ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR
Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A 14103540
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
RINGKASAN HAFNANSYAH HARAHAP. Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Pada PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor (Di bawah bimbingan RITA NURMALINA) Pariwisata merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting dimasa yang akan datang, sehingga diramalkan akan terus tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Dorongan untuk melakukan perjalanan wisata selain faktor personal juga disebabkan oleh faktor lingkungan seperti kondisi lingkungan, kondisi sosial budaya dan kondisi ekonomi (Fandeli, 1999). Salah satu sumber dan potensi wisata Indonesia adalah sektor pertanian sebagai kegiatan yang dekat dengan alam serta mempunyai potensi daya tarik wisata tersendiri dan rasa nyaman yang dapat memberikan nilai kepuasan bagi konsumen. Pertanian di sini mempunyai arti yang luas yakni mencakup pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan dan pengolahan hasil-hasilnya. Indonesia banyak memiliki Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW). Sejalan dengan perkembangan kunjungan wisatawan, ODTW dapat dijadikan salah satu andalan pariwisata alam yang diminati oleh wisatawan. Salah satu ODTW yang patut dikunjungi adalah Taman Safari Indonesia (TSI) yang berfungsi sebagai lembaga konservasi eks-situ. Jumlah wisatawan yang mengunjungi TSI pada tahun 2002 sampai 2004 mengalami penurunan, TSI sebagai salah satu bidang usaha yang bergerak di bidang agrowisata harus tanggap dengan keadaan ini. TSI dalam mempertahankan keberadaan perlu untuk menerapkan strategi bauran pemasaran yang tepat. Bagaimana bauran pemasaran yang sedang dijalankan TSI saat ini bisa jadi acuan untuk penentuan bauran pemasaran yang tepat dimasa yang akan datang. Alasan konsumen/pengunjung untuk melakukan kunjungan ke TSI merupakan hal yang sangat penting dalam penerapan strategi pemasaran perusahaan. Hal ini menjadi penting karena pengambilan keputusan konsumen berdampak pada jenis dan bauran pemasaran yang harus dipilih oleh pemasar (Engel, et al. 1995). Untuk itu, penelitian tentang Bagaiman prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan oleh Taman Safari Indonesia perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk Mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh TSI, mengkaji proses pengambilan keputusan pengunjung untuk berkunjung ke TSI dan menentukan prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat bagi TSI. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus (case study), dimana sebagai kasus dipilih Taman Safari Indonesia. Data yang digunakan adalah data primer dan skunder. Data yang diolah merupakan data primer hasil pengisian kuesioner oleh responden dari pihak TSI dengan menggunakan Metode Proses Hirarki Analitik. Hasil pengisian kuesioner dari pengunjung dan strategi pemasaran TSI yang telah dijalankan dianalisis secara deskriptif. Kegiatan strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh PT. Taman Safari Indonesia menggunakan strategi bauran pemasaran (Marketing mix), yaitu terdiri dari strategi produk/jasa (product) perusahaan mencakup lima aspek, yaitu kualitas atraksi wisata, kuantitas jasa yang ditawarkan, merek atraksi wisata,
jumlah hewan dan variasi hewan. Strategi harga (price) yang diterapkan perusahaan adalah harga dilihat dari biaya operasional dan harga dilihat dari harga pesaing. Strategi promosi (promotion) perusahaan memiliki strategi iklan, diskon dan sponsor. Strategi (place)/tempat perusahaan memiliki strategi kemudahan mencapai lokasi, udara, kenyamanan, keindahan alam dan kebersihan. Strategi orang (people) yang dilakukan perusahaan adalah keramahan dan kesopanan, kesigapan melayani pengunjung, pengetahuan karyawan dan jaminan keamanan. Strategi proses (process) perusahaan mencakup kecepatan transaksi, kemudahan pembayaran dan tanggapan terhadap keluhan. Strategi bukti fisik (physical evidence) perusahaan memiliki strategi desain dan layout, fasilitas bermain, luas parkir, fasilitas restoran, sarana toilet dan sarana peribadatan. Pada tahapan proses pengambilan keputusan kunjungan ke TSI, Alasan berkunjung ke TSI adalah untuk berlibur. Manfaat yang dicari yaitu istirahat dari kesibukan sehari-hari. Sumber informasi yang didapat pengunjung bersumber dari teman, yang diperhatikan dari informasi adalah kenyamanan tempat. Sedangkan hal yang diingat dari kunjungan sebelumnya adalah pengalaman yang menyenangkan. Pertimbangan kunjungan adalah adanya berbagai hewan yang dapat dilihat. Kunjungan diputuskan secara berencana. Pengaruh terbesar dalam keputusan adalah anggota keluarga yang sekaligus teman berkunjung. Frekuensi kunjungan 2 sampai 3 kali setahun, biasanya pada hari libur/akhir pekan. Alasan melakukan kunjungan ulang dikarenakan tempat yang nyaman. TSI dalam menyusun strategi mana yang harus diprioritaskan digunakan metode PHA, berdasarkan hasil analisis metode PHA terdapat beberapa alternatif yaitu: 1) Perusahaan memberikan prioritas pertama pada tujuan meningkatkan penjualan tiket dengan tujuan mendapatkan keuntungan pada jangka pendek. Selain itu penjualan tiket ini diperuntukkan untuk menutupi biaya operasional yang sangat besar agar perusahaan tetap bisa beroperasi, 2) Perusahaan memprioritaskan tujuan meningkatkan penjualan tiket dengan strategi faktor promosi, serta sub faktor diskon. Promosi dengan diskon diharapkan dapat meningkatkan penjualan tiket dan menambah keuntungan, 3) Perusahaan memprioritaskan tujuan mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan dengan strategi faktor promosi, serta sub faktor diskon. Dengan pomosi perusahaan melalui diskon diharapkan dapat menarik pengunjung sebanyakbanyaknya ke TSI. Pengunjung dapat melihat TSI yang sebenarnya., sehingga citra perusahaan dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Secara umum perusahaan memprioritaskan tujuan meningkatkan penjualan tiket dengan strategi promosi serta sub faktor diskon. Perusahaan menggencarkan strategi promosi dengan diskon untuk menarik pengunjung datang ke TSI. Berdasarkan hasil penelitian, mengenai proses pengambilan keputusan untuk berkunjung ke Taman Safari Indonesia pada evaluasi alternatif, pengunjung mempertimbangkan dari banyaknya hewan yang dapat dilihat. Berdasarkan hal tersebut, jumlah koleksi hewan di Taman Safari Indonesia harus terus ditambah baik melalui pertukaran dengan kebun binatang lain maupun melalui pengembangbiakan sendiri. Taman Safari Indonesia Indonesia sebaiknya memberikan prioritas utama pada tujuan meningkatkan penjualan tiket terlebih dahulu dengan cara perusahaan melakukan promosi yang lebih gencar. Promosi dilakukan baik melalui media massa maupun media elektronik. Promosi yang dijalankan harus mencakup atraksi
wisata yang ada di dalam Taman Safari Indonesia, agar masyarakat mengetahui bahwa Taman Safari Indonesia tidak hanya menyajikan kebun binatang saja. Promosi melalui fasilitas internet (www.tamansafari.com) yang dapat mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan, jangan hanya berbahasa asing, akan tetapi dibuat juga materi yang memakai bahasa Indonesia. Selain itu, isi dari website tersebut disajikan lebih menarik dan lengkap mengenai perusahaan dan atraksi-atraksi wisata yang ada di Taman Safari Indonesia.
ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR
Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A 14103540
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh: Nama
: Hafnansyah Harahap
NRP
: A14103540
Program Studi
: Ekstensi Manajemen Agribisnis
Judul Skripsi
: Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Pada PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor
Dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Menyetujui Dosen Pembimbing
Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS. NIP. 131 685 542
Mengetahui: Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr. NIP. 130 422 698
Tanggal Kelulusan : 11 Maret 2006
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALIS IS PRIORIT AS S TRATEGI B AURAN PE MASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONE SIA, CIS ARUA, BOGOR” BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN
BOGOR, MARET 2006
HAFNANSYAH HARAHAP A14103540
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Aek Bargot – Tapanuli Selatan pada tanggal 20 Mei 1982, dari ayah bernama Dohar Harahap, SPd dan Ibu bernama Hafsyah Hasibuan. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh penulis dimulai dari SD Negeri 146300 Aek Bargot - Tapanuli Selatan, lulus pada tahun 1994. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Padangsidimpuan dan lulus pada tahun 1997. Kemudian penulis melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMU Negeri 2 Padangsidimpuan. Pada tahun 2000 penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMU Negeri 2 Padangsidimpuan. Tahun 2000 penulis diterima di Program Diploma III Manajemen Hutan Produksi, Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor dan selesai tahun 2003. Tahun 2003 penulis diterima di Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi yang ditulis mengambil topik mengenai “Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Pada PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor”. Penelitian ini
dilakukan
untuk
mengetahui
proses
pengambilan
keputusan
pengunjung/konsumen berkunjung ke Taman Safari Indonesia dan menyusun prioritas bauran pemasaran di PT. Taman Safari Indonesia. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penulisan skripsi serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Bogor, Maret 2006
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tuaku yang tercinta Bapak Dohar Harahap, SPd, Umak Hafsyah Hasibuan dan Anggi-anggiku (Depi Yana, Dian Maya Sari dan Rika Yana), Ompung, Tulang, Nantulang, Uda, Tante dohot koum-koum sisolkot sasudena atas doa, dorongan moril dan materi, kesabaran dan kasih sayang yang tiada henti-hentinya. 2. Ibu Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, masukan dan bantuannya dengan sabar dalam penelitian dan penulisan skripsi ini. 3. Ibu Febriantina Dewi, SE, MM selaku Dosen Penguji Utama dan Bapak Ir. Murdianto, MS selaku Dosen Penguji Komisi Pendidikan pada ujian sidang skripsi penulis. 4. Ibu Ir. Netty Tinaprilla, MM selaku dosen evaluator yang telah memberikan kritik dan masukan pada penulis. 5. Bapak Prof. drh. Dondin Sajuthi, Ph.D sebagai wakil IPB dalam kerjasama dengan TSI dan Bapak Drs. Jansen Manansang sebagai wakil TSI dalam
6. kerjasama dengan IPB yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di PT. Taman Safari Indonesia. 7. Bapak Yulius Suprihanto dan Ibu Nur Samsiah, SE serta seluruh karyawankaryawati PT Taman Safari Indonesia yang telah banyak membantu penulis dalam pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder yang diperlukan untuk penelitian 8. Yusi Resmiasi atas kesediaannya menjadi pembahas dalam seminar skripsi penulis. 9. Buat seorang sosok sederhana (Ira Maryana Dwi Putrani) yang telah setia mendampingi dan selalu memberi perhatian, inspirasi dan bantuan yang sangat tulus, ”kamu benar-benar seorang dewi bagiku”. 10. Iwan Siagian, SP, Epri Junaedi, AMd, dan Abdul Muis Hasibuan, SP atas kerjasama dan bantuan selama melaksanakan penelitian di Taman Safari Indonesia dan penyelesaian skripsi ini. 11. Anwar ”Siladang” Sakti Nasution, AMd, Yonai ”Papajack” Soaloon Gultom, AMd, Sahruddin Nasution, AMd, Solih A., AMd, Wachizin, AMd, Linda S. AMd, Edwin Haposan, SP dan rekan-rekan yang lain yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu. Terima kasih atas segala bantuan dan kerja samanya. 12. Seluruh staf dan dosen pada Program Ekstensi Manajemen Agribisnis IPB yang telah banyak membantu dan menyumbangkan ilmunya selama penulis menjadi mengikuti pendidikan. 13. Semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan skripsi ini, semoga Allah SWT membalas dan memberikan rahmat dan hidayah-Nya.
Skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan kelemahan untuk dianggap sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis dan pembaca
Bogor, Maret 2006
Penulis
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xx
I.
PENDAHULUAN Latar Belakang ...................................................................................... Perumusan Masalah ............................................................................... Tujuan Penelitian ................................................................................... Manfaat Penelitian ................................................................................
II.
III.
IV.
1 4 7 8
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pariwisata (Tourism) ........................................................... Definisi Wisata Agro.............................................................................. Pemasaran Pariwisata ............................................................................ 2.3.1. Fungsi Pemasaran Pariwisata ........................................ 2.3.2. Pentingnya Pemasaran Dalam Pariwisata .....................
9 11 12 14 15
Penelitian Terdahulu .............................................................................
16
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................................ 3.1.1. Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ................. 3.1.1.1. Bauran Produk dan Bauran Pelayanan ............. 3.1.1.2. Bauran Harga (Price) ....................................... 3.1.1.3. Bauran Tempat (Place)/Saluran Distribusi ...... 3.1.1.5. Bauran Orang-Orang/Personel (people) ........... 3.1.1.6. Bauran Proses (Process) .................................. 3.1.1.7. Bauran Bukti Fisik (Physical Evidence) ..........
18 18 19 20 21 23 24 24
3.1.2. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen.......
25
3.1.3. Proses Hirarki Analitik ....................................................
29
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ..............................................
32
METODE PENELITIAN ...........................................................................................Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................
36
...........................................................................................Jenis dan Sumber Data ........................................................................
36
xiv
...........................................................................................Metode Pengumpulan Data ....................................................................
36
...........................................................................................Analisis Data ........................................................................................... 38 4.4. 1. Metode Analisis Dekriptif ............................................... 38 4.4. 2. Analisis Proses Hirarki Analitik...................................... 38 Konsepsi dan Batasan Pengukuran ....................................................... V.
48
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum PT. Taman Safari Indonesia .......................... 5.1. 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan .......................... 5.1. 2. Visi dan Misi PT. Taman Safari Indonesia ................... 5.1. 3. Fungsi Taman Safari Indonesia ....................................... 5.1. 4. Lokasi Perusahaan ........................................................... 5.1. 5. Fasilitas yang ada di Taman Safari Indonesia ................. 5.1. 6. Struktur Organisasi..........................................................
50 50 51 51 53 54 55
VI. STRATEGI BAURAN PEMASARAN PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR 6.1. Produk/Jasa (Product) ................................................................. 6.1. 1. Kualitas Atraksi Wisata................................................... 6.1. 2. Kuantitas Jasa yang di tawarkan ..................................... 6.1. 3. Merek Atraksi Wisata ..................................................... 6.1. 4. Jumlah Hewan ................................................................. 6.1. 5. Variasi Hewan .................................................................
57 57 58 63 64 64
6.2. Harga (Price)...............................................................................
65
6.3. Promosi (Promotion) .................................................................. 6.3. 1. Iklan................................................................................. 6.3. 2. Diskon ............................................................................. 6.3. 3. Sponsor............................................................................
65 66 66 67
6.4. Tempat (Place) ............................................................................ 6.4. 1. Kemudahan Mencapai Lokasi ......................................... 6.4. 2. Udara, Kenyamanan, Keindahan dan Kebersihan...........
67 67 68
6.5. Orang-Orang (People)................................................................. 6.5. 1. Keramahan dan Kesopanan............................................. 6.5. 2. Kesigapan Melayani Pengunjung .................................... 6.5. 3. Pengetahuan Karyawan ................................................... 6.5. 4. Jaminan Keamanan .........................................................
68 68 69 69 70
6.6. Proses (Process) .......................................................................... 6.6. 1. Kecepatan Transaksi ....................................................... 6.6. 2. Kemudahan Pembayaran ................................................. 6.6. 3. Tanggapan terhadap Keluhan..........................................
70 70 71 71
6.7. Bukti Fisik (Physical evidence)...................................................
71
xv
6.7. 1. Desain dan layout ............................................................ 6.7. 2. Fasilitas bermain ............................................................. 6.7. 3. Luas parkir ...................................................................... 6.7. 4. Fasilitas Restoran ............................................................ 6.7. 5. Sarana Toilet ................................................................... 6.7. 6. Sarana Peribadatan .......................................................... VII. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG DAN TAHAPAN PROSES KEPUTUSAN KUNJUNGAN KE TAMAN SAFARI INDONESIA
71 72 72 72 73 73
7.1. Karakteristik Pengunjung ............................................................ 7.1. 1. Jenis Kelamin .................................................................. 7.1. 2. Usia ................................................................................. 7.1. 3. Daerah Asal ..................................................................... 7.1. 4. Tingkat Pendidikan ........................................................ 7.1. 5. Pekerjaan ......................................................................... 7.1. 6. Pengeluaran Rutin Rata-Rata Per Bulan .........................
74 74 75 76 76 77 77
7.2. Tahapan Proses Pengambilan Keputusan Berkunjung ................ 7.2. 1. Pengenalan Kebutuhan.................................................... 7.2. 2. Sumber Informasi ............................................................ 7.2. 3. Evaluasi Alternatif ......................................................... 7.2. 4. Keputusan Kunjungan ..................................................... 7.2. 5. Hasil ................................................................................
79 79 81 83 85 87
VIII. PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PT. TAMAN SAFARI INDONESIA 8.1. Analisis Identifikasi Faktor-faktor Penyusun Strategi Bauran Pemasaran ..................................................................................
91
8.2. Analisis Model Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Bauran Pemasaran Taman Safari Indonesia .................
93
8.3. Analisis Hasil Pengolahan Horisontal PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006 ....................................................... 95 8.3. 1. Analisis Pengolahan Horisontal Elemen Tujuan PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006 .............. 95 8.3. 2. Analisis Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Bauran Pemasaran PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006...................................................................... 96 8.3. 3. Analisis Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Taktik PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, 2006 ......... 99 8.3. 3. 1. Analisis Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Taktik Untuk Tujuan Meningkatkan Penjualan Tiket PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006.......................................... 100 8.3. 3. 2. Analisis Hasil Pengolaha Horisontal Elemen Taktik Untuk Tujuan Mempertahankan dan Meningkatkan Citra Perusahaan...................... 105 8.3. 4. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal PT. Taman Safari
xvi
Indonesi, Cisarua Bogor, Tahun 2006........................... 8.3. 4. 1. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006..........................................
8.3. 4. 2. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Bauran Pemasaran PT. Taman Safari Indonesia, Bogor ............................................ 8.3. 4. 3. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Taktik PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor .............................................................. 8.4. Keterkaitan Antara Alternatif Strategi Bauran Pemasaran Hasil PHA Dengan Tahapan Proses Keputusan Kunjungan ke Taman Safari Indonesia .............................................................................
110
110
111
114
120
IX. KESIMPULAN DAN SARAN 9. 1. Kesimpulan ....................................................................................
123
9. 2. Saran...............................................................................................
125
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. LAMPIRAN ................................................................................................
127 129
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Datang ke Indonesia Tahun 1998 sampai 2004 .................................................................. 1 2. Data Kunjungan Wisatawan ke Obyek Wisata di Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2002 – 2004 ............................................. 2 3. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Taman Safari Indonesia Tahun, 2000 – 2004 ......................................................... 5 4. Nilai Skala Banding Berpasangan .................................................... 41 5. Nilai Indeks Acak ............................................................................. 46 6. Sebaran Jenis Kelamin Responden .................................................. 74 7. Sebaran Usia Responden.................................................................. 75 8. Sebaran Daerah Asal Responden ..................................................... 76 9. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden.......................................... 77 10. Sebaran Jenis Pekerjaan Pengunjung Wisata Taman Safari ........... 77 11. Sebaran Tingkat Pengeluaran Sehari-hari Responden ..................... 78 12. Sebaran Alasan Berkunjung ke Taman Safari Indonesia ................. 79 13. Sebaran Manfaat Yang Dicari Dengan Berkunjung ke Taman Safari Indonesia ................................................................................ 80 14. Sebaran Pengalaman Berkunjung ke Objek Ekowisata lain ............ 81 15. Yang Dirasakan BilaTidak Berkunjung ke Taman Safari Indonesia .......................................................................................... 81 16. Sebaran Sumber Informasi yang Didapat Oleh Responden ............. 82 17. Atribut yang Diperhatikan dari Informasi yang Didapat Mengenai Taman Safari Indonesia................................................... 82 18. Atribut yang Paling Diingat Dari Kunjungan Sebelumnya.............. 83
xviii
19. Atribut Yang Menjadi Pertimbangan Kunjungan ............................ 84 20. Cara Memutuskan Kunjungan ke Taman Safari Indonesia.............. 85 21. Sebaran Sumber Pengaruh Terbesar dalam Keputusan Kunjungan ........................................................... 85 22. Teman Berkunjung ........................................................................... 86 23. Frekuensi Kunjungan ....................................................................... 86 24. Waktu yang Dipilih Untuk Berkunjung ke Taman Safari Indonesia ............................................................... 87 25. Alasan Pengunjung Melakukan Kunjungan Ulang ke Taman Safari Indonesia ............................................................... 88 26. Pertimbangan yang Dilakukan Apabila Taman Safari Indonesia Tutup Untuk Sementara Ketika Pengunjung Datang ....................... 88 27. Hasil Tahap-Tahap Proses Keputusan Kunjungan ke Taman Safari Indonesia, Tahun 2006.......................................... 90 28. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Tujuan Pemasaran Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006 ..................... 95 29. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Bauran Pemasaran PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006............... 96 30. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Taktik untuk Tujuan Meningkatkan Penjualan Tiket PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006 ................................. 100 31. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Taktik untuk Tujuan Mempertahankan dan Meningkatkan Citra Perusahaan PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor, Tahun 2006.............. 106 32. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006 ................................. 110 33. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Bauran Pemasaran PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006............... 111 34. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Taktik PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006 ........................................... 115
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1.
Tujuh Komponen dalam Bauran Pemasaran ...............................
19
2.
Strategi Bauran Pemasaran..........................................................
19
3.
Saluran Pemasaran Barang Konsumsi.........................................
22
4.
Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen..................
25
5.
Proses Keputusan Pembelian ......................................................
26
6.
Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat Pada Tingkat Ketidaksesuaian ..........................................................................
26
7.
Proses Pencarian Internal ...........................................................
27
8.
Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif ..............................
28
9.
Kerangka Pemikiran Operasional................................................
35
10.
Matriks Pendapatan Individu (MPI)............................................
42
11.
Matriks Pendapatan Gabungan (MPG) .......................................
43
12.
Struktur Hirarki Analitik Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Bauran Pemasaran .....................................
94
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1.
Struktur Organisasi Taman Safari Indonesia ..............................
130
2.
Hasil Sintesis Hirarki Prioritas Strategi Bauran Pemasaran yang Paling Tepat ................................................................................
131
3.
Foto – Foto Taman Safari Indonesia ..........................................
132
4.
Kuesioner Proses Keputusan Kunjungan ....................................
133
5.
Kuesioner Proses Hirarki Analitik ..............................................
136
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting
dimasa yang akan datang, sehingga diramalkan akan terus tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Dorongan untuk melakukan perjalanan wisata selain faktor personal juga disebabkan oleh faktor lingkungan seperti kondisi lingkungan, kondisi sosial budaya dan kondisi ekonomi (Fandeli, 1999). Salah satu sumber dan potensi wisata Indonesia adalah sektor pertanian sebagai kegiatan yang dekat dengan alam serta mempunyai potensi daya tarik wisata tersendiri dan rasa nyaman yang dapat memberikan nilai kepuasan bagi konsumen. Pertanian di sini mempunyai arti yang luas yakni mencakup pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan dan pengolahan hasil-hasilnya. Tabel 1. Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Datang ke Indonesia Tahun 1998 - 2004 Tahun kunjungan Jumlah wisatawan mancanegara (orang) Perubahan (%) 1998 4.606.416 1999 4.727.520 2,6 2000 5.064.217 7,1 2001 5.153.620 1,8 2002 5.033.400 -2,3 2003 4.467.021 -11,3 2004 5.321.165 19,1 Rata-rata 4.910.479 2.8 Sumber : BPS, 2005 Jumlah Wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia mulai dari tahun 1998 sampai tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 1. Wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia tujuh tahun terakhir terus meningkat dari tahun ke tahun, kecuali tahun 2002 dan 2003.
Tahun 2002 Wisatawan
2
mancanegara yang datang ke Indonesia mengalami penurunan sebesar 2,3 persen dan tahun 2003 turun sebesar 11,3 persen, hal ini disebabkan karena kurang stabilnya keamanan, ekonomi dan politik dalam negeri (BPS, 2005). Tabel 2. Data Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata di Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2002 – 2004 No
Obyek Wisata
Jumlah wisatawan (Orang) Tahun 2002 2003 2004 1 Taman Safari Indonesia 1.033.693 843.716 729.803 2 Telaga Warna 63.058 49.778 49.778 3 Wisata Agro Gunung Mas 67.561 141.910 162.840 4 Panorama Alam Riung Gunung 3.480 8.433 6.451 5 Curug Cilember 60.191 89.949 104.377 6 Taman Rekreasi Lido 10.110 24.784 18.599 7 Wana Wisata Bodogol 232 4.746 4.460 8 Curug Nangka 27.624 29.587 36.108 9 Curug Luhur 27.430 25.589 4.542 10 Curug Cikaracak 3.739 11 Bumi Perkemahan Sukamantri 9.207 8.300 12 Air Panas Gse 2.689 8.005 5.979 13 Curug Cigamea 4.069 10.160 9.398 14 Curug Seribu 366 3.900 4.579 15 Curug Ngumpet 619 4.916 5.074 16 Bumi Perkemahan Gn Bunder 3.106 24.973 39.303 17 Goa Godawang 2.780 6.278 6.100 18 Air Panas Ciseeng 23.106 64.116 18.753 19 Sirkuit Sentul 261.017 202.302 67.448 20 Air Panas Gn Pancar 33.593 48.676 51.602 21 Taman Buah Mekar Sari 34.192 59.982 81.223 22 Kawah Ratu 6.224 23 Penangkaran Rusa Giri Jaya 154.094 63.748 32.460 24 Taman Bunga Melrimba 20.820 43.748 47.023 2.890 25 Batu Tulis Ciaruteun 2.405 26 Prasasti Pasir Angin 1.400 27 Inagro 2.402 2.063 5.956 28 Kawah Hiatam Gn Pancar 2.408 2.408 29 Wana Wisata Citamiang Jumlah 1.836.235 1.790.278 1.516.349 Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor, 2005 Data kunjungan Wisatawan di wilayah Kabupaten Bogor pada tahun 2002 sampai 2004, dilihat secara keseluruhan cenderung menurun. Pada tahun 2002
3
jumlah keseluruhan pengunjung 1.836.235 orang, pada tahun 2003 cenderung menurun dengan jumlah 1.790.278 orang dan tahun 2004 juga terus menurun dengan jumlah 1.516.349 orang. Turunnya pengunjung objek wisata disebabkan ketidak stabilan politik, ekonomi dan keamanan (BPS, 2005) Perkembangan
wisata
menyebabkan
persaingan
menjadi
semakin
kompetitif antara tempat wisata, hal ini dapat dilihat pada Tabel 2. Pada tahun 2002 jumlah objek wisata di Kabupaten Bogor yang terdaftar di Dinas Pariwisata berjumlah 22 objek wisata dan pada tahun 2003 berkembang menjadi 25 objek wisata dan tahun 2004 menjadi 29 objek wisata. Berbagai strategi
bauran
pemasaran dapat ditempuh para pelaku bisnis di bidang ini untuk dapat memenangkan persaingan. Untuk dapat bersaing dalam industri kepariwisataan, barang dan atau jasa-jasa perusahaan harus dapat dikenal dengan baik dan dipercaya citranya oleh masyarakat pada umumnya dan konsumen pada khususnya. Sebaliknya apapun produk/jasa yang dihasilkan tidak akan berguna bagi perusahaan apabila konsumen tidak mengetahui keberadaan produk/jasa tersebut. Pemasaran penting dilakukan agar konsumen mengetahui produk/jasa yang diinginkan atau yang dibutuhkan telah tersedia. Indonesia banyak memiliki Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW), baik yang telah diolah maupun yang belum diolah. Sejalan dengan perkembangan kunjungan wisatawan, ODTW dapat dijadikan salah satu andalan pariwisata yang diminati oleh wisatawan. Salah satu ODTW yang patut dikunjungi adalah Taman Safari Indonesia (TSI) yang berfungsi sebagai lembaga konservasi eks-situ. Objek wisata Taman Safari Indonesia (TSI) merupakan perpaduan antara kebun binatang modern dan wisata alam. Taman Safari Indonesia memiliki fungsi
4
yang cukup penting, yaitu berfungsi sebagai lembaga konservasi eks-situ, wahana pendidikan, penelitian dan teknologi konservasi serta tempat rekreasi yang berwawasan lingkungan. Perkembangbiakan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor dilakukan untuk menyelamatkan sumberdaya genetik dan populasi satwa, dimana Taman Safari Indonesia tetap menjaga kemurnian jenis, menjaga keanekaragaman genetik dan menjaga ketersediaan sumber daya jenis satwa secara lestari. Taman Safari Indonesia yang dibangun sejak tahun 1986 adalah “Taman Margasatwa Terbuka” satu-satunya di Indonesia yang memperagakan satwa-satwa langka dari seluruh dunia di dalam suasana yang mendekati habitat alaminya (Divisi Humas TSI, 2005). Selain itu, TSI memiliki lokasi yang cukup strategis karena jarak yang cukup dekat dengan wilayah Jabotabek. Hal ini menjadikan TSI merupakan salah satu objek wisata yang cukup penting di Indonesia. 1. 2.
Perumusan Masalah Potensi wisata yang memadukan kebun binatang dan wisata alam sering
belum diandalkan sebagai suatu aset yang mampu mendatangkan penghasilan. Banyak potensi wisata alam yang belum tergarap secara optimal, padahal kawasan wisata alam dapat mendatangkan penghasilan yang cukup besar, membuka peluang usaha dan kerja, serta dapat berfungsi sebagai sarana hiburan, menjaga kelestarian alam serta perlindungan dan pelestarian populasi jenis hewan yang terancam punah karena kehilangan habitat. Kebutuhan
masyarakat
akan
rekreasi
alam
terbuka
menciptakan
persaingan yang tinggi pada objek wisata di daerah Bogor. Masing-masing bidang usaha
pariwisata
menawarkan
keunggulan
dan
daya
tariknya
untuk
5
mempertahankan dan menarik pengunjung. Bogor memiliki beberapa obyek wisata yang dapat diunggulkan, seperti Taman Safari Indonesia-Cisarua yang menampilkan keanekaragaman hewan dari berbagai negara; Taman Buah Mekarsari-Cileungsi yang berisi beragam buah-buahan dan dapat langsung dikonsumsi oleh para pengunjung; Kebun Raya Bogor yang memiliki koleksi tumbuh-tumbuhan yang ada di Indonesia maupun luar negeri. Selain tempattempat wisata tersebut, masih banyak lagi tempat-tempat wisata di Bogor yang mempunyai keunggulan objek wisata tersendiri. Untuk lebih meningkatkan potensi wisata agar dapat mendatangkan penghasilan perlu adanya strategi pemasaran yang tepat. Tabel 3. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Taman Safari Indonesia Tahun, 2000 – 2004 Tahun 2000 2001 2002 2003 2004
Jumlah Wisatawan (orang) 1.158.383 1.250.403 1.033.693 843.716 729.803
Rata-rata 1.003.199 Sumber: Divisi Humas Taman Safari Indonesia, 2005
Perubahan (%) 7.94 -17.33 -18.37 -13.50 -10.31
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa dari tahun 2000 sampai 2004, jumlah rata-rata kunjungan wisatawan Nusantara ke Taman Safari Indonesia adalah sebesar 1.003.199 orang per tahun dengan penurunan rata-rata sebesar -10.31 persen per tahun. Jumlah kunjungan terbanyak dicapai pada tahun 2001 dengan jumlah wisatawan 1.250.403 orang, dimana terjadi pertumbuhan sebesar 7.94 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2002 sampai 2004 terjadi penurunan jumlah wisatawan sebesar -17.33 persen pada tahun 2002, -18.37 persen pada tahun 2003 dan -13.5 persen pada tahun 2004. Melihat kenyataan
6
tersebut, Taman Safari Indonesia sebagai salah satu bidang usaha yang bergerak di bidang agrowisata harus tanggap dengan keadaan ini. Daerah puncak banyak memiliki tempat wisata, antara lain Lembah Karmel, Kota Bunga, Kebun Raya Cibodas, Apple Green dan Taman Safari Indonesia. Banyaknya jumlah tempat wisata ini menimbulkan ancaman bagi Taman Safari Indonesia mengingat daerah puncak merupakan daerah yang banyak dikunjungi wisatawan untuk berakhir pekan atau mengisi waktu liburan. Walaupun jenis atau bentuk wisata yang ditawarkan oleh masing-masing objek wisata tersebut berbeda-beda, akan tetapi keberadaan objek wisata tersebut menambah alternatif kunjungan wisata bagi para wisatawan yang hendak menghabiskan waktu luang mereka di daerah puncak. Sebagai satu-satunya objek wisata yang memperagakan satwa-satwa langka dari seluruh dunia dengan suasana yang mendekati habitat aslinya di Indonesia dan dengan lokasinya yang sangat strategis, Taman Safari Indonesia sangat berpotensi menjadi lokasi wisata yang menjadi primadona para wisatawan. Hal itu bisa dicapai jika didukung dengan strategi pemasaran yang tepat dan cermat dari pihak pengelola, untuk lebih mengembangkan dan memperkenalkan Taman Safari Indonesia kepada para wisatawan. Pemasaran yang dijalankan perusahaan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat fleksibel, efisien dan efektif dalam mencapai tujuan utamanya yaitu untuk meningkatkan penjualan produk/jasa. Untuk menciptakan permintaan pasar yang akan memperluas pangsa pasar, dalam pelaksanaannya perusahaan perlu mempertimbangkan bauran pemasaran (Marketing mix) yang dipilih.
