IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK WHISTLE DAN TINGKAH LAKU LUMBA-LUMBA (Tursiops aduncus ) DI TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA BOGOR
MUHAMMAD ZAINUDDIN LUBIS
SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis berjudul Identifikasi Karakteristik Whistle dan Tingkah Laku Lumba-Lumba (Tursiops aduncus) di Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir Tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Maret 2016
Muhammad Zainuddin Lubis NIM C552140121
RINGKASAN MUHAMMAD ZAINUDDIN LUBIS. Identifikasi Karakteristik Whistle dan Tingkah Laku Lumba-Lumba (Tursiops aduncus) di Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor. Dibimbing oleh SRI PUJIYATI dan TOTOK HESTIRIANOTO. Bioakustik adalah ilmu yang menggabungkan antara biologi dan akustik dengan melihat kisaran frekuensi suara pada hewan, termasuk manusia, intensitas amplitude suara, fluktuasi suara, dan bentuk pola suara mamalia. Lumba-lumba hidung botol (Bottlenose dolphin) adalah mamalia laut yang bernafas dengan paruparu. Suara whistle merupakan suara komunikasi intern dan antar kelompok. Tujuan kegiatan penelitian ini mengetahui kekuatan spectral dan pola fluktuasi suara berdasarkan frekuensi dan Power Spectral Density (PSD), Noisy Time Domain (NTD), dan Welch Spectral Estimate Density (WSED) suara yang dihasilkan oleh lumba-lumba dan melihat posisi lumba-lumba serta tingkah laku dengan menggunakan kamera underwater, melihat perbandingan antara waktu, dan spektrum suara. Kegiatan pengambilan dan perekaman data dilaksanakan Taman Safari Indonesia , Cisarua Bogor dengan mengambil data pada kolam fisioterapi, dan pertunjukan. Hasil penilitian yang diperoleh yaitu salinitas sebelum pemberian makan di kolam fisioterapi ulangan ke 1,2,dan 3 nilai slinitas yaitu sebesar 30 ‰, sedangkan pengambilan data sesudah pemberian makan memiliki salinitas 29 ‰. Kolam pertunjukan sebelum makan dengan ulangan 1,2, dan 3 memiliki salinitas sebesar 29 ‰, pada saat sesudah makan kolam pertunjukan dengan ulangan yang sama, nilai salinitas yaitu 30 ‰. Spektogram suara whistle sebelum dan sesudah difilter pada kolam fisioterapi dan kolam pertunjukan dengan perlakuan sebelum dan sesudah makan memiliki pola dan waktu yang berbeda . Pada kolam fisioterapi sesudah makan pola spektral yang dihasilkan yaitu frekuensi 9900-11200 Hz ( puncak suara whistle juga terdapat pada 3, dan 5), suara whistle 3, dan 5 memiliki range frekuensi puncak suara yaitu pada frekuensi 10000-12000 Hz. Nilai intensitas tertinggi yaitu berada pada suara whistle 3 sesudah makan kolam pertunjukan dengan nilai intensitas 25,57 dB/Hz pada frekuensi 14470 Hz. Hasil Power Spectral Density (PSD), Noisy Time Domain (NTD), dan Welch Power Spectral Density Estimate (WPSDE) berbeda pada setiap perlakuan dari suara whistle yang dihasilkan, nilai interval suara whistle tertinggi yaitu 100 ms. Hasil uji F sebelum makan kolam fisioterapi memiliki kesamaan (Homogen) terdapat pada hubungan antara waktu 500 dengan 600 dengan hasil whistle 1, 2, 3, dan 4 yaitu Tolak Ho (Fhit>Ftabel ), sedangkan hasil uji F pada sesudah makan kolam fisioterapi yaitu tidak seragam (heterogen). Uji F sebelum, dan sesudah makan kolam pertunjukan juga memiliki ketidaksamaan (heterogen). Perbedaan nyata pada range waktu di setiap suara whistle pada kolam fisioterapi maupun kolam pertunjukan pada waktu sebelum dan sesudah makan. Posisi lumba-lumba di kolam fisioterapi lebih dominan dan sering berada di dasar kolam ( lebih sedikit melakukan pergerakan), sedangkan pada kolam pertunjukan posisi lumba-lumba lebih dominan dan sering berada di kolom dan permukaan kolam (lebih banyak melakukan pergerakan), dan melakukan pergerakan pada waktu 300-600 ms. Kata kunci : Bioakustik, lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus), salinitas, frekuensi , intensitas.
SUMMARY MUHAMMAD ZAINUDDIN LUBIS. Whistle Characteristic Identification And Dolphin Behaviour (Tursiops Aduncus) At Safari Park Indonesia, Cisarua Bogor. Supervised by SRI PUJIYATI and TOTOK HESTIRIANOTO. Bioacoustics is the study that combines biology and acoustics science by seeing the range of voice frequency in animals, including humans, intensity of sound amplitude, sound fluctuations and the patterns of mammal sound. Whistle sound has a major role in internal and inter-group communication. The objective of the research was to know the power spectral and the sound fluctuation pattern based on frequency and power spectral density, noisy time domain, and Welch Spectral Estimate Density from the sounds produced by dolphins and percieve dolphins position and their behaviour using underwater camera, see the comaprison between time and sound spectrum. Data collection and recording was held in Safari Park, Cisarua, Bogor by taking data on physiotherapy pool and show pool. The results obtained was the salinity of the physiotherapy pool before feeding on the 1 st, 2nd and 3rd repetitions was 30‰, while the salinity of the pool after feeding was 29‰. The salinity of the show pool before feeding on the 1st, 2nd and 3rd repetitions was 29 ‰, and the pool salinity after feeding was 30‰. The whistle spectogram before and after was filtered on the physioptherapy pool and show pool with threatment before and after feeding had different patterns and at different times. The spectral pattern in the physiotherapy pool after feeding showed the domination of noise at frequency 9900 – 11200 Hz (top of the whistle sound is also at 3 and 5), the whistle sound 3 and 5 had a top range frequency which were on 10000 – 12000 Hz. The highest intensity was on the whistle sound 3 after feeding in show pool with intensity of 25,57 dB/Hz on 14470 Hz frequency. The Power Spectral Density (PSD), Noisy Time Domain (NTD), and Welch Power Spectral Density Estimate (WPSDE) showed the diffrerence at each treatment from the whistle sound was produced, value interval whistle sound highest of 100 ms. The result of F test before feeding on the physiotherapy pool was homogeneous contained in the relationship between the time 500 to 600 with whistle results namely 1, 2, 3, and 4 reject Ho (fhit > f table), while the f test results after feeding on physiotherapy pool is heterogen. F test before and after feeding on the show pool was also heterogen. In general, there was a noticeable difference in the range of time at each whistle on physiotherapy and show pool before and after feeding. The position of the dolpins in the physiotherapy pool was more dominant and often in the bottom of the pool, whereas in the show pool the dolphins position is more dominant and often in pool and the surface of the pool (more movement), and doing the movement at the time of 300-600 ms. Keywords :Bioacoustic, dolphins bottle nose (Tursiops aduncus), salinity, frequency , intensity
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK WHISTLE DAN TINGKAH LAKU LUMBA-LUMBA (Tursiops aduncus ) DI TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA BOGOR
MUHAMMAD ZAINUDDIN LUBIS
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Teknologi Kelautan
SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016
Penguji Luar Komisi Pada Ujian Tesis : Henry M Manik,S.Pi, MT, Ph.D
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei- Juni 2015 ini ialah “Identifikasi Karakteristik Whistle Dan Tingkah Laku Lumba-Lumba (Tursiops Aduncus) Di Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor”. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Pada kesemapatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1
2
3
4
5
6 7
Ibu Dr.Ir.Sri Pujiyati, MSi, dan bapak Dr.Ir. Totok Hestirianoto, MSc selaku komisi pembimbing, bapak Henry M Manik,SPi,MT, Ph.D Selaku Gugus Kendali Mutu (GKM), dan penguji tamu dalam ujian tesis, dan bapak Prof. Vincentius P. Siregar, DEA yang telah memberikan nasihat, masukan dan pengarahan dalam proses penelitian dan penulisan tesis ini, serta teman penelitian yaitu Pratiwi Dwi Wulandari, S.Ik. Bapak Prof. drh Dondin Sajuthi, MST, Ph.D , Ibu drh. Dita , dan bapak drh Keni, M.Si selaku pihak Taman Safari Indonesia (TSI), yang telah meluangkan, memberikan waktu untuk membimbing dan memberikan izin tempat penelitian kepada penulis. Kedua Orang tua penulis yaitu Drs. Khairuddin Lubis, MPd , dan Siti Yeni Mahnizar, MSi dengan motivasi, nasehat, dan terus mendukung serta terus menyemangati penulis. Saudara dan saudari penulis yaitu Zul Salasa Akbar Lubis, SKm , Rasyid Alkhoir Lubis, Ramadhan Ulil Albab Lubis, dan Siti Azra Khairiah br Lubis, yang selalu mengingatkan penulis dan memberi semangat kepada penulis. Sri Ratih Deswanti, M.Si, dan Williandi Setiawan, M.Si selaku teknisi pada Laboratorium Akustik dan Instrumentasi Kelautan, serta teman sejawat di program studi Teknologi Kelautan angkatan 2014 yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, dan teman seperjuangan Dwi Putra Imam Mahdi, S.Ik. Semua Dosen Program Studi Teknologi Kelautan yang baik secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis mencapai studinya. Raven Team Bioacoustics Research Program Cornell Lab of Ornithology . Sapsucker Woods Rd, Ithaca, NY 14850, yang telah memberikan lisensi perangkat lunak Raven Pro Versi 1.5 sebagai penunjang dalam pengolahan data peneliti.
Akhir kata penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semoga Tesis ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan seluruh pihak yang membacanya. Bogor, Maret 2016 Muhammad Zainuddin Lubis
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1
Tujuan
5
Manfaat Penelitian
5
2 METODOLOGI Waktu dan Tempat
6 6
Perekaman Video Pergerakan Pada Lumba-Lumba
10
Perekaman Data Suara Lumba-lumba
10
Hydrophone
11
Transformasi Fourier
11
Power Spectral Density ( PSD)
12
Metode Welch
12
Pengolahan dan Analisis Data Suara Lumba-lumba
13
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
4
1
15
Analisis Noise/Derau
16
Spektrum Suara whistle
22
Spektogram dan Band Pass filter Suara Whistle
27
Power Spectral Density (PSD) Suara Whistle
37
Welch Power Spectral Density Estimate
41
Hubungan Frekuensi dan Source Level (dB) Whistle
46
Uji Statistik
57
Tingkah Laku Lumba-Lumba
60
SIMPULAN DAN SARAN
61
Simpulan
61
Saran
61
DAFTAR PUSTAKA
62
LAMPIRAN
66
RIWAYAT HIDUP
83
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7
Alat dan Bahan Penelitian Spesifikasi Dolphin EAR Hydrophone (Arretec 1999) Salinitas dan suhu sebelum dan sesudah makan ( 15 Mei 2015) Uji F Sebelum makan kolam fisioterapi Uji F Sesudah makan kolam fisioterapi Uji F Sebelum makan kolam pertunjukan Uji F Sesudah makan kolam pertunjukan
6 11 15 57 58 58 59
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8
9
10
11
12
13
Suara whistle lumba-lumba . (Branstetter et al.2016). Lumba-lumba hidung botol Gambaran organ dalam dan saluran pernafasan (Marshall, 2002) Set alat perekaman suara Sketsa penelitian Lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus) pada saat di penangkaran/kolam fisioterapi Sketsa penelitian Lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus) pada saat di penangkaran/kolam pertunjukan Diagram Alir Penelitian (a) Noisy time domain suara whistle 1 sebelum makan kolam fisioterapi (b) Noisy time domain suara whistle 2 sebelum makan kolam fisioterapi (c) Noisy time domain suara whistle 3 sebelum makan kolam fisioterapi (d) Noisy time domain suara whistle 4 sebelum makan kolam fisioterapi (a) Noisy time domain suara whistle 1 sesudah makan kolam fisioterapi (b) Noisy time domain suara whistle 2 sesudah makan kolam fisioterapi (c) Noisy time domain suara whistle 3 sesudah makan kolam fisioterapi (d) Noisy time domain suara whistle 4 sesudah makan kolam fisioterapi (e) Noisy time domain suara whistle 5 sesudah makan kolam fisioterapi (a) Noisy time domain suara whistle 1 sebelum makan kolam pertunjukan (b) Noisy time domain suara whistle 2 sebelum makan kolam pertunjukan (c) Noisy time domain suara whistle 3 sebelum makan kolam pertunjukan (d) Noisy time domain suara whistle 4 sebelum makan kolam pertunjukan (a) Noisy time domain suara whistle 1 sesudah makan kolam pertunjukan (b) Noisy time domain suara whistle 2 sesudahmakan kolam pertunjukan (c) Noisy time domain suara whistle 3 sesudah makan kolam pertunjukan (d) Noisy time domain suara whistle 4 sesudah makan kolam pertunjukan Original suara whistle sebelum makan kolam fisioterapi (a) Original suara whistle 1 sebelum makan kolam fisioterapi (b) Original suara whistle 2 sebelum makan kolam fisioterapi (c) Original suara whistle 3 sebelum makan kolam fisioterapi (d) Original suara whistle 4 sebelum makan kolam fisioterapi Original suara whistle sesudah makan kolam fisioterapi (a) Original suara whistle 1 sesudah makan kolam fisioterapi (b) Original suara whistle 2 sesudah makan kolam fisioterapi (c) Original suara whistle 3 sesudah makan kolam fisioterapi
3 4 4 7 7 8 9 16 16 16 17 17 17 18 18 18 19 19 19 20 20 20 21 21 22 22 22 22 22 23 23 23 23
14
15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
(d) Original suara whistle 4 sesudah makan kolam fisioterapi (e) Original suara whistle 4 sesudah makan kolam fisioterapi Original suara whistle sebelum makan kolam pertunjukan (a) Original suara whistle 1 sebelum makan kolam pertunjukan (b) Original suara whistle 2 sebelum makan kolam pertunjukan (c) Original suara whistle 3 sebelum makan kolam pertunjukan (d) Original suara whistle 4 sebelum makan kolam pertunjukan Original suara whistle sesudah makan kolam pertunjukan (a) Original suara whistle 1 sesudah makan kolam pertunjukan (b) Original suara whistle 2 sesudah makan kolam pertunjukan (c) Original suara whistle 3 sesudah makan kolam pertunjukan (d) Original suara whistle 4 sesudah makan kolam pertunjukan Interval suara whistle di kolam fisioterapi dan kolam pertunjukan (a) Spektogram suara whistle 1 sebelum makan kolam fisioterapi (b) Band Pass Filter suara whistle 1 sebelum makan kolam fisioterapi (a) Spektogram suara whistle 2 sebelum makan kolam fisioterapi (b) Band Pass Filter suara whistle 2 sebelum makan kolam fisioterapi (a) Spektogram suara whistle 3 sebelum makan kolam fisioterapi (b) Band Pass Filter suara whistle 3 sebelum makan kolam fisioterapi (a) Spektogram suara whistle 4 sebelum makan kolam fisioterapi (b) Band Pass Filter suara whistle 4 sebelum makan kolam fisioterapi (a) Spektogram suara whistle 1 sesudah makan kolam fisioterapi (b) Band Pass Filter suara whistle 1 sesudah makan kolam fisioterapi (a) Spektogram suara whistle 2 sesudah makan kolam fisioterapi (b) Band Pass Filter suara whistle 2 sesudah makan kolam fisioterapi (a) Spektogram suara whistle 3 sesudah makan kolam fisioterapi (b) Band Pass Filter suara whistle 3 sesudah makan kolam fisioterapi (a) Spektogram suara whistle 4 sesudah makan kolam fisioterapi (b) Band Pass Filter suara whistle 4 sesudah makan kolam fisioterapi (a) Spektogram suara whistle 5 sesudah makan kolam fisioterapi (b) Band Pass Filter suara whistle 5 sesudah makan kolam fisioterapi (a) Spektogram suara whistle 1 sebelum makan kolam pertunjukan (b) Band Pass Filter suara whistle 1 sebelum makan kolam pertunjukan (a) Spektogram suara whistle 2 sebelum makan kolam pertunjukan (b) Band Pass Filter suara whistle 2 sebelum makan kolam pertunjukan (a) Spektogram suara whistle 3 sebelum makan kolam pertunjukan (b) Band Pass Filter suara whistle 3 sebelum makan kolam pertunjukan (a) Spektogram suara whistle 4 sebelum makan kolam pertunjukan (b) Band Pass Filter suara whistle 4 sebelum makan kolam pertunjukan (a) Spektogram suara whistle 1 sesudah makan kolam pertunjukan (b) Band Pass Filter suara whistle 1 sesudah makan kolam pertunjukan (a) Spektogram suara whistle 2 sesudah makan kolam pertunjukan (b) Band Pass Filter suara whistle 2 sesudah makan kolam pertunjukan (a) Spektogram suara whistle 3 sesudah makan kolam pertunjukan (b) Band Pass Filter suara whistle 3 sesudah makan kolam pertunjukan (a) Spektogram suara whistle 4 sesudah makan kolam pertunjukan (b) Band Pass Filter suara whistle 4 sesudah makan kolam pertunjukan Power Spectral Density whistle 1-4 sebelum makan pada kolam fisioterapi
23 24 24 24 24 24 25 25 25 25 25 26 26 27 27 27 28 28 28 28 29 29 30 30 30 30 31 31 31 31 32 32 32 33 33 33 33 34 34 34 35 35 35 35 36 36 36 37
35 36 37 38
39
40
41
42
43
44
45
46
Power Spectral Density whistle 1- 5 sesudah makan kolam fisioterapi Power Spectral Density whistle 1- 4 sebelum makan kolam pertunjukan Power Spectral Density whistle 1- 4 sesudah makan kolam pertunjukan (a) Welch PSD estimate whistle 1 sebelum makan kolam fisioterapi (b) Welch PSD estimate whistle 2 sebelum makan kolam fisioterapi (c) Welch PSD estimate whistle 3 sebelum makan kolam fisioterapi (d) Welch PSD estimate whistle 4 sebelum makan kolam fisioterapi (a) Welch PSD estimate whistle 1 sesudah makan kolam fisioterapi (b) Welch PSD estimate whistle 2 sesudah makan kolam fisioterapi (c) Welch PSD estimate whistle 3 sesudah makan kolam fisioterapi (d) Welch PSD estimate whistle 4 sesudah makan kolam fisioterapi (e) Welch PSD estimate whistle 5 sesudah makan kolam fisioterapi (a) Welch PSD estimate whistle 1 sebelum makan kolam pertunjukan (b) Welch PSD estimate whistle 2 sebelum makan kolam pertunjukan (c) Welch PSD estimate whistle 3 sebelum makan kolam pertunjukan (d) (Welch PSD estimate whistle 4 sebelum makan kolam pertunjukan (a) Welch PSD estimate whistle 1 sesudah makan kolam pertunjukan (b) Welch PSD estimate whistle 2 sesudah makan kolam pertunjukan (c) Welch PSD estimate whistle 3 sesudah makan kolam pertunjukan (d) Welch PSD estimate whistle 4 sesudah makan kolam pertunjukan Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) (a) Suara whistle 1 sebelum makan kolam fisioterapi (b) Suara whistle 2 sebelum makan kolam fisioterapi (c) Suara whistle 3 sebelum makan kolam fisioterapi (d) Suara whistle 4 sebelum makan kolam fisioterapi Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) (a) Suara whistle 1 sesudah makan kolam fisioterapi (b) Suara whistle 2 sesudah makan kolam fisioterapi (c) Suara whistle 3 sesudah makan kolam fisioterapi (d) Suara whistle 4 sesudah makan kolam fisioterapi (e) Suara whistle 5 sesudah makan kolam fisioterapi Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) (a) Suara whistle 1 sebelum makan kolam pertunjukan (b) Suara whistle 2 sebelum makan kolam pertunjukan (c) Suara whistle 3 sebelum makan kolam pertunjukan (d) Suara whistle 4 sebelum makan kolam pertunjukan Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) (a) Suara whistle 1 sesudah makan kolam pertunjukan (b) Suara whistle 2 sesudah makan kolam pertunjukan (c) Suara whistle 3 sesudah makan kolam pertunjukan (d) Suara whistle 4 sesudah makan kolam pertunjukan Posisi tingkah laku lumba-lumba kolam fisioterapi, dan kolam pertunjukan
38 39 39 41 41 41 42 42 42 43 43 43 44 44 44 44 45 45 45 46 46 47 47 48 49 49 50 50 51 52 52 53 53 54 55 55 56 60
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Diagram alir pengolahan data Spesifikasi Alat Penelitian Sintax Matlab R2008b Data frekuensi dan Intensitas Data uji F suara whistle Gambar 3D frekuensi, intensitas, dan waktu pada kolam fisioterapi sebelum makan Gambar 3D frekuensi, intensitas, dan waktu pada kolam fisioterapi sesudah makan Gambar 3D frekuensi, intensitas, dan waktu pada kolam pertunjukan sebelum makan Gambar 3D frekuensi, intensitas, dan waktu pada kolam pertunjukan sesudah makan
66 67 68 71 75 79 80 81 82
