tersebut tergantung kepada besar kecilnya perusahan, karena semakin besar perusahan maka semakin diperlukan adanya suatu pengendalian internal. Menurut Committe of Sponsoring of the Treadway Commission, atau disingkat COSO, terdapat (lima) komponen pengendalian internal yang saling terkait. Untuk dapat memperoleh pengendalian yang baik dan dapat berjalan secara efektif, komponen-komponen dari pengendalian internal tersebut harus diperhatikan. Komponen-komponen tersebut antara lain: 1.
Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Berikut ini merupakan elemen penting dalam lingkungan pengendalian internal yang terdapat pada PT Bediri Mobilindo: a. Integritas dan nilai-nilai etik Kriteria COSO: Atasan menetapkan suasana melalui contoh mendemonstrasikan integritas dan mempraktikan standar yang tinggi dan perilaku etis, mengkomunikasikan ke semua karyawan. Memberikan bimbingan moral kepada karyawan yang berlatar belakang kurang baik dan memberikan penekanan kepada karyawan untuk mengurangi resiko individu melakukan tindakan tidak jujur dan tidak etis. Kondisi Perusahaan: Pada PT Bediri Mobilindo, atasan mengkomunikasikan peraturan mengenai kode etik yang harus dijalankan kepada karyawan secara verbal dan tidak terdapat pernyataan kebijakan secara tertulis. Akibatnya karyawan merasa mereka tidak melakukan pelanggaran mengingat tidak ada peraturan secara tertulis. Misalnya karyawan melakukan double faktur atau pelipatan ganda faktur atau melakukan lapping.
Pada PT Bediri Mobilindo, atasan menjunjung tinggi adanya kejujuran dan disiplin waktu dan mengharapkan karyawan untuk dapat melakukan hal yang sama. Atasan akan memberikan punishmentterhadap adanya pelanggaran yang dilakukan karyawannya. Rekomendasi untuk perusahaan: Dalam hal diatas sebaiknya perusahaan membuat peraturan dan sanksi yang jelas mengenai kode etik integritas karyawan secara tertulis agar karyawan dapat mematuhinya dan memiliki integritas dan nilai-nilai etika yang benar, mengurangi risiko individu melakukan tindakan tidak jujur dan tidak etis. b. Komitmen pada kompetensi Kriteria COSO: Untuk mencapai tujuan entitas, karyawan pada tingkatan dalam organisasi harus memiliki pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, komitmen terhadap kompetensi mencangkup pertimbangan mengenai pengetahuan dan keahlian yang diperlukan, pengalaman yang dimiliki. Kondisi Perusahaan: Karyawan pada PT Bediri Mobilindo adalah orang-orang yang berkompeten. PT Bediri Mobilindo mempertimbangkan keahlian, serta pengalaman yang dimiliki calon pekerja dalam merekrut karyawan. Misalnya untuk penempatan karyawan di bidang pemasaran dan penjualan, perusahaan memilih calon karyawan yang memiliki latar belakang pendidikan lulusan tehnik. Dalam hal di atas, perusahaan menginginkan agar karyawan yang bekerja didalam perusahaaan memiliki keahlian dan pengalaman yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang dijalankan. Dengan demikian, karyawan dapat melaksanakan pekerjaan lebih efektif dan efisien karena sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Sehingga aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan menjadi lebih lancar karena setiap karyawan mengerti tugas yang harus dilaksanakan dan memang memiliki keahlian yang dibutuhkan. Lebih hemat waktu dalam memberikan pelaihan dan pembelajaran. Kinerja perusahaan dapat meningkat. Rekomendasi untuk perusahaan: Untuk terus meningkatkan kompetensi yang ada pada karyawan maka dapat diadakan pelatihan dan pembelajaran. Adanya rotasi pekerjaan juga merupakan tindakan yang baik untuk meningkatkan keahlian karyawan sehingga karyawan tidak memiliki satu keahlian saja serta memperkecil adanya risiko kecurangan yang dapat dilakukan karyawan seperti penggunaan kas perusahaan, menggelapkan asset perusahaan. c. Filosofi manajemen Kriteria COSO: Dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan harus melakukan pemilihan untuk berlaku selektif dan agresif, baik dalam mengambil dan memonitor risiko bisnis, sikap serta tindakan terhadap laporan keuangan dan pemahaman terhadap risiko bisnis perusahaan. Kondisi perusahaan: Hal tersebut dilakukan agar bagian yang menjalankan fungsi kredit dapat memanatu terjadinya fungsi kredit. Perusahaan tidak memiliki ketentuan untuk piutang tak tertagih karena selama ini belum