7
Alasan konsumen/pengunjung untuk melakukan kunjungan ke Taman Safari Indonesia merupakan hal yang sangat penting dalam penerapan strategi pemasaran perusahaan. Hal ini menjadi penting karena pengambilan keputusan konsumen berdampak pada jenis dan bauran pemasaran yang harus dipilih oleh pemasar (Engel, et al. 1995). Untuk itu, penelitian tentang bauran pemasaran di Taman Safari Indonesia sangat diperlukan. Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana strategi bauran pemasaran yang dijalankan Taman Safari Indonesia? 2. Bagaimana proses keputusan berkunjung konsumen/pengunjung ke Taman Safari Indonesia? 3. Bagaiman prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan oleh Taman Safari Indonesia? 1.3.
Tujuan Penelitian 1. Mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Taman Safari Indonesia. 2. Mengkaji proses pengambilan keputusan pengunjung untuk berkunjung ke Taman Safari Indonesia. 3. Menentukan prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat bagi Taman Safari Indonesia.
8
1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai sumber
informasi kepada pihak pengelola dalam menyusun kebijakan dan strategi pemasaran yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan pemasaran dalam penerapan kebijakan dan strategi pemasaran Taman Safari Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan
sebagai bahan
perbandingan bagi penelitian selanjutnya yang terkait dengan industri pariwisata.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Pengertian Pariwisata (Tourism) Arti dari istilah pariwisata belum banyak diungkapkan oleh para ahli bahasa dan pariwisata Indonesia, yang jelas kata pariwisata berasal dari dua suku kata yaitu Pari dan Wisata. Pari yang berarti banyak, berkali-kali dan berputarputar sedangkan wisata berarti berjalan atau berpergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berkeliling. Pariwisata dalam Instruksi Presiden No. 19 Kepariwisataan Tahun 1965, adalah keseluruhan kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan lingkungan hidup yang khas, seperti hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam yang indah dan iklim yang nyaman. Pariwisata dalam Undang-Undang Kepariwisataan No.9 Tahun 1990, diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut (Direktorat Jenderal Pariwisata, 1996). Pariwisata menurut Yoeti (1997), adalah suatu sistem yang merupakan tatanan jaringan proses pengelolaan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, budaya dan teknologi serta kegiatan yang saling mempengaruhi untuk menarik dan melayani wisatawan yang dilakukan oleh pemerintah, kalangan swasta dan masyarakat.
10
Dari keempat batasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pariwisata mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Keseluruhan fenomena alam maupun buatan manusia yang dimanfaatkan untuk wisata. 2. Kegiatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama wisatawan melakukan perjalanan. Ruang lingkup kegiatan pariwisata mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1. Kegiatan yang berhubungan dengan angkutan dari tempat asal wisatawan sampai tempat tujuan, selama di tempat tujuan dan kembali ke tempat asal. 2. Kegiatan yang berhubungan dengan penyediaan pengelolaan dan pengembangan obyek dan daya tarik wisata, sarana dan prasarana wisata. 3. Kegiatan yang berhubungan dengan penyediaan jasa dan informasi tentang obyek dan daya tarik wisata, sarana dan prasarana serta segala sesuatu yang diperlukan wisatawan. Obyek dan daya tarik wisata dalam Undang-Undang Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata atau disebut juga attractions yang berarti segala sesuatu yang memiliki daya tarik, baik benda yang berbentuk fisik maupun non-fisik, maka obyek wisata dan daya tarik wisata dapat berupa : 1. Ciptaan Tuhan (The Creation of god), berwujud keadaan alam serta flora dan fauna. 2. Hasil karya dan budaya manusia (The Creation of Human Being), yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni
11
budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata bahari, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan. 2. 2. Defenisi Wisata Agro Dalam Laporan Akhir Studi Pengembangan Wisata Agro dalam Ekosistem Cekungan Bandung Tahap II tahun 1999, dijelaskan bahwa kata “wisata agro” sebenarnya merupakan terjemahan dari agrotourism, yang pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan tahun 1985 sebagai salah satu bentuk alternatif konsep pembangunan yang dapat memenuhi ketentuan Keppres No. 48 tahun 1983. Definisi wisata agro yang digunakan saat ini sesuai Surat Keputusan
Bersama
antara
No.204/KPTS/HK050/4/1986
dan
Menteri
Pertanian
dan
Menparpostel
No.KM.47/PW.004/MPPT/1986
tentang
koordinasi Pengembangan Wisata Agro. Dalam keputusan tersebut, yang dimaksud
wisata
agro
adalah
suatu
bentuk
kegiatan
pariwisata
yang
memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang agro. Wisata agro dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan (Departemen Pertanian, 2002). Afandi (2001) menyebutkan bahwa ekowisata adalah hal tentang menciptakan dan memuaskan keinginan akan alam, tentang mengeksploitasi potensi wisata untuk konservasi dan pembangunan, dan tentang mencegah dampak negatif terhadap ekologi kebudayaan dan keindahan.
12
Ruang lingkup wisata agro meliputi usaha pertanian dalam arti luas yang terdiri dari peterenakan, perikanan, dan kehutanan. Tetapi dalam kenyataannya, terdapat jenis usaha wisata agro yang dikembangkan secara khusus dan tidak dapat dikategorikan dalam wisata agro. Sub sektor pertanian tersebut adalah kehutanan yang telah dikembangkan secara tersendiri dan jenis wisatanya dikenal sebagai wana wisata. Dengan demikian sektor-sektor yang dapat dikategorikan sebagai wisata agro meliputi pertanian tanaman pangan dan hortikultur, perkebunan, peternakan dan perikanan. 2. 3. Pemasaran Pariwisata Carthy (1981) dalam Asri (1986), berpendapat bahwa pemasaran (marketing) menyangkut perencanaan secara efisien penggunaan sumber-sumber dan pendistribusian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga tujuan kedua belah pihak (produsen dan konsumen) tercapai. Lebih tegas dinyatakan bahwa pemasaran menunjukkan performance kegiatan bisnis yang menyangkut penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen, untuk memuaskan konsumen dan mencapai tujuan produsen. Pemasaran pariwisata adalah proses manajemen dimana organisasi pariwisata nasional dan atau badan-badan usaha wisata dapat mengidentifikasi wisata pilihannya baik aktual maupun potensial, dapat berkomunikasi dengan baik untuk meyakinkan dan mempengaruhi kehendak, kebutuhan, motivasi, kesukaan dan hal yang tidak disukai, baik pada tingkat lokal, regional, nasional atau internasional, serta merumuskan dan menyesuaikan produk wisata secara tepat, dengan maksud mencapai kepuasan optimal wisatawan sehingga dengan begitu dapat meraih sasarannya (Wahab, 1978).
13
Menurut Hamid (1996), pemasaran pariwisata didefinisikan sebagai berikut: -
Proses manajemen yang dilakukan secara sistematis dan terkoordinir, berarti bahwa pemasaran pariwisata dilaksanakan oleh berbagai pihak yang terkait secara terpadu.
-
Kebijakan pemasaran pariwisata dimulai dengan memahami mengenai kebutuhan, keinginan, harapan dan selera dari konsumen atau wisatawan, yang dijadikan sebagai dasar untuk menyusun rencana pengembangan produk wisata. Adapun cara pendekatan yang digunakan dititikberatkan pada pasar.
-
Pemasaran pariwisata pada intinya merupakan komunikasi yaitu komunikasi antara pihak pemasok dan konsumen atau wisatawan, dalam arti bahwa pemasok harus memahami apa yang diinginkan dan dibutuhkan wisatawan, sedang wisatawan harus memahami apa yang dimiliki oleh pemasok. Pemasaran pariwisata dikenal dengan 3 pendekatan, yakni:
1. Pemasaran yang berorientasi pada produk (Produk Oriented) Pendekatan yang beriorentasi pada produk, berarti bahwa kegiatan pemasaran lebih banyak ditekankan pada aset/sumber wisata untuk menarik wisatawan, tanpa/kurang memperhatikan apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan wisatawan. Wisatawan seolah-olah dipengaruhi untuk menikmati produk yang disiapkan sesuai dengan selera dari pemasok. Cara pendekatan ini sering disebut pula dengan cara pendekatan “model lama”.
14
2. Pemasaran pariwisata yang beriorentasi pada pasar (Market Oriented) Dalam cara ini, pengembangan produk wisata yang akan dipasarkan pada motivasi dan keinginan daripada wisatawan, dengan tujuan untuk memuaskan keinginan wisatawan. Pendekatan ini sering disebut dengan pendekatan pemasaran “cara modern”. 3. Pendekatan Destinasi (Destination Oriented) Pendekatan pemasaran pariwisata ini, ditujukan untuk menghadapi pariwisata massal, yang disebabkan adanya perkiraan terjadinya perubahanperubahan sebagai pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan dan tingkat pendidikan dari masyarakat, yang kesemuanya akan mendorong pergerakan manusia besar-besaran ke suatu wilayah. Dengan demikian cara pendekatan ini diarahkan untuk menghindari terjadinya kerusakan lingkungan alam, sosial budaya masyarakat maupun politik. 2. 3. 1. Fungsi Pemasaran Pariwisata Hamid (1996) mengatakan bahwa pemasaran dapat dilihat dari segi kelompok kegiatan, yang mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut : 1. Menemukenali produk wisata, antara lain yang dapat dijual secara menguntungkan, kepada siapa, dimana, melalui siapa, dan dengan harga berapa. 2. Menggugah wisatawan untuk berkunjung ke negara tujuan atau DTW (Daerah Tujuan Wisata) yang dikehendaki wisatawan, melalui kegiatankegiatan seperti pemasangan iklan, poster, penyebaran brosur, dan berbagai alat komunikasi lainnya. Kegiatan ini disebut dengan promosi (Tourist Promotion).
15
3. Mendorong keinginan wisatawan untuk melakukan kunjungan ke negera tujuan atau DTW (Daerah Tujuan Wisata), dengan cara memberikan informasi yang jelas dan benar serta memberikan motivasi dan mengatur wisatawan. 4. Mengatur perencanaan dan menyusun kegiatan (itinerary) yang akan dilakukan
oleh
wisatawan,
berupa
paket
wisata,
dengan
jalan
mengumpulkan informasi dan bahan-bahan untuk mengkoordinasi jasa-jasa yang disediakan, yang harus dikeluarkan oleh wisatawan. 2. 3. 2. Pentingnya Pemasaran dalam Pariwisata Sering timbul pertanyaan mengenai sejauh mana pentingnya pemasaran dalam pariwisata. Menurut Hamid (1996) Pemasaran cukup penting dalam kegiatan pariwisata dikarenakan : 1. Objek dan produk wisata yang dikembangkan sedapat mungkin dapat dimanfaatkan secara terus menerus oleh konsumen/wisatawan dari berbagai pasar. Oleh karenanya informasi mengenai atraksi dan fasilitas wisata yang telah dikembangkan perlu disebarluaskan ke konsumen yang belum mengetahui dan memelihara atau mempertahankan konsumen yang telah menikmati. 2. Agar fasilitas dan jasa-jasa yang ada dapat disesuaikan dengan citra rasa keinginan, harapan wisatawan. Dalam hal ini penelitian dan monitoring sebagai salah satu bagian dari kegiatan pemasaran perlu terus dilaksanakan, agar produk-produk yang akan dikembangkan dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pasar (wisatawan) yang senantiasa berkembang dan berubah terus.
16
3. Dengan semakin meningkatnya standar hidup, pendapatan lebih, ilmu pengetahuan dan teknologi penduduk, telah meningkatkan semakin banyaknya penduduk yang berkeinginan melakukan perjalanan wisata. Mereka menghendaki informasi yang cukup mengenai destinasi yang dapat dikunjungi. 2. 4. Penelitian Terdahulu Penelitian Siringoringo (2004), mengenai promosi pengembangan Kebun Raya Bogor menyimpulkan bauran promosi yang dilakukan Kebun Raya Bogor adalah hubungan masyarakat, publikasi dan promosi penjualan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT untuk memperoleh strategi promosi yang tepat bagi Kebun Raya Bogor yaitu strategi pertumbuhan integrasi horisontal yang menekankan pada peningkatan jenis produk serta jasa. Fhebruanti (2004) yang melakukan penelitian mengenai tingkat kepuasan pengunjung di Taman Safari Indonesia menyimpulkan bahwa indeks kepuasan konsumen yang diperoleh dalam survei pengunjung Taman Safari Indonesia adalah 64 persen. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum, pengunjung cukup puas dengan kinerja yang dilakukan oleh pihak pengelola. Penelitian terdahulu mengenai pariwisata juga dilakukan oleh Rahardjo (2001) yaitu Strategi Promosi Taman Akuarium Air Tawar (TAAT), Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan 70 persen responden sudah melihat adanya promosi. Namun 79 persen responden memperoleh informasi mengenai TAAT melalui anggota keluarga/teman. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi TAAT adalah dana, sumberdaya
17
manusia, karakteristik jasa, karaktersitik pasar dan pesaing dengan prioritas utama adalah karakteristik dana. Analisis mengenai tingkat kepuasan pengunjung dan implikasinya terhadap strategi pemasaran Taman Bunga Nusantara Cipanas yang dilakukan oleh Lestari (2004) dengan menggunakan analisis Importance Performance Analysis (IPA) merekomendasikan beberapa strategi bauran pemasaran. Strategi produk yang direkomendasikan berupa peningkatan koleksi tanaman dan keragaman taman dan aneka taman, menambah jumlah permainan, memperbaiki fasilitas-fasilitas penunjang, dan meningkatkan pelayanan. Strategi harga yang direkomendasikan adalah penetapan harga yang berbeda antara anak-anak dan dewasa, memberlakukan harga khusus untuk hari-hari tertentu. Perbaikan jalan merupakan rekomendasi untuk strtegi tempat. Sedangkan strategi promosi yang dapat dilakukan berupa kegiatan iklan sehingga mampu memberikan informasi yang lebih lengkap kepada pengunjung. Agatha (2005) melakukan penelitian me ngenai respon pengunjung dan implikasi bauran pemasaran Rumah Strawberry. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, Importance Performance Analysis, dan analisis varian ranking dua arah Friedman. Dari hasil analisis diketahui bahwa masih pelu dilakukan perbaikan kinerja di Rumah Strawberry khususnya kinerja karyawan. Selain itu perlu adanya tambahan berbagai fasilitas pelayanan kepada pengunjung. Kelima penelitian terdahulu yang digambarkan di atas meneliti tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan aspek pemasaran objek wisata, yang menawarkan jenis wisata yang berbeda satu sama lain. Hal ini penting untuk dijadikan sebagai bahan pembanding dan dasar pemikiran dalam penelitian ini.
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Kotler (2000), mengemukakan bahwa alat-alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli adalah bauran pemasaran (marketing mix). Sedangkan bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Alat-alat pemasaran ini dikelompokkan menjadi empat kelompok yang disebut empat P dalam pemasaran yaitu; produk (product), harga (price), tempat (place), promosi (promotion). Selain empat P, Booms dan Bitner dalam Kotler (2000) juga menambah tiga P khusus digunakan dalam bidang industri jasa yaitu; personel/orang (people), proses (process), dan bukti fisik (physical evidence). Taman Safari Indonesia termasuk bisnis jasa sehingga bauran pemasarannya tujuh P. Tujuh P bauran pemasaran dapat digunakan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan suatu tempat wisata dalam mencapai tujuan pemasarannya. Masing-masing unsur bauran pemasaran ini berinteraksi satu sama lain dan mereka harus dikembangkan, sehingga dapat saling mendukung dan berinteraksi. Menurut Payne (2001), tiga tingkat interaksi antara unsur-unsur bauran pemasaran yaitu: Konsistensi, dimana ada kesesuaian yang logis dan bermanfaat antara dua atau lebih unsur bauran pemasaran; Integrasi, yang menyangkut interaksi harmonis aktif antara unsur-unsur bauran; Leverage, yang mencakup pendekatan yang lebih canggih dan berkaitan dengan setiap unsur sebaik mungkin untuk mendukung semua bauran pemasaran. Hubungan pemasaran yang efektif
19
didasari oleh pemilihan dan perancangan unsur-unsur bauran pemasaran ini, diilustrasikan dalam Gambar 1. Produk Proses
Harga konsistensi Integrasi Leverage
Promosi
Tempat
Orang
Bukti fisik
Gambar 1. Tujuh Komponen dalam Bauran Pemasaran Sumber : Payne (2001) Keputusan bauran pemasaran harus diambil untuk mempengaruhi saluran perdagangan dan juga konsumen akhir. Seperti ditunjukan pada Gambar 2 berikut: Promosi I Iklan
Perusahaan
produk jasa harga
Usaha penjualan
Saluran Distribusi
Sasaran Pelanggan
Hubungan masyarakat Direct Mail dan Telemarketing
Gambar 2. Strategi Bauran Pemasaran Sumber :Kotler (2000) 3.1.1. 1. Bauran Produk dan Bauran Pelayanan (Product) Kotler (2000), mendefinisikan bauran produk (product mix) adalah rangkaian semua produk dan unit produk yang ditawarkan suatu penjual tertentu pada pembeli. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kesuatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Sedangkan produk menurut Swastha (1995), adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer,
20
pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan Bauran produk suatu perusahaan memiliki lebar, panjang, kedalaman dan konsistensi tertentu. Keempat dimensi produk ini memberikan pegangan untuk mendefinisikan strategi perusahaan. Pengecer harus memutuskan keleluasaan (sempit/lebar) dan kedalaman (dangkal/dalam) ragam produk. Dimensi ragam produk lainnya adalah kualitas barang. Dalam menghadapi persaingan antar pengecer sejenis bauran produk difokuskan terutama dalam ragam dan kualitas produk. 3.1.1. 2. Bauran Harga (Price) Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan (Swastha, 1995). Sedangkan Kotler (2000), menyatakan harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk/jasa, jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk/jasa. Harga pengecer merupakan faktor utama penentuan posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasarannya, ragam produk, pelayanan, serta persaingan. Pengecer harus memperhatikan taktik penetapan harga, pengecer umumnya menetapkan harga yang rendah untuk beberapa jenis produk yang berfungsi sebagai penarik pengunjung. Mereka melakukan obral pada waktu-waktu tertentu dan merencanakan penurunan harga untuk beberapa jenis produk yang perputarannya lambat. Pentingnya harga tergantung dari sifat pembeli, beberapa pelanggan lebih menyukai faktor-faktor kemudahan, meskipun harganya relatif lebih tinggi.
21
Menurut Alma (1998) harga adalah nilai barang yang dapat dinyatakan dengan uang. Pada umumnya ada tiga strategi harga yang dapat diterapkan produsen yaitu : 1. Skimming Price yaitu menetapkan harga yang setinggi-tingginya. Strategi ini
mungkin
apabila
produk
diarahkan
kepada
konsumen
yang
berpenghasilan tinggi, dan produk yang dipasarkan adalah produk baru dan istimewa. 2. Penetration Price yaitu menerobos produk yang banyak dipasaran, perusahaan mencoba merebut pasar dengan menentukan harga yang lebih rendah dari pasaran 3. Strategi harga mengikuti harga pasar yaitu perusahaan menetapkan hargaharga sama seperti harga dipasar karena ada kekhawatiran jika harga diturunkan akan ada perang harga yang sangat berbahaya. Prinsip yang sangat penting bagi suatu perusahaan dalam menetapkan harga adalah menitikberatkan kepada kemauan pembeli untuk harga yang telah ditentukan untuk menghasilkan produk dan menghasilkan laba. 3.1.1. 3. Bauran Tempat (Place) / Saluran Distribusi Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi (Kotler, 2000). Menurut Swastha (1995), saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang dari produsen sampai ke konsumen atau atau pemakai industri. Saluran pemasaran dibagi menjadi empat tingkat untuk barang konsumsi yaitu:
22
1. Saluran nol tingkat atau saluran pemasaran langsung terdiri dari suatu perusahaan manufaktur yang menjual langsung kepelanggan akhir. 2. Saluran satu tingkat; yang terdiri dari suatu perusahaan manufaktur, satu perantara penjualan (misalnya pengecer), konsumen akhir. 3. Saluran dua tingkat; yang terdiri dari satu perusahaan manufaktur, dua perantara penjualan (pedagang besar dan pengecer pengecer), konsumen akhir. 4. Saluran tiga tingkat; yang terdiri dari satu perusahaan manufaktur, tiga perantara penjualan (pedagang besar, pemborong, pengecer), konsumen akhir.
Pengecer Konsumen
Produsen Pedagang besar
Pedagang besar
Pengecer Pemborong
Pengecer
Gambar 3. Saluran Pemasaran Barang Konsumsi Sumber : Kotler (2000) Suatu tempat wisata mungkin berjalan buruk karena beberapa alasan: berada dilokasi yang lalu lintasnya sepi, hanya sedikit orang yang datang kesana. Namun masalah tersebut dapat diatasi misalnya lalu lintas yang sepi dapat diatasi dengan penyediaan sarana transportasi yang baik. 3.1.1.4. Bauran Promosi (Promotion) Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya, karena dengan adanya promosi maka konsumen akan mengetahui hadirnya suatu produk. Promosi juga dapat diartikan sebagai komunikasi. Karena melalui komunikasi yang efektif akan terjadi suatu interaksi yang saling menguntungkan. Menurut
23
Swastha (1995), promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu-arah yang dimuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Menurut Kotler (2000), bauran promosi terdiri dari empat alat utama yaitu iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan penjualan personal. Iklan meliputi setiap bentuk dari penyajian non personal, promosi ide-ide, dan promosi barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang mendapat imbalan dari perusahaan. Promosi penjualan berupa insentif jangka pendek untuk mendorong pembeli maupun penjual suatu produk atau jasa. Setiap tempat wisata harus menggunakan alat promosi yang dapat mendukung dan memperkuat penentuan posisi citranya. 3.1.1.5. Bauran orang-orang/personel (People) Orang (karyawan) merupakan unsur bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk ke tangan konsumen. Kesuksesan pemasaran sangat tergantung pada seleksi pelatihan, motivasi dan manajemen sumber daya manusia. Imej suatu tempat wisata salah satunya diukur dari orang-orang yang memberikan pelayanan pada pelanggan. Perusahaan dalam mempertahankan pelanggan salah satu caranya yaitu dengan meluncurkan serangkaian program yang fokus pada orang-orang di dalam organisasi. Para karyawan dilibatkan dalam proses memulihkan perusahaan melalui pengembangan peningkatan kesadaran akan pentingnya pelanggan. Para karyawan dilatih untuk mengembangkan sikap-sikap baru terhadap para pelanggan dengan menekankan bahwa perusahaan tersebut ingin memuaskan pelanggan. Pentingnya orang dalam pemasaran mengarah pada minat yang lebih besar dalam menarik, memotivasi, melatih dan mempertahankan kualitas
24
karyawan dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan individu. 3.1.1.6. Bauran Proses (Process) Payne (2001), menyatakan bahwa seluruh kegiatan kerja adalah proses. Proses-proses meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan dan rutinitas dimana suatu produk disampaikan kepada konsumen yang diatur dalam manajemen proses. Hal ini melibatkan keputusan kebijakan tentang keterlibatan pelanggan dan keleluasaan karyawan. Manajemen proses ini melibatkan unsur orang yang merupakan salah satu unsur bauran pemasaran, sehingga kedua bauran pemasaran ini saling berinteraksi terutama dalam layanan pelanggan. Apabila proses-proses dalam penyampaian produk tidak diperhatikan, misalnya menyediakan permintaan produk tidak sesuai waktu yang ditetapkan, kelambatan dalam melakukan transaksi, maka akan mengakibatkan tidak puasnya pelanggan. Hal ini menegaskan bahwa kerja sama yang akrab diperlukan antara staf pemasaran dan operasi yang terlibat dalam manajemen proses, misalnya staf pemasaran membuat program “pelatihan senyum” bagi staf operasi untuk layanan dan cepat tanggap terhadap berbagai keluhan pelanggan, sehingga kepuasan pelanggan dapat diciptakan melalui manajemen proses tersebut. 3.1.1.7. Bauran Bukti Fisik (Physical Evidence) Bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan, penyediaan dan pelanggan berinteraksi. Bukti fisik mewakili keputusan kunci mengenai desain dan lay out bangunan. Misalnya, tempat duduk, toilet, tempat ibadah dan sebagainya yang dibutuhkan pengunjung. Bukti fisik
25
berhubungan dengan fasilitas apa yang diharapkan pelanggan sehingga dapat meningkatkan kenyamanan berbelanja selain produk yang diinginkan. Bila fasilitas yang dibutuhkan konsumen di tempat wisata telah tersedia maka tingkat kepuasan konsumen akan meningkat. 3.1.2. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen Variasi-variasi dalam pengambilan keputusan oleh konsumen ditentukan oleh tiga determinan yaitu (1) pengaruh lingkungan, (2) perbedaan individu, dan (3) proses psikologis. Pada akhirnya, pengambilan keputusan konsumen ini akan berdampak pada jenis dan bentuk bauran pemasaran yang dipilih oleh pemasar. Hal ini diperlihatkan pada Gambar 4. Pengaruh Lingkungan Budaya Kelas Sosial Pengaruh pribadi Keluarga Situasi Perbedaan Individu
Proses Keputusan
Proses Psikologis
Sumberdaya konsumen Motivasi dan keterlibatan Pengetahuan Sikap Kepribadian, gaya hidup dan demografi
Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alternatif Pembelian Hasil
Pengolahan informasi Pembelajaran Perubahan Sikap/Perilaku
Bauran Pemasaran
Gambar 4. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen Sumber : Engel, et al, 1995
26
Sementara itu, terdapat lima tahapan dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen. Hal ini dijelaskan pada Gambar 5.
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Pembelian
Hasil
Gambar 5. Proses Keputusan Pembelian Sumber : Kotler, 2000 Engel, et al (1995) menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1.
Pengenalan kebutuhan, didefinisikan sebagai persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual yang memadai untuk mengaktifkan proses keputusan. Pada hakikatnya, pengenalan kebutuhan bergantung pada berapa banyak ketidaksesuaian yang ada di antara keadaan aktual (yaitu situasi konsumen sekarang) dengan keadaan yang diinginkan (yaitu situasi yang konsumen inginkan). Keadaan yang diinginkan
Dibawah ambang
Tidak ada pengenalan kebutuhan
Keadaan aktual
Tingkat ketidaksesuaian
Diatas ambang
Ada pengenalan kebutuhan
Gambar 6. Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat pada Tingkat Ketidaksesuaian Sumber : Engel, et al, 1995
27
Ketika ketidak sesuaian ini melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhanpun dikenali. Gambar 6 mengilustrasikan apa yang terjadi selama pengenalan kebutuhan. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi kemungkinan diaktifkannya suatu kebutuhan tertentu, yaitu keadaan yang berubah, pemerolehan produki, konsumsi produk, dan perbedaan individu. 2.
Pencarian informasi, adalah aktivasi termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan (pencarian internal) atau pemerolehan informasi dari lingkungan (pencarian eksternal). Pencarian internal merupakan peneropongan ingatan untuk melihat pengetahuan yang relevan dengan keputusan yang tersimpan didalam ingatan jangka panjang. Ketika pencarian internal tidak memadai, konsumen mungkin memutuskan untuk mengumpulkan informasi tambahan dari lingkungan. Hal ini diilustrasikan dalam Gambar 7. Pengenalan Kebutuhan
Determinan dari Pencarian Internal: • Pengetahuan yang sudah ada • Kemampuan memperoleh kembali informasi
Pencarian Internal
Pencarian Internal Berhasil? Ya Lanjutkan Dengan Keputusan
Tidak Jalankan Pencarian Eksternal
Gambar 7. Proses Pencarian Internal Sumber : Engel, et al, 1995
28
Seberapa banyak pencarian yang akan terjadi bervariasi antar konsumen dan bergantung pada kesimpulan karakteristik situasi, pasar dan konsumen. 3.
Evaluasi alternatif, merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Gambar 8 menggambarkan komponen dasar dari komponen evaluasi alternatif. Keputusan yang diambil pada awalnya mengenai alternatif mana yang harus dipertimbangkan dan kriteria evaluasi (yaitu atribut) apa yang akan digunakan dalam menilai alternatif-alternatif. Kinerja relatif dari alternatifalternatif yang dipertimbangkan sepanjang kriteria evaluasi pada akhirnya harus dinilai. Penentuan alternatif bergantung pada faktor-faktor situasi sekaligus individu. Begitu juga kriteria evaluasi yang ditentukan oleh pengaruh
situasi,
kesamaan
alternatif-alternatif
pilihan,
motivasi,
keterlibatan dan pengetahuan konsumen. Menentukan Kriteria Evaluasi
Menentukan Alternatif Pilihan
Menilai Kinerja Alternatif
Menerapkan Kaidah Keputusan
Gambar 8. Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif Sumber : Engel, et al, 1995 Untuk pengukuran kriteria evaluasi, sasaran pengukuran yang penting adalah
mengidentifikasi
kriteria
evaluasi
yang
mencolok
dan
memperkirakan saliensi (kepentingan) relatif dari masing-masing kriteria.
29
Untuk menilai kinerja alternatif-alternatif pilihan, konsumen dapat menggunakan cara pengisolasian dan pemakaian isyarat. Unsur terakhir dari proses evaluasi alternatif adalah kaidah keputusan. Kaidah keputusan menggambarkan strategi yang digunakan konsumen untuk menyeleksi alternatif-alternatif pilihan 4.
Pembelian, yaitu keputusan membeli alternatif produk yang telah dievaluasi dan dipilih sebelumnya. Pembelian merupakan fungsi dari dua determinan yaitu niat, pengaruh lingkungan dan/atau perbedaan individu. Nilai pembelian dirujuk menjadi dua jenis yaitu pembelian yang terencana sepenuhnya dan pembelian berdasarkan impuls. Menurut penelitian Rook yang dikutip Engel, et al., (1995) pembelian berdasarkan impuls memiliki karakteristik spontanitas, kekuatan, kompulsi dan intensitas, kegairahan dan stimulasi serta ketidak perdulaian akan akibat. Untuk pengaruh situasi, yang ditekankan adalah menyadari cara dimana pertimbangan situasi ini dapat mempengaruhi pilihan dan untuk menghindari situasi yang tidak menguntungkan seperti kehabisan stok dan peragaan yang tidak memadai.
5.