PENDAHULUAN Latar Belakang Ilmu kelautan di bidang pendengaran mamalia dilakukan dengan merekam suara dengan menggunakan objek yaitu mamalia yang hidup, melihat tingkah laku dan menggunakan metode bioakustik, dengan melihat pola suara yang dihasilkan oleh mamalia atau lumba-lumba (Finneran & Houser 2006). Perkembangan teknologi bawah air yang biasa disebut dengan teknologi pemancaran gelombang menggunakan medium air sangatlah pesat saat ini. Lumba-lumba hidung botol sudah banyak yang dilatih untuk membantu proses intelijen bawah laut. Lumba-lumba hidung botol (Bottlenose dolphin) adalah mamalia laut yang bernafas dengan paru-paru. Lubang pernafasan external sebagai satu satunya lubang respirasi disebut sebagai blowhole yang berlokasi di dekat apex dari tulang tengkorak (Rommel & Lowenstine 2001). Penelitian yang pernah dilakukan tentang karakteristik suara yang dihasilkan oleh lumba-lumba hidung botol yang dilihat berdasarkan hubungan antara frekuensi suara dengan waktu dan karakteristik suara yang dihasilkan dari lumba-lumba tersebut (Erbe 2002), atau berdasarkan morfologi pendengaran, termasuk sifat dari biomecanic dari membran bacilar dan karakteristik suara lainnya (Wartzok & Ketten 1999). Suara yang dihasilkan biasa dikenal dengan suara yang memiliki tipe mendengking (burst), karakteristik spektral, temporal, dan amplitudo suara dan pulsa yang melengking pada yaitu pada suara whistle sampai saat ini masih penelitian tentang ini masih sangat sedikit. Whistle yang dihasilkan oleh lumba-lumba sebagian besar yaitu bernilai kualitatif, yang merupakan interpretasi pendengaran suara secara subjektif, sehingga tidak dapat di dengar oleh pendengaran manusia (Busnel & Dziedzic 1966). Lumba-lumba Hidung Botol termasuk jenis mamalia yang memiliki kepekaan pendengaran yang baik. Hal itu disebabkan oleh sistem jaringan indera pendengarannya telah terbangun dengan baik. Lumba-lumba dapat mendengar suara dengan frekuensi 1-150 kHz (Azzolin et al. 2013). Sensitivitas yang tinggi ini sangat diperlukan untuk echolocation. Echolocation merupakan kemampuan untuk mengindera melalui suara dan pendengaran. Aktivitas ini terjadi melalui dua tahap, yaitu yang pertama Lumba-lumba mengeluarkan Clicks berfrekuensi tinggi (120 kHz), kemudian diproyeksikan melalui daerah bagian depan kepala (melon) ke media air sekitarnya. Ketika Clicks mengenai suatu objek, akan terbentuk gema atau gelombang suara yang akan diterima oleh lumba-lumba dan diproses menjadi informasi tentang lokasi atau jenis objek (Azzolin et al. 2013). Ilmu akustik saat ini sangat sangat berkembang pada lumba-lumba, peneliti sebelumnya telah menjelaskan dalam tulisannya yaitu pada perekaman dan analisis vokalisasi (Wartzok et al. 2004). Studi mengenai bioakustik hewan-hewan air membutuhkan pemahaman tentang ilmu perambatan suara dalam medium air. Kecepatan suara dalam air kurang lebih mencapai 1500 meter/detik. Studi tentang bioakustik adalah ilmu yang menggabungkan biologi dan akustik yang biasanya merujuk pada penelitian mengenai produksi suara, dispersi melalui media elastis, dan penerimaan pada hewan, termasuk manusia. Hal ini melibatkan neurofisiologi dan anatomi untuk produksi dan deteksi suara, serta hubungan sinyal akustik dengan
2 medium dispersinya. Temuan pada bidang ini memberikan bukti bagi kita tentang evolusi mekanisme akustik, dan dari sana, evolusi hewan yang menggunakannya (Simmonds dan MacLennan 2005). Nilai Source level (SL) yang diukur pada kondisi ideal masih juga terganggu oleh adanya derau (noise) yang terdeteksi oleh lingkungan. Kondisi ideal yang dimaksud adalah kondisi dimana perairan sangat tenang tanpa ada gangguan lalu lintas kapal dan suara dari hewan. Besarnya tekanan noise sekitar 0,18 hingga 2,0 dyne/ . Nilai tekanan noise biasanya dinyatakan dalam bentuk decibels (dB) dengan frekuensi level noise sebesar 1 dyne/ [=1µB (microbar)]. Tingkat noise bernilai sekitar 15 dB dibawah nilai refrensi level noise . Nilai level yang digunakan secara global sebagai refrensi dalam medium air adalah 1 µB (0 dB = 1 µB = 1 dyne/ ) (Simmonds dan MacLennan 2005). Suara yang dihasilkan oleh lumba-lumba yang telah dikategorikan (1) whistle atau disebut broad-band pada ekolokasi yang digunakan untuk memantau lingkungan, mangsa dan predator deteksi mereka, (2) suara lengkingan (Burst) dan (3) Klik (click) yang juga digunakan untuk komunikasi (Cook et al. 2004). Lumba-lumba yang terisolasi, ataupun yang sedang berada pada penangkaran/ kolam akan dilakukan pelatihan menggunakan whistle secara individual untuk membangun komunikasi buatan dengan manusia. Grafik frekuensi akan terlihat berbeda, atau pola perubahan frekuensi dari waktu ke waktu, dan hipotesis menunjukkan bahwa whistle ini berfungsi untuk mengirimkan informasi identitas (Wartzok et al. 2004). Beberapa penelitian telah mendokumentasikan tentang whistle dengan berbagai konteks, termasuk dalam keadaan bebas atau di laut lepas (Esch et al. 2009), pada penangkaran atau sebuah konservasi (Sayigh et al. 2007, Watwood et al. 2005), dan dengan lumbalumba liar yang belum dilakukan pelatihan (misalnya,Watwood 2003, Buckstaff 2004, Cook et al. 2004, Watwood et al. 2004, 2005). Suara Lumba-lumba menurut Cahill (2000), mengungkapkan empat jenis suara yang dapat diidentifikasi dari lumba-lumba, yaitu : 1. Whistles : Sering Lumba-lumba memproduksi sebuah whistle yang khas, biasanya disebut sebuah sinyal tanda. Suara ini digunakan untuk menjaga kontak diantara individu lumba-lumba. 2. Chirps : Pendek dalam panjangnya suara yang menyerupai suara ‘Chirps’ burung. Suara ini mungkin merupakan sinyal lumba-lumba sebagai tanda/pesan untuk ‘oke/iya’. 3. Click Trains : Denyut suara dari panjang gelombang yang tinggi. Digunakan untuk menyelidiki objek atau mencari ikan. Seringkali terdengar seperti pintu tua yang dibuka pelan. Pengeluaran suara ini dikenal dengan nama echolocation. 4. Squwaks : Bunyi suara yang seperti ‘kokok’ dan sangat tinggi rata-rata pengulangannya. Suara ini kebanyakan digunakan dalam bertarung atau dalam permainan lumba-lumba muda yang luka atau marah . Dalam penilitian ini difokuskan dengan menganalisis suara whistle, dikarenakan suara whistle umumnya digunakan untuk tujuan ekolokasi, dan whistle juga berfungsi sebagai peran utama dalam komunikasi antar individu dan antar kelompok (Azzolin et al. 2013). Suara whistle yang terus menerus, memberikan sinyal frekuensi (Papale et al. 2013), dengan berbagai lebar pancaran 800 Hz dan 28,5 kHz (Janik 2009) sering terdapat komponen harmonik (Papale et al. 2013). Seekor Lumba-lumba memulai interaksi dengan pemberian sinyal, dengan informasi, dalam panjang frekuensi tertentu. Sumber sinyal kemudian bergantung pada sumber pendengaran dan akan
3
menimbulkan reaksi terhadap suara. Pendengaran pada Lumba-lumba berkisar dari sekitar 50 Hz-150 kHz, dengan variasi tambahan di antara spesies (Janik 2009). Contoh spektogram whistle yang masih terdapat derau atau noise di dalamnya (Branstetter et al.2016) dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Suara whistle lumba-lumba . (A) Bentuk gelombang dari whistle dan (B) spektogram suara whistle yang menampilkan frekuensi yang didalamnya masih terdapat noise. (Branstetter et al.2016). Variasi dalam karakteristik suara whistle lumba-lumba telah diteliti oleh berbagai penelitian yaitu (Buckstaff 2004; Cook et al. 2004; Jones & Sayigh 2007). Penelitian bioakustik ini dibutuhkan untuk dapat mengetahui bahasa komunikasi (Acoustic communication) pada mamalia. Studi bioakustik mempelajari kisaran frekuensi suara yang dihasilkan mamalia, intensitas amplitudo suara, fluktuasi suara, dan bentuk pola-pola suara mamalia. Mempelajari bioakustik tidak terlepas dari ilmuilmu akustik bawah air, biologi mamalia secara umum, dan studi tingkah laku mamalia. Secara umum bioakustik mencakup ilmu fisiologi organ-organ tubuh mamalia yang menghasilkan suara, mekanisma penghasilan suara, karakteristik suara dari mamalia, mekanisme pendekatan suara oleh mamalia, kapasitas pendengaran ikan, dan evolusi dari sistem pendengaran, serta memperoleh range frekuensi setiap suara yang dihasilkan oleh lumba-lumba (mamalia) tersebut (Buckstaff 2004). Lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus) di Taman Safari Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3. Klasifikasi Lumba-lumba hidung botol di perairan Samudra Hindia menurut Integrated Taxonomi Information System (2004) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Mamalia Ordo : Cetacea Subordo : Odonticeti Famili : Delphinidae Genus : Tursiops Spesies : T. Anduncus (Integrated Taxonomi Information System 2004)
4
Gambar 2 Lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus) (Dokumentasi Pribadi) Lumba-lumba hidung botol memiliki beberapa kantong udara (air sac) sebelum masuk ke internal nares. Kantong udara ini berfungsi untuk menampung sementara nitrogen saat hewan menyelam yang akan dikeluarkan saat ekspirasi (Marshall 2002). Gambaran bagian organ dalam dan saluran pernafasan dari blowhole sampai paru-paru Lumba-lumba hidung botol (bootlenose dolphin) Tursiops aduncus dapat dilihat pada Gambar 3 berikut :
Gambar 3 Bagian organ dalam dan saluran pernafasan dari blowhole sampai paruparu Lumba-lumba hidung botol (bottlenose dolphin) (Marshall 2002). Gambar 3 adalah bagian organ dalam dan saluran pernafasan dari blowhole sampai paru-paru Lumba-lumba hidung botol (bottlenose dolphin) (Marshall 2002) Lumba-lumba dapat bertahan menyelam dalam waktu lama karena beberapa sebab, yaitu: (1) kemampuan menyimpan udara pada paru-paru sangat tinggi (75%); (2)
5
denyut jantung dapat menurun dari 100 kali per menit menjadi 10 kali per menit untuk memelihara oksigen; (3) kemampuannya menarik darah yang kaya oksigen dari otot ke dalam organ untuk menjaga kadar oksigen dan mencegah gangguan karena kadar nitrogen yang tinggi ketika secara cepat ke permukaan dari penyelaman yang dalam. Lumba-lumba menyimpan oksigen dalam darah sebagai hemoglobin dan otot sebagai mioglobin sehingga dapat secara mudah digunakan saat diperlukan selama respirasi sel (Marshall 2002). Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hydrophone, dimana selama bertahun-tahun, para peneliti telah menunjukkan keuntungan dari hydrophone Single Mode Fiber (SMF) sebagai alternatif yang potensial untuk adanya navigasi suara dan sound navigation and ranging (SONAR)(Cranch et al. 2003). Bioakustik tidak terlepas dari penggunaan hydrophone sebagai alat perekam suara dimana tekanan akustik direkam pada hidrofon merupakan sumber waktu yang disebut gangguan tekanan pada laut (ΔP) yang relatif terhadap sumber tekanan yang terjadi pada kedalaman perekaman di medium air. Kelebihan tekanan suara dilaut biasanya bernilai kecil (~ 10-2 Pa), dan itu telah menjadi standar pada medium air laut, pada literatur akustik untuk menampilkan tekanan suara yaitu pada daftar skala desibel (dB) yang relatif terhadap referensi tekanan (Po) dari 1 μPa (Urick 1975). Selain itu, konvensi untuk menggunakan 1 m sebagai jarak referensi (ro) yaitu pada saat menghitung tekanan akustik dari sumber datangnya suara (Urick 1975). Tujuan umum dalam penelitian ini adalah menganalisis spectral dan pola fluktuasi suara whistle berdasarkan frekuensi dan waktu dari suara yang dihasilkan oleh lumbalumba hidung botol (Tursiops aduncus), dan melihat tingkah laku lumba-lumba hidung botol dengan menggunakan kamera bawah air. Tujuan 1
2
3
Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut: Menganalisis kekuatan spectral dan pola fluktuasi suara whistle berdasarkan frekuensi, Power Spectral Density (PSD), Noisy Time Domain (NTD), Welch Power Spectral Density Estimate (WPSDE) dari suara yang dihasilkan oleh lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus). Menganalisis karakteristik suara whistle lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus) pada kolam fisioterapi, dan pertunjukan dengan menggunakan metode bioakustik. Melihat tingkah laku lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus), dan menghubungkan spektrum suara whistle pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus). Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan range frekuensi dari karakteristik spektrum suara dan tingkah laku lumba-lumba pada kolam dan jumlah spesies yang berbeda. Hasil ini akan digunakan sebagai referensi frekuensi suara untuk pemanggilan lumba-lumba (Tursiops aduncus) dilaut lepas dengan menggunakan sistem akustik aktif yang akan meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan wisata lumba-lumba di seluruh perairan Indonesia.
6
METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2015. Kegiatan pengambilan data dilaksanakan di Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam metode penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Alat dan Bahan Penelitian No 1
Alat Dolphin EAR 100 hydrophone nomor seri DE989505 (Lampiran 9)
2
Termometer dan Refraktometer (oleh pihak Taman Safari Indonesia) Hydrofone SQ3 (Lampiran 9) 2 Kamera Underwater Gopro Hero 3+ (Lampiran 9) Wavelab 6 dan Matlab R2008b Raven Pro ver 1.5 (Cornell Laboratory of Ornothology) SPSS 17.0
3 4 5 6 7
Bahan 5 ekor lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus)
Diagram alir pada saat pengolahan data dalam penelitian (Lampiran 1). Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah hidrofon SQ3, Termometer Hg untuk mengukur suhu air, refraktometer untuk mengukur salinitas air yang ada didalam kolam, air laut yang digunakan dalam penelitian ini adalah air laut buatan (air tawar yang dicampurkan dengan garam laut oleh pihak Taman Safari Indonesia), dolphin EAR 100 hydrophone nomor seri DE989505 yang merupakan sensor suara, kamera bawah air Gopro Hero 3+ (Lampiran 2) yang berfungsi untuk merekam pergerakan pada lumba-lumba secara visual, stopwatch berfungsi untuk melihat waktu agar data perekaman/ recording data serentak berjalan pada saat merekam pergerakan/tingkah laku lumba-lumba pada saat yang bersamaan. Perangkat lunak Matlab R2008b, Wavelab 6, Raven Pro ver 1.5 (Cornell Laboratory of Ornothology), SPSS 17.0 (Uji statistik) yang digunakan untuk mengolah data; dan PC yang digunakan sebagai media penyimpanan langsung dan pengolahan data suara yang terekam. Bahan yang digunakan adalah 2 ekor lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus) pada kolam fiseoterapi, dan 3 ekor lumba-lumba hidung botol pada kolam pertunjukan pada Taman Safari Indonesia. Berdasarkan informasi dari pihak Taman Safari Indonesia, lumba-lumba tersebut memiliki panjang 2,1 meter, dengan berat badan 212 kg, dan umur 11 tahun ( lumba-lumba ini tergolong lumba-lumba dewasa). Gambar 4 adalah satu set alat perekam suara, sedangkan Gambar 5 adalah sketsa penelitian pada penangkaran/ kolam fisioterapi.
7
Gambar 4 Set alat perekam suara, (a) Hidrofon, (b) Headphone, (c) catu daya/baterai, dan (d) laptop untuk data logging dan data processing.
Gambar 5 Ilustrasi penelitian lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus) pada saat di penangkaran/kolam fisioterapi. Gambar diatas merupakan ilustrasi kondisi tempat pengambilan data yaitu pada kolam fisiopterapi, dengan lebar 4 meter, panjang 4 meter, dalam kolam 3,5 meter. Berdasarkan informasi dari pihak Taman Safari Indonesia bahan / objek yang digunakan yaitu lumba-lumba dengan panjang 2,1 meter, dengan berat badan 212 kg, dan umur 11 tahun ( lumba-lumba ini tergolong lumba-lumba dewasa).Instrumen/ alat yang digunakan pada sketsa yaitu Gopro hero3+ sebagai kamera bawah air yang
8 merekam secara visual, lumba-lumba sebanyak 2 ekor sebagai objek penelitian, hidrofon sebagai alat/ instrumen perekam suara agar spektrum suara bisa didapatkan,dan PC adalah sebagai penerima data, penyimapan data, dan pengolahan data. Sketsa penelitian lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus) pada saat di penangkaran/ kolam pertunjukan dapat dilihat pada Gambar 6, dan Gambar 7 adalah Diagram alir penelitian yang akan dilakukan.
Gambar 6 Ilustrasi penelitian lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus) pada saat di penangkaran/kolam pertunjukan. Gambar 6 merupakan ilustrasi kondisi tempat pengambilan data yaitu pada kolam pertunjukan dengan diameter 6 meter, dan kedalaman kolam 5 meter. Berdasarkan informasi dari pihak Taman Safari Indonesia bahan / objek yang digunakan yaitu lumba-lumba dengan panjang 2,1 meter, dengan berat badan 212 kg, dan umur 11 tahun ( lumba-lumba ini tergolong lumba-lumba dewasa). Instrumen/ alat yang digunakan pada sketsa yaitu Gopro hero3+ sebagai kamera bawah air yang merekam secara visual, lumba-lumba sebanyak 3 ekor sebagai objek penelitian, hidrofon sebagai alat/ instrumen perekam, dan PC merupakan alat atau instrumen penyimapan data, dan pengolahan untuk melakukan pengolahan data. Prosen perekaman suara, pengolahan data pada diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 7 .
9
Lumba-lumba (Tursiops aduncus) pada kolam fisioterapi dan kolam pertunjukan
Perekaman suara lumba-lumba pada kolam penelitian Aktivasi Sensor Hydrophone Dolphin EAR model 100
Aktivasi perekaman suara dengan perangkat lunak Wavelab 6 pada komputer
Display Spectogram Pada monitor komputer
Perekaman suara lumbalumba sebelum makan, dan sesudah makan
Data rekaman pada hardisk komputer
Suara lumba-lumba dengan ekstensi.wav Pemotongan data (Wavelab 6)
Memfilter Data (Wavelab 6)
Band Pass Filter (BPF) Whistle (Raven Pro Ver 1.5)
Analisis frekuensi whistle lumba-lumba dan Analisis Power Spectral Density (PSD) ( Matlab R2008b)
Analisis Noisy Time Domain (NTD) (MatlabR2008b), dan Uji Statistik (SPSS 17.0)
Identifikasi karakteristik Whistle dan Tingkah Laku Lumba-lumba (Tursiops aduncus) Gambar 7 Diagram alir penelitian
Perekaman video pergerakan lumba-lumba (Gopro Hero 3+)
10 Parameter lingkungan yang diukur adalah suhu dan salinitas karena kedua parameter fisika ini merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat stress ikan. Stress yang dialami lumba-lumba dapat menyebabkan penyimpangan tingkah laku pada lumba-lumba. Pengukuran suhu dan salinitas di kolam penelitian dilakukan oleh pihak Taman Safari Indonesia yang dilakukan dengan cara memasukkan termometer kedalam kolam peangkaran. Termometer dikibas-kibaskan sebelum dimasukkan kedalam air untuk memperkecil efek muainya dan mengembalikan titik awal termometer sebelum pengukuran dimulai. Suhu air diperoleh dengan membaca skala yang ditunjukkan pada termometer. Salinitas diukur menggunakan refraktometer cara dengan meneteskan sampel air kolam sebanyak satu tetes air ke atas permukaan kaca refraktometer lalu ditutup. Nilai salinitas didapat dengan membaca skala yang ditunjukkan pada teropong refraktometer. Pencatatan salinitas dilakukan pembulatan keatas tanpa desimal. Perekaman Video Pergerakan Pada Lumba-Lumba Perekaman video dengan menggunakan jenis kamera bawah air yaitu hero3+ pada lumba-lumba berfungsi untuk melihat luasan atau sudut dari pancaran pixel dari kamera. Perekaman bawah air dengan menggunakan 2 kamera kedap air yaitu dengan menggunakan kamera Gopro hero 3+. Pengamatan/ pengambilan video ini dilakukan dengan merekam pada pagi pukul 09.00 WIB, dan siang hari pada pukul 13.00 WIB. Pengambilan video lumba-lumba dilakukan pada saat sebelum makan (09.00 WIB), dan setelah makan (13.00 WIB). Aktifitas pada lumba-lumba yang dilihat yaitu aktifitas pergerakan, dan aktifitas bersuara dengan durasi sebanyak ± 5 menit. Perekaman data video pergerakan ini berfungsi menemukan posisi keberadaan, dan tingkah laku lumba-lumba. Perekaman Data Suara Lumba-lumba Proses perekaman suara lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus), diamati dengan menyiapkan komputer untuk mencatat data yang ada. Saat proses perekaman dimulai, dibiarkan beberapa detik untuk merekam, hidrofon dimasukkan kedalam kolam penangkaran lumba-lumba yang sudah disediakan. Proses perekaman dilakukan selama ± 5 menit. Kegiatan pengambilan dan perekaman suara dilaksanakan Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor melakukan perekaman suara yaitu pada kolam fisioterapi, dan pertunjukan. Proses perekaman suara lumba-lumba di kolam fisoterapi, dan kolam pertunjukan dilakukan selama 1 hari. Perekaman suara lumba-lumba yang dilakukan dengan menggunakan hidrofon yang merupakan alat/ instrumen akustik pasif yang kemudian di salurkan ke amplifier, setelah itu dilakukan verifikasi suara dengan menggunakan seaphone yang berfungsi untuk mendengarkan tinggi rendahnya suara yang terekam oleh hidrofon. Proses perekaman menggunakan perangkat lunak Wavelab 6. Data hasil suara rekaman disimpan dalam bentuk *.wav. Target data yang akan diambil untuk analisis, yakni sebanyak 4 kali pengamatan. Saat bersamaan juga dilakukan pengamatan video untuk mengetahui tingkah laku lumbalumba dengan menggunakan kamera underwater.
