ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN TABUNGAN MEGA PERDANA PADA PT BANK MEGA CABANG DJUANDA BOGOR
Oleh ZULAIKA SYAFANI SYAFRIL H24096066
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN TABUNGAN MEGA PERDANA PADA PT BANK MEGA CABANG DJUANDA BOGOR
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh ZULAIKA SYAFANI SYAFRIL H24096066
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
RINGKASAN
ZULAIKA SYAFANI SYAFRIL. H24096066. Analisis Strategi Bauran Pemasaran Tabungan Mega Perdana Pada PT Bank Mega Cabang Djuanda Bogor. Di bawah bimbingan MIMIN AMINAH Menabung di bank merupakan pilihan yang paling tepat dalam menginvestasikan dana. Beragam produk simpanan ditawarkan oleh perbankan. Bank Mega turut bermain dan aktif memasarkan produk simpanan. Meluncurkan tabungan Mega Perdana diharapkan dapat memenuhi keinginan masyarakat muda yang ingin belajar menabung dan menyimpan uangnya di bank. Tujuan penelitian ini adalah: (1)Mengidentifikasi strategi bauran pemasaran yang telah dilakukan oleh Bank Mega cabang Djuanda Bogor dalam menjual produk tabungan Mega Perdana (2)Mengevaluasi faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi terhadap penjualan Tabungan Mega Perdana (3)Mengetahui alternatif strategi pemasaran yang efektif bagi penjualan Tabungan Perdana Mega. Data primer yang di gunakan dalam penelitian diperoleh melalui wawancara dengan Branch Business Manager, Team Leader Funding dan Funding Officer serta menyebar kuisioner. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari studi pustaka, bukubuku, internet, skripsi-skripsi terdahulu yang berada diperpustakaan IPB. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian meliputi Analysis Internal Factor Evaluation (IFE), Analysis Eksternal Factor Evaluation (EFE), Analysis Matriks Internal-Eksternal (IE), Analysis SWOT, dan AnalysisHierarcy Process (AHP). Faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan perusahaan adalah memiliki system ATM yang sudah terhubung ke ATM Bersama, kuatnya layanan pemasaran canvassing, hadiah pada saat pembukaan rekening, sumber daya manusia yang berkualitas. Kelemahan perusahaan adalah Saldo minimal yang tinggi, tema dan tokoh kartun kurang dikenal, biaya administrasi bulanan, kurangnya promosi. Peluang perusahaan adalah segmen pasar yang luas dan besar, kesadaran masyarakat akan pentingnya menabung sejak dini, perkembangan grup perusahaan CT Corps, perkembangan teknologi. Ancaman perusahaan adalah tingginya tingkat persaingan, brand imange dari pesaing, fitur pelayanan yang ditawarkan pesaing, promosi dan inovasi pesaing. Alternatif strategi pemasaran yang diperoleh: (1) Meningkatkan pelayanan bagi nasabah seperti layanan cold calling dan visit costumer, serta penanganan problem tabungan (2) Memaksimalkan penggunaan teknologi dalam meningkatkan sistem layanan meliputi layanan ATM Bersama, layanan nasabah yang datang langsung ke bank maupun layanan secara online (3) Memaksimalkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan promosi yang lebih gencar dan menarik (4) Melakukan pelatihan karyawan agar SOP tertata baik serta perbaikan ssstem pembukaan rekening dan memaksimalkan kerjasama yang baik dengan perusahaan di CT Corps melalui pemberian voucher dari perolehan point saldo tabungan(5) Memanfaatkan media informasi dalam melakukan pemasaran (6) Mempertahankan pelayanan yang cepat dan aman kepada nasabah (7) Meningkatkan kualitas pelayanan dan melakukan kegiatan promosi yang intensif dan agresif (8) Menurunkan nilai saldo minimal yang disesuaikan dengan minat dan kesadaran anak-anak untuk menabung.
Judul Skripsi Nama NIM
: Analisis Strategi Bauran Pemasaran Tabungan Mega Perdana pada PT Bank Mega Cabang Djuanda Bogor : Zulaika Syafani Syafril : H24096066
Menyetujui Dosen Pembimbing,
Ir. Mimin Aminah, MM NIP . 19660907 199103 2 002
Mengetahui Ketua Departemen,
Dr. Mukhamad Najib, STP, MM NIP. 197606 23200604 1001
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Serang pada tanggal 13 September 1984. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bpk. Syafrillah Muhir (Alm) dan Ibu Wildani Yosef. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar YPWKS V Cilegon, lalu melanjutkan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Cilegon. Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 5 di Bogor. Pada tahun 2002, diterima di Diploma III Administrasi Perkantoran dan Sekretari Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Indonesia. Pada tahun 2009, melanjutkan program S1 di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr. Wb. Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Strategi Bauran pemasaran Tabungan Mega Perdana Pada PT Bank Mega cbang Djuanda Bogor dengan lancar. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaannya di masa mendatang.
Bogor, 11 Maret 2014
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Keluarga tercinta : Ibu Wildani, Suamiku Azmara Dhana, Anakku Zafran Azka Azmara, Uni Kiki, Mas Fathul, Abang Ari, Bunda Ayu, Ibu Aty, Ama, yang telah memberikan dukungan dan curahan kasih sayang yang tiada taranya dan doa yang tiada putus. 2. Ibu Ir. Mimin Aminah, MM, sebagai dosen pembimbing, yang telah memberikan bimbingan, saran dan pengarahan yang tidak ternilai kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Drs. Edward H Siregar,MM dan Bapak Nur Hadi Wijaya, STP,MM selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam pembuatan skripsi ini. 4. Bapak Dr. Mukhamad Najib, STP,MM, selaku Ketua Departemen Manajemen. 5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/karyawati di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, FEM IPB. 6. Teman-teman alumni mahasiswa ekstensi manajemen angkatan enam yang selalu memberikan informasi dan mengisi waktu bersama. 7. Teman-teman di PT Bank Mega cabang Djuanda Bogor yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan dalam pembuatan skripsi ini. 8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala atas kebaikannya.
DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP .....................................................................................iii KATA PENGANTAR .................................................................................iv UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................v DAFTAR ISI ...............................................................................................vi DAFTAR TABEL .........................................................................................viii DAFTAR GAMBAR .....................................................................................ix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................x I
PENDAHULUAN ..................................................................................1 1.1. Latar Belakang ..................................................................................1 1.2. Perumusan Masalah...........................................................................4 1.3. Tujuan Penelitian ..............................................................................6 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................6 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ...............................................................7
II
TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................8 2.1. Definisi Pemasaran ..........................................................................8 2.2. Strategi Pemasaran ............................................................................9 2.3. Marketing Mix...................................................................................9 2.4. Pemasaran Jasa ................................................................................12 2.5. Segmentation, Targeting, and Positioning .........................................13 2.6. Bank .................................................................................................15 2.7. Tabungan .........................................................................................16 2.7.1 Tabungan Mega Perdana ..........................................................17 2.8. Analisis SWOT ................................................................................17 2.9. Matriks Internal Factor Evaluation dan Eksternal Factor Evaluation (IFE dan EFE) ...................................................................................18 2.10. Matriks IE .......................................................................................19 2.11. Metode AHP ...................................................................................19 2.12. Penelitian Terdahulu........................................................................20
III METODE PENELITIAN ......................................................................22 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian..........................................................22 3.2. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................25 3.3. Jenis dan Sumber Data ......................................................................26 3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ...............................................27 3.4.1. Matriks IFE .............................................................................28 3.4.2. Matriks EFE .............................................................................28 3.4.3. Matriks IE ..............................................................................29 3.4.4. SWOT .....................................................................................29
3.4.5. Metode Analytichal Hierarchy Process (AHP) .........................29 IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................39 4.1. Sejarah Umun Perusahaan .................................................................39 4.1.1 Sejarah Bank Mega ..................................................................39 4.1.2 Visi dan Misi Bank Mega .........................................................39 4.1.3 Struktur Organisasi Divisi Funding Bank Mega cabang Djuan da Bogor .................................................................................40 4.1.4 Produk Bank Mega ..................................................................42 4.2. Strategi Pemasaran Tabungan Mega Perdana ....................................42 4.3.Lingkungan Internal ...........................................................................43 4.4.Lingkungan Eksternal ........................................................................51 4.5.Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman .................56 4.6.Formulasi Alternatif Strategi ..............................................................62 4.6.1. Tahap Masukan ......................................................................62 4.6.2. Tahap Pencocokan ..................................................................65 4.7.Analisis SWOT Matriks .....................................................................65 4.8.Analisis Hasil Pengolahan AHP .........................................................68 4.8.1 Analisis Hasil Pengolahan AHP Secara Horizontal ....................70 4.8.2Analisis Hasil Pengolahan AHP Secara Vertikal.........................74 4.9. Implikasi Manajerial .........................................................................78 KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................80 1. Kesimpulan.…………………………………………………………....80 2. Saran ……………………………………………………………...…82 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................83 LAMPIRAN ..................................................................................................85
DAFTAR GAMBAR No.
Halaman
1. Diagram hasil survey target produk pendanaan......................................... 2.Model strategi generik Porter (Umar, 2001) ............................................... 3.Empat komponen P dalam bauran pemasaran (Kotler, 2002) ...................... 4.Kerangka Pemikiran Penelitian .................................................................. 5.Nilai skala banding berpasangan, (Saaty, 2001).......................................... 6.Nilai RI ...................................................................................................... 7.Struktur hierarki ......................................................................................... 8.Struktur Organisasi Divisi Funding Bank Mega cabang Djuanda Bogor ..... 9.Diagram alur pembukaan rekening di Bank Mega cabang Djuanda Bogor.. 10.Matriks IE Bank Mega cabang Djuanda Bogor ......................................... 11.Struktur hirarki srategi tabungan Mega Perdana Bank Mega cabang
3 9 9 25 34 36 37 39 48 64
Djuanda Bogor ........................................................................................
68
12.Hasil pengolahahan secara vertikal strategi pemasaran Tabungan Mega Perdana Bank Mega cabang Djuanda Bogor ............................................ 13.Implikasi Manajerial ................................................................................
73 79
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1. Kuesioner penelitian SWOT ................................................................... 2. Pertanyaan wawancara ke perusahaan....................................................... 3. Kuesioner penelitian AHP ........................................................................
85 89 93
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dewasa ini, tuntutan masyarakat terhadap dunia perbankan semakin meningkat, dimana masyarakat tidak hanya memandang sebuah bank sebagai sarana untuk menyimpan uang yang lebih aman, namun lebih dari itu, mereka mengharapkan pelayanan terbaik dan hasil investasi yang lebih tinggi, sehingga menciptakan suasana persaingan antar bank dalam penggalangan dana nasabah yang semakin ketat dan di sisi lain pemerintah membatasi bank dalam memberikan suku bunga produk simpanan tidak melebihi bunga perjanjian Bank Indonesia. Berdasarkan data dari Survey Banking Outlook 2013 terhadap 33 bank sebagai responden yang dilaksanakan pada bulan September – Desember 2013, saat iniperkembangan produk tabungan masih menjadi target yang diutamakan bagi industri perbankan dalam usaha mencapai terget dan laba setiap tahunnya. Hasil survey di gambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Diagram hasil survey target produk pendanaan1
Sebanyak 78% responden bank yang di survey, menjawab akan tetap melakukan ekspansi produk tabungan. Bank Mega termasuk kedalam salah satu
1
[ http://ezinearticles.com/?Indonesias-Banking-Outlook-and-Risks-in-2013&id=7425145]
bank yang menajwab akan menjadikan target bisnisnya di tahun 2014 adalah produk tabungan dengan target sebesar Rp. 17,763.3 Milyar. Perkembangan mutakhir dalam perbankan saat ini telah mendorong Bank Mega untuk mencari jasa-jasa (service ) baru dapat ditawarkan yang kepada nasabah. Hal ini sejalan dengan visi misi dari Bank Mega untuk menjadi bank kebanggaan nasional yang unggul dalam layanan dan kinerja serta visi misi Bank Mega yang berusaha untuk menciptakan hubungan baik yang berkesinambungan dengan nasabah melalui pelayanan jasa keuangan dan kemampuan kinerja organisasi terbaik untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham. Dalam meningkatkan citra Bank Mega sebagai lembaga jasa keuangan maka salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menawarkan produk yang dapat memenuhi kepuasan nasabah, sebab dengan produk yang sesuai dengan manfaat dan dapat memenuhi harapan nasabah bank maka akan dapat meningkatkan nilai tambah dari produk yang ditawarkan oleh Bank Mega. Seiring dengan perkembangan di Indonesia maka semakin tinggi pula tingkat persaingan yang dihadapi oleh Bank Mega, untuk menjadi bank lokal yang terdepan, pihak Bank Mega harus menyusun strategi bauran pemasaran yang tepat yang terdiri dari strategi produk, strategi harga, strategi tempat, strategi promosi, stretegi manusia, strategi kualitas, strategi proses dan strategi bukti fisik yang mempunyai pengaruh sangat besar dalam menentukan keberhasilan suatu usaha khususnya bidang jasa dan perbankan. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan posisi yang baik dan bernilai sesuai dengan kebutuhan nasabah. Tabungan Mega Perdana merupakan salah satu produk dana dari Bank Mega yang diharapkan mampu mempertahankan serta mendongkrak jumlah nasabah yang berpengaruh terhadap kemajuan Bank Mega cabang Djuanda Bogor. Beragam upaya dilakukan dengan gencar untuk mempromosikan produkproduk Tabungan yang dapat menarik minat nasabah untuk dapat menyimpan dana nya di Bank Mega. Tabungan Mega Perdana yang diharapkan dapat memenuhi keinginan masyarakat yang ingin berinvestasi sekaligus mengajarkan pentingnya menabung bagi anak - anak dengan aman dan terpercaya. Dalam melakukan pemasaran produk Tabungan Perdana Bank Mega menghadapi dua faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal bank dalam
SWOT adalah meliputi kekuatan dan kelemahan Bank Mega dalam melakukan pemasaran produk Tabungan Mega Perdana, sedangkan faktor eksternal yang meliputi peluang dan ancaman bagi perusahaan, seperti munculnya pesaing baru dengan kekuatan manajemen yang lebih baik, daya tawar pembeli yang dapat memberikan tingkat harga produk maupun tingkat suku bunga yang kompetitif, hadirnya produk substitusi perbankan dan semakin ketatnya kompetisi dengan meluncurkan produk yang menarik dengan promosi yang gencar dengan tujuan untuk memenuhi harapan dan keinginan nasabah, potensi pasar dan budaya masyarakat terhadap produk tersebut. Sebagai bank swasta nasaional yang sudah berdiri sejak tahun 1969, PT Bank Mega merupakan salah satu bank lokal yang memiliki kredibilitas baik di bidang perbankan, dimana beberapa bank nasional lainnya sudah di beli oleh pihak asing, Bank Mega masih tetap dapat mempertahankan eksistensinya di industri perbankan Indonesia tanpa campur tangan pihak asing. Hal ini di buktikan dengan penghargaan thropi Golden Award yang diraih oleh Bank Mega di tahun 2013, penghargaan tersebut diproleh oleh Bank Mega dikarenakan selama 5 tahun berturut-turut Bank Mega memperoleh predikat SANGAT BAGUS dengan kriteria modal inti Rp. 5 Triliun sampai dengan di bawah Rp. 30 Triliun. 2 Selain penghargaan Golden Award, Bank Mega saat ini tercatat sebagai bank terbaik urutan 14 tahun 2013 berdasarkan majalah Investor. Penghargaan yang menghantarkan posisi Bank Mega di urutan ke 14 ini dilakukan melalui seleksi yang ketat yaitu
CAR minimum 10 persen, tidak mendapat opini
disclaimer pada laporan keuangan tahun
buku 2012. Giro Wajib Minimum
(GWM) tidak kurang dari 8 persen (±insentif LDR), laba operasional dan laba bersih 2012 positif, aset 2012 untuk bank umum nasional dan BPD minimal Rp. 1 triliun, dan tidak terkena sanksi otoritas. Berikut adalah daftar nama bank yang mendapat penghargaan Best Banks 2013 versi Majalah Investor.
2
[http://www.bankMega.com/penghargaan.php]
Tabel 1. Daftar 50 bank terbaik 2013 versi Majalah Investor 50 BEST BANKS 2013 VERSI MAJALAH INVESTOR 1. Bank MandiriTbk 26. PT BPD Sumatera Utara 2. Bank Rakyat Indonesia Tbk 27. PT BPD Riau Kepri 3. Bank Central Asia Tbk 28. Bank MayapadaInternasionalTbk 4. Bank Negara Indonesia Tbk 29. Bank SinarmasTbk 5. CIMB NiagaTbk 30. Bank Victoria International Tbk 6. Bank DanamonTbk 31. PT Bank Aceh 7. Bank PaninTbk 32. PT BPD Bali 8. Bank PermataTbk 33. Bank ResonaPerdania 9. Bank Internasional Indonesia Tbk 34. PT BPD Kalimantan Barat 10. Bank Tabungan Negara Tbk 35. Bank Nusantara ParahyanganTbk 11. Bank OCBC NISP Tbk 36. Bank HimpunanSaudara 1906 Tbk 12. PT BPD Jawa Barat danBantenTbk 37. Bank Mestika Dharma 13. Bank BukopinTbk 38. PT BPD Sulawesi Utara 39. Bank WinduKentjana International Tbk 14. Bank MegaTbk 15. Bank UOB Indonesia 40. Bank Woori Indonesia 16. Bank Tabungan PensiunanNasionalTbk 41. Hana Bank 17. Bank DBS Indonesia 42. Bank KEB Indonesia 18. Bank Sumitomo Mitsui Indonesia 43. Bank Jasa Jakarta 19. PT BPD Jawa TimurTbk 44. Bank Index Selindo 20. Bank ANZ Indonesia 45. PT BPD Nusa Tenggara Barat 21. Bank Mizuho Indonesia 46. PT BPD Jambi 22. PT Bank DKI 47. Bank BumiArtaTbk 22. PT BPD Jawa Tengah 48. Bank KesejahteraanEkonomi 24. Bank EkonomiRaharjaTbk 49. PT BPD Bengkulu 25. Bank ICBC Indonesia 50. Bank of InInvestordia Indonesia Tbk
Sumber: Majalah Investor tahun 20133 1.2. Perumusan masalah Berdasarkan wawancara dengan Branch Business Manager, sejak di luncurkannya Tabungan Mega Perdana pada tanggal 7 Juni tahun 2011 sampai dengan Desember tahun 2013, produk tabungan ini hanya memiliki Number of Account sebanyak 30 nomor rekening dan selama tiga tahun, setiap tahunnya produk tabungan ini tidak mencapai target yang ditetapkan oleh manajemen. Hal ini sesuai dengan keterangan yang di berikan oleh bagian Accounting Bank Mega cabang Djuanda Bogor. Pada Tabel 2 di bawah ini ditampilkan data
3
[http://www.investor.cp.id/home/ini-daftar-bank-terbaik-versi-majalah-investor/6226]
penjualan produk
Tabungan Mega Perdana per tahun 2013 dengan produk
lainnya tabungan di Bank Mega.
Tabel 2. Penjualan produk tabungan Bank Mega cabang Djuanda Bogor MEGA PERDANA PER
MEGA RENCANA PER
PENCAPAIAN (Rp)
%
2013
TARGET (Rp)
1
60,000,000.00
58,236,125.00
2
60,000,000.00
3
MEGA BERBAGI PER
PENCAPAIAN (Rp)
%
2013
TARGET (Rp)
TARGET (Rp)
PENCAPAIAN (Rp)
%
2013
0.97
1
60,000,000.00
61,975,498.00
1.03
1
60,000,000.00
59,382,057.00
0.99
48,513,544.00
0.81
2
60,000,000.00
61,999,852.00
1.03
2
60,000,000.00
61,838,520.00
1.03
60,000,000.00
49,511,214.00
0.83
3
60,000,000.00
63,029,634.00
1.05
3
60,000,000.00
62,978,549.00
1.05
4
60,000,000.00
50,124,569.00
0.84
4
60,000,000.00
65,392,054.00
1.09
4
60,000,000.00
63,938,376.00
1.07
5
60,000,000.00
51,457,893.00
0.86
5
60,000,000.00
70,176,182.00
1.17
5
60,000,000.00
62,345,789.00
1.04
6
60,000,000.00
52,147,859.00
0.87
6
60,000,000.00
86,589,064.00
1.44
6
60,000,000.00
65,789,876.00
1.1
7
80,000,000.00
50,789,415.00
0.63
7
80,000,000.00
87,656,345.00
1.1
7
80,000,000.00
69,876,541.00
0.87
8
80,000,000.00
45,125,444.00
0.56
8
80,000,000.00
88,917,306.00
1.11
8
80,000,000.00
75,896,784.00
0.95
9
80,000,000.00
43,189,574.00
0.54
9
80,000,000.00
90,642,765.00
1.13
9
80,000,000.00
82,609,374.00
1.03
10
80,000,000.00
49,514,269.00
0.62
10
80,000,000.00
91,000,733.00
1.14
10
80,000,000.00
83,974,928.00
1.05
11
80,000,000.00
50,743,591.00
0.63
11
80,000,000.00
93,098,478.00
1.16
11
80,000,000.00
83,999,612.00
1.05
12
80,000,000.00
52,146,141.00
0.65
12
80,000,000.00
98,761,973.00
1.23
12
80,000,000.00
85,890,437.00
1.07
Sumber: Bagian Accounting Bank Mega cabang Djuanda Bogor (2013) Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 2, maka dapat dilihat bahwa pencapaian target tabungan Mega Perdana tidak pernah tercapai setiap bulannya selama tahun 2013. Dibandingkan dengan produk tabungan lain dari terdapat di Bank Mega cabang Djuanda Bogor yaitu Tabungan Mega Rencana yang selalu mencapai target dan Tabungan Mega Berbagi yang terhitung hanya 3 kali dalam satu tahun tidak mencapai target. Dari Tabel 2 terlihat jelas presentase pencapaian tabungan yang tedapat di Bank Mega cabang Djuanda Bogor. Oleh karena itu diperlukan strategi pemasaran yang tepat sehingga diharapkan pada tahun - tahun berikutnya tabungan Mega Perdana dapat memenuhi targetyang di tentukan oleh manajemen yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi pada peningkatan penjualan produk untuk meningkatkan laba Bank Megacabang Djuanda Bogor. Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, beberapa permasalahan perlu dikaji dalam penelitian ini, adalah :
1. Strategi apa yang telah dilakukan Bank Mega cabang Djuanda Bogor dalam penjualan produk Tabungan Mega Perdana? 2. Faktor internal dan ekstrenal apa saja yang mempengaruhi terhadap penjualan Tabungan Mega Perdana? 3. Bagaimanakah alternatif strategi pemasaran yang efektif untuk Tabungan Mega Perdana? 1.3. Tujuan penelitian Berdasarkan hasil perumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi strategi bauran pemasaran Tabungan Mega Perdana yang telah dilakukan oleh Bank Mega cabang Djuanda Bogor dalam menjual produk Tabungan Mega Perdana. 2. Menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan penjualan Tabungan Mega Perdana 3. Menganalisis dan menyusun rekomendasi alternatif strategi pemasaran yang tepat dan efektif melalui pendekatan analisa bauran pemasaran yang sesuai bagi Bank Mega untuk dapat menjual produk Tabungan Mega Perdana sehingga dapat bersaing dengan bank-bank lainnya. 1.4. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan Diharapkan penelitian ini akan dapat memberikan masukan bagi Bank Mega dalam penerapan strategi pemasaran agar dapat bersaing dengan bank lainnya. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan sarana untuk mengaplikasikan teori-teori yang didapat selama masa perkuliahan khususnya bidang ilmu manajemen pemasaran.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian mengenai analisis bauran pemasaran ini berfokus pada analisis kondisi internal dan eksternal Bank Mega cabang Djuanda Bogor untuk mengetahui bauran pemasaran yang efektif dan efesien guna pencapaian target penjualan dari tabungan Mega Perdana di cabang Djuanda Bogor. Analisis yang dilakukan ditinjau dari segi strategi bauran pemasaran 8P (marketing mix), analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal, yang berisikan kekuatan, kelamahan, peluang, dan ancaman bagi perusahaan. Selain itu juga, sebagai bahan masukan bagi perumusan strategi bauran pemasaran Tabungan Mega Perdana pada Bank Mega cabang Djuanda Bogor.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009), pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa bernilai dengan orang lain. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa dapat sesuai dengan kebutuhannya sehingga terjual sendiri. Menurut Morissan (2007), pemasaran adalah konsep yang menyangkut sikap mental sutu cara berpikir, yang membimbing anda melakukan sesuatu yang tidak selalu menjual benda, tetapi juga menjual gagasan, karier, tempat (pariwisata, rumah, lokasi industri), undang-undang, jasa, (pengangkutan, penerbangan,
pemotongan
rambut,
kesehatan),
hiburan
(pertunjukan,
pertandingan-pertandingan) dan kegiatan nirlaba seperti yayasan sosial dan keagamaan. 2.2. Strategi Pemasaran Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan Umar (2001). Umar (2001) menyatakan terdapat tiga strategi generik, yaitu : Strategi Diferensiasi (Differentiation), Kepemimpinan Biaya Menyeluruh (Overall Cost Leadership) dan Fokus (Focus). a.
