ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA SUMBER TAS BOGOR
Oleh SUSWANTO HANES H24087029
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
RINGKASAN SUSWANTO HANES. H24087029. Analisis Strategi Pemasaran Pada Sumber Tas Bogor. Di bawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI. Tas merupakan salah satu produk mode yang melekat pada seluruh masyarakat Indonesia dan menjadi ajang bisnis yang kompetitif, terutama di wilayah Bogor bagian Timur, yaitu Tajur. Sumber Tas berdiri sejak tahun 2002 yang merupakan salah satu unit usaha dari CV. Sumber Inti Megah. Sumber Tas memiliki Pabrik sendiri, yang dalam memproduksi Tas membutuhkan respon dari konsumen. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Sumber Tas adalah selalu mengutamakan trend, membuat desain-desain baru dan mengutamakan kualitas Produk dengan harga yang bersaing. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengkaji bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Sumber Tas Bogor, (2) Menganalisis kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Sumber Tas Bogor, (3) Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi Sumber Tas Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Adapun alat bantu analisis yang digunakan adalah Matriks Faktor Internal (IFE) dan Matriks Faktor Eksternal (EFE), Matriks IE, Matriks SWOT dan QSPM. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah berdasarkan hasil analisis Matriks IFE, menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah “Lokasi Sumber Tas yang Strategis” dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,309, sedangkan kelemahan utama adalah “Belum Memiliki Merek sendiri” dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0,079 dan diperoleh total bobot skor sebesar 2,011. Hal ini menunjukkan bahwa Sumber Tas memiliki kondisi internal yang rata-rata atau sedang dalam menggunakan kekuatan untuk mengatasi Kelemahan-kelemahan yang ada. Sedangkan Berdasarkan hasil analisis Matriks EFE, menunjukkan bahwa faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah “perubahan mode dan gaya hidup masyarakat”, dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,317. sedangkan Ancaman utama adalah “persaingan dengan usaha sejenis”, dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0,129 dan diperoleh total bobot skor sebesar 2,017. Hal ini menunjukkan bahwa Sumber Tas berada pada kondisi rata-rata atau sedang. Maka dapat dilihat pada Matriks IE Sumber Tas dalam pemasarannya menempati posisi dalam sel V. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Hold and Maintain (mempertahankan dan memelihara). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan produk). Berdasarkan hasil analisis QSPM, strategi terbaik yang harus dilakukan adalah salah satu strategi WO yaitu Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional.
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA SUMBER TAS BOGOR
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh SUSWANTO HANES H24087029
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
Judul
: Analisis Strategi Pemasaran Pada Sumber Tas Bogor
Nama
: Suswanto Hanes
NIM
: H24087029
Menyetujui, Dosen Pembimbing
(Farida Ratna Dewi, SE, MM) NIP. 197103072005012001
Mengetahui: Ketua Departemen
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP. 196101231986011002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Blitar pada tanggal 13 Januari 1985 sebagai anak dari Bapak Sumar dan Ibu Sudjiati. Penulis adalah anak Pertama dari dua bersaudara. Penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar di SD N 040 Seberida Riau, dan lulus pada tahun 1998. Pendidikan tingkat menengah dapat diselesaikan penulis pada tahun 2001 pada SLTP N 04 Pontianai Riau. Pendidikan tingkat atas dapat diselesaikan oleh penulis pada tahun 2004 pada SMEA N 1 Rengat Riau. Pada tahun 2005, penulis diterima di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, pada Program Diploma III Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada melalui jalur test. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan pendidikan Sarjana (S1), pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selama menjadi mahasiswa, selain mengikuti perkuliahan di Institut Pertanian Bogor, penulis juga ikut membantu memberikan ide atau gagasan pada kegiatan keorganisasian Himpunan Profesi “Extension of Management” (EXOM), Institut Pertanian Bogor.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis, Shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Besar Muhamad SAW, Keluarga, Sahabat dan pengikutnya hingga akhir Zaman. Atas segala karunianya penulis dapat menyelesaikan sekripsi berjudul ”Analisis Strategi Pemasaran Pada Sumber Tas Bogor”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Alih Jenis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Pada saat ini banyak bermunculan outlet-outlet tas yang ada di Bogor terutama di kawasan Tajur. Tas adalah produk mode yang sangat di gemari oleh masyarakat indonesia, sehingga Persaingan Bisnis Tas mode kian semakin ketat. Perbedaan budaya dan adat istiadat dengan negara lain menyebabkan perbedaan pola hidup termasuk jenis mode tas yang dikenakan masyarakat. Seiring dengan perkembangan jaman dan tingkat gaya hidup di masyarakat ini menyebabkan terjadinya perubahan selera dalam masyarakat.
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis dalam penyusunan skripsi dibantu oleh berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada : 1. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan pengarahan kepada penulis. 2. Dra. Siti Rahmawati, M.Pd. dan Ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut., MM atas kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji. 3. Bapak Bagus Muhamad Fathoni selaku Pemilik Sumber Tas Bogor beserta seluruh Karyawan yang telah memberikan bimbingan serta informasi dalam skripsi ini. 4. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Departemen Manajemen, Institut Pertanian Bogor. 5. Ayahanda Sumar, Ibunda Sudjiati, adikku Rudi Susanto dan Rosdiyana Maya sari yang telah memberikan dukungan dan doa yang tulus. 6. Teman-teman seperjuangan di Ekstensi Manajemen yang selalu bersama-sama mengukir kenangan indah selama mengikuti perkuliahan di IPB, khususnya Nugroho, Dania, Kiki Mulia, Riski, Agung, Tofek, Reki, Pras, Riza, Indra Jatmiko, Indra Zaki, Teguh, Kasman, Alex, Shandra, Oda, Nurul, Loni, Dika, Gilang, Penti, Irma, dll. 7. Teman-teman di PP (Property Plus) khususnya Freddy, Dadan, Doni, Fadli, Bpk Antonius, Bpk Cecep saprudin, Bpk Bagus Mukhamad Fathoni Trimakasih atas doa dan dukungannya. 8. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu Trimakasih. Semoga Allah memberikan pahala dan perlindungan atas segala kebaikan dan dukungannya. v
Seperti pepatah tak ada gading yang tak retak. Skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat diperlukan demi tercapainya hal yang lebih baik. Penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak orang.
Bogor, November 2010
Penulis
vi
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP....................................................................................
iii
KATA PENGANTAR............................................................................... .
iv
UCAPAN TERIMAKASIH......................................................................
v
DAFTAR ISI...............................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
xi
I . PENDAHULUAN .............................................................................. 1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 1.5 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................
1 1 3 4 4 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 2.1 Pengertian Strategi ........................................................................ 2.2 Penerapan Pemasaran .................................................................... 2.3 Klasifikasi produk ......................................................................... 2.4 Klasifikasi Barang Konsumen ....................................................... 2.5 Produk (Barang dan Jasa) .............................................................. 2.6 Jenis-Jenis Tas .............................................................................. 2.7 Manajemen Strategis........................................................................ 2.8 Definisi Pemasaran........................................................................ 2.9 Strategi Pemasaran........................................................................... 2.10Analisis lingkungan Perusahaan............................................. ......... 2.11Penelitian Terdahulu .....................................................................
5 5 5 6 7 8 9 11 14 14 16 23
III. METODE PENELITIAN ................................................................. 3.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 3.1.1 Lokasi dan biaya penelitian................................................... 3.1.2 Jenis dan pengumpulan data ................................................. 3.1.3 Teknik Pengumpulan data..................................................... 3.1.4 pengolahan dan analisis data ................................................. 3.2 Matriks IFE dan Matriks EFE ........................................................
25 25 27 28 28 29 29
vii
3.3 Matriks IE............................................................................... ......... 3.4 Analisis SWOT....................................................................... ......... 3.5 Matriks QSPM....................................................................... ..........
32 34 35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 4.1 Gambaran umum Perusahaan............................................................. 4.1.1. Sejarah Visi dan Misi Perusahaan........................................... 4.1.2. Lokasi Sumber Tas.................................................................. 4.1.3. Sreuktur Organisasi................................................................ 4.1.4. Kegiatan Operasional dan Baudaya kerja perusahaan............ 4.2 Analisis Lingkungan Internal.......................................................... 4.2.1. Produksi dan Operasi ........................................................... 4.2.2. Sumberdaya Manusia........................................................... 4.2.3. Keuangan ............................................................................ 4.2.4. Sistem Informasi Manajemen............................................... 4.2.5. Pemasaran ........................................................................... 4.3 Analisis Lingkungan Eksternal ....................................................... 4.3.1. Lingkungan Makro .............................................................. 4.3.2. Lingkungan Mikro ............................................................... 4.4 Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran......................................... 4.4.1. Tahap Masukan ................................................................... 4.4.2. Tahap Pencocokan ............................................................... 4.4.3. Tahap Keputusan .................................................................
38 38 38 38 39 40 41 41 41 42 43 43 46 46 49 51 51 53 57
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 1 Kesimpulan ....................................................................................... 2 Saran .................................................................................................
60 60 61
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
62
viii
DAFTAR TABEL
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Halaman Data perkembangan kunjungan wisatawan ke kota bogor, 2008........ 1 Data omset penjualan sumber tas 2010 (mei – september).................. 3 Jenis dan sumber data........................................................................ 28 Penilaian bobot faktor strategi eksternal dan internal ......................... 30 Analisis matriks IFE .......................................................................... 32 Analisis matrik EFE .......................................................................... 32 Matriks SWOT .................................................................................. 35 Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planing matrix)..................... 37 Analisis faktor internal sumber tas ..................................................... 46 Data invlasi di indonesia tahun 2005-2008......................................... 47 Perkembangan dan laju pertumbuhan PDRB per kapita kota bogor atas dasar harga konstan tahun (2003-2006) ..................... 47 Penduduk kota bogor menurut jenis kelamin tahun 2003-2007. ......... 48 Analisis faktor eksternal sumber tas bogor......................................... 50 Hasil analisis matriks IFE .................................................................. 52 Halis analisis matriks EFE ................................................................. 52 Hasil analisis matriks SWOT ............................................................. 55
ix
DAFTAR GAMBAR
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Halaman Model komprehensif manajemen strategis menurut David (2006).... 13 Bauran pemasaran (Empat P)............................................................... 18 Kombinasi atas lima kekuatan (Porter, 1980) .................................... 23 Kerangka pemikiran operasional......................................................... 27 Matriks internal eksternal (IE)............................................................ . 33 Struktur organisasi sumber tas bogor................................................ ... 39 Hasil analisis matriks IE..................................................................... . 53
x
DAFTAR LAMPIRAN
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Halaman Kuesioner penelitian.........................................…………..………….. 65 Penilaian responden terhadap faktor internal……………………....... 70 Penilaian responden terhadap faktor eksternal…………………… .... 71 Rata-rata nilai bobot dan rating faktor strategis internal………... ...... 72 Rata-rata nilai bobot faktor strategis eksternal………………........ .... 73 Kuesioner penelitian penentuan alternatif strategi dengan QSPM ...... 74 Matriks QSPM sumber tas bogor....................................................... .. 77
xi
1
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dengan latar belakang etnis, suku dan tata kehidupan sosial yang berbeda satu dengan yang lain. Banyaknya daerah di Indonesia yang memiliki beragam budaya etnik, berpotensi untuk dijadikan objek wisata bagi pariwisata. Salah satu kota di Indonesia yang memiliki beragam budaya etnik dan objek wisata adalah kota Bogor. Beragam suku etnis yang bermigrasi ke Bogor antara lain etnis Cina, India, Arab, dan Eropa sementara etnis Nusantara sendiri antara lain Sunda, Jawa, Betawi, Batak, Padang datang dan menetap. Selain itu, Bogor memiliki beberapa tempat wisata seperti Kebun Raya, Taman Bunga, Taman Safari, dan pusat perbelanjaan lainnya. Hal tersebut yang menjadikan kota Bogor sebagai kota transit bagi wisatawan asing maupun domestik. Dapat dilihat pada tingkat jumlah kunjungan wisatawan ke kota Bogor dari tahun ke tahun mengalami peningkatan mulai dari tahun 2004-2008 (Tabel 1). Tabel 1. Data perkembangan kunjungan wisatawan ke kota bogor NO
JENIS USAHA OBYEK WISATA
1
2
AKOMODASI
JUMLAH
JENIS WISATAWAN
PERKEMBANGAN PER TAHUN 2004
2005
2006
2007
2008
NUSANTARA MANCA NEGARA
1,380,477
1,360,374
1,267,839
1,370,119
1,163,110
32,421
11,211
13,732
18,714
41,377
JUMLAH
1,412,898
1,371,585
1,281,571
1,388,833
1,204,487
NUSANTARA MANCA NEGARA
149,095
173,139
539,276
716,807
1,086,374
9,472
13,330
36,144
31,443
102,737
JUMLAH
158,567
186,469
575,420
748,250
1,189,111
NUSANTARA MANCA NEGARA
1,529,572
1,533,513
1,807,115
2,086,926
2,249,484
41,893
24,541
49,876
50,157
144,114
Sumber : Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kota Bogor, 2008
Pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Jumlah kunjungan wisatawan ke kota Bogor yang semakin meningkat, menyebabkan adanya interaksi masyarakat lokal dengan wisatawan. Perbedaan
2
budaya dan adat istiadat dengan negara lain menyebabkan perbedaan pola hidup termasuk jenis tas yang dikenakan masyarakat. Seiring dengan perkembangan jaman dan tingkat gaya hidup di masyarakat menyebabkan terjadinya perubahan selera dalam masyarakat. Tas adalah merupakan salah satu produk mode yang melekat pada seluruh masyarakat di negeri ini. Mode dapat diartikan sebagai pernyataan pribadi yang dapat menunjukkan jati diri seseorang (Asokawati dalam Firdanianty, 2004). Menurut Kotler (1997), mode adalah gaya yang diterima saat ini atau populer dalam bidang tertentu. Definisi gaya adalah cara ekspresi bersifat dasar dan unik yang muncul dalam bidang usaha manusia. Adanya kebutuhan masyarakat dan kondisi lingkungan seperti gaya hidup, sosial, politik dan budaya turut mempengaruhi munculnya mode baru. Peluang ini dimanfaatkan oleh pemasar lokal yaitu Sumber Tas. Usaha ini bergerak di bidang industri tas mode mulai dari produksi sendiri sampai pemasarannya. Sumber tas berdiri pada tahun 2002 dan Saat ini terdapat 12 outlet tersebar di Bogor, Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Bali. Target 2015 CV Sumber Inti Megah ini akan membuka outlet-outlet di seluruh kota yang ada di Indonesia. Target penjualan tahun 2010 yang telah ditetapkan Sumber Tas di kawasan Tajur Bogor yaitu sebesar 3 ribu unit perbulan dan hingga saat ini penjualan baru bisa mencapai sekitar 2 ribu unit perbulan itupun perusahaan sudah melakukan pemberian diskon 10% sampai 20% pada momen-momen tertentu seperti hari libur nasional. Perusahaan memiliki kapasitas produksi 50 ribu unit pertahun. Bisnis mode baik dalam skala besar atau kecil pada umumnya mengalami masalah yang sama. Produk mode memiliki daur hidup yang sangat cepat. Daur hidup mode melalui empat tahap yakni tahap keunikan, tahap peniruan, tahap mode massal dan akhirnya tahap penurunan. Mode cenderung tumbuh perlahan, tetap populer untuk sementara waktu dan turun perlahan (Kotler, 1997). Di awal 1990-an, sebuah tren yang diperkenalkan para perancang dapat dinikmati konsumen sampai dua hingga tiga tahun. Menurut Mussry dalam Palupi (2004) karakter pasar produk mode cenderung mengacu kepada tingkat utilitas, ketika produk baru muncul tingkat utilitas pasar tinggi, tetapi lambat laun akan berkurang hingga kemudian habis.