11
Hydrophone Hydrophone merupakan suatu instrument yang berfungsi untuk mendengarkan suara bawah air. Alat ini mengkonversi suara yang datang dari dalam air yang menjadi sinyal eletrik, dan kemudian dapat diamplifikasi, dianalisis, atau diperdengarkan di udara (Urick 1983 dalam Pitcher 1993). Hydrophone biasanya berupa suatu lempengan piezo-electric ceramic (Maclannen dan Simmonds 1992). Standarisasi dari Hydrophone untuk keperluan bioakustik yang dikeluarkan oleh Bioacoustic Inc.(Blue 2001) memiliki spesifikasi sebagai berikut: Kisaran frekuensi : 8Hz – 4000 Hz Power : 2 mA dengan tegangan berkisar 6-12 V Dolphin EAR Hydrophone mampu mendeteksi frekuensi suara pada 1-2 Hz. Ambang batas terendah pendengaran manusi hanya mampu mendengarkan suara hingga frekuensi 18-20 Hz. Suara-suara di luar ambang batas pendengaran normal manusia dapat di dengar menggunakan Dolphin EAR Hydrophone yang dilengkapi dengan perangkat lunak Wavelab 6. Bentuk perangkat dolphin EAR Hydrophone dapat dilihat pada lampiran.Spesifikasi dari Dolphin EAR Hydrophone (Arretec 1999) dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Spesifikasi Dolphin EAR Hydrophone (Arretec 1999) Kisaran frekuensi 7-22.0000 Hz Tipe tranducer Hydrophone MPC(Piezo) Bentuk konfigurasi Omni Directional Kemasan hydrophone Rugged epoxy case, diameter 60 mm dan tebal 8 mm Tipe kabel High Quality , rendah noise , selubung Neoprene / PVC tahan lama. Panjang kabel standar 12 Meter Preamplifer Dilengkapi dengan line /Earphone output. Audio Output MONO, level dapat disesuaikan hingga ±50mW Battery Standar 9V (transistor radio battery) Power : ±7 mA pada 9V Batas kisaran frekuensi yang diberikan adalah frekuensi suara yang dapat didengar secara normal dengan menggunakan earphones. Menggunakan Perangkat lunak Wavelab 6 untuk perekaman suara secara langsung dari Dolphin EAR, maka batas bawah frekuensi yang dapat dideteksi akan semakin rendah hingga mencapai beberapa Hz, dan batas atas frekuensi yang dapat dideteksi bisa mencapai lebih dari 22 KHz (Arretec 1999). Transformasi Fourier Dasar dari karakteristik frekuensi pada sinyal adalah Transformasi Fourier (Brook dan Wynne 1991). Fast Fourier Transform (FFT) merupakan suatu algoritma untuk menghitung Discrette Fourier Transform (DFT). Fungsi umum dari Transformasi Fourier adalah mencari komponen frekuensi sinyal yang terpendam oleh suatu sinyal domain waktu yang penuh dengan noise (Krauss et.al 1995) adalah:
12 S=fft (y) S=fft(y,n)
(1) (2) (3)
(4)
Dalam persamaan tersebut, t adalah waktu dan f adalah frekuensi. x merupakan notasi sinyal dalam ruang waktu dan X adalah notasi untuk sinyal dalam domain frekuensi. Persamaan (1) disebut Transformasi Fourier dari x(t) sedangkan persamaan (2) disebut Invers Transformasi Fourier dari X(f), yakni x(t). Transformasi Fourier dapat menangkap informasi apakah suatu sinyal memiliki frekuensi tertentu ataukah tidak, tapi tidak dapat menangkap dimana frekuensi itu terjadi. Bentuk perintah (3) dan (4) hampir sama yakni menghitung DFT dari vector x, hanya pada perintah (4) ditambahi dengan penggunaan parameter panjang FFT (n). Power Spectral Density Frekuensi sebuah gelombang secara alami ditentukan oleh frekuensi sumber. Laju gelombang melalui sebuah medium ditentukan oleh sifat-sifat medium. Sekali frekuensi (f) dan laju suara (v) dari gelombang sudah tertentu, maka panjang gelombang () sudah ditetapkan. Dengan hubungan f = 1/T maka dapat diperoleh persamaan (5).
(5) f Karena pada penelitian laju suara yang digunakan pada medium zat cair, yaitu air laut. Maka laju suara di udara yang dilambangkan dengan (v) dapat dirubah dengan laju suara di air yang dilambangkan dengan (C), sehingga diperoleh persamaan (6) C (6) f Power Spectral Density (PSD) didefenisikan sebagai besarnya power per interval frekuensi, dalam bentuk matematik (Brook dan Wynne 1991): PSD =
……………………….(
)
(7)
Perhitungan PSD pada Matlab menggunakan metode Welch (Krauss et al. 1995), yakni mencari DFT (berdasarkan perhitungan dengan algoritma FFT), kemudian mengkuadratkan nilai magnitude tersebut. Metode Welch Metode welch adalah metode yang dilakukan dengan pendekatan menggunakan estimasi spectral dengan melakukan pemrosesan data (Matlab R2008b) (Lampiran 3). Data yang sudah diproses dengan proses Power Spectral Density (PSD) dan Noisy Time Domain (NTD), metode Welch akan menghasilkan peningkatan
13
sebuah metode estimasi yang terdiri dari empat langkah (Welch 1967). Metode periodogram yang digunakan untuk menentukan kepadatan kekuatan komponen frekuensi dalam sinyal didasarkan pada transformasi Fourier. Untuk mendapatkan PSD dari kuatan kualitas sinyal dengan metode periodogram welch . Untuk mengevaluasi kekuatan spektrum, metode ini membagi data ke dalam beberapa segmen yang saling tumpang tindih, menghitung kekuatan spektrum dengan menggunakan FFT pada setiap segmen dan membagi rata-rata nilai spectrum (Semmlow 2004). Kerugian utama yang disebabkan oleh faktor nonparametrik teknik estimasi spectral, seperti periodogram, adalah dampak dari kebocoran yang melebihi dari batas yang diinginkan yang disebabkan karena set data yang terbatas. Untuk mengatasi masalah ini, Welch mengusulkan ditingkatkannya sebuah metode estimasi . Metode Welch memperkirakan kuatan densitas spektrum dengan rata-rata modifikasi periodogram (Welch 1967). Dengan modifikasi periodogram adalah : (8) di mana f = fs adalah frekuensi variabel yang dinormalisasi memiliki unit siklus per sampel. Faktor skala Ts menyesuaikan besarnya diskrit spektrum sinyal waktu untuk menjadi sama dengan spektrum sinyal analog. M adalah panjang sinyal x (n). Fungsi windowing diwakili oleh sampel w (n), dan C adalah konstanta normalisasi didefinisikan sebagai : (9) Akhirnya, estimasi dari kepadatan kekuatan spektrum adalah : (10) Pengolahan dan Analisis Data Suara Lumba-lumba Pengolahan data akustik menggunakan perangkat lunak. Suara yang dihasilkan lumba-lumba hidung botol dan menghasilkan Fast Fourier Transform (FFT). FFT adalah algoritma untuk menghitung transformasi Fourier diskrit (FFT) dan kebalikannya. Sebuah Transformasi Fourier mengubah waktu (atau ruang) dengan frekuensi dan sebaliknya.Akibatnya, transformasi Fourier cepat yang banyak digunakan untuk banyak aplikasi di bidang teknik, sains, dan matematika (Potts dan Tasche 2001). Untuk melihat sebaran per satuan waktu maka digunakanperangkat lunak Wavelab 6,dan data FFT disimpan dalam bentuk .txt. setelah proses tersebut maka data tersebut diolah dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel lalu diolah dengan menggunakan perangkat lunak Matlab R2008b Untuk menghasilkan figure, sedangkan hasil spektogram dan filtering data suara dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Raven Pro ver 1.5. Data hasil perekaman suara lumba-lumba di interpretasikan ke dalam bentuk grafik frekuensi dan echo level. Grafik yang dihasilkan akan dianalisis dan dibandingkan dengan pengamatan visual. Pengamatan visual dapat dilakukan dengan melihat tingkah laku lumba-lumba yang diamati dengan menggunakan metode perekaman video menggunakan kamera underwater. Hal ini bertujuan untuk melihat reaksi ikan terhadap benda atau instrument yang ada disekitarnya dengan mengamati
14 tingkah laku Lumba – lumba dan dapat melihat kondisi kesehatan dari lumba-lumba dari hari ke-hari selama proses penelitian/ proses pengambilan suara. Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan data suara whistle yaitu menggunakan Uji F (pengujian secara simultan). Uji F atau uji koefisien regresi secara serentak yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak. Tahap pengujiannya sebagai berikut : Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) Ho : β1 = β 2 = β 3= 0 Artinya variabel X1 dan X2 secara serentak tidak berbeda nyata terhadap variabel Y Ha : β1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ 0 Artinya variabel X1 dan X2 secara serentak berbeda nyata terhadap variabel Y Uji F adalah pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen, X1 adalah Intensitas (dB), X2 adalah Waktu (ms), dan Y adalah Frekuensi yang terdapat di dalam model secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh current ratio, debt ratio, total assets turn over, return on assets terhadap keputusan investasi aktiva tetap secara simultan. Menurut Sugiyono (2010) rumus pengujian adalah: F=
(11)
Keterangan : R²= Koefisien determinasi k = Jumlah variabel independen n = Jumlah data atau kasus F hasil perhitungan ini dibandingkan dengan Ftabel yang diperoleh dengan menggunakan tingkat resiko atau signifikan level 5% atau dengan degree freedom= n – k – 1 dengan kriteria yaitu Ho ditolak jika Fhitung > F tabel, Ho diterima jika Fhitung < Ftabel. Bila F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya semua variabel bebas secara bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. Bila F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ho ditolak, artinya semua variabel bebas secara bersama-sama bukan merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.
15
HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter Lingkungan Suara mamalia (lumba-lumba) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suara whistle yang berasal dari lumba-lumba yang keluar dari tengkorak lumba-lumba. Produksi suara yang berasal dari lumba-lumba itu sendiri akan menghasilkan tinggi rendahnya frekuensi yang dikaitkan dengan fenomena dua suara, seperti yang dijelaskan untuk burung dan suara yang berasal dari lumba-lumba (whistle). Mekanisme suara yang terjadi pada lumba-lumba masih belum jelas (Tyack & Miller 2002), tetapi hipotesis yang paling dapat diandalkan, didukung oleh percobaan fisiologis, mengidentifikasi bunyi suara sebagai sumber produksi suara dengan melihat pola dan menghitung frekuensi yang dihasilkan dari lumba-lumba tersebut (Madsen et al. 2011). Data rekaman suara yang ada, lumba-lumba Hidung Botol (Tursiops aduncus) memiliki tiga tipe suara yang berbeda. Ketiga tipe suara ini dapat dibedakan hanya dengan menggunakan pendengaran normal. Tipe suara yang di teliti dalam penelitian ini adalah suara whistle. Pada pengambilan data suara lumba-lumba dilakukan pada tanggal 15 Mei 2015. Pengambilan parameter terukur dengan mengukur parameter suhu dan salinitas yang dilakukan oleh pihak Taman Safari Indonesia pada 2 kolam penelitian dengan menggunakan objek yaitu lumba-lumba (kolam fisioterapi, dan pertunjukan). Pengambilan parameter lingkungan diperoleh dari pihak Taman Safari Indonesia yaitu sebelum dan sesudah makan dengan hasil salinitas dan suhu sebanyak 3 ulangan yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Salinitas dan suhu sebelum dan sesudah makan ( 15 Mei 2015) Kolam
Fisioterapi
Pertunjukan
Ulangan Ke 1 2 3 1 2 3
Salinitas (‰)
Suhu °C
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
30 30 30 29 29 29
29 29 29 30 30 30
22 22 22 23 23 23
21 21 21 22 22 22
Pada Tabel 2 saat sebelum pemberian makan di kolam fisioterapi ulangan ke 1,2,dan 3 nilai salinitas yaitu sebesar 30 ‰, sedangkan pengambilan data sesudah pemberian makan dengan ulangan yang sama, nilai salinitas mengalami penurunan menjadi 29 ‰, hal ini disebabkan salinitas yang terdapat pada kolam fisioterapi sudah terkontaminasi dengan faktor-faktor yang ada disekitar. Pada kolam pertunjukan sebelum makan dengan ulangan 1,2,dan 3 memiliki salinitas sebesar 29 ‰, pada saat sesudah makan kolam pertunjukan dengan ulangan yang sama, nilai salinitas yaitu 30 ‰. Suhu sebelum pemberian makan pada ulangan 1,2,dan 3 bernilai 23 °C dan sesudah pemberian makan dengan ulangan yang sama yaitu sebesar 22°C, hal ini berbanding terbalik dengan parameter terukur dibandingkan dengan kolam fisioterapi, yang disebabkan oleh bedanya jumlah lumba-lumba, bentuk kolam pemeliharaan , volume air, alat pengontrol suhu dan salinitas, dan tetesan hujan.
16 Analisis Noise/ Derau Suara original whistle terdapat suara lumba-lumba, dan juga derau/ noise yang berasal dari aerator, dan riak air pada kolam penelitian. Analisis tingkat derau / Noise telah lama menjadi topik penting dalam instrumen yang berkaitan dengan pemancaran gelombang (Pulse). Analisis noise dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode Noisy time domain atau biasa disebut dengan besaran noise terhadap waktu yang merupakan metode penghitungan indeks waktu terhadap derau yang dihasilkan oleh sumber suara dengan pulsa yang diterima (Pullia dan Riboldi 2004), proses dalam pengolahan yaitu menggunakan Matlab R2008b (Lampiran 4). Penentuan Noise Time Domain yaitu dengan melihat pola suara yang dihasilkan dalam sebuah suara whistle, dengan waktu range 0- 700 ms. Dalam penelitian ini juga membahas tentang hal tersebut, menggunakan suara whistle dari lumba-lumba hidung botol. Standar frekuensi sampel (Fs) yaitu 44000 Hz, dengan melihat perbedaan setiap banyaknya pola suara whistle (kotak berwarna merah) yang dihasilkan oleh suara lumba-lumba. Noisy Time Domain pada saat sebelum makan di kolam fisioterapi dapat dilihat pada Gambar 8 (a), (b),(c), dan (d).
Gambar 8 (a) Noisy time domain suara whistle 1 sebelum makan kolam fisioterapi
Gambar 8 (b) Noisy time domain suara whistle 2 sebelum makan kolam fisioterapi
Gambar 8 (c) Noisy time domain suara whistle 3 sebelum makan kolam fisioterapi
17
Gambar 8 (d) Noisy time domain suara whistle 4 sebelum makan kolam fisioterapi Gambar 8 (a), (b), (c), dan (d) dengan kotak berwarna merah merupakan range waktu pola spektrum whistle yang menunjukkan nilai puncak tertinggi yaitu berada pada suara whistle 2 dengan nilai noisy sebesar 5,9 pada waktu 600-610 ms yang terdapat pada pola ke-3 suara whistle (Gambar 12b). Hasil Noisy time domain ini memiliki keterkaitan yang sama dengan original spektrum yang dihasilkan (Gambar 12a,b,c,dan d). Nilai terendah dalam Noisy ini yaitu sebesar -7 dengan waktu yaitu 610 ms pada pola ke-3 (Gambar 8a). Gambar Noisy time domain suara whistle sesudah makan kolam fisioterapi dapat dilihat pada Gambar 9 (a), (b), (c), (d) dan (e).
Gambar 9 (a) Noisy time domain suara whistle 1 sesudah makan kolam fisioterapi
Gambar 9 (b) Noisy time domain suara whistle 2 sesudah makan kolam fisioterapi
18
Gambar 9 (c) Noisy time domain suara whistle 3 sesudah makan kolam fisioterapi
Gambar 9 (d) Noisy time domain suara whistle 4 sesudah makan kolam fisioterapi
Gambar 9 (e) Noisy time domain suara whistle 5 sesudah makan kolam fisioterapi Gambar 9 (a), (b), (c), (d), dan (e) dengan kotak berwarna merah memiliki nilai puncak tertinggi yaitu berada pada suara whistle 2 dan 5 dengan nilai noisy sebesar 5,9 pada waktu 500 dan 25 ms yang terdapat pada pola ke-7 dan pola ke-1 suara whistle (Gambar 9b dan 9e) Hasil Noisy time domain ini memiliki keterkaitan
19
yang sama dengan original spektrum yang dihasilkan (Gambar 9b dan 9e) . Nilai terendah dalam Noisy ini yaitu sebesar -7,2 berada pada suara whistle 3 dengan waktu 620 ms pada pola ke-2 (Gambar 9c), Gambar Noisy time domain suara whistle sebelum makan kolam pertunjukan dapat dilihat pada Gambar 10 (a), (b), (c),dan (d).
Gambar 10 (a) Noisy time domain suara whistle 1 sebelum makan kolam pertunjukan
Gambar 10 (b) Noisy time domain suara whistle 2 sebelum makan kolam pertunjukan
Gambar 10 (c) Noisy time domain suara whistle 3 sebelum makan kolam pertunjukan
20
Gambar 10 (d) Noisy time domain suara whistle 4 sebelum makan kolam pertunjukan Gambar 10 (a), (b), (c), dan (d) dengan kotak berwarna merah memiliki nilai puncak tertinggi yaitu berada pada suara whistle 2 dan whistle 3 dengan nilai noisy sebesar 6,2 pada waktu 370 dan 600 ms yang terdapat pada pola ke-3 dan pola ke-5 suara whistle (Gambar 10b dan 10c). Hasil Noisy time domain ini memiliki keterkaitan yang sama dengan original spektrum yang dihasilkan (Gambar 10b dan 10c) . Nilai terendah dalam Noisy ini yaitu sebesar -7,8 berada pada suara whistle 4 dengan waktu 620 ms pada pola ke-5 (Gambar 36d). Gambar Noisy time domain suara whistle sesudah makan kolam pertunjukan dapat dilihat pada Gambar 11 (a), (b), (c),dan (d).