Strategi Diferensiasi (Differentiation). Perusahaan mengambil keputusan untuk membangun persepsi pasar potensial terhadap suatu produk/jasa yang unggul agar tampak berbeda dengan produk yang lain. Diharapkan calon konsumen mau membeli dengan harga mahal karena adanya perbedaan tersebut.
b.
Strategi Kepemimpinan Biaya Menyeluruh (Overall Cost Leadership). Perusahaan lebih memperhitungkan pesaing daripada pelanggan dengan cara memfokuskan harga jual produk yang murah, sehingga biaya
produksi, promosi maupun riset dapat ditekan, bila perlu produk yang dihasilkan hanya sekedar meniru produk dari perusahaan lain. c.
Strategi Fokus (Focus). Perusahaan mengkonsentrasikan pada pangsa pasar yang kecil untuk menghindar dari pesaing dengan menggunakan strategi Kepemimpinan Biaya Menyeluruh atau Diferensiasi.
Pasar luas Strategi Diferensiasi
Competitive
Strategi Kepemimpinan Biaya Menyeluruh
Scope Strategi Fokus Biaya Strategi Fokus Diferensiasi
Pasar lokal Produk Spesifik
Competitive Advantage Biaya Rendah Gambar 2.Model strategi generik (Umar, 2001) 2.3.Marketing Mix Kotler (2002) mengemukakan bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan dipasaran. Bauran Pemasaran Pasar Sasaran
Produk Keragaman Produk Mutu Desain Ciri Nama Merek Kemasan Ukuran Pelayanan Garansi Imbalan
Tempat Harga Daftar Harga Rabat/Diskon Potongan Harga Khusus Periode Pembayaran Syarat Kredit
Promosi Periklanan Promosi Penjualan Hubungan Masyarakat
Saluran Pemasaran Cakupan Pemasaran Pengelompok kan Lokasi Persediaan Transportasi
Gambar 3. Empat komponen P dalam bauran pemasaran (Kotler, 2002)
Kotler (2007) menyatakan bahwa bauran pemasaran berhasil dengan baik untuk barang, tetapi elemen-elemen tambahan perlu diperhatikan dalam bisnis jasa, dari definisi yang dikemukakan diatasdapat disimpulkan bahwa Marketing Mix terdiri dari empat peubah atau kegiatan yang merupakan inti pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai pasar sasarannya, yaitu komponen produk, komponen harga, komponen distribusi, dan komponen promosi. Bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya dalam pasar sasaran (Kotler dan Armstrong, 2008). Bauran pemasaran menurut Assauri (2010), adalah strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu, yang merupakan pasar sasarannya. a) Product berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran (Kotler dan Armstrong, 2008). Menurut Tjiptono (2008), produk merupakan kombinasi yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Assauri (2010), mengklasifikasikan produk ke dalam tiga tingkatan, yaitu: Produk Inti (Core Product), yang merupakan inti atau dasar yang sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh oleh seorang konsumen dari produk tersebut. Produk Formal (Formal Product), yang merupakan bentuk, model, kualitas, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut. Produk Tambahan (Augemented Product), yang merupakan tambahan produk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasangan (instalasi), pelayanan, pemeliharaan dan pengangkutan secara cuma-cuma. b) Price adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk (Kotler dan Armstrong, 2008). Kotler dan Armstrong dalam Tjiptono (2008), menyebutkan bahwa ada dua faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan harga, yaitu:
Faktor internal perusahaan yang terdiri dari: (1) Tujuan pemasaran perusahaan, (2) Strategi bauran pemasaran, (3) Biaya, (4) Organisasi. Faktor eksternal perusahaan yang terdiri dari: (1) Sifat pasar dan permintaan, (2) Persaingan, (3) Unsur lingkungan eksternal lain seperti kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah dan aspek sosial. c) Promotion berarti aktifitas yang menyampaikan manfaat produk yang membujuk pelanggan membelinya (Kotler dan Armstrong, 2008). Menurut Tjiptono (2008), bentuk
promosi
dapat dibedakan
berdasarkan tugas-tugas khususnya, beberapa tugas tersebut sering disebut
bauran
promosi
(promotion
mix,
promotion
blend,
communication mix) adalah: Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentukpemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi khalayak ramai dalam satu waktu. Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat di atur untuk merangsang
pembelian
produk
dengan
segera
dan/atau
meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Public
relation
komunikasi
(hubungan
menyeluruh
masyarakat) dari
suatu
merupakan
upaya
perusahaan
untuk
mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.
d) Distribution/Place adalah kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran (Kotler dan Armstrong, 2008). Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat dan saat dibutuhkan) (Tjiptono, 2008).
2.4. Pemasaran Jasa Kotler (2002) mengemukakan jasa merupakan suatu tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud fisik dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Jasa memiliki empat karakteristik utama yang membedakan dengan barang, yaitu : 1. Intangibility, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, didengar, dan diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. 2. Inseparability, artinya jasa umumnya dijual terlebih dulu kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. 3. Variability, artinya jasa bersifat sangat variatif karena merupakan nonstandardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis. 4. Perishability, artinya jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Menurut Lovelock and Wright (2007), jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya, walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi. Adapun perbedaan dasar ab\ntara barang dan jasa ialah sebagai berikut : 1. Pelanggan tidak memperoleh kepemilikan atas jasa, 2. Produk jasa bersifat tidak terwujud, 3. Pelanggan lebih terlibat dalam proses produksi, 4. Orang lain dapat menjadi bagian dari produk, 5. Adanya keragaman yang lebih besar dalam input dan output operasional, 6. Banyak jasa sulit dievaluasi oleh pelanggan,
7. Umumnya tidak mempunyai persediaan, 8. Faktor waktu lebih relatif penting, 9. Sistem pemberian dapat menggunakan saluran fisik maupun elektronik. Industri jasa saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan tumbuh dengan pesat. Pertumbuhan tersebut selain karena pertumbuhan jenis jasa yang sudah ada sebelumnya, juga disebabkan oleh munculnya jenis jasa baru, sebagai akibat dari tuntutan dan perkembangan teknologi. Dipandang dari konteks globalisasi, pesatnya pertumbuhan bisnis jasa antar negara ditandai dengan meningkatnya intensitas pemasaran lintas negara serta terjadinya aliansi berbagai penyedia jasa di dunia. Perkembangan tersebut pada akhirnya mampu memberikan tekanan yang kuat terhadap perombakan regulasi, khususnya pengenduran proteksi dan pemanfaatan teknologi baru yang secara langsung akan berdampak pada menguatnya kompetisi dalam industri (Lovelock, 2007). Kondisi ini secara langsung menghadapkan para pelaku bisnis pada permasalahan persaingan usaha yang semakin tinggi. Mereka dituntut untuk mampu mengidentifikasikan bentuk persaingan yang akan dihadapi, menetapkan berbagai standar kinerjanya serta mengenali secara baik para pesaingnya. 2.5. Segmentation, Targeting, and Positioning Menurut David (2009), kekuatan dan kelemahan internal merupakan aktivitas terkontrol suatu organisasi yang mampu dijalankan dengan sangat baik atau buruk. Mereka muncul dalam manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan dan aktifitas sistem informasi manajemen suatu bisnis. Mengidentifikasi serta mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasional dalam wilayah-wilayah fungsional suatu bisnis merupakan sebuah aktivitas manajemen strategis yang esensial. 1. Segmentation
Segmentation adalah membagi pasar menjadi kelompok-kelompok kecil dengan kebutuhan, karakteristik atau perilaku yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran tersendiri (Kotler dan Armstrong, 2008). Sedangkan Tjiptono (2008), menyebutkan bahwa segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke
dalam beberapa segmen, di mana masing-masing segmennya cenderung bersifat homogen dalam segala aspek. Kotler dan Armstrong (2008), mengklasifikasikan segmentasi pasar berdasarkan empat variabel berikut: a.
Segmentasi Geografis adalah pembagian pasar menjadi unit geografis yang
berbeda seperti negara, negara bagian, wilayah, kabupaten, kota dan lingkungan sekitar. b.
Segmentasi Demografis adalah pembagian pasar menjadi kelompok berdasarkan
variabel seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi dan kebanggan. c.
Segmentasi Psikografis adalah pembagian pasar menjadi kelompok berbeda
berdasarkan kelas sosial, gaya hidup atau karakteristik kepribadian. d.
Segmentasi Perilaku adalah pembagian pasar menjadi kelompok berdasarkan
pengetahuan, sikap, penggunaan atau respons konsumen terhadap sebuah produk.
2. Targeting Targeting adalah proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen untuk dimasuki (Kotler dan Armstrong, 2008). Pada umumnya, penetapan target pasar bisa dilaksanakan pada beberapa tingkat yang berbeda, seperti yang dijelaskan di bawah ini: Pemasararan massal atau tanpa diferensiasi merupakan bentuk strategi cakupan pasar dimana perusahaan memutuskan untuk mengabaikan perbedaan segmen pasar dan mengejar keseluruhan pasar dengan satu tawaran. Pemasaran tersegmentasi atau terdiferensiasi merupakan strategi cakupan pasar dimana perusahaan memutuskan untuk menargetkan beberapa segmen pasar dan merancang penawaran terpisah bagi masing-masing segmen. Pemasaran terkonsentrasi atau ceruk merupakan strategi cakupan pasar dimana perusahaan mengejar pangsa besar salah satu atau beberapa segmen atau ceruk (niche). Pemasaran mikro merupakan praktek penghantaran produk dan program pemasaran khusus untuk kebutuhan dan keinginanindividual tertentu dan kelompok pelanggan setempat, termasuk pemasaran lokal dan pemasaran individual. 3. Positioning
Positioning adalah pengaturan produk untuk menduduki tempat yang jelas, berbeda dan diinginkan dibandingkan produk pesaing dalam pikiran konsumen sasaran
(Kotler
dan
Armstrong,
2008).
Sedangkan
Tjiptono
(2008),
mendefenisikan positioning sebagai upaya identifikasi, pengembangan dan komunikasi keunggulan yang bersifat khas dan unik sedemikian rupa sehingga produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus (disctinctive) dibandingkan produk dan jasa para pesaing dalam benak pasar sasaran. 2.6. Bank Jenis atau bentuk bank bermacam-macam, tergantung pada cara penggolongannya. Dendawijaya (2001) mengemukakan beberapa jenis bank dan penggolongannya. Berikut ini adalah penggolongan berdasarkan hal-hal sebagai berikut : 1.
Formalitas berdasarkan undang-undang. Berdasarkan Pasal 5 undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, terdapat dua jenis bank, diantaranya adalah bank umum dan bank perkreditan rakyat. Dengan catatan bahwa bank umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian lebih besar kepada kegiatan tertentu.
2.
Kepemilikannya. a. Bank milik Negara ( Badan Usaha Milik Negara atau BUMN) b. Bank milik pemerintah daerah ( Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD) c. Bank swasta nasional d. Bank swasta campuran ( nasional dan asing) e. Bank milik asing ( cabang atau perwakilan)
3.
Penekanan kegiatan usahanya. a. Bank retail (retail banks) b. Bank korporasi (corporate banks) c. Bank komersil (commercial banks) d. Bank pedesaan (rural banks) e. Bank pembangunan (development banks)
4.
Pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha.
a. Bank konvensional b. Bank berdasarkan prinsip syariah 2.7. Tabungan Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, Tabungan merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan oleh si penabung sewaktu-waktu pada saat dikehendaki dan menurut syarat-syarat
tertentu
yang
telah ditetapkan
oleh
bank
penyelenggara.
Penarikannya tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Syarat-syarat yang dimaksud antara lain adalah: 1.
Penarikan hanya dapat dilakukan dengan mendatangi kantor bank atau alat yang disediakan untuk keperluan tersebut dan tidak dapat dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro dan surat perintah pembayaran lainnya yang sejenis.
2.
Penarikan tidak boleh melebihi
jumlah tertentu sehingga
menyebabkan saldo tabungan lebih kecil dari saldo minimum, kecuali penabung tidak akan melanjutkan tabungannya. Selanjutnya ketentuan-ketentuan lainnya yang berlaku bagi bank-bank di dalam negeri antara lain adalah: Tabungan yang dijamin oleh Bank Indonesia pada saat sekarang terbatas pada tabungan jenis Tabanas dan Taska. Dalam
brosur
dikeluarkan
mengenai
oleh
penyelenggaraan
masing-masing
bank,
tabungan disarankan
yang untuk
dicantumkannya secara jelas ketentuan-ketentuan tentang masingmasing tabungan yang diselenggarakannya, termasuk Tabanas dan Taska. 2.7.1 Tabungan MEGA Perdana Tabungan Mega Perdana merupakan tabungan Tabungan untuk nasabah dibawah umur 23 tahun dengan desain karakter di buku tabungan dan ATM. Setiap pembukaan rekening nasabah berkah memperoleh hadiah berupa tas selempang Trans Studio atau potongan harga 50% tiket masuk Trans Studio. 4 4
[http://www.bankMEGA.com/produk/MEGAperdana.php]
2.8. Analisis SWOT Menurut Umar (2008), menyatakan bahwa matriks SWOT merupakan matching tools yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi bagi perusahaan, yaitu: 1. Strategi SO (Strengths-Opportunities) Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. Pada umunnya, perusahaan melaksanakan strategi WO, ST atau WT untuk menerapkan strategi SO. Oleh karena itu, jika perusahaan memiliki banyak kelemahan, mau tidak mau perusahaan harus mengatasi kelemahan tersebut agar menjadi kuat. Sedangkan, jika perusahaan menghadapi banyak ancaman, perusahaan harus berusaha menghindarinya dan berusaha berkonsentrasi pada peluang-peluang yang ada. 2. Strategi WO (Weakness-Opportunities) Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal. Kadang kala perusahaan menghadapi kesulitan untuk memanfaatkan berbagai peluang karena adanya berbagai kelemahan internal. 3. Strategi ST (Strengths-Threats) Melalui strategi ini, perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari berbagai ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti perusahaan yang tangguh harus selalu mendapatkan ancaman. 4. Strategi WT (Weakness-Threats) Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal sesungguhnya berada dalam posisi yang berbahaya. perusahaan harus berjuang untuk tetap dapat bertahan dengan melakukan strategi-strategi seperti merger, declared bankruptcy, retrench, atau liquidation.
2.9. Matriks Internal Factor Evaluation dan Eksternal Factor Evaluation (IFE dan EFE)
Perumusan strategi yang dilaukan perusahaan dapat menggunakan matrik IFE (Internal Evaluation Factor) dan EFE (Eksternal Evaluation Factor).Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor strategi internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuaatn dan kelemahan yang dianggap penting. Sedangkan matrik EFE digunakan untuk mengevaluasi factor eksternal perusahaan terkait dengan informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, politik, hukum, pemerintahan, teknologi dan persaingan dalam industry guna mengidentifikasi peluang dan ancaman perusahaan. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) merupakan alat perumusan strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dalam suatu usaha.Matriks ini juga memberikan dasar untuk mengenali dan mengevaluasi hubungan antara bidang-bidang ini.Sedangkan Matriks EFE (External Factor Evaluation) membuat perencanaan strategi dapat meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi dan persaingan (David, 2009).
2.10. Matriks IE
Matriks IE adalah gabungan dari matriks IFE dan EFE. Menurut David (2009), matriks IE merupakan matriks yang meringkas hasil evalusi faktor internal dan eksternal yang menempatkan perusahaan pada salah satu kondisi dari sembilan sel, dimana tiap-tiap sel merupakan kondisi atau langkah yang harus ditempuh perusahaan. Tujuan penggunaan matriks ini untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Matriks IE memiiki tiga implikasi strategi yang berbeda yaitu: Perusahaan yang berada pada sel I, II atau IV dapat digambarkan sebagai Grow dan Built. Srategi-strategi yang cocok bagi perusahaan adaah strategi intensif yaitu market penetration, market development dan product development atau strategi terintegrasi yaitu backward integration, forward integration dan horizontal integration.
Perusahaan yang berada pada sel-sel III, V dan VII paling baik dikendalikan dengan strategi Hold dan Maintain.Strategi-strategi yang umum dipakai yaitu strategi market penetration dan product penetration. Perusahaan yang berada pada sel VI, VIII dan IX dapat menggunakan strategi harvest atau divestiture. 2.11. Metode AHP Proses hirarki analitik dikembangkan oleh Thomas L Saaty pada tahun 1991. AHP membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing masing kriteria.Ketika dilakukan pengambilan keputusan dalam rancangan strategi sangatlah penting untuk mengevaluasi setiap kemungkinan alternatif dengan baik. Dalam beberapa situasi pengambilan keputusan strategi promosi seringkali dihadapkan dengan situasi dimana banyaknya faktor menjadi suatu kendala. Hal ini membuat keputusan tersebut sulit untuk diambil danmeningkatkan kebutuhan dilakukan pendekatan tertentu, yangmemungkinkan pengambil keputusan untuk memecahkan proses evaluasi tersebut dalam tingkatan faktor – faktor
yang
berbeda tetapi masih saling terkait. Metode AHP adalah kerangka kerja yang komprehensif, logis danterstruktur.
Metode
ini
memungkinkan
dilakukanya
pemahaman
akankeputusan yang kompleks dengan melakukan dekomposisi dari suatu masalah. Cara kerja AHP sangatlah sederhana, metode ini dimulai dengan menyatukansemua keputusan yang relevan dan kemudian dilakukan proses pembobotanuntuk memudahkan pengambil keputusan melihat tingkat kepentingan dari
masing
masing
kriteria
objektif.
Prosedur
ini
mengenalkan dan
menyatukanpengetahuanjuga keahlian para pasrtisipan dalam pengambilan keputusan denganmemanfaatkan penilaian subjektif.Tiga prinsip dasar dalam metode AHP ini,adalah pendekomposisian masalah dari pengambilan keputusan, penilaiankomparatif dari setiap unsur dan pensintesisan dari masing masing prioritas.
2.12. Penelitian Terdahulu Studi penelitian terdahulu merupakan studi yang pernah dilakukan sebelumnya. Studi penilaian terdahulu ini membantu dalam memberikan gambaran kepada calon peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis dan diharapkan dapat memberikan gambaran tentang alternative strategi pemasaran terhadap penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Fitriyanty
(2009) melakukan penelitian dengan skripsi yang berjudul
“Analisis Strategi Bauran Pemasaran Produk Giro di PT Bank OCBC NISP, Tbk Cabang Pajajaran Bogor”. Pada penelitiannya, penulis menggunakan beberapa alat analisis yang mendukung, yaitu matriks IFE, matriks EFE, tahap pencocokan dengan matriks SWOT dan tahap keputusan dengan AHP. Setelah mengetahui kondisi internal dan eksternal perusahaan maka didapatkan hasil matriks IFE dengan skor 2,845dan matriks EFE dengan total skor 2,770. Mengacu pda matriks IFE dan EFE maka disusunlah matriks IE untuk menentukan posisi perusahaan saat ini berada di kuadran IV (grow and build). Berdasarkan analisis SWOT dan AHP didapatkan 8 strategi. Syafitri (2010) menyajikan skripsi dengan judul “Strategi Pemasaran PT. BPRS Al Salaam Amal Salman Cabang Warung Jambu”.Penulis menggunakan alat analisis matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan QSPM. Matriks IFE menghasilkan skor 2,92. Hal ini menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan berada di atas nilai rata-rata 2,5, sedangkan matriks EFE menunjukkan nilai 2,76 yang menempatkan perusahaan diatas nilai rata-rata 2,5. Berdasarkan analisis matriks IE, posisi PT. BPRS Al Salaam Amal Salman Cabang Warung Jambu berada pada kuadran V yang berarti posisi pertahankan dan pelihara (hold and maintain). QSPM menghasilkan prioritas alternatif berupa strategi penetrasi pasar, yaitu meningkatkan kegiatan promosi. Kurniawati (2013) menyajikan jurnal dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran yang Efektif untuk Meningkatkan Jumlah Nasabah Tabungan Taharah pada BPRS PNM BINAMA Kantor Kas Tembalang ”. Pada jurnal dipaparkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan BPRS PNM Binama yaitu
menggunakan prinsip-prinsip pemasaran diantaranya adalah teknik, bauran pemasaran dan value. Untuk lebih meningkatkan strategi pemasaran selain menggunakan prinsip-prinsip pemasaran diatas sebaiknya dalam memasarkan produk-produk yang ada di BPRS PNM Binama sebaiknya tidak hanya menggunakan brosur saja, tetapi bisa dengan membuat baleho-baleho, memasang info tentang BPRS PNM Binama di surat kabar dan lainnya, dalam undian yang ada di produk tabungan taharah sebaiknya hadiahnya lebih ditingkatkan guna menarik para nasabah yang lainnya dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah sehingga membuat nasabah menjadi loyal terhadap BPRS PNM Binama.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Bank Mega, Tbk atau Bank Mega adalah perusahaan yang bergerak di bidang lembaga perbankan, dimana dalam menjalankan aktivitas usahanya serta untuk mengatasi persaingan yang semakin ketat maka perusahaan perlu menerapkan strategi pemasaran untuk menjalankan kegiatan pemasarannya. Tabungan Mega Perdana adalah salah satu produk tabungan yang dijual di Bank Mega cabang Djuanda Bogor. Permasalahan mendasar saat ini adalah belum efektifnya strategi pemasaran yang diterapkan sehingga target penjualan produk Tabungan Mega Perdana belum tercapai. Hal pertama yang harus dilakukan sebelum merumuskan atau menyusun formulasi strategi yaitu mengetahui visi, misi dan tujuan dari perusahaan yang akan diteliti. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal dan eksternal agar strategi yang akan diterapkan tepat bagi Bank Mega cabang Djuanda Bogor dalam mencapai tujuannya.