Hasil merupakan akibat dari konsumsi produk yang telah dibeli dan dapat berupa kepuasan atau ketidakpuasan terhadap produk tersebut.
3.1.3. Proses Hirarki Analitik (PHA) Ketepatan menganalisis masalah dan kemudian menetapkan prioritas adalah suatu hal yang sangat mutlak. Dalam sistem perusahaan yang kompleks, pemi mpin dihadapkan banyak hal, mulai dari perencanaan produksi hingga pemasaran, sedangkan kemampuan yang dimiliki sangat terbatas. Guna menangani
persoalan-persoalan
tersebut
diatas
diperlukan
penyusunan
30
peringkat/prioritas bagi tiap persoalan yang ada. Sehingga dalam jangka pendek, permasalahan yang utama atau yang menduduki prioritas tertinggi akan terpecahkan terlebih dahulu. Proses pemikiran intuitif dituntut dalam menangani permasalahan diatas. Selain menggunakan kemampuan logika yang tepat. Untuk mendukung dalam pemecahan masalah bagi pengambil keputusan, banyak alternatif alat analisis yang dapat digunakan, dengan kekuatan dan kelemahannya. Proses Hirarki Analitik (PHA) yang diuraikan disini, mencoba menjadikan permasalahan yang kompleks dan saling bergantung antara faktor ke dalam kerangka terstruktur yang lebih sederhana. Kerangka ini akan mempermudah dalam menstratifikasikan permasalahan dan informasi yang tersedia. Hasil yang diharapkan akan lebih mencerminkan efisiensi, baik itu efisiensi waktu dan tenaga dalam pengambilan keputusan nantinya. Menurut Saaty (1993), ada dua fokus untuk memecahkan permasalahan : 1) Ancangan deduktif, memfokuskan pada bagian-bagian. 2) Ancangan sistem yang memutuskan pada bekerjanya sistem secara keseluruhan. Kedua fokus tersebut tergabung dalam Proses Hirarki Analitik. Proses Hirarki Analitik pertama kali dikenalkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1970. Proses Hirarki Analitik adalah suatu model yang luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan/kelompok untuk membangun gagasangagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan dirinya. Proses
31
Hirarki Analitik memasukkan pertimbangan-petimbangan untuk menghasilkan skala prioritas relatif. Keuntungan menggunakan Proses Hirarki Analitik adalah : 1. Memberi suatu model tunggal yang sangat mudah untuk dimengerti dan luwes terhadap segala permasalahan. 2. Memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan permasalahan yang kompleks. 3. Dapat menangani saling ketergantungan antar faktor dalam suatu sistem. 4. Melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas. 5. Menuntun ke arah suatu taksiran menyeluruh terhadap kebaikan setiap alternatif. 6. Mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan pemilihan alternatif terbaik berdasarkan tujuan utama yang ingin dicapai. 7. Mensintesis suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda. Permasalahan yang kompleks hanya akan terpecahkan apabila terlebih dahulu dipecahkan menjadi elemen-elemen yang kecil dan kemudian masingmasing elemen disusun berdasarkan pertimbangan dari yang tertinggi sampai yang terendah untuk menghasilkan skala prioritas relatif. Hirarki merupakan alat yang mendasar yang digunakan untuk mengelompokkan berbagai elemen yang homogen ke dalam tingkatan tertentu.
32
Dalam menyusun suatu hirarki, tidak ada batasan/prosedur untuk menempatkan tujuan, kriteria dan kegiatan yang terdapat dalam hirarki. Semuanya bergantung pada tujuan apa yang hendak dicapai dalam menghadapi kompleksnya permasalahan tersebut. Setiap permasalahan, baik itu sosial, ekonomi maupun manajemen, dalam penyusunan hirarki tidak harus sama strukturnya, tetapi dilihat dulu faktor-faktor pendukungnya. Prinsip dasar Proses Hirarki Analitik, yaitu : 1. Penyusunan hirarki (menggambarkan dan menguraikan secara hirarki), yaitu memecah persoalan menjadi unsur-unsur yang terpisah. 2. Penetapan prioritas (pembedaan prioritas), yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya. 3. Konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis. Kelemahan metode Proses Hirarki Analitik, yaitu : 1. Jika rasio inkonsistensi lebih besar dari 10 persen, maka mutu informasi harus diperbaiki dengan memperbaiki penggunaan pertanyaan ketika membuat perbandingan berpasangan dan atau melakukan pengisian ulang kuisioner. 2. Responden adalah yang benar-benar menguasai, mempengaruhi pengambilan kebijakan perusahaan atau mengetahui informasi yang dibutuhkan. Kerangka Pemikiran Operasional Ketepatan menganalisis masalah dan kemudian menetapkan prioritas adalah suatu hal yang sangat mutlak. Dalam sistem perusahaan yang kompleks, pemimpin dihadapkan pada banyak hal, mulai dari pengadaan produk/bahan baku
33
hingga pemasaran. Sedangkan kema mpuan yang dimiliki sangat terbatas. Guna menangani persoalan-persoalan tersebut, diperlukan penyusunan peringkat (prioritas) bagi setiap perusahaan, sehingga dalam jangka pendek, permasalahan yang utama (prioritas) tertinggi akan terpecahkan terlebih dahulu. Persaingan pada industri pariwisata di daerah Bogor semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dengan semakin bertambahnya tempat-tempat objek wisata yang dapat dikunjungi. Tahun 2002 jumlah objek wisata yang terdaftar di Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor sebanyak 22 objek wisata dan pada tahun 2004 berkembang menjadi 29 objek wisata, secara lengkap dapat dilihat di Tabel 2. Persaingan pada industri wisata berpengaruh pada strategi pemasaran perusahaan. Dukungan pemerintah terhadap kegiatan konservasi merupakan suatu pendorong bagi Taman Safari Indonesia untuk tetap beroperasi. Terdapat seperangkat peraturan pemerintah yang dituangkan dalam bentuk undang-undang yang mengatur sesuatu mengenai konservasi satwa khususnya konservasi ex-situ. Diantaranya Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 479/ Kpts11/1998, Peraturan Pemerintah No. 7/1999. Disamping itu pula pemerintah menyiapkan seperangkat peraturan dalam rangka menjaga keseimbangan kawasan Bopunjur (Bogor, Puncak dan Cianjur) yaitu Kepres RI No. 114/1999 tentang Penataan Ruang Kawasan Bopunjur. Peraturan Pemerintah No. 18/1994 tentang pengusahaan pariwisata alam di zona pemanfaatan Taman Nasional, taman hutan raya dan taman wisata . Peraturan dan kebijakan ini juga dapat mempengaruhi strategi pemasaran perusahaan. Dalam merencanakan strategi bauran pemasaran perlu diketahui faktorfaktor apa saja yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam menyusun strategi
34
pemasaran. Hal ini sangat penting untuk melihat faktor apa saja yang paling dominan agar perusahaan dapat mengetahui sejauh mana faktor tersebut berperan dalam penyusunan strategi pemasaran, maka digunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) dengan menyusun suatu struktur hirarkinya. Tujuan jangka pendek Taman Safari Indonesia adalah menjadi model bagi taman satwa dan taman rekreasi lainnya, model disini bermaksud menjadi suatu tempat wisata yang menjadi contoh baik pengelolaan maupun manajemennya. Sebagai perusahaan swasta yang bergerak dibidang pariwisata Taman Safari Indonesia, memiliki tujuan yang paling utama adalah untuk mendapatkan keuntungan, sehingga perusahaan perlu membuat suatu strategi, salah satunya adalah melalui strategi bauran pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran yang dijalankan PT Taman Safari Indonesia yang terdiri dari bauran pemasaran yaitu produk/jasa, harga, promosi, tempat, people, proses dan bukti fisik dianalisis kembali dengan mempertimbangkan persepsi dari konsumen berupa proses pengambilan keputusan dari konsumen/pengunjung. Hal ini penting agar alternatif strategi pemasaran yang akan diperoleh tidak hanya bersumber dari kondisi internal PT. Taman Safari Indonesia saja, namun perlu juga mempertimbangkan faktor eksternal yaitu konsumen. Bauran pemasaran yang ada di Taman Safari Indonesia dianalisis memakai alat analisis PHA sehingga diperoleh alternatif prioritas strategi pemasaran yang paling tepat bagi PT. Taman Safari Indoesia. Hasil penentuan alternatif strategi pemasaran yang paling tepat nantinya akan disampaikan kepada perusahaan sebagai suatu rekomendasi bagi perusahaan. Rekomendasi tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam
35
menjalankan perusahannya. Kerangka pemikiran operasional dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 9.
Persaingan dalam Industri Pariwisata
Peraturan dan Kebijakan Pemerintah
PT. Taman Safari Indonesia
Strategi Pemasaran Perusahaan
Proses Pengambilan Keputusan Konsumen (Deskriptif)
Proses Hirarki Analitik
Alternatif Strategi Pemasaran Perusahaan
Gambar 9. Kerangka Pemikiran Operasional
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus (case study), dimana sebagai kasus dipilih Taman Safari Indonesia. Dengan metode ini diharapkan akan diperoleh gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus tersebut (Nazir, 1988). Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006. 4.2. Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari
wawancara langsung dengan Pimpinan Perusahaan, Bagian
Operasional, Urusan Hubungan Masyarakat dan Pemasaran, Urusan Pelayanan Umum dan Urusan Data dan Informasi. Selain itu data juga diperoleh dari pengunjung Taman Safari Indonesia. Guna memperoleh informasi tambahan sebagai pendukung data yang diperoleh, diadakan pengamatan langsung di lapangan terhadap segala aktivitas perusahaan. Data sekunder diperoleh dari literatur-literatur yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga terkait dengan penelitian, seperti literatur, artikel dan tulisan yang berhubungan dengan topik penelitian. 4.3. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada pihak perusahaan dan pengunjung dengan dipandu oleh penulis. Data sekunder mengenai gambaran umum perusahaan meliputi sejarah perkembangan
37
perusahaan, misi dan tujuan, struktur organisasi, dan jenis produk perusahaan, diambil dari data yang dimiliki oleh perusahaan. Pemilihan responden dari pihak Taman Safari Indonesia dilakukan secara sengaja (purpossive) dengan pertimbangan responden adalah pelaku (individu) yang mempengaruhi pengambilan kebijakan perusahaan, menguasai atau mengetahui informasi yang dibutuhkan. Sedangkan responden dari pengunjung dipilih melalui metode convenience sampling dengan pendekatan non– probability sampling, yaitu ketika responden yang dijadikan sample sedang berada pada lokasi penelitian. Ukuran sample yang diperlukan untuk responden dari pengunjung mengacu pada pendapat Slovin dalam Umar (2003), yaitu: n = N / (1+(Ne 2)) Di mana
: n = ukuran sample N = Ukuran populasi e = Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sample yang masih dapat ditolerir.
Ukuran populasi (N) mengacu pada tingkat kunjungan bulan November 2005 yaitu 72.980 orang dan persen kelonggaran ketidaktelitian (e) ditentukan sebesar 10 persen. n = 72980 / (1+ (72980(0,01)) = 99,86 ˜ 100 Untuk memudahkan perhitungan maka jumlah sample yang diambil dibulatkan menjadi 100 orang. Sampel pengunjung ini dibatasi pada mereka yang telah berusia 17 tahun ke atas karena dianggap mengerti pertanyaan-pertanyaan
38
dalam kuisioner dan telah memiliki aksesibilitas pribadi dalam menentukan lokasi wisata/tempat rekreasi sendiri. Selain itu, mereka juga harus telah mengunjungi Taman Safari Indonesia lebih dari satu kali dan telah menikmati dan menggunakan fasilitas serta sarana yang terdapat di Taman Safari. Satu kuisioner dibatasi untuk satu keluarga karena dianggap keputusan mengenai lokasi wisata atau tempat rekreasi merupakan keputusan bersama sehingga tidak ada perbedaan persepsi antara anggota keluarga yang satu dengan yang lain. Untuk rombongan yang bukan keluarga, kuisioner diberikan pada masing-masing pengunjung. 4.4. Analisis Data Menurut Singarimbun (1989), analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. 4.4. 1. Metode Analisis Dekriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mengolah data demografi pengunjung Taman Safari Indonesia serta proses keputusan kunjungan mereka. Metode ini menggunakan tabulasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan proporsi dari suatu kategori data primer tertentu. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang telah dijalankan perusahaan juga dianalisis secara deskriptif. 4.4. 2. Analisis Proses Hirarki Analitik Alat analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor bagi penyusun alternatif prioritas strategi pemasaran yang tepat pada Taman Safari Indonesia (TSI) adalah dengan pendekatan Proses Hirarki Analitik (PHA) untuk pengambilan keputusan. Menurut Saaty (1980), metode Proses Hirarki Analitik adalah cara menganalisis situasi yang rumit dan tidak terstruktur, mengatur bagian-bagian
39
kedalaman suatu hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang relatif pentingnya setiap variabel, mensintesis berbagai kriteria yang ada guna menetapkan alternatif/pilihan yang memiliki tingkat prioritas paling tinggi serta bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Dalam menerapkan metode Proses Hirarki Analitik, yang diutamakan adalah kualitas dari responden, bukan pada kuantitas tertentu. Data yang diperoleh dari responden kemudian diproses dengan menggunakan program komputer Expert Choice Version 2000. Program ini merupakan program yang disusun oleh Asian Institute of Technology dan Microsoft Co. Kerangka kerja PHA pada dasarnya terdiri dari delapan langkah utama (Saaty, 1993), yaitu : 1. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan persoalan yang diinginkan Hal yang perlu diperhatikan dalam langkah ini adalah penguasaan masalah secara mendalam, karena yang menjadi perhatian adalah pemilihan tujuan, kriteria, kreativitas dan elemen-elemen yang menyusun struktur hirarki. Komponen sistem dalam hirarki dapat diidentifikasi berdasar kemampuan para analisis untuk menemukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam suatu sistem dan dapat dilakukan dengan memperoleh informasi yang relevan dengan masalah yang sedang dihadapi. 2. Membuat struktur dari sudut pandang manajemen secara menyeluruh Penyususnan hirarki berdasarkan pada jenis keputusan yang akan diambil. Setiap set elemen dalam hirarki mendududki suatu tingkat hirarki. Pada tingkat puncak hirarki hanya terdiri dari satu elemen yang disebut fokus,
40
yaitu sasaran keseluruhan yang bersifat luas. Tingkat berikutnya dapat terdiri dari beberapa elemen yang dibagi dalam kelompok yang homogen, yang berjumlah antara lima atau sembilan elemen agar dapat dibandingkan dengan elemen-elemen yang akan diikut sertakan dalam hirarki. Elemenelemen tersebut dapat berupa faktor-faktor, pelaku-pelaku, aktivitas, tujuan, skenario, alternatif dan lain-lain. 3. Menyusun matriks banding berpasangan Dalam matriks ini, pasangan-pasangan elemen dibandingkan berkenaan dengan kriteria di tingkat yang lebih tinggi, dimulai dari puncak hirarki untuk fokus G (Goal), yang merupakan dasar untuk melakukan perbandingan berpasangan antar elemen yang terkait yang ada dibawahnya. Menurut perjanjian, suatu elemen yang ada disebelah kiri diperiksa perihal dominasi atas yang ada di sebelah kiri suatu elemen di puncak matriks (pembanding pertama dilakukan pada level kedua terhadap fokus G). 4. Mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan dari hasil perbandingan berpasangan antar elemen pada langkah 3 Setelah matriks pembandingan berpasangan selesai dibuat, maka langkah berikutnya adalah melakukan pembandingan berpasangan antara elemen pada kolom ke- i dengan setiap elemen pada baris ke- j yang berhubungan dengan fokus G. Pembanding berpasangan antara elemen dilakukan dengan pertanyaan: seberapa kuat elemen baris ke- i didominasi atau dipengaruhi oleh fokus G dibandingkan dengan kolom ke- j. Untuk mengisi matriks banding berpasangan digunakan skala banding yang terlihat pada Tabel 4.
41
Tabel 4. Nilai Skala Banding Berpasangan NILAI
DIFINISI
SKALA Kedua
1
PENJELASAN
elemen
sama Dua elemen mempengaruhi sama
pentingnya
kuat pada sifat itu
Elemen yang satu sedikit Pengalaman 3
lebih
penting
pertimbangan
daripada sedikit menyokong satu elemen
lainnya
diatas lainnya
Elemen yang satu jelas lebih Pengalaman 5
atau
penting dibandingkan dengan dengan elemen yang lain
atau
kuat
pertimbangan
disokong
dan
dominasinya terlihat dalam praktek
Suatu elemen sangat lebih Satu elemen dengan disokong dan penting
7
dibanding
elemen dominasinya terlihat dalam praktek
yang lainnya Satu elemen mutlak lebih Sokongan elemen yang satu atas 9
penting
dibanding
yang lainnya Nilai-nilai 2,4,6,8
elemen yang lain terbukti memiliki tingkat penegasan tertinggi
diantara
pertimbangan
dua Kompromi diperlukan di antara yang dua pertimbangan
berdekatan Kebalikan Bila nilai-nilai diatas dianggap membandingkan antara elemen A nilai-nilai di atas
dan B maka nilai-nilai kebalikan (1/2, 1/3, 1/4, ..., 1/9) digunakan untuk membandingkan kepentingan B terhadap A
Sumber: Saaty, 1980 5. Memasukkan nilai-nilai kebalikan beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama dan dibawah diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya Angka 1 sampai 9 digunakan bila Fi lebih mendominasi atau mempengaruhi sifat G dibandingkan dengan sifat Fj. Sedangkan bila Fi kurang mendominasi sifat G dibandingkan sifat Fj, maka digunakan angka kebalikannya. Matriks dibawah diagonal utama diisi dengan nilai-nilai
42
kebalikannya. Contoh, bila elemen F13 memiliki nilai 6, maka nilai elemen F31 adalah 1/6. 6. Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugus dalam hirarki Pembandingan dilanjutkan untuk semua elemen pada setiap tingkat keputusan yang terdapat dalam hirarki, berkenaan dengan kriteria elemen diatas. Ada dua macam matriks pembandingan yang dipakai dalam PHA, yaitu : a. Matriks Pendapatan Individu (MPI) pada gambar 10, merupakan matriks hasil pembandingan yang dilakukan oleh individu dimana elemennya disimbolkan oleh aij , yaitu elemen matriks baris ke –i dan kolom ke-j. Nilai-nilai dalam MPI dapat diubah-ubah oleh individu yang bersangkutan sehingga diperoleh hasil yang memuaskan, namun apabila ada MPI yang tidak memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi maka MPI tersebut tidak diikutsertakan dalam analisis. G
A1
A2
A3
...
An
A1
a11
a12
a13
...
a1n
A2
a21
a22
a23
...
a2n
A3
a31
a32
a33
...
a3n
...
.
.
.
.
.
...
.
.
.
.
.
An
an1
an2
an3
..
Ann
Gambar 10. Matriks Pendapatan Individu (MPI) Sumber: Saaty, 1980
43
b. Matriks Pendapatan Gabungan (MPG) pada gambar 11, merupakan matriks baru yang elemennya (Gij) berasal dari rata-rata geometrik pendapatan yang rasio inkonsistensinya lebih kecil atau sama dengan 0,1 dan setiap elemen pada baris dan kolom yang sama dari MPI yang satu dengan yang lainnya tidak terjadi konflik. Syarat-syarat MPG yang bebas dari konflik adalah : 1) Pendapatan masing-masing individu pada baris dan kolom yang sama memiliki selisih kurang dari empat satuan antara nilai dari pendapat individu yang tertinggi dengan yang terendah. 2) Tidak terdapat angka kebalikan (resiprokal) pada baris dan kolom yang sama. G
G1
G2
G3
...
Gn
G1
g11
g12
g13
...
g1n
G2
g21
g22
g23
...
g2n
G3
g31
g32
g33
...
g3n
...
...
...
...
...
...
Gn
Gn1
gn2
Gn3
...
gnn
Gambar 11. Matriks Pendapatan Gabungan (MPG) Sumber: Saaty, 1980
Rumus matematika yang digunakan untuk memperoleh rata-rata geometrik adalah : m
Gij = m ∏ (aij )k k =1
Dimana:
Gij
= Elemen MPG baris ke-i kolom ke-j
(aij) k = Elemen baris ke-i kolom ke-j dari MPI ke-k
44
k
= Indeks MPI dari individu ke-k yang memenuhi syarat
m
= Jumlah MPI yang memenuhi persyaratan
m
m
∏
= Perkalian elemen ke- k sampei ke- m
k =1
7. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor prioritas Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya, dan seterusnya. Pengolahan kedua matriks di atas terdiri dari dua tahap, yaitu : a. Pengolahan horisontal bertujuan untuk melihat prioritas suatu elemen terhadap tingkat yang persis berada satu tingkat diatas elemen tersebut, yang terdiri dari tiga bagian, yaitu penentuan vektor prioritas (Rasio Vektor Eigen), uji konsistensi, dan revisi MPI dan MPG yang memiliki rasio inkonsistensi tinggi. Tahapan perhitungan yang dilakukan pada pengolahan horisontal ini adalah : -
Perkalian baris (Z) atau Vektor Eigen (VE) dengan rumus : n
Zi =
n
∏a
ij
(i, j = 1, 2,...., n)
k =1
-
Perhitungan Vektor Prioritas (VP) adalah:
atau Rasio Vektor Eigen
45
n
n
∏a
ij
k =1
VPi =
n
∑ ∏a n
i =1
-
VA = (aij) x VA
dengan VA = (Va i)
VA VPi
dengan VB = (Vb i)
? maks =
1 n
n
∑ vb
i
untuk i = 1, 2, 3,...,n
i =1
Perhitungan Indeks Inkonsistensi (CI) dengan rumus : CI =
-
ij
k =1
Perhitungan nilai Eigen Maks (? maks), dengan rumus :
VB =
-
VP = (VP i), untuk i = 1, 2, 3....., n
n
λmaks − n n −1
Perhitungan Rasio Inkonsistensi (CR) adalah :
CR =
CI RI
RI = indeks acak (random indeks) yang dikeluarkan oleh Oak Ridge Laboratory (Saaty, 1993) dari matriks berorde 1 s/d 15 yang menggunakan sample berukuran 100 (Tabel 5). Nilai rasio inkonsistensi (CR) yang lebih kecil atau sama dengan 10 persen merupakan nilai yang mempunyai tingkat konsistensi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini dikarenakan CR merupakan tolak ukur bagi konsistensi atau tidaknya suatu hasil perbandingan berpasangan dalam suatu matriks pendapat .
46
Tabel 5. Nilai Indeks Acak Orde (n)
Indeks Acak (RI)
Orde (n)
Indeks Acak (RI)
1
0,00
8
1,41
2
0,00
9
1,45
3
0,58
10
1,49
4
0,90
11
1,51
5
1,12
12
1,48
6
1,24
12
1,56
7
1,32
14
1,57
Sumber : Saaty, 1993 b. Pengolahan Vertikal, yaitu menyusun prioritas pengaruh setiap elemen pada tingkat hirarki keputusan tertentu terhadap sasaran utama atau fokus. Apabila CVij didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-i terhadap sasaran utama, maka : CV ij = ∑ CH ij (t , i − 1) x VWt (i – 1)
Untuk :
i = 1, 2, 3,...,n j = 1, 2, 3,...,n t = 1, 2, 3,...,n
Dimana : CHij (t,i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke-i terhadap elemen ke-t pada tingkat diatasnya (i-1), yang diperoleh dari hasil pengolahan horisontal. VWt(i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke- t pada tingkat ke-(i-1) terhadap sasaran utama, yang diperoleh dari hasil perhitungan horisontal.
47
P
= jumlah tingkat hirarki keputusan
r
= jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-i
s
= jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-(i-1)
8. Mengevaluasi konsistensi untuk seluruh hirarki Langkah ini dilakukan dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas-prioritas kriteria yang bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang sama, setiap indeks konsistensi acak juga dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Jika rasio inkonsistensi mempunyai nilai lebih besar dari sepuluh persen, maka mutu informasi harus diperbaiki, antara lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika membuat perbandingan berpasangan atau melakukan pengisian ulang kuesioner. Pengolahan data dari langkah satu sampai enam dilakukan secara manual, sehingga diperoleh matriks pendapat gabungan (MPG). Setelah MPG diperoleh dilanjutkan dengan langkah ketujuh dan delapan dengan menggunakan komputer (expert choice 2000) secara horizontal. Dari hasil olahan komputer ini diperoleh rasio inkonsistensi. Jika rasio inkonsistensi lebih dari 10 persen, maka mutu informasi ditinjau kembali dan diperbaiki, antara lain dengan memperbaiki cara menggunakan menyampaikan pertanyaan ketika melakukan pengisian ulang kuisioner dengan lebih mengarahkan responden yang mengisi kuisioner. Jika rasio
48
inkonsistensi kurang dari 10 persen, maka akan diperoleh prioritas kebijakan yang diutamakan. Pengolahan vertikal didapat setelah pengolahan horisontal. Prioritas inilah yang akan diajukan sebagai alternatif prioritas strategi pemasaran kepada pihak Taman Safari Indonesia. 4.5. Konsepsi dan Batasan Pengukuran 1.
Taman Safari Indonesia (TSI) adalah merupakan perpaduan antara kebun binatang modern dan wisata alam.
2.
Pengunjung adalah orang yang mendatangi atau mengunjungi Taman Safari Indonesia dengan tujuan menikmati fasilitas-fasilitas yang tersedia di Taman Safari Indonesia.
3.
Responden dari pihak Taman Safari Indonesia adalah pelaku (individu) yang mempengeruhi kebijakan di Taman Safari Indonesia, menguasai atau mengetahui informasi yang dibutuhkan.
4.
Responden dari pihak pengunjung adalah pengunjung Taman Safari Indonesia yang telah berusia 17 tahun atau lebih, telah berkunjung ke Taman Safari Indonesia lebih dari dua kali, telah menikmati dan menggunakan fasilitas serta sarana yang tersedia di Taman Safari Indonesia.
5.
Demografi pengunjung meliputi jenis kelamin, usia, daerah tempat tinggal, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan pengeluaran rutin rata-rata per bulan.
6.
Pengeluaran rutin rata-rata adalah biaya hidup yang harus dikeluarkan oleh suatu rumah tangga secara rutin setiap bulan, mencakup makanan dan minuman, transportasi, listrik, telepon, biaya pendidikan, air, internet dan majalah atau koran langganan, tetapi tidak termasuk barang mewah seperti cicilan rumah atau mobil.
49
7.
Tujuan pemasaran pariwisata adalah menjual produk dalam hal ini jasa kepada konsumen (pengunjung).
8.
Bauran Pemasaran yang digunakan dalam penelitian adalah 4P yaitu; produk (product), harga (price), tempat (place), promosi (promotion), dan ditambah 3P yang khusus digunakan dalam bidang industri jasa yaitu; personel/orang (people), proses (process), dan bukti fisik (physical evidence)
9.
Proses Hirarki Analitik (PHA) adalah suatu metode pengambilan keputusan dengan merumuskan masalah kedalam suatu hirarki dan melakukan penilaian dengan cara membandingkan secara berpasangan kedalam suatu matriks pendapat individu.
10.
Elemen merupakan bagian-bagian pembentuk hirarki dan merupakan unsurunsur yang diperbandingkan secara berpasangan dalam bentuk matriks.
V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum PT. Taman Safari Indonesia 5.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Ide dan cita-cita mendirikan suatu taman satwa modern ini datang dari penyayang satwa liar yang tergabung dalam grup Oriental Circus Indonesia (OCI). Kelompok ini dengan berbekal kecintaan dan pengetahuan tentang satwa, berusaha mencari tempat yang ideal untuk dijadikan Home Base (pangkalan) sirkusnya, maka terpilih tempat yang sekarang yaitu Desa Cibeureum. Sejalan dengan perkembangan serta situasi dan kondisi fauna yang ada, maka tercetuslah ide untuk mendirikan taman satwa terbuka dengan tujuan menangkarkan satwasatwa yang ada di Indonesia maupun yang hidup diberbagai penjuru dunia. Untuk mendirikan suatu taman satwa yang berwawasan lingkungan yang berorientasi pada pelestarian lingkungan dan satwa, maka diundanglah perusahaan konsultan dari Jerman dan Amerika Serikat yang telah mempunyai reputasi dalam hal perkebunbinatangan dan pembuatan taman satwa liar. Pembangunan TSI Cisarua Bogor dimulai pada tahun 1981 dan selesai pada tahun 1985. Objek wisata nasional Taman Safari Indonesia yang merupakan perpaduan antara kebun binatang modern dan wisata alam, resmi dibuka untuk umum tahun 1986. Koleksi satwa yang dimiliki saat itu masih tergolong sedikit, hanya sekitar 100 species dari jumlah koleksi satwa sebanyak 400 ekor. Hingga saat ini jumlah koleksi satwa sebanyak 2.636 ekor dari 257 spesies, dimana 50 persennya adalah satwa kelahiran Taman Safari, selebihnya merupakan satwa titipan dari berbagai instansi terkait, seperti PHPA (Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam),
51
penyerahan dari masyarakat sekitar, atau sengaja didatangkan dari kebun binatang luar negeri dengan program pertukaran satwa. Pada tanggal 16 Maret 1990, Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor diresmikan menjadi objek wisata nasional oleh Bapak Menparpostel (Alm. Bapak Soesilo Soedarman) dengan SK Menparpostel Kep.11/U/III/89. Dan sekaligus ditunjuk sebagai Lembaga Konservasi Ex-situ oleh Menteri Kehutanan Republik Indonesia Bapak Ir. Hasjrul Harahap, melalui SK. No. 709/Kpts-II/90, tanggal 6 Desember 1990, diperbaharui SK Menhut No. 242/Kpts-II/1999. TSI juga sebagai Pusat Penangkaran Satwa Langka Indonesia (SK Dirjen PHPA No. 2366/VISek/Kp 90) pada tanggal 20 November 1990 Satwa-satwa yang ada di Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor umumnya merupakan satwa yang dilindungi baik dari Indonesia maupun yang didatangkan dari lima benua. Terdapat beberapa ekor satwa di Indonesia yang keadaannya sangat mengkhawatirkan sehingga perlu campur tangan manusia dalam meningkatkan jumlah populasinya melalui program penangkaran. 5.1.2. Visi dan Misi PT. Taman Safari Indonesia Misi Taman Safari Indonesia adalah menjadi model bagi taman satwa dan taman rekreasi lainnya.Visi Taman Safari Indonesia adalah menjadi taman satwa dan taman rekreasi terkenal di dunia. Moto yang dipakai Taman Safari Indonesia adalah Leading Wildlife Recreational Park in The World 5.1.3. Fungsi Taman Safari Indonesia Seperti halnya kebun binatang lainnya, Taman Safari Indonesia mempunyai beberapa fungsi. Selain sebagai lokasi rekreasi, Taman Safari Indonesia juga aktif dalam membantu usaha perlindungan dan pelestarian populasi
52
jenis satwa yang terancam punah karena kehilangan habitat. Fungsi lainnya adalah meningkatkan ilmu pengetahuan dengan melakukan berbagai penelitian untuk mendukung pelestarian satwa, serta melakukan kampanye, pendidikan dan penyuluhan mengenai konservasi. a. Lembaga Konservasi Ex-situ TSI sebagai Lembaga Konservasi Ex-situ dan Pusat Penangkaran Satwa Langka Indonesia, berusaha memelihara dan mengembangbiakkan satwa liar. Selain itu di TSI juga memliki beberapa unit penangkaran yaitu penangkaran Harimau Sumatera, penangkaran burung, penangkaran Anoa dan penangkaran Macan tutul. TSI juga terlibat dalam program konservasi in-situ bekerjasama dengan PHPA (Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam) membangun pusat pelatihan gajah untuk menampung gajah-gajah liar yang bermasalah, bekerjasama dengan PHPA, YMR (Yayasan Mitra Rhino) dan IRF (Internasional Rhino Foundation) membangun Suaka Rhino Sumatera untuk mengembangbiakkan Badak Sumatera di Taman Nasional Way Kambas Lampung. TSI juga membantu masyarakat dan pemerintah untuk mengatasi konflik antara masyarakat dengan satwa, misalnya gajah dan harimau yang mengganggu ladang dan pemukiman penduduk. Penanganan konflik ini bertujuan untuk menyelamatkan satwa dari pembantaian oleh masyarakat, menyelamatkan masyarakat dari gangguan satwa dan memanfaatkan serta menggunakan satwa tersebut sebagai parent stock untuk program penangkaran. b. Wahana Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi
53
Program pendidikan dilakukan dengan menggunakan sarana leaflet dan bukubuku mengenai satwa liar yang dibagikan kepada masyarakat pada kegiatankegiatan tertentu disamping fasilitas perpustakaan, penyediaan informasi mengenai satwa pada papan-papan petunjuk yang terdapat di sekitar areal TSI, mengunjungi sekolah-sekolah dan memberikan pendidikan konservasi pada murid-murid sekolah dan memberikan kesempatan pada mereka untuk bertemu langsung dan menyentuh satwa liar yang dikoleksi TSI. TSI juga bekerjasama dengan FOKSI (Forum Konservasi Satwa Liar Indonesia) mengadakan kegiatan Safari Trek dimana dalam kegiatan ini pengunjung diberikan informasi mengenai tanaman-tanaman hutan, tumbuhan-tumbuhan bawah yang berkhasiat untuk pengobatan berbagai penyakit, satwa-satwa liar dan lingkungan hidup. Dalam rangka penelitian TSI bekerjasama dengan beberapa universitas serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa atau peneliti untuk mengadakan penelitian di TSI. c. Rekreasi Berwawasan Lingkungan Selain sebagai lembaga konservasi ex-situ dan tempat pendidikan dan penelitian, TSI juga merupakan taman rekreasi satwa yang memberikan hiburan
yang
bersifat
mendidik
melalui
pementasan
satwa
terlatih,
memberikan tempat rekreasi yang berudara sejuk, nyaman dan berbagai fasilitas yang menunjang kegiatan rekreasi seperti penginapan, arena bermain, souvenir shop, serta pusat makanan.