Gambar 11 (a) Noisy time domain suara whistle 1 sesudah makan kolam pertunjukan
Gambar 11 (b) Noisy time domain suara whistle 2 sesudah makan kolam pertunjukan
21
Gambar 11 (c) Noisy time domain suara whistle 3 sesudah makan kolam pertunjukan
Gambar 11 (d) Noisy time domain suara whistle 4 sesudah makan kolam pertunjukan Gambar 11 (a), (b), (c), dan (d) memiliki nilai puncak tertinggi yaitu berada pada suara whistle 2 dengan nilai noisy sebesar 6,4 pada waktu 500 ms yang terdapat pada pola ke-5 suara whistle (Gambar 11b). Hasil Noisy time domain ini memiliki keterkaitan yang sama dengan original spektrum yang dihasilkan (Gambar 11b). Nilai terendah dalam Noisy ini yaitu sebesar -7,9 berada pada suara whistle 3 dengan waktu 620 ms pada pola ke-7 (Gambar 11d). Menurut (Papale et al. 2013) nilai maksimum frekuensi samling perekaman suara whistle lumba-lumba hidung botol yaitu berada pada 48 kHz, sedangkan pada penelitian ini yaitu menggunakan frekuensi sampling 44 kHz, dan hal ini jelas menunjukkan perbedaan frekuensi sampel sebesar 4 kHz. Hal ini dapat menyatakan bahwa tinggi rendahnya nilai noisy time domain sangat tegak lurus berhubungan dengan original spektrum yang ada. Nilai noisy rendah maka spektrum juga memiliki nilai power yang rendah dan sebaliknya, jika nilai noisy tinggi maka nilai original spektrum juga akan tinggi. Menurut Pullia dan Riboldi (2004) semakin lama waktu akan mempengaruhi nilai dari derau/ niose yang dihasilkan, dan model atau rumus yang digunakan juga mempengaruhi hasil noisy serta pola spectral (Park et al.2003). Faktor yang terpenting dalam ilmu bioakustik mamalia adalah suara yang dihasilkan mamalia laut didalamnya masih terdapat derau/ noise yang bergabung dengan suara mamalia yang direkam yang akan membuat peningkatan durasi suara yang dihasilkan (Foote et al. 2004). Tingkat derau/ noise sangat mempengaruhi terutama dalam durasi waktu dari whistle yang dihasilkan oleh lumba-lumba ( Collado & Lebron 2014)
22 Spektrum Suara whistle Suara whistle adalah suara yang dihasilkan lumba-lumba dari melon (sumber suara). Suara ini dihasilkan oleh lumba-lumba yang biasanya disebut sebagai sebuah sinyal penanda, dan suara whistle juga digunakan untuk menjaga komunikasi diantara individu lumba-lumba (Cahill 2000). Suara whistle yang dihasilkan oleh lumba-lumba dapat mencapai 17,04 KHz (Azzolin et al. 2013). Spektrum asli (original spectrum) dengan melakukan analisa Matlab R2008b untuk melihat banyaknya pola spektrum suara whistle yang ada. Suara whistle yang digunakan yaitu 4-5 suara whistle pada range waktu ±5 menit. Original suara whistle merupakan spektrum asli yang belum di lakukan filter. Whistle yang dilingkari dengan lingkaran berwarna hijau merupakan pola suara whistle yang dilihat berdasarkan banyaknya pola whistle dengan range waktu 0-700 ms setiap terjadinya pola suara whistle, sedangkan yang lain merupakan noise dari suara yang dihasilkan. Original Suara whistle sebelum makan kolam fisioterapi dapat dilihat pada Gambar 12 (a), (b), (c), dan (d).
Gambar 12 (a) Original suara whistle 1 sebelum makan kolam fisioterapi
Gambar 12 (b) Original suara whistle 2 sebelum makan kolam fisioterapi
Gambar 12 (c) Original suara whistle 3 sebelum makan kolam fisioterapi
Gambar 12 (d) Original suara whistle 4 sebelum makan kolam fisioterapi
23
Pada Gambar 12 (a) original suara yang diperoleh memiliki 3 pola suara yang berada pada waktu 50-100 ms, 240-350 ms, dan 540-600 ms. Pada Gambar 12 (b) memiliki 3 pola spektrum yang sangat kuat yaitu berada pada waktu 200-230 ms, 240-300 ms dan 500-600 ms. Pada Gambar 12 (c) juga memiliki 3 pola suara yang berapa pada waktu 10-80 ms, 300-350 ms, dan 550-650 ms, sedangkan pada Gambar 12 (d) memiliki pola suara yang lebih banyak dibandingkan dengan suara 1, 2, 3, pada whistle 4 memiliki 5 pola suara dengan waktu yaitu 0-50 ms , 150-200 ms, 400-450 ms, 500-550 ms, dan yang terakhir 600-650. Original suara whistle sesudah makan pada kolam fisioterapi dapat dilihat pada Gambar 13 (a), (b), (c), (d), dan (e).
13 (a) Original suara whistle 1 sesudah makan kolam fisioterapi
13 (b) Original suara whistle 2 sesudah makan kolam fisioterapi
13 (c) Original suara whistle 3 sesudah makan kolam fisioterapi
13 (d) Original suara whistle 4 sesudah makan kolam fisioterapi
24
13 (e) Original suara whistle 5 sesudah makan kolam fisioterapi Pada Gambar 13 (a) original suara yang diperoleh memiliki 2 pola suara yang berada pada waktu 50-120 ms, 450-500 ms. Pada Gambar 13 (b) memiliki 9 pola spektrum yang sangat kuat yaitu berada pada waktu 60-110 ms, 140-160 ms, 180-220 ms, 270-290 ms, 370-390 ms, 440-470 ms, 480-530 ms, 540-620 ms, 640-670 ms. Pada Gambar 13 (c) memiliki banyaknya pola suara yang sama dengan whistle 1 yaitu 2 pola suara yang berada pada waktu 120-220 ms, 560-600 ms. Pada Gambar 13 (d) memiliki pola suara yang lebih sedikit dibandingkan dengan whistle 6 dengan waktu yaitu 0-80 ms , 120-180 ms, 240-320 ms, 340-380 ms, 420-480 ms, dan yang terakhir 540-600 ms, sedangkan pada Gambar 13 (e) memiliki pola suara sebanyak 5 dengan waktu 10-80 ms, 120-180 ms, 240-310 ms, 340-360 ms, dan yang terakhir 430-470 ms. Bentuk pola ditandai dengan lingkaran , dengan waktu maksimal original suara whistle1,2, 3, 4 yaitu 700 ms. Original suara whistle sebelum makan pada kolam pertunjukan dapat dilihat pada Gambar 14 (a), (b), (c), dan (d).
Gambar 14 (a) Original suara whistle 1 sebelum makan kolam pertunjukan
Gambar 14 (b) Original suara whistle 2 sebelum makan kolam pertunjukan
Gambar 14 (c) Original suara whistle 3 sebelum makan kolam pertunjukan
25
Gambar 14 (d). Original suara whistle 4 sebelum makan kolam pertunjukan Pada Gambar 14 (a) original suara yang diperoleh memiliki 3 pola suara yang berada pada waktu 50-150 ms, 450-550 ms, dan 550-650 ms. Pada Gambar 14 (b) memiliki 5 pola suara yaitu berada pada waktu 70-140 ms, 190-260 ms, 390-440 ms, 460-560 ms, dan 660-720 ms. Pada Gambar 14 (c) memiliki 5 pola suara yaitu berada pada waktu 70-160 ms, 230-260 ms, 280-300 ms, 400-480 ms, dan 560-620 ms. Pada Gambar 14 (d) juga memiliki 5 pola suara dengan waktu yaitu 20-100 ms , 150-270 ms, 270-350 ms, 440-470 ms, dan 560-630 ms. Bentuk pola ditandai dengan lingkaran berwarna hijau , dengan waktu maksimal original suara whistle 1,2, 3, 4 yaitu 700 ms. Suara whistle 1 merupakan suara yang memiliki pola yang sangat sedikit dibandingkan pola yang lain, sedangkan suara whistle 2,3, dan 4 memiliki pola yang sama yaitu 5 pola dengan waktu setiap pola berbeda-beda. Original suara whistlesesudah makan pada kolam pertunjukan dapat dilihat pada Gambar 15 (a), (b), (c), dan (d).
Gambar 15 (a) Original suara whistle 1 sesudah makan kolam pertunjukan
Gambar 15 (b) Original suara whistle 2 sesudah makan kolam pertunjukan
Gambar 15 (c) Original suara whistle 3 sesudah makan kolam pertunjukan
26
Gambar 15 (d) Original suara whistle 4 sesudah makan kolam pertunjukan Pada Gambar 12 (a) original suara yang diperoleh memiliki 3 pola suara yang berada pada waktu 30-110 ms, 340-460 ms, dan 445-515 ms. Pada Gambar 15 (b) memiliki 7 pola suara yaitu berada pada waktu 0-50 ms, 90 -180 ms, 200-300 ms, 330-370 ms, 440-510 ms, 530-580 ms, dan 590-670 ms. Pada Gambar 15 (c) memiliki 7 pola suara yaitu berada pada waktu 20-65 ms, 130-170, 200-280 ms , 330370 ms, 410-465 ms, 500-560 ms, dan 590-700 ms. Pada Gambar 15 (d) juga memiliki 4 pola suara dengan waktu yaitu 25-100 ms , 160-240 ms, 255-310 ms, dan 640-680 ms. Bentuk pola ditandai dengan lingkaran berwarna hijau , dengan waktu maksimal original suara whistle1,2, 3, 4 yaitu 700 ms. Interval suara whistle sebelum, sesudah makan kolam fisioterapi, dan sebelum,sesudah makan kolam pertunjukan dapat dilihat pada Gambar 16. 100 Interval Whistle (ms)
90 80
Sebelum makan kolam fisioterapi
70
Sesudah makan kolam fisioterapi
60
Sebelum makan kolam pertunjukan
50 40
Sesudah makan kolam pertunjukan
30 1
2
3
4
5
Whistle
Gambar 16 Interval suara whistle di kolam fisioterapi dan kolam pertunjukan Gambar 16 menunjukkan interval suara whistle tertinggi terdapat pada whistle 1 saat sebelum makan kolam fisioterapi dengan nilai 100 ms yang ditunjukkan dengan point berwarna hijau, sedangkan interval terendah yaitu berada pada whistle 2 saat sesudah makan kolam fisioterapi yaitu 38 ms yang ditunjukkan dengan garis berwarna merah. Hasil suara original whistle yang dihasilkan pada kolam fisioterapi dan pertunjukan dengan perlakuan sebelum dan sesudah makan memiliki range waktu maksimal yang sama yaitu 700 ms, memiliki banyaknya pola yang berbeda dan memiliki waktu setiap pola yang berbeda. Menurut Bebus & Herzing (2015), ratarata waktu suara whistle pada lumba-lumba hidung botol yang berada dipenangkaran/ kolam yaitu sekitar 600 ms. Hasil dari original spektrum ini menunjukkan range waktu suara yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya (Bebus & Herzing 2015), memiliki range waktu yang hampir sama dengan perbedaan selisih yaitu 100 ms.
27
Spektogram dan Band Pass filter Suara Whistle Band Pass Filter adalah filter yang hanya melewatkan sinyal-sinyal yang frekuensinya tercantum dalam pita frekuensi atau pass band dengan cut off 1500 Hz12000 Hz). Frekuensi dari sinyal yang berada di bawah pita frekuensi maupun di atas, tidak dapat dilewatkan atau diredam oleh rangkaian Band Pass Filter (Coughlin dan Driscoll 1982). Penelitian ini juga melakukan analisa suara menggunakan perangkat lunak Raven Pro ver 1.5 yang bertujuan untuk melihat spektogram suara whistle dan melakukan filtering menggunakan Band Pass Filter (BPF). Hasil spektogram suara whistle pada saat sebelum makan pada kolam fisioterapi dapat dilihat pada Gambar 17 (a), 18 (a), 19 (a), dan 20 (a), sedangkan hasil spektogram Band Pass Filter dapat dilihat pada Gambar 17 (b), 18 (b), 19 (b), dan 20 (b).
Gambar 17 (a) Spektogram suara whistle 1 sebelum makan kolam fisioterapi
Gambar 17 (b) Spektogram suara whistle 1 (Band Pass Filter 1500-12000 Hz) sebelum makan kolam fisioterapi
Gambar 18 (a) Spektogram suara whistle 2 sebelum makan kolam fisioterapi
28
Gambar 18 (b) Spektogram suara whistle 2 (Band Pass Filter 1500-12000 Hz) sebelum makan kolam fisioterapi
Gambar 19 (a) Spektogram suara whistle 3 sebelum makan kolam fisioterapi
Gambar 19 (b) Spektogram suara whistle 3 (Band Pass Filter 1500-12000 Hz) sebelum makan kolam fisioterapi
Gambar 20 (a) Spektogram suara whistle 4 sebelum makan kolam fisioterapi
29
Gambar 20 (b) Spektogram suara whistle 4 (Band Pass Filter 1500-12000 Hz) sebelum makan kolam fisioterapi Pada Gambar 17 (a), 18 (a), 19 (a), dan 20 (a) merupakan spectrogram yang diolah dengan menggunakan Raven Pro ver 1.5 (Cornell Laboratory of Ornothology), hasil yang ditunjukkan merupakan hasil original suara yang belum dilakukan filtering. Gambar 17 (b), 18 (b) , 19 (b), dan 20 (b) merupakan Gambar spektogram yang sudah dilakukan filter dengan menggunakan Band Pass Filter 1500-12000 Hz. Pada Gambar 17 (b) menunjukkan adanya 3 pola suara dapat dilihat pada lingkaran berwarna hijau dengan rata-rata frekuensi yang ditunjukkan yaitu berada pada rentang 15000- 16000 Hz dengan pola pertama pada waktu 0-70 ms, pola kedua 260-350 ms, pola ketiga yaitu 540-600 ms. Gambar 17 (b) menunjukkan adanya 3 pola suara whistle yang ditunjukkan oleh lingkaran berwarna hijau dengan rata-rata frekuensi yang ditunjukkan yaitu berada pada rentang 15000- 16000 Hz sama dengan hasil whistle 1 sebelumnya tetapi memiliki perbedaan waktu terjadinya suara whistle pada suara whistle 2 pola pertama berasal dari waktu 210-300 ms, pola kedua yaitu pada waktu 450-500 ms, dan pola ketiga yaitu berada pada waktu 550-650 ms. Pada Gambar 19 (b) terdapat 3 pola suara whistle dengan pola pertama pada waktu 10-60 ms , pola kedua 290-350 ms, dan pola ketiga 550-650 ms, rata-rata frekuensi yang dihasilkan yaitu pada 15000-16000 Hz. Pada Gambar 20 (b) memiliki 5 pola suara dengan waktu yaitu 0-50 ms , 150-200 ms, 400-450 ms, 500-550 ms, dan yang terakhir 600650. Hasil spektogram dari suara whistle sesudah makan kolam fisioterapi dapat dilihat pada Gambar 21 (a), (b), 22 (a), (b), 23 (a), (b), 24 (a), (b), dan 25 (a), (b).
Gambar 21 (a) Spektogram suara whistle 1 sesudah makan kolam fisioterapi
30
Gambar 21 (b) Spektogram suara whistle 1 (Band Pass Filter 1500-12000 Hz) sesudah makan kolam fisioterapi
Gambar 22 (a) Spektogram suara whistle2 sesudah makan kolam fisioterapi
Gambar 22 (b) Spektogram suara whistle 2 (Band Pass Filter 1500-12000 Hz) sesudah makan kolam fisioterapi
Gambar 23 (a) Spektogram suara whistle3 sesudah makan kolam fisioterapi
31
23 (b) Spektogram suara whistle 3 (Band Pass Filter 1500-12000 Hz) sesudah makan kolam fisioterapi
24 (a). Spektogram suara whistle 4 sesudah makan kolam fisioterapi
24 (b). Spektogram suara whistle 4 (Band Pass Filter 1500-12000 Hz) sesudah makan kolam fisioterapi
25 (a). Spektogram suara whistle 5 sesudah makan kolam fisioterapi
32
25 (b). Spektogram suara whistle 5 (Band Pass Filter 1500-12000 Hz) sesudah makan kolam fisioterapi Gambar 21 (a), 22 (a), 23 (a), 24 (a), dan 25 (a) merupakan spektogram suara whistle yang belum dilakukan filter, sedangkan Pada Gambar 21 (b), 22 (b) , 23 (b), 24 (b), dan 25 (b) merupakan Gambar spektogram yang sudah dilakukan filter dengan menggunakan Band Pass Filter 1500-12000 Hz. Pada Gambar 21 (a) original suara yang diperoleh memiliki 2 pola suara yang berada pada waktu 50-120 ms, 450-500 ms. Pada Gambar 22 (a) memiliki 9 pola spektrum yang sangat kuat yaitu berada pada waktu 60-110 ms, 140-160 ms, 180-220 ms, 270-290 ms, 370-390 ms, 440-470 ms, 480-530 ms, 540-620 ms, 640-670 ms. Pada Gambar 23 (a) memiliki banyaknya pola suara yang sama dengan whistle 1 yaitu 2 pola suara yang berada pada waktu 120-220 ms, 560-600 ms. Pada Gambar 24 (a) memiliki pola suara yang lebih sedikit dibandingkan dengan whistle 6 dengan waktu yaitu 0-80 ms , 120-180 ms, 240-320 ms, 340-380 ms, 420-480 ms, dan yang terakhir 540-600 ms, sedangkan pada Gambar 25 (a) memiliki pola suara sebanyak 5 dengan waktu 10-80 ms, 120-180 ms, 240-310 ms, 340-360 ms, dan yang terakhir 430-470 ms. Hasil spektogram dari suara whistle sebelum makan kolam pertunjukan dapat dilihat pada Gambar 26 (a), (b), 27 (a), (b), 28 (a), (b), 29 (a), (b).
Gambar 26 (a) Spektogram suara whistle 1 sebelum makan kolam pertunjukan
Gambar 26 (b) Spektogram suara whistle 1 (Band Pass Filter 1500-12000 Hz) sebelum makan kolam pertunjukan
33
Gambar 27 (a) Spektogram suara whistle 2 sebelum makan kolam pertunjukan
Gambar 27 (b) Spektogram suara whistle 2 (Band Pass Filter 1500-12000 Hz) sebelum makan kolam pertunjukan
Gambar 28 (a) Spektogram suara whistle 3 sebelum makan kolam pertunjukan
Gambar 28 (b) Spektogram suara whistle 3 (Band Pass Filter 1500-12000 Hz) sebelum makan kolam pertunjukan
34
Gambar 29 (a) Spektogram suara whistle 4 sebelum makan kolam pertunjukan
Gambar 29 (b) Spektogram suara whistle 4 (Band Pass Filter 1500-12000 Hz) sebelum makan kolam pertunjukan Pada Gambar 26 (a), 27 (a), 28 (a), dan 29 (a), merupakan original suara yang belum dilakukan filtering, sedangkan pada Gambar 26 (b), 27 (b) , 28 (b), 29 (b), merupakan Gambar spektogram yang sudah dilakukan filter dengan menggunakan Band Pass Filter 1500-12000 Hz. Gambar 26 (a) original suara yang diperoleh memiliki 3 pola suara yang berada pada waktu 50-150 ms, 450-550 ms, dan 550-650 ms. Pada Gambar 27 (a) memiliki 5 pola suara yaitu berada pada waktu 70-140 ms, 1190-260 ms, 3900-440 ms, 460-560 ms, dan 6600-720 ms. Pada Gambar 28 (a) memiliki 5 pola suara yaitu berada pada waktu 70-160 ms, 230-260 ms, 280-300 ms, 400-480 ms, dan 560-620 ms. Pada Gambar 29 (a) juga memiliki 5 pola suara dengan waktu yaitu 20-100 ms , 150-270 ms, 270-350 ms, 440-470 ms, dan 560-630 ms. Bentuk pola ditandai dengan lingkaran berwarna hijau , dengan waktu maksimal original suara whistle 1,2, 3, 4 yaitu 700 ms. Frekuensi rata-rata di setiap pola yang ditunjukkan dari Gambar tersebut berada pada range frekuensi 15000-16000 Hz. Hasil spektogram dari suara whistle sesudah makan kolam pertunjukan dapat dilihat pada Gambar 30 (a), (b), 31 (a), (b), 32 (a), (b), 33 (a), (b).