Dalam rangka menyusun strategi pemasaran yang tepat, maka dilakukan analisis lingkungan internal dan eksternal terhadap tabungan Mega Perdana pada PT Bank Mega cabang Djuanda Bogor. Lingkungan internal terdiri atas Segmentation, Targetting dan Positioning (STP) dan bauran pemasaran (produk, tempat dan waktu, proses, produktivitas dan kualitas, orang, promosi dan edukasi, bukti fisik serta harga dan biaya jasa lainnya). Lingkungan eksternal terdiri atas lingkungan mikro (perusahaan, pelanggan, pesaing dan masyarakat) dan lingkungan makro (demografis, ekonomi, alam, teknologi, politik, dan budaya). Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) digunakan untuk mengetahui faktor-faktor kekuatan dan kelemahan, sedangkan matriks External Factor Evaluation (EFE) digunakan untuk mengetahui faktor-faktor peluang dan ancaman. Setelah mengetahui faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari hasil matriks IFE dan EFE, hal yang dilakukan selanjutnya adalah mengetahui secara jelas peluang dan ancaman yang dihadapi disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan menggunakan matriks Strenghts Weaknesses Opportunities Threats (SWOT). Berdasarkan hasil analisis dengan
matriks SWOT, tahap selanjutnya adalah menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan pada Tabungan Mega Perdana. Penggunaan alat analisis AHP adalah dikarenakan cara kerja AHP yang sederhana, dimana metode dimulai dengan menyatukan pengetahuan juga keahlian partisipan dalam pengambilan keputusan dengan memanfaatkan penilaian subjektif. Strategi pemasaran merupakan kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang terdiri dari: produk tabungan, suku bunga, promosi serta lokasi yang digunakan oleh perusahaan dengan tujuan untuk mempengaruhi tanggapan nasabah untuk menabung pada Bank Mega. Dimana aspek produk berkaitan dengan segala produk-produk tabungan yang ditawarkan oleh perusahaan, harga atau suku bunga merupakan reference bagi bank untuk menetapkan besar tingkat suku bunga. Aspek promosi dilakukan untuk memperkenal produk-produk yang ditawarkan oleh bank. Lokasi menyangkut kemudahan bagi nasabah untuk melakukan transaksi diBank Mega. Strategi pemasaran salah satu komponen yang penting dari strategi promosi suatu perusahaan. Promosi mengarahkan seseorang untuk mengenal produk yang ditawarkan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin dan membeli yang akhirnya dapat meningkatkan penjualan. Pemasaran yang dilakukan perusahaan, diharapkan akan menarik perhatian konsumen yang kemudian mempengaruhinya untuk membeli produk yang ditawarkan. Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mempelajari visidanmisi perusahaan. Visi dari PT Bank Mega. Tbk adalah; Menjadi Kebanggaan Bangsa. Visi PT Bank Mega dapat diartikan sebagai bank swasta nasional yang dapat diandalkan dan dipercaya oleh seluruh bangsa Indonesia. Keseluruhan modalnya dimiliki oleh bangsa Indonesia, dan bank ini dapat bertahan sejak tahun 1969. Untuk mencapai visi dari perusahaan, di perlukan sebuah misi. Misi dari PT Bank Mega adalah: Menciptakan hubungan yang berkesinambungan dengan nasabah melalui pelayanan jasa keuangan dan kemampuan kinerja organisasi terbaik untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham. Berdasarkan visi dan misi PT Bank Mega ini dapat diketahui tujuan awal diluncurkannya produk
Tabungan
Mega
Perdana,
sehingga kita dapat
mengidentifikasi strategi awal yang diterapkan perusahaan. Strategi awal yang diterapkan oleh perusahaan tentunya harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai perusahaan. Strategi awal yang diterapkan perusahaan juga termasuk strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, tempat dan waktu, proses, orang, produktivitas dan kualitas, promosi dan edukasi, bukti fisik, dan harga. Setelah itu melakukan analisis lingkungan perusahaan yang dapat mempengaruhi keputusan perusahaan tersebut. Analisis lingkungan ini terbagi dalam analisis lingkungan eksternal perusahan dan analisis lingkungan internal perusahaan.
Analisis
lingkungan
eksternal
perusahaan
bertujuan
untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan. Analisis ini disajikan dalam matriks IFE. Setelah itu kedua matriks tersebut akan saling terintegrasi membentuk matriks IE (Internal-External). Tujuan dari matriks IE ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis yang lebih rinci dan terarah sehingga pada tahap ini, perusahaan diharapkan dapat menentukan bisnis apa yang perlu dikembangkan, bisnis apa yang perlu dipertahankan serta bisnis apa yang sebaiknya dilepaskan oleh perusahaan. Selain itu, matriks IE ini membantu analisis menuju tahapan berikutnya, yaitu analisis SWOT. Melalui analisis SWOT ini, akan mengetahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Hasil akhir dari analisis SWOT ini adalah alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk memaksimalkan bauran pemasaran usahanya. Setelah mencocokan matriks IE dan SWOT, maka tahap selanjutnya adalah tahap pengambilan keputusan dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan oleh Bank Mega dalam melakukan startegi pemasaran terhadap produk Tabungan MEGA Perdana. Gambaran umum mengenai kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.
VisidanMisiBank Mega
Bauran pemasaran yang telah diterapkan diBank Mega
Analisis bauran pemasaran
Product
Price
Promotion
Place
People
Process
Productivity & Quality
Physical Evidence
Analisis Lingkungan Bank Mega
Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis Lingkungan Internal
Input MatriksIFE&EFE
CocokanMatriks IE & SWOT
Pengambilan Keputusan dengan Metode AHP
Rekomendasi
Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian 3.2. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan di PT Bank Mega Tbk., CabangBogor Djuanda yang beralamat di Jalan Djuanda No. 38 - 40 Bogor. Pemilihan lokasi yang dilakukan dengan cara sengaja (purposive), dengan pertimbangan karena Bank Mega merupakan salah satu bank lokal yang cukup dikenal oleh masyarakat dengan posisi saat ini sebagai bank terbaik urutan 14 tahun 2013 berdasarkan
majalah Investor. Pengambilan data penelitian
dilaksanakan dari bulan Juli sampai Desember 2013.
3.3. Jenis dan Sumber Data Data yang dihasilkan daripenelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif, yang didapatkan dari perusahaan (internal), maupun luar perusahaan (eksternal). Data kualitatif berupa jumlah nasabah.Data kualitatif berupa gambaran umum perusahaan. Data yang didapatkan ini berbentuk data primer atau data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan pihak terkait melalui kuisioner. Sedangkan data sekunder sebagai data pelengkap berbentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya. Daftar pertanyaan wawancara dapat dilihat pada Lampiran 1 dan kuisioner penentuan bobot, peringkat serta AHP disajikan pada Lampiran 2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang didapatkan dari perusahaan (internal), maupun luar perusahaan (eksternal). 1. Data Primer Data primer merupakan data atau informasi yang dikumpulkan untuk tujuan tertentu yang sedang dihadapi. Data ini diperoleh dari sumber pertama melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang dapat berupa wawancara (interview), observasi, maupun penggunaan instrumen pengukuran yang khusus dirancang sesuai tujuannya. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung secara purposive dengan Branch Business Manager, Team Leader Marketing , Funding Officer serta observasi langsung dengan menyebar kuisioner. Sampel yang digunakan pada penelitian ini bersifat non probability sampling, yaitu pengambilan sampel secara tidak acak melalui teknik purposive sampling yaitu penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan tujuan tertentu dari peneliti. Pihak yang menjadi tujuan peneliti adalah Branch Business Manager, Team Leader Funding dan 2 orang Funding Officer. Pemilihan responden dilakukan dengan alasan pengalaman dari responden tersebut yang sudah lebih dari lima tahun bekerja di Bank Mega cabang Djuanda Bogor serta dianggap mewakili karena berada pada posisi penentu kebijakan strategi perusahaan dan berhubungan langsung dengan nasabah dan para pesaing.
Dalam hubunganya dengan analisis SWOT dan AHP, dimana prosedur penelitian adalah mengenalkan dan menyatukan pengetahuan juga keahlian parapartisipan dalam pengambilan keputusan dengan memanfaatkan penilaian subjektif maka pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut: a. Wawancara langsung dan pengisian kuisioner oleh Branch Business Manager, Team Leader Funding dan Funding Officer pada Bank Mega cabang Djuanda Bogor. Ketiga pihak yang disebutkan dijadikan sebagai responden dikarenakan ketiga pihak tersebut adalah dianggap sebagai ahli dari penjualan produk di Bank Mega cabang Djuanda Bogor. Melalui wawancara diajukan pertanyaan tentang gambaran umum perusahaan, visi dan misi, tujuan promosi, serta pelaksanaan promosi terhadap produk Tabungan Mega Perdana. b. Literatur atau data terkait yang dimilikiperusahaan c. Media internet melaluiberbagaisumber yang berkaitandengan topik penelitian. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan kumpulan data yang berisikan informasi yang telah ada dan sebelumnya telah dikumpulkan untuk tujuan yang lain. Data ini biasanya berupa data dokumentasi, arsip-arsip, studi pustaka, buku-buku, artikel dari media cetak maupun internet, dan lain sebagainya. Pencarian data sekunder ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan teori-teori yang berhubungan dan mendukung permasalahan yang dibahas, sehingga peneliti dapat memahami permasalahan secara lebih mendalam. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari studi pustaka, bukubuku, internet, skripsi-skripsi terdahulu yang berada diperpustakaan IPB. 3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data 3.4.1. Matriks IFE Menurut David (2009), matriks IFE (Tabel 3) digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan maupun kelemahan utama dalam area fungsional bisnis dan juga memberikan dasar untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Tabel 3. Matriks IFE Faktor-faktor Internal Utama A. Kekuatan Dst B. Kelemahan Dst Total Sumber: David (2009)
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
3–4
1–2
3.4.2. Matriks EFE Menurut David (2009), matriks EFE (Tabel 4) memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi lingkungan mikro dan makro. Tabel 4. Matriks EFE Faktor-faktor Eksternal Utama A. Peluang Dst B. Ancaman Dst Total Sumber: David (2009)
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
1–4
1–4
3.4.3. Matriks IE Matriks IE adalah gabungan dari matriks IFE dan EFE. Menurut David (2009), matriks IE merupakan matriks yang meringkas hasil evalusi faktor internal dan eksternal yang menempatkan perusahaan pada salah satu kondisi dari sembilan sel, dimana tiap-tiap sel merupakan kondisi atau langkah yang harus ditempuh perusahaan. Tujuan penggunaan matriks ini adalah untuk memperoleh strategi
bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Matriks IE memiiki tiga implikasi strategi yang berbeda yaitu : 1. Perusahaan yang berada pada sel I, II atau IV dapat digambarkan sebagai Grow dan Built. Strategi-strategi yang cocok bagi perusahaan adaah strategi intensif yaitu market penetration, market development dan product development. Atau strategi terintegrasi yaitu backward integration, forward integration dan horizontal integration. 2. Perusahaan yang berada pada sel-sel III, V dan VII paling baik dikendalikan dengan strategi Hold dan Maintain. Strategi-strategi yang umum dipakai yaitu strategi market penetration dan product penetration. 3. Perusahaan yang berada pada sel VI, VIII dan IX dapat menggunakan strategi harvest atau divestiture. 3.4.4. SWOT Menurut Rangkuti (1997), matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Bentuk matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Matriks SWOT Internal Eksternal Opportunities (O) Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal
Threats (T) Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal
Strenghts (S) Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Weaknesess (W) Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber: Rangkuti (1997)
Menurut Rangkuti (1997), matriks SWOT dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis, yaitu: 1. Strategi StrenghtsOpportunities (SO) Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2. Strategi Weaknesses Opportunities (WO) Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 3. Strategi StrenghtsThreats (ST) Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. 4. Strategi WeaknessesThreats (WT) Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat difensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. 3.7. MetodeAHP (Analytical Hierary Process) Menurut Saaty (2001) Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu model luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok
untuk
membangun
gagasan-gagasan
dan
mendefinisikan
persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan menggunakan metode AHP antara lain: 1. Kesatuan AHP memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan yang tidak berstruktur. 2. Kompleksitas AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks. 3. Saling Ketergantungan
AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam sustu sistem dan tak memaksakan pemikiran linear. 4. Penyusunan Hierarki AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat. 5. Pengukuran AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan tanwujud suatu metode untuk menetapkan prioritas. 6. Konsistensi AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas. 7. Sintesis AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif. 8. Tawar Menawar AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka. 9. Penilaian dan Konsensus AHP tak memaksakan konsensus, tetapi mensintesis suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda. 10. Pengulangan Proses AHP memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu permasalahan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui pengulangan. Menurut Saaty (2001), terdapat tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit, yaitu:(1) Prinsip menyusun hierarki, (2) Prinsip menetapkan prioritas dan (3) Prinsip konsistensi logis. 1. Prinsip Menyusun Hierarki Manusia mempunyai kemampuan untuk mempersepsi benda dan gagasan, mengidentifikasinya, dan mengkomunikasikan apa yang mereka amati.
Untuk memperoleh pengetahuan terinci, pikiran kita menyusun realitas yang kompleks ke dalam bagian yang menjadi elemen pokoknya, dan kemudian bagian ini ke dalam bagian-bagiannya lagi, dan seterusnya secara hierarkis. Jumlah bagian-bagian ini biasanya berkisar antara lima sampai sembilan. 2. Prinsip Menetapkan Prioritas Manusia juga mempunyai kemampuan untuk mempersepsikan hubungan antara hal-hal yang mereka pahami, membandingkan sepasang benda atau hal yang serupa berdasarkan kriteria tertentu, dan membedakan kedua anggota pasangan itu dengan menimbang intensitas preferensi mereka terhadap hal yang satu dibandingkan dengan hal lainnya. Lalu mereka mensintesis penilaian mereka melalui imajinasi, atau dalam hal menggunakan AHP, melalui suatu proses logis yang baru dan memperoleh pengertian yang lebih baik tetang keseluruhan sistem. 3. Prinsip Konsistensi Logis Manusia mempunyai kemampuan untuk menetapkan relasi antar obyek atau antar pemikiran sedemikian sehingga koheren, yaitu obyek-obyek atau pemikiran itu saling terkait dengan baik dan kaitan mereka menunjukkan konsistensi. Konsistensi berarti dua hal, pertama bahwa pemikiran atau obyek yang serupa dikelompokkan menurut homogenitas dan relevansinya. Kedua adalah bahwa intensitas relasi antar gagasan atau antar obyek yang didasarkan pada suatu krieria tertentu, saling membenarkan secara logis. Menurut Saaty (2001), pengkajian AHP dimulai dengan menata elemen suatu persoalan dalam bentuk hierarki, kemudiaan dilanjutkan dengan membuat pemandingan berpasang antar elemen dan suatu tingkat sesuai dengan yang diperlukan oleh kriteria-kriteria yang berada setingkat lebih tinggi. Berbagai pembandingan ini menghasilkan prioritas, dan akhirnya, melalui sintesis, menghasilkan prioritas menyeluruh. Kita mengukur konsistensi dan menangani interdependensi. Semua langkah dasar dari proses ini dapat diringkaskan menjadi suatu ikhtisar yang singkat. Dalam arti yang luas, proses ini stabil, meskipun beberapa langkah tertentu
mungkin memperoleh penekanan istimewa dalam berbagai persoalan khusus. Sebagaimana dicatat dibawah ini, biasanya diperlukan pengulangan. 1. Definisikan persoalan dan rinci pemecahan yang diinginkan. 2. Struktur hierarki dari sudut pandang manajerial menyeluruh (dari tingkattingkat puncak sampai ke tingkat dimana dimungkinkan campur tangan untuk memecahkan persoalan itu). 3. Buatlah sebuah matriks banding berpasang untuk kontribusi atau pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh yang berada setingkat di atasnya. Dalam matriks ini, pasangan-pasangan elemen dibandingkan berkenaan dengan suatu kriteria di tingkat lebih tinggi. Dalam membandingkan dua elemen, kebanyakan orang lebih suka memberi suatu pertimbangan yang menunjukkan dominasi sebagai suatu bilangan bulat. Matriks ini memiliki satu tempat untuk memasukkan bilangan itu dan satu tempat lain untuk memasukkan nilai resiprokalnya. 4. Dapatkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan perangkat matriks di langkah 3. Jika ada banyak orang yang ikut serta, tugas setiap orang dapat dibuat sederhana dengan mengalokasikan upaya secara tepat. Pertimbangan ganda dapat disintesis dengan memakai ratarata geometriknya. 5. Setelah mengumpulkan semua data banding berpasang itu dan memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta entri bilangan 1 sepanjang diagonal utama, prioritas dicari dan konsistensi diuji. 6. Laksanakan langkah 3, 4, dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hierarki itu. 7. Gunakan komposisi secara hierarkis (sintesis) untuk membobotkan vektorvektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria, dan jumlahkan semua entri prioritas terbobot yang bersangkutan dengan entri prioritas dan tingkat bawah berikutnya, dan seterusnya. Hasilnya adalah vektor prioritas menyeluruh untuk tingkat hierarki paling bawah. Jika hasilnya ada beberapa buah, boleh diambil nilai rata-rata aritmetiknya. 8. Evaluasi konsistensi untuk seluruh hierarki dengan mengalikan setiap indeks
konsisitensi
dengan
prioritas
kriteria
bersangkutan
dan
menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang sama, setiap indeks konsistensi acak juga dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Rasio konsistesi hierarki harus 10% atau kurang. Jika tidak, mutu informasi itu harus diperbaiki, barangkali dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika membuat pembandingan berpasang. Jika tindakan ini gagal memperbaiki konsistensi, ada kemungkinan persoalan ini tak terstruktur secara tepat, yaitu elemen-elemen sejenis tidak dikelompokkan di bawah suatu kriteria yang bermakna. Maka kita perlu balik ke langkah 2, meskipun mungkin hanya bagian-bagian persoalan dan hierarki itu yang perlu diperbaiki. Menurut Saaty (2001), langkah pertama dalam menetapkan prioritas elemen-elemen dalam suatu persoalan keputusan adalah dengan membuat pembandingan berpasangan, yaitu elemen dibandingkan berpasangan terhadap suatu kriteria yang ditentukan. Untuk pembandingan berpasangan ini, matriks merupakan bentuk yang lebih disukai. Matriks merupakan alat yang sederhana, biasa dipakai dan memberi kerangka untuk menguji konsistensi, memperoleh informasi tambahan dengan cara membuat segala perbandingan
yang
mungkin
dan
menganalisis
kepekaan prioritas
menyeluruh terhadap perubahan dalam pertimbangan. Tabel 6. Nilai skala banding berpasangan (Saaty 2001) Intensitas Pentingnya 1 3
5
7
9 2,4,6,8 Kebalikan
Definisi Kedua elemen sama pentingnya
Penjelasan
Dua elemen menyumbang sama besar pada sifat itu Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada Pengalaman dan pertimbangan sedikit elemen lainnya menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya Elemen yang satu sangat penting dari pada elemen Pengalaman dan pertimbangkan dengan kuat lainnya menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya Satu elemen jelas lebih penting dari pada elemen Bukti yang menyokong elemen yang satu yang lainnya atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan yang tertinggi yang mungkin menguatkan Satu elemen mutlak lebih penting dari pada elemen Bukti yang menyokong elemen yang satu yang lainnya atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan yang tertinggi yang mungkin menguatkan Nilai-nilai di antara dua pertimbangkan yang Kompromi diperhatikan diantara dua berdekatan pertimbangkan Jika untuk aktivitas i mendapatkan satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i
Penyelesaian dengan Persamaan Matematik Menurut Marimin dan Maghfiroh (2010), terdapat tiga langkah untuk menentukan besarnya bobot yang dimulai dari kasus khusus yang sederhana sampai dengan kasus-kasus umum, seperti langkah dibawah ini: 1. Langkah 1: wi/wj = αij (i, j = 1, 2, ... , n) … (1) wi
= bobot input dalam baris
wj
= bobot input dalam lajur
2. Langkah 2: wi
= αij wj (i ,j = 1,2, …, n) … (2)
untuk kasus-kasus umum mempunyai bentuk: (i = 1, 2,..., n) … (3)
wi
=
wi
= rataan dari αi1 w1,..., αinwn
3. Langkah 3: Bila perkiraan αij baik akan cenderung untuk dekat dengan nisbah wi + wj, jika n juga berubah maka diubah menjadi λmax sehingga diperoleh: (i,j = 1, 2,..., n) … (4)
Pengolahan Horizontal Menurut Marimin dan Maghfiroh (2010), pengolahan horizontal dimaksudkan untuk menyusun prioritas elemen keputusan setiap tingkat hierarki keputusan. Tahapannya menurut Saaty (2001) adalah sebagai berikut: 1. Perkalian baris (z) dengan rumus: Z1
=
… (5)
2. Perhitungan vektor prioritas atau vektor eigen: … (6)
eVPi = adalah elemen vektor prioritas ke-i 3. Perhitungan nilai eigen maksimum: VA = αijx VP dengan VA = (Vαi) VB = VA/VP dengan VB = (Vbi) … (7)
Eigen maks =
VA = VB = vektor antara Vbi untuk i = 1,2,..., n 4. Perhitungan indeks konsistensi: … (8) Untuk mengetahui apakah C1 dengan besaran tertentu cukup baik atau tidak, perlu diketahui rasio yang dianggap baik, yaitu apabila CR ≤ 0.1, rumus CR adalah: … (9)
CR =
Nilai R1 merupakan nilai random indeks yang dikeluarkan oleh Oarkridge Laboratory yang terdapat dalam Tabel
N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
R1
0.00
0.00
0.58
0.90
1.12
1.24
1.32
1.41
1.45
1.48
1.49
1.51
1.56
Gambar 6. Nilai R1
Pengolahan Vertikal Menurut Saaty (2001), pengolahan
ini digunakan untuk menyusun
prioritas setiap elemen dalam hierarki terhadap sasaran utama. Jika NPpq didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q terhadap sasaran utama, maka: NPpq
=
Untuk p
= 1,2,…r
T
= 1,2,…s
Dimana :
(10)
NPpq
= prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q terhadap sasaran utama
NPHpq
= nilai prioritas elemen ke-p pada tingkat ke-q
NPTt
= nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat q-
StrategiPemasaran Tab MEGA Perdana
Fokus Promo Hadiah
Saldo Minimal
Biaya Admin
Suku Bunga
Faktor
Aktor Branch Bussiness Manager
Team Leader Funding
Funding Officer
Meningkatkan Daya Saing
Memperthnkan Loyalitas Nasabah
Tujuan Meningkatkan Penjualan
Alternatif strategi
S1
S2
S3
S4
S5
S6
Gambar 7. Struktur hierarki
S7
S8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Bank Mega Berawal dari sebuah usaha milik keluarga bernama PT. Bank Karman yang didirikan pada tahun 1969 dan berkedudukan di Surabaya, selanjutnya pada tahun 1992 berubah nama menjadi PT. Bank Mega dan melakukan relokasi Kantor Pusat ke Jakarta. Untuk lebih meningkatkan citra PT. Mega Bank, pada bulan Juni 1997 melakukan perubahan logo dengan tujuan bahwa sebagai lembaga keuangan kepercayaan masyarakat, akan lebih mudah dikenal melalui logo perusahaan yang baru tersebut. Tahun 2000 dilakukan perubahan nama dari PT. Mega Bank menjadi PT. Bank Mega. Dalam rangka memperkuat struktur permodalan maka pada tahun yang sama PT. Bank Mega melaksanakan Initial Public Offering dengan menawarkan saham kepada masyarakat, sehingga sebagian saham PT. Bank Mega dimiliki oleh publik dan berubah namanya menjadi PT. Bank Mega, Tbk. PT. Bank Mega, Tbk. dengan semboyan "MEGA Tujuan Anda" tumbuh dengan pesat dan terkendali serta menjadi lembaga keuangan ternama yang mampu disejajarkan dengan bank-bank terkemuka di Asia Pasifik dan telah mendapatkan berbagai penghargaan dan prestasi baik di tingkat nasional, regional maupun internasional. Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang disandangnya, PT. Bank Mega, Tbk. berpegang pada azas profesionalisme, keterbukaan dan kehati-hatian dengan struktur permodalan yang kuat serta produk dan fasilitas perbankan terkini. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pihak Human Resources Bank Mega cabang Djuanda Bogor, sampai dengan tahun 2013 PT. Bank Mega, Tbk. memiliki 316 jaringan kerja yang terdiri kantor cabang, kantor cabangpembantu dan kantor kas yang tersebar hampir di seluruh kota besar di Indonesia, serta Priority Banking. 4.1.2 Visi dan Misi Bank Mega Visi dan misi perusahaan merupakan landasan perusahaan untuk menjalankan usahanya. Visi Bank Mega dalam menjalankan usahanya adalah menjadi kebanggaan bangsa. Misi yang dilakukan Bank Mega untuk mencapai
visi perusahaan adalah menciptakan hubungan yang berkesinambungan dengan nasabah melalui pelayanan jasa keuangan dan kemampuan kinerja organisasi terbaik untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham. 4.1.3 Struktur Organisasi Divisi Funding Bank Mega cabang Djuanda Bogor Setiap perusahaan memerlukan adanya struktur organisasi dengan tujuan untuk memberikan kejelasan siapa saja yang terdapat di dalam suatu bagian dan beserta rincian pekerjaannya sehingga tujuan perusahaan atas efisiensi dan efektifitas pekerjaan dapat tercapai untuk memenuhi laba perusahaan. Berdasarkan data dari Human Resources Bank Mega cabang Djuanda Bogor, Struktur organisasi Divisi Funding yang diterapkan di Bank Mega cabang Djuanda Bogor dapat dilihat pada Gambar 8. Branch Business Manager
Team Leader Funding
Funding Officer
Funding Officer
Funding Officer
Gambar 8. Struktur organisasi Divisi Funding Bank Mega cabang Djuanda Bogor. Human Resources Bank Mega cabang Djuanda Bogor (2013) Tabel 7. Job description Bank Mega KC Bogor Djuanda Divisi Funding. No Jabatan 1 Branch Business Manager
2
Team Leader Funding
Job Description 1. Mengembangkan, mengkoordinir dan memonitor seluruh kegiatan pemasaran yang ada di capem agar seluruh kegiatan marketing credit dan target sesuai dengan policy yang telah ditetapkan oleh pimpinan cabang
2. Mengoptimal seluruh sumber daya manusia yang ada dibawah koordinasinya secara profesional, sehingga point butir 1 dan kepuasan pelanggan tercapai. 1. 1. Mengembangkan, mengkoordinir dan memonitor seluruh kegiatan pemasaran yang ada di cabangagar seluruh kegiatan marketing ( Funding) dan target sesuai dengan policy yang telah ditetapkan oleh pimpinan cabang 2. 2. Mengoptimal seluruh sumber daya manusia yang ada dibawah koordinasinya secara profesional, sehingga point butir 1 dan kepuasan pelanggan tercapai.