3
Selain itu exit dan entry barier
di industri mode mudah dihadapi sehingga
persaingan menjadi tinggi. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah peningkatan pemahaman pemasar atas karakteristik mode dan karakteristik pasarnya. 1.2 Perumusan Masalah Sumber Tas adalah usaha yang bergerak di bidang industri tas dan berdiri sejak tahun 2002. Outlet yang sudah berdiri selama delapan tahun ini merupakan salah satu unit usaha yang tergabung dalam CV. Sumber Inti Megah yang dimiliki oleh Bapak Bagus Muhamad Fathoni. Sumber Tas sampai saat ini belum memiliki strategi penjualan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari total penjualan yang fluktuasi dari bulan ke bulan. Berikut data penjualan Sumber Tas bulan Mei sampai Septembet 2010. Tabel 2. Data omset penjualan sumber tas 2010 (Mei – September) Bulan Total penjualan (Rp) Mei 379.732.049,Juni 350.738.222,Juli 418.608.903,Agustus 260.176.087,September 260.369.729,Sumber : Data primer, 2010
Perusahaan yang merupakan pesaing terbesar bagi Sumber Tas adalah Tas Tajur dan Tajur Fashion. Sumber Tas mengalami beberapa permasalahan dalam persaingan harga, dimana perusahaan tidak dapat memasang harga dibawah harga perusahaan kompetitor mengingat kenaikan harga bahan baku. Jika perusahaan mematok harga diatas harga kompetitor, maka pelanggan tidak tertarik untuk membeli produk Sumber Tas, sehingga perusahaan tidak dapat memperoleh banyak keuntungan. Permasalahan lain yang dihadapi oleh Sumber Tas adalah tidak memiliki sistem penjualan melalui internet dan penggunaan Website yang belum maksimal. Sehingga Pembeli atau pelanggan tidak dapat memperoleh tas kalau tidak datang di outlet Sumber Tas. Hal ini menyebabkan kurang maksimalnya kegiatan promosi yang dilakukan oleh Sumber Tas bogor. Kegiatan penjualan Sumber Tas Bogor diperkirakan akan mengalami penurunan penjualan dalam setiap bulannya,
4
hal ini dikarenakan kurang maksimalnya promosi penjualan baik secara online maupun offline. Berdasarkan uraian diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Sumber Tas Bogor? 2. Bagaimanakah kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Sumber tas Bogor? 3. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi Sumber Tas Bogor? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengkaji bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Sumber Tas Bogor. 2. Menganalisis kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Sumber Tas Bogor. 3. Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi Sumber Tas Bogor. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini, manfaat yang akan didapat sebagai berikut : 1.
Bagi pihak manajemen Sumber Tas, hasil penelitian ini diharapkan memberikan
masukan
dan
pertimbangan
alternatif
terbaik
dalam
meningkatkan kinerja perusahaan. 2.
Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi mengenai strategi pemasaran Tas Mode.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya mengkaji strategi pemasaran yang telah dijalankan oleh Sumber Tas Bogor, mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada Sumber Tas Bogor dan menyusun alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan di Sumber Tas Bogor. Untuk implementasinya diserahkan sepenuhnya kepada manajemen Sumber Tas Bogor sebagai pengambil keputusan akhir.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti “seni berperang”. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau sekema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi, pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli dalam buku karya mereka masing-masing. Menurut. Marrus, dalam Sukristono (1995), strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara untuk upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. “Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan demikian, strategi hamper selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti didalam bisnis yang dilakukan”. 2.2 Penerapan pemasaran Penerapan pemasaran (marketing implementation) adalah proses yang mengubah rencana-rencana pemasaran menjadi tugas tindakan dan memastikan bahwa tugas-tugas tersebut dilaksanakan sehinga mencapai tujuan-tujuan rencana tersebut yang telah disebutkan. Thomas Bonoma telah mengidentifikasi empat keahlian untuk menerapkan program pemasaran: 1. Keahlian diagnosis, apabila program-program pemasaran tidak memenuhi harapan, apakah hal itu terjadi karna strategi yang buruk atau penerapan yang buruk? Jika penerapannya buruk, dimana kesalahannya? 2. Identifikasi tingkat perusahaan, masalah-masalah penerapan dapat terjadi dalam tiga tingkat: tingkat fungsi pemasaran, program pemasaran, dan kebijakan pemasaran.
6
3. Keahlian implementasi, untuk berhasil menerapkan program, pemasaran membutuhkan
keterampilan-keterampilan
lain:
keterampilan
mengalokasikan sumberdaya anggaran, keterampilan mengorganisasikan untuk mengembangkan organisasi yang efektif, dan keterampilan interaksi untuk memotifasi karyawan lain untuk menyelesaikan sesuatu. (Kotler 2005) 2.3 Klasifikasi Produk Secara tradisional, pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan cirricirinya: daya tahan, wujud, dan penggunaan (konsumen atau industri). Setiap jenis produk memiliki bauran pemasaran yang sesuai. Daya tahan dan wujud produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, menurut daya tahan dan wujudnya: 1. Barang yang tidak tahan lama (‘non durable goods’) adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan, seperti bir dan sabun. Karena barang-barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering dibeli, strategi yang tepat adalah menyediakannya di berbagai lokasi, hanya mengenakan margin yang kecil, dan memasang iklan besar-besaran guna memancing orang mencobanya dan membangun preferensi. 2. Barang tahan lama (‘durable goods’) adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan berkali-kali: lemari es, peralatan mesin, pakaian dan Tas. Produk tahan lama biasanya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, mempunyai margin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak garansi dari penjual. 3. Jasa (‘services’) produk-produk yang tidak berwujud, tidak dipisahkan, dan mudah habis. Akibatnya, produk ini biasanya memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. Cntohnya mencangkup pemotongan rambut dan perbaikan barang. (Kotler 2005)
7
2.4 Klasifikasi Barang Konsumen Begitu banyak jenis produk yang dibeli konsumen dapat diklasifikasikan berdasarkan kebiasaan belanja. Kita dapat membedakan antara barang mudah (convenience goods), barang toko (shopping goods), barang khusus (specialty goods), dan barang yang tidak dicari (unsought goods). 1. barang mudah (convenience goods) adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli pelanggan dengan cepat dan dengan upaya yang sangat sedikit. Contohnya meliputi produk-produk tembakau, sabun, dan Koran. Barang mudah didapet dibagi lebih jauh. Kebutuhan pokok (‘staples’) adalah barang- barang yang dibeli konsumen secara teratur. Seorang pembeli mungkin secara rutin membeli saos Heinz, pasta gigi Crest, dan kue Ritz. Barang dadakan (‘impulse goods’) dibeli tanpa merencanakan atau upaya pencarian. Cokelat dan majalah adalah barang dadakan. Barang darurat (‘emergensi goods’) dibeli pada saat suatu kebutuhan mendesak. Contohnya payung pada musim hujan, sepatu bot dan sekop ketika badai salju pertama pada musim dingin. Produsen barang darurat akan menempatkannya di berbagai gerai untuk memperoleh penjualan. 2. Barang toko (shopping goods) adalah barang-barang yang biasanya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, klasifikasi, harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan pembeliannya. Contohnya meliputi perabotan, pakaian, Tas, Mobil bekas, dan peralatan rumah tangga utama. Barang toko dapat dibagi lebih jauh. Barang toko homogen (‘homogenous shopping goods’) memiliki kemiripan mutu tetapi cukup berbeda dari segi sehingga dapat menjadi alasan perbandingan dalam berbelanja. Barang toko heterogen (‘heterogenous shooping goods) berbeda dari segi ciri-ciri produk dan layanan yang
mungkin dianggap lebih penting dari pada
harganya. Penjual barang toko heterogen menyediakan berbagai jenis produk untuk memuaskan selera masing-masing orang dan harus memiliki wiraniaga yang terlatih dengan baik untuk memberikan informasi dan saran kepada pelanggan. 3. Barang khusus (specialty goods) mempunyai ciri-ciri atau identifikasi merek yang unik dan karena itulah cukup banyak pembeli bersedia
8
melakukan upaya pembelian yang khusus. Contohnya meliputi mobil, komponen-komponen stereo, peralatan fotografi, dan setelan pria. Mobil mercedez adalah barang khusus karena pembeli yang tertarik akan pergi ketempat jauh untuk membelinya. Barang khusus tidak membutuhkan orang melakukan perbandingan; pembeli mengorbankan waktu hanya untuk mendatangi penyalur yang menyediakan produk yang diinginkan tersebut. Penyalur tidak memerlukan tempat yang mudah dijangkau; namun mereka harus memberitahukan kepada calon pembeli mengenai lokasi mereka. 4. Barang yang tidak dicari (unsought goods) adalah barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau biasanya mereka tidak terpikir untuk membelinya, seperti detektor asap. Contoh-contok klasik barang yang sudah dikenal tetapi yang tidak dicari adalah Asuransi jiwa, persil kuburan, batu nisan, dan ensiklopedia. Barang-barang yang tidak dicari ini memerlukan iklan dan dukungan penjualan pribadi. (Kotler 2005). 2.5 Produk (Barang dan Jasa) Menurut Kotler (2005), produk yang ditawarkan suatu perusahaan ke pasar sering mencakup beberapa jasa, komponen jasa dapat berupa bagian kecil atau bagian seluruh tawaran tersebut. maka jasa dapat dibedakan menjadi lima kategori, yaitu : a) Barang berwujud murni, artinya barang tersebut tidak pernah disertai oleh jasa. Contoh : sabun, pasta gigi b) Barang berwujud yang disertai jasa, artinya barang berwujud yang ditawarkan disertai oleh satu atau beberapa jasa. Contoh : mobil Toyota lebih berhubungan dengan pelayanan daripada produksi. c) Campuran, terdiri dari barang dan jasa dengan bagian yang sama. Contoh: restoran. d) Jasa utama yang disertai barang dan jasa yang sangat kecil. Terdiri atas jasa utama bersama jasa tambahan atau barang pendukung. Contohnya: Tiket pesawat. e) Jasa murni, merupakan hanya terdiri dari jasa. Contoh : penjagaan bayi.
9
2.6 Jenis-Jenis Tas Tas merupakan salah satu benda penting bagi semua orang, tas dapat digunakan untuk menyimpan benda-benda bawaan, melengkapi penampilan sampai menaikkan prestige seseorang. Namun Tas bukanlah sekedar Tas yang menjadi aksesoris pelengkap saja, tetapi juga bisa bermanfaat bagi semua orang untuk mempermudah dalam beraktivitas sehari-hari. (KapanLagi.com-Oleh: Agatha yunita). Berikut adalah 12 jenis-jenis tas yang di gunakan oleh masyarakat: 1. Tote Bag Anda mungkin setiap hari membawanya ke mana-mana, tetapi Anda tidak tahu jenis Tas ini. Tas ini dinamakan Tote bag, menurut kamus online 'tote' berarti 'membawa', dan memang Tas ini bermanfaat untuk membawa beberapa benda sekaligus dalam jumlah yang cukup banyak. Pada umumnya tote bag ini terbuat dari kain kanvas, nilon dan kulit. Namun akhir-akhir ini ada juga yang menggunakan bahan plastik, bahkan kertas daur ulang. Tas model tote bag ini biasanya digunakan untuk berbelanja. 2. Hobo Bag Mendengar sejarahnya mungkin orang banyak yang tidak suka dengan jenis tas ini, karena hobo bag ini dibuat atas inspirasi tas para tunawisma yang berbentuk seperti kantung dan terlihat menyerupai bulan sabit. Tetapi tenang saja, Tas hobo adalah tas lusuh yang tidak layak pakai, tetapi Tas ini manis dan disukai oleh banyak orang. pada umumnya Tas ini berukuran cukup besar, dibawa di bahu dengan desain nyaman. Pada umumnya terbuat dari bahan kulit yang lembut dengan berbagai desain pernik yang membuat Tas ini digandrungi oleh selebritis seperti MaryKate, Ashley Olsen, Sienna Miller dan Joss Stone. 3. Duffel Bag Tas jenis Duffel bag atau lebih dikenal dengan travel bag ini adalah Tas yang biasa digunakan para atlet membawa perlengkapan alat olahraganya. Karena sangat memudahkan saat bepergian maka duffel bag ini pun pada akhirnya digunakan oleh awam sebagai tas untuk bepergian. Duffel bag ini juga seringkali dimanfaatkan oleh militer atau pelaut untuk membawa
10
barang bawaannya. Khususnya duffel bag yang terbuat dari kain atau parasut. 4. Field Bag Jaman dahulu field bag adalah satu-satunya tas yang paling populer di medan perang, digunakan para medis, pembawa alat komunikasi. Saat ini tentunya kita tidak lagi menggunakannya sebagai Tas penyimpan perlengkapan di medan perang, karena Tas ini cukup manis untuk dibawa ke sekolah, kampus, atau bahkan saat hang out. Bahan dari Field Bag ini bermacam-macam, yaitu mulai dari kain sampai kulit. Dan tentunya desain coraknya disesuaikan dengan usia si pengguna. jadi anda tidak perlu kuatir terlihat seperti anak-anak karena Tas ini berasal dari bahan baku kulit dan fashionable. 5. Clutch Bag Untuk yang ini semuanya pasti tahu, karena tas ini merupakan satusatunya tas pelengkap saat seseorang bergaya di dalam suatu pesta. 6. Satchel Bag Yaiitu Tas yang memiliki sebuah tali di tengah penutup tas, dan fungsinya untuk mengamankan tas agar tidak mudah terbuka. Tas ini digunakan pada jaman dahulu terutama oleh para pelajar. Dan karena perkembangan fashion, aksesoris tali diadopsi sedemikian rupa sehingga satchel tak hanya menjadi tas pelajar, tetapi juga fashion bag. 7. Baguette Bag Sebenarnya ia berfungsi sebagai dompet, hampir sama dengan clutch, hanya saja tas ini memiliki tali untuk memudahkan si pengguna sehingga tidak harus memegangnya setiap kali. 8. Massenger Bag Tas yang ini tenar di kalangan pak pos di jaman dahulu karena memang digunakan sebagai tas yang membawa pesan surat untuk disampaikan kepada seseorang. Tali selempang biasanya dilingkarkan di dada sehingga tidak akan jatuh sekalipun si pengguna sedang berkuda atau berlari kencang.
11
9. Cigar Box Sebuah kotak yang biasanya terbuat dari bahan kertas kaku, bambu atau juga besi, dan digunakan sebagai penyimpan barang atau perhiasan. Terkadang kotak ini juga digunakan untuk menyimpan hadiah atau pernikpernik dan juga makanan. 10. Pouch Yaitu kantung yang terbuat dari kain, nilon atau kanvas tipis, digunakan untuk membungkus atau menyimpan barang-barang dari berbagai macam ukuran, sehingga ukurannya pun menyesuaikan barang tersebut. Akhirakhir ini pouch dengan desain tertentu digunakan untuk menyimpan handphone, alat kosmetik, souvenir atau sebagai bungkus hadiah. Kalau di China pouch digunakan untuk menyimpan uang atau jimat. 11. Kelly Bag Nama Kelly bag diambil dari nama aktris terkenal tempo dulu, Grace Kelly yang sangat gemar menggunakan tas desain Hermes. Karena ia sering difoto dengan Tas tersebut maka pada akhirnya tas itu lebih dikenal dengan nama Kelly Bag (suite101.com). Pada dasarnya semua berbentuk koper kecil, dan terbuat dari bahan kulit. Tas ini mirip dengan Tas laptop dan biasanya digunakan sebagai Tas kerja. 12. Jelly Kelly Bag Adalah sebuah tas desain tote, namun bahannya terbuat dari campuran karet sintetis. Warnanya muda dan ceria mirip dengan jelly, itulah sebabnya dinamakan Jelly Kelly. 2.7 Manajemen Strategis Manajemen strategis adalah seni dan ilmu untuk pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan–keputusan strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuah perusahaan mencapai tujuan di masa yang akan datang (Umar, 2001). Namun untuk saat ini konsep strategi mengalami perkembangan, menurut (Andrew dan Chaffe dalam Umar 2001), strategi merupakan kekuatan motivasi untuk stakeholder baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan. Proses manajemen strategis berusaha
12
mengorganisasikan informasi kuantitatif dengan cara yang memungkinkan keputusan efektif diambil dalam kondisi tidak menentu. Pada penerapan strategis membutuhkan pengalaman, penilaian, perasaan dan intuisi. Pengambilan keputusan startegis tidak dapat dilakukan dengan hanya mengandalkan intuisi saja, melainkan dibutuhkan analisis mendalam dan terarah, sehingga keputusan yang akan dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Menurut (Hickson, et.al dalam Meilawati 2007), keputusan strategis memiliki tiga karakteristik, yaitu: 1. Rare, yaitu keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa, khusus dan tidak dapat ditiru 2. Consequential, yaitu keputusan-keputusan strategis yang memasukkan sumber daya penting dan menyangkut banyak komitmen 3. Directive, yaitu keputusan-keputusan strategis yang menetapkan keputusan yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan yang diperlukan di masa yang akan datang untuk keseluruhan organisasi. Menurut David (2006), manajemen strategis merupakan seni dan pengetahuan untuk menformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai tujuannya. Manajemen strategis akan membantu perusahaan dalam melihat ancaman dan peluang di masa yang akan datang, sehingga memungkinkan organisasi untuk dapat mengantisipasi kondisi yang selalu berubah. Selain itu, manajemen strategis juga menyediakan sasaran serta arah yang jelas bagi masa depan perusahaan, sehingga perusahaan yang mengembangkan sistem manajemen strategis mempunyai kemungkinan tingkat keberhasilan lebih besar daripada yang tidak menggunakan sistem ini. Manajemen strategis membantu suatu perusahaan atau organisasi untuk memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih sistematik, logis, dan rasional untuk pilihan strategis. Berikut model komprehensif manajemen strategis menurut David (2006) pada Gambar 1.