Gambar 30 (a) Spektogram suara whistle 1 sesudah makan kolam pertunjukan
35
Gambar 30 (b) Spektogram suara whistle 1 (Band Pass Filter 1500-12000 Hz) sesudah makan kolam pertunjukan
Gambar 31 (a) Spektogram suara whistle 2 sesudah makan kolam pertunjukan
Gambar 31 (b) Spektogram suara whistle 2 (Band Pass Filter 1500-12000 Hz) sesudah makan kolam pertunjukan
Gambar 32 (a) Spektogram suara whistle 3 sesudah makan kolam pertunjukan
36
Gambar 32 (b) Spektogram suara whistle 3 (Band Pass Filter 1500-12000 Hz) sesudah makan kolam pertunjukan
Gambar 33 (a) Spektogram suara whistle 4 sesudah makan kolam pertunjukan
Gambar 33 (b) Spektogram suara whistle 4 (Band Pass Filter 1500-12000 Hz) sesudah makan kolam pertunjukan Pada Gambar 30 (a), 31 (a), 32 (a), dan 33 (a) diatas merupakan original suara yang belum dilakukan filtering. Pada Gambar 30 (b), 31 (b) , 32 (b), 33 (b), merupakan Gambar spektogram yang sudah dilakukan filter dengan menggunakan Band Pass Filter 1500-12000 Hz. Gambar 30 (a) original suara yang diperoleh memiliki 3 pola suara yang berada pada waktu 30-110 ms, 340-460 ms, dan 445-515 ms. Pada Gambar 31 (a) memiliki 7 pola suara yaitu berada pada waktu 0-50 ms, 90 180 ms, 200-300ms, 330-370 ms, 440-510 ms, 530-580 ms, dan 590-670 ms. Pada Gambar 32 (a) memiliki 7 pola suara yaitu berada pada waktu 20-65 ms, 130-170, 200-280 ms , 330-370 ms, 410-465 ms, 500-560 ms, dan 590-700 ms. Pada Gambar 33 (a) memiliki 4 pola suara dengan waktu yaitu 25-100 ms , 160-240 ms, 255-310 ms, dan 640-680 ms. Waktu maksimal original suara whistle 1,2, 3, 4 yaitu 700 ms. Hasil spektogram suara whistle sebelum dan sesudah difilter pada kolam fisioterapi dan kolam pertunjukan dengan perlakuan sebelum dan sesudah makan memiliki pola
37
dan time yang berbeda tetapi memiliki frekuensi yang sama. Hal ini dapat menyatakan bahwa suara yang dihasilkan dengan pola- pola suara tersebut berbeda dengan penelitian (Azzolin et al. 2013) yang memiliki frekuensi 17,04 KHz yang dilakukan pada laut mediterania menurut. Range frekuensi 9,9 kHz -15,9 kHz pada kolam fisioterapi, dan kolam pertunjukan 14,6 kHz – 17,8 kHz, hasil ini menunjukkan perbedaan terhadap hasil penelitian yang dilakukan (Healey et al. 2006) Power Spectral Density (PSD) Suara Whistle Power Spectral Density (PSD) berfungsi untuk menyamakan jumlah baris dan kolom data matrik m-file dari hasil proses perekaman suara. Kerapatan spektral daya adalah konsep yang berguna untuk menentukan pita frekuensi yang optimum dari sistem transmisi sinyal. PSD merupakan variasi daya (energy) sebagai fungsi frekuensi dalam bentuk kerapatan spectrum yang diestimasi menggunakan FFT yang diproses dengan menggunakan Matlab R2008b (Lampiran 3), metode PSD ini merupakan salah satu teknik estimasi spectral modern yang diajukan selama dekade ini ( Stoica dan Moses 1997). Grafik Power Spectral Density (PSD) sebelum makan kolam fisoterapi dapat dilihat pada Gambar 34.
Frekuensi 15100-15900 Hz dengan nilai Power Spectral Density ( PSD) yaitu 24,30 dB/Hz pada waktu 420-440 ms pada whistle 4
Gambar 34 Power Spectral Density whistle 1-4 sebelum makan pada kolam fisioterapi Gambar 34 diatas menunjukkan adanya 4 suara whistle yang dihasilkan dengan nilai Power Spectral Density (PSD) yang tertinggi yaitu terdapat pada 24,30 dB/Hz dengan ditunjukkan pada warna hitam yaitu pada suara whistle 4 pada saat sebelum makan kolam fisioterapi (ditunjukkan dengan lingkaran berwarna hitam). Nilai intensitas tertinggi terletak pada selang frekuensi 15100- 15900 Hz, sedangkan nilai terendah yaitu berada pada whistle 2 dengan frekuensi 8200 Hz dengan nilai Power Spectral Density (PSD) 22,70 dB/Hz yang ditunjukkan dengan garis berwarna biru. Gambar 3D hubungan frekuensi, intensitas dan waktu dapat dilihat pada
38 lampiran 6. Grafik Power Spectral Density (PSD) sesudah makan kolam fisoterapi dapat dilihat pada Gambar 35.
Frekuensi 9900-10200 Hz dengan nilai nilai Power Spectral Density ( PSD) yaitu 27,08 dB/Hz pada waktu 250-320 ms, pada whistle 4
Gambar 35 Power Spectral Density whistle 1- 5 sesudah makan kolam fisioterapi Gambar 35 diatas menunjukkan adanya 5 suara whistle yang dihasilkan dimana whistle 1 berwarna merah, whistle 2 berwarna biru, whistle 3 berwana hijau, whistle 4 berwarna hitam, dan whistle 5 berwarna biru muda. Nilai Power Spectral Density (PSD) yang tertinggi yaitu terdapat pada 27,08 dB/Hz dengan ditunjukkan pada warna hitam yaitu pada suara whistle 4 pada saat sesudah makan kolam fisioterapi (ditunjukkan dengan lingkaran berwarna hitam). Nilai intensitas tertinggi pada selang frekuensi 9900 Hz -10200 Hz, sedangkan nilai terendah yaitu berada pada whistle 1 dengan frekuensi 9200 Hz dengan nilai Power Spectral Density (PSD) 22,49 dB/Hz yang ditunjukkan dengan garis berwarna merah. Dengan melihat pola spectral, whistle 4 memiliki frekuensi suara pada range 14200 Hz -1600 Hz yang merupakan intensitas tertinggi dibandingkan dari suara 1,2,3,dan 5. Pola spektral yang dihasilkan menunjukkan suara mendominasi pada frekuensi 9900-11200 Hz (puncak suara whistle juga terdapat pada 3, dan 5), suara whistle 3, dan 5 memiliki range frekuensi puncak suara yaitu pada frekuensi 10000 Hz -12000 Hz. Range frekuensi suara whistle yang dihasilkan menurut (Gridley et al. 2012) berada pada 5 dan 7 kHz, hal ini menjelaskan bahwa hasil penelitian yang sudah dilakukan memiliki range yang berbeda yaitu berada pada 15, 16 and 17 kHz, perbedaan nilai frekuensi ini disebabkan karena perlakuan terhadap lumba-lumba, dan tempat hidup lumba-lumba yang berbeda. Gambar 3D hubungan frekuensi, intensitas dan waktu dapat dilihat pada lampiran 7. Grafik Power Spectral Density (PSD) sebelum makan kolam pertunjukan dapat dilihat pada Gambar 36.
39
Frekuensi 14642-16000 Hz dengan nilai Power Spectral Density ( PSD) yaitu 28,03 dB/Hz pada waktu 400480 ms, pada whistle 3
Gambar 36 Power Spectral Density whistle 1- 4 sebelum makan kolam pertunjukan Gambar 36 diatas menunjukkan adanya 4 suara whistle, nilai Power Spectral Density (PSD) yang tertinggi yaitu terdapat pada 28,03 dB/Hz dengan ditunjukkan pada warna hijau yaitu pada suara whistle 3 pada saat sebelum makan kolam pertunjukan (ditunjukkan dengan lingkaran berwarna hitam). Nilai intensitas tertinggi pada selang frekuensi 14642 Hz-16000 Hz, sedangkan nilai terendah yaitu berada pada whistle 4 dengan frekuensi 9300 Hz dengan nilai Power Spectral Density (PSD) 21,97 dB/Hz yang ditunjukkan dengan garis berwarna hitam. Dengan melihat pola spektral, whistle 3 memiliki frekuensi suara pada range 14642 Hz -16000 Hz yang merupakan intensitas tertinggi dibandingkan dari suara 1,2, dan 4. Puncak suara whistle juga terdapat pada 1, dan 4, suara whistle 1, dan 4 memiliki range frekuensi puncak suara yaitu pada frekuensi 14100 Hz -17000 Hz.. Gambar 3D hubungan frekuensi, intensitas dan waktu dapat dilihat pada lampiran 8. Grafik Power Spectral Density (PSD) sesudah makan kolam pertunjukan dapat dilihat pada Gambar 37. Frekuensi 16100-17800 Hz dengan nilai Power Spectral Density (PSD) yaitu 29,16 dB/Hz pada waktu 600-680 ms, pada whistle 2
Gambar 37 Power Spectral Density whistle 1- 4 sesudah makan kolam pertunjukan
40 Gambar 37 diatas menunjukkan adanya 4 suara whistle yang dihasilkan dimana whistle 1 berwarna merah, whistle 2 berwarna biru, whistle 3 berwana hijau, whistle 4 berwarna hitam. Nilai Power Spectral Density (PSD) yang tertinggi yaitu terdapat pada 29,16 dB/Hz dengan ditunjukkan pada warna biru yaitu pada suara whistle 2 pada saat sesudah makan kolam pertunjukan (ditunjukkan dengan lingkaran berwarna hitam). Nilai intensitas tertinggi pada selang frekuensi 16100 Hz - 17800 Hz, sedangkan nilai terendah yaitu berada pada whistle 2 dengan frekuensi 800 Hz dengan nilai Power Spectral Density (PSD) 21,80 dB/Hz yang ditunjukkan dengan garis berwarna biru. Dengan melihat pola spektral, whistle 2 memiliki frekuensi suara pada range 16100-17800 Hz yang merupakan intensitas tertinggi dibandingkan dari suara 1,3, dan 4. Gambar 3D hubungan frekuensi, intensitas dan waktu dapat dilihat pada lampiran 9. Puncak suara whistle juga terdapat pada 1 suara whistle 1 memiliki range frekuensi puncak suara yaitu pada frekuensi 16100 Hz -18000 Hz dengan nilai PSD sebesar 28,80 dB/Hz. Hasil dari Power Spectral Density (PSD) dengan range frekuensi 16,1 kHz- 18 kHz memeliki perbedaan hasil, dengan membandingkan hasil penelitian (Ward et al. 2016) tentang suara whistle pada lumba-lumba Tursiops aduncus di laut barat Australia yaitu dengan hasil range frekuensi 1,1 kHz-18,4 kHz, dengan durasi 50 ms – 1150 ms. Frekuensi yang dihasilkan dengan melihat PSD yaitu 15 kHz, 16 kHz dan 17 kHz, sedangkan menurut (Gridley et al. 2012) frekuensi lumba-luma hidung botol yaitu 5 kHz, dan 7 kHz, hal ini memungkinkan adanya perbedaan yang diperoleh dari hasil penelitian ini dikarenakan pengaruh habitat dan perlakuan yang sudah diberikan kepada lumba-lumba di kolam fisioterapi dan kolam pertunjukan. Nilai PSD tertinggi yaitu berada pada pada whistle 2 sesudah makan pada kolam pertunjukkan dengan nilai 29,16 dB/Hz, hal ini menunjukkan adanya perubahan atau perbedaan yang secara drastis dengan melihat nilai PSD yang dihasilkan. Nilai PSD terendah berada pada perlakuan sebelum makan di kolam fisioterapi dengan nilai tertinggi intensitas yaitu 24,30 dB/Hz dengan frekuensi 15,1 kHz- 15,9 kHz. Hasil yang mendekati dengan penelitian yang sudah dilakukan (Gridley et al. 2012) adalah hasil yang didapat pada kolam pertujukan pada perlakuan setelah makan. Hal ini dapat diidentifikasi sebagai suara whistle yang berasal dari lumbalumba yaitu dengan menghitung atau melihat range selang suara whistle itu sendiri (Janik 2009). Nilai intensitas tertinggi pada whistle 4 juga dapat dipengaruhi oleh garis horizontal dan posisi lumba-lumba yaitu horizontal, karena menurut (Dudzinski et al. 2003) gerakan dalam posisi vertikal akan mungkin mempengaruhi besarnya suara dan konsistennya suara yang dikeluarkan oleh lumba-lumba akan membutuhkan banyak energi untuk mengeluarkan suara yang lebih besar nilai intensitasnya. Suara whistle yang dihasilkan dalam grafik Power Spectral Density (PSD) pada penelitian ini, tidak terlepas dari lima parameter yang berpengaruh kepada whistle yang dihasilkan lumba-lumba, yaitu durasi waktu, awal dan akhir frekuensi, frekuensi maksimum dan minimum, dan analisa bnilai intensitas yang dihasilkan (Xu et al. 2012). Nilai frekuensi yang dihasilkan dengan melihat nilai PSD memiliki range 9,9 kHz -15,9 kHz pada kolam fisioterapi, dan kolam pertunjukan 14,6 kHz – 17,8 kHz, hasil ini menunjukkan perbedaan terhadap hasil penelitian yang dilakukan (Healey et al. 2006) yang menyatakan range frekuensi whistle yaitu pada 6-12,4 kHz dengan durasi 151-240 ms. Hasil yang diperoleh dari PSD yang dilakukan pada penelitian ini sangat berbeda dengan hasil frekuensi suara whistle lumba-lumba di laut lepas.
41
Welch Power Spectral Density Estimate Metode Welch dapat memperkirakan kuatan densitas spektrum dengan ratarata modifikasi periodogram dengan selang kepercayaan yaitu 95% dengan baik (Alkan & Yilmaz 2007). Estimasi ini dilakukan dengan data frekuensi dan intensitas setiap suara yang dihasilkan lumba-lumba (.txt). Estimasi power spectral suara whistle sebelum makan kolam fisioterapi menggunakan metode welch (Lampiran 3) dapat dilihat pada Gambar 38 (a),(b),(c), dan (d).
Gambar 38 (a) Welch power spectral density estimate whistle 1 sebelum makan kolam fisioterapi
Gambar 38 (b) Welch power spectral density estimate whistle 2 sebelum makan kolam fisioterapi
Gambar 38 (c) Welch power spectral density estimate whistle 3 sebelum makan kolam fisioterapi
42
Gambar 38 (d) Welch power spectral density estimate whistle 4 sebelum makan kolam fisioterapi Gambar 38 (a), (b), (c), dan (d) menunjukkan nilai estimasi spectral yang dihasilkan oleh metode welch dengan nilai awal tertinggi bernilai -10 dB/Hz (Gambar 38d), dan nilai awal terendah berada pada -48 dB/Hz (Gambar 38 (a),(b),dan (c), hal ini memperlihatkan bahwa whistle 4 memiliki nilai awal spectral yang berbeda. Nilai akhir memiliki nilai terendah yaitu -53dB/Hz ( Gambar 38b, c, dan d), Sedangkan nilai estimasi spektral terendah yang dihasilkan yaitu berada pada -52 dB/Hz (Gambar 38b, dan c) yang diberi tanda dengan lingkaran berwarna hitam. Estimasi tertinggi yaitu -8 dB/Hz, hal ini menunjukkan tidak adanya perbedaan nilai tertinggi yaitu pada frekuensi 100 Hz. Estimasi power spektral suara whistle sesudah makan kolam fisioterapi menggunakan metode welch dapat dilihat pada Gambar 39 (a),(b),(c),(d), dan (e).
Gambar 39 (a) Welch power spectral density estimate whistle 1 sesudah makan kolam fisioterapi
Gambar 39 (b) Welch power spectral density estimate whistle 2 sesudah makan kolam fisioterapi
43
Gambar 39 (c) Welch power spectral density estimate whistle 3 sesudah makan kolam fisioterapi
Gambar 39 (d) Welch power spectral density estimate whistle 4 sesudah makan kolam fisioterapi
Gambar 39 (e) Welch power spectral density estimate whistle 5 sesudah makan kolam fisioterapi Gambar 39 (a), (b), (c), (d), dan (e) menunjukkan nilai estimasi spectral yang dihasilkan oleh metode welch dengan nilai awal tertinggi bernilai -43,8 dB/Hz (Gambar 39d), dan nilai awal terendah berada pada -57 dB/Hz (Gambar 39 (b), hal ini memperlihatkan bahwa whistle 4 memiliki nilai awal spectral yang berbeda. Nilai akhir memiliki nilai terendah yaitu -48 dB/Hz ( Gambar 39e, d, dan e), Sedangkan nilai estimasi spektral terendah yang dihasilkan yaitu berada pada -52 dB/Hz (Gambar 39b, dan c) yang diberi tanda dengan lingkaran berwarna hitam. Estimasi tertinggi pada 39 dB/Hz (Gambar 39c), hal ini menunjukkan perbedaan frekuensi pada setiap nilai estimasi tertinggi. Estimasi power spektral suara whistle sebelum makan kolam pertunjukan menggunakan metode welch dapat dilihat pada Gambar 40 (a),(b),(c), dan (d). Menurut Alkan & Yilmaz (2007) metode Welch lebih efektif digunakan untuk analisis estimasi kuatan sinyal, metode welch memberikan kelebihan estimasi kuatan sinya dibanding menggunakan metode Yule–Walker AR.
44
Gambar 40 (a) Welch power spectral density estimate whistle 1 sebelum makan kolam pertunjukan
Gambar 40 (b) Welch power spectral density estimate whistle 2 sebelum makan kolam pertunjukan
Gambar 40 (c) Welch power spectral density estimate whistle 3 sebelum makan kolam pertunjukan
Gambar 40 (d) Welch power spectral density estimate whistle 4 sebelum makan kolam pertunjukan
45
Gambar 40 (a), (b), (c), dan (d), menunjukkan nilai estimasi spectral yang dihasilkan oleh metode welch dengan nilai awal tertinggi bernilai -30 dB/Hz (Gambar 40c), dan nilai awal terendah berada pada -33 dB/Hz (Gambar 40 (a), (b), (c), dan (d), hal ini memperlihatkan bahwa whistle 3 memiliki nilai awal spectral yang berbeda. Nilai akhir memiliki nilai terendah yaitu -48 dB/Hz ( Gambar 40c, dan d), sedangkan nilai estimasi spektral terendah yang dihasilkan yaitu berada pada -52 dB/Hz (Gambar 40b, dan c) yang diberi tanda dengan lingkaran berwarna hitam. Estimasi tertinggi pada -30 dB/Hz (Gambar 40c), hal ini menunjukkan perbedaan frekuensi pada setiap nilai estimasi tertinggi. Estimasi power spektral suara whistle sesudah makan kolam pertunjukan menggunakan metode welch dapat dilihat pada Gambar 41 (a),(b),(c), dan (d).
Gambar 41 (a) Welch power spectral density estimate whistle 1 sesudah makan kolam pertunjukan
Gambar 41 (b) Welch power spectral density estimate whistle 2 sesudah makan kolam pertunjukan
Gambar 41 (c) Welch power spectral density estimate whistle 3 sesudah makan kolam pertunjukan
46
Gambar 41 (d) Welch power spectral density estimate whistle 4 sesudah makan kolam pertunjukan Gambar 41 (a), (b), (c), dan (d), menunjukkan nilai estimasi spectral yang dihasilkan oleh metode welch dengan nilai awal tertinggi bernilai -29 dB/Hz (Gambar 41d), dan nilai awal terendah berada pada -35 dB/Hz (Gambar 41c), hal ini memperlihatkan bahwa whistle 3 memiliki nilai awal spectral yang berbeda. Nilai akhir memiliki nilai terendah yaitu -48 dB/Hz ( Gambar 41b, c, dan d), Sedangkan nilai estimasi spektral terendah yang dihasilkan yaitu berada pada -52 dB/Hz (Gambar 41b, dan c) yang diberi tanda dengan lingkaran berwarna hitam. Estimasi tertinggi pada -29 dB/Hz (Gambar 41d), hal ini menunjukkan perbedaan frekuensi pada setiap nilai estimasi sinyal tertinggi. Hubungan Frekuensi dan Source Level (dB) Suara Whistle Hubungan frekuensi dan intensitas pada penelitian ini diperoleh dari hasil FFT yang diperoleh dari bentuk data.txt, dan mencari nilai rata-rata pada frekuensi suara whistle, dengan 7 pembagian waktu yang berbeda yaitu 100, 200, 300, 400, 500, dan 600 ms. Hasil hubungan frekuensi dan intensitas melihat nilai rata-rata pada setiap rataan frekuensi suara whistle. Plot hubungan frekuensi dan intensitas suara whistle 1 sebelum makan kolam fisioterapi dapat dilihat pada Gambar 42 (a), (b), (c), dan (d).