3
Melaksanakan seluruh kegiatan pemasaran yang ada di capem agar seluruh kegiatan marketing (funding & lending) dan target sesuai dengan policy yang telah ditetapkan oleh pimpinan capem dan mengoptimalkan kegiatan pemberian pelayanan nasabah sesuai dengan kebijakan manajemen untuk mencapai kepuasan nasabah
Funding Officer
Sumber: Human Resources Bank Mega cabang Djuanda Bogor (2013) Berdasarkan struktur organisasi yang terdapat di Divisi Funding Bank Mega cabang Djuanda Bogor, maka tugas dan wewenang setiap jabatan yang dijalankan adalah: 1.
Branch Business Manager Branch Business Manager sebagai pemimpin dalam menjalankan bisnis funding secara keseluruhan memiliki tugas dan wewenang untuk memajukan kelangsungan pencapaian target
cabang,
menetapkan target kepada Team Leader Funding, membuat kebijakan yang berlaku bagi Team Leader Funding dan Funding Officer, berhak menerima laporan pertanggung jawaban dari Team Leader Funding, menetapkan pemberian bunga khusus special rate dan membuat keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan aktifitas bisnis funding. 2.
Team Leader Funding Team Leader Funding bertugas untuk memberikan laporan pertanggung
jawaban
kepada
Branch
Business
Manager,
mengkoordisaikan pencapaian target per individu Funding Officer agar pencapaian target penjualan tabungan dapat berjalan dengan baik, mengevaluasi kinerja Funding Officer. 3.
Funding Officer Funding Officer bertugas melakukan penjualan produk tabungan, melakukan promosi melalaui kegiatan cold calling, visit nasabah, dan canvassing. Melakukan pelaporan pencapaian target juga merupakan tanggung jawab utama dari Funding Officer termasuk juga penanganan keluhan dari nasabah.
4.1.3 Produk Bank Mega Bank Mega merupakan bank lokal yang
mempunyai misi untuk
menciptakan hubungan baik yang berkesinambungan dengan nasabah melalui pelayanan jasa keuangan dan kemampuan kinerja organisasi terbaik untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham. Produk-produk dan jasa yang ditawarkan Bank Mega ditampilkan pada Tabel 8. Tabel 8. Produk dana, jasa, dan layanan Bank Mega Produk Dana Mega Dana Mega Maxi Mega Perdana Mega Berbagi Mega Rencana Mega Depo Mega Ultima Mega Absolut Mega Giro Mega Valas Mega Tabunganku Mega Payroll
Produk Pinjaman Mega Guna Mea Oto Mega Griya Mega Reno Mega Medika Mega Refund Mega Modal Kerja Mega Investasi Mega Sindikasi Mega PRK
Jasa Layanan Mega Kartu Kredit Mega Pass Mega ATM Mega Internet Banking Mega Call Mega Autopay Mega Kliring Mega Inkaso Mega SDB Mega Remmitance Mega First
Sumber: Human Resources Bank Mega cabang Djuanda Bogor (2013) 4.2. Strategi Pemasaran Tabungan Mega Perdana Suatu perusahaan dalam memasarkan produknya perlu menyusun rencana atau strategi pemasaran guna mengembangkan suatu produk dan meningkatkan jumlah konsumen. Dalam rangka meningkatkan jumlah Number of Accountdan Volume Tabungan di Bank Mega, dengan menjadikan sasaran
pada segmen
nasabah anak-anak atau nasabah perorangan berusia muda dan memanfaatkan momentum pembangunan Trans Studio di beberapa lokasi di Indonesia, maka Bank Mega meluncurkan produk Tabungan Mega Perdana untuk dipasasrkan efektif per tanggal 11 Juni 2011. 4.3. Lingkungan Internal 4.3.1.Pemasaran Pemasaran yang dilakukan oleh oleh Bank Mega cabang Djuanda Bogor dalam melakukan pemasaran tabungan Mega Perdana akan dibahas
melalui STP (Segmentation, Targeting, Positioning). Selain STP, pemasaran dari tabungan Mega Perdana juga akan dibahas melalui bauran pemasaran yang diterapkan dalam penjualan tabungan Mega Perdana. Segmentasi dari tabungan Mega Perdana adalah
kalangan muda
yang terdapat di masyarakat . Berdasarkan segmentasi yang dilakukan, maka target pasar yang diambil oleh Bank Mega adalah nasabah anak-anak atau nasabah perorangan berusia muda dibawah 23 tahun. Sesuai dengan slogan Bank Mega yaitu ”Mega Tujuan Anda” Bank Mega cabang Bogor Djuanda memposisikan diri sebagai bank yang selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah melalui kemudahan dalam proses pembukaan rekening, administrasi, transaksi, dan standar fasilitas yang dapat memiliki keunggulan untuk bersaing dengan bank lain. 1. Bauran Pemasaran Kelancaran kegiatan pemasaran tabungan Mega Perdana didukung oleh beberapa faktor – faktor, diantaranya adalah sebagai berikut: A. Produk Produk Mega Perdana adalah Tabungan khusus untuk anak-anak yang penarikannnya dapat dilakukan setiap saat dengan mempergunakan kartu ATM, buku tabungan atau dengan cara pemindahbukuan. Produk ini mempunyai fasilitas pemindahbukuan otomatis dari rekening orang tua ke rekening anak. Pada fasilitas ini nasabah diberikan kebebasan untuk memilih tanggal dan nominal yang akan di transfer. B. Strategi Harga. Harga dari tabungan Mega Perdana dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Perbandingan tabungan Mega Perdana dengan produk sejenis Bank Lain Nama Produk Jenis Setoran Awal Saldo Minimal Bunga Biaya Admin/ Bulan Biaya tutup Rekening Biaya Doormant Biaya Re-Issue Kartu Biaya Penarikan di counter
Mega Perdana IDR 100.000 100.000 1% untuk saldo >1,000,000.00 5.000 100.000 N/A 25.000 2.500
BII Superkidz IDR 100.000 100.000 1% untuk saldo >1,000,000.00 0 100.000 N/A 25.000 2.500
CIMBJunior IDR 100.000 50.000 1% untuk saldo >1,000,000.00 0 50.000 N/A 0 0
Dibandingan dengan produk BII SuperkKidz dari BII Maybank dan CIMB Junior dari CIMB Niaga, Tabungan Mega Perdana memiliki kesamaan dari sisi setoran awal, BII SuperKidz dan CIMB Junior mensyaratkan setoran awal sebesar Rp. 100.000. Namun dari sisi biaya adminstrasi dibandingkan dengan BII Super Kidz dan CIMB Junior, tabungan Mega Perdana tidak lebih unggul, dikarenakan saldo minmal yang hanya Rp. 50.000, biaya admin dan biaya re issue ATM serta penarikan di counter, CIMB Junior tidak membebankan nasabahnya dengan biaya- biaya tersebut. Demikian pula dengan BII Maybank yang tidak membebankan nasabahnya dngan biaya administrasi. Hal ini harus di cermati lebih dalam oleh Bank Mega. Strategi harga sangat mempengaruhi minat calon nasabah yang akan berpengaruh langsung terhadap penjualan yang mengakibatkan tercapai atau tidaknya target penjualan. C. Promosi. Promosi merupakan komponen yang digunakan untuk memberitahukan dan mempengaruhi
pasar.Promosi
meliputi
semua
kegiatan
yang
dilakukan
perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran seperti periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan sejenisnya. Bentuk promois tabungan Mega Perdana diberikan pada saat pembukaan rekening nadabah diberikan hadiah langsung berupa tas seoklah dengan maskot Trans Studio atau ptongan harga 50% tiket masuk Trans Studio. Promosi yang dilakukan oleh Bank Mega cabang Bogor Djuanda biasanya dengan cara pemasaran langsung kepada nasabah yang datang ke Bank maupun promosi dengan presentasi melalui seminar sekolah-sekolah kota Bogor. Selain itu disetiap pameran pendidikan, Bank Mega cabang Djuanda Bogor ikut berpartisipasi dalam rangka memperoleh nasabah Tabungan Mega Perdana. Pemasaran langsung memberikan beberapa manafaat yang positif bagi kedua belah pihak (nasabah dan Bank),
manfaat yang dirasakan yaitu rasa
nyaman bagi nsasabah, menghemat waktu, lebih efisisen, dapat diberikan penjelasan lebih rinci mengenai produk yang ditawarkan. Kemudian untuk proses pemutusan pembelian menjadi lebih mudah dan lebih aman. Selain itu manfaat untuk Bank lebih leluasa dalam menawarkan produk, terjalinnya hubungan baik antara penjual dengan nasabah dan yang lebih penting penjual atau Bank akan
lebih mengetahui asal usul dan tempat tinggal nasabah atau dapat dikatakan sebagai survei untuk kelengkapan data kunjungan nasabah. Berbagai keuntungan inilah yng mendorong Bank Mega cabang Djuanda Bogor menggunakan pemasaran secara langsung dalam memasarkan produk Tabungan Mega Perdana. Dari berbagai jenis pemasaran langsung yang paling sering digunakan oleh Bank Mega cabang Djuanda Bogor yaitu pemasaran melalui telepon (cold calling). Metode pemasaran langsung juga dapat berupa canvassing, visiting, pameran, cold calling dan refferal. 1. Canvassing Canvassing yaitu suatu cara melakukan penjualan dengan mendatangi langsung nasabah baik ke rumah atau ke tempat usaha nasabah. Canvasssing ini dilakukan dengan menyebarkan brosur atau flyer dan hanya memberikan informasi seadanya. Biasanya cara yang satu ini tidak terlalu memberikan peluang yang cukup besar, apabila ada peluang tetapi tidak dalam jangka waktu dekat. Dalam melakukan canvassing pangsa pasar yang dituju yaitu nasabah – nasabah yang memiliki anak dibawah umur 23 tahun ataupun memiliki usaha dibidang pendidikan. 2. Visiting Visiting yaitu cara penjualanproduk yang hampir sekilas mirip demgan canvassing. Dalam visiting diusahakan dilakukan pertemuan langsung dengan nasabah dan meyakinkan nasabah untuk membuka rekening Tabungan Mega Perdana. Selain itu cara visiting juga hanya melakukan kunjungan ke rumah nasabah yang sudah ada dalam database atau pipeline yaitu nasbah yang sudah di termasuk dalam daftar target penjualan. 3. Pameran Metode penjualan produk Tabungan Mega Perdana dengan pameran yaitu melakukan penjualan di event – event yang diselenggarakan dimana dalam event tersebut nasabah akan terdapat lebih banyak tipe-tipe nasabah dan peluang yang diberikan cukaup banyak. Biasanya event – event yang diikuti yaitu pemeran Banking Expo, Education Expo, Parenting Expo dan hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan dan perkembangan kebutuhan anak.
4. Cold Calling Cold Calling atau dikatakan pemasaran jarak jauh yang menggunakan penjualan melalui telepon sebagai alat promosinya. Cold calling juga merupakan kegiatan pertama kali menghubungi nasabah, dapat juga disamakan dengan kegiatan canvassing. Secara langsung pihak marketing melakukan penawaran produk dan melakukan janji untuk bertemu dengan nasabah yang dituju. Biasanya cold calling dilakukan berdasarkan data base yang sudah dimiliki sebelumnya oleh bagian marketing. Peluang yang diberikan tidak sebanyak dengan canvasiing dan visiting. Selain itu itu suksesnya kegiatan cold calling lebih banyak ditentukan oleh perilaku dari marekting yang menawarkan oproduk tabungan Mega Perdana kepada nasabah. 5. Refferal Refferal adalah alat pemasaran secara langsung , dan tepat sasaran. Hal ini dikarenakan refferal atau dikatakan dengan referensi merupakan pemasaran kepada nasabah yang diberikan oleh nasabah sebelumnya nasabah yang sudah ada sebulmnya . Peluang yang diberikan dari referal ini sangat besar dikarenakan biasanya referensi dari nasabah eksisting akan lebih bermutu baik dan memberikan nilai positif bagi penjual. Namun selain penjualan secara langsung dilakukan juga strategi promosi lainnya yaitu dengan membuat brosur-brosur atau spanduk yang dikirim kepada lembaga atau individu nasabah atau calon nasabah. Pembuatan brosur ini juga dibagikan di tempat keramaian seperti pusat perbelanjaan yang berpotensial dan ramai di datangi oleh masyarakat seperti Botani Square, Bogor Junction, Ekalokasari Plaza. D. Tempat Untuk meningkatkan kapabilitas distribusi produk dan layanan didukung oleh perluasan jaringan kantor cabangserta peluncuran layanan perbankan internet bagi nasabah ritel individu. Menurut informasi yang diperoleh dari HRD Bank Mega cabang Djuanda Bogor, dari kurun waktu delapan tahun sejak tahun 2005, Bank Mega Cluster Bogor telah mengalami pertumbuhan yang signifikan semula hanya terdapat kantor cabang Bogor Djuanda, sampai
dengan tahun 2013, cluster Bogor telah memiliki 7 kantor cabangpembantu yang sangat
membantu dalam melancarkan pertumbuhan bisnis Kantor
cabangutama dari cluster Bogor yaitu kantor cabang Bogor Djuanda. Beberapa kantor cabang pembantu sangat membantu untuk meningkatkan pertumbuhan profit bank, beberapa cabangpembantu yang dapat dikunjungi adalah Kantor Cabang Pembantu Pajajaran, Pasar Anyar, Warung Jambu, Cibinong, ITC Depok, Legenda Wisata, dan Cibubur Citra Grand. E. Manusia Dalam meningkatakan kualitas pelayanan kepada nasabahnya Bank Mega menerapkan tanggung jawab dan integritas yang tinggi pada setiap sumber daya manusianya. Selain itu, Bank Mega memposisikan diri sebagai tempat kerja terbaik bagi karyawannya Bank Mega peduli pada kebutuhan dan aspirasi karyawan dan senantiasa memberi kesempatan yang sama bagi setiap individu untuk maju dan berkembang dalam membangun karirnya. Bank Mega memiliki jumlah karyawan yang meningkat setiap tahunnya, hal ini dikarenakan munculnya segmen bisnis baru yang sangat memerlukan tenaga kerja yang dinamis dan memiliki kualitas yang baik. Jumlah karyawan di Bank Mega cabang Djuanda Bogor sendiri, adalah sebanyak 71 orang yang bekerja di lantai 1 sampai dengan lantai 3. Bagian Funding terdiri dari 5 orang Funding Officer. Dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusinya Bank Mega melakukan kegiatan pelatihan yang biasanya dilakukan selama 3 hari per 3 bulan dalam pelatihan tersebut
pihak karyawan diberikan pengetahuan
tentang perbankan. Selain itu juga dilakukan test online untuk menambah sekaligus
mengevaluasi mitigasi resiko yang dihadapi dari resiko bisnis.
Diluar daripada pengembangan pengetahuan dan karir, PT Bank Mega juga tidak melupakan pada hal yang dapat menumbuhkan motivasi kerja, yaitu outing. Outing diperlukan untuk mengurangi kepenatan atas suasana kerja yang dihadapi setiap hari sekaligus mempererat hubungan kerjasama dengan sesama karyawan.
F. Produktivitas dan Kualitas Produktivitas dan kualitas suatu bank ditentukan oleh produk yang di jual dipasaran kepada nasabah dan pelayanan yang diberikan kepada nasabah. PT Bank Mega sebagai salah satu bank swasta terbesar di Indonesia yang memiliki produktifitas yang baik khususnya dalam bidang produk tabungan , hal ini terlihat dari persentase rangking perbankan se Indonesia Bank Megaberada pada urutan ke 14 berdasarkan survey versi Majalah Investor tahun 2013. G. Proses Setiap nasabah yang akan melakukan pembukaan rekening pada suatu bank di wajibkan untuk memenuhi persyaratan yang sesuai kententuan Standar Operasi Prosedur. di Bank Mega, ketentuan dan syarat yang harus dipenuhi untuk pembukaan rekening Tabungan Mega Perdana adalah sebagai berikut: 1. WNI perorangan berumur dibawah 23 tahun yang berdomisili di Indonesia 2. Mengisi Formulir Aplikasi Pembukaan Rekening 3. Melampirkan photo copy kartu identitas diri yang masih berlaku: KTP/SIM 4. Untuk nasabah di bawah umur 23 tahun yang tidak mempunyai kartu identitas dapat membuka rekening ini „joint QQ‟bersama orang tua/wali 5. Mengisi aplikasi KYC (untuk nasabah yang belum memiliki rekening) 6. Melakukan penyetoran awal minimal Rp. 100.000,Alur proses pembukaan rekening tabungan Mega Perdana cukup mudah dan cepat. Alur pembukaan rekening di Bank Mega cabang Djuanda Bogor terbagi menenjadi 2 alur yaitu alur nasabah Walk In di cabang dan Nasabah titipan marketing.
Pembukaan Rekening
Nasabah Walk in W
Nasabah Titipan Marketing
Aplikasi Pembukaan Rekening sudah lengkap diisi nasabah
Funding Officer Mengisi Aplikasi Pembukaan Rekening
Customer Service
Input data dan Verifikasi Data
Back Office
Teller
Selesai awal Gambar 9. Diagram alur proses pembukaan rekening di Bank Mega cabang Djuanda Bogor G. Bukti Fisik 1. Bangunan dan Landscaping PT Bank Mega memlilki beberapa bangunan yaitu kantor pusat, kantor cabang maupun kantor cabangpembantu., akan tetapi dalam skripsi ini akan dicantumkan dua kantor cabang yaitu kantor pusat dan kantor cabang Bogor Djuanda. -
Bangunan kantor pusat Bank Mega atau disebut dengan Menara Bank Mega berada di Jl. Kapt. Tendean Kav. 12-14A Jakarta Selatan. Kondisi kantor sangat nyaman dan sesuai untuk ememnuhi kebutuhan nasabah maupun karyawan Bank Mega di kantor pusat, dapat dilihat dari segi model dan luas bangunan yang besar.