13
Menjalankan audit eksternal Mengemban gkan pertanyataa n visi dan misi
Menetapkan tujuan jangka panjang
Merumuska n, evaluasi, dan memilih strategi
Implementa si strategiisu manajemen
Implement asi strategiisu-isu pemasaran keuangan, akuntasi, RAD, Sistem informasi
Mengukur dan mengevalua si kinerja
Menjalankan audit internal
Gambar 1. Model komprehensif proses manajemen strategis (David 2006) Proses manajemen strategis merupakan alur dimana penyusun strategis menentukan sasaran dan menyusun strategi. Proses manajemen strategis menurut David (2006), terdiri dari tiga tahap, yaitu : 1. Formulasi strategi Formulasi
strategi
termasuk
mengembangkan
visi
dam
misi,
mengindentifikasikan peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. 2. Implementasi strategi (Strategy implementation) Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. 3. Evaluasi strategi Tiga aktivitas dasar dalam evaluasi strategi adalah meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja atau prestasi, dan mengambil tindakan korektif. Evaluasi strategi merupakan tahap final dalam manajemen strategis.
14
2.8 Definisi Pemasaran Pemasaran sangat memegang peran penting dalam daur produk dari produsen ke tangan konsumen. Menurut Kotler (2005), definisi pemasaran dibedakan menurut sosial dan manajerial. Definisi sosial menunjukkan peran yang dimainkan oleh pemasaran didalam masyarakat, yaitu “menghasilkan standar hidup yang lebih tinggi”. Sedangkan menurut manajerial, yaitu pemasaran digambarkan sebagai “seni menjual produk”. Jadi pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya proses pemasaran itu terjadi dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi. Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi berbagai faktor sosial, politik, ekonomi, dan manajerial (Rangkuti, 2005). Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi (Kotler, 2005). Tujuan pemasaran yang lebih penting adalah mengetahui dan memahami pelanggan (customer) dengan baik sehingga produk dan jasa tersebut cocok dan dapat terjual. Pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Dewasa ini kegiatan pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia usaha. Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi, mengidentifikasikan dan mengukur besarnya, menentukan pasar sasaran yang paling baik yang dapat dilayani, menentukan produk, jasa, dan program yang sesuai untuk melayani pasar-pasar ini dan meminta setiap orang dalam organisasi untuk berfikir dan melayani pelanggan. 2.9 Strategi Pemasaran Strategi pemasaran dalam bisnis merupakan suatu cara untuk memperoleh hasil yang diinginkan berdasarkan kondisi dan struktur yang berlaku. Strategi ini
15
berguna untuk mengantisipasi masalah-masalah dan kesempatan masa depan dalam kondisi yang tepat secara sistematis, rasional, kritis, komprehensif dan integrative (Pearce and Robinson,1997). Strategi pemasaran mengartikulasikan sebuah rencana dalam penggunaan terbaik sumberdaya dan keunggulan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Menurut
David
(2006),
perumusan
strategi
pemasaran
adalah
pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari peluang dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan sedangkan menurut Kotler (2005), strategi pemasaran terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang mendasari
manajemen
pemasaran
untuk
mencapai
tujuan
bisnis
dan
pemasarannya dalam sebuah pasar sasaran. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain sangat berkaitan dalam menentukan kesuksesan strategi yang disusun. Konsep-konsep strategi tersebut meliputi: 1. Distinctive Strategy Distinctive strategy yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan dengan baik dibandingkan dengan pesaingnya. Suatu perusahaan yang memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan pesaing dipandang sebagai perusahaan yang distinctive strategy. Terdapat dua faktor yang dapat menyebabkan sebuah perusahaan dapat unggul dibandingkan pesaingnya yaitu keahlian tenaga kerja serta kemampuan sumberdaya yang dimiliki. 2. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage) Keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut peluang pasar. Perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya jika dapat memberikan harga jual yang lebih murah daripada harga pesaingnya dengan nilai atau kualitas yang sama harga jual yang lebih rendah dapat dicapai oleh perusahaan dengan memanfaatkan skala ekonomis, efisiensi produk, penggunaan teknologi, kemudahan akses dengan bahan baku dan sebagainya. Strategi pemasaran terdiri dari segmentasi ( strategi pemetaan), targeting (strategi ketepatan) dan positioning (penentuan posisi) ini adalah cara untuk memenangkan pangsa ingatan. Taktik pemasaran terdiri dari diferensiasi (disebut
16
inti taktik) yang berupa upaya diferensiasi isi, konteks, dan infrastruktur dari tawaran organisasi kepada pasar sasaran. Bauran pemasaran terintregasi yang terdiri dari produk, harga, tempat, dan promosi ini digunakan oleh perusahan untuk membangun sebuah strategi fungsional pemasaran yang efektif. 2.10 Analisis Lingkungan Perusahaan Keunggulan yang dicapai suatu perusahaan tergantung bagaimana perusahaaan tersebut menganalisis bisnis mereka. Perusahaan menyadari bahwa lingkungan selalu mengalami perubahan. Untuk itu, perusahaan harus mampu beradaptasi terhadap perubahan tersebut. lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi dua lingkungan, yaitu lingkungan eksternal dibagi dalam dua kategori yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri, serta lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang ada didalam perusahaan. A. Lingkungan Internal Lingkungan internal adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan (Strength) adalah semua potensi yang dimiliki perusahaan yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman. Kelemahan (Weakness) adalah segala keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki oleh perusahaan dan harus terus diperbaiki agar mampu bersaing di pasar. Secara pendekatan fungsional lingkungan internal perusahaan terdiri dari : Pasar dan Pemasaran, Keuangan dan Akuntansi, Kegiatan Produksi Operasi, Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Informasi. 1. Pasar dan Pemasaran Agar posisi produk dipasar sesuai dengan yang diharapkan, faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain: pangsa pasar, pelayanan purna jual, kepemilikan informasi tentang pasar, pengendalian distributor, kondisi satuan kerja pemasaran, promosi, harga produk, loyalitas pelanggan dan kebijakan produk baru. Ø Segmenting, Targetting, Positioning 1. Segmentasi Pasar Pasar terdiri dari banyak pembeli yang berbeda dalam beberapa hal, misalnya keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian dan praktek-
17
praktek pembeliannya. Berdasarkan perbedaan ini dapat dilakukan segmentasi pasar.
Menurut
Rangkuti
(2005),
segmentasi
pasar
adalah
tindakan
mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Beberapa aspek utama untuk mensegmentasikan pasar yaitu aspek Geografis, Demografis, Psikografis, Perilaku. 2. Target Pasar Menetapkan target pasar atau sasaran adalah tindakan mengevaluasi dan membandingkan kelompok yang diidentifikasi, kemudian memilih salah satu atau beberapa diantaranya sebagai calon target dengan potensi paling besar. 3. Posisi Pasar Penetapan posisi adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas (diantara para pesaing) di dalam benak pelanggan sasarannya. Setelah perusahaan memutuskan segmen mana yang akan dimasuki, selanjutnya diputuskan pula posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut. Ø Bauran Pemasaran Strategi pemasaran (Marketing Strategy) adalah Logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan. Perusahaan memutuskan pelanggan mana yang akan dilayaninya (segmentasi dan penetapan target) dan bagaimana cara perusahaan melayaninya (diverensiasi dan positioning). Perusahaan mengenali keseluruhan pasar lalu membaginya menjadi segmen-segmen yang lebih kecil, memilih segmen yang paling menjanjikan, dan memutuskan perhatian pada pelayanan dan pemuasan pelanggan dalam segmen ini. Bauran pemasaran (Marketing Mix) adalah Kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya dipasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang disebut “empat P”: Product (produk), Price (Harga), Place (Tempat), Promotion (Promosi).
18
Gambar 2 Memperlihatkan alat pemasaran masing-masing P.
Produk Ragam Kualitas Desain Fitur Nama merek Kemasan Layanan
Harga Daftar Harga Diskon Potongan Harga Periode pembayaran Persyaratan Kredit
Pelanggan sasaran Positioning yang di harapkan
Promosi Iklan Penjualan Pribadi Promosi penjualan Hubungan Masyarakat
Tempat Saluran Cakupan Pemilihan Lokasi Persediaan Transportasi Logistik
Gambar 2 : Empat P bauran pemasaran. Dipandu oleh strategi pemasaran dan bauran Pemasaran diatas, perusahaan merancang bauran pemasaran terintegrasi yang terdiri dari beberapa factor dibawah kendalinya Yang dikenal dengan 4 P (Kotler,2008) yaitu terdiri dari: a. Product Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono,1997). Produk merupakan alat bauran pemasaran yang paling mendasar. Tanpa ada produk yang dipasarkan maka tidak akan ada harga, promosi dan tempat. b. Price Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Harga diartikan sebagai pengeluaran uang, waktu dan usaha oleh pelanggan untuk membeli dan mengkonsumsi Produk atau jasa. Penentuan harga dapat dilakukan dengan melihat daya beli konsumen dan jumlah yang cukup dalam menutupi ongkos produksi. Oleh Karena itu dalam menetapkan strategi bauran harga, suatu perusahaan harus memperhatikan strategi penetapan harga, tingkat harga, keseragaman harga, potongan harga dan syarat-syarat pembayaran.
19
c. Place and Time Keputusan
manajemen
tentang
kapan,
dimana,
dan
bagaimana
menyampaikan jasa kepada pelanggan. Pengiriman elemen produk ke pelanggan melibatkan tentang tempat dan waktu pengiriman dan mungkin melibatkan saluran distribusi fisik atau elektronik, tergantung pada sifat jasa yang diberikan. Perusahaan dapat mengirimkan jasa kepada pelanggan baik secara langsung atau melalui perantara. Menurut Kotler (2005), tempat adalah alat bauran pemasaran yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan serta membawa sebagian produk ke pasar agar produsen bekerjasama dengan perantara. Tiga jenis saluran pemasaran, antara lain: 1. Saluran komunikasi (communication channels) digunakan untuk menyerahkan dan menerima pesan dari pembeli sasaran. Saluran komunikasi dapat melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, iklan, poster, telepon, internet dan lainlain. 2. Saluran distribusi digunakan untuk menyerahkan produk fisik atau jasa kepada pembeli atau pengguna yaitu pergudangan, sarana transportasi dan berbagai saluran dagang seperti distributor, grosir dan pengecer. 3. Saluran penjualan digunakan untuk mempengaruhi transaksi dengan pembeli potensial. Saluran ini tidak hanya mencakup distributor dan pengecer melainkan bank-bank dan perusahaan asuransi yang memudahkan transaksi. d. Promotion Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Kotler (2005) mendefinisikan bahwa promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan produsen untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk, mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut. Untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan bauran promosi (Promotion-Mix) yang terdiri atas 5 komponen utama, yaitu: 1. Periklanan : tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang teridentifikasi.
20
2. Promosi Penjualan : insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau penjualan suatu produk dimana pembelian diharapkan dilakukan sekarang. Kegiatan promosi yang termasuk kedalam promosi penjualan misalnya pemberian kupon, obral, kontes, pameran, dan lain-lain. 3. Hubungan masyarakat : bertujuan membangun hubungan yang baik dengan publik perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan, menumbuhkan
suatu
citra
perusahaan
yang
baik,
menangani
atau
menghilangkan desas-desus, cerita dan peristiwa yang tidak menyenangkan. Humas atau Public Relation merupakan suatu konsep yang menggunakan banyak sarana seperti siaran pers, publikasi produk, komunikasi perusahaan, penyuluhan dan lain-lain. 4. Penjualan perorangan : interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan atau menerima pesanan. Penjualan perorangan merupakan alat yang paling efektif dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli. 5. Pemasaran langsung : penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alatalat penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu atau calon pelanggan. B. Lingkungan Eksternal 1. Lingkungan Jauh Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya diluar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama yang biasa diperhatikan adalah faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Lingkungan jauh ini memberikan kesempatan besar bagi perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman untuk maju. a)
Faktor Politik Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha. Sistem politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu pula sebaiknya. Faktor politik yang perlu diperhatikan agar bisnis dapat berkembang yaitu Undang-Undang tentang lingkungan dan perburuhan, peraturan tentang perdagangan luar negeri,
21
stabilitas pemerintah, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, serta sistem pajak. b) Ekonomi Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi semakin buruk pula iklim bisnis. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menganalisis ekonomi adalah siklus bisnis, inflasi, suku bunga, investasi, harga, produktivitas dan tenaga kerja. c)
Sosial Kondisi sosial masyarakat memang berubah-ubah. Hendaknya perubahan sosial yang terjadi yang mempengaruhi perusahaan dapat diantisipasi oleh perusahaan. Kondisi sosial ini banyak aspeknya, misalnya sikap, gaya hidup, adat istiadat, budaya, demografi, religious, dan etnis.
d) Teknologi Dewasa ini perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang pesat, baik dibidang bisnis maupun di bidang yang mendukung kegiatan bisnis. Teknologi tidak hanya mencakup penemuan-penemuan baru saja, tetapi juga meliputi pelaksanaan atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan. 2. Lingkungan Industri Aspek lingkungan bisnis akan mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Lingkungan industri perlu dianalisis dalam rangka menentukan struktur industri tertentu. Hal ini dilakukan agar dapat menganalisis persaingan yang akan terjadi antara perusahaan dan pesaingnya. Dengan demikian perusahaan dapat menentukan strategi bersaing. Porter (1980) mengemukan konsep Competitive Strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima Kekuatan Bersaing yaitu: a)
Ancaman Pendatang Baru Masuknya perusahaan sebagi pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahan yang ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadi perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi yang
22
terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang ada. b) Persaingan Perusahaan sejenis dalam Industri Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Dalam persaingan yang oligopoly, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar sedangkan pada persaingan sempurna biasanya akan memaksa perusahaan menajdi follower termasuk dalam hal harga. c)
Ancaman Produk Pengganti Perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu industri tertentu akan bersaing pula dengan produk pengganti. Ancaman produk substitusi akan kuat jika konsumen dihadapkan jika produk substitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produkproduk suatu industri.
d) Kekuatan Tawar Menawar pembeli Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu dan service, mengadu perusahaan dengan kompetitornya. e)
Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Pemasok dapat mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau jasa. Kekuatan tawar menawar dari pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam industri, terutama jika jumlah pemasok banyak, jika hanya sedikit bahan baku pengganti yang baik atau jika biaya mengganti bahan baku sangat tinggi.
Keberhasilan dalam formulasi strategi dipengaruhi oleh keberhasilan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing. Porter (1980), menyatakan bahwa hakikat persaingan dalam industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan, hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.