Gambar 42 (a) Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) suara whistle 1 sebelum makan kolam fisioterapi
47
Gambar 42 (b) Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) suara whistle 2 sebelum makan kolam fisioterapi
Gambar 42 (c) Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) suara whistle 3 sebelum makan kolam fisioterapi
48
Gambar 42 (d) Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) suara whistle 4 sebelum makan kolam fisioterapi Pada Gambar 42 (a) menunjukkan adanya 6 rataan frekuensi yang dihasilkan dari waktu 100-700 ms yaitu 10163 Hz, 12316 Hz, 14447 Hz, 16623, dan 20930 Hz. Nilai Source Level tertinggi yaitu berada pada waktu 700 ms dan nilai rata-rata tertinggi pada Source Level yaitu pada waktu 200 ms dengan nilai rata-rata Source Level yaitu 23,82 dB dengan frekuensi 10163 Hz. Gambar 42 (b) menunjukkan ada 7 rataan frekuensi yaitu 8503 Hz, 10163 Hz, 12316 Hz, 14447 Hz, 16623, dan 20930 Hz. Nilai Source Level tertinggi yaitu berada pada waktu 100 ms dengan nilai ratarata Source Level yaitu 23,70 dB dengan frekuensi 8503 Hz. Gambar 42 (c) menunjukkan banyaknya rataan frekuensi sama dengan whistle yang memiliki nilai Source Level tertinggi yaitu berada pada waktu 200 ms dengan nilai rata-rata Source Level yaitu 23,65 dB dengan frekuensi 10094 Hz. Gambar 42 (d) menunjukkan rataan frekuensi yang sama dengan whistle 2, dan 3. Nilai Source Level tertinggi yaitu berada pada waktu 100 ms dengan nilai rata-rata Source Level yaitu 23,85 dB dengan frekuensi 8010 Hz. Nilai rata-rata Source Level tertinggi suara whistle sebelum makan kolam fisioterapi (Gambar 42 a) berada pada frekuensi 10163 Hz, 10094 Hz, 8503 Hz , sedangkan nilai rata-rata (Gambar 42b, c, dan d) memiliki rataan frekuensi yang berbeda yaitu dengan perbedaan adanya frekuensi 8010 Hz. Nilai rata-rata Source Level tertinggi terdapat pada suara whistle 4 (Gambar 42d) dengan nilai Source Level 23,85 dB, sedangkan nilai rata-rata Source Level terendah yaitu pada suara whistle 3 (Gambar 42c) dengan nilai Source Level 23,65 dB. Hubungan frekuensi dan Source Level yang dihasilkan memiliki nilai rata-rata Source Level yang berbeda dengan waktu yang berbeda. Plot hubungan frekuensi dan Source Level suara whistle sesudah makan kolam fisioterapi dapat dilihat pada Gambar 43 (a), (b), (c), (d), dan (e).
49
Gambar 43 (a) Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) suara whistle 1 sesudah makan kolam fisioterapi
Gambar 43 (b) Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) suara whistle 2 sesudah makan kolam fisioterapi
50
Gambar 43 (c) Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) suara whistle 3 sesudah makan kolam fisioterapi
Gambar 43 (d) Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) suara whistle 4 sesudah makan kolam fisioterapi
51
Gambar 43 (e) Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) suara whistle 5 sesudah makan kolam fisioterapi Pada Gambar 43 (a) menunjukkan adanya 7 rataan frekuensi yaitu 8010 Hz, 10163 Hz, 12316 Hz, 14470 Hz, 16623, 18776 Hz dan 20930 Hz. Nilai Source Level tertinggi yaitu berada pada waktu 200 ms dengan nilai rata-rata Source Level yaitu 23,64 dB dengan frekuensi 10163 Hz. Gambar 43 (b) memiliki 7 rataan frekuensi yang sama dengan suara whistle 1 (Gambar 45a) yaitu 8010 Hz, 10163 Hz, 13393 Hz, 14470 Hz, 16623 Hz, 18776 Hz, dan 20930 Hz. Nilai Source Level tertinggi yaitu berada pada waktu 100 ms dengan nilai rata-rata Source Level yaitu 24,81 dB pada frekuensi 8010 Hz . Gambar 43 (c) memiliki 7 rataan frekuensi yaitu 8010 Hz, 10163 Hz, 12316 Hz, 14470 Hz, 16744 Hz, 18931 Hz dan 20930 Hz . Nilai Source Level tertinggi yaitu berada pada waktu 300 ms dengan nilai rata-rata Source Level yaitu 24,55 dB pada frekuensi 12316 Hz. Gambar 43 (d) memiliki 7 rataan frekuensi yang sama dengan suara whistle 3 (Gambar 43c) yaitu 8010 Hz, 10163 Hz, 12316 Hz, 14470 Hz, 16744 Hz, 18931 Hz dan 20930 Hz . Nilai Source Level tertinggi yaitu berada pada waktu 600 ms dengan nilai rata-rata Source Level yaitu 24,46 dB pada frekuensi 18931 Hz. Gambar 43 (e) memiliki 7 rataan frekuensi yang sama dengan suara whistle 1, dan 2 (Gambar 43a, dan b) yaitu 8010 Hz, 10163 Hz, 12316 Hz, 14470 Hz, 16623 Hz, 18776 Hz dan 20930 Hz .Nilai Source Level tertinggi yaitu berada pada waktu 600 ms dengan nilai rata-rata Source Level yaitu 23,93 dB pada frekuensi 18776 Hz. Nilai rata-rata Source Level tertinggi terdapat pada suara whistle 2 (Gambar 43b) dengan nilai Source Level 24,81 dB, sedangkan nilai rata-rata Source Level terendah yaitu pada suara whistle 1 (Gambar 43a) dengan nilai Source Level 23,64 dB. Hubungan frekuensi dan Source Level yang dihasilkan memiliki nilai ratarata Source Level yang berbeda dengan waktu yang berbeda. Plot hubungan frekuensi dan Source Level suara whistle sebelum makan kolam pertunjukan dapat dilihat pada Gambar 44 (a), (b), (c), dan (d).
52
Gambar 44 (a) Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) suara whistle 1 sebelum makan kolam pertunjukan
Gambar 44 (b) Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) suara whistle 2 sebelum makan kolam pertunjukan
53
Gambar 44 (c) Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) suara whistle 3 sebelum makan kolam pertunjukan
Gambar 44 (d) Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) suara whistle 4 sebelum makan kolam pertunjukan Pada Gambar 44 (a) menunjukkan adanya 7 rataan frekuensi yaitu 8010 Hz, 10163 Hz, 12316 Hz, 14470 Hz, 16623 Hz, 18776 Hz dan 20930 Hz. Nilai Source Level tertinggi yaitu berada pada waktu 400 ms dengan nilai rata-rata Source Level yaitu 24,04 dB dengan frekuensi 16623 Hz. Gambar 46 (b) memiliki 7 rataan
54 frekuensi yang berbeda dari whistle 1 (Gambar 44a) yaitu 8010 Hz, 10163 Hz, 12317 Hz, 14470 Hz, 16623, 1877 Hz dan 20930 Hz. Nilai Source Level tertinggi yaitu berada pada waktu 600 ms dengan nilai rata-rata Source Level yaitu 24,71 dB dengan frekuensi 18777. Gambar 44 (c) memiliki 7 rataan frekuensi yang sama dengan whistle 2 (Gambar 44b) yaitu 8010 Hz, 10163 Hz, 12317 Hz, 14470 Hz, 16623 Hz, 18776 Hz dan 20930 Hz. Nilai Source Level tertinggi yaitu berada pada waktu 400 ms dengan nilai rata-rata Source Level yaitu 24,47 dB dengan frekuensi 14470 Hz. Gambar 44 (d) memiliki 7 rataan frekuensi yang sama dengan whistle 2, dan 3 (Gambar 44b, dan c) yaitu 8010 Hz, 10163 Hz, 12317 Hz, 14470 Hz, 16623, 1877 Hz dan 20930 Hz. Nilai Source Level tertinggi yaitu berada pada waktu 400 ms dengan nilai rata-rata Source Level yaitu 24,09 dB dengan frekuensi 14470 Hz. Nilai rata-rata Source Level tertinggi terdapat pada suara whistle 2 (Gambar 44b) dengan nilai Source Level 24,71 dB, sedangkan nilai rata-rata Source Level terendah yaitu pada suara whistle 1 (Gambar 44a) dengan nilai Source Level 24,04 dB. Hubungan frekuensi dan Source Level yang dihasilkan memiliki nilai rata-rata Source Level yang berbeda dengan waktu yang berbeda. Plot hubungan frekuensi dan Source Level suara whistle sesudah makan kolam pertunjukan dapat dilihat pada Gambar 45 (a), (b), (c), dan (d).
Gambar 45 (a) Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) suara whistle 1 sesudah makan kolam pertunjukan
55
Gambar 45 (b) Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) suara whistle 2 sesudah makan kolam pertunjukan
Gambar 45 (c) Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) suara whistle 3 sesudah makan kolam pertunjukan
56
Gambar 45 (d) Hubungan frekuensi dan Source Level (dB) suara whistle 4 sesudah makan kolam pertunjukan Pada Gambar 45 (a) diatas menunjukkan menunjukkan adanya 7 rataan frekuensi yaitu 8010 Hz, 10163 Hz, 12316 Hz, 14470 Hz, 16623, 18776 Hz dan 20930 Hz. Nilai Source Level tertinggi yaitu berada pada waktu 500 ms dengan nilai rata-rata Source Level yaitu 23,97 dB dengan frekuensi 16623 Hz. Gambar 45 (b) memiliki 7 rataan frekuensi yang sama dengan whistle 1 (Gambar 45a) yaitu 8010 Hz, 10163 Hz, 12317 Hz, 14470 Hz, 16623, 1877 Hz dan 20930 Hz. Nilai Source Level tertinggi yaitu berada pada waktu 400 ms dengan nilai rata-rata Source Level yaitu 25,65 dB dengan frekuensi 14470. Gambar 45 (c) memiliki 7 rataan frekuensi yang sama dengan whistle1, dan 2 (Gambar 45a, dan b) yaitu 8010 Hz, 10163 Hz, 12317 Hz, 14470 Hz, 16623, 1877 Hz dan 20930 Hz. Nilai Source Level tertinggi yaitu berada pada waktu 400 ms dengan nilai rata-rata Source Level yaitu 25,57 dB dengan frekuensi 14470 Hz. Gambar 45 (d) memiliki 7 rataan frekuensi yang sama dengan whistle 1, 2, dan 3 (Gambar 45a, b, dan c) yaitu 8010 Hz, 10163 Hz, 12317 Hz, 14470 Hz, 16623, 1877 Hz dan 20930 Hz. Nilai Source Level tertinggi yaitu berada pada waktu 400 ms dengan nilai rata-rata Source Level yaitu 24,20 dB dengan frekuensi 14470 Hz. Nilai rata-rata Source Level tertinggi terdapat pada suara whistle 2 (Gambar 45b) dengan nilai Source Level 25,65 dB, sedangkan nilai rata-rata Source Level terendah yaitu pada suara whistle 1 (Gambar 45a) dengan nilai Source Level 23,97 dB. Hubungan frekuensi dan Source Level yang dihasilkan memiliki nilai ratarataSource Level yang berbeda dengan waktu yang berbeda. Hasil yang diperoleh dari suara whistle dengan perlakuan sebelum , sesudah makan kolam fisioterapi, dan sebelum, sesudah makan kolam pertunjukan menunjukkan nilai Source Level terendah berada pada whistle 1 dengan perlakuan sesudah makan kolam fisioterapi, dan sebelum, sesudah makan kolam pertunjukan. Pada perlakuan sebelum makan kolam fisioterapi nilai Source Level terendah berada pada whistle 3. Nilai Source Level tertinggi berada pada whistle 2 dengan perlakuan
57
sesudah makan kolam fisioterapi, dan sebelum, sesudah makan kolam pertunjukan, sedangkan perlakuan sebelum makan kolam fisioterapi nilai Source Level terendah berada pada whistle 4 (Gambar 45d). Menurut Bebus dan Herzing (2015) rata-rata frekuensi minimum suara whistle adalah 8090 Hz, rata-rata frekuensi maksimum suara whistle 21030 Hz, hal ini menunjukkan selisih minimum frekuensi suara whistle dengan penelitian yang dilakukan adalah 10 Hz, dan selisih frekuensi maksimum suara whistle adalah 100 Hz. Pada penelitian yang dilakukan oleh Janik (2000) diperoleh nilai maksimum Source Level (SL) dari lumba-lumba hidung botol yaitu 40 dB dengan frekuensi yaitu 12 kHz, hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai Source Level (SL) yang diperoleh dari penelitian ini, dalam penelitian ini memperoleh nilai maksimum SL adalah 29 dB dengan frekuensi yaitu 16 kHz. Nilai Source Level (SL) yang dilakukan di kolam penangkaran Taman Safari Indonesia memikili nilai yang lebih kecil dibandingkan penelitian (Rasmussen et al. 2006), yang menghasilkan nilai Source Level (SL) yaitu 43 dB dengan frekuensi 12 kHz, hal ini menunjukkan nilai frekuensi yang dihasilkan sama, tetapi nilai Source Level (SL) berbeda. Uji Statistik Uji statistik yang dilakukan yaitu menggunakan uji F ( Uji simultan) yang biasa disebut dengan uji sesama, dengan menguji hubungan waktu dengan intensitas. Waktu yang diuji yaitu 100 dengan 200 ms, 200 dengan 300 ms, 300 dengan 400 ms, 400 dengan 500 ms, 500 dengan 600 ms, dan 600 dengan 700 ms (Lampiran 4). Uji F berfungsi untuk melihat nilai intensitas dengan waktu yang berbeda dalam 1 suara whistle memiliki perbedaan yang nyata atau tidak (Terima Ho atau Tolak Ho)(Lampiran 5). Adapun uji F pada suara whistle 1, 2, 3, dan 4 sebelum makan kolam fisioterapi dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Uji F Sebelum makan kolam fisioterapi NO
Waktu (ms)
Suara whistle sebelum makan kolam fisioterapi Whistle 1 Whistle 2 Whistle 3 Whistle 4 1 100 dengan 200 * * 2 200 dengan 300 * * 3 300 dengan 400 * * * 4 400 dengan 500 * * 5 500 dengan 600 * * * * 6 600 dengan 700 * * -)Tidak berpengaruh nyata (Terima H0) (Fhit
Ftabel) Uji F berdasarkan Tabel 4 suara whistle 1 pada waktu 100 dengan 200 , 200 dengan 300 ms , 300 dengan 400 ms, 400 dengan 500 ms memiliki nilai P>0,001, sedangkan suara whistle 500 dengan 600 ms, 600 dengan 700 memiliki nilai P <0,001. Suara whistle 2 pada waktu 100 dengan 200 , 200 dengan 300 ms , 300 dengan 400 ms, 400 dengan 500 ms, dan 600 dengan 700 ms memiliki nilai P>0,001, sedangkan suara whistle 500 dengan 600 ms memiliki nilai P<0,001. Suara whistle 3 pada waktu 200 dengan 300 ms , 300 dengan 400 ms, 500 dengan 600 ms, dan 600 dengan 700 ms memiliki nilai P>0,001, sedangkan Suara whistle 100 dengan 200, 500 dengan 600 ms memiliki nilai P<0,001. Suara whistle 4 pada waktu 100 dengan
58 200, 200 dengan 300 ms , 300 dengan 400 ms, 400 dengan 500, 500 dengan 600 ms, dan 600 dengan 700 ms memiliki nilai P>0,001. Hasil uji F memiliki kesamaan (Homogen) terdapat pada hubungan antara waktu 500 dengan 600 dengan hasil whistle 1, 2, 3, dan 4 yaitu Tolak Ho (Fhit>Ftabel ), sedangkan suara whistle dengan waktu 100 dengan 200, 200 dengan 300, 300 dengan 400, 400 dengan 500, dan 600 dengan 700 ms tidak seragam dengan melihat pola hubungan (Uji F). Uji F pada suara whistle 1, 2, 3, dan 4 sesudah makan kolam fisioterapi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Uji F Sesudah makan kolam fisioterapi NO
Waktu (ms)
Suara whistle sesudah makan kolam fisioterapi Whistle 1 Whistle 2 Whistle 3 Whistle 4 Whistle 5 1 100 dengan 200 2 200 dengan 300 * 3 300 dengan 400 * * * * 4 400 dengan 500 * * 5 500 dengan 600 * * * 6 600 dengan 700 * * * -)Tidak berpengaruh nyata (Terima H0) (FhitFtabel)
Uji F berdasarkan Tabel 4 Suara whistle 1 pada waktu 100 dengan 200, 200 dengan 300 ms , 300 dengan 400 ms, 400 dengan 500, 500 dengan 600 ms, dan 600 dengan 700 ms memiliki nilai P>0,001. Suara whistle 2 pada waktu 100 dengan 200, 200 dengan 300 ms, 400 dengan 500, 500 dengan 600 ms, dan 600 dengan 700 ms memiliki nilai P>0,001, sedangkan 300 dengan 400 memiliki nilai P<0,001. Suara whistle 3 pada waktu 100 dengan 200, 200 dengan 300 ms , 300 dengan 400 ms, 400 dengan 500, 500 dengan 600 ms, dan 600 dengan 700 ms memiliki nilai P>0,001. Suara whistle 4 pada waktu 100 dengan 200, 200 dengan 300 ms , Suara whistle 5 pada waktu 300 dengan 400 ms, 400 dengan 500, 500 dengan 600 ms, dan 600 dengan 700 ms memiliki nilai P>0,001, sedangkan pada waktu 100 dengan 200, 200 dengan 300 ms memiliki nilai p<0,001. Hasil uji F tidak ada yang memiliki kesamaan (Heterogen) whistle 1, 2, 3, dan 4, sedangkan nilai P>0,001 terdapat pada suara whistle 1, 3, dan 4, sedangkan suara whistle 2, dan 5 memiliki nilai p<0,001 pada waktu 300 dengan 400 ms. Suara whistle 5 juga memiliki nilai P<0,001 pada waktu 100 dengan 200 ms, dan 200 dengan 300 ms. Uji F pada suara whistle 1, 2, 3, dan 4 sebelum makan kolam pertunjukan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Uji F Sebelum makan kolam pertunjukan NO
Waktu (ms)
Suara whistle sebelum makan kolam pertunjukan Whistle 1 Whistle 2 Whistle 3 Whistle 4 1 100 dengan 200 * 2 200 dengan 300 * 3 300 dengan 400 * * 4 400 dengan 500 * * 5 500 dengan 600 * 6 600 dengan 700 * * * -)Tidak berpengaruh nyata (Terima H0) (FhitFtabel)
59
Uji F berdasarkan Tabel 5 Suara whistle 1 pada waktu 100 dengan 200, 200 dengan 300 ms , 300 dengan 400 ms, 400 dengan 500, 500 dengan 600 ms, dan 600 dengan 700 ms memiliki nilai P>0,001. Suara whistle 2 pada waktu 100 dengan 200, 200 dengan 300 ms , 300 dengan 400 ms, 400 dengan 500, 500 dengan 600 ms, dan 600 dengan 700 ms memiliki nilai P>0,001. Suara whistle 3 pada waktu 100 dengan 200, 200 dengan 300 ms , 300 dengan 400 ms, 400 dengan 500, 500 dengan 600 ms, dan 600 dengan 700 ms memiliki nilai P>0,001. Hasil uji F tidak ada yang memiliki kesamaan (Heterogen) whistle 1, 2, 3, dan 4, sedangkan nilai P>0,001 terdapat pada suara whistle 1, 2, dan 3, sedangkan suara whistle 4 memiliki nilai p<0,001 pada waktu 300 dengan 400 ms dan 600 dengan 700 ms. Uji F pada suara whistle 1, 2, 3, dan 4 sebelum makan kolam pertunjukan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Uji F Sesudah makan kolam pertunjukan NO
Waktu (ms)
Suara whistle sebelum makan kolam pertunjukan Whistle 1 Whistle 2 Whistle 3 Whistle 4 1 100 dengan 200 * * 2 200 dengan 300 * * 3 300 dengan 400 4 400 dengan 500 * * 5 500 dengan 600 * * * * 6 600 dengan 700 * * * * -)Tidak berpengaruh nyata (Terima H0) (FhitFtabel) Uji F berdasarkan Tabel 6 Suara whistle 4 pada waktu 200 dengan 300 ms, 400 dengan 500, dan 500 dengan 600 ms.memiliki nilai P>0,001, sedangkan 500 dengan 600, 600 dengan 700 ms memiliki nilai P<0,001. Suara whistle 2 pada waktu 100 dengan 200, 200 dengan 300 ms , 300 dengan 400 ms, 400 dengan 500, 500 dengan 600 ms, dan 600 dengan 700 ms memiliki nilai P>0,001. Suara whistle 3 pada waktu 100 dengan 200, 200 dengan 300 ms , 300 dengan 400 ms, 400 dengan 500, 500 dengan 600 ms, dan 600 dengan 700 ms memiliki nilai P>0,001. Suara whistle 4 pada waktu 100 dengan 200, 200 dengan 300 ms , 300 dengan 400 ms, 400 dengan 500, 500 dengan 600 ms, dan 600 dengan 700 ms memiliki nilai P>0,001. Hasil uji F tidak ada yang memiliki kesamaan (Heterogen) whistle 1, 2, 3, dan 4. Uji F yang dilakukan dengan menggunakan selang kepercayaan 95 % (Lampiran 5), terlihat pada Tabel 3,4 , 5, dan 6 menunjukkan 50 % setiap suara whistle berpengaruh nyata untuk setiap selang waktu 500-600 ms yang menunjukkan whistle 1 sampai dengan whistle 4 adalah berpengaruh nyata. whistle 5 memiliki pengaruh nyata untuk selang waktu yang ada yaitu pada selang 300-400 ms, yang menunjukkan perbedaan nyata untuk whistle 1-5. Uji F berdasarkan Tabel 5 menunjukkan whistle 1 dan 3 dengan persentase 50 % menunjukkan perbedaan nyata pada selang waktu yang ada dan pada selang waktu 600-700 ms berbeda nyata untuk whistle 1-4. Uji F whistle 1, 3, dan 4 berbeda nyata pada setiap selang waktu. Selang waktu 500-600 ms dan 600-700 ms berbeda nyata untuk seluruh whistle 1-4. Hasil uji F ini menunjukkan bahwa persentase yang didapat yaitu 50 % berbeda, dan hasil ini sama dengan (Cook et al. 2004), yang menyatakan persentase suara whistle biasanya berbeda satu sama lain dengan persentase 50 % dari semua suara whistle yang dikirimkan oleh lumba-lumba, yang biasa disebut sebagai identitas diri.