54
5.1.4. Lokasi Perusahaan Objek Wisata Nasional dan Lembaga Konservasi ex-situ Taman Safari Indonesia merupakan salah satu aset nasional di bidang pariwisata. Lokasi Taman Safari Indonesia di Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Daerah TK II Bogor, Jawa Barat yang kini ditempati merupakan bekas perkebunan teh yang sudah tidak produktif lagi. Batas di sebelah selatan adalah kawasan hutan lindung Gunung Gede Pangrango, sebelah barat adalah Citeko, sebelah timur adalah Desa Tugu, dan sebelah utara adalah Desa Cibeureum. Lokasi TSI terletak di Jalan Raya JakartaBandung lebih kurang 80 km dari Jakarta atau 1,5-3 jam dengan kendaraan. Sedangkan dari Bandung sekitar 78 km dan berjarak 24 km dari Kota Bogor, dan 2,5 km dari Jalan Raya Puncak. Kawasan TSI terletak di daerah penyangga Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dengan ketinggian 900-1550 meter diatas permukaan laut, sedangkan jenis permukaan tanahnya adalah andosol coklat yang terbentuk dari batuan vulkanik dari Gunung Gede Pangrango. Pada umumnya kawasan Taman Safari Indonesia bergelombang sampai berbukit dengan kemiringan berkisar 10-50 persen, dan daerah datarnya hanya sekitar 25 persen. 5.1.5. Fasilitas yang ada di Taman Safari Indonesia •
Bagi yang tidak membawa kendaraan disediakan bus safari gratis.
•
30 jenis permainan yang dapat dipergunakan oleh anak-anak maupun dewasa, antara lain rumah hantu, jet coaster, family swing, kereta api mini, sky lift, bumper car, space shutle, flume ride dan lain-lain.
•
Kolam renang
55
•
Panggung atraksi pendidikan/education show: o
Panggung atraksi gajah di depan information.
o
Panggung atraksi aneka satwa di panggung terbuka.
o
Panggung atraksi macan dan singa.
o
Panggung atraksi penerbangan burung pemangsa, singa laut dan lingsang.
•
o
Panggung lumba-lumba.
o
Panggung pertunjukkan Wild-wild West Cowboy show.
o
Pertunjukkan akrobatik, lawak dan sulap di Balai Riung Safari.
Baby Zoo, merupakan tempat berfoto dengan satwa-satwa yang telah jinak, untuk lebih mengenal dan cinta satwa sejak dini. Dilengkapi dengan taman burung, Istana Harimau Putih, koleksi satwa carnivora, taman fosil batu kayu taman Jepang.
•
Restaurant Rain Forest, Restaurant Caravan, Cafetaria dan Souvenir Shop.
•
Pos keamanan, arena parkir yang luas, telepon umum.
•
Reptile and Nocturne House, yang dilengkapi dengan akuarium ikan air tawar dan kawasan satwa primata. Rumah bekantan berarsitektur rumah Kalimantan Selatan, kandang monyet Jepang.
•
Bus Safari serta bus dinosaurus untuk menuju ke air terjun alam “Curug Jaksa”.
•
Cuci cetak foto.
•
Sarana penginapan (Caravan Camping Ground, Safari Lodge, Bungalow).
•
Rumah sakit satwa dengan fasilitas lengkap.
56
•
Pusat penangkaran Harimau Sumatera.
•
Pusat Karantina Permanen.
5.1.6. Struktur Organisasi Taman Safari Indonesia dipimpin oleh Direktur yang membawahi divisi Pemeliharaan dan pembangunan, Divisi Umum, Divisi Humas, Divisi Satwa dan Divisi Rekreasi. Divisi pemeliharaan dan pembangunan bertanggungjawab pada pemeliharaan gedung, pertamanan (kompos dan penanama n), Electrical & Mechanical (bengkel, listrik, las) dan lain-lain (lukis, jahit). Divisi Umum bertugas untuk gudang stock dan Inventaris kantor, personalia (Recruitment, payroll, administrasi), perkantoran (inventarisasi, transportasi, pembelian, cleaning service), dan keamanan. Devisi Humas bertanggung jawab pada pemasaran dan perijinan, pelayanan informasi dan pengadaan (front office, area rekreasi, bungalow, Caravan, Safari Lodge), kesiapan pertunjukan dan kegiatan lain, dan P3K. Divisi satwa membawahi pekerjaan pemeliharaan (hewan buas dan hewan jinak), penangkaran (hewan buas dan hewan jinak), kesehatan (hewan buas dan jinak), dan gudang pembelian dan pakan. Divisi Rekreasi bertanggungjawab kepada semua rekreasi yang ada dilokasi (operator, kebersihan dan pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan lokasi). Gambaran secara mendetail tentang struktur organisasi Taman Safari Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 1.
VI. STRATEGI BAURAN PEMASARAN PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA BOGOR
Taman Safari Indonesia dalam memasarkan jasa pariwisata, telah berusaha menyusun suatu strategi pemasaran yang yang diharapkan dapat meningkatkan keuntungan, yang merupakan tujuan utama setiap perusahaan agar kelangsungan usahanya dapat dipertahankan. PT. Taman Safari Indonesia dalam pemasarannya menggunakan bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari kombinasi produk/jasa (Product), harga (Price), promosi (Promotion), tempat (Place), personel (People), proses (Process) dan bukti fisik (Physical evidence). Perusahaan menggunakan kombinasi ketujuh variabel bauran pemasaran tersebut untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu meningkatkan keuntungan dengan meningkatkan penjualan tiket, mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan. 6.1. Produk/Jasa (Product) Taman
Safari
Indonesia
melakukan
strategi
produk/jasa
dengan
memperhatikan kualitas atraksi wisata, kuantitas jasa yang ditawarkan, merek atraksi wisata, jumlah hewan dan variasi hewan. Berikut ini merupakan atribut strategi produk/jasa yang dilakukan PT. Taman Safari Indonesia. 6.1. 1. Kualitas Atraksi Wisata Kualitas atraksi wisata merupakan hal penting dan menentukan bagi konsumen dalam memutuskan untuk melakukan kunjungan wisata pada suatu tempat wisata. Taman Safari Indonesia berusaha untuk memasarkan produk wisatanya dengan atraksi yang berkualitas.
58
6.1.2. Kuantitas Jasa yang di tawarkan Kuantitas jasa yang ditawarkan Taman Safari Indonesia merupakan banyaknya jasa atau atraksi wisata yang ditawarkan di Taman Safari Indonesia. Taman Safari Indonesia menawarkan berbagai jenis wisata yang unik dan menarik serta dapat dinikmati oleh pengunjung Taman Safari Indonesia (Lampiran 3). Kuantitas atraksi wisata yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Safari Siang Safari siang merupakan suatu program yang akan mengajak dan membawa para wisatawan melihat berbagai satwa-satwa yang hidup seperti di habitat alaminya sehingga para wisatawan akan masuk ke dalam dunia satwa itu sendiri, sambutan hangat dari berbagai satwa akan langsung mendekati dan menghampiri kendaraan yang digunakan para wisatawan. Suasana bersafari siang akan lebih akrab dan bersahabat bila para pengunjung memberi makan satwa-satwa dengan tangan sendiri (yang sebenarnya memberikan makan satwa itu tidak boleh) namun dari pihak manajemen tidak bisa melarang mengingat itu suatu kepuasan para wisatawan selama bersafari siang. Walaupun demikian petugas berusaha memantau dari jarak yang cukup dengan para kendaraan pengunjung agar makanan yang diberikan ke satwa hanya berupa Wortel atau Pisang. b. Safari Malam Bila para wisatawan ingin melihat kehidupan malam di tengah hutan yang di huni oleh satwa-satwa liar. Manajeman menawarkan suatu program acara Safari Malam, dalam program ini para wisatawan akan diajak untuk melihat dari dekat keunikan dan prilaku satwa di malam hari. Safari malam buka pada Sabtu malam dan malam sebelum liburan. Untuk mengikuti Program Safari Malam para
59
wisatawan diharuskan menggunakan Bus yang telah disediakan yang nantinya akan membawa para wisatawan untuk melihat hutan dan kehidupannya. Selain itu para wisatawan akan mendapatkan informasi mengenai satwa dan kehidupan yang dijelaskan langsung oleh para pemandu Safari Malam. c. Behind The Scene Tour Program ini diperuntukkan bagi para calon wisatawan minat khusus karena program ini lebih berfokus pada pengetahuan dan menambah pengalaman baru. Pada program ini para wisatawan akan dibawa untuk melihat dibalik layarnya Taman Safari Indonesia, yang memang tidak selamanya terbuka untuk pegunjung umum kecuali yang mengikuti program Behinde The Scene Tour. Behinde The Scene Tour ini adanya suatu interaktif antara peserta dengan objek yang dilihatnya. Dalam program ini yang dapat dilihat para peserta adalah para wisatawan akan dibawa ke Rumah Sakit Satwa dan jika ada satwa yang sedang diobati dan memiliki wawasan tentang satwa, para wisatawan bisa turut mengobati, melihat nursery room (merupakan tempat perawatan bagi bayi-bayi satwa yang disapih oleh induknya karena sesuatu hal), melihat ruang patology (tempat dimana terdapat berbagai jenis satwa baik yang di offset atau berbagai jenis telur burung, anak-anak satwa yang mati karena premature disimpan dalam cairan pengawet dan banyak lagi termasuk penyebab kematian satwa), mengunjungi Pusat Penangkaran Harimau Sumatra dan Penangkaran Reptile. Untuk mengikuti program ini harus reservasi terlebih dahulu minimal peserta 20 (dua puluh) orang dan maksimal 40 (empat puluh) orang, lama Trip program ini adalah 3 jam perjalanan.
60
d. Safari Trek Safari Trek adalah suatu kegiatan jalan-jalan santai di sekitar hutan Taman Safari Indonesia pada ketinggian 1046 – 1460 Mdpl. Safari Trek merupakan tempat yang tepat untuk berinteraksi langsung dengan alam, serta belajar untuk mengenal dan mencintai beragam kekayaan yang dimiliki hutan hujan tropis. Para wisatawan akan berkesempatan melihat, menyentuh dan merasakan kesegaran udara dan aroma yang dilepaskan tumbuhan, keindahan dedaunan dan aneka serangga, serta nyanyian burung ataupun suara binatang lain. Para peserta akan dipandu oleh seorang pemandu yang akan menjelaskan tentang Flora dan Fauna yang ditemui selama bersafari trek. Safari trek ini ada dua rute yaitu rute kecil dengan jarak tempuh 3 km dan rute macan tutul dengan jarak tempuh 8 km. Safari Trek buka setiap hari Sabtu, Minggu dan Libur Nasional. Loket buka pukul 08:00 s/d 11:00 WIB. Jumlah peserta minimal 10 (sepuluh) Orang. e. KEMARI (Kemah Belajar Konservasi Sehari) KEMARI (Kemah Belajar Konservasi Sehari) yaitu kegiatan anak-anak dalam rangka mengenal alam dan lingkungan. Kegiatan ini dilakukan sehari dilokasi perkemahan dengan fasilitas bermain dan lingkungan hutan yang masih asri. Selain itu juga akan diperkenalkan beberapa hewan (koleksi Taman Safari Indonesia) dan berkeliling di lokasi Taman Safari. Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan KEMARI adalah mangenal lebih jauh tentang hewan dan tumbuhan sejak usia dini serta mencintai lingkungan hidup. Waktu pelaksanaan mulai pukul 08:00 s/d 17:00 WIB.
61
f. KEMBARA (Kemah Belajar Konservasi Alam) KEMBARA (Kemah belajar dan konservasi alam) yaitu kegiatan perkemahan anak yang dapat dilakukan dalam waktu dua sampai dengan empat hari. Kegiatan ini bertujuan mendidik anak tentang alam dan lingkungan hidup, hidup mandiri dalam sebuah kelompok kecil di alam terbuka dan tidur dalam tenda. Anak-anak akan ditantang untuk me nunjukkan keberanian dan ketrampilan, baik kelompok maupun individu serta berlomba dan bermain dengan nuansa rekreasi yang bermakna, sehingga pengalaman baru yang akan dikenang dan diceritakan ketika kembali ke sekolah. g. Safari Kemah Resort Program ini diperuntukkan bagi mereka yang menyayangi kehidupan di alam bebas dengan udara terbuka dan tidur di tenda. Berkemah, berlibur dan bermain moto dari kegiatan ini. Bagi para peserta yang akan mengikuti progam ini minimal 3 orang untuk satu tenda. Waktu pelaksanaan pada umumnya banyak dilakukan pada malam minggu atau diluar itu juga bisa. Untuk mengikuti program ini, para calon peserta haus reservasi terlebih dahulu. Adapun paket untuk kegiatan ini dua hari satu malam. Check in pukul 12:00 wib dan check out pukul 13:00 wib. Biaya Rp. 400.000 per tenda untuk 3 orang. Fasilitas kemah adalah tenda, kantung tidur, makan 2 kali (malam dan sarapan pagi) dan snack 1 kali (snack malam). Fasilitas bermain yang tersedia adalah Safari Track, Safari Camp, intip satwa di penangkaran, mengunjungi lokasi Taman Safari Indonesia, main ke air terjun Curug Jaksa dan api unggun.
62
h. Outing Venture Game (OVG) Pelatihan di alam terbuka sehingga peserta dapat mentransfer pengalaman baru di alam bebas, menjadi pengetahuan manajemen yang berguna bagi pelakasanaan kerja sungguhnya. Pelatihan yang memadukan ketrampilan dan kesenangan untuk sejenak meninggalkan segala rutinitas dalam formalitas, bekerja sama dalam bentuk team work yang solid, sehingga memperoleh pandanganpandangan baru yang bisa membuka visi masa depan. Dengan moto “Bermain Tetapi Bukan Main-Main”. Sasaran utama program ini adalah peningkatan self confidence, team work, positif thinking, serta kreatif dan disiplin dengan materi yang diterapkan dalam pelatihan trust and communication, risk taking and self achievement, problem solving, team building, dan group achievement. Pelatihan
dengan
media
alam
sebagai
sarana
untuk
melakukan
aktivitasnya, menggunakan perbandingan 30 persen untuk teori dan 70 persen untuk aktivitas lapangan. Lokasi kegiatan adalah lokasi yang membawa dalam suasana rekreasi yang nyaman di Taman Safari Indonesia yang berada di kaki Gunung Pangrango. i. Arena Rekreasi Atraksi wisata lainnya adalah wahana permainan yang komplit untuk wisatawan sekeluarga untuk berekreasi. Aneka jenis permainan baik untuk tua, muda dan anak-anak mulai dari FLuem ride (perahu luncur), Jet coaster, sepeda layang, cable car (kereta gantung), sepeda air, lolyswing, jet boat, speed way, space shuttle, mini train, dan lain-lain. Selain itu daerah rekreasi ini para pengunjung bisa menikmati tujuh pertunjukan gratis yang bisa disaksikan setiap
63
hari mulai dari atraksi gajah, atraksi singa laut, atraksi penerbangan burung pemangsa, atraksi lumba-lumba dan yang terbaru The wild-wild west coboy show. Wahana lainnya yang bisa dinikmati yaitu bird aviary (kubah burung terbaik di Indonesia), baby zoo (tempat berfoto dengan satwa-satwa yang jinak), lorong reptile (sebuah lorong sepanjang 250 meter dihuni dengan berbagai macam satwa reptile), pusat primate (aneka macam jenis primata bisa dilihat disini), air terjun Curug Jaksa, kolam renang dengan mata air langsung dari sumbernya dan banyak lagi jenis atraksi lainnya. j. Carnaval Camping Ground Merupakan suatu kawasan didalamnya terdapat tempat untuk bermalam seperti Bungalow ada 22 unit, Safari Lodge ada 54 kamar dan Caravan ada 23 unit. Semua fasilitas di atas dilengkapi dengan Air hangat, TV chanel Lokal dan Mancanegara, Mini bar, Ruang Sidang dengan kapasitas mulai dari 60 sampai 250 orang, Restoran, Ruang Karoke, Bulu tangkis dan lain-lain. 6.1. 3. Merek Atraksi Wisata Merek atraksi wisata merupakan nama yang dipakai untuk setiap atraksi wisata. Merek pada atraksi wisata yang disajikan para pihak Taman Safari disesuaikan dengan atraksi wisata yang ada dan nama yang mudah diingat. Merek yang disajikan seperti Safari Siang (program yang mengajak dan membawa para wisatawan melihat berbagai satwa-satwa yang hidup seperti dihabitat alaminya), Safari Malam (melihat kehidupan malam ditengah hutan yang dihuni oleh satwasatwa liar), Behind The Scene Tour (melihat dibalik layar taman safari), Safari trek, Kemah belajar konservasi sehari (KEMARI), Safari kemah resort, Outing
64
Venture Game (pelatihan dialam terbuka), Arena Rekreasi, Caravan Camping Ground (kawasan untuk bermalam). Pada arena rekreasi , merek rekreasi sesuai dengan arena rekreasi yang disajikan. Arena rekreasi yang ada di Taman Safari Indonesia tidak asing lagi bagi para wisatawan, karena sebagian besar sudah ada di tempat wisata lain. Merekmerek tersebut antara lain FLuem ride (perahu luncur), Jet coaster, sepeda layang, cable car (kereta gantung), sepeda air, lolyswing, jet boat, speed way, space shuttle, mini train dan lainnya. 6.1. 4. Jumlah Hewan Jumlah satwa di Taman Safari Indonesia saat ini terus berkembangbiak hingga mencapai lebih 2.635 ekor. Mengingat jumlah satwa yang semakin bertambah, maka Taman Safari Indonesia memerlukan perluasan lahan. Bertitik tolak dari hal tersebut, maka timbul ide untuk mengadakan pengembangan di daerah timur. Akhirnya dibangunlah Taman Safari Indonesia II di daerah Inpres Desa Tertinggal (IDT), Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen-Jawa Timur, seluas 400 Ha, yang merupakan hasil kerjasama dengan Perum Perhutani. 6.1. 5. Variasi Hewan Taman Safari Indonesia sekarang telah memiliki variasi hewan yang sangat banyak. Taman Safari Indonesia terus berusaha untuk menambah koleksi hewan yang dimilikinya, sesuai dengan komitmen mereka untuk menjadi contoh kebun binatang dan tempat wisata yang terkenal di seluruh dunia. Sekarang jumlah koleksi hewan yang dimiliki Taman Safari Indonesia adalah 257 spesies yang berbeda.
65
6.2. Harga (Price) Harga tiket masuk di Taman Safari Indonesia untuk wisatawan domestik Rp 40.000 per orang dan untuk wisatawan mancanegara Rp 50.000 per orang. Harga tiket masuk untuk kendaraan roda empat ialah sebesar Rp 10.000 dan untuk kendaraan roda enam atau bus Rp 15.000. Harga tiket masuk untuk kendaraan yang dibawah oleh wisatawan domestik dan mancanegara tidak ada perbedaan. Harga tiket untuk safari trek ialah sebesar Rp 15.000 per orang sudah termasuk asuransi dan makanan minuman tradisional pada saat istirahat. Pelaksanaan kegiatan safari trek harus ada reservasi sebelumnya, minimal ada 10 orang. Biaya untuk program behind the scenes tour ialah sebesar Rp 100.000 per orang, minimal peserta 20 orang dan harus melaksanakan reservasi terlebih dahulu. Permainan yang ditawarkan oleh Taman Safari Indonesia dikenakan biaya tambahan. Biaya untuk menikmati kereta gantung (sky lift) ialah sebesar Rp 12.500, bumper car Rp 8.000, dan untuk permainan lainnya dikenakan biaya Rp 5.000. Atraksi-atraksi satwa yang ditawarkan Taman Safari Indonesia tidak dikenakan biaya tambahan kecuali untuk atraksi Lumba-lumba yaitu sebesar Rp 5.000 per orang. 6.3. Promosi (Promotion) Promosi merupakan salah satu hal yang dianggap kurang penting oleh pihak pengelola Taman Safari Indonesia. Pengelola menganggap tanpa adanya promosi Taman Safari Indonesia sudah dikenal dan diketahui oleh masyarakat luas. Promosi memang tetap dilakukan oleh pihak pengelola Taman Safari
66
Indonesia namun tidak gencar. Promosi yang sudah dilakukan pengelola adalah sebagai berikut : 6.3. 1. Iklan Iklan yang dilakukan Taman Safari Indonesia yaitu Yellow pages, Koran, dipasang spanduk dan umbul-umbul di sepanjang jalur puncak, dipasang billboard di kawasan-kawasan strategis seperti dipersimpangan Ciawi, simpang tol JakartaBandung dan jalan masuk menuju Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor, dibuat website mengenai Taman Safari Indonesia dalam bentuk bahasa asing yaitu (www.tamansafari.com), membagikan brosur kepada para pengunjung, dan membuat lukisan-lukisan loreng harimau pada tiang listrik di sepanjang jalan dari Hotel Safari Garden sampai lokasi Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor. Iklan juga dilakukan dengan penempelan stiker Taman Safari Indonesia pada mobil pengunjung. 6.3. 2. Diskon Promosi yang dilakukan Taman Safari juga melalui pemotongan harga tiket. Diskon harga ini bermaksud untuk menarik pengunjung sebanyakbanyaknya ke Taman Safari. Diskon yang sudah pernah dilakukan Taman Safari adalah pemotongan harga tiket masuk sebesar 50 persen pada waktu hari ulang tahun Taman Safari (24 Desember) setiap tahunnya. Pada wisatawan yang mengunjungi Taman Safari dengan rombongan minimal 100 orang akan diberikan diskon. Hari biasa akan diberikan diskon sebesar 15 persen, sedangkan pada weekend (sabtu dan minggu) diberi diskon 10 persen.
67
6.3. 3. Sponsor Taman Safari Indonesia melakukan promosi juga melalui acara-acara tertentu dengan memposisikan diri sebagai sponsor acara. Acara-acara yang pernah disponsori Taman Safari Indonesia adalah lomba foto fauna, pameran mobil APV, Pameran produk minuman Krateng Daeng, pameran wisata se Jawa Barat dan Pameran Apartemen (Juli 2005). 6.4. Tempat (Place) Tempat (place) berhubungan dengan penyediaan produk/jasa yang tepat pada lokasi yang nyaman dan dapat dijangkau, dan menyediakan produk/jasa dalam jumlah yang diinginkan konsumen dan dalam jumlah yang sesuai dengan kemampuan biaya persediaan, transportasi dan biaya penyimpanan. 6.4. 1. Kemudahan Mencapai Lokasi Lokasi Taman Safari Indonesia sangat strategis karena berada di daerah puncak dan dekat dengan JABOTABEK yang terkenal padat penduduknya. Taman Safari Indonesia terletak di Jalan Raya Jakarta-Bandung lebih kurang 80 km dari Jakarta atau 1,5 - 3 jam dengan kendaraan. Sedangkan dari Bandung sekitar 78 km dan berjarak 24 km dari kota Bogor, dan 2,5 km dari Jalan Raya Puncak. Lokasi Taman Safari Indonesia mudah dicapai dengan kendaraan sendiri maupun dengan angkutan umum. Angkutan umum dari jalan raya puncak ke Taman Safari sudah tersedia yang khusus untuk angkutan Taman Safari Indonesia. Angkutan ini dinamakan Odong-odong yang merupakan kerja sama antara penduduk sekitar dengan perusahaan.
68
6.4. 2. Udara, Kenyamanan, Keindahan dan Kebersihan Taman Safari Indonesia berada di kaki pegunungan, menjadikan tempat ini berudara sejuk dan segar. Hal ini merupakan daya tarik tersendiri bagi Taman Safari Indonesia. Hawa segar dan sejuk adalah keadaan yang sangat dicari oleh orang yang ingin berekreasi. Para pengunjung di Taman Safari Indonesia diusahakan untuk merasa nyaman dengan semua atraksi yang ada. Para pengunjung diberikan kebebasan untuk menikmati sendiri semua atraksi yang disajikan sehingga pengunjung merasa nyaman dan tenang dalam berwisata. Keindahan alam pegunungan yang dimiliki Taman Safari Indonesia merupakan salah satu keunggulan untuk menarik minat pengunjung untuk berwisata.
Kebersihan seluruh lingkungan di sekitar Taman Safari sangat
diperhatikan oleh pihak pengelola. Kandang-kandang dan tempat-tempat atraksi wisata selalu dibersihkan, sehingga pengunjung merasa betah dan senang untuk berlama-lama di Taman Safari Indonesia. Pengelolaan yang modern menjadikan Taman Safari merupakan salah satu tempat favorit untuk berekreasi. 6.5. Orang-Orang (People) Orang (karyawan) merupakan unsur bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk/jasa ketangan konsumen. 6.5. 1. Keramahan dan Kesopanan Taman Safari Indonesia dalam melayani setiap pengunjung mewajibkan karyawannya untuk selalu ramah dan sopan. Keramahan dan kesopanan dapat memberikan citra yang baik bagi pengunjung. Secara psikologis pengunjung
69
merasa dekat dan akrab dengan karyawan, sehingga pengunjung merasa nyaman dan betah berada di Taman Safari Indonesia. 6.5. 2. Kesigapan Melayani Pengunjung Kesigapan melayani pengunjung merupakan suatu hal yang harus dimiliki setiap perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Setiap kebutuhan pengunjung ditanggapi secara cepat oleh perusahaan (karyawan). Contohnya bagi pengunjung yang ingin berkeliling di Taman Safari tetapi tidak membawa kendaraan, akan segera mendapat pelayanan berupa bis safari tanpa harus menunggu lama. 6.5. 3. Pengetahuan Karyawan Pengetahuan karyawan Taman Safari Indonesia tentang perusahaannya dan objek wisata yang ada didalamnya sangat penting. Objek wisata yang ada di Taman Safari sebagian besar berhubungan dengan satwa, sehingga perlu seluruh karyawan mengetahui tentang satwa secara umum. Pelatihan untuk karyawan yang baru bekerja, perusahaan menerapkan metode on the job training dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. Metode ini menempatkan para trainee ke dalam situasi pekerjaan nyata dimana karyawan yang berpengalaman memperlihatkan atau membimbing para karyawan baru yang diharapkan memberikan contoh-contoh cara kerja yang baik dan memperlihatkan penanganan suatu pekerjaan yang jelas dan konkret. Program yang dilaksanakan Taman Safari Indonesia untuk menambah pengetahuan karyawannya yaitu melalui acara penyuluhan (kursus singkat). Kursus singkat yang pernah dilaksanakan yaitu mengirim karyawan ke Australia (tahun 2005), Jepang dan Thailand. Pertemuan karyawan secara keseluruhan juga dilakukan sekali seminggu. Pertemuan untuk bagian satwa juga dilakukan satu
70
kali sampai dua kali sebulan, biasanya membahas tentang kesehatan dan perkembangbiakan hewan. 6.5. 4. Jaminan Keamanan Taman Safari Indonesia memberikan jaminan keamanan kepada para pengunjung. Setiap atraksi wisata ada peraturan-peraturan atau anjuran yang bertujuan untuk keamanan pengunjung, misalnya larangan membuka kaca mobil di daerah binatang buas seperti Beruang, Harimau, Singa dan lain-lain. Jaminan keamanan juga didukung dengan adanya mobil pemantau yang selalu berkeliling. Pemantauan secara khusus juga dilakukan di tempat-tempat tertentu yang rawan bagi keselamatan pengunjung, tanpa mengurangi sifat alaminya. Selain itu Taman Safari Indonesia memberikan asuransi jiwa yang bermaksud untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kecelakaan dan sebagainya. Masalah keamanan pengunjung tersebut sangat mendapat perhatian yang besar dari pihak Taman Safari. Para wisatawan tidak perlu takut untuk berkunjung. Pihak perusahaan sudah menjamin keamananan dan keselamatan pengunjung dengan catatan mereka mematuhi semua peraturan dan anjuran yang sudah dibuat. 6.6. Proses Saluran kegiatan kerja adalah proses. Proses-proses meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan dan rutinitas dimana suatu produk disampaikan kepada konsumen yang diatur dalam manajemen proses. 6.6. 1. Kecepatan Transaksi Kecepatan transaksi merupakan secepat apa karyawan dalam menangani transaksi pembelian tiket. Pihak perusahaan berusaha untuk melayani pengunjung
71
secara cepat. Terdapat tiga loket yang melayani penjualan tiket, dua diantaranya dipergunakan untuk pengnjung yang membawa kendaraan, sedangkan satu loket lagi dipergunakan untuk pengunjung yang tidak membawa kendaraan. 6.6. 2. Kemudahan Pembayaran Pembayaran tiket di Taman Safari Indonesia dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama dapat dilakukan dengan menggunakan kartu kredit, sedangkan cara kedua dapat dilakukan dengan uang tunai. Pembayaran ini dapat dilakukan di loket-loket yang telah tersedia. 6.6. 3. Tanggapan terhadap Keluhan Pengunjung merupakan sumber pendapatan bagi Taman Safari. Pihak perusahaan selalu terbuka untuk menerima kritik dan saran. Untuk menangani keluhan pengunjung, Taman Safari Indonesia menugaskan satu departemen yang menangani. Departemen yang ditugaskan adalah Departemen Humas (Hubungan Masyarakat). 6.7. Bukti Fisik (Physical Evidence) Bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan, penyedia dan pelanggan berintraksi. Bukti fisik mewakili keputusan kunci mengenai desain dan layout bangunan. 6.7.1. Desain dan layout Desain dan layout pada Taman Safari Indonesia didesain sebagus mungkin. Tata letak semua tempat atraksi wisata disesuaikan, sehingga para pengunjung dapat menikmatinya dengan nyaman dan tenang. Jalan-jalan yang ada di Taman Safari Indonesia didesain sesuai dengan kondisi fisik setiap atraksi
72
wisata. Jalur jalan dipergunakan agar setiap pengunjung dapat menikmati pertunjukan atau atraksi wisata yang disajikan. 6.7. 2. Fasilitas bermain Fasilitas bermain di Taman Safari Indonesia telah tersedia sebanyak 30 jenis, baik diperuntukkan buat keluarga maupun anak-anak. Fasilitas bermain yang komplit baik untuk tua, muda dan anak-anak mulai dari FLuem ride (perahu luncur), Jet coaster, sepeda layang, cable car (kereta gantung), sepeda air, lolyswing, jet boat, speed way, space shuttle, mini train, dan lain-lain. Lapangan dengan rumput yang hijau juga tersedia dengan maksud tempat duduk dan bermain untuk keluarga. 6.7. 3. Luas parkir Parkir yang tersedia di Taman Safari Indonesia sangat luas. Parkir depan sebelum memasuki Taman Safari sudah tersedia untuk kendaraan angkutan umum Taman Safari Indonesia dan kendaraan pengunjung. Setelah memasuki Taman Safari Indonesia, didaerah rekreasi terdapat tiga lapangan parkir yang luas yaitu di daerah atraksi Gajah, daerah restoran dan daerah Coboy show. Sepanjang jalan didaeah rekreasi juga sudah ditandai dengan cat warna putih untuk dijadikan parkir. Parkir sepanjang jalan dipergunakan untuk pengunjung yang membawa kendaraan sendiri agar dapat memarkirkan kendaraannya dekat dengan atraksi wisata yang sedang dinikmatinya. Pengunjung diharapkan merasa nyaman dengan parkir yang tersedia. 6.7. 4. Fasilitas Restoran Pengunjung yang ingin menikmati makanan di Taman Safari Indonesia tidak perlu bingung. Restoran yang tersedia disana adalah Restaurant Rain Forest,
73
Restaurant Caravan, Cafetaria dan CFC (California Fried Chicken) dengan dua lokasi yang berbeda yaitu didaerah Baby zoo dan daerah parkir dua tempat rekreasi. Selain itu juga tersedia toko makanan dan souvenir shop. 6.7. 5. Sarana Toilet Pengunjung yang ingin ke kamar mandi di Taman Safari Indonesia tidak perlu bingung. Sarana toilet di Taman Safari Indonesia tersedia hampir di setiap atraksi wisata. Kebersihan toilet sangat diperhatikan pihak perusahaan. 6.7. 6. Sarana Peribadatan Bagi pengunjung yang beragama Islam tidak perlu ibadahnya takut terlewatkan. Pengunjung dapat shalat di mesjid yang telah tersedia. Taman Safari Indonesia memiliki satu mesjid di daerah rekreasi. Mesjid ini dibangun di tengahtengah tempat rekreasi dengan tujuan untuk mudah dijangkau dari seluruh tempat rekreasi.