23
Potensi Pengembangan Kekuatan TawarMenawar
Persaingan Antar Perusahaan
Kekuatan TawarMenawar
Kemungkinan Masuk Pesaing Gambar 3. Model lima kekuatan porter (Porter 1980) 2.11 Penelitian Terdahulu Alatas (2005) dalam penelitian yang berjudul Segmentasi Konsumen Tas Tajur Berdasarkan Konsep Gaya keputusan Pembelian penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gaya keputusan pembelian konsumen Tas di kawasan Tajur, menganalisis segmentasi berdasarkan gaya keputusan pembelian konsumen Tas di kawasan tajur, menganalisis profil dari tipe-tipe konsumen tas di kawasan Tajur. Metode maupun alat analisis menggunakan alat analisis gerombol dan Mann Whitney U test. Alat uji statistik non parametrik digunakan untuk menguji antara kombinasi dua segmen terhadap peubah gaya pembeli tertentu. uji beda digunakan untuk menjawab pertanyaan : apakah sikap antara kombinasi dua segmen terhadap peubah gaya membeli berbeda secara nyata atau tidak? Uji ini diperlukan untuk mendukung hasil analisis gerombol. Setelah segmen konsumen terbentuk maka strategi pemasaran dibuat untuk masing-masing segmen. Ratnasari (2009) dalam penelitian yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor). Penelitian ini bertujuan untuk Mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Ali Baba Restaurant, Menganalisis kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi
oleh Ali Baba Restaurant, Merumuskan alternatif strategi
pemasaran terbaik dengan memperhatikan kondisi lingkungan perusahaan di Ali Baba Restaurant. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Alternatif strategi yang dapat diterapkan yaitu Berdasarkan total nilai tertimbang pada matriks EFE sebesar 3.052 dan matrik IFE sebesar 2,770 diperoleh gambaran posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan
24
matriks IE menempati posisi dalam sel II. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow and Build (tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk. Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi WO yaitu Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional & konsumen yang berulang tahun.
25
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan mempunyai visi, misi, dan tujuan yang akan dicapai. Visi perusahaan adalah citra nilai dan kepercayaan ideal. visi adalah merupakan tujuan yang akan di capai oleh perusahaan di masa yang akan datang. Sedangkan Misi adalah hal-hal apa saja yang akan dilakukan perusahaan untuk mencapai Visi, maksud dan tujuan dari perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan merupakan pernyataan tentang keinginan yang akan dijadikan pedoman bagi perusahaan untuk meraih hasil tertentu atas kegiatan yang dilakukan dengan waktu yang ditentukan. Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Sumber Tas Bogor saat ini adalah banyaknya bermunculan Pemain-pemain baru bisnis Tas di bogor terutama di kawasan tajur, selain itu juga membanjirnya produk-pruduk tas impor yang kualitasnya hampir sama dengan kualitas lokal dengan harga yang miring. Dari permaslahan-permasalahan yang ada ini menyebapkan tidak tercapainya target penjualan pada sumber tas saat ini. profit sumber tas saat ini sangat berkurang. Pada saat ini penjualan sumber tas hanya cukup untuk membiayai operasional perusahaan dan membayar gaji karyawan. Berdasarkan
permasalahan
tersebut
maka
diperlukanlah
Strategi
Pemasaran dan bauran Pemasaran, sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam memilih alternatif strategi penjualan untuk meningkatkan profit. Strategi pemasaran atau bauran pemasaran adalah strategi yang disatukan, terintegrasi dan komprehensif yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Bauran pemasaran dipandu oleh
strategi pemasaran,
perusahaan
merancang bauran pemasaran terintegrasi yang terdiri dari beberapa factor dibawah kendalinya yaitu Produk (product), Harga (Price), Tempat (place), dan Promosi (Promotion) dikenal dengan konsep 4 P (Kotler,2008) dan analisis lingkungan perusahaan yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal. Kemudian Bauran pemasaran juga dilakukan perumusan alternatif strategi perusahaan dilakukan dengan menganalisis faktor internal dan faktor eksternal yang dimiliki
26
oleh perusahaan. faktor internal merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan, sedangkan faktor eksternal perusahaan berupa peluang dan ancaman perusahaan. Kekuatan dan kelemahan perusahaan yang dianalisis adalah aspek pemasaran, produksi dan operasi, manajemen, keuangan dan penelitian dan pengembangan. Peluang dan ancaman perusahaan yang dianalisis meliputi keadaan ekonomi, sosial, budaya, demografi, dan lingkungan, politik, pemerintah, dan hukum, teknologi serta kekuatan kompetitif. Berdasarkan lingkungan internal akan dibuat matrik IFE dan matrik EFE untuk lingkungan eksternal, kemudian keduanya akan dipadu dalam matrik Internal Eksternal (IE). Matrik IE digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan pada saat ini dan mendapatkan inti strategi perusahaan, pemetaan posisi perusahaan sangat penting dalam pemilihan strategi yang akan diterapkan. Setelah mengetahui posisi perusahaan dan mendapatkan inti strategi perusahaan, maka langkah selanjutnya adalah menyusun faktor-faktor strategi bagi perusahaan dengan menggunakan matrik SWOT, yang akan menghasilkan beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahaan. Tahap selanjutnya adalah melakukan pemilihan strategi yang paling tepat. Pemilihan strategi yang paling tepat dapat dilakukan dengan menggunakan matrik QSPM, sehingga akan menghasilkan urutan pemilihan strategi yang dapat dilakukan perusahaan berdasarkan angka kemenarikannya.
27
Gambar 4 Sumber Tas Visi dan Misi Permasalahan yang dihadapi : 1. Persaingan dalam industri Tas Mode 2. Tingkat penjualan belum mencapai target Strategi Pemasaran
Analisis lingkungan perusahaan
Faktor Internal
Faktor eksternal
Matriks IFE
Matriks EFE
Bauran Pemasaran
Produk
Harga
Distribusi
Promosi
Makro
Mikro
Alternatif Strategi Pemasaran yang Tepat Prioritas Alternatif Strategi Pemasaran
Gambar 4. Kerangka pemikiran operasional 3.1.1 Lokasi dan biaya penelitian Penelitian dilakukan di Sumber Tas yang berlokasi di Jalan Raya Tajur No. 33 Kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Kegiatan pengumpulan data dilakukan mulai Bulan juni sampai Juli 2010.
28
3.1.2 Jenis dan Pengumpulan data Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang digunakan pada penelitian ini data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner responden pilihan yaitu pemilik Sumber Tas, Manajer Operasional dan Supervisor Sumber Tas. Responden tersebut adalah pihak-pihak yang paham dalam permasalahan strategi pemasaran dan pihak yang menentukan bagian strategi pemasaran yang dijalankan di perusahaan. Pengumpulan data primer untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Data sekunder merupakan data pendukung dari data primer yang diperoleh yaitu data yang dimiliki oleh Sumber Tas dan studi literatur yang berhubungan dengan penelitian seperti Badan Pusat Statistik Kota Bogor, Dinas Informasi dan Pariwisata Kebudayaan Kota Bogor, perpustakaan LSI Institut Pertanian bogor (IPB) dan Fakultas, serta internet dan buku-buku yang terkait dengan topik promosi. Tabel 3. Jenis dan sumber data No
Jenis Data
Sumber data
Teknik Wawancara mengenai gambaran umum Sumber Tas dan strategi pemasaran Tas, Pengisian kuesioner oleh Manajer Operasional dan Supervisor Sumber Tas. Pengambilan data mengenai Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor 2004-2008, Literatur lain yang berkaitan dengan topik penelitian, Internet, Perpustakaan IPB dan Fakultas
1.
Primer
Pemilik, Manajer Operasional, Supervisor Sumber Tas.
2.
Sekunder
Dinas Informasi Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor Penelitian Kepustakaan
3.1.3 Teknik Pengumpulan data Dalam pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah : 1. Teknik Observasi : melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan perusahaan.
29
2. Teknik Wawancara : melakukan wawancara dengan Owner, Manajer Operasional dan Supervisor Sumber Tas serta pegawai Sumber Tas lainnya untuk mendapatkan informasi yang lengkap. 3. Teknik Kepustakaan : membaca buku-buku yang terkait dengan judul penelitian dan literatur-literatur lainnya yang menunjang pelaksanaan penelitian. 4. Studi Pendahuluan : mendatangi Sumber Tas untuk melakukan pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak Sumber Tas sebelum memulai penelitian dan menyusun skripsi. 5. Teknik Pengisian Kuesioner : pengisian kuesioner dilakukan oleh satu sampai tiga orang responden, yaitu Pemilik, Manajer Operasional dan Supervisor Sumber Tas. Pemilihan responden berdasarkan pertimbangan bahwa pihak yang memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keahlian dalam permasalahan yang berhubungan dengan strategi pemasaran di Sumber Tas. Selain itu, struktur organisasi Sumber Tas sangat sederhana dengan hierarki yang pendek sehingga pihak-pihak yang dapat dijadikan responden yaitu Pemilik, Manajer Operasional dan Supervisor Sumber Tas. Dalam pelaksanaan usahanya, pemilik hanya berperan sebagai evaluator, controller, dan pengambil kebijakan. 3.1.4 Pengolahan dan analisis data Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari data deskriptif dan analisis tiga tahap formulasi-formulasi strategi. Adapun alat bantu analisis yang digunakan dalam merumuskan strategi perusahaan adalah matriks faktor internal (matriks IFE) dan matriks faktor eksternal (matriks EFE), matriks IE, matriks SWOT dan QSPM. 3.2 Matriks IFE dan Matriks EFE Matrik IFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan menggolongkannya menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan melalui pembobotan. Sedangkan matrik EFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal dan menggolongkannya menjadi peluang dan ancaman perusahaan dengan melakukan pembobotan.
30
Tahap-tahap untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan dalam matrik IFE dan EFE adalah sebagai berikut : 1. Menyusun daftar faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting (critical succes factors) untuk aspek internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan, kemudian menempatkannya pada kolom pertama. 2. Menentukan bobot (weight) dari critical succes factors.
Penentuan bobot
dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak manajemen perusahaan dengan menggunakan metode ”Paired Comparison” (David, 2006). Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Untuk menentukan bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah : 1 : jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 : jika indikator horisontal sama penting dibandingkan indikator vertikal 3 : jika indikator horisontal lebih penting dibanding indikator vertikal Untuk lebih jelasnya rancangan bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Penilaian bobot faktor strategi eksternal dan internal Faktor Penentu
A
B
C
D
E
...
Total
Bobot
A B C D E ... Total Sumber : David, 2006 Faktor Penentu merupakan faktor internal dan eksternal Sumber Tas yang terdiri dari daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Sumber Tas. Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :
31
ai=
χi n
∑ χi
. . . . . . . . .(1)
i =1
dimana : a i = bobot variabel ke-i n = jumlah variabel i
= 1,2,3,...,n
X i = nilai variabel ke-i Total bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0. Pembobot ini kemudian ditempatkan pada kolom kedua matrik IFE-EFE. 3. Menentukan rating setiap critical succes factors antara 1 sampai 4, dimana untuk matrik IFE, skala nilai peringkat untuk kekuatan yang digunakan yaitu : 1 = sangat lemah
3 = kuat
2 = lemah
4 = sangat kuat
Untuk faktor-faktor kelemahan yaitu skala 1 berarti sangat kuat dan skala 4 berarti sangat lemah. Sedangkan untuk faktor strategis eksternal peluang bagi perusahaan diberi rating dengan sekala yang digunakan yaitu : 1 = sangat rendah, respon kurang
3 = tinggi, respon diatas rata-rata
2 = rendah, respon sama dengan rata-rata
4 = sangat tinggi, respon superior
Untuk faktor-faktor ancaman yaitu, skala 4 berarti sangat rendah, respon superior terhadap perusahaan. Skala 1 berarti tinggi, respon kurang terhadap perusahaan. Rating didasarkan pada efektifitas strategi perusahaan, serta rating juga berdasarkan pada kondisi perusahaan. 3. Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating untuk mendapatkan skor pembobotan dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Hasil pembobotan dan peringkat (rating) berdasarkan analisis situasi perusahaan dimasukkan dalam matrik. Matrik IFE dan EFE diilustrasikan pada Tabel 5dan 6.
32
Tabel 5. Analisis matrik IFE Faktor Kunci Internal Kekuatan : Kelemahan : Total Sumber : David, 2006
Bobot
Rating
Bobot x Rating
Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor IFE (3,0 – 4,0) berarti kondisi internal perusahaan tinggi/kuat, (2,0 – 2,99) berarti kondisi internal perusahaan rata-rata/sedang dan (1,0 – 1,99) berarti kondisi internal perusahaan rendah/lemah. Tabel 6. Analisis matrik EFE Faktor Kunci Eksternal Peluang : Ancaman : Total Sumber : David, 2006
Bobot
Rating
Bobot x Rating
Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Total skor EFE dikelompokkan dalam kuat (3,0 – 4,0) berarti perusahaan merespon kuat terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan, rata-rata (2,0 – 2,99) berarti perusahaan sedang merespon terhadap peluang dan ancaman yang ada dan lemah, (1,0 – 1,99) berarti perusahaan tidak dapat merespon peluang dan ancaman yang ada. 3.3 Matrik IE Matriks IE menggambarkan posisi perusahaan sehingga alternatif strategi yang diusulkan sesuai dengan kondisi perusahaan. Matriks IE merupakan gabungan matriks IFE dan EFE yang meringkas hasil evaluasi faktor eksternal dan internal dan menempatkan perusahaan pada salah satu kondisi di dalam sembilan sel, dimana setiap sel merupakan langkah yang harus ditempuh perusahaan.
33
Posisi perusahaan dalam industri di analisis dengan alat bantu matrik IE. Matrik ini berupa pemetaan skor total matrik IFE dan EFE yang telah dihasilkan pada tahap-tahap input. Ilustrasi matrik IE dapat dilihat pada Gambar 5. Sumbu horisontal pada matrik IE menunjukkan skor total IFE sedangkan pada sumbu vertikal menunjukkan skor total EFE. Tujuan penggunaan matrik ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat divisi unit bisnis yang lebih detail. 4,0 Tinggi
3,0
Kuat
Rata-rata
2,0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Lemah
1,0
3,0 Sedang 2,0 Rendah 1.0
Gambar 5. Matrik internal eksternal (IE) (David, 2006) Diagram tersebut dapat mengindentifikasikan sembilan sel strategi perusahaan dalam matrik IE, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi strategi utama, yaitu : 1. Strategi tumbuh dan bina (Growth and Build) yang berada pada sel I, II dan IV. Strategi yang tepat untuk diterapkan adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke depan, ke belakang dan horisontal). 2. Strategi mempertahankan dan memelihara (Hold and Maintain), yang berada pada sel III, V, atau VII. Strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang terbanyak dilakukan untuk tipe-tipe divisi ini. 3. Strategi panen atau divestasi (Harvest or Divest), yang berada pada sel VI, VIII, IX. Strategi yang umum dipakai adalah strategi divestasi, dan strategi likuidasi. Organisasi yang sukses dapat mencapai portofolio bisnis, yang diposisikan berada dalam atau di sekitar sel I dalam matrik IE. Nilai-nilai IFE dikelompokkan dalam kuat (3,0 – 4,0), sedang (2,0 – 2,99), dan lemah (1,0 – 1,99). Sedangkan nilai-nilai EFE dapat dikelompokkan dalam tinggi (3,0 – 4,0), sedang (2,0 – 2,99), dan rendah (1,0 – 1,99) (David, 2006).
34
3.4 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2005). Matriks SWOT merupakan matching tool yang penting untuk membantu mengembangkan empat tipe strategi yaitu sebagai berikut: a. Strategi SO (Strength-Opportunity), strategi menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. b. Strategi
WO
(Weakness-Opportunity),
strategi
ini
bertujuan
untuk
memperkecil kelemaha-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang perusahaan. c. Strategi ST (Strength-Threat), melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancama-ancaman eksternal. d. Strategi WT (Weakness-Threat), strategi ini merupakan taknik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Matrik SWOT digunakan untuk menyusun strategi perusahaan. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi SO, strategi WO, strategi WT, dan strategi ST. Alternatif strategi matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 7. Langkah-langkah menyusun matrik SWOT adalah sebagai berikut : 1. Menuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan 2. Menuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan 3. Menuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan 4. Menuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan 5. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi SO dalam sel yang tepat. 6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi WO dalam sel yang tepat. 7. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi ST dalam sel yang tepat.