terdapat piutang tak tertagih. Piutang selalu dilunasi, hanya saja sering terjadi pelunasan yang lewat dari jatuh tempo seharusnya. Perusahaan tidak memberikan syarat tertentu kepada pelanggan baru, karena dengan adanya syarat-syarat tertentu pelanggan akan merasa dipersulit. Dengan adanya otorisasi kredit oleh bagian yang menjalankan fungsi kredit sebelum memberikan izin penjualan kredit, maka dapat memantau kegiatan penjualan kredit di perusahaan. Dengan tidak adanya syarat khusus untuk pelanggan baru mengakibatkan banyak pelanggan yang telat melakukan pembayaran piutang dari tanggal jatuh tempo seharusnya. Dikarenakan perusahaan belum mengetahui apakah pelanggan tersebut lancar atau tidak dalam melakukan pembayaran. Rekomendasi untuk perusahaan: Pemberian kredit kepada pelanggan baru lebih baik diberikan setelah dilakukan pemeriksaaan terlebih dahulu seperti melakukan analisis 5C (Character, Capacity, Capital, Condition, Collateral) terhadap pelanggan baru yakni pelanggan baru diperbolehkan untuk melakukan pembelian kredit setelah 2 atau 3 kali melakukan pembelian secara tunai ke perusahaan agar mendapatkan gambaran terhadap pembayaran yang dilkukan oleh pelanggan lancar atau tidak. d. Dewan direksi dan komite audit Kriteria COSO: Terdapat dewan direksi yang terlibat dalam aktivitas di perusahaan dan komite audit yang berkontribusi secara signifikan dengan melaksanakan pemeriksaan terhadap pelaporan keuangan. Kondisi perusahaan: PT Bediri Mobilindo tidak membentuk dewan direksi dan komite audit. Direktur pada PT Bediri Mobilindo merupakan pemilik dari perusahaan dan yang melakukan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan serta memeriksa laporan keuangan yang dibuat oleh bagian keuangan setiap bulannya. Perusahaan mengangap tidak memerlukan pembentukan dewan komisaris dan komite audit karena PT Bediri Mobilindo merupakan perusahaan milik pribadi dan masih tergolong kecil. Rekomendasi untuk perusahaan: Untuk mengurangi adanya kecurangan yang dilakukan karyawan sebaiknya dibuat laporan keuangan harian yang akan diperiksa direktur untuk meningkatkan pengendalian pada perusahaan. Dengan dibuat laporan keuangan harian maka direktur dapat mengontrol transaksi yang berjalan, serta pemasukan dan pengeluaran kas. e. Struktur organisasi Kriteria COSO: Perusahaan seharusnya memilih struktur organisasi yang tertulis. Struktur organisasi berkontribusi terhadap kemampuan suatu entitas untuk memenuhi tujuan dengan menyediakan kerangka kerja menyeluruh atas perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas perusahaan. Pada struktur organisasi akan memperlihatkan wewenang dan tanggung jawab, serta garis pelaporan yang tepat. Kondisi perusahaan:
PT Bediri Mobilndo belum memiliki struktur organisasi secara tertulis yang menjelaskan wewenang dan tanggung jawab, serta garis pelaporan yang tepat. Atasan hanya memberitahukan secara lisan mengenai tingkatan posisi, bagian, tugas dan wewenang masing-masing karyawan. Rekomendasi untuk perusahaan: Seharusnya perusahaan membuat struktur organisasi yang tertulis. Tujuan dibentuknya struktur organisasi adalah untuk mengatur dan memberikan gambaran dengan jelas tugas-tugas karyawan dan kepada siapa karyawan tersebut harus mempertanggungjawabkan tugasnya untuk menggambarkan dan menjelaskan wewenang dan tanggungjawab serta garis pelaporan sehingga kinerja perusahaan tidak terganggu. f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia. Kriteria COSO: Agar pengendalian internal berjalan efektif, penerapan