Menara Bank Mega ini memiliki 25 lantai belum termasuk basement dan helipad. Area parkir yang sangat luas dan dilengkapi dengan outlet Coffe Bean menambah kenyamanan saat akan melakukan aktivitas perbankan. -
Bangunan kantor cabang Bogor Djuanda berada di Jalan. Ir. H Djaunda no. 36-40 Bogor. Lokasi ini berada di pusat Kota Bogor dan berdiri sejajar dengan bank - bank lainnya dan bersebrangan dengan ada di Jalan Ir. H. Djuanda no. 39 – 40 Bogor mampu dijangkau dari arah manapun Kebun Raya Bogor. Bangunan kantor Bank Mega cabang Djuanda Bogor memiliki 9 lantai namun yang di pergunakan untuk operasional Bank Mega cabang Djuanda hanya sampai Lantai 3, sisanya disewakan kepada Grup CT Corp lainnya.
-
Kendaraan merupakan fasilitas kantor yang penting bagi seorang marketing ataupun karyawan. Dalam hal ini pihak Bank Mega menyiapkan beberapa mobil yang dapat dipergunakan untuk mendukung kinerja karyawannya, biasanya untuk mendapatkan fasilitas mobil setiap harinya pihak karyawan akan melakukan pemesanan ke bagian General Service .
-
Furniture Interior kantor pada saat ini dapat dikatakan cukup baik dengan dilengkapi dengan kursi sofa dan kursi besi untuk digunakan sebagai tempat duduk menuggu antrian . Dapat dilihat di kedua kantor bank tesebut yaitu terdapat produk – produk yang sedang dipasarkan oleh Bank Mega
-
Peralatan meliputi berbagai hal yang mendukung karyawan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Untuk setiap karyawan memiliki computer atau meja kerja sendiri dimana sudah dilengkapi dengan laci dan tempat duduk dan tambahan mesin printer.
-
Penampilan staff merupakan suatu hal yang sangat penting bagi pegawai bank terutama untuk marketing bank yang dituntut untuk berpenampilan rapih dan berwibawa. Untuk itu bagi karyawan
yang tidak diberikan seragam,
selain hari Selasa dan Jumat
berpakaian batik, maka hari kerja lainnya setiap karyawan yang tidak diberikan seragam harus berpakaian office look. -
Tanda simbol perusahaan, disetiap kantor cabangmaupun cabang pembantu Bank Mega di pasang Totem Wallsign, yaitu papan reklame berlampu sebagai penanda eksistensi Bank Mega di tempat didirikannya kantor cabang maupun kantor cabang pembantu. Tanda simbol perusahaan juga di pakai oleh setiap karyawan Bank Mega dari setiap level dan bagian sebagai ID karyawan dimana diwajibkan untuk selalu memakai ID tersebut.
-
Materi cetak, dalam rangka memberikan citra perusahaan di kalangaan masyarakat maupun dikalangan bank pesaing, Bank Mega menampilkan eksistensinya melalui materi cetak. Hal ini dapat dilihat pada kertas yang mempunyai kop surat ”Bank Mega”, lalu di stempel berlogo Bank Mega, amplop dari ukuran kecil hingga besar yang berlogo, agenda serta pulpen Bank Mega .
4.4. Lingkungan Eksternal Bank Mega Lingkungan eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar perusahaan, yang dapat mempengaruhi perkembangan dan kesusksesan pencapaian tujuan perusahaan. Merupakann suatu lingkungan yang menyusun faktor – faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktorfaktor tersebut pada dasarnya berada di luar dan terlepas dari operasi perusahaan.
Lingkungan
jauh yang
memiliki pengaruh terhadap
perusahaan meliputi faktor ekonomi, politik, sosial, dan teknologi. A. Lingkungan Ekonomi Perekonomian adalah kondisi lingkungan eksternal yang bersangkutan dengan persoalan keseimbangan penggunaan sumber daya oleh berbagai pihak untuk menjalankan kegiatan produksi serta faktorfaktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pembelanjaan konsumen. Faktor ekonimi sangat berpengaruh bagi kelangsungan kegiatan perbankan, karena dalam kegiatan perbankan semua transaksi berkaitan langsung dengan ekonomi seperti krisis ekonomi dapat
mengakibatkan kurs naik ataupun turun. Inflasi dapat menyebabkan biaya perbankan meningkat. Oleh karena itu pihak bank harus cermat menanggapi isu ekonomi yang terjadi dan dapat menyiapkan strategi untuk menanggulangi hal tersbut. Kondisi perekonomian suatu negara atau daerah dapat mempengaruhi iklim bisnis. Laju pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan Kota Bogor mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada Tabel 10 terlihat peningkatan PDRB Kota Bogor tahun 2008-2012. Tabel 10.Pertumbuhan PDRB perkapita Kota Bogor 2008-2012 (Rupiah) No.
Tahun
1 2 3 4 5
2008 2009 2010 2011 2012
PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan 4.902.344 5.099.212 5.311.184 5.552.156 5.868.376
Laju Pertumbuhan (%) 4,01 4,15 4,53 5,69
Sumber: (BPS Kota Bogor, 2013) Kondisi ekonomi yang kondusif merupakan prospek potensial yang positif untuk menjalankan usaha. Industri perbankan merupakan salah satu jenis usaha yang terkena dampak positif dari kondisi ekonomi yang meningkat setiap tahunnya. Kondisi ekonomi yang kondusif merupakan peluang yang baik bagi Bank Mega cabang Djuanda Bogor untuk memasarkan produknya Tabungan Mega Perdana namun pertumbuhan promosi dari bank lain yang cendecung meningkat setiap tahunnya merupakan ancaman bagi Bank Mega cabang Djuanda Bogor karena berdampak pada jumlah pesaing yang semakin bertambah. B. Lingkungan Politik Keadaan politik suatu negara akan mempengaruhi iklim bisnis suatu bidang usaha terutama di bidang perbankan. Kebijakan dan stabilitasi politik yang ditetapkan oleh pemerintah akan sangat berpengaruh terhadap kebijakan ndan keputusan yang akan diambil
oleh suatu perusahaan. Dalam hal perbankan BI adalah sebagai pihak yang bertindak sebagai pengatur kebijakan. C. Lingkungan Sosial Masyarakat Indonesia sudah memiliki pengetahuan akan pentingnya berinvestasi, terutama investasi dalam bentuk tabungan. Hal ini tidak hanya di rasakan oleh masyarakat yang sudah dewasa saja, seiring dengan berkembangnya zaman, anak-anak pun sudah mengerti benar arti pentingnya menabung. Hal ini ditanggapi secara positif oleh pihak orang tua masa kini. Ketimbang menyimpan juang di celengan, anak-anak diajarkan menyimpan uangnya di bank yang media penarikannya dapat di ambil lewat ATM, selain lebih aman, hal ini pun menjadikan kegiatan menabung lebih praktis. D. Lingkungan Demografis Secara geografis Kota Bogor terletak diantara 106‟48‟ BT dan 6‟26‟ LS memiliki luas daerah sebesar 11. 850 Ha terdiri dari enam kecamatan dan enam puluh delapan kelurahan. Sebelah utara Kota Bogor berbatasan dengan Kecamatan Kemang, Bojong Gede dan Kecamatan Sukaraja. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Dramaga dan Kecamatan Ciomas. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin. Berikut disajikan mengenai luas wilayah dan jumlah penduduk menurut kecamatan di Kota Bogor Tahun 20101 Tabel 11. Luas wilayah dan jumlah penduduk menurut kecamatan di Kota Bogor tahun 2011 Luas No.
Kecamatan
1 2 3 4 5 6
Bogor Selatan Bogor Timur Bogor Utara Bogor Tengah Bogor Barat Tanah Sareal Jumlah
Penduduk (orang)
KM2
%
30,81 10,15 17,72 8,13 32,85 18,84 118,50
26 8,57 14,95 6,86 27,72 15,9 100
Sumber: (BPS Kota Bogor, 2011)
Jumlah 181.392 95.098 170.443 101.398 211.084 190.919 950.334
% 19,09 10,01 17,94 10,67 22,21 20,09 100
Kepadatan Penduduk (orang/KM2) 5.887 9.369 9.619 12.472 6.426 10.134 8.020
Bank Mega cabang Djuanda Bogor
berlokasi di Paledang,
Kecamatan Tengah, Kota Bogor. Berdasarkan Tabel 10 terlihat bahwa Kecamatan Bogor Tengah merupakan kecamatan yang terkecil di Kota Bogor dengan luas wilayah 8,13 KM2. Jumlah penduduk Kecamatan Bogor Tengah juga kecamatan dengan jumlah penduduk tidak terlalu banyak di Kota Bogor yaitu 101.358 jiwa dengan kepadatan penduduk 12.472 jiwa/KM2. Hal ini menjadikan kelemahan namun sekaligus sebagai kekuatan
yang harus dapat
dimanfaatkan oleh Bank Mega cabag Djuanda Bogor
untuk
memasarkan produknya dengan cara memperluas wilayah promosi penjualannya ke seluruh wilayah kota Bogor. E. Lingkungan industri Lingkungan industri yang memiliki pengaruh terhadap perusahaan adalah ancaman masuknya pendatang baru, persaingan anatara perusahaan
sejenis,
potensi
pengembangan
produk-produk
pengganti, dan daya tawar menawar konsumen. Masing-masing mempunya kekuatan tertantu dalam mempengaruhi
kegiatan
perbankan. a. Ancaman masuknya pendatang baru Pesaing merupakan suatu hal yang wajar dalam dunia bisnis adanya pesaing perusahaan akan lebih giat dalam meningkatkan kualitas produk ataupun jasanya. Untuk ancaman masuknya pendatang baru merupakan hal yang harus di cermati oleh Bank Mega. Saat ini bank banyak produk tabungan sejenis yang di tawarkan oleh bank lain yang tentunya memilki keunggulan masing masing seperti Bank CIMB Niaga dengan produk Tabungan CIMB Junior maupun BII Super Kidz b. Persaingan antara perusahaan sejenis Persaingan dengan perusahaan sejenis atau perusaahaan yang bergerak di bidang perbankan merupakan suatu hal yang sudah tidak asing lagi. Perusahaan harus bisa menggunakan berbagai strategi yang efektif agar persaingan tersebut berjalan dengan sehat dan
menciptakan keunggulan dan brand image sehingga melekat di hati para pembeli. Bank Mega memiliki beberapa pesaing yang memiliki produk yang sama. Berdasarkan
keterangan
dari
Branch
Bussiness
Manager
CabangBogor Djuanda, yang menjadi pesaing utama dalam memsarkan produk tabungan Mega Perdana adalah Bank CIMB Niaga dengan Tabunagn CIMB Junior dan BII dengan tabungan BII SuperKidz yang menawarkan produk tabungan anak dengan promo hadiah yang lebih menarik dan biaya administrasi yang lebih ringan. c. Ancaman dari produk pengganti Produk pengganti atau dapat dikatakan barang substitusi yaitu barang yang saling menggantikan anatar barang satu dengan lainnya. Produk substitusi dapat menjadi ancaman bagi perusahaan apabila suatu barang substitusi meiliki keunggulan yang lebih dari barang utama atau memiliki fitur pendukung yang lebih unggul. Produk substitusi atau pengganti Tabungan Mega Perdana adalah Tabungan Mega Berbagiyaitu produk tabungan dari Bank Mega yang mempunyai kekhasan tersediri yaitu dimana 1% dari bunga nasabah akan di sumbangkan kepada korban bencana alam dan pada saat pembukaan rekening nasabah akan
mendapatkan paket tempat
makan merk Lock and Lock. d. Daya tawar pembeli pembeli merupakan sesuatu yang dapat meningkatkan penjualan suatu bisnis. Pembeli juga merupakan target pasar dari perusahaan. Seorang pembeli akan lebih loyal apabila perusahaan memberikan pekayanan yang maksimal serta produk yang di berikan sangat berkualitas dengan harga yang terjangkau. Biasanya nasabah dalam memutuskan untuk membuka rekening Tabungan Mega Perdana meminta biaya administrasi yang murah dan hadiah yang banyak. Maka dari itu Bank Mega meluncurkan program loyalti bagi nasabah tabunganMega Perdana dengan memberikan hadiah
pada saat
pembukaan rekening dan pemberian point pada saldo saldo rata-rata
akhir bulan nasabah dan point tersebut dapat di tukarkan dengan voucher belanja Baskin Robins, Coffee Bean, Carrefour, Indofood, Mahagaya & Metro Department Store. 4.5. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Berdasarkan hasil analisis dari lingkungan internal dan ekternal perusahaan
didapatkan beberapa kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang terdapat pada Tabungan Mega Perdana di Bank Mega cabang Djuanda. 1. Kekuatan Kekuatan dapat dikatakan sebagai keunggulan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Berdasarkan hasil analisis didapatkan lima kekuatan yang terdapat di Bank Mega, yaitu Segmenting, Targeting, dan Positioning perusahaan jelas, kuatnya layanan cold calling dan visit costumer. Perusahaan merupakan salah satu Bank tertua di Kota Bogor dan menguasai produk tabungan. Kekuatan dapat dikatakan sebagai keunggulan yang dimiliki ;oleh suatu perusahaan. Berdasarkan hasil analisi disapatkan tiga kekuatan yang terdapat di Bank Mega, yaitu Segmenting, Targeting, Positioning perusahaan. Kuatnya
layanan pemasaran canvassing merupakan
keunggulan dari strategi yang dipilih Bank Mega. 1. Memiliki system ATM yang sudah terhubung ke ATM Bersama. ATM merupakan suatu alat transaksi yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat karena sitem pengambilan yang lebih efeisien dan cepat dibandingfkan harus mengantri di counter teller. System ATM yang sudah terhubung ke ATM bersama adalah suatu hal yang menarik dan cukup menguntungkan bagi masyarakat, dimana seorang nasabah dapat melakukan transaksi dengan kartu ATM bank lain maupun di mesin ATM Bank Mega. Kartu ATM dapat diakses di ATM Bank Mega yaitu ATM Bank Mandiri, BCA, Permata, OCBC NISP, CIMB Niaga, dan 40 bank lainnya, dengan adanya inovasi system, melalui
kartu ATM Bank Mega nasabah dapat melakuakn pembayaran rekening PLN, CDMA, TV Kabel, Kartu Kredit. 2. Kuatnya layanan pemasaran Canvassing merupakan suatu kegiatan yang sudah rutin dijalankan oleh Funding Officer Bank Mega. Dalam kegiatan canvassing Funding Officer melakukan berdasarkan inisiatif sendiri untuk menemui calon nasabahnya. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah mulai dari Kelompok bermain, Taman Kanak-kanak SD, SMP, SMU sampai dengan kampus yang berada di Kota Bogor dan perkumpulan orang tua murid. 3. Hadiah pada saat pembukaan rekening Untuk setiap pembukaan rekening Mega Perdana nasabah berkah mendapatkan diskon 50% tiket masuk ke Trans Studio.
Hal ini
menimbulkan ketertarikan dari nasabah untuk melakukan pembukaan rekening, dikarenakan Trans Studio meruoakan salah satu tempat rekreasi yang cukup lengkap dan menarik untuk dikunjungi oleh keluarga pada umunya dan oleh anak-anak pada khususnya. Selain mendapatkan sidjkon 50% tiket masuk Trans Studio, nasabah yang membuka tabungan Mega Perdana dapat memilih untuk mendapatkan hadiah berupa tas bergambar karakter tokoh Trans Studio. 4. Kuatnya Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia yang dimiliki memiliki pengalaman dan pengetahuan yang
baik terhadap produk yang dijualnya. Hal ini
dikarenakan manajemen menrapkan standard kemampuan yang hasrus dimiliki oleh setiap karyawan di tiap level melalui sertifikasi yang di berikan setiap periode tertentu untuk setiap karyawan di tiap level dan bagian. Dengan kemampuan yang selalu ditingkatkan, maka Sumber Daya Manusia di PT Bank Mega adalah SDM yang mampu menjawab setiap tantangan pekerjaan yang dihadapisehingga menjadi SDM yang handal di bidang perbankan dan mampu melayani nasabah dengan cepat tepat dan aman. 5. Penanganan keluhan nasabah secara tepat dan cepat
Pelayanan untuk penanganan problem yang di alami oleh nasabah merupakan sesuatu yang diinginkan oleh setiap nasabah, karena dengan pelayanan ini pihak nasabah akan merasa aman bertransaksi dan menyimpan uang mereka di Bank Mega. Selain itu dengan penanganana tersebut nasabah akan semakin setia dengan produk di Bank Mega karena telah merasa nyaman dengan kemudahan dan kemanan yang diberikan oleh Bank Mega. 2. Kelemahan Kelemahan dapat dikatakan sebagai hal-hal yang tidak dimiliki oleh suatu perusahaan. Berdasarkan hasil analisis disapatkan tujuh kelemahan
yang terdapat pada produk tabungan Mega Perdana .
kelamahan – kelamahan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Saldo minimal yang tinggi Saldo minimal yang harus disediakan oleh nasabah adalah sebesar Rp. 100.000,-. Nominal sebesar Rp. 100.000,- adalah nominal yang besar, dikarenakan segmentasi tabungan Mega Perdana adalah diperuntukan untuk anak-anak atau anak muda berusia < 23 tahun . 2. Tema dan Tokoh Kartun kurang dikenal Tokoh kartun yang di tampilkan pada buku tabungan, ATM maupun hadiah yang disediakan bagi nasabah yang akan membuka tabungan Mega Perdana merupakan tokoh kartun Ikon Trans Studio. Tokoh ini tentunya hanya dapat dikenali oleh nasabah yabng pernah datang ke Trans Studio. Sehingga untuk nasabah yang belum mengetahui informasi tentang Trans Studio akan merasa kurang tertarik. 3. Biaya administrasi bulanan Sebagai tabungan yang membuat segmentasi nya adalah anak-anak atau anak muda berusia < 23 tahun, pembebanan adminstratsi bulanan ini dirasakan sebagai beban bagi nasabah, dikarenakan nasabah yang masih anak-anak adalah nasabah yang
belum memiliki sumber
pendapatan, adalah nasabah yang tidak memiliki uang yang cukup besar untuk di tabungkan. Karena uang yang dimiliki hanyalah uang yang disisihhkan dari uang jajan mereka.
Maka apabila tabungan
mereka di potong untuk biaya adminsitrasi, semakin berkurang saja simpanan uang mereka. 4. Kurangnya promosi Promosi adalah salah satu kegiatan yang memberikan pengaruh besar terhadap kesuksesan penjualan. Kurangnya promosi melalui media cetak maupun elektronik menjadikan produk Tabungan Mega Perdana kurang di kenal oleh masyarakat. Saat ini promosi yang dilakukan hanya promosi yang bersifat pemasaran langsung yaitu cold calling,visiting dan canvassing. Promosi melalaui media masa hanya dilakukan di Trans 7 dan TV 7, sementara media cetak hanya dilakukan melalui Reklame yang di tempelkan pada kaca belakang mobil Bank Mega. 3. Peluang 1. Segmen pasar yang relatif luas dan besar Kota Bogor adalah kota satelit yang cukup berkembang, pertumbuhan kota Bogor diikuti dengan pertumbuhan usaha di berbagai bidang. Salah satu bidang usahan nya adalah pendidikan, hal ini dapat di lihat dari berkembangnya sekolah-sekolah mulai dari Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, sampai Sekolah Menengah Atas. Sekolah – sekolah tersebut menjadi tempat promosi yang memiliki potensi tinggi untuk di jadikan sasaran penjualan tabungan Mega Perdana. Berdasarkan data dari Info Bogor sebagaimana
informasi
dari
situs
http://telpon.info/tk-
playgroup/bogor/page-5.html smpain dengan tahun 2013di kota Bogor terdapat 90 Taman Kanak - Kanak. Sedangkan data dari sebagaimana
terdapat
pada
situs
BPS
http://www.kotabogor.go.id/
component/content/article/127-direktori-kota/3250-sekolah-dasar-danmenengah sampai dengan tahun 2013 kota Bogor memiliki 329 Sekolah Dasar, 92 SMP, dan 57 SMU. Dengan banyaknya jumlah sekolah yang berada di kota Bogor, dapat di manfaatkan oleh Bank Mega cabangDjuanda untuk melakukan penjualan terhadap produk Tabungan Mega Perdana kepada para siswa mulai dari siswa TK, SD,
SMU sampai dengan SMU untuk meningkatkan penjualan Tabungan Mega Perdana sehingga tercapai target penjualan produk. Kesadaran orangtua untuk mendidik anak
meraka untuk gemar
menabung ataupun mempersiapkan dana masa depan anaknya, dimana di masa depan kebutuhan dan biaya pendidiikan
akan semakin
meningkat, maka orang tua mempersiapkan dana utuk mas depan anak-anaknya sejak dini. Hal ini menjadi peluang bagi Bank Mega untuk menambah penjualan produk Tabungan Mega Perdana. 3. Perkembangan grup perusahaan CT Corps. Dengan bertambahnya usaha grup CT Corps, maka aktivitas bisnis dari grup yang berada di CT Corps pun semakin mengalami perkembangan. Bank Mega adalah satu – satu nya lembaga keuangan yang dimiliki oleh CT Corps, maka segala transaksi bisnis dari grup CT Corps akan dilakukan melalaui Bank Mega. Sehingga merchant – merchat yang berkerja sama dengan Bank Mega, akan memeberikan timbal balik manfaat kepada Bank Mega dengan memberikan diskon atau potongan harga bagi nasabah Bank Mega yang bertransaksi di outlet nya. Beberapa contoh merchant yang bekerja sama dengan Bnak Mega yang merupaka grup
CT Corps adalah Baskin Robbins, Metro
Department Store, Carrefour, Trans Studio. 4. Perkembanagan Teknologi Adanya perkembangan teknologi merupakan suatu peluang bagi penjual produk atau bagi perbankan khusunya kerena dengan teknologi yang semakin berkembang system promosi akan semakin mudah sehingga produk dapat lebih mudah di jual dan dipasarkan. Oleh karena itu Bank Mega harus dapat memanfaatkan teknologi yang ada sehingga
produk
Tabungan
Mega
Perdana
dapat
meningkat
penjualannya. 5. Ancaman 1. Tingginya tingkat persaingan Pesaing merupakan suatu bumbu dalam pemasaran produk, dengan pesaing suatu penjual akan semakin kreatif dalam membuat suatu
produk yang lebih dari produk pesaing. Semakin tinggi tingkat persaingan, maka suatu perusahaan dituntut untuk selalu dapat mewaspadai setiap aktivitas pesainnya. Bank swasta lain yang gencar memasarkan produk sejenis dengan produk tabungan Mega Perdana adalah, CIMB Niaga Junior yang menarik minat nasabahnya dengan menggunakan tokoh kartun Spongebob sebagai icon tabungannya ,dan BII Super Kidzdengan Hot Wheels dan Barbie sebagia icon tabungan 2. Brand imange dari pesaing Ancaman yang dirasakan oleh pihak Bank Mega yaitu brand image pesaing yang cukup kuat. Dapat dilihat, masyarakat tentunya sudah tidak asing lagi dengan nama BCA atau Bank Mandiri sehingga hal ini membuat kekhawatiran pihak manajemen. Bank Mega harus membuat trik yang tepat untuk menanamkan brand image kepada masyarakat, salah satu caranya adalah dengan cara memperbanyak pemasaran langsung ke pasaran. 3. Fitur pelayanan yang ditawarkan pesaing Setiap bank pasinya menawarkan fitur-fitur yang dapat mendukung suksesnya penjualan produknya. Fitur pelayanan pesaing yang lebih banyak dan kreatif harus di waspadai oleh Bank Mega. Fitur layanan seperti sms Banking, Internet Bankning, m-Banking merupakan suatu pelayanan yang banyak digunakan oleh nasabah dan di sediakan oleh bank pesaing. Ancaman ini menjadi suatu dorongan bagi perusahaan untuk
meningkatkan
kretaivitanya
dan
mengoptimalkan
fitur
pelayanan. 4. Promosi dan inovasi pesaing. Sistem promosi melalui media cetak maupun elektronik merupkan suatu kelemahan bagi Bank Mega dan hal ini juga merupakan ancaman bagi perusahaan karena bank-bank lain memiliki sistem promosi yang lebih efektif yaitu melalui surat kabar, iklan TV maupun radio, sementara Bank Mega hanya mempromosikan produknya melalaui statiun TV milik CT Corps yaitu TV 7 dan Trans 7.