35
8. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi WT dalam sel yang tepat. Tabel 7. Matrik SWOT STRENGTH-S
WEAKNESS-W
Daftarkan 5-10 faktor
Daftarkan 5-10 faktor
kekuatan
kelemahan
OPPORTUNITIES-O
STRATEGI S-O
STRATEGI W-O
Daftarkan 5-10 faktor
Gunakan kekuatan untuk
Atasi kelemahan dengan
peluang
memanfaatkan peluang
memanfaatkan peluang
THREATS-T
STRATEGI S-T
STRATEGI S-O
Daftarkan 5-10 faktor
Gunakan kekuatan untuk
Meminimumkan
ancaman
menghindari ancaman
kelemahan dan
Internal
Eksternal
menghindari ancaman Sumber : David, 2006 Hasil dari matrik SWOT ini sendiri diharapkan dapat memberikan beberapa alternatif strategi pemasaran yang dapat dipilih oleh pihak manajemen perusahaan agar tujuan awal dari organisasi tercapai dan kegiatan pemasaran perusahaan dapat memberikan hasil yang maksimal. 3.5 Matriks QSPM QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks) adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key success faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya (Umar, 2001). Tujuan QSPM adalah untuk menentukan alternatif strategi pemasaran yang paling baik atau yang menjadi prioritas untuk dijalankan perusahaan. Seperti alat analisis lainnya, QSPM juga membutuhkan intuitif judgement yang baik. Dalam beberapa hal, QSPM memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu : (1) strategi dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan; (2) tidak ada
36
batas jumlah strategi yang dapat diperiksa atau dievaluasi; (3) membutuhkan ketelitian dalam memadukan faktor-faktor eksternal dan internal yang terkait dalam proses keputusan. Setelah mengembangkan sejumlah alternatif strategi, perusahaan harus mampu mengevaluasi dan kemudian memilih strategi yang terbaik dan paling cocok dengan
kondisi
internal perusahaan
serta
lingkungan
eksternal.
Penggunaan QSPM dapat dilihat pada Tabel 8. Ada enam langkah yang harus diikuti untuk membuat matrik QSPM yaitu : 1. Menyusun daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sama dengan matrik SWOT. 2. Memberikan bobot untuk masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Bobot ini sama dengan bobot yang diberikan pada matrik IFE dan EFE. 3. Menyusun alternatif strategi yang akan dievaluasi. 4. Menetapkan nilai daya tarik (Attractiveness Scores - AS) yang berkisar antara 1 sampai 4. Nilai 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = sangat menarik. Bila tidak ada pengaruhnya terhadap alternatif strategi yang sedang dipertimbangkan tidak diberikan nilai (AS). 5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores – TAS), kemudian mengalikan bobot dengan nilai daya tarik (AS). 6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik (TAS). Alternatif strategi yang memiliki nilai total terbesar merupakan strategi yang paling baik.
37
Tabel 8. Matrik QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Faktor-Faktor Sukses Strategi
Bobot
Strategi I AS
Alternatif Strategi Strategi II
TAS
AS
TAS
Strategi III AS
TAS
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman Total Sumber : David, 2006 Keterangan : AS = Attractiveness Scores (Nilai Daya Tarik) TAS = Total Attractiveness Scores (Total Nilai Daya Tarik) Besaran total nilai dalam QSPM matrik inilah yang menjadi informasi quantitatif yang menjadi dasar bagi perumusan strategi pemasaran. Rumus strategi dengan demikian menjadi rumusan hasil akhir dari penelitian ini.
38
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Umum Perusahaan 5.1.1 Sejarah, Visi dan Misi Perusahaan Sumber tas berdiri pada tahun 2002 berada dibawah manajemen CV. Sumber Inti Megah. Beberapa unit bisnis lainnya yang berada dibawah CV. Sumber Inti Megah yaitu beberapa Rumah makan Padang yang ada di Pamoyanan, Tajur, Ciawi dan lain-lain. Pemilik Sumber Tas bernama Bapak Bagus Muhamad Fathoni, beliau adalah orang Indonesia asli. Visi Sumbr Tas adalah menjadi pionir dalam industri tas mode dengan menjaga kualitas produk. Adapun misi Sumber Tas adalah menyajikan produk yang berkualitas dan pelayanan yang memuaskan dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Program ini merupakan suatu proses untuk memahami kebutuhan dan memberikan kepuasan kepada konsumen agar Sumber Tas dapat bersaing di pasar yang kompetitif. Perkembangan Sumber Tas di Indonesia sudah cukup lama, sehingga wajar kalau Sumber Tas sudah memiliki 12 outlet yang tersebar di beberapa kota di Indonesia yaitu Bogor, Bandung, Jakarta, Yogyakarta dan Bali. Keunggulan dari Sumber Tas ini adalah memiliki cara penyajian produk tas yang mengutamakan kualitas produk, Mode yang selalu update dan pelayanan yang sangat memuaskan. Hal ini dapat ditunjukkan pada penyajian produk-produk mode yang tinggi dengan didukung oleh pelayanan yang total dan melayanani layaknya seperti tamu Hotel. 5.1.2 Lokasi Sumber Tas Sumber Tas berlokasi di Jl. Raya Tajur No. 33 Kota Bogor. lokasi ini dinilai sebagai lokasi yang sangat strategis karena dekat dengan pusat keramaian dan merupakan sentra penjualan Produk-produk tas di bogor, pusat perbelanjaan dan perkantoran. Selain itu, banyak toko tas baik sejenis maupun non sejenis yang berada dikawasan Tajur tersebut.
39
5.1.3 Sruktur Organisasi Struktur organisasi yang dimiliki oleh Sumber Tas masih bersifat sederhana. Pemilik sebagai pemegang kendali penuh atas jalannya usaha, maka semua keputusan harus diketahui dan mendapat persetujuan darinya. Dari pemilik, kekuasaan diteruskan ke Manajer Operational sebagai pengelola khusus bagian Sumber Tas dan karyawan lainnya. Karyawan yang bekerja di Sumbr Tas terdiri dari Operational Manajer, Supervisor, Leader Front Of The House (FOH), Leader Back Of The House (BOH), Leader Administration. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat struktur organisasi Sumber tas pada Gambar 6. Owner
Operational Manajer
Supervisor
Leader FOH
Leader Administration
Leader BOH
Pelayan toko
Cashier
gudang
Gambar 6. Struktur organisasi sumber tas bogor.( Sumber Tas, 2010) Karyawan Sumber Tas berjumlah 8 orang dengan jobdesk masing-masing sesuai jabatannya. Setiap jabatan memiliki wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Pendelegasian wewenang di dalam toko tas dilakukan secara struktural organisasi perusahaan. Adapun tugas dan tanggung jawab dari setiap jabatan adalah sebagai berikut : 1. Owner • Memberikan investasi kepada perusahaan • Pengambil keputusan • Memonitoring kelancaran perusahaan
40
2. Operational Manajer • Bertanggung jawab mengawasi perusahaan kepada pemilik • Mengatur operasional perusahaan • Melakukan kegiatan perencanaan untuk mencapai profit perusahaan 3. Supervisor • Membantu tugas Operational Manajer • Mengelola kegiatan Toko tas • Mengawasi kegiatan staff/karyawan • Bertanggung jawab kepada Operational Manajer 4. Leader FOH • Bertanggung jawab dalam pelayanan di Toko Tas (berhubungan langsung dengan pelanggan) • Memberikan pelayanan dan kebutuhan pelanggan • Bertanggung jawab kepada Operational Manajer 5. Leader Administration • Menghitung dan menganalisa semua data pemasukan dan pengeluaran keuangan perusahaan • Melakukan kegiatan transaksi dengan konsumen • Bertanggung jawab kepada Operational Manajer 6. Leader BOH • Melakukan kegiatan Gudang seperti menentukan produk jenis apa yang di pajang di toko (display) • Bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan dan kepuasan konsumen dalam Kualitas Tas • Bertanggung jawab kepada Operational Manajer 5.1.4 Kegiatan Operasional dan Budaya Kerja Perusahaan Sumber Tas mulai buka pada pukul 09.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB setiap hari Senin hingga Minggu. Jam kerja karyawan dibagi menjadi 2 shift, yaitu shift 1 dimulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB dan shift 2 dimulai pukul 15.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB.
41
Sumber Tas memiliki disiplin tinggi dalam menetapkan dan menjalankan tata tertib karyawan. Setiap karyawan wajib hadir tepat waktu dan setiap karyawan memperoleh hari libur (day off) satu kali dalam seminggu. Budaya kerja antar karyawan Sumber tas bersifat kekeluargaan. Para karyawan dalam melayani pengunjung juga sangat ramah dan mengutamakan customer relationship sehingga para pengunjung merasa nyaman untuk berlama-lama di toko tas ini serta tidak segan untuk datang kembali ke Sumber Tas. 5.2. Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal merupakan tahap untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan untuk menghadapi persaingan. Aspek lingkungan internal dapat diamati dengan menggunakan pendekatan fungsional yang terdiri dari produksi dan operasi, sumberdaya manusia, keuangan, sistem informasi manajemen dan pemasaran. 5.2.1 Produksi dan Operasi Sumber Tas memenuhi kebutuhan atau suplyer bahan baku melalui Tanah abang Jakarta. Pemesanan dilakukan dengan metode Inventory Fast Assets Control (IFAC), yaitu kuantitas yang dipesan ditentukan berdasarkan jumlah bahan baku yang habis pada hari sebelumnya. Seluruh bahan baku yang dipesan akan dimasukkan dalam bon faktur, yang kemudian dicatat oleh bagian administrasi. Bahan baku yang datang dari supplier akan melalui proses sortir, yaitu pemilahan bahan baku sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pesanan yang datang telah sesuai dengan standar kualitas dan kuantitas yang diinginkan. Hal ini akan menjadi kekuatan bagi Sumber Tas dalam Inovasi produk dan menjaga kualitas produknya. Kekuatan tersebut sangat diperhatikan oleh perusaahaan karna Sumber Tas memiliki kelemahan yaitu belum memiliki merek sendiri. 5.2.2 Sumberdaya Manusia Saat ini, Sumber Tas memiliki 8 orang karyawan dibawah pimpinan Ibu Happy Nurmala Meilanie sebagai Operational Manajer. Karyawan pada Sumber Tas memiliki hubungan kerja yang baik dengan para karyawan lainnya dan Supervisor maupun Operational Manajemen. Hal ini bisa dilihat pada saat
42
diadakan briefing untuk evaluasi pencapaian yang sudah didapat, rencana kerja, serta komunikasi dua arah mengenai saran, keluhan, dan hambatan yang ditemui. Seluruh karyawan memiliki tingkat pendidikan lulusan SMU/SMK, D3, dan SI untuk manajer dengan umur rata-rata 20-30 tahun. Toko ini sangat mengutamakan karyawan yang loyal, murah senyum dan terlatih. Oleh karena itu, faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam perekrutan karyawan adalah kemauan untuk belajar dan keterampilan karyawan. Perekrutan karyawan dilakukan sendiri oleh pihak manajemen Sumber Tas. Perekrutan tenaga kerja dilakukan hanya jika ada posisi yang kosong. Karyawan yang direkrut akan mengikuti Training Class biasanya selama tiga bulan, namun dapat dipercepat tergantung keterampilan, peningkatan prestasi karyawan Training serta tingkat kesulitan pada jenis pekerjaan tertentu. Pelatihan dilakukan secara rutin oleh Operational Manajer setiap satu kali seminggu. Pelatihan ini merupakan kekuatan Sumber Tas yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas Sumberdaya Manusia dan produktivitas karyawan dengan memberikan pelayanan konsumen yang memuaskan. Upah karyawan terdiri dari gaji pokok, tunjangan makan, tunjangan kesehatan. Selain itu, Sumber Tas memberikan bonus untuk karyawan yang berprestasi misalnya dapat melebihi target penjualan. Kelemahan dari SDM ini adalah tidak terspesialisasinya tenaga kerja sehingga terjadi tumpang tindih pekerjaan, misalnya seorang supervisor melakukan pekerjaan cashier dan order taker pada situasi tertentu. Hal ini dapat menimbulkan tugas dan wewenang yang tidak terarah dan cenderung tidak fokus terhadap pekerjaannya. 5.2.3 Keuangan Sumber Tas memiliki kondisi keuangan yang cukup baik. Karena selama berdiri sekitar 8 tahun belum pernah melakukan peminjaman modal ke lembaga keuangan dan tetap bisa survive sampai sekarang. Toko yang dikelola dengan sistem pemilik ini mendirikan Sumber Tas dengan modal awal Rp 4 juta dan didirikan pada tahun 2002 di kawasan Tajur - Bogor. Modal sepenuhnya ditanggung oleh CV. Sumber Inti Megah sehingga toko ini cukup leluasa dalam mengembangkan usahanya tanpa khawatir akan terkendala masalah uang, dengan
43
ketersediaan modal ini menjadi salah satu kekuatan yang dimiliki oleh Sumber Tas. Akan tetapi dengan semakin ketatnya persaingan di pasar tas mode saat ini, maka Sumber Tas akan melakukan terobosan-terobosan baru yaitu dengan membuat sistem yang moderen. Sistem baru yang sedang di rancang ini membutuhkan modal yang cukup besar yaitu sekitar Rp 1,5 miliar. Sehingga Sumber Tas berupaya untuk mengumpulkan modal dari keuntungan perusahaan. Dana ini nantinya akan digunakan untuk membuat merek sendiri, produksi, promosi dan pembangunan gedung baru yang unik dan mempunyai cirikhas tersendiri. 5.2.4 Sistem Informasi Manajemen Sumber Tas dalam kegiatan manajerialnya sudah didukung dengan sistem informasi yang berbasis komputer. Untuk kelancaran kegiatan manajerial, Sumber Tas dilengkapi oleh dua unit komputer dan 1 unit CC TV yang terdiri dari 1 unit untuk Operational Manajer dan 1 unit Cash Register untuk bagian Cashier. Komputer tersebut dilengkapi dengan software yang disesuaikan dengan kebutuhan kerja. Pencatatan seluruh pemasukan, pengeluaran, dan kebutuhan persediaan produk dilakukan secara manual dan dicatat secara komputerisasi di bagian Office. Beberapa hal yang menjadi kelemahan Sumber Tas diantaranya yaitu belum memiliki layanan penjualan melalui internet dan penggunaan Website yang belum optimal. 5.2.5 Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai hasil pertukaran yang diinginkan oleh pasar sasaran. Konsep pemasaran yang digunakan oleh Sumber Tas ini adalah dimulai dari pasar, berfokus pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua kegiatan yang akan mempengaruhi pelanggan dan menghasilkan keuntungan dengan memuaskan pelanggannya. A. Segmenting, Targetting, Positioning 1. Segmentation Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah (Rangkuti, 2005). Segmentasi
44
pasar yang dilakukan oleh Sumber Tas adalah berdasarkan aspek demografis, psikografis, dan perilaku. Segmentasi pasar berdasarkan demografis yaitu keluarga, remaja dan Mahasiswa. sedangkan segmentasi pasar berdasarkan aspek psikografis terdiri dari kelas sosial dan gaya hidup. Dari kelas sosial, segmen yang dipilih oleh Sumber Tas adalah semua kalangan masyarakat. Segmentasi pasar berdasarkan aspek perilaku terdiri dari manfaat dimana konsumen mencari manfaat berupa kualitas produk dan pelayanan. 2. Targeting Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Target pasar utama Sumber Tas adalah keluarga, remaja dan Mahasiswa serta semua kalangan masyarakat. 3. Positioning Positioning merupakan tahap dimana perusahaan menentukan posisi yang diinginkan dalam pasar. Sumber Tas ingin menempati posisi sebagai Tas yang memiliki keunikan dan dapat bersaing di pasar lokal dan pasar internasional. Selain itu Sumber Tas juga ingin memberikan pelayanan yang memuaskan serta harga yang terjangkau oleh Mahasiswa dan semua kalangan masyarakat. B. Bauran pemasaran a. Produk Strategi
produk merupakan strategi
yang
paling penting
untuk
dikembangkan, karena produk inilah yang dinikmati atau dimanfaatkan secara langsung oleh konsumen. Strategi produk yang dilakukan Sumber Tas agar pelanggan tidak bosan adalah selalu menciptakan model-model Tas yang inovatif, menjaga kualitas produk dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar pelanggan mempunyai banyak pilihan mode yang berkualitas. Adanya Inovasi produk yang dikembangkan merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki Sumber Tas dalam menarik minat konsumen. b. Harga Harga yang ditetapkan Sumber Tas bervariasi dan harga ditampilkan jelas pada label yang terdapat pada tas tersebut. Sumber Tas menerapkan harga jual produk berdasarkan biaya produksi ditambah dengan profit yang disesuaikan dengan harga jual produk sejenis dari tas lain. Sumber Tas juga memberikan
45
diskon yang sangat menarik diantaranya yaitu 10% sampai 20% dari harga jual. Hal ini dilakukan untuk menjangkau segmen pelajar dan remaja. Dengan adanya program strategi harga ini, bisa dikatakan cukup berhasil dilihat dari naiknya penjualan yang biasanya 50 unit per hari kini mengalami kenaikan menjadi sekitar 70 unit per hari. c. Distribusi (tempat) Strategi tempat yang dilakukan oleh Sumber Tas yaitu memiliki lokasi yang sangat strategis yaitu berada di pusat keramaian seperti Mall Ekalokasari, Showroom-showroom mobil dan pusat Penjualan produk-produk life stile di kota bogor. Untuk mendapatkan produk Tas mode ini pelanggan cukup datang ke kawasan Tajur dan bisa mendapatkan produk Tas sesuai dengan yang di inginkan konsumen. di kawasan ini banyak sekali Toko-toko penjual Tas diantaranya yaitu Tas Tajur, Tajur Fastion, Donatello dan lain-lain. Sehingga Pasar produk mode di kawasan Tajur ini sudah terbentuk untuk dijadikan kekuatan Sumber Tas Bogor dalam strategi pemasaran. d. Promosi Kegiatan promosi yang sudah diterapkan oleh Sumber Tas yaitu iklan melalui Radio, spanduk, surat kabar, majalah mode, potongan harga pada produk tertentu. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Sumber Tas hingga saat ini cenderung masih tergantung pada kebijakan CV. Sumber Inti Megah sebagai penyedia dana promosi. Sumber Tas belum memiliki Website yang nantinya akan berfungsi untuk memberikan informasi secara cepat kepada konsumen. Dengan demikian, diharapkan nantinya Website ini akan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi Sumber Tas untuk menarik pelanggan.