kebijakan dan prosedur sumberdaya manusia penting untuk dilakukan. Kebijakan dan prosedur sumberdaya manusia yang diterapkan akan menjamin hasil bahwa karyawan memiliki integritas, nilai etika, dan kompetensi yang diharapkan. Hal ini mencangkup dalam kebijakan perekrutan karyawan dan proses penyeleksian yang dikembangkan dengan baik Kondisi Perusahaan: Dengan mempekerjakan karyawan yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan pendidikan dan pengalaman yang dimiliki maka direktur merasa karyawan dapat melakukan pekerjaan yang diberikan dengan lebih efektif. Pemberian kompensasi yang setara dengan kompetensi yang dimiliki karyawan dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih maksimal dan mengurangi adanya perputaran karyawan yang tinggi. Perusahaan tidak mengadakan pelatihan kepada karyawan karena menganggap bahwa karyawan dapat mempelajari sendiri apalagi dalam perekrutan perusahaan telah merekrut karyawan dengan meninjau dari pendidikan serta pengalaman kerjanya. Rekomendasi untuk perusahaan: Sebaiknya perusahaan mengadakan pelatihan kepada karyawan agar karyawan dapat mengerti dengan bagaimana menyelesaikan tugas-tugas yang ada untuk menambah pengetahuan karyawan dan perusahaan melakukan rotasi kerja pada karyawan. Hal tersebut dilakukan selain untuk mengurangi adanya kemungkinan terjadi kecurangan yang dilakukan karyawan juga untuk memotivasi karyawan sehingga karyawan tidak bosan dengan pekerjaan yang selalu sama. 2.
Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Kriteria COSO: Penilaian risiko harus meliputi pertimbangan risiko yang dihubungkan dengan risiko yang terdapat dalam pelaporan keuangan. Penilaian risiko juga harus meliputi pertimbangan mengenai risiko yang berhubungan dengan teknologi informasi. Penilaian risiko juga harus mencangkup pertimbangan khusus atau risiko yang dapat muncul dari perubahan kondisi seperti: perubahan dalam lingkungan operasi, personel baru, pertumbuhan yang cepat, teknologi baru, produk atau aktivitas baru. Kondisi perusahaan: Terdapat risiko dalam penjualan kredit, perusahaan dalam melaksanakan penjualan kredit tidak menetapkan kebijakan limit kredit bagi pelanggan, sehingga pelanggan yang masih memiliki hutang atau
jatuh tempo yang seharusnya sudah dilunasi tetap dapat melakukan pembelian. Di dalam perusahaan terdapat risiko kecurangan yang dilakukan oleh karyawan, misalanya tidak mencatat pembayaran dari bagian kredit, menunda pencatatan piutang dengan cash lapping, yaitu dengan kondisi karyawan mengggunakan uang perusahaan untuk keperluan pribadi dengan memakai uang pelanggan sebelum jatuh tempo yang ditetapkan oleh perusahaaan, karena tercatat pada bagian keuangan dengan adanya catatan pembayaran piutang yang sudah dibayar tetapi tidak sesuai dengan jumlah saldo yang masuk di perusahaan. Hal ini dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, karena perusahaan harus menanggung risiko kurangnya jumlah penerimaan kas apabila karyawan tersebut tidak bisa bayar sebelum jatuh tempo. Rekomendasi untuk perusahaan: Perusahaan agar sebaiknya perusahaan menetapkan kebijakan limit kredit kepada pelanggannya. Membentuk bagian kredit yang melakukan analisis kredit dan melakukan otorisasi kredit. Pemberian kredit yang jumlahnya besar dapat dilakukan oleh bagian yang menjalankan fungsi kredit dan juga harus melalui otorisasi atasan. Melakukan penilaian 5C (character,capacity,capital,collateral,conditions) terhadap pelanggan baru. Penetapan limit kredit dimaksudkan agar piutang tak tertagih dapat dihindari. Untuk meminimalisasi risiko karyawan melakukan kecurangan sebaiknya perusahaan memperkuat pengendalian dengan menggunakan dokumen bernomor urut cetak pada dokumen-dokumen kegiatan transaksi, serta adanya verifikasi dari pihak yang berwenang yang berfungsi mengontrol kegiatan yang beralan sehinga apabila terjadi kecurangan dapat dipertanggungjawabkan. 3.
Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Aktivitas pengendalian pada pejualan, piutang usaha, dan penerimaan kas pada PT Bediri Mobilindo: -
Pemisahan Tugas
Pemisahan tugas melibatkan pemastian bahwa individu tidak melaksanakan tugas yang tidak seimbang. Misalnya, tanggung jawab untuk melaksanakan transaksi, mencatat transaksi, dan memelihara penjagaan aktiva yang dihasilkan harus dibebankan kepada departemen yang berbeda. Dalam perusahaan sudah terdapat pemisahan antara fungsi penjualan dan fungsi yang memberikan otorisasi kredit. Otorisasi kredit dilakukan oleh atasan sendiri. Sudah terdapat pemisahan tugas antara bagian penjualan, bagian pemasaran, bagian keuangan, bagian penagihan. Fungsi penjualan dan fungsi yang memberikan otorisasi kredit sudah terpisah. Otorisasi kredit dilakukan oleh atasan agar atasan dapat memantau transaksi penjualan kredit. Perusahaan tidak memisahkan fungsi yang menerima/ mengeluarkan kas dengan fungsi yang melakukan pencatatan. Dikarenakan atasan memberikan kepercayaan tersebut kepada bagian keuangan serta alasan penghematan biaya. Atasan mempercayai kejujuran karyawan dan menganggap bahwa mereka tidak alan melakukan kecurangan yang dapat merugikan perusahaan yang telah memberi kepercayaan kepada mereka. Atasan merasa tidak perlu membentuk bagian kredit tersendiri yang bertugas menangani kegiatan analisis kredit dan mengotorisasi kredit, karena dapat dilakukan sendiri oleh atasan. Dengan adanya otorisasi pemberian kredit yang dilakukan oleh atasan sendiri mengakibatkan transaksi penjualan kredit dapat dikontrol. Sehinggga memperkecil adanya kemungkinan piutang tak tertagih.
Dari hasil yang diterima, sebaiknya dilakukan pemisahan tugas pada fungsi yang menerima/ mengeluakan kas dengan fungsi yang melakukan pencatatan agar dapat meminimalkan peluang terjadinya kecurangan. Sebaiknya perusahaan membentuk suatu bagian kredit tersendiri berfungsi untuk melakukan analisa kredit pelamggam, yang lebih teliti dalam mempertimbangkan pemberian kredit ke pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit. Sehingga kegiatan penjualan kredit tidak akan tehambat dan mamakan waktu dengan harus menungu adanya atasan. -
Dokumen dan catatan yang memadai
Tersedianya dokumen-dokumen yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan sehingga dapat ditelusuri jejaknya. Penggunaan formulir bernomor urut cetak. Dalam kriteria tersebut, perusahaan telah memiliki dokumen-dokumen pendukung yang digunakan dalam kegiatan penjualan, seperti surat perintah persetujuan (SPP), faktur penjualan yang dibuat 5 rangkap, dan transaksi penjualan yang dilengkapi dengan tanggal transaksi. Dokumen dan catatan pada aktivitas piutang usaha dalam perusahaan sudah cukup memadai. Diantaranya perusahaan sudah memiliki kartu piutag usaha yang digunakan untuk pencatatan aktivitas piutang usaha perusahaan. Bagia keuangan melakukan pencatatan pada kartu piutang usaha dan selalu memverifikasi perhitungan piutang usaha berikut dokumen pendukungnya, seperti nota penjualan. Dalam hal diatas, sebaiknya perusahaan melakukan pengendalian dengan membuat dokumen penjualan yang bernomor urut cetak, agar dokumen penjualan tidak disalahgunakan demi kepentingan pribadi dan meminimalkan risiko kecurangan yang dilakukan karyawan. -
Pemeriksaan independen dan pelaksanaan