VII. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG DAN TAHAPAN PROSES KEPUTUSAN KUNJUNGAN KE TAMAN SAFARI INDONESIA
7.1. Karakteristik Pengunjung Pengunjung merupakan inti kehidupan dari sebuah tempat wisata. Dengan kata lain, pengunjung adalah konsumen objek wisata yang menjadi tujuan akhir pemasarannya. Mengetahui dan mengenal karakteristik pengunjung merupakan suatu usaha untuk mengenal pasar. Dengan mengenal karakteristik pasar sasaran, Taman Safari Indonesia dapat lebih memfokuskan pemasarannya. 7.1. 1. Jenis Kelamin Pengunjung yang menjadi responden dalam penelitian ini terdiri dari 43 persen perempuan dan 57 persen laki-laki. Dapat dikatakan bahwa responden pria dan responden wanita cukup seimbang jumlahnya. Akan tetapi pada penelitian ini jumlah responden pengunjung Taman Safari Indonesia lebih banyak laki-laki, ini dikarenakan pada saat wawancara pada pengunjung yang berkeluarga, kepala keluarga yang diwawancarai, karena kepala keluarga merupakan penentu keputusan dalam berkunjung. Secara lengkap, sebaran jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Sebaran Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Perempuan
43
43
Laki-laki
57
57
100
100
Jumlah
75
7.1. 2. Usia Usia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah tahun yang telah dilewati oleh responden tapi bukan usia pada tahun berjalan. Penggolongan usia didasarkan pada rumus berikut: Rentang usia = (m-n) / b Di mana:
m
= Usia tertinggi
n
= Usia terendah
b
= Jumlah rentang usia yang ingin dibentuk
Pengelompokan usia yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Sebaran Usia Responden Usia Jumlah (Orang)
Persentase (%)
17 – 26 tahun
52
52
27 – 36 tahun
30
30
37 – 46 tahun
12
12
47 – 56 tahun
6
6
Lebih dari 57 tahun
0
0
100
100
Jumlah
Terlihat bahwa semakin tinggi tingkat usia, semakin menurun pula jumlahnya. Usia 17 – 36 tahun terlihat mendominasi karena, pada usia tersebut, penerimaan dan rasa keingintahuan akan tempat–tempat wisata baru begitu tinggi. Pada usia 47 tahun keatas jumlah responden semakin turun, ini disebabkan faktor fisik yang semakin menurun.
76
7.1. 3. Daerah Asal Daerah asal diartikan sebagai wilayah tempat tinggal responden. Daerah asal akan memperlihatkan dari daerah mana saja dan berapa banyak pengunjung yang menjadi responden penelitian ini berasal. Sebaran daerah asal pengunjung dapat dilihat pada Tabel 8. Dari Tabel 8 tersebut, dapat dilihat bahwa responden penelitian berasal dari Pulau Jawa dan pada umumnya berasal dari Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (JABOTABEK). Hal ini wajar terjadi karena Taman Safari Indonesia berlokasi diwilayah JABOTABEK. Asal pengunjung yang terbanyak berasal dari daerah Jakarta, yang berindikasi baik karena Jakarta merupakan pasar yang potensial untuk lokasi wisata, mengingat penduduk Jakarta yang padat dan kesibukannya yang terjadi setiap harinya, penduduk Jakarta membutuhkan suatu jenis rekreasi yang unik, alami dan tidak terdapat di ibu kota. Tabel 8. Sebaran Daerah Asal Responden Daerah Asal Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Jakarta
42
42
Tangerang
18
18
Bogor
15
15
Bekasi
12
12
Depok
10
10
Cianjur
3
3
100
100
Jumlah
7.1. 4. Tingkat Pendidikan Pendidikan diukur dari tingkat pendidikan terakhir yang telah dilalui oleh responden, bukan tingkat pendidikan yang dijalani. Dari 100 orang yang menjadi responden penelitian ini, sebanyak 45 % responden memiliki tingkat pendidikan
77
sarjana (Strata-1 atau S1). Cukup tinggi tingkat pendidikan responden perlu dicermati karena semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin kritis pula pengunjung terhadap Taman Safari Indonesia. Tabel 9 memuat data tentang sebaran tingkat pendidikan responden. Tabel 9. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden Pendidikan Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Sarjana (S1)
45
45
SMA / sederajat
33
33
Diploma (D3)
15
15
Pascasarjana (S2/S3)
7
7
SD / sederajat
0
0
SMP / sederajat
0
0
100
100
Jumlah
7.1. 5. Pekerjaan Golongan pekerjaan yang dijalani sebagian besar responden adalah sebagai karyawan swasta, mahasiswa atau pelajar, dan wiraswasta. Tabel 10. Sebaran Jenis Pekerjaan Pengunjung Wisata Taman Safari Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%) Karyawan swasta
33
33
Pelajar / Mahasiswa
18
18
Wiraswasta
12
12
Ibu rumah tangga
12
12
Profesional
9
9
Pegawai BUMN
6
6
PNS
6
6
Pensiun
4
4
TNI / POLRI
0
0
100
100
Jumlah
78
Ketiga profesi tersebut dapat dipertimbangkan untuk menjadi sasaran pemasaran lebih lanjut Taman Safari Indonesia. Secara lengkap, Tabel 10 menjelaskan penggolongan pekerjaan tersebut. 7.1. 6. Pengeluaran Rutin Rata-Rata Per Bulan Pengeluaran rutin rata-rata per bulan diartikan sebagai pengeluaran untuk makan, minum, listrik, telepon, air (bila ada), dan biaya pendidikan.
Bagi
responden yang telah berkeluarga, maka pengeluaran rutin yang terjadi adalah pengeluaran untuk seluruh anggota keluarga. Sedangkan bagi responden yang masih lajang, pengeluaran rutin adalah pengeluaran untuk diri sendiri ditambah kontribusi rutin bagi keluarga (bila ada). Dari
100
responden,
sebaran
rentang
pengeluaran
lebih
dari
Rp 2.500.000,00 merupakan yang terbanyak. Artinya, pengunjung yang menjadi responden penelitian ini berada pada kelas sosial ekonomi menengah ke atas. Tabel 11 menerangkan lebih jelas tentang sebaran jumlah pengeluaran pengunjung Taman Safarai Indonesia. Tabel 11. Sebaran Tingkat Pengeluaran Sehari-hari Responden Pengeluaran rutin per bulan Jumlah (Orang) Persentase (%) Lebih dari Rp 2 500 000.00
43
43
Rp 2 000 001.00 – Rp 2 500 000.00
27
27
Rp 750 001.00 – Rp 1 250 000.00
22
22
Rp 1 250 001.00 – Rp 1 750 000.00
5
5
Rp 1 750 001.00 – Rp 2 000 000.00
3
3
Rp 500 001.00 – Rp 750 000.00
0
0
Kurang dari Rp 500 000.00
0
0
100
100
Jumlah
79
7.2. Tahapan Proses Pengambilan Keputusan Berkunjung Kunjungan yang dilakukan konsumen terhadap suatu tempat wisata merupakan bentuk keputusan dengan melalui suatu proses. Tahap-tahapan dalam proses keputusan berkunjung terdiri atas lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan kunjungan dan evaluasi kunjungan (hasil). 7.2. 1. Pengenalan Kebutuhan Pengenalan kebutuhan merupakan tahap awal dari proses kunjungan. Proses kunjungan ke Taman Safari Indonesia dimulai ketika konsumen merasakan dan mengenali kebutuhan untuk berwisata ke Taman Safari Indonesia. Kebutuhan terhadap Taman Safari Indonesia diketahui dari motivasi konsumen untuk berkunjung ke Taman Safari Indonesia. Sebanyak 60 persen responden menjawab bahwa alasan mereka berkunjung ke Taman Safari Indonesia adalah untuk berlibur dan beristirahat. Secara terperinci, sebaran alasan atau motivasi responden berekreasi ke Taman Safari Indonesia dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Sebaran Alasan Berkunjung ke Taman Safari Indonesia Motivasi Berkunjung Jumlah (Orang) Persentase (%) Berlibur
60
60
Beristirahat
14
14
Refresing
12
12
Merupakan suatu kebiasaan rutin
7
7
Ada waktu luang
4
4
Kumpul-kumpul
3
3
100
100
Jumlah
80
Untuk manfaat kunjungan, 63 persen responden atau lebih dari separuhnya, menjawab bahwa manfaat berkunjung ke Taman Safari Indonesia adalah agar mereka dapat beristirahat dari kesibukan sehari-hari.
Sedangkan
berdasarkan data sebaran alasan berkunjung dan sebaran manfaat yang dicari dengan berkunjung ke Taman Safari Indonesia, dapat disimpulkan bahwa berlibur dengan tujuan beristirahat dari kesibukan sehari-hari telah menjadi kebutuhan bagi para responden penelitian. Hal ini sejalan dengan profesi mereka sebagai karyawan swasta, mahasiswa atau pelajar dan wiraswasta yang memiliki tingkat kesibukan tinggi. Tabel 13. Sebaran Manfaat Yang Dicari Dengan Berkunjung ke Taman Safari Indonesia Jumlah Persentase Manfaat yang Dicari (Orang) (%) 63 63 Beristirahat dari kesebukan sehari-hari Mendapat pengalaman dekat dengan hewan
18
18
Menambah pengetahuan tentang hewan
13
13
Bermain dengan keluarga
3
3
Menikmati tempat wisata yang segar dan alami
3
3
100
100
Jumlah
Selanjutnya, pengenalan kebutuhan dapat juga diaktivasi oleh kebiasaan atau pengalaman berkunjung ke objek ekowisata. Objek ekowisata yang pernah dikunjungi responden sebelumnya antara lain Taman Nasional Ujung Kulon, Kebun Raya Bogor dan beberapa kebun binatang seperti Kebun Binatang Ragunan. Pada Tabel 14 dapat diketahui bahwa 85 persen responden menyatakan pernah berkunjung ke objek agrowisata lain. Hal ini berarti bahwa pengalaman
81
berkunjung telah memicu keinginan untuk berkunjung kembali ke objek agrowisata. Tabel 14. Sebaran Pengalaman Berkunjung ke Objek Agrowisata lain Jumlah Persentase Berkunjung ke Objek Agrowisata Lain (Orang) (%) Pernah 85 85 Tidak pernah Jumlah
15
15
100
100
Tabel 15 terlihat bahwa 96 persen responden merasa biasa-biasa saja bila tidak berkunjung ke Taman Safari Indonesia dalam periode waktu tertentu. Ini berarti bahwa kunjungan ke Taman Safari Indonesia itu sendiri belum menjadi suatu kebiasaan yang dapat memicu kebutuhan berkunjung. Tabel 15. Yang Dirasakan BilaTidak Berkunjung ke Taman Safari Indonesia Perasaan Jumlah (Orang) Persentase (%) Biasa saja
96
96
Merasa ada yang kurang
4
4
100
100
Jumlah
7.2. 2. Sumber Informasi Tahap selanjutnya dalam proses berkunjung adalah pencarian informasi mengenai tempat wisata yang akan dikunjungi. Pencarian informasi dapat dilakukan dengan cara mencari informasi yang tersimpan dalam ingatan (internal) atau dengan mendapatkan informasi yang relevan dari lingkungan (eksternal). Sumber informasi yang dapat mempengaruhi responden dalam proses berkunjung ke Taman Safari Indonesia dapat bersumber dari keluarga, teman, iklan dan lain sebagainya.
82
Sebanyak 47 persen responden mengatakan bahwa mereka mendapatkan informasi pertama kali tentang Taman Safari Indonesia dari teman/kolega dan sebanyak 18 persen mendapatkannya dari anggota keluarga. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa Taman Safari Indonesia belum gencar dalam berpromosi melalui media massa. Secara lengkap, sebaran sumber informasi yang didapat pengunjung dapat dilihat dalam Tabel 16. Tabel 16. Sebaran Sumber Informasi yang Didapat Oleh Responden Sumber Informasi Jumlah (Orang) Persentase (%) Teman/kolega
47
47
Anggota keluarga
18
18
Selebaran / spanduk / brosur
14
14
Media elektronik (Acara TV)
12
12
Pasangan
6
6
Karyawan Taman Safari Indonesia
3
3
100
100
Jumlah
Sebaran untuk hal yang paling banyak diperhatikan dari informasi yang didapat responden dapat dilihat pada Tabel 17. Hal yang paling banyak diperhatikan (45 %) dalam informasi yang didapat oleh para responden penelitian adalah kenyamanan tempat. Tabel 17. Atribut yang Diperhatikan dari Informasi yang Didapat Mengenai Taman Safari Indonesia Hal Jumlah (Orang) Persentase (%) Kenyamanan tempat
45
45
Fasilitas yang ditawarkan
42
42
Harga tiket
7
7
Lokasi yang mudah dicapai
6
6
100
100
Jumlah
83
Kenyamanan ini disebabkan oleh udara yang segar dan tata lanscape yang menarik dan penggunaan bahan serta dekorasi yang bersifat alami dan memang menjadi andalan Taman Safari Indonesia. Informasi pertama yang didapat responden tentang Taman Safari Indonesia sebagian besar berasal dari sumber eksternal. Lebih lanjut, responden yang sudah pernah berkunjung ke Taman Safari Indonesia akan mengambil kembali ingatan tentang Taman Safari Indonesia (sumber internal) apabila mereka ingin berkunjung kembali ke Taman Safari Indonesia.
Dari 100 responden,
sebagian besar (66 %) mengingat Taman Safari Indonesia karena pengalaman yang menyenangkan. Selain itu, sebanyak 21 persen mengidentifikasi Taman Safari Indonesia dengan kenyaman yang didapat dari kunjungan sebelumnya. Kedua hal positif tersebut harus dipelihara oleh Taman Safari Indonesia untuk mempertahankan pengunjung. Tabel 18. Atribut yang Paling Diingat Dari Kunjungan Sebelumnya Hal Jumlah (Orang) Persentase (%) Pengalaman yang menyenangkan
66
66
Kenyamanan
21
21
Pelayanan yang memuaskan
9
9
Fasilitas yang lengkap
4
4
100
100
Jumlah
7.2. 3. Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif didefinisikan sebagai suatu proses evaluasi alternatif, kemudian alternatif terbaik dipilih untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Pada tahap ini, pengunjung menentukan kriteria-kriteria yang relevan dengan keinginan dan kebutuhan yang diharapkan, untuk dapat membuat suatu keputusan yang
84
dirasa paling bermanfaat untuk memecahkan masalah dalam mengunjungi suatu objek wisata. Adanya berbagai macam hewan yang dapat dilihat secara langsung oleh pengunjung sebagaimana mirip dengan habitat aslinya merupakan suatu daya tarik yang membedakan Taman Safari Indonesia dengan agrowisata lainnya. Fasilitas inilah yang menjadi penentu utama saat responden mengevaluasi alternatif lokasi wisata yang akan mereka kunjungi. Selain fasilitas tersebut, kenyamanan lokasi Taman Safari Indonesia menjadi faktor evaluasi bagi responden. Hal ini sejalan dengan hal yang paling diperhatikan responden dari informasi tentang Taman Safari Indonesia serta hal yang paling diingat responden dari kunjungan mereka sebelumnya, yaitu kenyamanan. Tabel 19 menggambarkan dengan jelas mengenai hal apa yang menjadi pertimbangan ketika responden memutuskan untuk berekreasi ke Taman Safari Indonesia. Tabel 19. Atribut Yang Menjadi Pertimbangan Kunjungan Hal Jumlah (Orang) Adanya berbagai macam hewan yang
Persentase (%)
63
63
Lokasi yang nyaman
12
12
Fasilitas yang lengkap dan menyenangkan
8
8
Harga yang cukup bersaing
7
7
Tempatnya sudah terkenal
5
5
Lokasi yang mudah dicapai
3
3
Pelayanan yang memuaskan
2
2
Lokasi yang dekat dengan tempat tinggal
0
0
100
100
dapat dilihat
Jumlah
85
Untuk cara memutuskan kunjungan, sebagian besar responden menjawab bahwa mereka memutuskan untuk berkunjung ke Taman Safari Indonesia dilakukan secara terencana (Tabel 20). Sebagian besar pengunjung (74%) memiliki alternatif-alternatif tempat yang akan didatangi selain Taman Safari Indonesia. Tabel 20. Cara Memutuskan Kunjungan ke Taman Safari Indonesia Keputusan Kunjungan Jumlah (Orang) Persentase (%) Terencana
96
96
Mendadak
4
4
100
100
Jumlah
7.2. 4. Keputusan Kunjungan Komponen keputusan kunjungan terdiri dari siapa yang memberikan pengaruh dominan bagi responden untuk berkunjung ke Taman Safari Indonesia, teman berkunjung (siapa yang pengunjung ajak untuk berekreasi ke Taman Safari Indonesia), frekuensi kunjungan, dan hari yang dipilih untuk berkunjung. Tabel 21. Sebaran Sumber Pengaruh Terbesar dalam Keputusan Kunjungan Sumber Pengaruh Terbesar Jumlah (Orang) Persentase (%) Anggota keluarga
72
72
Teman
15
15
Pasangan
6
6
Selebaran / spanduk / brosur
4
4
Iklan media massa
3
3
Karyawan Taman Safari Indonesia
0
0
Jumlah
100
100
Keputusan kunjungan juga tidak lepas dari pengaruh yang datang dari unsur manusia yaitu anggota keluarga dan teman pada urutan pertama dan kedua.
86
Tabel 21 memperlihatkan sebaran sumber pengaruh terbesar dalam memutuskan kunjungan ke Taman Safari Indonesia. Untuk teman berkunjung, ternyata anggota keluarga dan teman merupakan orang-orang dipilih responden untuk berekreasi ke Taman Safari Indonesia. Hal ini sejalan dengan dua sumber pengaruh terbesar diatas, yaitu anggota keluarga dan teman. Tabel 22. Teman Berkunjung Teman Berkunjung
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Anggota keluarga
69
69
Teman
18
18
Pasangan
10
10
Sendiri
3
3
100
100
Jumlah
Frekuensi kunjungan memberikan informasi seberapa sering responden berekreasi ke Taman Safari Indonesia. Dari hasil penelitian, terlihat bahwa frekuensi kunjungan yang banyak adalah 2 – 3 kali setahun, 1 kali sebulan, 4 – 6 kali setahun dan 1 kali setahun. Tabel 23. Frekuensi Kunjungan Frekuensi Kunjungan
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
2 – 3 kali setahun
66
66
1 kali sebulan
15
15
4 – 6 kali setahun
11
11
1 kali setahun
8
8
Setiap minggu
0
0
Setiap 2 minggu
0
0
100
100
Jumlah
87
Hari yang dipilih untuk berkunjung ke Taman Safari Indonesia, 87 persen responden memilih hari libur atau akhir pekan dengan alasan bahwa hari libur dan akhir pekan adalah waktu yang cocok untuk beristirahat, berlibur, ataupun melakukan hobi. Selain itu, di hari libur atau akhir pekan, responden dapat mengajak keluarga tanpa mengganggu waktu bekerja atau belajar teman berkunjungnya. Tabel 24. Waktu yang Dipilih Untuk Berkunjung ke Taman Safari Indonesia Waktu kunjungan Jumlah (Orang) Persentase (%) Hari libur / akhir pekan
87
87
Hari kerja
13
13
100
100
Jumlah
7.2. 5. Hasil Karena pengunjung yang dijadikan sampel adalah mereka yang pernah berkunjung sebelumnya, maka perlu diketahui alasan mereka melakukan kunjungan ulang ke Taman Safari Indonesia. Pada Tabel 25 terlihat bahwa sebagian besar pengunjung melakukan kunjungan ulang ke Taman Safari Indonesia karena mereka ingin merasakan suasananya yang nyaman, tempat yang cocok untuk beristirahat dan menambah pengetahuan tentang hewan. Tempat Taman Safari Indonesia yang berada dikaki pegunungan sangat mendukung untuk menyediakan tempat wisata yang berudara segar dan suasana yang nyaman. Alasan pengunjung melakukan kunjungan ulang ke Taman Safari Indonesia selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 25.
88
Tabel 25. Alasan Pengunjung Melakukan Kunjungan Ulang ke Taman Safari Indonesia Jumlah Persentase Alasan berkunjung ulang (Orang) (%) 33 33 Tempatnya nyaman Tempatnya cocok untuk beristirahat
18
18
Menambah pengetahuan tentang hewan
15
15
Baik untuk refresing
12
12
Udaranya segar
9
9
Tempatnya cocok untuk berlibur
5
5
Sudah jatuh hati / senang berkunjung
3
3
Ingin melihat peningkatan/perubahan yang terjadi
2
2
Pelayanan secara keseluruhan cukup baik
2
2
Fasilitas pendukung
1
1
100
100
Jumlah
Dari hasil penyebaran kuisioner, didapat bahwa pengunjung yang menjadi responden penelitian ini belum cukup loyal atau merasa fanatik dengan Taman Safari Indonesia. Tabel 26. Pertimbangan yang Dilakukan Apabila Taman Safari Indonesia Untuk Sementara Tutup Ketika Pengunjung Datang Tindakan Jumlah (Orang) Persentase (%) Pergi ke tempat lain yang sudah
54
54
44
44
2
2
100
100
direncanakan bila TSI tutup Mencari tempat lain yang dianggap senyaman Taman Safari Pulang Jumlah
89
Hal ini terlihat dari sebagian besar responden yang menyatakan bahwa mereka merencanakan alternatif-alternatif tempat selain Taman Safari Indonesia, sehingga pada saat Taman Safari Indonesia sementara tutup ketika mereka melakukan kunjungan, mereka akan pergi ke tempat lain yang telah direncanakan sebelumnya. Secara singkat tahap-tahap proses keputusan kunjungan ke Taman Safari Indonesia disajikan pada Tabel 27, berdasarkan jawaban responden dengan persentase terbesar. Pengenalan kebutuhan dianalisis melalui pertanyaan alasan berkunjung ke Taman Safari Indonesia. Alasan berkunjung ke Taman Safari Indonesia adalah berlibur. Sedangkan manfaat yang dicari dalam berkunjung adalah beristirahat dari kesibukan sehari-hari. Pengunjung sebagian besar sudah pernah berkunjung ke tempat agrowisata lain. Pengunjung merasa biasa saja apabila tidak berkunjung ke Taman Safari Indonesia. Sumber informasi utama yang mempengaruhi pengunjung dalam berkunjung adalah informasi dari teman. Variabel yang diperhatikan dari informasi adalah kenyamanan tempat. Sedangkan variabel yang diingat dari kunjungan sebelumnya adalah pengalaman yang menyenangkan. Evaluasi alternatif dianalisis melalui pertanyaan pertimbangan kunjungan. Pertimbangan kunjungan ke Taman Safari adalah adanya berbagai hewan yang dapat dilihat. Pengunjung memutuskan kunjungan sudah terencana lebih dulu. Keputusan kunjungan
dimulai dengan pertanyaan pengaruh terbesar dalam
keputusan. Pengaruh terbesar dalam keputusan berkunjung ke Taman Safari Indonesia adalah anggota keluarga. Teman berkunjung ke Taman Safari Indonesia
90
adalah anggota keluarga. Frekuensi kunjungan 2 – 3 kali setahun, sedangkan waktu yang dipilih adalah hari libur atau akhir pekan. Hasil yang didapat dari berkunjung dimulai dengan pertanyaan alasan melakukan kunjungan ulang. Alasan melakukan kunjungan ulang ke Taman Safari Indonesia karena tempat di Taman Safari Indonesia yang nyaman. Apabila Taman Safari Indonesia untuk sementara tutup sebagian responden pergi ketempat lain yang sudah direncanakan. Tabel 27. Hasil Tahap-Tahap Proses Keputusan Kunjungan ke Taman Safari Indonesia, Tahun 2006 Tahapan Proses Keputusan Kunjungan 1. Pengenalan kebutuhan - Alasan berkunjung - Manfaat yang dicari 2. 3. 4. 5. -
Pengalaman berkunjung ke agrowisata lain Yang dirasakan bila tidak berkunjung ke TSI Sumber Informasi Sumber informasi Variabel yang diperhatikan dari informasi Variabel yang diingat dari kunjungan sebelumnya Evaluasi Alternatif Pertimbangan Kunjungan Memutuskan kunjungan Keputusan Kunjungan Pengaruh terbesar dalam keputusan Teman berkunjung Frekuensi kunjungan Waktu yang dipilih berkunjung Hasil Tingkat kepuasan Alasan melakukan kunjungan ulang Apabila Taman Safari Untuk Sementara Tutup
Variabel Keputusan Berlibur Beristirahat dari kesibukan sehari-hari Pernah Biasa saja Teman Kenyamanan tempat Pengalaman yang menyenangkan
Adanya berbagai hewan yang dapat dilihat Terencana Anggota keluarga Anggota keluarga 2 – 3 kali setahun Hari libur / akhir pekan Puas Tempat yang nyaman Pergi ketempat lain yang sudah direncanakan bila TSI tutup
VIII. PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PT. TAMAN SAFARI INDONESIA
8.1. Analisis Identifikasi Faktor-faktor Penyusun Strategi Bauran Pemasaran. Kegiatan strategi bauran pemasaran Taman Safari Indonesia harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan dalam melakukan kegiatan bauran pemasaran. Dalam merancang kegiatan bauran pemasaran harus diperhatikan terlebih dahulu tujuan dan faktor-faktor penyusun strategi bauran pemasaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan dapat diketahui tujuan perusahaan melakukan kegiatan bauran pamasaran yaitu : 1. Meningkatkan penjualan tiket Meningkatkan penjualan tiket bagi Taman Safari Indonesia merupakan tujuan jangka pendek yang mempunyai arti bahwa dengan semakin meningkatnya penjualan tiket maka secara langsung akan meningkatkan keuntungan, sehingga akan meningkatkan modal perusahaan. 2. Mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan. Mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan yang merupakan tujuan jangka panjang perusahaan yang mempunyai Misi ”Menjadi model bagi taman satwa dan taman rekreasi lainnya” dan Visi ”Menjadi taman satwa dan taman rekreasi terkenal di dunia”. Untuk mencapai visi dan misi perusahaan tersebut, citra perusahaan harus dipertahankan dan ditingkatkan.