4.6. Formulasi Alternatif Strategi Setelah dilakukan analisis terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang di hadapi oleh Bank Mega, langkah yang dilakukan selanjutnya adalah perumusan strategi . Perumusan strategi memiliki 3 tahapan yaitutahap masukan, tahapan pencocokan, dan tahapan pengambilan keputusan. 4.6.1. Tahapan Masukan Berdasarkan hasil analisis dan identifikasi lingkungan internal dan ekternal perusahaan, hal tersebut termasuk ke dalam tahap proses strategi. Matriks IFE akan memuat hasil analisis dan identifikasi lingkungan interbnal yang berupa kekuatan dan kelemahan, sedangkan hasil analisis dari lingkungan eksternal akan masuk kedalam matriks EFE. - Matriks IFE - EFE Bertujuan untuk melihat faktor mana yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Analisi lingkungan internal dilaukan dengan melihat dan mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan yang kemudian akan dijadikan matriks. Analisis lingkungan internal perusahaan menghasilkan empat kekuatan dan tujuh kelemahan. Matriks IFE disusun berdasarkan identifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, dimana key succes factor dari lingkungan internal yang dirangkum dalam sebuah tabel Internal Factor Evaluation (IFE). Bobot (weight) dan peringkat (rating) atas faktor-faktor strategis internal diperoleh berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada Branch Bussiness Manager, Team Leader Funding, dan 2 orang Funding Officer. Kemudian dari hasil pembobotan dan peringkat tersebut dilakukan perhitungan untuk menentukan rata-ratanya. Tabel 12. Hasil perhitungan matriks IFE No
Faktor Strategis Internal
Bobot
Rating
Skor Total
Kekuatan : 1. Memiliki system ATM yang sudah terhubung ke ATM Bersama. 2. Kuatnya layanan pemasaran Canvassing 3. Hadiah pada saat pembukaan rekening 4. Sumber Daya Manusia yang berkualitas
0,14 0,16 0,13
3,50 4,00 3,25
0,49 0,64 0,42
0,15
3,75
0,56
5.
0,16
4,00
0,64
0,07 0,07 0,07 0,05 1
1,75 1,75 1,75 1,25 25
0,12 0,12 0,12 0,06 3,185
Penanganan keluhan nasabah secara tepat dan cepat
Kelemahan : 1. Saldo minimal yang tinggi 2. Tema dan Tokoh Kartun kurang dikenal 3. Biaya Administrasi bulanan 4. Kurangnya promosi TOTAL
Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal terdapat lima peluang dan lima ancaman yang dihadapi perusahaan. Matriks EFE disusun berdasarkan identifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan, dimana setelah key succes factor berupa peluang dan ancaman tersebut diperoleh maka dirangkum dalam sebuah matriks External Factor Evaluation (EFE). Dari hasil pembobotan dan peringkat (rating) tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai rata-ratanya. Hasil perhitungan dari matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 11 Tabel 13. Hasil perhitungan matriks EFE No Peluang : 1. 2. 3. 4. Ancaman : 1. 2. 3. 4. TOTAL
Faktor Strategis Eksternal
Bobot
Rating
Skor Total
Segmen pasar yang luas dan besar Kesadaran masayarakat akan pentingnya menabung sejak dini Perkembangan grup perusahaan CT Corps. Perkembangan Teknologi
0,16
3,50
0,54
0,16 0,16 0,17
3,50 3,50 3,75
0,54 0,54 0,63
Tingginya tingkat persaingan Brand imange dari pesaing Fitur pelayanan yang ditawarkan pesaing Promosi dan inovasi pesaing.
0,09 0,08 0,10 0,10 1
2,00 1,75 2,25 2,25 22,5
0,18 0,14 0,23 0,23 3,022
4.6.2 Tahap Pencocokan Setelah melakukan tahap masukan kemudian tahap yang selanjutnya dilakukan yaitu tahap pencocokan. Tahap pencocokan yaitu tahap perumusan strategi berdasarkan dari analisis dan identifikasi kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang telah dirumuskan. Pada tahap pencocokan, alat analisis yang digunakan matriks IE dan SWOT matriks. Pemilihan kedua matriks ini didasarkan pada tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis faktor internal dan eksternal serta mengetahui posisi bersaing.
1. Matriks IE Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total skor IFE yang diberi bobot pada sumbu X dan total skor EFE yang diberi bobot pada sumbu Y. Matriks IE bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE dapat disusun dalam matriks InternalEksternal.
Nilai total skor faktor-faktor strategis internal PT Bank Mega cabang Djuanda Bogor adalah sebesar 3,185 sedangkan nilai total skor atas faktor-faktor strategis eksternal adalah sebesar 3,022.8 hal ini memposisikan Bank Mega cabang Djuanda Bogor berada pada SBU kuadran 1. Hal ini dapat diartikan bahwa faktor strategis internal memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan faktor strategis eksternal. Strategi yang harus di buat adalah penetrasi pasar. Penetrasi pasar adalah sebuah strategi yang bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar dari produk atau jasa saat ini dengan usaha pemasaran yang lebih besar. Strategi ini digunakan secara luas dengan kombinasi dengan strategi stragei yang lain. Hal yang dapat
di lakukan oleh Bank Mega cabang Djuanda Bogor
diantaranya melalui cara menambahkan jumlah Funding Officer. Saat ini hanya terdapat 5 Funding Officer, setiap hari di haruskan 1 orang Funding Officer yang untuk stand bydi kantor untuk melakukan konfirmasi atas transaksi nasabah mauoun melakuakn pembukaan rekening dari nasabah walk in, sedangkan 3 Funding Officer lainnya harus melakukan pemasaran keluar kantor untuk pemasaran langsung ke nasabah. Dengan di tambahkan 1 orang Funding Officer, maka kegiatan pemasaran ke lapangan semakin dapat cepat diselesaikan dan semakin banya nasabah yg dapat di kunjungi. Selain itu Bank Mega cabang Djuadna Bogor juga perlu meningkatkan promosi melalui iklan, brosur maupun pamflet. Promosi berbentuk iklan ini dapat di bagikan secara langsung dengan mendatangagi sekolah-sekolah maupun tempat kursus serta perkumpulan orang tua murid. Untuk pemasaran yaang lebih intensif, dapat dilakukan kerjasama dengan pihak sekolah maupun tempat kursus untuk setiap pembayaran uang sekolah dan kursus agar dapat di lakukan melalui ATM Mega Perdana. Sehingga sekolah – sekolah maupun tempat kursus juga harus di tawarkan untuk memiliki rekening tabungan di Bank Mega, hal ini selain dapat menambahkan keuntungan bagi Bank Mega cabang Djuanda Bogor untuk menaikan penjualan produk Tabungan Mega Perdana, namun juga memberikan kemudahan bagi pihak sekolah maupun kursus untuk mengadministrasikan pembayaran uang sekolah dan unag kursusu, karena dengan melakukan pembayaran melalui trsnsfer maka pihak sekolah tidak perlu mendata dan menghitung secara manual pendapatan perbulannya.
Tinggi 3,0-4,0 Sedang 2,0-2,99 Rendah 1,0-1,99
Kuat
Rata-rata
Lemah
3,0-4,0
2,0-2,991,
0-1,99
I Grow and Build IV Grow and Build VII Hold and Maintain
II Grow and Build V Hold and Maintain VIII Harvet and Divestiture
III Hold and Maintain VI Harvest and Divestiture IX Harvest and Divestiture
Gambar 10. Matriks IE Bank Mega Cabang Djuanda Bogor 4.7. Analisis SWOT Matriks Langkah selanjutnya adalah menganalisis matriks SWOT. Penyusunan matriks SWOT dilakukan setelah mengetahui posisi perusahaan saat ini dengan matriks IE. Matriks SWOT disusun dengan mengkombinasikan faktor internal dan faktor eksternal sehingga menghasilkan alternatif strategi yang sesuai yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Matriks SWOT dapat menghasilkan empat strategi yaitu strategi SO (Strength – Opprtunities), strategi WO (Weakness – Opportunities), strategi ST (Strength – Threats), dan strategi WT (Weakness – Threats) Perumusan strategi ini menggunakan analisis SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 14..
Tabel 14. Analisis matriks SWOT strategi pemasaran Bank Mega cabang Djuanda Bogor IFAS
EFAS
Strengths (S) 1. ATM yang terhubung jaringan ATM Bersama 2. Kuatnya canvassing 3. Hadiah pembukaan rekening 4. SDM berkualitas 5. Penangann keluhan yag cepat dan tepat
Opportunities (O) (SO) 1. Segmen pasar yang luas 1. Memanfaatkan kesadaran 2. Kesadaran masyarakat masyarakat yang tinggi akan pentingnya menabung pentingnya menabung untuk terus 3. Perkembangan Grup CT meningkatkan pertumbuhan Corps penjualan 4. Perkembangan teknologi 2. Memaksimalkan SDM yang berkualitas untuk meningkatkan penjualan 3. Melakukan canvassing dengan lebih giat di pasar yang luas 4. Memaksimalkan penggunaan teknologi untuk meingkatkan pelayanan pada ATM dan penanganan keluhan nasabah
Thread (T) 1. Tingginya tingkat persaingan 2. Brand image pesaing 3. Fitur pelayanan pesaing 4. Promosi dan inovasi pesaing
(ST) 1. Menciptakan produk yang berkualitas, meningkatkan fitur pelayanan bagi nasabah agar dapat bersaing dengan bank lain 2. Mempertahankan pelayanan yang cepat dan aman untuk setiap pelayanan yang diberikan kepada nasabah 3. Melakukan promosi dengan canvassing lebih gencar untuk mendekati nasabah baru
1. 2. 3. 4.
Weakness (W) Tinggi nya saldo minimal Tema &Tokoh kartun tdk terkenal Tingginya biaya admin bulanan Kurangnya promosi
(WO) 1. Melakukan usulan kepada pembuat kebijakan agar saldo minimal dapat diturunkan 2. Melakukan usulan kepada pembuat kebijakan agar biaya admin dapat diturunkan sesuai dengan kemampuan segment pasarnya yaitu anak-anak 3. Melakukan promosi yang lebih gencar dan menarik minat nasabah dengan memanfaatkan teknologi 4. Melakukan kerjasama dengan Grup CT Corps untuk mempromosikan produk tabungan Mega Perdana
(WT) 1. Meningkakan kualitas pelayanan dan melakukan kegiatan promosi yang intensif dan agresif untuk menghadapai persaiangan produk tabungan. 2. Menurunkan saldo minimal yang disesuaikan dengan kesadaran dan minat anak dalam menabung, sehingga dapat meningkatkan daya saing terhadap bank pesaing dan menggantikan brand image pesaing 3. Menurunkan biaya admin bulanan sehingga dapat dapat menarik minat nasabah dari bank peasing untuk membuka rekening tabungan Mega Perdana
1. Strategi S-O (Strong-Opportunity) Strategi S-O (Strong-Opportunity )adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang digunakan adalah : a. Meningkatkan pelayanan bagi nasabah seperti layanan cold calling dan visit costumer, memaksimalkan SDM yang berkualitas dalam penanganan problem
tabungan dan mempertahankan atau memudahkan nasabah tabungan sehingga penjualan bertambah seiring perkembangan usaha dibidang pendidikan yang semakin maju disamping dapat memperluas segmen pasar. b.
Memaksimalkan penggunaan teknologi dalam meningkatkan
layanan meliputi ATM
system
yang terhubung dengan layanan ATM Bersama,
layanan nasabah yang datang langsung ke bank maupun layanan secara online dan meningkatkan kualitas produk. 2. Strategi W-O (Weakness-Opportunity) Strategi W-O adalah strategi dimana perusahaan dapat mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang. Strategi yang dihasilkan adalah : a. Memaksimalkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan promosi yang lebih gencar dan menarik untuk
menjual produk dan pelayanan
dalam
memanfaatkan pertumbuhan sector usaha dibidang pendidikan dan kesadaran masyarakat yang tinggi akan pentingya menabung untuk meningkatkan penjualan. b.Memaksimalkan
kerjasama yang baik dengan perusahaan di CT Corps
lainnya untuk membantu meningkatkan penjualan melalui pemberian voucher dari perolehan point saldo tabungan. 3. Strategi S-T (Strenght-Threath) Strategi S-T adalah strategi dimana perusahaan dapat menggunakan kekuatan untuk menghindari dan mengatasi ancaman. Strategi yang dapat diterapkan di perusahaan adalah : a. Menciptakan produk-produk yang berkualitas meningkatkan fitur pelayanan bagi nasabah agar dapat bersaing dengan bank-bank lain yang memiliki tingkat pelayanan dan sistem promosi yang gencar b. Mempertahankan pelayanan yang cepat dan aman untuk setiap pelayanan yang diberikan kepada nasabah agar mampu mengganti brand image pesaing dengan brand image perusahaan secara perlahan. c. Melakukan promosi dengan canvassing lebih gencar untuk mendekati nasabah baru.
4. Strategi W-T (Weakness-Threath) Strategi W-T adalah strategi dimana perusahaan dapat meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Strategi yang dapat digunakan adalah : a. Meningkatkan kualitas pelayanan dan melakukan kegiatan promosi yang intensif dan agresif untuk menghadapi persaingan dalam bisnis produk tabungan. b. Menurunkan nilai saldo minmal yang disesuaikan dengan kemampuan anak-anak untuk menarik minat calon nasabah dan menigkatkan daya saing terhadap bank pesaing dan membuat brand image pesaing dapat terganti c. Menurunkan biaya admin bulanan sehingga dapat dapat menarik minat nasabah dari bank peasing untuk membuka rekening tabungan Mega Perdana
4.8.Analisis Hasil Pengolahan AHP Penentuan prioritas strategi pemasaran berdasarkan alternatif-alternatif startegi yang ada digunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) dengan menggunakan program Expert Choice 11. Tingkat pertama adalah fokus atau goal adalah masalah yag harus diselesaikan sesuai dengan kesepakatan bersama; tingkat kedua adalah faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran; tingkat ketiga adalah aktor penting dalam menentukan strategi pemasaran; tingkat keempat adalah tujuan yang ingin dicapai; dan tingkat kelima adalah alternatifalternatif strategi yang dipilih oleh manajemen perusahaan berdasarkan kuisioner dengan tujuan mampu mencapai target yang diharapkan. Struktur hirarki strategi pemasaran di PT Bank Mega cabang Djuanda Bogor dapat dilihat pada Gambar 11.
Fokus
Faktor
Strategi Pemasaran Tabungan MEGA Perdana PT Bank Mega CabangJuanda Bogor
.
Perolehan Hadiah
Aktor
Tujuan
Alternatif Strategi
S1
Saldo Minimal
Biaya Admin
Suku Bunga
Branch Business Manager
Team Leader Funding
Funding Officer
Meningkatkan Penjualan
Meningkatkan Daya Saing
Mempertahankan Loyalitas Nasabah
S2
S3
S4
S5
S6
S7
Gambar 11. Struktur hirarki strategi tabungan Mega Perdana Bank Mega cabang Djuanda Bogor
S8
Keterangan : S1 : Meningkatkan pelayanan bagi nasabah seperti layanan canvassing, cold calling dan visit costumer, serta penanganan problem tabungan. S2:
Memaksimalkan penggunaan teknologi dalam meningkatkan
system
layanan meliputi layanan ATM Bersama, layanan nasabah yang datang langsung ke bank maupun layanan secara online dan
meningkatkan
kualitas produk . S3:
Memaksimalkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan promosi yang lebih gencar dan menarik
S4:
Melakukan pelatihan karyawan agar SOP tertata baik serta perbaikan system pembukaan rekening dan memaksimalkan kerjasama yang baik dengan perusahaan di CT Corps lainnya melalui pemberian voucher dari perolehan point saldo tabungan.
S5:
Menciptakan produk-produk
yang
berkualitas
meningkatkan
fitur
pelayanan bagi nasabah. Untuk strategi ini otoritas atas penerapannya hanya dapat dilakukan oleh Kantor Pusat sehingga Bank Mega cabang Djuanda hanya dapat mengajukan sebatas usulan S6:
Mempertahankan pelayanan yang cepat dan aman untuk setiap pelayanan yang diberikan kepada nasabah.
S7 :
Meningkatkan kualitas pelayanan dan melakukan kegiatan promosi yang intensif dan agresif.
S8:
Menurunkan nilai saldo minimal yang disesuaikan dengan minat dan kesadaran anak-anak dalam menabung untuk strategi menurunkan saldo minimal, harus dilakukan oleh Kantor Pusat sebagai pemegang otoritas kebijakan. Bank Mega cabang Djuanda Bogr hanya adapat memberikan usulan kepada Kantor Pusat.
4.8.1 Analisis Hasil Pengolahan AHP Secara Horizontal Pengolahan horizontal digunakan untuk menyususn prioritas relatif setiap faktor yang berada satu tingkatan di atasnya. Pengolahan horizontal belum memperlihatkan keseluruhan kaitan setiap elemen dalam hirarki. Penjelasan dari setiap elemen dengan penilaian secara horizontal dalam
penyusunan strategi pemasaran tabunagn Mega Perdana di PT Bank Mega cabangDjuanda Bogor dijelaskan sebagai berikut: A. Fokus (Tingkat Satu) Fokus pada hirarki ini adalah strategi pemasaran produk Tabungan Mega Perdana di Bank Mega cabang Djuanda Bogor. B. Faktor (Tingkat Dua) Pengolahan horizontal AHP tingkat 2 digunakan untuk menganalis prioritas faktor yang berpengaruh terhadap fokus dalam perumusan strategi bauran pemasaran produk tabungan di Bank Mega cabang Djuanda Bogor. Pada tabel 15 dapat dilihat bahwa perolehan hadiah merupakan elemen faktor paling penting dengan bobot (0.367), hal ini menjelaskan bahwa tingkat perolehan hadiah sangat mempengaruhi strategi pemasaran tabungan Mega Perdana. Kemudian disusul oleh elemen faktor saldo minimal (0.282), suku bunga tentunya akan mempengaruhi banyaknya nasabah yang membuka rekening (0.195). Elemen faktor berikutnya adalah biaya administrasi (0.156), semakin sedikit biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah maka semakin banyak nasabah yang tertarik membuka rekening tabungan. Tabel 15. Elemen faktor ELEMEN FAKTOR Perolehan Hadiah Saldo Minimal Suku Bunga Biaya Administrasi
FOKUS BOBOT PRIORITAS 0,367 1 0,282 2 0,195 3 0,156 4
C. Aktor (Tingkat Tiga) Pengolahan tingkat 3 menganalisis prioritas aktor yang berpengaruh terhadap faktor-faktor dalam perumusan strategi bauran pemasaran produk tabungan Mega Perdana. Pada tabel 17 dapat dilihat bahwa aktor Branch Business Manager memiliki prioritas pertama terhadap biaya administrasi (0.584), kemudian diikuti oleh suku bunga (0.485), lalu diikuti saldo minimal (0.448) dan terakhir adalah perolehen hadiah (0.439). yang paling berpengaruh terhadap perolehan hadiah
adalah Branch Business Manager (0439), kemudian diiukuti oleh Team Leader Funding (0.366), dan yang terakhir adalah Funding Officer (0.195). Aktor Team Leader Funding
memiliki prioritas pertama terhadap perolehna
hadiah (0.366), dilanjutkan dengan saldo minimal (0.321), selanjutnya suku bunga (0.280), dan terakhir biaya administrasi (0.242). Aktor Funding Officer memiliki prioritaspertama terhadap suku bunga
(0.230), dilanjutkan
saldo minimal,
kemudian perolehan hadiah, dan terakhir biaya administrasi (0.174). Tabel 16. Elemen aktor Aktor Branch Business Manager Team Leader Funding Funding Officer Bobot Inconsistency
PH 0,439 0,366 0,195 0,367 0,01
Faktor SM SB 0,448 0,485 0,321 0,280 0,230 0,235 0,282 0,195 0,04 0,07
BA 0,584 0,242 0,174 0,156 0,01
Skor 0,473 0,317 0,209
Rating 1 2 3
D. Tujuan (Tingkat Empat) Pengolahan faktor 4 atau tujuan menunjukan bahwa setiap aktor memiliki prioritas tujuan yang ingin dicapai dalam perumusan strategi bauran pemasaran. Tabel 18 akan menunjukan antara masing masing elemen tujuan terhadap aktor. Elemen tujuan meningkatkan penjualan diprioritaskan oleh Funding Officer (0.496), kemudian disusul oleh Team Leader Funding (0.460) yang terakhir adalah Branch Business Manager. Prioritas tujuan
meningkatkan daya saing
ditempati oleh Branch Business Manager (0.321), diikuti oleh Team Leader Funding (0.319), terakhir adalah Funding Officer (0.319). Tujuan meningkatkan loyalitas nasabah ditempati oleh Branch Business Manager ( 0.230), diikuti oleh Team Leader Funding (0.221), dan terakhir adalah Funding Officer (0.218). Tabel 17. Elemen tujuan Tujuan Meningkatkan Penjualan Meningkatkan Daya Saing Meningkatkan Loyalitas Nasabah Bobot Inconsistency
BBM 0,448 0,321 0,230 0,473 0,00
Aktor TLF 0,460 0,319 0,221 0,317 0,00
FO 0,496 0,286 0,218 0,209 0,00
Skor 0,462 0,313 0,225
Rating 1 2 3
E. Strategi (Tingkat Lima) Tujuan pengolahan elemen tingkat 5 ( strategi) adalah menganalisis prioritas strategi yang mendukung tujuan dalam perumusan bauran pemasaran perusahaan. Elemen strategi pertama paling berpengaruh terhadap meningkatkan penjualan (0.225), meningkatkan daya saing (0.202), meningkatkan loyalitas nasabah (0.184). Strategi kedua adalah paling berpengaruh terhadap meningkatkan daya saing (0.174), selanjutnya meningkatkan loyalitas nasabah (0.164), trekahir adalah meningkatkan penjualan (0.158). Strategi ketiga paling berpengaruh terhadap meningkatkan daya saing (0.154), selanjutnya meningkatkan penjualan (0.149), terakhir adalah meningkatkan loyalitas nasabah (0.144). Strategi ke empat paling berpengaruh terhadapa meningkatkan loyalitas nasabah (0.142) selanjutnya meningkatkan daya saing (0.127) terakhir dalah meningkatkan penjualan (0.123). Strategi ke lima paling berpengaruh terhadap meningkatkan penjualan (0.104), selanjutnya meningkatkan loyalitas nasabah (0.100), dan terakhir dalah meningkatkan daya saing (0.087). Strategi ke enam paling berpengaruh terhadapa meningkatkan penjulana (0.094), selanjutnya meningkatkan loyalitas nasabah 90.083), dan meningkatkan daya saing (0.082) . Strategi ke tujuh paling berpengaruh
pada
meningkatkan
loyalitas
nasabah
(0.094),
kemudian
meningkatkan daya saing (0.090), dilanjutkan meningkatkan penjualan (0.082). Strategi ke delapan paling perpengaruh terhadapa meningkatkan loyalitas nasabah 90.089), dilanjutkan meningkatkan daya saing (0.084) dan terakhir adlah meningkatkan penjualan (0.066). Tabel 18. Elemen strategi STRATEGI S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 Bobot Inconsistency
MP 0,225 0,158 0,149 0,123 0,104 0,094 0,082 0,066 0,507 0,050
TUJUAN MDS MLN 0,202 0,184 0,174 0,164 0,154 0,144 0,127 0,142 0,087 0,100 0,082 0,083 0,090 0,094 0,084 0,089 0,283 0,209 0,030 0,030
Skor 0,210 0,164 0,149 0,128 0,098 0,088 0,087 0,076
Rating 1 2 3 4 5 6 7 8
4.8.2 Analisis Hasil Pengolahan AHP Secara Vertikal Strategi Pemasaran Tabungan MEGA Perdana PT Bank Mega CabangJuanda Bogor
Fokus
Faktor
Perolehan Hadiah (0.367)
Saldo Minimal (0.282)
Suku Bunga (0.195)
Biaya Admin (0.156)
Aktor
Branch Business Manager (0.473)
Team Leader Funding (0.317)
Funding Officer (0.209)
Tujuan
Meningkatkan Penjualan (0.462)
Meningkatkan Daya Saing (0.313)
Mempertahan-kan Loyalitas Nasabah (0.225)
Alternatif Strategi S1 (0.210)
S2 (0.164)
S3 (0.149)
S4 (0.128)
S5 (0.098)
S6 (0.088)
S7 (0.087)
S8 (0.076)
0.076 Gambar 12. Hasil pengolahahan secara vertical strategi pemasaran Tabungan ) Mega Perdana Bank Mega cabang Djuanda Bogor Pengolahan vertikal digunakan untuk menyusun dan melihat prioritas menyeluruh setiap elemen pada tingkat tertentu terhadap sasaran utama hirarki. Pengolahan vertikal dilakukan setelah matriks pendapat gabungan diolah secara horizontal dan telah memenuhi persyaratan inkonsistensi yaitu sebesar < 10%.