Adanya pengecekan independen terhadap aktivitas serta pelaporan keuangan pada perusahaan Penjualan kredit harus meminta otorisasi dari atasan terlebih dahulu, sehingga atasan mengetahui adanya transaksi penjualan. Setiap bulannya bagian keuangan memberikan laopran keuangan beserta dokumendokumen pendukung untuk diperiksa oleh atasan. Setiap bulan, bagian keuangan bertugas untuk mengontrol pembayaran para pelanggan. Apabila pelanggan melunasi tagihan melalui transfer, maka bagian keuangan akan mengkonfirmasi ke pihak Bank. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat melakukan penghapusan piutang pada catatan piutang. Apabila terdapat pelanggan yang belum melunasi tagihan yang sudah jatuh tempo, maka pihak perusahaan akan mengkonfirmasi ke pelanggan. Perusahaan tidak memiliki internal audit yang independen yang secara periodik melakukan pemeriksaan dan menilai tugas yang dilakukan masing-masing bagian. Perusahaan tidak memiliki internal audit karena atasan merasa perusahan masih belum begitu besar sehingga masih dapat dikontrol sendiri oleh atasan. Dalam hal tersebut, sebaiknya pemberian otorisasi atas penjualan kredit tidak dilakukan oleh atasan sendiri, karena apabila atasan tidak berada di tempat akanmenghambat transaksi. Sebaiknya otorisasi pemberian kredit dilakukan oleh suati fungsi kredit tersendiri. Pengecekan independen sebaiknya dilakukan dengan rutin untuk meminimalisasi terjadinya penyimpangan. Sebaiknya perusahaan melakukan pengecekan mendadak untuk memeriksa apakah yang dicatat dengan bukti yang diterima sama. 4.
Informasi dan Komunikasi(information and communication)
Kriteria COSO:
Komunikasi berfungsi untuk memastikan bahwa setiap karyawan yang terlibat di kegiatan bisnis tersebut mampu memahami kegiatannya berhubungan dengan orang di dalam maupun di luar perusahaan. Setiap perusahaan harus memiliki dokumen/ informasi yang lengkap dan valid mengenai kegiatan bisnisnya dan harus menyampaikan informasi tersebut dengan melaksanakan komunikasi yang baik. Sehngga dapat diperoleh rincian yang mencukupi dari semua transaksi untuk memungkinkan penyajian yang tepat di laporan keuangan dan pengungkapan yang diperlukan Kondisi perusahaan: Pada perusahaan, bagian keuangan hanya mengidentifikasi dan mencatat transaksi yang valid berdasarkan dokumen-dokumen pendukung. Sehingga apabila ada kesalahn dapat ditelusuri jejaknya. Dokumen yang digunakan adalah faktur penjualan, catatan piutang, bukti penerimaan kas/ bank, dan catatan atas kegiatan penjualan. Piutang yang telah dilunasi akan ditandai dengan memberikan cap pada faktur penjualan. Atasan memberikan kepercayaan kepada bagian keuangan dengan menyerahkan tugas menerima dan mengeluarkan kas serta melakukan pencatatan keuangan. Atasan hanya menerima leporan keuangan yang dibuat oleh bagian keuangan setiap bulannya disertai dengan bukti dokumen pendukung. Pencatatan transaksi yang valid dilakukan berdasarkan dokumen-dokumen pendukung untuk memperkecil adanya kecurangan dan kesalahn. Kesalahan dapat ditelusuri dengan dokumen pendukung tersebut. Atasan hanya menerima dan memeriksa laporan keuangan yang dibuat oleh bagian keuangan setiap bulannya dikarenakan atasan memberikan kepercayaan yang besar pada bagian keuangan bahwa bagian keuangan tidak akan melakukan kecurangan yang merugikan perusahaan. Rekomendasi untuk perusahaan: Dari hasil yang diterima di atas, sebaiknya agar perusahaan mempertahankan penyajian laporan keuangan yang dilakukan berdasarkan dokumen-dokumen pendukung. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh data/ informasi yang relevan. Sebaiknya bagian keuangan membuat laporan keuangan bulanan yang akan diserahkan kepada atsan setiap bulannya, sehingga atasan dapat memantau kegiatan transaksi yang terjadi di dalam perusahaan setiap bulannya dan meminimalkan terjadinya kecurangan. 5.