60 Tingkah Laku Lumba-Lumba Tingkah laku lumba-lumba diambil dengan menggunakan perekaman bawah air dengan menggunakan kamera bawah air jenis Gopro Hero3+. Tingkah laku lumbalumba ini mencakup posisi keberadaan lumba-lumba hidung botol saat berada di kolam penangkaran fisioterapi dan pertunjukan. Gambar posisi dan tingkah laku lumba-lumba diperoleh dengan menyesuaikan pencuplikan suara (Wavelab), Gambar posisi dan tingkah laku lumba-lumba kolam fisioterapi dapat dilihat pada Gambar 46. Whistle Ke
Sebelum makan Sesudah makan kolam fisioterapi kolam fisioterapi
Sebelum makan kolam pertunjukan
Sesudah makan kolam pertunjukan
1
2
3
4
5
Gambar 46 Posisi dan tingkah laku lumba-lumba kolam fisioterapi, dan kolam pertunjukan Gambar 46 memperlihatkan perlakuan sebelum makan fisioterapi, Suara whistle 3 sebelum makan terlihat lumba-lumba berada di permukaan kolam dengan bersamaan, sedangkan whistle 1, 2, dan 4 sebelum makan terlihat kedua lumba-lumba tidak berada di permukaan. Suara whistle sesudah makan suara whistle 5 terlihat kedua lumba-lumba berada di permukaan kolam, sedangkan whistle 1, 2, 3, dan 4 keduanya tidak berada di permukaan kolam, melainkan berada di kolom perairan kolam. Suara whistle 3, 4 sebelum makan kolam pertunjukan memperlihatkan posisi
61
ketiga lumba-lumba berada pada permukaan kolam, sedangkan whistle 1, dan 2 ketiga lumba-lumba tidak berada di permukaan melainkan di kolom, dan dasar kolam. Suara whistle 4 sesudah makan kolam pertunjukan terlihat ketiga lumba-lumba berada didasar kolam, sedangkan whistle 1,2, dan 3 ketiga lumba-lumba berada pada kolom dan dasar perairan. Posisi/ pergerakan lumba-lumba selalu berada di range waktu 0600 ms, lumba-lumba tidak pernah melakukan pergerakan di range waktu 0-200 ms dan di 700 ms. Waktu dan posisi akan membedakan tinggi rendahnya frekuensi atau respon dari perilaku yang diamati dari visual di kolam pemeliharaan/penangkaran, dan hal tersebut akan secara alami membuat lumba-lumba tersebut akan lebih sering mengeluarkan lengkingan (Finneran et al. 2007). Hal ini menjelaskan posisi lumba-lumba di kolam fisioterapi lebih dominan dan sering berada di dasar kolam (lebih sedikit melakukan pergerakan), sedangkan pada kolam pertunjukan posisi lumba-lumba lebih dominan dan sering berada di kolom dan permukaan kolam (lebih banyak melakukan pergerakan). Posisi, pergerakan dan ekologi lumba-lumba hidung botol terhadap suara whistle yang dihasilkan akan berpengaruh terhadap frekuensi yang dihasilkan oleh lumba-lumba tersebut (Papale et al. 2014). Lumba-lumba akan memeberikan tingkah laku yang berbeda yaitu pada saat makan, kawin, migrasi, dll, di mana setiap individu lumbalumba akan selalu berbeda tanggapan terhadap perlakuan yang diberikan (Wartzok et al. 2004).
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Identifikasi karakteristik suara whistle lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus) yang dipelihara di kolam fisioterapi dan pertunjukan, Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor menunjukkan bahwa nilai tertinggi Power Spectral Density (PSD) yaitu 29,16 dB/Hz, dan memiliki range frekuensi suara whistle yang berbeda satu sama lain. Nilai intensitas tertinggi yaitu berada pada suara whistle 3 sesudah makan kolam pertunjukan pada range frekuensi 16100-17800 Hz. Nilai Noisy Time Domain (NTD), dan nilai Welch Power Spectral Density Estimate (WPSDE) memiliki nilai yang berbeda satu sama lain. Nilai tertinggi interval whistle terdapat pada whistle 1 sebelum makan kolam pertunjukan dengan nilai 100 ms. Pada umumnya ada perbedaan nyata pada range waktu di setiap suara whistle pada kolam fisioterapi maupun kolam pertunjukan pada waktu sebelum dan sesudah makan. Posisi lumba-lumba di kolam fisioterapi lebih dominan dan sering berada di dasar kolam, sedangkan pada kolam pertunjukan posisi lumba-lumba lebih dominan dan sering berada di kolom dan permukaan kolam, dan melakukan pergerakan pada waktu 300-600 ms. Saran Diharapkan untuk penelitian selanjutnya, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan atau referensi untuk riset/penelitian kedepannya dengan melakukan penelitian secara in-situ dengan menggunakan instrumen yang berbeda di perairan Indonesia.
62 DAFTAR PUSTAKA Alkan. A, Yilmaz A.S. 2007. Frequency domain analysis of power system transients using Welch and Yule–Walker AR methods. Energy Conversion and Management 48 (2129–2135). Arretec, 1999. Dolphin Ear Specification. Http://www.dolphinear.com/de-specs.htm Azzolin, M. Papale, E., Lammers, M. O. Gannier, A., & Giacoma, C. 2013. Geographic variation of whistles of the striped dolphin (Stenella coeruleoalba) within the Mediterranean Sea. The Journal of the Acoustical Society of America, 134, 694. Bebus Sara. E & Herzing L. Denise .2015. Mother-Offspring Signature Whistle Similarity and Patterns of Association in Atlantic Spotted Dolphins (Stenella frontalis) Scinow Publications Ltd. ABC 2015, 2(1):71-87 Animal Behavior and Cognition. Blue, J.E. 2001. Hydrophones for monitoring Marine Mamals Sounds. Http://www.members.aol.com/jblue46498/hydrhns.htm. Branstetter, B. K., DeLong, C. M., Dziedzic, B., Black, A., & Bakhtiari, K. 2016. Recognition of Frequency Modulated Whistle-Like Sounds by a Bottlenose Dolphin (Tursiops truncatus) and Humans with Transformations in Amplitude, Duration and Frequency. PloS one, 11(2), e0147512. Brook,D. and R.J. Wynne. 1991. Signal Processing: Principples and Applications. Edward Arnold, a division of Hodder and Stoughton Limited, Mill Road, Dunton Green. Great Britain. Buckstaff, K. C. 2004. Effects of watercraft noise on the acoustic behavior of bottlenosedolphins, Tursiops truncatus, in Sarasota Bay, Florida. Marine Mammal Science 20:709– 725. Busnel, R. G., and Dziedzic, A. 1966. Acoustic signals of the Pilot whale Globicephala melaena, Delpinus delphis and Phocoena phocoena,‟‟ in Whales, Dolphins and Porpoises, edited by K. S. Norris (Univ. of California, Berkley, CA), pp. 607–648. Cahill, T.2000. Dolphins National Geografic Society. Washington DC. Cook,M. L.H.,L. S. Sayigh, J. E. Blum and R. S.Wells. 2004. Signature whistle production in undisturbed free-ranging bottlenose dolphins (Tursiops truncatus). Proceedings of the Royal Society, Series B271;1043–1049. Collado M. L.J., Lebron,. Q. S.G. 2014. Dolphin changes in whistle structure with watercraft activity depends on their behavioral state. J. Acoust. Soc. Am. 135(4), EL193–EL198 Coughlin, Robert F and Driscoll, Frederick F. 1982, Operational Amplifier and Linier Integrated Circuits, Prentice – Hall Inc, New Jersey Cranch A.G, P. J. Nash and Kirkendall K.C. 2003. "Large-scale remotely interrogated arrays of fiber-optic interferometric sensors for underwater acoustic applications," IEEE Sensors Journal, vol. 3 , pp. 19-30. Dudzinski, K. M., Sakai, M., Masaki, K., Kogi, K., Hishii, T., & Kurimoto, M. 2003. Behavioural observations of bottlenose dolphins towards two dead conspecifics. Aquatic Mammals, 29, 108– 116. Erbe, C. 2002 . Hearing abilities of baleen whales (Contractor report #DRDC Atlantic CR 2002-065). Dartmouth, NS: Defence R&D Canada – Atlantic. 30 pp.
63
Esch B. E, Carr J. E, Grow L. L 2009. Evaluation of an enhanced stimulus–stimulus pairing procedure to increase early vocalizations of children with autism. Journal of Applied Behavior Analysis. 42:225–241. doi:10.1901/jaba.2009.42-225. [PMC free article] [PubMed]. Finneran, J. J. & Houser, D. S. 2006. Comparison of in air evoked potential and underwater behavioral hearing thresholds in four bottlenose dolphins (Tursiops truncatus). Journal of the Acoustical Society of America, 119, 3181-3192. Finneran, J. J., Schlundt, C. E., Branstetter, B., & Dear, R. L. 2007. Assessing temporary threshold shift in a bottlenose dolphin (Tursiops truncatus) using multiple simultaneous auditory evoked potentials. Journal of the Acoustical Society of America, 122, 1249-1264. Foote, A. D., Osborne, R. W., & Hoelzel, A. R. (2004). Whale-call response to masking boat noise. Nature, 428, 910. Gridley. T,B. P, Victor. C. G, Janik. V.M. 2012.’Whistle vocalizations of Indo-Pacific bottlenose dolphins (Tursiops aduncus) inhabiting the south-west Indian Ocean’. J. Acoust. Soc. Am. 132 (6). Healey. R. L, Nowacek, D.P. & Bass, A.H. 2006. Dolphin foraging sounds suppress calling and elevate stress hormone levels in a prey species, the Gulf toadfish. — J. Exp. Biol. 209: 4444-4451. Integrated Taxonomi Information System. 2004. Whales and Dolphin, Tursiops aduncus (Ehrenberg,1832) http://itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt [16 Oktober 2015 pukul 13.40 WIB]. Janik, V. M. 2000. Source levels and the estimated active space of bottlenose dolphin (Tursiops truncatus) whistles in the Moray Firth, Scotland.Journal of Comparative Physiology A, 186(7-8), 673-680. Janik, Vincent M. 2009. "Acoustic communication in delphinids." Advances in the Study of Behavior 40 . Jensen, F. H., Bejder, L. Wahlberg, M., and Madsen, P. T. 2009. “Biosonar adjustments to target range of echolocating bottlenose dolphins,” J. Exp. Biol. 212, 1078–1086 Jones, G.J and Sayigh, L.S., 2002. Geographic variation in rates of vocal production of free-ranging bottlenose dolphins. Mar. Mamm. Sci 18, 374–393. Krauss,T.P.,L. Shure and J.N.Little 1995. Signal Processing Toolbox: For Use with Matlab. The Mathworks, Inc. Maclennan, D.N and E.J.Simmonds 1992. Fisheries Acoustic. St.Edmunsbury Press. Suffolk. Great Britain. Madsen PT, Jensen FH, Carder D, Ridgway S. 2011. Dolphin whistles: a functional misnomer revealed by heliox breathing. Biol Lett. Marshall CD. 2002. Morphology in Encyclopedia of Marine Mammals. W.F. Perrin, B. Wursig and J.G.M. Thewissen (eds.). Academic Press, San Diego. p770-773. Papale, E. Azzolin, M., Cascão, I., Gannier, A., Lammers, M. O., Martin, V. M. & Giacoma, C. 2013. Macro-and micro-geographic variation of short-beaked common dolphin’s whistles in the Mediterranean Sea and Atlantic Ocean. Ethology Ecology & Evolution, (ahead-of-print), 1-13. Papale E, Azzolin M, Casca˜o I, Gannier A, Lammers MO, Martin VM, Oswald J, Perez-Gil M, Prieto R, Silva MA, et al. 2014. Acoustic divergence between bottlenose dolphin whistles from the Central-Eastern North Atlantic and Mediterranean Sea. Acta Ethol 17:155–165.
64 Park, J. K. Muhammad, and K. Roy.2003 “Efficient generation of 1=f noise using a multi-rate filter bank,” in Proc. Custom Integrated Circuits Conf., San Jose, CA, pp. 707–710. Pitcher, T.J. 1993: Behaviour of Teleost Fishes. 2nd ed. Clays Ltd. St Ives Plc. England. Potts, D.G. Steidl, M. Tasche 2001. Fast Fourier transforms for nonequispaced data: a tutorial, in: J.J. Benedetto, P.J.S.G. Ferreira (Eds.), Modern Sampling Theory: Mathematics and Applications, Boston, pp. 247–270. Pullia, A and Riboldi.S .2004.Time-domain simulation of electronic noises. IEEE Trans. Nucl. Sci. vol. 51, no. 4, pp. 1817–1823. Rasmussen, M. H., Lammers, M., Beedholm, K., & Miller, L. A. 2006. Source levels and harmonic content of whistles in white-beaked dolphins (Lagenorhynchus albirostris). The Journal of the Acoustical Society of America,120(1), 510-517. Rommel SA, Lowenstine LJ. 2001. Gross and Microskopic Anatomy, in CRC Handbook of Marine mammal. Edisi ke 2.: Dieruf LA and Gulland FMD. New York: CRC Press. p139. Sayigh, L. S., H. C. Esch, R. S.Wells and V. M. Janik. 2007. Facts bout signature whistles of bottlenose dolphins, Tursiops truncatus. Animal Behavior 74:1631– 1642. Semmlow JL. 2004.Biosignal and biomedical image processing MATLABbased applications. Marcel Dekker Inc. Simmonds J. & MacLennan D. 2005. Fisheries Acoustics: Theory and Practice, second edition. Blackwell. Stoica. P and R.L. Moses. 1997. Introduction to spectral Analysis. New Jersey: Prentice Hall Inc. Sugiyono.2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV. Alfabeta. Tyack PL, Miller EH. 2002. Vocal anatomy acoustic communication and echolocation. In: Hoelzel RA, editor. Marine mammal biology, an evolutionary approach. Hoboken, NJ: Blackwell; p. 142–184. Urick, R.J. 1975. Principles of Underwater Sound. Kingsport Press, 384 pp. Ward. R , Parnum. I, Erbe I, Kent . C.S. 2016. Whistle Characteristics of Indo-Pacific Bottlenose Dolphins (Tursiops aduncus) in the Fremantle Inner Harbour,Western Australia. J. Aus. Acoust. Society. Wartzok, D. & Ketten, D. R. 1999. Marine mammal sensory systems. In J. E. Reynolds II & S. A. Rommel (Eds.), Biology of marine mammals (pp. 117175).Washington, DC: Smithsonian Institution Press Wartzok, D., Popper, A. N., Gordon, J., & Merrill, J. 2004. Factors affecting the responses of marine mammals to acoustic disturbance. Marine Technology Society Journal, 37, 6-15. Watwood, S. L. 2003. Whistle use and whistle sharing by allied male bottlenose dolphins, Tursiops truncatus. Ph.D. thesis, Woods Hole Oceanographic Institution, Woods Hole, MA. 227 pp. Watwood, S. L., P. L. Tyack and R. S. Wells. 2004. Whistle sharing in paired male bottlenose dolphins, Tursiops truncatus. Behavioral Ecology and Sociobiology 55:531– 543.
65
Watwood, S. L., E. C. G. Owen, P. L. Tyack and R. S. Wells. 2005. Signature whistle use by temporarily restrained and free-swimming bottlenose dolphins, Tursiops truncatus.Animal Behavior 69:1373–1386. Welch D.P. The use of fast Fourier transform for the estimation of power spectra. 1967. a method based on time averaging over short, modified periodograms. IEEE Trans Audio Electroacoust.AU- 15:70–3. Xu. X, Zhanga. L, Wei. C. 2012. Whistles of Indo-Pacific Humpback Dolphins (Sousa chinensis). Advances in Ocean Acoustics AIP Conf. Proc. 1495, 556-562.
66 Lampiran 1. Diagram alir pengolahan data
Analisis Spektrum Suara LumbaLumba
Filtering (5 Menit menjadi 1 Menit) dengan menggunakan perangkat lunak Wavelab 6 dan Raven Pro ver 1.5
Export data to ASCII (*txt) Wavelab 6
Spectrum analyser (FFT) dengan Wavelab 6 dan Matlab R2008b
Anti log pada Microsoft excel dengan rumus ( Log10 x n(data))
Filtering dengan menggunakan Band Pass Filter Cutt Off 150012000 Hz Raven Pro ver 1.5 (CornellLaboratory of rnothology)
Memasukkan Syntax pada perangkat lunak Matlab R2008b
Open data pada perangkat lunak Matlab R2008b
Tampilan Grafik / figure hasil proses pada perangkat lunak Matlab R 2008b
Selesai
67
Lampiran 2. Spesifikasi Alat Penelitian Spesifikasi Hydrophone SQ3 Frequency Response: 15 Hz - 25,000 Hz +/- 3db Hydrophone: SQ3 low-noise type, high dynamic range, high output, integral preamplifier, fully shielded Beam Pattern: Horizontal - Omni; vertical (end fire) - varies with frequency, omni at lower frequencies to a broader lobe at higher ends. Cable: High-quality, low-noise, PVC jacket, 8m (25ft) long. Longer lengths available on request. Amplifier Console: High-impact plastic, connectors for hydrophone and headset, volume control. Power: Operated on 9V battery. The power is activated by plugging in the hydrophone. Dimensions: Hydrophone: length: 5.5” (135mm) x dia: 1” (25mm) Amplifier Console: length: 4.8” (118mm) x width: 2.6” (66mm) x height: 1.1” (28mm) Hydrophone with cable: 9.7 ounces (275 gms) Weight: Amplifier console: 5.3 ounces (150 gms) Spesifikasi kamera underwater Gopro hero 3+ Sensor kamera 12 megapixel, Aperture Lensa f/2.8, Autofocus wide lense, Kemampuan rekam video 1080p 60fps / 720p 120fps, Memory MicroSD sampai 64GB, maximum burst rate: 30fps pada resolusi 11 MP, Baterai Li-ion 3.7V 1050mAh 3.885Wh.
Spesifikasi Dolphin Ear Dolphin EAR 100 hydrophone nomor seri DE989505 Hydrophone: (Underwater Microphone) with 8, 16, 24 or 32 metres of high quality rubber-neoprene jacketed cable. Amplifier: with volume control can be used with earphones or plugged into a PA amplifier for group listening. Earphones: High quality ‘walkman-style’ Frequency response 7 Hz - 22,000 Hz! Software: for Windows 95/98/ME/2000/XP (limited functions with Windows 3.1) - turns your PC into a sophisticated 'PASSIVE SONAR' detector similar to US Navy Submarine 'WATERFALL' Display systems. Ready to Use: Open the package, put the hydrophone in the sea, slip on the earphones. Listen to an amazing world. It’s that easy! Great for kids and adults.