92
Setelah dirumuskan tujuan dari kegiatan bauran pemasaran maka selanjutnya perusahaan perlu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi bauran pemasaran. Proses pemasaran ada tujuh faktor dari bauran pemasaran yaitu produk, harga, tempat, promosi, personel/orang, proses dan bukti fisik. Ketujuh faktor ini kemudian akan menghasilkan kombinasi yang akan membentuk strategi bauran pemasaran yang tepat. Adapun faktor dan sub faktor yang mempengaruhi penyusunan dari strategi bauran pemasaran Taman Safari Indonesia adalah: 1. Faktor Produk/jasa, sub faktor yang diperhatikan adalah a. Kualitas atraksi wisata b. Kuantitas jasa yang ditawarkan c. Merek atraksi wisata d. Jumlah hewan e. Variasi hewan 2. Faktor Harga, sub faktor yang diperhatikan adalah a. Harga dilihat dari biaya operasional b. Harga dilihat dari harga pesaing 3. Faktor Promosi, sub faktor yang diperhatikan adalah a. Iklan b. Diskon c. Sponsor 4. Faktor Place/Tempat, sub faktor yang diperhatikan adalah a. Kemudahan mencapai lokasi b. Udara
93
c. Kenyamanan d. Keindahan alam e. Kebersihan 5. Faktor People, sub faktor yang diperhatikan adalah a. Keramahan dan kesopanan b. Kesigapan melayani pengunjung c. Pengetahuan karyawan d. Jaminan keamanan 6. Faktor Proses, sub faktor yang diperhatikan adalah a. Kecepatan transaksi b. Kemudahan pembayaran c. Tanggapan terhadap keluhan 7. Faktor Bukti fisik, sub faktor yang diperhatikan adalah a. Desain dan layout b. Fasilitas bermain c. Luas parkir d. Fasilitas restoran e. Sarana toilet f. Sarana peribadatan. 8.2. Analisis Model Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Bauran Pemasaran Taman Safari Indonesia Berdasarkan hasil identifikasi diatas, penelitian ini berusaha untuk mengetahui urutan prioritas dari tujuan kegiatan bauran pemasaran dan faktor
94
mana yang paling berperan dalam penyusunan strategi bauran pemasaran Taman Safari Indonesia. Adapun susunan hirarki terdapat dalam Gambar 12. Analisis tujuan dan faktor-faktor penyusun strategi bauran pemasaran dilakukan dengan menyusun model struktur hirarki keputusan dengan empat tingkat. Tingkat 1= Fokus
Tingkat 2= Tujuan
Tingkat 3= Faktor Tingkat 4= Sub factor (Taktik-taktik)
Prioritas Strategi Pemasaran Pada PT Taman Safari Indonesia
Meningkatkan Penjualan Tiket
Produk/ jasa
Harga
Kualitas atraksi wisata
Harga dilihat dari biaya operasio nal
Kuanti tas jasa yang ditawar kan
Merek atraksi wisata
Jumlah hewan
Promosi
Mempertahankan dan Meningkatkan Citra Perusahaan
Place/
People
Pro ses
Bukti Fisik
Kerama han dan kesopa nan
Kecepa tan transak si
Desain dan layout
Kesiga pan melaya ni pengunj ung
Kemu dahan pemba yaran
Tempat
Iklan
Diskon
Kemu dahan menca pai lokasi
Sponsor Udara Harga dilihat dari harga pesaing
Kenya manan
Keinda han alam
Kebersi han
Variasi hewan
Penge tahuan karya wan Jami nan keaman an
Tangga pan terha dap keluhan
Fasilitas bermain Luas parkir Fasilitas restoran Sarana toilet Sarana peribada tan
Gambar 12. Struktur Hirarki Analitik Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Bauran Pemasaran
Tingkat satu adalah fokus, yaitu prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat bagi perusahaan. Tingkat dua adalah tujuan perusahaan dalam melakukan
95
kegiatan bauran pemasaran. Tingkat tiga adalah faktor-faktor Taman Safari Indonesia dalam menyusun strategi bauran pemasaran. Tingkat empat adalah subfaktor penyusun strategi bauran pemasaran yaitu penjabaran dari faktor pada tingkat tiga. 8.3. Analisis Hasil Pengolahan Horisontal PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006 Pengolahan hirisontal ini dilakukan untuk menyusun dan melihat prioritas relatif dalam suatu tingkat terhadap elemen lainnya yang berada satu tingkat di atasnya. Pengolahan horisontal ini belum memperlihatkan keseluruhan kaitan setiap elemen suatu hirarki. 8.3. 1. Analisis Pengolahan Horisontal Elemen Tujuan PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006 Hasil pengolahan tingkat dua memperlihatkan prioritas yang ingin dicapai oleh pihak manajemen terhadap tujuan pemasaran yang ingin dicapai oleh PT. Taman Safari Indonesia. Hasil pembobotan ini disajikan dalam Tabel 28. Tabel 28. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Tujuan Pemasaran PT Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006 Tujuan Bobot Prioritas Meningkatkan Penjualan tiket
0.750
1
Mempertahankan dan Meningkatkan Citra Perusahaan
0.250
2
Rasio Inkonsistensi Pengolahan
0.00 tingkat
dua
ini
telah
memenuhi
persyaratan
Rasio
Inkonsistensi, yaitu di bawah 10 persen. Tabel 28 menunjukkan bahwa strategi pemasaran
yang
meningkatkan
dilakukan
penjualan
perusahaan
tiket
dengan
memprioritaskan bobot
0.750.
kepada
tujuan
Sedangkan
tujuan
mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan dengan bobot 0.250 menjadi
96
prioritas kedua. Taman Safari Indonesia memprioritaskan tujuan meningkatkan penjualan tiket sebagai prioritas pertama berdasarkan sasaran jangka pendek untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan terlebih dahulu sebelum mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan yang merupakan sasaran jangka panjang. Untuk mencapai tujuan meningkatkan penjualan tiket di Taman Safari Indonesia maka sistem pemasaran harus lebih ditingkatkan. 8.3. 2. Analisis Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Bauran Pemasaran PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006 Hasil pengolahan ini merupakan pengolahan hirarki pada tingkat tiga untuk mengetahui faktor-faktor yang diprioritaskan dalam bauran pemasaran terhadap masing-masing tujuan. Hasil pembobotan disajikan pada Tabel 29. Tabel 29. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Bauran Pemasaran PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006 Bauran Pemasaran Tujuan
Produk
Harga
Promosi
/Jasa
Place/
People
Proses
Tempat
Bukti
RI
Fisik
MPT
0.207
0.108
0.297
0.127
0.090
0.069
0.103
0.05
MMCP
0.186
0.151
0.238
0.100
0.138
0.088
0.092
0.09
Ket : MPT MMCP
= Meningkatkan penjualan tiket = Mempertahankan dan Meningkatkan Citra Perusahaan
Pengolahan secara horisontal pada tingkat tiga ini secara keseluruhan memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi, yaitu dibawah 10 persen. Tabel 29, menunjukkan bahwa untuk tujuan meningkatkan penjualan tiket (MPT) kontribusi yang terbesar dalam bauran pemasaran adalah faktor promosi dengan bobot 0.297. Faktor promosi menjadi prioritas pertama karena perusahaan menyadari bahwa nama Taman Safari Indonesia dimata masyarakat sudah tidak asing lagi, akan tetapi produk/jasa yang ada didalamnya belum diketahui masyarakat. Sering
97
masyarakat beranggapan bahwa Taman Safari adalah kebun binatang biasa saja, tanpa mengetahui apa saja produk/jasa yang disajikan disana. Promosi berfungsi untuk menginformasikan keberadaan dan keunggulan yang dimiliki suatu produk/jasa kepada konsumen sehingga hal tersebut cukup mendapat perhatian dalam mewujudkan tujuan meningkatkan penjualan tiket. Prioritas kedua pada tujuan meningkatkan penjualan tiket adalah faktor produk/jasa dengan bobot 0.207. Produk/jasa yang ada di Taman Safari Indonesia adalah seluruh atraksi-atraksi wisata yang disajikan. Perusahaan harus lebih memperhatikan setiap produk/jasa, agar kualitasnya lebih baik. Faktor place/tempat berada pada posisi ketiga dengan bobot 0.127. Kemudahan konsumen untuk dapat menikmati semua jasa yang ditawarkan perusahaan merupakan sesuatu yang sangat penting. Taman Safari Indonesia telah berusaha untuk melayani pengunjung dengan menyediakan Bis Taman Safari bagi pengunjung yang tidak membawa kendaraan, semua aksesibilitas untuk menikmati wisata di Taman Safari harus lebih ditingkatkan. Prioritas keempat adalah faktor harga dengan bobot 0.108. Penerapan harga yang baik akan memberikan nilai yang baik bagi suatu produk/jasa yang ditawarkan suatu perusahaan. Prioritas kelima adalah bukti fisik dengan bobot 0.103. Bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan, penyediaan dan pelanggan berinteraksi. Pihak perusahaan perlu juga memperhatikan faktor bukti fisik karena berhubungan dengan fasilitas apa yang diharapkan pelanggan sehingga dapat meningkatkan kenyamanan berkunjung yang diinginkan. Prioritas keenam dengan tujuan meningkatkan penjualan tiket adalah faktor people/orang dengan bobot 0.090. Orang atau karyawan merupakan unsur
98
bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung dengan pelayanan terhadap pengunjung. Perusahaan dalam mempertahankan dan meningkatkan pengunjung salah satunya dengan meluncurkan serangkaian program-program yang fokus pada orang-orang di dalam Taman Safari Indonesia. Karyawan
dilibatkan
dalam
proses
me mulihkan
perusahaan
melalui
pengembangan peningkatan kesadaran akan pentingnya pelanggan. Prioritas ketujuh adalah faktor proses dengan bobot 0.069. Taman Safari Indonesia juga harus memperhatikan keseluruhan kegiatan kerja yang meliputi prosedur, tugastugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan dan rutinitas untuk melayani pengunjung dengan diatur dalam manajemen proses. Berdasarkan hasil pengolahan tingkat tiga untuk tujuan mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan menunjukkan bahwa faktor promosi menempati prioritas pertama dengan bobot 0.238. Promosi diharapkan dapat mempertahankan
dan
meningkatkan
citra
perusahaan,
karena
dapat
menginformasikan perkembangan perusahaan. Pada saat sekarang ini promosi Taman Safari Indonesia belum begitu gencar. Pada jangka panjang Tama n Safari ingin menjadi taman satwa dan taman rekreasi terkenal di dunia, untuk mencapainya perlu promosi lebih ditingkatkan lagi. Prioritas kedua adalah faktor produk/jasa dengan bobot 0.189. Mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan dapat melalui produk/jasa yang ditawarkan. Produk/jasa yang ada di Taman Safari Indonesia perlu untuk disesuaikan dengan keinginan para pengunjung. Karena dengan wisata yang sesuai keinginan pengunjung dapat menyebabkan pengunjung melakukan kunjungan kembali.
99
Faktor harga berada pada prioritas ketiga dengan bobot 0.151. Penerapan harga yang sesuai akan dapat memberikan citra yang baik bagi Taman Safari Indonesia. Prioritas keempat yaitu faktor people/orang dengan bobot 0.138. Orang atau karyawan yang melayani pengunjung dengan baik dapat juga memberikan citra yang baik bagi perusahaan. Karyawan Taman Safari sebaiknya memahami apa yang diinginkan pengunjung sehingga dapat melayaninya dengan baik. Faktor place/tempat dengan bobot 0.100 berada pada prioritas kelima. Keberadaan Tempat pada Taman Safari yang memiliki aksesibilitas yang baik dapat memberikan citra yang baik. Prioritas keenam ditempati oleh faktor bukti fisik dengan bobot 0.092. Faktor bukti fisik mewakili desain dan layout bangunan. Desain yang dibangun sebaiknya disesuaikan agar para pengunjung dapat merasa nyaman berkunjung ke Taman Safari Indonesia. Bukti fisik juga dapat mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan. Prioritas terakhir adalah faktor proses dengan bobot 0.088. Manajeme n proses yang sebaiknya diterapkan perusahaan adalah tentang kebijakan keterlibatan karyawan dan keleluasaan karyawan, sehingga layanan terhadap pengunjung lebih baik dan dapat memberikan citra yang baik. 8.3. 3. Analisis Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Taktik PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006 Hasil pengolahan horisontal tingkat empat ini membahas mengenai prioritas masing-masing taktik dari elemen ketiga yaitu elemen pemasaran yang sesuai dengan tujuan pemasaran yang ingin dicapai oleh PT. Taman Safari Indonesia.
100
8.3. 3. 1. Analisis Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Taktik Untuk Tujuan Meningkatkan Penjualan Tiket PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006 Hasil pengolahan horisontal tingkat empat elemen taktik dalam bauran pemasaran untuk tujuan meningkatkan penjualan tiket, hasil pembobotan ini disajikan dalam Tabel 30 berikut ini. Tabel 30. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Taktik untuk Tujuan Meningkatkan Penjualan Tiket PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006 Tujuan
Bauran Pemasaran Produk/jasa
Harga
Promosi Meningkatkan Penjualan Tiket
Place/Tempat
People
Proses
Bukti Fisik
Taktik
Bobot
Prioritas
Rasio Inkonsistensi
Kualitas Atraksi Wisata Kuantitas jasa yang ditawarkan Merek atraksi wisata Jumlah hewan Variasi hewan Harga dilihat dari biaya operasional Harga dilihat dari harga pesaing Iklan Diskon Sponsor Kemudahan mencapai lokasi Udara Kenyamanan Keindahan alam Kebersihan Keramahan dan kesopanan Kesigapan melayani pengunjung Pengetahuan karyawan Jaminan keamanan Kecepatan transaksi Kemudahan pembayaran Tanggapan terhadap keluhan Desain dan layout Fasilitas bermain Luas parkir Fasilitas restoran Sarana toilet Sarana peribadatan
0.286 0.113
2 4
0.105 0.146 0.349 0.750
5 3 1 1
0.250
2
0.131 0.529 0.340 0.256
3 1 2 1
0.200 0.131 0.183 0.231 0.138
3 5 4 2 4
0.09
0.337
1
0.04
0.215 0.310 0.139 0.426 0.436
3 2 3 2 1
0.158 0.277 0.129 0.158 0.092 0.187
3 1 4 3 5 2
0.04
0.00
0.02
0.00
0.05
101
Keseluruhan hasil pengolahan horisontal tingkat empat untuk tujuan meningkatkan penjualan tiket ini telah memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi, yaitu dibawah 10 persen. Dalam faktor Produk/jasa taktik yang menjadi prioritas pertama adalah variasi hewan dengan bobot 0.349. Taman Safari Indonesia beranggapan bahwa dengan variasi hewan yang lebih banyak diharapkan dapat menarik pengunjung untuk berkunjung ke Taman Safari Indonesia. Jumlah variasi hewan yang ada di Taman Safari Indonesia adalah 257 spesies, sehingga masih diperlukan lagi penambahan variasi hewan dari seluruh dunia agar dapat melengkapi koleksinya. Penambahan variasi yang terus-menerus menyebabkan adanya perubahan-perubahan di Taman Safari Indonesia, sehingga pengunjung ingin melakukan kunjungan kembali untuk melihat perubahan tersebut. Prioritas kedua pada faktor produk/jasa adalah kualitas atraksi wisata dengan bobot 0.286. Kualitas atraksi wisata yang baik juga dapat membuat pengunjung untuk berkunjung kembali. Jumlah hewan merupakan prioritas ketiga dari faktor produk/jasa dengan bobot 0.146. Taman Safari Indonesia terus berusaha untuk menambah jumlah hewannya dengan cara melakukan kerjasama dengan beberapa kebun binatang yang ada di seluruh dunia. Penambahan jumlah hewan juga dilakukan dengan pengembang biakan sendiri. Kuantitas jasa yang ditawarkan dan merek atraksi wisata berada pada prioritas keempat dan kelima dengan bobot masing-masing 0.113 dan 0.105. Hal ini bukan berarti kuantitas jasa yang ditawarkan dan merek atraksi wisata tidak penting, tetapi perusahaan menganggap bahwa keduanya tidak akan berarti tanpa variasi hewan, kualitas atraksi wisata dan jumlah hewan.
102
Harga dilihat dari biaya operasional merupakan prioritas utama dalam faktor harga dengan bobot 0.750. Taman Safari Indonesia berusaha untuk menetapkan harga sesuai dengan biaya operasional ditambah keuntungan yang diinginkan. Biaya operasional Taman Safari Indonesia sangat besar, karena produk wisatanya bersumber dari hewan yang memerlukan biaya perawatan yang besar. Penetapan harga ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan tiket tanpa mengalami kerugian. Penetapan harga dilihat dari harga pesaing mendapatkan prioritas kedua dengan bobot 0.250. Diskon merupakan prioritas pertama dari faktor promosi dengan bobot 0.259. Diskon atau pemotongan harga diharapkan dapat meningkatkan penjualan tiket Taman Safari Indonesia. Diskon yang pernah dilakukan perusahaan adalah pada hari ulang tahun Taman Safari Indonesia dengan pemotongan harga tiket sampai 50 persen. Prioritas kedua adalah sponsor dengan bobot 0.340. Menjadi sponsor berbagai acara dan mengiklankan atraksi wisata diharapkan dapat lebih memperkenalkan atraksi wisata yang ada di Taman Safari Indonesia, sehingga penjualan tiket dapat meningkat. Iklan merupakan prioritas terakhir dari faktor promosi dengan bobot 0.131. Perusahaan memiliki taktik utama untuk strategi place/tempat yaitu kemudahan mencapai lokasi dengan bobot 0.256. Kemudahan mencapai lokasi ini telah diperhatikan perusahaan yaitu bekerja sama dengan masyarakat sekitar untuk menyediakan odong-odong. Odong-odong ini bermaksud mempermudah bagi pengunjung yang tidak membawa kendaraan ke Taman Safari Indonesia. Odongodong ini merupakan angkutan dari jalan raya puncak menuju lokasi Taman Safari Indonesia. Kemudahan mencapai Taman Safari diharapkan dapat meningkatkan
103
penjualan tiket. Kebersihan mendapat prioritas kedua dengan bobot 0.231. Lingkungan tempat yang bersih merupakan perhatian serius bagi Taman Safari Indonesia. Setiap tempat dan sudut-sudut Taman Safari Indonesia selalu dibersihkan pada pagi hari. Udara, keindahan alam dan kenyamanan berada pada prioritas ketiga, keempat dan kelima. Masing-masing bobot pada ketiga taktik tersebut 0.200, 0.183 dan 0.131. Ketiga taktik terakhir ini dipertahankan perusahaan dengan menjaga kondisi alam disekitar Taman Safari Indonesia agar tetap alami. Letak Taman Safari Indonesia dikaki gunung sangat mendukung untuk ketiga taktik tersebut. Dengan ketiga taktik terakhir diharapkan dapat menarik pengunjung dan meningkatkan penjualan tiket. Taktik yang diprioritaskan untuk faktor people adalah kesigapan melayani pengunjung dengan bobot 0.337. Taman Safari Indonesia telah berusaha untuk melayani setiap pengunjung dengan baik. Karyawan disuruh untuk melayani pengunjung dengan cepat dan tepat. Kesigapan karyawan Taman Safari Indonesia diharapkan dapat memberikan kepuasan bagi pengunjung, sehingga pengunjung ingin melakukan kunjungan kembali. Prioritas kedua adalah jaminan keamanan dengan bobot 0.310. Keamanan bagi pengunjung yang berada dilokasi Taman Safari Indonesia dijamin perusahaan dengan memberikan asuransi jiwa. Selain asuransi jiwa, setiap atraksi wisata telah memiliki standar keamanan masingmasing dari karyawan ataupun tulisan yang berupa peraturan-peraturan. Pengunjung yang merasa aman berkunjung ke Taman Safari Indonesia diharapkan dapat meningkatkan penjualan tiket. Pengetahuan karyawan dan keramahan dan kesopanan berada pada prioritas terakhir dengan masing-masing bobot 0.215 dan
104
0.138. Perusahaan memberikan program pendidikan dan penyuluhan bagi karyawan untuk meningkatkan taktik tersebut. Faktor proses memberikan prioritas pertama pada tanggapan terhadap keluhan dengan bobot 0.436. Keluhan para pengunjung berusaha ditanggapi perusahaan dengan cepat dan sigap. Tanggapan dari perusahaan diharapkan dapat memberikan kesenangan bagi pengunjung karena merasa dihargai. Kemudahan pembayaran berada pada prioritas kedua dengan bobot 0.426. Pembayaran tiket di Taman Safari Indonesia dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan uang tunai atau dengan kartu kredit. Kecepatan transaksi berada pada prioritas terakhir dengan bobot 0.139. Taman Safari Indonesia berusaha memberikan pelayanan yang cepat bagi pengunjung dengan cara menyediakan loket pengambilan tiket atau loket masuk sebanyak tiga loket. Selain itu perusahaan memberikan layanan yang cepat dengan menyediakan bis Taman Safari bagi pengunjung. Pengunjung diusahakan untuk mudah dan cepat dapat menikmati wisata di Taman Safari Indonesia. Taktik ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan tiket. Fasilitas bermain mendapatkan prioritas pertama pada faktor bukti fisik dengan bobot 0.277. Taman Safari Indonesia telah menyediakan fasilitas bermain yang cocok untuk anak-anak, dewasa maupun keluarga. Fasilitas bermain perlu untuk ditingkatkan dan diperbanyak. Sarana peribadatan berada pada prioritas kedua dengan bobot 0.187. Perusahaan telah memiliki satu mesjid yang berada di lingkungan tempat rekreasi wisata. Prioritas ketiga adalah fasilitas restoran dan desain dan layout dengan bobot yang sama 0.158. Tama n Safari Indonesia membuat desain dan layout dengan maksud untuk mempermudah pengunjung untuk menikmati setiap atraksi wisata yang ada. Fasilitas restoran sudah tersedia,
105
sehingga pengunjung dapat dengan mudah untuk menikmati makanan-makan yang tersedia di Taman Safari Indonesia. Prioritas keempat dan kelima adalah luas parkir dan sarana toilet dengan masing-masing bobot 0.129 dan 0.092. Luas parkir telah tersedia untuk pengunjung hampir diseluruh tempat atraksi wisata. Sarana toilet juga tersedia disetiap sudut didaerah atraksi wisata. Taktik-taktik yang ada di faktor fisik diharapkan dapat meningkatkan penjualan tiket. 8.3. 3. 2. Analisis Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Taktik Untuk Tujuan Mempertahankan dan Meningkatkan Citra Perusahaan Hasil pengolahan horisontal tingkat empat elemen taktik dalam bauran pemasaran untuk tujuan mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan. Hasil pembobotan ini disajikan dalam Tabel 31. Keseluruhan hasil pengolahan horisontal tingkat empat untuk tujuan mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan ini telah memenuhi persyaratan Rasio Inkonsistensi, yaitu dibawah 10 persen. Faktor produk/jasa taktik yang menjadi prioritas pertama adalah kualitas atraksi wisata dengan bobot 0.499. Taktik kualitas atraksi wisata berada pada prioritas pertama karena Taman Safari Indonesia berpendapat bahwa untuk mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan dalam jangka panjang, harus bisa mempertahankan kualitas atraksi wisatanya. Atraksi wisata yang berkualitas dapat mencapai misi perusahaan yaitu menjadi model bagi taman satwa dan taman rekreasi lainnya. Variasi hewan dan merek atraksi wisata berada pada prioritas kedua dan ketiga dengan bobot masing-masing 0.191 dan 0.146. Penambahan variasi hewan dari seluruh dunia yang terus menerus diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan dimata pengunjung. Merek atraksi juga
106
diperhatikan agar citra Taman Safari Indonesia lebih baik. Kuantitas jasa yang ditawarkan dan jumlah hewan berada pada prioritas keempat dan kelima dengan masing-masing bobot 0.092 dan 0.072. Tabel 31. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Taktik untuk Tujuan Mempertahankan dan Meningkatkan Citra Perusahaan PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor, Tahun 2006 Tujuan
Bauran Pemasaran Produk/jasa
Harga
Promosi Mempertahankan dan Meningkatkan Citra Perusahaan
Place/Tempat
People
Proses
Bukti Fisik
Taktik
Bobot
Prioritas
Rasio Inkonsistensi
Kualitas Atraksi Wisata Kuantitas jasa yang ditawarkan Merek atraksi wisata Jumlah hewan Variasi hewan Harga dilihat dari biaya operasional Harga dilihat dari harga pesaing Iklan Diskon Sponsor Kemudahan mencapai lokasi Udara Kenyamanan Keindahan alam Kebersihan Keramahan dan kesopanan Kesigapan melayani pengunjung Pengetahuan karyawan Jaminan keamanan Kecepatan transaksi Kemudahan pembayaran Tanggapan terhadap keluhan Desain dan layout Fasilitas bermain Luas parkir Fasilitas restoran Sarana toilet Sarana peribadatan
0.499
1
0.092
4
0.146 0.072 0.191 0.750
3 5 2 1
0.250
2
0.138 0.453 0.409 0.166
3 1 2 3
0.242 0.148 0.301 0.143 0.126
2 4 1 5 4
0.08
0.218
2
0.07
0.165
3
0.491 0.446 0.421
1 1 2
0.132
3
0.154 0.317 0.121 0.164 0.107 0.138
3 1 5 2 6 4
0.05
0.00
0.00
0.00
0.08
Kuantitas jasa yang ditawarkan juga terus ditambah agar pengunjung dapat menikmati jasa-jasa lain yang ditawarkan. Jumlah hewan pada masing-masing
107
jenis juga terus dilakukan penambahan. Semua atraksi-atraksi pada faktor produk/jasa ini bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan. Taktik utama yang diprioritaskan untuk faktor harga adalah harga dilihat dari biaya operasional dengan bobot 0.750. Dalam mempertahankan dan meningkatkan citra Taman Safari Indonesia menetapkan harganya dilihat dari biaya operasional. Prioritas kedua adalah harga dilihat dari harga pesaing dengan bobot 0.250. Faktor promosi memberikan prioritas utama pada taktik diskon dengan bobot 0.453. Diskon atau potongan harga diberikan pada pengunjung dengan maksud untuk menarik pengunjung sebanyak-banyaknya ke Taman Safari Indonesia. Pengunjung diharapkan dapat memberikan informasi yang baik tentang Taman Safari Indonesia kepada orang lain, sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan citra Taman Safari Indonesia. Prioritas kedua adalah sponsor dengan bobot 0.409. Perusahaan sering ikut mensponsori berbagai acara. Ikut serta dalam mensponsori berbagai acara diharapkan dapat memperkenalkan Taman Safari Indonesia sesungguhnya kepada orang lain. Iklan merupakan prioritas terakhir dengan bobot 0.138. Iklan yang dilakukan Taman Safari Indonesia dapat memberikan informasi pada orang lain tentang Taman Safari sesungguhnya, sehingga citra perusahaan dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan. Keindahan alam merupakan prioritas pertama dari faktor place/tempat dengan bobot 0.301. Keindahan alam yang dimiliki Taman Safari Indonesia dapat menarik pengunjung untuk datang ke Taman Safari Indonesia. Mempertahankan
108
keindahan alam ini dilakukan pihak perusahaan dengan tetap menjaga sifat alami lingkungan disekitar perusahaan. Keindahan alam ini bisa memberikan citra yang baik bagi Taman Safari Indonesia. Udara, kemudahan mencapai lokasi dan kenyamanan masing-masing berada pada prioritas kedua, ketiga dan keempat dengan bobot masing masing 0.242, 0.116 dan 0.148. Udara yang segar, lokasi yang mudah dicapai dan tempat yang nyaman yang dimiliki Taman Safari Indonesia harus dipertahankan. Prioritas terakhir adalah kebersihan dengan bobot 0.143. Lingkungan perusahaan selalu dijaga untuk selalu bersih. Semua taktik yang ada pada faktor produk/jasa dapat mempertahankan dan meningkatkan citra yang baik bagi perusahaan. Taktik utama pada faktor people adalah jaminan keamanan dengan bobot 0.491. Jaminan keamanan yang diberikan Taman Safari Indonesia bagi pengunjung, seperti pemberian asuransi jiwa dan keamanan pada tempat-tempat atraksi lain dapat memberikan citra yang baik bagi perusahaan. Prioritas kedua adalah kesigapan melayani pengunjung dengan bobot 0.218. Pengunjung yang dilayani dengan baik dapat memberikan citra yang baik juga bagi perusahaan. Prioritas ketiga dan keempat adalah pengetahuan karyawan dan keramahan dan kesopanan dengan masing-masing bobot 0.165 dan 0.126. Taman Safari Indonesia memberikan pendidikan bagi karyawannya agar wawasan dan pengetahuan mengenai lingkungan perusahaan dapat lebih ditingkatkan. Pengetahuan karyawan dengan lingkungan perusahaan dapat meningkatkan pelayanan bagi pengunjung. Kerama han dan kesopanan para karyawan dapat memberikan citra yang baik bagi perusahaan.
109
Faktor proses memberikan prioritas utama pada kecepatan transaksi dengan bobot 0.446. Transaksi yang cepat dilakukan perusahaan kepada pengunjung untuk mendapat pelayanan pada atraksi wisata. Pengunjung yang mendapatkan pelayanan transaksi yang cepat akan merasa dihargai, sehingga citra perusahaan dapat dipertahankan. Kemudahan pembayaran dan tanggapan kepada keluhan berada pada prioritas ketiga dan keempat, masing-masing mendapat bobot 0.421 dan 0.132. Kemudahan pembayaran di Taman Safari Idonesia dapat dilakukan dengan uang tunai maupun kartu kredit. Keluhan pengunjung berusaha untuk selalu ditanggapi, sehingga perusahaan dapat dengan cepat memperbaiki keluhan pengunjung. Taktik-taktik
pada
faktor
proses
ditujukan
untuk
mempertahankan citra perusahaan. Fasilitas bermain mendapat prioritas pertama pada faktor bukti fisik dengan bobot 0.317. Fasilitas bermain pada Taman Safari Indonesia telah tersedia, akan tetapi masih perlu ditingkatkan. Prioritas kedua berada pada fasilitas restoran dengan bobot 0.164. Lingkungan Taman Safari Indonesia telah memiliki beberapa restoran yang dapat dikunjungi para pengunjung. Desain dan layout, sarana peribadatan dan luas parkir masing-masing berada pada prioritas ketiga, keempat dan kelima. Bobot masing-masing 0.154, 0.138 dan 0.121. Desain dan layout semua bangunan dan tempat atraksi wisata dibangun dengan rancangan agar mudah untuk dinikmati pengunjung. Sarana peribadatan di Taman Safari Indonesia telah tersedia, seperti masjid. Parkir dilingkungan Taman Safari sudah tersedia dengan luas. Taktik-taktik yang ada pada faktor bukti fisik diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan.
110
8.3. 4. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal PT. Taman Safari Indonesi, Cisarua Bogor, Tahun 2006 Pengolahan vertikal ini digunakan untuk menyusun dan melihat prioritas menyeluruh setiap elemen pada tingkat tertentu terhadap sasaran utama hirarki (fokus). Pengolahan vertikal dilakukan setelah matriks pendapat diolah secara horisontal dan telah memenuhi persyaratan Rasio Inkonsistensi, yaitu sebesar 10 persen. 8.3. 4. 1. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006 Keseluruhan hasil pengolahan vertikal tingkat dua ini telah memenuhi persyaratan Rasio Inkonsistensi, yaitu dibawah 10 persen. Hasil pengolahan vertikal untuk elemen tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 32, dimana dalam prioritas dan bobot yang tertera memperlihatkan hasil yang sama dengan hasil pengolahan horisontal pada tingkat dua. Prioritas menyeluruh menempatkan tujuan meningkatkan penjualan tiket diperingkat pertama dengan bobot 0.750 dan tujuan mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan diperingkat kedua dengan bobot 0.250. Tabel 32. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006 Tujuan Bobot Prioritas Meningkatkan Penjualan tiket
0.750
1
Mempertahankan dan Meningkatkan Citra Perusahaan
0.250
2
Rasio Inkonsistensi
0.00
Pengolahan secara horisontal yang telah diuraikan sebelumnya sama dengan pengolahan vertikal, bahwa perusahaan memberikan prioritas utama pada tujuan meningkatkan penjualan tiket. Meningkatkan penjualan ini bertujuan untuk
111
mendapatkan keuntungan pada jangka pendek. Selain itu penjualan tiket ini diperuntukkan untuk menutupi biaya operasional yang sangat besar agar perusahaan tetap bisa beroperasi. Tujuan mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan berada pada prioritas kedua. Sesuai dengan misi perusahaan untuk menjadi model bagi taman satwa dan taman rekreasi lainnya, yang merupakan tujuan jangka panjang perusahaan. 8.3. 4 . 2. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Bauran Pemasaran PT. Taman Safari Indonesia, Bogor, Tahun 2006 Hasil pengolahan vertikal ini bertujuan untuk mengetahui prioritas menyeluruh bagi setiap elemen bauran pemasaran terhadap penilaian tujuan yang ingin dicapai terhadap fokus utama hirarki (Tabel 33). Keseluruhan hasil pengolahan vertikal ini telah memenuhi persyaratan Rasio Inkonsistensi, yaitu dibawah 10 persen. Tabel 33. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Bauran Pemasaran PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006 Tujuan Bobot Prioritas Produk/jasa
0.201
2
Harga
0.119
4
Promosi
0.282
1
Place/Tempat
0.121
3
People
0.103
5
Proses
0.074
7
Bukti Fisik
0.101
6
Rasio Inkonsistensi
0.08
Prioritas pertama adalah faktor promosi dengan bobot 0.282. merupakan
alat
untama
menginformasikan
keberadaan
dan
Promosi
keunggulan
112
produk/jasa yang dimiliki perusahaan sehingga dapat mempengaruhi keputusan berkunjung. Faktor promosi menjadi prioritas pertama karena selama ini Taman Safari Indonesia tidak gencar dalam melakukan promosi. Taman Safari Indonesia memang tidak asing lagi bagi masyarakat, akan tetapi atraksi-atraksi wisata yang ada di dalamnya juga perlu diperkenalkan kepada masyarakat luas. Selama ini masyarakat beranggapan bahwa Taman Safari Indonesia sama saja dengan kebun binatang lainnya. Masyarakat tidak tahu bahwa di Taman Safari Indonesia masih banyak lagi atraksi wisata yang dapat dinikmati. Faktor produk/jasa berada pada prioritas kedua dengan bobot 0.201. Produk/jasa sebagai objek yang ditawarkan kepada pengunjung memegang peranan penting karena dapat mempengaruhi pengunjung dalam pengambilan keputusan untuk melakukan kunjungan. Faktor produk/jasa menjadi prioritas kedua karena Taman Safari Indonesia mengandalkan jasa rekreasi yang sebagian besar berbasis kepada satwa. Pengembangan jasa rekreasi yang ditawarkan di Taman Safari Indonesia perlu selalu diperbaharui dan ditambah. Atraksi wisata yang terus berkembang menyebabkan pengunjung ingin melakukan kunjungan kembali ke Taman Safari Indonesia. Faktor place/tempat berada pada prioritas ketiga dengan bobot 0.121. Lokasi suatu tempat wisata sangat mendukung untuk menarik pengunjung. Faktor tempat menjadi prioritas ketiga pada Taman Safari Indonesia karena perusahaan beranggapan dengan tempat yang memiliki aksesibilitas yang bagus akan mempermudah pengunjung untuk melakukan kunjungan. Keindahan alam, udara yang segar, tempat yang bersih dan nyaman merupakan ciri dari Taman Safari Indonesia
yang
perlu
dipertahankan.