Berdasarkan hasil AHP melalui pengolahan vertical diperoleh skor bobot pada setiap hirarki. Berikut adalah penjelasannya: 1.Pengolahan Vertikal AHP Tingkat 2 (Faktor) Tingkat 2 merupakan penjabaran dari beberapa factor yang terdapat pada strategi pemasaran Tabungan Mega Perdana.Tabel akan menjelaskan nilai bobot dari masing-masing elemen faktor serta prioritasnya. Faktor pertama dengan prioritas paling tinggi adalah perolehan hadiah (0.367).perolehan hadaiah merupakan salah satu hal yang sering menjadi perhatian nasabah dalam memutuskan untuk membuka rekening, terlebih bagi tabungan anak-anak, dengan hadiah yang menarik minat nya anak-anak akan semakin bersemangat untuk belajar menabung. Prioritas kedua adalah saldo minmal (0.282). Besarnya saldo minimall yang disyaratkan akan sangat mempengaruhi minat nasabah untuk membuka rekening dikarenakan untuk tabungan yang diperuntukan untuk anakanak, nominal yang disyaratkan adalah harus disesuaikan untuk kemampuan anakanak dimana mereka belum memiliki penghasilan dan hanya mendapatkan uang dari orang tuanya. Prioritas ketiga adalah suku bunga (0.195), bunga harian akan sangat menguntungkan bagi nasabah dan dijadikan strategi yang harus di perhitungkan dalam sehingga management perlu melakukan perubahan kebijakan akan pemberian penetapan suku bunga bagi nasabah dan yang terakhir adalah biaya administrasi
(0.156), minat nasabah untuk membuka rekening akan
semakin meningkat apabila tabungan Mega Perdana tidak memiliki biaya administrasi, dikarenakan bank lain dengan produk sejenis sudah bebas dari biaya administrasi . Tabel 18. Hasil pengolahan vertikal elemen faktor ELEMEN FAKTOR Perolehan Hadiah Saldo Minimal Suku Bunga Biaya Administrasi
FOKUS BOBOT PRIORITAS 0,367 1 0,282 2 0,195 3 0,156 4
2.Pengolahan Vertikal AHP Tingkat 3 (Aktor) Aktor prioritas utama dalam struktur AHP ini adalah Branch Business Manager (0.473). Hal ini dikarenakan seorang Branch Business Manager dengan kapabilitasnya sebagai perpanjangan tangan manajemen
untuk mengambil
keputusan merupakan suatu media perantara untuk meningkatkan penjualan suatu produk, meningkatkan daya saing sekaligus mempertahankan loyalitas nasabah. Pimpinan cabangmemiliki peranan paling penting karena paling mengetahui kondisi lapang serta yang berhubungan langsung dengan nasabah. Prioritas kedua adalah Team Leader Funding (0.317). Team Leader Funding
mempunyai
tanggung jawab sebagai penentu tingkat pencapaian target dikarenakan Team Leader Funding sebagai perantarara meningkatkan penjualan produk maupun layanan kepada Branch Business Manager dan sebagai kontrol bagi kinerja Funding Officer , sehingga lebih dominan Funding Officer (0.209) yang hanya focus kepada pemasaran produk dan jasa perbankan. Tabel 19. Hasil pengolahan vertikal aktor
Aktor Branch Business Manager Team Leader Funding Funding Officer Bobot Inconsistency
Faktor PH 0,439 0,366 0,195 0,367 0,01
SM 0,448 0,321 0,230 0,282 0,04
SB 0,485 0,280 0,235 0,195 0,07
BA 0,584 0,242 0,174 0,156 0,01
Skor 0,473 0,317 0,209
Rating 1 2 3
3. Pengolahan Vertikal AHP Tingkat 4 (Tujuan) Tujuan struktur AHP cukup beragam. dalam analisis telah didapat tujuan mana yang masuk ke dalam prioritas utama sampai akhir. Tabel 22 akan menjelaskan nilai bobot dan prioritas dari masing masing elemen tujuan. Prioritas tujuan pertama adalah meningkatkan penjualan (0.462). Tolak ukur keberhasilan kinerja suatu produk ditentukan oleh tercapai atau tidaknya target yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Penentuan target didasarkan oleh tren kenaikan pencapaian produk pada tahun sebelumnya. Pada prioritas kedua adalah meningkatkan daya saing (0.313). Tujuan meningkatkan daya saing harus selalu terjaga karena merupakan hal penting bagi suatu bank, mengingat akhir akhir ini competitor sudah banyak bermunculan. Apabila kondisi seperti ini terus terjadi
maka berakibat terhadap jumlah berkurangnya pangsa pasar karena diambil oleh pihak kompetitor. Sedangkan prioritas tujuan terakhir adalah meningkatkan loyalitas nasabah (0.225). Tabel 20. Hasil pengolahan vertikal tujuan Tujuan Meningkatkan Penjualan Meningkatkan Daya Saing Meningkatkan Loyalitas Nasabah Bobot Inconsistency
BBM 0,448 0,321
Aktor TLF 0,46 0,319
FO 0,496 0,286
Skor 0,462 0,313
Rating 1 2
0,230 0,473 0,00
0,221 0,317 0,00
0,218 0,209 0,00
0,225
3
4.Pengolahan Vertikal AHP Tingkat 5 (Strategi) Beberapa alternative strategi dalam mewujudkan strategi bauran pemasaran yang baik, dihasilkan 8 strategi. Setelah dikaji lebih lanjut kedelapam strategi tersebut di diperingkat dan didapatkan 4 alternatif strategi yang memiliki nilai tertinggi. Setelah menyaring dari 8 strategi menjadi 4 kemudian dihitung kembali strategi mana yang paling baik untuk digunakan. Tabel
21 akan menjelaskan nilai bobot dari masing-masing alternatif
strategi. Strategi pertama yang menjadi prioritas utama adalah meningkatkan pelayanan bagi nasabah seperti layanan cold calling dan visit costumer, serta penanganan problem tabungan (0.210). Strategi kedua adalah memaksimalkan penggunaan teknologi dalam meningkatkan system layanan meliputi layanan ATM Bersama, layanan nasabah yang datang langsung ke bank maupun layanan secara online dan meningkatkan kualitas produk (0.164). Strategi ketiga adalah memaksimalkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan promosi yang lebih gencar dan menarik (0.149). Strategi keempat adalah memaksimalkan kerjasama yang baik dengan perusahaan di CT Corps lainnya melalui pemberian voucher dari perolehan point saldo tabungan (0.128) dan mekasimalkan pelatihan karyawan agar SOP tertata dan memperbaiki sistem pembukaan rekening. Strategi kelima adalah menciptakan produk-produk yang berkualitas meningkatkan fitur pelayanan bagi nasabah (0.089). Strategi ke enam
adalah
mempertahankan pelayanan yang cepat dan aman untuk setiap pelayanan yang diberikan kepada nasabah. (0.088). Strategi ketujuh adalah meningkatkan kualitas pelayanan dan promosi yang intensif dan agresif (0.087). Strategi ke delapan adalah memenurunkan nilai saldo minmal yang disesuaikan dengan kemampuan anak-anak
(0.076) dan
mengadakan pelatihan karyawan agar pelayanan pembukaan rekening lebih cepat untuk menggantikan brand image pesaing. Tabel 21. Hasil pengolahan vertikal strategi STRATEGI S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 Bobot Inconsistency Inconsistency
MP 0,225 0,158 0,149 0,123 0,104 0,094 0,082 0,066 0,507 0,050 0,050
TUJUAN MDS MLN 0,202 0,184 0,174 0,164 0,154 0,144 0,127 0,142 0,087 0,100 0,082 0,083 0,090 0,094 0,084 0,089 0,283 0,209 0,030 0,030 0,030 0,030
Skor 0,210 0,164 0,149 0,128 0,098 0,088 0,087 0,076
Rating 1 2 3 4 5 6 7 8
4.9. Implikasi Manajerial Pada tahapan ini akan disajikan elemen-elemen penting yang terlibat secara langsung dan memberikan kontribusi besar terhadap keberlangsungan strategi pemasaran Tabungan Mega Perdana. Hal penting yang harus diingat oleh manager mengenai strategi Bank Mega adalah memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah. Kebutuhan ini dilahirkan melalui pemasaran produk Tabungan yang berkualitas dalam pelayanan, kecepatan, dan kemudahan. Manager perlu memahami secara akurat hal-hal apa yang dapat meningkatkan konsumen melalui tahapan-tahapan analisis matriks IFE dan EFE. Melalui matriks tersebut dapat diketahui secara langsung kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Hasil analisis diimpelementasikan ke dalam kebijakan dan pengambilan keputusan .
Manager perlu menyadari dan mengingat posisi perusahaan yang berada di kuardan I (growth and build) dalam matriks IFE. Di tengah dinamika persaingan yang meningkat, penetrasi pasar perlu ditingkatkan secara intensif. Manager perlu memahami kekuatan utama perusahaan dalam sistem ATM yang sudah terintegrasi dengan sistem ATM Bersama. Kekuatan ini harus dipertahankan dan dikelola dengan baik, dan jika perlu ditingkatkan sesuai kebutuhan dan perkembangan. Disamping kekuataan diatas, terdapat beberapa kelemahan yang perlu dikenali yaitu system promosi yang belum optimal, seperti promosi melalui media cetak dan media elektronik, namun hal ini hanya dapat dilakukan oleh Kantor Pusat, sebagi pemegang otoritas tertinggi. Besarnya saldo minimal dan biaya administrasi yang harus disediakan nasabah juga harus menjadi perhatian manager, dikarenakan tabungan Mega Perdana tidak cukup bersaing dengan bank lain yang memiilki produk tabungan sejenis dengan saldo minimal dan biaya administrasi lebih kecil dari tabungan Mega Perdana. Namun untuk hal hal tersebut Bank Mega cabang Djuanda Bogor hanya dapat melakukan usulan kepada Kantor Pusat sebagai pemegang otoritas tertinggi. Selain itu manager harus dapat secara aktif dan kreatif dalam merencanakan strategi-strategi baru agar dapat meningkatkan penjualan produk tabungan Mega Perdana dan mempertahankan image sebagai pelopor tabungan anak. Kemudian perusahaan dan manager harus dapat menerapakan strategi pemasaran secara langsung serta mengoptimalkan system promosi agar image pelopor tabungan anak dapat melekat di kalangan masyarakat atau nasabah. Manager perlu mengenali proses-proses yang terlibat dalam penciptaan strategi bauran pemasaran, hal ini dimaksudkan agar dapat dengan cepat mengetahui sebab akibat pada saat terjadi suatu kesalahan strategi maka manager dapat dengan cepat mengetahui sebab akibat dari kesalahan tersebut. Selain itu manager harus mengetahui siapa saja yang terlibat dalam proses-proses penciptaan strategi. Elemen-elemen terkait dapat dilihat pada Gambar 13.
Perolehan Hadiah Saldo Minimal Suku Bunga Branch Business Manager Biaya Admin
Team Leader Funding Funding Officer
FAKTOR AKTOR STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN MEGA PERDANA PT BANK MEGA CABANGDJUANDA BOGOR
TUJUAN
STRATEGI
Meningkatkan Penjualan Meningkatkan Daya Saing Saingkonsumen Meningkatkan Loyalitas Nasabah
Tingkatkan canvassing, cold calling, visit cust, penanganan problem tabungan
Meningkatkan kinerja ATM Bersama optimalkan teknologi Meningkatkan teknologi untuk promosi
Ciptakan produk dan fitur berkualitas Pertahankan pelayanan yang cepat tepat dan aman Merubah kebijakan saldo minimal
Gambar 13. Implikasi Manajerial
Meningkatkan krjsm dengan CT Corps Grup Tingkatkan kualitas layanan dan promosi
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan a.
Keberhasilan pemasaran tabungan Mega Perdana PT Bank Mega cabang Djuanda Bogor didukung faktor-faktor berikut:
Produk:
Tabungan Mega Perdana dilengkapi dengan kartu ATM dan buku
desain tokoh Trans Studio, fasilitas pemindahbukuan otomatis dari rekening orang tua ke rekening anak dan hadiah langsung pada saat pembukaan rekening. Harga: Harga dari tabungan Mega Perdana di jelaskan dengan setoran awal sebesar Rp. 10,000.00 , saldo minimal Rp. 100,00.00 , bunga tabungan 1% untuk saldo diatas Rp. 1,000,000.00 , biaya administrasi Rp. 5,000.00 Promosi:
Promosi di lakukan melalui kegiatan canvassing, visiting,
pameran, cold calling, dan referral. Place:
Cluster Bogor telah memiliki 7 kantor cabang pembantu untuk
melancarkan pertumbuhan bisnis kantor cabang Djuanda Bogor Proses: Alur pembukaan rekaning tabungan Mega Perdana terbagi menjadi 2 jenis yaitu: nasabah walk in, dan melalui marketing yang mendatangi nasabah langsung dan nasabah menitipkan formulir aplikasi pembukaan secara lengkap. Productivity and Quality: Bank Mega memperoleh penghargaan yang di tahun 2013 sebagai Best Bank urutan ke 14. Bukti Fisik: Kantor cabang Djuanda Bogor berada di Jl. Ir. H Djuanda no. 36-40 Bogor. Tersedia kendaraan opersional, Furniture dan peralatan kantor. Karyawan di wajibkan berpakaian kantor. Gedung kantor di pasang Totem Wallsign. Materi cetak dilihat pada kertas kop surat ”Bank Mega”, stempel berlogo Bank Mega, dan amplop. b.
Faktor-faktor lingkungan internal adalah: Memiliki system ATM yang sudah terhubung dengan system
ATM Bersama, Kuatnya layanan
pemasaran canvassing, hadiah pada saat pembukaan rekening, Kuatnya Sumber Daya Manusia, Penanganan keluhan nasabah secara tepat dan cepat.
c.
Faktor-faktor lingkungan eksternal adalah: Segmen pasar yang luas dan besar, Kesadaran msayarakat akan pentingnya menabung sejak dini, Perkembangan grup perusahaan CT Corps., Perkembangann Teknologi.
d.
Delapan strategi utama pemasaran yang tepat adalah: S1 : Meningkatkan pelayanan bagi nasabah seperti layanan canvassing, cold calling, dan visit costumer, serta penanganan problem tabungan. S2: Memaksimalkan penggunaan teknologi dalam meningkatkan system layanan meliputi layanan ATM Bersama, layanan nasabah yang datang langsung ke bank maupun layanan secara online dan meningkatkan kualitas produk. S3: Memaksimalkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan promosi yang lebih gencar dan menarik. S4: Melakukan pelatihan karyawan agar SOP tertata baik serta perbaikan system pembukaan rekening dan memaksimalkan kerjasama yang baik dengan perusahaan di CT Corps lainnya melalui pemberian voucher dari perolehan point saldo tabungan. S5: Menciptakan produk-produk yang berkualitas meningkatkan fitur pelayanan bagi nasabah. Strategi ini otoritas atas penerapannya hanya dapat dilakukan oleh Kantor Pusat sehingga Bank Mega cabang Djuanda hanya dapat mengajukan sebatas usulan untuk selanjutnya ditindaklanjuti oleh Kantor Pusat. S6: Mempertahankan pelayanan yang cepat dan aman untuk setiap pelayanan yang diberikan kepada nasabah. S7 : Meningkatkan kualitas pelayanan dan melakukan kegiatan promosi yang intensif dan agresif. S8: Menurunkan nilai saldo minimal yang disesuaikan dengan minat dan kesadaran anak-anak dalam menabung untuk strategi menurunkan saldo minimal, harus dilakukan oleh Kantor Pusat sebagai pemegang otoritas kebijakan. Bank Mega cabang Djuanda Bogor hanya dapat memberikan usulan kepada Kantor Pusat.
2. Saran
Berikut adalah saran yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan untuk memperkuat strategi pemasarannya: a) Meningkatkan kualitas produk dan pelayanan yang diberikan kepada nasabah b) Saldo minimal dan biaya administrasi yang rendah menjadi daya tarik tersendiri bagi nasabah untuk membuka rekening. Namun dikarenakan otoritas kebijakan atas penurunan saldo minimal tidak dapat dilakukan di kantor cabang, maka Branch Business Manager sebagai pimpinan tertinggi di Bank Mega cabang Djuanda Bogor perlu melakukan usulan kepada Divisi Pengembangan Produk di Kantor Pusat c) Meningkatkan citra sebagai bank yang aman dan terpercaya sehingga nasabah akan selalu manjadikan Bank Mega sebagai tujuannya dalam bertransaksi perbankan, hal ini sangat sesuai dengan Slogan Bank Mega yairu “Mega Tujuan Anda” d) Memanfaatkan banyaknya jumlah sekolah yang terdapat di kota Bogor sebagai target tempat yang berpotensi dalam peningkatan penjualan produk tabungan Mega Perdana e) Mengembangkan dan meningkatkan promosi dengan memanfaatkan media elektronik dan tekknologi agar produk tabungan Mega Perdana semakin dikenal oleh masyarakat sehingga dapa meningkatkan penjulan dan pencapaian target produk. Namun dikarenakan otoritas kebijakan atas penurunan saldo minimal tidak dapat dilakukan di kantor cabang, maka Branch Business Manager sebagai pimpinan tertinggi di Bank Mega cabang Djuanda Bogor perlu melakukan usulan kepada Divisi Pengembangan Produk di Kantor Pusat.
DAFTAR PUSTAKA
Accounting Bank Mega cabang Djuanda Bogor 2013 Assauri S. 2010. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo Persada. David F. 2009. Manajemen Strategis: Konsep-konsep (Buku 1, Edisi 12). Jakarta (ID): PT. Indeks Kelompok Gramedia. Dendawijaya. 2001. Manajemen Perbankan, Cetakan Pertama, Jakarta, (ID): Ghalia Indonesia. Fitryanty, Meriza. 2009. Analisis Strategi Bauran Pemasaran Produk Giro di PT Bank OCBC NISP, Tbk Cabang Pajajaran Bogor. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Human Resources Bank Mega cabang Djuanda Bogor 2013 Indonesia. 1998. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Sebagaimana Telah Diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998. Kotler P. 2007. Manajemen pemasaran, Analisis, Perencanaan, Pengendalian, (Buku 1, Edisi 12). Jakarta (ID): Erlangga. Kotler P dan Armstrong, G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Prentice Hall, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta (ID): Salemba Empat Kotler P dan Keller, K. L. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1. Jakarta (ID): Erlangga. Kotler P. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta (ID): Prenhallindo Kurniawati O. 2013. Analisis Strategi Pemasaran yang Efektif untuk Meningkatkan Jumlah Nasabah Tabungan Taharah pada BPRS PNM BINAMA Kantor Kas Tembalang. [Jurnal]. Semarang (ID): IAIN Semarang Lovelock, C. H dan Wright, L. K. 2007. Manajemen Pemasaran Jasa (terjemahan). Jakarta (ID): PT. Indeks Kelompok Gramedia. Marimin dalam Maghfiroh N. 2011. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Rantai Pasok. Bogor (ID): IPB Press. Morrisan 2007. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta (ID): Ramdina Prakarsa. Rangkuti F. 1997. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama. Saat, T. L. 2001. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin: Proses Hierarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi Kompleks. Jakarta (ID): PT. Pustaka Binaman Pressindo. Syafitri N. 2010. Strategi Pemasaran PT. BPRS Al Salaam Amal Salman Cabang Warung Jambu. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Tjiptono F. 2008. Strategi Pemasaran Edisi III. Yogyakarta (ID): Andi offset Umar H. 2001. Strategic Management. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama Umar H. 2003. Business an Introduction: Sebuah Buku yang akan menuntun anda untuk memahami dan memasuki dunia bisnis dengan segala Aspek, Kegiatan, Permasalahan, Pengelolaan dan Pengembangan. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama
Lampiran 1. Kuesioner penelitian SWOT Kuesioner Penelitian ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN TABUNGAN MEGA PERDANA PADA PT BANK MEGA,Tbk CABANG DJUANDA BOGOR
IDENTITAS RESPONDEN Nama Pekerjaan/Jabatan
: :
Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif dan benar adanya, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga diperlukan data yang valid dan akurat. Peneliti Zulaika Syafani Syafril H24096066
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Lanjutan Lampiran 1 PENENTUAN BOBOT Tujuan : Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategis internal maupun eksternal yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan produk Tabungan Mega Perdana pada PT Bank Mega,Tbk Cabang Djuanda Bogor. Petunjuk Umum: 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden. 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.