68 Lampiran 3. Sintax Matlab R2008b Noisy Time Domain (NTD) % Noisy Time Domain(wavFile) plot waveform and spectrum of wav file % Muhammad Zainuddin Lubis (C552140121) clear all clc A= load ('whistle1sebelummakan.txt'); f = A(:,1); i = A(:,2); B= load ('whistle2sebelummakan.txt'); f1 = B(:,1); i1 = B(:,2); C= load ('whistle3sebelummakan.txt'); f2 = C(:,1); i2 = C(:,2); D= load ('whistle4sebelummakan.txt'); f3 = D(:,1); i3 = D(:,2); t = 0:.00001:.200; x = sin(2*pi*50*t) + sin(2*pi*120*t); y = x + 2*randn(size(t)); plot(f,i) plot(f1,i1) title('Noisy time domain signal') f = 1000/256*(0:127); title('Power spectral density whistle lumba-lumba') xlabel('Frequency (Hz)') ylabel ('Power spectral density (dB/Hz)') grid on
Power Spectral Density (PSD) function wavplay(wavFile) % Modified by Muhammad Zainuddin Lubis 04/12/15 12.47 % [email protected] – ITK-IPB clear all clc if nargin>1 fprintf('Usage: wavplay(whistle1fixsebelum makan_OK fix.wav \n'); return; end; [y, fs]=wavread(wavFile); sound(y,fs) A= load ('whistle1sebelummakan.txt'); f = A(:,1); i = A(:,2); A= load ('whistle2sebelummakan.txt'); f1 = A(:,1);
69
i1 = A(:,2); A= load ('whistle3sebelummakan.txt'); f2 = A(:,1); i2 = A(:,2); A= load ('whistle4sebelummakan.txt'); f3 = A(:,1); i3 = A(:,2); f = 44000/256*(0:127); plot(f,i(1:128),'r','LineWidth',0.5) hold on; plot(f,i1(1:128),'-b','LineWidth',0.5) hold on plot(f,i2(1:128),'-g','LineWidth',0.5) hold on plot(f,i3(1:128),'-k','LineWidth',0.5) hold on grid on title('Power spectral density whistle kolam fisioterapi sebelum makan') legend ('whistle 1','whistle2','whistle3','whistle4') xlabel('Frequency (Hz)') ylabel ('Power spectral density (dB/Hz)')
Welch Power Spectral Density Estimate (WPSDE) % Welch Power Spectral Density Estimate(wavFile) plot waveform and spectrum of wav file % Muhammad Zainuddin Lubis (C552140121) clc clear all format long a=load('whistle1sebelummakan.txt'); Fs=44000; f=a(:,1); t=a(:,3)/Fs; x=(2*pi*t*200)+randn(size(t)); % Confidence Level p = 0.95; % PSD with confidence level h = spectrum.welch; hpsd = psd(h,x,'Fs',Fs,'ConfLevel',p) plot(hpsd) title ('Welch Power Spectral Density Estimate Whistle 1')
Wave Read function wavplot(wavFile) % wavplot(wavFile) plot waveform and spectrum of wav file % Muhammad Zainuddin Lubis (C552140121) TEK-ITK-IPB if nargin>1 fprintf('Usage: wavplot(whistle1fixsebelum makan_OK fix.wav \n'); return; end; [y, fs]=wavread('whistle1fixsebelum makan_OK fix.wav'); plot(y) end
70 Grafik 3D hubungan antara frekuensi, intensitas, dan waktu % 3D Plot(wavFile) % Muhammad Zainuddin Lubis (C552140121) TEK-ITK-IPB clear clc format long a=load('whistle3sebelummakan.txt'); t=a(:,3); f=a(:,1); i=a(:,2); [F,T]=meshgrid(f,t); I=griddata(f,t,i,F,T,'v4'); surf(F,T,I,'edgecolor','none'); xlabel ('Frekuensi(Hz)') ylabel ('Waktu (ms)') zlabel ('Intensitas(dB)') title ('Frekuensi, intensitas , dan waktu suara whistle 4 lumba-lumba ') view(45,30) %saveas(h,whistle1sebelummakan_gambar3d.jpg')
Waveform of Dolphin % Whistle sound of dolphin % Modified By : Muhammad Zainuddin Lubis TEK-IPB Fs = 44000; [x, Fs] = wavread('whistle1fixsebelum makan.wav'); t = 0:1/Fs:1; nfft= 2^(nextpow2(length(x))); fftx = fft(x,nfft); NumUniquePts = ceil((nfft+1)/2); fftx = fftx(1:NumUniquePts); mx = abs(fftx)/length(x); mx = mx.^2; if rem(nfft, 2) % odd nfft excludes Nyquist point mx(2:end) = mx(2:end)*2; else mx(2:end -1) = mx(2:end -1)*2; end f = (0:NumUniquePts-1)*Fs/nfft; % Generate the plot, title and labels. subplot(211); plot(x); grid on title('Waveform whistle sound of dolphin'); xlabel('Time'); ylabel('Amplitude'); subplot(212); plot(f,mx); title('Power Spectrum whistle sound of dolphin'); xlabel('Frequency (Hz)'); ylabel('Power');
pada
71
Lampiran 4. Data frekuensi dan Intensitas Sebelum makan kolam fisioterapi No
1
2
3
4
Waktu (ms) 100 200 300 400 500 600 700 100 200 300 400 500 600 700 100 200 300 400 500 600 700 100 200 300 400 500 600 700
Suara
Whistle 1
Whistle 2
Whistle 3
Whistle 4
Minimum Maksimum Rata-rata Range Intensitas Intensitas Frekuensi Intensitas (dB) (dB) (Hz) 23.29 23.35 23.29 23.2 23 23.39 23.34 23.33 23.18 22.67 23.29 23.93 23.23 23.15 23.3 23.13 23.02 22.91 23.13 23.02 22.9 23.62 23.31 23.13 23.29 23.24 23.11 23.19
23.8 24.17 23.84 23.88 24.04 23.75 24.03 24.14 24.02 23.9 23.79 24.05 23.85 23.67 23.83 24.12 24.16 24 23.62 23.7 23.66 24.11 23.91 23.82 24.53 24.09 23.75 23.82
14470.31 10163.67 12316.99 14470.31 16623.63 18776.95 20930.27 8010.35 10163.67 12316.99 14470.31 16623.63 18776.95 2090.27 8503.03 10094.77 11893.22 14470.31 16623.63 18776.95 20930.27 8010.35 10163.67 12316.99 14470.31 16623.63 18776.95 20930.27
0.51 0.82 0.55 0.68 1.04 0.36 0.69 0.81 0.84 1.23 0.5 0.12 0.62 0.52 0.53 0.99 1.14 1.09 0.49 0.68 0.76 0.49 0.6 0.69 1.24 0.85 0.64 0.63
72 Lampiran 4 lanjutan. Sesudah makan kolam fisioterapi
No
1
2
3
4
5
Waktu (ms) 100 200 300 400 500 600 700 100 200 300 400 500 600 700 100 200 300 400 500 600 700 100 200 300 400 500 600 700 100 200 300 400 500 600 700
Suara
Whistle 1
Whistle 2
Whistle 3
Whistle 4
Whistle 5
Minimum Maksimum Rata-rata Range Intensitas Intensitas Frekuensi Intensitas (dB) (dB) (Hz) 23.18 23.13 22.49 23.05 23.04 22.73 22.78 24.28 23.56 23.16 23.38 23.14 22.94 22.72 22.92 22.99 23.6 23.27 23.12 23.47 23.02 22.85 23.13 22.72 23.23 23.21 23.58 22.94 23.01 23.02 22.92 23.23 23.1 23.21 23.39
23.93 24.11 23.92 23.95 24.89 24.99 24.04 25.57 24.81 24.3 23.98 24.98 24.28 23.94 24.01 23.87 26.06 23.85 26.22 24.92 23.96 24.03 24.95 27.08 26.43 25.44 25.24 24.55 24.08 24.95 24 23.89 23.85 25.01 24.06
8010.35 10163.67 12316.99 14470.31 16623.23 18776.95 20930.27 8010.35 10163.67 13393.65 14470.31 16623.23 18776.95 20930.27 8010.35 10163.67 12316.99 14470.31 16744.22 18931.99 20930.27 8010.35 10163.67 12316.99 14470.31 16623.63 18776.95 20930.27 8010.35 10163.67 12316.99 14470.31 16623.63 18776.95 20930.27
0.75 0.98 1.43 0.9 1.85 2.26 1.26 1.29 1.25 1.14 0.6 1.84 1.34 1.22 1.09 0.88 2.46 0.58 3.1 1.45 0.94 1.18 1.82 4.36 3.2 2.23 1.66 1.61 1.07 1.93 1.08 0.66 0.75 1.8 0.67
73
Lampiran 4 lanjutan. Sebelum makan kolam pertunjukan
No
1
2
3
4
Waktu (ms) 100 200 300 400 500 600 700 100 200 300 400 500 600 700 100 200 300 400 500 600 700 100 200 300 400 500 600 700
Suara
Whistle 1
Whistle 2
Whistle 3
Whistle 4
Minimum Maksimum Rata-rata Range Intensitas Intensitas Frekuensi Intensitas (dB) (dB) (Hz) 22.63 22.55 22.93 22.56 22.55 22.65 22.63 22.65 22.48 22.98 22.58 22.48 22.65 22.11 22.35 23.02 23.06 22.48 22.65 23.11 22.34 22.63 22.26 21.97 22.92 22.75 21.97 22.39
24.83 24.28 24.12 24.28 24.12 24.82 24.22 24.82 24.26 24.19 24.41 24.27 28.03 24.6 24.38 24.82 24.39 28.04 24.82 26.03 24.38 23.76 24.81 24.64 23.97 24.15 27.41 24.82
8010.35 10163.67 12316.99 14470.71 16623.63 18776.95 20930.27 8010.35 10163.67 12316.99 14470.71 16623.63 18776.95 20930.27 8010.35 10163.67 12316.99 14470.71 16623.63 18776.95 20930.27 8010.35 10163.67 12316.99 14470.71 16623.63 18776.95 20930.27
2.2 1.73 1.19 1.72 1.57 2.17 1.59 2.17 1.78 1.21 1.83 1.79 5.38 2.49 2.03 1.8 1.33 5.56 2.17 2.92 2.04 1.13 2.55 2.67 1.05 1.4 5.44 2.43
74 Lampiran 4 lanjutan. Sesudah makan kolam pertunjukan
No
1
2
3
4
Waktu (ms) 100 200 300 400 500 600 700 100 200 300 400 500 600 700 100 200 300 400 500 600 700 100 200 300 400 500 600 700
Suara
Whistle 1
Whistle 2
Whistle 3
Whistle 4
Minimum Maksimum Rata-rata Range Intensitas Intensitas Frekuensi Intensitas (dB) (dB) (Hz) (dB) 22.02 21.86 22.09 22 22 22.05 22.31 21.61 22.26 22.03 23.3 22.21 22.1 21.62 22.47 22.54 22.13 22.34 22.53 22.26 22.1 22.01 22.28 22.47 22 22.47 22.69 22.02
24.15 24.26 23.97 27.5 28.8 25.5 23.98 23.97 23.93 23.44 29.16 27.74 25.51 23.59 24.67 24.59 23.82 29.16 24.91 25.44 23.21 27.08 23.79 24.55 27.08 26.48 25.18 23.04
8010.35 10163.67 12316.99 14470.71 16623.63 18776.95 20930.27 8010.35 10163.67 12316.99 14470.71 16623.63 18776.95 20930.27 8010.35 10163.67 12316.99 14470.71 16623.63 18776.95 20930.27 8010.35 10163.67 12316.99 14470.71 16623.63 18776.95 20930.27
2.13 2.4 1.88 5.5 6.8 3.45 1.67 2.36 1.67 1.41 5.86 5.53 3.41 1.97 2.2 2.05 1.69 6.82 2.38 3.18 1.11 5.07 1.51 2.08 5.08 4.01 2.49 1.02
75
Lampiran 5. Data uji F suara whistle Suara whistle 1 Sebelum makan kolam fisioterapi
Rata-rata Variance Observations df F P(F<=f) one-tail F Critical one-tail
Whistle 1 100 ms 23.56397074 0.019517586 25 24 0.324754064 0.003907792 0.504093347
Whistle 1 200 ms 23.82641732 0.060099589 25 24
Whistle 1 200 ms 23.57511096 0.020564926 25 24 0.413670041 0.017567569 0.504093347
Rata-rata Variance Observations df F P(F<=f) one-tail F Critical one-tail
Whistle 1 300 ms 23.57511096 0.020564926 25 24 0.568273427 0.086735769 0.504093347
Whistle 1 400 ms 23.57251591 0.036188435 25 24
Whistle 400 ms 23.57251591 0.036188435 25 24 0.604307425 0.112247142 0.504093347
Rata-rata Variance Observations df F P(F<=f) one-tail F Critical onetail
Whistle 1 500 ms 23.51646464 0.06451477 25 24 4.969156337 0.000105338
Whistle 1 600 ms 23.56790132 0.012983043 25 24
1.983759568
Whistle 1 300 ms 23.6911769 0.049713356 25 24
Whistle 500 ms 23.55695274 0.059884148 25 24
Whistle 1 600 ms 23.56790132 0.012983043 25 24 0.261158047 0.000831404
Whistle 1 700 ms 23.6911769 0.049713356 25 24
0.504093347
Lampiran 5 lanjutan. Suara whistle 2 Sebelum makan kolam fisioterapi
Rata-rata Variance Observations df F P(F<=f) one-tail F Critical onetail
Whistle 2 100 ms 23.68464116 0.051782822 25 24 0.864716689 0.362344202 0.504093347
Whistle 2 200 ms 23.55695274 0.059884148 25 24
Whistle 2 200 ms 23.55695274 0.059884148 25 24 0.557809117 0.07996667 0.504093347
Whistle 2 300 ms 23.53951332 0.107355986 25 24
76
Rata-rata Variance Observations df F P(F<=f) one-tail F Critical one-tail
Rata-rata Variance Observations df F P(F<=f) one-tail F Critical one-tail
Whistle 300 ms Whistle 400 ms 23.53951332 23.53599635 0.107355986 0.031448746 25 25 24 24 3.413681023 0.001920547 1.983759568 Whistle 500 ms 23.48110689 0.085401064 25 24 3.772573402 0.000929075 1.983759568
Whistle 600 ms 23.55522079 0.02263735 25 24
Whistle 400 ms 23.53599635 0.031448746 25 24 0.368247702 0.008786691 0.504093347 Whistle 600 ms 23.55522079 0.02263735 25 24 1.083977583 0.422521267 1.983759568
Whistle 500 ms 23.48110689 0.085401064 25 24
Whistle 7000 ms 23.3996425 0.020883596 25 24
Lampiran 5 lanjutan. Suara whistle 3 Sebelum makan kolam fisioterapi
Rata-rata Variance Observations df F P(F<=f) one-tail F Critical one-tail
Whistle 3 100 ms 23.61483553 0.025674406 25 24 0.254285452 0.000679949 0.504093347
Rata-rata Variance Observations df F P(F<=f) one-tail F Critical one-tail
Whistle 3 300 ms 23.56240259 0.06075197 25 24 0.860928803 0.358366809 0.504093347
Whistle 3 200 ms 23.65318004 0.100966869 25 24
Whistle 3 400 ms 23.364902 0.070565614 25 24
Whistle 3 200 ms 23.65318004 0.100966869 25 24 1.661952199 0.110292132 1.983759568 Whistle 3 400 ms 23.364902 0.070565614 25 24 4.698472536 0.000167247 1.983759568
Whistle 4 300 ms 23.56240259 0.06075197 25 24
Whistle 3 500 ms 23.44278765 0.015018841 25 24
77
Rata-rata Variance Observations df F P(F<=f) one-tail F Critical one-tail
Whistle 3 500 ms 23.44278765 0.015018841 25 24 0.38181132 0.010964608 0.504093347
Whistle 3 600 ms 23.36587785 0.039335768 25 24
Whistle 3 600 ms 23.36587785 0.039335768 25 24 0.987895968 0.488224741 0.504093347
Whistle 3 700 ms 23.24252808 0.039817723 25 24
Lampiran 5 lanjutan. Suara whistle 4 Sebelum makan kolam fisioterapi
Rata-rata Variance Observations df F P(F<=f) one-tail F Critical onetail
Rata-rata Variance Observations df F P(F<=f) one-tail F Critical one-tail
Rata-rata Variance Observations df F P(F<=f) one-tail F Critical onetail
Whistle 4 100 ms 23.8591963 0.018069949 25 24 0.650325143 0.149375627
Whistle 4 200 ms 23.67179774 0.027786022 25 24
0.504093347
Whistle 4 300 ms 23.57818603 0.029283052 25 24
0.504093347
Whistle 4 300 ms 23.57818603 0.029283052 25 24 0.315408338 0.003208742 0.504093347
Whistle 4 400 ms 23.83288135 0.092841717 25 24
Whistle 4 500 ms 23.62403932 0.06345044 25 24 2.079789308 0.039540066
Whistle 4 600 ms 23.48972591 0.03050811 25 24
1.983759568
Whistle 4 200 ms 23.67179774 0.027786022 25 24 0.948877253 0.449390983
Whistle 4 400 ms 23.83288135 0.092841717 25 24 1.463216283 0.17879317 1.983759568 Whistle 4 600 ms 23.48972591 0.03050811 25 24 0.814215747 0.309314226 0.504093347
Whistle 5 500 ms 23.62403932 0.06345044 25 24
Whistle 4 7000 ms 23.51835308 0.037469319 25 24
78
Lampiran 5 lanjutan. Suara whistle 1 Sebelum makan kolam pertunjukan
Rata-rata Variance Observations df F P(F<=f) one-tail F Critical one-tail
Whistle 1 100 ms 23.66262015 0.434978567 25 24 2.334921422 0.021366932 1.983759568
Whistle 1 200 ms 23.49495113 0.186292593 25 24
Whistle 1 200 ms 23.49495113 0.186292593 25 24 1.350255689 0.233735337 1.983759568
Whistle 1 300 ms 23.53887904 0.137968383 25 24
Rata-rata Variance Observations df F P(F<=f) one-tail F Critical one-tail
Whistle 1 300 ms 23.53887904 0.137968383 25 24 0.835673793 0.331824409 0.504093347
Whistle 1 400 ms 23.31713243 0.165098372 25 24
Whistle 1 400 ms 23.31713243 0.165098372 25 24 1.064166788 0.440086936 1.983759568
Whistle 500 ms 23.56215854 0.155143323 25 24
Rata-rata Variance Observations df F P(F<=f) one-tail F Critical one-tail
Whistle 1 500 ms 23.56215854 0.155143323 25 24 0.390729456 0.012593916 0.504093347
Whistle 1 600 ms 23.97823173 0.39706073 25 24
Whistle 1 600 ms 23.97823173 0.39706073 25 24 2.366955282 0.019798129 1.983759568
Whistle 700 ms 23.41394355 0.167751682 25 24
79
Lampiran 6. Gambar 3D frekuensi, intensitas, dan waktu pada kolam fisioterapi sebelum makan
80 Lampiran 7. Gambar 3D frekuensi, intensitas, dan waktu pada kolam fisioterapi sesudah makan
81
Lampiran 8. Gambar 3D frekuensi, intensitas, dan waktu pada kolam pertunjukan sebelum makan
82 Lampiran 9. Gambar 3D frekuensi, intensitas, dan waktu pada kolam pertunjukan sesudah makan
83
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Padang Sidempuan pada tanggal 08 Februari 1992 dari Ayahanda Drs. Khairuddin Lubis, M.Pd dan Ibunda Siti Yeni Mahnizar, M.Si. Penulis adalah putra kedua dari lima bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 17 Medan dan pada tahun yang sama alhamdulillah, penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Penulis lulus program Sarjana pada tahun 2014 dengan judul : Bioakustik stridulatory gerak ikan Guppy (Poecilia reticulata) saat proses aklimatisasi kadar garam. Kesempatan melanjutkan pendidikan ke program pascasarjana pada program studi Teknologi Kelautan IPB pada tahun 2014. Selama mengikuti program S-2 penulis mengikuti beberapa kegiatan pelatihan dan seminar baik nasional maupun internasional, diantaranya [1] Seminar Kewirausahaan oleh Bank Mandiri Indonesia Februari 2015, [2] Seminar Sekolah Pasar Modal SPM Syariah , Jakarta 30 Mei 2015, [3] The 1 st International Conference on Maritime Development Proceeding. Tanjungpinang, September 4–6, 2015, [4] Workshop & Klinik Artikel Ilmiah untuk di Publikasikan pada jurnal terakreditasi, diselenggarakan oleh Indonesian Journal Of Marine Science, Semarang 6 November 2015, [5] Pelatihan dan Workshop Penulisan Karya Ilmiah untuk Jurnal Ilmiah Internasional dan Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi LIPI dan DIKTI, Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis , ITKIPB, Dramaga Bogor, 19 November 2015.[6] Accept Publication in International Journal of Scientific Engineering & Technology, Issue 1 of Volume 5 Date 1/1/2016’ ‘Bioacoustic Characteristic Of Male Dolphin Bottle Nose’ (Tursiops Aduncus). [7] Publikasi buku dengan judul ‘ Male Indo-Pacific Bottlenose Dolphins at Captive in Indonesia’ Publisher LAP LAMBERT Academic Publishing (German) Edisi 2016. [8] Accept Publication in Internasional Journal of Scientific and Research Publication, volume 6 issue 2, February 2016 ‘Bioacoustic Characteristics of Whistle Sound and Behaviour of male Indo-Pacific bottlenose dolphins (Tursiops aduncus) in Indonesia’ [9] Publikasi buku dengan judul ‘Signal Processing For Marine Acoustic and Dolphin Using Matlab’ Publisher LAP LAMBERT Academic Publishing (German) Edisi Maret 2016. Selain kegiatan pelatihan dan seminar penulis juga pernah menjabat sebagai asisten praktikum pada mata kuliah Akustik Kelautan Tahun 2014 dan 2015. Penulis juga pernah bergabung dalam kegiatan Fish Assesment Stock dengan kapal riset BARUNA JAYA 7 bersama pihak Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta dan LIPI-Ambon Juni 2015. Survey Oseanografi dan Perikanan Tangkap Pelagis Kabupaten Merauke pada tanggal 6-24 September 2015 bersama KKP. Penulis menyelesaikan studi pada Program Studi Teknologi Kelautan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, dengan Tesis berjudul ” Identifikasi Karakteristik Whistle dan Tingkah Laku Lumba-Lumba (Tursiops aduncus) di Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor“, (Whistle Characteristic Identification And Dolphin Behaviour (Tursiops Aduncus) At Safari Park Indonesia, Cisarua Bogor).