Perusahaan
berusaha
untuk tetap
113
mempertahankan suasana alami yang ada disekitar lingkungan Taman Safari Indonesia. Prioritas keempat adalah faktor harga dengan bobot 0.119. Penetapan harga pada Taman Safari Indonesia sangat dipengaruhi oleh biaya operasional perusahaan. Taman Safari Indonesia memerlukan biaya operasional yang sangat besar, karena atraksi wisatanya kebanyakan berbasis pada koleksi binatang dari penjuru dunia. Koleksi binatang di Taman Safari Indonesia memerlukan biaya perawatan yang sangat besar, sehingga perusahaan sangat berhati-hati dalam penetapan harga. Banyak hal yang harus dipertimbangkan, seperti biaya operasional, harga pesaing dan keuntungan yang harus diambil untuk kelangsungan hidup perusahaan. Harga berada pada prioritas keempat karena Taman Safari Indonesia beranggapan bahwa harga tidak begitu dipermasalahkan pengunjung selama ini. Pengunjung Taman Safari Indonesia yang sebagian besar berpenghasilan menengah keatas tidak begitu terpengaruh dengan perubahanperubahan pada harga. Faktor people/orang berada pada prioritas kelima dengan bobot 0.103. Karyawan yang dapat melayani pengunjung dengan baik dapat memberikan kesan yang baik juga bagi perusahaan. Taman Safari Indonesia memposisikan faktor people
pada
prioritas
kelima
dikarenakan
keinginan
perusahaan
untuk
memberikan yang terbaik pada setiap pengunjung. Taman Safari Indonesi memberikan prioritas keenam dan ketujuh pada faktor bukti fisik dan faktor proses, dengan masing-masing bobot 0.101 dan 0.074.
Bukti fisik diposisikan pada prioritas keenam karena Taman Safari
Indonesia melakukan semua pembangunan fasilitas perusahaan disesuaikan
114
dengan lingkungan tanpa merubah sifat alami sekitarnya. Prioritas terakhir adalah proses. Proses merupakan keseluruhan kegiatan kerja yang ada di perusahaan. Perusahaan telah membuat suatu standar manajemen proses yang meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan dan rutinitas untuk melayani pengunjung dengan baik. 8.3. 4.3. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Taktik PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006 Hasil pengolahan ini bertujuan untuk mengetahui prioritas menyeluruh bagi setiap taktik terhadap pemilihan strategi bauran pemasaran yang paling tepat sebagai fokus utama hirarki. Hasil dari pengolahan vertikal ini disajikan pada Tabel 34. Keseluruhan hasil pengolahan vertikal tingkat empat ini telah memenuhi persyaratan Rasio Inkonsistensi yaitu dibawah 10 persen. Faktor produk/jasa yang menjadi prioritas utamanya adalah kualitas atraksi wisata dengan bobot 0.069. Kualitas atraksi wisata mendapat prioritas pertama dengan alasan bahwa atraksi wisata yang baik merupakan daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Taman Safari Indonesia terus menambah dan memperbaharui atraksi-atraksi wisatanya. Variasi hewan mendapat prioritas kedua dengan bobot 0.063. Banyaknya variasi hewan kurang baik apabila tidak diiringi dengan jumlahnya, sehingga jumlah hewan mendapat prioritas ketiga dengan bobot 0.062. Merek atraksi wisata berada pada prioritas keempat dengan bobot 0.022. Merek pada setiap atraksi wisata berada pada prioritas keempat karena Taman Safari Indonesia beranggapan dengan merek yang mudah diingat dan sesuai dengan atraksinya akan lama diingat pengunjung. Prioritas kelima adalah kuantitas jasa yang ditawarkan dengan bobot 0.021.
115
Kuantitas jasa merupakan banyaknya jumlah jasa yang ditawarkan Taman Safari Indonesia. Tabel 34. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Taktik PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor, Tahun 2006 Bauran Pemasaran Produk/jasa
Harga Promosi
Place/Tempat
People
Proses
Bukti Fisik
Taktik Kualitas Atraksi Wisata Kuantitas jasa yang ditawarkan Merek atraksi wisata Jumlah hewan Variasi hewan Harga dilihat dari biaya operasional Harga dilihat dari harga pesaing Iklan Diskon Sponsor Kemudahan mencapai lokasi Udara Kenyamanan Keindahan alam Kebersihan Keramahan dan kesopanan Kesigapan melayani pengunjung Pengetahuan karyawan Jaminan keamanan Kecepatan transaksi Kemudahan pembayaran Tanggapan terhadap keluhan Desain dan layout Fasilitas bermain Luas parkir Fasilitas restoran Sarana toilet Sarana peribadatan
Bobot 0.069 0.021 0.022 0.026 0.063 0.089 0.029 0.037 0.145 0.100 0.029 0.025 0.016 0.025 0.025 0.013 0.031 0.021 0.038 0.017 0.031 0.026 0.018 0.028 0.011 0.019 0.008 0.017
Prioritas 1 5 4 3 2 1 2 3 1 2 1 2 3 2 2 4 2 3 1 3 1 2 3 1 5 2 6 4
Penetapan harga yang dilihat dari biaya operasional menjadi prioritas pertama pada faktor harga dengan bobot 0.089. Biaya operasional perusahaan sangat besar sehingga untuk menutupinya pihak perusahaan berusaha untuk menyesuaikan harga dengan melihat biaya operasional. Selain itu harga pesaing juga diperhatikan, sehingga harga dilihat dari harga pesaing berada pada prioritas kedua dengan bobot 0.029.
116
Diskon mendapat prioritas pertama pada faktor promosi dengan bobot 0.145. Pemberian diskon diharapkan dapat menarik pengunjung untuk berkunjung ke Taman Safari Indonesia. Perusahaan memberikan diskon pada hari-hari tertentu, seperti pada hari ulang tahun Taman Safari Indonesia dengan memberikan potongan harga tiket sampai 50 persen. Taman Safari Indonesia sering menjadi sponsor berbagai acara. Menjadi sponsor pada suatu acara diharapkan dapat memperkenalkan Taman Safari Indonesia kepada masyarakat luas, sehingga sponsor menduduki prioritas kedua dengan bobot 0.100. Memperkenalkan atraksi wisata yang ada di Taman Safari Indonesia juga dilakukan dengan iklan. Iklan berada pada prioritas ketiga dengan bobot 0.037. Faktor place/tempat memberikan prioritas pertama kepada kemudahan mencapai lokasi dengan bobot 0.029. Lokasi yang mudah dicapai akan mempermudah pengunjung untuk melakukan kunjungan. Udara, keindahan alam dan kebersihan berada pada prioritas kedua dengan bobot yang sama 0.025. Udara yang segar, alam yang indah dan tempat yang bersih bisa membuat pengunjung untuk berlama-lama di Taman Safari Indonesia, ini juga diharapkan dapat menarik pengunjung untuk melakukan kunjungan kembali. Kenyamanan mendapatkan prioritas terakhir dengan bobot 0.016. Jaminan keamanan menjadi prioritas pertama pada faktor people dengan bobot 0.038. Perusahaan telah menjamin keasmanan para pengunjung dengan memberikan asuransi jiwa dan keamanan pada setiap atraksi wisata. Selain itu peraturan dan himbauan juga diberikan kepada pengunjung berbentuk tulisan maupun gambar-gambar. Karyawan berusaha melayani pengunjung dengan baik dan cepat, sehingga kesigapan melayani pengunjung berada pada prioritas kedua
117
dengan bobot 0.031. Pengetahuan karyawan perlu untuk selalu ditingkatkan untuk dapat mendukung pelayanan yang baik bagi pengunjung. Pengetahuan karyawan berada pada prioritas ketiga dengan bobot 0.021. Prioritas terakhir adalah keramahan dan kesopanan dengan bobot 0.013. Kemudahan pembayaran mendapat prioritas pertama pada faktor proses dengan bobot 0.031. Pembayaran tiket di Taman Safari Indonesia dapat dilakukan dengan dua cara yaitu uang tunai dan dengan kartu kredit. Keluhan pengunjung berusaha ditanggapi dengan cepat oleh perusahaan, sehingga tanggapan terhadap keluhan berada pada prioritas kedua dengan bobot 0.026. Prioritas terakhir adalah kecepatan transaksi dengan bobot 0.017. Kecepatan transaksi di Taman Safari Indonesia,
diusahakan
perusahaan
untuk
memberikan
kemudahan
bagi
pengunjung untuk menikmati atraksi yang disajikan. Bagi pengunjung yang tidak membawa kenderaan telah disediakan bis Taman Safari Indonesia. Perusahaan berusaha untuk mempermudah pengunjung untuk mendapatkan atraksi wisata yang sudah dibayarnya. Fasilitas bermain merupakan prioritas pertama dari faktor bukti fisik dengan bobot 0.028. Taman Safari Indonesia memberikan prioritas pertama pada fasilitas bermain karena dengan fasilitas bermain yang lengkap dan terus diperbarui dapat menyebabkan pengunjung untuk ingin berkunjung kembali. Prioritas kedua adalah fasilitas restoran dengan bobot 0.019. Restoran di Taman Safari Indonesia diprioritaskan pada posisi kedua dikarenakan pengunjung biasanya melakukan kunjungan ke Taman Safari Indonesia dengan waktu yang lama (biasanya hampir seharian penuh), sehingga diperlukan fasilitas restoran untuk tempat makan. Desain dan layout berada pada prioritas ketiga dengan bobot
118
0.018. Desain dan layout bangunan di Taman Safari Indonesia disesuaikan dengan keadaan tempat sehingga mudah untuk dinikmati oleh pengunjung. Sarana peribadatan berada pada prioritas keempat dengan bobot 0.017. Taman Safari Indonesia sudah mempunyai satu mesjid, sehingga bagi pengunjung yang beragama Islam dapat shalat di Taman Safari Indonesia. Parkir yang luas sudah tersedia di Taman Safari Indonesia, sehingga luas parkir berada pada prioritas kelima dengan bobot 0.011. Sarana toilet sudah ada hampir disetiap sudut atraksi wisata, sehingga sarana toilet berada pada prioritas terakhir dengan bobot 0.008. Hasil analisis prioritas strategi bauran pemasaran pada Taman Safari Indonesia berdasarkan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) secara keseluruhan mempunyai Rasio Inkonsistensi sebesar 0.08 (Tabel Lamiran 2). Dari hasil analisis didapatkan prioritas dari elemen-elemen dalam strategi bauran pemasaran perusahaan yaitu: 1. Prioritas pertama pada tujuan adalah meningkatkan penjualan tiket dengan bobot 0.750 dan prioritas kedua adalah mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan. Perusahaan sebaiknya memfokuskan melakukan kegiatan meningkatkan penjualan tiket. 2. Faktor bauran pemasaran yang mendapat prioritas pertama adalah faktor promosi dengan bobot 0.282 dengan taktik diskon (0.145). Perusahaan sebaiknya melakukan promosi yang lebih gencar, terutama melalui diskon harga tiket. Dengan diskon pengunjung lebih tertarik untuk mengunjungi Taman Safari Indonesia. 3. Strategi kedua adalah faktor produk/jasa dengan bobot 0.201 dengan taktik kualitas atraksi wisata (0.069). Berdasarkan hal tersebut maka perusahaan
119
sebaiknya memperhatikan kualitas pada atraksi wisata yang disajikan agar pengunjung merasa puas. Untuk meningkatkan kualitas atraksi wisata perusahaan
harus
selalu
mengevaluasi
atraksi
wisatanya
dan
memperbaharuinya. 4. Strategi ketiga adalah faktor place/tempat (0.121) dengan taktik kemudahan mencapai lokasi (0.029). Kemudahan mencapai lokasi Taman Safari Indonesia sangat diperhatikan oleh pengunjung. Perusahaan sebaiknya memperlebar jalan menuju Taman Safari Indonesia dan menjalin kerja sama dengan penduduk sekitar dalam penambahan mobil angkutan (Odongodong) dari Jalan raya puncak menuju Taman Safari Indonesia. 5. Strategi keempat adalah harga dengan bobot 0.119 dengan taktik penetapan harga dilihat dari biaya operasional (0.089). Perusahaan harus lebih hati-hati dalam penetapan harga agar tidak mengalami kerugian. Biaya operasional yang besar harus dapat ditutupi dengan pendapatan perusahaan. 6. Strategi kelima adalah faktor people/orang dengan bobot (0.103) dengan taktik jaminan keamanan (0.038). Keamanan pengunjung harus jadi prioritas utama perusahaan. Karena atraksi wisata di Taman Safari berhubungan dengan satwa liar, maka pihak perusahaan harus bisa memberikan rasa aman kepada pengunjung. 7. Strategi keenam adalah bukti fisik (0.101) dengan taktik fasilitas bermain (0.028). Fasilitas bermain yang lebih lengkap dapat memberikan kesenangan bagi pengunjung. Perusahaan sebaiknya terus memperbaiki dan menambah fasilitas bermain yang ada di lingkungan Taman Safari Indonesia.
120
8. Strategi proses menempati prioritas terakhir dengan bobot 0.074 dengan taktik kemudahan pembayaran (0.031). Pengunjung diberikan keleluasaan untuk pembayaran dengan uang tunai atau dengan kartu kredit. 8.4. Keterkaitan Antara Alternatif Strategi Bauran Pemasaran Hasil PHA Dengan Tahapan Proses Keputusan Kunjungan ke Taman Safari Indonesia Berdasarkan hasil pengolahan secara horisontal maupun vertikal dengan metode PHA didapat bahwa faktor promosi mendapatkan prioritas pertama yang terdiri dari tiga sub faktor yaitu iklan, diskon dan sponsor. Taktik-taktik pada faktor promosi adalah diskon. Prioritas kedua pada elemen bauran pemasaran adalah faktor produk/jasa, yang memiliki taktik kualitas atraksi wisata dan variasi hewan. Prioritas ketiga adalah faktor tempat dengan elemen taktik kemudahan mencapai lokasi. Prioritas selanjutnya berurutan faktor harga, people, bukti fisik dan proses. Berdasarkan hasil tahapan proses pengambilan keputusan kunjungan ke Taman Safari Indonesia, didapat bahwa alasan berkunjung adalah untuk berlibur dengan manfaat beristirahat dari kesibukan sehari-hari. Sedangkan sumber informasi diperoleh pengunjung dari teman dan anggota keluarga. Hal yang paling diperhatikan dari informasi yang didapat mengenai Taman Safari adalah kenyamanan tempat. Hal yang menjadi pertimbangan kunjungan adalah adanya berbagai macam hewan yang dapat dilihat. Pengaruh terbesar dalam keputusan kunjungan adalah anggota keluarga yang sekaligus sebagai teman berkunjung. Pengunjung ingin melakukan kunjungan kembali karena Taman Safari memiliki tempat yang nyaman.
121
Mengacu pada hasil analisis diatas sebaiknya perusahaan harus lebih gencar lagi melakukan promosi, karena selama ini pengunjung me ngetahui sumber informasi mengenai Taman Safari Indonesi dari teman dan keluarga. Hasil prioritas pemasaran yang diolah memakai PHA memberikan prioritas pertama pada promosi dengan taktik diskon. Taman Safari Indonesia selama ini tidak begitu gencar dalam mempromosikan atraksi wisatanya, perusahaan beranggapan bahwa masyarakat sudah kenal dengan Taman Safari Indonesia. Memang nama Taman Safari Indonesia tidak asing lagi, akan tetapi produk/jasa yang ada didalamnya masyarakat belum tahu. Hal ini menyebabkan pihak perusahaan kedepannya memprioritaskan promosi sebagai prioritas pertama pada bauran pemasaran. Faktor produk/jasa yang ditawarkan Taman Safari Indonesia berada pada prioritas kedua.
Responden memberi pertimbangan kunjungan dari adanya
berbagai macam hewan yang dapat dilihat. Pada faktor produk atau jasa taktik yang diprioritaskan adalah kualitas atraksi wisata dan variasi hewan. Taman Safari Indonesia sebaiknya terus memperhatikan kualitas dari setiap atraksi wisatanya. Variasi hewan terus menerus ditambah dengan cara melakukan kerjasama dengan kebun binatang diseluruh dunia. Prioritas ketiga pada bauran pemasaran adalah faktor place/tempat. Alasan pengunjung melakukan kunjungan kembali adalah karena Taman Safari Indonesia memiliki tempat yang nyaman. Taman Safari Indonesia yang terletak dikaki Gunung Gede Pangrango yang memiliki hutan yang masih hijau dengan ketinggian 1076 – 1446 m dpl, dengan suhu rata-rata 18 – 24 derajat Celcius, sehingga udaranya segar, tempatnya nyaman dan tenang. Karena tempat yang
122
sudah mendukung maka pihak Taman Safari Indonesia memprioritaskan faktor place/tempat pada prioritas ketiga karena yang dilakukan tinggal menjaga dan merawat sifat alami lingkungan Taman Safari Indonesia. Prioritas selanjutnya adalah faktor harga, people, bukti fisik dan proses. Keempat faktor terakhir ini juga mendukung strategi perusahaan untuk dapat memberikan yang terbaik buat pengunjung maupun buat Taman Safari Indonesia sendiri.
IX. KESIMPULAN DAN SARAN 9. 1. Kesimpulan Kegiatan strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh PT. Taman Safari Indonesia menggunakan strategi bauran pemasaran (Marketing mix), yaitu terdiri dari strategi produk/jasa (product) perusahaan mencakup lima aspek, yaitu kualitas atraksi wisata, kuantitas jasa yang ditawarkan, merek atraksi wisata, jumlah hewan dan variasi hewan. Strategi harga (price) yang diterapkan perusahaan adalah harga dilihat dari biaya operasional dan harga dilihat dari harga pesaing. Strategi promosi (promotion) perusahaan memiliki strategi iklan, diskon dan sponsor. Strategi place/tempat perusahaan memiliki strategi kemudahan mencapai lokasi, udara, kenyamanan, keindahan alam dan kebersihan. Strategi orang (people) yang dilakukan perusahaan adalah keramahan dan kesopanan, kesigapan melayani pengunjung, pengetahuan karyawan dan jaminan keamanan. Starategi proses (process) perusahaan mencakup kecepatan transaksi, kemudahan pembayaran dan tanggapan terhadap keluhan. Strategi bukti fisik (physical evidence) perusahaan memiliki strategi desain dan layout, fasilitas bermain, luas parkir, fasilitas restoran, sarana toilet dan sarana peribadatan. Tahapan proses pengambilan keputusan kunjungan sebagai berikut: -
Pengenalan Kebutuhan Alasan berkunjung ke Taman Safari Indonesia adalah untuk berlibur. Manfaat yang dicari yaitu istirahat dari kesibukan sehari-hari. Bila tidak berkunjung ke Taman Safari Indonesia dalam waktu tertentu yang dirasakan biasa saja.
124
-
Sumber Informasi Sumber informasi yang didapat pengunjung bersumber dari teman, yang diperhatikan dari informasi tersebut adalah kenyamanan tempat. Sedangkan hal yang diingat dari kunjungan sebelumnya adalah pengalaman yang menyenangkan
-
Evalusi Alternatif Pertimbangan kunjungan adalah adanya berbagai hewan yang dapat dilihat. Kunjungan ke Taman Safari Indonesia diputuskan secara berencana.
-
Keputusan Kunjungan Pengaruh terbesar dalam keputusan adalah anggota keluarga, yang sekaligus teman berkunjung. Frekuensi kunjungan 2 sampai 3 kali setahun, biasanya pada hari libur/akhir pekan.
-
Hasil Alasan melakukan kunjungan ulang dikarenakan tempat yang nyaman. Apabila Taman Safari Indonesia untuk sementara tutup maka pengunjung pergi ketempat lain yang sudah direncanakan. Memudahkan perusahaan dalam menyusun strategi mana yang harus
diprioritaskan digunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA), berdasarkan hasil analisis metode PHA terdapat beberapa alternatif yaitu 1. Perusahaan memberikan prioritas pertama pada tujuan meningkatkan penjualan tiket dengan tujuan mendapatkan keuntungan pada jangka pendek. Selain itu penjualan tiket ini diperuntukkan untuk menutupi biaya operasional yang sangat besar agar perusahaan tetap bisa beroperasi.
125
2. Perusahaan memprioritaskan tujuan meningkatkan penjualan tiket
dengan
strategi faktor promosi, serta sub faktor diskon. Promosi dengan diskon diharapkan dapat meningkatkan penjualan tiket dan menambah keuntungan. 3. Perusahaan memprioritaskan tujuan mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan dengan strategi faktor promosi. Promosi dapat memberikan nilai lebih pada atraksi wisata yang disajikan Taman Safari Indonesia. Pada saat ini tiket masuk Taman Safari Indonesia tergolong mahal, sehingga perlu untuk melakukan pemotongan harga melalui diskon. Pada sub faktor perusahaan memprioritaskan pada sub faktor diskon. Dengan promosi perusahaan melalui diskon diharapkan dapat menarik pengunjung sebanyak-banyaknya ke Taman Safari Indonesia. Pengunjung dapat melihat Taman Safari Indonesia yang sebenarnya, sehingga citra perusahaan dapat dipertahankan dan ditingkatkan. 4. Secara umum perusahaan memprioritaskan tujuan meningkatkan penjualan tiket dengan strategi promosi serta sub faktor diskon. Perusahaan menggencarkan strategi promosi dengan diskon untuk menarik pengunjung datang ke Taman Safari Indonesia. 9. 2. Saran Proses pengambilan keputusan untuk berkunjung ke Taman Safari Indonesia pada evalusi alternatif, pengunjung mempertimbangkan dari banyaknya hewan yang dapat dilihat. Berdasarkan hal tersebut, jumlah koleksi hewan di Taman Safari Indonesia harus terus ditambah baik melalui pertukaran dengan kebun binatang lain maupun melalui pengembangbiakan sendiri. Taman Safari Indonesia Indonesia sebaiknya memberikan prioritas utama pada tujuan meningkatkan penjualan tiket terlebih dahulu dengan cara perusahaan
126
melakukan promosi yang lebih gencar. Promosi dilakukan baik melalui media massa maupun media elektronik. Promosi yang dijalankan harus mencakup atraksi wisata yang ada di dalam Taman Safari Indonesia, agar masyarakat mengetahui bahwa Taman Safari Indonesia tidak hanya menyajikan kebun binatang saja. Promosi melalui fasilitas internet (www.tamansafari.com) yang dapat mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan, jangan hanya berbahasa asing, akan tetapi dibuat juga materi yang memakai bahasa Indonesia. Selain itu, isi dari website tersebut disajikan lebih menarik dan lengkap mengenai perusahaan dan atraksi-atraksi wisata yang ada di Taman Safari Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Afandhi, Asfari. 2001. Pengembangan dan Pembangunan Kawasan Agrowisata. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Jakarta. Agatha, F. 2005. Analisis Respon Pengunjung Terhadap Atribut-Atribut Rumah Strawberry serta Impliksi Bauran Pemasaran. Skripsi. Departemen IlmuIlmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Alma, B. 1998. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. CV. Alfa Beta, Bandung. Arta, T. 2002. Analisis Strategi Promosi Pupuk Urea Pada PT Pupuk Sriwidjaya. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Asri, M. 1986. Marketing. BPFE, Yogyakarta. Badan Pusat Statistik. 2002. Statistik Indonesia 2002. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2005. Statistik 60 th Indonesia Merdeka. Jakarta-Indonesia. Charty, J. 1981. Essential of Marketing. Irwin, Boston. Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2002. Pusat Data dan Informasi Pertanian. http://database.deptan.qo.id/agrowisata/ Divisi Humas TSI. 2005. Selayang Pandang Tentang Taman Safari Indonesia. Cisarua. Bogor. Direktorat Jendral Pariwisata. 1996. Sapta Pesona (Panduan Sadar Wisata II dan III ). Ditjen Pariwisata. Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Republik Indonesia, Jakarta. Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor. 2005. Data Kunjungan Wisata ke Objek Wisata di Wilayah Kabupaten Bogor. Bogor. Engel, James F. et al. 1995. Perilaku Konsumen jilid 1 dan 2. Edisi keenem. Penerjemah Budijanto. Penerbit Binarupa Aksara. Jakarta. Ernita, D. 2004. Perumusan Strategi Pengembangan Jasa Rekreasi Berbasis Konservasi Ex-Situ (Studi Kasus Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor). Skripsi. Departemen Sosial Ekonomi Industri Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Fannel, D. A. 1999. Ecoturism: An Introduction. Routledge, London & New York. Fandeli, C. 1999. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Fakultas Kehutanan-UGM, Yogyakarta. Fhebruanti, I. 2004. Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor. Skripsi. Departemen Sosial Ekonomi Industri Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hamid, E.A.C. 1996. Pengetahuan Pariwisata. Penerbit Yayasan Bhakti Membangun, Jakarta.
128
Kotler, P. 1995. Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol). Terjemahan. Buku Dua. Edisi ke- 8. Penerbit Erlangga, Jakarta. Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol). Terjemahan. PT. Prenhallindo, Jakarta. Lestari, N.W.S. 2004. Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung dan Implikasinya Terhadap Strategi Pemasaran Taman Bunga Cipanas, Kabupaten Cianjur. Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Levin, J and J.A. Fox. 1997. Elementary Statistics In Society Research. Seventh Edition. Longman, USA. Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Cetakan Ketiga. Ghalia Indonesia, Jakarta. Payne, A. 2001. The Essence of Services Marketing. Pemasaran Jasa. Penerbit ANDI, Yokyakarta. Rachmawati, R.N. 1998. Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Perilaku Konsumen. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Rahardjo, T.S.B. 2001. Strategi Promosi Taman Akuarium Air Tawar, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Saaty, T.L. 1980. The Analytic Hierarchy Process, Planning, Priority Setting, Resources Allocation. Mc Graw Hill, Inc, USA Saaty, T.L. 1993. Proses Hirarki Analitik Untuk Pengambilan Keputusan Dalam Situasi Yang Kompleks. Binaman Pressindo, Jakarta. Singarimbun, M dan S. Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta. Siringoringo, B.I. 2004. Studi Promosi Dalam Pengembangan Kebun Raya Bogor. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Stanton, J.W. 1993. Prinsip Pemasaran. Jilid Kedua. Edisi Ketujuh. Penerbit Erlangga, Jakarta. Swastha, B dan I. Sukatjo. 1995. Pengantar Perusahaan Ekonomi Modern. Edisi Ketiga. Penerbit Liberty, Yogyakarta. Umar, Husein. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Wahab, S. 1978. Pemasaran Pariwisata. Cetakan Ketiga. Pradya Paramita, Jakarta. Yoeti, O.A. 1996. Pemasaran Pariwisata Terpadu. Cetakan Pertama. Angkasa, Bandung. Yoeti, O.A. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Cetakan Pertama. Pradnya Paramita, Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi Taman Safari Indonesia DIREKSI
Sekretaris Direksi
Keuangan
Accounting
EDP Kasir Kantor
Pemeliharaan & Pembangunan
Kasir Lokasi
Penagihan
Umum
HUMAS
SATWA
REKREASI
Gudang
Pertamanan
Electrical & Mechanical
Lain-lain
Gudang Stock & Inventaris kantor
Personalia
Perkantoran
Keamanan
Pemasaran dan Perijinan
Pelayanan Informasi & Pengadaan
Kesiapan Pertunjukan & Kegiatan lain
P3K
Pemeliharaa n
Penangkaran
Kesehatan
Gudang dan Pembelian Pakan
130
131
Lampiran 2. Hasil Sintesis Hirarki Prioritas Strategi Bauran Pemasaran yang Paling Tepat PEMILIHAN STRATEGI PEMASARAN PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA BOGOR, TAHUN 2006
Synthesis of Leaf Nodes with respect to Goal Distributive Mode OVERALL INCOSISTENCY INDEX = 0,08 Level 1
Meningkatkan Penjualan Tiket = 0,750
Level 2 Promosi
= 0.223
Produk/jasa
= 0,155
Tempat
= 0,095
Harga
= 0,081
Bukti fisik
= 0,077
People
= 0,068
Proses
= 0,052
Promosi
= 0,059
Produk/jasa = 0,046
Mempertahan kan dan Meningkatkan Citra Perusahaan = 0,250
Harga
= 0,038
People
= 0,035
Tempat
= 0,026
Bukti fisik
= 0,024
Proses
= 0,022
Level 3 Diskon Sponsor Iklan Variasi hewan Kualitas atraksi wisata Jumlah hewan Kuantitas jasa yang ditawarkan Merek atraksi Kemudahan mencapai lokas Kebersihan Udara Keindahan alam Kenyamanan Harga dilihat dari biaya operasional Harga dilihat dari harga pesaing Fasilitas bermain Sarana peribadatan Desain dan layout Fasilitas restoran Luas parkir Sarana toilet Kesigapan melayani pengunjung Jaminan keamanan Pengetahuan karyawan Keramahan dan kesopanan Tanggapan terhadap keluhan Kemudahan pembayaran Kecepatan transaksi Diskon Sponsor Iklan Kualitas atraksi wisata Variasi hewan Merek atraksi Kuantitas jasa yang ditawarkan Jumlah hewan Harga dilihat dari biaya operasional Harga dilihat dari harga pesaing Jaminan keamanan Kesigapan melayani pengunjung Pengetahuan karyawan Keramahan dan kesopanan Keindahan alam Udara Kemudahan mencapai lokasi Kenyamanan Kebersihan Fasilitas bermain Fasilitas restoran Desain dan layout Sarana peribadatan Luas parker Sarana toilet Kecepatan transaksi Kemudahan pembayaran Tanggapan terhadap keluhan
= 0,118 = 0,076 = 0,029 = 0.054 = 0,045 = 0.023 = 0,017 = 0,016 = 0,024 = 0,022 = 0,019 = 0,017 = 0,012 = 0,060 = 0.020 = 0,021 = 0,014 = 0,013 = 0,013 = 0,009 = 0,007 = 0.023 = 0,021 = 0,015 = 0,009 = 0,023 = 0,022 = 0,007 = 0,027 = 0,024 = 0,008 = 0,024 = 0.009 = 0,006 = 0,004 = 0.003 = 0,029 = 0,009 = 0,017 = 0,008 = 0,006 = 0,004 = 0,008 = 0,006 = 0,005 = 0,004 = 0,003 = 0,007 = 0,006 = 0,005 = 0,003 = 0,002 = 0,001 = 0,010 = 0,009 = 0,003
132
Lampiran. 4. Kuesioner Proses Keputusan Kunjungan
KUESIONER PENELITIAN Nama saya Hafnansyah Harahap, mahasiswa Institut Pertanian Bogor, yang sedang melakukan penelitian untuk skripsi yang berjudul Analisis Strategi Bauran Pemasaran pada PT Taman Safari Indonesia. Saya mengharapkan kerjasama Bapak / Ibu / Saudara / i untuk mengisi kuesioner ini. Informasi yang Bapak / Ibu / Saudara / i berikan merupakan hal yang sengat berharga & akan dirahasiakan serta dipergunakan untuk kepentingan akademik dan manajemen PT Taman Safari Indonesia. Anda dimohon melingkari salah satu pilihan dan mengisi titik-titik dengan jawaban yang sesuai. Jenis kelamin
: a. Laki-laki
Usia
: ……..Tahun
b. Perempuan
Daerah tempat tinggal : ……………. Pendidikan terakhir
: a. Sekolah Dasar b. Sekolah Menengah Pertama (SMP) c. Sekolah Menengah Umum (SMU) d. Diploma / Akademi e. S1 (Sarjana) f. S2 / S3 (Pascasarjana)
Pekerjaan
: a. Pelajar / mahasiswa b. Karyawan swasta c. PNS d. Pegawai BUMN e. TNI / POLRI
e. Ibu rumah tangga f. Wiraswasta g. Pensiun h. Profesional (dokter, akuntan publik, dll.) i.