3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melalukan secara langsung (tidak menunda) untuk menghindari ketidakkonsistenan atas jawaban. 4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang tercantum dalam kuesioner ini, memiliki pandangan berbeda dengan responden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat.
Petunjuk Khusus : Nilai diberikan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor (vertikalhorizontal) berdasarkan kepentingannya atau pengaruhnya terhadap produk vertical garden. Untuk menentukan bobot setiap faktor digunakan skala 1,2 dan 3 dengan keterangan skala sebagai berikut :
Nilai 1 : jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal Nilai 2 : jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal Nilai 3 : jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Asumsi : Jika A terhadap B =3, maka B terhadap A = 1 ( A lebih penting daripada B, atau B kurang penting daripada A) Jika A terhadap B = 2, maka B terhadap A =2 ( A dan B sama penting)
Lanjutan Lampiran 1 PENENTUAN RATING Tujuan : Mendapatkan penilaian dari para responden mengenai faktor-faktor strategik internal maupun eksternal, yaitu dengan cara pemberian peringkat terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan produk Tabungan Mega Perdana pada PT Bank Mega, Tbk Cabang Djuanda Bogor.
Petunjuk Umum : 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden. 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden. 3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melalukan secara langsung (tidak menunda) untuk menghindari ketidakkonsistenan atas jawaban.
4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang tercantum dalam kuesioner ini, memiliki pandangan berbeda dengan responden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat.
Petunjuk Khusus : 1. Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor strategik internal (kekuatan dan kelemahan) adalah sebagai berikut ; 1= kelemahan utama, 2 = kelemahan kecil, 3 = kekuatan kecil, 4 = kekuatan utama 2. Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor strategik eksternal (peluang dan ancaman) adalah sebagai berikut: 1 = Jawaban sangat rendah 2 = Jawaban rendah 3 = Jawaban tinggi 4 = Jawaban sangat tinggi Pemberian peringkat masing-masing faktor strategik dilakukan dengan memberikan tanda (√) pada skala likert (1-4) yang paling sesuai menurut responden.
Lanjutan Lampiran 1 Penentuan Rating Faktor Strategis Internal Produk Tabungan Mega Perdana Rating
Faktor Penentu 1
No Kekuatan 1
Memiliki system ATM yang sudah terhubung ke ATM Bersama
2
Kuatnya layanan pemasaran Canvassing
3
Hadiah pada saat pembukaan rekening
4
Sumber Daya Manusia yang berkualitas
5
Penanganan keluhan nasabah secara tepat dan cepat Kelemahan
6
Saldo minimal yang tinggi
7
Tema dan Tokoh Kartun kurang dikenal
8
Biaya Administrasi bulanan
2
3
4
9
Kurangnya promosi
Penentuan Rating Faktor Strategis Internal Produk Tabugan Mega Perdana Faktor Penentu NO
Rating 1
2
3
4
Peluang 1
Segmen pasar yang relative luas dan besar
3
Kesadaran masayarakat akan pentingnya menabung sejak dini Perkembangan grup perusahaan CT Corps
4
Perkembangan Teknologi
5
Ancaman Tingginya tingkat persaingan
6
Brand imange dari pesaing
7
Fitur pelayanan yang ditawarkan pesaing
8
Promosi dan inovasi pesaing
2
Lampiran 2. Pertanyaan wawancara ke perusahaan DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA PT BANK MEGA,Tbk CABANG DJUANDA BOGOR I.
Pertanyaan Tentang Gambaran Umum Perusahaan 1. Bagaimana sejarah berdirinya PT Bank Mega, Tbk Cabang Djuanda Bogor ? 2. Apa visi, misi dan tujuan dari PT Bank Mega, Tbk Cabang Djuanda Bogor ? 3. Bagaimana struktur organisasi, tugas dan wewenang setiap jabatan ? 4. Bagaimana status badan hukumnya ? 5. Unit apa saja yang ada di PT Bank Mega, Tbk Cabang Djuanda Bogor? 6. Keuntungan apa saja dari Tabungan Mega Perdana?
II. Pertanyaan Mengenai Segmentation, Targetting, dan Positioning
1. Segmen pasar mana yang dituju oleh PT Bank Mega, Tbk Cabang Djuanda Bogor berikut:
untuk produk Tabungan Mega Perdana berdasarkan kriteria
a. Segmentasi geografik b. Segmentasi demografik c. Segmentasi psikografik d. Segmentasi perilaku 2. Mengapa perusahaan memilih segmen pasar tersebut? 3. Apakah ada pesaing yang menguasai segmen pasar tersebut? Ya Sebutkan.................................................................................. Tidak 4. Siapa yang menjadi target pasar dari PT Bank Mega, Tbk Cabang Djuanda Bogor ? 5. Mengapa perusahaan memilih target pasar tersebut? 6. Apakah ada target pasar lain yang lebih menguntungkan? Ya Sebutkan........................................................................................... Tidak Lanjutan Lampiran 2 7. Posisi apa yang ingin ditempati oleh PT Bank Mega, Tbk Cabang Djuanda Bogor ? 8. Mengapa perusahaan memilih posisi tersebut? 9. Apa saja hal-hal yang dilakukan untuk mendapatkan posisi tersebut?
III. Pertanyaan mengenai Bauran Pemasaran 1. Produk Tabungan Mega Perdana a. Bagaimana proses produksi Tabungan Mega Perdana? b. Bagaimana dengan inovasi produk Tabungan Mega Perdana? 2. Promosi a. Bagaimana bentuk kegiatan promosi terhadap produk Kredit usaha mikro yang dilakukan oleh PT Bank Mega, Tbk Cabang Djuanda Bogor?
b. Bentuk promosi apa yang menjadi andalan untuk menunjang kegiatan pemasaran produk Tabungan Mega Perdana? 3. Tempat
a. Apa yang menjadi alasan di buka nya Kantor Cabang PT Bank Mega, Tbk Cabang Djuanda Bogor tepatnya di Jl. Ir H. Djuanda Bogor ? b. Bagaimana tata letak dari ruang atau gedung PT Bank Mega, Tbk Cabang Djuanda Bogor? 4. Harga a. Siapa yang menentukan harga? b. Bagaimana cara penetapan harga ? 5. People a. Berapa jumlah karyawan PT Bank Mega, Tbk Cabang Djuanda Bogor? b. Bagaimana Job description yang terdapat di PT Bank Mega, Tbk Cabang Djuanda Bogor? c. Pendidikan dan pelatihan apa saja yang sudah dilakukan untuk memperbaiki kualitas SDM (Sumber Daya Manusia)? d. Apa masalah ketenagakerjaan yang dihadapi 6. Proses
a. Bagaimana prosedur penerimaan dan identifikasi nasabah? Lanjutan Lampiran 2 b. Bagaimana prosedur penerimaan dan persetujuan pembukaan rekening Tabungan Mega Perdana? c. Bagaimana prosedur penanganan permasalahan pada Tabungan Mega Perdana? 7. Kinerja
a. Bagaimana kinerja yang telah dicapai oleh PT Bank Mega, Tbk Cabang Djuanda Bogor?
b. Apa saja upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas baik
dari segi kinerja karyawan maupun produk, terutama
untuk produk Tabungan Mega Perdana? 8. Bukti Fisik
Apa bentuk penghargaan sebagai bukti dari kualitas produk Tabungan Mega Perdana dan sebagai usulan nilai tambah bagi nasabah? IV.
Pertanyaan Tentang Lingkungan Eksternal. 1. Lingkungan Jauh a. Bagaimana pengaruhnya lingkungan demografi, ekonomis, teknologi, politik, dan kultural terhadap produk Tabungan Mega Perdana? b. Bagaimana Teknologi yang digunakan oleh perusahaan? 2. Lingkungan Industri a. Siapakah pesaing terbesar untuk produk Tabungan Mega Perdana, apa saja kelebihan dan kekurangannya dibandingkan dengan Perusahaan PT Bank Mega, Tbk cabang Djuanda Bogor ? b. Apakah banyak muncul pendatang baru bagi bisnis ini ? c. Apakah konsumen mempengaruhi permintaan produk Tabungan Mega Perdana yang akan ditawarkan oleh perusahaan, jelaskan ? d. Adakah produk substitusi bagi Tabungan Mega Perdana, bagaimana pengaruhnya produk substitusi ini terhadap Tabungan Mega Perdana ? e. Bagaimana pengaruh stakeholder terhadap perusahaan ?
Lanjutan Lampiran 2 f. Bagaimana pengaruh kebijakan politik atau hukum pemerintah terhadap pemasaran produk kredit usaha mikro yang dilakukan PT Bank Mega, Tbk cabang Djuanda Bogor g. Apakah terdapat Undang-Undang yang memiliki pengaruh terhadap berlangsungnya
kegiatan
pemasaran
produk
Tabungan
MegaPerdana ? Ya Sebutkan....................................................................................
Tidak h. Bagaimana pengaruh dari kondisi ekonomi Indonesia saat ini terhadap kebijakan perusahaan? i.
Bagaimana pengaruh inflasi yang cukup tinggi bagi perusahaan?
j.
Bagaimana pengaruh suku bunga bagi perusahaan?
k. Apakah
gaya
hidup
masyarakat
yang
semakin
beragam
mempengaruhi kegiatan pemasaran PT Bank Mega, Tbk cabang Djuanda Bogor Ya Sebutkan.............................................................................................. ........... Tidak
Lampiran 3. Kuesioner penelitian AHP KUISIONER PENELITIAN PENENTUAN PRIORITAS STRATEGI PEMASARAN MELALUI ANALITYCAL HIERARCY PROCESS (AHP) ANALISIS BAURAN PEMASARAN PRODUK TABUNGAN MEGA PERDANA PT . BANK MEGA, Tbk CABANG DJUANDA BOGOR IDENTITAS RESPONDEN Nama Jabatan
:…………………………. :………………………….
Diharapkan bapak/Ibu dapat mengisi kuisioner ini secara objektif dan benar, karena kuisioner penelitianini diperuntukan bagi penyusunan karya ilmiah Peneliti Zulaika Syafani Syafril H24096066
PROGRAM SARJANA ALIH MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013 Lanjutan Lampiran 3 PENENTUAN PEMBOBOT Tujuan : Mendapatkan penilaian patra responden mengenail pemilihan prioritas stragei pemasaran Tabungan Mega Perdana di PT Bank Mega cabang Djuanda Bogor Petunjuk umum: 1. Pengisina kuisioner dilakukan secara tertulis oleh responden 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden 3. Dalam pengisina kuisioner, responden diharapkan melakukan secara langsung (tidak menunda) untuk menghindari ketidak konsistenan jawaban. 4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang sudah tercantum dalam kuisioner ini, dengan alasasan yang jelas dan kuat Petunjuk Penilaian Skala Banding: Keterangan: V : Elemen Vertikal H : Elemen Horizontal 1. Nilai 1 : Bila V sama penting dengan H
1 2 3
ELEMEN VERTIKAL
2. Nilai 3 : Bila V sedikit lebih penting dibandingkan H 3. Nilai 1/3 : Bila V sedikit kurang penting dibandingkan H 4. Nilai 5 : Bila V jelas lebih pentting dibandingkan H 5. Nilai 1/5 : Bila V jelas kurang penting dari pada H 6. Nilai 7 : Bila V sangat jelas lebih penting dibandingkan H 7. Nilai 1/7 : Bila V sangat jelas kurang penting dibandingkan H 8. Nilai 9 : Bila V mutlak lebih penting dibandingkan H 9. Nilai 1/9 : Bila V mutlak kurang penting di bandingkan H Nilai-nilai skala banding genap (2, 4, 6, 8, atau ½, ¼, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua pertimbangan yang berdekatan (berada diantara dua nilai ganjil). Misalnya pada kasusu V dibandingkan dengan H, nilai V sedikit lebih penting hingga lebih penting Lanjutan Lampiran 3 dibandingkan H, maka nilai skala pembanding yang diberikan adalah antara 3 dan 5, yaitu 1 dan ¼, dan sebaliknya. BAGIAN 1 Instruksi 1 Dalam pemilihan prioritas bauran pemasaran produk Tabungan Mega Perdana di PT Bank Mega, tbk, maka terdapat beberapa factor yang mempengaruhinya. Bandingkan sebearapa penting factor-faktor dibawah ini dalam upaya pemilihan bauran pemasaran produk Tabungan Mega Perdana di PT Bank Mega, Tbk ELEMEN HORIZONTAL NO FAKTOR A B C D
4
SALDO MINIMAL
A
PROMO HADIAH
B
SUKU BUNGA
C
BIAYA ADMIN
D
1
2
ELEMEN VERTIKAL
BAGIAN 2 Dari factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pemasaran perusahaan, maka perlu diperhatikan actor-aktor yang berperan. Instruksi 2.1 Bandingkan seberapa penting actor-aktor dibawah ini , sehubungan dengan promo hadiah. ELEMEN FAKTOR HORIZONTAL NO A B C BRANCH BUSINESS MANAGER
A
TEAM LEADER FUNDING
B
1
2
3
ELEMEN VERTIKAL
3 FUNDING OFFICER C Lanjutan Lampiran 3 Instruksi 2.2 Bandingkan seberapa penting actor-aktor dibawah ini, sehubungan dengan factor setoran awal ELEMEN HORIZONTAL NO FAKTOR A B C BRANCH BUSINESS MANAGER
A
TEAM LEADER FUNDING
B
FUNDING OFFICER
C
1
2
3
ELEMEN VERTIKAL
Instruksi 2.3 Bandingkan seberapa penting actor-aktor dibawah ini, sehubungan dengan factor suku bunga ELEMEN FAKTOR HORIZONTAL NO A B C BRANCH BUSINESS MANAGER
A
TEAM LEADER FUNDING
B
FUNDING OFFICER
C
1
2
3
ELEMEN VERTIKAL
Lanjutan Lampiran 3 Instruksi 2.4 Bandingkan seberapa penting altor-aktor dibawah ini, sehubungan dengan factor biaya admin ELEMEN FAKTOR HORIZONTAL NO A B C BRANCH BUSINESS MANAGER
A
TEAM LEADER FUNDING
B
FUNDING OFFICER
C
ELEMEN VERTIKAL
BAGIAN 3 Dari actor-aktor yang mempengaruhi pemilihan factor-faktor strategi pemasaran perusahaan, maka perlu diperhatikan tujuan yang ingin dicapai. Instruksi 3.1 Bandingkan seberapa penting tujuan dibawah ini, sehubungan dengan actor branch business manager ELEMEN HORIZONTAL NO FAKTOR A B C MENINGKATKAN 1 PENJUALAN A MENINGKATKAN 2 DAYA SAING B 3
MEMPERTAHANKAN LOYALITAS NASABAH C
ELEMEN VERTIKAL
Lanjutan Lampiran 3 Instruksi 3.2 Bandingkan seberapa penting tujuan dibawah inim sehubungan dengan actor Team Leader Funding ELEMEN HORIZONTAL NO FAKTOR A B C MENINGKATKAN 1 PENJUALAN A MENINGKATKAN 2 DAYA SAING B 3
MEMPERTAHANKAN LOYALITAS NASABAH C
ELEMEN VERTIKAL
Instruksi 3.3 Bandingkan seberapa penting tujuan di bawah ini, sehubungan dengan actor Funding Officer ELEMEN HORIZONTAL NO FAKTOR A B C MENINGKATKAN 1 PENJUALAN A MENINGKATKAN 2 DAYA SAING B 3
MEMPERTAHANKAN LOYALITAS NASABAH C
Lanjutan Lampiran 3 BAGIAN 4 Instruksi 4.1 Untuk mencapai tujuan-tuuan strategi pemasaran maka diperlukan prioritas strategi pemasaran yang tepat. Bandingkan seberapa penting strategi dibawah ini dalam upaya mencapai tujuan Meningkatkan penjualan NO
STRATEGI Seiring dengan perkembangan usaha yang semakin tumbuh dan menjamurnya sektor usaha maka diharapkan pihak perusahaan tetap meningkatkan layanan cold calling, visit costumer dan penanganan problem tabungan agar segmen pasar dapat diperluas dan tumbuh
1
Teknologi yang sedang berkembang dapat dijadikan pendukung penjualan produk tabungan yang beragam dimana disediakan hadiah pada saat pembukaan rekening, selain itu teknologi yang berkembang juga dapat dimanfaatkan untuk terus meningkatkan sistem link ATM Bersama
2
Memaksimalkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan mengoptimalkan kualitas pelayanan dan mengoptimalkan strategi promosi sehingga dapat meningkatkan segmen pasar serta membantu perkembangan bisnis yang semakin tumbuh
4
5
6
7
8
ELEMEN VERTIKAL
3
Seiring dengan menjamurnya sektor usaha dibidang pendidikan, maka diharapkan diadakannya pelatihan karyawan secara merata agar peraturan atau standar Oprasional tertata dengan baik serta memperbaiki sistemn pembukaan rekening tabungan agar nasabah tertarik membuka rekening Tabungan Mega Perdana dan memaksimalkan kerjasama dengan perusahaan di CT Corps. Fitur pelayanan pesaing yang semakin banyak dan promosi yang semakin gencar di tingkat persaingan yang tinggi merupakan pendorong bagi perusahaan agar tetap mempertahankan layanan cold calling, link ATM bersama yang semakin mudah serta meningkatkan hadiah pembukaan yang beragam menjadi semakin kreatif dan berkualitas Mempertahankan persyaratan pembukaan rekening yang mudah, pelayanan penanganan problem tabungan agar dapat mengganti brand image pesaing dengan brand image perusahaan Dalam tingkat persaingan yang tinggi promosi pesaing lebih optimal, suatu perusahaan harus mampu berpikir kreatif dalam memperbaiki fitur pelayanan, meningkatkan sistem promosi yang lebih optimal dibanding layanan dan promosi pihak pesaing
A
A
B
C
D
E
F
G
Menurunkan saldo minmal , hal ini dapat membuat brand image pesaing terganti H
ELEMEN HORIZONTAL B C D E F G
H
Lanjutan Lampiran 3 Instruksi 4.2 Untuk mencapai tujuan-tujuan strategi pemasaran maka diperlukan prioritas strategi pemasaran yang tepat. Bandingkan seberapa penting strategi dibawah ini dalam upaya mencapai tujuan Meningkatkan daya saing. NO
STRATEGI Seiring dengan perkembangan usaha yang semakin tumbuh dan menjamurnya sektor usaha maka diharapkan pihak perusahaan tetap meningkatkan layanan cold calling, visit costumer dan penanganan problem tabungan agar segmen pasar dapat diperluas dan tumbuh
1
3
Memaksimalkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan mengoptimalkan kualitas pelayanan dan mengoptimalkan strategi promosi sehingga dapat meningkatkan segmen pasar serta membantu perkembangan bisnis yang semakin tumbuh
4
5
ELEMEN VERTIKAL
2
Teknologi yang sedang berkembang dapat dijadikan pendukung penjualan produk tabungan yang beragam dimana disediakan hadiah pada saat pembukaan rekening, selain itu teknologi yang berkembang juga dapat dimanfaatkan untuk terus meningkatkan sistem link ATM Bersama
Seiring dengan menjamurnya sektor usaha dibidang pendidikan, maka diharapkan diadakannya pelatihan karyawan secara merata agar peraturan atau Standar Oprasional tertata dengan baik serta memperbaiki sistemn pembukaan rekening tabungan agar nasabah tertarik membuka rekening Tabungan Mega Perdana dan memaksimalkan kerjasama dengan perusahaan di CT Corps. Fitur pelayanan pesaing yang semakin banyak dan promosi yang semakin gencar di tingkat persaingan yang tinggi merupakan pendorong bagi perusahaan agar tetap mempertahankan layanan cold calling, link ATM bersama yang semakin mudah serta meningkatkan hadiah pembukaan yang beragam menjadi semakin kreatif dan berkualitas
6
Mempertahankan persyaratan pembukaan rekening yang muda, penanganna problen tolakan agar dapat mengganti brand image pesaing dengan brand image perusahaan
7
Dalam tingkat persaiangan yang tinggi promosi pesaing lebih optimal, suatu perusahaan harus mampu berpikir kreatif dalam memperbaiki fitur pelayanan, meningkatkan sistem promosi yang lebih optimal dibanding layanan dannprosmosi pihak pesaing
A
A
B
C
D
E
F
G
Menurunkan saldo minmal , hal ini dapat membuat brand image pesaing terganti 8
H
ELEMEN HORIZONTAL B C D E F G
H
Lanjutan Lampiran 3 Instruksi 4.3 Untuk mencapai tujuan-tujuan strategi pemasaran maka diperlukan prioritas strategi pemasaran yang tepat. Bandingkan seberapa penting strategi di bawah ini dalam upaya mencapai tujuan Mempertahankan loyalitas nasabah NO
STRATEGI Seiring dengan perkembangan usaha yang semakin tumbuh dan menjamurnya sektor usaha maka diharapkan pihak perusahaan tetap meningkatkan layanan cold calling, visit costumer dan penanganan problem tabungan agar segmen pasar dapat diperluas dan tumbuh
1
3
Memaksimalkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan mengoptimalkan kualitas pelayanan dan mengoptimalkan strategi promosi sehingga dapat meningkatkan segmen pasar serta membantu perkembangan bisnis yang semakin tumbuh
4
5
ELEMEN VERTIKAL
2
Teknologi yang sedang berkembang dapat dijadikan pendukung penjualan produk tabungan yang beragam dimana disediakan hadiah pada saat pembukaan rekening, selain itu teknologi yang berkembang juga dapat dimanfaatkan untuk terus meningkatkan sistem link ATM Bersama
Seiring dengan menjamurnya sektor usaha dibidang pendidikan, maka diharapkan diadakannya pelatihan karyawan secara merata agar peraturan atau standar Oprasional tertata dengan baik serta memperbaiki sistemn pembukaan rekening tabungan agar nasabah tertarik membuka rekening Tabungan Mega Perdana dan memaksimalkan kerjasama dengan perusahaan di CT Corps. Fitur pelayanan pesaing yang semakin banyak dan promosi yang semakin gencar di tingkat persaingan yang tinggi merupakan pendorong bagi perusahaan agar tetap mempertahankan layanan cold calling, link ATM bersama yang semakin mudah serta meningkatkan hadiah pembukaan yang beragam menjadi semakin kreatif dan berkualitas
6
Mempertahankan persyaratan pembukaan rekening yang muda, penanganna problen tolakan agar dapat mengganti brand image pesaing dengan brand image perusahaan
7
Dalam tingkat persaiangan yang tinggi promosi pesaing lebih optimal, suatu perusahaan harus mampu berpikir kreatif dalam memperbaiki fitur pelayanan, meningkatkan sistem promosi yang lebih optimal dibanding layanan dannprosmosi pihak pesaing
A
A
B
C
D
E
F
G
Menurunkan saldo minmal , hal ini dapat membuat brand image pesaing terganti 8
H
ELEMEN HORIZONTAL B C D E F G
H