46
Berdasarkan analisis lingkungan internal dalam matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Analisis faktor internal sumber tas Faktor Internal 1
Produksi dan operasi
Kekuatan • Inovasi produk • Kualitas produk terjaga
Kelemahan • Belum memiliki merek sendiri.
2
Sumber daya Manusia
• Pelayanan konsumen yang • Tenaga kerja memuaskan. terspesialisasi.
3
Keuangan
• Modal tersedia
4
Sistem Informasi Manajemen
• Belum memiliki layanan penjualan melalui internet • Penggunaan belum optimal
5
Pemasaran
tidak
• Lokasi Sumber Tas yang strategis
website
• Kegiatan promosi kurang gencar
5.3 Analisis Lingkungan Eksternal Analisis terhadap lingkungan eksternal Sumbar Tas merupakan tahap untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Aspek eksternal yang dianalisis yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro. 5.3.1 Lingkungan Makro Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Lingkungan makro terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi. a. Faktor Politik dan Hukum Faktor politik berhubungan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, kondisi politik dan kondisi keamanan negara. Kondisi politik dan keamanan negara, dapat memberikan rasa tidak aman dan tenang kepada seluruh wisatawan domestik dan asing yang datang ke Bogor. Hal ini dapat memberikan dampak yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan berpengaruh terhadap
47
faktor psikologi konsumen dalam membelanjakan uangnya di wisata belanja tas di kawasan Tajur Bogor. b. Faktor Ekonomi Ketidakstabilan kondisi perekonomian saat ini memberi pengaruh terhadap kecenderungan iklim usaha yang tidak menentu. Perekonomian yang dialami oleh Indonesia tidak selalu stabil, salah satu penyebabnya adalah kenaikan harga bahan baku yang disebabkan oleh inflasi yang tinggi di suatu negara dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Data inflasi di indonesia tahun 2005-2008 Tahun 2005 2006 2007 2008
Inflasi (%) 17,11 6,60 6,59 11,06
Sumber : BPS (2009)
Kenaikan harga bahan baku akibat dari inflasi diatas akan berkorelasi dengan tingginya biaya produksi, sehingga berdampak pada harga jual menjadi tinggi dan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Akan tetapi keadaan inflasi tersebut tidak menjadi ancaman yang signifikan karna dilihat dari laju pertumbuhan PDRB perkapita kota bogor rata-rata dari tahun ke tahun mengelami peningkatan sebesar 3,29 persen. Hal ini merupakan peluang bagi industri tas untuk meningkatkan penjualannya di kota bogor. Tabel 11. Tabel 11. Perkembangan dan laju pertumbuhan PDRB per kapita kota bogor atas dasar harga konstan tahun (2003-2006) Tahun
2003 2004 2005 2006
PDRB (Jutaan Rupiah)
PDRB Per Kapita (Rp)
3.168.185,54 3.361.438,93 3.567.231,21 3.782.273,71 Rata-Rata
3.860.313 4.042.275 4.171.786 4.307.152
Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita (%) 2,02 4,71 3,20 3,24 3,29
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2007
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa Pada periode tahun 2003-2006, laju pertumbuhan PDRB per kapita kota Bogor rata-rata mengalami peningkatan sebesar 3,29 persen setiap tahunnya. Peningkatan pendapatan masyarakat kota
48
Bogor menunjukkan bahwa daya beli masyarakat semakin meningkat, maka hal ini akan mendorong pertumbuhan industri tas di kota Bogor. c. Faktor Sosial, Budaya dan Demografi Perubahan gaya hidup masyarakat dimana produktivitas kerja yang tinggi, menyebabkan semakin pentingnya menjaga penampilan untuk tampil percaya diri di luar rumah yaitu dengan memakai produk Tas Mode yang berkualitas. Perubahan gaya hidup ini menyebabkan bertumbuhnya Industri Tas karena besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut. Dilihat dari segi demografi, jumlah penduduk yang besar dan terus bertambah di kota Bogor memberikan peluang bagi Sumber Tas. Pertumbuhan penduduk kota Bogor terus mengalami peningkatan tiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Penduduk kota bogor menurut jenis kelamin tahun 2003-2007 Tahun Laki-laki Perempuan Total 2003 419,252 401,455 820,707 2004 424,819 401,455 831,571 2005 431,819 423,223 855,085 2006 444,508 434,630 879,138 2007 457,717 447,415 905,132 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2008
Meningkatnya
populasi
penduduk
ini,
mengakibatkan
peningkatan
permintaan masyarakat terhadap Produk Tas. Selain itu, pertumbuhan penduduk yang sangat besar menimbulkan banyaknya angkatan kerja yang tersedia. Angkatan kerja yang tersedia di Bogor jumlahnya sangat besar termasuk para pencari kerja yang berdasarkan tingkatan pendidikan. d. Faktor Teknologi Teknologi
merupakan
faktor
penting
untuk
kemajuan
usahanya.
Perkembangan teknologi dan informasi mengalami kemajuan yang pesat dalam mendorong produk Tas menjadi lebih baik. Perkembangan teknologi dan informasi dapat dimanfaatkan di semua bagian operasional Sumber Tas seperti pada bagian keuangan, pelayanan dan pemrosesan. Adanya sistem komputerisasi di bagian keuangan akan lebih memudahkan dalam memanajemen pengalokasian dana. Selain itu, cara bertransaksi dengan pemasok maupun pelanggan akan lebih efektif dan efisien jika dapat memanfaatkan semua teknologi.
49
Teknologi yang digunakan oleh Sumber Tas saat ini sudah cukup modern. Hal ini bisa dilihat dari adanya teknologi seperti CC TV yang ada di setiap sudut ruangan, alat pembayaran seperti Merchant dan lain-lain. Selain itu penggunaan teknologi informasi seperti Marchant itu akan mempermudah transaksi konsumen dalam pembayaran. Kemudahan dalam komunikasi kepada pelanggan dapat memanfaatkan teknologi sistem telekomunikasi melalui telepon, hal ini untuk memudahkan penerimaan pesanan. Penggunaan teknologi untuk memudahkan dalam bertransaksi pembayaran pun bisa melalui mesin pembayaran non tunai yaitu kartu kredit maupun debit. Penggunaan teknologi yang baik dapat menyebabkan kapasitas produksi yang dihasilkan menjadi lebih banyak dan pelayanan yang berkualitas serta berpengaruh pada peningkatan penjualan sehingga hal ini menjadi peluang bagi Sumber Tas. 5.3.2 Lingkungan Mikro Lingkungan
mikro
merupakan
lingkungan
yang
langsung
dapat
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melayani pasarnya. Lingkungan mikro terdiri dari ancaman pendatang baru, tingkat persaingan antar perusahaan, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pemasok dan kekuatan tawar menawar pembeli. a. Ancaman Pendatang Baru Masuknya pendatang baru dalam industri tas akan memberikan implikasi pada penurunan pangsa pasar. Ancaman pendatang baru ini tergantung seberapa besar hambatan untuk masuk kedalam industri. Hambatan masuk bagi pendatang baru dalam industri Tas bila dilihat dari skala ekonomi dan kebutuhan modal relatif tinggi. Hal ini disebabkan karena untuk membuka sebuah usaha Tas mode diperlukan skala ekonomi yang besar dan kebutuhan modal awal relatif besar, serta tergantung pada pangsa pasar sasaran yang akan diraih. Selain itu untuk hambatan differensiasi produk cukup tinggi karena semakin produk itu berbeda atau unik maka konsumen semakin penasaran untuk membelinya. b. Tingkat Persaingan antar Perusahaan Tingkat persaingan antar pengusaha tas di kota Bogor cenderung kompetitif. Hal ini bisa dilihat dari jumlah Outlet tas yang semakin bertambah dari tahun ke tahunnya. Selain pesaing sejenis, Sumber Tas juga dihadapi oleh
50
pesaing tidak sejenis. Salah satu pesaing utama sejenis adalah Tajur tas yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Sumber Tas. dan Outlet-outlet lainnya yang berada di sekitar Tajur. c. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Sumber Tas memperoleh pasokan bahan bakunya dari dua sumber, yaitu dari Tanah Abang dan toko lainnya yang terletak di Bandung. Toko Tanah abang memasok bahan baku utama seperti Kain bahan tas serta Asesoris-asesoris yang menjadi ciri khas Produk Sumber Tas. Sedangkan untuk pemasok yang berada di bandung juga memasok perlengkapan asesoris, bahan pembuatan tas yang juga menjadi ciri khas Sumber Tas. Kekuatan tawar menawar pemasok tinggi, Sumber Tas tidak pernah berganti ke pemasok lain karena sangat menjaga kualitas bahan bakunya. d. Kekuatan Tawar Menawar Konsumen Kekuatan tawar menawar pembeli sangat tinggi, karena jumlah alternative Outlet tas yang tersedia di kota Bogor sangat banyak sehingga penawaran tinggi dan konsumen bebas memilih tas yang sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu, Sumber Tas berusaha untuk mengikuti keinginan dan kebutuhan konsumen dengan meningkatkan kualitas pelayanan dan produk melalui inovasi Produk tas sehingga membuat konsumen merasa nyaman tidak bosan dengan model tas yang ada. Berdasarkan analisis lingkungan internal dalam matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Analisis faktor eksternal sumber tas bogor No 1.
Faktor Eksternal Lingkungan Makro
2.
Lingkungan Mikro
Peluang •Perubahan mode dan gaya hidup masyarakat •Pertumbuhan jumlah penduduk kota bogor •Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat •Perkembangan kemajuan teknologi •Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestic
Ancaman •Kenaikan harga bahan baku •Persaingan dengan usaha sejenis
•Tingkat persaingan dalam industri Tas mode tinggi •Kekuatan tawar menawar konsumen tinggi •Kekuatan tawar menawar pemasok tinggi
51
5.4
Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang,
selanjutnya dilakukan perumusan strategi. Perumusan strategi meliputi tiga tahapan yaitu tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan keputusan. 5.4.1 Tahap Masukan Tahap masukan merupakan tahap untuk memasukkan hasil analisis dan identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. hasil analisis dan identifikasi lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan akan disusun kedalam matriks IFE. Sedangkan hasil analisis dan identifikasi kondisi internal dan eksternal berupa peluang dan ancaman akan disusun kedalam matriks EFE. 1. Analisis Matriks IFE Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari faktor-faktor
internal
yang
terdapat
pada
perusahaan.
Matriks
IFE
menggambarkan kondisi internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dihitung berdasarkan rating dan bobot yang diambil kuesioner dari 3 orang yang terdiri dari Pemilik, Manajer Operasional dan Supervisor dari Sumber Tas. Penghitungan kuesioner ini diambil rata-ratanya dari kedua responden. Tabel 14, menunjukkan matriks IFE yang menganalisis 11 faktor sukses kritis yang terdiri dari enam kekuatan dan lima kelemahan. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE pada Tabel 14, menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah Lokasi Sumber Tas yang Strategis, dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,309 sedangkan kelemahan utama adalah Belum memiliki Merek sendiri dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0,079 dan diperoleh total bobot skor sebesar 2,011. Hal ini menunjukkan bahwa Sumber Tas memiliki Kondisi internal Perusahaan Rata-rata atau sedang dalam menggunakan kekuatan untuk mengatasi Kelemahankelemahan yang ada.