Lainnya,…………………. Pengeluaran rutin rata-rata untuk kebutuhan sehari-hari (tidak termasuk barang mewah seperti mobil atau cicilan rumah) : a. Di atas Rp 2.500.000,- per bulan b. Rp 2.000.001 – Rp 2.500.000 per bulan c. Rp 1.750.001 – Rp 2.000.000 per bulan d. Rp 1.250.001 – Rp 1.750.000 per bulan e. Rp 750.001 – Rp 1.250.000 per bulan f. Rp 500.001 – Rp 750.000 per bulan g. kurang dari Rp 500.000 per bulan Pengenalan Kebutuhan 1. Apa motivasi / alasan yang paling menentukan ketika Anda pergi berekreasi / berwisata ke Taman Safari Indonesia? (1 jawaban) a. Beristirahat c. Merupakan sebuah kebiasaan rutin b. Berlibur d. Lainnya, sebutkan…………………. 2. Manfaat apa yang paling Anda cari dengan berekreasi / berwisata ke Taman Safari? (1 jawaban) a. Menambah pengetahuan tentang hewan b. Mendapat pengalaman dekat dengan hewan c. Beristirahat dari kesibukan sehari-hari
133
d. Lainnya, sebutkan……………………..
3. Apa yang Anda rasakan bila tidak pergi berekreasi/berwisata ke Taman Safari dalam suatu periode tertentu? a. Merasa ada yang kurang b. biasa saja 4. Pernahkah Anda mengunjungi lokasi agrowisata lain dalam 6 bulan terakhir? a. Pernah, sebutkan lokasinya (boleh lebih dari lokasi)………………………………… b. Tidak pernah
1
Sumber Informasi 5. Darimanakah Anda pertama kali mendapat informasi tentang Wisata ke Taman Safari? a. Anggota keluarga d. Selebaran / spanduk / brosur / Iklan media massa b. Teman e. Pasangan c. Karyawan Taman Safari f. Lainnya,……………………………….. 6. Hal apa saja yang paling Anda perhatikan dari informasi tersebut? (1 jawaban) a. Harga tiket d. Kenyamanan tempat b. Lokasi yang mudah dicapai e. Lainnya. Sebutkan,……………… c. Fasilitas yang ditawarkan 7. Ini adalah kunjungan ke Taman Safari yang ke- …….. 8. Bila pernah, hal apa yang paling Anda ingat dari kunjungan sebelumnya? (1 jawaban) a. Pengalaman menyenangkan c. Fasilitas yang lengkap b. Pelayanan yang memuaskan d. Kenyamanan e. Lainnya. Sebutkan,…………….. Evaluasi Alternatif 9. Apa hal paling penting yang menjadi untuk berkunjung ke Taman Safari? a. Adanya berbagai macam hewan tinggal yang dapat dilihat b. Lokasi yang nyaman c. Harga yang cukup bersaing menyenangkan d. Lokasi yang mudah dicapai
pertimbangan ketika Anda memutuskan e. Lokasi yang dekat dengan tempat f. Tempatnya sudah terkenal g. Pelayanan yang memuaskan h. Fasilitas yang lengkap
dan
i. Lainnya, sebutkan………………
10. Paling sering, keputusan kunjungan Anda ke Taman Safari dilakukan secara : a. Terencana (sudah direncanakan dari rumah) b. Mendadak (niat berkunjung timbul ketika melewati lokasi Taman Safari) 11. Sebelum Anda memutuskan untuk mengunjungi Taman Safari hari ini, apakah anda memiliki alternatif-alternatif tempat lain yang anda kunjungi? a. ya b. Tidak 12. Bila “ya”, tolong sebutkan alernatif-alternatif tempat tersebut: a. …………………………………………………… b. …………………………………………………… c. …………………………………………………… 13. Mengapa pada akhirnya Anda memutuskan ke Taman Safari? a. …………………………………………………… b. ……………………………………………………
134
c. …………………………………………………… Keputusan Kunjungan 14. Dengan siapa Anda paling sering pergi berekreasi/berwisata ke Taman Safari? (1 jawaban) a. Sendiri d. Keluarga b. Teman e. Lainnya, sebutkan………….. c. Pasangan 15. Berapakah pengeluaran rata-rata untuk satu kali berekreasi/berwisata ke Taman Safari? Rp. …………………………..
16. Seberapa sering Anda pergi berekreasi/berwisata ke Taman Safari? (1 jawaban) a. setiap minggu d. 4 – 6 x dalam setahun b. setiap dua minggu e. 2 – 3 x dalam setahun c. sekali sebulan f. sekali setahun 17. Paling sering, Anda berkunjung ke Taman Safari pada : (1 jawaban) a. Hari kerja b. hari libur/akhir pekan 18. Yang paling mempengaruhi Anda untuk berkunjung ke Ta man Safari adalah : (1 jawaban) a. Diri sendiri d. Selebaran / spanduk / brosur / iklan media massa b. Anggota keluarga e. Karyawan Taman Safari c. Teman f. Pasangan Hasil 19. Secara keseluruhan, puaskah Anda dengan kinerja dan kelengkapan Taman Safari? a. Ya, alasannya…………………. B. Tidak, alasannya……………………… 20. Apakah Anda akan berkunjung kembali ke Taman Safari? a. Ya, alasannya…………………. B. Tidak, alasannya……………………… 21. Bila pada suatu waktu Anda berkunjung dan ternyata Taman Safari sedang tutup, apa yang Anda lakukan? a. Pulang karena bagi Anda tidak ada tempat lain yang senyaman Taman Safari b. Mencari tempat lain yang Anda anggap hamper senyaman Taman Safari c. Pergi ke tempat lain yang memang sudah Anda rencanakan bila Taman Safari tutup
135
Lampiran 5. Kuisioner Proses Hirarki Analitik
KUISIONER PENELITIAN IDENTIFIKASI STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA
ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA
IDENTITAS RESPONDEN Nama Jabatan Alamat
: : :
Saya mohon Bapak/Ibu dapat mengisinya secara objektif dan benar, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah.
Peneliti Hafnansyah Harahap A14103540
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
136
BAGIAN 1
Instruksi 1.1. Bandingkan tingkat kepentingan atau prioritas dari elemen-elemen tujuan yang ingin dicapai dalam pemasaran perusahaan PETUNJUK NILAI SKALA BANDING
Perbandingan
Ni lai
Perbandingan
Nil ai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A)
1/3
Bila A jelas lebih penting dibanding B
5
Bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A)
1/5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A)
1/7
Bila A mutlak lebih penting dibanding B 9 Bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A) 1/9 Nilai-nilai skala genap (2, 3, 6, 8 atau 1/2,1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai sekala pembandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembandingan yang diberikan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau ¼ bila sebaliknya.
Atribut
Nilai Skala Banding
Tujuan 1 dibandingkan dengan tujuan 2
Keterangan: Dari identifikasi yang dilakukan sebelumnya didapatkan bahwa dalam menjalankan pemasarannya perusahaan mempunyai beberapa tujuan yaitu : 1. Meningkatkan penjualan tiket. 2. Mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan.
137
BAGIAN II Instruksi 2.1. Bandingkan tingkat kepentingan atau prioritas dari faktor-faktor bauran pemasaran terhadap tujuan meningkatkan penjualan tiket. PETUNJUK NILAI SKALA BANDING
Ni lai
Perbandingan
Perbandingan
Nil ai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A)
1/3
Bila A jelas lebih penting dibanding B
5
Bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A)
1/5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A)
1/7
Bila A mutlak lebih penting dibanding B 9 Bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A) 1/9 Nilai-nilai skala genap (2, 3, 6, 8 atau 1/2,1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai sekala pembandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembandingan yang diberikan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau ¼ bila sebaliknya.
Atribut
Nilai Skala Banding
Produk/jasa dibandingkan dengan tempat (place) Produk/jasa dibandingkan dengan promosi Produk/jasa dibandingkan dengan harga Produk/jasa dibandingkan dengan personel Produk/jasa dibandingkan dengan proses Produk/jasa dibandingkan dengan bukti fisik Promosi dibandingkan dengan harga Promosi dibandingkan dengan personel Promosi dibandingkan dengan proses Promosi dibandingkan dengan bukti fisik Harga dibandingkan dengan personel Harga dibandingkan dengan proses Harga dibandingkan dengan bukti fisik Personel dibandingkan dengan proses Personel dibandingkan dengan bukti fisik Proses dibandingkan dengan bukti fisik Keterangan: Dalam pemilihan strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan terdapat alternatif untuk mengetahui faktor-faktor yang diprioritaskan dalam bauran pemasaran terhadap masing-masing tujuan. Adapun faktor-faktor tersebut adalah: 1. Produk/jasa : pada variabel ini pemasar harus memantau produk/jasa yang diinginkan konsumen, baik disain atau krakteristiknya. Untuk menjaga agar produk/jasa memuaskan, perusahaan harus dapat mengembangkan produk/jasa, memodifikasi produk/jasa yang ada dan menghapus
138
2.
3.
4.
5.
6.
7.
produk/jasa yang tidak memuaskan konsumen dan tidak menghasilkan keuntungan. Tempat (place)/Distribusi : Berhubungan dengan penyediaan produk/jasa yang tepat pada lokasi yang nyaman dan dapat dijangkau, dan menyediakan produk dalam jumlah yang diinginkan konsumen dan dalam jumlah yang sesuai dengan kemampuan biaya persediaan, transportasi dan biaya penyimpanan. Promosi : Variabel ini digunakan untuk meningkatkan nilai dengan menginformasikan kepada masyarakat tentang perusahaan dan produk/jasanya. Harga : pada variabel ini, manajer perusahaan mengembangkan kebijakan dan menentukan harga produk/jasa, variabel harga adalah variabel kritis dalam bauran pemasaran, karena harga dapat berperan sangat kompetisi dan harga juga dapat berperan dalam membangun citra produk. Personel (people)/Bauran orang-orang : Orang (karyawan) merupakan unsur bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk/jasa ketangan konsumen. Kesuksesan pemasaran sangat tergantung pada seleksi pelatihan, motivasi dan manajemen sumber daya manusia. Bauran Proses : Seluruh kegiatan kerja adalah proses. Proses-proses meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan dan rutinitas dimana suatu produk disampaikan kepada konsumen yang diatur dalam manajemen proses. Bauran bukti fisik (physical evidence) : Merupakan lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan, penyediaan dan pelanggan berintraksi. Bukti fisik mewakili keputusan kunci mengenai desai dan layout bangunan.
139
Instruksi 2.2. Bandingkan tingkat kepentingan atau prioritas dari faktor-faktor bauran pemasaran terhadap tujuan mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan. PETUNJUK NILAI SKALA BANDING
Ni lai
Perbandingan
Perbandingan
Nil ai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A)
1/3
Bila A jelas lebih penting dibanding B
5
Bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A)
1/5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A)
1/7
Bila A mutlak lebih penting dibanding B 9 Bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A) 1/9 Nilai-nilai skala genap (2, 3, 6, 8 atau 1/2,1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai sekala pembandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembandingan yang diberikan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau ¼ bila sebaliknya.
Atribut
Nilai Skala Banding
Produk/jasa dibandingkan dengan tempat (place) Produk/jasa dibandingkan dengan promosi Produk/jasa dibandingkan dengan harga Produk/jasa dibandingkan dengan personel Produk/jasa dibandingkan dengan proses Produk/jasa dibandingkan dengan bukti fisik Promosi dibandingkan dengan harga Promosi dibandingkan dengan personel Promosi dibandingkan dengan proses Promosi dibandingkan dengan bukti fisik Harga dibandingkan dengan personel Harga dibandingkan dengan proses Harga dibandingkan dengan bukti fisik Personel dibandingkan dengan proses Personel dibandingkan dengan bukti fisik Proses dibandingkan dengan bukti fisik Keterangan: Dalam pemilihan strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan terdapat alternatif untuk mengetahui faktor-faktor yang diprioritaskan dalam bauran pemasaran terhadap masing-masing tujuan. Adapun faktor-faktor tersebut adalah: 1. Produk/jasa : pada variabel ini pemasar harus memantau produk/jasa yang diinginkan konsumen, baik disain atau krakteristiknya. Untuk menjaga agar produk/jasa memuaskan, perusahaan harus dapat mengembangkan
140
2.
3.
4.
5.
6.
7.
produk/jasa, memodifikasi produk/jasa yang ada dan menghapus produk/jasa yang tidak memuaskan konsumen dan tidak menghasilkan keuntungan. Tempat (place)/Distribusi : Berhubungan dengan penyediaan produk/jasa yang tepat pada lokasi yang nyaman dan dapat dijangkau, dan menyediakan produk dalam jumlah yang diinginkan konsumen dan dalam jumlah yang sesuai dengan kemampuan biaya persediaan, transportasi dan biaya penyimpanan. Promosi : Variabel ini digunakan untuk meningkatkan nilai dengan menginformasikan kepada masyarakat tentang perusahaan dan produk/jasanya. Harga : pada variabel ini, manajer perusahaan mengembangkan kebijakan dan menentukan harga produk/jasa, variabel harga adalah variabel kritis dalam bauran pemasaran, karena harga dapat berperan sangat kompetisi dan harga juga dapat berperan dalam membangun citra produk. Personel (people)/Bauran orang-orang : Orang (karyawan) merupakan unsur bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk/jasa ketangan konsumen. Kesuksesan pemasaran sangat tergantung pada seleksi pelatihan, motivasi dan manajemen sumber daya manusia. Bauran Proses : Seluruh kegiatan kerja adalah proses. Proses-proses meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan dan rutinitas dimana suatu produk disampaikan kepada konsumen yang diatur dalam manajemen proses. Bauran bukti fisik (physical evidence) : Merupakan lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan, penyediaan dan pelanggan berintraksi. Bukti fisik mewakili keputusan kunci mengenai desai dan layout bangunan.
141
BAGIAN III Instruksi 3.1. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor produk/jasa dengan tujuan meningkatkan penjualan tiket. PETUNJUK NILAI SKALA BANDING
Ni lai
Perbandingan
Perbandingan
Nil ai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Bila sebaliknya (B sedikit lebih pent ing dibandingkan A)
1/3
Bila A jelas lebih penting dibanding B
5
Bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A)
1/5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A)
1/7
Bila A mutlak lebih penting dibanding B 9 Bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A) 1/9 Nilai-nilai skala genap (2, 3, 6, 8 atau 1/2,1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai sekala pembandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembandingan yang diberikan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau ¼ bila sebaliknya.
Atribut
Nilai Skala Banding
Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 2 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 3 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 6 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 3 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 5 Sub faktor 3 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 3 dibandingkan dengan sub faktor 5 Sub faktor 4 dibandingkan dengan sub faktor 5 Keterangan: 1. Sub faktor 1, Kualitas atraksi wisata, yang mencakup kualitas dari atraksi yang ada di Taman Safari Indonesia (TSI), seperti: safari siang (program yang mengajak dan membawa para wisatawan melihat berbagai satwasatwa yang hidup seperti dihabitat alaminya), Safari malam (Melihat kehidupan malam ditengah hutan yang dihuni oleh satwa-satwa liar), Behind The Scene Tour (melihat dibalik layar taman safari), Safari trek, Kemah belajar konservasi sehari (KEMARI), Safari kemah resort, Outing
142
2. 3. 4. 5.
Venture Game (pelatihan dialam terbuka), Arena rekreasi, Caravan Camping Ground (kawasan untuk bermalam) Sub faktor 2, Kuantitas jasa yang ditawarkan merupakan kuantitas atau banyaknya jasa yang ditawarkan di TSI (Taman Safari Indonesia) Sub faktor 3, Merek atraksi wisata, merupakan merek pada atraksi-atraksi wisata yang ada di Taman Safari Indonesia (TSI) Sub factor 4, Jumlah hewan, banyaknya jumlah hewan yang ada di Taman Safari Indonesia Sub factor 5, Variasi hewan, merupakan banyaknya jenis hewan di Taman Safari Indonesia.
Instruksi 3.2. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor harga dengan tujuan meningkatkan penjualan tiket. PETUNJUK NILAI SKALA BANDING
Ni lai
Perbandingan
Perbandingan
Nil ai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A)
1/3
Bila A jelas lebih penting dibanding B
5
Bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A)
1/5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A)
1/7
Bila A mutlak lebih penting dibanding B 9 Bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A) 1/9 Nilai-nilai skala genap (2, 3, 6, 8 atau 1/2,1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai sekala pembandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembandingan yang diberikan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau ¼ bila sebaliknya.
Atribut
Nilai Skala Banding
Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 2 Keterangan: 1. Sub faktor 1, Harga dilihat dari biaya operasional adalah penentuan harga tiket di TSI melakukan pertimbangan dari biaya operasional perusahaan 2. Sub faktor 2, Harga dilihat dari harga pesaing adalah penentuan harga tiket di TSI melakukan pertimbangan dari harga pesaing.
Instruksi 3.3. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor promosi dengan tujuan meningkatkan penjualan tiket. Atribut
Iklan debandingkan dengan diskon Iklan dibandingkan dengan sponsor
Nilai Skala Banding
143
Diskon dibandingkan dengan sponsor Keterangan: 1. Iklan merupakan publikasi dengan maksud memperkenalkan produk/jasa 2. Diskon adalah melakukan pemotongan harga dengan meksud menarik minat pengunjung. 3. Sponsor adalah melakukan kerjasama dengan lembaga lain dengan maksud meningkatkan jumlah pengunjung.
Instruksi 3.4. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor place/tempat dengan tujuan meningkatkan penjualan tiket. PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Nilai
Perbandingan
Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A)
1/3
Bila A jelas lebih penting dibanding B
5
Bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A)
1/5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A)
1/7
Bila A mutlak lebih penting dibanding B 9 Bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A) 1/9 Nilai-nilai skala genap (2, 3, 6, 8 atau 1/2,1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai sekala pembandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembandingan yang diberikan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau ¼ bila sebaliknya.
Atribut
Nilai Skala Banding
Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 2 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 3 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 5 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 3 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 5 Sub faktor 3 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 3 dibandingkan dengan sub faktor 5 Sub faktor 4 dibandingkan dengan sub faktor 5 Keterangan: 1. Sub faktor kemudahan mencapai lokasi diartikan sebagai tingkat kesulitan yang dialami pengunjung untuk mengunjungi Taman Safari Indonesia. 2. Sub faktor udara dijelaskan sebagai kondisi udara (kesegaran dan kebersihan) di Taman Safari Indonesia.
144
3. Sub faktor kenyamanan dijelaskan sebagai kondisi menyenangkan yang diakibatkan oleh kinerja atribut-atribut Taman Safari Indonesia. 4. Sub faktor keindahan alam dijelaskan sebagai kualitas keindahan alam sekitar yang mengelilingi kawasan Taman Safari Indonesia. 5. Sub faktor kebersihan dijelaskan melalui kondisi kebersihan Taman Safari Indonesia, bangunan, dan lingkungan Taman Safari Indonesia.
Instruksi 3.5. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor people dengan tujuan meningkatkan penjualan tiket. PETUNJUK NILAI SKALA BANDING
Ni lai
Perbandingan
Perbandingan
Nil ai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A)
1/3
Bila A jelas lebih penting dibanding B
5
Bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A)
1/5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A)
1/7
Bila A mutlak lebih penting dibanding B 9 Bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A) 1/9 Nilai-nilai skala genap (2, 3, 6, 8 atau 1/2,1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai sekala pembandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembandingan yang diberikan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau ¼ bila sebaliknya.
Atribut
Nilai Skala Banding
Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 2 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 3 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 3 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 3 dibandingkan dengan sub faktor 4 Keterangan: 1. Sub faktor Keramahan dan kesopanan dijelaskan sebagai seberapa ramah dan sopan sikap karyawan terhadap pengunjung TSI. 2. Sub faktor 2, Kesigapan melayani pengunjung dijelaskan sebagai cepat atau tidaknya karyawan bertindak ketika melihat pengunjung datang atau ketika pengunjung kesulitan terhadap sesuatu. 3. Sub faktor 3, Pengetahuan karyawan tentang TSI meliputi pengetahuan tentang sejarah singkat, manfaat, pemasaran, jenis satwa dan sebagainya.
145
4. Sub faktor 4, Jaminan keamanan meliputi Satpam, pawang satwa dan kelengkapan fasilitas keamanan lainnya. Instruksi 3.6. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor proses dengan tujuan meningkatkan penjualan tiket. Atribut
Nilai Skala Banding
Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 2 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 3 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 3 Keterangan: 1. Sub faktor 1, Kecepatan transaksi dijelaskan sebagai secepat apa karyawan dalam menangani transaksi pembelian tiket masuk maupun pembelian tiket permainan. 2. Sub faktor 2, Kemudahan pembayaran merupakan kemudahan membayar baik melalui uang tunai maupun dengan kartu debit/credit card 3. Sub faktor 3, Tanggapan terhadap keluhan merupakan respon karyawan terhadap keluhan para wisatawan. Instruksi 3.7. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor bukti fisik dengan tujuan meningkatkan penjualan tiket. PETUNJUK NILAI SKALA BANDING
Ni lai
Perbandingan
Perbandingan
Nil ai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A)
1/3
Bila A jelas lebih penting dibanding B
5
Bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A)
1/5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A)
1/7
Bila A mutlak lebih penting dibanding B 9 Bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A) 1/9 Nilai-nilai skala genap (2, 3, 6, 8 atau 1/2,1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai sekala pembandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembandingan yang diberikan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau ¼ bila sebaliknya.
Atribut
Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 2 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 3 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 5 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 6 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 3 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 5 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 6 Sub faktor 3 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 3 dibandingkan dengan sub faktor 5 Sub faktor 3 dibandingkan dengan sub faktor 6
Nilai Skala Banding
146
Sub faktor 4 dibandingkan dengan sub faktor 5 Sub faktor 4 dibandingkan dengan sub faktor 6 Sub faktor 5 dibandingkan dengan sub faktor 6 Keterangan: 1. Sub faktor 1, Desain dan layout merupakan tata letak dari fasilitas dan bangunan-bangunan yang ada di Taman Safari Indonesia. 2. Sub faktor 2, Fasilitas bermain adalah tempat khusus yang disediakan TSI bagi pengunjung untuk bermain 3. Sub faktor 3, Luas parkir adalah kondisi luas area parkir bagi pengunjung Taman Safari Indonesia 4. Sub faktor 4, Fasilitas restoran mencakup kebersihan, kenyamanan, pelayanan, dan harga makanan dan minuman pada restoran Taman Safari Indonesia 5. Sub faktor 5, Sarana toilet dijelaskan sebagai kombinasi antara jumlah toilet, tingkat pemeliharaan toilet, kebersihan dan penerangan. 6. Sub faktor 6, Sarana peribadatan, merupakan meliputi kapasitas musollah, kelengkapan sarana ibadah, kebersihan, lokasi musollah, serta kenyamanan musollah.
Instruksi 3.8. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor produk/jasa dengan tujuan Mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan. PETUNJUK NILAI SKALA BANDING
Ni lai
Perbandingan
Perbandingan
Nil ai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A)
1/3
Bila A jelas lebih penting dibanding B
5
Bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A)
1/5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A)
1/7
Bila A mutlak lebih penting dibanding B 9 Bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A) 1/9 Nilai-nilai skala genap (2, 3, 6, 8 atau 1/2,1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai sekala pembandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembandingan yang diberikan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau ¼ bila sebaliknya.
Atribut
Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 2 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 3 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 6 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 3 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 5 Sub faktor 3 dibandingkan dengan sub faktor 4
Nilai Skala Banding
147
Sub faktor 3 dibandingkan dengan sub faktor 5 Sub faktor 4 dibandingkan dengan sub faktor 5 Keterangan: 6. Sub faktor 1, Kualitas atraksi wisata, yang mencakup kualitas dari atraksi yang ada di Taman Safari Indonesia (TSI), seperti: safari siang (program yang mengajak dan membawa para wisatawan melihat berbagai satwasatwa yang hidup seperti dihabitat alaminya), Safari malam (Melihat kehidupan malam ditengah hutan yang dihuni oleh satwa-satwa liar), Behind The Scene Tour (melihat dibalik layar taman safari), Safari trek, Kemah belajar konservasi sehari (KEMARI), Safari kemah resort, Outing Venture Game (pelatihan dialam terbuka), Arena rekreasi, Caravan Camping Ground (kawasan untuk bermalam) 7. Sub faktor 2, Kuantitas jasa yang ditawarkan merupakan kuantitas atau banyaknya jasa yang ditawarkan di TSI (Taman Safari Indonesia) 8. Sub faktor 3, Merek atraksi wisata, merupakan merek pada atraksi-atraksi wisata yang ada di Taman Safari Indonesia (TSI) 9. Sub factor 4, Jumlah hewan, banyaknya jumlah hewan yang ada di Taman Safari Indonesia 10. Sub factor 5, Variasi hewan, merupakan banyaknya jenis hewan di Taman Safari Indonesia.
Instruksi 3.9. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor harga dengan tujuan Mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan. PETUNJUK NILAI SKALA BANDING
Ni lai
Perbandingan
Perbandingan
Nil ai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A)
1/3
Bila A jelas lebih penting dibanding B
5
Bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A)
1/5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A)
1/7
Bila A mutlak lebih penting dibanding B 9 Bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A) 1/9 Nilai-nilai skala genap (2, 3, 6, 8 atau 1/2,1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai sekala pembandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembandingan yang diberikan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau ¼ bila sebaliknya.
Atribut
Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 2
Keterangan:
Nilai Skala Banding
148
1. Sub faktor 1, Harga dilihat dari biaya operasional adalah penentuan harga tiket di TSI melakukan pertimbangan dari biaya operasional perusahaan 2. Sub faktor 2, Harga dilihat dari harga pesaing adalah penentuan harga tiket di TSI melakukan pertimbangan dari harga pesaing.
Instruksi 3.10. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor promosi dengan tujuan Mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan.
Atribut
Nilai Skala Banding
Iklan dibandingkan dengan diskon Iklan dibandingkan dengan sponsor Diskon dibandingkan dengan sponsor Keterangan: 1. Iklan merupakan publikasi dengan maksud memperkenalkan produk/jasa 2. Diskon adalah melakukan pemotongan harga dengan meksud menarik minat pengunjung. 3. Sponsor adalah melakukan kerjasama dengan lembaga lain dengan maksud meningkatkan jumlah pengunjung.
Instruksi 3.11. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor place/tempat dengan tujuan Mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan.
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING
Ni lai
Perbandingan
Perbandingan
Nil ai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A)
1/3
Bila A jelas lebih penting dibanding B
5
Bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A)
1/5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A)
1/7
Bila A mutlak lebih penting dibanding B 9 Bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A) 1/9 Nilai-nilai skala genap (2, 3, 6, 8 atau 1/2,1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai sekala pembandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembandingan yang diberikan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau ¼ bila sebaliknya.
Atribut
Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 2
Nilai Skala Banding
149
Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 3 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 5 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 3 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 5 Sub faktor 3 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 3 dibandingkan dengan sub faktor 5 Sub faktor 4 dibandingkan dengan sub faktor 5 Keterangan: 1. Sub faktor kemudahan mencapai lokasi diartikan sebagai tingkat kesulitan yang dialami pengunjung untuk mengunjungi Taman Safari Indonesia. 2. Sub faktor udara dijelaskan sebagai kondisi udara (kesegaran dan kebersihan) di Taman Safari Indonesia. 3. Sub faktor kenyamanan dijelaskan sebagai kondisi menyenangkan yang diakibatkan oleh kinerja atribut-atribut Taman Safari Indonesia. 4. Sub faktor keindahan alam dijelaskan sebagai kualitas keindahan alam sekitar yang mengelilingi kawasan Taman Safari Indonesia. 5. Sub faktor kebersihan dijelaskan melalui kondisi kebersihan Taman Safari Indonesia, bangunan, dan lingkungan Taman Safari Indonesia.
Instruksi 3.12. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor people dengan tujuan Mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan. PETUNJUK NILAI SKALA BANDING
Perbandingan
Ni lai
Perbandingan
Nil ai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A)
1/3
Bila A jelas lebih penting dibanding B
5
Bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A)
1/5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A)
1/7
Bila A mutlak lebih penting dibanding B 9 Bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A) 1/9 Nilai-nilai skala genap (2, 3, 6, 8 atau 1/2,1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai sekala pembandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembandingan yang diberikan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau ¼ bila sebaliknya.
150
Atribut
Nilai Skala Banding
Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 2 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 3 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 3 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 3 dibandingkan dengan sub faktor 4 Keterangan: 1. Sub faktor Keramahan dan kesopanan dijelaskan sebagai seberapa ramah dan sopan sikap karyawan terhadap pengunjung TSI. 2. Sub faktor 2, Kesigapan melayani pengunjung dijelaskan sebagai cepat atau tidaknya karyawan bertindak ketika melihat pengunjung datang atau ketika pengunjung kesulitan terhadap sesuatu. 3. Sub faktor 3, Pengetahuan karyawan tentang TSI meliputi pengetahuan tentang sejarah singkat, manfaat, pemasaran, jenis satwa dan sebagainya. 4. Sub faktor 4, Jaminan keamanan meliputi Satpam, pawang satwa dan kelengkapan fasilitas keamanan lainnya. Instruksi 3.13. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor proses dengan tujuan Mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan. Atribut
Nilai Skala Banding
Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 2 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 3 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 3 Keterangan: 1. Sub faktor 1, Kecepatan transaksi dijelaskan sebagai secepat apa karyawan dalam menangani transaksi pembelian tiket masuk maupun pembelian tiket permainan. 2. Sub faktor 2, Kemudahan pembayaran merupakan kemudahan membayar baik melalui uang tunai maupun dengan kartu debit/credit card 3. Sub faktor 3, Tanggapan terhadap keluhan merupakan respon karyawan terhadap keluhan para wisatawan. Instruksi 3.14. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor bukti fisik dengan tujuan Mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan. PETUNJUK NILAI SKALA BANDING
Perbandingan
Ni lai
Perbandingan
Nil ai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Bila sebaliknya (B sedikit lebih penting dibandingkan A)
1/3
Bila A jelas lebih penting dibanding B
5
Bila sebaliknya (B jelas lebih penting dibandingkan A)
1/5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting dibandingkan A)
1/7
Bila A mutlak lebih penting dibanding B
9
Bila sebaliknya (B mutlak lebih penting dibandingkan A)
1/9
151
Nilai-nilai skala genap (2, 3, 6, 8 atau 1/2,1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai sekala pembandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembandingan yang diberikan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau ¼ bila sebaliknya.
Atribut
Nilai Skala Banding
Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 2 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 3 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 5 Sub faktor 1 dibandingkan dengan sub faktor 6 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 3 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 5 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub faktor 6 Sub faktor 3 dibandingkan dengan sub faktor 4 Sub faktor 3 dibandingkan dengan sub faktor 5 Sub faktor 3 dibandingkan dengan sub faktor 6 Sub faktor 4 dibandingkan dengan sub faktor 5 Sub faktor 4 dibandingkan dengan sub faktor 6 Sub faktor 5 dibandingkan dengan sub faktor 6 Keterangan: 1. Sub faktor 1, Desain dan layout merupakan tata letak dari fasilitas dan bangunan-bangunan yang ada di Taman Safari Indonesia. 2. Sub faktor 2, Fasilitas bermain adalah tempat khusus yang disediakan TSI bagi pengunjung untuk bermain 3. Sub faktor 3, Luas parkir adalah kondisi luas area parkir bagi pengunjung Taman Safari Indonesia 4. Sub faktor 4, Fasilitas restoran mencakup kebersihan, kenyamanan, pelayanan, dan harga makanan dan minuman pada restoran Taman Safari Indonesia 5. Sub faktor 5, Sarana toilet dijelaskan sebagai kombinasi antara jumlah toilet, tingkat pemeliharaan toilet, kebersihan dan penerangan. 6. Sub faktor 6, Sarana peribadatan, merupakan meliputi kapasitas musollah, kelengkapan sarana ibadah, kebersihan, lokasi musollah, serta kenyamanan musollah.