Pemantauan (monitoring)
Kriteria COSO: Pemantauan melibatkan penilaian rancangan pengendalian dengan dasar waktu dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Pemantauan dapat dilaksanakan melalui aktivitas yang berkelanjutan. Dari hasil pemantauan maka dapat diketahui kelemahan yang terdapat pada perusahaan sehingga dapat mencari solusi perbaikan. Kondisi perusahaan: Perusahaan tidak memiliki auditor internal yang menilai kinerja perusahaan. Atasan memeriksa laporan keuangan yang dibuat oleh bagian keuangan sebulan sekali dan sesekali meninjau kinerja karyawannya. Dan atasan melakukan pemantauan melalui adanya keluhan yang diterima dari pelanggan, seperti adanya cacat pada unit mobil, ketidakbaikan kondisi mesin, dan masalah harga penjualan. Atasan memberikan kepercayaan yang besar terhadap keryawannya sehingga tidak perlu dilakukan pemantauan secara berlebihan. Atasan merasa tidak memerlukan adanya auditor internal karena pengawasan dapat dilakukan sendiri oleh atasan.
Peluang terjadinya kecurangan dan penyelewengan yang dilakukan karyawan besar karena pemantauan tidak dilakukan secara periodik. Laporan keuangan yang hanya diperiksa sebulan sekali dapat memberikan peluang pada bagian keuangan untuk melakukan kecurangan seperti lapping. Dalam hal tersebut, perusahaan sebaiknya meningkatkan pengendalian internal dengan melakukan pemantauan terhadap aktivitas didalam perusahaan secara rutin. Adanya laopran keuangan mingguan untuk memantau transaksi yang terjadi. Dengan pengawasan yang rutin maka dapat dilihat kelemahan yang terdapat pada perusahaan sehingga dapat dicari solusi untuk perbaikan kedepannya. Agar perusahaan membentuk pengawasan yang menilai kinerja perusahaan, sehingga apabila terdapat kecurangan dapat segera ditemukan
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, simpulan keseluruhan yang dapat diambil yaitu sebagai berikut: 1. Perusahaan tidak melakukan penyeleksian pemberian kredit dan tidak memiliki limit kredit. Perusahaan tidak memiliki syarat tertentu untuk menyeleksi pemberian kredit kepada pelanggannya dan tidak memiliki limit kredit perusahaan sangat mengejar keuntungan untuk mencapai target laba perusahaannya. Semua perrusahaan yang ingin melakukan pembelian secara kredit pada perusahaan ini bisa langsung melakukan pemesanan unit. Hal ini dapat menimbulkan risiko-risiko seperti piutang tak tertagih dan kredit tidak lancar. 2.
Karyawan mengerjakan tugas ganda.
Karyawan bagian kredit tidak terpisah dengan karyawan bagian penjualan. Hal ini dikarenakan perusahaan menilai tidak perlu memisahkan bagian ini karena mengingat perusahaan tidak memiliki penyeleksian kredit. Dan bagian penagihan tidak terpisah dengan bagian keuangan dikarenakan perusahaan merasa bagian keuangan dapat mengerjakan tugas dari bagian penagihan, akibatnya pelaksanaan kerja pada karyawan tidak berjalan dengan baik. 3. Kegiatan penjualan dalam suatu perusahaan merupakan suatu kegiatan penting, karena penjualan ditunjukan untuk memperoleh laba yang digunakan untuk mempertahankan eksistensi kelangsungan hidup suatu perusahaan. 4. Sistem pengendalian internal yang baik memberikan jaminan tercapainya tingkat efisiensi dan efektifitas di dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan SARAN Saran yang diberikan penulis untuk perusahaan PT Bediri Mobilindo untuk meningkatkan pengendalian internal yang efektif dan efisien adalah perusahaan seharusnya juga memiliki kebijakan penyeleksian pemberian kredit dan kredt limit. Hal ini dapat berguna untuk menghindari pemberian kredit kepada pelanggan yang salah karena apabila perusahaan memberikan kredit kepada pelanggan yang salah perusahaan akan mendapatkan kerugian-kerugian