52
Tabel 14. Hasil analisis matriks IFE Faktor Internal Kekuatan: A. Lokasi Sumber Tas yang strategis B. Pelayanan konsumen yang memuaskan C. Kualitas produk terjaga D. Ketersediaan modal E. Inovasi produk F. Area parkir yang memadai Kelemahan: G. Belum memiliki merek sendiri H. Belum memiliki layanan penjualan melalui internet I. Tenaga kerja tidak terspesialisasi J. Penggunaan Website belum optimal K. Kegiatan promosi kurang gencar Total
Total Skor 0,309 0,266 0,225 0,232 0,280 0,209 0,079 0,085 0,094 0,110 0,120 2,011
Sumber : Data primer, diolah September, 2010
2. Analisis Matriks EFE Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor eksternal perusahaan. Matriks EFE menggambarkan kondisi eksternal perusahaan yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihitung berdasarkan bobot yang diambil kuesioner dari 3 orang Sumber Tas Bogor. Pemberian bobot pada Matrik EFE sama seperti pemberian bobot pada Matrik IFE. Penghitungan kuesioner ini diambil rata-ratanya dari ketiga responden. Tabel 15, menunjukkan matriks EFE yang menganalsis 9 faktor sukses kritis yang terdiri dari empat peluang dan lima ancaman. Tabel 15. Hasil analisis matriks EFE Faktor Eksternal Peluang: A. Perubahan mode dan gaya hidup masyarakat B. Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor C. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor D. Perkembangan kemajuan teknologi Ancaman: E. Tingkat persaingan dalam industri tas mode tinggi F. Kenaikan harga bahan baku G. Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi H. Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi I. Persaingan dengan usaha sejenis Total
Total Skor 0,317 0,248 0,297 0,231 0,222 0,189 0,190 0,194 0,129 2,017
53
Sumber : Data primer, diolah September, 2010
Berdasarkan hasil analisis matriks EFE pada Tabel 15, menunjukkan bahwa faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah Perubahan Mode dan gaya hidup Masyarakat, dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,317 sedangkan Ancaman utama adalah Persaingan dengan usaha sejenis, dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0,129. Dan diperoleh total bobot skor sebesar 2,017. Hal ini menunjukkan bahwa Sumber Tas Berada pada kondisi Rata-rata atau Sedang dalam merespon terhadap peluang dan ancaman yang ada. 5.4.2 Tahap Pencocokan Tahap
pencocokan
merupakan
tahap
untuk
merumuskan
strategi
berdasarkan hasil analisis dan identifikasi akan kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang telah terkumpul. Pada tahap pencocokan model yang akan digunakan dalam perumusan strategi adalah matriks IE (Internal Eksternal) dan matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunities-Threat). 1. Matriks IE Matriks IE merupakan perpaduan dari skor terbobot matriks IFE dan skor terbobot matriks EFE yang dipetakan sehingga diketahui posisi perusahaan. berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan matriks IFE diperoleh bobot skor sebesar 2,011 dan hasil analisis faktor eksternal menggunakan matriks EFE diperoleh bobot skor sebesar 2,017. Hasil pemetaan pada matriks IE dapat dilihat pada Gambar 7. Skor Total IFE Kuat
Rata-rata
4.0 Tinggi
3.0
Lemah 2.0
1.0
I
II
III
3.0
IV
V
VI
2.0
VII
VIII
IX
Total
Skor Menengah EFE
Rendah 1.0
54
Gambar 7. Hasil analisis matriks IE Sumber Tas dalam pemasarannya menempati posisi dalam sel V. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Hold and Maintain (mempertahankan dan memelihara). Strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang terbanyak dilakukan untuk tipe-tipe divisi ini. Strategi yang dapat dilakukan berdasarkan lingkungan internal dan eksternal perusahaan, berupa strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar adalah mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi ini dapat dilakukan dengan melakukan promosi yang lebih gencar. Promosi tersebut dapat berupa promosi melalui media iklan televisi, koran majalah, radio, bioskop, ikut serta dalam setiap pameran serta ikut berpartisipasi menjadi sponsorship dalam kegiatan kemahsiswaan. Strategi pengembangan produk merupakan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk atau jasa yang ada sekarang. Strategi ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas tas sehingga tidak terjadi perubahan kualitas produk, menciptakan produk baru dan menambah variasi model lain sehingga konsumen tidak merasa bosan terhadap model tas di Sumber Tas. 2. Matriks SWOT Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang diperoleh melalui audit internal dan eksternal, dapat diformulasikan alternatif strategi yang diambil. Formulasi strategi ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 16. Alternatif strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut :
55
Tabel 16. Hasil analisis matriks SWOT Kekuatan (S) Faktor Internal
1. Lokasi Sumber Tas yang strategis 2. Pelayanan konsumen yang memuaskan 3. Kualitas produk terjaga 4. Ketersediaan modal 5. Inovasi produk 6. Area parkir yang memadai
Kelemahan (W) 1. Belum memiliki merek sendiri 2. Belum memiliki layanan penjualan melalui Internet 3. Tenaga kerja tidak terspesialisasi 4. Penggunaan website belum optimal 5. Kegiatan promosi kurang gencar
Faktor Eksternal
Strategi S-O
Strategi W-O
1. Perubahan mode dan gaya hidup masyarakat 2. Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor 3. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor 4. Perkembangan kemajuan teknologi
1. Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang di pusat perbelanjaan (S1,S4,S5,01,02, 03)
Ancaman (T)
Strategi S-T
1. Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media dan website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional. (W4,W5,01,02) 2. Memberikan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah (W2,W3,W3,W4,04) Strategi W-T
Peluang (O)
1. Tingkat persaingan dalam industri Tas Mode tinggi 2. Kenaikan harga bahan baku 3. Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi 4. Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi 5. Persaingan dengan usaha sejenis
1. Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok (S2,S3,S4,S5,T1,T3,T4) 2. Melakukan efisiensi biaya produksi agar dapat menekan biaya seminimal mungkin sehingga berpengaruh terhadap penurunan harga jual (S3,S4,S5,T1,T2,T3,T5)
1. Meningkatkan fasilitas berupa memiliki layanan penjualan melalui Internet dan mengoptimalkan penggunaan Website. (W1,W2,W3 ,T1,T3, T5)
v Strategi S-O (Strength-Opportunity) Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi S-O yaitu:
56
1. Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi seperti membuka outlet atau stand-stand di pusat perbelanjaan. Hal ini dilakukan agar jangkauan
untuk
menyampaikan
produk
ke
masyarakat
luas
dapat
tersampaikan. Kualitas produk dan pelayanan serta tersedianya modal menjadi kekuatan bagi Sumber Tas untuk memperluas pangsa pasarnya. Strategi ini didukung oleh pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk, perubahan pola dan gaya hidup masyarakat serta peningkatan pendapatan masyarakat kota Bogor. v Strategi W-O (Weakness-Opportunity) Strategi W-O adalah strategi yang menggunakan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan. Ada beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-O yaitu: 2. Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional. Strategi ini berupa mengoptimalkan promosi melalui media iklan baik cetak maupun elektronik untuk meraih pangsa pasar lebih besar. Meningkatkan sponshorship
event-event
dan
kegiatan
kemahasiswaan
merupakan suatu strategi untuk menarik banyak konsumen dan untuk membidik konsumen mahasiswa dan masyarakat bogor pada umumnya. Selain itu, pemberian diskon merupakan bentuk promosi penjualan untuk menarik konsumen dan memberi penghargaan. Perusahaan harus lebih berupaya dalam mempromosikan produknya untuk menarik perhatian konsumen dan tetap menjadi pelanggan dari Sumber Tas agar dapat meningkatkan penjualannya. 3. Memberikan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah. Strategi ini dilakukan agar meningkatkan kualitas SDM dalam hal pendidikan berupa pendelegasian yang jelas dan terarah
serta pelatihan dalam penggunaan
teknologi seperti website. v Strategi S-T (Strenght-Threat) Strategi ini bertujuan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman–ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan-kekuatan internal yang ada. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan pada strategi S-T yaitu:
57
4. Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok. Meningkatkan loyalitas konsumen terhadap suatu perusahaan sangat penting sehingga perusahaan harus memberikan yang terbaik untuk konsumen baik dari segi kualitas produk maupun pelayanannya. Begitupun dengan pemasok yang menyediakan kebutuhan barang dan bahan baku yang berkualitas. Oleh karena itu perusahaan harus menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga kualitas bahan baku agar mampu menjamin ketersediaan dan kontinuitas bahan baku. 5. Melakukan efisensi biaya perlu pada semua tahapan operasi agar dapat menekan biaya seminimal mungkin sehingga berpengaruh terhadap penurunan harga jual. Penurunan harga jual ini dilakukan untuk membidik segmen konsumen semua kalangan masyarakat. v Strategi W-T (Weakness-Threat) Strategi W-T adalah strategi dimana perusahaan dapat meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Salah satu alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-T yaitu: Meningkatkan fasilitas berupa memiliki layanan penjualan melalui Internet dan mengoptimalkan penggunaan Website. Strategi ini dilakukan agar memberikan kelengkapan fasilitas yang memadai serta kepercayaan informasi. 5.4.3 Tahap Keputusan Tahap keputusan merupakan tahap untuk menentukan strategi terbaik yang dapat dijalankan perusahaan dari alternatif-alternatif strategi yang diperoleh dari hasil analisis SWOT. Untuk menentukan prioritas strategi tersebut, digunakan alat analisis Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM). Hasil analisis matriks SWOT menghasilkan 4 alternatif strategi yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO, strategi WT. Strategi tersebut akan dimasukkan ke dalam matriks QSPM yang akan diestimasi dengan bobot dan Attractive Score (AS). Penjabaran dari strategi-strategi tersebut berdasarkan hasil analisis QSPM adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang di pusat perbelanjaan.(TAS = 5,015)
58
b. Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional. (TAS = 5,564) c. Memberikan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah. (TAS = 4,945) d. Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok. (TAS = 4,847) e. Melakukan efisiensi biaya produksi
agar dapat menekan biaya seminimal
mungkin sehingga berpengaruh terhadap penurunan harga jual. (TAS = 4,863) f. Meningkatkan fasilitas berupa memiliki layanan penjualan melalui internet dan mengoptimalkan penggunaan Website. (TAS = 5,369) Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi WO yaitu Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional. Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan penjualan yang selama ini belum mencapai target penjualan melalui pemasaran yang lebih efektif. Sumber Tas yang dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat harus mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki berupa terjaganya kualitas produk. Bagaimanapun terjaganya kualitas suatu produk, tetapi apabila tidak dikenal maka produk tersebut mungkin tidak dapat dibeli oleh konsumen, karena mereka tidak mengetahui informasi-informasi yang berhubungan dengan keunggulan ataupun kelemahan produk yang ditawarkan. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha mempengaruhi konsumen baru maupun mempertahankan konsumen lama untuk menciptakan permintaan atas produk. Usaha tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan promosi yang efektif. Berdasarkan empat alternatif strategi, bauran pemasaran yang harus ditingkatkan dan menjadi prioritas adalah strategi promosi yang baru. Strategi ini berupa mengoptimalkan promosi melalui media iklan baik cetak maupun
59
elektronik untuk meraih pangsa pasar lebih besar. Meningkatkan sponshorship event-event dan kegiatan kemahasiswaan merupakan suatu strategi untuk menarik banyak konsumen dan untuk membidik konsumen mahasiswa. Selain itu, pemberian diskon
merupakan bentuk promosi penjualan untuk menarik
konsumen dan memberi penghargaan. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap pencapaian target penjualan pada Sumber Tas.
60
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi bauran pemasaran yang telah dilakukan oleh Sumber Tas adalah meliputi 4 P : Strategi product yaitu selalu menciptakan model-model tas yang inovatif, Strategi price yaitu memberikan diskon yang sangat menarik diantaranya yaitu 10% sampai 20%, Strategi place yaitu memiliki lokasi yang sangat strategis yaitu berada di pusat keramaian seperti Mall Ekalokasari dll, Strategi promotion yaitu Iklan melalui radio, sepanduk, surat kabar, majalah mode dan potongan harga pada produk tertentu. 2. Berdasarkan analisis lingkungan internal dengan matriks IFE dapat dilihat bahwa Sumber Tas memiliki posisi internal yang Rata-rata atau Sedang dalam menggunakan kekuatan untuk mengatasi Kelemahan-kelemahan yang ada. Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dengan matriks EFE dapat dilihat bahwa Sumber Tas memiliki posisi eksternal yang Rata-rata atau sedang. Berdasarkan total nilai tertimbang pada matriks IFE sebesar 2,011 dan matrik EFE sebesar 2,017 diperoleh gambaran posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE menempati posisi dalam sel V. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Hold and Maintain (mempertahankan dan memelihara). 3. Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran V adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi WO yaitu Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional.
61
2. Saran Berdasarkan hasil penelitian, didapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perkembangan industri tas. Maka peneliti memberi saran dan masukan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan di masa depan. Saran tersebut adalah : 1. Meningkatkan perbaikan kualitas produk maupun pelayanan. 2. Meningkatkan kegiatan promosi melalui iklan radio, Website dan Sponsorship Event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta promosi penjualan berupa pemberian diskon pada moment-moment tertentu secara kesinambungan. 3. Mengevaluasi kartu saran dengan baik dan segera melakukan tindakan untuk melakukan perbaikan-perbaikan. 4. Mengakomodir saran yang sudah diberikan oleh konsumen melalui kartu saran. 5. Segera membuat merek sendiri dengan cara mendaftarkan Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual.
ke kantor
62
DAFTAR PUSTAKA
Arnould, et al. 2002. Consumers. McGraw-Hill Companies, New York. Alatas, H. 2005. Segmentasi konsumen Tas Tajur Berdasarkan Konsep Gaya Keputusan Pembelian. Sekripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Badan Pusat Statistik. 2009. Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2005-2008. Jakarta. Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2008. Kota Bogor dalam Angka 2008. Bogor. Jawa Barat. Dinas Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor. 2009. Arsip Data Kepariwisataan. Bogor. David, F.R. 2006. Manajemen Strategis. Prenhallindo. Jakarta. Kasali, R. 1998. Membidik Pasar Indonesia : Segmentasi, Targeting, dan Positioning. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran (Terjemahan, Jilid 1). Prenhalindo, Jakarta. Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran (Terjemahan, Jilid 2). Prenhallindo, Jakarta. Kotler, P & Armstrong G. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Terjemahan, Jilid 1). Erlangga, Jakarta. Meilawati, E.Y. 2007. Analisis Strategi Pemasaran Restoran Cepat Saji pada Papa Ron Pizza Bogor.[Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Pearce and Robinson. 1997. Strategic Manajement. Binarupa Aksara. Jakarta. (Terjemahan oleh Agus Maulana) Porter, M.E. 1980. Strategi Bersaing. Erlangga. Jakarta. Ratnasari, RD. 2009. Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Alibaba Restaurant, Bogor). Sekripsi Pada Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor Rangkuti, F. 2005. Riset Pemasaran. Cetakan Ketujuh. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Tjiptono, F.1997. Strategi Pemasaran. Cetakan Pertama. Penerbit Andi. Yogyakarta. Umar, H. 2005. Strategi Pemasaran in action. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
63
Umar, H. 2001. Strategic Management In Action. Cetakan Kelima. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. http://women.kapanlagi.com/fashion/tips-and-tricks/3043-12-jenis-taswanita.html http://www.bps.go.id [4 Agustus 2005]
64
LAMPIRAN
65
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN BOBOT DAN RATING FAKTOR STRATEGIS INTERNAL DAN EKSTERNAL INDENTITAS RESPONDEN
Nama Jabatan
: :
Saya sangat berharap agar Bapak/Ibu dapat mengisinya secara objektif dan benar adanya, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian dengan tujuan ilmiah sehingga diperlukan data yang valid dan akurat. Judul penelitian yang telah disetujui adalah:
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA SUMBER TAS BOGOR
Peneliti: Suswanto Hanes H24087029
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR GOGOR 2010
66