seperti piutang tidak terbayar seluruhnya dan piutang tidak tertagih yang akan mempengaruhi perolehan laba perusahaan dari kegiatan penjualannya. Penyeleksian pemberian kredit dapat menhindari risiko-risiko piutang usaha dengan cara melakukan analisa terhadap kemampuan pelanggan untuk membayar putang, mencari dan menganilisis informasi tentang pembayaran piutang pelanggan sebelumnya dan memberikan standar persyaratan kredit yang jelas kepada pelanggan. Karyawan tidak seharusnya mengerjakan tugas ganda karena tidak sesuai dengan fungsi yang terkait pada unsur pengendalian internal, yaitu fungsi penjualan harus terpisah dengan fungsi
kredit, fungsi akuntansi harus terpisah dengan fungsi penjualan dan fungsi kredit, dan fungsi akuntansi harus terpisah dengan fungsi kas. Hal tersebut membuat pekerjaan yang dilakukan karyawan menjadi tidak maksimal dan tidak fokus mengenai pekerjaan apa yang seharusnya dilakukan. Perusahaan seharusnya memiliki bagian kredit tersendiri dan syarat peyeleksian pemberian kredit dan kredit limit untuk para pelanggannya. Selain itu, perusahaan juga seharusnya memiliki bagian penagihan, karna dapat meringankan pekerjaan bagian keuangan, dan bagian karyawan yang lainnya dapat fokus dalam mengerjakan pekerjaannya masing-masing. operasionalnya dreal estate dan properti adalah untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan kinerja keuangannya yaitu dengan manajemen perusahaan yang baik dan menciptakan produk-produk real estate dan properti yang lebih bervariatif dan fasilitas yang lebih memadai. Perusahaan juga disarankan untuk lebih mengembangkan pembangunan hunian dan produk lainnya yang lebih bervariatif agar kebutuhan hunian masyarakat Indonesia dapat terpenuhi, terutama untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah yaitu dengan mengembangkan hunian yang sesuai dan memberikan penawaran harga yang sesuai dengan kemampuan masyarakat.
REFERENSI Agoes, Soekrisno (2004). Auditing. Jakarta : penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Bodnar, G.H., Hopwood, W.S (2002). Sistem informasi akuntansi. (edisi 6). (Alih bahasa oleh Amir Abadi usuf dan Rudi M. Tambunan). Jakarta : penerbit salemba empat Boynton, William C (2004). Modern Auditing. USA : penerbit John Wiley & Sons, INC Dasartha V. Rama, Frederick., Jones (2008). Sistem informasi akuntansi. Jakarta : penerbit salemba empat Fahmi, Irham (2008). Analisis kredit dan fraud. Bandung : penerbit salemba empat Gupta, Parveen P. (2006) COSO 1992 Control Framework and Management Reporting on Internal Control: Survey and Analysis of Implementation Practise. Journal of Internal Control (COSO) Gondodiyoto, Sanyoto. Audit Sistem Informasi (2010). Jakarta : penerbit Mitra Wacana Media Hastoni (2004). Peranan Sistem dan Prosedur Penjualan Dalam Menunjang Efektifitas Pengendalian Internal Piutang. Jurnal Ilmiah Ranggagading Herdiansyah, Haris (2010). Metodologi penelitian kualitatif. Jakarta : penerbit salemba empat Krismiaji (2010). Sistem Informasi Akuntansi (edisi 3). Yogyakarta : unit penerbit dan percetakan Mulyadi (2008). Sistem akuntansi. Penerbit salemba empat Raharjo, Handi (2010). Cara pintar memilih dan mengajukan kredit. Penerbit pustaka Yustisia Sayatno, Thomas (2007). Dasar-dasar pengkreditan. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Sarwono, Jonathan (2006). Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penerbit Graha ilmu Yogyakarta
Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Kombinasi (mixed methodes). Bandung : penerbit alfabeta
RIWAYAT HIDUP Dahlia Ayu Purnamasari lahir di Lhokseumawe pada 27 September 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Akuntansi pada tahun 2013.