Lanjutan lampiran 1 Kuisioner Penentuan Bobot dan Rating Faktor Internal dan Eksternal Petunjuk Pengisian Nilai diberikan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor (vertikal-horisontal) berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya terhadap faktor internal dan eksternal perusahaan. Untuk menentukan bobot setiap faktor digunakan skala 1, 2, dan 3 dengan keterangan skala sebagai berikut : Nilai 1 : jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal. Nilai 2 : jika indikator horisontal sama penting dibandingkan indikator vertikal. Nilai 3 : jika indikator horisontal lebih penting dibanding indikator vertikal Catatan : Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris 1 terhadap kolom 1 dan harus konsisten. 1. Penentuan bobot faktor internal Faktor Penentu A B C D E F G H I J K
A
B
C
D
E
F
G
H
Kekuatan A = Lokasi Sumber Tas yang strategis B = Pelayanan konsumen yang memuaskan C = Kualitas produk terjaga D = Ketersediaan modal E = Inovasi produk F = Area parkir yang Memadai Kelemahan G = Belum memiliki Merek Sendiri H = Belum memiliki layanaan penjualan melalui internet I = Tenaga kerja tidak terspesialisasi J = Penggunaan website belum optimal K = Kegiatan promosi kurang gencar
I
J
K
Total
67
Lanjutan lampiran 1 2. Penentuan bobot faktor eksternal Faktor Penentu A B C D E F G H I
A
B
C
D
E
F
G
H
I
Total
Peluang A = Perubahan Mode dan Gaya hidup Masyarakat B = Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor C = Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor D = Perkembangan kemajuan teknologi Ancaman E = Tingkat persaingan dalam industri Tas Mode tinggi F = Kenaikan harga bahan baku G = Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi H = Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi I = Persaingan dengan usaha sejenis 3. Penentuan Rating (Nilai Peringkat) Faktor Internal dan Eksternal Ketentuan Pengisian 3.1. Alternatif pemberian rating terhadap faktor-faktor strategis internal perusahaan (kekuatan dan kelemahan) adalah sebagai berikut : 3.1.1. Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Kekuatan Petunjuk Pengisian • Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda ( √ ) pada pilihan Bapak/Ibu. • Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini : Skala 4 = Jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 3 = Jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 2 = Jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing Skala 1 = Jika faktor tersebut sangat lemah dibandingkan dengan pesaing
68
Lanjutan lampiran 1 Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi Sumber Tas bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing atau industri-industri yang memproduksi produk sejenis dalam hal faktor-faktor kekuatan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut : No Kekuatan 1 2 3 4 1 Lokasi Sumber Tas Bogor yang strategis 2 Pelayanan konsumen yang memuaskan 3 Kualitas produk terjaga 4 Ketersediaan modal 5 Inovasi produk 6 Area parkir yang memadai 3.1.2. Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Kelemahan Petunjuk Pengisian • Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kelemahan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda ( √ )pada pilihan Bapak/Ibu. • Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini : Skala 1 = Jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 2 = Jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 3 = Jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing Skala 4 = Jika faktor tersebut sangat lemah dibandingkan dengan pesaing Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing atau industri-industri yang memproduksi produk sejenis dalam hal faktor-faktor kelemahan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut : No 1 2 3 4 5
Kelemahan Belum memiliki Merek Sendiri Belum memiliki layanaan penjualan melalui internet Tenaga kerja tidak terspesialisasi Penggunaan website belum optimal Kegiatan promosi kurang gencar
1
2
3
4
3.2. Alternatif pemberian rating terhadap faktor-faktor strategis eksternal perusahaan (Peluang dan Ancaman) adalah sebagai berikut : 3.2.1. Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Peluang
69
Lanjutan lampiran 1 Petunjuk Pengisian • Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada kemampuan usaha dalam meraih peluang yang ada berikut ini dengan memberikan tanda (√ )pada pilihan Bapak/Ibu. • Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut : Skala 1 = Sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut kurang Skala 2 = Rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut rata-rata Skala 3 = Tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut diatas ratarata Skala 4 = Sangat Tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut superior Menurut Bapak/Ibu, bagaimana kemampuan Sumber Tas dalam memanfaatkan peluang sebagai berikut : No Peluang 1 Perubahan Mode dan Gaya hidup Masyarakat 2 Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor 3 Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor 4 Perkembangan kemajuan teknologi
1
2
3
4
3.2.2. Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Ancaman Petunjuk Pengisian • Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada besarnya ancaman usaha dalam mempengaruhi usaha dimasa yang akan datang dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak/Ibu. • Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini : Skala 1 = Sangat Tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut superior Skala 2 = Tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut diatas rata-rata Skala 3 = Rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut rata-rata Skala 4 = Sangat Rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut kurang Menurut Bapak/ibu bagaimana pengaruh faktor ancaman terhadap kondisi perusahaan sebagai berikut : No Ancaman 1 2 3 4 1 Tingkat persaingan dalam industri Tas Mode tinggi 2 Kenaikan harga bahan baku 3 Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi 4 Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi 5 Persaingan dengan usaha sejenis
70
Lampiran 2. Penilaian responden terhadap faktor internal Kekuatan A = Lokasi Sumber Tas yang strategis B = Pelayanan konsumen yang memuaskan C = Kualitas produk terjaga D = Modal tersedia E = Inovasi produk F = Pemberian kartu saran G = Area parkir yang Memadai H = Program call back sebagai bentuk customer relationship Kelemahan I = Belum memiliki Merek Sendiri J = Belum memiliki layanaan penjualan melalui internet K = Pencapaian target penjualan belum stabil L = Tenaga kerja tidak terspesialisasi M = Penggunaan website belum optimal N = Kegiatan promosi kurang gencar 3. Pakar 1, Bagus Muhamad Fathoni (owner) Faktor Penentu A B C D E F G H I J K
A 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2
B 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2
C 3 2 1 2 3 1 2 1 2 2
D 3 3 3 3 2 2 2 1 1 3
E 2 3 1 2 2 2 1 2 1 2
F 2 2 3 3 3 3 1 2 3 3
G 3 3 1 2 2 2 1 2 2 2
H 3 3 3 3 3 1 1 3 2 3
I 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2
J 3 3 2 2 3 2 2 2 2
K 2 3 1 2 2 1 1 2 1 3
Total 26 27 21 22 24 21 17 16 17 19 24 234
Bobot 0.111 0.115 0.090 0.094 0.103 0.090 0.073 0.068 0.073 0.081 0.103 1.000
K 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 3
Total 27 24 24 22 24 21 17 17 23 16 27 242
Bobot 0.112 0.099 0.099 0.091 0.099 0.087 0.070 0.070 0.095 0.066 0.112 1.000
3
4. Pakar 2, Happy Nurmala Meilanie(Menejer Operasional) Faktor Penentu A B C D E F G H I J K
A 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2
B 3 2 2 2 2 1 1 2 1 2
C 3 2 1 2 3 1 2 3 1 3
D 3 2 2 3 2 2 2 2 1 3
E 2 2 1 2 2 2 1 3 2 2
F 2 2 3 3 3 3 1 2 2 3
G 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2
H 3 3 2 3 3 2 1 2 3 3
I 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2
J 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2
71
Lanjutan lampiran 2 5. Pakar 3, Susan (Supervisor) Faktor Penentu A B C D E F G H I J K
A 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2
B 2
C 2 2
2 2 2 2 1 1 2 2 2
D 3 3 3
1 2 3 1 2 1 2 2
3 2 2 2 1 1 3
E 1 3 1 2 2 2 1 2 2 2
F 2 2 3 3 3 3 1 2 3 3
G 3 3 1 2 2 1 1 2 2 2
H 3 3 3 3 3 1 1
I 3 3 3 3 2 3 2 2
3 2 3
J 3 3 2 2 3 2 2 2 2
2 2
2
K Total Bobot 2 24 0.104 3 27 0.117 1 22 0.096 2 22 0.096 2 24 0.104 1 19 0.083 1 17 0.074 2 16 0.070 1 17 0.074 2 19 0.083 23 0.100 230 1.000
Lampiran 3. Penilaian responden terhadap faktor eksternal Peluang A = Perubahan Mode dan Gaya hidup Masyarakat B = Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor C = Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor D = Perkembangan kemajuan teknologi E = Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik Ancaman F = Tingkat persaingan dalam industri Tas Mode tinggi G = Kenaikan harga bahan baku H = Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi I = Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi J = Persaingan dengan usaha sejenis 1. Pakar 1, Bagus Muhamad Fathoni (Owner) Faktor Penentu A B C D E F G H I
A 2 3 2 2 3 3 2 2
B 3 3 2 3 2 2 1 1
C 2 2 2 2 1 2 2 2
D 2 1 2 2 2 3 2 1
E 2 3 2 2 2 3 1 2
F 3 2 3 3 2 2 2 2
G 3 3 3 1 2 2 2 2
H 3 1 3 2 2 3 2 3
I 3 2 2 3 2 2 3 2
Total 21 16 21 17 17 17 20 14 15 158
Bobot 0.133 0.101 0.133 0.108 0.108 0.108 0.127 0.089 0.095 1.000
72
Lanjutan lampiran 3 2. Pakar 2, Happy Nurmala Meilanie (Menejer Operasional) Faktor Penentu A B C D E F G H I
A 2 3 2 2 2 3 2 2
B 3 3 2 2 2 2 1 1
3. Pakar 3, Susan (Supervisor) Faktor Penentu A B A 3 B 2 C 2 3 D 2 2 E 2 3 F 2 2 G 3 2 H 2 1 I 2 3
C 3 2 2 2 2 2 2 3
C 3 2 2 2 1 2 2 2
D 2 1 2 3 2 3 2 1
D 2 1 2 2 2 3 2 1
E 2 3 2 2 2 3 1 2
F 3 2 3 3 2
G 3 3 3 1 2 2
2 2 2
E 2 3 2 2 2 2 1 2
H 3 1 3 2 2 3 2
2 2
F 3 2 2 3 2 2 2 2
I 3 2 2 2 2 2 2 2
Total 22 16 21 16 17 17 19 14 16 158
3
G 3 3 3 1 2 2 2 3
H 3 1 3 2 2 3 2 2
I 2 2 2 2 2 2 3 2
Total 21 16 19 16 17 16 19 14 17 155
Bobot 0.139 0.101 0.133 0.101 0.108 0.108 0.120 0.089 0.101 1.000
Bobot 0.135 0.103 0.123 0.103 0.110 0.103 0.123 0.090 0.110 1.000
Lampiran 4. Rata-rata nilai bobot dan rating faktor strategis internal Nilai Bobot Faktor Strategis Internal faktor Internal A B C D E F G H I J K Total
Bobot Owner Menejer Supervisor Rata-rata 0.078 0.080 0.074 0.077 0.074 0.070 0.074 0.073 0.061 0.063 0.060 0.061 0.063 0.063 0.064 0.063 0.070 0.070 0.070 0.070 0.057 0.059 0.055 0.057 0.048 0.048 0.047 0.048 0.042 0.044 0.042 0.043 0.055 0.057 0.057 0.056 0.057 0.051 0.057 0.055 0.070 0.076 0.070 0.072 1.000
Owner 4 4 3 4 4 3 1 2 2 2 2
Rating Total manajer Supervisor Rata-rata Skor 4 4 4.000 0.309 3 4 3.667 0.266 4 4 3.667 0.225 4 3 3.667 0.232 4 4 4.000 0.280 4 4 3.667 0.209 2 2 1.667 0.079 2 2 2.000 0.085 1 2 1.667 0.094 2 2 2.000 0.110 2 1 1.667 0.120 2.011
73
Lampiran 5, Rata-rata nilai bobot faktor strategis eksternal Nilai Bobot Rata-Rata Faktor Strategis Eksternal faktor Eksternal A B C D E F G H I Total
Owner 0.084 0.068 0.081 0.065 0.065 0.062 0.073 0.065 0.062
Bobot Rating Menejer Supervisor Rata-rata Owner manajer Supervisor Rata-rata 0.091 0.084 0.086 4 3 4 3.667 0.067 0.068 0.068 4 3 4 3.667 0.083 0.079 0.081 4 4 3 3.667 0.061 0.063 0.063 3 4 4 3.667 0.067 0.068 0.067 4 3 3 3.333 0.064 0.063 0.063 3 3 3 3.000 0.070 0.071 0.071 2 3 3 2.667 0.064 0.065 0.065 3 3 3 3.000 0.063 0.068 0.064 1 2 3 2.000 1.000 28.667
Total Skor 0.317 0.248 0.297 0.231 0.222 0.189 0.190 0.194 0.129 2.017
74
Lampiran 6, Kuisioner QSPM KUESIONER PENELITIAN Penentuan Alternatif Strategi Dengan QSPM
INDENTITAS RESPONDEN
Nama Jabatan
: :
Saya sangat berharap agar Bapak/Ibu dapat mengisinya secara objektif dan benar adanya, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga diperlukan data yang valid dan akurat. Judul skripsi yang telah disetujui adalah: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA SUMBER TAS BOGOR
Oleh: Suswanto hanes H24087029
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
75
Lanjutan lampiran 6 Kuisioner penentuan alternatif strategi dengan QSPM Tujuan : Untuk menetapkan kemenarikan relatif (relative attrctiveness) dari alternatifalternatif strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT, guna menetapkan strategi mana yang paling tepat untuk dilaksanakan terlebih dahulu oleh pihak manajemen Sumber Tas dimasa yang akan datang. Alternatif Strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT : 1. Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang di pusat perbelanjaan (Strategi S-O). 2. Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media dan website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional (Strategi W-O). 3. Memberikan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah (Strategi W-O). 4. Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok (Strategi S-T). 5. melakukan efisiensi biaya produksi agar dapat menekan biaya seminimal mungkin sehingga berpengaruh terhadap penurunan harga jual (Strategi S-T). 6. Meningkatkan fasilitas berupa memiliki layanan penjualan melalui Internet dan mengoptimalkan penggunaan Website. (Strategi W-T). Petunjuk Pengisian : 1. Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik dari masing-masing faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) untuk masing-masing alternatif strategi bagaimana tersebut diatas dengan cara memberikan nilai daya tarik. Nilai daya tarik itu adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik. 2. Nilai daya tarik ditetapkan dengan memeriksa setiap faktor penentu eksternal dan internal, satu persatu, dengan mengajukan pertanyaan ”apakah faktor ini mempengaruhi strategi pilihan yang akan dibuat?”. Bila jawaban ini ya, maka anda dapat memberikan nilai daya tarik pada strategi dalam set tersebut. Bila jawaban diatas pertanyaan tidak, anda tidak perlu memberikan nilai daya tarik pada set tersebut, karena faktor penentu tidak mempunyai pengaruh terhadap pemilihan alternatif strategi yang telah dibuat.
76
Lanjutan lampiran 6 Matrik QSPM sumber tas bogor Faktor Kunci
Bobot
Kekuatan 1 Kekuatan 2
0,077 0,073
Kekuatan 3
0,061
Kekuatan 4 Kekuatan 5
0,063 0,070
Kekuatan 6 Kekuatan 7
0,051 0,057
Kekuatan 8 Kelemahan 1 Kelemahan 2
0,051 0,048 0,043
Kelemahan 3 Kelemahan 4 Kelemahan 5 Kelemahan 6 Peluang 1 Peluang 2 Peluang 3 Peluang 4 Peluang 5 Ancaman 1 Ancaman 2 Ancaman 3 Ancaman 4 Ancaman 5 Total
0,053 0,056 0,055 0,072 0.086 0.068 0.081 0.063 0,076 0.067 0.063 0.071 0.065 0,068
Keterangan : Kekuatan 1 Kekuatan 2 Kekuatan 3 Kekuatan 4 Kekuatan 5 Kekuatan 6 Kelemahan 1 Kelemahan 2 Kelemahan 3 Kelemahan 4 Kelemahan 5 Peluang 1 Peluang 2
Strategi 1 AS TAS
Strategi 2 AS TAS
Alternatif Strategi Strategi 3 Strategi 4 AS TAS AS TAS
Strategi 5 AS TAS
: Lokasi Sumber Tas yang strategis : Pelayanan konsumen yang memuaskan : Kualitas produk terjaga : Ketersediaan modal : Inovasi produk : Area parkir yang Memadai : Belum memiliki Merek Sendiri : Belum memiliki layanaan penjualan melalui internet : Tenaga kerja tidak terspesialisasi : Penggunaan website belum optimal : Kegiatan promosi kurang gencar : Perubahan Mode dan Gaya hidup Masyarakat : Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor
Strategi 6 AS TAS
77
Lanjutan lampiran 6 Peluang 3 : Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor Peluang 4 : Perkembangan kemajuan teknologi Ancaman 1 : Tingkat persaingan dalam industri Tas Mode tinggi Ancaman 2 : Kenaikan harga bahan baku Ancaman 3 : Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi Ancaman 4 : Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi Ancaman 5 : Persaingan dengan usaha sejenis Lampiran 7. Matriks QSPM sumber tas bogor. Faktor Kunci Kekuatan 1 Kekuatan 2 Kekuatan 3 Kekuatan 4 Kekuatan 5 Kekuatan 6 Kekuatan 7 Kekuatan 8 Kelemahan 1 Kelemahan 2 Kelemahan 3 Kelemahan 4 Kelemahan 5 Kelemahan 6 Peluang 1 Peluang 2 Peluang 3 Peluang 4 Peluang 5 Ancaman 1 Ancaman 2 Ancaman 3 Ancaman 4 Ancaman 5 Total
Bobot Strategi 1 Strategi 2 AS TAS AS TAS 0.077 3 0.231 4 0.308 0.073 4 0.292 4 0.292 0.061 4 0.244 3 0.183 0.063 4 0.252 4 0.252 0.070 3 0.210 4 0.28 0.051 4 0.204 3 0.153 0.057 2 0.114 3 0.171 0.051 3 0.153 4 0.204 0.048 4 0.192 2 0.096 0.043 2 0.086 4 0.172 0.053 4 0.212 4 0.212 0.056 4 0.224 3 0.168 0.055 2 0.110 4 0.22 0.072 3 0.216 4 0.288 0.086 4 0.344 4 0.344 0.068 4 0.272 3 0.204 0.081 2 0.162 4 0.324 0.063 4 0.252 4 0.252 0.076 4 0.304 4 0.304 0.067 3 0.201 4 0.268 0.063 1 0.063 3 0.189 0.071 3 0.213 3 0.213 0.065 4 0.260 3 0.195 0.068 3 0.204 4 0.272 5.015 5.564
Alternatif Strategi Strategi 3 Strategi 4 AS TAS AS TAS 3 0.231 2 0.154 4 0.292 4 0.292 2 0.122 3 0.183 3 0.189 3 0.189 3 0.210 4 0.280 4 0.204 4 0.204 2 0.114 2 0.114 4 0.204 4 0.204 3 0.144 3 0.144 4 0.172 3 0.129 4 0.212 3 0.159 4 0.224 4 0.224 4 0.220 3 0.165 3 0.216 4 0.288 3 0.258 3 0.258 3 0.204 3 0.204 3 0.243 4 0.324 4 0.252 3 0.189 3 0.228 2 0.152 4 0.268 3 0.201 2 0.126 4 0.252 3 0.213 2 0.142 3 0.195 4 0.260 3 0.204 2 0.136 4.945 4.847
Strategi 5 Strategi 6 AS TAS AS TAS 2 0.154 3 0.231 2 0.146 4 0.292 4 0.244 4 0.244 3 0.189 4 0.252 3 0.210 4 0.280 3 0.153 2 0.102 2 0.114 2 0.114 3 0.153 3 0.153 3 0.144 4 0.192 3 0.129 4 0.172 4 0.212 3 0.159 3 0.168 3 0.168 2 0.110 4 0.220 3 0.216 4 0.288 3 0.258 4 0.344 3 0.204 3 0.204 3 0.243 4 0.324 4 0.252 4 0.252 3 0.228 4 0.304 4 0.268 4 0.268 4 0.252 2 0.126 4 0.284 3 0.213 4 0.260 3 0.195 4 0.272 4 0.272 4.863 5.369
78
Lanjutan lampiran 7 Keterangan : Strategi 1 : Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang di pusat perbelanjaan (Strategi S-O). Strategi 2 : Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media dan website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional (Strategi W-O). Strategi 3 : Memberikan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah (Strategi W-O). Strategi 4 : Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok (Strategi S-T). Strategi 5 : melakukan efisiensi biaya produksi agar dapat menekan biaya seminimal mungkin sehingga berpengaruh terhadap penurunan harga jual (Strategi S-T). Strategi 6 : Meningkatkan fasilitas berupa memiliki layanan penjualan melalui Internet dan mengoptimalkan penggunaan Website. (Strategi W-T).